PENJADWALAN PRODUK PAINTED DI PT. X DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MEMINIMASI MEAN FLOW TIME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENJADWALAN PRODUK PAINTED DI PT. X DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MEMINIMASI MEAN FLOW TIME"

Transkripsi

1 PENJADWALAN PRODUK PAINTED DI PT. X DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MEMINIMASI MEAN FLOW TIME Lely Herlina 1*, Ary Kurniati 2, Bobby Kurniawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman Km3, Cilegon Banten * lely@untirta.ac.id Abstrak PT. X adalah perusahaan manufaktur yang bergerak pada pelapisan metal (ZINCALUME ) dan pelapisan cat (COLORBOND ). Pembuatan kedua produk tersebut melewati plan produksi yang dinamakan Metal Coating Line 2 (MCL 2). Produk pelapisan cat atau painted paling banyak dipesan oleh konsumen khususnya di MCL 2, sehingga dibutuhkan waktu pengerjaan produk yang cepat dengan cara menjadwalkan produk secara tepat. Metode penelitian yang digunakan untuk menjadwalkan produk painted adalah algoritma branch and bound. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk meminimasi mean flow time pada MCL 2. Usulan penjadwalan dengan algoritma branch and bound ini akan dibandingkan dengan penjadwalan eksisiting di perusahaan. Penjadwalan eksisting pada perusahaan yaitu FCFS (First Come First Served) dimana order yang datang terlebih dahulu, akan diproses pada plan produksi. Penjadwalan ini menggunakan sistem batch. Pembagian batch berdasarkan dimensi dari produk painted, yaitu batch pertama dengan dimensi 0,20 x 914mm dan batch kedua dengan dimensi 0,25 x 914mm. Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai mean flow time untuk batch 0,20 x 914mm menggunakan algoritma branch and bound adalah 18,42 jam sedangkan nilai mean flow time pada kondisi eksisting 43,23 jam. Untuk batch 0,25 x 914mm, nilai mean flow time pada algoritma branch and bound adalah 147,13 jam sementara nilai mean flow time pada kondisi eksisting 182,76 jam. Penurunan mean flow time antara kondisi eksiting dengan menggunakan algoritma branch and bound pada batch 0,20 x 914 mm dan 0,25 x 914 mm sebesar 57% dan 19%. Kata kunci: Algoritma Branch And Bound, Batch, FCFS (First Come First Served), Mean Flow Time 1. PENDAHULUAN PT. X adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pelapisan metal (ZINCALUME ) dan pelapisan cat (COLORBOND ). Produk utama pelapisan metal (ZINCALUME ) dinamakan produk bare sedangkan untuk produk pelapisan cat (COLORBOND ) disebut produk painted. Pembuatan kedua produk dilakukan pada Metalic Coating Line (MCL) 2 yang merupakan line baru di PT.X. Penelitian difokuskan pada produk painted karena produk ini lebih banyak dipesan oleh konsumen sehingga dibutuhkan waktu pengerjaan produk yang cepat dengan cara menjadwalkan produk secara tepat. Penjadwalan (scheduling) menurut Kenneth R.Baker (2008) yaitu proses pengalokasian sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. Pengertian ini mengandung arti bahwa penjadwalan merupakan sebuah fungsi pengambilan keputusan, yaitu menentukan jadwal yang paling tepat. Pengambilan keputusan ini bertujuan untuk mencapai keinginan konsumen dan target produksi yang diinginkan oleh perusahaan. Algoritma penjadwalan yang diusulkan untuk menjadwalkan produk painted adalah algoritma Branch & Bound. Pada algoritma Branch and Bound, terdapat tiga buah bagian utama, yaitu : ekspresi batas bawah (Lower Bound (LB)), strategi pencarian dan pencabangan (branching). Di dalam prosedur ini, suatu masalah dipecah menjadi beberapa sub masalah yang merepresentasikan pembagian kerja secara parsial. Simpul-simpul terus bercabang sampai diperoleh solusi lengkap (Sutanto,2004). Tujuan penelitian ini adalah membuat mekanisme penjadwalan baru pada produk painted di MCL 2 dengan menggunakan algoritma Branch & Bound untuk meminimasi mean flow time. 428

2 2. METODOLOGI Tahapan penelitian yang akan dilakukan untuk membuat variasi jadwal yang baru dengan menggunakan algoritma Bracnch and Bound untuk meminimasi mean flow time, sebagai berikut : Tahap pertama yang dilakukan adalah perhitungan penjadwalan eksisting pada perusahaan. Metode penjadwalan eksisting di perusahaan menggunakan aturan first come first serve. Kemudian membagi produk painted menjadi dua batch yaitu batch pertama berdimensi 0,20 x 914mm dan batch kedua mempunyai dimensi 0,25 x 914 mm, dan dilakukan perhitungan mean flow time pada masing-masing batch. Tahap kedua adalah menentukan jadwal inisial untuk masing-masing batch sebagai dasar perhitungan algoritma Branch and Bound. Tahap ketiga adalah perhitungan penjadwalan dengan algoritma Branch and Bound. Langkah-langkah algoritma branch and bound sebagai berikut: Mulai Inisiasikan solusi awal dengan : i= Vo= 0 ; Jo=Ro= { J1,... Jn } dimana urutan job Ro diatur dengan SPT pada mesin Buat percabangan X1 = 1 untuk masing-masing job i Hitung lower bound (batas bawah) (fl) Menentukan Titik Aktif Buat pencabangan pada titik aktif Hitung batas bawah ( fl) Menentukan solusi jalur Selesai Gambar 1. Langkah-langkah Algoritma Branch and Bound Tahap keempat adalah membandingkan nilai mean flow time pada kondisi eksisting dengan penjadwalan menggunakan algoritma Branch & Bound untuk masing-masing batch. 429

3 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan untuk pengolahan data terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Job (jam) Job Item Description Spesifikasi Grade Thick Widthness Quantity (ton) Standard Runtime Setup Total Time x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Carita DB NIR G300 0, ,62 25,03 0,5 25, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, , ,5 14, x 914mm Gemilang SS AZ100 G300 Steel Biru Bromo DB NIR G300 0, ,66 7,59 0, x 914mm Gemilang SS AZ100 G300 Stl Hijau Borneo DB NIR G300 0, ,53 8,11 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, , ,5 14, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Hijau Borneo DB NIR G300 0, ,56 7,29 0,5 7, x 914mm Gemilang SS AZ100 G300 Stl Merah Merapi DB NIR G300 0, ,25 9, 0, x 914mm Gemilang SS AZ100 G300 Stl Merah Carita DB NIR G300 0, ,23 5,08 0, x 914mm Gemilang SS AZ100 G300 Stl Hijau Borneo DB NIR G300 0, ,53 8,11 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, , ,5 14, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Carita DB NIR G300 0, ,58 1,79 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Biru Bromo DB NIR G300 0, ,46 16,45 0,5 16, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Carita DB NIR G300 0, ,48 33,03 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, ,65 0,89 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Carita DB NIR G300 0, ,58 1,79 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Biru Bromo DB NIR G300 0, ,46 16,45 0,5 16, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, ,30 2 0,5 26, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Carita DB NIR G300 0, ,86 8,00 0,5 8, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, ,79 0 0,5 14, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Hijau Borneo DB NIR G300 0, ,33 0,89 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Biru Bromo DB NIR G300 0, ,79 0,89 0, x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Biru Bromo DB NIR G300 0, ,06 11, , x 914mm Gemilang AZ100 G300 Steel Merah Merapi DB NIR G300 0, ,30 2 0,5 26,08 Tahap awal pengolahan data yaitu melakukan perhitungan penjadwalan eksisiting dengan aturan FCFS. Produk dibagi menjadi dua batch yaitu batch berdimensi 0,20x914 mm dan 0,25 x 914 mm. Batch 0,20 x 914 mm terdiri dari 10 job dan batch 0,25 x 914 mm terdiri dari 13 job. Nilai mean flow time yang didapatkan pada batch 0,20 x 914 mm adalah 43,23 jam dengan urutan job yaitu job 3- job 4- job 7- job 8- job 9- job 11- job 14- job 15- job 20- job 21. Untuk batch 0,25 x 914 mm nilai mean flow time adalah 182,76 jam dengan urutan job yaitu job 1- job 2- job 5- job 6- job 10- job -job 13-job 16- job 17- job 18- job 19 -job 22-job 23. Tahap berikutnya adalah menentukan jadwal inisial untuk batch 0,20 x 914 mm dan 0,25 x 914 mm dengan menggunakan aturan SPT (Short Processing Time). Nilai mean flow time berdasarkan SPT adalah 18,42 jam untuk batch 0,20 x 914 mm dengan urutan jadwalnya yaitu job 14- job 20- job 21- job 11- job 15 job 8- job 3 job 4- job 9- job 7. Sementara nilai mean flow time pada batch 0,25 x 914 mm yaitu 148,45 jam dengan urutan job nya yaitu job 6- job 20- job 21- job 11- job 15 job 8- job 3 job 4- job 9- job 7. Setelah jadwal inisial diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan penjadwalan dengan algoritma branch and bound. Pencabangan pertama untuk batch 0,20 x 914 mm terlihat pada gambar 2. P(o) P(11) Gambar 2. Percabangan Pertama untuk batch 0,20 x 914 mm Langkah berikutnya yaitu menentukan lower bound (batas bawah). Lower Bound pada batch 0,20 x 914 mm dapat dilihat pada Gambar 3. P(o) P(11) 430

4 Gambar 3. Lower Bound Pada Percabangan Pertama untuk batch 0,20 x 914 mm Dan didapatkan node yang dipilih sebagai lower bound (batas bawah) yaitu node dengan P (14), dan dengan masing-masing job ke 14, 20 dan 21. Yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan node baru yang dicabangkan pada node yang telah dipilih. Struktur algoritma Branch and Bound untuk batch 0,20 x 914 mm, ditunjukan pada Gambar 4. Vo P(14,15) P(14,7) P(14,8) P(14,4) P(14,9) P(14,21) 4,43 P() 10,23 P(14,11) 4,43 P(14,20) P(20,9) P(20,14) P(20,11) 4,43 P(20,8) P(20,4) P(20,21) P(20,9) P(20,15) P(20,3) N1 P(11) P(21,14) P(21,11) P(21,8) 4,43 P(21,4) P(21,7) P(21,20) P(21,15) P(21,3) P(20,7) 4,43 8,94 P(21,9) N3 P(14,20,21) P(14,20,11) 5,67 6,57 P(14,20,15) P(14,20,8) P(14,20,3) P(14,20,4) 6,57,37 11,64 P(14,20,9) P(14,20,17) 11,64 1 P(14,21,20) P(14,21,11) P(14,21,15) P(14,21,8) P(14,21,3) 11, P(14,21,4) P(14,21,9) P(14,21,7) P(20,14,21) P(20,14,11) P(20,14,15) P(20,14,8) P(20,),37 P(20,14,4) P(20,14,9) P(20,14,7) 5 7 P(14,20,21,11) P(14,20,21,15) P(14,20,21,8) P(14,20,21,3) N4 N5 P(14,20,21,4) P(14,20,21,9) P(14,20,21,7) 16,04 P(14,21,20,11) P(14,21,20,15) P(14,21,20,8) P(14,21,20,3) P(14,21,20,4) P(14,21,20,7) P(14,21,20,9) 16,04 P(20,14,21,11) P(20,14,21,15) P(20,14,21,8) P(20,14,21,3) N8 N9 P(20,14,21,4) P(20,14,21,9) P(20,14,21,7) 16,04 N6 N7 P(20,21) P(21,14) N1 P(21,20) N3 P(20,21,14) P(20,21,11) P(20,21,15) P(20,21,8) P(20,21,3) 11, P(20,21,4) P(20,21,9) P(20,21,7) P(21,14,20) P(21,14,11) P(21,14,15) P(21,14,8) P(21,) 11, P(21,14,4) P(21,14,9) P(21,14,7) P(21,20,14) P(21,20,11) P(21,20,15) P(21,20,8) P(21,20,3),37 P(21,20,4) P(21,20,9) P(21,20,7) P(20,21,14,11) P(20,21,14,15) P(20,21,14,8) P(20,21,) N10 N11 P(20,21,14,4) P(20,21,14,9) P(20,21,14,7) 16,04 P(21,14,20,11) P(21,14,20,15) P(21,14,20,8) P(21,14,20,3) N N13 P(21,14,20,4) P(21,14,20,9) P(21,14,20,7) 16,04 P(21,20,14,11) P(21,20,14,15) P(21,20,14,8) P(21,20,) N14 N15 P(21,20,14,4) P(21,20,14,9) P(21,20,14,7) 16,04. Gambar 4. Struktur Branch and Bound untuk batch 0,20 x 914 mm Dan untuk batch 0,20 x 914 mm didapatkan nilai mean flow time terkecil yaitu 18,42 jam dengan sequencing yaitu job Sementara struktur Branch and Bound pada batch 0,25 x 914 mm, ditunjukkan pada Gambar 6. Vo P(18) 8,50 P(6) P(22) 7,79 11,55 P(10) P(2) 14,80 P(5) P(2,6) P(6,5) P(6,16) P(6,) P(6,22) 23,34 23,34 P(6,10) P(6,19) 25,49 23,34 23,34 25,49 20,09 P(6,1) P(6,17) P(6,2) 34,07 23,34 P(6,23) P(6,13) 23,34 23,34 23,34 P(19) P() 16,95 P(16) 16,95 P(1) 25,53 P(17) 26,08 P(23) 26,08 P(13) 3 P(6,18) 17,04 P(6,18,22) P(6,18,22) 29,34 32,59 P(6,18,5) P(6,18,10) P(6,18,19) P(6,18,) 32,59 32,59 32,59 34,74 P(6,18,16) 34,75 P(6,18,23) P(6,18,1) P(6,18,17) 43,07 P(6,18,13) 43,32 43,87 17,04 P(6,18,22,2) P(6,18,22,5) P(6,18,22,10) P(6,18,22,19) 44,89 44,89 44,89 44,89 P(6,18,22,1) P(6,18,22,17) P(6,18,22,23) 55,62 56,17 56,17 P(6,18,22,) P(6,18,22,16) 46,54 46,54 P(6,18,22,13) 663,62 N1 P(6,18,22,2,5) P(6,18,22,2,10) P(6,18,22,2,19) P(6,18,22,2) P(6,18,22,216) P(6,18,22,2,1) 71,17 P(6,18,22,2,17) P(6,18,22,2,23) P(6,18,22,2,13) 79,17 P(6,18,22,2,2,5) P(6,18,22,2,10) P(6,18,22,2,19) P(6,18,22,2,) P(6,18,22,2,16) P(6,18,22,2,1) 71,17 P(6,18,22,2,17) P(6,18,22,2,23) N3 N4 N5 N6 P(6,18,22,2,5,10) P(6,18,22,2,5,19) P(6,18,22,2,5,) P(6,18,22,2,5,16) P(6,18,22,2,5,1) P(6,18,22,2,5,17) P(6,18,22,2,5,23) P(6,18,22,2,5,13) P(6,18,22,2,10,5) P(6,18,22,2,10,19) P(6,18,22,2,10,) P(6,18,22,2,10,16) P(6,18,22,2,10,1) P(6,18,22,2,10,17) P(6,18,22,2,10,23) P(6,18,22,2,10,13) 76,89 76,89 85,47 93,47 85,47 93, Gambar 5. Struktur Branch and Bound untuk batch 0,25 x 914 mm 431

5 Perhitungan algoritma Branch and Bound untuk batch 0,25 x 914 mm menghasilkan nilai mean flow time terkecil yaitu 147,13 jam dengan sequencing yang dihasilkan job Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, untuk batch 0,20 x 914 mm, nilai mean flow time pada jadwal inisial dengan menggunakan aturan SPT dan jadwal yang dihasilkan oleh agoritma branch and bound sama yaitu 18,42 jam dengan urutan job yang berbeda yaitu dan Sementara untuk hasil perhitungan pada batch 0,25 x 914 mm, mean flow time berdasarkan algoritma branch and bound adalah 147,13 jam dengan urutan job KESIMPULAN Penjadwalan produk painted di MCL 2 dengan menggunakan algoritma branch and bound menghasilkan nilai mean flow time sebesar 18,42 jam untuk batch 0,20 x 914mm. Sementara untuk batch 0,25 x 914 mm, didapatkan nilai mean flow time sebesar 147,13 jam. Sehingga penurunan dari kondisi eksisting yaitu 57 % pada batch 0,20 x 914mm dan 19 % pada batch 0,25 x 914. DAFTAR PUSTAKA Baker, K. R Element of Sequencing dan Scheduling. John Wiley dan Sons Inc. New York. Berlianty, I., et. al Teknik- Teknik Optimasi Heuristik. Graha Ilmu. Yogyakarta. Brucker, P Scheduling Algoritms Fifth Edition. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Germany. Pinedo, M., Scheduling Theory, Algorithms, and System Thirt Edition. Springer. New York. Sutanto,G Algoritma Branch And Bound Dan Algoritma Genetika Untuk Penjadwalan Flowshop Dengan Fungsi Tujuan Ganda. Skripsi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Petra : Surabaya. Sutanto, J., et. al Algoritma Brach and Bound untuk Masalah Penjadwalan pada Mesin Paralel. Jurnal Teknik Informatika. Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi. Departemen Teknik Informatika : ITB 432

Penjadwalan Produk Painted di PT. ABC Dengan Algoritma Branch and Bound & Neighborhood Search Untuk Meminimasi Mean Flow Time

Penjadwalan Produk Painted di PT. ABC Dengan Algoritma Branch and Bound & Neighborhood Search Untuk Meminimasi Mean Flow Time Penjadwalan Produk Painted di PT ABC Dengan Algoritma Branch and Bound & Neighborhood Search Untuk Meminimasi Ary Kurniati 1, Lely Herlina 2, Bobby Kurniawan 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Penjadwalan Single Machine Dengan Metode Algoritma Branch And Bound Untuk Meminimasi Total Lateness Dan Jumlah Tardy Job

Penjadwalan Single Machine Dengan Metode Algoritma Branch And Bound Untuk Meminimasi Total Lateness Dan Jumlah Tardy Job Penjadwalan Single Machine Dengan Metode Algoritma Branch And Bound Untuk Meminimasi Total Lateness Dan Jumlah Tardy Job Muhamad Syafei, Evi Febianti 2, Lely Herlina 3,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG)

PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG) PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG) Heri Wibowo 1), Marcelly Widya W. 2), Rahmawati Nur Imani

Lebih terperinci

Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Mesin Paralel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tardiness (Studi Kasus di PT.

Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Mesin Paralel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tardiness (Studi Kasus di PT. Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Mesin Paralel dengan Sistem Lelang untuk Meminimasi Weighted Tardiness (Studi Kasus di PT.XYX) Dina Octanatry 1, M.Adha Ilhami 2, Lely Herlina 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) Yudit Christianta 1, Theresia Sunarni 2 12 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang

Lebih terperinci

PENJADWALAN OPTIMAL TIPE PRODUKSI FLOWSHOP DUA TAHAP MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND DENGAN MEMPERHATIKAN WAKTU TRANSPORTASI

PENJADWALAN OPTIMAL TIPE PRODUKSI FLOWSHOP DUA TAHAP MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND DENGAN MEMPERHATIKAN WAKTU TRANSPORTASI PENJADWALAN OPTIMAL TIPE PRODUKSI FLOWSHOP DUA TAHAP MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND DENGAN MEMPERHATIKAN WAKTU TRANSPORTASI Marie Muhammad 1, a), Elis Ratna Wulan 2 1,2 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

Irfan Muhammad 1, M.Adha Ilhami. 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 JurusanTeknikIndustri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PENDAHULUAN

Irfan Muhammad 1, M.Adha Ilhami. 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 JurusanTeknikIndustri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PENDAHULUAN Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.102-106 ISSN 2302-495X Penjadwalan Pola Aliran Flow Shop 1-Stage dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness dengan Mempertimbangkan Maintenance

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING Santoso 1*, Eldad Dufan Sopater Subito 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta 1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR.. ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK.. xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ Saiful Mangngenre 1, Amrin Rapi 2, Wendy Flannery 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham

Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham Petunjuk Sitasi: Tarigan, U., Lubis, N. I., & Tarigan, U. P. (2017). Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN Roy Iskandar, Nurhadi Siswanto, Bobby O. P. Soepangkat Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 8 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu instansi atau industri maupun perusahaan, adanya penentuan jumlah produksi yang tepat merupakan suatu hal yang sangat penting. Sistem penentuan jumlah

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Fitria Imatus Solikhah 1, Renanda Nia R. 2, Aditya

Lebih terperinci

Usulan Penjadwalan Program Roll Design Kategori Program Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness

Usulan Penjadwalan Program Roll Design Kategori Program Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness Jurnal Teknik Industri, Vol.1, 4, Desember 2013, pp.309-315 ISSN 2302-495X Usulan Penjadwalan Roll Design Kategori Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness Nur Andriyani 1, M. Adha Ilhami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian

Lebih terperinci

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana The Proposes Of Screw Conveyor Manufacturing Production Scheduling

Lebih terperinci

Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Metode Campbell Dudek Smith, Heuristic Pour dan Palmer Untuk Meminimasi Makespan Di PT.

Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Metode Campbell Dudek Smith, Heuristic Pour dan Palmer Untuk Meminimasi Makespan Di PT. Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Metode Campbell Dudek Smith, Heuristic Pour dan Palmer Untuk Meminimasi Di PT. Krakatau Wajatama Muhammad Kholis Majid Hasan Nova 1, Muhammad Adha Ilhami, Kulsum 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan diperlukan ketika beberapa pekerjaan harus diproses pada suatu mesin tertentu yang tidak bisa memproses lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama. Penjadwalan

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL (Studi Kasus: Bengkel Umum Unit III, PT. Gudang Garam,Tbk.) Dosen Pembimbing: Prof.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan untuk selanjutnya dianalisa dalam penjadwalan menggunakan pola kedatangan job secara statis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang

Lebih terperinci

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014 /0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD 1 Vita Ardiana Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Widia Juliani Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG Suriadi AS, Ulil Hamida, N. Anna Irvani STMI Jakarta, Kementerian Perindustrian RI ABSTRAK Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL Setyo Harto, Annisa Kesy Garside, dan Dana Marsetya Utama Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG) PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG) Livia 1, Achmad Alfian 2 1 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang Jl. Bangau 60 Palembang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT United Tractor.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI Nurul Imamah, S.Si 1, Dr.Imam Mukhlas, S.Si, MT 2 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang) Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang) Livia 1, Achmad Alfian 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang 30113 (alfian_60@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA BEAM SEARCH ( STUDI KASUS KAMPUS III UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA)

PERANCANGAN ALGORITMA PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA BEAM SEARCH ( STUDI KASUS KAMPUS III UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA) PERANCANGAN ALGORITMA PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA BEAM SEARCH ( STUDI KASUS KAMPUS III UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA) Muhammad Noor Hasan Siregar Abstrak Salah satu kegiatan dalam universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan (scheduling) dan sequencing merupakan suatu bentuk dari penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri manufaktur dan jasa. Penjadwalan

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE

Lebih terperinci

MUHAMAD RIZAL ARIFIN

MUHAMAD RIZAL ARIFIN PENJADWALAN FLOWSHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND GUNA MEMINIMASI KETERLAMBATAN (Studi Kasus Perusahaan Mebel Mertojoyo Malang) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Minimasi Makespan Penjadwalan Flowshop Menggunakan Metode Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS) Dan Metode Algoritma Nawaz Enscore Ham (NEH) Di PT Krakatau Wajatama Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERANCANGAN SISTEM SCHEDULING JOB MENGGUNAKAN DRUM BUFFER ROPE UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN ORDER DAN MANUFACTURING LEAD TIME PADA BAGIAN MACHINING MPM DI PT. DIRGANTARA INDONESIA 1 Rinda Rieswien, 2

Lebih terperinci

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perb bandingan Penjadwalan FCFS, EDD, SPT dan LPT Jika di ilakukan perbandingan antara ke 4 metode yang digunakan, maka akan did dapatkan hasil sebagai berikut : Dari tabel

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN (Studi Kasus di Meubel Agung Rizky Blitar) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan sistem penjadwalan dengan forward scheduling prioritas EDD

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DEPARTEMEN WEAVING Di PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENJADWALAN PRODUKSI DEPARTEMEN WEAVING Di PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PENJADWALAN PRODUKSI DEPARTEMEN WEAVING Di PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Wardaya Immanuel 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam mengasilkan produk yang telah disepakati sesuai dengan kesepakatan. Penjadwalan produksi sangat erat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah Bobot Deskripsi Mata Kuliah SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Sistem Produksi Lanjut : 2 SKS/AK043217 : Mata kuliah ini membahas tentang bagaimana suatu sistem dirancang dan dikendalikan, dari proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN Jefikz Berhitu, Mokh. Suef, dan Nani Kurniati Jurusan Teknik Industri - Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumberdaya tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang merencanakan produksi

Lebih terperinci

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) I Gede Agus Widyadana Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan human resource, yang mempunyai fungsi untuk melakukan satu atau beberapa proses operasi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FCFS, CDS DAN GUPTA

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FCFS, CDS DAN GUPTA PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FCFS, CDS DAN GUPTA Wongso Sugino 1) Herlina Abdullah 2) 1) 2) Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S. Parman No 1, Jakarta Email : 1) Wongso_sugino@yahoo.com,

Lebih terperinci

Ratna Ekawati Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman KM.03, Cilegon

Ratna Ekawati Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman KM.03, Cilegon Usulan Penerapan Metode Aslan s Frequency Algorithm dan Aslan s Point Algorithm Berdasarkan Prinsip Theory of Constraint Untuk Mengalokasikan Sumber Daya di PT. XYZ Ratna Ekawati Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Jumlah Pekerjaan dalam Sistem Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam sistem dari penjadwalan produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems yang ditelah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST

OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST Lily Amelia 1, Aprianto 1 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Produksi Perusahaan selalu melakukan penjadwalan produksi dalam pemenuhan kapasitas permintaan konsumen atau order dari konsumen untuk jangka pendek dalam rentang periode

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART Bagus Setyo Widodo 1, I Nyoman Pujawan 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi ITS 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi bagus_sw@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Umum Penjadwalan Produksi Untuk mengatur suatu sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pengambilan keputusan yang tepat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS

PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS Dian Retno S.D, Anastasia Lidya Maukar Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMA HEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY MALANG)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMA HEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY MALANG) PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMA HEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY MALANG) ANDRI SULAKSMI, ANNISA KESY GARSIDE*, DAN FITHRIANY HADZIQAH Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas

Lebih terperinci

PENJADWALAN FLEKSIBEL FLOWSHOP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LONG PROCESSING TIME-LN UNTUK MINIMASI BIAYA ENERGI

PENJADWALAN FLEKSIBEL FLOWSHOP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LONG PROCESSING TIME-LN UNTUK MINIMASI BIAYA ENERGI PENJADWALAN FLEKSIBEL FLOWSHOP DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LONG PROCESSING TIME-LN UNTUK MINIMASI BIAYA ENERGI (Studi Kasus PT. SINARAYA NUGRAHA AHMADARIS MEDIKA) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM Dedy Kurniadi 1), Sam Farisa Chaerul Haviana 2) 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan manufaktur tidak hanya memperhatikan kualitas produk, tetapi juga ketepatan waktu produk sampai ke tangan

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

Penjadwalan Mesin Screw Press Stasiun Kempa pada Produksi CPO (CRUDE PALM OIL) dan Kernel Menggunakan Metode Indikator

Penjadwalan Mesin Screw Press Stasiun Kempa pada Produksi CPO (CRUDE PALM OIL) dan Kernel Menggunakan Metode Indikator Penjadwalan Mesin Screw Press Stasiun Kempa pada Produksi CPO (CRUDE PALM OIL) dan Kernel Menggunakan Metode Indikator Heri Wibowo* 1), Muhammad Luthfi 2) dan Agus Wahyono 1) 1) Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem produksi, peranan perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang penting. Perencanaan dan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Garment Menggunakan Algoritma Heuristic Pour

Penjadwalan Produksi Garment Menggunakan Algoritma Heuristic Pour JURNAL INFORMATIKA, Vol.5 No.1 April 2018, pp. 81~89 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 81 Penjadwalan Produksi Garment Menggunakan Algoritma Heuristic Pour Rizal Rachman STMIK Nusa Mandiri Jakarta e-mail:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. vii. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QUR AN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan spring bed yang berlokasi di kota

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan spring bed yang berlokasi di kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Bella Agung Citra Mandiri Sidoarjo merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan spring bed yang berlokasi di kota Sidoarjo dan memiliki cabang

Lebih terperinci

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve). ABSTRACT PT. X is a company engaged in manufacturing, especially in the sewing business. Production scheduling is implemented using the company's production system First Come First Serve (FCFS). FCFS perform

Lebih terperinci

PENJADWALAN FLOWSHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA NAWAZ ENSCORE HAM

PENJADWALAN FLOWSHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA NAWAZ ENSCORE HAM PENJADWALAN FLOWSHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA NAWAZ ENSCORE HAM Ilyas Masudin 1, Dana Marsetya Utama 2 dan Febrianto Susastro 3 Abstract: This article attempts to schedule flow shop production using Nawaz

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGELOLAAN PARIWISATA DI DIY DENGAN MENGGUNAKAN METODE Campbell Dudeck Smith (CDS)

OPTIMASI PENGELOLAAN PARIWISATA DI DIY DENGAN MENGGUNAKAN METODE Campbell Dudeck Smith (CDS) OPTIMASI PENGELOLAAN PARIWISATA DI DIY DENGAN MENGGUNAKAN METODE Campbell Dudeck Smith (CDS) Fitriana Yuli Saptaningtyas.,M.Si. 1, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY anamathuny@gmail.com Abstrak Pariwisata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Gistex Textile Division adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang textile yang mengolah polyester (bahan baku) menjadi kain. Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Putro Dasa Kusumo adalah perusahaan yang bergerak dalam industri yang memproduksi sabun kebutuhan rumah tangga. Jenis produk yang dimiliki perusahaan saat ini terdapat 5 jenis, yaitu sabun cuci

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan adalah pengurutan pengerjaan produk secara menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan yang akan diselesaikan

Lebih terperinci

Vicky Yanuwar Wiryawan Yusriel Ardian. Sistem Informasi, Universitas Kanjuruhan Malang,

Vicky Yanuwar Wiryawan Yusriel Ardian. Sistem Informasi, Universitas Kanjuruhan Malang, SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI BARANG GUNA MENGURANGI MAKESPAN MENGGUNAKAN ALGORITMA NEH (NAWAZ, ENSCORE DAN HAM) BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI PT. THE CLOD INDONESIA) Vicky Yanuwar Wiryawan Yusriel Ardian

Lebih terperinci

Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness

Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness Penjadwalan Mesin Pada Pola Aliran Flow Shop Multi Stage Dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness Roy Kinson 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Kulsum 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Sketsa Bisnis Vol. 2 No. 1 Agustus 2015 Page 54

Jurnal Sketsa Bisnis Vol. 2 No. 1 Agustus 2015 Page 54 PENGUKURAN EFETIFITAS PENJADWALAN PRODUKSI PADA PERUSAHAAN JO ORDER Khafizh Rosyidi Dosen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Yudharta Pasuruan ASTRAK Production Planing and ontrol (PP) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi. Sistem produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir, mulai menentukan permasalahan, melakukan pengumpulan data, melakukan perancangan sistem berdasarkan data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN Moh.Husen, Ilyas Masudin, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Malang Muhammad.husen12@yahoo.com

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop Fleksibel dengan Mempertimbangkan Saat Siap dan Saat Tenggat

Penjadwalan Job Shop Fleksibel dengan Mempertimbangkan Saat Siap dan Saat Tenggat Petunjuk Sitasi: Putawara, R., Aribowo, W., & Ma'ruf, A. (2017). Penjadwalan Job Shop Fleksibel dengan Mempertimbangkan Saat Siap dan Saat Tenggat. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. E41-47). Malang:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini terdapat empat macam kriteria

Lebih terperinci