BAB 3 ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN POTENSI AIR HUJAN DI WILAYAH KOTA DEPOK
|
|
- Johan Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN POTENSI AIR HUJAN DI WILAYAH KOTA DEPOK 3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Dan Kebutuhan Air Bersih Di Kota Depok Dalam kurun waktu 10 tahun, penduduk Kota Depok naik sebesar 66,84 persen. Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 Kota Depok menunjukkan jumlah penduduk Kota Depok sebesar jiwa, sedangkan hasil Sensus Penduduk 2000 jumlah penduduk Kota Depok sebesar jiwa. Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki jiwa dan jumlah penduduk perempuan jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Cimanggis sebanyak orang (13,95%), Sukmajaya sebanyak orang (13,41%), Tapos sebanyak orang (12,47%) dan Kecamatan Pancoran Mas sebanyak orang (12,10%). Sex ratio penduduk Kota Depok adalah 103, artinya jumlah penduduk laki-laki 3 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Sex ratio terbesar terdapat di empat kecamatan yaitu Kecamatan Sawangan, Cipayung, Bojongsari dan Limo yakni sebesar 104 dan terkecil terdapat di Kecamatan Sukmajaya yakni sebesar 100. Selama kurun waktu 10 tahun, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Depok sebesar 4,27 persen per tahun. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Limo adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatankecamatan lain di Kota Depok yakni sebesar 8,48 persen, sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Sukmajaya yakni sebesar 2,44 persen. Kecamatan Cimanggis menempati urutan pertama dari jumlah penduduk di Kota Depok, namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah terendah kedua setelah Kecamatan Sukmajaya yakni hanya sebesar 3,27 persen. 24
2 Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Depok adalah sebesar jiwa per km 2. Wilayah paling padat penduduknya adalah kecamatan Cimanggis yang mencapai jiwa/km2 (hasil SP2010). Sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Limo yang kepadatannya hanya sekitar437 jiwa/km 2. Jumlah penduduk Kota Depok tahun 2011 mencapai jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki jiwa dan penduduk perempuan jiwa. Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibanding dengan kecamatan lain di Kota Depok, yaitu jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu jiwa. Di Tahun 2011 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai jiwa/km². Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoranmas dengan tingkat kepadatan jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar jiwa/km 2 Untuk memperkirakan jumlah penduduk dapat dilkukan dengan metoda geometrik menggunakan rumus sebagai berikut : Pn = P 0 (1 + r) n Dimana : Pn P 0 R N = Jumlah penduduk pada tahun ke n = Jumlah penduduk pada tahun dasar. = laju pertumbuhan penduduk. = Jumlah interval tahun Jumlah penduduk kota Depok pada tahun 2011 adalah jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk rata rata sebesar 4,27 %. Dengan menggunakan rumus tersebut di atas maka perkiraan jumlah penduduk Kota Depok sampai 30 tahun yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Jika kebutuhan air bersih untuk kota Depok diasumsikan 150 liter per orang per hari (untuk Kota besar), maka kebutuhan air bersih kota Depok sampai 30 tahun yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pendusuk kota depok pada tahun 2011 adalah jiwa, dan pada tahun 2041 akan meningkat menjadi jiwa. Kebutuhan air bersih kota Depok pada tahun 2011 yakni sebesar m 3 per 25
3 tahun (3.283,08 liter per detik) dan pada tahun 2041 akan meningkat menjadi m 3 per tahun (11.038,32 liter per detik). Tabel 3.1 : Perkiraan Jumlah Penduduk Dan Kebutuan Air Bersih Kota Depok Sampai Tahun 2041 No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 26 Jumlah Kebutuhan Air Bersih (m 3 /tahun)
4 Jumlah pemakaian air PDAM kota Depok pada tahun 2010 adalah m 3 per tahun atau 409,06 liter per detik (Lihat Tabel 2. ). Jika diasumsikan pada tahun 2011 pemakaian air PDAM diasumsikan sama dengan pemakaian pada tahuhn 2010, maka jika dibandingkan dengan kebutuhan air bersih kota Depok pada tahun 2011 yakni sebesar m 3 per tahun, pemakaian air PDAM pada tahun 2011 hanya mencukupi 12,46 % dari total kebutuhan air bersih. Sisanya 87,54 % yakni sebesar m 3 per tahun diasumsikan menggunakan air tanah. Gambar 3.1 : Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kota Depok Sampai Tahun Jika diasumsikan peningkatan pemakaian air PDAM di kota depok adalah sebesar 250 liter per detik tiap 10 tahun maka pemakaian air PDAM pada tahun 2020, 2030 dan tahun 2040 masing masing adalah 27
5 liter per detik ( m 3 per tahun), 909,06 liter per detik ( m 3 per tahun) dan 1.159,06 liter per detik ( m 3 per tahun). Selisih jumlah kebutuhan Air bersih di kota Depok dan jumlah pemakaian air oleh PDAM dipasok dengan menggunakan sumber air tanah. Perkiraan jumlah penduduk, kebutuhan air bersih kota depok, pemakaian air PDAM dan perkiraan pengguanaan air tanah di kota Depok sampai tahun 2041 dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Gambar Potesi Air Hujan Dan Potensi Air Hujan Yang Meresap Ke Dalam Tanah Dengan intensitas curah hujan rata rata yang relatif tinggi yakni mm per tahun (data th. 2010), maka potensi air hujan di wilayah Kota Depok cukup besar. Potensi air permukaan atau air limpasan (runoff) di wilayah Kota Depok dapat dihitung dengan Rumus sebagai berikut : Jumlah air limpasan = C.I.A Potensi Air hujan yang meresap ke dalam tanah dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut : Petensi Air Hujan Yang Meresap ke dalam Tanah = (1-C) I A dimana : C = koefisien Runoff I = Intensitas curah hujan (m per tahun) A = Luas Area (m 2 ) Koefisien runoff rata rata untuk wilayah Kota Depok (Ciliwung hulu) pada tahun 2007 adalah 0,65 (Haryoto, 2007). Curah hujan rata-rata kota Depok adalah mm per tahun atau 3,332 m per tahun (Data th 2010) maka, Potensi air limpasan hujan (permukaan) (2011) = = 0,65 x 200,29 km 2 x m 2 /km 2 x m/tahun = m 3 /tahun. 28
6 Tabel 3.2 : Perkiraan Jumlah Penduduk Dan Kebutuhan Air Bersih Kota Depok, Pemakanai Air PDAM Dan Perkiraan Pengguanaan Air Tanah Di Kota Depok Sampai Tahun 2041 No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Kebutuhan Air Bersih (m 3 /tahun) Perkiraan Jumlah Pemakaian Air PDAM Perkiraan Jumlah Pemakaian Air Tanah (m 3 /tahun)
7
8 Air limpasan tersebut mengalir ke sungai sungai yang mengalir di wilayah Depok serta tertampung di beberapa situ yang ada diwilayah Depok. Sebagian besar air tersebut belum dimanfaatkan untuk keperluan air bersih karena memerlukan proses pengolahan dan masih digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan. Gambar 3.2 : Perkiraan kebutuhan Air bersih, Perkiraan Pemakaian Air PDAM dan perkiraan Pemkaian Air Tanah di Kota Depok sampai tahun Potensi air hujan yang meresap ke dalam tanah (2011) = (1-0,65) x 200,29 km 2 x m 2 /km 2 x m/tahun = m 3 /tahun. Koefisien Runoff diwilayah Depok pada tahun 2041 diasumsikan naik menjadi 0,8 akibat perubahan tata guna lahan serta pertumbuhan kota 31
9 dan pemukiman yang semakin meluas. Dengan demikian potensi air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi lebih kecil. Potensi air hujan yang meresap ke dalam tanah (2041) = (1-0,80) x 200,29 km 2 x m 2 /km 2 x m/tahun = m 3 /tahun. Air tanah merupakan sumber daya air yang sangat penting karena saat ini untuk keperluan air bersih masyarakat menggunakan air yang dipasok oleh PDAM atau menggunakan air tanah yang berasal dari sumur dangkal atau sumur dalam. Air tanah adalah merupakan sumber air bersih yang paling murah bagi masyarakat dengan kualitas yang cukup baik. Di lain pihak prosentase pelayanan air bersih oleh PDAM masih relatif Kecil yakni sekitar 15 %. Sehingga sebagian besar kebutuhan air masih menggunakan air tanah. Jika diasumsikan masyarakat yang belum terlayani oleh PDAM menggunakan air tanahserta koefisien runoff untuk wilayah Depok dianggap tetap sebesar 0,65, maka jumlah pemakaian air tanah akan sama dengan pontensi air hujan yang meresap ke dalam tanah (titik impas) akan terjadi pada tahun 2030, seperti terlihat pada Gambar 3.3 (skenario 1). Jika diasumsikan koefisien runoff 0,65 pada tahun 2011 dan pada tahun 2041 koefisen runoff naik menjadi 0,8 akibat pertumbuhan kota serta perbuahan tata guna lahan, maka perkiraan titik impas (breakpoint) antara potensi air yang meresap ke dalam tanah dan pemakaian air tanah di Kota Depok akan terjadi pada tahun 2026 seperti terlihat pada Gambar 3.4 (skenario 2). Jika pengguanan air tanah lebih besar dari potensi air hujan yang meresap ke dalam tanah, maka akan terjadi defisit cadangan air tanah yang mengakibatkan penurunan muka air tanah serta menyebabkan penurunan tanah ( land subsidance). Untuk menjaga kelestarian air tanah di wilayah Depok perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangan baik untuk jangka pendek maupun untuk program jangka panjang. Hai ini mengingat wialyah Depok juga merupakan daerah resapan untuk wilayah DKI Jakarta, sehingga keseimbangan potensi dan pemakaian air tanah di wilayah Depok juga akan berpengaruh untuk wilayah DKI Jakarta. 32
10 53 Gambar 3.3 : Perkiraan Titik Impas (Breakpoint) Antara Potensi Air Yang Meresap Ke Dalam Tanah Dan Pemakaian Air Tanah Di Kota Depok. (Skenario 1 : Koefsisen Runoff tahun 2011 sampai dengan Tahun 2041 dipertahankan tetap 0,65. Titik Impas Diperkiraakan Terjadi Pada Tahun 2030) 33
11 Gambar 3.4 : Perkiraan Titik Impas (Breakpoint) Antara Potensi Air Yang Meresap Ke Dalam Tanah Dan Pemakaian Air Tanah Di Kota Depok. (Skenario 2 : Koefsisen runoff tahun 2011 adalah 0,65 dan koefsisen runoff tahun 2041 naik menjadi 0,80 akibat perubahan tata guna lahan. Titik impas diperkiraakan terjadi pada Tahun 2026). 34
12 Beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain : Dalam jangka pendek perlu adanya pengendalian yang ketat ataupun pembatasan pemakaian air tanah dalam jumlah yang besar atau berlebihan. Mempercepat pengembangan sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Melakukan kontrol terhadap penggunaan tata guna lahan agar koefisien runoff dapat dijaga agar tidak bertambah besar. Memperbesar kapasitas dari PDAM dan memperbesar jaringan air minum dengan menggunakan sumber air permukaan, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi. Dengan demikian jumlah pemakaian air tanah dapat dikurangi atau dibatasi. Mengembangkan dan memasyarakatkan teknologi peresapan atau pengisian air tanah buatan (artificial recharge of ground water), yaitu teknik meresapkan air permukaan (misalnya air hujan) kedalam tanah agar jumlah air tanah menjadi bertambah serta mengembangkan dan memasyarakatkan teknologi pemanenan air hujan. 35
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Objektif Kota Bekasi 5.1.1 Keadaan Geografis Kota Bekasi Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 LS dengan ketinggian 19 meter diatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi
Lebih terperinciTabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan
BAB 1 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pelestarian sumberdaya air secara kualitatif dan kuantitatif kurang mendapat perhatian. Secara kualitatif
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 3.3.5 Persamaan Hubungan RTH dengan Suhu Udara Penjelasan secara ilmiah mengenai laju pemanasan/pendinginan suhu udara akibat pengurangan atau penambahan RTH adalah mengikuti hukum pendinginan Newton,
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DEPOK JAWA BARAT KOTA DEPOK ADMINISTRASI Profil Wilayah Salah satu penyebab Kota ini berkembang pesat seperti sekarang adalah setelah adanya keputusan untuk memindahkan sebagian
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Kota Depok 5.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o 19 00 sampai 6 o 28 00 Lintang Selatan dan 106 o 43 00 sampai 106
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Penggunaan Lahan 5.1.1. Penggunaan Lahan di DAS Seluruh DAS yang diamati menuju kota Jakarta menjadikan kota Jakarta sebagai hilir dari DAS. Tabel 9 berisi luas DAS yang menuju
Lebih terperinciSURAT TERBUKA UNTUK BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Kepada Yth. Bapak Ir. H. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia Assalaamu`alaikum Wr. Wb. Salam beriring do`a saya sampaikan kepada Bapak, semoga
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH DEPOK
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH DEPOK 2.1 Geografi Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 60 19 00 60 28 00 Lintang Selatan dan 106043 00 106055 30 Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan makhluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara
Lebih terperinciKONSERVASI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODA SISTEM DINAMIK (Studi Kasus: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan)
KONSERVASI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODA SISTEM DINAMIK (Studi Kasus: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan) Anggun 1), Dr. Eng. Amiruddin, M.Si 2), Dr. H. Samsu Arif, M.Si 2) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga benda-benda bersejarah yang tidak ternilai harganya sehingga harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum Bank Indonesia di daerah Kota, Jakarta Barat merupakan salah satu tempat bersejarah yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN
STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Senin, 26 Desember :43 - Terakhir Diperbaharui Senin, 09 Januari :16
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan. Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan masalah kependudukan, seperti
Lebih terperinciMencari Akar Masalah Air (Banjir & Kelangkaan air baku ) Jakarta
Mencari Akar Masalah Air (Banjir & Kelangkaan air baku ) Jakarta MENCERMATI... HASIL EKSPLORASI DAN PENDEKATAN TERHADAP INTI (AKAR) MASALAH Fortuga ITB FATCHY November 2012 LATAR BELAKANG KELANGKAAN AIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciSekapur Sirih. Penutup
Kabupaten Kaimana Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan terkait antara hubungan faktor abiotik, biotik dan sosial budaya pada lokasi tertentu, hal ini berkaitan dengan kawasan bentanglahan yang mencakup
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Depok adalah sebuah Kotamadya di provinsi Jawa Barat. Luas wilayahnya 275 km² dengan populasi 1.369.461 jiwa. Terdapat enam Kecamatan di Kotamadya Depok yaitu:
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pusat bisnis dan ekonomi Indonesia, banyak orang tergiur untuk tinggal dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja cerita banjir
Lebih terperinciHASIL SENSUS PENDUDUK Angka Sementara
HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Angka Sementara SEKAPUR SIRIH Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar
Lebih terperinciGambar 13. Citra ALOS AVNIR
32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Citra ALOS AVNIR Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR tahun 2006 seperti yang tampak pada Gambar 13. Adapun kombinasi band yang digunakan
Lebih terperinciPengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 57-64, Mei 2013 57 Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir (The Effect of Rain to the Change
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan permukiman sedangkan
Lebih terperinciSekapur Sirih. Metro, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Metro. Muhammad Sholihin, SE., MM.
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir dan genangan air dapat mengganggu aktifitas suatu kawasan, sehingga mengurangi tingkat kenyamaan penghuninya. Dalam kondisi yang lebih parah, banjir dan genangan
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini akan memberikan gambaran wilayah studi yang diambil yaitu meliputi batas wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, kondisi fisik DAS, keadaan sosial dan ekonomi penduduk, serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan mahkluk hidup. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia memiliki peranan yang sangat penting sebagai pusat administrasi, pusat ekonomi dan pusat pemerintahan. Secara topografi, 40
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang mendapat cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra. Tabel 4.1 Titik kontrol GCP dan nilai RMS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra 4.1.1 Rektifikasi dan Pemotongan Citra Proses rektifikasi citra adalah proses memberikan sistem referensi citra satelit. Dalam
Lebih terperinci<halaman ini tidak ada, adalah bagian belakang dari cover depan>
0 Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan
Lebih terperinci2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 70% wilayah di bumi adalah lautan dan sisanya adalah daratan oleh karena itu jumlah air di bumi cukup banyak sehingga planet bumi di katakan layak untuk kehidupan.
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: Debit Maksimum, Aliran Permukaan, Perumahan Banteng Abstract
1 Estimasi Debit Maksimum (Surya Waradi Muwahid) ESTIMASI DEBIT MAKSIMUM ALIRAN AIR PERMUKAAN DI PERUMAHAN BANTENG BARU DESA SINDUHARJO KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN ESTIMATED MAXIMUM FLOW SURFACE
Lebih terperinciK O T A P E K A N B A R U
K O T A P E K A N B A R U Data Agregat per Kecamatan KOTA PEKANBARU Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan
Lebih terperinciRumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik
Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik Pn Po + Ka (Tn To) dimana: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = jumlah penduduk pada tahun dasar; Tn = tahun ke n; To = tahun
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG
KEADAAN UMUM DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG Hidrogeometri Sungai Topografi DAS Ciliwung pada bagian hulu merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian puncak yang berlokasi di daerah Telaga Warna sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air Kondisi Saat ini Perhitungan neraca kebutuhan dan ketersediaan air di DAS Waeruhu dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Hidrologi Analisis hidrologi merupakan salah satu bagian dari keseluruhan rangkaian dalam perencanaan bangunan air seperti sistem drainase, tanggul penahan banjir dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia usaha yang semakin maju dan pesat menyebabkan peran pemasaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia usaha yang semakin maju dan pesat menyebabkan peran pemasaran sangat penting dalam menunjang kemajuan usaha. Persaingan antar pengusaha pada masa kini bukan lagi
Lebih terperinci2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hubungan Curah Hujan dengan Koefisien Regim Sungai (KRS) DAS Ciliwung Hulu Penggunaan indikator koefisien regim sungai pada penelitian ini hanya digunakan untuk DAS Ciliwung
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakkan pada
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakkan pada bab sebelumnya yaitu pada bab hasil dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muka bumi yang luasnya ± 510.073 juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas 148.94 juta Km 2 (29.2%) dan lautan 361.132 juta Km 2 (70.8%), sehingga dapat dikatakan bahwa
Lebih terperinciPETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi
Lebih terperinciSukamara, 16 Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara
Sesuai dengan amanat Undang-undang No.16 Tahun 1997 dan Rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang diembankan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melaksanakan Sensus Penduduk dan Perumahan
Lebih terperinciSISTEM SANITASI DAN DRAINASI
SISTEM SANITASI DAN DRAINASI Pendahuluan O Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah O Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali termasuk manusia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan
Lebih terperinci.. (5.1).. (5.2) = Intensitas hujan (mm/menit) = Tinggi Hujan (mm) = Waktu (menit) = Volume hujan dalam penampang (mm³) = Luas penampang hujan (mm²)
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Pengujian ini terdapat 2 tahapan pelaksanaan pengujian yaitu pengujian yangi dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2016 dengan menggunakan 5 noozle. Pada pengujian ini, dilakukan
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Air adalah kehidupan. Tanpa air, mikroorganisme yang mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada, demikian pula tidak akan pernah ada daur ulang materi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar masuk ke sungai dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Hampir pada setiap musim penghujan di berbagai provinsi di Indonesia terjadi banjir yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Salah satu wilayah yang selalu mengalami banjir
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kota Depok 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 19 06 28 Lintang Selatan dan 106 43 BT-106 55 Bujur Timur.
Lebih terperinciJADWAL PERENCANAAN TAHUN 2017 UNTUK PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KOTA DEPOK TAHUN 2018
JADWAL PERENCANAAN TAHUN 2017 UNTUK PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KOTA DEPOK TAHUN 2018 NO URAIAN Tanggal A. PENYUSUNAN RKPD KOTA DEPOK TAHUN 2018 DESEMBER JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
39 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi dan Iklim Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ±7 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 6º12 LS dan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar, metode penelitian juga merupakan suatu cara
36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian merupakan sebuah pedoman untuk merancang penelitian dengan baik dan benar, metode penelitian juga merupakan suatu cara untuk mendapatkan
Lebih terperinciData Agregat per Kecamatan
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Data Agregat per Kecamatan Jumlah Penduduk Kota Administrasi Jakarta Selatan berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 2,06 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
Lebih terperinciSURAT TERBUKA UNTUK BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Kepada Yth. Bapak Ir. H. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia Assalaamu`alaikum Wr. Wb. Salam beriring do`a saya sampaikan kepada Bapak, semoga
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sekapur Sirih Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik diberi tugas / tanggung jawab untuk menyediakan
Lebih terperinciNomor 16 Tahun. (PBB) mengenai. yang telah dilatih. Sensus Penduduk. yang diperoleh dari. dari. setinggi tingginya
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang Undang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population and Housing Census Round 2010), BPS menyelenggarakan
Lebih terperinciANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.6 Analisa Debit Limpasan Permukaan Analisa ini bertujuan untuk mengetahui debit air pada kawasan kampus Kijang, Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat, pada
Lebih terperinciKABUPATEN MERANGIN. Data Agregat per Kecamatan
KABUPATEN MERANGIN Data Agregat per Kecamatan Jumlah penduduk Merangin berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 336.050 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,83 persen per tahun Sekapur Sirih Laporan Ekseku
Lebih terperinciANALISIS POTENSI DAERAH RESAPAN AIR HUJAN DI SUB DAS METRO MALANG JAWA TIMUR
ANALISIS POTENSI DAERAH RESAPAN AIR HUJAN DI SUB DAS METRO MALANG JAWA TIMUR Bagus Setiabudi Wiwoho Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya No. 6 Malang 65145, e-mail: wiwoho_um@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang esensial bagi kebutuhan rumah tangga, pertanian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang paling berharga. Air tidak saja perlu bagi manusia, tetapi hewan dan juga tumbuhan sebagai media pengangkut, sumber energi dan keperluan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Wilayah Bodetabek Sumber Daya Lahan Sumber Daya Manusia Jenis tanah Slope Curah Hujan Ketinggian Penggunaan lahan yang telah ada (Land Use Existing) Identifikasi Fisik Identifikasi
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN
BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN 6.1 KAPASITAS TAMPUNG SALURAN EKSISTING Pada bab sebelumnya, telah diperoleh debit banjir rencana saluran drainase. Untuk mengetahui kapasitas tampung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciHASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Kabupaten Sarolangun
HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Kabupaten Sarolangun Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KAB. SAROLANGUN Penutup Sekapur Sirih Penyelenggaraan Sensus Penduduk merupakan hajatan besar bangsa yang
Lebih terperinciKOMPROMI PEMULIHAN AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN *)
1 KOMPROMI PEMULIHAN AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN *) Tarsoen Waryono**) Pendahuluan Terganggunya peranan fungsi 13 aliran sungai yang melintas DKI Jakarta, dicirikan oleh fenomena alam yaitu genangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. = reduced mean yang besarnya tergantung pada jumlah tahun pengamatan. = Standard deviation dari data pengamatan σ =
BAB IV ANALISA DATA 4.1 ANALISA HIDROLOGI Dalam menganalisa data curah hujan, stasiun yang digunakan adalah stasiun yang berada dekat dengan DAS Sugutamu, yaitu stasiun Pancoran Mas yang berbatasan dengan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA
EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA Sidang Tesis Oleh : Dica Erly Andjarwati 3311202802 Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Depok Jawa Barat. Depok sebagai penyangga DKI Jakarta dihuni oleh masyarakat yang sangat heterogen dengan tingkat
Lebih terperinciMenghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008
Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008 Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geohidrologi Dosen Pengampu : Setya Nugraha, S.Si, M.Si Disusun Oleh Kelompok 5 : 1. Achmad Mashfufi
Lebih terperinciData Agregat per Kecamatan. Kota Tangerang Selatan
Data Agregat per Kecamatan Kota Tangerang Selatan Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU Jumlah Penduduk di Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 21.071 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
Lebih terperinciMAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n
MAKALAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n J U R U S A N G E O G R A F I FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSanggau, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Sanggau MUHAMMAD YANI, SE NIP
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus Penduduk. Sensus Penduduk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2011 2016 LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR
Lebih terperinciData Agregat per Kecamatan KABUPATEN MUARA ENIM
Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MUARA ENIM 1 Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinci2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daur hidrologi merupakan perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut, air tersebut akan tertahan (sementara)
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciPeta Rencana Lanskap (Zonasi) Kawasan Situ Gintung
50 BAB VI SINTESIS Untuk menetapkan zonasi perencanaan tapak diterapkan teori Marsh (2005) tentang penataan ruang pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang membagi tapak menjadi tiga satuan lahan, yaitu Satuan
Lebih terperinciSekapur Sirih. Kutacane, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tenggara. Rusmadi Nisca, SE
Sekapur Sirih Sebagai Pengemban amanat Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population
Lebih terperinciSEKAPUR SIRIH. Bengkulu, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Bengkulu. Isbullah,SE
SEKAPUR SIRIH Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi PBB mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Sekitar tahun 2010 (Population and Housing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sumur Resapan Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan
Lebih terperinciBAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI
BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil
Lebih terperinciMANFAAT SUMUR RESAPAN DALAM PENANGGULANGAN BANJIR DI WILAYAH KELURAHAN PENANGGUNGAN BAGIAN SELATAN KOTA MALANG
MANFAAT SUMUR RESAPAN DALAM PENANGGULANGAN BANJIR DI WILAYAH KELURAHAN PENANGGUNGAN BAGIAN SELATAN KOTA MALANG (The Benefit of Infiltration Wells for Flood Prevention in South Penanggungan Village Area,
Lebih terperinci