BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pada bab ini akan dijelaskan berbagai macam teori-teori serta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pada bab ini akan dijelaskan berbagai macam teori-teori serta"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan berbagai macam teori-teori serta penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan variabelvariabel dalam penelitian ini, seperti teori mengenai gender, gaya kepemimpinan, dan karir komitmen yang dibahas secara jelas Gender Gender tidak akan terlepas dari masalah kemitraan dan keadilan peran sosial antara laki-laki dan perempuan, yang dalam sepanjang waktu manusia telah dikonstruksikan oleh agama, adat dan budaya. Beberapa peneliti telah menulis definisi mengenai gender, dintaranya gender merupakan perbedaan yang telihat antara laki-laki dan perempuan berdasarkan nilainya, gender merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh lakilaki dan perempuan berdasarkan pola prilakunya (Marmawi, 2009 ; Retno, 2012). Namun, dalam penelitian ini definisi mengenai gender menurut marmawi (2009) yang kami gunakan. Gender adalah perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan berdasarkan nilainya. Nilai disini berkaitan dengan peran yang diaktualisasikan dalam masyarakat. Kami mengambil pengertian dari salah satu para ahli ini karena menurut kami perbedaan lakilaki dan perempuan di dalam masyarakat memiliki peranan yang cukup penting, hal ini terlihat dari bagaimana tingkah laku seseorang baik itu lakilaki maupun perempuan dalam menjalankan peranan nya masing-masing. 7

2 8 Misalnya, perempuan biasanya menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga, sedangkan laki-laki bekerja diluar untuk mencari nafkah. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu perbedaan yang dapat terlihat berdasarkan perilakunya baik laki-laki maupun perempuan yang telah dibawa sejak lahir serta didukung oleh nilai-nilai di dalam masyarakat. Menurut Marmawi (2009) peran laki-laki dan perempuan berbeda berdasarkan nilai budaya dan agama. Dari segi budaya, laki-laki dianggap mempunyai nilai lebih dari perempuan karena sebagai pewaris gen (keturunan), sebagai pelindung keluarga, sebagai simbol kepahlawanan dan sebagai pencari nafkah utama. Dalam Kajian agama, laki-laki sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah utama dan bertanggung jawab atas kelangsungan pendidikan dan kelangsungan hidup anak dan istrinya Kepemimpinan (Leadership) Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh seorang pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Beberapa peneliti telah menulis definisi mengenai gaya kepemimpinan, diantaranya kepemimpinan merupakan kemampuan dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, kepemimpinan merupakan suatu proses yang mempengaruhi aktivitas suatu kelompok dalam mencapai sasaran, dan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mendorong sejumlah orang agar dapat bekerjasama mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2012; Gary, 2010; Djumino, 2012). Namun dalam penelitian ini kami menggunakan pengertian kepemimpinan menurut Gary (2010) kepemimpinan adalah suatu proses yang disengaja dari

3 9 seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi. Kami memilih pengertian kepemimpinan menurut Gary (2010) karena menurut kami kepemimpinan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar mampu membangun hubungan yang baik dengan bawahan nya. Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain atau aktifitas suatu kelompok yang terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan Hubungan gender dalam kepemimpinan Pengertian gender diartikan sebagai perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dari perbedaan ini, munculah karakteristik seorang pemimpin yang dipengaruhi oleh gender, misalnya pemimpin laki-laki dan pemimpin perempuan memiliki sifat kepemimpinan yang berbeda yang dipengaruhi oleh perbedaan gender tersebut. Menurut Dean dan Popp seorang pemimpin harus memiliki jiwa untuk mempengaruhi yang merupakan hasil yang diperolah dari adanya quality communications dan jiwa motivator yang memerlukan kemampuan memahami prilaku individu dan komponen pembentuknya seperti persepsi, sikap, dan kepribadian (Nurrohim,2009). Menurut Egly dan Johnson gender seorang pemimpin dibedakan dari sifat pemimpin itu sendiri. Dilihat dari sudut pandang gender, pemimpin lakilaki menggambarkan sosok individu yang kuat, tegas dan berani, sedangkan pemimpin perempuan menggambarkan sosok yang memperlihatkan sifat

4 10 yang hangat dalam hubungan personal, lebih suka berafiliasi dengan orang lain daripada mendominasi (Herachwati,2012). Menurut Yeney (2012) berdasarkan teori agensi, perbedaan gender pada pemimpin akan mempengaruhi gaya kepemimpinannya. Seorang pemimpin wanita memiliki cara penyampaian yang unik dimana mereka selalu menyediakan dan menyalurkan informasi penting di dalam perusahaan secara fluktuatif, sedangkan pemimpin laki-laki lebih mengutamakan unsur kronologis dalam konsistensi data, sehingga dalam penyampaian pesan lakilaki lebih menuju pada fakta dan langsung ke inti informasinya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gender dari seorang pemimpin laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Biasanya pemimpin laki-laki lebih bersikap tegas dan lebih berfokus terhadap tugas, sedangkan pemimpin perempuan memiliki sikap yang bersahabat, dan memiliki hubungan interpersonal yang baik. Gender berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan, pengaruh gender tersebut dapat berupa perbedaan di dalam sistem alokasi sumber daya baik dalam pemberian tugas ataupun pengambilan keputusan. Menurut Yeney (2012) pengaruh gender terhadap pemimpin bersifat positif di mana gender tersebut dapat meningkatkan penyediaan informasi yang akurat dan informasi yang telah disediakan tersebut dikelola sesuai dengan fungsi dan tujuan perusahaan Gaya Kepemimpinan ( Leadership Style ) Gaya kepemmpinan setiap pemimpin tentu berbeda, tergantung dari masing-masing pemimpinnya. Seorang pemimpin laki-laki biasanya cenderung tegas, sedangkan seorang pemimpin perempuan biasanya lebih

5 11 afiliasi. Beberapa peneliti telah menulis definisi mengenai gaya kepemimpinan, diantaranya gaya kepemimpinan merupakan cara yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain, gaya kepemimpinan merupakan perwujudan dari tingkah laku seorang pemimpin, dan gaya kepemimpinan merupakan cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang (Ali,2013 ; Kristianti,2012 ; Rachmawati,2010). Namun dalam penelitian ini gaya kepemimpinan menurut Ali (2013) yang penulis gunakan. Gaya kepemimpinan merupakan pola prilaku para pemimpin yang dilakukan pemimpin selama melaksanakan suatu pekerjaan dengan dan melalui orang lain. Penulis mengambil pengertian dari salah satu para ahli ini karena menurut penulis gaya kepemimpinan merupakan sebuah prilaku dari seorang pemimpin dalam melaksanakan suatu pekerjaan guna mempengaruhi orang lain. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan nya. Salah satu perbedaan utama yang dibuat dalam pembahasan ini adalah gaya kepemimpinan antara democratic (employee-oriented) dan autocratic (task-oriented supervisor)(afolabi,2008). Kepemimpinan autocratic di pandang sebagai gaya yang berdasarkan atas kekuatan posisi, pemberian wewenang yang berpusat pada seorang pemimpin itu sendiri, dan tanggung jawab biasanya ditanggung oleh pemimpin. Sementara itu, gaya kepemimpinan democratic dikaitkan dengan kekuatan personal, wewenang seorang pemimpin tidak mutlak, pemimpin dapat membuat kebijaksanaan dan

6 12 dibuat bersama bawahan, dan keikutsertaan para bawahan dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Hubungan gender dengan gaya kepemimpinan Gender dibedakan berdasarkan karakter feminim dan maskulin. Salah satu ciri karakter feminin adalah menjalin hubungan yang baik dengan bawahan sehingga apabila seseorang memiliki karakter feminin maka dia lebih cenderung memiliki gaya kepemimpinan democratic karena kepemimpinan yang democratic berfokus pada pendekatan terhadap karyawan untuk menanamkan kesadaran pada karyawan akan budaya organisasi, membangun visi dan misi, serta tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi agar karyawan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Karakter feminim mendukung proses kepemimpinan democratic yaitu dengan pemimpin mampu membangun hubungan dengan karyawan, maka pemimpin akan lebih mudah menjalin komunikasi dengan bawahan dan apa yang ingin pemimpin sampaikan terkait dengan visi, misi, dan tujuan organisasi dapat dikomunikasikan dengan baik. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai karakter maskulin, di mana salah satu ciri dari maskulin yaitu berorientasi pada tugas dan cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang autocratic, di mana kepemimpinan autocratic lebih mengarah pada penyelesaian tugas yang diinginkan atau mengarah pada memberikan hubungan timbal balik terhadap karyawan ( Tanzil Lu, 2013) Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dua karakteristik seseorang yang berbeda dapat mempengaruhi gaya kepemimpinannya. Perempuan yang lebih memiliki sisi feminim cenderung menggunakan gaya

7 13 kepemimpinan democratic yang mampu menjalin hubungan yang baik sedangkan laki-laki yang memiliki sisi maskulin cenderung menggunakan gaya kepemimpinan autocratic dimana lebih mementingkan penyelesain terhadap tugas Karir Komitmen ( Career Commitment ) Karir komitmen merupakan prilaku yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan yang dikerjakannya, dan karyawan tersebut mampu meluangkan waktu lebih banyak yang dimilikinya untuk mengembanggkan keahlian mereka. Beberapa peneliti telah menulis definisi mengenai karir komitmen, di antaranya karir komitmen merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu pekerjaan, karir komitmen merupakan suatu sikap yang mampu mempengaruhi individu terhadap pekerjaannya (Ballout, 2008; Siswanto, 2012). Namun, dalam penelitian ini definisi karir komitmen menurut siswanto (2012) yang penulis digunakan. Karir komitmen adalah suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu pekerjaan dan perilaku yang ditunjukkannya dalam penyelesaian tugas, sehingga mereka mampu melakukan apapun untuk kemajuan karirnya. Penulis memilih definisi karir komitmen menurut Siswanto (2012) karena menurut kami pendapat nya lebih spesifik ditunjukkan dalam diri seseorang itu sendiri, bagaiman seseorang tersebut melakukan pekerjaan nya sampai mampu melakukan apapun demi kemajuan karir. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karir komitmen adalah sikap yang dimiliki oleh seseorang, di mana seseorang tersebut selama bekerja berusaha meningkatkan kualitas terhadap pekerjaan nya dengan tujuan pencapaian hasil karir yang lebih baik.

8 14 Karir komitmen dilihat sebagai suatu rangkaian dalam kehidupan peran- peran dalam bekerja dan pengalaman-pengalaman seseorang. Karir komitmen berlangsung dalam lingkunagan sosial tertentu khususnya dalam lingkungan organisasi. Menurut Carson dan Bedeian (disadur dalam Siswanto, 2012 ) ada tiga dimensi untuk mengukur karir komitmen, di antaranya : Identitas karir didefinisikan sebagai suatu sikap yang mampu membangun hubungan emosional yang erat dan mencerminkan tujuan karir. Perencanaan karir mengacu pada kebutuhan perkembangan seseorang, tujuan karir dan ketahanan karir. Ketahanan karir motivasi tidak akan terganggu walaupun dalam lingkungan kerja yang kurang optimal. Gangguan ini biasanya dalam bentuk rintangan tujuan karir, hubungan rekan kerja, dan ketidakpastian jalur karir Penelitian Terdahulu Gender dalam pengertian ilmu sosial diartikan sebagai pola relasi laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing-masing. Tercakup di dalamnya pembagian kerja, kuasa, perilaku dan persepsi yang membedakan antara keduanya. Gender merupakan sikap atau perilaku yang mencerminkan suatu perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dari perbedaan gender laki-laki dan perempuan dapat juga dilihat mengenai kepemimpinan dari masing-masing gender. Misalnya, seorang pemimpin laki-laki biasanya mempengaruhi karyawannya lebih

9 15 menggunakan sikap yang tegas sedangkan berbeda dengan seorang pemimpin perempuan yang biasanya lebih menggunakan sebuah pendekatan dalam memimpin karyawannya. Selain itu gaya kepemimpinan laki-laki dan perempuan juga berbeda, laki-laki mempunyai sifat yang maskulin biasanya lebih menggunakan gaya kepemimpinan yang autocratic dan perempuan yang mempunyai sifat feminim biasanya lebih menggunakan gaya kepemimpinan yang democratic. Karir komitmen menjelaskan bagaiman sikap yang dimiliki seseorang terhadap suatu pekerjaan. Seseorang yang memiliki komitmen tinggi lebih mendedikasikan dirinya terhadap suatu pekerjaan yang dikerjakannya, sebaliknya seseorang yang memiliki komitmen yang rendah pada suatu pekerjaan maka dia akan berusaha untuk meninggalkan pekerjaan tersebut dan berusaha mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan kemampuan dirinya. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh gender dan gaya kepemimpinan terhadap karir komitmen yang pernah dilakukan sebelumnya di Benin City, Edo State pada tahun Penelitian ini dilakukan oleh Afolabi, Obude, Okediji dan Ezeh terhadap karyawan yang bekerja di dua buah pabrik pengolah minuman (coca-cola dan 7up). Pada penelitian sebelumnya Afolabi, dkk meyebarkan kuisioner sebanyak 160 responden. Kuisioner tersebut berisi indikator-indikator pengukuran yang berbeda, seperti informasi demografi, gender, gaya kepemimpinan dan karir komitmen. Kuisioner yang telah diolah menghasilkan informasi mengenai seberapa besar pengaruh gender dan gaya kepemimpinan terhadap karir

10 16 komitmen. Dengan menggunakan 2 way analysis of variance ( ANOVA ), hasil yang didapatkan adalah ada pengaruh yang signifikan secara statistik dari gender pada karir komitmen. Gaya kepemimpinan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap karir komitmen. Analisis juga menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistik gabungan dari gender dan gaya kepemimpinan terhadap karir komitmen Dari hasil penelitian ini, menunjukkan dengan jelas bahwa gender dan gaya kepemimpinan supervisor dalam suatu organisasi berdampak pada cara kita melakukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa cara karyawan memandang pemimpin mereka apakah sebagai autocratic atau democratic sangat berperan dalam menentukan berapa banyak mereka akan berkomitmen untuk karir serta bagaimana mereka akan bekerja. Sebuah langkah positif harus diambil untuk menciptakan lingkungan kerja dan pemimpin yang efektif. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahayu pada tahun 2008, hasil pengujian mengunakan one way anova menunjukkan tidak ada hubungan antara gender terhadap karir komitmen. Artinya, karir komitmen seseorang tidak dipengaruhi oleh gender, karena dalam penelitiannya karir komitmen yang rendah atau tinggi dipengaruhi oleh diri seseorang itu sendiri bukan dari gendernya. 2.2 Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka dan identifikasi permasalahan diatas, maka penelitian ini dapat ditunjukkan oleh model gambar sebagai berikut :

11 17 Gender (X1) Karakteristik Sikap (Egly dan Johnson) Leadership Style (X2) Career Commitment (Y) Identitas Karir Perencanaan Karir Ketahanan Karir ( Carson dan Bedeian ) Autocratic Democratic ( Afolabi ) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Penulis, Hipotesis Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka hipotesis sementara yang dapat disimpulkan dipenelitian ini yaitu: 1. Untuk T 1 H 0 :Tidak ada pengaruh gender dari pemimpin terhadap karir komitmen karyawan rumah sakit Bumi Waras Bandar Lampung. H a :Ada pengaruh gender dari pemimpin terhadap karir komitmen terhadap karir komitmen karyawan rumah sakit Bumi Waras Bandar Lampung. 2. Untuk T 2 H 0 :Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap karir komitmen karyawan rumah sakit Bumi Waras Bandar Lampung

12 18 H a :Ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap karir komitmen karyawan rumah sakit Bumi Waras Bandar Lampung 3. Untuk T 3 H 0 :Tidak ada pengaruh gender dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap karir komitmen karyawan rumah sakit Bumi Waras Bandar Lampung H a : Ada pengaruh gender dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap karir komitmen karyawan rumah sakit Bumi Waras Bandar Lampung

PENGARUH GENDER DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KARIR KOMITMEN PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG

PENGARUH GENDER DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KARIR KOMITMEN PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG PENGARUH GENDER DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KARIR KOMITMEN PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG Elis sabeth Sabrina Binus University, Jakarta, Indonesia, elice618@yahoo.com, Sabrina.basyaib@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah Sakit merupakan sistem pelayanan kesehatan yang berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya dapat membantu organisasi agar dapat terus bertahan dengan menyediakan standar yang tepat. Secara tidak langsung budaya organisasi dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: a. Kepemimpinan spiritual berpengaruh positif signifikan pada harga diri karyawan. Path-goal leadership theory membantu

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan berbagai macam teori-teori serta penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Faktor Sukses Wirausahawan Wanita di Kota Bandung yang dapat dilihat di

BAB V PENUTUP. Faktor Sukses Wirausahawan Wanita di Kota Bandung yang dapat dilihat di BAB V PENUTUP Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, pada bab ini peneliti menarik kesimpulan, menjelaskan keterbatasan penelitian, implikasi penelitian serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dapat dipengaruhi oleh gender. Gaya kepemimpinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satunya dapat dipengaruhi oleh gender. Gaya kepemimpinan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pemimpin memiliki gaya masing-masing, yang salah satunya dapat dipengaruhi oleh gender. Gaya kepemimpinan merupakan sebuah norma perilaku yang dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi pergeseran peran atau kedudukan antara lakilaki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disimpulkan sebagai suatu gerak dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. disimpulkan sebagai suatu gerak dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu bentuk usaha tanpa manusia tidak mungkin ada dan tidak dapat diorganisasikan. Bagaimanapun sederhana ataupun kompleksnya suatu bentuk usaha, manusialah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di lingkungan PT PGE. Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian yang dilakukan di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Remaja (adolescense) adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa persepsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB VII DISKUSI HASIL TEMUAN PERJALANAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN ENTREPRENEUR

BAB VII DISKUSI HASIL TEMUAN PERJALANAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN ENTREPRENEUR BAB VII DISKUSI HASIL TEMUAN PERJALANAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN ENTREPRENEUR Di jaman sekarang kepemimpinan perempuan sudah tidak bisa diragukan, banyak bukti mengungkapkan bahwa kepemimpinan perempuan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Lembar Kuesioner KUESIONER PENELITIAN Depok, November 2012 Kepada Yth... Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan dibawah ini Nama : REINHAT NPM : 1006814465 Program Studi : Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai, PENGARUH DEMOGRAPHIC TERHADAP AKTUALISASI DIRI (STUDI PADA INDUSTRI JAKET KULIT KABUPATEN GARUT) maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau sering disebut dengan tenaga kerja memiliki peranan penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Karena berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip 1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat

Lebih terperinci

2. Wanita. a. Sebelum mengisi pertanyaan terlebih dahulu tulislah dahulu identitas Bapak/Ibu/Saudara/I pada tempat yang telah disediakan.

2. Wanita. a. Sebelum mengisi pertanyaan terlebih dahulu tulislah dahulu identitas Bapak/Ibu/Saudara/I pada tempat yang telah disediakan. DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN MENGENAI NILAI DAN PERANAN ANAK LAKI-LAKI DALAM KELUARGA BATAK TOBA PERANTAU (Studi pada Punguan Pomparan Raja Silahisabungan dan Punguan Pomparan Raja Toga Manurung di Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada setiap organisasi dapat dikatakan bahwa salah satu sumber daya yang penting adalah manusia yang berkedudukan sebagai karyawan, buruh ataupun perkerja.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya :

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya : BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah dilakukan dan saran terkait hasil temuan tersebut. Kesimpulan dan saran yang peneliti sampaikan disesuaikan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Saibatin yang tidak mempunyai anak laki-laki di Pekon Way Mengaku

PEDOMAN WAWANCARA. Saibatin yang tidak mempunyai anak laki-laki di Pekon Way Mengaku DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung PEDOMAN WAWANCARA A. Pengantar Daftar pertanyaan

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan pengumpulan data dan memodelkan permasalahan pengembangan hubungan variabel gaya kepemimpinan, komitmen organisasi terhadap efektifitas pemanfaatan budaya kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Dengan hormat, Di tengah-tengah kesibukan sebagai Guru SMA Kesatrian 1 Semarang, saya memohon Bapak / Ibu / Sdr / i untuk meluangkan sedikit waktu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan ini berdampak pada pembangunan. Kini pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan karir, dalam segala levelnya, kian hari kian mewabah. Dari posisi pucuk pimpinan negara, top executive, hingga kondektur bus bahkan tukang becak. Hingga kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang dilakukan oleh Arafah (2007) dengan judul Pengaruh

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang dilakukan oleh Arafah (2007) dengan judul Pengaruh BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Arafah (2007) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Manajer Operasi terhadap Prestasi Karyawan PT. Bank Muammalat Medan. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Norma dan nilai gender dalam masyarakat merujuk pada gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip, definisi dan teori-teorinya diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital. Peranannya akan sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemimpin memegang peran penting dalam eksistensi dan perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang pemimpin berperan menggerakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap komitmen organisasi. Penelitian sebelumnya menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku konsumen dan budaya memiliki keterkaitan yang erat. Budaya yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi perilaku dalam kehidupan seharihari. Perilaku konsumen

Lebih terperinci

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 68 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam Bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dalam penelitian ini, berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya. Kemudian peneliti akan membuat diskusi mengenai temuan-temuan

Lebih terperinci

Nama : zidni karimatan nisa Nim : Prodi : system informasi

Nama : zidni karimatan nisa Nim : Prodi : system informasi Nama : zidni karimatan nisa Nim : 14121026 Prodi : system informasi 1. Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu

Lebih terperinci

PENGARUH GENDER, GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT XYZ)

PENGARUH GENDER, GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT XYZ) PENGARUH GENDER, GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT XYZ) Jenia Nur Soelistyoningrum Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara jeniasoelistyoningrum@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap profesi auditor mampu membawa perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kinerja individu dalam organisasi. Setiap individu dalam organisasi, ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.

I. PENDAHULUAN. kinerja individu dalam organisasi. Setiap individu dalam organisasi, ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter individu dengan karakter organisasi menimbulkan bentuk interaksi kinerja individu dalam organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku

Lebih terperinci

Citra BOSHE VVIP CLUB di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Citra BOSHE VVIP CLUB di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Citra BOSHE VVIP CLUB di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Novera Astya Devi/Dr. G. Arum Yudarwati Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang kepemimpinan telah menjadi pembahasan hangat di berbagai ranah disiplin ilmu, ilmu sosial (social science), humaniora, ilmu politik, psikologi,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013).

Lebih terperinci

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab l Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini banyak membawa perubahan, baik itu perubahan pada manusia, alam ataupun teknologi. Perubahan ini juga telah menyebabkan pola berpikir

Lebih terperinci

SELF & GENDER. Diana Septi Purnama.

SELF & GENDER. Diana Septi Purnama. SELF & GENDER Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id www.uny.ac.id KONSEP DIRI Penghayatan individu terhadap identitasnya, sekumpulan keyakinan mengenai dirinya sebagai seorang individu

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

BAB V PROFIL GENDER DAN AGEN SOSIALISASI MAHASISWA TPB TAHUN AJARAN 2007/2008. Komposisi mahasiswa TPB IPB menurut jenis kelamin disajikan pada

BAB V PROFIL GENDER DAN AGEN SOSIALISASI MAHASISWA TPB TAHUN AJARAN 2007/2008. Komposisi mahasiswa TPB IPB menurut jenis kelamin disajikan pada 68 BAB V PROFIL GENDER DAN AGEN SOSIALISASI MAHASISWA TPB TAHUN AJARAN 2007/2008 5.1 Karakteristik Individu 5.1.1 Jenis Kelamin Komposisi mahasiswa TPB IPB menurut jenis kelamin disajikan pada Tabel 7.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami kebutuhan para karyawannya agar karyawan. mampu memberikan feedback positif bagi perusahaan, Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami kebutuhan para karyawannya agar karyawan. mampu memberikan feedback positif bagi perusahaan, Persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan aktualisasi diri adalah sebagai kebutuhan final setiap individu yang bekerja di suatu perusahaan, dimana perusahaan harus mampu memahami kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun non-profit semakin meningkat (Sari, 2009). Hal ini secara tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. maupun non-profit semakin meningkat (Sari, 2009). Hal ini secara tidak langsung BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi ini, tuntutan pasar terhadap perusahaan baik profit maupun non-profit semakin meningkat (Sari, 2009). Hal ini secara tidak langsung juga menuntut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya. Kehidupan waria sama dengan manusia lainnya. Selaras dengan kodrat manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menyelesaikan tugas dengan baik dan benar merupakan tanggung jawab dari setiap karyawan yang ada di dalam sebuah perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya karyawan memiliki

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

1. No. Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita *) 3. Usia : tahun 4. Lama masa kerja : 5. Pendidikan terakhir :

1. No. Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita *) 3. Usia : tahun 4. Lama masa kerja : 5. Pendidikan terakhir : Lampiran 1 ANGKET KUESIONER UNTUK GURU DAN KARYAWAN Yth. Bp/Ibu guru dan karyawan Di Tempat Bersama ini saya Handita Sari, S.Si bermaksud menyebarkan angket penelitan guna penyusunan tesis Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP ORGANISASI 1. Defenisi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara individu karyawan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Hasil penelitian menjelaskan tentang pengaruh fungsi pementoran pada intensi keluar dengan dukungan organisasional persepsian sebagai pemediasi. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa inspirasi pemimpin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan demokratis, motivasi, kinerja

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan demokratis, motivasi, kinerja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan demokratis dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT Bina Adidaya Padalarang secara parsial. Data penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang

Lebih terperinci

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Teori Kepemimpinan Awal Teori kepemimpinan Awal berfokus pd pemimpin (Teori Ciri) & cara pemimpin berinteraksi dg anggota kelompok (teori perilaku) 6 ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses kelangsungan siklus hidup perusahaan. Hal ini karena seorang

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses kelangsungan siklus hidup perusahaan. Hal ini karena seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan kepemimpinan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam proses kelangsungan siklus hidup perusahaan. Hal ini karena seorang pemimpin berperan

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA A-2 SKALA KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Skala SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA LAMPIRAN A-2 Skala KESADARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan dalam hidup. Tuntutan-tuntuan itu tidak hanya pada satu aspek atau bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri

Lebih terperinci

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender 1 Tujuan belajar 1. Memahami arti stereotip dan stereotip gender 2. Mengidentifikasi karakter utama stereotip gender 3. Mengakui stereotip gender dalam media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data skala motivasi berprestasi dan skala peran jenis dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik ANOVA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat

BAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta merupakan dinas yang memiliki jumlah pegawai perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai laki-laki, terutama pada posisi jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan pribadi, sedangkan manusia sebagai makhluk sosial yang saling

Lebih terperinci

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan beberapa teori terkait dengan judul yang peneliti sampaikan diatas. Di dalam bab ini akan menguraikan teori mengenai kematangan karir, motivasi berprestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Jika komitmen guru terhadap organisasi rendah, maka akan terjadi kemangkiran guru yang akan berimplikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia banyak mengalami masalah-masalah kompleks dalam kehidupannya yang sebenarnya berasal dari diri sendiri, sehingga tanpa sadar manusia menciptakan mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA-S1 EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Saya seorang mahasiswa pada (USU) Medan, dengan identitas sebagai berikut :

Lebih terperinci

KUESIONER. Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk

KUESIONER. Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk KUESIONER Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk Ikut Berpartisipasi Dengan Suatu Kesempatan Untuk Berpartisipasi Terhadap Kinerja Manajerial : Komitmen Organisasi Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya yang ada di organisasi tersebut, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusia.

Lebih terperinci

RELEVANSI GENDER TERHADAP LEADERSHIP STYLE DAN PENERAPAN RESULT CONTROL DI FAKULTAS BISNIS PROGRAM STUDI S-1 UNIVERSITAS X. Elisabeth Lanny Tanzil Lu

RELEVANSI GENDER TERHADAP LEADERSHIP STYLE DAN PENERAPAN RESULT CONTROL DI FAKULTAS BISNIS PROGRAM STUDI S-1 UNIVERSITAS X. Elisabeth Lanny Tanzil Lu RELEVANSI GENDER TERHADAP LEADERSHIP STYLE DAN PENERAPAN RESULT CONTROL DI FAKULTAS BISNIS PROGRAM STUDI S-1 UNIVERSITAS X Elisabeth Lanny Tanzil Lu Jurusan Akuntansi / Fakultas Bisnis dan Ekonomika Black_swords@ymail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 2008).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana-S1 Psikologi Disusun oleh: YULIANA FATMA SARI F 100 040

Lebih terperinci

Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh

Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilaakukan I Wayan Sanjaya (2012) tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau Foreign Direct Investment-FDI. Investasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau Foreign Direct Investment-FDI. Investasi yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam dunia industri memacu perkembangan yang pesat pada bisnis internasional. Salah satunya ditandai dengan maraknya investasi asing langsung atau Foreign

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI. oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi

BUDAYA ORGANISASI. oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi BUDAYA ORGANISASI oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi Setiap orang memiliki kepribadian yang unik, yang akan menjadi dasar dalam perilaku seseorang Kepribadian yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi

Lebih terperinci