BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan Bagi setiap institusi mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Filosofi mutu Dr. Edward Deming dikembangkan berdasarkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi kerja bagi setiap pegawai. Berdasarkan filosofi tersebut, Arcaro (2007:75) mengembangkan definisi mutu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan adalah suatu proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Sedangkan menurut Sallis (2012:51) ada dua konsep tentang mutu. Mutu dalam konsep absolut yaitu suatu idialisme yang tidak dapat di kompromikan. Produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat sempurna dengan biaya mahal. Sementara dalam 7

2 konsep relatif mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan melampui keinginan kebutuhan pelanggan (quality in perception). Dalam dunia pendidikan sallis mempertegas mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu sekolah untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009 adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya menutur Oemar Hamalik (1990) pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi normatif dan segi deskritif. Dalam artian normatif mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria), intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik, sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria eksrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskritif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar siswa. Kolerasi mutu dengan pendidikan sebagaimana pengertian yang dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad (1996) mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah 8

3 dalam pengelolahan secara operasional efisien terhadap kompenen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang belaku. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu upaya yang dilakukan secara dinamis, terus berkelanjutan. Pendidikan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dan perkembangan jaman. Oleh karena itu pendidikan senantiasa melakukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan pendidikan bagi masyarakat Indikator Mutu Pendidikan Nurhasan (1994:393) indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan yaitu: a. Siswa dan lingkungan. b. Instrumen input, yaitu alat berinteraksi dengan (siswa) c. Proses pendidikan d. Hasil langsung pendidikan, hasil langsung inilah yang dipakai sebagai titik tolak pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan. Misalnya tes 9

4 tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating dan skala sikap e. Hasil akhir pendidikan Dalam dunia pendidikan,hasil akhir mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu setiap catur wulan, semester, setahun, 5 tahun dan sebagainya. Hasil langsung dapat berupa prestasi yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, UN, dan lain-lain), dapat pula prestasi di bidang lain misalnya dalam cabang olah raga atau seni. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang intangible seperti suasana disiplin. Keakrapan, saling menghormati dan sebagainya. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input. Seperti: bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah dukungan administrasi dan sarana prasarana, dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas menyeimbangkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun 10

5 ekstra kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran. Antara proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi agar proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan jelas target yang akan dicapai untuk setiap tahun kurun waktu tertentu. Berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil output yang ingin dicapai. Adapun instrumental input, yaitu alat berinteraksi dengan input (siswa) seperti guru yang harus memiliki komitmen yang tinggi dan total serta kesadaran untuk berubah dan mau berubah untuk maju, menguasai ajar dan metode mengajar yang tepat, kreatif, dengan ide dan gagasan baru tentang cara mengajar maupun materi ajar, membangun kenerja dan disiplin diri yang baik dan mempunyai sikap positif dan antusias terhadap siswa, bahwa mereka mau diajar dan mau belajar. Kemudian sarana dan prasarana belajar harus tersedia dalam kondisi layak pakai, bervariasi sesuai kebutuhan, alat peraga sesuai dengan kebutuhan, media belajar disiapkan sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan dengan sumber dana, budgeting, kontrol dengan pembukuan yang jelas. Kurikulum yang memuat pokok-pokok materi ajar yang sesuai dengan 11

6 tujuan pembelajaran, realistis, sesuai dengan fenomena kehidupan yang sedang dihadapi. Tidak kalah penting metode mengajar pun harus dipilih secara variatif, disesuaikan dengan keadaan, artinya guru harus menguasai berbagai metode. Begitu pula dengan input dan lingkungan, yaitu siswa itu sendiri. Dukungan orang tua dalam hal ini memiliki kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan, selalu mengingatkan dan peduli pada proses belajar anak di rumah maupun di sekolah. Gambar 1. penyempurnaan kualitas berkesinambungan dalam pendidikan Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan Akreditas Assesment Input Proses Transformasi Output - Karakteristik Siswa - Karakteristik Kelas - Sumber daya finansial - Fasilitas - Desain - Input Program - Metode Penyampaian sistem data - Umpan Balik - Analisis - Gagal - Alumni Berprestasi Prestasi siswa - Siswa lulus/drop out 12

7 2.2. Strategi Peningkatan Mutu Mutu tidak terjadi begitu saja. Ia harus direncanakan terlebih dahulu. Mutu harus menjadi bagian penting dari strategi institusi dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan proses rencana yang strategis. Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, sebuah institusi tidak dapat merencanakan peningkatan mutu. Hal ini harus mendasari strategi adalah konsep yang memperkuat fokus terhadap pelanggan. Sebuah visi strategi yang kuat merupakan salah satu faktor kesuksesan yang sangat penting bagi institusi manapun. Mutu adalah bagian terpenting dari strategi institusi dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan perencanaan yang strategis. Mutu tidak bisa terjadi begitu saja dan harus direncanakan. Sebuah institusi tidak dapat merencanakan peningkatan mutu. Hal yang harus mendasari adalah konsep yang memperkuat fokus terhadap pelanggan. Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities disigned to achieves a particular educational goal (J.R.David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian 13

8 kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Triyana (1987) menyatakan strategi adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu (baru dankhas) yang dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Dalam suatu strategi senantiasa akan terkandung juga perencanaan strategi yang merupakan proses yang berlangsung terus menerus. Strategi adalah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan compabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetensi strategi. Sekolah menjelaskan metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan strateginya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Argyris dalam Rangkuti, 2009). Hax dan Majluf (dalam Salusi, 1996) mencoba menawarkan rumusan yang komprehensip tentang strategi, yaitu : 1. Strategi adalah pola keputusan yang konsisten, menyatu dan inegral; 14

9 2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak dan prioritas alokasi sumber daya. 3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti 4. Mencoba mendapat keuntungan yang mampu bertahan lama dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, kekuatan dan kelemahanya. 5. Melibatkan semua organisasi 2.3. Analisis SWOT Sallis (2012:221) SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opertunities and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategi pendidikan. Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi. Analisis SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut diatas. Pengujian ini bertujuan untuk 15

10 memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mengurangi ancaman, dan membangun peluang. Variabel kunci dalam mengembangkan atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi ada dua yaitu menjamin analisa SWOT berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat berjalannya institusi. Bagi satu institute untuk mempertahankan diri dalam persaingan haruslah menentukan strateginya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjangnya, agar mampu memaksimalkan daya tarik bagi para pelanggan. 1. Strength (kekuatan) Strength atau kekuatan dalam Juankhan (2009) adalah beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang positif jika dikembangkan dengan baik. Faktor-faktor yang termasuk dalam strength misalnya kualitas dan kualifikasi pendidikan guru yang lebih baik, tingkat kelulusan siswa yang tinggi, sarana dan prasarana yang lengkap jumlah guru yang memadai dan lain-lain. 2. Weakness (kelemahan) Rangkuti (2009) mendeskripsikan weakness atau kelemahan sebagai komponen-komponen yang kurang menunjang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan 16

11 yang ingin dicapai sekolah. Kelemahan merupakan kondisi rill yang ada dan terjadi di sekolah misalnya beban tugas yang tinggi, motivasi belajar-mengajar yang masih kurang, jumlah pendaftar yang belum memenuhi target dan lain-lain. 3. Opportunity (peluang) Opportunity atau peluang dalam Rangkuti (2009) adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila potensi-potensi yang ada disekolah mampu dikembangkan secara optimal oleh sekolah. Peluang juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mempromosikan sekolahnya dengan pola yang bijak misalnya peluang untuk menjadi sekolah yang berstandar Nasional (SN) 4. Threats (ancaman) Juankhan (2008) menyatakan threats atau ancaman adalah kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan sekolah Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategi pendidikan, yang dalam pengelolaanya akan dikaitkan dengan input, proses dan output. Analisis SWOT dapat dibagi kedalam dua elemen yaitu analisis internal (uji Kekuatan dan kelemahan) dan analisis eksternal atau lingkungan (peluang dan ancaman). 17

12 Tujuan dari analisis ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang. Karena yang di bicarakan di sini adalah mutu pendidikan maka yang dimaksudkan adalah kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di SD Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Sallis mengatkan salah satu alat yang sering digunakan dalam merencanakan strategi pendidikan adalah analysis SWOT. Sharpin dalam Sagala (2010), analisis SWOT adalah salah satu tahapan manajemen strategi yang merupakan pendekatan analisis lingkungan, digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan didalam sekolah sekaligus memantau peluang dan tantangan yang harus dihadapi sekolah. Tujuan dari penelitian menggunakan analisis SWOT adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang. Analisis SWOT menurut Trimantara (2007: 6-9) jika dikaitkan dengan kualitas pendidikan, maka dapat diuraikan kedalam tiga buah aspek, yaitu : 18

13 a. Aspek Input Segala sesuatu yang harus tersedia karena selalu dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan adalah input. Input pendidikan disini meliputi, sumber daya finansial, fasilitas, kemampuan dasar siswa, program, serta jasa pendukung. Kesiapan input sangat di perlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Tinggi rendahnya input dapat diukur dari tingkat kesiapan input.makin tinggi kesiapan input, makan semakin tinggi pula mutu input tersebut. b. Aspek Proses Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi yang lain. Proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media, evaluasi, dan ekstrakulikuler. c. Aspek output Output dalam pendidikan merupakan kinerja sekolah, kinerja sekolah adalah kinerja sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sebuah sekolah dapat diukur dari kualitasnya, vektifitasnya, 19

14 produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, serta moral kerjanya. Sanjaya (2006) menjelaskan ketika murid sudah menjalani proses pembelajaran maka akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Kusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah dapat dijelaskan bahwa output sekolah dapat dikatakan bermutu jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam Prestasi akademik, dan prestasi non akademik Strategi Peningkatan Mutu Berdasarkan Analisis SWOT Salah satu alat analisis yang baik untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam membuat rencana strategis adalah mengunakan analisis SWOT. Sallis (2006:221) mengatakan salah satu alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan termasuk strategi peningkatan mutu sekolah adalah analisis SWOT. Strategi peningkatan mutu sekolah tidak lepas dari strategi yang dilakukan dalam rangka TQM. Alasan yang mendasarinya adalah : 20

15 1. Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan unsur unsur yang ada dalam lingkungan sekolah 2. Menigkatkan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik, wali murid, beserta masyarakat sekitar. Menurut Bolton (dalam Rangkuti 2009) proses untuk melaksanakan analisis kasus dapat dilihat pada diagram analisis kasus. Kasus yang terjadi di sekolah harus dijelaskan sehingga pembaca dapat mengetahui permasalahan yang sedang berlangsung. Setelah itu metode yang sesuai dan dapat menjawab semua permasalahan secara tepat dan efektif dipergunakan. Caranya adalah dengan memahami secara detail keseluruhan informasi yang ada dan melakukan analisis numerik. Lihat gambar

16 Gambar 2.1 Diagram Proses Analisis Kasus Jelaskan Situasi Mengetahui Strategi perusahaan Tentukan dan evaluasi lingkungan peluang dan ancaman Evaluasi Situasi Tentukan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan Analisis masalah tang perlu mendapat perhatikan Cari Pemecahan Masalah Tentukan alternatif dan pilih strategi Sumber : Rangkuti, 2009 Setelah selesai mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi sekolah, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua sumber informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi sekolah. Salah satu model dalam pemecahan masalah yang dapat 22

17 dipergunakan yaitu matriks SWOT dan internaleksternal. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Oportunity dan Threats. Rangkuti (2009) Strengths atau kekuatan adalah beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang positif jika dikembangkan dengan baik. Strengths dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Weaknesses atau kelemahan adalah komponen-komponen yang kurang menunjang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin dicapai sebuah sekolah. Kelemahan merupakan kondisi riil yang ada dan terjadi di sekolah. Oportunity (peluang) adalah kemungkinankemungkinan yang dapat dicapai apabila potensipotensi yang ada di sekolah mampu dikembangkan secara optimal oleh sekolah. Peluang juga dapat di definisikan sebagai kemungkinan yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mempromosikan sekolahnya dengan pola yang bijak. Threats atau ancaman adalah kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan sekolah. Jadi analisis SWOT adalah pengujian terhadap kekuatan 23

18 dan kelemahan internal sekolah, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternal sekolah. Gambar 2.2 Diagram Analisis SWOT 1. Mendukung strategi turnarround BERBAGI PELUANG 4. Mendukung strategi agresif KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL 2. Mendukun g strategi defensif BERBAGAI ANCAMAN 3. Mendukung strategi deversifikasi Sumber : Rangkuti, 2009 Selain empat komponen dasar tersebut, terdapat asumsi dasar dari model ini yaitu kondisi yang saling berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi saling berpasangan ini bisa terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan yang ada dalam sekolah selalu ada kelemahan tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka untuk sekolah selalu ada ancaman yang harus di waspadai oleh pihak sekolah. Ini berarti dari setiap satuan rumusan Streght (S) harus memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu 24

19 rumusan opportunity (O) harus memiliki satu pasangan Threath (T). (David, 1996) Matrik dibawah ini menjelaskan empat set kemungkinan alternatif strategi seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 2.3 Matrik SWOT EFAS IFAS OPORTUNIT IES (O) - Menentuka n 5-10 faktor peluang eksternal THREATS (T) - Menentuk an 5-10 faktor ancaman eksternal Sumber : Rangkuti, 2009 STRENGTHS(S) - Menentukan 5-10 faktor kekuatan internal STRATEGI SO - Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (agresif) STRATEGI ST - Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman (defensive) WEAKNESSES (W) - Menentukan 5-10 faktor kelemahan internal STRATEGI WO - Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (turnaround) STRATEGI WT - Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (diversifikasi) 25

20 a. Strategi SO Strategi Ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki sekolah untuk mengatasi ancaman c. Strategi WO Strategi ini dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menangkap peluang yang ada. d. Strategi WT Strategi ini dilakukan dengan meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari ancaman Analisis Faktor Strategis Eksternal Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Menurut Rangkuti (2006) Setelah mengetahui faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut : 26

21 1. Menyusun faktor peluang dan ancaman. 2. Memberikan bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya Mengalikan bobot dengan rating pada. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi organisasi pada diagram analisa SWOT. 27

22 Tabel 2.1 Faktor-Faktor Strategis Eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysi Summary/EFAS) Faktor-faktor Strategis Eksternal Peluang (Opportunities/O) : 1. Peluang 1 Bobot Rating Skor Pembobot an (Bobot x Rating) bobot peluang 1 bobot peluang 2 rating peluang 1 rating peluang 2 2. Peluang 2 Jumlah O A b Ancaman bobot ancaman rating ancaman (Threats/T) : Ancaman 1 2. Ancaman 2 bobot ancaman 2 rating ancaman 2 Jumlah T C d T o t a l (a+c) = 1 (b+d) Sumber : Rangkuti, Analisis Faktor Strategis Internal 28

23 Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS). (Rangkuti : 2006) Tabel 2.2 Faktor-Faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS) Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan (Stregths/S) : Bobot bobot kekuatan 1 Rating rating kekuatan 1 Skor Pembobo tan (Bobot x Rating) 1. Kekuatan 1 2. Kekuatan 2 bobot kekuatan 2 rating kekuatan 2 Jumlah S A b Kelemahan (Weaknesses/W): Bobot kelemahan rating kelemahan Kelemahan 1 bobot kelemahan rating kelemahan 29

24 2. Kelemahan Jumlah W C d T o t a l (a+c) = 1 (b+d) Sumber : Rangkuti, Penelitian Relevan Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Khoriyah, Siti Mardiyatul (2008) tentang manajemen strategis penigkatan mutu pendidik, menggunkan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif analisis dengan rencana studi multikasus, menunjukkan bahwa: 1) analisis lingkungan dengan analisis SWOT yang menghasilkan program atau kegiatan yang sesuai; 2) formulasi strategic ada dua yaitu perekrutan pendidik dengan comprehensive selection; 3) implementasi strategic yang disesuaikan dengan jadwal yang dibuat oleh panitia atau balai diklat; dan 4) evaluasi dan pengawasan strategik yang meliputi supervise perorangan dan kelompok. Penelitian lain yang menggunakan analisis SWOT dilakukan wulaningrum, Supramono, dan Loekmono (2006) mengenai studi alternatif peningkatan kualitas Manajemen Pendidikan Melalui pendekatan TQM di SD Kristen Tri Tunggal Semarang. Yang strategi agresif 30

25 yang mendukung pertumbuhan (growth strategy), kemudian 31

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. 2.1 Pentingnya Mutu Mutu adalah agenda utama, dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 RENCANA STRATEGIS Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam Yunani kuno sering berarti perwira

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Stategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dessel (2008) mengatakan strategi sebagai rencana jangka panjang organisasi berkenaan dengan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Rencana Strategis BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Rencana Strategis Proses rencana strategis merupakan langkah awal untuk menentukan peluang diterapkannya strategi yang akan direncanakan. Dessler, 2008 mendefenisikan rencana strategis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mutu Pendidikan Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang intangible.

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penulisan dari penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Rujukan penelitian R&D Penelitian dan pengembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemasaran strategis yang akan diterapkan oleh CV. Gunung Batujajar. Latarbelakang penelitian dilakukan karena peranan divisi pemasaran dan tenaga

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra ABSTRAK Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (FTI UPVY) perlu melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu baik dari segi akademik maupun non akademik yang dituangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian. 3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II LANDASAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

1.1. Manajemen Strategis

1.1. Manajemen Strategis BAB II TELAAH PUSTAKA 1.1. Manajemen Strategis Manajemen Strategis semakin penting arti dan manfaatnya apabila diingat bahwa lingkungan organisasi mengalami perubahan yang semakin cepat dan komplek, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG 71 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG A. Analisis Pelaksanaan Konseling kesehatan reproduksi Remaja di Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang Pengembangan Model Pembelajaran Inklusif Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Salatiga yaitu Penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI STRATEGI PENGEMBANGAN SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI MENUJU SEKOLAH BER-AKSELERASI Mariyatun ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN NYOMAN AYU NILA DEWI STMIK STIKOM BALI nila@stikom-bali.ac.id Abstrak dalam suatu institusi pendidikan memiliki peranan penting yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI A. Zainul Fanani LKMM Tingkat Menengah UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 1 PENGERTIAN KINERJA Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program

Lebih terperinci

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jalan Raya Puputan No. 86 Renon Denpasar, (0361)244445

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Profil Sekolah Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI No. 0557/O/1984 SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible

BAB II STUDI PUSTAKA. produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Upaya Pengembangan Mutu Pendidikan Pengertian mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI Nama : Sheena Anghelina Adam NPM : 18210226 Kelas : EA16 Dosen Pembimbing : Emilianshah Banowo, S.SOS., MM ABSTRAK

Lebih terperinci

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MAJALENGKA Oleh : OTONG KARYONO Otong_karyono@rocketmail.com Tekni Industri, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka ABSTRAK Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. 2. Waktu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agenda dalam mengahdapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agenda dalam mengahdapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mutu Pendidikan Edward Sallis mengemukakan bahwa mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT Refiswal*); Iskandarini**); Tavi Supriana***) *) Alumni Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci