Kata Kunci : Urea, Urine Sapi, Pupuk Cair, Padi (Oryza Sativa)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Urea, Urine Sapi, Pupuk Cair, Padi (Oryza Sativa)"

Transkripsi

1 Aplikasi Urine Sapi Dengan Inokulan Bakteri Dan Urea Terhadap Tanaman Padi (Oryza Sativa.sp) Dwita Indrarosa ABSTRAK Salah satu upaya peningkatan produksi tanaman pangan adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan yang seimbang akan memacu pertumbuhan tanaman secara optimal. menggunakan pupuk anorganik secara massal dan terus menerus menyebabkan terjadinya proses degradasi kesuburan lahan pertanian terutama pada lahan sawah yaitu ditunjukkan dengan menurunnya kualitas sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang mengakibatkan rendahnya kandungan bahan organik terutama pada lahan sawah, bahkan juga terjadi penurunan ph tanah. Kondisi tersebut menuntut penggunaan dosis pupuk anorganik dalam jumlah yang semakin tinggi dan ditambah dengan pemberian bahan pembenah tanah untuk meningkatkan ph, guna mempertahankan tingkat produktivitas yang diinginkan. Dari hasil analisis terlihat bahwa variabel yang tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan adalah tinggi tanaman H(68,67), persentase malai produktif H (89,44), panjang malai H (18,33 cm), berat kering oven H (5,07), gabah kering oven H (4,13).Sedangkan variabel yang berpengaruh sangat nyata adalah jumlah anakan maksimum H (18,33), jumlah anakan produktif H (16,00), bobot gabah kering panen H(33,15), berat per volume H (119,08). Dari hasil analisis statistik terlihat bahwa variabel perlakuan H memiliki rata-rata tertinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa perlakuan ini merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan rata-rata tertinggi pada semua variabel yang diteliti. Kata Kunci : Urea, Urine Sapi, Pupuk Cair, Padi (Oryza Sativa) 1

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan sebagai sumber energi yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Salah satu upaya peningkatan produksi tanaman pangan adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan yang seimbang akan memacu pertumbuhan tanaman secara optimal. Sejak tahun 1970 an, lahan lahan pertanian di Indonesia mulai menggunakan pupuk anorganik secara massal dan terusmenerus. Hal ini menyebabkan terjadinya proses degradasi kesuburan lahan pertanian terutama pada lahan sawah yaitu ditunjukkan dengan menurunnya kualitas sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang mengakibatkan rendahnya kandungan bahan organik terutama pada lahan sawah, bahkan juga terjadi penurunan ph tanah. Kondisi tersebut menuntut penggunaan dosis pupuk anorganik dalam jumlah yang semakin tinggi dan ditambah dengan pemberian bahan pembenah tanah untuk meningkatkan ph, guna mempertahankan tingkat produktivitas yang diinginkan. Disamping pupuk anorganik, pupuk organik dan pembenah tanah, pada saat ini banyak berkembang jenis pupuk lainnya yaitu pupuk hayati yang mempunyai peranan yang cukup penting untuk meningkatkan produktivitas dan kesuburan lahan. Pupuk kandang ternak merupakan bahan pembenah tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimiawi tanah sehingga dapat mempertahankan kesuburan tanah (Sutedjo, 2008). Sarief (1985) bahkan menggolongkan pupuk kandang sebagai penyubur terbaik dari sekian jenis pupuk bahkan dari pupuk anorganik sekalipun. Hal ini disebabkan pupuk kandang (a) merupakan humus, (b) sebagai sumber hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang amat penting bagi tanaman, (c) menaikkan daya tahan air, dan (d) banyak mengandung mikrorganisme. Kandungan bahan organik pada lahan pertanian terutama lahan sawah semakin menipis hingga kurang dari 2% bahkan di Pulau Jawa hanya sekitar 1%. Kondisi normal kesuburan lahan sawah mengandung bahan organik 3 5% (Badan Litbang Pertanian, 2009). Hal ini merupakan permasalahan yang sangat serius 2

3 karena dapat mengganggu pencapaian program ketahanan pangan nasional akibat dari penurunan produktivitas pertanian. Oleh karena itu program perbaikan kesuburan lahan pertanian melalui peningkatan kandungan bahan organik tanah merupakan hal yang sangat mendesak untuk dilaksanakan. Di antara ragam pupuk organik adalah pupuk organik cair. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang memanfaatkan penyerapan melalui daun. Menurut Agustina (1990), selsel penting yang berperan di dalam mekanisme serapan unsur hara melalui daun adalah epidermis, sel penjaga, stomata, mesofil, dan seludang pembuluh. Pupuk yang disemprotkan ke daun masuk ke dalam stomata secara difusi dan selanjutnya masuk ke dalam sel-sel kloroplas baik yang ada di dalam selsel penjaga, mesofil maupun seludang pebuluh (Agustina, 1990). Penyerapan unsur hara melalui daun berjalan lebih cepat daripada penyerapan melalui akar, sehingga tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas (Lingga dan Marsono, 2007). Nitrogen yang merupakan salah satu unsur penting untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetatif menurut Sarif (1985) cara pemupukannya lebih efektif bila melalui daun (Sarif, 1985). Berdasarkan pernyataan di atas, maka pengkaji mencoba mengkombinasikan pupuk cair dari urine sapi dan penggunaan pupuk Urea. Dimana Pengkaji mengambil judul KAJIAN APLIKASI PUPUK ORGANIK ( URINE SAPI ) DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI AZOTOBACTER DAN RUMINO BACILLUS SERTA EM4 PADA TANAMAN PADI SISTEM PERTANIAN ORGANIK. 1.2 Rumusan Masalah Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah apakah kombinasi pupuk organik cair dengan pupuk Urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Padi (Oryza Sativa)? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk organik cair dengan penggunaan pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Padi (Oryza Sativa) b. Untuk mengetahui jenis kombinasi terbaik antara pupuk organik cair dengan penggunaan pupuk Urea 3

4 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Padi (Oryza Sativa). 1.4 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah kombinasi pupuk organik cair dengan Azotobacter berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Padi (Oryza Sativa). 1.5 Manfaat Pengkajian Bagi masyarakat a. Memberi informasi pada masyarakat tentang perlunya pengembangan sistem pertanian organik agar tercipta pertanian yang berkelanjutan. b. Memberikan informasi tentang cara budidaya tanaman Padi (Oryza Sativa) secara organik. c. Mendukung upaya pendayagunaan kembali pupuk organik khususnya pupuk kandang dan pupuk cair di masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik Bagi Pengkaji - Ikut serta menginformasikan perkembangan teknologi budidaya tanaman Padi (Oryza Sativa) secara organik sehingga akan menarik petani untuk mencobanya. - Meyakinkan pengkaji tentang pengaruh penggunaan pupuk organic dan Urea terhadap pertumbuhan tanaman Padi (Oryza Sativa). - Untuk membantu penyusunan modul / bahan tayang. 1.6 Batasan Masalah 1. Pupuk kandang yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang sapi dan urine sapi. 2. Yang dimaksud pupuk organik cair pada penelitian ini adalah pupuk organik cair menurut masyarakat "umum". Sebab hanya unsur kimianya saja yang dapat diserap tanaman sehingga lebih tepat digolongkan sebagai pupuk organik. 3. Pupuk anorganik yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk Urea 4. Tanaman Padi (Oryza Sativa) yang digunakan adalah varietas Inpari Parameter pertumbuhan pada penelitian ini meliputi Tinggi tanaman maksimum, Jumlah anakan per rumpun, Panjang Malai, Jumlah Malai, Jumlah gabah isi, Jumlah Gabah hampa, Bobot seribu butir, Saat 50% bunga, saat 80% bunga. 4

5 II. KERANGKA TEORITIK 2.1 Telaahan Penelitian Terdahulu Menurut Nurjaya dan Setyorini (2009) yang meneliti sustitusi pupuk kimia dan pupuk organik cair pada tanaman padi sawah berpendapat bahwa menggantikan pupuk urea secara umum dapat menggunakan pupuk organik cair. Substitusi ini mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi, jumlah anakan dan bobot jerami yang setara dengan pemberian pupuk NPK. Peneliti lain, Sulistyawati dan Nugraha (2008) melaporkan bahwa kompos sampah organik dapat menggantikan penggunaan pupuk kimia sampai 50% dari dosis standar pada tanaman padi. Pada dosis pemupukan tersebut produktifitas padi dapat dipertahankan. Unsur hara N berperan penting pada fase pertumbuhan dan generatif tanaman. Henry 1988, dalam Facthur dan Sugiyanti, 2009) menyatakan bahwa nitrogen yang terdapat di dalam pupuk organik padat tersedia perlahan-lahan bagi tanaman. Adanya penambahan pupuk organik cair diharapkan dapat mengatasi kekurangan pupuk padat. Pemberian pupuk organik cair pada tanaman padi diduga akan mempercepat sintesis asam amino dan protein sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwidodo (1992, dalam Hadi 2005) bahwa pupuk organik cair mengandung unsur Kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion ammonium. Unsur kalium juga berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel. Poerwowidodo (1992, dalam Hadi 2005) menyatakan bahwa unsur Fosfor berperan dalam menyimpan dan memindahkan energi untuk sintesis karbohidrat, protein, dan proses fotosintesis. Senyawa hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk senyawa organik yang kemudian dibebaskan dalam bentuk ATP untuk pertumbuhan tanaman. Asam Humat dan asam Folat serta zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam pupuk organik cair akan mendukung dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil penelitian Suprio Guntoro, dosis penggunaan pupuk cair RB yang dianjurkan pada tanaman semusim adalah 2 ton/ha 5

6 dan untuk tanaman perkebunan dengan umur 4-6 tahun adalah 5 liter/pohon Landasan Teori Karakteristik Pupuk Organik Berdasarkan komponen utama penyusunnya, pupuk dibedakan atas pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk yang bahan bakunya berasal dari sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya tidak serupa lagi dengan aslinya. Pupuk anorganik yaitu pupuk yang bahan bakunya berasal dari bahan mineral, senyawa kimia yang telah diubah menjadi proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Cair dapat dibuat dari bahan-bahan organik berbentuk cair dengan cara mengomposkan dan memberi aktivator pengomposan sehingga dapat dihasilkan pupuk organik cair yang stabil dan mengandung unsur hara yang lengkap. Menurut Haga (1999) pupuk cair dapat diproduksi dari limbah industri peternakan (limbah cair dan setengah padat/slurry) yaitu melalui pengomposan dan aerasi. Pemberian pupuk cair dilakukan dengan menyiramkannya kepada tanah dan ada baiknya segera dicampurkan dengan tanah setelah disiramkan. Menurut Buckman dan Brady (1982) terdapat tiga metode pokok dalam pemberian pupuk cair yaitu a) pemberian langsung pada tanah b) pemberian dalam air irigasi c) penyemprotan tanaman dengan pupuk larutan yang tepat Pemupukan Unsur N, P, dan K pada Tanaman Menurut Sutedjo (1994), pupuk merupakan kegiatan penambahan atau pemberian bahan-bahan atau zat-zat kepada tanah atau tanaman untuk melengkapi unsur hara yang tidak cukup yang terkandung di dalamnya, dengan meninjau beberapa segi yaitu segi teknis, keuangan, sosial ekonomi dan lainnya. Marsono dan Sigit (2001) menyatakan pemupukan bermanfaat untuk menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman serta membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang. Pupuk adalah bahan organik atau anorganik, alami maupun buatan yang ditambahkan dan dapat meningkatkan 6

7 kesuburan media tanam dengan menambah satu atau lebih hara esensial (Foth, 1990). Menurut Sarief (1986) pupuk merupakan bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan tujuan untuk menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah yang sesuai untuk kebutuhan tanaman. Unsur hara N, P, dan K merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman, unsurunsur ini tidak cukup tersedia di dalam tanah dan terus berkurang karena akan diambil untuk pertumbuhan tanaman dan terangkut pada waktu panen, tercuci, menguap, dan terbawa erosi. Untuk mencukupi kekurangan kebutuhan unsur hara tersebut dilakukan pemupukan. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Kaji Widya Yang digunakan dalam pengkajian ini adalah Rancangan Acak Kelompok. 3.2 Ruang Lingkup Kajiwidya Adapun Ruang Lingkup Kajiwidya adalah untuk : - Mengamati pertumbuhan tanaman padi 3.3 Populasi Sampel dan Besaran Sampel Sampel yang digunakan pada kajian ini dilakukan dengan 8 perlakuan yang diulang 3 kali. Sehingga sampel yang digunakan berjumlah 100 bibit tanaman. 3.4 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur Pengumpulan Data yang dilakukan adalah dengan mengamati perkembangan tanaman. Dimana Parameter yang diamati meliputi : tinggi tanaman dan jumlah malai dan anakan setiap dua minggu sampai panen dalam 3 bulan kemudian. Selain itu ditambah dengan pengamatan bobot segar dan bobot kering. 3.5 Teknik Analisis Data Metodologi Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Randomized Block Design), dengan 11 perlakuan diulang 3 kali. Penggunaan Urea masing-masing 10 gr, dan penggunaan Urine dengan komposisi 100 ml, 150 ml dan 200 ml. Adapun susunan perlakuan dan takaran pupuk disajikan pada tabel

8 Perlakuan pengkajian akan terbagi dalam 8 perlakuan diantaranya : Tabel Perlakuan Pupuk Terhadap Tanaman Sawi No Perlakuan NPK Urea Urine Sapi (gr) (gr) (ml/minggu) 1 A Tanpa perlakuan B Anorganik C Urine Sapi (EM4) D Urine Sapi (EM4) E Urine Sapi (EM4 + A) F Urine Sapi (EM4 + A) G Urine Sapi (RBA) H Urine Sapi (RBA) 200 Perlakuan akan diberikan mulai 7 HST untuk perlakuan pertama dan 14 HST untuk perlakuan kedua, kemudian 28 HST dan 35 HST terhadap masing-masing kombinasi perlakuan. Analisa dasar tanah dan bahan dasar pembuatan pupuk cair di lakukan di Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Contoh tanah diambil dari kedalaman 0-20 cm, sebelum dilakukan pengolahan tanah, pada areal tidak dekat galengan, jalan, saluran air, bekas penumpukan atau bekas sisa hasil tanaman atau pupuk lainnya. Contoh kompos yang digunakan adalah berasal dari kotoran sapi yang telah difermentasi selama 21 hari. Dan media tanam yang digunakan adalah perbandingan antara tanah dan kompos yaitu 1:1. Benih Padi (Oryza Sativa) yang digunakan sebagai tanaman indicator adalah Inpari 13. Benih dikecambahkan terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke dalam kantong bibit pada umur bibit pada umur 14 hari. Setelah tanaman berdaun 3 helai, tanaman dipindah ke dalam pot. Pupuk Urea sebagai pupuk standar yang dikombinasikan dengan pupuk organik cair yang diberikan setelah 14 hari setelah tanam sebagai perlakuan pertama dan 28 hari setelah tanam sebagai perlakuan kedua pada tanaman. Parameter yang diamati meliputi : tinggi tanaman dan jumlah 8

9 malai setiap dua minggu sampai pada 14 HST, 28 HST dan 35 HST. panen, jumlah anakan. Data hasil penelitian selanjutnya Data yang diperoleh dari dianalisis dengan analisis sidik ragam masing-masing parameter dianalisis untuk mengetahui tingkat pengaruh dengan menggunakan Rancangan perlakuan pada masing-masing Acak Kelompok dan Uji F, dengan variabel. Jika perlakuan berpengaruh software STATA. Kemudian apabila nyata atau sangat nyata maka terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Berikut ini akan disajikan hasil analisis Range Test ( =5%). sidik ragam pada masing-masing IV. Hasil Analisis Dan Pembahasan 4.1. Hasil Analisis variabel yang diamati. Tabel 5.1 Signifikasi aplikasi Pada penelitian ini, pengambilan jenis pupuk organik terhadap data dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pertumbuhan dan hasil tanaman padi No Variabel Pengamatan Signifikasi 1 Tinggi tanaman ns 2 Jumlah anakan maksimum ** 3 Jumlah anakan produktif ** 4 Persentase malai produktif ns 5 Panjang malai ns 6 Berat kering oven ns 7 Gabah kering panen ns 8 Gabah kering oven ns 9 Bobot gabah kering panen ** 10 Bobot gabah kering oven ns 11 Berat per volume ** 12 Indeks panen ** Keterangan : ns : berpengaruh tidak nyata (P 0,05) *: berpengaruh nyata (P<0,05) **: berpengaruh sangat nyata (P<0,01) Dari hasil analisis terlihat bahwa variabel yang tidak nyata dipengaruhi malai, berat kering oven, gabah kering oven. oleh perlakuan adalah tinggi tanaman, Sedangkan variabel yang persentase malai produktif, panjang berpengaruh sangat nyata adalah jumlah anakan maksimum, jumlah 9

10 anakan produktif, bobot gabah kering perlakuan yang diberikan. Tinggi panen, berat per volume. Indeks tanaman berkisar antara 62,11- panen menunjukkan berpengaruh 68,67cm. Hasil analisis statistik nyata terhadap pertumbuhan tanaman menunjukkan persentase malai padi. produktif dan panjang malai tidak berpengaruh nyata yaitu berkisar Tinggi Tanaman Maksimum dan antara 84,02-87,79 buah dan 22,38- Persentase Malai Produktif serta 23,51cm. Panjang Malai Tinggi tanaman maksimum tidak nyata dipengaruhi oleh Tabel 5.2 Pengaruh aplikasi jenis pupuk organik terhadap tinggi tanaman maksimum, Persentase Malai Produktif dan Panjang Malai Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Persentase Malai Produktif Panjang Malai Maksimum A 66,44 a 85,82 a 22,82 a B 63,89 a 86,22 a 22,83 a C 65,00 a 86,99 a 22,69 a D 66,67 a 86,99 a 23,18 a E 62,11 a 85,22 a 22,38 a F 68,22 a 87,21 a 23,22 a G 66,67 a 87,31 a 23,22 a H 68,67 a 89,44 a 23,51 a Jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, bobot 1000 GKP, Berat per volume dan Indeks Panen Dari tabel 5.3 terlihat bahwa variabel pengamatan jumlah anakan maksimum nyata dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang memiliki jumlah anakan maksimum adalah perlakuan H (18,33 cm) dan terkecil adalah pada perlakuan E (11,11 cm). Dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan A (14,89),C (14,78), F(14,78) dan G(16,00). 10

11 Tabel 5.3 Pengaruh Aplikasi Jenis Pupuk Organik Terhadap Jumlah Anakan Maksimum, Jumlah Anakan Produktif, Bobot 1000 Gkp, Berat Per Volume Dan Indeks Panen Jumlah Jumlah Anakan Berat per Anakan Bobot 1000 Perlakuan Maksimum per volume Indeks Panen Produktif GKP (g) rumpun (g/180 ml) (Batang) (batang) A 14,89 bcd 12,56 bc 32,32 a 117,99 ab 27,41 a B 14,11 a 12,00 a 32,18 a 118,50 a 27,16 a C 14,78 bcd 12,67 bcd 31,98 ab 118,36 a 27,03 ab D 14,56 ab 12,44 ab 32,37 abc 118,67 ab 27,28 abc E 11,11 abc 9,44 ab 32,74 abc 118,44 a 27,64 abc F 14,78 bcd 12,89 bcd 32,88 bc 118,94 bc 27,65 abc G 16,00 cd 13,78 cd 33,12 c 118,98 bc 27,82 bc H 18,33 d 16,00 d 33,15 c 119,08 c 27,88 c Jumlah anakan produktif Hasil analisis statistik ( tabel 5.3) menunjukkan jumlah anakan produktif terbanyak terdapat pada perlakuan H (16,00), dan terkecil pada perlakuan E (9,44). Perlakuan H tidak berbeda nyata dengan perlakuan C (12,67), F(12,89) dan G(13,78). Namun berbeda nyata dengan perlakuan A (12,56), B(12,00), dan D (12,44) Bobot 1000 Gabah Hasil analisis statistik menunjukkan bobot 1000 butir gabah kering panen dan berat per volume nyata dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan. Tampak pada tabel 5.3, perlakuan bobot 1000 butir gabah kering panen memiliki bobot terbesar ditemukan pada perlakuan F (33,15) yang tidak berbeda nyata dengan D (32,37) E(32,74) dan F(32,88). Namun berbeda nyata dengan perlakuan A(32,32) dan B(32,18) Berat per volume Terlihat pada tabel 5.3 berat pervolume pada perlakuan H(119,08) memiliki rata-rata terbesar dan yang terkecil pada perlakuan A(117,99). Dari hasil analisis statistik terlihat pada perlakuan H(119,08) berbeda tidak nyata dengan perlakuan F(118,94) dan G(118,98). Kemudian 11

12 berbeda nyata dengan perlakuan A(117,99), B(118,50), C(118,36), D(118,67) dan E(118,44) Indeks Panen Hasil analisis statistik menyebutkan bahwa nilai rata-rata terbesar pada Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Tanah perlakuan H(27,88) dan terkecil sebesar C(27,03). Pada perlakuan H berbeda tidak nyata dengan perlakuan D( 27,28), E(27,64), F (27,65), G(27,82), namun berbeda nyata pada perlakuan A (27,41) dan B (27,16). Tabel 5.4 Tabel Analisis Unsur Mikro dan Makro pada Urine Sapi No Kode ph C Organik N Total C/N Bahan Organik 1 Sapi (EM4) 5,7 0,61 0, ,06 0,02 0,17 2 Sapi (EMA) 6,1 0,59 0,12 6 1,01 0,03 0,25 3 Sapi (RBA) 4,6 1,10 0,12 9 1,9 0,14 0,13 Dari hasil analisis Laboratorium terlihat bahwa untuk perlakuan urine sapi dengan inokulan bakteri Azotobacter memiliki kandungan N lebih tinggi sebesar 0,12, dibandingkan dengan tanpa menggunakan inokulan bakteri azotobacter yaitu sebesar 0,04. Pada hasil Sapi (RBA) menunjukkan bahwa kandungan C-Organik lebih tinggi dibandingkan dengan Sapi (EM4) dan Sapi (EMA) yaitu sebesar, 1,1;0,61 dan 0,59. Demikian juga bila dilihat pada kandungan Phospor fermentasi dengan Sapi (RBA) lebih unggul bila dibandingkan dengan Sapi (EM4) dan Sapi (EMA). Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya inokulan bakteri mampu meningkatkan kandungan NPK pada fermentasi urine sapi. Namun untuk kandungan Kalium pada urine (EMA) lebih tinggi dibandingkan dengan urine (EM4) dan RBA yaitu sebesar 0,25 ; 0,17 dan 0,13. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh lamanya proses aerasi yang dilakukan. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistik terlihat bahwa variabel perlakuan H memiliki rata-rata tertinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa perlakuan ini merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan rata-rata tertinggi pada 12 P semua variabel yang diteliti. K

13 Tabel 5.5 Tabel Rata-rata tertinggi dan rata-rata terendah pada berbagai perlakuan Variabel Rata-rata Tertinggi Rata-rata Terendah 14 HST 28 HST 35 HST 14 HST 28 HST 35 HST Tinggi tanaman H (51,56) H (61,00) H (68,67) E (44,33) E (50,67) E (62,11) Jumlah anakan maksimum H (9,56) H (16,44) H (18,33) B (4,78 E (9,11) E (11,11) Jumlah anakan produktif H (8,67) H (14,33) H (16,00) B (4,11) E (7,78) E (9,44) Persentase malai produktif H (93,67) H (88,00) H (89,44) D (86,92 C (84,17) E (85,22) Panjang malai H (21,91) H (23,12) H (23,51) E (21,24) C (21,74) E (22,38) Berat kering oven H (4,06) H (4,41) H (5,07) C (3,65) E (3,65) C (4,55) Gabah kering panen H (5,14) H (5,04) H (5,68) E (4,55) A (4,56) A (4,83) Gabah kering oven H (3,30) H (3,90) H (4,13) B (2,92) B (3,16) C (3,63) Bobot gabah kering panen H (32,88) H (32,44) H (33,15) A (30,03) D (30,93) C (31,98) Bobot gabah kering oven H (25,38) H (25,80) H (26,17) B (24,94) D (25,01) B (25,65) Berat per volume H (116,61) H (118,47) H (119,08) E (114,56) E (116,38) A (117,99) Indeks panen H (28,28) H (27,63) H (27,88) A (26,07) D (26,37) C (27,03) Pada variabel tinggi tanaman terlihat pada umur 35 HST untuk perlakuan H sebesar 68,67cm dan terendah pada perlakuan E sebesar 62,11 cm. Untuk variabel jumlah anakan maksimum pada perlakuan H adalah 18,33 batang dan terendah pada perlakuan E sebesar 11,11 batang. Untuk variabel jumlah anakan produktif pada perlakuan H sebesar 16 batang dan terendah pada perlakuan E sebesar 9,44 batang. Variabel persentase malai produktif pada perlakuan memiliki nilai tertinggi sebesar 89,44 batang dan terendah pada perlakuan E 85,22 batang. Kemudian variabel berat kering oven tertinggi pada perlakuan H (5,07g) dan terendah pada perlakuan C (4,55g). Pada variabel gabah kering panen hasil tertinggi pada perlakuan H (5,68g) dan terendah pada perlakuan A (4,83g). Hasil variabel gabah kering panen, berpengaruh terhadap berat pervolume dan indeks panen yaitu terlihat juga pada hasil tertinggi pada perlakuan H sebesar 119,08 dan terendah pada perlakuan A 117,99, dimana indeks panen sebesar 27,88% pada perlakuan H dan 27,03 % pada perlakuan C. Menurut Nurjaya dan Setyorini (2009) yang meneliti substansi pupuk kimia dan pupuk organik cair pada tanaman padi sawah berpendapat bahwa menggantikan pupuk urea secara umum dapat menggunakan pupuk organik cair. Substansi ini mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi, jumlah anakan dan bobot jerami. 13

14 Unsur hara N berperan penting pada fase pertumbuhan dan generatif tanaman. Henry (1988, dalam Facthur dan Siguyanti, 2009) menyatakan bahwa Nitrogen yang terdapat didalam pupuk organik padat tersedia perlahan-lahan bagi tanaman. Adanya penambahan pupuk organik cair dari pupuk organik padat, ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap tanaman tetapi dapat meningkatkan hasil gabah. Pemberian pupuk organik cair pada tanaman padi diduga akan mempercepat sintesis asam amino dan protein sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwowidodo (1992, dalam Hadi,2005) bahwa pupuk organik cair mengandung unsur Kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium. Unsur kalium juga berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel. Poerwowidodo (1992, dalam Hadi,2005) menyatakan bahwa unsur Fosfor berperan dalam menyimpan dan memindahkan energi untuk sintesis karbohidrat, protein, senyawa hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk senyawa organik yang kemudian dibebaskan dalam bentuk ATP untuk pertumbuhan tanaman. Asam humat dan asam folat serta zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam pupuk organik cair akan mendukung dan mempercepat pertumbuhan tanaman. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada variabel jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, bobot gabah kering panen dan berat pervolume sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi. Sedangkan variabel tinggi tanaman, persentase malai produktif, panjang malai, berat kering oven, gabah kering panen, gabah kering oven dan bobot gabah kering oven tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi. 2. Perlakuan dengan inokulan bakteri Azotobacter dan 14

15 Ruminobacillus yaitu pada perlakuan H memberikan hasil tertinggi pada pertumbuhan tanaman padi. 3. Fermentasi dengan inokulan bakteri Azotobacter dan Ruminobacillus membuktikan bahwa kandungan C-Organik dan NPK lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanpa inokulan bakteri, dimana hal ini terlihat dari hasil pertumbuhan padi yang signifikan. 5.2 Saran Saran yang dapat dikemukakan adalah : 1. Pada sistem pertanian organik disarankan mengkombinasikan antara pupuk padat dengan pupuk cair, agar pertumbuhan dan hasil dapat ditingkatkan 2. Perlu dilakukan pengkajian jenis pupuk organik padat dan pupuk organik cair lainnya agar diperoleh hasil yang optimal DAFTAR PUSTAKA Anom, Edison Efek Pemberian Tricho- Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi sawi Hijau (Brassica juncea L). SAGU Vol. 7 No. 2: Hal Anwar, Aswaldi et al Perbenihan Sayuran di Indonesia: Kondisi Terkini dan Prospek Bisnis Benih Sayuran, Indonesian Vegetable Seeds: Current Condition and Prospects in Business of Vegetable Seeds. Bul. Agron. Vol. 33 No. 1: Hal Harjadi, S.S Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Haryanto, Eko dkk Sawi dan selada. Penebar Swadaya: Jakarta. Herman S, et all Kapasitas Petani dalam Mewujudkan Keberhasilan Usaha Pertanian: Kasus Petani Sayur di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Jurnal Penyuluhan Vol. 4 No. 1: Hal Karida, Ketut I Bercocok Tanaman Sawi. Gramedia: Jakarta. Rahardi, F Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya: Jakarta. Michelia, Widya, Agri, Posisi Daya Saing Hortikultura Indonesia di Sepuluh Negara Tujuan Utama dan Dunia. Balittanah Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati (Organic Fertilizer And Biofertilizer). Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Buckman dan Nyle.C. Brady Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta. Djaenudin. D, Marwan. H, H. Subagyo, A. Mulyani, dan N. Suharta. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Badan Litbangtan. 15

16 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. System). Tanggal akses 12 September Gomez. A.K dan Gomez, A.A Statistical Procedures for Agricultural Research. 2nd Edition. Los Banos. Hardjowigeno, S Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Islami, T. dan Utomo, W.H Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press.Semarang. Lingga, P Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Swadaya,Jakarta. Mappanganro, N, Enny L.S, Baharuddin Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stroberi Pada Berbagai Jenis Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Dan Urine Sapi Dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes (Growth And Production Of Strawberry Plant In Various Types And Concentrations Of Organic Liquid Fertilizer And Cow s Urine With Drops Irrigation Hydroponic Noor, N., Y.C., Raharjo, Murtiyeni dan R. Haryani Pemanfaatan Usahatani Sayuran Untuk Pengembangan Agribisnis Kelinci di Sulawesi Selatan. Laporan Penelitian. Balitnak Ciawi. Balittan Maros. Puslitbangtan. Bogor. Palimbungan N., R. Labatar, dan F. Hamzah F., Pengaruh ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk organic cair terhadap petumbuhan dan produksi tanaman sawi. J Agrisistem Vol 2 (2): Soekartawi Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta. Vimala P, M.N. M. Roff, O. Ahmad Shokri and A.H. Lim Effect of organic fertilizer on the yield and nutrient content of leaf-mustard (Brassica juncea) organically grown under shelter. J. Trop. Agric. and Fd. Sc. 38(2)(2010):

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN. PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN. LIQUID ORGANIC RABBIT FERTILIZER APPLICATION ON GROWTH AND PRODUCTION OF MUSTARD

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL

RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 5 (1) April 2016, hlmn. 20-27 ISSN Cetak 2302-4178 RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL Growth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari manfaat unsur hara bagi tanaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) (Rukmana, 1994) yang berasal dari daerah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) (Rukmana, 1994) yang berasal dari daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) (Rukmana, 1994) yang berasal dari daerah India. Di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L) PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L) Eka Rastiyanto A, Sutirman, Ani Pullaila Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM PLANT GROWTH AND PRODUCTION MUSTARD (Brassica juncea L) WITH GRANT OF MICROORGANISMS

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR [RESPONSE TO GROWTH AND YIELD OF PEANUT ON APPLICATION OF ORGANIC SOLIDS AND LIQUIDS DOSAGE FERTILIZER] Deni Suprianto

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti

Lebih terperinci

Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik

Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik I NYOMAN YOGI SUPARTHA GEDE WIJANA *) GEDE MENAKA ADNYANA Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) The Effect of Local Micro Organisms and NPK Fertilizers on Growth

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI LIQUID ORGANIC FERTILIZER APPLICATION ON GROWTH AND PRODUCTION OF MUSTARD Abd. Rahman Arinong dan Chrispen Dalrit Lasiwua Sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa.l) DI KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN INDRAMAYU

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa) JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) 1 PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) Ringkasan Sri Wahyuni Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Hamli (2015) salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Kacang hijau dapat dikonsumsi dalam berbagai macam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik. Hal ini terkait dengan semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya kandungan karotin,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN RESPON PERTUMBUHAN STEK TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP JENIS DAN TAKARAN PUPUK ORGANIK Lendri Yogi, Gusmiatun, Erni Hawayanti Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroberi atau strawberry dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang terpenting di dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) The Addition of Anorganic and Liquid Organic Fertilizer to the Growth

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L. TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Marlita. H. Makaruku Fakultas Pertanian Universitas Pattimura - Ambon ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya sayuran bagi kesehatan memicu peningkatan produk sayuran. Untuk menghasilkan sayuran segar, sehat dan bermutu tinggi, diperlukan penanganan yang baik

Lebih terperinci

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.) 522 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 6 JANUARI-2014 ISSN: 2338-3976 PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.) THE EFFECT OF COW

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL 227 PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL Anindita Kusumaningtyas, Yulia Nuraini *, Syekhfani Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C

Lebih terperinci