Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 :"

Transkripsi

1 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : PEMANFAATAN ZEOLIT SEBAGAI PENYERAP HG DARI AIR SUNGAI CITAMBAL KECAMATAN CINEAM, KABUPATEN TASIKMALAYA YANG TERCEMAR PENGOLAHAN EMAS DENGAN METODE AMALGAMASI (THE UTILIZATION OF ZEOLIT AS HG ABSORBER IN CITAMBAL RIVER, CINEAM SUBREGENCY, TASIKMALAYA REGENCY, POLLUTED BY GOLD PROCESSING USING AMALGAMATION METHOD) Widodo Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI Komplek LIPI, Jln. Sangkuriang Bandung Pos-el: wwwidodo01@gmail.com (Diterima 22 Oktober 2012; Disetujui 01 Desember 2012) ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pemanfaatan zeolit asal Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya untuk menurunkan konsentrasi air raksa (Hg) dari percontoh air sungai yang tercemar limbah dari pengolahan bijih emas metode almalgamasi. Percontoh air sungai yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Sungai Citambal, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan percontoh zeolit sebagai material penyerap diambil dari daerah Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Zeolit yang digunakan dalam percobaan berukuran mesh, mesh, mesh, dan kolom percobaan berupa tabung dengan diameter 10 cm dan panjang 90 cm. Zeolit dengan masing-masing ukuran dimasukkan ke dalam tabung percobaan dengan tinggi zeolit pada kolom percobaan 20 cm. Pada bagian atas dan bawah kolom zeolit diletakkan pasir Galunggung masing-masing 10 cm. Sementara itu percontoh air sungai yang tercemar limbah Hg dengan konsentrasi 0,0088 mg/l dialirkan melalui bagian atas kolom yang berisi zeolit, sedangkan air yang keluar dari kran outlet ditampung untuk dilakukan analisis kimia. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi Hg sebesar 4,55 % - 45,45 %. Penyerapan optimal (45,45 %) adalah zeolit dengan ukuran mesh yang diaktivasi pada temperatur 400 o C. Konsentrasi Hg turun dari 0,0088 mg/l menjadi 0,0048 mg/l, lebih kecil dari 0,0050 mg/l sebagai syarat air untuk pengairan. Kata kunci : zeolit, aktivasi, air limbah, pengolahan emas ABSTRACT A Zeolite utilization research has been done at Cipatujah, regency of Tasikmalaya. The purpose of the research is to decrease the concentration Hg in waste polluted river water sampel from ore gold processing using almalgamation method. River water percontoh that was used in this research was taken from Citambal River, Cineam subregency, Tasikmalaya Regency, while zeolite percontoh as absorption materials was taken from Sindangkerta, Cipatujah subregency Tasikmalaya Regency. Zeolite used on the experiment measured mesh, mesh, mesh, and the experiment columns were tubes with diameter 10 cm and heigth 90 cm. Each size of zeolite was put into the experiment tube with the heigh of zeolite in each experiment column was 20 cm. Above and bottom part of zeolite column was 10 cm high of Galunggung sand was put above below eac zeolit column. Meanwhile, waste polluted river water percontoh with Hg concentration of 0,0088 mg/l was flowed above the zeolite column, while water came out from outlet tap was kept for chemistry analysis. The Result of the analysis shows that is the concentration of Hg decrease as much as 4,55 % -45,45 %, where optimal absorption (45,45 %) of zeolite of size mesh which was activated in temperature 400 o C. The concentration of Hg decrease from 0,0088 mg/l to 0,0048 mg/l, smaller than 0,0050 mg/l so it fulfils the water standard for irigation. Keywords : zeolite, activation, waste water, gold processing 155

2 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) PENDAHULUAN Zeolit terdiri sekelompok mineral aluminasilikat terhidrasi, merupakan produk gunung berapi baik dalam batuan beku atau sedimen (Yuliantie, 1991), mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya dan tidak terbatas dengan rongga-rongga. Zeolit secara umum berwarna kehijauan bila basah, berwarna pucat bila kering, bertekstur kristalin, kompak namun agak lunak. Di Jawa Barat bagian selatan terdapat potensi sumberdaya bahan galian mineral yang hingga kini penanganan dan pemanfaatannya belum dikelola secara maksimal, salah satu bahan galian mineral tersebut adalah zeolit. Zeolit dapat digunakan sebagai penyaring, pengayak molekuler, penyerap, penukar kation, mempunyai toleransi yang tinggi terhadap unsur lain, menyerap air dan katalis. Kegunaan zeolit untuk menyerap katalis sebetulnya lebih cocok menggunakan zeolit buatan (sintetis) karena sifat katalis yang dimilikinya, dan sifat ini sangat jarang terdapat pada zeolit alam. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka zeolit sering disebut sebagai bahan galian atau mineral multiguna. Zeolit alam umumnya terdapat dalam batuan tufa bersama mineral lainnya, seperti felspar dan kuarsa. Perbandingan Si dan Al yang bervariasi menghasilkan banyak jenis zeolit yang terdapat di alam. Beberapa jenis zeolit yang terdapat di alam adalah klinoptilolit, mordenit, heulandit, ohabasit, dll. (Suganal, 1989). Menurut Sutopo (1991), kation-kation alkali yang dimiliki zeolit merupakan sumber kation yang mudah dipertukarkan melalui penyerapan. Hasil penelitian penyerapan logamlogam berat menggunakan zeolit (Sutopo, 1991) diketahui bahwa zeolit mampu menurunkan kadar besi (Fe) dari 1,466 mg/l menjadi 0,120 mg/l, mangan (Mn) dari 2,220 mg/l menjadi 0,060 mg/l, tembaga (Cu) dari 0,430 mg/l menjadi 0,030 mg/l, dan seng (Zn) dari 0,180 mg/l menjadi 0,110 mg/l. Percobaan dengan memanfaatkan zeolit sebagai penyerap (absorben) air raksa (Hg) yang terdapat dalam air hal ini dimungkinkan, karena zeolit mempunyai sifat sebagai penyerap dan mempunyai struktur yang berongga-rongga. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 perairan yang mengandung air raksa untuk bahan baku air minum (kelas I) maksimum 0,0010 mg/l, bila angkanya melebihi angka tersebut akan mengganggu kesehatan pengkonsumsinya. Air raksa biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat pencernaan baik melalui ikan maupun perairan itu sendiri. Air raksa (Hg) dalam bentuk logam sebagian besar dapat disekresikan, sisanya akan menumpuk di ginjal dan sistem saraf yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak. Pada keracunan Hg tingkat awal penderita akan merasa mulutnya kebal, sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah dan sering sakit kepala. Apabila terjadi akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel - sel saraf di otak kecil yang menguasai kondisi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi pada sarung selaput saraf dan bagian otak kecil. Tujuan penelitian ini adalah mengukur seberapa jauh pemanfaatan zeolit dengan aktivasi fisika untuk menyerap air raksa sebagai unsur pencemar dalam air sungai karena kegiatan pengolahan bijih emas menggunakan metode amalgamasi. Pemanfaatan zeolit sebagai bahan penyerap ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah zeolit itu sendiri, sekaligus sebagai salah satu cara untuk mengurangi adannya pencemaran lingkungan. Batasan masalah dalam penelitian adalah pemanfaatan zeolit dengan aktivasi fisika untuk meningkatkan mutu zeolit alam agar memiliki daya serap maupun pertukaran ion yang lebih tinggi. Uji kemanpuan daya serap zeolit hasil aktivasi fisika hanya diujicobakan pada satu unsure saja, yaitu air raksa (Hg). Unsur-unsur pencemar logam-logam lainnya seperti Fe, Mn, Cu, Cd, Zn, Pb, Cr, As, dan ph air tidak dibahas. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh spesifikasi zeolit hasil aktivasi fisika yang sesuai dalam penggunaannya sebagai bahan penyerap untuk menurunkan konsentrasi Hg. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi wilayah penambangan zeolit terletak di Desa Sindangkerta, Kecamatan Cineam, Kabupaten Sukabumi, sedangkan lokasi penambangan bijih emas skala kecil dan pengolahan bijih emas metode amalgamasi terletak di Desa Karanglayung, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya (Gambar 1). Secara geologi daerah Cineam termasuk kedalam Hasil Gunung Api Tua (QTvs) sebagaimana tercantum pada Gambar

3 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya 1. Kadipaten 2. Pagerageung 3. Ciawi 4. Sukaresik 5. Jamanis 6. Sukahening 7. Rajapolah 8. Cisayong 9. Cigalontang 10. Sariwangi 11. Leuwisari 12. Padakembang 13. Sukaratu 14. Singaparna 15. Salawu 16. Mangunreja 17. Sukarame 18. Manonjaya 19. Cineam 20. Taraju 21. Puspahiang 22. Tanjungjaya 23. Sukaraja 24. Gunungtanjung 25. Karangjaya 26. Bojonggambir 27. Sodonghilir 28. Parungponteng 29. Jatiwaras 30. Salopa 31. Culamega 32. Bantarkalong 33. Bojongasih 34. Cibalong 35. Cikatomas 36. Cipatujah 37. Karangnunggal 38. Cikalong 39. Pancatengah Gambar 1. Lokasi Penelitian 157

4 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) Keterangan Qvb Qvg QTvs Tmph Breksi Gunungapi Galunggung Hasil Gunungapi Muda Hasil Gunungapi Tua Formasi Halang Tmpb Tmkl Tomj Formasi Bentang Batugamping Kalipucung Formasi Jampang Sungai Jalan Peta Indeks Gambar 2. Peta Geologi Daerah Cineam dan sekitarnya (Budhitrisna, 1987) 158

5 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : Hasil Gunung Api Tua terdiri atas perselingan breksi, lava, tufa, dan lahar, bersusunan andesit sampai basal hasil kegiatan gunung api strato Sawal (Budhitrisna, 1987). Mineralisasi di daerah Cikondang Kecamatan Cineam dijumpai pada lava andesit, urat kuarsa banyak dijumpai dalam bentuk veinlets maupun urat berukuran tebal urat berkisar 0,5-1,1 m umumnya mengandung mineral bijih sulfida, jurus urat U 300 o T -U 345 o T dengan Daerah Cineam termasuk ke dalam Anggota Genteng Formasi Jampang (Tmjg), tersusun atas tuf berselingan dengan breksi dasitan bersisipan dengan batugamping (Gambar 3; Supriatna, drr.,1992). Anggota Genteng diperkirakan berumur Oligosen - Miosen Awal, hubungan dengan Formasi Jampang adalah menjemari. KETERANGAN Qal Endapan Aluvium Tmb FORMASI BENTANG Tmkl FORMASI KALIPUCANG Tmjg Anggota Geuleng Formasi Jampang Tomj FORMASI JAMPANG Tgd GRANODIORIT INDEKS PETA Gambar 3. Peta Geologi Daerah Cipatujah dan sekitarnya (Supriatna, drr.,1992). Endapan zeolit di daerah penelitian terdapat pada satuan tuf dari Formasi Jampang, Anggota Genteng, terbentuk dari bahan asal tuf yang mengalami ubahan karena adanya pengaruh hidrotermal, umumnya berwarna putih kehijauan sampai putih keabu-abuan, putih kotor, butiran pasir berukuran kasar sampai halus, homogen, padat dan kompak, ketebalan zeolit yang tersingkap berkisar antara 1 sampai 5 meter (Gambar 4 dan Gambar 5), sumberdaya/potensi zeolit di Cipatujah diperkirakan ton. Sementara bahan tambahan yang digunakan dalam percobaan penyerapan air raksa dari air sungai tercemar Hg karena adanya pengolahan bijih emas metode amalgamasi adalah pasir Galunggung dari Daerah Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya (Gambar 6). 159

6 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) Gambar 4. Lokasi pengambilan Percontoh Zeolit (Foto diambil di Cipatujah, 2009). Gambar 5. Titik pengambilan Percontoh Zeolit (Foto diambil di Cipatujah, 2009) 160

7 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : Gambar 6. Peta Geologi Gunung Galunggung dan sekitarnya (Sumber : Pusat Survei Geologi). Gambar 7. Pasir Galunggung, Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya (Gambar Foto diambil di Sukaratu, tahun 2009) 161

8 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) Gambar 8. Penambangan bijih emas di pinggir Sungai Citambal (Foto diambil di Cineam, tahun 2009) Kegiatan Pertambangan Penambangan bijih emas skala kecil di Desa Karanglayung, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, dilakukan dengan membuat terowongan (adit) dan sumuran (shaft). Kegiatan penambangan diawali dengan menggali lubang tambang secara mendatar (terowongan) dan secara vertikal (sumuran), kemudian penggalian diteruskan dengan mengikuti arah urat kuarsa yang mengandung emas. Penggalian batuan/bijih emas menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, palu, dan pahat. Lokasi (titik) awal pembuatan lubang tambang berdasarkan perkiraan keberadaa cebakan bijih emas yang dianggap potensial untuk ditambang, dengan harapan segera mendapatkan bijih emas tanpa memperhitungkan keadaan lingkungan, misal penambangan dekat sungai (Gambar 8). Bijih emas yang didapat kemudian diolah dengan cara amalgamasi menggunakan alat Gelundung, sebagai tenaga penggerak Gelundung dapat digunakan kincir air maupun dinamo (genset). Gelundung yang digerakkan dengan kincir air, berpotensi mencemari air sungai (Gambar 9). TINJAUAN PUSTAKA Adanya kegiatan penambangan dan pengolahan bahan galian (mineral) dapat berakibat timbulnya masalah kualitas lingkungan hidup, yaitu perubahan fisika, kimia, dan biologi lingkungan. Pencemaran air merupakan salah satu percontoh kerusakan yang terjadi pada lingkungan hidup. Pengolahan bijih emas skala kecil di Karang Paningal, Desa Karanglayung, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, menggunakan metode amalgamasi cara langsung. Dalam metode ini semua material (bijih emas, media giling, kapur tohor, air, air raksa) dimasukkan secara bersama-sama pada awal proses, sehingga proses penghalusan bijih emas dan pengikatan emas (bijih emas yang sudah terliberasi) oleh air raksa terjadi secara bersamaan. Metode amalgamasi cara langsung ini kurang efektif dengan beberapa alasan yaitu memerlukan jumlah air raksa relatif lebih banyak, air raksa yang digunakan cepat rusak menjadi butir-butir kecil/flouring (Pelle, 1956), sehingga daya ikat air raksa terhadap emas kurang, dan butir-butir air raksa yang kecil mudah terbuang ke sungai bersama ampas sewaktu dilakukan pendulangan memisahkan ampas dengan amalgam. Dampak proses ini adalah terjadinya pencemaran air sungai (Widodo, 2008). Air raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Air raksa dalam kondisi temperatur kamar berbentuk zat cair, bila terjadi kontak dengan logam emas akan membentuk larutan padat (Sevruykov drr., 1960). Larutan padat biasa disebut amalgam, yaitu paduan antara air raksa dengan beberapa logam (emas, perak, tembaga, timah, seng). 162

9 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : Gambar 9. Pengolahan bijih emas menggunakan gelundung yang digerakkan dengan kincir air (Foto diambil di Cineam, tahun 2009) Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Zeolit. Oksida Kandungan (%) SiO2 66,38 Al2O3 12,49 Fe2O3 1,48 TiO2 - CaO 1,86 MgO 0,85 K2O 1,84 Na2O 2,02 H2O- 3,78 HD 9,29 Pemanasan untuk tujuan aktivasi dilakukan hingga temperatur 200, 300, 400, dan 500 o C. Setelah pemanasan air pori dan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap yang mengotori pori-pori zeolit akan keluar, sehingga pori-pori zeolit menjadi lebih bersih dan luas permukaan spesifik menjadi lebih besar. Efek semuanya ini mengakibatkan kapasitas tukar ion dan daya serapnya menjadi bertambah. Hasil analisis kimia untuk Hg pada percontoh air sungai tercemar adalah sebesar 0,0088 mg/l (Tabel 2). Percontoh air diambil tidak jauh dari tempat pengolahan bijih emas dengan alat Gelundung (Gambar 9). Zeolit memiliki struktur berongga yang terisi oleh air dan kation yang bisa dipertukarkan, serta memiliki kemampuan untuk melepaskan dan menyerap kembali air dan menukarkan ion tanpa merusak atau merubah struktur atomnya. Ion-ion pada rongga atau kerangka elektrolit berguna untuk menjaga kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion-ion yang terjadi bergantung pada ukuran dan muatan maupun jenis zeolitnya. Kelebihan zeolit yang mempunyai sifat sebagai penukar ion, memungkinkan pemanfaatan zeolit untuk mengurangi konsentrasi logam-logam berat yang terdapat pada air limbah melalui penyerapan. Berdasarkan hasil penelitian Sutopo (1991), zeolit dapat menurunkan kadar besi (Fe) dari 1,466 mg/l menjadi 0,12 mg/l, kemudian mangan (Mn) dari 2,22 mg/l menjadi 0,06 mg/l, tembaga (Cu) dari 0,43 mg/l menjadi 0,03 mg/l dan seng (Zn) dari 0,18 mg/l menjadi 0,11 mg/l. Berdasarkan acuan tersebut di atas, maka dilakukan penelitian menurunkan konsentrasi air raksa (Hg) pada air sungai yang tercemar limbah pengolahan bijih emas metode amalgamasi dengan cara penyerapan menggunakan zeolit dari Sindangkerta Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Penyerapan (adsorpsi) didefinisikan sebagai proses melekatnya molekul atau zat pada permukaan padatan atau cairan. Gejala adsorpsi timbul sebagai akibat hasil gaya permukaan pada padatan, gas, uap, cairan atau larutan, dan material tersuspensi atau koloid. Kira-kira % volume total kristal zeolit terdiri atas ruang terbuka yaitu dari kerangka struktur aluminosilikat dan rongga antarkristal. 163

10 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) Struktur dalam ini bersifat sangat lekat air (hydrophilic), biasanya penuh dengan air. Bila air ini dikeluarkan baik dengan pemanasan atau dengan evakuasi, zeolit yang telah mengalami dehidrasi menjadi adsorben air yang baik sekali. Dengan mengetahui daya penyerapan zeolit terhadap air tercemar Hg, diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk mengurangi adanya pencemaran lingkungan. 90 cm influen METODOLOGI Rangkaian kegiatan percobaan meliputi pengambilan percontoh zeolit, air, dan pasir dari lapangan; serta preparasi, analisis kimia, pengaktifan dan percobaan penyerapan percontoh zeolit di laboratorium. Percontoh zeolit dari lapangan berupa bongkah berukuran cm dan dipecah dengan palu hingga berukuran <3 cm, kemudian digunakan sebagai umpan (feed) alat penggerus batuan. Alat penggerus yang digunakan adalah ballmill dengan media gerus bola-bola keramik, proses penggerusan dilakukan selama 6 jam. Produk penggerusan ini kemudian disaring dengan saringan getar (vibrating screen), hasilnya dipisahkan dalam beberapa fraksi ukuran mesh, mesh, dan mesh. Aktivasi zeolit dilakukan terhadap setiap fraksi secara fisik dengan pemanasan pada temperatur 200, 300, 400, dan 500 o C selama 4 jam. Percobaan penyerapan dilakukan dengan memakai percontoh zeolit dan pasir Galunggung kedalam kolom (tabung) fiber glass dalam posisi tegak (Gambar 10). Material pasir Galunggung terutama terbentuk akibat banjir lahar letusan Gunung Galunggung pada tahun Pasir ini tersebar luas di sebelah tenggara G. Galunggung, terutama sepanjang daerah aliran S. Cikunir, S. Cibanjaran, S. Ciloseh dan S. Cimampang dengan ketebalan bervariasi antara 1,5 7 m. Pasir Galunggung ini berwarna kehitaman, butirannya masih lepas sehingga mudah sekali digali, pada umumnya bercampur dengan abu halus, dan bermutu baik sebagai pasir beton, (Gambar 7). Percontoh air sungai tercemar dilewatkan secara lambat dari atas kolom. Air yang keluar melalui kran diatur (rata-rata satu liter dalam waktu 60 menit) ditampung dengan beker glas ml. Air tersebut selanjutnya dianalisis kimia untuk mengetahui konsentrasi Hg nya. Pasir 10cm 10 cm 20 cm Pasir 10cm 10 cm Zeolit 10 cm HASIL DAN PEMBAHASAN Kran effluent Gambar 10. Kolom percobaan penyerapan menggunakan Zeolit Endapan zeolit di daerah penelitian terdapat pada satuan tuf dari Formasi Jampang, Anggota Genteng, terbentuk dari ubahan tuf karena pengaruh hidrotermal, berwarna putih kehijauan sampai putih keabu-abuan, berbutir halus, homogen, padat, dan kompak. Berdasarkan hasil analisis kimia percontoh zeolit yang digunakan dalam percobaan didominasi oleh SiO 2 dan Al 2 O 3 sebesar 66,38 % dan 12,49%, sedangkan yang lainnya Fe2O3, CaO, MgO, K 2 O, Na 2 O, berjumlah sebesar 8,05 % (Tabel 1). Kandungan mineral percontoh zeolit didominasi oleh mineral mordenit dan klinoptilolit yang mempunyai kestabilan terhadap panas relatif tinggi karena kandungan mineral silika yang tinggi. Percontoh zeolit yang digunakan mengandung 38,25% mordenit dan 28,40 % klinoptilolit dengan nilai kapasitas tukar kation (KTK)nya sekitar 148,00 meq/100 gram. 164

11 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : Tabel 2. Hasil Analisis Sifat Fisik & Kimia Air Sungai Citambal. No. Parameter Satuan Konsentrasi 1. ph - 5,24 2. TDS mg/l TSS mg/l Kesadahan mg/l 156,22 5. Kalsium (Ca) mg/l 36,6 6. Magnesium (Mg) mg/l 4,30 7. Natrium (Na) mg/l 155,30 8. Kalium (K) mg/l 18,56 Logam Berat 1. Air raksa (Hg) mg/l 0, Besi (Fe) mg/l 0, Seng (Zn) mg/l 0, Mangan (Mg) mg/l 1, Timbal (Pb) mg/l 0, Tembaga (Cu) mg/l 0, Kadmium (Cd) mg/l 0, Kromium (Cr) mg/l 0, Arsen (As) mg/l 0,022 Tabel 3. Hasil Percobaan Penyerapan Hg. Besar Butir (Mesh) Hasil Penyerapan Hg Temperatur 200 o C Temperatur 300 o C Temperatur 400 o C Temperatur 500 o C ,0084 mg/l 4,55 % 0,0079 mg/l 10,23 % 0,0071 mg/l 19,32 % 0,0078 mg/l 11,37 % ,0073 mg/l 17,05 % 0,0068 mg/l 22,73 % 0,0062 mg/l 29,55 % 0,0066 mg/l 25,00 % ,0063 mg/l 28,41 % 0,0057 mg/l 35,23 % 0,0048 mg/l 45,45 % 0,0055 mg/l 37,50 % 165

12 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) Gambar 11. Perbandingan hasil penyerapan Hg. Hasil pengukuran kualitas/mutu air terhadap pencemaran air raksa, dievaluasi sesuai dengan pemanfaatannya berdasarkan kelas. Perairan yang mengandung air raksa untuk bahan baku air minum (kelas I) maksimum 0,0010 mg/l, untuk budidaya ikan air tawar, peternakan, sarana rekreasi air (kelas II dan III) air raksa maksimum 0,0020 mg/l dan untuk pengairan, industri dan PLTA (kelas IV) air raksa maksimum 0,0050 mg/l (Tabel 4). Hasil analisis kimia khususnya Hg pada fraksi mesh dengan temperatur aktivasi 400 o C kosentrasi Hg sebesar 0,0048 mg/l telah berada di bawah konsentrasi yang diperkenankan untuk pengairan, industri, dan PLTA (kelas IV) yaitu 0,0050 mg/l; tetapi belum memenuhi syarat untuk bahan baku air minum (kelas I) maksimum 0,0010 mg/l maupun untuk budidaya ikan air tawar, peternakan, sarana rekreasi air (kelas II dan III) air raksa maksimum 0,0020 mg/l (Gambar 11). Untuk memperluas permukaan pori, zeolit dapat diaktivasi dengan asam kuat (H2SO4 / HCl) atau basa kuat (NaOH), sehingga senyawa pengotor seperti besi dapat terlarutkan dan zeolit tersebut dapat mengatur kembali letak atom di dalam rangka yang dapat dipertukarkan dengan kation lain. Perlakuan selanjutnya setelah aktivasi adalah penetralan zeolit dengan aquadest, kemudian dikeringkan. Penggunaan zeolit dalam pengolahan air tercemar limbah dapat didasarkan pada dua parameter penting yang dimiliki zeolit yaitu, nilai kapasitas tukar kation (KTK) dan daya serap terhadap molekul yang tinggi. Tingginya nilai KTK berkaitan erat dengan jenis dan kandungan jumlah zeolit serta mineralogi atau komposisi mineralnya. Makin tinggi kandungan morderit pada zeolit semakin tinggi nilai KTKnya. Sementara daya serap zeolit berhubungan erat dengan luas permukaan spesifik zeolit. Semakin luas permukaan spesifik zeolit, semakin tinggi daya serapnya. Luas permukaan zeolit juga bergantung pada suhu, dengan semakin tinggi suhu maka luas permukaan spesifik juga semakin tinggi. Percobaan perkolasi (Husaini, 1999), regenerasi dilakukan setelah kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan zeolit yang digunakan untuk penyerapan dibuang melalui proses cuci balik (back washing), kemudian dilanjutkan pembilasan dengan aquades untuk menghilangkan sisa-sisa larutan (regenerant). Dalam penelitian pengaruh berat zeolit terhadap jumlah ion Fe dan Mn, zeolit menjadi jenuh setelah digunakan selama 42 hari secara terus menerus, dan proses cuci balik dilakukan setiap dua minggu sekali. 166

13 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 3 Desember 2012 : Tabel 4. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas. (Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001) Kelas Parameter Satuan I II III IV ph Besi (Fe) Mangan (Mn) Tembaga (Cu) Kadmium (Cd) Seng (Zn) Timbal (Pb) Kromium (Cr) Arsen (As) Air raksa (Hg) mg/l 0,3000 (-) (-) (-) mg/l 0,1000 (-) (-) (-) mg/l 0,0200 0,0200 0,0200 0,2000 mg/l 0,0100 0,0100 0,0100 0,0100 mg/l 0,0500 0,0500 0,0500 2,0000 mg/l 0,0300 0,0300 0,0300 1,0000 mg/l 0,0500 0,0500 0,0500 1,0000 mg/l 0,0500 1,0000 1,0000 1,0000 mg/l 0,0010 0,0020 0,0020 0,0050 Keterangan : Kelas I = bahan baku air minum Kelas II = sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan Kelas III = budidaya ikan tawar, peternakan Kelas IV = pengairan, industri dan PLTA 167

14 Pemanfaatan Zeolit Sebagai Penyerap Hg Dari Air Sungai Citambal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya Yang Tercemar Pengolahan Emas Dengan Metode Amalgamasi (Widodo) SIMPULAN 1. Penurunan konsentrasi Hg dapat dilakukan dengan cara penyerapan menggunakan zeolit jenis klinoptilotit dan mordernit. 2. Kapasitas penyerapan zeolit terhadap Hg dipengaruhi oleh ukuran besar butir zeolit dan temperatur aktivasi. Semakin kecil ukuran butir zeolit, maka luas permukaan spesifik dan kapasitas penyerapan semakin besar. Sementara itu semakin tinggi temperatur aktivasi maka kapasitas penyerapannya cenderung semakin besar. 3. Temperatur aktivasi yang optimal adalah sebesar 400 o C dengan kemampuan menyerap 45,45 % untuk ukuran besar butir mesh, sedangkan temperatur pemanasan dengan aktivasi yang terlalu tinggi (>400 o C) dapat merusak struktur kristal zeolit UCAPAN TERIMA KASIH Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI Sukabumi atas kepercayaan dan dukunganyang diberikan selama penelitian dilakukan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Achdia Supriadidjaja, BE (telah Purna Bakti dari LIPI), Sugiman dan Rustana atas bantuan dan kerjasamanya yang baik selama penelitian lapangan dan laboratorium dilaksanakan. ACUAN Budhitrisna, T., Geologi Lembar Tasikmalaya Jawa Barat, Sekala 1 : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Direktorat Jenderal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung. Husaeni, Pengolahan Zeolit Alam, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung. Pelle, R., Mining Engineers Hand Book, Third Edition, Vol. 2, John Willey and Sons Inc., New York. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Sevruykov, N.; Kuzmin, B.; dan Chelishchev, Y., 1960, General Matallurgy, Peace Publisher, Moscow. Suganal, Penggunaan Zeolit Bayah Untuk Pengolahan Air Limbah Industri Elektroplating Di DKI Jakarta, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Bandung. Supriatna, S., Sarmili, L., Sudana, D., dan Koswara, A., Peta Geologi Lembar Karangnunggal, Jawa. Skala 1: , Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Sutopo, F.X.R. drr., 1991, Pengkajian Karakteristik Zeolit Cikalong Tasikmalaya dan Pemanfaatannya dalam Pengolahan Air, Laporan teknik Pengolahan No.143, PPTM Bandung. Widodo, 2008, Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan kehilangan Merkuri, Riset-Geologi dan Pertambangan, Jilid 18 No. 1, Bandung. Widodo, Achdia Supriadidjaja, Sugiman, dan Rustana, Penataan Kawasan Pertambangan Bahan Galian Di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat, Laporan Kegiatan Tahun 2009, UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI, Sukabumi. Yuliantie, A., Pengaruh Jenis (Asal) dan Ukuran Batuan Zeolit Serta Kecepatan Aliran Air Terhadap Kemampuan Pelunakan Air, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 168

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.

Lebih terperinci

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 83 96

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 83 96 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 83 96 UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN EMAS DENGAN METODE AMALGAMASI TIDAK LANGSUNG (Studi Kasus: Pertambangan

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri

Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri Makalah Teknis Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri Widodo a a UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI ABSTRACT The gold ore as the result from

Lebih terperinci

Pencemaran air raksa (Hg) sebagai dampak pengolahan bijih emas di Sungai Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten Sukabumi

Pencemaran air raksa (Hg) sebagai dampak pengolahan bijih emas di Sungai Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten Sukabumi Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 3 September 2008: 139-149 Pencemaran air raksa (Hg) sebagai dampak pengolahan bijih emas di Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten Sukabumi Wi d o d o UPT Loka Uji Teknik Penambangan

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup pokok karena tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.

Lebih terperinci

Pengurangan Kesadahan Ca, Mg dan Logam Berat Fe, Mn, Zn dalam Bahan Baku Air Minum dengan Menggunakan Zeolit Asal Cikalong, Tasikmalaya

Pengurangan Kesadahan Ca, Mg dan Logam Berat Fe, Mn, Zn dalam Bahan Baku Air Minum dengan Menggunakan Zeolit Asal Cikalong, Tasikmalaya Pengurangan Kesadahan Ca, Mg dan Logam Berat Fe, Mn, Zn dalam Bahan Baku Air Minum dengan Menggunakan Zeolit Asal Cikalong, Tasikmalaya Husaini dan Trisna Soenara Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 2 Agustus 2012 : 63-74

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 2 Agustus 2012 : 63-74 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 2 Agustus 2012 : 63-74 PEMANFAATAN WASTE DAN TAILING UNTUK PEMBUATAN BATA CETAK DARI KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DAERAH

Lebih terperinci

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

TARIF LINGKUP AKREDITASI

TARIF LINGKUP AKREDITASI TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Zeolit adalah mineral senyawa alumina silikat hidrat dengan logam alkali dan alkali tanah, yang memiliki struktur kerangka yang berbentuk rongga. Bahan induk yang didominasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya

Lebih terperinci

MANFAAT ZEOLIT DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN

MANFAAT ZEOLIT DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT MANFAAT ZEOLIT DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 30 JULI 2011 PADA KELOMPOK TERNAK TIRTA DOMBA DUSUN SANGUBANYU SUMBERRAHAYU MOYUDAN SLEMAN Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan adalah kromium (Cr). Krom adalah kontaminan yang banyak ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan adalah kromium (Cr). Krom adalah kontaminan yang banyak ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Logam berat merupakan salah satu pencemar yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, sebab toksisitasnya dapat mengancam kehidupan mahluk hidup. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. namun air yang tersedia

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 16 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kandungan mineral logam ( khususnya emas) sudah sejak lama tersimpan di daerah Kabupaten Mandailing Natal. Cadangan bahan tambang emas yang terdapat di Kabupaten

Lebih terperinci

Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit

Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit JURNAL ZELIT INDNESIA Vol 4 No.1. Maret 2005 Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit Rusvirman Muchtar Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Ahmad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyiapan Zeolit Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tasikmalaya. Warna zeolit awal adalah putih kehijauan. Ukuran partikel yang digunakan adalah +48 65 mesh,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi, air sangat penting bagi pemeliharaan bentuk kehidupan. Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari

Lebih terperinci

POTENSI DAN PEMANFAATAN ZEOLIT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN BANTEN. Oleh : Herry Rodiana Eddy Kelompok Kerja Mineral S A R I

POTENSI DAN PEMANFAATAN ZEOLIT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN BANTEN. Oleh : Herry Rodiana Eddy Kelompok Kerja Mineral S A R I Pemanfaatan zeolit untuk digunakan dalam berbagai industri dan pertanian akhir-akhir ini berkembang cukup pesat. Banyak pengusaha, baik swasta nasional, KUD maupun perorangan membuka usaha penambangan

Lebih terperinci

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG WIDI ASTUTI UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI Jl. Ir. Sutami Km. 15 Tanjungbintang, Lampung Selatan ABSTRAK Air sadah adalah air yang

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

Yuni Maliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Yuni Maliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi LOKASI PENYEBARAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR KABUPATEN TASIKMALAYA (THE DISTRIBUTION LOCATION OF SUPERIOR COMMODITIES OF CULTURED FRESH WATER FISHERIES SUBSECTOR IN TASIKMALAYA

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA dan BUPATI TASIKMALAYA MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA dan BUPATI TASIKMALAYA MEMUTUSKAN: SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 TINGKAT KABUPATEN

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 TINGKAT KABUPATEN MODEL DB - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 0 TINGKAT KABUPATEN NO URAIAN KECAMATAN CIPATUJAH KARANGNUNGGAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan

Lebih terperinci

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga 13 BAB II TINJAUAN UMUM Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional kebijakan pembangunan daerah menyarankan adanya keselarasan terhadap laju pertumbuhan antar daerah, pemerataan antar daerah, dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014 M1O-01 MENGENALI INTERAKSI AIR SUNGAI DAN AIR TANAH, SERTA ANALISIS HUBUNGAN SIFAT KIMIA DAN FISIK AIR MELALUI METODA GRAFIK (ANALISIS NILAI R 2 ) DALAM PENYELESAIAN MASALAH KEKURANGAN AIR BERSIH WARGA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

POTENSI DAN PEMANFAATAN ZEOLIT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN BANTEN

POTENSI DAN PEMANFAATAN ZEOLIT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN BANTEN POTENSI DAN PEMANFAATAN ZEOLIT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN BANTEN Oleh HERRY RODIANA EDDY Kelompok Kerja Mineral SARI Pemanfaatan zeolit untuk digunakan dalam berbagai industri dan pertanian akhirakhir

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN LAMPIRAN MODEL DB1 - KWK.KPU REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN A. SUARA SAH NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON BUPATI

Lebih terperinci

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air

Lebih terperinci

beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG BATAS TERTINGGI UANG PERSEDIAAN DAN GANTI UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil penentuan kandungan oksida logam dalam abu boiler PKS Penentuan kandungan oksida logam dari abu boiler PKS dilakukan dengan menggvmakan XRF

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Lajunya pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang kerangka dasarnya terdiri dari unit-unit tetrahedral alumina (AlO 4 ) dan silika (SiO 4 ) yang saling berhubungan melalui

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan

Lebih terperinci

PENDATAAN PENYEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN CIBALIUNG, KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

PENDATAAN PENYEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN CIBALIUNG, KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PENDATAAN PENYEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN CIBALIUNG, KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN Nixon Juliawan, Denni Widhiyatna, Junizar Jatim Sari Pengolahan emas dengan cara amalgamasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam yang penting bagi semua mahluk hidup. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-028-IDN Alamat Bidang Pengujian : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 315, Surabaya 60234 Bahan atau produk Gaplek SNI 01-2905-1992 butir 7.1 Pati Serat Pasir/Silika

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Unsur kadmium dengan nomor atom 48, bobot atom 112,4 g/mol, dan densitas 8.65 g/cm 3 merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya, karena dalam jangka waktu panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL Haryadi 1*, Sariadi 2, Zahra Fona 2 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan Teknik Kimia,

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

22 Desember 2006 Telp. (022) , Faks. (022) s/d 21 Desember 2010 Lingkup Akreditasi

22 Desember 2006 Telp. (022) , Faks. (022) s/d 21 Desember 2010 Lingkup Akreditasi LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-051-IDN Kimia Batuan dan mineral / Preparasi contoh SNI 13-3496-1994 bahan galian Clay mineral SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, CaO, MgO, K 2 O, SNI 13-3608-1994

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR BESI OLEH MEDIA ZEOLIT ALAM PONOROGO SECARA KONTINYU IRON REMOVAL BY NATURAL ZEOLITE OF PONOROGO IN CONTINUOUS FLOW

PENURUNAN KADAR BESI OLEH MEDIA ZEOLIT ALAM PONOROGO SECARA KONTINYU IRON REMOVAL BY NATURAL ZEOLITE OF PONOROGO IN CONTINUOUS FLOW 169 PENURUNAN KADAR BESI OLEH MEDIA ZEOLIT ALAM PONOROGO SECARA KONTINYU IRON REMOVAL BY NATURAL ZEOLITE OF PONOROGO IN CONTINUOUS FLOW Andreas Djatmiko Poerwadio 1) dan Ali Masduqi 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya teknologi di bidang pertanian, industri, dan kehidupan sehari-hari meningkatkan jumlah polutan berbahaya di lingkungan. Salah satu dampak peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pembangunan disektor industri terus meningkat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan manusia di dalam mengelola dan mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai akan ditampung oleh punggung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI A.M. Fuadi, M. Musthofa, K. Harismah, Haryanto, N. Hidayati Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

Penanaman TiO 2 Pada Tetrahedral Zeolit Alam Untuk Mengatasi Masalah Limbah Non-Biodegradable Pada Industri Tekstil

Penanaman TiO 2 Pada Tetrahedral Zeolit Alam Untuk Mengatasi Masalah Limbah Non-Biodegradable Pada Industri Tekstil [ I.106 ] Penanaman TiO 2 Pada Tetrahedral Zeolit Alam Untuk Mengatasi Masalah Limbah Non-Biodegradable Pada Industri Tekstil Ir. Dewi Fatimah Dra. Lenny M.Estiaty Dr. Ir. Hariyanto Soetjijo Ir. M. Ulum

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 282,6 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 282,6 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 3 sebanyak 8,6 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Tasikmalaya Tahun 3 sebanyak Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL 59 PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL The Effect of Liquid Waste on The Content of Cu. Zn, Cn,

Lebih terperinci

EFISIENSI PENURUNAN KADAR KALSIUM PADA AIR LAUT DENGAN METODA PENUKAR ION YANG MEMANFAATKAN TANAH

EFISIENSI PENURUNAN KADAR KALSIUM PADA AIR LAUT DENGAN METODA PENUKAR ION YANG MEMANFAATKAN TANAH EFISIENSI PENURUNAN KADAR KALSIUM PADA AIR LAUT DENGAN METODA PENUKAR ION YANG MEMANFAATKAN TANAH Roselyn Indah Kurniati 1), Shinta Elystia 2), Zultiniar 2) Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING Widi Astuti 1, F. Widhi Mahatmanti 2 1 Fakultas Teknik, 2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian. Salah satu produk utama pertanian di Indonesia adalah padi.

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Aktivasi Zeolit Sebelum digunakan, zeolit sebaiknya diaktivasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, zeolit diaktivasi melalui perendaman dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci