BAB II MAKALAH. Analytic Hierarchy Process (AHP) Dipresentasikan : Seminar Nasional Matematika yang diselenggarakan oleh.
|
|
- Ida Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II MAKALAH Makalah I. Judul : Pengambilan Keputusan untuk Penilaian Kinerja Menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) Dipresentasikan : Seminar Nasional Matematika yang diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY tanggal 8 Mei 20 Publikasi : Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA UNY 8 Mei 20. ISBN Makalah II. Judul : Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Kinerja Karyawan Dipresentasikan : Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII UKSW 20 yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Matematika UKSW tanggal 5 Juni 20 Publikasi : Prosiding Seminar Nasional Matematika VIII UKSW 5 Juni 20. ISSN Vol.4 No., 5 Juni 20.
2 MAKALAH 4
3 PANITIA SEMINAR NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Sekretariat: FMIPA UNY, Karangmalang, Yogyakarta 5528 Telp. (0274)5654, ext.27; Fax. (0274) No. : 006/PAN.SEMNASMIPA/LL/IV/20 Yogyakarta, 22 April 20 Lampiran : - Hal : Undangan Pemakalah Kepada Yth. : Sinta Arifin Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Pemuda no.25 Salatiga Jawa Tengah sinta.arifin@yahoo.com Dengan hormat, Dengan ini kami sampaikan bahwa makalah Bapak/Ibu dengan judul : PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) telah kami terima dan dapat dipresentasikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA tanggal 8 Mei 20 di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Demikian, atas kerjasama yang baik dari bapak/ibu kami sampaikan terimakasih. Yogyakarta, 22 April 20 Ketua Panitia Dr. Hari Sutrisno NIP
4
5
6 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 8 Mei 20 PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) M - Sinta Arifin ), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma ) ) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2),) Dosen Program Studi Matematika FSM UKSW ) sinta.arifin@yahoo.com, 2) lina.utomo@yahoo.com, ) t.mahatma@gmail.com Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro Salatiga 507 Pendahuluan Abstrak Penilaian kinerja pada umumnya bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan atau perkembangan prestasi kerja karyawan. Aspek penilaian terhadap kinerja karyawan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing institusi. Analisis penilaian kinerja karyawan dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya yaitu metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikaji dalam makalah ini. AHP adalah suatu model yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dan sering digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan berbagai persoalan. AHP bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks atau tidak berkerangka dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit, serta memilih yang terbaik dari sejumlah alternatif yang telah dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriteria. Dalam makalah ini, AHP disusun untuk menganalisis penilaian pretasi kinerja karyawan, dalam hal ini model hirarki terdiri dari dua alternatif keputusan yaitu secara manajerial dan teknis, dimana masing-masing alternatif terdiri dari berbagai kriteria antara lain kerjasama, kejujuran, disiplin, dan pengetahuan. Selanjutnya dihasilkan vektor prioritas dari kriteria yang ada, sehingga dapat digunakan untuk menentukan besarnya persentase peningkatan prestasi kerja seseorang. Kata kunci: penilaian kinerja, metode pengambilan keputusan, Analytic Hierarchy Process (AHP) Organisasi dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tingkah laku yang berbeda-beda dimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja masing-masing orang di dalam organisasi. Untuk meningkatkan kualitas suatu pekerjaan atau profesi maka diperlukan penilaian kinerja. Menurut Gomes, dilihat dari titik acuan penilaiannya, terdapat tiga tipe kriteria penilaian kinerja yang berbeda, yaitu: penilaian kinerja berdasarkan hasil, penilaian kinerja berdasarkan perilaku, dan penilaian kinerja berdasarkan judgement (pertimbangan-pertimbangan tertentu) [6]. Penilaian kinerja berdasarkan ketiga kriteria penilaian kinerja tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, salah satunya menggunakan metode Analytic Hierarchy Process. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dan digunakan dalam pengambilan keputusan berbagai persoalan. AHP bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, atau tidak berkerangka, dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit untuk memilih yang terbaik dari sejumlah alternatif yang telah dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriteria [5]. Pimpinan perlu mengkaji lebih dalam dengan menerapkan metode-metode pengambilan keputusan. M-5
7 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 8 Mei 20 Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji penerapan AHP sebagai cara yang valid dan alat untuk mengambil keputusan dalam permasalahan penilaian kinerja karyawan. Analytic Hierarchy Process (AHP) Secara khusus, AHP digunakan dalam pengambilan keputusan yang melibatkan perbandingan elemen kriteria yang sulit untuk dinilai secara kuantitatif. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa reaksi natural manusia ketika menghadapi pengambilan keputusan yang kompleks adalah mengelompokkan elemen-elemen keputusan tersebut menurut karakteristiknya secara umum. Pengelompokan ini meliputi pembuatan hirarki (ranking) dari elemen-elemen kriteria kemudian melakukan perbandingan antara setiap pasangan dalam setiap kelompok dalam suatu matriks [4]. Prinsip dari AHP adalah memecah-mecah suatu situasi yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terstruktur. Untuk memahami prinsip-prinsip dasar AHP, langkah pertama yaitu mendefinisikan permasalahan dengan cara menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif keputusan [4]. Selanjutnya, permasalahan disusun ke dalam hierarki agar permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detil dan terukur. Pada struktur hierarki, tujuan utama sebagai tingkat teratas, kemudian dijabarkan dalam beberapa kriteria yang cocok pada tingkat berikutnya. Selanjutnya, kriteria-kriteria dijabarkan lagi menjadi beberapa alternatif yang diinginkan, seperti tersaji pada Gambar. Gambar. Struktur Hierarki Lengkap [] Langkah selanjutnya adalah penyusunan prioritas setiap entri masalah pada hierarki. Untuk itu terlebih dahulu disusun matriks perbandingan berpasangan. Matriks perbandingan berpasangan adalah matriks timbal balik yang elemen-elemennya adalah nilai pembobotan yang didasarkan pada skala Saaty [], seperti pada Tabel. Tabel : Skala Saaty untuk Perbandingan Berpasangan [2] Matriks perbandingan berpasangan disusun sebagai berikut : A = [a i j ], dengan a i j = untuk i j atau a i j = untuk i = j dimana nilai i, j =, 2,, n. a ji () Selanjutnya dilakukan normalisasi terhadap matriks A, misalkan menjadi matriks P, untuk kemudian menentukan vektor prioritas R. Matriks P, hasil normalisasi matriks A, adalah : M-6
8 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 8 Mei 20 P = [p i j ], p i j = a ij A j untuk i j dan p i j = A j untuk i = j, dengan A j =, j =, 2,,n (2) Vektor prioritas R adalah vektor kolom dengan elemen baris ke-i adalah rata-rata dari elemen baris ke-i matriks P dalam bentuk bilangan desimal. R = [ r i ] dengan r i = () Setelah diperoleh vektor prioritas untuk masing-masing kriteria dan alternatif, maka dapat ditentukan nilai prestasi kinerja karyawan dan persentase kenaikan nilai prestasi kerja karyawan. Penilaian Prestasi Kinerja Karyawan Menggunakan vektor prioritas yang telah diperoleh pada langkah sebelumnya, maka dapat ditentukan nilai prestasi kinerja karyawan (Z k ) yang diperoleh dari jumlahan perkalian elemen vektor prioritas kriteria dengan elemen vektor prioritas alternatif yang bersesuaian dan nilai kuisioner, dapat dirumuskan sebagai berikut : (4) K A K S i = himpunan kriteria = himpunan alternatif pada kriteria K = alternatif ke-i pada kriteria K yang bersesuaian Persentase kenaikan nilai prestasi kerja karyawan (Z p ), dihitung dengan rumus berikut : dengan Z S = nilai kerja standar yang ditetapkan oleh institusi. (5) Penerapan AHP untuk Evaluasi Kinerja Penelitian ini mengkaji data evaluasi kinerja karyawan suatu institusi pendidikan di Salatiga. Tujuannya adalah untuk mencari besarnya presentase kenaikan nilai prestasi kerja karyawan terhadap nilai standar yang ditentukan oleh institusi tersebut, menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Data yang dianalisis adalah hasil kuisioner penilaian atasan terhadap staf yang dibawahnya untuk beberapa kompetensi kerja karyawan. Terdapat 0 aspek kompetensi yang dinilai, dengan penilaian seperti tabel.. Tabel. : Penilaian Kinerja Karyawan Tingkat Pencapaian Deskripsi = Tidak Setuju Kinerja sangat buruk, tidak dapat diperbaiki 2 = Kurang Setuju Kinerja tergolong buruk namun masih dapat diperbaiki = Cukup Kinerja cukup dan memenuhi persyaratan dasar 4 = Setuju Kinerja bagus dan lebih dari yang diharapkan 5 = Sangat Setuju Kinerja sangat bagus, dan selalu lebih dari yang diharapkan Penerapan AHP untuk menganalisis hasil evaluasi kinerja karyawan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu menganalisis data menggunakan AHP untuk mendapatkan vektor prioritas, dan selanjutnya hasil AHP digunakan untuk menentukan Z k dan Z p. A. Proses AHP.. Mendefinisikan permasalahan dan menentukan tujuan. Tujuan utama : Penilaian Prestasi Kinerja M-7
9 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 8 Mei 20 Kriteria, dalam permasalahan ini adalah kriteria yang dituntut oleh instansi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi, yaitu : Kompetensi Manajerial ( soft competency ) yaitu jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengelola karyawan, dan membangun interaksi dengan orang lain []. Kompetensi Teknis ( hard competency ) yaitu kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional pekerjaan yang berhubungan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni []. Alternatif keputusan, dijabarkan dari masing-masing kompetensi meliputi aspek-aspek berikut : Kompetensi Manajerial : kerjasama, kejujuran, ramah dan sopan, keterbukaan, kepedulian, prakarsa. Kompetensi Teknis : disiplin, keterampilan dan pengetahuan, kerja ekstra, tanggung jawab. 2. Hasil penjabaran tujuan dan kompetensi di atas disusun sebuah hirarki dari elemen yang kompleks ke elemen yang sederhana dan terukur, seperti gambar 2. Gambar 2. Hirarki Penilaian Prestasi Kinerja Karyawan. Penyusunan prioritas untuk tiap entri dalam hierarki, yaitu : bidang Kriteria (K), Kompetensi Manajerial (A M ), dan pada Kompetensi Teknis (A T ). K = {Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial} A T = {disiplin, keterampilan dan pengetahuan, kerja ekstra, tanggung jawab} A M = {kerjasama, kejujuran, ramah dan sopan, keterbukaan, kepedulian, prakarsa}.. Kompetensi Manajerial Ketentuan dalam penilaian kompetensi manajerial menggunakan skala Saaty pada Tabel dideskripsikan sebagai berikut (angka di dalam kurung merujuk pada nilai skala Saaty) : Kejujuran, keterbukaan, dan kepedulian dianggap cukup penting () dibandingkan dengan kerjasama, tetapi kejujuran cukup penting ke sangat penting (4) dibandingkan dengan ramah dan sopan dan keterbukaan. Di lain hal, kejujuran dianggap cukup penting () dibandingkan kepedulian dan cukup penting ke sangat penting (4) dibanding prakarsa, serta sangat penting (5) dibandingkan prakarsa. Kerjasama, kepedulian, dan prakarsa adalah cukup penting () dibandingkan dengan ramah dan sopan. Kerjasama cukup penting ke sangat penting (4) dibanding prakarsa, sama halnya dengan kepedulian cukup penting () dibanding keterbukaan dan prakarsa. Keterbukaan sama penting ke cukup penting (2) dibanding dengan ramah dan sopan dan prakarsa. Prakarsa cukup penting () dibandingkan dengan ramah dan sopan. M-8
10 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 8 Mei 20 A = Berdasarkan matriks A disusun matriks P menggunakan rumus-2, selanjutnya menggunakan rumus- disusun vektor prioritas Kompetensi Manajerial (R M ). P = R M = ( )/ ( )/ ( )/ ( )/ ( )/ ( )/ = Kompetensi Teknis Ketentuan dalam penilaian secara teknis menggunakan skala Saaty pada Tabel dideskripsikan sebagai berkut (angka di dalam kurung merujuk pada nilai skala Saaty) : Keterampilan dan pengetahuan cukup penting () dibandingkan dengan kerja ekstra dan tanggung jawab serta sangat penting (5) dibandingkan dengan disiplin. Tetapi kerja ekstra cukup penting ke sangat penting (4) dibandingkan dengan tanggung jawab ketika tanggung jawab cukup penting () dibandingkan dengan disiplin. Disiplin cukup penting ke sangat penting (4) dibandingkan dengan kerja ekstra. Dalam Kompetensi Teknis, langkah-langkah penyelesaian untuk mencari nilai vektor prioritasnya adalah sama dengan cara pencarian vektor prioritas Kompetensi Manajerial, dan didapat vektor prioritas Kompetensi Teknis (R T ) seperti berikut. R T = Kriteria Dalam hal Kriteria, Kompetensi Teknis sangat penting (5) dibanding Kompetensi Manajerial. Langkah-langkah penyelesaian dalam mencari nilai vektor prioritas Kriteria adalah sama dengan cara pencarian vektor prioritas bidang kompetensi dan didapat vektor proritas Kriteria (R K ) seperti berikut. R K = 0,8 0,667 M-9
11 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 8 Mei 20 Setelah ketiga vektor prioritas pada bidang Kriteria, Komptensi Manajerial, dan Kompetensi Teknis diperoleh, maka dilanjutkan untuk menghitung penilaian prestasi kinerja karyawan. B. Perhitungan Penilaian Prestasi Kinerja Karyawan Perhitungan penilaian prestasi kinerja seorang karyawan menggunakan rumus-4, untuk setiap aspek penilaian. Sebagai contoh : seorang pegawai X yang mempunyai data hasil penilaian terhadap 0 aspek yang dinilai berdasarkan tabel., yaitu : 5, 4, 4, 4, 4, 4,,,, 4 maka diperoleh nilai prestasi kinerja X seperti tabel 5. Tabel 5. Tabel Penilaian Prestasi Kinerja Faktor Penilaian Bobot x Nilai Skor Kompetensi Teknis : Disiplin 0,8 x 0,850 x 5 0,7708 Keterampilan dan pengetahuan 0,8 x 0,4500 x 4,4999 Kerja ekstra 0,8 x 0,207 x 4 0,672 Tanggung jawab 0,8 x 0,6 x 4 0,544 Kompetensi Manajerial : Kerjasama 0,667 x 0,8445 x 4 0,56 Kejujuran 0,667 x 2,5465 x 4,6980 Ramah dan sopan 0,667 x 0,507 x 0,754 Keterbukaan 0,667 x 0,956 x 0,4769 Kepedulian 0,667 x,54 x 0,767 Prakarsa 0,667 x 0,4877 x 4 0,252 Nilai Prestasi Kerja : 7,492 Nilai prestasi kerja karyawan X adalah Z k = 7,492. Jika ditentukan nilai standar kerja (Z S ) adalah 6, maka persentase kenaikan prestasi kerja berdasarkan rumus-5 adalah sebesar 24,8867%, artinya karyawan X mengalami peningkatan kinerja sebesar Z P = 24,8867% dari nilai batas kerja standar yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan analisa dan pembahasan diatas, maka hasil evaluasi kinerja karyawan yang berbentuk kualiatif dari suatu organisasi dapat diubah menjadi bentuk kuantitatif menggunakan bantuan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan dalam permasalahan penilaian kinerja karyawan. DAFTAR PUSTAKA [] Bab III. Teori Hierarki Analitik. _chapter.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 202 [2] Kong, Feng, Hongyan Liu Applying Fuzzy Analytic Hierarchy Process To Evaluate Success Factors Of E-Commerce. International Journal Of Information And Systems Sciences Volume, Number -4, Pages /No--05/SS pdf. Diakses pada tanggal 6 April 202 [] Kuswantoro, Agung. 20. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi. Diakses pada tanggal 7 April 20 [4] Modul 6. Proses Hirarki Analitik. Analytic-Hierarchy-Process. Diakses pada tanggal 8 Mei 202 [5] Sulisworo, Dwi Analisis Hierarki Proses. analisis-hierarki-proses. Diakses pada tanggal 8 Mei 202 [6] Weblog Ask Penilaian Kinerja. Diakses pada tanggal 0 Oktober 202 M-40
12 MAKALAH 2 5
13
14
15 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW PENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM EVALUASI KINERJA KARYAWAN Sinta Arifin ), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma ) ) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2),) Dosen Program Studi Matematika FSM UKSW Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro Salatiga ) sinta.arifin@yahoo.com, 2) lina.utomo@yahoo.com, ) t.mahatma@gmail.com Abstrak Penilaian kinerja karyawan dalam sebuah organisasi dapat dianalisis menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Dalam hal ini ditentukan dua kriteria penilaian yaitu kompetensi teknis dan kompetensi manajerial yang terdiri dari beberapa alternatif seperti kerjasama, kejujuran, keterbukaan, kerja ekstra, keramahan dan kesopanan, prakarsa, keterampilan dan pengetahuan, kepedulian, tanggung jawab, dan disiplin. Hasil analisis berupa vektor prioritas, digunakan untuk menentukan besarnya persentase peningkatan prestasi kerja karyawan terhadap standar kerja yang ada []. Pada makalah ini, AHP diterapkan untuk menganalisis penilaian kinerja karyawan dengan menetapkan tiga kriteria kompetensi yaitu kompetensi teknis, kompetensi dasar, dan kompetensi manajerial. Dalam kajian ini, vektor prioritas yang diperoleh digunakan untuk menentukan nilai rasio konsistensi (CR) untuk masing-masing kompetensi. Dari hasil perhitungan didapat nilai CR untuk kompetensi teknis = 0,0640, CR untuk kompetensi dasar = 0,078, dan CR untuk kompetensi manajerial = 0,0826, sementara suatu kriteria dikatakan konsisten apabila nilai konsistensinya berada dibawah 0,. Hasil perhitungan CR untuk pembagian kriteria atas dua kompetensi menghasilkan nilai CR untuk kompetensi teknis = 6,240 dan nilai CR untuk kompetensi manajerial = 0,26. Berdasarkan nilai CR yang diperoleh, maka penilaian kinerja yang menggunakan pembagian kriteria atas tiga kompetensi, yaitu kompetensi teknis, kompetensi dasar, dan kompetensi manajerial, adalah lebih baik dibandingkan dengan pembagian kriteria atas dua kompetesi (kompetensi teknis dan kompetensi manajerial). Kata kunci: penilaian kinerja, kompetensi, Analytic Hierarchy Process (AHP), rasio konsistensi Pendahuluan Penilaian kinerja adalah salah satu proses dalam organisasi yang dilakukan untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Penilaian kinerja pada umumnya hanya didasarkan atas dua kriteria penilaian yaitu kompetensi teknis dan kompetensi manajerial []. Pada makalah ini akan dikaji penerapan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk penilaian kinerja karyawan yang lebih khusus yaitu atas tiga kriteria penilaian yang meliputi kompetensi teknis, kompetensi dasar, dan kompetensi manajerial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan model yang lebih baik dari penerapan AHP untuk penilaian kinerja karyawan berdasarkan tiga atau dua kriteria kompetensi berdasarkan nilai rasio konsistensi. AHP untuk Evaluasi Kinerja AHP dapat digunakan sebagai model alternatif dalam menyelesaikan berbagai macam masalah, seperti evaluasi kinerja [5]. Pengambilan keputusan dalam metode AHP menggunakan beberapa tahap. Pada tahap pertama didefinisikan permasalahan dengan cara menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif keputusan. Selanjutnya, pada tahap kedua, permasalahan disusun ke dalam hierarki agar permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detil dan terukur. Pada struktur hierarki, tujuan utama berada pada tingkat teratas, 459
16 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW kemudian dijabarkan dalam beberapa kriteria yang cocok pada tingkat berikutnya. Selanjutnya, kriteria-kriteria dijabarkan lagi menjadi beberapa alternatif [], seperti pada Gambar. Gambar. Struktur hirarki Penilaian Prestasi Kinerja Pada tahap ketiga dilakukan penyusunan prioritas untuk setiap entri masalah pada hierarki dengan menyusun matriks perbandingan berpasangan terlebih dahulu, dimana nilai dari elemen-elemennya didasarkan pada skala Saaty, seperti yang ditunjukkan pada Tabel. Tabel : Skala Saaty untuk Perbandingan Berpasangan [4] Skala Tingkat Kepentingan Relatif Dari Dua Sub- Saaty Elemen Sama pentingnya Cukup penting dari nilai yang diatas 5 Sangat penting 7 Sangat-sangat penting 9 Paling penting 2, 4, 6, 8 Nilai tengah / peralihan Matriks perbandingan berpasangan disusun sebagai berikut : A = [a i j ], dengan a i j = untuk i j a ji atau a i j = untuk i = j dimana nilai i, j =, 2,, n () Selanjutnya dilakukan normalisasi terhadap matriks A, misalkan menjadi matriks P, untuk kemudian menentukan vektor prioritas R. Matriks P, hasil normalisasi matriks A, adalah: P = [p i j ], p i j = a ij untuk i j A j dan p i j = A j untuk i = j, dengan A j =, j =,2,, n (2) Vektor prioritas R adalah vektor kolom dengan elemen baris ke-i adalah rata-rata dari elemen-elemen baris ke-i matriks P dalam bentuk bilangan desimal. R = [ r i ] dengan r i = () Uji Konsistensi Dalam penggunaan AHP, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang pengambil keputusan memberikan jawaban yang konsisten atau tidak [5], yaitu :. Keterbatasan informasi Apabila seorang pengambil keputusan yang melakukan perbandingan dalam AHP memiliki informasi yang terbatas mengenai faktor-faktor yang diperbandingkan, maka penilaian yang diberikan cenderung akan bersifat acak (random) yang mengakibatkan tingginya rasio inkonsistensi. Oleh karena itu, pihak yang memberikan penilaian perlu memiliki pengetahuan yang cukup terhadap topik yang dianalisis. 2. Kurang konsentrasi Kurangnya konsentrasi dan ketertarikan pada saat memberikan penilaian dapat menyebabkan hasil penilaian yang tidak konsisten.. Ketidakkonsistenan dalam dunia nyata Dalam dunia nyata, banyak kasus yang menunjukkan ketidakkonsistenan. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga, klub B mengalahkan klub A, dimana sebelumnya klub A mengalahkan klub C. Padahal pada pertandingan sebelumnya, klub C mengalahkan klub B. Hal seperti itu juga mungkin muncul dalam proses penilaian menggunakan AHP. 4. Struktur model yang kurang memadai Keputusan yang kompleks disusun secara hirarkis sehingga faktor yang diperbandingkan merupakan pilihan yang berada pada level yang sama atau memiliki elemen yang setara (comparable). Namun pada praktiknya, kita sering membandingkan suatu faktor dengan faktor lain yang levelnya berbeda atau bukan merupakan pilihan yang dapat diperbandingkan. Untuk mengetahui bahwa suatu keputusan merupakan keputusan yang konsisten atau tidak, maka perlu dilakukan uji konsistensi 460
17 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW terhadap matriks perbandingan berpasangan, dengan mencari nilai rasio konsistensi kriteria (CR), sebagai berikut :, dimana dan (4) r j = elemen vektor prioritas kriteria ke-j A j = vektor kolom ke-j dari matriks perbandingan berpasangan n = banyaknya alternatif keputusan CI = indeks konsistensi RI = indeks acak CR = rasio konsistensi Apabila CI bernilai nol, berarti matriks perbandingan berpasangan konsisten. Batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan diukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai indeks acak (RI) yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National Laboratory dan kemudian dikembangkan oleh Wharton School yang ditampilkan dalam Tabel 2. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n [2]. Tabel 2. Nilai Indeks Acak (RI) [2] n R.I. n R.I Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil kuisioner penilaian atasan terhadap staf yang dibawahnya pada suatu institusi pendidikan di Salatiga, untuk beberapa kompetensi kerja karyawan dengan skala penilaian seperti pada Tabel []. diperbaiki 2=Kurang Setuju Kinerja tergolong buruk namun masih dapat diperbaiki =Cukup Kinerja cukup dan memenuhi persyaratan dasar 4=Setuju Kinerja bagus dan lebih dari yang diharapkan 5=Sangat Setuju Kinerja sangat bagus, dan selalu lebih dari yang diharapkan Langkah-langkah pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut :. Menentukan tujuan utama, kriteria, dan alternatif keputusan. Tujuan utama : Penilaian Prestasi Kinerja Kriteria, dalam permasalahan ini adalah kriteria yang dituntut oleh instansi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi [], yaitu: Kompetensi Teknis (job-specific competency) : karakteristik atas keterampilan dan kemampuan yang terkait dengan pekerjaan yang dilaksanakan. Kompetensi Dasar (basic competency) : karakteristik atas keterampilan dan atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh semua jabatan kompetensi. Kompetensi Manajerial (professional competency) : karakteristik atas keterampilan dan kemampuan yang terkait dengan luas sempitnya wawasan diri dan penguasaan pendukung dalam melaksanakan tugas. Alternatif keputusan, dijabarkan dari masing-masing kompetensi meliputi aspek-aspek berikut : Kompetensi Teknis : kerjasama, kerja ekstra,keterampilan dan pengetahuan. Kompetensi Dasar : kejujuran, keramahan dan kesopanan, kepedulian, disiplin. Kompetensi Manajerial: keterbukaan, prakarsa, tanggung jawab. 2. Menyusun hirarki penilaian prestasi kinerja. Tabel : Penilaian Kinerja Karyawan Tingkat Pencapaian Deskripsi =Tidak Setuju Kinerja sangat buruk, tidak dapat 46
18 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW Tabel 4. Perbandingan berpasangan pada Kompetensi Teknis Kompetensi Teknis Kerja sama Kerja ekstra Keterampilan dan pengetahuan Kerjasama 4 Kerja ekstra /4 / Keterampilan dan pengetahuan / Gambar 2. Hirarki Penilaian Prestasi Kinerja Karyawan. Menyusun prioritas untuk setiap entri masalah. Berdasarkan diagram hirarki penilaian prestasi kinerja karyawan pada tahap kedua (Gambar 2), maka akan dilakukan penyusunan prioritas untuk setiap entri yang ada di dalam hierarki pada tahap ketiga, yaitu : bidang Kriteria (K), Kompetensi Teknis (A T ), Kompetensi Dasar (A D ), dan pada Kompetensi Manajerial (A M ). K = {Kompetensi Teknis, Kompetensi Dasar, Kompetensi Manajerial} A T = {kerjasama, kerja ekstra, keterampilan dan pengetahuan} A D = {kejujuran, keramahan dan kesopanan, kepedulian, disiplin} A M = {keterbukaan, prakarsa, tanggung jawab} Analisis dan Pembahasan A. Penyusunan prioritas penilaian kinerja karyawan.. Kompetensi Teknis Ketentuan dalam penilaian kompetensi manajerial menggunakan skala Saaty dideskripsikan sebagai berikut (angka di dalam kurung merujuk pada nilai skala Saaty) : Kerjasama dianggap cukup penting ke sangat penting (4) dibandingkan kerja ekstra dan bernilai cukup penting () dibandingkan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan keterampilan dan pengetahuan cukup penting () dibandingkan kerja ekstra. Menggunakan rumus (), didapat matriks perbandingan berpasangan untuk Kompetensi Teknis adalah sebagai berikut. A = 4 /4 / / Berdasarkan matriks A disusun matriks P menggunakan rumus (2), selanjutnya menggunakan rumus () disusun vektor prioritas Kompetensi Teknis (R T ). P = 2/9 /2 9/ /9 /8 / 4/9 /8 / R T = 0,6080 0,99 0, Kompetensi Dasar Ketentuan dalam penilaian kompetensi dasar menggunakan skala Saaty dideskripsikan sebagai berikut (angka di dalam kurung merujuk pada nilai skala Saaty) : Kejujuran dianggap cukup penting () dibandingkan kepeduliaan dan disiplin dan bernilai cukup penting ke sangat penting (4) dibandingkan keramahan dan kesopanan. Kepedulian bernilai cukup penting () dibandingkan keramahan dan kesopanan dan disiplin, dimana keramahan dan kesopanan dianggap sama penting ke cukup penting (2) dibandingkan disiplin. Dalam Kompetensi Dasar, langkahlangkah penyelesaian untuk mencari nilai vektor prioritasnya adalah sama dengan cara pencarian vektor prioritas Kompetensi Teknis, dan didapat vektor prioritas Kompetensi Dasar (R D ) seperti berikut. 462
19 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW Tabel 5. Perbandingan berpasangan pada Kompetensi Dasar Keramahan Kompetensi Kejuju Keped Disip dan Dasar ran ulian lin kesopanan Kejujuran 4 Keramahan dan kesopanan /4 / 2 Kepedulian / Disiplin / /2 / R D = 0,492 0,54 0,2686 0,08. Kompetensi Manajerial Ketentuan dalam penilaian kompetensi manajerial menggunakan skala Saaty dideskripsikan sebagai berikut (angka di dalam kurung merujuk pada nilai skala Saaty) : Tanggung jawab dianggap sangat penting (5) dibandingkan keterbukaan, dan bernilai cukup penting ke sangat penting (4) dibandingkan prakarsa. Keterbukaan bernilai sama penting ke cukup penting (2) dibandingkan prakarsa. Dalam Kompetensi Manajerial, langkahlangkah penyelesaian untuk mencari nilai vektor prioritasnya adalah sama dengan cara pencarian vektor prioritas Kompetensi Teknis, dan didapat vektor prioritas Kompetensi Manajerial (R M ) seperti berikut. Tabel 6. Perbandingan berpasangan pada Kompetensi Manajerial Kompetensi Keterbuk Manajerial aan Prakarsa Keterbukaan 2 /5 Prakarsa /2 /4 Tanggung jawab R M = Tanggung jawab 5 4 0,925 0,962 0, Kriteria Dalam hal kriteria, Kompetensi Dasar dinilai sangat penting (5) dibandingkan Kompetensi Manajerial, dan bernilai cukup penting () dibandingkan Kompetensi Teknis. Kompetensi Teknis dianggap cukup penting () dibandingkan Kompetensi Manajerial. Tabel 7. Perbandingan berpasangan pada Kriteria Kriteria Teknis Dasar Manajerial Teknis / 5 Dasar 7 Manajerial /5 /7 R K = 0,2828 0,644 0,078 Setelah penyusunan prioritas penilaian kinerja karyawan dilakukan, selanjutnya dilakukan uji konsistensi untuk mengetahui apakah keputusan dalam masing-masing Kompetensi tersebut merupakan keputusan yang konsisten atau tidak. B. Uji konsistensi penilaian kinerja karyawan Setelah penyusunan vektor prioritas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji konsistensi (CR) untuk masing-masing Kompetensi menggunakan rumus (4). Secara umum, jika nilai CR kurang dari 0% atau 0,, maka nilai tersebut dapat dipertanggung jawabkan [2]. Tabel 8. Uji konsistensi masing-masing Kompetensi atas tiga Kompetensi Kompetensi Nilai Rasio Konsistensi Teknis 0,0640 Dasar 0,078 Manajerial 0,0566 Berdasarkan makalah Arifin, dkk (20) dengan menggunakan pembagian kriteria atas dua kompetensi, yaitu Kompetensi Teknis dan Kompetensi Manajerial, dilakukan uji konsistensi untuk masingmasing kompetensi dan diperoleh nilai CR seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Uji konsistensi masing-masing Kompetensi atas dua Kompetensi Kompetensi Nilai Rasio Konsistensi Teknis 6,240 Manajerial 0,26 Berdasarkan hasil nilai rasio konsitensi pada Tabel 8 dan Tabel 9, penilaian kinerja yang menggunakan pembagian kriteria atas tiga Kompetensi, yaitu Kompetensi Teknis, 46
20 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW Kompetensi Dasar, dan Kompetensi Manajerial, memberikan nilai CR < 0,, adalah lebih baik dibandingkan dengan pembagian kriteria atas dua Kompetesi, yaitu Kompetensi Teknis dan Kompetensi Manajerial dengan nilai CR berada diatas 0,. Selain untuk uji konsistensi, nilai vektor prioritas pada Kompetensi Teknis, Kompetensi Dasar, dan Kompetensi Manajerial juga digunakan untuk mencari besarnya nilai prestasi kinerja karyawan[]. C. Penilaian prestasi kinerja karyawan Menggunakan nilai vektor prioritas pada tahap ketiga, dapat ditentukan nilai prestasi kinerja karyawan (Z k ) yang diperoleh dari jumlahan perkalian elemen vektor prioritas kriteria dengan elemen vektor prioritas alternatif yang bersesuaian dan nilai kuisioner, dapat dirumuskan sebagai berikut []: K A K S i (5) = himpunan kriteria = himpunan alternatif pada kriteria K = alternatif ke-i pada kriteria K yang bersesuaian Persentase kenaikan nilai prestasi kerja karyawan (Z p ), dihitung dengan rumus berikut : (6) dengan Z S = nilai kerja standar yang ditetapkan oleh institusi. Sebagai contoh : seorang pegawai Y mempunyai data hasil penilaian terhadap 0 aspek yang dinilai berdasarkan tabel, yaitu : 5, 4, 4, 4, 4, 4,,,, 4. Maka nilai prestasi kinerja Y menggunakan rumus (5) adalah seperti pada Tabel 0. Tabel 0. Tabel Penilaian Prestasi Kinerja Faktor Penilaian Bobot x Nilai Skor Kompetensi Teknis : Kerjasama 0,2828 x 0,6080 x 5 0,8597 Kerja ekstra 0,2828 x 0,99 x 4 0,56 Keterampilan dan pengetahuan 0,2828 x 0,272 x 4 0,078 Kompetensi Dasar : Kejujuran 0,644 x 0,492 x 4,2665 Keramahan dan kesopanan 0,644 x 0,54 x 4 0,485 Kepedulian 0,644 x 0,2686 x 4 0,69 Disiplin 0,644 x 0,08 x 0,200 Kompetensi Manajerial : Keterbukaan 0,078 x 0,925 x 0,0426 Prakarsa 0,078 x 0,962 x 0,0877 Tanggung jawab 0,078 x 0,6768 x 4 0,998 Nilai Prestasi Kerja : 4,98 Nilai prestasi kerja karyawan Y adalah Z k = 4,98. Berdasarkan Tabel, maka karyawan Y mempunyai kinerja yang bagus dan lebih dari yang diharapkan. Jika ditentukan nilai standar kerja institusi tersebut (Z S ) adalah (cukup), maka persentase kenaikan prestasi kerja berdasarkan rumus (6) adalah sebesar 7,99%, artinya karyawan Y mengalami peningkatan kinerja sebesar Z P = 7,99% dari nilai batas kerja standar yang telah ditetapkan oleh institusi tersebut. Kesimpulan Penilaian kinerja karyawan menggunakan metode AHP atas tiga kriteria yaitu Kompetensi Teknis, Kompetensi Dasar, dan Kompetensi Manajerial menghasilkan nilai konsistensi yang lebih baik yaitu berada dibawah 0% atau 0, dibandingkan dengan pembagian kriteria atas dua kompetensi yaitu Kompetensi Teknis dan Kompetensi Manajerial. Hal ini berarti bahwa penerapan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) atas tiga kriteria adalah lebih baik dan akurat dalam evaluasi kinerja karyawan. Daftar Pustaka [] Arifin, Sinta, Lilik L. & Tundjung M. 20. Pengambilan Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA 8 Mei 20 [2] Bab III. Teori Hierarki Analitik. d/s_d505_06059 _chapter.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 202 [] Kismiyati, Titiek. Standar Kompetensi Pustakawan. elib.unikom.ac.id/ 464
21 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS VIII UKSW download.php?id=60. Diakses pada tanggal 27 Mei 20 [4] Kong, Feng, Hongyan Liu Applying Fuzzy Analytic Hierarchy Process To Evaluate Success Factors Of E-Commerce. International Journal Of Information And Systems Sciences Volume, Number -4, Pages ijiss/ss-volume--2005/no--05/ss pdf. Diakses pada tanggal 6 April 202 [5] Modul 6. Proses Hirarki Analitik Modul-6-Analytic-Hierarchy- Process. Diakses pada tanggal 8 Mei
APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN
Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciBAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton
Lebih terperinciPENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciPENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM EVALUASI KINERJA KARYAWAN
PENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM EVALUASI KINERJA KARYAWAN Oleh, SINTA ARIFIN NIM : 662009013 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika
Lebih terperinciAplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 17 26 Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ) Mardlijah,
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota Malang. Fokus penelitian ini meliputi Sub sektor apa saja yang dapat menjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah
Lebih terperinciAnalytic Hierarchy Process
Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk memilih obat terbaik dalam penelitian ini. Disini juga dijelaskan prosedur
Lebih terperinciINTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal
METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun
Lebih terperinciANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Petrus Wolo 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 Program Studi
Lebih terperinciSeleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi
Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciPeningkatan Rasio Konsistensi pada Metode AHP Menggunakan Relasi Preferensi Fuzzy
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains (2016) 6:35 42; ISSN: 2087-0922 Tersedia online di : http://fsm.uksw.edu/ojs Peningkatan Rasio Konsistensi pada Metode AHP Menggunakan Relasi Preferensi
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian untuk tugas akhir ini penulis melakukan penelitian ke PT. Virama Karya Cabang Semarang yang beralamatkan pada jalan Durian Raya No. 70 Banyumanik,
Lebih terperinciBAB II MAKALAH Makalah 1 :
BAB II MAKALAH Makalah 1 : Analisis penilaian kinerja karyawan menggunakan Fuzzy Linear Programming (FLP). Dipresentasikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA 2013 yang diselenggarakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera
Lebih terperinciFasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan
Lebih terperinciPEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dahriani Hakim Tanjung Sistem Informasi, Teknik dan Ilmu Kompuer, Universitas Potensi Utama JL. KL. Yos Sudarso
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab
Lebih terperinciBAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)
PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO) Nur Atikah Fitriani 1, Imam Tahyudin 2 1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Purwokerto, 2 Sistem
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Lebih terperinciPEMERINGKATAN PEGAWAI BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) DI PT. XYZ
Jurnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejournal.unisba.ac.id Diterima: 10/07/2017 Disetujui: 12/10/2017 Publikasi Online: 28/11/2017 PEMERINGKATAN PEGAWAI BERPRESTASI
Lebih terperinciTechno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:
Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: 223-230 MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN PADA INSTANSI KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah A Yani Ranius Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang ay_ranius@yahoo.com Abstrak Sistem
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Fratika Aprilia Purisabara, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program
Lebih terperinciSesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP
Lebih terperinciANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)
ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran
24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 160-171) ISSN : 2450 766X FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) E. Salim 1, S. Musdalifah
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Nurma Agus Sari (nurmaaguss@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@sinus.ac.id)
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ
Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung
Lebih terperinciAnalytic Hierarchy Process (AHP)
Permasalahan pada AHP didekomposisikan ke dalam hirarki kriteria dan alternatif MASALAH KRITERIA- KRITERIA-2 KRITERIA-n KRITERIA-, KRITERIA-n, ALTERNATIF ALTERNATIF 2 ALTERNATIF m Saya ingin membeli HP
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP Mayang Anglingsari Putri 1, Indra Dharma Wijaya 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciFUZZY LINEAR PROGRAMMING DENGAN FUNGSI KEANGGOTAAN KURVA-S UNTUK PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
FUZZY LINEAR PROGRAMMING DENGAN FUNGSI KEANGGOTAAN KURVA-S UNTUK PENILAIAN KINERJA KARYAWAN Astuti Irma Suryani ), Lilik Linawati 2) dan Hanna A. Parhusip 2) ) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW
Lebih terperinciPENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)
2011 Antoni Yohanes 12 PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank
Lebih terperinciKOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Ahmad Abdul Chamid 1*, Alif Catur Murti 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA Deni Andrianto 1), Eddie Krishna Putra 2), Fajri Rakhmat
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciPEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Juliyanti 1,
Lebih terperinciSPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)
SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI
bidang TEKNIK PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI SRI NURHAYATI, SRI SUPATMI Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Tujuan dari Perguruan
Lebih terperinciRekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi
Citec Journal, Vol. 2, No. 1, November 2014 Januari 2015 ISSN: 2354-5771 Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi 65 Safrizal Instansi Jurusan Manajemen Informatika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciIV. PEMBOBOTAN PARAMETER DAN PENENTUAN KEPUTUSAN
IV. PEMBOBOTAN PARAMETER DAN PENENTUAN KEPUTUSAN I. PEMBOBOTAN PARAMETER Tujuan pembobotan parameter adalah untuk mengekspresikan seberapa besar pengaruh suatu parameter terhadap parameter lainnya. Ada
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciPenentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)
K O M P U Vol13, No.2, Juli 2016, pp. 94-104 ISSN: 1693 7-554 Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical A Hierarchy Process) S I, Lis. Uta.ri V
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP ABSTRAK
JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 73-82 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY
Lebih terperinciBAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP. Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 1970-an
BAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP Pada bab ini dibahas mengenai AHP yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty di Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 970-an dan baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun
Lebih terperinciBAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS
BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS 3.1 Penggunaan Konsep Fuzzy Apabila skala penilaian menggunakan variabel linguistik maka harus dilakukan proses pengubahan variabel linguistik ke dalam bilangan fuzzy.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Sehingga
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (008 : 3) mengemukakan secara umum penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global
Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENILAIAN PEGAWAI DI UNIVERSITAS X DENGAN METODE FUZZY
PERACAGA APLIKASI PEILAIA PEGAWAI DI UIVERSITAS X DEGA METODE FUZZY Andreas Handojo 1, Joko Lianto Buliali 2 1) Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Petra, Surabaya, email: handojo@petra.ac.id
Lebih terperinciPEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI
PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI Sudarto STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 sudarto@mikroskil.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Metode Analytical Hierarchy Process 2.2.1 Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)
PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN) Ria Eka Sari, Alfa Saleh STMIK POTENSI UTAMA JL.KL.YOS SUDARSO KM 6.5 TANJUNG MULIA MEDAN ladiespure@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Koperasi Serba Usaha Mitra Karya Unit XXIV Medan adalah salah satu instansi atau perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan koperasi usaha untuk
Lebih terperinciPenentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)
Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Agung Baitul Hikmah 1, Herlan Sutisna 2 1 AMIK BSI Tasikmalaya e-mail: agung.abl@ac.id 2 Universitas
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat
Lebih terperinciVEKTOR PRIORITAS DALAM ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN METODE NILAI EIGEN
VEKTOR PRIORITAS DALAM ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN METODE NILAI EIGEN Moh. Hafiyusholeh 1, Ahmad Hanif Asyhar 2 Matematika UIN SunanAmpel Surabaya, hafiyusholeh@uinsby.ac.id 1 Matematika
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dewi Ayu Nur Wulandari AMIK BSI Karawang Jl. Ahmad Yani No.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN RATING RISIKO PROYEK PT. XYZ METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)
ANALISIS PENENTUAN RATING RISIKO PROYEK PT. XYZ METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP) Hadi Setiawan 1, Shanti Kirana Anggraeni 2, dan Fitri Purnamasari 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB
MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP
Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007), Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:
Lebih terperinciP11 AHP. A. Sidiq P.
P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
Lebih terperinci