BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif [3]. Model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan terdiri dari empat fase [5], yaitu: 1. Penelusuran (Intelligence) Tahap ini merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. 2. Perancangan (Design) Tahap ini merupakan suatu proses untuk merepresentasikan model sistem yang akan dibangun berdasarkan pada asumsi yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, suatu model dari masalah dibuat, diuji dan divalidasi. 3. Pemilihan (Choice) Tahap ini merupakan suatu proses melakukan pengujian dan memilih keputusan terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan dan mengarah kepada tujuan yang akan dicapai. 4. Implementasi (Implementation) Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikanperbaikan.

2 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Keputusan merupakan hasil pemecahan masalah yang harus didasari logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan dan memperhatikan hal-hal seperti logika, realitas, rasional dan pragmatis. Keputusan-keputusan selalu saling berhubungan dan keputusan spesifik dapat mempengaruhi banyak individu dan kelompok dalam sistem organisasi. Dasar-dasar keputusan [15] adalah : 1. Intuisi, yaitu keputusan diambil berdasarkan perasaan dan pemikiran si pengambil keputusan. 2. Pengalaman, yaitu keputusan diambil berdasarkan kejadian-kejadian yang pernah dialami sebelumnya oleh si pengambil keputusan. 3. Fakta, yaitu keputusan diambil berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan. 4. Wewenang, yaitu keputusan diambil oleh pihak yang memiliki kekuasaan dan wewenang yang lebih tinggi. 5. Rasional, yaitu keputusan yang diambil harus logis atau dapat diterima akal sehat. Pengambilan keputusan adalah proses memilih tindakan (di antara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengambilan keputusan melibatkan suatu proses berfikir mengenai masalah sesuai kebutuhan data dan pemodelan masalah yang mengarah pada interpretasi dan aplikasi pengetahuan. Perubahan pada lingkungan pengambilan keputusan dapat terjadi sehingga mempengaruhi kualitas keputusan [13]. Pengambilan keputusan merupakan hasil suatu proses pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih dengan mekanisme tertentu, dengan tujuan untuk menghasilkan keputusan yang terbaik. Dimana proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, akan memberikan hasil yang baik [12]. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang melakukan pendekatan untuk menghasilkan berbagai alternatif

3 keputusan untuk membantu pihak tertentu dalam menangani permasalahan dengan menggunakan data dan model. Suatu SPK hanya menyediakan alternatif keputusan, sedangkan keputusan akhir yang diambil tetap ditentukan oleh si pengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan [1]. Sistem Pendukung Keputusan biasa dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas [7] Konsep Dasar dalam Sistem Pendukung Keputusan Konsep SPK merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalahmasalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur [5]. SPK dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembutan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif. Adapun karakteristik sistem pendukung keputusan [13] adalah sebagai berikut [1]: 1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur. 2. Sistem pendukung keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi. 3. Sistem pendukung keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Sehingga mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dalam kebutuhan pemakai.

4 Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan di atas, sistem pendukung keputusan dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi pemakainya. Keuntungan yang dimaksud diantaranya meliputi: 1. Sistem Pendukung Keputusan memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya. 2. Sistem Pendukung Keputusan membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. Sistem Pendukung Keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan Pendekatan Sistem dalam Sistem Pendukung Keputusan Sistem sebagai suatu kumpulan dari elemen yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas sistem yang jelas [12]. Setelah memasukkan aspek tujuan, Murdick et. al. (1995) memberikan pengertian tentang sistem sebagai sekumpulan elemen-elemen yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan untuk suatu tujuan yang sama [12]. Struktur dari sebuah sistem meliputi masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan dan batasan sistem. Masukan merupakan elemen yang akan mempengaruhi kinerja sebuah sistem. Proses merupakan seluruh elemen untuk mentransformasikan masukan menjadi keluaran. Keluaran menunjukkan produk akhir atau konsekuensi dari suatu sistem. Umpan balik merupakan aliran informasi dari komponen keluaran ke pembuat keputusan tentang performansi dari sistem. Lingkungan terdiri dari beberapa elemen yang berada diluar sistem, dalam arti bukan masukan, proses dan keluaran. Batasan sistem merupakan sebuah pemisah antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya atau sistem dengan lingkungannya. Hirarki sebuah sistem memperlihatkan semua rangkaian subsistem yang saling berhubungan. Pada SPK dibagi atas tiga subsistem, yaitu: 1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)

5 2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software) Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan dapat diuraikan dalam beberapa subsistem sebagai berikut: Subsistem Manajemen Basis Data Data Base Management System (DBMS) merupakan komponen penting dari suatu sistem pendukung keputusan, karena terdapat perbedaan kebutuhan data. Database merupakan mekanisme integrasi berbagai jenis data internal dan eksternal. Sebuah pengelolaan database yang efektif dapat menunjang segala aktivitas menajemen, terutama perannya sebagai fungsi utama penyajian informasi dalam pembuatan keputusan. Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan untuk mengombinasikan berbagai data melalui pengambilan ekstraksi data. 2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah. 3. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data Subsistem Manajemen Basis Model Salah satu keunggulan sistem pendukung keputusan adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk

6 menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog Kekuatan dan fleksibilitas dari sistem pendukung keputusan timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet membagi subsistem dialog menjadi tiga bagian [12], yaitu: 1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (keyboard), panel-panel sentuh, joystick perintah suara dan sebagainya. 2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang dapat digunakan untuk menampilkan sesuatu. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layar tampilan, grafik, warna, keluaran suara dan sebagainya. 3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan dapat berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual dan sebagainya. Kemampuan yang dimiliki sistem pendukung keputusan untuk mendukung dialog pemakai sistem meliputi: 1. Kemampuan untuk menangani berbagai dialog, bahkan jika mungkin untuk mengombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai. 2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan. 3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai format dan peralatan keluaran. 4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.

7 2.2 Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (Promethee) Preference ranking organization method for enrichment evaluation (Promethee) adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai hubungan outranking [14]. Ini adalah metode peringkat yang cukup sederhana dalam konsepsi dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain yang digunakan untuk analisis multikriteria. Hal ini juga disesuaikan untuk masalah dimana jumlah terbatas untuk alternatif harus di-ranking menurut beberapa kriteria, kadang-kadang kriteria yang bertentangan [9]. Tabel evaluasi adalah mulainya metode Promethee, dalam hal ini alternatif dievaluasi berdasarkan kriteria yang berbeda. Pelaksanaan Promethee membutuhkan dua tambahan jenis informasi, yaitu : informasi tentang kepentingan relatif yang bobot kriterianya dipertimbangkan dan informasi tentang preferensi pembuat keputusan fungsi, dimana ia digunakan ketika membandingkan kontribusi dari alternatif dengan masing-masing kriteria yang terpisah [9]. Pemilihan subset dari alternatif di antara lebih luas sering diformulasikan sebagai masalah keputusan analisis multikriteria dimana beberapa atribut memiliki sudut pandang yang ditemui untuk menggambarkan setiap alternatif. Secara tradisional, subdaerah yang berhubungan dengan satu set dihitung alternatif disebut multiatribut pengambilan keputusan sedangkan ketika mengatur kontinu subdaerah yang disebut multitujuan pembuatan keputusan [8]. Diantara beberapa metode keputusan multikriteria, metode outranking telah menyajikan sebuah perkembangan pesat selama dekade terakhir karena mereka beradaptasi dengan struktur buruk yang sebagian besar situasi keputusan yang sebenarnya. Metode Promethee merupakan salah satu yang paling dikenal dan

8 merupakan metode outranking yang diterapkan secara luas, terdiri dari pembangunan relasi outranking melalui perbandingan berpasangan alternatif diperiksa di setiap kriteria terpisah. Dengan memperkenalkan beberapa jenis kriteria umum, Promethee memungkinkan untuk pengayaan struktur preferensi yang lebih cocok untuk menangani masalah ketidakpastian atau ketidaktepatan struktur karakteristik. Parameter yang diperlukan untuk menentukan kriteria memiliki korespondensi yang erat dengan pertimbangan ekonomi, teknis atau sosial dan dapat diperoleh secara langsung dari pembuat keputusan [8]. Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan ( i f i (.) R[Real]), dengan kaidah dasar: Max{f 1 (x), f 2 (x), f 3 (x), f k (x) x R}, dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f i (i = 1, 2, 3,, K) merupakan nilai/ukuran relaltif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian dari R (Real). Promethee termasuk dalam keluarga metode outranking yang dikembangkan oleh B. Roy dan meliputi dua fase: 1. Membangun hubungan outranking dari K. 2. Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria. Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan sebagai berikut [12]:

9 Keterangan: Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee Aternatif Kriteria f 1 (.) f 2 (.) f j (.)... f k (.) a 1 f 1 (a 1 ) f 2 (a 1 ) f j (a 1 )... f k (a 1 ) a 2 f 1 (a 2 ) f 2 (a 2 ) fj (a 2 )... f k (a 2 ) a i f 1 (a i ) f 2 (a i ) fj (a i )... f k (a i ) a n f 1 (a n ) f 2 (a n ) fj (a n ) f k (a n ) 1. a 1, a 2,, a i, a n : n alternatif potensial. 2. f 1, f 2,, fj, fk: k kriteria evaluasi Dominasi Kriteria Nilai f merupakan nilai real dari suatu kriteria dan tujuan berupa prosedur optimasi: f : K R Untuk setiap alternatif a K, f (a) merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat alternatif dibandingkan, a, b K, harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya. Penyampaian intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga: a. P (a, b) = 0, berarti tidak ada beda antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b. b. P (a, b) ~ 0, berarti lemah, preferensi dari a lebih baik dari b. c. P (a, b) ~ 1, berarti kuat, preferensi dari a lebih baik dari b. d. P (a, b) = 1, berarti mutlak, preferensi dari a lebih baik dari b. Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga: P (a, b) = P{f(a) f (b)}

10 Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih [12] Rekomendasi Fungsi Preferensi Pada metode Promethee terdapat enam bentuk fungsi preferensi kriteria antara lain kriteria biasa (usual criterion), kriteria quasi (quasi criterion), kriteria dengan preferensi linier (U-shape criterion), kriteria level (level criterion), kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda (V-shapecriterion), kriteria gaussian (Gaussian criterion). Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antaralternatif H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi [14] Kriteria Biasa Pada preferensi ini tidak ada beda antara a dan b jika dan hanya jika f(a) = f(b), apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai yang lebih baik. H(d) = (1) Keterangan: 1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif 2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a)-f(b)} Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari perlombaan renang, seorang peserta dengan peserta lainnya akan memiliki peringkat yang mutlak berbeda walaupun hanya dengan selisih nilai (waktu), yang teramat kecil, dan akan memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika waktu

11 tempuhnya sama atau selisih nilai diantara keduanya sebesar nol [14]. Fungsi H(d) untuk preferensi disajikan pada gambar 2.1. H(d) 1 0 d Gambar 2.1 Usual Criterion Kriteria Quasi H(d) =...(2) Keterangan: 1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif 2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)} 3. Parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap H(d) 1 -q 0 q d Gambar 2.2 Quasi Criterion Gambar 2.2 menjelaskan dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak [14].

12 Kasus pembuat keputusan dengan menggunakan kriteria quasi, terlebih dahulu harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua alternatif di atas nilai q Kriteria dengan Preferensi Linier Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d [14]. H(d) =. (3) Keterangan: 1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif 2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)} 3. p : nilai kecenderungan atas Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak. Fungsi kriteria ini digambarkan pada Gambar 2.3. H(d) 1 - p 0 p d Gambar 2.3 Kriteria dengan Preferensi Linier Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk tipe ini, pembuat keputusan harus menentukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p). Dalam hal ini nilai d di atas p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari satu alternatif. Misalnya, akan terjadi preferensi dalam hubungan linier kriteria untuk nilai akademik seseorang dengan orang lain apabila nilai akademik seseorang

13 berselisih dibawah 40, apabila di atas 40 poin maka mutlak orang itu lebih unggul dibandingkan dengan orang lain Kriteria Level Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda dengan q dan kecenderungan preferensi ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai p dan q, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5) [14]. Fungsi ini disajikan pada: H(d) =. (4) Keterangan : 1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif 2. p : nilai kecenderungan atas 3. parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap Fungsi ini disajikan pada Gambar 2.4 dan pembuat keputusan telah menentukan kedua kecenderungan untuk kriteria ini. H(d) 1 1/2 -p - q 0 q p d Gambar 2.4 Level Criterion Bentuk kriteria level ini dapat dijelaskan misalnya dalam penetapan nilai preferensi jarak tempuh antarkota. Misalnya jarak antara Bandung-Cianjur sebesar 60 km, Cianjur-Bogor sebesar 68 km, Bogor-Jakarta sebesar 45 km, Cianjur-Jakarta 133 km. Dan telah ditetapkan bahwa selisih dibawah 10 km maka dianggap jarak antarkota tersebut adalah tidak berbeda, selisih jarak sebesar km relatif berbeda dengan preferensi yang lemah, sedangkan selisih di atas 30 km relatif berbeda dengan

14 preferensi yang lemah, sedangkan selisih di atas 30 km diidentifikasi memiliki preferensi mutlak berbeda [1]. Dalam kasus ini, selisih jarak antara Bandung-Cianjur dan Cianjur-Bogor dianggap tidak berbeda (H(d) = 0) karena selisih jaraknya dibawah 10 km, yaitu (68-60) km = 8 km, sedangkan preferensi jarak antara Cianjur-Bogor dan Jakarta-Bogor dianggap berbeda dengan preferensi lemah (H(d) = 0,5) karena memiliki selisih yang berada pada interval km, yaitu sebesar (68-45) km = 23 km. Dan terjadi preferensi mutlak (H(d) = 1) antara jarak Cianjur-Jakarta dan Bogor-Jakarta karena memiliki selisih jarak lebih dari 30 km Kriteria Linier dan Area yang Tidak Berbeda Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p [14]. H(d) =.. (5) Keterangan: 1. H(d) : fungsi selisih kritaria antara alternatif 2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)} 3. parameter (p) : nilai kecenderungan atas 4. parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap Dua parameter p dan q telah ditentukan nilainya. Fungsi H(d) adalah hasil perbandingan antara alternatif, seperti pada Gambar 2.5.

15 H(d) 1 -p - q 0 q p d Gambar 2.5 Kriteria dengan Preferensi Linier dan Area yang Tidak Berbeda Kriteria Gaussian Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai σ, dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistik [12]. H(d) = 1-exp {-d²/2σ²}.... (6) H(d) 1 0 d Gambar 2.6 Kriteria Gaussian Indeks Preferensi Multikriteria Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi, dan π i untuk semua kriteria f i (i = 1, 2, 3,, K) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot (wigth) π i merupakan ukuran relatif untuk kepentingan kriteria f i, jika semua kriteria memiliki kepentignan yang sama dalam pangambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama.

16 Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi P i. ϕ ( ) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara nilai 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. ϕ ( ) = 0 menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif lebih dari alternatif berdasarkan semua kriteria. 2. ϕ ( ) = 1 menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif lebih dari alternatif berdasarkan semua kriteria [1] Promethee ranking Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks [3]: a. Leaving flow......(8) b. Entering flow.....(9) c. Net flow... (10) Keterangan: 1. = menunjukkan preferensi bahwa alternatif lebih baik dari alternatif x. 2. = menunjukkan preferensi bahwa alternatif x lebih baik dari alternatif.

17 3. = leaving flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial. 4. = entering flow, digunakan untuk menentukan urutan priorotas pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial. 5. = net flow, digunakan untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap. Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk masing-masing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah Promethee I Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan: Keterangan : 1. = nilai leaving flow a lebih baik dari nilai leaving flow b. 2. = nilai leaving flow a tidak beda dengan nilai leaving flow b. 3. = leaving flow a. 4. = entering flow b. 5. = nilai entering flow a lebih baik dari nilai entering flow b. 6. = nilai entering flow a tidak beda dengan nilai entering flow b. 7. = entering flow a.

18 Promethee I menampilkan partial preorder (P I, I I, R I ) dengan mempertimbangkan interseksi dari dua preorder: Partial preorder diajukan kepada pembuat keputusan, untuk membantu pengambilan keputusan masalah yang dihadapinya. Dengan menggunakan metode Promethee I masih menyisakan bentuk incomparable, atau dengan kata hanya memberikan solusi partial preorder(sebagian) Promethee II Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran dari bentuk incomparable, Promethee II complete preorder (P II, I II ) disajikan dalam bentuk net flow disajikan berdasarkan pertimbangan persamaan: Keterangan : 1. = nilai net flow a lebih baik dari nilai net flow b. 2. = nilai net flow a tidak beda dengan nilai net flow b. 3. = net flow a. 4. = net flow b. Melalui complete preorder, informasi bagi pembuat keputusan lebih realistik [1].

19 2.3 Pemilihan Program Studi Untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, merupakan dambaan bagi setiap siswa/siswi dan adik-adik yang baru saja menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau yang sederajat. Namun sebelum memilih program studi apa dan mana yang akan dipilih, tentunya terlebih dahulu harus dapat mengukur kemampuan yang dimiliki, menentukan bidang studi apa yang diminati dan menentukan jenis program pendidikan mana yang diinginkan. Kriteria yang menjadi penilaian dalam pemilihan program studi [6] : 1. Nilai Akademik Beberapa mata pelajaran yang menjadi penilaian dalam pemilihan program studi yaitu: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Teknologi Informasi, Pkn, Sejarah, Eknomi, Sosiologi dan Geografi. 2. Nilai Try Out Nilai try out digunakan sebagai pedoman dalam memilih program studi sesuai dengan passing grade yang telah ditetapkan untuk setiap program studi di Perguruan Tinggi Negeri. 3. Minat Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat biasanya muncul dari diri sendiri karena pengaruh lingkungannya atau juga bisa muncul karena merasa tertantang. Minat seseorang bisa sangat beragam namun di sini yang ditekankan adalah minat dalam bidangbidang pelajaran tertentu untuk mendukung pemilihan program studi yang tepat dalam kuliah. 4. Kepribadian Dalam dunia kerja sering terjadi bahwa seseorang tidak betah karena karakter pekerjaannya tidak cocok dengan karakter pribadinya sehingga orang itu tidak merasakan adanya kepuasan kerja. Akibatnya, ia bekerja dengan terpaksa dan pada akhirnya hasil kerjanya tidak optimal. Oleh karena itu, akan lebih baik bila kita mengenali dulu tipe kepribadian kita sebelum kita memutuskan untuk memilih program studi tertentu. Setelah itu, kita bisa menentukan program studi apa yang akan kita ambil berdasarkan prospek tempat kerja lulusan program studi tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori tentang Sistem Pendukung Keputusan, Preference Ranking Organizational Method for Enrichment Evaluation (Promethee), HyperText Preprocessor (PHP), MySQL,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Data Data merupakan refresentasi dari fakta atau gambaran mengenai suatu objek atau kejadian. Data dinyatakan dengan nilai yang berbentuk angka, deretan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang sistem pendukung keputusan dengan mengunakan metode Promethee telah banyak dilakukan oleh penelitipeneliti, akademisi maupun praktisi-praktisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Persoalan pengambil keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih. Yang prosesnya melalui

Lebih terperinci

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Adira Dinamika Multifinance Cabang Medan beralamat di Jalan Bambu II Komplek Graha Niaga Blok A No. 12-14 Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN

Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI JABATAN STRUKTURAL ESELON II.B MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Study kasus: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur) Herman *,1, Awang Harsa Kridalaksana 2, Zainal

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BPJS KESEHATAN PBI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Decision Support Systems BPJS PBI Recipient Determination Using the Method Promethee Oleh: UMI QONI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem informasi yang menggunakan model-model keputusan, basis data, dan pemikiran manajer sendiri,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE Cindra Onggo (05018001), Fiftin Noviyanto (0015118001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta)

ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta) ANALISIS PEMILIHAN JURUSAN FAVORIT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta) Edi Faizal Program Studi Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta e-mail: edsoftku@gmail.com

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi BTS menggunakan metode Promethee Ariyasti Ulfa, Yuli Fitrisia 2, Yohana Dewi Lulu W 3 Program Studi Teknik Informatika Multimedia, Jurusan Komputer, Politeknik

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Techno.COM, Vol. 12, No. 2, Mei 2013: 104-116 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET ANDROID MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Gunawan 1, Setia Astuti 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PROMETHE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA KELAS UNGGULAN SMA METHODIST I MEDAN

IMPLEMENTASI METODE PROMETHE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA KELAS UNGGULAN SMA METHODIST I MEDAN Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI METODE PROMETHE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA KELAS UNGGULAN SMA METHODIST I

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN SISWA PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS: SMP PERGURUAN KEBANGSAAN MEDAN Dewi Safitri Hutabarat (0911005 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS KAMERA CCTV MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE SELECTION OF DECISION SUPPORT SYSTEM CCTV CAMERA USING METHODS PROMETHEE Oleh: WAHID AZHARI FAUZI 12.1.03.02.0359

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Makanan bukan hanya sekedar untuk dikonsumsi oleh seseorang yang sakit atau sehat. Makanan merupakan sumber bahan energi tubuh manusia biasanya

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE PROMETHEE

SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE PROMETHEE SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE PROMETHEE SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM SELEKSI BEASISWA MAHASISWA BERPRESTASI Eka Larasati Amalia 1), Dimas Wahyu Wibowo 2) 1),2) Teknik Informatika, Politeknik Negeri malang 1),2) eka.larasati@polinema.ac.id,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan

Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (Airlines Staff) pada LPP Penerbangan Safrizal 1), Lili Tanti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet.

BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bursa Kerja Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bursa Kerja adalah lembaga yang menjalankan fungsi mempertemukan antara pencari kerja. Sedangkan Bursa Kerja Online

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Menurut Ralp C. Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memperoleh masukan ( input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer S1 Tahun 2010/2011 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI KARYAWAN PADA PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Untuk membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan, diperlukan suatu bentuk sistem pendukung keputusan, selanjutnya disebut SPK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan khususnya di kalangan perguruan tinggi salah satu cara untuk membuktikan bahwa siapa yang dapat menjadi mahasiswa berprestasi yaitu dengan mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan langkah-langkah sistematis yang dipergunakan untuk mempermudah dalam mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan. Metodologi penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Oleh: Ade Sarah H., M.Kom

Sistem Pendukung Keputusan. Oleh: Ade Sarah H., M.Kom Sistem Pendukung Keputusan Oleh: Ade Sarah H., M.Kom Topik Defenisi Sistem Defenisi Pembuatan Keputusan Tahap pembuatan keputusan Pendekatan untuk pembuatan keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 2.1.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems (DSS) pertama kali diperkenalkan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN INVESTASI PROPERTI DENGAN METODA PROMETHEE

APLIKASI PENGAMBILAN INVESTASI PROPERTI DENGAN METODA PROMETHEE Seminar Nasional Informatika 20 (semnasif 20) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 2 Juli 20 APLIKASI PENGAMBILAN INVESTASI PROPERTI DENGAN METODA PROMETHEE Nur Heri Cahyana Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENENTUKAN DOSEN TERBAIK

PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENENTUKAN DOSEN TERBAIK PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENENTUKAN DOSEN TERBAIK Robiatul Adawiyah 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas Potensi Utama, Jl. Yosudarso Tanjung

Lebih terperinci

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee

Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 Aplikasi Multi Criteria Decision Making Menggunakan Metode Promethee Nurul Hadi 1, Yuli Fitrisia 2 & Wawan Yunanto 3 1 Program Studi Sistem Informasi Politeknik

Lebih terperinci

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi, Karakteristik dan Kriteria Jasa Kurir 2.1.1 Defenisi Jasa Kurir Jasa adalah sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Menurut Jogiyanto (2001), sistem adalah jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) Decision Support System (DSS) source : http://nextgeneration.web.id/?p=48 Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut membuat berbagai keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan yang semakin kompleks.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ELECTRE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ELECTRE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ELECTRE SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI KOTA MALANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI KOTA MALANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN DI KOTA MALANG Imam Fahrur Rozi 1, Moh. Cholil Mahfud 2, Andhan Wharismana 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis pengetahuan

Lebih terperinci

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini:

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini: Nama : Fernanda Celsiliya NIM : 155030207111048 E. KOMPONEN UTAMA DECISION SUPPORT SYSTEM Menurut Carter et. al. (1992) Decision Support System (DSS) memiliki tiga komponen utama atau subsistem utama yang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PENGAIRAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PENGAIRAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Setiansyah, Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Prioritas Perbaikan Sarana dan Prasarana Pengairan V - 67 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PENGAIRAN

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN KELAS UNGGULAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA STM RAKSANA MEDAN Junaidi Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support System (DSS) pertama kali dikemukakan oleh Michael Scott Morton pada awal tahun 1970-an

Lebih terperinci

Abstrak Persaingan ketat yang terjadi sekarang ini dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi membuat pihak operator

Abstrak  Persaingan ketat yang terjadi sekarang ini dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi membuat pihak operator RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BTS DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PT.TELKOMSEL PONTIANAK) Dian Aprizal 1, Tursina 2, Helfi Nasution 3. Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem

Lebih terperinci

THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH

THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH THEOREMA BAYES DALAM APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH Edi Faizal Program Studi Teknik Komputer STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Jl. Sisingamangaraja 76 Yogyakarta Abstract Decision

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : KHOIRUL HUDA NPM : 0534010288 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK adalah sebuah sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Simplikasi. Asumsi. Validasi model. Verifikasi, pengujian yang diusulkan. Implementasi solusi Gagal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Simplikasi. Asumsi. Validasi model. Verifikasi, pengujian yang diusulkan. Implementasi solusi Gagal 21 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

UPN "VETERAN" JAKARTA

UPN VETERAN JAKARTA PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIKRITERIA PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE) Nurul Fauziah, Catur Kurniawan Fakultas Teknik UPN Veteran

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Sistem Informasi Pariwisata

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Sistem Informasi Pariwisata SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Sistem Informasi Pariwisata SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Proses pengambilan keputusan merupakan hal yang menjadi bagian penting di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pengambilan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh : Saripudin PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh : Saripudin PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Oleh : Saripudin PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Informasi

Jurnal Sistem Informasi JSIKA Vol 3, No 2 (2014)/ ISSN 2338-137X Jurnal Sistem Informasi Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT AMSI DENGAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PROGRAM BANTU PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE

IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PROGRAM BANTU PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE HALAMAN JUDUL IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE UNTUK PROGRAM BANTU PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika

Lebih terperinci

PORTABILITAS APLIKASI PERANGKINGAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE

PORTABILITAS APLIKASI PERANGKINGAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE PORTABILITAS APLIKASI PERANGKINGAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE Wijanarto, M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula

Lebih terperinci

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process (

2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip Analytic Hierarchy Process (AHP) Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process ( DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... ii LEMBAR KEASLIAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAKSI... x TAKARIR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-10. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-10. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-10 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Definisi SPK Sistem

Lebih terperinci

Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru

Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation(Promethee) Sebagai Penunjang Keputusan Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru Megi Adhiyani 1, Muliadi 2, Dwi Kartini 2 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI USAHA WARALABA TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI USAHA WARALABA TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI USAHA WARALABA TERBAIK MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : TEH RACEK MALANG) Akhbara Saga Rahacrisma 1 Wiji Setiyaningsih 2 1 Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ENTROPY DAN METODE PROMETHEE DALAM MERANGKING KUALITAS GETAH KARET

PENERAPAN METODE ENTROPY DAN METODE PROMETHEE DALAM MERANGKING KUALITAS GETAH KARET PENERAPAN METODE ENTROPY DAN METODE PROMETHEE DALAM MERANGKING KUALITAS GETAH KARET Anggi Syahadat Harahap 1, Tulus 2, Erna Budhiarti 3 1,2,3 Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) adalah sistem komputer yang saling berhubungan dan menjadi alat bantu bagi seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang

BAB I PENDAHULUAN. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) merupakan imaging device yang banyak digunakan dalam masyarakat modern saat ini. Munculnya kamera DSLR tentunya menggeser

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain metode penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian Studi komparasi metode PROMETHEE dan TOPSIS untuk memberikan solusi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN STRUKTURAL MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN STRUKTURAL MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE EKSPLORA INFORMATIKA 181 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JABATAN STRUKTURAL MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Gunawan Ali STMIK Dharmasraya Jalan Lintas Sumatera KM. 18 Kec. Koto Baru, Kab. Dharmasraya,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA APOTEK MURNI PALU

IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA APOTEK MURNI PALU IMPLEMENTASI PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA APOTEK MURNI PALU Syaiful Hendra 1, Aifan 2, Hajra Rasmita 3 1 Teknik Informatika, STMIK Adhi Guna 2,3 Sistem Informasi, STMIK Adhi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Manajemen

Sistem Pendukung Keputusan Manajemen Sistem Pendukung Keputusan Manajemen Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Sistem Pendukung Keputusan proses pengambilan keputusan merupakan hal yang menjadi bagian penting di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajement Sumber Daya Manusia Manajer Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA TERBAIK DENGAN METODE PROMETHEE BEBASIS WEB DI MTSN BENDOSARI SUKOHARJO

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA TERBAIK DENGAN METODE PROMETHEE BEBASIS WEB DI MTSN BENDOSARI SUKOHARJO ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA TERBAIK DENGAN METODE PROMETHEE BEBASIS WEB DI MTSN BENDOSARI SUKOHARJO Khoirul Huda (paijo1907@gmail.com) Muhammad Hasbi (mhasbi@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art Telah banyak aplikasi tentang sistem pengambilan keputusan. Namun dari penelitian yang dilakukan tersebut belum banyak ada yang membahas tentang pembuatan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hardisk merupakan ruang simpan utama dalam sebuah komputer. Bukan hanya dokumen, tapi juga gambar, musik, dan video. Program-program komputer, sistem operasi semuanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah, komputer menjadi alat yang penting untuk mempermudah kinerja para guru dan staf yang bertugas, salah satunya

Lebih terperinci

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M I R A P R A S E T Y A N I N G R U M 1 Pengertian SPK 1. Menurut Turban (1990) dan Turban & Aronson (2001), SPK adalah suatu sistem interaktif berbasis komputer yg dapat membantu pengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan terdiri dari beberapa landasan teori yang menjelaskan tentang defenisi sistem pendukung keputusan, ciri-ciri pendukung keputusan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam

Lebih terperinci

Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem Informasi Berbasis Komputer Sistem Informasi Berbasis Komputer 1 Sistem Informasi Akuntansi Slide 2 Definisi Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN DENGAN METODE PROMETHEE STUDI KASUS PAMELLA GROUP YOGYAKARTA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN DENGAN METODE PROMETHEE STUDI KASUS PAMELLA GROUP YOGYAKARTA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN DENGAN METODE PROMETHEE STUDI KASUS PAMELLA GROUP YOGYAKARTA 1 Nurul Azizah (06018082), 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN Mk. Penerapan Komputer Dosen : Toto Haryanto, S.Kom, M.Si Tugas ke-1 Hari/tanggal : Senin, 7 November 2011 Tempat: Ruang B1 D SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN Kelompok 2 Oleh: Defi Syukria Cahyaningrum

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Bagus Prasetyo (bagusprasetyo21@ymail.com) Wawan Laksito Y.S.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem) 2.1.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System) disingkat DSS yaitu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DI PROPINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN PROMETHEE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DI PROPINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN PROMETHEE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI SWASTA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DI PROPINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN PROMETHEE Sularso Budilaksono 1), Suwarno 2), Agus Herwanto 3)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan segala merek otomotif terutama sepeda motor. Seperti diketahui

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK)

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK) RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI GEDUNG PERNIKAHAN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS : PONTIANAK) Muhamad Aries Permana 1,Anggi Srimurdianti Sukamto 2, Tursina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori tentang Permasalahan 2.1.1 Prosedur penilaian prestasi kerja Pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja, rotasi tenaga perawat dilakukan dua tahun sekali. Selama ini,

Lebih terperinci

BAB X ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) SEMI TERSTRUKTUR

BAB X ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) SEMI TERSTRUKTUR BAB X ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) SEMI TERSTRUKTUR Ada tiga hal utama yang perlu diketahui oleh penganalisis sistem pendukung keputusan, yaitu : (1) apakah pembuat keputusan utama bersifat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16, No.2, Juli 2011 : 171 176 ISSN : 0854 9524 Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri. Oleh

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri. Oleh TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE PROMETHEE DALAM MENGANALISIS PERINGKAT BANK SYARIAH BERDASARKAN KEPUASAN NASABAH PADA TIGA BANK SYARIAH DI KOTA YOGYAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN MEDIA PROMOSI Studi Kasus: STMIK Indonesia

APLIKASI PENGGUNAAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN MEDIA PROMOSI Studi Kasus: STMIK Indonesia Vol. 5, No. 2, Juli 2009 ISSN 0216-0544 APLIKASI PENGGUNAAN METODE PROMETHEE DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN MEDIA PROMOSI Studi Kasus: STMIK Indonesia Dony Novaliendry Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA PROMETHEE UNTUK PEMILIHAN GURU TELADAN TINGKAT SMU DAN SMK Bayu Firmanto 6

PENGGUNAAN ALGORITMA PROMETHEE UNTUK PEMILIHAN GURU TELADAN TINGKAT SMU DAN SMK Bayu Firmanto 6 PENGGUNAAN ALGORITMA PROMETHEE UNTUK PEMILIHAN GURU TELADAN TINGKAT SMU DAN SMK Bayu Firmanto 6 Abstrak: Dinas Pendidikan Kota memiliki misi meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan program-program

Lebih terperinci