Bambang S Sulasmono ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bambang S Sulasmono ABSTRACT"

Transkripsi

1 ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG R. Suharti suhartiaditya0@gmail.com Bambang S Sulasmono sulasmonobambang@yahoo.com ABSTRACT This research is a development research. It means that the reaserch is used to produce a particular product and to test the effectiveness of the product itself. However, this research is limited only produces a planning strategy of quality development of SDN 1 Ngadirejo. The objectives of this research are; (1) To know the efforts that have been done by SDN 1 Ngadirejo in order to improve the school quality. (2) To know strengths, weakness, opportunities and threats which become the factors in improving the quality of SDN 1 Ngadirejo. (3) To formulate the alternative strategy that needs to be done to maintain and improve the quality of SDN 1 Ngadirejo. The collecting data were conducted by interviews, observation and research documentations. Those data obtain about efforts that have been done by SDN1 Ngadirejo in order to improve the school quality. FGD method is also used in supporting SWOT instrument analysis to identify the internal and external factors in order to know the strengths, the weakness, the opportunities, and the threats owed by the school. The result of input and output SWOT analysis aspects in improving the school quality stated SDN 1 Ngadirejo in quadrant 1 SO which supports an aggressive strategy to support the school development. Thus, the planning strategy is made using the power of internal school environment in order to get advantages of the opportunities from the external school environment. The strategic planning which is made consists of input, process and output aspects. They are developing educational facilities, empowering teachers to use information technology in teaching and learning process, and building a positive image through the output result. Based on the result of the research, the school is suggested to implement the strategic planning which has been prepared jointly by all the stakeholders of the school. Keywords: School quality, SWOT analysis, Strategic plan. Pendahuluan Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan. Komponen-komponen itu adalah masukan (input), proses, keluaran (output), tenaga kependidikan, sarana prasarana, serta biaya.

2 Menurut Syaodih (dalam Mulyasa 2006), proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia (administrator, guru, konselor, dan tata usaha) yang bermutu dan professional; sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, sumber belajar yang memadai; biaya yang mencukupi; manajemen dan strategi yang tepat, serta lingkungan yang mendukung. Jika semua komponen itu berfungsi optimal akan tercipta sekolah yang memiliki lulusan yang unggul mutunya, yaitu peserta didik yang mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Banyak ahli yang mengemukakan tentang definisi mutu. Sallis (2006), misalnya menyatakan bahwa mutu adalah sebuah filosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan eksternal yang berlebihan. Sedang menurut Danim (2007), mutu mengandung makna derajat keunggulan sesuatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia pendidikan barang dan jasa itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Di sisi lain Sumayang (2003) menyatakan bahwa quality (mutu) adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang atau jasa sesuai dengan fungsi dan penggunaan, di samping itu quality adalah tingkat dimana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan rancangan spesifikasinya. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu (quality) adalah derajad keunggulan suatu barang atau jasa, yang ditunjukkan oleh tingkat dimana rancangan spesifikasi produk atau jasa sesuai dengan fungsi dan penggunaannya. Mutu berfungsi sebagai acuan filosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan eksternal yang berlebihan. Dalam rangka menjamin kelangsungan hidupnya setiap lembaga lazimnya memiliki dan sekaligus menjalankan strategi peningkatan mutu. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dessel (2008) mengatakan bahwa strategi adalah rencana jangka panjang organisasi berkenaan dengan bagaimana organisasi itu menyelaraskan kekuatan dan kelemahan internalnya dengan peluang dan ancaman eksternal untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Strategi yang tepat dapat mengantarkan organisasi atau lembaga pendidikan pada keberhasilan mencapai tujuannya dan tetap memiliki keunggulan kompetitif. Sedangkan

3 menurut James & Edward (dalam Umar 2002) strategi adalah rencana yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas. Berdasarkan ke dua pendapat tersebut maka dalam penerapan strategi di sekolah, kepala sekolah melalui koordinasi dengan guru-guru, perlu membuat rencana strategis yang akan dijalankan bersama demi mencapai tujuan sekolah. Untuk mendapatkan strategi yang tepat, lembaga pendidikan memerlukan pengenalan dan penguasaan terhadap berbagai informasi lingkungan strategisnya. Lingkungan strategis lembaga pendi-dikan itu akan selalu berubah dan mempengaruhi eksistensinya. Karena itu lembaga pendidikan perlu melakukan analisis yang cermat terhadap lingkungan strategisnya. Analisis ini dimaksudkan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal lembaga serta mema-hami peluang dan ancaman eksternalnya, sehingga lembaga dapat melakukan antisipasi terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Sallis (2006) mengemukakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam perencanaan strategi peningkatan mutu sekolah adalah analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman). SWOT adalah perangkat umum yang didesain sebagai alat analisis, yang selanjutnya analisis itu disebut dengan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan sebagai langkah awal untuk proses pembuatan keputusan dan perencanaan strategis (Wulaningrum et al., 2006). Analisis SWOT itu adalah komparasi dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Snell dan Bohlander, 2007). Kerangka pikir yang mendasari analisis SWOT ini adalah mengoptimalkan kekuatan (Strengths), dan peluang (Opportunities), serta meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) yang sedang dialami organisasi atau lembaga. Analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sedang dialami oleh lembaga itu disebut dengan analisis situasi atau lingkungan (Rangkuti, 2006). Komparasi dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal ini akan menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang sesuai yang dimiliki oleh lembaga. Analisis SWOT memberikan informasi kepada pengambil keputusan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan dan tindakan (Sagala, 2007). Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Snell dan Bohlander (2007) bahwa analisis SWOT membantu pengambil keputusan untuk

4 menyimpulkan fakta-fakta penting, dan prediksi-prediksi atau proyeksiproyeksi yang diperoleh dari analisis faktor internal dan eksternal. Selanjutnya, kesimpulan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan dan menyusun strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, mengatasi ancaman, dan mengurangi atau meminimalkan kelemahan internal. Selain empat komponen dasar ini, terdapat asumsi dasar dari model ini adalah korelasi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Korelasi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan yang ada di sekolah selalu ada kelemahan yang bersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka untuk sekolah selalu ada ancam-an yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus memiliki satu pasangan Weaknesses (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threats (T) (David, 1996). Berbeda dengan pendapat para pakar di atas, masyarakat umumnya menilai mutu sekolah dari beberapa kriteria saja yaitu prestasi nilai UN dan prosentase kelulusan. Hal tersebut mendorong setiap sekolah untuk menyusun strategi peningkatkan mutu utamanya agar sekolah dapat meraih prestasi bagus dalam Ujian Nasional. Kondisi semacam itu juga terjadi di SDN 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri 1 Januari SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang strategis karena berada di pusat persimpangan 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Candiroto, Kecamatan Wonoboyo, Kecamatan Jumo, dan Kecamatan Parakan. Animo masyarakat menyekolahkan putra-putrinya ke SDN 1 Ngadirejo cukup besar. SDN 1 Ngadirejo merupakan SD favorit di Kecamatan Ngadirejo karena di samping merupakan SD inti yang letaknya sangat strategis juga mempunyai prestasi yang bagus dibandingkan SD di sekitarnya. Namun antara tahun pelajaran 2004/2005 s.d 2007/2008 prestasi Ujian Nasional (UN) kalah dengan sekolah yang lain. Meskipun prosentase lulusan selalu 100% namun belum bisa menduduki posisi terbaik di tingkat kecamatan. Bahkan tahun pelajaran 2007/2008 menurun sekali menjadi ranking 5 kecamatan. Termasuk juga keadaan jumlah siswa selama 4 tahun tersebut tidak ada perkembangan yang berarti.

5 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis ingin meneliti mengenai alternatif strategi mempertahankan dan meningkatkan mutu di SDN 1 Ngadirejo. Metode Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Tetapi dalam penelitian ini dibatasi sampai menghasilkan produk saja yaitu sampai menghasilkan rencana strategi peningkatan mutu SDN1 Ngadirejo. Penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan melalui wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD), secara langsung dari sumber pertama, yaitu subjek penelitian atau orang kunci (key informant) yang dianggap kompeten untuk memberikan informasi. Subjek penelitian atau informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa, dan komite sekolah. Adapun data sekunder diperoleh dari data yang sudah diolah atau disajikan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari berbagai macam dokumen tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti antara lain berupa kurikulum, profil sekolah, program kerja sekolah, data guru, data siswa, nilai UN, prestasi akademik dan non akademik, daftar inventaris, dan buku jaringan kerjasama. Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk mengecek keabsahan dan kebenaran atau validitas internal data yang diperoleh saat FGD, peneliti menguji validitas dan reliabilitasnya berdasarkan kredibilitas (kepercayaan). Peneliti melakukan pengujian kredibilitas dengan tiga cara yaitu teknik perpanjang-an pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan sejawat, melalui diskusi maupun analisis informasi yang berbeda. Hasil Penelitian Pembahasan Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Input Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan kelemahan) adalah 1,41 sedangkan skor akhir EFAS (peluang ancaman) adalah 1,14. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di

6 kuadran SO (strength opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Tabel 4.14 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan Peluang 4,01 (S) (O) 4,14 Kelemahan Ancaman 2,6 (W) (T) 3 Total (S-W) 1,41 Total (O-T) 1,14 Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek input SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek input (kekuatan kelemahan) adalah 1,41. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, jumlah buku ajar untuk guru dan siswa yang cukup, serta dana operasional sekolah yang mencukupi dan kerja sama guru yang bagus serta 89% guru berpendidikan S1 dapat mengatasi kelemahan dalam menangani tingkat kemampuan siswa yang beragam, fasilitas sekolah yang kurang dan jumlah guru PNS yang kurang. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah yang relevan, program sekolah yang jelas dapat mengatasi kelemahan dalam pengelolaan sekolah. Skor akhir lingkungan eksternal aspek input (peluang ancaman) adalah 1,14. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada pada titik (1,41; 1,14) berarti ada pada kuadran SO (strength opportunities) hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari luar. Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan; (2) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan,

7 Kerindangan, Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan); (3) Memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja; (4) Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar; (5) Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa; (6) Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah. 2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan Peluang 4,03 (S) (O) 3,53 Kelemahan Ancaman 2,25 (W) (T) 1,97 Total (S-W) 1,78 Total (O-T) 1,56 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek proses di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek proses (kekuatan kelemahan) adalah 1,78. Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses (peluang ancaman) adalah 1,56. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap peluang yang ada dari luar. Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek proses SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek proses (kekuatan kelemahan) adalah 1,78. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang muncul. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek proses (peluang ancaman) adalah 1,56. Angka ini menunjukkan bahwa peluang SDN 1 Ngadirejo lebih besar daripada ancaman yang ada. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada pada titik (1,78; 1,56) yaitu berada pada kuadran SO (strength opportunities) yang mengindikasikan perlu dilakukannya strategi agresif, memfokuskan upaya menggunakan kekuatan internal SDN 1 Ngadirejo untuk dapat memanfaatkan peluang.

8 Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar; (2) Mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa; (3) Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan ekstra kurikuler; (4 Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah); (5) Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM. 3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk faktor output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan Peluang 4,3 3,88 (S) (O) Kelemahan Ancaman 1,9 2,2 (W) (T) Total (S-W) 2,4 Total (O-T) 1,68 Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek output di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir IFAS aspek output (kekuatan kelemahan) adalah 2,4. Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang ancaman) adalah 1, 68. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan peluang yang ada dari luar untuk mengatasi ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal sekolah pada aspek output. Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek output di SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek output (kekuatan kelemahan) adalah 2,4. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang terjadi. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek output (peluang

9 ancaman) adalah 1,68. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada pada titik (2,4; 1,68) berarti pada posisi atau kuadran SO (strength opportunities) yang mengindikasikan perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap peluang dari luar. Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan; (2) Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik; (3) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter; (4) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum; (5) Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah Rencana Strategis Aspek Input Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (strength opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 1 Ngadirejo. Renstra pertama, mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya kepedulian orang tua dan komite yang bagus terhadap pendidikan merupakan peluang bagi sekolah untuk bersama-sama membuat program pengembangan sarana prasarana yang sekarang masih banyak kekurangan. Disamping itu pendekatan dengan dinas pendidikan sangat diperlukan agar usulan bantuan baik berupa bangunan maupun sarana pendidikan bisa diwujudkan. Sekolah juga bisa melakukan terobosan-terobosan dengan mengajukan proposal kemanapun yang kirakira ada peluang untuk memberi bantuan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk melengkapi sarana prasarana seperti ruang kelas, ruang pimpinan, ruang laboratorium, mushola, aula/ruang serba guna, dan perangkat teknologi informatika. Kalau sarana prasarana pendidikan sudah memenuhi maka diharapkan mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo akan lebih meningkat lagi.

10 Renstra kedua, mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan). Pengembangan komunitas belajar di SDN 1 Ngadirejo bisa dimulai dengan menata lingkungan fisik melalui program 7K, sehingga nyaman dan kondusif untuk belajar. Bersamaan dengan itu, kebiasaan belajar ditumbuhkan melalui kegiatan gemar membaca. Guru dapat menugasi siswa untuk membaca buku yang relevan dengan topik/materi pelajaran yang dibahas, bisa ditugaskan secara individual atau kelompok yang penting membiasakan anak membaca. Pola tersebut mampu mendorong tumbuhnya komunitas belajar di sekolah. Renstra ketiga, memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja. Sekolah dengan jumlah siswa banyak secara otomatis bantuan operasional dari pemerintah juga banyak. Dana tersebut sebagian bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan guru dalam pelatihanpelatihan yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya. Dengan kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya Renstra keempat, mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar. Sekolah perlu memfasilitasi siswa dengan sarana belajar berbasis TIK agar siswa dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan sebagai sarana belajar sehingga bisa meningkatkan prestasinya di sekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa mencari materi-materi pelajaran yang diperlukan melalui internet sehingga wawasan anak semakin luas. Renstra kelima, membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa. Dengan adanya siswa yang banyak dengan kemampuan yang beragam serta minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, maka sekolah perlu mengembangkan potensi siswa secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat siswa masing-masing. Sekolah perlu membentuk klub-klub prestasi sehingga siswa yang mempunyai bakat atau kemampuan yang lebih baik dalam bidang akademik, olah raga maupun seni dapat dikembangkan kemampuannya melalui klub-klub prestasi tersebut seperti klub bahasa dan sastra, klub sains, klub sepak bola, klub basket, klub seni dan lain-lain. Klub ini dikembangkan dibawah

11 bimbingan seorang guru ataupun pelatih yang mempunyai kemampuan di bidang tersebut. Renstra keenam, dibentuk Tim Evaluasi program sekolah. Meskipun program sudah berjalan tetapi sekolah perlu membentuk tim evaluasi program yang tugasnya secara periodik mengevaluasi program sekolah untuk mengetahui prosentase ketercapaian program, apa target yang diharapkan, sejauh mana hasil yang sudah dicapai, kesenjangannya apa, dan pemecahannya bagaimana. Hasil dari evaluasi program tersebut bisa dijadikan dasar penyusunan program yang akan datang agar menjadi lebih baik Rencana Strategis Aspek Proses Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (strength opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 1 Ngadirejo. Renstra pertama, memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Dengan bantuan media informasi guru dapat melakukan pembelajaran yang kreatif dan menarik sehingga tidak hanya meningkatkan minat belajar siswa tetapi juga meningkatkan kualitas guru dalam tugas mengajar. Selain itu melalui media internet guru dapat mencari materi-materi sebagai tambahan dalam menyiapkan bahan ajar bagi siswa. Renstra kedua, mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa. Sesuai dengan visi misi sekolah untuk membentuk kepribadian siswa yang iman dan taqwa maka guru harus memantapkan penghayatan dan pengamalan hidup beragama siswa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Selain itu guru juga harus menanamkam nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti luhur dengan maksimal. Kegiatan keagamaan tersebut secara rinci sudah dijabarkan dalam kurikulum, sehingga kalau semuanya dilaksanakan sesuai yang tertuang dalam kurikulum maka hasilnya akan maksimal. Renstra ketiga, meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan ekstra kurikuler. meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah perlu mengalokasikan

12 dana untuk kegiatan ekstrakurikuler termasuk untuk honor pelatih dari luar sekolah. Hal tersebut sangat penting untuk memaksimalkan potensi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Renstra keempat, mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah. Dengan melaksanakan supervisi dan monitoring secara intensif maka kepala sekolah dapat memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personal tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar Renstra kelima, mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM. Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas beragam bentuk dan modelnya. Penanganan terhadap setiap persoalan untuk mencari jalan keluar antara guru yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Guru senior kadang memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara dalam mengatasi persoalan terlebih lagi persoalan belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya sulit bisa dipecahkan melalui KKG dengan cara berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru lainnya Rencana Strategis Aspek Output Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (strength opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 1 Ngadirejo. Renstra pertama, membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan. Output adalah hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu output yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kriteria seperti yang diharapkan masyarakat antara lain lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler), lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan. Renstra kedua, meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Untuk mencapai hal tersebut maka segala kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara maksimal sesuai kurikulum.

13 Guru harus mau bekerja keras dalam memberikan layanan kepada siswa baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Renstra ketiga, meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter. Pendidikan karakter sangat penting karena akan menjadi dasar dalam pembentukan karakter siswa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu, menghormati dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk pribadi siswa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Renstra keempat, meningkatkan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum. Dengan pendidikan kecakapan hidup siswa akan mendapat bekal kecakapan dalam hal keberanian menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup di SDN 1 Ngadirejo difokuskan pada teknologi informatika, berarti secara bertahap harus dilengkapi fasilitasnya. Dengan bekal kecakapan hidup tersebut, diharapkan para lulusan akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sudah memanfaatkan kemajuan teknologi, dapat memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang suatu saat tidak melanjutkan pendidikannya sampai jenjang tertingg Renstra kelima, membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah. Alumni merupakan aset penting yang harus dirangkul dan dikembangkan oleh sekolah. Salah satu indikator keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan alumni dalam menjalankan peran mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun berbagai bidang pekerjaan yang mereka jalani secara profesional sesuai minat dan kemampuan. Alumni memiliki posisi strategis karena meskipun mereka tidak lagi merupakan bagian aktif dalam proses pendidikan di sekolah, namun pengalaman mereka selama menjadi siswa dan ikatan batin serta rasa memiliki mereka yang kuat terhadap sekolah dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai konsep, ide, pemikiran,

14 masukan dan kritik membangun untuk sekolah. Jadi jaringan alumni merupakan satu wadah yang perlu ditumbuhkembangkan peran dan fungsinya serta didukung keberadaannya. Melalui pengorganisasian alumni secara profesional, berbagai macam peluang dan kesempatan akan dapat terkomunikasikan dengan baik. Simpulan dana Saran Hasil analisis SWOT dari aspek input, proses, dan output untuk meningkatkan mutu sekolah menyatakan posisi SDN 1 Ngadirejo berada pada kuadran SO, yang mendukung strategi agresif untuk mendukung pertumbuhan sekolah maka dibuat rencana strategis yang menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah untuk dapat memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal sekolah. Rencana strategis yang dibuat untuk peningkatan mutu aspek input adalah: (1) Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan; (2) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindang-an, Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan); (3) Memberdayakan guru dalam pelatihanpelatihan yang dapat meningkatkan kinerja; (4) Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar; (5) Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa; (6) Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah. Sedangkan rencana strategis yang dibuat untuk meningkatkan mutu aspek proses adalah: (1) Memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar; (2) Mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa; (3) Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendu-kung kegiatan ekstra kurikuler; (4) Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala seko-ah); (5) Mengefektifkan kegiatan KKG untuk meme-cahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM. Untuk meningkatkan mutu aspek output rencana strategis yang dibuat adalah: (1) Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan; (2) Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang aka-demik maupun non akademik; (3) Meningkatkan pelaksanaan pendi-dikan karakter; (4) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum; (5) Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

15 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Dalam upaya meningkatkan mutu sekolah baik aspek input, proses, maupun output maka sekolah disarankan menggunakan alternatif strategi yang sudah disusun berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman; 2. Kepala sekolah perlu bertanggung jawab memimpin pelaksanaan strategi yang sudah disusun dan memastikan bahwa renstra dapat dilaksanakan dengan kualitas yang baik; 3. Guru dan staf perlu komitmen bersama untuk berpartisipasi aktif dalam memaksimalkan pelak-sanaan renstra yang sudah disusun agar sekolah dapat menghasilkan output yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Arcaro, S, Jerome, Pendidikan Berbasis Mutu, Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta. Baharun, H Manajemen Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pondok Pesantren (Studi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo). Tesis, konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam, Program Pascasarjana, Universitas Islam Negeri. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kuali-tatif, Jakarta: Rineka Cipta. Danim, S Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara. Dedi, C Strategi Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tulungagung, Tesis, Salatiga: PPs. MMP. Delliyanti, Supramono, Program Peningkatan Mutu Sekolah Studi pada SD Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga, Tesis. Dessel, G Human Resource Management. 11th edition, New Jersey: Person Prentice Hall. Djauzak, A Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di sekolah Dasar, Jakarta: Depdikbud. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid 2, Edisi II, Yogyakarta: Andi. Hamalik, O Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.

16 Hardjosoedarmo, S Bacaan Terpilih tentang Total Quality Manajement, Edisi kedua, Cetakan pertama, Yogyakarta: Andi. Maswir,2009. Prestasi Sekolah dilihat dari Output. Jurnal Pendidikan. Munirul, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di MTs.N Babat Lamongan, Tesis. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mustakim, Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta. Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum Untuk Abad 21, Indikator Cara Pengukuran dan Faktor-Faktor Yang Mem-pengaruhi Mutu Pendidikan, Jakarta: PT. sindo Ramli, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam di MA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, Jurnal Pendidikan, diunduh 20/04/ 2013 Rangkuti, Freddy Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Remiasa, Marcus, (2008) Perencanaan Strategi Pemasaran untuk Mencip-takan Sustainable Competitive Advantage (Kasus pada Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra di Surabaya, Jurnal Ekonomi, diunduh 12/04/2013 Robbins, S. & Coulter M. (2009). Manajemen, Jakarta: PT Erlangga. Rochaety Ety dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Sagala, Syaiful Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Cetakan ke-2, Bandung: Alfabeta. Sallis, E Total Quality Management In Education, Jogjakarta: IRCiSoD Sanjaya, W Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Scheerens, J Peningkatan Mutu Sekolah. Wacana Ilmu dan Pendi-dikan, Jakarta. Sihombing, U Pendidikan Luar Sekolah, Manajernen Strategi, Konsep, Kiat dan Pelaksanaan, Penerbit: P.D. Mahkota, Jakatta. Snell, S., Bohlander, G Human Resource Manajement. International student editon, Mason, USA: The Thomson Corporation. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta Sukmadinata, Nana, S Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumayang, L Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: Salemba Empat. Tjiptono, Fandi & Diana, Anastasia, Total Quality Management, Yogyakarta: Andi. Tjokromidjojo, B, (2000). Manajemen Pembangunan, Jakarta: PT Toko Gunung Agung. Umar, Husein, (2002). Strategic management in action: konsep, teori, dan teknik menganalisa manajemen strategis, Jakarta: Gramedia.

17 Usman, M.U Menjadi Guru Profesional, Bandung: Cintra Umbara. Wulanningrum, Supramono, dan Loekmono, J.T.L Studi Alternatif Peningkatan Kualitas Manajemen Pendidikan Melalui Pendekatan TQM di SD Kristen Tritunggal Semarang. Desiderata: Jurnal Pendidikan PPs UKSW dan LP3KS dan LP3KS, 7(1): Yin, Robert K., 1994, Case Study Research Design and Method. 2 nd edition International Education and Profesional Publisher, London. Zamroni, Meningkatkan Mutu Sekolah, Jakarta: PSAP Muhammadiyah.

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Upaya-Upaya yang Sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004): BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SMP NEGERI 1 BAWEN KABUPATEN SEMARANG

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SMP NEGERI 1 BAWEN KABUPATEN SEMARANG STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SMP NEGERI 1 BAWEN KABUPATEN SEMARANG Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Strategis Proses rencana strategis merupakan langkah awal untuk menentukan peluang diterapkannya strategi yang akan direncanakan. Dessler, 2008 mendefenisikan rencana strategis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman di SMP Negeri 1 Bawen Berdasarkan hasil analisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA K e l o l a Jurnal Manajemen Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen Satya Wacana jurnalkelola@gmail.com ISSN 2549-9661 Volume: 4, No. 1, Januari-Juni 2017 Halaman: 83-96 STRATEGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagai negara yang baru merdeka pada tanggal 20 mei 2002, Timor Leste membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama bidang pendidikan. Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sekolah SMAK St. Petrus Comoro didirikan pada tahun 1986 pada jaman pemerintahan Indonesia, dengan alasan untuk menampung siswa yang mempunyai NEM rendah dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. 2.1 Pentingnya Mutu Mutu adalah agenda utama, dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penulisan dari penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Rujukan penelitian R&D Penelitian dan pengembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang Pengembangan Model Pembelajaran Inklusif Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Salatiga yaitu Penelitian

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN VARIABEL MARKETING MIX UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SISWA BARU DI SD KANISIUS GENDONGAN SALATIGA

RENCANA STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN VARIABEL MARKETING MIX UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SISWA BARU DI SD KANISIUS GENDONGAN SALATIGA RENCANA STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN VARIABEL MARKETING MIX UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SISWA BARU DI SD KANISIUS GENDONGAN SALATIGA TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

1.1. Manajemen Strategis

1.1. Manajemen Strategis BAB II TELAAH PUSTAKA 1.1. Manajemen Strategis Manajemen Strategis semakin penting arti dan manfaatnya apabila diingat bahwa lingkungan organisasi mengalami perubahan yang semakin cepat dan komplek, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM 1 PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 9 ayat 1. Selanjutnya dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Stategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dessel (2008) mengatakan strategi sebagai rencana jangka panjang organisasi berkenaan dengan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agenda dalam mengahdapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agenda dalam mengahdapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mutu Pendidikan Edward Sallis mengemukakan bahwa mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. 2003

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. 2003 DAFTAR PUSTAKA Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. 2003 Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Educations), Bandung, Alfabeta,

Lebih terperinci

STRATEGI DAYA SAING SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PESERTA DIDIK BARU DI SMK BHINEKA KARYA 04 AMPEL

STRATEGI DAYA SAING SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PESERTA DIDIK BARU DI SMK BHINEKA KARYA 04 AMPEL STRATEGI DAYA SAING SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PESERTA DIDIK BARU DI SMK BHINEKA KARYA 04 AMPEL Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. penelitian kualitatif adalah penelitian yang temuan-temuannya tida diperoleh melalui prosedur

Lebih terperinci

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SDN MUNGGU TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Ikhwati Nurjanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Salatiga merupakan kota kecil yang cukup banyak jumlah sekolahnya. Dari TK sampai Perguruan Tinggi, bahkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) semakin semarak berdiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) yang terletak di daerah Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

Analisis Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Dinas KOMINFO Kota Jayapura Artikel Ilmiah

Analisis Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Dinas KOMINFO Kota Jayapura Artikel Ilmiah Analisis Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Pada Dinas KOMINFO Kota Jayapura Artikel Ilmiah Peneliti : Yohan Maurits Indey (682008088) M. A. Ineke Pakereng, M.Kom. Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom.,

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh Media Bina Ilmiah41 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG Oleh Made Dwianan Mustawan Dosen pada STAH Santika Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PANJER TAHUN AJARAN 2015/2016 Tasirah 1, Wahyudi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

DALAM PENINGKATAN MUTU

DALAM PENINGKATAN MUTU KEBIJAKAN MAJELIS DIKDASMEN DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DAN MADRASAH Oleh: Sungkowo M Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional Majelis Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berorientasi pada terbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya dan masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang dipergunakan untuk menemukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT. Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang

RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT. Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang ABSTRACT In this study, the authors formulate strategic planning for information

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI 7 Oleh: Rahmawati Halim 17 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Profil Sekolah Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI No. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III MOTODE PENELITIAN

BAB III MOTODE PENELITIAN BAB III MOTODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif, sebagaimana dikemukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2016/2017 Khusnul Khotimah

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS ISSN-P 207-2192 ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS Nurul Huda Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, BAB II Pasal 3 tentang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Efektivitas dan Efisiensi, Pembelajaran.

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Efektivitas dan Efisiensi, Pembelajaran. PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM PADA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIMED MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Paningkat Siburian*) Abstrak Pembelajaran merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru Lampiran 1 edoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru 1. Dalam waktu 5 tahun terakhir upaya apa saja yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu? 2. Apakah dalam penyusunan program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Bab III Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R&D. Menurut Sugiono (2010:297) Metode penelitian R&D digunakan apabila peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dewasa ini dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS Saryatun, Ranto, Danar Susilo Wijayanto Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Model Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

Model Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Model Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Megister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran utama dalam kehidupan manusia. Keadaan suatu bangsa sangat dipengaruhi dengan bagaimana kondisi sumber daya manusia yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan 148 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab IV, maka disimpulkan bahwa: 1. Perilaku supervisi akademis (PSA,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1. Sejarah Singkat Lembaga Pendidikan SDN Pondok Labu 016 Pagi adalah sekolah dasar yang sedang dalam pengembangan dan kemajuan, baik dalam sistem pembelajaran maupun penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumusan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci