FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MENJADI PERAWAT. Daryani*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MENJADI PERAWAT. Daryani*"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MENJADI PERAWAT Daryani* INTISARI Latar belakang: Semakin tinggi jumlah institusi pendidikan keperawatan dan banyaknya jumlah lulusan perawat yang ada di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingginya motivasi seseorang untuk memilih menjadi perawat. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat. Metode: Jenis penelitian ini adalah kantitatif, bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil: Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa adalah tinggi. Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa berdasarkan altruism adalah tinggi, berdasarkan kebutuhan adalah rendah, berdasarkan daya tarik adalah tinggi, berdasarkan model peran adalah rendah. Faktor intrinsik berdasarkan altruism terhadap motivasi menjadi perawat didapatkan p value = 0,814, faktor intrinsik berdasarkan kebutuhan terhadap motivasi menjadi perawat didapatkan p value = 0,411. Faktor ekstrinsik berdasarkan daya tarik terhadap motivasi menjadi perawat didapatkan p value = 0,393, faktor ekstrinsik berdasarkan daya model peran terhadap motivasi menjadi perawat didapatkan p value = 0,25. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh faktor intrinsik yang meliputi altruism dan kebutuhan terhadap motivasi menjadi perawat. Tidak ada pengaruh faktor ekstrinsik yang meliputi daya tarik dan model peran terhadap motivasi menjadi perawat. Kata kunci: Altruism, kebutuhan, daya tarik model peran, motivasi menjadi perawat *Dosen Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

2 PENDAHULUAN Perawat adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, memenuhi syarat dan diberi wewenang oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan perawatan yang penuh tanggung jawab dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan orang sakit, dan rehabilitasai pelayanan keperawatan (DPR RI, 2011). Hasil lokakarya nasional dalam bidang keperawatan tahun 1983 telah menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui keperawatan di Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan keperawatan sebagai profesional dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (Nursalam dan Efendi (2009). Profesi perawat di Indonesia pada saat ini menjadi profesi yang menarik untuk diikuti perkembangannya. Animo masyarakat untuk masuk di pendidikan keperawatan semakin meningkat dari tahun ketahun. Disisi lain institusi pendidikan keperawatan di Indonesia semakin menjamur. PPNI Bontang (2011) menyebutkan 60% dari total tenaga kesehatan adalah perawat, dan Kompas (2011) menyatakan jumlah perawat di Indonesia sudah lebih dari orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari PPNI Bontang (2011), Indonesia sekarang memiliki lebih dari 770 institusi pendidikan keperawatan dan setiap tahunnya meluluskan sekitar perawat. Tingginya jumlah lulusan perawat yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh motivasi seseorang untuk menjadi perawat. Hasil penelitian Wahyuni (2010), motivasi mahasiswa memilih Program Studi S1 Keperawatan sebanyak 74,2% adalah tinggi, motivasi berdasarkan ketertarikan sebanyak 54,5% tinggi dan 45,5% adalah sedang, berdasarkan aktualisasi diri sebanyak 54,5% tinggi dan 45,5% adalah sedang, serta motivasi berdasarkan dukungan lingkungan sebanyak 51,5% tinggi dan 48,5% adalah sedang, berdasarkan sumber informasi sebanyak 51,5% tinggi dan 48,5% adalah sedang. Hasil penelitian Rombe (2005), faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan berkelanjutan adalah motivasi. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Nursalam dan Efendi (2009) yang menyatakan motivasi akan menentukan arah perbuatan yakni kearah suatu yang akan dicapai. Motivasi dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri (intrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi intrinsik adalah daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi ekstrinsik adalah daya dorongan dari luar diri seseorang untuk melakukuan sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan (Elliot et al., 2000 dalam Nursalam dan Efendi, 2009).

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik pada diri seseorang adalah altruism dan kebutuhan, sedang motivasi ekstrinsik meliputi daya tarik dan model peran (Banks dan Bailey, 2010; Rhodes et.al., 2011). Studi pendahuluan yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten pada bulan Januari 2012 diperoleh data, jumlah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan tahun angkatan 2011 sebanyak 110 mahasiswa, tahun angkatan 2010 sebanyak 79 mahasiswa, tahun angkatan 2009 sebanyak 65 mahasiswa, dan tahun angkatan 2008 sebanyak 55 Mahasiswa. Berdasarkan data di atas pada 4 tahun terakhir dapat dilihat kenaikan sebanyak 100% jumlah mahasiswa yang masuk Program Studi Keperawatan, hal ini menunjukkan bahwa minat dan animo masyarakat untuk menjadi perawat semakin meningkat. Hasil wawancara kepada 20 orang mahasiswa tingkat I Program Studi S1 Keperawatan mengenai alasan memilih menjadi perawat didapatkan bahwa 10 (50%) karena sifat altruism, 4 (20%) pengaruh model peran, sedangkan 6 (30%) tertarik pada profesi keperawatan. Dari hasil wawancara terdapat motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk menjadi seorang perawat. METODE Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten sejumlah 110 mahasiswa. Penentuan jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada rumusan (Dahlan, 2008), mengungkapkan untuk pengambilan besar sampel untuk analisis multivariat dengan cara perhitungan role of thumb, yakni N= 10 kali jumlah variabel bebas yang diteliti. Karena jumlah variabel bebas yang diteliti ada 4, maka dari hasil perhitungan didapatkan sampel sebesar 40 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu peneliti mengambil sampel sebesar 40 responden dari kelas A berdasarkan kriteria sampel, karena 32 mahasiswa dari kelas B sudah digunakan untuk uji validitas. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) kriteria inklusi: (1) Mahasiswa dengan rata-rata tingkat kehadiran > 90 %; (2) Mahasiswa yang bersedia menjadi reponden; (b) Kriteria eksklusi: (1) Mahasiswa yang tidak masuk saat pembagian kuesioner penelitian. Penelitian dilaksanakan di Stikes Muhammadiyah Klaten pada bulan Juni Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Variabel yang akan dilakukan analisa univariat adalah umur, jenis kelamin, altruism, kebutuhan,

4 daya tarik, dan model peran. Analisa bivariat ini menggunakan analisis regresi logistik sederhana untuk mencari besarnya hubungan antara variabel independen dan dependen. Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor (altruism, kebutuhan, daya tarik, dan model peran) yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat. Data yang diperoleh berupa data kategori dimana terdapat lebih dari 1 variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat maka analisis multivariat dengan menggunakan uji statistik regresi logistik berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Analisis Univariat Penelitian dilakukan pada 40 mahasiswa tingkat I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten dengan hasil sebagai berikut : a. Umur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Mahasiswa Tingkat I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten (N=40) Min-Max Mean Modus SD ,1 19 1,172 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur responden adalah 19 tahun, umur termuda 18 tahun dan tertua 24 tahun dengan rata-rata umur 19,1 + 1,172.

5 b. Jenis kelamin, motivasi menjadi perawat, altruism, kebutuhan, daya tarik, dan model peran Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Motivasi Menjadi Perawat, Altruism, Kebutuhan, Daya Tarik, dan Model Peran Responden Mahasiswa Tingkat I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten (N=40) No Karakteristik Responden f Prosentase 1 Jenis Kelamin Perempuan 25 62,5% Laki-laki 15 37,5% Jumlah % 2 Motivasi menjadi perawat Rendah 11 27,5% Tinggi 29 72,5% Jumlah % 3 Altruism Rendah 3 7,5% Tinggi 37 92,5% Jumlah % 4 Kebutuhan Rendah 25 62,5% Tinggi 15 37,5% Jumlah % 5 Daya tarik Rendah 14 35% Tinggi 26 65% Jumlah % 6 Model peran Rendah 36 90% Tinggi 4 10% Jumlah % Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 25 (62,5%) responden berjenis kelamin perempuan, lebih banyak dari pada jenis kelamin laki-laki 15 (37,5%). Motivasi menjadi perawat sebanyak 11 (27,5%) rendah dan 29 (72,5%) adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan altruism sebanyak 3 (7,5%) rendah dan 37 (92,5%) adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan kebutuhan sebanyak 25 (62,5%) rendah dan 15 (37,5%) adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan daya tarik sebanyak 14 (35%) rendah dan 26 (65%)

6 adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan model peran sebanyak 36 (90%) rendah dan 4 (10%) adalah tinggi. 2. Analisis bivariat a. Pengaruh altruism terhadap motivasi menjadi perawat Tabel 3 Pengaruh Altruism Terhadap Motivasi Menjadi Perawat Altruism Motivasi menjadi perawat Jumlah ρ-value Rendah Tinggi F % f % Rendah 1 33,3% 2 66,7% 3 100% 0,814 Tinggi 10 27% 27 73% % Jumlah 11 27,5% 29 72,5% % Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden dengan altruism tinggi sebanyak 27% mempunyai motivasi menjadi perawat yang rendah. Responden altruism rendah sebanyak 66,7% mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,814 (α > 0,05), sehingga menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor altruism tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. b. Pengaruh kebutuhan terhadap motivasi menjadi perawat Tabel 4 Pengaruh Kebutuhan Terhadap Motivasi Menjadi Perawat Kebutuhan Motivasi menjadi perawat Jumlah ρ-value Rendah Tinggi F % f % Rendah 8 32% 17 68% % 0,411 Tinggi 3 20% 12 80% % Jumlah 11 27,5% 29 72,5% % Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden dengan faktor kebutuhan tinggi sebanyak 20% mempunyai motivasi menjadi perawat yang rendah. Responden dengan faktor kebutuhan rendah sebanyak 68%

7 mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,411 ( α > 0,05), sehingga menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor kebutuhan tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. c. Pengaruh daya tarik terhadap motivasi menjadi perawat Tabel 5 Pengaruh Daya Tarik Terhadap Motivasi Menjadi Perawat Daya Motivasi menjadi perawat Jumlah ρ-value tarik Rendah Tinggi F % f % Rendah 5 35,7% 9 64,3% % 0,393 Tinggi 6 23,1% 20 76,9% % Jumlah 11 27,5% 29 72,5% % Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa responden dengan faktor daya tarik tinggi sebanyak 23,1% mempunyai motivasi menjadi perawat yang rendah. Responden dengan faktor daya tarik rendah sebanyak 64,3% mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,393 ( α > 0,05), sehingga menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor daya tarik tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. d. Pengaruh model peran terhadap motivasi menjadi perawat Tabel 6 Pengaruh Model Peran Terhadap Motivasi Menjadi Perawat Model Motivasi menjadi perawat Jumlah ρ-value peran Rendah Tinggi F % f % Rendah 8 22,2% 28 77,8% % 0,25 Tinggi 3 75% 1 25% 4 100% Jumlah 11 27,5% 29 72,5% % Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden dengan faktor model peran tinggi sebanyak 75% mempunyai motivasi menjadi perawat yang rendah. Responden dengan faktor model peran rendah sebanyak 77,8% mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi

8 logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,393 ( α > 0,05), sehingga menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor model peran tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. e. Analisis multivariat Dalam analisis multivariat peneliti melakukan tahap-tahap uji diantaranya yaitu seleksi variabel. Berdasarkan uji regresi logistik sederhana pada analisis bivariat variabel altruism, kebutuhan, daya tarik, dan model peran mempunyai nilai p>0,25. Kemudian peneliti melakukan uji homogenitas yang hasilnya adalah semua nilai p-value = 0,000 ( α < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh tidak homogen. Selanjutnya peneliti melihat hasil analisis bivariat yang mempunyai nilai p>0,25 yang merupakan syarat analisis multivariat. Syarat variabel yang akan dimasukkan ke dalam analisis multivariat adalah variabel pada analisis bivariat yang mempunyai nilai p<0,25. Sehingga walaupun hasil uji homogenitas data tidak homogen, syarat untuk dilakukan analisis multivariat tidak terpenuhi. B. Pembahasan 1. Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur 19 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Kartono (2006) menyatakan pada adolesens (usia tahun), anak mulai belajar menemukan nilainilai hidup, mempunyai pendirian, serta memilih satu pola hidup dan bersikap kritis. Ciri-ciri adolesens yang dinamis sering terjadi gejolakan jiwa seperti egoisme. Pada usia adolesens muncul pula aspirasi dan ambisi untuk mendapatkan pengakuan demi mencapai suatu tujuan. Namun pada anak perempuan usia adolesens timbul keraguraguan, kecemasan, dan ketakutan yang semuanya itu akan menjadi kebingungan psikis dan akhirnya didalam memilih jurusan pendidikan keperawatan muncul keragu-raguan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat Hasil penelitian berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa motivasi mahasiswa menjadi perawat sebanyak 29 (72,5%) adalah tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wahyuni (2010) yang menyatakan motivasi mahasiswa memilih Program Studi S1 Keperawatan sebanyak 74,2% adalah tinggi. Data lain yang mendukung adalah jumlah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan tahun angkatan 2011 sebanyak 110 mahasiswa, tahun angkatan 2010 sebanyak 79 mahasiswa, tahun angkatan 2009 sebanyak 65 mahasiswa, dan tahun angkatan 2008 sebanyak 55

9 Mahasiswa. Berdasarkan data di atas pada 4 tahun terakhir dapat dilihat kenaikan sebanyak 100% jumlah mahasiswa yang masuk Program Studi Keperawatan, data ini menunjukkan bahwa motivasi menjadi perawat adalah tinggi. Motivasi menjadi perawat sangat tinggi disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat sangat besar, oleh karena perkembangan pelayanan kesehatan yang membuat manusia hidup lebih lama, semakin meningkat populasi lansia yang membutuhkan perawatan, jumlah orang yang sakit dan kebutuhan akan perawat yang mempunyai skill lebih banyak, kebutuhan akan tenaga perawat di luar rumah sakit dan banyak perawat yang pensiun sehingga membutuhkan banyak perawat untuk menggantikannya (Gustini, 2009). Menurut Nursalam dan Efendi (2009) motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri (intrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik). 1. Faktor intrinsik a. Altruism Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara altruism dengan motivasi menjadi perawat. Meskipun demikian, jika dilihat berdasarkan data deskriptif altruism pada tabel 2 diketahui bahwa motivasi menjadi perawat berdasarkan altruism sebanyak 92,5% adalah tinggi. Altruism menjadi perawat tinggi karena di dalam sistem sosial budaya masyarakat Indonesia terdapat sumber-sumber budaya profetik antara lain sistem kebersamaan, kolektivisme, gotong-royong, tenggang rasa, keyakinan tentang adanya kehidupan di dunia maupun di akhirat (Kompasiana, 2012). Pandangan ini sesuai dengan pendapat Pratiwi (2010) yang menyatakan, Indonesia adalah bangsa yang berpenduduk ramah serta memiliki tingkat sosial yang tinggi, memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang lain. Hasil penelitian lain dilakukan oleh Banks dan Bailey (2010) yang menyatakan keinginan altruistik untuk menjadi perawat difokuskan pada panggilan keperawatan sebagai kesempatan untuk membantu orang lain. Seseorang didorong oleh perasaan kewajiban untuk menjadi perawat atau yang telah memiliki panggilan jiwa dari Tuhan untuk menjadi seorang perawat. Rhodes et.al. (2011) menyatakan, altruism diidentifikasi sebagai faktor yang paling dominan. Penemuan ini mendukung pendapat Cook et.al.

10 (2003) yang juga menyatakan bahwa mahasiswa termotivasi untuk membantu orang lain sebagai alasan utama untuk memilih keperawatan sebagai karir. Rhodes et.al. (2011) juga mengatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat adalah faktor spiritualis. Dalam faktor spiritualitas, 5 responden menyatakan Tuhan sebagai motivasi untuk menjadi perawat. Hasil penelitian Dik et.al. (2008) juga menyatakan, spiritualitas atau panggilan Tuhan adalah motivator yang kuat untuk memilih karir. Bagian dari motivasi ini akan memberikannya rasa senang. Seseorang yang tertarik dan senang pada keperawatan akan mempengaruhi motivasi menjadi perawat. b. Kebutuhan Hasil analisis bivariat pengaruh kebutuhan terhadap motivasi menjadi perawat menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara kedua variabel tersebut, dimana diperoleh p value = 0,411 sehinggga berdasarkan analisis regresi logistik sederhana yang telah dilakukan dapat menjelaskan bahwa faktor kebutuhan tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. Hasil ini didukung oleh data deskriptif tabel 2 diketahui bahwa motivasi menjadi perawat berdasarkan kebutuhan sebanyak 62,5% adalah rendah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Juliani (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh kebutuhan untuk diakui oleh orang lain terhadap kinerja perawat pelaksana. Tidak ada pengaruh untuk diakui oleh orang lain diasumsikan sebagai suatu hal yang positif karena menunjukkan kekuatan konsep diri yang dimiliki oleh perawat, dimana saat bekerja tidak menunggu adanya pengakuan dari orang lain tetapi berdasarkan tanggung jawab yang di emban. Hasil penelitian lain yang mendukung adalah penelitian Puspitasari dan Asyanti (2011) menyatakan bahwa kebutuhan bukan merupakan faktor komitmen kerja perawat Panti Wreda. Hasil penelitian lain dilakukan oleh Banks dan Bailey (2010) yang menyatakan secara khusus faktor motivasi ini terbukti ketika pasien mengungkapkan apresiasinya untuk perawat, atau rasa kepuasan diri perawat diwujudkan melalui hasil usaha. Faktor pemenuhan diri ini berpusat pada pengakuan atas kebutuhan individu untuk dihargai atas usaha. Rhodes et.al. (2011) dalam suatu studinya menyatakan sifat intelektual mempengaruhi motivasi siswa untuk mendaftar dalam pendidikan keperawatan.

11 Setiadi (2007) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat adalah harapan. Harapan adalah kemungkinan yang dipersepsi orang untuk memenuhi kebutuhan. Harapan ini nantinya akan mempengaruhi keputusan tentang bagaimana cara individu bertingkah laku untuk terwujudnya masa depan yang sukses. Apabila ekspektasi tinggi, maka kekuatan motivasi akan meningkat. 2. Faktor ekstrinsik a. Daya tarik Hasil analisis bivariat pengaruh daya tarik terhadap motivasi menjadi perawat menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara kedua variabel tersebut, dimana diperoleh p value = 0,393 sehinggga berdasarkan analisis regresi logistik sederhana yang telah dilakukan dapat menjelaskan bahwa faktor daya tarik tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. Meskipun demikian, jika dilihat data deskriptif tabel 2 diketahui bahwa motivasi menjadi perawat berdasarkan daya tarik sebanyak 65% adalah tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Puspitasari dan Asyanti (2011) yang menyatakan bahwa daya tarik bukan merupakan faktor komitmen kerja perawat Panti Wreda. Hasil penelitian lain dilakukan oleh Banks dan Bailey (2010) yang menyatakan lingkungan kerja yang terus berubah, kemajuan ilmu keperawatan, dan teknologi yang terus berkembang menjadi faktor untuk berkarir di keperawatan. Keperawatan dianggap sebagai lingkungan belajar yang menarik dan selalu memberikan kesempatan untuk belajar hal yang baru. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Nursalam dan Efendi (2009), kondisi lingkungan fisik yang kondusif akan mempengaruhi minat dan motivasi seseorang. Rhodes et.al. (2011) dalam suatu studinya menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat adalah daya tarik profesi keperawatan. Daya tarik profesi keperawatan ini yang termasuk di dalamnya adalah keamanan kerja, fleksibilitas, kondisi kerja, dan status profesional. Fleksibilitas pekerjaan termasuk jadwal kerja, dan berbagai pilihan dalam keperawatan. Otonomi praktek dan interaksi dengan orang banyak orang juga diidentifikasi sebagai hal yang menarik dan merupakan faktor utama yang memotivasi untuk memilih keperawatan sebagai karir.

12 b. Model peran Hasil analisis bivariat pengaruh model peran terhadap motivasi menjadi perawat menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara kedua variabel tersebut, dimana diperoleh p value = 0,25 sehinggga berdasarkan analisis regresi logistik sederhana yang telah dilakukan dapat menjelaskan bahwa faktor model peran tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat. Hasil ini didukung oleh data deskriptif tabel 2 diketahui bahwa motivasi menjadi perawat berdasarkan daya tarik sebanyak 90% adalah rendah. Penemuan ini mendukung hasil penelitian Cook et.al. (2003) yang menyatakan bahwa model peran bukan faktor motivasi mahasiswa untuk memilih keperawatan sebagai karir. Hasil penelitian lain oleh Kersten et.al. (1991) yang menyatakan bahwa model peran bukan alasan seseorang untuk memilih karir di keperawatan. Hasil penelitian lain dilakukan oleh Banks dan Bailey (2010) yang menyatakan pengaruh model peran memberikan peranan penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk memutuskan berkarir sebagai perawat. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Nursalam dan Efendi (2009) yang menyatakan minat dan motivasi seseorang dipengaruhi oleh orang tua, guru, dan lingkungan sosial. Rhodes et.al. (2011) dalam suatu studinya menyatakan, responden mengidentifikasi latar belakang profesi keperawatan sebagai motivator untuk memilih karir dikeperawatan. Latar belakang menjelaskan bahwa anggota keluarga yang menjadi perawat atau yang bekerja sebagai anggota tim kesehatan memberi beberapa pemahaman tentang apa keperawatan. Temuan ini mendukung penelitian Hoke (2006), menyatakan bahwa persepsi seseorang mempengaruhi minat dan motivasi untuk berkarir dan pekerjaan. Beck (2000), yang mengatakan alasan utama seseorang memilih karir sebagai perawat karena pekerjaan sebelumnya atau upaya relawan di bidang kesehatan. Menurut Nursalam (2011) motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang salah satunya adalah karena faktor terdesak. Motivasi terdesak merupakan motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit serta muncul secara serentak dan cepat. Pemilihan jurusan pendidikan tinggi pada seseorang dalam beberapa kasus adalah berdasarkan permintaan orang tua atau bahkan paksaan dari orang tua (Nashr, 2012). Menurut Soedharmono

13 (2012) salah satu faktor yang mempengarui motivasi mahasiswa memilih jurusan pendidikan tinggi adalah karena tidak diterima di jurusan pendidikan tinggi lain. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa adalah tinggi. 2. Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa berdasarkan altruism adalah tinggi. 3. Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa berdasarkan kebutuhan adalah rendah. 4. Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa berdasarkan daya tarik adalah tinggi. 5. Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa berdasarkan model peran adalah rendah. 6. Tidak ada pengaruh faktor intrinsik yang meliputi altruism dan kebutuhan serta faktor ekstrinsik yang meliputi daya tarik dan model peran terhadap motivasi menjadi perawat. B. Saran 1. Bagi peneliti lain a. Peneliti lain melakukan penelitian dengan disertai metode pengumpulan data lain, misalnya dengan pengumpulan data kualitatif. b. Peneliti lain melakukan penelitian yang sama untuk menghubungkan motivasi menjadi perawat dengan variabel yang lain seperti faktor terdesak. 2. Mahasiswa Mahasiswa meningkatkan prestasi belajar tanpa harus merasa terbebani dalam mengikuti perkuliahan. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi diharapkan untuk tetap menjaga motivasi agar dapat mewujudkan cita-cita dan harapan. 3. Stikes Muhammadiyah Klaten Stikes Muhammadiyah Klaten agar menjelaskan peluang pekerjaan bagi lulusan keperawatan sehingga mahasiswa lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar.

14 DAFTAR REFERENSI Beck, C. T The Experience of Choosing Nursing as a Career, Journal of Nursing Education [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 15 Maret 2012]. Cook, T. H., Gilmer, M. J., & Bess, C Beginning Student s Definitions of Nursing: an Inductive Framework of Professional Identity [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 15 Maret 2012]. Dahlan, M. S Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan Seri 3. Jakarta: CV. Sagung Seto. Dik, B. J., Sargent, A. M., & Steger, M. F Career Development Strivings: Assessing Goals and Motivation in Career Decision-Making and Planning [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 15 Maret 2012]. Gustini Jenjang Karir Perawat di Maryland dan Indonesia. [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 28 Juli 2012]. Hoke, J. L Promoting Nursing as a Career Choice [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 15 Maret 2012]. Juliani Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pringadi Medan [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 11 Februari 2012]. Kartono, K Psikologi Wanita 1 Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung: Mandar Maju. Kersten, J., Bakewell, K., & Meyer, D Motivating Factors in a Student's Choice of Nursing as a Career [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 15 Juli 2012] Kompas Sebaran Tak Merata, Kualitas Masih Rendah [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 11 Januari 2012]. Kompasiana Agil Dalam Perspektif [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 29 Juli 2012]. Nashr, I. A Memilih Jurusan Versi Seorang Mahasiswa Unpad [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 29 Juli 2012] Nursalam & Efendi Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. PPNI Bontang Perawat Indonesia, Bagai Buih di Lautan [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 10 Januari 2012].

15 Perawat Indonesia, Apakah Masih Punya Masa Depan [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 10 Januari 2012]. Puspitasari & Asyanti Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda di Surakarta [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 11 Februari 2012] Rhodes, M., Morris, A., & Lazenby, R Nursing at its Best: Competent and Caring [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 15 Maret 2012]. Rombe, M Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Bidan Terhadap Pendidian Berkelanjutan Bidan di IBI Cabang Palembang Tahun Skripsi, Universitas Gadjah Mada. Tidak dipublikasikan. Setiadi, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soedharmono, Y Kuliah Salah Jurusan Terus Bagaimana [internet]. Tersedia dalam: [Diakses 29 Juli 2012] Wahyuni, S Motivasi Mahasiswa Prograrm Studi S1 Keperawatan Tingkat I Memilih Program Studi S1 Keperawatan di Stikes Muhammadiyah Klaten. Skripsi, Stikes Muhammadiyah Klaten. Tidak dipublikasikan.

ERY SANDI NIM I

ERY SANDI NIM I NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK TAHUN 2016 ERY

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni Rivelino Hamel

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni Rivelino Hamel HUBUNGAN MOTIVASI MAHASISWA PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI PROFESI NERS DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP Yulianto Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

*Korespondensi Penulis, Telp: ,   ABSTRAK PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN Asrina Pitayanti (STIKES Bhakti HUsada Mulia) ABSTRAK Pelayanan pada lansia untuk meningkatkan derajad kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013 RELATIONSHIP BETWEEN SUPERVISION OF LOW MANAGER WITH PERFORMANCE CLINICAL

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR Sarlota Y Momay 1, Chaeruddin 2, Adriani Kadir 3 1 STIKES

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : FAJAR RAHAYUNINGTYAS 201310104159

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

FIFI AZISYAH NIM : S

FIFI AZISYAH NIM : S HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESESI I DESA SIDOSARI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi FIFI

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG * *) Dosen DIII Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang Niken.sukesi@yahoo.co.id Abstrak Latarbelakang:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013 1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN DIA, Jurnal Administrasi Publik ISSN : 0216-6496 Juni 2016, Vol. 14, No. 1, hal 19-26 PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN Yayuk Eliyana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional non eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN Yulianto Program Studi Ners, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com ABSTRAK Keperawatan merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam 74 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum lokasi penelitian, 2) data demografi responden, 3) data khusus mengenai variabel yang diukur yaitu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Panji Pratama Putra, Syaifudin Disusun Oleh : PANJI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA SURAKARTA. Abstract

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA SURAKARTA. Abstract HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA SURAKARTA Oleh : Endang Dwi Ningsih 1 Rahayu Setyaningsih 2 Vitha Vidianingrum 3 Abstract

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, menuntut supaya tenaga kesehatan mampu memberikan kontribusi yang bermakna

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : 90 96 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN The Correlation between the Extrinsic Motivation

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan Teguh Irawan 1 ; Siwi Sri Widhowati 2 1 Prodi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Nur Rakhmawati* Arif Widodo** Abstract Based on the

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN Manuscript Oleh : HERNIK PRIHETI NIM. G2A212014 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR AINI NIM :

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR AINI NIM : PERSEPSI TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN MOTIVASI UNTUK BERKONSULTASI PADA MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN Nur Aini Rahmawati ABSTRAK Perkembangan anak usia dini di Jawa Tengah masih sangat belum optimal

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan antar variabel melalui pengujian pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin termasuk di dalamnya ialah tim keperawatan. Keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pelayanan keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting, dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013 Oleh : Rokhyati dan Sakdiyah Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu keperawatan di rumah sakit dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT Volume 3, Edisi 1, Juli 2010 ISSN 2085-0921 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI Tri Sulistyarini, A.Per

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG Lilik Pranata 1, Maria Tarisia Rini 1, Vincencius Surani 1 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang demikian pesat. Perkembangan ini memberi dampak berupa perubahan sifat pelayanan keperawatan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *) ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO Arief Fardiansyah 1 *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK Imunisasi campak merupakan imunisasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang Niken.sukesi@yahoo.co.id Abstrak Latarbelakang:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Subjek dalam penelitian ini berjumlah 107 responden, namun dalam proses berlangsungnya penelitian terdapat 2 responden yang

Lebih terperinci

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**. HUBUNGAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP (ANGGREK, BOUGENVILLE, CRISAN, EDELWEIS) RSUD KEPULAUAN TALAUD CORELATIONS BETWEEN NURSE SERVICE AND

Lebih terperinci

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang menyatakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di MI Salafiyah Simbang Kulon 02 Kabupaten Pekalongan. Ervina Ulfa dan Rizky Ajeng Mardiyana Aida Rusmariana,

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR ASTATI Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Amallia Wijiwinarsih 201510104007 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional setiap variabel penelitian. Kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT Persepsi Perawat Tentang Pendelegasian Tugas Kepala Ruang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja Perawat PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

GASTER Vol. XII No. 2 Agustus Istiqomah Risa Wahyuningsih STIKES Aisyiyah Surakarta Program Studi Kebidanan ABSTRAK

GASTER Vol. XII No. 2 Agustus Istiqomah Risa Wahyuningsih STIKES Aisyiyah Surakarta Program Studi Kebidanan ABSTRAK PENERAPAN METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DOKUMENTASI KEBIDANAN (Pada Mahasiswa Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta) Istiqomah Risa Wahyuningsih STIKES Aisyiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino S. Hamel

Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino S. Hamel HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DEWI NURAZIZAH NIM : 09.0387.S DEWI SYARIFATUL ISNAENI NIM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT HUBUNGAN BIMBINGAN KLINIK OLEH PEMBIMBING KLINIK AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR KLINIK MAHASISWA SEMESTER V DIII KEPERAWATAN STIKES WIRA HUSADA TAHUN AJARAN 2010/2011 Relationship Between Clinical Guidance

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci