ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini menyatakan bahwa tesis Analisis Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah: Studi Kasus Kota Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantukan dalam Daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli 2010 Khulailatun Nikmawati NRP G

3 ABSTRACT KHULAILATUN NIKMAWATI. Analysis of the Level of Society Acceptance to Sharia Bank: Case Study on Bogor City. Under direction of I MADE SUMERTAJAYA and YENNI ANGRAINI. Since the establishment of sharia bank in 1992, market share of sharia bank assets only reached 2,6%. In other words, only 2,6% people using sharia bank services. Whereas the growth of asset and financing to deposit ratio (FDR) for the last six years are above 100%. Targeted market share has not been attained. The objectives of this study are: (1) to determine factors which influence the market share of sharia bank model and (2) adapt its result to field conditions. Methodology of this study is desk study, field survey and spline regression analysis. The result of this study indicated that: (1) the amount of office variable is the most important variable that form the model of the market share of sharia bank assets. This was in line with the main reason why people choose conventional banks due to the easily accessible location, 87,5% as well as sharia bank customers who prefer using the conventional banks, 61%; (2) the variable of sharia interbank money market rate. This was in line with the second reason why people choose sharia bank based on the field data and (3) the presence of Banking Act is the last variable that form the model of market share of sharia bank as agreed by the field survey showing 67% of respondent regard the Act as the important variable to increase the growth of sharia Bank. Keywords: level of acceptance, sharia bank, market share, spline regression

4 RINGKASAN KHULAILATUN NIKMAWATI. Analisis Tingkat Penerimaan Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Kota Bogor). Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA dan YENNI ANGRAINI. Sejak berdirinya bank syariah tahun 1992 hingga sekarang pangsa pasar aset bank syariah baru mencapai 2,6%. Hal ini bisa dikatakan bahwa masyarakat yang menerima bank syariah dengan menggunakan jasanya baru 2,6 persen. Padahal pertumbuhan aset dan financing to deposit ratio (FDR) selama enam tahun terakhir berada di atas 100%. Pangsa pasar perbankan syariah per Desember 2009 adalah 2,6 persen, sedangkan target pangsa pasar pada tahun 2008 adalah 5 persen. Hal ini berarti target pangsa pasar yang diharapkan belum tercapai, terdapat deviasi yang cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi model pangsa pasar bank syariah dan menyesuaikan model tersebut dengan kondisi di lapangan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif untuk menganalisis data primer, hasil studi lapangan. Dalam mengetahui faktorfaktor yang membentuk model pangsa pasar digunakan pendekatan regresi spline. Nilai generalize cross validation (GCV) yang terkecil dari suatu peubah mengindikasikan peubah tersebut merupakan peubah terpenting dalam membentuk model. Sedangkan dalam menyesuaikan hasil analisis data sekunder dan hasil data primer digunakan analisis deskripsi kualitatif. Melalui metode purposive sampling sistem kuota, data primer dikumpulkan dari nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor, sebanyak 100 responden. Data hasil kuisioner merupakan persepsi responden tentang pengetahuan responden/sosialisasi bank syariah, popularitas, legalitas, profesionalitas, akses, fasilitas dan produk bank syariah. Sedangkan data yang digunakan untuk membentuk model pangsa pasar adalah data deret waktu bulanan dari Maret 2003 sampai Desember 2009 yang bersumber dari Statistika Perbankan Bank Indonesia. Data berupa data pangsa pasar aset bank syariah, jumlah produk, jumlah kantor, suku bungan PUAB, fatwa keharaman bunga bank, indeks produksi, tingkat bagi hasil PUAS dan Undang-undang tentang bank syariah. Hasil analisis studi lapangan menunjukkan alasan responden memilih bank terbagi menjadi dua. Sebanyak 54% responden nasabah bank syariah memilih bank syariah dikarenakan keyakinan. Sedangkan karena alasan akses lokasinya yang lebih mudah menyebabkan 87,5% responden memilih bank konvensional, begitu juga dengan 61% dari 41% nasabah bank syariah yang tetap menggunakan jasa bank konvensional. Artinya akses menjadi pertimbangan utama selain alasan emosional nasabah. Sebanyak 73% responden menyatakan bank syariah cukup populer di sebagian Kota Bogor. Tujuh puluh enam persen responden menyatakan bahwa legalitas dibutuhkan dalam perkembangan bank syariah. Sementara 79% responden cukup memiliki pengetahuan tentang bank syariah. Tingkat rata-rata penilaian netral dari ketiga persepsi ini adalah 24%. Sedangkan dari 77% responden nasabah bank syariah, sebanyak 73% menyatakan profesionalitas bank syariah sudah cukup baik; 69% menyatakan aksesnya cukup mudah dan

5 fasilitasnya cukup bagus; dan 66% menyatakan produknya cukup menarik, inovatif dan lengkap. Tingkat rata-rata netralitas dalam persepsi ini cukup tinggi, yaitu 30%. Sedangkan sebanyak satu persen menyatakan produk bank syariah kurang menarik dan inovatif dengan akses yang sulit. Hal ini menjelaskan usahausaha untuk mengembangkan bank syariah masih dibutuhkan. Model regresi spline memperlihatkan bahwa ada tiga peubah penting yang membentuk model. Pertama adalah jumlah kantor. Hal ini sejalan dengan alasan utama masyarakat memilih bank konvensional dikarenakan akses lokasinya mudah, sebesar 87,5% begitu pula dengan nasabah bank syariah yang tetap memilih bank konvensional, sebesar 61%. Kedua adalah peubah tingkat bagi hasil PUAS. Ini sesuai dengan hasil survei lapangan mengenai alasan nasabah memilih bank syariah, pertama karena sesuai keyakinan dan kedua karena bagi hasil yang lebih menguntungkan; dan ketiga adalah peubah undang-undang. Hal ini juga sejalan dengan hasil survei lapangan yang menyatakan bahwa sebanyak 67% responden melihat adanya undang-undang ini sebagai hal yang sangat penting dalam memajukan bank syariah. Sedangkan peubah-peubah lain seperti produk, fatwa keharaman bunga bank, tingkat suku bunga serta pertumbuhan ekonomi tidak cukup menunjukkan kepentingannya di dalam model. Hasil survei menunjukkan bahwa responden berpandangan produk bank syariah belum cukup inovatif dan variatif. Disamping itu promosi yang dilakukan juga belum cukup efektif. Sementara keberadaan fatwa MUI dianggap bisa mendorong masyarakat menggunakan jasa bank syariah berdasarkan survei, namun tidak cukup terbukti dalam meningkatkan aset bank syariah. Tingkat suku bunga juga terbukti tidak menjadi alasan nasabah memilih bank konvensional. Artinya perubahan pada tingkat suku bunga konvensional tidak serta merta diikuti keputusan nasabah untuk memilih atau meninggalkan bank konvensional maupun syariah. Sementara pertumbuhan ekonomi (yang dalam hal ini diwakili oleh peubah indeks produksi) juga bukan menjadi alasan yang berarti dalam memutuskan untuk menjadi nasabah bank syariah. Kata kunci: tingkat penerimaan, bank syariah, pangsa pasar, regresi spline

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S.

9 Judul penelitian Nama NRP Program Studi : Analisis Tingkat Penerimaan Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Kota Bogor) : Khulailatun Nikmawati : G : Statistika Terapan Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Ketua Yenni Angraini, S.Si, M.Si Anggota Diketahui Ketua Program Studi Statistika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Anik Djuraidah, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian: 29 Juli 2010 Tanggal Lulus: 25 Agustus 2010

10 PRAKATA Segenap rasa syukur atas selaksa nikmat, karunia dan hidayah-nya mari senantiasa kita panjatkan ke hadirat-nya. Alhamdulillah setelah melewati masa demi masa yang tidak mudah untuk dilupa, atas fadlal-nya penulisan tesis dengan judul Analisis Tingkat Penerimaan masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus di Kota Bogor) ini purna sudah. Sholawat beserta salam mari senantiasa kita untai satu demi satu untuk kita persembahkan ke haribaan beliau Rasulullah Muhammad sallalahu alaihi wasallama. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Made Sumertajaya, M.Si. dan Ibu Yenni Angraini, S.Si, M.Si yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan tesis. Di samping itu penulis juga berterimakasih kepada pimpinan Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah dan Bank Jabar Syariah Kantor Cabang Bogor atas kesediaannya mengizinkan penulis untuk mengumpulkan data primer juga kepada Direktorat Perbankan Syariah BI yang telah membantu selama pengumpulan data. Rasa terimakasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Agama Republik Indonesia yang telah berkenan memberikan beastudi kepada penulis. Yang tidak terlupakan, terimakasih yang tulus untuk ayah dan bunda, Bu e dan Pa e, By, pemimpinku tercinta juga ade, calon mujahidku tersayang, atas limpahan kasih sayang, doa, didikan, dukungan materi maupun spirit guna kesuksesan penulis. Buat DPA, Fiedh, Aisy, Shaumi dan Leha terimakasih buat bantuan tenaga dan waktunya selama mengumpulkan data dan juga pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih. Juga teman-teman seperjuangan STT Depag 2008 dan STK reguler atas segala kenangan indah yang telah tercipta selama kurang lebih 24 bulan. Be the best! Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Amin. Bogor, Juli 2010 Khulailatun Nikmawati

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pemalang, sebuah kabupaten yang cukup tenang di Jawa Tengah, pada tanggal 5 Februari 1983 dari ayahanda Ya qub (alm) dan ibunda Farichatun. Penulis adalah putri ke sebelas dari dua belas bersaudara. Tahun 2000 penulis lulus dari SMA 2 Pemalang dan melanjutkan pendidikan non formal di Ponpes Al-Islah, Kebagusan Pemalang sampai tahun Pendidikan sarjana penulis tempuh di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia jurusan Ilmu Ekonomi Islam, lulus tahun Tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di sekolah pascasarjana IPB mayor Statistika Terapan. Beasiswa pendidikan pascasarjana penulis diperoleh dari Departemen Agama Republik Indonesia. Penulis bekerja sebagai staf pengajar STEI Tazkia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi, Matematika Ekonomi, Metode Statistika dan Applied Statistika.

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... iv PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 3 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pasar... 4 Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah... 4 Regresi Spline... 6 Fungsi Pemulus Spline... 7 Recursive Partitioning yang Dimodifikasi... 8 Kriteria Kebaikan Model dan Validasi Model... 9 Penelitian Terdahulu METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank Karakteristik Nasabah Persepsi Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Eksplorasi Data Sekunder Faktor-faktor yang Membentuk Model Pangsa Pasar Peubah Penjelas yang Relatif Penting Membentuk Model Hubungan antara Model Pangsa Pasar dengan Persepsi Masyarakat terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah SIMPULAN DAN SARAN.. 37

13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

14 DAFTAR TABEL Halaman 1 Perkembangan total aset, DPK dan pembiayaan bank syariah (dalam miliar rupiah) Jenis peubah persepsi data primer Jenis peubah data sekunder Tabulasi silang antara pekerjaan dan pendidikan responden 18 5 Tabulasi silang antara pekerjaan dan tingkat penghasilan responden 19 6 Tabulasi silang antara pendidikan dan tingkat penghasilan responden Sistem pembobotan nilai pada skala persepsi Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan kelompok responden Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan pekerjaan Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan pekerjaan Alasan responden memilih bank syariah Alasan responden memilih bank konvensional Alasan nasabah bank syariah tetap menggunakan jasa dan layanan bank konvensional Nilai korelasi dan signifikansi antara peubah respon dengan peubah penjelasnya Hasil analisis regresi spline pada model pangsa pasar... 33

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Karakteristik demografi responden berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) status Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) tingkat pendidikan, dan (c) pekerjaan Karakteristik demografi nasabah berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) lama nasabah Persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah (dalam persen) Perkembangan series data pada periode penelitian DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Hasil Analisis Regresi Spline Karakteristik Responden Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank Karakteristik Nasabah bank syariah Persepsi Nasabah Terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah... 51

16 PENDAHULUAN Latar Belakang Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum) Islam. Bank syariah menjalankan operasionalnya dengan sistem bagi hasil (tanpa bunga). Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan 9 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) pada tahun Sampai dengan Desember 2009 tercatat 6 Bank Umum Syariah (BUS) dengan 711 kantor, 25 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan 287 kantor dan 139 BPRS dengan 225 kantor. Sedangkan perkembangan total aset, dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan Bank syariah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan total aset, DPK dan pembiayaan bank syariah (dalam miliar rupiah) Total Aset DPK Pembiayaan Sumber: Pertumbuhan rata-rata total aset selama 6 tahun terakhir adalah sekitar 117%. Kinerja perbankan syariah juga sangat memuaskan, dilihat dari angka financing to deposit ratio (FDR), perbandingan jumlah pembiayaan dengan simpanan pihak ke-3 yang rata-rata selama 6 tahun terakhir adalah 100,2%. Sehingga fungsi perbankan sebagai lembaga intermediary system (sistem perantara) tercapai dengan baik. Akan tetapi pertumbuhan perbankan syariah yang sangat pesat dengan kinerja yang sangat bagus belum diimbangi dengan peningkatan pangsa pasar secara signifikan. Pangsa pasar yang ditargetkan Bank Indonesia juga belum tercapai. Sebagai contoh adalah pangsa pasar aset bank syariah per Desember 2009 tercatat sebesar 2,6 persen, padahal target Bank Indonesia di akhir 2008 adalah 5 persen. Hal ini bisa diartikan bahwa tingkat penerimaan masyarakat terhadap bank syariah baru 2,6 persen dan terdapat

17 2 deviasi cukup besar terhadap target yang diharapkan. Kesenjangan ini dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal. Pangsa pasar akan meningkat seiring meningkatnya volume transaksi perbankan syariah. Peningkatan volume transaksi ini akan terjadi seiring peningkatan nasabah dalam memilih dan memanfaatkan produk-produk bank syariah. Peningkatan volume ini bisa meliputi peningkatan volume transaksi nasabah (lama) dan penjaringan nasabah baru (akibat promosi atau layanan bank syariah yang semakin membaik). Lestari (2006) menemukan bahwa popularitas atau ketenaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah, sedangkan preferensi masyarakat terhadap produk bank syariah dipengaruhi signifikan oleh variasi atau pilihan produk bank syariah. Sedangkan Mulyani (2007) menjelaskan terdapat keterkaitan antara karakteristik konsumen yang terdiri dari jenis kelamin, profesi, dan pendidikan dengan karakteristik produk jasa perbankan syariah. Sedangkan sistem bagi hasil merupakan karakteristik produk perbankan syariah yang berpengaruh dominan terhadap ketertarikan konsumen untuk menabung di bank syariah. Indriani (2006) dengan metode regresi berganda menjelaskan bahwa pendapatan domestik bruto (GDP), return of asset (ROA) dan jumlah kantor per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan total aset bank syariah. Sedangkan inflasi, suku bunga bank konvensional dan non performing financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan total aset bank syariah. Pemodelan statistik dengan peubah respon kontinu yang banyak digunakan adalah pemodelan parametrik. Namun pemodelan ini memiliki asumsi ketat yang harus dipenuhi agar hasil pendugaan yang didapatkan memiliki keakuratan yang tinggi, sehingga tak jarang dilakukan pendekatan-pendekatan non parametrik yang tidak membutuhkan asumsi-asumsi sebagaimana model parametrik. Diantara beberapa pendekatan model non parametrik adalah regresi spline. Regresi ini merupakan jenis pendekatan non parametrik yang tidak mendasarkan asumsi hubungan fungsi antara peubah bebas dan peubah terikatnya. Metode ini juga

18 3 dapat mengatasi masalah ketaklinieran dan dapat membentuk model-model dugaan yang akurat baik untuk data respon kontinu maupun biner. Regresi spline juga dapat mengatasi pola data yang menunjukkan adanya perubahan perilaku pada sub sub interval tertentu dengan bantuan titik titik absis (knot). Perumusan Masalah Model pangsa pasar perbankan syariah terdiri atas peubah respon berupa data proporsi yang nilainya berkisar antara 0 sampai 100% dengan peubah penjelas yang bertipe numerik dan kategorik dengan pola yang berbeda-beda. Data pangsa pasar dan jumlah kantor memiliki pola trend (naik). Sedangkan datadata lain seperti tingkat suku bunga, tingkat bagi hasil dan indeks produksi memiliki pola data yang sangat fluktuatif, sehingga pola linier dalam memodelkan peubah-peubah tersebut akan sulit didapatkan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih menggunakan model regresi spline untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pangsa pasar bank syariah. Di samping itu hasil penelitian Ulpah (2008) yang melakukan perbandingan model aditif terampat (GAM) dan regresi spline adaptif berganda (MARS) pada pemodelan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MARS menghasilkan model yang lebih baik dari GAM dan mempunyai kemampuan prediksi yang lebih baik pula. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis model pangsa pasar produk bank syariah dari faktor-faktor terpenting yang mempengaruhinya 2. Melakukan pendekatan survei untuk mendukung hasil analisis model pangsa pasar dengan studi kasus Kota Bogor

19 4 TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pasar Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2009 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu. Di dalam sistem perbankan hanya terdapat dua sistem, yaitu sistem konvensional yang mendasarkan operasionalnya pada tingkat suku bunga dan sistem syariah yang mendasarkan operasionalnya pada tingkat bagi hasil. Dengan demikian pangsa pasar perbankan hanya dimiliki oleh dua sistem tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Perilaku ini bisa saja dipengaruhi oleh sisi penawaran ataupun permintaan. Penawaran dalam dunia perbankan difokuskan kepada bagaimana dunia perbankan memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk dalam hal ini ketersediaan sarana prasarana pendukung dari pemerintah. Sedangkan sisi permintaan lebih kepada sejauh mana kebutuhan masyarakat terhadap transaksi keuangannya di bank. Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah Penerimaan masyarakat terhadap bank syariah terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mempergunakan bank syariah dan terus mengadopsinya atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Perbankan Syariah (DBS) BI bekerja sama dengan Tim IPB di Jawa Barat (2000), faktorfaktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mempergunakan bank syariah antara lain dikarenakan: (1) Pekerjaan utama, (2) Penghasilan, (3) Aksestabilitas, (4) Keterbukaan terhadap informasi, (5) Penerimaan terhadap bank konvensional, (6) Pertimbangan memilih bank syariah karena: lokasi/akses, pelayanan, kredibilitas, fasilitas, status, (7) Pengguna jasa bank konvensional, seperti jasa

20 5 pinjaman dan layanan dan (8) Pengetahuan bank syariah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk terus mengadopsi bank syariah adalah sebagai berikut: (1) Aksestabilitas, (2) Posisi tokoh, (3) Pengetahuan bank syariah, (4) Pendapat bahwa bank syariah menguntungkan dan pelayanannya mudah dan (5) Pengguna jasa bank syariah. Pertimbangan utama masyarakat dalam memilih bank baik konvensional maupun bank syariah adalah karena aksestabilitas, kredibilitas, profesionalisme pelayanan dan fasilitas pelayanan. Bunga/bagi hasil penghimpunan dana maupun pembiayaan tidak menjadi pertimbangan utama (BI & IPB 2004). Keputusan untuk mengadopsi bank syariah dapat dianalogikan sebagai sebuah proses membeli suatu produk. Dalam proses pembelian, kegiatan konsumen yang bersifat mental maupun fisik, dapat dibagi ke dalam beberapa tahap. Pertama konsumen merasakan adanya suatu kebutuhan yang bersifat umum dan spesifik. Kedua kegiatan yang dilakukan konsumen sebelum dilaksanakannya pembelian. Ketiga adalah menyangkut proses pengambilan keputusan pembelian, menentukan apa yang akan atau tidak akan dibeli berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan sebelum proses pembelian dijalankan. Keputusan membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh kemudahan memperoleh produk tersebut, disain peletakan serta tempat pembeliannya. Jauh dekatnya jarak lokasi atau tempat pembelian umumnya menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen. Begitu juga dengan tempat pembelian yang perlu dirancang sedemikian rupa oleh pemasar sehingga memberikan suasana yang lebih menarik bagi konsumen. Dalam mengkomunikasikan suatu produk, promosi memiliki peranan penting. Promosi bisa dilakukan melalui iklan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi. Promosi yang baik dan efisien adalah promosi yang akan membuat konsumen mengenal produk dan dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Penilaian konsumen terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh atribut, merek, kemasan dan label yang menyertai produk tersebut. Atribut produk merupakan alat yang membedakan produk yang satu dengan lainnya. Merek

21 6 dianggap penting sebagai pengenal dan sekaligus pelindung konsumen dari ancaman kualitas yang rendah. Kemasan dan label yang menarik merupakan hal yang sangat penting, karena hal ini adalah hal yang pertama kali dilihat oleh konsumen. Selain hal tersebut di atas, faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelian adalah pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Pengaruh lingkungan eksternal terdiri atas budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Pengaruh perbedaan individu (faktor internal) mencakup: (1) sikap, (2) kepribadian, gaya hidup dan demografi, (3) pengetahuan, (4) motivasi dan keterlibatan serta (5) sumberdaya konsumen. Sedangkan proses psikologis meliputi pemrosesan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap/perilaku. Regresi Spline Regresi Spline merupakan suatu pendekatan non parametrik ke arah pengepasan data dengan tetap memperhitungkan kemulusan kurva. Spline merupakan model polynomial yang tersegmen/terbagi. Sifat tersegmen/terbagi inilah yang memberikan fleksibilitas yang lebih baik daripada model polynomial biasa. Sifat ini memungkinkan model regresi spline menyesuaikan diri secara efektif terhadap karakteristik lokal dari data. Penggunaan spline difokuskan kepada adanya perilaku atau pola data, yang pada daerah tertentu, mempunyai karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Fungsi Spline berorde ke-m dalam Gyorfi et al. (2002) adalah sembarang fungsi yang secara umum dapat disajikan dalam bentuk: p m 1 sj f ( x) X r ( X K ) m 1 (1) 0 j. r j j( m 1). k j jk j 1 r 1 k 1 Dengan fungsi truncated sebagai berikut: m m ( X j K jk ) 1 ; X j K ( X jk j K jk ) 1 0; X K j jk

22 7 Keterangan: = Konstanta = Parameter model = Koefisien pada peubah X j dengan orde ke-r = Koefisien pada peubah X j truncated knot kepada spline ber-orde m = Peubah penjelas ke-j = Knot ke-k pada peubah X j j = 1, 2,, p dan k = 1, 2,, j = Banyaknya knot dalam peubah penjelas ke-j Bentuk matematis fungsi spline tersebut dapat dikatakan bahwa spline merupakan model polynomial yang tersegmen (Piecewise Polynomial). Hanya saja, spline masih bersifat kontinu pada knot-knotnya. Knot diartikan sebagai suatu titik fokus (nilai absis dari titik-titik ikat) dalam fungsi spline, sehingga kurva yang dibentuk tersegmen pada titik tersebut. Spline orde ke-m, dapat juga diartikan sebagai model polynomial orde ke-m pada tiap interval segmennya, yakni [Kk,Kk+1]. Hal ini berarti, fungsi spline merupakan suatu gabungan fungsi polynomial, dimana penggabungan beberapa polynomial tersebut pada knot-knot dengan suatu cara yang menjamin sifat kontinuitas. Spline adalah potongan polynomial mulus yang masih memungkinkan memiliki sifat tersegmen. Fungsi Pemulus Spline Kurva pemulus f ˆ( ) dapat diperoleh berdasarkan data amatan, yakni pasangan peubah penjelas dan peubah terikatnya: n f ( x 1 ) s ia y a a 1 x 1 ˆ (2) s s x, x ) merupakan fungsi linier data amatan, yakni pasangan xi dan ya, ia ( i a dengan i = 1, 2,, n dan a = 1, 2,, n. Penduga fungsi pemulus merupakan penduga fungsi yang mampu memetakan data dengan baik serta mempunyai ragam galat yang kecil. Hal ini adalah dasar pembentukan fungsi pemulus Spline. Oleh karena itu, dengan menggunakan data amatan sebanyak n, maka f (x) diperoleh dengan meminimumkan fungsi Penalized Least Square (PLS).

23 8 n 2 ( d) PLS ( y f ( x )) 2 f ( x) dx i i i 1 (3) ρ adalah parameter pemulus dan f (d) x adalah turunan ke-d dari f(x) maka fungsi tersebut dinamakan fungsi pemulus spline (Lee et al. 2006). Perimbangan antara fleksibilitas dan kemulusan dugaan kurva dikontrol oleh nilai parameter atau jumlah knot. Parameter pemulus yang relatif besar atau jumlah knot yang relatif kecil akan menghasilkan dugaan kurva yang sangat mulus sehingga perilaku data yang rinci tidak terlihat, sedangkan parameter pemulus yang relatif kecil atau jumlah knot yang relatif besar menghasilkan dugaan kurva yang kasar karena besarnya pengaruh variasi lokal. Pemulus spline mempunyai sifat fleksibel dan efektif dalam menangani sifat lokal suatu fungsi atau data. Recursive Partitioning yang Dimodifikasi Fungsi basis adalah satu set fungsi yang menggambarkan informasi yang terdiri atas satu peubah atau lebih. Fungsi ini memuat hal-hal yang memberikan kontribusi paling besar dari peubah bebas (penjelas) kepada peubah respon. Nilai fungsi basis dapat digambarkan sebagai berikut: max (0, x-t) atau max (0,t-x) x adalah peubah bebas dan t adalah nilai yang menggambarkan letak titik knot. Penentuan fungsi basis (meliputi jumlah dan letaknya) dan parameterparameternya (seperti jumlah dan letak knot, interaksi) ditentukan secara otomatis oleh data dengan menggunakan algoritma recursive partitioning yang dimodifikasi melalui langkah maju (forward) dan langkah mundur (backward). Pada langkah maju model dibangun dengan menambahkan fungsi basis spline (pengaruh utama, knot dan interaksi) sampai didapatkan model yang jenuh dengan fungsi basis maksimum. Fungsi basis maksimum didapatkan dengan meminimumkan average sum of square residual (ASR). Sedangkan pada langkah mundur, ditentukan berapa ukuran fungsi basis yang layak. Penghapusan fungsi basis dilakukan pada peubah yang paling kecil kontribusinya pada hasil langkah maju (dari model) sampai diperoleh keseimbangan antara bias dan ragam yang

24 9 optimum melalui nilai generalize cross validation (GCV) dengan formula sebagai berikut: (1/ N) GCV ( ) [1 N ˆ 2 [ yi f ( xi)] i 1 2 ( C( )) / N] (4) pembilang pada formula di atas adalah rataan jumlah kuadrat galat dengan λ adalah jumlah himpunan bagian/jumlah fungsi basis non konstan pada spline dan N adalah jumlah pengamatan. Sedangkan penyebutnya adalah penalti fungsi model komplek. Semakin kecil nilai GCV (semakin besar nilai GCV -1 ) suatu peubah, semakin penting peubah tersebut di dalam membentuk model. Hasil modifikasi algoritma recursive partitioning adalah model regresi spline yang dinyatakan sebagai berikut: M m 1 K m fˆ( x) a0 a [ skm ( xv( k, m) tkm )] m k 1 a 0 adalah fungsi basis induk, a m adalah koefisien fungsi basis ke-m dan m adalah maksimum fungsi basis (nonconstant basis function). Koefisien fungsi basis a m dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil. Dengan demikian persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut: Keterangan: ŷ a 0 ˆ 2 y a0 a1b1 ( x) a2b ( x)... ambm ( x) = peubah respon = konstanta a 1, a2, a m = koefisien fungsi basis spline ke m (m=1, 2,, M) B 1, B2, B M = fungsi basis ke ke m Kriteria Kebaikan Model dan Validasi Model Pemilihan model terbaik dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa kriteria antara lain: 1. Kebaikan model dengan koefisien keragaman (R 2 dan R 2 terkoreksi) (5)

25 10 2. Validasi model dengan Root mean square error (RMSE) yang diformulasikan sebagai berikut: n ( y i yˆ i ) 2 RMSE i 1 n dimana ŷ i = dugaan untuk validasi y i dan n = banyaknya data validasi. (6) Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang spline antara lain telah dilakukan oleh Bilfarsah (2001) yang mencoba melihat efektifitas metode aditif spline kuadrat terkecil parsial (ASKTP) dalam pendugaan model regresi pada data produksi ikan tuna dan konsentrasi lemak ikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode ASKTP lebih efektif dari metode kuadrat terkecil (MKT), model aditif terampat (MAT) dan metode kuadrat terkecil parsial (MKTP) dalam mengatasi multikolinieritas dan non linier. Di sisi lain metode ini tidak dapat mengatasi kehomogenan ragam. Aziz (2005) meneliti regresi spline adaptif berganda (RSAB) untuk data respon biner. Dengan data perekonomian Indonesia penelitian ini menghasilkan model RSAB memberikan hasil yang menjanjikan untuk peramalan resesi di dalam contoh. Penerapan model RSAB untuk peramalan resesi 3, 6, 9, dan 12 bulan ke depan pada periode penelitian memberikan hasil yang tepat yakni tidak terjadi resesi. Analisis yang senada dilakukan oleh Ulpah (2008) dengan membandingkan model aditif terampat (GAM) dan regresi spline adaptif berganda (MARS) pada pemodelan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa TPB IPB dan STAIN Purwokerto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MARS menghasilkan model yang lebih baik dari GAM dan mempunyai kemampuan prediksi yang lebih baik pula. Tonah (2006) melakukan pemodelan kalibrasi peubah ganda dengan pendekatan regresi sinyal P-Spline. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data spektra persen transmitan hasil pengukuran spektrometer FTIR dan data konsentrasi hasil pengukuran HPLC pada senyawa aktif gingerol yang terdapat pada serbuk rimpang jahe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koreksi pencaran pada data persen transmitan senyawa aktif gingerol dapat meningkatkan

26 11 2 kemampuan prediksi model regresi sinyal P-spline. Model RSP dengan koreksi pencaran multiplikatif pada senyawa aktif gingerol memberikan hasil prediksi yang cukup baik.

27 METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer berupa persepsi masyarakat terhadap bank syariah (produk dan layanannya) di Kota Bogor. Data dikumpulkan dari hasil kuisioner terhadap nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor. Populasi penelitian adalah semua nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel (contoh) dengan pertimbangan tertentu. Dasar pertimbangan dalam menentukan contoh bank syariah adalah berdasarkan jenis dan masa beroperasinya. Bank syariah memiliki dua jenis: BUS dan UUS dengan tingkat masa beroperasinya yang beragam. Hal tersebut secara tidak langsung akan membentuk karakteristik (meliputi produk dan layanan) bank syariah yang satu dengan lainnya, termasuk penilaian nasabah terhadap bank tersebut. Dari 6 BUS dan 25 UUS yang ada, yang memiliki kantor cabang di Kota Bogor hanya 4 BUS dan 4 UUS. Empat BUS tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) dan BRI Syariah. Sedangkan ketiga UUS tersebut adalah BNI Syariah, BTN Syariah, Bank Jabar Syariah dan HSBC Syariah. BMI dan BRI Syariah dipilih mewakili BUS dengan pertimbangan masa beroperasi cukup lama dan baru. Sedangkan BNI Syariah, Bank Jabar Syariah dan BTN Syariah dipilih mewakili UUS dengan pertimbangan yang sama. Jumlah responden yang diambil berdasarkan pertimbangan waktu yang tersedia untuk pengumpulan data, yaitu kurang lebih satu bulan. Apabila rata-rata dalam satu hari melakukan survei terhadap 5 sampai 10 responden dengan jeda waktu 3 hari, maka dalam satu bulan didapatkan jumlah contoh sebanyak 100 responden. Jumlah tersebut kemudian dibagi berdasarkan sistem kuota. Jumlah nasabah BUS biasanya jauh lebih banyak dibandingkan nasabah UUS, sehingga pembagian kuota ditetapkan 60 persen untuk responden BUS dan 40 persen responden UUS. Secara rinci berdasarkan sistem kuota ditetapkan 30 persen untuk

28 13 masing-masing responden BMI dan BRI Syariah, 20 persen responden BNI Syariah dan masing-masing 10 persen responden dari Bank Jabar Syariah dan BTN Syariah. Pengambilan data kuesioner dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Minggu pertama bulan Maret 2010 sampai dengan Minggu pertama bulan Mei Sistem pemilihan responden di lapangan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Sebagian besar responden yang dipilih adalah responden yang sedang menunggu/berada dalam antrian untuk melakukan transaksi. Hal ini terkait dengan kesediaan dan waktu luang responden. Peubah-peubah persepsi dalam kuesioner secara rinci dijelaskan di Tabel 2. Peubah Sosialisasi bank syariah/ Pengetahuan nasabah Popularitas Legalitas Tabel 2 Jenis peubah persepsi data primer Indikator Perbedaan bank syariah dan konvensional, Produk penghimpunan dana, Cara mendapatkan pembiayaan, Kegiatan operasional dan pertimbangan memilih bank syariah. Kepopuleran, Reputasi bank syariah. Efek dan dukungan peraturan/uu terhadap perkembangan bank syariah. Profesionalitas Pelayanan yang memuaskan, Mengutamakan kepentingan nasabah, Kemudahan dan kecepatan informasi yang diberikan, Akurasi pencatatan, Kecepatan menyelesaikan masalah. Akses Fasilitas Produk Akses menjadi nasabah, Akses lokasi dan Akses layanan. Lokasi dan layanan ATM, Peralatan dan perlengkapan yang disediakan bank syariah. Karakteristik produk dan layanan bank syariah, Usaha memasarkan/promosi yang dilakukan. Sedangkan data sekunder digunakan untuk memberikan gambaran secara nasional tingkat penerimaan masyarakat terhadap bank syariah melalui besarnya pangsa pasar. Data ini berupa data time series (deret waktu) bulanan dari bulan Maret 2003 sampai dengan Desember 2009 yaitu sebanyak 81 periode. Data bersumber dari website Bank Indonesia ( dan sumber lain yang terkait. Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan di Tabel 3.

29 14 Tabel 3 Jenis peubah data sekunder Peubah Keterangan Data yang digunakan Y Pangsa pasar Pangsa pasar aset bank syariah X 1 Variasi produk Jumlah produk bank syariah X 2 Jumlah gerai/kantor layanan Jumlah gerai/kantor layanan tidak termasuk gerai muamalat dan office chanelling X 3 Tingkat suku bunga Tingkat suku bunga pasar uang antar bank pagi (PUAB) X 4 Fatwa Fatwa tentang keharaman bunga bank (peubah dummy) X 5 Undang-undang UU tentang Bank Syariah (peubah dummy) X 6 Pertumbuhan ekonomi Perubahan dalam logaritma indeks produksi X 7 Tingkat bagi hasil Tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) Analisis Metode penelitian ini terdiri atas beberapa tahap. Pertama adalah tahapan analisis data primer, yaitu dengan menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Kedua adalah tahapan analisis data sekunder, menggunakan pendekatan regresi spline. Terakhir adalah analisis kesesuaian antara data primer dan data sekunder yang ada, menggunakanan deskripsi kualitatif. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada analisis data primer adalah: 1. Mengumpulkan data kuisioner dan melakukan pengkodean pada hasil kuisioner 2. Mengeksplorasi data kuisioner menggunakan tabel frekuensi relatif, histogram maupun tabulasi silang untuk melihat karakteristik responden (nasabah maupun non nasabah) dan persepsinya terhadap pemilihan bank syariah serta produk dan layanan bank syariah.

30 15 Sedangkan tahapan yang akan dilakukan dalam analisis regresi spline pada data sekunder antara lain: 1. Mengeksplorasi data pangsa pasar aset bank syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengetahui karakteristik dan pola data selama periode penelitian. 2. Menentukan maksimum fungsi basis, maksimum jumlah interaksi, menetapkan jumlah dan jarak knot serta minimum jumlah pengamatan diantara knot. 3. Membangun model regresi spline (menghitung nilai dugaan faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar bank syariah, menentukan peubah penjelas yang terpenting dan menguji kebaikan model). Kriteria penentuan peubah penjelas yang relatif penting adalah dengan melihat nilai GCV (general cross validation). Semakin kecil nilai GCV (semakin besar nilai GCV -1 ) suatu peubah semakin penting kontribusi peubah tersebut terhadap model yang dibangun. 4. Interpretasi hasil. 5. Membandingkan hasil analisis data sekunder dengan data primer dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar bank syariah.

31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data penelitian terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Dalam rangka memudahkan pengumpulannya, data primer dikumpulkan dengan menyebar kuisioner terhadap responden yang datang ke bank syariah terpilih. Di dalam praktiknya, pengumpulan data ini tidak sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Waktu awal yang dijadwalkan sebulan menjadi dua bulan lebih satu minggu. Penyebabnya antara lain berasal dari internal bank syariah dan kondisi responden. Kendala internal yaitu berupa perizinan penyebaran kuisioner. Diantara kelima bank syariah terpilih, lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin menyebar kuisioner sangat beragam, antara kurang dari satu hari sampai dengan dua bulan. Penyebabnya antara lain, kesibukan pengambil keputusan maupun masih adanya pengambilan data kuisioner oleh peneliti lain. Sedangkan dari responden antara lain, tidak tersedianya responden untuk mengisi kuisioner. Hal ini disebabkan responden yang datang ke bank syariah masih cukup minim. Sedangkan kendala dalam pengumpulan data sekunder antara lain ketidaktersediaan data pada peubah dan periode tertentu. Karakteristik Responden Berdasarkan data hasil analisis kuisioner, karakteristik demografi responden dapat dilihat pada Gambar 1. Responden terdiri atas responden nasabah, sebanyak 77% dan responden non nasabah, sebanyak 23%. Sebesar 84% responden memiliki interval usia antara 18 sampai 41 tahun, dengan dominasi kelompok usia antara 24 sampai 35 tahun sebanyak 51%. Delapan belas persen dari jumlah tersebut merupakan responden yang belum memilih bank syariah. Artinya sebagian besar responden (masyarakat yang datang ke bank syariah di Kota Bogor) adalah responden dewasa yang didominasi oleh usia produktif (18-45 tahun).

32 17 Secara umum jenis kelamin responden didominasi oleh responden pria. Akan tetapi selisih antara pria dan wanita hanya 16%. Diantara kelima bank terpilih, BNI Syariah didominasi oleh responden wanita daripada pria % % % % Lain2 1% Pscsrjn 2% Abstn 21% > 3 jt 18% Gambar 1 Karakteristik demografi responden berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) status Tingkat pendidikan biasanya berpengaruh terhadap daya pikir seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Tingkat pendidikan juga erat kaitannya dengan tingkat pekerjaan seseorang. Berdasarkan tingkat pendidikan (pendidikan terakhir) responden responden digolongkan ke dalam 7 kategori yaitu: SD, SMP, SMA, Sarjana, Pascasarjana dan lainnya (seperti diploma). Responden dengan pendidikan terakhir sarjana dan SMA terlihat mendominasi dengan persentase 57% dan 34%. Hal ini berarti rata-rata masyarakat yang memilih datang ke bank syariah di Kota Bogor pada periode penelitian adalah masyarakat yang berpendidikan % Sarjn 57% 2,1-3 jt 20% (c) (e) (a) % % % % SD 1% SMP 5% SMA 34% < 0,5 jt 3% 0,5-1 jt 14% 1,1-2 jt 24% Wnita 42% Abst 1% Lain2 14% TNI 3% Wswst 22% non nsbh 77% Pria 58% Pljr/M hs 17% PNS 14% P.Swst 29% nsbh 23% Pekerjaan seringkali dikaitkan dengan status kelas sosial dan dapat mengubah seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga pekerjaanpun (b) (d) (f)

33 18 tidak terlepas dari karakteristik responden yang memilih datang ke bank syariah. Pekerjaan responden dalam hal ini digolongkan ke dalam 6 golongan antara lain: profesi sebagai Pelajar/Mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, TNI/Polri/Purnawirawan dan Lainnya, seperti ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang datang ke bank syariah sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, sebanyak 27%, wiraswasta, sebanyak 23% dan pelajar/mahasiswa sebanyak 17%. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa dari bank syariah tersebut biasanya memiliki kerja sama dengan lembaga swasta (di bidang pendidikan maupun lainnya) dalam pembayaran gaji karyawan, penyaluran pembiayaan (baik individu maupun kolektif) dan juga penerimaan pembayaran sekolah/kuliah pelajar. Responden pelajar/mahasiswa terdiri atas mahasiswa perguruan tinggi (baik sarjana maupun sekolah pascasarjana) dan siswa SMA. Responden dengan tingkat pendidikan SMA sebagian besar adalah mahasiswa dan sebagian lagi pegawai swasta serta wiraswasta. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan sarjana sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, wiraswasta dan PNS (Tabel 4). Tabel 4 Tabulasi silang antara pekerjaan dan pendidikan responden Pekerjaan Pendidikan SD SMP SMA Sarjana Pascasarjana Lainnya Jumlah Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purn Lainnya * *Abstain Tingkat penghasilan responden tidak terlepas dari tingkat pendidikan dan profesinya. Sebesar 62% responden memiliki tingkat pendapatan di atas Rp Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pegawai swasta untuk tingkat penghasilan Rp , dan PNS pada tingkat penghasilan , Sedangkan responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebagian besar memiliki tingkat penghasilan antara Rp dan di atas Rp Jumlah abstain dalam tingkat penghasilan didominasi oleh pelajar/mahasiswa yang memang belum bekerja sehingga belum memiliki

34 19 penghasilan sendiri (Tabel 5). Tingkat penghasilan yang dominan pada responden didominasi oleh mereka yang berpendidikan sarjana (Tabel 6). Tabel 5 Tabulasi silang antara pekerjaan dan tingkat penghasilan responden Tingkat penghasilan (dalam jutaan Rp) Pekerjaan < 0,5 0,5-1 1,1-2 2,1-3 > 3 * Jumlah Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil Pegawai swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnawirawan Lainnya * *Abstain Tabel 6 Tabulasi silang antara pendidikan dan tingkat penghasilan responden Tingkat penghasilan (dalam jutaan Rp) Pendidikan < 0,5 0,5-1 1,1-2 2,1-3 > 3 * Jumlah SD SMP SMA Sarjana Pascasarjana Lainnya *Abstain Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank Persepsi responden diukur dengan skala likert dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Masing-masing diberikan bobot berturut-turut 5, 4, 3, 2 dan 1. Akan tetapi berdasarkan hasil analisis banyak terdapat bobot dengan nilai desimal, sehingga pembobotan disesuaikan dengan skala yang ada dengan ketentuan seperti Tabel 7. Sedangkan interpretasi dari masing-masing bobot nilai/skala disesuaikan dengan karakteristik persepsi yang ditanyakan.

35 20 Tabel 7 Sistem pembobotan nilai pada skala persepsi Skala Skala Bobot nilai Sangat tidak setuju 1 1,0-1,49 Tidak setuju 2 1,5-2,49 Netral 3 2,5-3,49 Setuju 4 3,5-4,49 Sangat setuju 5 4,5-5,0 Di dalam memilih produk, konsumen harus mengetahui dengan jelas mengenai produk tersebut, begitu pula dalam memilih menjadi nasabah suatu bank atau tidak. Pengetahuan itu bisa berwujud popularitas suatu bank di mata masyarakat (calon nasabah), pengetahuan tentang produk-produk dan layanannya, serta alasan-alasan lain yang dianggap penting. Popularitas menjadi hal umum yang diperlukan sebagai dasar dalam memilih suatu produk tertentu. Hal ini juga mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih bank syariah. Semakin bernilai maksimal tingkat popularitas tersebut, keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah semakin naik menjadi 100 persen (Lestari 2006). Sejumlah 46% responden menyatakan bahwa bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor dan memiliki reputasi yang baik. Dua puluh tujuh persen lainnya menyatakan popularitas bank syariah sangat bagus (Lampiran 4.1). Berdasarkan kelompok responden, sebesar 75,4% responden nasabah menilai bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor. Sedangkan kelompok non nasabah yang berpendapat sama berjumlah 65%, sisanya mengatakan tidak tahu. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah lebih dikenal oleh kalangan nasabah daripada non nasabah (Tabel 8). Tabel 8 Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 19 24,7 8 34, 8 27 Bagus 36 46, ,5 46 Sangat bagus 22 28,6 5 21,7 27 Secara umum sebanyak 27% menjawab tidak tahu (netral) dengan persentase responden non nasabah lebih besar. Golongan ini memiliki tingkat

36 21 pendidikan tertinggi sarjana dan SMA dengan profesi sebagai pegawai swasta dan wiraswasta. Hasil ini memberikan arti bahwa bank syariah masih harus melakukan usaha-usaha nyata untuk meningkatkan popularitasnya, khususnya di kalangan dua karakteristik tersebut. Usaha ini bisa berupa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan/pameran-pameran ataupun juga meningkatkan kerjasama dengan para wirausaha maupun lembaga swasta baik dalam penyediaan jasa maupun pembiayaan. jumlah (%) jenis kelamin Pria Jumlah (%) SD SMP SMA Sarjana Pascasa Lainnya 4 1 Pendidikan (a) (b) Jumlah (%) 20 0 Pljr/Mhs PNS P.Swst W.swst TNI Lainnya Abst 1 4 Pekerjaan Gambar 2 Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) tingkat pendidikan dan (c) pekerjaan (c) Berdasarkan demografi responden, bank syariah lebih populer di kalangan responden wanita dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan sebanyak 35% responden pria adalah netral, antara tidak tahu dan menganggapnya kurang populer (Gambar 2.a). Sosialisasi bank syariah diterjemahkan ke dalam seberapa dalam pengetahuan mereka tentang perbedaan antara bank syariah dengan konvensional, produk penghimpunan dana, pembiayaan dan sistem bank syariah. Sebesar 79% responden memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai perbedaan perbankan syariah dengan konvensional maupun produk penghimpunan dana dan sistem

37 22 bank syariah (Lampiran 4.2). Akan tetapi sebagian besar dari mereka adalah responden nasabah. Sedangkan responden non nasabah hampir setengahnya menyatakan tidak tahu (netral) tentang poin-poin yang ditanyakan. Artinya sosialisasi yang dilakukan oleh bank syariah masing sangat kurang untuk kalangan non nasabah. Hal ini bisa juga disebabkan karena intensitas hubungan/transaksi keuangan responden dengan bank syariah yang masih kurang, mengingat mereka bukanlah nasabah (Tabel 9). Tabel 9 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 11 14, ,5 21 Bagus 51 66, ,5 64 Sangat bagus 15 19, Secara umum responden yang netral (tidak tahu) berjumlah 21%. Kelompok ini terdiri atas responden yang berprofesi sebagai wiraswasta (Tabel 10). Berdasarkan hasil analisis secara umum responden belum cukup mengetahui bagaimana cara mendapatkan pembiayaan di bank syariah. Hal ini menjadi tugas bank syariah untuk mensosialisasikan produk-produk pembiayaan dan ketentuanketentuan yang terkait, khususnya pada wiraswasta yang membutuhkan modal, mengingat basis sistem pembiayaan bank syariah adalah berlandaskan sektor riil yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabel 10 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan pekerjaan (dalam persen) Pekerjaan Uraian Total Tidak tahu Bagus Sangat bagus Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnw Lainnya Abstain Legalitas bagi bank syariah sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan dan menyebarluaskan bank syariah. Persepsi ini dijelaskan ke dalam pentingnya dukungan undang-undang dan adanya fatwa bunga bank haram oleh MUI. Dari keseluruhan responden, sebanyak 76% berpendapat bahwa adanya undang-undang

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap Bank Syariah 4 TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pasar Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2009 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Responden HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data penelitian terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Dalam rangka memudahkan pengumpulannya, data primer dikumpulkan dengan menyebar kuisioner terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Regresi 2.2 Model Aditif Terampat ( Generalized additive models , GAM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Regresi 2.2 Model Aditif Terampat ( Generalized additive models , GAM) II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode Regresi Analisis regresi merupakan bagian dalam analisis statistika yang digunakan untuk memodelkan hubungan antara peubah tidak bebas (respon) dengan satu atau beberapa peubah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah

Lampiran 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Lampiran 1 Kuisioner Persepsi dan Non terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur :... tahun 2. Agama : Islam Kristen Hindu Budha Katolik 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Wanita

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup menggembirakan. Diawali dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, kini terdapat 133 Bank Syariah.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi Pencaran Multiplikatif Data persen transmitan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan FTIR pada 1866 bilangan gelombang yang berkisar antara 4000 400 cm -1. Grafik

Lebih terperinci

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : PEMODELAN STOK GABAH/BERAS

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi..., Ellyn Herlia Nur Hidayah, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi..., Ellyn Herlia Nur Hidayah, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal keberadaan bank syariah di Indonesia ditandai dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Keluarnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan beberapa tinjauan pustaka sebagai landasan teori pendukung penulisan penelitian ini. 2.1 Analisis Regresi Suatu pasangan peubah acak seperti (tinggi, berat)

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam sistem perbankan syariah. Sektor perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni diawali dengan didirikannya bank Muamalat pada tahun 1992 dan terus berkembang sampai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah BAB III REGRESI SPLINE 3.1 Fungsi Pemulus Spline yaitu Fungsi regresi nonparametrik yang telah dituliskan pada bab sebelumnya = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah faktor

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) SKRIPSI VIRGITHA ISANDA AGUSTANIA H34050921 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN REGRESI PENALIZED SPLINE BERBASIS RADIAL SKRIPSI Disusun oleh: KARTIKANINGTIYAS H.S 24010211140076 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab II telah dipaparkan hasil dari studi literatur yang diperoleh mengenai pertumbuhan aset perbankan syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari studi literatur

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI NON PARAMETRIK B-SPLINE

ANALISIS INFLASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI NON PARAMETRIK B-SPLINE ANALISIS INFLASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI NON PARAMETRIK B-SPLINE SKRIPSI Oleh : ALVITA RACHMA DEVI 24010210120017 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Belajar Menurut Dalyono (2007), ada beberapa definisi belajar dari para ahli, antara lain, yaitu: a) Witherington, dalam buku educational psychology mengemukakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab satu juga berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab empat dan dengan

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas Sains dan Matematika Undip

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas Sains dan Matematika Undip PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN REGRESI PENALIZED SPLINE Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA 24010211130039 Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis hubungan fungsional antara variabel prediktor ( ) dan variabel

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis hubungan fungsional antara variabel prediktor ( ) dan variabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan fungsional antara variabel prediktor ( ) dan variabel respon ( ), dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian dan pengambilan data dari laporan triwulan yang telah dipublikasikan Bank Umum

Lebih terperinci

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus di Bungakondang Kabupaten Purbalingga) BUDI BASKORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997. Menurut beberapa pengamat dan analis, krisis

Lebih terperinci

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) SKRIPSI Disusun oleh : RIZAL YUNIANTO GHOFAR 240102101410029

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan untuk bisa melayani jasa perbankan syariah di Indonesia tetapi perbankan syariah sendiri baru di mulai

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS.

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh ZULMAYANI 087019162/IM E K O L A H S PAS C A S A R JA N A SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE SKRIPSI Disusun Oleh : ANISA SEPTI RAHMAWATI 24010212140046 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dunia yang secara langsung memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia, mendorong semakin berkembangnya kegiatan usaha

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank syariah atau Bank Islam akan dapat berkembang dengan baik bila mengacu pada demand masyarakat akan produk dan jasa bank syariah. Dengan modal UU dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan nasional menunjukan kinerja dan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya perbankan yang melakukan sistem dual banking yakni bank umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS) I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Sektor perbankan memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, hal tersebut dikarenakan industri ini menguasai 80 persen aset seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan mempunyai peranan yang kompleks terhadap perekonomian yang dapat kita rasakan seperti sekarang, dimana hampir seluruh aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran untuk menjalankan prinsip syariah di dalam kehidupan masyarakat yang mayoritas beragama

Lebih terperinci

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI 120823020 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 APLIKASI

Lebih terperinci

5 MODEL ADITIF VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS

5 MODEL ADITIF VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS 5 MODEL ADITIF VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS Pendahuluan Pada model VARX hubungan peubah penjelas dengan peubah respon bersifat parametrik. Stone (1985) mengemukakan pemodelan yang bersifat fleksibel

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah Negara yang mayoritas warga Negaranya memeluk agama Islam, telah membuat Indonesia menjadi tempat yang cocok untuk mengembangkan industri perbankan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1) Analisis Hubungan Jenis/tipe hubungan Ukuran Keterkaitan Skala pengukuran peubah Pemodelan Keterkaitan anang kurnia (anangk@apps.ipb.ac.id)

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Nurnasrina

Nurnasrina PENGARUH KARAKTERISTIK NASABAH TERHADAP OFFICE CHANNELING DALAM MENGGUNAKAN PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARIAH TESIS Nurnasrina 7105090471 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Bank Syariah yang telah terdaftar (listed) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), selama tahun 2011-2015. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah pada dasarnya merupakan suatu industri keuangan yang memiliki sejumlah perbedaan mendasar dalam kegiatan utamanya dibandingkan dengan perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan antar bank semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar yang ada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia sekarang ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa,

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci