Fadliah, M.Si dan Warni Tune Sumar, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fadliah, M.Si dan Warni Tune Sumar, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo"

Transkripsi

1 1 Main Ngadi Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Dr. Fadliah, M.Si dan Warni Tune Sumar, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

2 EVALUASI PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT (PRODIRA) DI PROVINSI GORONTALO Ma in Ngadi, Fadliah, Warni Tune Sumar Jurusan Manajemen Pendidikan, Program Studi S1. Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAC Ma in Ngadi, Evaluasi Pengelolaan Program Pendidikan Untuk Rakyat di Provinsi Gorontalo. Pembimbing I, Dr. Fadliah, M.Si Pembimbing II Warni T Sumar, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perencanaan Pengelolaan PRODIRA, 2) Pelaksanaan Pengelolaan PRODIRA, 3) Pengawasan, 4) Mnitoring dan Evaluasi. Desain penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan jenis deskriptif menggunakan model evaluasi Goal Oriented Evaluation Model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan PRODIRA cukup baik ditinjau dari perencanaan program dan penyusunan anggran keuangan sekolahs. 2) Pelaksanaan sudah baik ditinjau dari aspek proses mekanisme pelaksanaan dan penggunaan dana operasional sekolah sudah baik, 3) pengawasan sudah baik, 4) Monitoring dan Evaluasi pengelolaan sudah baik ditinjau dari komonen yang di monitoring dan di evaluasi. Disarankan: 1) Bagi DIKPORA agar melaksanakan evaluasi pengelolaan program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA) dengan SOP yang ada, 2) Bagi Tim Manajemen Provnsi agar dapat melakukan sosialisasi dengan efektif, 3) Bagi tim manajemen sekolah agar lebih jelas dalam pelaksanaan program pendidikan untuk rakyat). Dapat melibatkan stakeholder/tokoh-tokoh masyarakat dalam evaluasi pelaksanaan pengelolaan program secara internal agar dapat mengetahui keefektifan dan efisiensi dari pelaksanaan dan dapat memberikan informasi yang akurat bagi orang tua siswa dalam upaya memantau perkembangan sekolah dalam hal pengeloaan. Kata kunci: Evaluasi, Pengelolaan, PRODIRA 1 Main Ngadi Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Dr. Fadliah, M.Si dan Warni Tune Sumar, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

3 Program pendidikan untuk rakyat merupakan program pendidikan yang membebaskan peserta didik, orang tua atau walinya dari pungutan biaya operasional sekolah pada satuan pendidikan menegah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), Sekolah Bertraf Internasional (SBI), dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, serta memberikan biaya peningkatan mutu pada jenjang pendidikan dasar, dan insentif bagi pendidik PAUD. Program ini dimaksud untuk membantu masyarakat yang tidak mampu agar mendapatkan pelayanaan pendidikan yang terjangkau, bermutu, berkeadilan dan dapat memberikan keringanan bagi seluruh masyarakat yang ada di Priovinsi Gorontalo sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, dan sekaligus sebagai salah satu program unggulan Provinsi Gorontalo yaitu peningkatan sumber daya manusia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mendukung suksesnya ekonomi di Provinsi Gorontalo. Selain itu, penyelenggaraan program pendidikan untuk rakyat ini diamanatkan secara tegas dalam sistem perundang-undangan. Uundang-Uundang Dasar 1945 Amandemen III pasal 31 Ayat 2 mengatakan, setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Negara membiayainya. Mengacu pada berbagai kebijakan Nasional dan meningkatnya kebutuhan dalam bidang pendidikan telah mendorong pemerintah Provinsi Gorontalo merumuskan suatu kebijakan di tingkat daerah dengan memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat Provinsi Gorontalo yaitu Program Pendidikan Untuk Rakyat yang di singkat dengan PRODIRA. Berdasarkan pada Peraturan Daerah (PERDA) No. 9A Tahun 2012 tentang PRODIRA. Program ini bertujuan menyediakan layanan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menegah bagi warga masarakat Provinsi Gorontalo untuk mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri didalam masyarakat atau dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) Provinsi Gorontalo sebagai institusi teknis yang betaggung jawab untuk penyelenggaraan program ini. Dengan berbagai bidang-bidang meliputi: 1) penyelenggaraan kurikulum, 2) pemeliharaan dan pengadaan sarana 3) ketenagaan, 4) pembinaan kesiswaan 5) manajemen sekolah / madrasah dalam bentuk kegiatan yang meliputi: 1) meningkatkan angka partisipasi pendidikan masyarakat pada jenjang anak usia dini, pendidikan dasar dan menegah, 2) meningkatkan layanan pada semua jenjang pendidikan untuk terwujudnya kualitas dan relevansi pendidikan, 3) membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, 1 Main Ngadi Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Dr. Fadliah, M.Si dan Warni Tune Sumar, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

4 SMA/SMALB/SMK Negeri/Swasta terhadap biaya operasional satuan pendidikan, kecuali rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Dengan di dalamnya mencakup pelaksanaan: 1) Memberikan biaya operasional Sekolah/Madrasa pada jenjang pendidikan menegah (BOS) 2) Memberikan biaya pendidikan mutu pada pendidikan dasar, 3) Menyediakan biaya administrasi kegiatan kabupaten/kota dan administrasi kegiatan provinsi, 4) Menyediakan sasaran RKB SMA/MA dan SMK dan operasional sekolah sepenuhnya 5) Memberikan insentif bagi pendidik PAUD.(JUKNIS PRODIRA 2013:3) Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik kepada masyarakat Gorontalo agar bisa mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau, bermutu, dan berkeadilan sehingga bias melahirkan sumber daya yang berkualitas kedepan nanti. Pengelolaan Program Pendidikan Untuk Rakyat (PRODIRA) Pengelolaan adalah proses penataan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi manajemen tentu gunanya sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang telah disepakati. Hal ini didukung oleh pendapat Alam (2007:127), yang mengemukakan bahwa pengelolaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kemudian Supriyanto dan Muhsin (2008:142), mengatakan bahwa pengelolaan adalah keterampilan untuk meramu komponen dan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu sistem untuk mencapai hasil/tujuan yang direncanakan. Sedangkan menurut Kiyosaki dan Lechter (2005:104), bahwa pengelolaan adalah sebuah kata yang besar sekali yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya, dan terutama pengelolaan informasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam menentukan suatu tujuan dengan melihat bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi sesuai dengan bentuk kegiatan yang dilakukan. 1 Main Ngadi Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Dr. Fadliah, M.Si dan Warni Tune Sumar, M.Pd Dosen Pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

5 Perencanaan Program Pendidikan Untuk Rakyat (PRODIRA) Perencanaan sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan baik secara individu maupun manajemen organisasi karena tujuan dari perencanaan tersebut akan menjadi lebih jelas dan terarah serta mengurangi atau bahkan menghilangkan ketidak pastian, agar semua komponen yang tergabung dalam manajemen mengetahui secara pasti tujuan tersebut sehingga nantinya semua komponen dapat bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian dapat membantu dalam memprediksi segala macam hambatan dan kemudahan, agar nantinya hambatan-hambatan yang akan muncul dapat dicarikan solusi dalam mengatasi hambatan tersebut, dan memaksimalkan segala kemudahan yang ada, sehingga nantinya pekerjaan yang dilakukan lebih efektif dan efisien tidak berbelit-belit. Perencanaan merupakan penentuan tujuan utama organisasi berserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih tersebut. Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar factor produksi yang terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurtu Fattah, (2011: 49) mengatakan bahwa: perencanaan merupakan tindakan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakanya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakannya.perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan pada masa yang akan dating. Tujuan perencanaan adalah memberikan pengarahan, mengurangi dampak negatif perubahan, meminimalkan pemborosan yang berlebihan dan menentukan untuk mengendalikan perencanaan membuat usaha menjadi terkoordinasi Perencanaan program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA) dilakaukan dengan dua cara, yaitu 1) penyusunan program dan penyusunan anggaran keuangan sekolah yang meliputi: (1) Sumber pendapatan, (2), pengeluaran untuk penyelenggaraan kurikulum, pemeliharaan dan pengadaan sarana, ketenagaan, pembinaan kesiswaan, manajemen sekolah dan kesejatraan. 2) pengorganisasian bantuan pendidikan untuk rakyat, meliputi tim manajemen provinsi, serta kota/kabupaten dan tim manajemen sekolah.

6 Pelaksanaan Program Pendidikan Untuk Rakyat (PRODIRA) Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsia ctuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubunganlansung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secarabersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan. Pelaksanaan program pendidikan untuk rakyat dilakukan dengan mekanisme pelaksanaan: 1) sekolah mengisi dan menyerahkan data sekolah/madrasah secara lengkap kepada tim manajemen kabupaten kota untuk diserahkan kepada tim manajemen provinsisekolah meverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada, 2) Sekolah Mengumumkan jumlah dana yang diterima di papan informasi dan penggunaan kepada kepalah sekolah/bedahara/komite, 3) tim manajemen kabupaten melakukan koordinasi dengan tim manajemen provinsi, 4) sekolah mencatat dan memverifikasi pembelian barang dari dana PRODIRA ke dinas pendidikan kabupaten/kota, 5) tim manajemen kabupaten/kota mengumpulkan dan mengudate data dan jumlah siswa dari sekolah/madrasah, 6) tim manajemen kabupaten kota mengusulkan dan merekomendasi sekolah/madrasah calon penerima biaya operasional sekolah, 7) tim Manajem provinsi menerima dan menilai proposal satuan penddikan yang diusulkan dan direkomendasikan oleh dinas kabupaten/kota dan kanwi, 8) Mengumpulkan dan mengupdate data siswa dari kabupaten kota terkait dengan pencairan dan penyaluran dana.

7 Hal ini pelaksanaan PRODIRA yaitu penggunaan dana bidang kurikulum meliputi: 1) penyusunan pereangkat pembelajaran silabus dan bahan ajar menggunakan anggaran yang disediakan berupa foto copy dan atk sesuai alokasi dana PRODIRA, 2) pembelian buku pegangan siswa dan guru serta alat peraga dalam pembelajaaran mengguanakan anggaran keuangan yang berasal dari PRODIRA, 3) kegiatan remedial, pengayaan dan tary out biaya foto copy atk dan transport guru ditanggung oleh anggaran PRODIRA, 4) kegiatan olimpiaade dan debat bahasa memebrlukan ATK, konsumsi dan transport maka pembiayaan tersebut menggunakan anggaran yang berasal dari PRODIRA, 5) pelaksanaan mid semester /semester dan UN biaya ATK, konsumsi dan transport guru menggunakan anggaran sesuai dengan anggaran PRODIRA yang ada. Penggunaan dana bidang ketenagaan meliputi: Biaya pengganti transport bagi guru honor non PNS yang tidak mendapatkan honor dari APBD/APBN dibiayai oleh dana PRODIRA sesuai RKAS dan penjaga sekolah dan clining servis mendapatkan biaya pengganti transport dari anggaran PRODIRA. Penggunaan dana bidang sarana/prasarana meliputi: 1) Penggunaan dana dalam pembelian fasilitas pendukung pembelajaran seperti pembelian meja, kursi, papan tulis, dan lemari paraktek menggunakan dana yang telah diberikan dari dana PRODIRA, 2) Perbaikan fasilitas sekolah atau rehab ringan yang dilakukan sebagai pemeliharaan sarana, sekolah menggunakan anggaran PRODIRA yang sesuai dengan RKAS yang ada. Penggunaan dana bidang manjemen sekolah meliputi: 1) penggunaan dana dalam pembelian fasilitas pendukung pembelajaran seperti pembelian meja, kursi, papan tulis, dan lemari paraktek menggunakan dana yang telah diberikan dari dana PRODIRA, 2) Perbaikan fasilitas sekolah atau rehab ringan yang dilakukan sebagai pemeliharaan sarana, sekolah menggunakan anggaran PRODIRA yang sesuai dengan RKAS yang ada Pengawasan Program Pendidikan Untuk Rakyat Pengawasan atau controlling merupakan salah satu fungsi yang sanga signifikan dalam pencapaian manajemen organisasi. Dan mengatur potensi baik yang berkaitan dengan produksi maupun sumber daya yang ada. Pengawasan menurut Mockler (dalam Makawimbang 2013:7) adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnnya, menentukan dan mengukur penyimpanganpenyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin

8 bahwa semua sumber daya organisasi dipergunakan dengan cara paling efektif dan efesien dalam tujuan-tujuan organisasi. Temuan-temuan kesenjangan/gap tersebut terdiri dari delapan hal, yang terkait dengan masalah konsistensi, keberlanjutan program, dan akuntabilitas publik terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban program pendidikan untuk rakyat. Ketiga jenis masalah tersebut menyebar dan mengisi keseluruh bagian dari ke delapan temuan kesenjangan/gap tersebut. Pengawasan program pendidikan untuk rakyat meliputi pengawasan melekat, fungsional internal, dan pengawasan masyarakat. Pengawasan melekat dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan Provinsi kepada sekolah/madrasah. Pengawasan fungsional internal oleh Inspektorat Provinsi dengan melakukan audit sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pengawasan fungsional eksternal oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan Kewenangannya dan pengawasan masyarakat dalam rangka transparansi pelaksanaan program, dilakukan oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan yang terdapat di sekolah kabupaten/kota dan Provinsi. Monitoring dan Evaluasi Program Pendidikan Untuk Rakyat Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingka n dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Yunanda : 2009). Monitoring dan Evaluasi program pendidikan untuk rakyat adalah kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan program tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu cara, dan penggunaan yang tepat sasaran. Komponen utama yang dimonitor dalam prodira meliputi: 1) jumlah dana yang diterima oleh sekolah/madrasa, 2) penyaluran dan penggunaan dana, 3), pelayanan dan penggunaan, 4) administrasi keuangan, 5) pelaporan.

9 Secara umum hal-hal yang yang dimonitoring dan dievaluasi oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanafaatan dana, pertanggung jawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Laporan program ini merupakan rekapitulasi penggunaan dana di tiap kabupaten/kota. Sumber data dari laporan adalah Formulir P8 yang diperoleh dari setiap kabupaten/kota yang kemudian disampaikan ke tim manajemen Provinsi Gorontalo yang selanjutnya diteruskan kepada Gubernur Gorontalo. Adapun sistematika evaluasi adalah setelah dievaluasi dan di monitorning pihak sekolah memberikan pelaporan prodira yaitu: 1) pendahuluan berisi: latar belakang, dasar hokum, dan tujuan, 2) pelaksanaan, berisi: kegiatan yang dilaksanakan, waktu, alokasi/tempat, dan biaya, 3) permaslahan dan alternative social, 4) hasil yang dicapai, 5) penutup, berisi: kesimpulan dan saran, 6) lampiranpampiran antara lain: dokumentasi kegiatan, rincian penggunaan dana, foto copy bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan, bukti penyetoran pajak, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Metode Penulisan Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Gorontalo, SMA N se Kota Gorontalo. Dilakukan selama 6 bulan dari bulan februari 2014 sampai bulan Juli 2014 dengan tahapan penelitian meliputi: 1) observasi awal, 2) penyusunan dan seminar proposal skripsi, 3) pengumpulan data, 4) penulisan laporan dalam bentuk skripsi Penelitian ini bersifat studi evaluasi dengan jenis deskriptif dengan menggunakan model evaluasi Goald Oriented Evaluation Model. Model evaluasi ini merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pada pengamatan model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, mengecek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana didalam pengelolaan program sehingga informan yang di ambil dari masing-masing tim manajemen baik tingkat provinsi, kabupaten/kota dan tim manajemen sekolah. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah instrument kriteria evaluasi. Instrumen kriteria evaluasi disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator dari Evaluasi program pendidikan untuk rakyat. Indikator tersebut antara lain: a) perencanaan program pendidikan untuk rakyat b) pelaksanaan program pendidikan untuk rakyat c) Pengawasan d) monitoring dan evaluasi.

10 Mengacu pada indikator-indikator tersebut kemudian dijabarkan deskriptor masingmasing indikator kemudian dituangkan dalam kriteria evaluasi Instrument evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan Goald Oriented Evaluation Model yang dikembangkan oleh Tyler. Dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kepada informan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan prasentase (%) karena evaluasi yang digunakan adalah deskriptif statistik. Menurut Arikunto, (143: 2010) bahwa stastistik deskriptif digunakan untuk pengolahan data dengan melukiskan kelompok data dengan menggunakan presentase (%). Teknik analisis data yang digunakan adalah presentase (%), dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menghitung presentase (%) skor capaian responden, dengan formulasi yang dikemukakan oleh Sudjana (2002: 47) HASIL Berdasarkan rekapitulasi hasil penelitian evaluasi pengelolaan program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA) di atas menunjukan bahwa, secara umum berada pada kategori cukup baik. Perencanaan programa %, pelaksanaan program 85.17, pengawasan program dan MONEV program 86 %. Di samping itu, hasil capaian pada indicator ini berada pada level pertengahan dalam kategori yang ditentukan. Dengan demikian, pada indicator ini membutuhkan perhatian dalam peningkatannya agar tujuan dari PRODIRA bias tercapai sesuai dengan harapan masyarakat provinsi Gorontalo. Namun demikian, hasil akhir tersebut jika dikonfirmasi dengan kriteria keberhasilan, hasil ini mendekati level rendah. Oleh karena itu, evaluasi pengelolaan program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA) di Provinsi Gorontalo membutuhkan perhatian dalam peningkatannya. PEMBAHASAN Perencanaan Program dan Anggaran Keuangan Sekolah Perencanaan pengelolaan PRODIRA merupakan proses penyusunan rencana program dan penyusunan anggaran keuangan sekolah yang akan dilakukan kedepan. Rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) merupakan rencana pengembangan sekolah untuk jangka waktu empat tahunan adalah rencana yang relatif bersifat baku, tidak berubah, dan sesuai dengan filosofi, arah, dan tujuan pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 (yang diamandemen) dan dalam UUSPN NO.20 TAHUN 2003, PP Nomor 19 Tahun 2005 dan peraturan perundangan lainnya 1

11 yang relevan. Adapun yang tertuang dalam rencana anggaran keuangan sekolah meliputi sumber pendapatan, pengeluaran untuk kegiatan kurikulum dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta manajemen sekolah. Berdasarkan rangkuman hasil indikator presentase perencanaan program dapat disimpulkan bahwa pada perencanaan pengelolaan PRODIRA sudah termasuk kriteria baik, hal ini didasarkan pada jawaban informan yang sebelumnya dijabarkan pada tabel indikator perencanaan, yaitu penyusunan anggaran keuangan sekolah. Hal tersebut dapat dilihat juga pada jumlah presentase skor evaluasi pada perencanaan program sebesar %. Namun demikian perencanaan penyusunan anggaran keuangan bidang sekolah dan dan perencanaan anggaran keuangan bidang ketenagaan oleh karena itu hal ini membutuhkan perhatian dalam peningkatannya dari tim manajemen provinsi, kota dan sekolah sebagai pengelolah dan pelaksana program. Ini menunjukan bahwa PRODIRA sudah berjalan dan di implementasikan di Provins Gorontalo namun tujuan yang diharapkan belum berjalan sesuai harapan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Karena hasil ini menunjukan ada beberapa sub indicator yang sangat jarang dilakukan oleh pihak manajemen. Sehingga tujuan dari PRODIRA sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena ada hal yang mengganjal terjadi dalam hasil penelitian di atas yaitu perencanaan program menunjukan cukup baik namun pada pelaksanaan samapai pada MONEV menunjjukan baik. Hal ini disebapkan oleh ada dua rangkap kerja yang berbeda yang dilakukan oleh tim manajemen Provinsi dan sekolah. Manajemen Provinsi memberikan petunjuk teknis pelaksanaannya dan sekolah merencanakan seluruhnnya sehingga ada hal-hal yang menimbulkan hasil yang berbeda. Karena pada pelaksanaan sampai pada MONEV ada campur tangan dari tim Manajemen Provinsi sehingga hasil menunjukan baik, sedangkan pada perencanaannya seutuhnya diberikan kepada pihak sekolah. Perencanaan sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan baik secara individu maupun manajemen organisasi karena tujuan dari perencanaan tersebut akan menjadi lebih jelas dan terarah serta mengurangi atau bahkan menghilangkan ketidak pastian, agar semua komponen yang tergabung dalam manajemen mengetahui secara pasti tujuan tersebut sehingga nantinya semua komponen dapat bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian dapat membantu dalam memprediksi segala macam hambatan dan kemudahan, agar nantinya hambatan-hambatan yang akan muncul dapat dicarikan solusi dalam mengatasi hambatan tersebut, dan memaksimalkan segala kemudahan yang ada, sehingga nantinya pekerjaan yang dilakukan lebih efektif dan efisien tidak berbelit-belit.

12 Perencanaan merupakan penentuan tujuan utama organisasi berserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih tersebut. Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar factor produksi yang terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengandung makna bahwa perencanaan PRODIRA harus dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis serta adannya kerja sama yang baik pihak sekolah, masyarakat dan Dinas Pendidikan Kota maupun Provnsi sehingga akan melahirrkan perencanaan yang sesuai dengan harapan bersama. Pelaksanaan Program Komponen yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan PRODIRA yaitu 1) mekanisme pelaksanaan program: a) Sekolah mengisi dan menyerahkan data sekolah/madrasah secara lengkap kepada tim manajemen kabupaten kota untuk diserahkan kepada tim manajemen provinsi, b) Sekolah meverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada, c) Sekiolah Mengumumkan jumlah dana yang diterima di papan informasi dan penggunaan kepada kepalah sekolah/bedahara/komite, d) Tim manajemen kabupaten melakukan koordinasi dengan tim manajemen provinsi, e) Sekolah mencatat dan memverifikasi pembelian barang dari dana PRODIRA ke dinas pendidikan kabupaten/kota, e) Tim manajemen kabupaten/kota mengumpulkan dan mengudate data dan jumlah siswa dari sekolah/madrasah. 2) pengunaan dana: penggunaan dana untuk kurikulum, b) penggunaan dana untuk ketenaggaan, c) penggunaan dana untuk sarana prasarana, d) penggunaan dana untuk manajemen sekolah. Dari hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan pengelolaan PRODIRA sudah dapat dikatakan baik, hal tersebeut dapat dilihat dari jumlah presentase skor evaluasi pada tahap pelaksanaan pengelolaan PRODIRA sebesar %. Namun demikian, dalam pelaksanaan remedial dan pelaksanaan mid semester beradaa pada kategori dibawah rata-rata karena sekolah belum melaksanakan ini sesuai dengan petunjuk teknis yang ada. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses

13 manajemen, sedangkan fungsia ctuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubunganlansung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Pelaksanaan (Actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secarabersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhka adalah kepemimpinan. Actuating atau pelaksanaan adalah Pelaksanaan untuk bekerja. secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Oleh karena itu tim manajemen provinsi, kota serta tim manajemen sekolah menjaga komunikasi yang baik agar terjalin hubungan yang baik sehingga akan tercipta pelaksanaan program yang baik sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh seluruh masyarakat Gorontalo. Pengawasan Program Dari hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada pengawasan PRODIRA sudah dapat dikatakan dengan kategori baik, hal tersebut dilihat dari jumlah prasentase skor capaian pada tahapan pengawasan pengelolaan PRODIRA sebesar %. Namun demikian, tim manajemen melakukan fungsi pengawasan melekat dan fungsional berada pada level menegah sehingga membutuhkan perhatian dari pihak manajemen Provinsi. Pengawasan atau controlling merupakan salah satu fungsi yang sanga signifikan dalam pencapaian manajemen organisasi. Dan mengatur potensi baik yang berkaitan dengan produksi maupun sumber daya yang ada. Pengawasan menurut Mockler (dalam Makawimbang 2013:7) adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang

14 system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnnya, menentukan dan mengukur penyimpanganpenyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi dipergunakan dengan cara paling efektif dan efesien dalam tujuan-tujuan organisasi. Temuan-temuan kesenjangan/gap tersebut terdiri dari delapan hal, yang terkait dengan masalah konsistensi, keberlanjutan program, dan akuntabilitas publik terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban program pendidikan untuk rakyat. Ketiga jenis masalah tersebut menyebar dan mengisi keseluruh bagian dari ke delapan temuan kesenjangan/gap tersebut. Pengawasan program pendidikan untuk rakyat meliputi pengawasan melekat, fungsional internal, dan pengawasan masyarakat. Pengawasan melekat dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan Provinsi kepada sekolah/madrasah harus dilakukan dengan prosudur yang ada sehinggaa akan menghasilkan program yang baik dalam pengawasan program. Monitoring dan Evaluasi Program Monitoring dan Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bawahan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu. Pelaporan dilakukan kepada atasan kepada siapa bawahan tersebut bertanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada pelaporan pengelolaan dana PRODIRA sudah dapat dikatakan baik. Hal ini didasarkan pada jawaban para informan yang sebelumnya dijabarkan pada tabel pelaporan, yaitu pelaporan mengenai rencana kegiatan dan anggarn sekolah rekapitulasi dan realisasi penggunaan dana PRODIRA, bukti pengeluaran yang semua itu disatukan dalam satu laporan. Selain itu dapat dilihat juga pada jumlah presentase skor evaluasi tahap MONEV sebesar 86%. Namun demikian, tim manajemen melakukan MONEV masih berada pada rata-rata sehingga membutuhkan perhatian dari tim manajemen Provinsi, Kota dan Sekolah dalam peningkatanya. Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan

15 Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingka n dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Yunanda : 2009). Monitoring dan Evaluasi program pendidikan untuk rakyat adalah kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan program tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu cara, dan penggunaan yang tepat sasaran. Tim manajemen provinsi harus mengintrusikan fungsi masing-masing MONEV yang ada agar terjalin hubungan yang dinamis dan produktif dalam kegiatan MONEV PRODIRA. SIMPULAN Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) perencanaan PRODIRA berada pada kategori cukup baik, (2) pelaksanaan PRODIRA berada pada kategori baik, (3) pengawasan PRODIRA berada pada kategori baik, (4) monitoring dan Evaluasi pada pengelolaan PRODIRA berada pada kategori baik SARAN Berdasarkan simpulan tersebut dapat dipaparkan beberapa saran sebagai berikut: (1) bagi DIKPORA agar melaksanakan evaluasi pengelolaan program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA) dengan SOP yang ada, (2) bagi Tim Manajemen Provnsi agar dapat melakukan sosialisasi dengan efektif, (3) bagi Sekolah-Sekolah agar lebih jelas dalam pelaksanaan program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA). Dapat melibatkan stakeholder/tokoh- tokoh masyarakat dalam evaluasi pelaksanaan pengelolaan program secara internal agar dapat mengetahui keefektifan dan efisiensi dari pelaksanaan PRODIRA dan dapat memberikan informasi yang akurat bagi orang tua siswa dalam upaya memantau perkembangan sekolah dalam hal pengeloaan PRODIRA, (4) Bagi masyarakat/orang tua agar dapat mengetahui manfaat PRODIRA bagi kelanjutan pendikan generasi muda di Provinsi Gorontalo, (5) bagi penulis semogga mampu menyampaikan kepada daerah asal tentang program ini untuk menjadi pertimbangan untuk diterapkan, (6) semogga program ini dapat diterapkan di daerah selain Gorontalo dengan melihat situasi dan kondisi daerah tersebut agar mampu memberikan keringanan untuk keberlangsungan pendidikan yang berkelanjutan.

16 DAFTAR PUSTAKA Alam Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XII standar isi KTSP Jakarta: Esis Erlangga. Ansar, dan Masaong Manajemen Berbasisi Sekolah. Malang: Nurul Jannah. Arsyad, Arfan Petunjuk Teknisi Program Pendidikan Untuk Rakyat Di Provinsi Gorontalo. Gorontalo Arikunto, dkk Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Cetakan II, Jakarta: Bumi Aksara. Fattah, Nanang Landasan Manajmemen Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya Kemendiknas, Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Makawimbang, Jerrry Supervisi Klinis Teori dan Pengukurannya di Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabet. Peraturan Gubernur Nomor. 9A Tahun 2012 Tentang Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo Sudjana, Metode Statistik. Bandung: Tarsito

BAB I PENDAHULUAN. Gorontalo sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan

BAB I PENDAHULUAN. Gorontalo sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan untuk rakyat merupakan program pendidikan yang membebaskan peserta didik, orang tua atau walinya dari pungutan biaya operasional sekolah

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Penelitian Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo

RINGKASAN EKSEKUTIF. Penelitian Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo RINGKASAN EKSEKUTIF Penelitian Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (BALIHRISTI) Provinsi Gorontalo 2 0 1 2 1 INTISARI

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH DAN TUNJANGAN GURU BAGI SEKOLAH DASAR SWASTA,

Lebih terperinci

Gorontalo: Prof. Dr. H. Ansar, M. Si dan Intan Abdul Razak, S. Ag, M. Pd Dosen pembimbing Universitas Negeri Gorontalo

Gorontalo: Prof. Dr. H. Ansar, M. Si dan Intan Abdul Razak, S. Ag, M. Pd Dosen pembimbing Universitas Negeri Gorontalo EVALUASI PENGELOLAAN DANA BOS SMP NEGERI 3 KOTA GORONTALO RahnaJuwita Hatta, Ansar, Intan Abdul Razak 1 JurusanManagemen Pendidikan, Program Studi S1. Managemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Email:rahnajuwita144@yahoo.com

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA DEPOK YANG BERASAL DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PERAWATAN DAN FASILITAS KEPADA SEKOLAH SWASTA DAN MADRASAH NEGERI / SWASTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu bentuk pendanaan pendidikan dasar yang signifikan dari sumber dana Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian SMP Negeri 1 Banjarnegara ditetapkan sebagai sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun) berdasarkan Surat

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA SELATAN

GUBERNUR SUMATERA SELATAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN 1 Isimu Raya kecamatan Tibawa a. Tujuan Program

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten 9 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Profil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO OLEH : FITRIANI MAMONTO NIM : 131 411 043 EVALUASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS PADA PUSKESMAS DAN RS KUSTA LAULENG KOTA PAREPARE

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KOTA DEPOK YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), maka pemerintah bersama DPR telah memenuhi tanggung jawabnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wildan Karim AnggaPerbata, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wildan Karim AnggaPerbata, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bermutu menjadi harapan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan sebuah bangsa, baik langsung maupun tidak langsung. Arcaro (2007:1) menyatakan bahwa masalah

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS PADA PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT KUSTA LAULENG KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Dana Pendidikan Menurut Mulyasa (2011:167) menyatakan bahwa dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL MADRASAH TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL MADRASAH TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL MADRASAH TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH PENINGKATAN MANAJEMEN DAN MUTU SEKOLAH KEPADA SD, SLB, SMP, SMA DAN SMK SWASTA SERTA MI, MTs DAN MADRASAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Amitai

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN KEPALA MADRASAH SWASTA INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN NAMA :... NIP :... JABATAN :... MADRASAH :... ALAMAT MADRASAH :... KECAMATAN :... KANTOR

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan No.1114, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Akreditasi. Lembaga Diklat Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KULIAH PROGRAM S1/D4/D3 BAGI MAHASISWA BERPRESTASI YANG BERASAL DARI KELUARGA TIDAK

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai kinerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian 416 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada bab empat, maka berikut ini disajikan kesimpulankesimpulan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak setiap warga masyarakat, banyak masyarakat yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi pengangguran

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1 1.3. Profil Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SE-KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO Subangun FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo pak.b.jozz@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANF PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

Lebih terperinci

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1

Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1 Instrumen Monitoring Propinsi Tahap 1 PELAKSANAAN KEGIATAN DANA BOS TAHUN ANGGARAN 2008 Monitoring and Evaluation Program to Support BOS Program INTERIM INDEPENDENT MONITORING NAMA PROPINSI:... Salam pembuka,...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

GUBERNUR SULAWESI BARAT, GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Pekalongan telah memperlihatkan pencapaian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS UJICOBA PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS KELUARGA (PARENTING) DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS UJICOBA PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS KELUARGA (PARENTING) DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS UJICOBA PENYELENGGARAAN PAUD BERBASIS KELUARGA (PARENTING) DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT

Lebih terperinci

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh 1* Maisyarah S, 2 Nasir Usman, 1 Niswanto 1 Prodi Magister

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI/SWASTA, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI/SWASTA DAN MADRASAH ALIYAH

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 36 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 36 TAHUN 2015 PROVINSIbuB JAWA BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 36 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH PENINGKATAN MANAJEMEN DAN MUTU SEKOLAH KEPADA SD, SMP, SMA DAN SMK SWASTA SERTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH PENDAHULUAN Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan mempunyai Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) yang terstruktur dan independen

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, setiap satuan pendidikan harus memenuhi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) Oleh : DRS. H. SUGIYANTO,SH.,MH (KABID PENDIDIKAN DASAR SD & AUD DINAS DIKPORA KOTA SURAKARTA SEKALIGUS MANAJER BOS TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN. (MA) TAHUN PELAJARAN 2012t2013

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN. (MA) TAHUN PELAJARAN 2012t2013 PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN BAHASA ARAB UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH (MI), MADRASAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyuluh Kehutanan. Swasta. Swadaya Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/MENHUT-II/2012 TENTANG PENYULUH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN HIBAH DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN KEPADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PEMBERIAN SUBSIDI DARI PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM www.medan.tribunnews.com I. PENDAHULUAN Pasal 28A Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 LANDASAN KONSEPTUAL Definisi Umum: SBI adalah sekolah/madrasah yang

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas kerja agar menghasilkan output yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas kerja agar menghasilkan output yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas, besar ataupun kecil dapat tercapai dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya koordinasi dalam setiap gerak langkah. Sekolah merupakan suatu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG Hal 1 dari RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKA - SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2015 Urusan Pemerintahan : Organisasi : 1.01. - Pendidikan 1.01.01. - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal : Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal : PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI TAHUN 2017 DI

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANJAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan semata-mata bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah dan masyarakat, begitu juga dalam hal pembiayaan

Lebih terperinci