PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK (STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK (STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG)"

Transkripsi

1 PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK (STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi Oleh: Heni Mulya Irwana NIM JURUSAN GEOGRFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skipsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES pada : Hari : Senin Tanggal : 18 Juli 2011 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Heri Tjahjono, M. Si NIP Drs. Sutardji NIP Mengesahkan: Ketua Jurusan Geografi Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP ii

3 PENGESAHAN KELULUSAN Skipsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang dan disahkan pada: Hari : Rabu Tanggal : 3 Agustus 2011 Penguji Utama Drs. Tjaturahono BS, M.Si. NIP Penguji I Penguji II Drs. Heri Tjahjono, M.Si. NIP Drs. Sutardji NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Sosial Drs. Subagyo, M.Pd. NIP iii

4 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 18 Juli 2011 Heni Mulya Irwana NIM iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Masing-masing hari yang kulalui adalah hal yang biasa bagiku, jika mendatangkan keburukan, aku bersabar, karena bersabar menghadapi manis dan pahitnya masa sesungguhnya membiasakan diri lebih bersabar untuk lebih mendorong bersikap bijak. Dan jika mendatangkan kebaikan, aku bersyukur, karena dengan bersyukur akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman hati. (Heni Mulya Irwana) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S Al- Insyirah 94 : 6-8) PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan untuk : 1. Bapak, Ibu, serta Mas Hendri yang selalu membimbingku dan juga adikku Aat yang selalu menyayangiku serta memberiku doa demi keberhasilanku. 2. Seorang yang berarti bagiku, Sinar Aji atas kasih sayangnya mendampingiku. 3. Keluarga besar Geografi, teman-teman Geo 07, kos D Grandle serta sahabat-sahabat terdekatku. 4. Dan semua pihak yang telah hadir dalam hidupku, untuk mengarungi seni kehidupan di kampus UNNES. Terima kasih semua. v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang). Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (FIS UNNES). Walaupun penyusunan skripsi ini telah diusahakan dengan maksimal namun masih ada kekurangan, karena itu dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik serta saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula kami ucapkan banyak terima kasih dan penghormatan setinggi tingginya kepada beliau yang terhormat : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Subagyo, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, selaku Ketua Jurusan Geografi. 4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si, Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Sutardji, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Tjaturahono BS, M.Si. selaku penguji utama yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Para Dosen Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama menempuh studi di Jurusan Geografi. 8. Ibu Kuswati dan Ibu Kun, serta seluruh pegawai Jurusan Geografi atas bantuan dan motivasinya. 9. Kepala Desa dan keluarga besar Desa Tasikagung terkait yang telah membantu ijin dalam penelitian diwilayah penelitian skripsi ini. vi

7 10. Bapak dan Ibu, kakak dan adikku tercinta atas dukungan dan doa serta kasih sayangnya, semoga engkau senantiasa berada dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT. 11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Tuhan YME yang maha pemurah memberikan balasan atas jasajasa yang telah diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi yang mengkaji ilmu di Jurusan Geografi. Semarang, 18 Juli 2011 Penyusun vii

8 SARI Heni Mulya Irwana Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang). Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES. Pembimbing I. Drs. Heri Tjahyono, M.Si. Pembimbing II. Drs. Sutardji. Kata kunci: Peranan Keluarga, Pendidikan Anak. Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor keluarga. Latar belakang keluarga akan mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan?, bagaimana kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan?, dan bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa TasikAgung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat pendidikan keluarga nelayan, (2) untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan, dan (3) untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung yang bekerja sebagai nelayan yaitu 880 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Double Sample dengan 2 responden sekaligus yaitu orang tua yang bekerja sebagai nelayan dan anaknya. Pengambilan sampel respondennya dilakukan secara acak dengan Random Sampling. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 88 responden orang tua dan anak. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal; kondisi sosialekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan, jumlah tanggungan anak, pekerjaan, pendapatan, jenis tempat tinggal, dan pemilikan kekayaan; dan peranan keluarga dalam pendidikan anak meliputi pemilihan pendidikan anak, cara orang tua mendidik, suasana rumah, hubungan antara orang tua dengan anak, penyediaan fasilitas belajar, dan mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesionner. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif persentase. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan rata-rata nelayan adalah tamat SD, pendidikan istri nelayan rata-rata adalah tamat SD. Pada pendidikan non formal, nelayan rata-rata tidak pernah mengikuti kursus. Kondisi sosialekonomi nelayan adalah sedang mencapai 62,2% dengan tingkat pendapatan ratarata adalah Rp ,- dan pengeluaran untuk biaya hidup per bulan adalah Rp ,- serta biaya untuk pendidikan anak adalah Rp ,-. Rata-rata nelayan yang melaut berumur 46 tahun dengan jumlah anggota keluarga 5 orang dengan 3 orang anak. Rata-rata lama melaut adalah 25 hari, dan 5 hari lagi tinggal di rumah untuk mempersiapkan melaut lagi. Peranan keluarga dalam pemilihan pendidikan untuk anak adalah sedang, cara mendidik anak adalah sedang, suasana viii

9 rumah adalah sedang. hubungan antara orang tua dengan anak dan penyediaan fasilitas belajar adalah tinggi, sedangkan peranan dalam mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi adalah sangat tinggi. Jadi, peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah tinggi sebesar 76,14 %. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa tingkat pendidikan nelayan adalah rendah yang akan berpengaruh terhadap kelanjutan pendidikan anak. Kondisi sosial-ekonomi nelayan rata-rata adalah sedang yang berpengaruh terhadap penyediaan fasilitas belajar dan dorongan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah tinggi berpengaruh terhadap kelancaran pendidikan dan keberhasilan anak. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah diharapkan pemikiran orang tua tentang dunia pendidikan anak lebih luas agar anak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan adanya pemberdayaan nelayan dan wanita nelayan agar dapat bekerja di sektor lain untuk membantu pembiayaan pendidikan anak, dan diharapkan peranan orang tua yang tinggi mendorong kelancaran dan keberhasilan anak serta dapat didukung oleh pemerintah dan kelompok nelayan dengan memberikan beasiswa. ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi SARI... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan... 6 D. Manfaat... 7 E. Penegasan Istilah... 7 F. Sistematika Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak B. Tingkat Pendidikan C. Kondisi Sosial-Ekonomi D. Belajar E. Masyarakat Nelayan F. Kajian Penelitian sebelumnya G. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian x

11 B. Populasi C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel D. Variabel Penelitian E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen F. Metode Pengambilan Data G. Metode Analisis Data H. Diagram Alir Penelitian BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kondisi Umum Daerah Penelitian Tingkat Pendidikan Kondisi Sosial Ekonomi Peranan Keluarga dalam Pendidikan B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1 Kondisi Umum Masyarakat Pesisir di Indonesia... 3 Tabel 2 Klasifikasi Pendapatan Tabel 3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya Tabel 4 Kriteria Deskriptif Presentase Tabel 5 Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Th Tabel 6 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung berumur 7 tahun Ke atas tahun Tabel 8 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun Tabel 9 Tingkat Pendidikan Keluarga Tabel 10 Pendidikan Non Formal Nelayan Tabel 11 Umur Nelayan Tabel 12 Umur Pernikahan Tabel 13 Anggota Keluarga Inti Tabel 14 Jumlah Anak Nelayan Tabel 15 Bagian Pekerjaan Nelayan Tabel 16 Lama Melaut Tabel 17 Pekerjaan Istri Tabel 18 Pendapatan Nelayan Tabel 19 Pendapatan Istri Nelayan Tabel 20 Pengeluaran Biaya Hidup Tabel 21 Pengeluaran untuk pendidikan anak Tabel 22 Jenis Tempat Tinggal Tabel 23 Pemilikan Barang-barang Tabel 24 Pemilikan Kendaraan Tabel 25 Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung xii

13 Tabel 26 Pemilihan Pendidikan Untuk Anak Tabel 27 Cara Mendidik Anak Tabel 28 Suasana Rumah Tabel 29 Hubungan Antar Anggota Keluarga Tabel 30 Penyediaan Fasilitas Belajar Tabel 31 Mendorong Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Gambar 2 Diagram Alir Penelitian Gambar 3 Peta Administrasi Desa Tasikagung Gambar 4 Jumlah Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun Gambar 5 Istri Nelayan yang Bekerja Sebagai Buruh Ngenam Gambar 6 Warung Sembako Istri Nelayan Gambar 7 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Batu Tertata Gambar 8 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Keramik Gambar 9 Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung Gambar 10 Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Tabel Matrik Keterkaitan Kisi-kisi instrumen penelitian orang tua Kisi-kisi instrumen penelitian anak Instrumen penelitian orang tua Instrumen penelitian anak Uji validitas dan reliabilitas angket Perhitungan validitas angket Perhitungan reliabilitas angket Daftar responden orang tua Daftar responden anak Tabel skor hasil angket orang tua Tabel skor hasil angket anak Tabel analisis skor hasil angket orang tua dan anak Tabel tingkat pendidikan anak xv

16 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009: ix). Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dituangkan dalam pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Sehubungan dengan fungsi pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan bangsa telah disampaikan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alenia ke-4. Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Coser at all mengungkapkan Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values from one person to another person (Hasbullah, 2009: 9). Pendidikan 1

17 2 merupakan pemindahan pengetahuan, ketrampilan dan nilai dari satu orang ke orang lain. Tujuan umum pendidikan merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan, sedangkan salah satu tujuan khususnya yaitu perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya: tujuan khusus untuk masyarakat pertanian berbeda dengan masyarakat perikanan (Hasbullah, 2009: 14). Latar belakang keluarga yang berbeda akan mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Hasbullah, 2009: 38). Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak. Seperti dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama. Karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, maka tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih

18 3 tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orangtua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anaknya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masa yang akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam mengembangkan taraf hidupnya (BKKBN, 1993: 60). Oleh karena itu, tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada lingkungan baik fisik maupun non fisik. Seperti masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, mayoritas mereka bermata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan adalah setiap orang yang penghidupannya baik sebagian maupun keseluruhan didasarkan atas hasil tangkapan ikan di laut (Dinas Perikanan dan Kelautan, 1984: 2). Departemen Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa kondisi masyarakat pesisir di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 32,14 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Kondisi Umum Masyarakat Pesisir di Indonesia No. Kondisi Masyarakat Pesisir Jumlah 1. Desa pesisir desa 2. Masyarakat pesisir jiwa - Nelayan jiwa - Pembudidaya jiwa - Masyarakat pesisir lainnya 3. Prosentase yang hidup di bawah garis kemiskinan (32,14 %) Sumber: DKP (2007) dalam Arif Satria (2009: 25) jiwa jiwa

19 4 Masyarakat pesisir sangat lekat dengan sebutan masyarakat miskin. Menurut Badiran, dkk (2009) kemiskinan yang terjadi di masyarakat pesisir terdapat pada kehidupan nelayan antara lain adalah: (a) rendahnya tingkat pendidikan, (b) miskin pengetahuan dan teknologi untuk menunjang pekerjaannya, (c) kurang tersedianya wadah pekerjaan informal, (d) kurangnya daya kreativitas, dan (e) belum adanya perlindungan terhadap nelayan dari jeratan para tengkulak. Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah penduduk desa Tasikagung adalah jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak kepala keluarga Penduduk yang mata pencaharian sebagai nelayan adalah sebesar 880 orang (Monografi Desa Tasikagung, 2010). Tingkat pendidikan masyarakat nelayan Desa Tasikagung masih rendah yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya masyarakatnya yang berpendapat bahwa pendidikan bukanlah prioritas utama. Hal itu yang menyebabkan kurang adanya usaha dalam mengolah potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Ekaningdyah, 2005). Desa Tasikagung yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan, penduduk atau penghuni setiap harinya didominasi oleh wanita dan anakanak. Sedangkan lelaki baik bapak-bapak atau remaja, banyak mempergunakan waktunya untuk melaut. Berdasarkan survei oleh ibu-ibu Darma Wanita Persatuan diberbagai daerah pesisir Propinsi Jawa Tengah,

20 5 didapatkan hasil bahwa pada umumnya kaum perempuan ditinggal melaut 1-2 minggu, sedangkan sisanya adalah nelayan biasa (melaut malam hari) dan sebagian lagi berlayar sampai sebulan atau lebih (ikut kapal besar), sehingga dapat dikatakan sebagian besar tanggung jawab kelangsungan hidup seharihari pada keluarga ada ditangan wanita sebagai ibu sekaligus ayah (Ekaningdyah, 2005). Kesibukan orang tua yang bekerja sebagai nelayan, menyita waktu untuk keluarga dalam hal perkembangan pendidikan anak. Mereka menjadi kurang perhatian atau tidak mendapatkan perhatian penuh oleh kedua orang tuanya, dengan tidak pernah menanyakan ada pekerjaan rumah atau tidak dan tidak pernah menanyakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal itu terjadi karena orang tua mereka jarang di rumah dan juga mempunyai dasar pendidikan yang rendah. Pada kenyataanya peranan keluarga (orang tua) sangatlah penting dalam kelangsungan pendidikan anak dalam hal perhatian orang tua, cara orang tua mendidik dan lain sebagainya. Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat luas dalam berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada anggota keluarga termasuk anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan primer yang berupa pangan, sandang dan papan maupun kebutuhan sekunder termasuk didalamnya pendidikan. Kondisi ekonomi nelayan yang masih miskin menjadi perhatian bagaimana dengan kondisi pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan agar anaknya tidak mengikuti jejaknya sebagai nelayan, tetapi

21 6 ingin melihat anaknya sukses dengan pendidikan tinggi. Oleh karena itu diperlukan peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, agar anak mendapat kelangsungan hidup yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang? 2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang? 3. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. 2. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

22 7 3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, meliputi: 1. Bagi keluarga, dapat memberikan perhatian dan peranan yang lebih terhadap pendidikan anak, agar pendidikan anak menjadi lebih baik. 2. Bagi akademis, sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penambah referensi karya tulis ilmiah agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lain. 3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan ilmu yang di dapat di bangku perkuliahan dan membuktikan kesesuaian teori dengan yang ada di lapangan. E. Penegasan Istilah Agar ruang lingkup permasalahan menjadi jelas, tidak terjadi penyimpangan arti dan dapat menjadi satu kesatuan makna, cara pandang dan anggapan mengenai sesuatu, serta menekan semaksimal mungkin kesalahpahaman dalam penelitian ini yang berjudul Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang), maka diperlukan batasan pengertian sebagai berikut.

23 8 1. Peranan Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan atau keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya, baik itu keterlibatan dalam hal mendampingi dan membimbing anak dalam belajar ataupun keterlibatan dalam pengadaan fasilitas yang mendukung pendidikan anak. 2. Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik (Slameto, 2003: 34). Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang tua yang merupakan suatu lingkungan sosial terdekat yang berpengaruh dan memegang peranan penting dalam pendidikan anak yang dipengaruhi tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi keluarga. 3. Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Slameto, 2003: 4).

24 9 Pendidikan yang dimaksudkan dalam pendidikan ini adalah tingkat pendidikan formal yang diperoleh anak. 4. Anak Anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak SD, SMP, SMA dari orang tua yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. 5. Masyarakat nelayan Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan). Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000) nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut ikan dari perahu kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak dari orang tua nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan sebagai nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan. Masyarakat nelayan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah semua orang yang bekerja menangkap ikan di laut dan orang-orang yang berhubungan dengan kapal dan hasil tangkapan ikan di laut, baik itu orang yang bekerja diatas kapal sebagia ahli mesin, ahli listrik dan juru masak, serta

25 10 orang yang mempunyai kapal baik yang ikut atau tidak dalam menangkap ikan. Jadi judul skripsi dalam penelitian ini adalah Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang) yang artinya penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peranan keluarga dari masyarakat nelayan dalam pendidikan anaknya. F. Sistematika Skripsi Pada Penulisan skripsi ini agar lebih mudah dipahami isinya bagi pembaca, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: Bagian awal penulisan ini berisi judul skripsi, abstrak, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/peta/gambar, dan daftar lampiran. Bagian Isi terdiri dari: BAB I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi. BAB II Kajian pustaka, berisi kajian teoritis yang mendukung penelitian yaitu membahas tentang peranan keluarga terhadap pendidikan anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan, kajian penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran penelitian.

26 11 BAB III Metode penelitian, berisi uraian tentang lokasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode analisis data, dan diagram alir penelitian. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Penutup, yang berisi uraian kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian. Bagian akhir dari penulisan ini berisi daftar pustaka dan lampiranlampiran.

27 BAB II KAJIAN PUSTAKA Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan teoriteori yang mendukung, meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan. A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan anak adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan anak. 1. Peranan keluarga Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal yang pertama dan utama yang dialami oleh anak. Ahmadi (2004: 167) menyebutkan keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan 12

28 13 saling memberi kasih sayang (Hasbullah, 2009: 87). Keluarga menyediakan situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam kelangsungan pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari anak sejak kecil yang meniru apa yang diajarkan oleh orang tua. Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup, tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian, kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari masingmasing orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak (Andriyani, 2010: 11-12). Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik demi keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi anak. Menurut Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut. a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara berkelanjutan; b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya;

29 14 c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain; d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim. Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak. Peranan itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak dengan mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak, yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak, penyediaan sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor, pemberian kasih sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi (Andriyani, 2010: 15). 2. Pemilihan pendidikan Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil

30 15 peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan, 2008: 1-2). Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada anaknya yang terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara (1984: 58-59) mengklasifikasikan pendidikan, meliputi pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non formal. a. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati. Seperti dalam keluarga, merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak dirumah dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain. b. Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur dan sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi. Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya untuk belajar namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang strategis bagi

31 16 pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya. c. Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah, terencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pendidik, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang dipakai serta komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya menciptakan hasil yang memuaskan. Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan (Syarah, Erie Siti, 2009). Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan dalam sistem pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah lingkungan pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. a. Lingkungan pendidikan keluarga Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga inilah yang pertama ada. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang utama karena didalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan.

32 17 b. Lingkungan pendidikan sekolah Karena perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu untuk mendidik anaknya, pada masyarakat yang semakin komplek dan terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus, tempat yang khusus, dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang tua memerluakan lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan menggantikan tugas orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. c. Lingkungan pendidikan masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pelengkap kedua dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang tidak ada di sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang berkepribadian inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan masyarakatlah yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk mengembangkan inovasi. B. Tingkat pendidikan Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab VI menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

33 18 1. Pendidikan dasar Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun Pendidikan dasar adalah pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. 2. Pendidikan menengah Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun Pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

34 19 3. Pendidikan tinggi Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undangundang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh pergururan tinggi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. C. Kondisi sosial - ekonomi Kondisi sosial selalu mengalami perubahan melalui proses sosial. Proses sosial merupakan interaksi sosial yang terjadi karena adanya saling mengerti masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Interaksi sosial terjadi antar individu, antar kelompok, dan antar individu dengan kelompok (Abdulsyani, 2002: 153). Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam upayanya untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal dalam memenuhi kebutuhan (Sriyadi, 2001: 2). Menurut Badan penelitian dan pengembangan (2000: 22) Indikator kondisi sosial-ekonomi antara lain: 1. Umur Umur merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini mempunyai pengaruh penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi.

35 20 2. Jumlah anak Jumlah tanggungan anak yaitu jumlah anak usia sekolah yang menjadi tanggung jawab orang tua. Semakin banyak tanggungan orang berarti semakin tinggi pula kebutuhan ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 3. Status perkawinan Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di dunia ini berkembangbiak. Status perkawinan dapat dikelompokkan menjadi belum kawin, kawin, cerai, duda atau janda. Status perkawianan yang dimaksud adalah status perkawinan nelayan. 4. Pekerjaan/ mata pencaharian Mata pencaharian merupakan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh penduduk masyarakat. Kerja keras yang dilakukan dalam bekerja akan mendapat penghasilan atau pendapatan sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Mata pencaharian seseorang juga akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang diterima. Jenis pekerjaan atau mata pencaharian bermacam-macam sehingga masyarakat dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Berbagai macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sambilan. Mata pencaharian penduduk dalam penelitian ini adalah penduduk yang bekerja sebagai nelayan, baik itu pekerjaan sambilan ataupun menjadi pekerjaan pokok.

36 21 5. Pendapatan Seseorang yang telah bekerja akan memperoleh hasil kerjanya yang disebut sebagai upah atau gaji. Pada dasarnya sistem pengupahan terdiri dari 3 prinsip, yaitu pemberian imbalan atau nilai kerja, penyediaan investasi, dan jaminan kebutuhan hidup. Setiap daerah mempunyai UMR (upah minimum regional) sesuai dengan kebutuhan dan tingkat konsumsi masing-masing daerah. Apabila penduduk daerah tersebutmempunyai rata-rata pendapatan perbulan > UMR tergolong tinggi dan < UMR tergolong rendah (Nurhidayah, 2007: 77). Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, tingkat pendapatan rumah tangga di pedesaaan berdasarkan pengeluaran setiap bulan dari penduduk, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 2. Klasifikasi Pendapatan No Klasifikasi pendapatan Jumlah pendapatan 1. Pendapatan tinggi > Rp Pendapatan menengah antara Rp ,- < Rp ,- 3. Pendapatan sedang antara Rp ,- - < Rp ,- 4. Pendapatan rendah < Rp ,- Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), Jenis tempat tinggalnya Menurut Kaare dalam Irawati (2004: 12) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari rumah tempat tinggalnya. a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain. b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang kondisi ekonominya tinggi, pada umumnya menempati

37 22 rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen. c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya. 7. Pemilikan kekayaan Pemilikan kekayaan adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang yang masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Kekayaan itu antara lain: a. Barang-barang berharga Pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat (Abdulsyani, 2002: 86). Kekayaan berupa barang-barang menunjukkan kondisi sosial ekonomi seseorang. Orang tua yang mempunyai pemilikan kekayaan yang lebih banyak akan mempunyai kemampuan yang lebih untuk mensejahterakan pendidikan anaknya. b. Jenis-jenis kendaraan pribadi Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya kondisi sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang mempunyai mobil akan lebih tinggi kondisi sosial ekonominya dibandingkan dengan yang hanya mempunyai sepeda motor. Jadi, kondisi sosial ekonomi seseorang dapat diukur dengan pemilikan kekayaan baik berupa barang-barang maupun kendaraan, dan lain sebagainya.

38 23 Kondisi sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi pendidikan anak. Berdasarkan penelitian sebelumnya dikatakan bahwa tingkat kondisi sosial ekonomi orang tua yang lebih tinggi, pendidikan anaknya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah (Andriyani, 2010). D. Belajar Belajar merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Anni, 2007: 2). Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Berhasil atau tidaknya seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor intern, faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 2. Faktor ekstern, faktor yang ada di luar individu yaitu faktor lingkungan, meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga adalah faktor yang berpengaruh terhadap anak (siswa) yang belajar berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

39 24 suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Bimbingan dan penyuluhan orang tua memegang peranan penting terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak. b. Relasi antara anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang tua dengan anak. Selain itu relasi antara anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain juga turut mempengaruhi belajar anak. Relasi yang baik di dalam keluarga akan membantu dalam kelancaran dan keberhasilan anak. Pemberian pengertian dan kasih sayang yang penuh terhadap anak dapat menjadi cara untuk mensukseskan belajar anak. c. Suasana rumah tangga Suasana rumah tangga dimaksudkan sebagai situasi atau kejadiankejadian yang sering terjadi di lingkungan keluarga dimana anak berada

40 25 dan belajar. Rumah yang sering dipakai untuk acara berkumpul atau sering dipakai keperluan-keperluan akan menganggu belajar anak. Akan berbeda jika suasana rumah tenang dan tentram, anak akan betah dirumah dan dapat belajar dengan baik. d. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya tetapi juga kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang mendukung belajar anak, seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, buku-buku, dan lain sebagainya. Untuk mendukung belajar anak, diusahakan kebutuhan anak dapat tercukupi dengan baik. e. Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Terkadang anak mengalami patah semangat maka orang tua wajib memberikan semangat dan dorongan, serta membantu kesulitan anak. f. Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaankebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak dalam belajar. E. Masyarakat nelayan Masyarakat menurut Mc Koachie dan Doyle (dalam Mudiyastuti, 2004: 11) adalah sekelompok manusia yang bergantung satu sama lain dan

41 26 yang telah memperkembangkan pola organisasi yang memungkinkan mereka hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai kelompok. Masyarkat terkecil adalah keluarga, masyarakat lebih besar adalah suku bangsa, dan masyarakat yang terbesar adalah umat manusia. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan). Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000) nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alatalat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut ikan dari perahu kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak dari orang tua nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan sebagai nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan. Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut, nelayan diklasifikasikan ke dalam 1) nelayan penuh, 2) nelayan sambilan utama, 3) nelayan sambilan tambahan. Pengertian klasifikasi nelayan adalah sebagai berikut; nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut. Nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut. Disamping penangkapan ikan di laut sebagai

42 27 pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain. Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2000: 20). Profesi nelayan tetap menjadi pilihan terakhir masyarakat nelayan dikarenakan tidak adanya peluang kerja di daratan. Selain itu banyak yang menyatakan bahwa profesi nelayan diminati karena menarik dan relatif menguntungkan (Dahuri, 2003). Hal itu dikarenakan masyarakat menganggap bahwa profesi nelayan adalah profesi terakhir yang diturunkan dari generasi atau kerap dinamakan dengan warisan dari orang tua (Prasetyo, 2008: 12). F. Kajian Penelitian Sebelumnya Untuk memperluas kajian pustaka peneliti menambahkan penelitian terdahulu sebagai pembanding, yang dilihat mulai dari judul penelitian, tujuan, variabel, metode, dan hasil penelitian pada tabel berikut.

43 28 Tabel 3. Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya No Nama Judul Tujuan Variabel Metode Hasil 1 Purwanto Kajian latar belakang orang tua dan nilai belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Geografi SMP N 29 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 Mengetahui kajian latar belakang orang tua dan nilai belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Geografi SMP N 29 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 Pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, tempat tinggal orang tua, nilai belajar. Deskriptif presentase dengan objek orang tua. Gambaran latar belakang orang tua siswa kelas VII mata pelajaran IPS Geografi SMP N 29 Semarang sebesar 57,61%, kriteria sedang dan siswa yang memiliki nilai belajar baik sebesar 63,33% 2 Ika Andriyani Peran serta orang tua terhadap kelangsungan pendidikan anak (Studi kasus pedagang di Pasar Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang) tahun Untuk mengetahui karakteristik orang tua yang bekerja sebagai pedagang dan peran serta (langsung dan tidak langsung) orang tua yang bekerja sebagai pedagang terhadap kelangsungan Karakteristik orang tua yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Tersono dan peran serta orang tua (langsung dan tidak langsung) yang bekerja sebagai pedagang terhadap Deskriptif presentase dengan objek orang tua. Karakteristik orang tua yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang berkriteria tinggi (baik) dengan persentase 78,75%. Peran serta orang tua secara langsung tinggi, dan peran serta orang tua yang tiadank langsung sangat tinggi

44 29 pendidikan anak. kelangsungan pendidikan anak. dengan persentase 95,00%. 3 Purnawati Aspirasi dan partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak (kasus pada pedagang kakilima di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Untuk mengetahui aspirasi orang tua dari berbagai jenis pedagang kakilima terhadap pendidikan anak dan partisipasi orang tua dari berbagai jenis pedagang kakilima di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Batang. Aspirasi dan partisipasi orang tua. Metode reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak yaitu pada pemilihan pendidikan sekolah, harapan orang tua setelah anaknya lulus sekolah, cita-cita dan tujuan orang tua terhadap pendidikan. Partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak yaitu keterlibatan orang tua dengan peenuhan kebutuhan, biaya, pendidikan, peranan orang tua dalam keluarga.

45 30 G. Kerangka Pemikiran Keluarga Tingkat Pendidikan Kondisi Sosial-Ekonomi Peranan Keluarga - Pendidikan Formal - Pendidikan Non Formal - Umur - Jumlah Anak - Status Perkawinan - Jumlah tanggungan - Pekerjaan/ Mata Pencaharian - Pendapatan - Jenis Tempat tingggalnya - Pemilikan Kekayaan - Pemilihan Pendidikan Anak - Cara Orang Tua Mendidik - Suasana Rumah - Hubungan Antara Orang Tua dengan Anak - Penyediaan Fasilitas Belajar - Mendorong Anak untuk Melanjutkan Pendidikan yang Lebih Tinggi Tingkat Pendidikan Anak SD / SMP / SMA / PT Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

46 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. B. Populasi Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung adalah jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak kepala keluarga. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah 880 orang (Monografi Desa Tasikagung, 2010). C. Sampel dan teknik pengambilan sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 131). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika dalam subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sampel kembar atau double sample yaitu dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi data atau untuk 31

47 32 melakukan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel yang pertama (Arikunto, 2006: 142). Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel orang tua dan sampel anak. Populasi dari sampel orang tua dalam penelitian ini adalah orang tua yang bekerja sebagai nelayan yang berjumlah 880 nelayan. Jadi, besarnya sampel orang tua untuk penelitian ini diambil 10% dari populasi yaitu 88 responden. Besarnya sampel anak nelayan diambil anak dari jumlah responden orang tua yaitu 88 responden anak dari anak usia SD, SMP dan SMA dengan proporsi yang seimbang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel kembar atau double sample yaitu dua sampel sekaligus yaitu orang tua dan anak dengan pengambilan yang dilakukan secara acak atau random sampling. D. Variabel penelitian Variabel adalah objek penelitian atau arah yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Tingkat pendidikan orang tua - Pendidikan formal - Pendidikan non formal 2. Kondisi sosial-ekonomi - Umur - Jumlah anak - Status perkawinan

48 33 - Jumlah tanggungan - Pekerjaan/ mata pencaharian - Pendapatan - Jenis tempat tinggalnya - Pemilikan kekayaan 3. Peranan keluarga dalam pendidikan anak - Pemilihan pendidikan anak - Cara orang tua mendidik - Suasana rumah - Hubungan antara orang tua dengan anak - Penyediaan fasilitas belajar - Mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi E. Validitas dan reliabilitas instrumen Setelah penyusunan instrumen penelitian, dilakukan analisis soal dengan menggunakan validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji instrumen penelitian. 1. Validitas instrumen Untuk mencari validitas masing-masing butir soal digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut (Arikunto, 2006). r xy = N xy x ( y) N x 2 x 2 N y 2 y 2 Keterangan: r xy = validitas soal

49 34 N x y xy x 2 y 2 = jumlah peserta tes = jumlah skor butir soal = jumlah skor total = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total = jumlah kuadrat skor butir soal = jumlah kuadrat skor total Untuk menentukan tingkat validitas instrumen suatu item adalah dengan mengkorelasikan hasil koefisien korelasi r dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%. Kriteria koefisien korelasi validitas: 0,000 0,200 : sangat rendah 0,201 0,400 : rendah 0,401 0,600 : cukup 0,601 0,800 : tinggi 0,801 1,000 : sangat tinggi Berdasarkan hasil uji coba validitas instrumen penelitian sebanyak 60 butir pertanyaan semuanya dalam kategori valid, hal ini dikarenakan nilai r hitung pada seluruh item soal > r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, dengan kata lain nilai r xy > 0,396. Berdasarkan kriteria koefisien korelasi validitas, dari 60 butir pertanyaan terdapat 8 pertanyaan termasuk kriteria tinggi, 39 pertanyaan termasuk kriteria cukup dan 12 pertanyaan termasuk kriteria rendah.

50 35 2. Reliabilitas instrumen Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006). r 11= k k 1 1 σ b 2 σ 2 t Keterangan: r 11 k 2 σ b Σσ 2 t = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total Kriteria tingkat reliabilitas: 0,000 0,200 : sangat rendah 0,201 0,400 : rendah 0,401 0,600 : cukup 0,601 0,800 : tinggi 0,801 1,000 : sangat tinggi Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen selanjutnya adalah harga r 11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel maka soal bersifat reliabel. Hasil dari perhitungan reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh hasil r 11 sebesar 0, 659. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan n = 25 dan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0, 396. Karena r 11 > r tabel (0,659 > 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan termasuk kedalam kriteria tingkat reliabilitas tinggi.

51 36 F. Metode pengambilan data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005: 74). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Dokumentasi Merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan tertulis seperti catatan, buku, surat kabar, jurnal, maupun data-data atau arsiparsip dari instasi setempat yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini dilakukan dengan cara menyerahkan surat ijin atau pengantar terlebih dahulu kepada instansi yang terkait, dan jika permohonan telah diterima dan disetujui, selanjutnya kita dapat mengambil data yang kita perlukan sesuai ketentuan. 2. Metode Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan wawancara secara langsung kepada masyarakat yang bekerja sebagai nelayan mengenai pendidikan anaknya. 3. Metode Angket/kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang mereka ketahui. Jadi dalam menggunakan metode angket, instrumen yang dipakai adalah angket (Arikunto, 2006: 151).

52 37 G. Metode analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan anak. Rumus yang digunakan adalah sebagai beikut. DP = n N x 100% Keterangan DP n N : Deskriptif Persentase : Nilai yang diperoleh : Jumlah seluruh nilai (skor maksimal/ideal) Penelitian analisis deskriptif persentase dipakai untuk menguraikan dan menjelaskan tujuan dari penelitian. Deskriptif persentase menggambarkan keadaan suatu fenomena yang ada dalam suatu penelitian. Sebelum menggunakan rumus deskriptif persentase, jawaban diberi skor terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut. 1. Jawaban a skor 5 2. Jawaban b skor 4 3. Jawaban c skor 3 4. Jawaban d skor 2 5. Jawaban e skor 1 Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan kriteria karakterisrik peranan keluarga dalam pendidikan anak dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.

53 38 Persentase maksimal = (skor jawaban maksimal : skor maksimal) x 100% = (5 : 5) x 100 % = 100 % Persentase minimal = (skor jawaban minimal : skor maksimal) x 100 % = (1 : 5) x 100 % = 20 % Rentang persentase = Persentase maksimm persentase minimum = 100 % - 20 % = 80 % Interval persentase = Rentang persentase : 5 = 80 % : 5 = 16 % Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria persentasenya sebagai berikut. Tabel 4. Kriteria Deskriptif Persentase Interval presentase (%) 84,01 100,00 68,01 84,00 52,01 68,00 36,01 52,00 20,00 36,00 Kriteria persentase Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah H. Diagram Alir Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pra penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pasca penelitian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

54 39 Penyusunan Rancangan Penelitian Pengumpulan data sekunder Tahap 1 Pra Penelitian Penentuan populasi dan sampel Membuat instrumen penelitian Menguji cobakan instrumen Tahap 2 Pelaksanaan Penelitian Melakukan wawancara dan menyebarkan angket penelitian kepada objek penelitian (sampel penelitian) Analisis data dan pengklasifikasian data Tahap 3 Pasca Penelitian Pembuatan peta administratif wilayah penelitian Penulisan laporan hasil penelitian Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Umum Daerah Penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi daerah penelitian berada di Desa Tasikagung yang terletak di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada titik koordinat 111 o o 30 Bujur Timur dan 6 o 30 7 o 6 Lintang Selatan. Secara administratif Desa Tasikagung berada di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang berbatasan sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Kecamatan Lasem, sebelah selatan dengan Kecamatan Sulang, dan sebelah barat dengan Kecamatan Kaliori. Desa Tasikagung merupakan salah satu desa yang letaknya dekat dengan garis pantai sehingga disebut Desa Pantai atau Desa Pesisir. Jarak dari Desa Tasikagung menuju ke kota sejauh 3,2 km. Batas wilayah Desa Tasikagung: 1. Sebelah Utara : Laut Jawa 2. Sebelah Timur : Desa Pandean dan Desa Kutoharjo 3. Sebelah Selatan : Desa Sawahan 4. Sebelah Barat : Desa Tanjungsari 40

56 Gambar 3. Peta Administrasi Desa Tasikagung 41

57 42 b. Kondisi Morfologi dan Penggunaan Lahan Morfologi Desa Tasikagung adalah dataran rendah dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan air laut dan mempunyai kemiringan antara 0-2 %. Penggunaan lahan keseluruhan di Desa Tasikagung sebagai pemukiman dan bangunan. Luas wilayah Desa Tasikagung adalah 54,05 Ha, terdiri dari tanah kering saja yang digunakan sebagai bangunan dan halaman sebesar 49,35 Ha dan lainlain sebesar 4,70 Ha (BPS, 2010). c. Kondisi Iklim Kondisi iklim suatu daerah dapat dilihat dari kondisi curah hujan kurun waktu tertentu. Kondisi iklim dapat diklasifikasikan kedalam iklim tertentu dilihat dari data curah hujan. pembagian iklim di Indonesia dikemukakan oleh 2 ahli yaitu Mohr dan Schmidt Ferguson. Menurut Schmidt Ferguson pembagian iklim dihitung dengan mencari rata-rata bulan kering dan bulan basah. Sebagai dasar penggolongan, iklim Schimdt Ferguson menggunakan suatu rasio Q. Mencari Q dihitung dengan rumus : Q = Jumlah rata rata bulan kering jumlah rata rata bulan basah Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt Ferguson menentukan tipe hujan di Indonesia menjadi beberapa golongan, yaitu: Golongan A 0 Q < 0,143 sangat basah Golongan B 0,143 Q < 0,333 basah Golongan C 0,333 Q < 0,600 agak basah

58 43 Golongan D 0,600 Q < 1,000 sedang Golongan E 1,000 Q < 1,670 agak kering Golongan F 1,670 Q < 3,000 kering Golongan G 3,000 Q < 7,000 sangat kering Golongan H 7,000 Q luar biasa kering Jadi, makin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan makin besar harga Q makin kering suatu tempat. Berikut ini data curah hujan Kecamatan Rembang selama 10 tahun dari tahun Tabel 5. Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Tahun (mm) Bulan Tahun Ratarata , , , , , , , , , ,1 Bln. Basah ,4 Bln. Kering ,7 Bln. Lembab ,4 Sumber: BPS, Rembang dalam Angka. Berdasarkan data pada tabel 5, dari perhitungan perbandingan antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah diketahui nilai Q adalah 1,311. Berdasarkan penggolongan dari Schmidt

59 44 Ferguson kecamatan rembang termasuk kedalam golongan E yaitu agak kering. Jadi, Kecamatan Rembang merupakan daerah dengan tipe hujan yang agak kering dengan perbandingan jumlah bulan kering lebih besar dari pada bulan basah. Terkadang terdapat 1 tahun dengan hujan yang tidak menentu sehingga di wilayah ini sering terjadi kekeringan. Suhu rata-rata daerah ini adalah 23 0 C dengan suhu maksimum 33 0 C. d. Kondisi Kependudukan Desa Tasikagung merupakan desa padat penduduk yang terletak di tepi pantai dan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Berdasarkan data monografi desa, Jumlah penduduk Desa Tasikagung sebesar orang dengan jumlah kepala keluarga kepala keluarga dan yang bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Berdasarkan data monografi desa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki adalah 1909 orang, sedangkan jumlah penduduk perempuannya adalah 1927 orang. Desa Tasikagung mempunyai kepadatan penduduk per km 2 dan sex ratio 91,78 (BPS, 2010). Komposisi penduduk Desa Tasikagung menurut kelompok umur masih didominasi oleh penduduk dengan usia produktif yaitu dengan usia tahun dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif yaitu usia 0-14 tahun dan > 59 tahun. Banyaknya usia

60 45 produktif lebih mudah melakukan pembangunan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jumlah Persentase Usia (th) Lakilaki Perem puan Total Lakilaki Perem puan Total ,5 7,1 7, ,5 7,0 7, ,1 7,3 8, ,9 7,5 7, ,6 7,5 7, ,6 7,8 7, ,6 7,8 7, ,6 7,8 7, ,6 7,8 7, ,6 7,8 7, ,6 7,3 7, ,6 6,2 7, ,8 6,0 4, ,8 2,2 2, ,8 2,1 2, ,7 0,9 0,8 Jumlah ,0 100,0 100,0 Sumber: Monografi Desa Tasikagung Dalam Angka Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, diketahui perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk usia tidak produktif. Jumlah penduduk usia produktif di Desa Tasikagung yaitu 2611 orang yang mencapai 68,1 %, penduduk usia tidak produktif yang berjumlah 1225 orang yaitu 31,9 %, pada usia 0 14 tahun adalah 892 orang dan pada usia 59 + berjumlah 333 orang. Pada usia produktif, jumlah penduduk tertinggi yaitu penduduk berusia tahun dengan persentase mencapai 7,7 %.

61 46 Kondisi penduduk Desa Tasikagung dilihat dari Tingkat pendidikan penduduk yang berumur 7 tahun ke atas terbesar adalah tamat SD yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung Berumur 7 Tahun ke atas Tahun 2010 No. Tingkat Pendidikan Jumlah % 1 Tidak/ belum pernah sekolah 26 1,8 2 Tidak/ belum tamat SD ,0 3 SD ,9 4 SMP ,7 5 SMA ,5 6 Sarjana/ Diploma ,1 Jumlah ,0 Sumber: Monografi Desa dalam Angka Tahun 2010 Berdasarkan data di atas, tingkat pendidikan penduduk Desa Tasikagung di atas 7 tahun terbanyak adalah tamat SD yaitu sebesar 27,9 %. Sedangkan yang terendah adalah tidak/belum pernah sekolah sebesar 1,8 %. Rata-rata penduduk Desa Tasikagung adalah tamat SD. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Tasikagung masih rendah dengan rata- rata hanya tamat SD. Kondisi penduduk Desa Tasikagung berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat dari letak desanya yang berada di daerah pesisir, yang akan mempengaruhi mata pencaharian penduduknya. Mayoritas penduduk di Desa Tasikagung bekerja sebagai nelayan. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel berikut.

62 47 Tabel 8. Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah (%) 1 Peternak 1-1 0,1 2 Nelayan ,8 3 Montir 4-4 0,2 4 Dokter swasta ,1 5 Bidan Swasta ,1 6 TNI ,6 7 POLRI ,8 8 Pengusaha kecil ,3 dan menengah 9 Pengacara 1-1 0,1 10 Notaris 1-1 0,1 11 Pengusaha besar ,2 12 Karyawan Swasta ,0 13 Karyawan Negeri ,8 Jumlah ,0 Sumber: Monografi Desa Tasikagung Dalam Angka Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, jumlah terbesar yaitu mata pencaharian nelayan sebesar 55,84 %, yang terdiri dari 880 orang lakilaki dan 181 orang perempuan. Jumlah pengusaha kecil dan menengah kemudian mengikuti sebesar 11,32 % yang mengambil keuntungan dari banyaknya jumlah nelayan dengan membuka usaha kecil. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. 15,0% 4,2% 0,1% 0,1% 0,8% 11,3% 10,8% 0,1% 0,2% 1,6% 0,1% 0,1% 55,8% Peternak Nelayan Montir Dokter swasta Bidan Swasta TNI POLRI Pengusaha kecil dan menengah Pengacara Notaris Pengusaha besar Karyawan Swasta Karyawan Negeri Gambar 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010

63 48 2. Tingkat Pendidikan Menurut Gunarsa dan Gunarsa (Suryani, 2004) tingkat pendidikan secara langsung dan tidak langsung akan menentukan baik buruknya pola komunikasi antara anggota keluarga. Selain itu, imbas dari pendidikan orang tua akan mempengaruhi persepsinya tentang penting atau tidaknya pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pendidikan mayarakat nelayan baik pendidikan formal ataupun pendidikan non formal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Tingkat Pendidikan Keluarga No Tingkat Pendidikan Nelayan Istri Nelayan F % F % 1 Tidak tamat SD 14 15, ,3 2 Tamat SD 40 45, ,9 3 Tamat SMP 33 37, ,0 4 Tamat SMA 1 1,1 6 6,8 Jumlah , ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, tingkatan pendidikan orang tua yang bekerja sebagai nelayan (Bapak) dengan jumlah terbesar adalah tamat SD sebesar 45,5 %, dan yang terkecil adalah tamat SMA sebesar 1,1 %. Rata-rata tingkat pendidikan nelayan adalah tamat SD. Tingkat pendidikan istri nelayan terbesar adalah tamat SD sebesar 48,9 %, sedangkan tingkat pendidikan istri paling sedikit adalah tamat SMA sebesar 6,8 %. Rata-rata tingkat pendidikan istri nelayan adalah tamat

64 49 SD. Berdasarkan data tersebut, maka tingkat pendidikan keluarga nelayan tergolong rendah dengan rata-rata tamat SD. Pada pendidikan non formal masyarakat nelayan hanya sedikit masyarakat yang pernah mengikuti kursus, seperti kursus elektro, kursus menjahit, ataupun kursus yang lain. Nelayan yang pernah mengikuti kursus hanya 15 orang yaitu kursus elektro 2 orang dan kursus menjahit adalah 13 orang. Sedangkan 75 orang lainnya tidak pernah mengikuti kursus. Rata-rata nelayan tidak pernah mengikuti pendidikan non formal seperti kursus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Pendidikan Non Formal Nelayan No Pendidikan non formal F % 1 Pernah kursus elektro 2 2,3 2 Pernah kursus menjahit 13 14,8 3 Tidak Pernah kursus 75 85,2 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun Kondisi Sosial - Ekonomi Kondisi sosial - ekonomi penduduk Desa Tasikagung dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut. a. Umur Selain berkaitan dengan tingkat kedewasaan teknis seseorang, usia juga mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis. Hal ini berarti semakin lanjut usia seseorang, diharapkan akan semakin mampu menunjukan kematangan jiwa (dalam arti semakin bijaksana), semakin mampu berpikir secara rasional dan semakin mampu mengendalikan emosi dan sifat-sifat lainnya yang menunjukan

65 50 kematangan intelektual dalam psikologis, sehingga semakin tua usia seseorang, motivasi yang dimiliki akan semakin tinggi. Usia dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, mempersepsi dan menyikapi sesuatu yang menjadi objeknya (Heryanto, 1998). Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata umur nelayan yaitu 46 tahun. Hasil penelitian umur nelayan tercantum sebagai berikut. Tabel 11. Umur Nelayan No Umur F % 1 >60 tahun 13 14, tahun 21 23, tahun 18 20, tahun 36 40,9 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel diatas, diketahui jumlah tertinggi pada kelompok umur tahun yaitu 40,9 %, sedangkan jumlah terendah pada kelompok umur > 60 tahun sebesar 14,8 %. Rata-rata umur nelayan adalah 46 tahun. b. Status pernikahan Tabel 12. Umur Pernikahan No Umur Pernikahan F % 1 > 30 tahun 21 23, tahun 19 21, tahun 42 47, tahun 6 6,8 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, status umur pernikahan nelayan tertinggi pada kelompok umur antara tahun sebesar 47,7 %.

66 51 Sedangkan status umur pernikahan terendah pada kelompok umur antara 5-10 tahun sebesar 6,8 %. Rata-rata umur pernikahan nelayan adalah 21 tahun dengan rata-rata anak nelayan sedang menduduki bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. c. Jumlah Tanggungan Banyaknya tanggungan dalam keluarga berimplikasi pada besar kecilnya pengeluaran dalam suatu keluarga sehingga mempengaruhi kondisi sosial-ekonominya. Tabel 13. Anggota Keluarga Inti No Jumlah anggota Keluarga Inti F % 1 3 orang 11 12,5 2 4 orang 27 30,7 3 5 orang 13 14,8 4 6 orang 31 35,2 5 > 6 orang 6 6,7 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, diketahui rata-rata jumlah anggota keluarga nelayan adalah 5 orang. Jumlah anggota keluarga terbesar adalah 9 orang dan jumlah anggota keluarga terkecil adalah 3 orang. Jumlah terbanyak pada 6 orang anggota keluarga sebesar 35,2 %. Tabel 14. Jumlah Anak Nelayan No Jumlah Anak F % 1 1 orang 11 12,5 2 2 orang 27 30,7 3 3 orang 13 14,8 4 4 orang 31 35,2 5 > 4 orang 6 6,7 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011

67 52 Berdasarkan tabel di atas, Jumlah terbanyak anak nelayan adalah 7 orang dan terkecil adalah 1 orang. Rata-rata nelayan mempunyai 3 orang anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa nelayan sudah sadar akan kebutuhan yang diperlukan untuk tiap anggota keluarga, seperti kebutuhan sekolah anak, karena setiap orang tua menginginkan anaknya dapat melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik. d. Mata pencaharian Mata pencaharian nelayan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu nahkoda, ABK (anak buah kapal) dan juragan (pemilik kapal). Pembagian pekerjaan nelayan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Bagian Pekerjaan Nelayan No. Bagian Jumlah 1. Nahkoda ABK Juragan 16 Jumlah 88 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, Nelayan yang bekerja bagian ABK terbanyak sebesar 54 orang. Bekerja sebagai nelayan telah menghabiskan waktunya untuk berada di laut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Lama Melaut No Lama Melaut F % 1 2 minggu -1 bulan 64 72, minggu 18 20, 5 3 < 1 minggu 6 6,8 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011

68 53 Berdasarkan tabel 16, lama waktu melaut nelayan rata-rata 2 minggu-1 bulan yaitu 25 hari untuk melaut dan 5 hari untuk beristirahat di darat dan persiapan melaut lagi. Oleh karena itu sangat sedikit waktu yang diberikan seorang ayah kepada keluarganya. Sehingga perhatian dan kasih sayang untuk anggota keluarga kurang. Pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari selain suami/kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan, ada peran serta istri yang berusaha membantu suami untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dengan membuka usaha kecil atau menjadi buruh industri rumah tangga. Berikut tabel pekerjaan istri nelayan. Tabel 17. Pekerjaan Istri No Jenis Pekerjaan F % 1 Pedagang 9 10,2 2 Penjahit 3 3,4 3 Buruh 23 26,1 4 Tidak Bekerja 53 60,2 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, rata-rata istri nelayan hanya sebagai ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Istri nelayan yang bekerja sebagai pedagang sebesar 10,2 %, yang bekerja sebagai penjahit sebsesar 3,4 %, dan yang bekerja sebagai buruh ngenam pada tempat pembuatan ikan pindang sebesar 26,1 %. Rendahnya tingkat pendidikan istri-istri nelayan sehingga kurang tanggap dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Oleh karena itu perlu adanya pemberdayaan wanita nelayan untuk meningkatkan

69 54 kesejahteraannya dengan menciptakan suatu inovasi kreatif terhadap lingkungan seperti masakan olahan praktis atau kerajinan yang dapat dipasarkan. Hal tersebut dapat menciptakan lapangan kerja dengan mendirikan industri rumah tangga. e. Pendapatan Kondisi sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh dan juga besarnya pengeluaran. Jumlah pendapatan yang diperoleh setiap nelayan berbeda sesuai dengan posisinya. Pendapatan yang diperoleh nelayan berbeda-beda sesuai dengan bagian pekerjaan nelayan. Sistem pembagian hasil melaut nelayan yaitu dari hasil pokok dikurangi untuk membayar perbekalan dan bahan bakar, kemudian diambil 9 % untuk nahkoda dan sisanya dibagi dua untuk pemilik kapal (juragan) dan untuk ABK (pendega). Pendapatan nelayan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Pendapatan Nelayan No Pendapatan Nelayan F % 1 > Rp , ,6 2 Rp ,- < Rp ,- 5 5,7 3 Rp ,- - < Rp ,- 3 3,4 4 < Rp ,- 2 2,3 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, diketahui besarnya pendapatan nelayan yang termasuk kedalam golongan tinggi > Rp ,- sebesar 88,6 %, dan nelayan yang mendapat golongan rendah < Rp ,- sebesar 2,3 %. Rata-rata pendapatan nelayan dalam sekali melaut adalah

70 55 Rp ,- termasuk kedalam golongan pendapatan tinggi. Pendapatan tertinggi adalah nelayan sebagai juragan dan nahkoda kapal serta ABK yang melaut 2 minggu-1 bulan, sedangkan yang mendapatkan pendapatan terendah adalah nelayan sebagai anak buah kapal yang melaut < 1 minggu. Selain itu tinggi rendahnya pendapatan seseorang dilihat dari kebutuhan hidup layak (KHL) dan upah minimum kabupaten (UMK) daerah itu. UMK Kabupaten Rembang tahun 2011 sebesar Rp ,- (hrcentro.com). Apabila rata-rata pendapatan nelayan sebulan > UMK maka tergolong tinggi dan apabila < UMK maka tergolong rendah. Berdasarkan tabel 18, rata-rata pendapatan nelayan tergolong tinggi. Kehidupan suatu keluarga selain bergantung pada pendapatan kepala keluarga, anggota keluarga yang lain juga berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sebagian istri nelayan ada yang bekerja sebagai buruh ngenam tempat ikan pindang dan juga ada yang membuka usaha kecil seperti warung makan atau warung kebutuhan pokok seperti pada gambar berikut. Gambar 5. Istri Yang Bekerja Sebagai Buruh Ngenam

71 56 Gambar 6. Warung Sembako Istri Nelayan Istri nelayan yang bekerja sebagai buruh ngenam di tempat ikan pindang dan juga yang membuka warung sembako atau warung makan mempunyai penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan seharihari. Berikut data pendapatan istri nelayan yang mempunyai pekerjaan sampingan. Tabel 19. Pendapatan Istri Nelayan No Jumlah Pendapatan Istri F % 1 Tidak punya penghasilan 53 60, ,5 3 < ,2 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, istri nelayan yang hanya sebagai ibu rumah tangga sebesar 60,2 %. Istri nelayan yang berpenghasilan antara Rp ,- Rp ,- sebesar 4,5 %. Sedangkan istri nelayan yang berpenghasilan < Rp ,- adalah 35,2 %. Rata-rata pendapatan istri nelayan adalah Rp ,-.

72 57 Tabel 20. Pengeluaran Biaya Hidup No Jumlah Pengeluaran F % 1 > , , , ,1 5 < ,5 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan data di atas, nelayan yang mempunyai pengeluaran biaya hidup perbulan < Rp ,- sebesar 37,5 %, sedangkan nelayan yang mempunyai pengeluaran teringgi yaitu > Rp ,- sebesar 19,3 %. Rata-rata pengeluaran untuk biaya hidup per bulan adalan Rp ,-. Tabel 21. Pengeluaran untuk pendidikan anak No Jumlah Pengeluaran F % 1 > , , , ,4 5 < ,1 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan data di atas, pengeluaran untuk pendidikan anak relatif bervariasi sesuai dengan tingkat pendidikan anak. Pengeluaran tertinggi yaitu > Rp ,- sebesar 38,6 %. Pengeluaran terkecil yaitu < Rp ,- sebesar 9,1 %. Rata-rata pengeluaran per bulan untuk pendidikan anak adalah Rp ,-.

73 58 f. Jenis tempat tinggal Kondisi sosial-ekonomi seseorang, selain dilihat dari pengeluaran dan pendapatannya, juga dapat dilihat dari kondisi tempat tinggalnya, antara lain status tempat tinggalnya, jenis dan luas rumahnya, jenis lantainya, dan juga posisi rumahnya yang dekat dengan jalan atau tidak. Berikut data jenis tempat tinggal nelayan di Desa Tasikagung. Tabel 22. Jenis Tempat Tinggal No. Aspek Kondisi F % Hak milik 68 77,3 1 Status Rumah Kontrak/sewa 4 4,5 Bersama Orang tua 16 18,2 Permanen 58 65,9 2 Jenis Rumah Semi Permanen 25 28,4 Tidak Permanen 5 5,7 Keramik 48 54,5 3 Jenis Lantai Tegel 25 28,4 Plester/tanah 15 17,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan data di atas, status rumah rata-rata adalah hak milik sebesar 77,3 %, rata-rata jenis rumahnya adalah permanen sebesar 65,9%, dan rata-rata jenis lantainya adalah keramik sebesar 54,5 %. Secara keseluruhan rata-rata kondisi tempat tinggal nelayan adalah status hak milik, jenis rumah permanen, dan berlantai keramik. Kondisi tempat tinggal di Desa Tasikagung sangat padat penduduk dengan luah wilayah yang sempit. Posisi rumah nelayan rata-rata berada pada jalan-jalan kecil yang hanya bisa dilewati sepeda atau sepeda motor saja. Kondisi rumah nelayan dapat dilihat pada gambar berikut.

74 59 Gambar 7. Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Batu Tertata Gambar 8. Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Keramik g. Pemilikan Kekayaan Kondisi sosial-ekonomi seseorang juga dapat dilihat dari pemilikan kekayaannya. Pemilikan kekayaan dapat dilihat dari barangbarang elektronik seperti seperti kulkas, televisi, VCD Player, mesin cuci, serta radio; dan kendaraan seperti sepeda, sepeda motor, mobil. Pemilikan kekayaan berupa barang-barang dapat diklasifikasikan sebagai beikut.

75 60 Tabel 23. Pemilikan Barang-barang No Pemilikan Kekayaan F % 1 Kulkas, televisi, VCD player, mesin cuci, radio 14 15,9 2 Kulkas, televisi, VCD player dan radio 32 36,6 3 kulkas, televisi dan radio 15 17,0 4 kulkas dan televisi 17 19,2 5 Televisi 10 11,3 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan data di atas, rata-rata nelayan mempunyai pemilikan kekayaan seperti kulkas, televisi, VCD player dan radio. Karena pemilikan barang-barang tersebut, sekarang ini bukan menjadi barang mewah lagi. Pemilikan kekayaan nelayan juga dapat dilihat dari pemilikan kendaraan sebagai berikut. Tabel 24. Pemilikan Kendaraan No Pemilikan Kekayaan F % 1 Mobil, sepeda motor dan sepeda 15 17,0 2 Mobil dan sepeda motor 10 11,4 3 Sepeda motor, Sepeda 56 63,6 4 Sepeda 7 8,0 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, rata-rata nelayan mempunyai sepeda motor dan sepeda. Karena sepeda motor sekarang ini sudah bukan menjadi barang mewah lagi. Berdasarkan beberapa indikator dari kondisi sosial-ekonomi, maka dapat diketahui kondisi sosial-ekonomi nelayan Desa Tasikagung sebagai berikut.

76 61 Tabel 25. Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 0 0,0 2 Tinggi 53 60,2 3 Sedang 29 33,0 4 Rendah 6 6,8 5 Sangat Rendah 0 0,0 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Data pada tabel 21, menjelaskan kondisi sosial-ekonomi nelayan Desa Tasikagung. Kondisi sosial-ekonomi nelayan yang rendah sebesar 6,8 %, kondisi sedang sebesar 33,0 %, sedangkan kondisi tinggi sebesar 60,2 %. Rata-rata kondisi sosial-ekonomi nelayan di Desa Tasikagung adalah sedang sebesar 62,2 % (perhitungan pada lampiran 13). 33,0% 6,8% 60,2% Tinggi Sedang Rendah Gambar 9. Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung 4. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak a. Pemilihan Pendidikan Untuk Anak Peranan orang tua dalam pendidikan anak sangat penting. Pengetahuan orang tua tentang perkembangan pendidikan tidak kalah penting untuk memilihkan pendidikan mana yang baik untuk anak sesuai kemampuannya. Ikut campur orang tua sangat diperlukan untuk

77 62 menunjang prestasi anak dalam dunia pendidikannya. Pemilihan pendidikan untuk anak meliputi seberapa besar pengetahuan orang tua tentang pendidikan, pemilihan pendidikan untuk anak, dan peran serta orang tua dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler sesuai kemampuan. Tabel 26. Pemilihan Pendidikan Untuk Anak No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 22 25,0 2 Tinggi 6 6,8 3 Sedang 23 26,1 4 Rendah 20 22,7 5 Sangat Rendah 17 19,3 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, pemilihan pendidikan untuk anak sangat tinggi sebesar 25 %, pada kriteria sangat rendah sebesar 19,3 %. Persentase terbesar yaitu pada kriteria sedang sebesar 26,1 %. Rata-rata peranan orang tua nelayan dalam pemilihan pendidikan untuk anak adalah tinggi. b. Cara Mendidik Anak Cara orang tua dalam mendidik anak besar pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Orang tua yang acuh tak acuh terhadap pendidikan anak tanpa memperhatikan sedikit pun pendidikan anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam pendidikannya terutama dalam prestasi belajarnya. Oleh karena itu keterlibatan orang tua sangat penting untuk keberhasilan anak. Tabel peranan keluarga dalam cara mendidik anak dapat dilihat pada tabel berikut.

78 63 Tabel 27. Cara Mendidik Anak No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 14 15,9 2 Tinggi 39 44,3 3 Sedang 12 13,6 4 Rendah 14 15,9 5 Sangat Rendah 9 10,2 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, peranan orang tua dalam hal cara mendidik anak sangat tinggi sebesar 15,9 %, pada kriteria sangat rendah sebesar 10,2 %. Persentase terbesar pada kriteria tinggi yaitu 44,3 %. Cara mendidik orang tua kontribusinya dalam pendidikan anak seperti membimbing serta membantu dalam belajar dan juga mengatur waktu belajar rata-rata adalah sedang. c. Suasana Rumah Suasana rumah yang dimaksud adalah situasi atau kejadian yang sering terjadi dilingkungan keluarga, seperti sering terjadi percekcokan antar anggota keluarga atau rumah sering digunakan untuk keperluankeperluan perkumpulan sehingga dapat mengganggu belajar anak. Selain itu juga mempengaruhi perkembangan anak atau kondisi psikologinya. Tabel 28. Suasana Rumah No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 2 2,3 2 Tinggi 10 11,4 3 Sedang 53 60,2 4 Rendah 16 18,2 5 Sangat Rendah 7 8,0 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011

79 64 Berdasarkan tabel di atas, situasi di rumah kriteria sangat tinggi sebesar 2,3%, kriteria sangat rendah sebesar 8%. Rata-rata suasana rumah adalah sedang. d. Hubungan Antar Anggota Keluarga Hubungan antar anggota keluarga dalam pemberian kasih sayang dan perhatian orang tua kepada anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak. Tabel 29. Hubungan Antar Anggota Keluarga No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 5 5,7 2 Tinggi 31 35,2 3 Sedang 36 40,9 4 Rendah 14 15,9 5 Sangat Rendah 2 2,3 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, hubungan antar anggota keluarga dalam kriteria sangat tinggi sebesar 48,9 %, sedangkan pada kriteria rendah adalah 4,5 %. Persentase terbesar pada kriteria sangat tinggi. Rata-rata hubungan antar anggota keluarga baik antara orang tua dengan anak, atau antar saudara adalah Tinggi. e. Penyediaan Fasilitas Belajar Penyediaan fasilitas belajar oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak, seperti menyediakan ruangan khusus untuk belajar anak, penyediaan buku dan perlengkapan lain yang menunjang belajar anak, penyediaan biaya sekolah untuk anak yang merupakan kebutuhan dasar untuk pendidikan. Peranan orang tua dalam

80 65 penyediaan fasilitas belajar untuk menunjang kelangsungan pendidikan anak dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 30. Penyediaan Fasilitas Belajar No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 46 52,3 2 Tinggi 38 43,2 3 Sedang 4 4,5 4 Rendah 0 0,0 5 Sangat Rendah 0 0,0 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel di atas, persentase terbesar dalam penyediaan fasilitas belajar adalah pada kriteria sangat tinggi sebesar 52,3 %, sedangkan terendah pada kriteria sedang sebesar 4,5 %. Rata-rata peranan orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar untuk menunjang kelangsungan pendidikan anak sangat tinggi karena didukung oleh pendapatan nelayan yang tinggi. f. Mendorong Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan Peran serta dan dukungan orang tua terhadap kelangsungan pendidikan anak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi orang tua serta peranan orang tua dalam hal lain, seperti penyediaan fasilitas belajar, pengetahuan orang tua pada perkembangan pendidikan dan lain sebagainya. Orang tua berharap dengan tingginya pendidikan anak, kelak mereka memiliki kehidupan yang lebih baik. Tabel dorongan keluarga agar anak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dapat dilihat pada tabel berikut.

81 66 Tabel 31. Mendorong Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan No Kriteria F % 1 Sangat Tinggi 64 72,7 2 Tinggi 21 23,9 3 Sedang 3 3,4 4 Rendah 0 0,0 5 Sangat Rendah 0 0,0 Jumlah ,0 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011 Berdasarkan tabel diatas, persentase terbesar pada kriteria sangat tinggi yaitu 72,7 %, sedangkan persentase terendah pada kriteria sedang sebesar 3,4 %. Rata-rata dorongan serta dukungan orang tua agar anak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi adalah sangat tinggi. Tetapi terdapat sebagian masyarakat yang tidak setuju jika dengan pendidikan tinggi kehidupannya akan lebih baik. Karena berpendapat bahwa tingginya tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Besarnya peranan orang tua dalam pendidikan anak dari beberapa indikator diketahui rata-rata peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah tinggi sebesar 76,14 % (perhitungan pada lampiran 13). Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. 12,5% 6,8% 25,0% 27,3% 28,4% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Gambar 10. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, keluarga sekolah maupun masyarakat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menciptakan

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP FUNGSI PENGAWASAN MANAJEMEN. (Studi Empiris pada BPR di Kota Surakarta)

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP FUNGSI PENGAWASAN MANAJEMEN. (Studi Empiris pada BPR di Kota Surakarta) PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP FUNGSI PENGAWASAN MANAJEMEN (Studi Empiris pada BPR di Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI SUWUK SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN

KAJIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI SUWUK SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN KAJIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI SUWUK SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk sebagai negara yang sedang berkembang. Dalam mencapai tujuan nasional perlu adanya pembangunan dari segala bidang. Untuk tercapainya tujuan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasIlmuSosialUniversitasNegeri Yogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratanGunaMemperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua 2.1.1 Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi berasal dari tiga buah kata yang memiliki makna yang berbeda-beda. Status adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh: Ajeng Rizki Nugraheni

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh: Ajeng Rizki Nugraheni PEMBAGIAN KERJA DAN CURAHAN WAKTU KERJA WANITADALAM RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA KARANG AGUNG DAN SUMBER MULYA KECAMATAN LUBAI ULU KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI

IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR TKP 481 Oleh : ASTRID EKANINGDYAH L2D000400 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI

EVALUASI KESESUAIAN JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI EVALUASI KESESUAIAN JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Bisnis FKIP Universitas Jember Angkatan Tahun 2008) SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM i KONTRIBUSI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP PENINGKATAN LIFESKILL PADA WARGA BELAJAR LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN SANDANG JAYA DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI Oleh Joko Mardiyanto

Lebih terperinci

KURNIA ERJUNI EKO CAHYU NIM

KURNIA ERJUNI EKO CAHYU NIM HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN IBU DALAM MENDIDIK ANAK DENGAN MODALITAS KEMANDIRIAN DAN SIKAP SOSIAL ANAK DI DESA PETUNG KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh KURNIA ERJUNI EKO CAHYU

Lebih terperinci

ZAMRONI A

ZAMRONI A PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KAMPUS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN PPKn TAHUN ANGKATAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

PERAN IBU WALI MURID DALAM PEMBINAAN MENTAL AGAMA ANAK (STUDI DESKRIPTIF DI TK TUNAS CERIA CEPAGAN KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG)

PERAN IBU WALI MURID DALAM PEMBINAAN MENTAL AGAMA ANAK (STUDI DESKRIPTIF DI TK TUNAS CERIA CEPAGAN KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG) PERAN IBU WALI MURID DALAM PEMBINAAN MENTAL AGAMA ANAK (STUDI DESKRIPTIF DI TK TUNAS CERIA CEPAGAN KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Peranan, Kebutuhan Hidup Keluarga

ABSTRAK. Kata Kunci: Peranan, Kebutuhan Hidup Keluarga ABSTRAK Musrifah.2009. Peranan Kepala Rumah Tangga Wanita Di Pedesaan Dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Hidup Keluarga (Kasus 5 Janda Cerai Desa Sidorejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan). Pembimbing

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU RUMAH TANGGA DI DESA PONCOWATI BEKERJA SEBAGAI BURUH PABRIK PT GREAT GIANT PINEAPPLE KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2010 (Skripsi) Oleh DEVI NILASARI

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADAMARA TAHUN AJARAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADAMARA TAHUN AJARAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADAMARA TAHUN AJARAN 2016-2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

Lebih terperinci

PERANAN LEMBAGA AISYIYAH DALAM PEMBERDAYAAN WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER

PERANAN LEMBAGA AISYIYAH DALAM PEMBERDAYAAN WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER PERANAN LEMBAGA AISYIYAH DALAM PEMBERDAYAAN WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER THE ROLES OF AISYIYAH INSTITUTE IN EMPOWERMENT OF SOCIO-ECONOMIC VULNERABLE WOMEN IN JEMBER REGENCY SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI i PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikanakant erbentuk kualitas sumber

Lebih terperinci

RASIONALITAS PETANI BERALIH PEKERJAAN DARI SEKTOR PERTANIAN MENUJU KE SEKTOR INDUSTRI MEBEL

RASIONALITAS PETANI BERALIH PEKERJAAN DARI SEKTOR PERTANIAN MENUJU KE SEKTOR INDUSTRI MEBEL RASIONALITAS PETANI BERALIH PEKERJAAN DARI SEKTOR PERTANIAN MENUJU KE SEKTOR INDUSTRI MEBEL (Studi deskriptif di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso) THE RATIONALITY OF FARMER S WORKING

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: Aris Mojiyono NIM: 060210391127 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh David Nurfiqih NIM

SKRIPSI. Oleh David Nurfiqih NIM PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) DENGAN MENYISIPKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SUB POKOK BAHASAN PENERAPAN KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL DI KELURAHAN DONAN KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL DI KELURAHAN DONAN KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL DI KELURAHAN DONAN KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Disusun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES DI SMP SEDERAJAT SE KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2008/2009

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES DI SMP SEDERAJAT SE KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2008/2009 PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES DI SMP SEDERAJAT SE KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI YANG DIPERSEPSIKAN (PERASAAN,

ANALISIS PENGARUH NILAI YANG DIPERSEPSIKAN (PERASAAN, ANALISIS PENGARUH NILAI YANG DIPERSEPSIKAN (PERASAAN, KONSEP SOSIAL, KUALITAS DAN BIAYA) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA DEALER SEPEDA MOTOR HONDA PRATAMA KURNIA KASIH DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PELAJAR SMP SE- KECAMATAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PELAJAR SMP SE- KECAMATAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PELAJAR SMP SE- KECAMATAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN DIRI SISWA KELAS VIII H SMP 1 JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN DIRI SISWA KELAS VIII H SMP 1 JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN DIRI SISWA KELAS VIII H SMP 1 JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh SITI JUMANAH NIM 200731082 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN JEPARA

MANAJEMEN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN JEPARA MANAJEMEN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman Oleh: Pipin Piniman MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Mohammad Chanifuddin

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Mohammad Chanifuddin KESIAPAN SMA/MA DI KABUPATEN BLORA TERHADAP KEBUTUHAN PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM DALAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK KIMIA SEBAGAI SYARAT KELULUSAN SISWA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI KUALITAS LAYANAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Jumlah anak usia sekolah setingkat SMP (jiwa)

Jumlah anak usia sekolah setingkat SMP (jiwa) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha sebagai penunjang keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

PERAN DUDA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA

PERAN DUDA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA PERAN DUDA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA (Studi Deskriptif Pada Duda Yang Ditinggal Istri Akibat Kematian Di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember) WIDOWER ROLE IN MEETING THE NEEDS OF FAMILIES

Lebih terperinci

PERAN EKONOMI WANITA MANULA PADA INDUSTRI PENGAWETAN UBUR- UBUR DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh: MUFTITA HANIM

PERAN EKONOMI WANITA MANULA PADA INDUSTRI PENGAWETAN UBUR- UBUR DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh: MUFTITA HANIM PERAN EKONOMI WANITA MANULA PADA INDUSTRI PENGAWETAN UBUR- UBUR DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: MUFTITA HANIM 070210301092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI JURUSAN IPS MAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

EKA WILIYANTININGTIYAS NIM

EKA WILIYANTININGTIYAS NIM POLA KONSUMSI UBI KAYU SEBAGAI MAKANAN ALTERNATIF PENGGANTI BERAS DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI DESA GIRIHARJO KECAMATAN PANGGANG KABUPATEN GUNUNG KIDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Prastio Pintono NIM

SKRIPSI. Oleh : Prastio Pintono NIM i PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA PESERTA DIDIK LEMBAGA KURSUS BAHASA INGGRIS OXFORD KABUPATEN JEMBER SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : Prastio

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA MENURUT TAKSONOMI BLOOM (Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Wonogiri Tahun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011/2012

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011/2012 PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

(Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Keling, Kab. Jepara Tahun Ajaran 2011/2012)

(Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Keling, Kab. Jepara Tahun Ajaran 2011/2012) DUKUNGAN KEMAMPUAN AWAL, FASILITAS PEMBELAJARAN, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR DAN DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Keling, Kab. Jepara

Lebih terperinci

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI.

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI. PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Oleh A N D R I A N I NIM. 3221103003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF SEPEDA MOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA JEMBER TAHUN 2011 SKRIPSI

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF SEPEDA MOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA JEMBER TAHUN 2011 SKRIPSI PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF SEPEDA MOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA JEMBER TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh Arif Nurdiansyah NIM: 070210201127 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Chandy Febyanto NIM

SKRIPSI. Oleh : Chandy Febyanto NIM PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN POKOK BAHASAN PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V DI SDN

Lebih terperinci

DAMPAK SOSIO KULTURAL MASYARAKAT DUSUN KREBET SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PERDESAAN

DAMPAK SOSIO KULTURAL MASYARAKAT DUSUN KREBET SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PERDESAAN DAMPAK SOSIO KULTURAL MASYARAKAT DUSUN KREBET SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PERDESAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Arief Norma Sari NIM

SKRIPSI. Oleh. Arief Norma Sari NIM PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 2 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Arief Norma Sari NIM 080210391011

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA SMP NEGERI 1 EROMOKO KELAS VIII TAHUN AJARAN 2012/ 2013

PENGARUH MINAT DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA SMP NEGERI 1 EROMOKO KELAS VIII TAHUN AJARAN 2012/ 2013 PENGARUH MINAT DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA SMP NEGERI 1 EROMOKO KELAS VIII TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: INDAH YULI STYANI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: INDAH YULI STYANI A PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSIPADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Fatimah

Skripsi. Oleh: Fatimah ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN METODE RESITASI PADA MATERI PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UIN ANTASARI BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

ORIENTASI KARIR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK PIRI SLEMAN SKRIPSI

ORIENTASI KARIR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK PIRI SLEMAN SKRIPSI ORIENTASI KARIR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK PIRI SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERANAN PELATIH TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PELATIHAN PROSESING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA KABUPATEN JEMBER TAHUN

PERANAN PELATIH TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PELATIHAN PROSESING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA KABUPATEN JEMBER TAHUN PERANAN PELATIH TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PELATIHAN PROSESING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TK GLOBAL INTERSTUDY SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TK GLOBAL INTERSTUDY SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TK GLOBAL INTERSTUDY SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN, KOMUNIKASI, DAN KONDISI FISIK TEMPAT KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. PABELAN SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN, KOMUNIKASI, DAN KONDISI FISIK TEMPAT KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. PABELAN SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN, KOMUNIKASI, DAN KONDISI FISIK TEMPAT KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. PABELAN SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SUISWATI A SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SUISWATI A SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR, FASILITAS BELAJAR, DAN CARA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 SULANG REMBANG TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING WITH QUIZ TEAM ( PTK

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING WITH QUIZ TEAM ( PTK UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING WITH QUIZ TEAM ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngadirojo ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN GURU NON SERTIFIKASI DI KABUPATEN PONOROGO (STUDI KASUS PADA SMK PGRI 1 PONOROGO) SKRIPSI

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN GURU NON SERTIFIKASI DI KABUPATEN PONOROGO (STUDI KASUS PADA SMK PGRI 1 PONOROGO) SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN GURU NON SERTIFIKASI DI KABUPATEN PONOROGO (STUDI KASUS PADA SMK PGRI 1 PONOROGO) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sebagai syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS KINERJA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) BERBASIS ISO (Studi Kasus pada SMA Negeri 1 Jepara) SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS KINERJA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) BERBASIS ISO (Studi Kasus pada SMA Negeri 1 Jepara) SKRIPSI ANALISIS KUALITAS KINERJA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) BERBASIS ISO 9001 (Studi Kasus pada SMA Negeri 1 Jepara) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

DAMPAK OBYEK WISATA ARUNG JERAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA CONDONG KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

DAMPAK OBYEK WISATA ARUNG JERAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA CONDONG KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN DAMPAK OBYEK WISATA ARUNG JERAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA CONDONG KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 1999-2006 SKRIPSI Oleh: HARIS NIM 030210302159 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Akhmad Susanto NIM : E

Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Akhmad Susanto NIM : E ANALISIS ANGKATAN KERJA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) JAWA TENGAH TAHUN 2010 DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Skripsi S-1 Program Studi Geografi Diajukan Oleh

Lebih terperinci

MOTTO. Puncak dari segala kepuasan adalah syukur kepada Allah.

MOTTO. Puncak dari segala kepuasan adalah syukur kepada Allah. MOTTO Kunci keberhasilan ialah jika Allah ridha kepadamu, membuat orang-orang di sekitarmu ridha kepadamu, dan kamu sendiri ridha. Kebahagiaan hidup tidak diukur dari kedudukan, keturunan dan tidak pula

Lebih terperinci

TANGGAPAN MAHASISWA GEOGRAFI ANGKATAN 2009 DAN 2010 TERHADAP MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER SKRIPSI

TANGGAPAN MAHASISWA GEOGRAFI ANGKATAN 2009 DAN 2010 TERHADAP MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER SKRIPSI TANGGAPAN MAHASISWA GEOGRAFI ANGKATAN 2009 DAN 2010 TERHADAP MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SETIAP TAHAP MODEL POLYA DARI SISWA SMK IBU PAKUSARI JURUSAN MULTIMEDIA PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SETIAP TAHAP MODEL POLYA DARI SISWA SMK IBU PAKUSARI JURUSAN MULTIMEDIA PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SETIAP TAHAP MODEL POLYA DARI SISWA SMK IBU PAKUSARI JURUSAN MULTIMEDIA PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER SKRIPSI oleh Ninik Andriyanti NIM 110210181011 PROGRAM

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN Skripsi Oleh: SIGIT SUGIARTO NIM. K 1505032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KREDIT OLEH PEDAGANG NASI AYAM LALAPAN DI SEKITAR STADION SEMERU KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh AGUSTIN HERNAWATI NIM.

PEMANFAATAN KREDIT OLEH PEDAGANG NASI AYAM LALAPAN DI SEKITAR STADION SEMERU KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh AGUSTIN HERNAWATI NIM. PEMANFAATAN KREDIT OLEH PEDAGANG NASI AYAM LALAPAN DI SEKITAR STADION SEMERU KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI Oleh AGUSTIN HERNAWATI NIM. 080210391037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

STRATEGI BURUH TANI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK SKRIPSI

STRATEGI BURUH TANI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK SKRIPSI STRATEGI BURUH TANI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK (Studi Deskriptif di Desa Kebaman Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi ) THE STARTEGY OF FARMS WORKERS TO FULFILL THE EDUCATION NEEDS OF CHILDREN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GEOLOGIC EXPLORATIONS ON DISK

PENGGUNAAN MEDIA GEOLOGIC EXPLORATIONS ON DISK PENGGUNAAN MEDIA GEOLOGIC EXPLORATIONS ON DISK (GEODe) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KONSEP LITOSFER DI SMA NEGERI 1 PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI SISWA KELAS X TKR 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

ANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA DI KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI

ANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA DI KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI ANALISA PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA DI KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS (Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN Rambipuji

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN AKUNTANSI DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci