Bab 2. Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang sistem pendukung keputusan dengan mengunakan metode Promethee telah banyak dilakukan oleh penelitipeneliti, akademisi maupun praktisi-praktisi Teknologi Informasi (TI) terdahulu salah satunya dalam skripsi dengan judul Analisis Dan Desain Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Baru Kelas X Unggulan Dengan Metode Promethee (Nurinda, 2010). Dalam penelitian tersebut terlihat bahwah penerapan metode Promethee dapat membandingkan berbagai macam kriteria untuk perankingan kelayakan masuk kelas X unggul, jika dibandingkan dengan cara konvensional maka perankingan tidak optimal, hal disebabkan karena tidak seluruh kriteria dilibatkan untuk mengurangi perhitungan yang kompleks dan lama. Penelitian berikutnya adalah Sistem Informasi Pecarian Siswa Bermasalah Dengan Metode Promethee (Gunawan, 2009), penelitian ini menekankan pada prioritas siswa bermasalah untuk dilakukan bimbingan, Dengan keterbatasannya jumlah tenaga Bimbingan dan Konseling (BK) maka dengan sistem tersebut dapat ditentukan prioritas siswa-siswa mana saja yang didahulukan. Perbedaan penelitian ini dengan 2(dua) penelitian di atas terletak pada studi kasus dan objek penelitian, meskipun sama-sama menggunakan metode Promethee namun pada penelitian ini mengarah pada perhitungan minimasi atau alternatif dengan nilai terkecil lebih 6

2 7 diprioritaskan, Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai dari suatu alternatif maka dianggap semakin memprihatinkan atau yang paling tertinggal dari alternati-alternatif yang lain oleh karena itu alternatif dengan nialai terkecilah yang akan diprioritaskan. Hasil perhitungan akan di beri ranking, ranking tersebut yang akan menjadi urutan usulan prioritas pembangunan sarana dan prasarana pendidikan SD. 2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Konsep-konsep mengenai Decesion Suport System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) diungkapkan pertama kali pada awal tahun 1970 oleh Michael S. Scott Marton dengan istilah Management Decision System yang merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model-model untuk menyelesaikan masalahmasalah yang tidak terstruktur (Turban, 2005:19). Dari definisi diatas dapat digambarkan bahwa SPK membutuhkan media supaya SPK dapat digunakan, yaitu komputer. Sedangkan aplikasi SPK nantinya akan diinstal atau diletakan dalam media tersebut, selain itu SPK juga memanfaatkan data-data sebagai inputan kemudian data-data tersebut diproses melalui suatu model yang telah dirancang khusus untuk memecahkan persoalan tersebut. Keberadaan SPK sendiri tidak untuk mengganti posisi aras manajerial atau tugas-tugas manajerial namun SPK sebagai alat untuk memberikan dukungan pengambilan keputusan berupa penyajian informasi, simulasi kemungkinan, atau rekomendasi kepada pihakpihak pengambil keputusan. Pada dasarnya SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahapan pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah,

3 8 memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif (Hasan, 2002:27). Dalam pengimplementasian, suatu SPK memiliki tiga subsistem utama yaitu : subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog (Hasan, 2002:32). 1 Subsistem manajemen basis data Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data antara alain : Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data. Kemampuan untuk menambakan sumber data secara mudah dan cepat. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif personil. Kemampuan untuk mengelolah berbagai variasi data. 2 Subsistem manajemen basis model Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model sebagai berikut :

4 9 Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah. Kemudahan untk mengakses dan mengintegrasikan modelmodel keputusan. Kemampuan untuk mengelolah basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen basis data (seperti mekanisme untuk menyimapan, membuat dialog, menghubungkan dan mengakses model). 3 Subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai yang dinamakan subsistem dialog. Subsistem dialog dapat dibagi menjadi 3(tiga) bagian, yaitu : bahasa aksi (papan ketik/keyboard, panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya), bahasa tampilan (printer, layar tampilan, grafik, keluaran suara dan sebagainya). Kombinasi dari kemapuan-kemampuan diatas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog. Misalnya melalu pendekatan tanya-jawab, bahasa perintah, menu dan mengisi tempat kosong. Kemampuan yang harus dimiliki SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi : Kemampuan untuk dapat menangani berbagai variasi gaya dialog. Kemampuan untuk dapat mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.

5 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (Promethee) adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multi kriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dan dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethe adalah penggunaan nilai hubungan outranking (Brans, 1992). Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan ( i ft(.) [real world] ), dengan kaida dasar : Max { f 1 (x), f 2 (x), f 3 (x),, f j (x),, f k (x) x... (1) Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f i (i= 1, 2,, K) merupakan nilai/ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam pengaplikasikan metode Promethee beberapa kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian dari (real world). Promethee termasuk dalmam metode outranking yang dikembangkan oleh B. Roy. Metode ini meliputi dua fase, antara lain : Membangun hubungan outranking dari K. Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria. Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan

6 11 preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan pada Tabel 2.1(Daihani dan Dada, 2001) : Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee Alternatif Kriteria f 1 (.) f 2 (.) f j (.) f k (.) a 1 f 1 (a 1 ) f 2 (a 1 ) f j (a 1 ) f k (a 1 ) a 2 F 1 (a 2 ) f 2 (a 2 ) f j (a 2 ) f k (a 2 ) a i f 1 (a i ) f 2 (a i ) f j (a i ) f k (a i ) a n f 1 (a n ) f 2 (a n ) f j (a n ) f k (a n ) Keterangan : 1. a 1, a 2,, a i,, a n : n alternatif potensial. 2. f 1, f 2,, f j,, f k : k kriteria evaluasi Dominasi Kriteria Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria dan tujuan berupa prosedur optimasi : f : K Untuk setiap alternatif a K, f(a) merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat alternatif dibandingkan, a 1, a 2 K, harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya. Menurut Brans penyampaian intensitas (P) dari preferensi alternatif a 1 terhadap alternatif a 2 sehingga :

7 12 1. P(a 1, a 2 ) = 0, berarti tidak ada beda antara a 1 dan a 2, atau tidak ada preferensi dari a 1 lebih baik dari a P(a 1, a 2 ) ~ 0, berarti lemah, preferensi dari a 1 lebih baik dari a P(a 1, a 2 ) ~ 1, berarti kuat, preferensi dari a 1 lebih baik dari a P(a 1, a 2 ) ~ 0, berarti mutlak, preferensi dari a 1 lebih baik dari a 2. Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbedah antara dua evaluasi, sehingga : P(a 1, a 2 )= P{f(a 1 ) f(a 2 ) } Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menetukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih Rekomendasi Fungsi Preferensi Dalam metode Promethee terdapat enam fungsi preferensi, namun ini tidak mutlak untuk digunakan semua, penggunaannya sangat tergantung pada persoalan yang ingin dipecahkan. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi (Brans, 1982). 1. Kriteria biasa Pada preferensi ini tidak ada yang bedah antara a dan b jika dan hanya jika f(a) = f(b), apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbedah, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai yang lebih baik.

8 13. (2) Keterangan : H(d) d : fungsi selisi kriteria antar alternatif : selisih nilai kriteria {d = f(a) - f(b)} Pada kasus ini tidak ada beda(sama penting) antara a dan b jika dan hanya jika f(a) = f(b); apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai lebih baik. Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari perlombaan lari marathon, seorang peserta dengan peserta yang lain akan memiliki peringkat yang mutlak berbedah walaupun hanya dengan selisih nilai(waktu), yang teramat kecil, dan akan bernilai sama jika dan hanya jika waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diatara keduanya sebesar nol (Brans, 1982). 2. Kriteria quasi.. (3) Keterangan : H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif d : selisih nilai kriteria {d=f(a) f(b)} Paramater (q) : harus merupakan fungsi yang tetap Kriteria ini memiliki alternatif preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisi evaluasi untuk

9 14 masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi preferensi mutlak. Misalnya seseorang akan dipandang lebih kaya apabila selisih nilai kekayaan lebih besar dari Rp dan apabila selisihnya kurang dari Rp maka dipandang sama kaya. 3. Kriteria linier (4) Keterangan : H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif d : selisih nilai kriteria {d=f(a) f(b)} p : nilai kecendurungan atas kriteria ini menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak. Misal akan terjadi preferensi dalam hubungan linear kriteria kecerdasan seseorang dengan orang lain apabila nilai ujian seseorang berselisih di bawah 30, apabila di atas 30 poin maka mutlak orang itu lebih cerdas dibandingkan orang lain. 4. Kriteria level. (5)

10 15 Keterangan : H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif d : selisih nilai kriteria {d=f(a) f(b)} p : nilai kecendurungan atas parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap, q=0 Dalam kasus ini kecendurungan tidak berbeda q dan kecendurungan preferensi p ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d)=0,5). Bentuk kriteria level ini dapat dijelaskan misalnya dalam penetapan nilai preferensi jarak tempu antar kota. Misalnya jarak antara Surabaya-Malang sebesar 60 km, Malang-Kediri sebesar 68 km, Kediri-Madium sebesar 45 km, Malang-Madium sebesar 133 km. telah ditetapkan bahwa selisih jarak sebesar 10 km maka dianggap jarak antar kota tersebut adalah tidak berbeda, selisih jarak sebesar km relatif berbeda dengan preferensi yang lemah, sedangkan selisih di atas 30 km diidentifikasikan memiliki preferensi mutlak berbeda. Dalam kasus ini, selisih jarak atara Surabaya-Malang dan Malang-Kediri dianggap tidak berbeda (H(d)=0) karena selisih jarak dibawah 10 km, yaitu (68-60) km = 8 km, sedangkan preferensi jarak antara Malang-Kediri dan Kediri-Madium dianggap berbeda dengan preferensi lemah (H(d)=0,5) karena selisih berada pada interval km, yaitu sebesar (68-45) km = 23 km, dan terjadi preferensi mutlak (H(d)=1) antara jarak Malang-Kediri dan Malang-Madium karena memiliki selisih jarak lebih dari 30 km.

11 16 5. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda... (6) Keterangan : H(d) : fungsi selisih kriteria antar alternatif d : selisih nilai kriteria {d=f(a) f(b)} p : nilai kecendurungan atas parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap, q=0 Pada kasus ini, pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferesi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area atara dua kecendurungan q dan p. dua parameter tersebut telah ditentukan dimana fungsi H adalah hasil perbandingan anatr alternatif. 6. Kriteria guasian. (7) Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistic., dimana Indeks Preferensi Multi Kriteria Tujuan pembuat keputusan adalah menentukan fungsi preferensi P, dan π i untuk semua kriteria f i (i=1,2,, k) dari optimasi kriteria majemuk. Bobot (weight) π i merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria f i, jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan

12 17 yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama. Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi P i. k a 1,a 2 i 1 i a 1,a 2 ; a 1,a 2. (8) a 1,a 2 meruapakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a 1 lebih baik dari alternatif a 2 dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria. Hal ini dapat disajika dengan nilai antara nilai 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. a 1,a 2 = 0 menunjukan preferensi yang lema untuk alternatif a 1 > alternatif a 2 berdasarkan semua kriteria. 2. a 1,a 2 = 1 menunjukan preferensi yang kuat untuk alternatif a 1 > alternatif a 2 berdasarkan semua kriteria (Daihani, 2001) Ranking Promethee Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks (Brans, 1982) : 1. Leaving flow a 1 1 n 1 2. Entering flow a 1 1 n 1 3. Net flow a 1,x x... (9) x,a 1 x.. (10)

13 18 a 1 a 1 a 1. (11) Keterangan : 1. a 1,x = menunjukkan preferensi bahwa alternatif a 1 lebih baik dari alternatif x. 2. x,a 1 = menunjukkan preferensi bahwan alternatif x lebih baik dari alternatif a a 1 = Leafing flow, digunakan untuk menetukan urutan prioritas pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial. 4. a 1 = Entering flow, digunakan untuk menetukan urutan prioritas pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial. 5. a 1 = Net flow, digunakan untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap. Penjelasan dari hubungan outranking dibagun atas pertimbangan untuk masing-masing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah Perangkingan dalam Promethee Dalam metode Promethee proses perankingan dilakukan melalui dua perangkingan, yaitu Promethee I (urutan parsial) dan Promethee II (urutan lengkap). Perangkingan Promethee I didasarkan pada masing-masing nilai Leaving Flow (LF) dan Entering

14 19 Flow (EF). Semakin besar nilai LF dan semakin kecil nilai EF maka alternatif semakin baik. Jika nilai ranking LF dan EF sama maka hasil ranking Promethee I menjadi solusi metode Promethee. Tetapi jika sebaliknya maka proses harus dilanjutkan pada Promethee II. Promethee II didasarkan pada nilai Net Flow (NF). Semakin besar nilai NF maka semakin tinggi rankingnya. Melalui complete preorder pada Promethee II, informasi bagi pembuat keputusan menjadi lebih realistis bila dibandingkan dengan partial preorder pada Promethee I yang terkadang hanya memberikan solusi sebagian. 2.4 Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan salah satu penjabaran dari UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. SNP sendiri merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 ayat 1 PP No 19 tahun 2005). Lingkup SNP antara lain standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilain pendidikan (Pasal 35 ayat (1) UU No 20 tahun 2003) Standar Sarana dan Prasarna Pendidikan Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain.

15 20 Standar sarana dan prasarana pendidikan SD sesuai lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007 standar sarana dan prasarana SD/MI antara lain sebagai berikut : Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Rung pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegitan pengolahan sekolah/madrasah. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami ganggguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah. Jamban adalah runag untuk buang air besar/kecil. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran diu luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antara bagian bangunan sekolah/madrasah.

16 21 Tempat oberolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori tentang Sistem Pendukung Keputusan, Preference Ranking Organizational Method for Enrichment Evaluation (Promethee), HyperText Preprocessor (PHP), MySQL,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Data Data merupakan refresentasi dari fakta atau gambaran mengenai suatu objek atau kejadian. Data dinyatakan dengan nilai yang berbentuk angka, deretan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Adira Dinamika Multifinance Cabang Medan beralamat di Jalan Bambu II Komplek Graha Niaga Blok A No. 12-14 Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Persoalan pengambil keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih. Yang prosesnya melalui

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta)

ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta) ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta) Edi Faizal Program Studi Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta e-mail: edsoftku@gmail.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN STRUKTURAL ESELON II.B MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Study kasus: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur) Herman *,1, Awang Harsa Kridalaksana 2, Zainal

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Decision Support Systems BPJS PBI Recipient Determination Using the Method Promethee Oleh: UMI QONI

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE SELECTION OF DECISION SUPPORT SYSTEM CCTV CAMERA USING METHODS PROMETHEE Oleh: WAHID AZHARI FAUZI 12.1.03.02.0359

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memperoleh masukan ( input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem informasi yang menggunakan model-model keputusan, basis data, dan pemikiran manajer sendiri,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN Dewi Safitri Hutabarat (0911005 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI Eka Larasati Amalia 1), Dimas Wahyu Wibowo 2) 1),2) Teknik Informatika, Politeknik Negeri malang 1),2) eka.larasati@polinema.ac.id,

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE PROMETHEE

SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE PROMETHEE SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE PROMETHEE SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program

Lebih terperinci

Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan

Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan Safrizal 1), Lili Tanti

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee Ariyasti Ulfa, Yuli Fitrisia 2, Yohana Dewi Lulu W 3 Program Studi Teknik Informatika Multimedia, Jurusan Komputer, Politeknik

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN STRUKTURAL MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN STRUKTURAL MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE EKSPLORA INFORMATIKA 181 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN STRUKTURAL MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Gunawan Ali STMIK Dharmasraya Jalan Lintas Sumatera KM. 18 Kec. Koto Baru, Kab. Dharmasraya,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE Cindra Onggo (05018001), Fiftin Noviyanto (0015118001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PROMETHE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA KELAS UNGGULAN SMA METHODIST I MEDAN

IMPLEMENTASI METODE PROMETHE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA KELAS UNGGULAN SMA METHODIST I MEDAN Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI METODE PROMETHE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA KELAS UNGGULAN SMA METHODIST I

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI KARYAWAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet.

BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bursa Kerja Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bursa Kerja adalah lembaga yang menjalankan fungsi mempertemukan antara pencari kerja. Sedangkan Bursa Kerja Online

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Untuk membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan, diperlukan suatu bentuk sistem pendukung keputusan, selanjutnya disebut SPK.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN DENGAN METODE PROMETHEE STUDI KASUS PAMELLA GROUP YOGYAKARTA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN DENGAN METODE PROMETHEE STUDI KASUS PAMELLA GROUP YOGYAKARTA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN DENGAN METODE PROMETHEE STUDI KASUS PAMELLA GROUP YOGYAKARTA 1 Nurul Azizah (06018082), 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Makanan bukan hanya sekedar untuk dikonsumsi oleh seseorang yang sakit atau sehat. Makanan merupakan sumber bahan energi tubuh manusia biasanya

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN INVESTASI PROPERTI DENGAN METODA PROMETHEE

APLIKASI PENGAMBILAN INVESTASI PROPERTI DENGAN METODA PROMETHEE Seminar Nasional Informatika 20 (semnasif 20) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 2 Juli 20 APLIKASI PENGAMBILAN INVESTASI PROPERTI DENGAN METODA PROMETHEE Nur Heri Cahyana Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM EVALUASI KUALITAS LAYANAN UNIT KERJA

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM EVALUASI KUALITAS LAYANAN UNIT KERJA PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM EVALUASI KUALITAS LAYANAN UNIT KERJA Lili Tanti Sistem Informasi Universitas Potensi Utama Jl K.L Yos Sudarso Km. 6.5 No 3A,Tanjung Mulia, Medan 20241 Email :lili_tantiai@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SUPPLIER FURNITURE MENGGUNAKAN MODEL PROMETHEE ABSTRAK

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SUPPLIER FURNITURE MENGGUNAKAN MODEL PROMETHEE ABSTRAK IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SUPPLIER FURNITURE MENGGUNAKAN MODEL PROMETHEE Alexander Setiawan, Agustinus Noertjahyana, Willy Saputra Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Informasi

Jurnal Sistem Informasi JSIKA Vol 3, No 2 (2014)/ ISSN 2338-137X Jurnal Sistem Informasi Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT AMSI DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Techno.COM, Vol. 12, No. 2, Mei 2013: 104-116 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Gunawan 1, Setia Astuti 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PENGAIRAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PENGAIRAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Setiansyah, Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Prioritas Perbaikan Sarana dan Prasarana Pengairan V - 67 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PENGAIRAN

Lebih terperinci

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee Nurul Hadi 1, Yuli Fitrisia 2 & Wawan Yunanto 3 1 Program Studi Sistem Informasi Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Menurut Ralp C. Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu

Lebih terperinci

UPN "VETERAN" JAKARTA

UPN VETERAN JAKARTA PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIKRITERIA PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) Nurul Fauziah, Catur Kurniawan Fakultas Teknik UPN Veteran

Lebih terperinci

Abstrak Persaingan ketat yang terjadi sekarang ini dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi membuat pihak operator

Abstrak  Persaingan ketat yang terjadi sekarang ini dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi membuat pihak operator RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BTS DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PT.TELKOMSEL PONTIANAK) Dian Aprizal 1, Tursina 2, Helfi Nasution 3. Program

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK PEMILIHAN DAYAH TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE DAN METODE BORDA. Mahdi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK PEMILIHAN DAYAH TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE DAN METODE BORDA. Mahdi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK PEMILIHAN DAYAH TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE DAN METODE BORDA Mahdi Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata - Lhokseumawe email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan langkah-langkah sistematis yang dipergunakan untuk mempermudah dalam mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan. Metodologi penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN Junaidi Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH

THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH Edi Faizal Program Studi Teknik Komputer STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Jl. Sisingamangaraja 76 Yogyakarta Abstract Decision

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM) Bambang Yuwono, Frans Richard Kodong, Hendy Ayusta Yudha Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ELECTRE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ELECTRE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ELECTRE SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENENTUKAN DOSEN TERBAIK

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENENTUKAN DOSEN TERBAIK PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENENTUKAN DOSEN TERBAIK Robiatul Adawiyah 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas Potensi Utama, Jl. Yosudarso Tanjung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK adalah sebuah sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik Sistem

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA PROMETHEE UNTUK PEMILIHAN GURU TELADAN TINGKAT SMU DAN SMK Bayu Firmanto 6

PENGGUNAAN ALGORITMA PROMETHEE UNTUK PEMILIHAN GURU TELADAN TINGKAT SMU DAN SMK Bayu Firmanto 6 PENGGUNAAN ALGORITMA PROMETHEE UNTUK PEMILIHAN GURU TELADAN TINGKAT SMU DAN SMK Bayu Firmanto 6 Abstrak: Dinas Pendidikan Kota memiliki misi meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan program-program

Lebih terperinci

PORTABILITAS APLIKASI PERANGKINGAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE

PORTABILITAS APLIKASI PERANGKINGAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE PORTABILITAS APLIKASI PERANGKINGAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE Wijanarto, M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PROGRAM BANTU PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE

IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PROGRAM BANTU PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE HALAMAN JUDUL IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PROGRAM BANTU PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika

Lebih terperinci

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1 Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE ( STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi, Karakteristik dan Kriteria Jasa Kurir 2.1.1 Defenisi Jasa Kurir Jasa adalah sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK)

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK) RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK) Muhamad Aries Permana 1,Anggi Srimurdianti Sukamto 2, Tursina

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MCDM DALAM PEMILIHAN KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TELADAN DENGAN MENGGUNAKAN PROMETHEE (STUDI KASUS : KEMENTERIAN AGAMA KEPAHIANG)

IMPLEMENTASI METODE MCDM DALAM PEMILIHAN KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TELADAN DENGAN MENGGUNAKAN PROMETHEE (STUDI KASUS : KEMENTERIAN AGAMA KEPAHIANG) IMPLEMENTASI METODE MCDM DALAM PEMILIHAN KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) TELADAN DENGAN MENGGUNAKAN PROMETHEE (STUDI KASUS : KEMENTERIAN AGAMA KEPAHIANG) Heru Febistian 1, Desi Andreswari 2, Aan Erlansari 3

Lebih terperinci

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process (

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process ( DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... ii LEMBAR KEASLIAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAKSI... x TAKARIR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah satu cara untuk membuktikan bahwa siapa yang dapat menjadi mahasiswa berprestasi yaitu dengan mengukur

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ENTROPY DAN METODE PROMETHEE DALAM MERANGKING KUALITAS GETAH KARET

PENERAPAN METODE ENTROPY DAN METODE PROMETHEE DALAM MERANGKING KUALITAS GETAH KARET PENERAPAN METODE ENTROPY DAN METODE PROMETHEE DALAM MERANGKING KUALITAS GETAH KARET Anggi Syahadat Harahap 1, Tulus 2, Erna Budhiarti 3 1,2,3 Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi Universitas Sumatera

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA APOTEK MURNI PALU

IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA APOTEK MURNI PALU IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA APOTEK MURNI PALU Syaiful Hendra 1, Aifan 2, Hajra Rasmita 3 1 Teknik Informatika, STMIK Adhi Guna 2,3 Sistem Informasi, STMIK Adhi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI KOTA MALANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI KOTA MALANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI KOTA MALANG Imam Fahrur Rozi 1, Moh. Cholil Mahfud 2, Andhan Wharismana 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16, No.2, Juli 2011 : 171 176 ISSN : 0854 9524 Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Menurut Jogiyanto (2001), sistem adalah jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN MEDIA PROMOSI Studi Kasus: STMIK Indonesia

APLIKASI PENGGUNAAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN MEDIA PROMOSI Studi Kasus: STMIK Indonesia Vol. 5, No. 2, Juli 2009 ISSN 0216-0544 APLIKASI PENGGUNAAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN MEDIA PROMOSI Studi Kasus: STMIK Indonesia Dony Novaliendry Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support System (DSS) pertama kali dikemukakan oleh Michael Scott Morton pada awal tahun 1970-an

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI CAREER CENTER DENGAN METODE PROMETHEE BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI CAREER CENTER DENGAN METODE PROMETHEE BERBASIS WEB Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol., No., (06) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI CAREER CENTER DENGAN METODE PROMETHEE BERBASIS WEB Ica Khamisah, Herry Sujaini, Rudi Dwi Nyoto 3. Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : KHOIRUL HUDA NPM : 0534010288 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMODELAN. Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas.

PEMODELAN. Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. PEMODELAN DEFINISI Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. Fenomena dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi maka instansi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. Gloria merupakan suatu usaha dagang yang menjual barang keperluan sehari-hari (kelontong) baik secara grosir maupun eceran. Usaha yang bertempat di Jalan

Lebih terperinci

Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru

Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru Megi Adhiyani 1, Muliadi 2, Dwi Kartini 2 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMENANG TENDER PROYEK KERETA API MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS PT

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMENANG TENDER PROYEK KERETA API MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS PT RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMENANG TENDER PROYEK KERETA API MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS PT. KERETA API INDONESIA DAOP 8 SURABAYA) Wahyu Chusnul Rozil 1) 1) S1 /

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, memiliki visi dan misi sebagai berikut : a. Visi Terwujudnya Kota Gorontalo sehat guna mendukung tercapainya

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PEMILIHAN CALON GURU TELADAN DENGAN MENGUNAKAN MEDIA WEB Bayu Firmanto 4

PEMBUATAN APLIKASI PEMILIHAN CALON GURU TELADAN DENGAN MENGUNAKAN MEDIA WEB Bayu Firmanto 4 PEMBUATAN APLIKASI PEMILIHAN CALON GURU TELADAN DENGAN MENGUNAKAN MEDIA WEB Bayu Firmanto 4 Abstrak: Salah misi Dinas Pendidikan Kota adalah meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan program-program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2011/2012

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2011/2012 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2011/2012 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN PADA PT. SUMATRA UNGGUL PALEMBANG

Lebih terperinci

Juwita Linggarani Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH

Juwita Linggarani Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUTION (PROMETHEE) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEGAWAI TELADAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

Pertemuan 3 PEMODELAN

Pertemuan 3 PEMODELAN Pertemuan 3 PEMODELAN DEFINISI Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. Fenomena dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi maka

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN TELEVISI DENGAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN TELEVISI DENGAN METODE PROMETHEE Benarkah, Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Televisi dengan Metode Promethee 25 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN TELEVISI DENGAN METODE PROMETHEE Njoto Benarkah 1), Susana Limanto 2) (1)(2) Jurusan

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA. Kata kunci: Promethee, Decision Support System, Multi Criteria Decision Making, Medicine and Health Equipment Suppliers.

STIKOM SURABAYA. Kata kunci: Promethee, Decision Support System, Multi Criteria Decision Making, Medicine and Health Equipment Suppliers. PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT DAN ALAT KESEHATAN (STUDI KASUS PT MITRA FARMA ANUGERAH LESTARI KEDIRI) Retno Ayu P.W 1), Haryanto Tanuwijaya 2) 1) S1/Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajement Sumber Daya Manusia Manajer Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN(SMK/MAK) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art Telah banyak aplikasi tentang sistem pengambilan keputusan. Namun dari penelitian yang dilakukan tersebut belum banyak ada yang membahas tentang pembuatan aplikasi

Lebih terperinci

STMIK GI MDP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI PADA PT SUMBER AWAL SINAR PALEMBANG

STMIK GI MDP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI PADA PT SUMBER AWAL SINAR PALEMBANG STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010/2011 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI PADA PT

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MARKETING OFFICER BERPRESTASI DENGAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus : BRI Kantor Cabang Katamso Yogyakarta)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MARKETING OFFICER BERPRESTASI DENGAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus : BRI Kantor Cabang Katamso Yogyakarta) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MARKETING OFFICER BERPRESTASI DENGAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus : BRI Kantor Cabang Katamso Yogyakarta) Ripto Mukti Wibowo 1, Adhistya Erna Permanasari 2, Indriana

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DI PROPINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DI PROPINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DI PROPINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN PROMETHEE Sularso Budilaksono 1), Suwarno 2), Agus Herwanto 3)

Lebih terperinci

Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama

Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University Risky Diatama Program Studi Teknik Informatika, Departemen Informatika Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 1 Bojongsoang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang

BAB I PENDAHULUAN. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang banyak digunakan dalam masyarakat modern saat ini. Munculnya kamera DSLR tentunya menggeser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Gading Serpong saat ini menjadi salah satu daerah yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Gading Serpong saat ini menjadi salah satu daerah yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Gading Serpong saat ini menjadi salah satu daerah yang bisa dikatakan cukup pesat perkembangannya, memiliki akses pintu keluar tol Jakarta- Merak yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditujukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer. Oleh : Freddy Renold Tahe

SKRIPSI. Ditujukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer. Oleh : Freddy Renold Tahe Perancangan dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Menggunakan Metode Promethee (Studi Kasus: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Lebih terperinci

PEMODELAN. Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas.

PEMODELAN. Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. PEMODELAN DEFINISI Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. Fenomena dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi maka instansi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis merupakan peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING

BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING 1 PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) WITH PROMETHEE DAN GOAL PROGRAMMING DIPERUSAHAAN AZAM JAYA SIDOARJO Sartin FTI-UPNV Jatim ABSTRAKSI Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah, komputer menjadi alat yang penting untuk mempermudah kinerja para guru dan staf yang bertugas, salah satunya

Lebih terperinci