HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Responden

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Responden"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data penelitian terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Dalam rangka memudahkan pengumpulannya, data primer dikumpulkan dengan menyebar kuisioner terhadap responden yang datang ke bank syariah terpilih. Di dalam praktiknya, pengumpulan data ini tidak sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Waktu awal yang dijadwalkan sebulan menjadi dua bulan lebih satu minggu. Penyebabnya antara lain berasal dari internal bank syariah dan kondisi responden. Kendala internal yaitu berupa perizinan penyebaran kuisioner. Diantara kelima bank syariah terpilih, lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin menyebar kuisioner sangat beragam, antara kurang dari satu hari sampai dengan dua bulan. Penyebabnya antara lain, kesibukan pengambil keputusan maupun masih adanya pengambilan data kuisioner oleh peneliti lain. Sedangkan dari responden antara lain, tidak tersedianya responden untuk mengisi kuisioner. Hal ini disebabkan responden yang datang ke bank syariah masih cukup minim. Sedangkan kendala dalam pengumpulan data sekunder antara lain ketidaktersediaan data pada peubah dan periode tertentu. Karakteristik Responden Berdasarkan data hasil analisis kuisioner, karakteristik demografi responden dapat dilihat pada Gambar 1. Responden terdiri atas responden nasabah, sebanyak 77% dan responden non nasabah, sebanyak 23%. Sebesar 84% responden memiliki interval usia antara 18 sampai 41 tahun, dengan dominasi kelompok usia antara 24 sampai 35 tahun sebanyak 51%. Delapan belas persen dari jumlah tersebut merupakan responden yang belum memilih bank syariah. Artinya sebagian besar responden (masyarakat yang datang ke bank syariah di Kota Bogor) adalah responden dewasa yang didominasi oleh usia produktif (18-45 tahun).

2 17 Secara umum jenis kelamin responden didominasi oleh responden pria. Akan tetapi selisih antara pria dan wanita hanya 16%. Diantara kelima bank terpilih, BNI Syariah didominasi oleh responden wanita daripada pria % % % % Lain2 1% Pscsrjn 2% Abstn 21% > 3 jt 18% Gambar 1 Karakteristik demografi responden berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) status Tingkat pendidikan biasanya berpengaruh terhadap daya pikir seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Tingkat pendidikan juga erat kaitannya dengan tingkat pekerjaan seseorang. Berdasarkan tingkat pendidikan (pendidikan terakhir) responden responden digolongkan ke dalam 7 kategori yaitu: SD, SMP, SMA, Sarjana, Pascasarjana dan lainnya (seperti diploma). Responden dengan pendidikan terakhir sarjana dan SMA terlihat mendominasi dengan persentase 57% dan 34%. Hal ini berarti rata-rata masyarakat yang memilih datang ke bank syariah di Kota Bogor pada periode penelitian adalah masyarakat yang berpendidikan % Sarjn 57% 2,1-3 jt 20% (c) (e) (a) % % % % SD 1% SMP 5% SMA 34% < 0,5 jt 3% 0,5-1 jt 14% 1,1-2 jt 24% Wnita 42% Abst 1% Lain2 14% TNI 3% Wswst 22% non nsbh 77% Pria 58% Pljr/M hs 17% PNS 14% P.Swst 29% nsbh 23% Pekerjaan seringkali dikaitkan dengan status kelas sosial dan dapat mengubah seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga pekerjaanpun (b) (d) (f)

3 18 tidak terlepas dari karakteristik responden yang memilih datang ke bank syariah. Pekerjaan responden dalam hal ini digolongkan ke dalam 6 golongan antara lain: profesi sebagai Pelajar/Mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, TNI/Polri/Purnawirawan dan Lainnya, seperti ibu rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang datang ke bank syariah sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, sebanyak 27%, wiraswasta, sebanyak 23% dan pelajar/mahasiswa sebanyak 17%. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa dari bank syariah tersebut biasanya memiliki kerja sama dengan lembaga swasta (di bidang pendidikan maupun lainnya) dalam pembayaran gaji karyawan, penyaluran pembiayaan (baik individu maupun kolektif) dan juga penerimaan pembayaran sekolah/kuliah pelajar. Responden pelajar/mahasiswa terdiri atas mahasiswa perguruan tinggi (baik sarjana maupun sekolah pascasarjana) dan siswa SMA. Responden dengan tingkat pendidikan SMA sebagian besar adalah mahasiswa dan sebagian lagi pegawai swasta serta wiraswasta. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan sarjana sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, wiraswasta dan PNS (Tabel 4). Tabel 4 Tabulasi silang antara pekerjaan dan pendidikan responden Pekerjaan Pendidikan SD SMP SMA Sarjana Pascasarjana Lainnya Jumlah Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purn Lainnya * *Abstain Tingkat penghasilan responden tidak terlepas dari tingkat pendidikan dan profesinya. Sebesar 62% responden memiliki tingkat pendapatan di atas Rp Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pegawai swasta untuk tingkat penghasilan Rp , dan PNS pada tingkat penghasilan , Sedangkan responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebagian besar memiliki tingkat penghasilan antara Rp dan di atas Rp Jumlah abstain dalam tingkat penghasilan didominasi oleh pelajar/mahasiswa yang memang belum bekerja sehingga belum memiliki

4 19 penghasilan sendiri (Tabel 5). Tingkat penghasilan yang dominan pada responden didominasi oleh mereka yang berpendidikan sarjana (Tabel 6). Tabel 5 Tabulasi silang antara pekerjaan dan tingkat penghasilan responden Tingkat penghasilan (dalam jutaan Rp) Pekerjaan < 0,5 0,5-1 1,1-2 2,1-3 > 3 * Jumlah Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil Pegawai swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnawirawan Lainnya * *Abstain Tabel 6 Tabulasi silang antara pendidikan dan tingkat penghasilan responden Tingkat penghasilan (dalam jutaan Rp) Pendidikan < 0,5 0,5-1 1,1-2 2,1-3 > 3 * Jumlah SD SMP SMA Sarjana Pascasarjana Lainnya *Abstain Persepsi Responden terhadap Pemilihan Bank Persepsi responden diukur dengan skala likert dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Masing-masing diberikan bobot berturut-turut 5, 4, 3, 2 dan 1. Akan tetapi berdasarkan hasil analisis banyak terdapat bobot dengan nilai desimal, sehingga pembobotan disesuaikan dengan skala yang ada dengan ketentuan seperti Tabel 7. Sedangkan interpretasi dari masing-masing bobot nilai/skala disesuaikan dengan karakteristik persepsi yang ditanyakan.

5 20 Tabel 7 Sistem pembobotan nilai pada skala persepsi Skala Skala Bobot nilai Sangat tidak setuju 1 1,0-1,49 Tidak setuju 2 1,5-2,49 Netral 3 2,5-3,49 Setuju 4 3,5-4,49 Sangat setuju 5 4,5-5,0 Di dalam memilih produk, konsumen harus mengetahui dengan jelas mengenai produk tersebut, begitu pula dalam memilih menjadi nasabah suatu bank atau tidak. Pengetahuan itu bisa berwujud popularitas suatu bank di mata masyarakat (calon nasabah), pengetahuan tentang produk-produk dan layanannya, serta alasan-alasan lain yang dianggap penting. Popularitas menjadi hal umum yang diperlukan sebagai dasar dalam memilih suatu produk tertentu. Hal ini juga mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih bank syariah. Semakin bernilai maksimal tingkat popularitas tersebut, keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah semakin naik menjadi 100 persen (Lestari 2006). Sejumlah 46% responden menyatakan bahwa bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor dan memiliki reputasi yang baik. Dua puluh tujuh persen lainnya menyatakan popularitas bank syariah sangat bagus (Lampiran 4.1). Berdasarkan kelompok responden, sebesar 75,4% responden nasabah menilai bank syariah cukup dikenal oleh sebagian masyarakat Kota Bogor. Sedangkan kelompok non nasabah yang berpendapat sama berjumlah 65%, sisanya mengatakan tidak tahu. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah lebih dikenal oleh kalangan nasabah daripada non nasabah (Tabel 8). Tabel 8 Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 19 24,7 8 34, 8 27 Bagus 36 46, ,5 46 Sangat bagus 22 28,6 5 21,7 27 Secara umum sebanyak 27% menjawab tidak tahu (netral) dengan persentase responden non nasabah lebih besar. Golongan ini memiliki tingkat

6 21 pendidikan tertinggi sarjana dan SMA dengan profesi sebagai pegawai swasta dan wiraswasta. Hasil ini memberikan arti bahwa bank syariah masih harus melakukan usaha-usaha nyata untuk meningkatkan popularitasnya, khususnya di kalangan dua karakteristik tersebut. Usaha ini bisa berupa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan/pameran-pameran ataupun juga meningkatkan kerjasama dengan para wirausaha maupun lembaga swasta baik dalam penyediaan jasa maupun pembiayaan. jumlah (%) jenis kelamin Pria Jumlah (%) SD SMP SMA Sarjana Pascasa Lainnya 4 1 Pendidikan (a) (b) Jumlah (%) 20 0 Pljr/Mhs PNS P.Swst W.swst TNI Lainnya Abst 1 4 Pekerjaan Gambar 2 Persepsi responden terhadap popularitas bank syariah berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) tingkat pendidikan dan (c) pekerjaan (c) Berdasarkan demografi responden, bank syariah lebih populer di kalangan responden wanita dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan sebanyak 35% responden pria adalah netral, antara tidak tahu dan menganggapnya kurang populer (Gambar 2.a). Sosialisasi bank syariah diterjemahkan ke dalam seberapa dalam pengetahuan mereka tentang perbedaan antara bank syariah dengan konvensional, produk penghimpunan dana, pembiayaan dan sistem bank syariah. Sebesar 79% responden memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai perbedaan perbankan syariah dengan konvensional maupun produk penghimpunan dana dan sistem

7 22 bank syariah (Lampiran 4.2). Akan tetapi sebagian besar dari mereka adalah responden nasabah. Sedangkan responden non nasabah hampir setengahnya menyatakan tidak tahu (netral) tentang poin-poin yang ditanyakan. Artinya sosialisasi yang dilakukan oleh bank syariah masing sangat kurang untuk kalangan non nasabah. Hal ini bisa juga disebabkan karena intensitas hubungan/transaksi keuangan responden dengan bank syariah yang masih kurang, mengingat mereka bukanlah nasabah (Tabel 9). Tabel 9 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 11 14, ,5 21 Bagus 51 66, ,5 64 Sangat bagus 15 19, Secara umum responden yang netral (tidak tahu) berjumlah 21%. Kelompok ini terdiri atas responden yang berprofesi sebagai wiraswasta (Tabel 10). Berdasarkan hasil analisis secara umum responden belum cukup mengetahui bagaimana cara mendapatkan pembiayaan di bank syariah. Hal ini menjadi tugas bank syariah untuk mensosialisasikan produk-produk pembiayaan dan ketentuanketentuan yang terkait, khususnya pada wiraswasta yang membutuhkan modal, mengingat basis sistem pembiayaan bank syariah adalah berlandaskan sektor riil yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabel 10 Persepsi responden terhadap sosialisasi bank syariah berdasarkan pekerjaan (dalam persen) Pekerjaan Uraian Total Tidak tahu Bagus Sangat bagus Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnw Lainnya Abstain Legalitas bagi bank syariah sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan dan menyebarluaskan bank syariah. Persepsi ini dijelaskan ke dalam pentingnya dukungan undang-undang dan adanya fatwa bunga bank haram oleh MUI. Dari keseluruhan responden, sebanyak 76% berpendapat bahwa adanya undang-undang

8 23 tentang bank syariah adalah faktor yang penting dan dibutuhkan untuk bisa mendorong dan mengembangkan bank syariah (Lampiran 4.3). Akan tetapi dari kelompok responden non nasabah, lebih dari setengahnya menyatakan netral (Tabel 11). Tabel 11 Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan kelompok responden Uraian Nasabah Non nasabah Total n=77 % n=23 % (N=100) Tidak tahu 12 15, ,2 24 Penting 27 35,1 7 30,4 34 Sangat penting 38 49,4 4 17,4 42 Berdasarkan latar belakang pendidikan, responden lulusan sarjana lebih memandang penting adanya dukungan undang-undang terhadap bank syariah. Sedangkan profesi responden yang menganggap penting hal tersebut adalah mereka yang berprofesi lainnya (yang terdiri atas ibu rumah tangga, guru TK dan selainnya) dan wiraswasta. Wiraswasta memandang penting dukungan payung hukum berkaitan dengan kelancaran dan kemudahan transaksi di bank syariah serta jaminan keamanan (Tabel 12). Tabel 12 Persepsi responden terhadap legalitas bank syariah berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Uraian Total Tidak tahu Penting Sangat penting Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta TNI/Polri/Purnw Lainnya Abstain Fatwa tentang keharaman bunga bank oleh MUI juga didukung oleh 70,1% responden pada penelitian preferensi masyarakat terhadap bank syariah di Kalimantan Selatan. Akan tetapi dukungan terhadap fatwa tersebut tidak serta merta membuat mereka melakukan tindakan. Sebanyak 77,9% responden memilih tidak melakukan tindakan apa-apa. Artinya dukungan terhadap fatwa tersebut masih sebatas dukungan moral. Namun demikian fatwa ini berpotensi memperbesar peluang pasar bank syariah apabila diikuti dengan pengembangan fasilitas dan kualitas pelayanan (BI & IPB 2004).

9 24 Berdasarkan tingkat kepopuleran bank syariah, pengetahuan mereka terhadap bank syariah serta pentingnya payung hukum bagi bank syariah, responden yang telah menjadi nasabah bank syariah adalah sebanyak 77%. Persentase responden nasabah relatif sama antara nasabah baru, menengah maupun lama dengan kategori nasabah pendanaan (tabungan, giro maupun deposito) sebanyak 86%. Hal ini bisa dikaitkan dengan rata-rata tingkat penghasilan nasabah yang umumnya berpenghasilan sedang, sehingga sebagian besar nasabah yang datang adalah nasabah penabung dengan volume transaksi yang belum tinggi (Lampiran 5). Alasan utama nasabah memilih bank syariah lebih dikarenakan sesuai dengan keyakinan, sebesar 68,8%, tingkat bagi hasil yang lebih menguntungkan dan pelayanan yang lebih memuaskan, masing-masing sebesar 11,7% dan 10,4% (Tabel 13). Hal ini tidak terlepas dari agama responden yang seluruhnya adalah muslim. Alasan keyakinan (sesuai dengan syariah) juga menjadi pertimbangan utama responden dalam memilih dan menggunakan jasa bank syariah di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan (BI 2000; BI & IPB 2004) serta Jawa Timur (Hamidi et al. 2006). Sedangkan tingkat bagi hasil menjadi pertimbangan yang berpengaruh dominan terhadap ketertarikan konsumen untuk menabung di bank BRI Syariah kantor cabang Solo (Mulyani 2007). Selain itu kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi juga menjadi alasan masyarakat Jawa Barat dan Jawa Timur dalam memilih bank syariah (BI 2000). Tabel 13 Alasan responden memilih bank syariah Alasan Persentase Sesuai dengan keyakinan (K) 68,8 Akses lokasinya lebih mudah (A) 5,2 Pelayanan yang lebih memuaskan (P) 10,4 Tingkat bagi hasil yang lebih menguntungkan (Tb) 11,7 (K) dan (Tb) 2,6 (P) dan (Tb) 1,3 Persentase responden yang memilih bank syariah lebih banyak wanita daripada pria. Dari sisi pendidikan, responden yang berpendidikan sarjana, pascasarjana dan lainnya (Diploma) lebih memilih bank syariah dari pada responden dengan tingkat pendidikan selainnya. Sedangkan dari sisi pekerjaan

10 25 responden yang berprofesi PNS lebih banyak memilih bank syariah dari pada profesi responden selainnya (Gambar 1). Diantara 23% responden non nasabah bank syariah, hanya 2% yang menggunakan layanan bank syariah, selebihnya seperti mencari informasi tentang bank syariah ataupun urusan lainnya. Sebanyak 16% dari mereka adalah nasabah konvensional, sedangkan sisanya belum menentukan memilih bank syariah ataupun konvensional. Responden non nasabah yang datang ke bank syariah lebih karena menggunakan jasa layanan seperti transfer, atau sedang mencari informasi tentang bank syariah (baik informasi produk pendanaan maupun pembiayaan) dan urusan lainnya. Sebanyak 16% responden non nasabah yang memilih menjadi nasabah bank konvensional dikarenakan alasan akses lokasinya yang mudah, sebesar 87,5% (Tabel 14 dan Lampiran 5). Hal ini juga sejalan dengan alasan masyarakat santri Jawa Timur yang tidak menggunakan jasa bank syariah karena lebih dekat dengan lembaga keuangan yang lain, selain informasi yang kurang tentang bank syariah (Hamidi et al. 2006). Secara umum hal tersebut wajar mengingat akses yang dimiliki oleh bank konvensional secara nasional (khususnya di kota-kota besar) jauh lebih mudah dibandingkan bank syariah. Tabel 14 Alasan responden memilih bank konvensional Alasan Persentase Akses lokasinya lebih mudah (A) 87,5 Pelayanan yang lebih memuaskan (P) 6,3 (P) dan (A) 6,3 Sedangkan dari 77% nasabah bank syariah, 41% diantaranya masih tetap menggunakan bank konvensional. Alasan mereka memutuskan untuk tetap menggunakan produk dan layanan bank konvensional dapat dilihat di Tabel 15. Tabel 15 Alasan nasabah bank syariah tetap menggunakan bank konvensional Alasan Persentase Produk dan layanannya lebih mudah dipahami (PL) 12,6 Pelayanan yang lebih memuaskan (P) 14 Akses lokasinya lebih mudah (A) 61 (PL) dan (A) 2,4 Kemudahan akses lokasi bank konvensional ternyata menjadi alasan utama mereka tetap menggunakan bank konvensional. Disamping itu pelayanan yang

11 26 lebih memuaskan dan produk serta layanan yang lebih mudah dipahami adalah alasana setelah akses. Hal ini bisa menjadi perhatian bagi bank syariah untuk mempriorritaskan penambahan akses dan terus meningkatkan pelayanannya, disamping juga mensosialisasikan produk-produknya terhadap nasabah maupun masyarakat baik melalui iklan, promosi di media cetak maupun elektronik. Karakteristik Nasabah Nasabah yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki kondisi demografi yang ditunjukkan seperti Gambar 3. Usia nasabah didominasi oleh usia tahun, juga tahun. Jenis kelamin nasabah didominasi oleh pria. Tingkat pendidikan didominasi oleh sarjana dan pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta. Dari sisi tingkat penghasilan didominasi oleh Rp 1-2 juta, dan diikuti oleh penghasilan di atas Rp 2 juta. Karakteristik ini tidak berbeda jauh dengan karakteristik responden yang datang ke bank syariah pada analisis sebelumnya. Sedangkan lama menjadi nasabah didominasi oleh nasabah yang relatif baru, yaitu kurang dari 3 tahun (Lampiran 5). Hal ini bisa dijelaskan karena perbankan syariah masih relatif baru dibandingkan bank konvensional.

12 % 4% % % Pscsrjn 3% % Lainya 1% (a) % % % SMP 4% SMA 27% TNI 3% Wanita 45% W.swst 21% Lainya 14% (b) Pria 55% Pljr/M hs 17% PNS 17% Sarjana 65% 2,1-3 jt 20% Abstain 19% > 3 jt 19% (c) (e) < 0,5 jt 3% 1,1-2 jt 25% 0,5-1 jt 14% > 3 thn 26% Abstn 2% 1 s.d 3 thn 38% (d) (f) P.Swst 28% < 1 thn 34% Gambar 3 Karakteristik demografi nasabah berdasarkan (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pekerjaan, (e) pendapatan dan (f) lama nasabah Persepsi Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Jasa perbankan tidak luput dari produk dan layanan yang menjadi unggulan dalam rangka menarik minat nasabah untuk memanfaatkannya. Pertimbangan masyarakat dalam memilih bank, baik bank konvensional maupun bank syariah aadalah berdasarkan aksesibilitas, kredibilitas, profesionalisme pelayanan, dan fasilitas pelayanan (BI & IPB 2004). Berikut akan disampaikan persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah. Berdasarkan penggunaan dan kemanfaatannya, maka hanya persepsi responden yang sudah menjadi nasabah bank syariah saja yang akan dijelaskan. Hal ini didasarkan pada asumsi responden non nasabah belum memanfaatkan produk dan layanan bank syariah secara intensif.

13 28 Persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah diwakili oleh profesionalitas, akses, fasilitas dan produk bank syariah. Secara umum persepsi nasabah ditunjukkan di Gambar 4. Persen buruk/ kurang netral baik sangat baik 8 Persepsi Profesionalitas Akses Fasilitas Produk Gambar 4 Persepsi nasabah terhadap produk dan layanan bank syariah (dalam persen) Profesionalitas bank syariah yang terdiri atas: pelayanan yang diberikan (kecepatan dan kenyamanan), ketepatan dan kecepatan informasi yang disediakan, penanganan masalah dan melakukan pencatatan, secara rata-rata dinilai baik oleh nasabah dengan persentase 64%. Sementara responden yang menilai sangat baik berjumlah 9%. Hal ini berarti sejumlah 73% nasabah menilai profesionalitas bank syariah sudah bagus. Akan tetapi nasabah yang netral (tidak memiliki pengetahuan) terhadap profesionalitas bank syariah berjumlah 27%. Secara ratarata mereka memilih netral pada butir bank syariah tidak pernah melakukan kesalahan dalam melakukan pencatatan. Akses bank syariah yang dilihat antara lain berasal dari kemudahan menjadi nasabah baik deposan maupun pembiayaan, lokasi yang mudah dijangkau, akses layanan non stop dan kemudahannya. Secara rata-rata dinilai cukup mudah oleh responden nasabah dengan persentase masing-masing 61%. Sedangkan responden nasabah yang netral berjumlah 30%. Hal ini mengandung arti bahwa nasabah tidak cukup memperhatikan akses pada bank syariah dan juga sebagian lagi memandang akses bank syariah cukup sulit (1%). Kelompok nasabah tersebut bisa terdiri atas nasabah tabungan (pendanaan) yang belum mencoba menjadi nasabah pembiayaan, sehingga transaksi yang

14 29 mereka butuhkan cukup dilayani oleh kantor cabang terdekat. Namun demikian kemudahaan akses bank syariah harus terus ditingkatkan, mengingat 87,5% responden yang memilih menjadi nasabah bank konvensional memiliki alasan akses lokasinya yang mudah (Tabel 13). Hal ini juga diperkuat sebanyak 61% responden nasabah bank syariah yang juga memilih bank konvensional disebabkan kemudahan akses yang disediakan oleh bank konvensional (Tabel 14). Fasilitas yang diberikan oleh bank syariah dalam hal ini antara lain: lokasi ATM yang tersebar luas dan mudah dijangkau, terjaga keamanan dan kebersihannya, layanan yang disediakan melalui ATM dan peralatan maupun perlengkapan yang disediakan oleh bank syariah untuk kepentingan nasabah. Sebanyak 69% responden nasabah menyatakan fasilitas yang disediakan oleh bank syariah cukup baik. Sikap netral pada penilaian persepsi ini cukup tinggi, sebesar 31%. Secara umum hal ini diwakilkan oleh penilaian terhadap lokasi ATM yang tersebar luas dan mudah dijangkau. Hal ini sejalan dengan analisisis akses di atas, sehingga bank syariah terus dituntut untuk meningkatkan kualitas dan jumlah fasilitas yang disediakan (Lampiran 6.3). Produk bank syariah menurut persepsi nasabah dalam hal ini dilihat dari sisi inovatif, kreatif, menarik dan lainnya. Salah satu sistem yang diterapkan dalam produk bank syariah adalah bagi hasil (keuntungan dan kerugian dalam bank syariah dibagi secara adil sesuai dengan kesepakatan). Selain itu adanya bonus hadiah, produk yang inovatif dan variatif, layanan phone/internet banking serta pengetahuan mereka terhadap produk baru menjadi unsur yang menjelaskan peubah produk. Sebanyak 66% responden memandang bagi hasil dalam bank syariah dibagi secara adil dan sesuai dengan kesepakatan, adanya layanan phone/internet banking, inovasi dan variasi produk. Sedangkan 1% responden tidak setuju dan sisanya, yaitu sebanyak 32% netral. Tingkat netral yang tertinggi diantara persepsi yang dilihat mengindikasikan bahwa masih banyak terdapat nasabah yang belum mengetahui tentang produk dan promosi bank syariah, sehingga dibutuhkan sosialisasi dan promosi yang terus ditingkatkan khususnya kepada nasabah dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan secara rata-rata responden tidak

15 30 mengetahui adanya bonus/hadiah, begitu juga apabila bank syariah mengeluarkan produk baru. Profesionalitas, akses, fasilitas dan variasi/inovasi produk juga tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah BTN Syariah dan BNI Syariah dalam memilih bank syariah (Lestari 2006). Artinya profesionalitas, akses, fasilitas dan variasi/inovasi bank syariah harus terus ditingkatkan untuk memberikan kenyamanan dan nilai tambah bagi nasabah maupun masyarakat yang akan mengadopsinya sehingga bisa meningkatkan pangsa pasar bank syariah. Hal ini mengingat pertimbangan mengadopsi bank syariah masih sebatas alasan emosional keagamaan belum berdasarkan pertimbangan rasional (BI & IPB 2004). Eksplorasi Data Sekunder Berdasarkan survei data di lapangan masih ditemukan kekurangankekurangan bank syariah dalam rangka terus tumbuh dan berkembang. Secara nasional hal ini akan kita lihat berdasarkan peubah-peubah/faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar melalui pendekatan model regresi spline. Perkembangan series data pada periode penelitian ditunjukkan oleh Gambar 6. Data pangsa pasar bank syariah dan jumlah kantor memiliki pola yang sama yaitu memiliki trend naik dari waktu ke waktu. Artinya pangsa pasar secara umum mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, begitu juga dengan jumlah gerai/kantor layanan. Sedangkan data tingkat suku bunga, bagi hasil dan indeks harga produksi sangat fluktuatif. Selain data-data tersebut, data produk, fatwa dan undang-undang termasuk dalam kategori biner sehingga tidak ditampilkan dalam plot series antar waktu.

16 31 2, Share Kntr r_puab 12 3,00 2,0 2, ,5 2,70 8 1,0 2,55 6 0,5 2,12 Ipr 2,40 10 r_puas , ,04 4 2, Gambar 5 Perkembangan series data pada periode penelitian Sebelum dilakukan analisis model, terlebih dahulu akan dilihat hubungan (korelasi) antara peubah penjelas dengan peubah responnya (Tabel 16). Tabel 16 Nilai korelasi dan signifikansi antara peubah respon dengan peubah penjelasnya X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 Y 0,62 0,99-0,20 0,60 0,73 0,65 0,48 P-value 0,00* 0,00* 0,07 0,00* 0,00* 0,00* 0,00* *signifikan pada α: 0,05 Peubah pangsa pasar memiliki nilai korelasi positif dan signifikan, ditunjukkan dengan nilai p-value < 0,05 yang cukup tinggi dengan peubah produk (X 1 ), kantor (X 2 ), fatwa (X 4 ), UU (X 5 ) dan indeks produksi (X 6 ). Hal ini berarti bahwa pangsa pasar memiliki hubungan positif yang kuat dengan jumlah kantor, jumlah produk, adanya fatwa tentang bunga bank dan UU tentang perbankan syariah serta indeks produksi. Pertambahan nilai (jumlah) pada peubah-peubah penjelas tersebut akan diikuti oleh pertambahan pada peubah pangsa pasar. Hubungan yang positif dan signifikan juga terdapat pada tingkat bagi hasil (X 7 ) dengan pangsa pasar bank syariah, akan tetapi bernilai rendah, yang berarti lemah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kenaikan pada tingkat bagi hasil bisa

17 32 menjadi pendorong masyarakat menggunakan jasa atau layanan bank syariah, akan tetapi dampaknya tidak terlalu besar terhadap pangsa pasar bank syariah. Kondisi ini bisa terjadi akibat pada tingkat bagi hasil tertentu pangsa pasar bank syariah lebih berhubungan (berkaitan) dengan faktor lain. Sedangkan peubah tingkat suku bunga (X 3 ) memiliki nilai korelasi rendah (signifikan pada α= 10%). Hubungan pangsa pasar bank syariah dengan tingkat suku bunga bank konvensional lemah, akan tetapi meskipun lemah dan signifikan pada taraf nyata 0,10. Tingkat suku bunga memiliki hubungan yang negatif (berbanding terbalik). Faktor-faktor yang Membentuk Model Pangsa Pasar Berdasarkan hasil korelasi antara peubah respon dengan peubah-peubah penjelasnya, selanjutnya akan dilihat model pangsa pasar berdasarkan faktorfaktor pembentuknya dengan regresi spline. Regresi spline lebih memfokuskan kepada adanya perilaku atau pola data, yang pada daerah tertentu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. Penentuan fungsi basis optimum di dalam model adalah 6 fungsi basis dengan nilai terkecil pada GCV dan RMSE, masing-masing sebesar 0,0631 dan 0,0496 (Lampiran 2.1). Sedangkan berdasarkan penentuan knot, knot yang terpilih adalah 2,78; 2,89; 7,6 dan 0,00 (Lampiran 2.2). Hasil model optimum dari analisis regresi spline pada model pangsa pasar bank syariah adalah sebagai berikut: Y = 0,60 + 0,91*BF1 + 4,67*BF3 2,88*BF4 0,08*BF7 2,17*BF13 + 0,14*BF15 Model di atas meliputi 1 intersep dan 6 fungsi basis dengan nilai R 2 sebesar 98,62%. Hal ini berarti keragaman pangsa pasar dapat dijelaskan oleh fungsi basis 1, 3, 4, 7, 13 dan 15 sebesar 98,62% (keterangan peubah secara rinci beserta signifikansinya dapat dilihat di Tabel 17). Sedangkan nilai R 2 terkoreksi adalah sebesar 98,51%. Pada peubah bebas dalam model ini terdapat peubah dengan beberapa data yang hilang (missing value) yaitu peubah kantor (X 2 ) dan tingkat bagi hasil (X 7 ). Keberadaan data hilang pada ke dua peubah tersebut direspon oleh model dengan membentuk peubah baru yang dinamakan X_mis, sehingga terdapat dua peubah

18 33 tambahan X 2 _mis (X 2 -m) dan X 7 _mis (X 7 -m). Peubah ini diinterpretasikan sebagai pengaruh/kontribusi peubah terhadap model pada data yang hilang tersebut. Tabel 17 Hasil analisis regresi spline pada model pangsa pasar Fungsi Peubah Estimasi Galat t-rasio P-value Basis Baku 0 Konstanta 0,60 0,05 11,49 0, X 2 -m 0,91 0,06 16,36 0, X 2 *X 2 -m 4,65 0,39 12,07 0, X 2 *X 2 -m -2,88 0,10-29,98 0, X 7 *X 7 -m -0,08 0,02-5,023 0, X 2 *X 2 -m -2,17 0,61-3,55 0, X 6 *X 2 -m 0,14 0,01 3,06 0,0031 Kontribusi/pengaruh peubah kantor pada data yang hilang (X 2 -m) terhadap model adalah 0,91 (BF1). Sedangkan interaksi antara X 2 dengan X 2 -m (BF3) memberikan arti bahwa fungsi basis ini akan memberikan kontribusi positif terhadap model sebesar 4,65 apabila nilai X 2 > 2,78. Namun keduanya akan memberikan kontribusi negatif terhadap model sebesar 2,17 apabila nilai peubah X 2 > 2,89 (BF13). Perubahan nilai ini terjadi dikarenakan periode data lokal pangsa pasar bank syariah. Pada saat nilai peubah X 2 > 2,78 peubah kantor akan memberikan dampak positif yang cukup besar terhadap pangsa pasar, akan tetapi pada saat nilainya > 2,89 justru akan menurunkan pangsa pasar sebesar 2,17 (Lampiran 2.3). Hal ini dikarenakan nilai pangsa pasar pada saat itu mengalami penurunan dari 2,19 persen menjadi 2,16 persen sampai dengan 2,05 persen, namun akhirnya mulai naik lagi menjadi 2,14 persen sampai akhir periode penelitian menjadi 2,61 persen. Akan tetapi karena keterbatasan data penelitian, maka kenaikan pangsa pasar yang terjadi pada saat jumlah kantor terus meningkat tidak dapat dibaca oleh model. Interaksi antara X 7 dan X 7 -m (BF7) memberikan arti bahwa fungsi basis ini akan memberikan kontribusi negatif terhadap model sebesar 0,08 ketika nilai X 7 > 7,66 (BF7). Artinya pada saat tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) di atas 7,66 persen akan berdampak turunnya pangsa pasar bank syariah sebesar 0,08. Ini bisa terjadi karena pada saat tingkat bagi hasil PUAS terus

19 34 meningkat, bank syariah harus memberikan pengembalian/return yang semakin bertambah. Sedangkan interaksi antara X 6 dengan X 2 -m (BF15) memberikan kontribusi terhadap model sebesar 0,14 apabila nilai X 6 > 2,98 x Hal ini berarti adanya undang-undang tentang bank syariah yang baru disahkan pada bulan Juni 2008 ikut memberikan kontribusi terhadap pangsa pasar aset bank syariah sebesar 0,14. Keberadaan undang-undang tersebut sudah sangat dinanti oleh pihak-pihak yang ingin mendukung kemajuan bank syariah agar lebih terjamin kejelasan payung hukum dan segala ketentuan yang terkait. Peubah Penjelas yang Relatif Penting Membentuk Model Berdasarkan hasil analisis peubah penjelas yang terpenting dalam model ada tiga (Lampiran 2.4). Pertama adalah peubah kantor (X 2 *X 2 -m). Peubah ini memiliki tingkat kepentingan sebesar 100 dan GCV -1 paling besar yaitu 0,35. Kedua adalah peubah tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) (X 7 *X 7 -m) dengan tingkat kepentingan 6,98 dan ketiga adalah UU (X 6 ) dengan tingkat kepentingan 3,47. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor terpenting utama yang berpengaruh di dalam meningkatkan pangsa pasar bank syariah adalah jumlah gerai/layanan kantor. Sebagaimana sudah dijelaskan di depan bahwa akses merupakan pertimbangan rasional utama yang dipertimbangkan dalam memilih suatu bank. Peubah terpenting ke dua adalah tingkat bagi hasil PUAS. Tingkat bagi hasil PUAS merupakan tingkat bagi hasil (pengembalian) pada investasi jangka pendek pasar uang antar bank syariah. Instrumen yang digunakan adalah Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (IMA). Sertifikat ini akan diterbitkan oleh bank syariah yang membutuhkan dana dan akan dibeli oleh bank syariah yang memiliki kelebihan dana. Kenaikan tingkat bagi hasil pada Sertifikat IMA akan menyebabkan bank syariah penerbit harus membayar lebih pada bank syariah penerima. Perubahan nilai tingkat bagi hasil ini akan mengurangi aset bank syariah penerbit akan tetapi di satu sisi akan menambah aset bank penerima, sehingga pengaruhnya terhadap pangsa pasar aset akan disesuaikan dan tidak sebesar jumlah kantor.

20 35 Sedangkan Undang-undang menjadi peubah terpenting terakhir dalam model dengan tingkat kepentingan paling kecil. Artinya pengaruh/kontribusi peubah ini tidak cukup besar dibandingkan dua peubah sebelumnya, akan tetapi meskipun kecil Undang-undang tetap menjadi peubah terpenting ke tiga yang mempengaruhi model pangsa pasar pada periode penelitian ini. Hubungan antara Model Pangsa Pasar dengan Persepsi Masyarakat terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Berdasarkan analisis model pangsa pasar bank syariah dengan regresi spline diperoleh hasil bahwa peubah jumlah gerai/kantor layanan merupakan peubah terpenting dalam model pangsa pasar bank syariah dengan tingkat kepentingan 100 diikuti kemudian oleh peubah tingkat bagi hasil pasar uang antar bank syariah (PUAS) dengan tingkat kepentingan 6,99 dan keberadaan Undangundang dengan tingkat kepentingan 3,47. Hal ini sesuai dengan hasil survei di lapangan terhadap pendapat 100 responden nasabah dan non nasabah bank syariah di Kota Bogor. Hasil yang mendukung model pangsa pasar tersebut antara lain bahwa alasan utama nasabah memilih bank konvensional maupun nasabah bank syariah yang tetap menggunakan bank konvensional karena akses lokasinya yang mudah (Tabel 14 dan 15). Hal ini didukung dengan pandangan responden yang menyatakan bahwa akses bank syariah mudah hanya sebesar 69%, 1 persen menyatakan sulit dan 30% netral (Gambar 4). Hal ini juga didukung oleh kondisi riil secara nasional yang mencatat jumlah bank syariah per Maret 2010 adalah sebanyak 33 bank dengan jumlah kantor Jumlah ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan bank konvensional yang berjumlah 121 bank dengan kantor (Statistik perbankan Indonesia Maret 2010). Hal yang senada juga dapat dijelaskan pada peubah tingkat bagi hasil bank syariah (yang dalam hal ini diwakili tingkat bagi hasil PUAS) antara model pangsa pasar dengan hasil survei di lapangan. Alasan utama nasabah memilih bank syariah lebih karena sesuai keyakinan yang dianut. Alasan selain itu adalah

21 36 karena tingkat/rate bagi hasil yang lebih menguntungkan, yaitu sebanyak 12% responden nasabah bank syariah (Tabel 13). Sedangkan keberadaan payung hukum (UU) dirasakan sangat penting oleh 76% responden berdasarkan survei di lapangan (Gambar 4). Hal ini sejalan dengan hasil analisis model yang menempatkannya sebagai peubah terpenting ke tiga. Sementara peubah-peubah lain seperti produk, fatwa keharaman bunga bank, tingkat suku bunga serta pertumbuhan ekonomi tidak cukup menunjukkan kepentingannya di dalam model. Hasil survei menunjukkan bahwa produk dan promosi bank syariah belum cukup efektif, familiar dan dianggap menarik (inovatif dan variatif) oleh responden (Gambar 4). Keberadaan fatwa MUI dianggap bisa mendorong masyarakat menggunakan jasa bank syariah berdasarkan survei, namun hal ini tidak cukup terbukti dalam meningkatkan aset bank syariah. Hal ini kembali kepada masyarakat secara nasional, masih terdapat organisasi Islam yang masih menganggap bunga bank konvensional bukan riba. Secara otomatis pandangan itu juga diikuti oleh anggota masyarakatnya, sehingga adanya fatwa MUI tidak membuat mereka secara serta merta berpindah ke jasa bank syariah. Tingkat suku bunga juga terbukti tidak menjadi alasan nasabah memilih bank konvensional (Tabel 14). Artinya perubahan pada tingkat suku bunga konvensional tidak serta merta diikuti keputusan nasabah untuk memilih atau meninggalkan bank konvensional maupun syariah. Sementara pertumbuhan ekonomi (yang dalam hal ini diwakili oleh peubah indeks produksi) juga bukan menjadi alasan yang berarti dalam memutuskan untuk menjadi nasabah bank syariah.

Lampiran 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah

Lampiran 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah Lampiran 1 Kuisioner Persepsi dan Non terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur :... tahun 2. Agama : Islam Kristen Hindu Budha Katolik 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Wanita

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI

ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH (STUDI KASUS KOTA BOGOR) KHULAILATUN NIKMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam sistem perbankan syariah. Sektor perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

Bab 4 Analisis Data. Dari data yang didapat, nasabah yang menjadi responden berusia mulai dari 16

Bab 4 Analisis Data. Dari data yang didapat, nasabah yang menjadi responden berusia mulai dari 16 Bab Analisis Data Setelah kuesioner dibagikan dan diperoleh data dari penelitian di lapangan, kemudian dilakukan perhitungan dari data tersebut. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 5 1.3. Pembatasan Masalah... 8 1.4. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Dimensi baru dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di dunia sekarang ini mengalami perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Negara maju maupun negara berkembang terus menunjukkan perubahan dan perkembangannya, seperti

Lebih terperinci

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Beiakang Masalah Sektor perbankan di Indonesia mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

BAB IV MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH DI BMT SM NU PEKALONGAN

BAB IV MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH DI BMT SM NU PEKALONGAN BAB IV MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH DI BMT SM NU PEKALONGAN A. Minat Nasabah Produk Simpanan Pendidikan dengan Akad Wadi ah Yad Dhamanah di BMT SM

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Umum Bank Syariah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai awal tahun 1990-an. Dimana terjadi diskusi pendirian perbankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor Perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting di dalam pelaksanaan pembangunan terutama di dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor Perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting di dalam pelaksanaan pembangunan terutama di dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di dalam pelaksanaan pembangunan terutama di dalam mendukung terlaksananya aktivitas usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas saat ini, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat. Terdapat berbagai tantangan dan peluang yang terdapat di pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan antar bank semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar yang ada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi Islam yang melarang penggunaan sistem bunga dalam perekonomian khususnya perbankan, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan tidak hanya berfokus tentang bagaimana perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada pembelinya. Namun sekarang cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua perjanjian di bidang perekonomian dikaitkan dengan bunga. Akibat sistem bunga yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SYARIAH, TINGKAT KEUNTUNGAN BAGI HASIL, DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH FAKTOR SYARIAH, TINGKAT KEUNTUNGAN BAGI HASIL, DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni A.: Pengaruh Faktor Syariah, Tingkat Keuntungan Bagi 269 PENGARUH FAKTOR SYARIAH, TINGKAT KEUNTUNGAN BAGI HASIL, DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1992, dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang mulai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dinyatakan bahwa pembahasan yang akan diuraikan meliputi: pembahasan hasil. penelitian, temuan teoritis dan keterbatasan penelitian.

BAB V PEMBAHASAN. dinyatakan bahwa pembahasan yang akan diuraikan meliputi: pembahasan hasil. penelitian, temuan teoritis dan keterbatasan penelitian. BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan pembahasan tentang pengaruh biaya sewa tempat terhadap minat nasabah dalam memilih produk gadai emas syariah di BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang meramaikan industri perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang meramaikan industri perbankan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan indutri perbankan saat ini tengah diramaikan oleh pertumbuhan industri perbankan syariah. Pertumbuhan bank syariah ke depan mempunyai peluang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian begitu pesat. Dimana lembaga keuangan dan perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu dari sekian banyak Bank BUMN yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Tugas utamanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyelesaian pembayaran atau transaksi keuangan, maupun kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyelesaian pembayaran atau transaksi keuangan, maupun kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan telah menjelma sebagai badan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Perbankan telah memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum munculnya bank-bank konvensional yang berbasis Syariah, sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik menabung di bank konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH Sudah menjadi keharusan bagi bank syari ah untuk menerapkan prinsip keadilan dalam pengelolaannya. Prinsip keadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan Mudharabah di BSM KCP Brebes Tabungan mudharabah merupakan salah satu produk tabungan di BSM KCP Brebes. Tabungan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil pengolahan data beserta analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: 5.1 Pengujian Kuesioner Pretest Pretest

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu Berdasarkan tujuan maqashid sharia yang pertama yang dapat diukur melalui hibah pendidikan, penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produsen yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produsen yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen (customer value) yang nantinya akan membentuk sikap konsumen. yang baik pada produk atau jasa layanan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen (customer value) yang nantinya akan membentuk sikap konsumen. yang baik pada produk atau jasa layanan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat dewasa ini menuntut masing-masing perusahaan untuk memiliki keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing yang dimiliki memberikan kontribusi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam pukul 1.-16. dan sore hari dilakukan pada pukul 16.-19.. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mencari data awal tentang aturan mengenai angkutan perkotaan, jumlah tiap trayek, dan lintasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan dan pesat semenjak tahun 1992 pada saat mulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia. Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Kuesioner disebar kepada 100 orang nasabah Bank Tabungan Negara cabang Pekalongan dengan kriteria nasabah yang akan atau sedang memanfaatkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN TABUNGAN DI BANK BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN TABUNGAN DI BANK BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN TABUNGAN DI BANK BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA A. Analisis Aplikasi Tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah Produk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan perbankan syariah tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan perbankan syariah tahun 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelahiran ekonomi syariah di Indonesia ditandai dengan diresmikannya Bank Muamalat pada tahun 1992 di Istana Bogor oleh Presiden Soeharto. Pemerintah kemudian memberlakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

Lampiran.1 Kuesioner Universitas Sumatera Utara

Lampiran.1 Kuesioner Universitas Sumatera Utara Lampiran.1 Kuesioner NO Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan 1 Pria 50-59 Tahun SMU DLL Rp 1,1-3 Juta 2 Pria 50-59 Tahun D3 BUMN Rp 3,1-5 Juta 3 Wanita 20-29 Tahun D3 PNS Rp 1,1-3 Juta 4

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL 57 BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL A. Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada Simpanan Berjangka (Deposito)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Allah berfirman dalam Alquran tentang keharaman riba,

BAB I. Pendahuluan. Allah berfirman dalam Alquran tentang keharaman riba, BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Allah berfirman dalam Alquran tentang keharaman riba, Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab Analisa dan Pembahasan diuraikan terlebih dahulu tentang hasil perolehan data penelitian, selanjutnya dipaparkan hasil uji validitas dan reabilitas, analisa deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin maju ini adanya lembaga perbankan sangat di butuhkan oleh masyarakat di Indonesia. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Budi Setiawan 1 Suharmiati 2. STIE Kesatuan Bogor 1 STIE Kesatuan Bogor 2

Budi Setiawan 1 Suharmiati 2. STIE Kesatuan Bogor 1   STIE Kesatuan Bogor 2 PREFERENSI MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT PERBANKAN SYARIAH SEBAGAI LANDASAN EMPIRIS STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Budi Setiawan 1 Suharmiati 2 STIE Kesatuan Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni diawali dengan didirikannya bank Muamalat pada tahun 1992 dan terus berkembang sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank syariah atau Bank Islam akan dapat berkembang dengan baik bila mengacu pada demand masyarakat akan produk dan jasa bank syariah. Dengan modal UU dan

Lebih terperinci

KUESIONER. Kepada Yth Kisaran, Juli adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sebagaimana Saudara/i tahu,

KUESIONER. Kepada Yth Kisaran, Juli adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sebagaimana Saudara/i tahu, LAMPIRAN KUESIONER Kepada Yth Kisaran, Juli 2012 Saudara /i Nasabah BMI Di Kisaran Perihal : Kuesioner Penelitian Dengan hormat, saya beritahukan kepada Saudara/i bahwa saya DITA PERTIWI adalah Mahasiswi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang terencana dan berkesinambungan dimana tersusun dalam Repelita. Bertolak dari hal tersebut industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang tersedia di idx, jumlah perusahaan yang tercatat sampai dengan bulan Januari 2016 adalah sejumlah 523 emiten (www.idx.co.id).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan di suatu negara. Dalam dunia perbankan terdapat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan 1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga

Lebih terperinci

Bab 2 Telaah Pustaka

Bab 2 Telaah Pustaka Bab 2 Telaah Pustaka 2.1 Pemahaman Nasabah Terhadap Tabungan Bagi Hasil Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dunia yang secara langsung memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia, mendorong semakin berkembangnya kegiatan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN 74 KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS ESA UNGGUL No.Resp : Yth. Bapak/Ibu/Sdra/i Nasabah Tabungan MONAS PT Bank DKI Capem Tanjung Duren Dengan hormat, Saya Saroja Bachtiar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Gambaran Geografis Desa Handil Gayam Desa Handil Gayam adalah sebuah desa yang berkecamatan di Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan nasional menunjukan kinerja dan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep perbankan syariah merupakan hal yang baru dalam dunia perbankan di Indonesia, terutama apabila dibandingkan dengan penerapan konsep perbankan konvensional. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini perkembangan ekonomi Islam mengalami pertumbuhan yang signifikan, hal ini ditandai dengan pesatnya kajian dan publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan/keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Peran serta lembaga keuangan dalam pembangunan perekonomian sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia usaha. Bank mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia berperan dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era global, bank merupakan salah satu bentuk usaha di bidang jasa keuangan yang berperan penting di tengah masyarakat. Seperti dijelaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah sesuai UU No.21 tahun 2008 adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian dunia. Bank juga merupakan salah satu produk jasa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian dunia. Bank juga merupakan salah satu produk jasa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini bank menjadi salah satu kegiatan usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian dunia. Bank juga merupakan salah satu produk jasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modernisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang berlomba-lomba dalam mengembangkan usahanya di dunia bisnis, salah satunya bergerak di bidang jasa perbankan.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara No : L / P KUESIONER Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul ANALISIS POTENSI MENABUNG DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

alternatif strategi pelayanan yang diperlukan untuk meningkatkan atau mengembangkan bisnis usaha mikro. Konsep pemikiran dalam penelitian ini adalah

alternatif strategi pelayanan yang diperlukan untuk meningkatkan atau mengembangkan bisnis usaha mikro. Konsep pemikiran dalam penelitian ini adalah RINGKASAN EKSEKUTIF MOCH RUDY MUFTI LATIEF, 2005. Analisis Kepuasan Nasabah Perkotaan Unit Pelayanan Bisnis Mikro (Kasus di PT. Bank "A" Kantor Cabang JPI). Di bawah bimbingan UJANG SUMARWAN dan M.D. DJAMALUDIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 4.1.1 Sejarah Rumah Makan Waroeng Steak and Shake Rumah Makan Waroeng Steak & Shake didirikan oleh pasangan suami-istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam atau bank syariah merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para pakar Islam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang berpijak di atas kaidah syariah dan mengadopsi nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi image spiritual kepada masyarakat. Image

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan di Indonesia sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan, moneter dan perbankan pada paket kebijakan Juni 1983 (pakjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa bank-bank syariah.

Lebih terperinci