HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN Erlin Nurhalimah (030112b019) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Diploma IV Kebidanan ABSTRAK Aborsi yang dilakukan oleh remaja pada umumnya adalah aborsi ilegal yang dilarang oleh pemerintah dan dilakukan dengan cara-cara yang tidak aman. Tindakan aborsi dapat dimulai dari sikap seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi DIII kebidanan terhadap tindakan aborsi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini merupakan program studi DIII Kebidanan tingkat II dan III sebanyak 99 responden, yang ditentukan dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 52 responden (52,5%), pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (32,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (15,2%). Sementara itu responden yang memiliki sikap tidak setuju sebanyak 60 reponden (60,6%) dan yang memiliki sikap yang setuju sebanyak 39 responden (39,4%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap tindakan aborsi dengan p-value 0,000 < (α 0,05). Saran yang bisa disampaikan peneliti yaitu diharapkan mahasiswi memperbanyak membaca buku-buku tentang kesehatan reproduksi, memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang tidak setuju tentang aborsi. Serta penelitian ini dapat dilakukan penelitian ulang dengan metode yang berbeda, seperti metode kualitatif/wawancara secara langsung kepada responden. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Aborsi 1

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini hampir 99% kejadian aborsi terjadi dinegara berkembang, lebih dari wanita pertahunnya meninggal karena tindakan aborsi. Sekitar (13%) kematian wanita didunia di akibatkan oleh tindakan aborsi yang dilakukan hampir 95% tidak aman, sehingga setiap tahunnya diperkirakan wanita meninggal akibat komplikasi setelah melahirkan (Tiar, 2012). Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2010, angka kejadian aborsi di Indonesia sekitar 2-2,6 juta pertahunnya dan 30% dilakukan oleh remaja putri pada usia tahun. Menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010, menyatakan bahwa angka kejadian aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta setiap tahunnya dan hampir merupakan remaja putri (WHO, 2010). Aborsi yang dilakukan oleh remaja pada umumnya adalah aborsi ilegal yang dilarang oleh pemerintah dan dilakukan dengan caracara yang tidak aman, misalnya dengan meminta bantuan dukun beranak, minum ramuan peluntur dan lain sebagainya (Kusmiran, 2012). Kurangnya pemahaman terhadap tindakan aborsi dapat mengakibatkan ancaman keselamatan bagi wanita yang melakukan aborsi, sehingga hal tersebut akan menyebabkan tingginya angka kematian wanita. Pelaku tindakan aborsi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, khususnya para bidan, dokter dan tenaga kesehatan yang lain, serta orang yang bukan tenaga kesehatan (dukun), tindakan aborsi sendiri dapat dimulai dari sikap seseorang (Arisandi, 2012). Dampak yang ditimbulkan dari tindakan aborsi yang dilakukan secara ilegal diantaranya adalah kematian mendadak yang disebabkan oleh perdarahan hebat, kematian mendadak dengan pembiusan yang gagal, merusak organ tubuh lain, syok/koma, depresi, terjadi kemandulan, tertinggalnya sisa janin didalam rahim dan masih banyak lagi (Kusmiran, 2012). Tindakan aborsi dapat dimulai dari sikap seseorang. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak baik dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal adalah suatu faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut, meliputi, jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengalaman/pengetahuan dan faktor eksternal adalah faktor melekat pada objeknya, yang meliputi kebudayaan, media massa, institusi pendidikan, institusi agama dan masyarakat (Azwar, 2005). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Peranan pengetahuan tersebut sangat mempengaruhi terjadinya sikap individu, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengetahuan haruslah meninggalkan kesan yang kuat, oleh sebab itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengetahuan tersebut terjadi dalam situasi yang melibatan faktor emosional (Notoatmodjo, 2010). Mahasiswi kebidanan merupakan salah satu subjek yang memiliki pengetahuan 2

3 mengenai aborsi, karena terkait dengan mata kuliah yang telah ditempuh. Mereka juga dapat memperoleh sumber-sumber informasi tambahan melalui internet, televisi, majalah, koran dan lain sebagainya. Namun, pada kenyataannya masih banyak ditemukan tindakan aborsi pada mahasiswi yang menuntut ilmu dibidang kesehatan, beberapa alasan banyak diungkapan untuk melakukan tindakan aborsi. Berdasarkan fenomena yang terjadi dikalangan remaja khususnya remaja putri baik yang kuliah di institusi umum maupun institusi kesehatan banyak yang melakukan tindakan aborsi, yang disebabkan dari pergaulan bebas. Institusi kesehatan merupakan tempat dimana dapat memberikan mata kuliah tentang berbagai ilmu kesehatan, khususnya tentang aborsi itu sendiri. Kenyataannya, justru mahasiswimahasiswi yang kuliah diinstitusi kesehatan tersebut banyak juga yang terlibat dalam melakukan tindakan aborsi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal November 2013 terhadap 10 mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO, diperoleh data bahwa 8 orang (80%) diantaranya menyatakan bahwa sikap mereka positif (tidak setuju) terhadap tindakan aborsi terutama jika dilakukan dengan sengaja (menggugurkan kehamilannya karena hamil diluar nikah), karena hal tersebut merupakan tindakan kriminal. Selebihnya 2 orang (20%) menyatakan sikap yang negatif (setuju) jika dilakukannya tindakan aborsi, karena guna masa depannya. Hasil pengetahuan mahasiswi terhadap tindakan aborsi, 8 orang (80%) menyatakan sudah benar-benar faham tentang aborsi, selebihnya sekitar 2 orang (20%) belum begitu faham dan hanya sekilas saja. Pengetahuan mahasiswi tersebut dapat dikategorikan dengan pengetahuan yang baik, dimana pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap aborsi akan negatif. Pengetahuan seseorang akan dapat mempengaruhi sikap mereka dalam mempersepsikan antara baik dan buruk dari objek tersebut, tingginya pengetahuan seseorang maka sikap mereka terhadap suatu objek pun akan lebih dinilai positif, begitu juga apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka sikap mereka akan negatif dalam menilai suatu objek. Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dilapangan bahwa, pengetahuan yang tinggi dari seseorang terhadap objek tidak menutup kemungkinan sikap mereka akan positif terhadap objek yang artinya akan setuju. Seperti halnya dalam kasus tindakan aborsi yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi kebidanan, dibangku perkuliahan mereka telah memperoleh mata kuliah tentang aborsi. Mereka juga bisa mendapatkan melalui sumber-sumber informasi, seperti melalui internet, sehingga pengetahuan mereka pun akan menjadi lebih baik (tinggi) tentang aborsi tersebut. Namun, masih saja ditemukan kasus aborsi kepada mahasiswi, baik mahasiswi yang kuliah di Institusi Umum maupun Institusi Kesehatan. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan terhadap tindakan aborsi. A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap 3

4 mahasiswi program studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan mahasiswi program studi DIII Kebidanan mengenai tindakan aborsi. b. Mendeskripsikan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan mengenai tindakan aborsi. c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Memberikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri dalam melaksanakan fungsi bidan sebagai peneliti. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sendiri tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi terhadap tindakan aborsi. 2. Bagi Profesi Bidan Sebagai sumber informasi bagi Bidan dan tenaga kesehatan lainnya terhadap tindakan aborsi yang dilakukan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan dalam penambahan informasi dan referensi tentang menyikapi dalam tindakan aborsi. 4. Bagi Lahan Penelitian Dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan sikap terhadap berbagai tindakan aborsi yang dilakukan. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Korelatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian yang pengukurannya/pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat/sekali waktu tertentu. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi program studi DIII Kebidanan tingkat II dan tingkat III di STIKES NGUDI WALUYO Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 141 Mahasiswi. Sampel Penghitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Slovin, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 99 mahasiswi. Jumlah ini menurut peneliti dinilai sudah cukup representatif (mewakili) dari total populasi tersebut, teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penelitian ini adalah teknik probability sampling/random sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan pengambilan subjek dari masing-masing strata atau wilayah yang ada dalam populasi tersebut secara proporsional. Rumus proportionate stratified random sampling. 4

5 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES NGUDI WALUYO. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 September 2013 s/d 11 Juni 2014 dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 26 & 27 Maret Sumber Data Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer, yaitu pengumpulan data secara langsung dari responden mahasiswi Program studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO dengan menggunakan kuesioner/angket. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner pengetahuan terhadap tindakan aborsi berjumlah 18 pertanyaan tentang pengertian, kategori aborsi, jenis-jenis aborsi, undang-undang dan hukum aborsi, gejala psikologis aborsi dan resiko/akibat dari aborsi. Kuesioner mengenai sikap mahasiswi terhadap tindakan aborsi dimana terdapat beberapa pernyataan untuk dijawab yang berupa pernyataan mengenai pendapat/pemikiran, penilaian dan sikap berdasarkan kategori aborsi, penilaian tentang jeni-jenis aborsi, pendapat/pemikiran tentang hukum aborsi dan penilaian serta sikap tentang resiko akibat aborsi. Pernyataan tersebut berjumlah 13 soal, sehingga total semua pertanyaan untuk soal pengetahuan maupun pernyataan untuk soal sikap sebanyak 31 soal. Pengolahan Data Pengolahan data penelitian ini akan dilakukan dengan tahap-tahap: 1. Pemeriksaan Data (Editing) Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpulan data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada didaftar pertanyaan (Saryono dan Setiawan, 2011). 2. Memberi Skor (Scoring) Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberikan penilaian atau skor (Saryono dan Setiawan, 2011). Tahap ini memberikan score pada tiap jawaban yang terdapat pada kuisioner Dapat dikategorikan: a. Pengetahuan dapat diberikan skor sebagai berikut: 1) Jika jawaban benar : (Skor 1) 2) Jika jawaban salah : (Skor 0) b. Sikap dapat diberikan skor sebagai berikut: 1) Pernyataan Favorabel a) Setuju : (Skor 4) b) Kurang setuju : (Skor 3) c) Ragu-ragu : (Skor 2) d) Tidak setuju : (Skor 1) 2) Pernyataan Unfavorabel a) Setuju : (Skor 1) b) Kurang setuju : (Skor 2) c) Ragu-ragu : (Skor 3) d) Tidak setuju : (Skor 4) 3. Pemberian Kode (Coding) Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden kedalam kategori (Saryono dan Setiawan, 2011). Coding merupakan kegiatan pemberian kode 5

6 numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Kategori: a. Pengetahuan mahasiswi diolah dan dikategorikan menurut: 1) Baik : Jawaban benar (76-100%) diberi kode 2 2) Cukup : Jawaban benar 9-13 (56-75%) diberi kode 1 3) Kurang : Jawaban benar 8 ( 56%) diberi kode 0 b. Sikap mahasiswi diolah dan dikategorikan menurut: 1) Tidak setuju: (> 50%) diberi kode 1 2) Setuju: ( 50 %) diberi kode 0 4. Memasukan Data (Entering) Entering adalah mengisi kolomkolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan (Notoatodjo, 2012). 5. Tabulating Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis Univariat Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, analisis ini pada umumnya hanya menghasilkan distribusi dan presentasi tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Mendeskripsikan variabel independen dan dependen penelitian, yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, variabel independen (pengetahuan) dikategorikan menjadi 3 yaitu baik dengan jumlah skor 14-18, cukup dengan jumlah skor 9-13 dan kurang dengan jumlah skor 8. Variabel dependen (sikap) dikategorikan menjadi dua, yaitu pernyataan sikap tidak setuju dengan jumlah skor 6 dan sikap yang setuju dengan jumlah skor 7. Analisis Bivariat Penelitian ini menggunakan analisa bivariat antara pengetahuan dengan sikap terhadap tindakan aborsi yang diduga berhubungan atau korelasi. Dalam analisa ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi, yaitu melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan rumus Chi Square : = 2 2 ( fo fh) χ fh Keterangan : χ² : Chi Quadrat fo : Frekuensi yang diobservasi fh : Frekuensi yang diharapkan Kedua variabel yang diuji dikatakan memiliki hubungan yang signifikan apabila nilai χ² hitung > χ² tabel atau apabila nilai p value 0,05. Syarat Uji Chi Square adalah sel yang mempunyai nilai Expected Count < 5, maksimal 20% dari jumlah sel (Dahlan, 2008). Guna mengetahui hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka p value dibandingkan dengan tingkat kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang pengetahuan dan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES 6

7 NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. 1. Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan tentang Tindakan Aborsi Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan mahasiswi tentang tindakan aborsi disajikan pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan tentang Tindakan Aborsi pada Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO Pengetahuan Kurang Cukup Baik Frekuensi Persentase (%) 15 15, , ,5 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang tindakan aborsi adalah dalam kategori baik, yaitu sejumlah 52 mahasiswi (52,5%). Adapun yang menunjukkan dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 32 mahasiswi (32,3%) dan kategori kurang, yaitu sejumlah 15 mahasiswi (15,2%). 2. Gambaran Sikap Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap Tindakan Aborsi Distribusi frekuensi berdasarkan sikap mahasiswi tentang tindakan aborsi disajikan pada tabel 5.2 berikut ini. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap tentang Tindakan Aborsi pada Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO Sikap Frekuensi Persentase (%) Setuju Tidak ,4 60,6 Setuju Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang tidak setuju terhadap tindakan aborsi, yaitu sejumlah 60 mahasiswi (60,6%) dan selebihnya memiliki sikap yang setuju terhadap tindakan aborsi, yaitu sejumlah 39 mahasiswi (39,4%). B. Analisis Bivariat Tabel 3 Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Aborsi pada Mahasiswi Program Studi Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO Pengetahuan Sikap Setuju Tidak Setuju Total χ² P- value f % f % f % Kurang 13 86,7 2 13, ,402 0,000 Cukup 16 50, , Baik 10 19, , Jumlah 39 39, , Berdasarkan tabel 5.3, menunjukkan bahwa proporsi mahasiswi yang memiliki pengetahuan baik dan bersikap tidak setuju terhadap tindakan aborsi lebih banyak, yaitu 7

8 sejumlah 42 mahasiswi (80,8%), dibandingkan yang memiliki pengetahuan cukup, yaitu 16 mahasiswi (50,0%) dan kurang, yaitu 2 mahasiswi (13,3%). Proporsi mahasiswi yang memiliki pengetahuan kurang yang bersikap setuju tehadap tindakan aborsi sebanyak 13 mahasiswi (86,7%) lebih banyak dibandingkan yang berpengetahuan cukup, yaitu 16 mahasiswi (50,0%) dan baik, yaitu 10 mahasiswi (19,2%). Berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai χ² hitung sebesar 24,402 dengan P-value 0,000. Oleh karena p- value (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak, dan disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap terhadap tindakan aborsi pada mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO. PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap Tindakan Aborsi Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan dalam kategori baik, yaitu 52 orang (52,5%). Beberapa hal yang telah banyak diketahui oleh responden adalah pengertian aborsi (85,9%), aborsi yang dilakukan dengan sengaja baik yang memakai obatobatan maupun alat/jenis-jenis aborsi (85,9%), aborsi yang terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri/kategori aborsi (83,8%) dan gejala psikologis seorang wanita melakukan aborsi (82,8%). Pengetahuan yang dimiliki oleh responden dalam kategori baik, dapat didukung oleh teorinya Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Selain itu majunya teknologi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, kemudian sarana komunikasi mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan opini dan kepercayaan seseorang (Erfandi, 2009). Pendapat lain yang menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, sehingga adapula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Pada hakikatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), akan tetapi informasi tersebut dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Irmayanti, 2007). Berdasarkan hasil jawaban dari responden tersebut dapat didukung dengan adanya wilayah kampus yang telah disediakan fasilitas jaringan wifi untuk memudahkan dalam mengakses segala keperluan responden dan 8

9 memiliki perpustakaan yang menyediakan buku-buku tentang aborsi. Kemudian seiring dengan canggih dan majunya alat komunikasi yang digunakan oleh responden sebagian besar smartphone, dimana sudah tersedianya yang salah satunya aplikasi internet sehingga akan lebih memudahkan untuk memperoleh informasi melalui smartphone tersebut. Selain itu reponden juga memperoleh mata kuliah TIK (Teknologi Informasi Komputer) sehingga semakin mudah responden untuk mencari berbagai informasi, setelah mendapatkan teori-teori dari mata kuliah tersebut. Selain memiliki pengetahuan baik, ada juga responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang. Data tersebut dapat ditunjukkan bahwa pengetahuan cukup, sebanyak 32 orang (32,3%) dan pengetahuan kurang, sebanyak 15 orang (15,2%). Terdapat juga beberapa hal yang masih belum diketahui oleh responden, yaitu aborsi yang masih tersisa didalam rahim/kategori aborsi berdasarkan gambaran klinisnya (34,3%), pengertian aborsi kriminalis (33,3%) dan pengguguran kandungan dapat dilakukan karena semata-mata untuk menyelamatkan jiwa seorang perempuan (25,3%). Berdasarkan hasil jawaban dari responden, hal tersebut dapat disebabkan karena, meskipun telah diberikan fasilitas yang memadai dari kampus (seperti wifi), sarana perpustakaan yang memadai, yang telah disediakan buku-buku tentang kebidanan yang salah satunya tentang aborsi. Namun, tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas yang ada, itu lah sebabnya pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang aborsi dapat menjadi kategori cukup dan kurang. 2. Gambaran Sikap Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap Tindakan Aborsi Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang memiliki sikap positif, yaitu sebanyak 60 orang (60,6%). Sikap positif merupakan sikap yang tidak setuju terhadap tindakan aborsi yang tidak aman/aborsi ilegal. Beberapa hal sikap tidak setuju terhadap aborsi yang telah dimiliki oleh responden adalah seorang perempuan yang sengaja menggugurkan kandungan/menyuruh orang lain untuk menggugurkannya diancam pidana selama 4 tahun (32,3%), wanita yang hamil diluar nikah kehamilannya harus tetap dipertahankan, meskipun masih melaksanakan studi (28,3%), menurut saya aborsi diperbolehkan hanya untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita, misalnya sakit jantung, ginjal, sakit hati yang berat dan gangguan kejiawaan (25,3%) dan aborsi pada remaja dapat membahayakan kesehatan remaja (26,3%). Hal ini sesuai konsep yang telah ada bahwa sikap dan perilaku seseorang dalam memberikan tanggapan dan respon terhadap stimulasi tertentu dapat dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang yang didapat berdasarkan dari proses belajar ataupun pengaruh dari lingkungan. Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa sehingga hal ini 9

10 mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu (Budiman & Riyanto, 2013). Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi yang dilakukan individu terhadap berbagai objek yang diamati, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Aikan (dalam Mitchell, 1990), menyatakan bahwa sikap merupakan predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten, baik positif maupun negatif terhadap suatu objek. Dalam pandangan ini, respon yang diberikan individu diperoleh dari proses belajar terhadap berbagai atribut berkaitan dengan objek (Notoatmodjo, 2010). Selain sikap yang tidak setuju ada juga responden yang menjawab pernyataan dengan memberikan sikap yang negatif (setuju), yaitu sebanyak 39 orang (39,4%). Sikap negatif dapat diartikan sebagai sikap yang setuju terhadap tindakan aborsi dan memandang bahwa tindakan aborsi ilegal/aborsi yang tidak aman boleh dilakukan. Terdapat juga beberapa hal sikap yang setuju terhadap aborsi yang dimiliki oleh responden adalah remaja putri yang melakukan aborsi merupakan gaya masa kini dan wajar dilakukan (9,1%), saya akan tetap melakukan aborsi walaupun orang tua melarang saya (15,2%) dan dengan melakukan aborsi dapat mengatasi semua masalah (11,1%). Sikap yang setuju yang diberikan oleh responden dapat saja dikarenakan oleh beberapa hal, seperti pergaulan yang bebas, tidak memanfaatkan media massa dalam hal yang positif melainkan dengan hal yang negatif, pernah mempunyai pengalaman sebelumnya tentang aborsi, sehingga semakin mendorong responden untuk memberikan pernyataan yang salah dan memiliki sikap yang setuju, hal ini dapat juga didukung dengan pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam pembentukan sikap seseorang. Dapat juga didukung oleh teori dari Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa pada umumnya individu cenderung untuk memilih sikap yang konformir atau searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting, selain pengaruh orang lain pengaruh dari media massa juga bisa mempengaruhi sikap responden. B. Analisa Bivariat Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan tehadap Tindakan Aborsi. Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik dan memiliki sikap yang tidak setuju lebih banyak, yaitu sejumlah 42 orang (80,8%), dibandingkan dengan pengetahuan cukup yang memiliki sikap tidak setuju sejumlah 16 orang (50,0%) dan pengetahuan kurang dengan memiliki sikap tidak setuju sejumlah 2 orang (13,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (P-value= 0,000 α (0,05)) antara pengetahuan dengan sikap terhadap tindakan aborsi pada mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO. Sikap tidak setuju yang ditunjukkan oleh responden diperoleh melalui pengetahuan yang baik tentang aborsi, dapat diketahui bahwa seseorang 10

11 akan memberikan sikap setelah memiliki pengetahuan terhadap sesuatu (objek) yang dilihatnya. Kemudian didukung pula dengan adanya fasilitas teknologi dari Institusi Pendidikan agar terpenuhinya sarana yang diperlukan dan dapat memanfaatkan untuk hal-hal yang berguna serta bernilai yang baik. Pengetahuan dengan sikap sangat berkaitan erat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012), yang menyatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orang tidak ingin melakukan tindakan aborsi, apabila ia telah mengetahui dari tujuan, manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, serta dampak yang terjadi setelah melakukan tindakan aborsi. Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (seperti tindakan aborsi). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan bernilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan. Pernyataan tersebut membuktikan keduanya sangat saling berhubungan dimana setelah seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka nantinya diharapkan akan diterapkan dengan sikap yang positif pula. Sikap dipengaruhi oleh pengetahuan dimana pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini sangat menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan makin positif terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Riani (2013), yaitu hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang aborsi di SMA XX. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional survey, yang menunjukkan bahwa nilai p 0,05 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja tentang aborsi. Kemudian diperoleh lagi hasil penelitian dari Devi Arisandi (2012) tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang tindakan aborsi di Universitas Esa Unggul Jakarta. Menggunakan pendekatan cross sectional dengan hasil p value sebesar 0,001 α (0,05), menyatakan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri tentang tindakan aborsi di Universitas Esa Unggul Jakarta. Selain pengetahuan baik dengan sikap yang tidak setuju ada juga responden yang memiliki pengetahuan baik namun memiliki sikap yang setuju, yaitu sebanyak 10 orang (19,2%). Responden yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap yang setuju, hal tersebut dapat dikarenakan sikap tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja, melainkan dipengaruhi juga oleh orang lain atau lingkungan yang memberikan pengaruh kepada individu, karena ada kecenderungan dari seorang individu yang berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya atau lingkungan pergaulannya. Kemudian ada juga responden yang memiliki pengalaman tentang aborsi itu sendiri, serta terdapat juga teman disekelilingnya yang melakukan aborsi. Sikap yang setuju tersebut ditunjukkan karena untuk menutup-nutupi agar tidak ketahuan dengan orang tuanya dan institusi pendidikan. Selain pengaruh lingkungan pengaruh dari orang tua juga menentukan sikap seseorang, orang tua besar pengaruhnya terhadap anakanaknya, sikap orang tua akan dijadikan 11

12 role model bagi anak-anaknya (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga tidak menutup kemungkinan apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik namun memiliki sikap yang setuju. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi D-III Kebidanan terhadap tindakan aborsi. Dengan nilai P-value= 0,000 < α (0,05). Diharapkan mahasiswi memperbanyak membaca buku-buku tentang kesehatan reproduksi, memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang tidak setuju tentang aborsi. Serta penelitian ini dapat dilakukan penelitian ulang dengan metode yang berbeda, seperti metode kualitatif/wawancara secara langsung kepada responden. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Aceng. (2004). Kiat Berhubungan dengan Media Masaa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arisandi Devi, Safitri. (2009). ikap-terhadap-aborsi-padamahasiswa-universitas-esaunggul.com. Diakses tanggal Azwar, Saifuddin. (2003). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiman, Dkk. (2013). Pengukuran Sikap. Jakarta: Salemba Medika. Bkkbn. (2010). Diakses tanggal Cangara, H. Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Erfandi. (2009). Pengetahuan dan Faktorfaktor yang mempengaruhi Manusia. Diakses dari: http//forbetterrhealt.wordpresss.co m. diperoleh tanggal Hidayat, A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakara: Salemba Medika. Irmayanti. (2007). Pengertian Pengetahuan. Diakses dari http//wikipedia.pengetahuan.com. diperoleh tangga Kusmiran.(2012). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Mochtar, Rustam. (2004). Sinopsis Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Morissan, dkk. (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Prinsipprinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu 12

13 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.. Riani. (2013). sikap-remaja--terhadap-aborsi- SMA-XX.com. Diakses tanggal Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Romli, Asep Syamsul M. (2009). Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa. Setiawan, Ari. (2011). Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sinaga, Tenceuli. (2007). Diakses tanggal Sujiatini. (2009). Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Tiar, Estu. (2012). Manajemen Aborsi Inkomplit. Jakarta: EGC. Trisnawati. Djuwita. (2011). Penyimpangan Pergaulan Pelajar. gan-pergaulan-pelajar.com. Diakses tanggal Wawan A dan Dewi M. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. WHO. (2010). Diakses tanggal Wikipedia. (2013). Sumber Informasi. Diakses dari: http//id.wikipedia.com. diperoleh tanggal

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ABORSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ABORSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ABORSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ABORSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN Fera Yulistina 030112b022 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Eni Fitrotun Imbarwati*) Dewi Elliana*) *)Akademi kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN Endang Rusdjianti, Iga Puput Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI merupakan makanan terbaik

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *E-mail : Citramustika28@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : PERBEDAAN PARITAS IBU HAMIL TM I ANTARA IBU YANG MENGALAMI ABORTUS DAN TIDAK MENGALAMI ABORTUS DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA Goenawan Waloejo S 1., dan Ita Rahmawati 2 Abstrak Departemen Kesehatan RI (2010)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X DAN XI TENTANG KEGIATAN PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) DI MAN 1 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2015 Yusnidar 1*) 1 Dosen Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ISTRI SELAMA HAMIL DITINJAU DARI DARI PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUAMI TENTANG KEHAMILAN DI POLINDES SAKURA DESA LAM GEU EU KECAMATAN PEUKAN BADA ACEH

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR Vera Virgia Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : veravirgia@gmail.com ABSTRAK IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA MAHASISWA TINGKAT I TAHUN AJARAN 2013-2014 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Devi Sri Ari Silvani, Moh. Saifudin Korespondensi: Moh. Saifudin, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM Lisastri Syahrias Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Batam ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN Marniati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh E-mail: marniati_skm@yahoo.co.id Abstrak Kecemasan merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN Wahyuningsih ABSTRAK Upaya untuk mencegah kematian bayi baru lahir yang baru

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menentukan pada waktu pengukuran/observasi

Lebih terperinci

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati

Lebih terperinci

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI RS. KIA KOTA BANDUNG BULAN SEPTEMBER 2011 Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory riset dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO Andesia Maliana Akademi Kebidanan Gemilang Husada andesia.maliana@yahoo.com

Lebih terperinci

Rina Indah Agustina ABSTRAK

Rina Indah Agustina ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERSEPSI PERILAKU SEKSUAL MAHASISWASEMESTER II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Rina Indah Agustina ABSTRAK Remaja merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUMON KECAMATAN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN Cut Septiana Elvandari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015 ABSTRAK Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Yunita 1, Esse Puji Pawenrusi 1, Hamzah Tasa 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 Siti Maesaroh Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK HUBUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR Dedes Fitria 1, Sinta Nuryati 2 1 Poltekkes Kemenkes Bandung 2 Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR Retno Palupi Yonni Siwi (STIKes Surya Mitra Husada Kediri)

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL SKRIPSI Diajukanuntuk melengkapi tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78 dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program

Lebih terperinci

Mitha Destyowati ABSTRAK

Mitha Destyowati ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, yaitu penelitian deskriptif untuk mencari hubungan antara dua variabel pada

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Ridha Andria 1*) 1 Dosen STIKes Darussalam Lhokseumawe

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN Meilani Yudi Arini ABSTRAK Pemberian imunisasi pada bayi dan anak

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol.18 No. 2 Halaman Juni-Desember 2015 ISSN :

Jurnal Teknologi Vol.18 No. 2 Halaman Juni-Desember 2015 ISSN : HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II (PERSALINAN) MAHASISWA D4 BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS NASIONAL Andi Julia Rifiana 1), Nur arifah Hakim 2)

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Widya Arizki 1, Dwi Rahmawati 2, Dede Mahdiyah 1 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia

Lebih terperinci