PT SMI Insight 2016 Q1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT SMI Insight 2016 Q1"

Transkripsi

1 PT SMI Insight 2016 Q1 Smart City Kota Sebagai Pendorong Utama Ekonomi Saat ini daerah perkotaan menjadi tempat dari lebih separuh populasi dunia dan proporsi tersebut akan tetap meningkat hingga 2025, sesuai Laporan Urbanisasi Dunia dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2014 berikut: Persentase Populasi Dunia 19% 18% 17% 14% Kota-kota di negara maju 34% 37% 40% 46% Kota-kota di negara berkembang 47% 45% 43% 40% Pedesaan di negara berkembang Sumber: BCG-Winning in Emerging Markets, World Population Forecast Reports United Nations Negara negara berkembang memiliki kontribusi urbanisasi tertinggi dengan bertambahnya 20% penduduk perkotaan dalam waktu 20 tahun dari 34% di tahun 2005 ke 46% di tahun McKinsey Research tahun 2013 menyatakan 80% dari PDB dunia berasal dari kota dengan lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) dihasilkan kota-kota besar negara maju dan 10 persen kotakota besar di negara- negara berkembang. Pada tahun 2025, kota masih akan menghasilkan 60% dari pertumbuhan PDB namun keanggotaannya akan bergeser ke Timur dengan sekitar munculnya100 kota baru dari Cina saja, di mana penduduk perkotaan diperkirakan akan meningkat dari 200 juta menjadi 800 juta. SMI Insights 2016 PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) I 1

2 Sebagai pendorong ekonomi, kota-kota besar menghadapi tantangan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam pelayanan masyarakat dan menjawab tantangan global. Kota kota besar dunia saat ini bertransformasi menjadi smart city berdasarkan visi dari masing-masing kota. Sebuah survei yang dilakukan PwC tahun 2014 memberikan peringkat kepada 30 kota besar dunia berdasarkan beberapa kategori yang menentukan tingkat kelayakan hidup suatu kota. Berikut adalah hasil survei pada beberapa kota, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kelayakan hidup yang lebih baik: Intellectual Capital and Innovation Technology Readiness City Gateway London 200 London 107 London 172 Singapore 148 Singapore 91 Singapore 153 Shanghai 117 Kuala Lumpur 62 Shanghai 137 Kuala Lumpur 75 Shanghai 40 Kuala Lumpur Transportation and Infrastructure Health, Safety and Security Sustainability and Natural Environment Singapore 139 Singapore 112 London 79 London 112 London 112 Singapore 71 Kuala Lumpur 103 Kuala Lumpur Shanghai 94 Shanghai 59 Kuala Lumpur Shanghai Sumber: Cities of Opportunity 2014, PwC London menduduki puncak survei sebagai kota paling layak huni di dunia. Ibukota Inggris tersebut memiliki skor tertinggi secara keseluruhan dalam Intellectual Capital and Innovation, Technology Readiness, City Gateway, and Sustainability dan Natural Environment. Singapura adalah satu-satunya negara Asia yang berada di posisi 5 kota tertinggi dengan memperoleh skor tertinggi untuk kategori Transportation and Infrastructure dan Health, Safety, and Security. Grafik juga menunjukkan bahwa beberapa kota besar dunia masih kurang dibandingkan dengan kota kota besar di belahan barat. Kota-kota seperti Shanghai, Sao Paulo, dan masih tertinggal dalam semua kategori di atas, dan mengingat populasi yang besar, risiko akan masalah yang dapat terjadi akibat urbanisasi seperti banjir, kemacetan lalu lintas, dan perubahan iklim meningkat setiap tahun. Meningkatnya urbanisasi ke kota-kota yang menghasilkan sebagian besar PDB dari masing-masing negara meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkan solusi yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar kota di negara maju telah mulai memperkenalkan konsep smart city, di mana sistem dibangun untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat. 2

3 Case Study: Interkoneksi Transit dan Land Use: Transportasi Hong Kong Sebagai salah satu kota terpadat dengan 7,2 juta penduduk dan kepadatan penduduk sebanyak / km2, Hong Kong telah berhasil menghubungkan real estate dan transit, menghubungkan sektor bisnis, komersial, dan perumahan masyarakat. Sistem transit Hong Kong, dikelola oleh Mass Transit Railway Corporation (MTR), memiliki layanan transit yang baik, penggunaan land use yang efektif, dan keuntungan usaha. MTR berhasil meraih 99,9% dari kehandalan layanan dan ketepatan waktu. Sistem transit membawa lebih dari 5,5 juta penumpang setiap hari dan kedatangan kereta setiap dua menit atau kurang pada jam sibuk. Jaringan transit meliputi 220,9 km dengan 4 proyek kereta api baru sedang dibangun yang akan menambah 53 km ke jaringan yang ada saat ini. Di bawah ini adalah beberapa hasil capaian kinerja utama MTR: Tingkat Kehandalan Layanan (perjalanan tepat waktu- %) Ketepatan Waktu (kedatangan kereta tepat waktu %) , , , ,9 Utilisasi Sistem (km penumpang per km kapasitas- %) , ,6 Sumber: MTR Annual Report MTR tidak sepenuhnya penyedia transit. MTR juga mengambil keuntungan dari pengelolaan stasiun dengan mengembangkan lahan di atas dan di sekitar stasiun. Selama tahun 2015, MTR menghasilkan total pendapatan sebesar USD 5,3 miliar dengan 18,5% diantaranyaberasal dari bisnis komersial. Keuntungan dari bisnis properti pada tahun 2015 sebesar USD 372 juta. Pendapatan ini memungkinkan MTR untuk mendanai ekspansi jaringan dan meningkatkan sistem untuk memastikan pelayanan berjalan lancar dan efisien, serta mendorong peningkatan jumlah penumpang. Selama satu dekade terakhir, lebih dari setengah dari pendapatan usaha MTR datang dari pengembangan properti dibandingkan dengan penyediaan layanan transportasi. Model yang menggunakan MTR adalah properti rel (R + P) model. MTR membeli hak pembangunan dari pemerintah (pemegang saham utama) dengan harga sebelum pembangunan rel. MTR kemudian menggunakan properti tersebut melalui pengembangan lahan itu atau menjual atau menyewakan properti kepada pengembang lain untuk investasi sistem transit. Banyak stasiun yang tersambung dengan pusat komersil Hong Kong dan fungsi lain yang dimiliki MTR. * Model transit seperti ini bergantung pada pemahaman bahwa sistem transit publik tidak hanya moda transportasi. Dalam praktiknya, sistem transit dapat menyediakan struktur penggunaan lahan untuk kota yang efisien, dan menghubungkan aspek kehidupan kota. Dengan menghubungkan transit sistem berkualitas tinggi dan pengembangan lahan, Hong Kong dapat mengakomodir populasi penduduk yang tinggi, kualitas hidup yang baik, dan perlindungan lingkungan bagi masyarakat*. * Disadur dari Infrastructure 2014, EY and Urban Land Institute 3

4 Definisi Smart City Gartner pada 2015 mendefinisikan smart city sebagai wilayah perkotaan di mana beberapa aspek di dalam satu sistem bekerja sama untuk mencapai hasil yang berkelanjutan melalui analisis kontekstual, informasi real-time yang terkoneksi antar sektor dengan sistem teknologi operasional. Sistem perkotaaan menjadi penting: kolaborasi antar instansi yang terkait adalah syarat untuk memastikan visi yang konsisten dan selaras dari berbagai instansi tersebut, tetapi juga untuk mengoptimalkan data sharing yang berasal dari sumber data masing-masing. Penafsiran hubungan strategi dari berbagai lapisan dan aspek di dalam ekosistem perkotaan harus dipahami dan dilaksanakan. Pemerintah kota tidak lagi pendorong utama tetapi sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam ekosistem kota yang lebih besar. Pemangku kepentingan utama di kota adalah masyarakat kota. Perlu adanya kesempatan yang sama pada seluruh masyarakat untuk berinovasi di lingkungan yang sehat dan penuh motivasi. Risiko terhadap kesenjangan antara warga perlu dipantau dan dijaga dengan baik. Tujuan, aspirasi dan kualitas hidup adalah kunci utama dari seluruh konsep smart city. Apakah titik aspek yang ada berdasarkan keselamatan dan keamanan, keberlanjutan, penciptaan kesejahteraan atau kebebasan memilih. Visi ini perlu diterjemahkan ke dalam strategi yang jelas dan nyata * Berdasarkan United Nations Commission on Science and Technology for Development, terdapat 6 tema utama mengenai smart city dimana masing-masing kota dapat mengembangkan infrastruktur dan sistem dengan mengacu kepada arah visi pembanguan untuk mengembangkan potensi kota lebih jauh lagi. Enam Tema Utama Terkait Smart City Smart Mobility Smart Economy Smart Environment Peningkatan akses kota Sistem transportasi yang efisien, cerdas, dan aman Pergerakan kendaraan, penumpang, dan barang yang efisien Berbagi mobilitas Smart Living Dukungan terhadap kewirausahaan dan inovasi Tingkat produktivitas yang tinggi Proses bisnis berbasis sistem Akses internet cepat untuk pelaku bisnis dan konsumen Smart Governance Penggunaan teknologi berkelanjutan Konsumsi energi yang berkelanjutan Energi efisiensi dan pengurangan konsumsi energi melalui teknologi Smart People Kualitas hidup lebih baik Aspek sosial pendidikan, kesehatan, dan perumahan Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas Smart building *Smart Cities Technology, Deloitte, 2014 Partisipasi dalam pengambilan kebijakan Transparansi Proses administrasi antar dinas pemerintah yang terintegrasi Peningkatan akses masyarakat ke layanan publik Masyarakat yang berkualitas, kreatif, dan berpendidikan Masyarakat yang terkoneksi dengan layanan IT berkualitas Solusi e-edukasi (pembelajaran jarak jauh) 4

5 Pounds of CO2 Equivalent Infrastruktur Smart City Pembangunan infrastruktur memainkan peran kunci dalam mengembangkan smart city. Sistem ini menghubungkan berbagai sektor infrastruktur pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada masyarakat. Berikut adalah hasil survei yang dilakukan oleh EY dan Urban Land Institute melakukan survei terhadap warga beberapa kota dari negara maju mengenai prioritas pembangunan infrastruktur, dengan persentase lebih tinggi merupakan prioritas lebih tinggi: Prioritas Perbaikan Infrastruktur Persentase salah satu prioritas utama atau proritas tinggi Perbaikan transportasi publik (bus dan kereta) Perbaikan jalan dan jembatan Jalur pejalan kaki Peningkatan infrastruktur telekomunikasi Pengelolaan air dan sampah yang baik Infrastruktur energi yang baik Peningkatan kualitas udara Lebih banyak taman kota dan ruang hijau Perbaikan sarana d sepeda Peningkatan fasilitas kesehatan Infrastruktur kargo yang baik Peningkatan pengelolaan parkir Layanan mobilitas berbagi 63% 58% 58% 52% 51% 48% 47% 46% 41% 37% 32% 71% 78% Sumber: Infrastructure 2014, EY and Urban Land Institute Hasil survei menunjukkan peningkatan di sektor transportasi adalah prioritas tinggi bagi warga. Perbaikan dalam sistem angkutan umum, jalan dan jembatan memiliki persentase tertinggi masing-masing sebesar 78% dan 71%. Selain telekomunikasi, warga yang memprioritaskan infrastruktur yang terkait lingkungan seperti pengelolaan air dan limbah, energi, peningkatan kualitas udara, dan pengembangan daerah hijau. Perbaikan sistem angkutan umum sangat penting dalam mengembangkan pasar seperti kota-kota di Asia, karena urbanisasi merupakan isu tama bagi kota-kota yang berpenduduk padat dan kemacetan lalu lintas tinggi. Urbanisasi juga menimbulkan ancaman polusi serius terhadap lingkungan. Kota besar yang sangat bergantung pada transportasi jalan menghadapi tantangan untuk mengurangi emisi gas CO2 (lihat grafik). Untuk menghindari gridlock dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, stuktur sistem transit publik harus memiliki hubungan antar moda transportasi, serta beralih dari ketergantungan terhadap kendaraan dengan bahan bakar minyak menjadi kendaraan ramah lingkungan. Beberapa kota besar dunia telah membangun stasiun pengisian bahan bakar listrik di berbagai lokasi untuk mendorong warga menggunakan mobil listrik Electric cars Emisi Gas CO2 per Tahun Menurut Jenis Kendaraan Plug-in Hybrid cars Sumber: US Department of Energy Hybrid Gasoline 5

6 Disamping infrastruktur transportasi kota, sektor lainnya juga penting dalam membangun smart city. Manfaat infrastruktur dalam mencapai tujuan smart city antara lain: Memperlancar arus pergerakan barang dan jasa Mendorong penggunaan energi ramah lingkungan dan pengelolaan air Integrasi teknologi sebagai enabler dari kegiatan masyarakat Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, terutama pada administrasi pemerintahan dan layanan kesehatan Bagan dibawah menggambarkan contoh dari solusi pembangunan infrastruktur bagi smart cities yang menjawab tantangan Sustainable Development Challenges:* Sustainable Development Need/ Challenge Contoh Infrastruktur Pendukung Deskripsi Meningkatkan Infrastruktur Ketenagalistrikan Menyediakan Konektivitas Berkualitas Tinggi dan Terjangkau Membangun Infrastruktur Transportasi Perkotaan Meningkatkan Kualitas Perumahan dan Area Komersil Smart Grids Broadband Network Electric Vehicles Smart Parking Smart Buildings Re-engineering sistem ketenagalistrikan melalui smart meters, smart appliances, dan sumber energi terbarukan untuk efisiensi energi. Koneksi serat optik dan konektivitas lain, termasuk internet publik dan jaringan selular berkualitas tinggi Mobil berbahan bakar listrik/ beterai dengan stasiun pengisian di penjuru kota Lokasi gedung dan lahan parkir yang memberikan informasi real-time ke pengguna Berbagai sensor dan teknologi yang meningkatkan keamanan, efisiensi energi dan fungsi lain bangunan Melestarikan Lingkungan Environmental Sensor Network Pengambilan data berkelanjutan mengenai kondisi udara, air, dan tanah Memastikan Keamanan dan Keselamatan Publik Meningkatkan Efisiensi Pengelolaan Kota Meningkatkan Layanan Pendidikan dan Kesehatan Video Security City Command Centre Remote Healthcare and Online Education Keselamatan publik, pengelolaan massa dan statistik publik menggunakan jaringan sensor dan kamera Pemantauan dan pengelolaan administrasi pemerintahan, transportasi, lingkungan, dan bencana Produk dan layanan jarak jauh untuk akses kesehatan dan pendidikan Sumber: United Nations Issues Paper on Smart Cities and Infrastructure,

7 Teknologi Informasi (TI )Sebagai Inti Smart City Menghubungkan berbagai sektor infrastruktur adalah sistem TI yang dapat diandalkan, di mana arus informasi dan jaringan analisis dapat dibangun. Sistem TI tidak hanya untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk informasi kota, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi mengenai bagaimana kota berfungsi. Pemerintah Kota dapat menggunakan informasi ini untuk merumuskan kebijakan dan peraturan publik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi warga. Gambar di bawah ini menggambarkan berbagai peran TI untuk pengembangan smart city: Sensor & Teknologi Aktuasi Perangkat sensor dan aktuasi yang berbiaya rendah dan terstandarisasi Jaringan Transmisi biaya rendah dan Realtime untuk mengelola data dalam jumlah besar Aplikasi dan Analisa Canggih Analisa data yang besar dan cepat untuk model prediksi yang kompleks TI sebagai inti dari smart cities Data Warehouse yang Aman Sistem untuk mengakses dan sharing data tentang informasi perkotaan Dukungan Pemerintah untuk mendorong integrasi dan sinkronisasi teknologi Perencanaan, Koordinasi, dan Monitoring Aplikasi prioritas dan pengukuran keberhasilan dll. Sumber: Boston Consulting Group Analysis, 2015 Peran Masyarakat Meningkatkan peran masyarakat dalam penyampaian aspirasi Enable Data Kerangka regulasi untuk penggunaan data yang memastikan kemanan pribadi Standarisasi Standarisasi jalur komunikasi perkotaan antar instansi Berdasarkan figur diatas, terdapat 4 peran utama bentuk dukungan digital pada sistem TI smart city:* Sensor dan Pengguna. Perangkat pintar mengukur dan memantau beberapa parameter yang telah ditentukan dari infrastruktur fisik dan digital yang telah terkoneksi. Contoh penerapannya adalah pada sistem pemantauan lalu lintas dimana perangkat pintar dapat mendeteksi kepadatan jalan dan jumlah penumpang transportasi umum. Data Warehouse. Sistem smart city harus dapat menyimpan dan memproses data dalam jumlah besar dari berbagai sensor, proses otomatisasi proses, dan parameter analisa data. Data Analisis. Terdapat tiga jenis solusi data analisis: (1) Deskriptif, menggunakan informasi analisis dan data mining (2) Prediksi, menggunakan model statistik dan proyeksi, (3) Preskriptif (termasuk kognitif), menggunakan simulasi dan otomisasi Jaringan. Implementasi tekonologi smart city membutuhkan jaringan yang baik, dapat diandalkan dan terjangkau. Untuk itu dibutuhkan fokus pada menghubungkan perangkat digital untuk mengoptimalkan aplikasi pendukung smart city. Sumber: United Nations Issues Paper on Smart Cities and Infrastructure,

8 Berbagai kota di dunia telah menggunakan Internet of Things (IoT) untuk mendorong penciptaan inovasi. Melalui visi smart city yang disertai strategi inisiatif, pemerintah kota mengeksplor penggunaan aplikasi IoT untuk meningkatkan pelayanan publik, konservasi energi dan air, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan proyeksi urbanisasi akan tumbuh pesat selama dekade berikutnya, kota kota dengan populasi yang besar dan infrastruktur kompleks adalah target utama untuk aplikasi IoT. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah kota dapat membuat sebagian besar keuntungan dengan IoT dengan menyediakan kemudahan akses ke warganya. Untuk memaksimalkan potensi ekonomi dari penggunaan aplikasi, ada beberapa fokus area berdampak besar seperti kesehatan dan keselamatan publik, transportasi, dan manajemen sumber daya. Terdapat potensi dampak langsung yang besar dari IoT untuk kota, mencapai US $ 1,7 triliun per tahun pada tahun 2025 menurut Mckinsey tahun Grafik dibawah menggambarkan potensi dampak ekonomi dari penggunaan IoT pada sistem pengelolaan kota: IoT Perkotaan : Potensi dampak langsung terhadap perekonomian sebesar USD 930 miliar sampai USD 1,7 triliun pada tahun 2025 Penerapan IoT Pemantauan kondisi udara dan air Pengelolaan lalu lintas Potensi dampak ekonomi USD miliar per tahun (Total = USD 930 miliar 1.7 trilliun) Potensi manfaat nilai* Penghematan sebesar 15% 10-15% penghematan waktu, 10% pengurangan kemacetan dengan smart parking Kendaraan otomatisasi Pengelolaan kondisi sumber daya ~40% pengurangan kecelakaan 10% - 15% penghematan bahannbakar/ CO2 35% mengurangi pemadaman listrik; 50% pengeolaan air lebih efisien Pengelolaan bencana/ keadaan darurat Penyampaian informasi publik lebih efisien pada saat bencana/ keadaan darurat Pengelolaan transportasi publik Pertukaran data antar moda transportasi lebih efisien; deteksi perbaikan sistem transportasi Identifikasi dan pemantauan kriminalitas % penghematan di pelaporan dan pemantauan Pengelolaan sampah % peningkatan produktivitas Sumber: McKinsey Global Institute analysis, 2015 Dampak potensial terbesar adalah pada pemantauan udara dan air karena berimbas pada sebagian besar warga. Aplikasi IoT akan membantu untuk menempatkan kesadaran yang lebih besar dan akuntabilitas yang dapat meningkatkan kualitas udara dan air. Proses pemantauan ini bermanfaat pada penyusunan strategi pengurangan polusi yang baik, dan mengurangi angka kematian akibat polusi. Pengelolaan lalu lintas yang adaptif dan terintegrasi menggunakan data real-time untuk menyesuaikan waktu lampu lalu lintas untuk mengoptimalkan arus lalu lintas. Abu Dhabi baru-baru ini menerapkan sistem tersebut yang mencakup 125 persimpangan utama di kota. Sistem ini juga dapat memberikan prioritas jalur kepada bus, ambulans, atau kendaraan darurat. Penggunaan kontrol lalu lintas adaptif dapat mempercepat arus lalu lintas dari uumnya antara 5 dan 25 persen. 8

9 Studi Kasus: Bandung Smart City Statistik Utama* Populasi PDRB (2014) Jumlah Perguruan Tinggi Jumlah Siswa Pendidikan Tinggi 2.5 juta Rp. 172 triliuin Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan salah satu sentra ekonomi terbesar. Total populasi mencapai 2,5 juta dengan 60% dari total populasi berusia dibawah 40 tahun. Terdapat 80 universitas/ perguruan tinggi dengan total jumlah mahasiswa mencapai orang. Bandung juga menjadi tempat dari lebih dari 84 unit bisnis yang fokus pada industri strategis dengan lebih dari 500 pelaku UKM. Industri strategis meliputi pembuatan pesawat terbang, alutsista, farmasi, telekomunikasi dan teknologi, serta kereta api. Selain itu, Bandung juga terkenal sebagai sentral dari industri kreatif di Indonesia. Kota Bandung menjadi salah satu pelopor utama pengembangan smart city di Indonesia, bertujuan untuk menjadi sentra industri kreatif dan teknologi, dengan beberapa kebijakan telah dilakukan dan pengembangan lebih jauh akan segera diwujudkan di masa depan. Pemerintah Kota telah megimplementasikan beberapa kebijakan untuk menjadi smart city seperti berikut: Membangun Command Centre. Diresmikan pada tahun 2015, command centre dibangun dengan tujuan untuk memberi pelayanan lebih baik ke warga masyarakat dengan menggunakan CCTV di berbagai penjuru kota. Pemerintah Kota mengharapkan dengan adanya command centre, pengambilan keputusan terkait masalah perkotaan menjadi lebih tepat dan efektif. Membangun Akses Internet Gratis. Saat ini terdapat lebih dari titik internet gratis yang dapat diakses warga di seluruh kota. Pemerintah Kota akan terus menambah titik internet gratis untuk terus mengembangkan konsep smart city. Bandung Command Centre Titik Akses Internet Gratis Sumber: Statistik Perekonomian BPS 2015 dan Smart bdg city by Ridwan Kamil,

10 Smart Healthcare and Education. Solusi pengembangan pendidikan melalui TI membuat para siswa dapat mendaftar sekolah dan memantau proses seleksi siswa baru secara online. Layanan kesehatan juga dikembangkan dengan menyediakan interkoneksi antara data pasien antara Puskesmas dan Rumah Sakit Publik. City Apps. Dalam rangka menguikutsertakan warga dalam gaya hidup perkotaan, saat ini terdapat berbagai aplikasi mobile yang memberikan berbagain informasi tentang kota, seperti transportasi, turisme, dan acara publik. Pemerintah Kota menargetkan jumlah aplikasi di tahun 2016 mencapai 300 aplikasi. Creative and Smart Hub. Untuk lebih membangun Bandung sebagai sentra industri kreatif, Bandung menyediakan fasilitas yang mengakomodasi bisnis startup dan pelaku industri kreatif untuk mengembangkan usaha mereka. Area Hijau Untuk Publik. Pemerintah Kota adalah terus mengembangkan ruang publik untuk mengadakan berbagai kegiatan masyarakat, serta mempromosikan gaya hidup digital dan hijau untuk warganya. Bandung City Apps Taman Film Disclaimer All information presented were taken from multiple sources and considered as true by the time they were written to the knowledge of PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) can not be held responsible from any inacuracy contained in the material. PT SMI follows all internal and external guidelines and regulations that govern the evaluation process on determining the financing feasibility of an infrastructure project. Every decision to finance or not to finance a project is therefore based on a responsible and thorough due diligence process. Any complaint in the process of financing irregularities can be submitted to: Ms. Astried Swastika Corporate Secretary PT SMI Tel : Fax : corporatesecretary@ptsmi.co.id Public complaints on PT SMI service will be kept strictly confidential and handled by a special committee to ensure that complaints are addressed appropriately. 10

SMI Insight Triwulan I-2014

SMI Insight Triwulan I-2014 SMI s Insight - Triwulan I 014 Jalur Kereta Api Pada tahun 030, Indonesia berencana untuk memiliki rel kereta api sepanjang ±1.000 km, dengan jangkauan di hampir seluruh pulau besar di Indonesia. Apa yang

Lebih terperinci

SMI s Insight Triwulan III

SMI s Insight Triwulan III SMI s Insight 2015 - Triwulan III Development Bank Benchmarking Series Pemerintah Afrika Selatan Mendirikan Development Bank of Southern Africa (DBSA) Untuk Mengatasi Masalah Pembangunan: Market Failures

Lebih terperinci

SMI Insight Triwulan II-2014

SMI Insight Triwulan II-2014 SMI s Insight - Triwulan II 2014 Telekomunikasi Selama beberapa tahun terakhir ini, infrastruktur dan layanan sektor telekomunikasi di Indonesia berkembang sangat pesat, menjadikan industri telekomunikasi

Lebih terperinci

SMI s Insight Triwulan I

SMI s Insight Triwulan I SMI s Insight 2015 - Triwulan I Jalur Kereta Api Pemerintah merencanakan pembangunan jalur kereta api di empat pulau selain Jawa dalam 5 tahun ke depan Bagian II Kereta api sebagai moda transportasi yang

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI

REKAYASA TRANSPORTASI REKAYASA TRANSPORTASI KAMIS 09.40 11.20 1 REKAYASA TRANSPORTASI Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT Materi TRANSPORTASI DASAR PENGENALAN TRANSPORTASI PERENCANAAN TRANSPORTASI KEAMANAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

TEORI Kota Cerdas dari Dimensi Mobilitas Cerdas

TEORI Kota Cerdas dari Dimensi Mobilitas Cerdas TEORI Kota Cerdas dari Dimensi Mobilitas Cerdas Mobilitas adalah gerak perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain (Malik, 2014). Alberti (2011) menyatakan pendapatnya mengenai mobilitas cerdas sebagai

Lebih terperinci

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan Transportasi Masa Depan Straddling Bus Solusi untuk Mengatasi Kemacetan Tessa Talitha 15410072 PL4008 Seminar Studi Futuristik Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung Abstrak Pada kota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota sebagai pusat pertumbuhan menyebabkan timbulnya daya tarik yang tinggi terhadap perekonomian sehingga menjadi daerah tujuan untuk migrasi. Dengan daya tarik suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN PELAYANAN TRANSPORTASI UMUM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI PERBANDINGAN KOTA DI INDONESIA, AMERIKA DAN ASEAN V

PERBAIKAN PELAYANAN TRANSPORTASI UMUM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI PERBANDINGAN KOTA DI INDONESIA, AMERIKA DAN ASEAN V PERBAIKAN PELAYANAN TRANSPORTASI UMUM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI PERBANDINGAN KOTA DI INDONESIA, AMERIKA DAN ASEAN V Ratri Ardianto 1 1 Universitas Jember, ardianto.ratri@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik, sehingga transportasi menjadi urat nadi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN : Suatu Penerapan Metodologi yang Komprehensif Oleh: R. Aria Indra P Kasubdit Lintas Sektor dan Lintas Wilayah, Dit. Wilayah Tarunas, Ditjen Taru, Kemen PU Sustainability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan transportasi pada era globalisasi seakan menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan masyarakat terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlajutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb);

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Pekerjaan Umum ( PU ) memiliki inisiatif untuk menerapkan konsep Kota Hijau (Green Cities) di berbagai kota. Beberapa faktor yang melatar belakangi penerapan

Lebih terperinci

SMI Insight Triwulan IV-2014

SMI Insight Triwulan IV-2014 SMI s Insight - Triwulan IV 2014 Bandar Udara Soekarno-Hatta International Airport menempati peringkat 25 sebagai bandar udara dengan pergerakan tersibuk di dunia 1. Sekilas Indonesia Negara kepulauan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Transportasi Kota Pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya pertumbuhan penduduk ini disertai

Lebih terperinci

SMI s Insight Triwulan II

SMI s Insight Triwulan II SMI s Insight 2015 - Triwulan II US Electicity Review Amerika Serikat berusaha untuk menurunkan ketergantungan mereka pada batu bara sebagai bahan bakar utama untuk pembangkit listrik Amerika Serikat (AS)

Lebih terperinci

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang

Lebih terperinci

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6149 KEUANGAN OJK. Efek. Utang. Berwawasan Lingkungan. Penerbitan dan Persyaratan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 281) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat

Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat Antariksa Apa itu smart city? Mengapa sebuah kota harus naik kelas menjadi smart city? Apa saja yang menjadi indikatornya?

Lebih terperinci

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan 18 Desember 2013 STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 18 Desember 2013 Peran Jakarta

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

SMI s Insight Triwulan II

SMI s Insight Triwulan II SMI s Insight 2016 - Triwulan II Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota negara dan sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Menurut Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi (2010), Jakarta mempunyai

Lebih terperinci

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKUTAN KERETA API DAN IMPLIKASINYA PADA BUMN PERKERETAAPIAN INDONESIA

ANALISIS ANGKUTAN KERETA API DAN IMPLIKASINYA PADA BUMN PERKERETAAPIAN INDONESIA ANALISIS ANGKUTAN KERETA API DAN IMPLIKASINYA PADA BUMN PERKERETAAPIAN INDONESIA Biro Riset LM FEUI Operator angkutan kereta api di Indonesia saat ini dilakukan oleh BUMN Perkeretaapian, yaitu PT. Kereta

Lebih terperinci

Banyak Kota di Dunia Tidak Dapat Menyediakan Akses yang Layak ke Angkutan Massal Bagi Setengah Penduduknya

Banyak Kota di Dunia Tidak Dapat Menyediakan Akses yang Layak ke Angkutan Massal Bagi Setengah Penduduknya Press Release 18 Oktober 2016 Banyak Kota di Dunia Tidak Dapat Menyediakan Akses yang Layak ke Angkutan Massal Bagi Setengah Penduduknya Hanya 16% Penduduk Jabodetabek yang Mempunyai Akses Layak ke Angkutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Data Proyek 3.1.1 Data Umum Proyek DATA SITE Lokasi Selatan : Jl. Raya Pasar Jum at, Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak, Jakarta Luas Lahan : ± 22.000 m² KDB : 60% KLB : 2,0

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi, khususnya kemacetan, sudah menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek. Kemacetan umumnya terjadi ketika jam puncak, yaitu ketika pagi

Lebih terperinci

Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Dari Sudut Pandang Pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Dari Sudut Pandang Pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) A LEADING CATALYST IN FACILITATING INDONESIA S INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Dari Sudut Pandang Pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Jakarta, 24 Oktober

Lebih terperinci

Oswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup)

Oswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup) Oswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup) Seminar Nasional Peran Ahli Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia Gedung Annex UI, Depok 30 Agustus 2016

Lebih terperinci

SMART CITY untuk DEPOK BERSAHABAT. Dr. Prihandoko, MIT Talkshow Depok ICT Award Mei 2017

SMART CITY untuk DEPOK BERSAHABAT. Dr. Prihandoko, MIT Talkshow Depok ICT Award Mei 2017 SMART CITY untuk DEPOK BERSAHABAT Dr. Prihandoko, MIT Talkshow Depok ICT Award 2017 14 Mei 2017 Smart City adalah kota dengan smart technology / teknologi cerdas 3 4 MIMPI & HARAPAN Warga DEPOK 1. DEPOK

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pembangunan infrastruktur yang menyangkut transportasi umum menjadi prioritas pemerintah. Hal ini dikarenakan pertumbuhan luas jalan di Indonesia tidak

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG Kota yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan derajat kenyamanan, memperoleh pekerjaan dan keberlanjutan kota serta memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN Pertemuan Ketiga Prodi S1 Teknik Sipil DTSL FT UGM MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN Tipe/jenis angkutan di perkotaan dapat dikategorikan menjadi: 1. Didominasi oleh angkutan pribadi 2. Didominasi oleh angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin meningkat. Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan memahami cara

Lebih terperinci

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development C481 Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development Virta Safitri Ramadhani dan Sardjito Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta

Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta Macet adalah keadaan yang hampir setiap saat dialami masyarakat Jakarta. Sebelumnya, macet hanya dialami, saat jam berangkat kantor atau jam pulang kantor. Namun kini,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

GREEN TRANSPORTATION

GREEN TRANSPORTATION GREEN TRANSPORTATION DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIRJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta 2016 - 23 % emisi GRK dari fossil

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

Scientific News Magazine Edisi September 2016

Scientific News Magazine Edisi September 2016 Smart City, Smart Campus, dan Jalan Bagi Universitas Udayana untuk Mewujudkannya I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email: eka.pratama@unud.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki

Lebih terperinci

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif MINGGU 7 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan : a. Permasalahan tata guna lahan b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif Permasalahan Tata Guna Lahan Tingkat urbanisasi

Lebih terperinci

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan 3. Perspektif Wilayah dan Permintaan Perjalanan Masa Mendatang 3.1 Perspektif Wilayah Jabodetabek Masa Mendatang Jabodetabekpunjur 2018 merupakan konsolidasi rencana pengembangan tata ruang yang memberikan

Lebih terperinci

Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch

Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: 11 30 November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch Tanggal laporan: Desember 2013 Disusun oleh: Tim dari Nusaresearch

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia merupakan pusat pemerintahan dan bisnis dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 mencapai 10,277 juta jiwa. Kepadatan penduduk di Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Perpindahan tempat yang dilakukan manusia ke tempat lainnya dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan sistem transportasi mempunyai hubungan yang erat serta saling ketergantungan. Berbagai upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI PENGERTIAN Kota yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang (Brundtland,1987) suatu interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT Ilustrasi LRT Kota Medan merupakan salah satu dari 5 kota di Indonesia dengan jumlah penduduk diatas 2 juta jiwa (BPS, 2015). Dengan luas 26.510 Hektar (265,10

Lebih terperinci

BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN

BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN 6 BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN 2.1. Latar Belakang Kemacetan lalu lintas adalah salah satu gambaran kondisi transportasi Jakarta yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan secara tuntas.

Lebih terperinci

Peran Teknologi September 2016 Global Center of Competence Cities

Peran Teknologi September 2016 Global Center of Competence Cities Bandung Smart City Peran Teknologi September 2016 Global Center of Competence Cities Bandung adalah sebuah kota muda dan bersemangat yang berusaha untuk memperkuat reputasi pertumbuhannya sebagai kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan akan transportasi dalam suatu wilayah merupakan kebutuhan akan akses untuk menuju fungsi-fungsi pelayanan kota di lokasi berbeda yang ditentukan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di sektor transportasi, peningkatan mobilisasi dengan kendaraan pribadi menimbulkan peningkatan penggunaan kendaraan yang tidak terkendali sedangkan penambahan ruas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia dengan memiliki luas wilayah daratan sekitar 662,33 km². Sementara dengan penduduk berjumlah 9.608.000 jiwa pada tahun

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda TRANSPORTASI I. KEBIJAKAN PEJALAN KAKI DAN SEPEDA Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda Meskipun saat ini di beberapa unit di UNS sudah banyak yang menyediakan tempat parkir sepeda, tahun 2016 ini UNS

Lebih terperinci

SMART CITY MAKALAH. Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika

SMART CITY MAKALAH. Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika SMART CITY MAKALAH Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika Oleh : 1. Ahmad Khusnil Ibad 14101080 2. Christian Benyamin A.S 14101084 3. Dwi Nissa Vacum Margini 14101087 4. Irfan Nur Aziz 14101012

Lebih terperinci

SMI Insight Triwulan III-2014

SMI Insight Triwulan III-2014 SMI s Insight - Triwulan III 2014 Laut Pertumbuhan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, Tanjung Priok, lebih besar dari Shanghai China maupun Singapura. 1. Pengelola di Indonesia Merujuk pada Undang-Undang

Lebih terperinci

+ KOTA-KOTA YANG STAGNAN DAN TUMBUH CEPAT

+ KOTA-KOTA YANG STAGNAN DAN TUMBUH CEPAT + KOTA-KOTA YANG STAGNAN DAN TUMBUH CEPAT 1 n Kota-kota besar dunia mengalami stagnasi ekonomi (Forbes, 2010) n New York, London, Paris, Hong Kong dan Tokyo n Seoul, Shanghai, Singapore, Beijing, Delhi,

Lebih terperinci

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN Pertemuan Ketiga Prodi S1 Teknik Sipil DTSL FT UGM MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN Tipe/jenis angkutan di perkotaan dapat dikategorikan menjadi: 1. Didominasi oleh angkutan pribadi 2. Didominasi oleh angkutan

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Transportasi Udara sebagai Pilihan Moda Transportasi yang Paling Efektif di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang area daratannya dipisahkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Kota Bandung Kota Bandung adalah ibu kota dari provinsi Jawa Barat. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai emerging country, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh tinggi. Dalam laporannya, McKinsey memperkirakan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Jakarta, 14 Desember, 2017 LATAR BELAKANG ISU GLOBAL Tiga Pilar Berkelanjutan MDGs (2000 s/d 2015)

Lebih terperinci

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN Agus Sugiyono Bidang Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gedung BPPT II, Lantai 20, Jl. M.H. Thamrin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PRASARANA TRANSPORTASI

BAB I PRASARANA TRANSPORTASI BAB I PRASARANA TRANSPORTASI 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengenal gambaran umum mengenai bagian prasarana transportasi di dalam sistem

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kemacetan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1Grafik Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Perjalananan per Orang per Hari (Mohan, 2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1Grafik Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Perjalananan per Orang per Hari (Mohan, 2008) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak kebutuhan yang diperlukan seseorang dalam setiap harinya. Kebutuhan

Lebih terperinci