LAMPIRAN 1 TABEL POKOK POKOK PERSYARATAN OHSAS 18001

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN 1 TABEL POKOK POKOK PERSYARATAN OHSAS 18001"

Transkripsi

1 36 36 LAMPIRAN 1 TABEL POKOK POKOK PERSYARATAN OHSAS KLAUSUL PERSYARATAN 4.1. Persyaratan umum 1. Kembangkan SMK3 yang memenuhi persyaratan OHSAS Dokumentasikan SMK3 sesuai dengan OHSAS Implementasikan SMK3 sesuai dengan OHSAS Pelihara SMK3 sesuai OHSAS Tingkatkan SMK3 sesuai dengan Persyaratan Kebijakan 1. Tetapkan kebijakan K3 organisasi. 2. Dokumentasikan kebijakan K3. 3. Implementasikan kebijakan K3. 4. Pelihara kebijakan K3. 5. Komunikasikan kebijakan K Perencanaan Persyaratan Perencanaan Analisa bahaya K3 dan tentukan pengendaliannya 1. Identifikasi bahaya dan evaluasi risiko. 2. Kembangkan metodologi untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian risiko. 3. Tetapkan prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan pengendalian risiko. 4. Pelihara metode dan prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko. 5. Kurangi risiko melalui pilihan pengendalian. 6. Tetapkan prosedur untuk memilih teknik pengendalian. 7. Implementasikan prosedur pengendalian risiko. 8. Pelihara prosedur pengendalian risiko.

2 37 KLAUSUL Persyaratan perundangan dan lainnya Tetapkan obyektif dan program PERSYARATAN 1. Tetapkan prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan legal dan lainnya yang relevan dengan organisasi. 2. Pertimbangkan semua persyaratan legal dan lainnya ketika mengembangkan SMK3. 3. Pelihara semua persyaratan tersebut selalu mutakhir. 4. Komunikasikan semua persyaratan kepada pihak terkait. 1. Tetapkan obyektif K3. 2. Tetapkan obyekif. 3. Implementasikan obyektif. 4. Kembangkan program untuk mencapai obyektif. 5. Implementasikan program K3. 6. Pelihara program K3 untuk mencapai obyektif Penerapan dan Operasi Persyaratan Penerapan Menetapkan tanggung 1. Tetapkan tanggungjawab jawab dan akuntabilitas manajemen puncak Memastikan kompetisi dan penyediaan pelatihan 2. Pastikan agar manajemen menunjukkan komitmennya. 3. Tunjuk anggota manajemen sebagai Management Representative (MR) untuk mengelola dan memantau SMK3. 4. Pastikan bahwa semua individu memiliki tanggungjawab K3. 1. Pastikan agar semua individu yang melakukan kegiatan berbahaya memiliki kompetensi. 2. Pelihara rekaman kompetensi seluruh individu. 3. Identifikasi kebutuhan pelatihan K3. 4. Tetapkan metode dan prosedur pelatihan. 5. Lakukan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan pelatihan. 6. Evaluasi efektivitas pelatihan.

3 38 KLAUSUL Komunikasi partisipasi dan konsultasi Tetapkan prosedur komunikasi PERSYARATAN 7. Pelihara rekaman pelatihan dan evaluasi hasilnya. 8. Tetapkan prosedur untuk membina kepedulian tentang K3. 9. Implementasikan prosedur untuk membina kepedulian. 10. Pelihara prosedur untuk membina kepedulian. Gambaran komunikasi, partisipasi dan konsultasi 1. Tetapkan prosedur untuk komunikasi internal. 2. Kembangkan prosedur untuk mengelola komunikasi internal. 3. Implementasikan prosedur komunikasi internal. 4. Pelihara prosedur komunikasi internal. 5. Tetapkan prosedur untuk kontraktor dan pengunjung. 6. Kembangkan prosedur untuk mengelola komunikasi dengan pihak ketiga seperti kontraktor dan pengunjung. 7. Implementasikan prosedur komunikasi. 8. Pelihara prosedur komunikasi. 9. Tetapkan prosedur untuk komunikasi eksternal. 10. Kembangkan prosedur untuk mengelola komunikasi eksternal. 11. Implementasikan prosedur komunikasi eksternal. 12. Pelihara prosedur komunikasi eksternal Partisipasi dan Konsultasi 1. Tetapkan prosedur partisipasi kerja. 2. Kembangkan prosedur untuk mengelola keterlibatan pekerja. 3. Implementasikan prosedur. 4. Pelihara prosedur. 5. Konsultasi dengan pekerja tentang isu-isu K3.

4 39 KLAUSUL Dokumentasikan SMK Implementasikan tindakan pengendalian operasi Tetapkan Proses keadaan darurat PERSYARATAN 6. Konsultasi dengan kontraktor dan pihak lainnya. 7. Kembangkan prosedur untuk mengelola keterlibatan kontraktor. 8. Pelihara prosedur. 9. Konsultasi dengan kontraktor dan pihak terkait tentang isu-isu K3. 1. Dokumentasikan kebijakan K3. 2. Dokumentasikan obyektif K3. 3. Dokumentasikan lingkup SMK3. 4. Dokumentasikan seluruh unsur SMK3. 5. Dokumentasikan seluruh keterkaitan antara unsur SMK3. 1. Identifikasi semua operasi kegiatan yang perlu dikendalikan bahayanya dan mengurangi risiko. 2. Implementasikan pengendalian untuk mengelola bahaya K3 dan pengurangan risiko. 3. Implementasikan semua prosedur yang didokumentasikan untuk mengurangi risiko. 4. Pelihara prosedur operasi dan pengendalian. 5. Pelihara kriteria operasi untuk menekan risiko. 1. Persiapkan untuk situasi darurat yang dapat timbul. 2. Tetapkan prosedur keadaan darurat. 3. Uji coba prosedur keadaan darurat. 4. Implementasikan prosedur keadaan darurat. 5. Tinjau ulang prosedur keadaan darurat. 6. Perbaiki prosedur keadaan darurat Pemeriksaan Persyaratan pemeriksaan Pantau dan ukur kinerja 1. Tetapkan prosedur untuk memantau SMK3 dan mengukur kinerja SMK3. 2. Implementasikan prosedur pemantauan dan pengukuran kinerja. 3. Pelihara prosedur pemantauan dan pengukuran kinerja.

5 40 KLAUSUL Evaluasi pemenuhan perundangan dan persyaratan lainnya Evaluasi pemenuhan persyaratan perundangan Evaluasi pemenuhan dengan persyaratan lainnya PERSYARATAN 4. Rekam hasil pematauan dan pengukuran. 5. Tetapkan prosedur peralatan pemantauan dan pengukuran. 6. Pelihara prosedur untuk peralatan pemantauan dan pengukuran. Persyaratan evaluasi pemenuhan perundangan dan persyaratan lainnya. 1. Tetapkan prosedur untuk mengadakan evaluasi pemenuhan perundangan secara berkala. 2. Rekam hasil evaluasi pemenuhan perundangan. 1. Tetapkan prosedur untuk mengadakan evaluasi pemenuhan persyaratan lainnya secara berkala. 2. Rekam hasil evaluasi pemenuhan persyaratan lainnya Penyelidikan insiden dan Persyaratan penyelidikan insiden dan langkah perbaikan langkah perbaikan Selidiki semua insiden 1. Tetapkan prosedur penyelidikan insiden. 2. Implementasikan prosedur penyelidikan insiden. 3. Pelihara prosedur penyelidikan insiden Ambil langkah perbaikan 1. Tetapkan prosedur untuk mengelola ketidaksesuaian Tetapkan rekaman SMK3 dan pengendaliannya 2. Implementasikan prosedur mengelola ketidaksesuaian. 3. Pelihara prosedur mengelola ketidaksesuaian. 1. Tetapkan rekaman K3 yang diperlukan. 2. Pelihara rekaman K3. 3. Tetapkan prosedur untuk mengelola rekaman K3. 4. Implementasikan prosedur pengelolaan dan penyimpanan rekaman.

6 41 KLAUSUL PERSYARATAN Lakukan internal audit SMK3 1. Tetapkan program audit internal K3. 2. Implementasikan prosedur audit internal. 3. Implementasikan prosedur audit internal Tinjauan manajemen Tinjau ulang kinerja K3 Sumber: (Miftah, 2012, hal. 9-13) 1. Tinjau ulang SMK3 melalui berbagai masukan. 2. Kaji hasil tinjau ulang. 3. Keluarkan hasil tinjau ulang manajemen. 4. Komunikasikan hasil tinjau ulang.

7 42 LAMPIRAN 2 Job Safety Analysis No Kegiatan Persiapan cetakan Pemotongan pelat Polishing Sumber Bahaya las listrik las listrik mesin potong mesin gerinda Kejadian yang Tidak Diinginkan Kondisi Kontrol Keparahan Probabilitas Resiko Dapat Diterima? Pengendalian Usulan Terkena percikan helem las, wear pack, Y bunga api sarung tangan safety shoes Y masker, sirkulasi udara, Menhirup fume dan Pengerjaan di Y membersihkan gas las ruangan terbuka permukaan pelat Y Mata silau kacamata Y helem las Y Bising N ear muff Y Sinar dan bau las mengganggu orang lain Y kamar las dengan tinggi tembok 2,5 meter Y Terpapar radiasi sinar UV dari las N wear pack, helem las, welding gloves Keparahan Probabilitas Resiko Dapat Diterima? Y Kulit terkena luka wear pack, welding Abnormal Y bakar gloves Y Tersengat listrik Emergency welding gloves, safety N alas kaki shoes Y Menjauhkan APAR Kebakaran karena Emergency benda yang N percikan api las mudah terbakar Y Terkena percikan bunga api Menhirup fume dan gas las sarung tangan Pengerjaan di ruangan terbuka Y Y helem las, wear pack, welding gloves, safety shoes masker, sirkulasi udara, membersihkan permukaan pelat Y Y Mata silau kacamata Y helem las Y Bising Y Sinar dan bau las mengganggu orang lain Y kamar las dengan tinggi tembok 2,5 meter Y Terpapar radiasi sinar UV dari las N Kulit terkena luka bakar Abnormal Y Tersengat listrik Emergency alas kaki Menjauhkan Kebakaran karena Emergency benda yang percikan api las mudah terbakar Tangan tergores pisau N N kamar las, wear pack, helem las Y wear pack, welding gloves Y welding gloves, safety shoes APAR Y Y Abnormal Y Jari terpotong Emergency Y pelatihan Y Menghirup debu Y masker Y Debu masuk ke mata Y safety glass Y Kulit terkena Y wear pack Y serpihan Tangan tergores Abnormal Y Rambut tersangkut Memakai ikat peraturan berambut Abnormal Y Y mesin yang rambut pendek Tersengat listrik Emergency Mengenakan alas kaki Resiko Saat Ini Resiko Residual N safety shoes Y

8 43 No Kegiatan Degreasig Pengecatan Penyusunan compund Finishing Sumber Bahaya Menceluplan benda pada larutan HCl cat chemlok 205 primer cat chemlok 220 adhesive Pemotongan penggaris besi compound 50 cm, pensil dan cutter cetakan Vulkanisasi mesin press hidrolic mesin gerinda duduk mesin bubut mesin frais tapper Kejadian yang Tidak Diinginkan Kondisi Kontrol Keparahan Probabilitas Resiko Dapat Diterima? Pengendalian Usulan sarung tangan karet, Tangan gatal Y keran air bersih Pengerjaan di masker, sirkulasi udara Menghirup uap HCl Y ruangan terbuka baik Gas hidrogen yang mudah terbakar Larutan HCl menguap Pengerjaan di ruangan terbuka N Pengerjaan di ruangan terbuka Y tidak merokok, sirkulasi udara baik, APAR penyimpanan di tempat dingin Keparahan Probabilitas Resiko Dapat Diterima? Y Y Y Y Limbah HCl N water reatment Y googles, perisai muka, Tertumpah lauran Emergency N wear pack, boot, Y HCl keran air bersih Bak bocor Emergency Y pemeriksaan rutin Y Menghirup penguapan gas Mata dan kulit iritasi Menghirup penguapan gas Mata dan kulit iritasi Pengerjaan di ruangan terbuka Y Abnormal Y Pengerjaan di ruangan terbuka Y Abnormal Y masker, sirkulasi udara safety glass, sarung tangan karet, wear pack masker, sirkulasi udara safety glass, sarung tangan karet, wear pack Y Y Y Y pencahayaan tepat, Mata lelah Y Y marker warna kontras Kulit tergores Abnormal Y Tertusuk pensil Abnormal Y Kulit terbakar Mengenakan Abnormal Y cetakan panas sarung tangan Menghirup bau Y masker Y karet Tersengat listrik Emergency N safety shoes Y Kegerahan Abnormal Y exhaus fan Y Menghirup debu Y masker Y Debu masuk ke mata Y safety glass Y Kulit terkena serpihan Y wear pack Y Tangan tergores Abnormal Y Rambut tersangkut Memakai ikat mesin yang Abnormal Y rambut berputar Tersengat listrik Emergency Mengenakan N safety shoes alas kaki Y Tertimpa Bearing N pelatihan Pad Y Pundak pegal Y Chip masuk ke mata Y safety glass Y Menyentuh benda kerja yang panas Y sarung tangan Y Kulit iritasi terkena masker, wear pack, Y chip panas sarung tangan Y Tersengat listrik Emergency Mengenakan alas kaki Rambut tersangkut mesin yang berputar Abnormal Memakai ikat rambut N safety shoes Y Y peraturan berambut pendek Y Pundak pegal Y Chip masuk ke mata Y safety glass Y Menyentuh benda kerja yang panas Y sarung tangan frais Y Kulit iritasi terkena chip panas Resiko Saat Ini Y masker, wear pack, sarung tangan Resiko Residual Y Tersengat listrik Emergency Mengenakan N safety shoes Y alas kaki Tertimpa Bearing Y pelatihan Y Pad Rambut tersangkut peraturan berambut Memakai ikat mesin yang Abnormal Y pendek Y rambut berputar Chip masuk ke Y mata

9 44 LAMPIRAN 3 Perlengkapan Implementasi SMK3 Tabel A. Alat Pelindung Diri No. 1 2 Spesifikasi Pengendalian Usulan Helem las dengan kaca mata pemfilter sinar UV Wear pack tangan panjang 3 Safety shoes 4 5 Ear muff protector EMU44 Welding gloves berbahan dasar kulit 6 APAR Gambar Sumber co.id/thread/ / seragam.com/wpe-01- wearpack-ekonomismurah-1,39.htm patu-safety/sepatuhowler?page=shop.pr oduct_details&flypag e=eny_fly_default.tpl &product_id=337&cat egory_id=12 re/hearingprotection?page=sho p.product_details&fly page=eny_fly_default.tpl&product_id=544 &category_id=16 d/ Harga (RP) / buah / setel / pasang / buah / pasang re/miscellaneous?pag e=shop.product_detai / ls&flypage=eny_fly_ default.tpl&product_i set d=291&category_id=2 3 Jumlah yang Dibutuhkan Biaya yang Dikeluarkan 1 buah Rp setel Rp pasang Rp buah Rp pasang Rp set Rp Respirator NP22 d/ /np22- respirator.htm 9.800/ buah 42 buah Rp Sarung tangan karet PVC m/?page=pt_produk& produk= / pasang 1 pasang Rp M Face mask an-per-satuan/1129-3m-face-mask html / buah 2 buah Rp

10 45 No. 10 Spesifikasi Pengendalian Usulan Chemical Goggles NP Safety glass No. 1 Perisai muka Titan AP boot dengan capote dan steel midsol Sarung tangan katun Spesifikasi Pengendalian Usulan T8 Fluorescent; 25 watt Tabel A. Alat Pelindung Diri (Lanjutan) Gambar Sumber amatasafety/googles?page= shop.product_details &flypage=eny_fly_de fault.tpl&product_id= 317&category_id=29 amatasafety/kacamatasafetykings?page=shop.pro duct_details&flypage =eny_fly_default.tpl& product_id=301&cate gory_id=6 ad-a-faceprotection?page=sho p.browse&category_i d=15 patu-safety/sepatu-apboots?page=shop.pro duct_details&flypage =eny_fly_default.tpl& product_id=70&categ ory_id=13 d/787057/sarungtangan-katun.htm Harga (RP) / buah / buah / buah / pasang / lusin Jumlah yang Dibutuhkan Biaya yang Dikeluarkan 1 buah Rp buah Rp buah Rp pasang Rp pasang Rp Total biaya alat pelindung diri Rp Tabel B. Penerangan Lantai Produksi Barang Jadi Karet Gambar Sumber Harga (RP) /espec.aspx?id= / unit Jumlah yang Dibutuhkan Biaya yang Dikeluarkan 4 unit Rp Pulse Start Metal Hide /espec.aspx?id= / unit 1 unit Rp X T12 High- Output; 85 watt /espec.aspx?id= / unit 1 unit Rp X T12 High- Output; 110 watt /espec.aspx?id= / unit 2 unit Rp Total biaya penyediaan lampu Rp

11 46 No. Spesifikasi Pengendalian Usulan Gambar Tabel C. Sarana Pendukung K3 Sumber Harga (RP) Jumlah yang Dibutuhkan Biaya yang Dikeluarkan 1 Kamar las tinggi 2,5 m dan luas 5 m x 5 m Layout pada Lampiran / kamar 1 kamar Rp Ruang asam luas 3 m x3 m Layout pada Lampiran / kamar 1 kamar Rp Panasonic Exhaust fan 16 inch FV40AFU com/product/panas onic-exhaust-fan- 16-inch-fv-40afu/ / unit 5 unit Rp Hazard sign 5 Paket instalasi perlengkapan listrik e.com/wpclipart-signs- symbol-safety-3- warningsign/wpclipart.com*si gns_symbol*safety_s igns*safety_signs_3* warning_sign.png/ / simbol / paket 20 simbol Rp paket Rp Total biaya pembangunan dan penyediaan sarana Rp

12 47 LAMPIRAN 4 Layout Kamar Las Usulan Area penyimpanan perkakas dan APD Area pengelasan pelat Luas : 6,25 m² Area penyimpanan pelat Luas : 5,6 m² Skala 1 : 50 Luas Kamar Las 25 m² Tinggi : 2,5 m Atap seng dengan jeda 0,5 m dari atas dinding

13 48 LAMPIRAN 5 Layout Kamar Asam Usulan 900mm Area penyimpanan perkakas dan APD 900mm Bak HCL Luas : 1,5 m² 900mm 900mm Skala 1 : 50 Luas Kamar Asam 9 m² Tinggi : 2,5 m Ruangan dilengkapi dengan exfausfan

14 49 LAMPIRAN 6 Pehitungan Kebutuhan Lampu Tabel A. Perincian Biaya Penerangan Lantai Produksi Barang Jadi Karet PT Kakada Pratama No. Kegiatan Alat Kerja Standar (Lux) Hasil (Lux) Lux yg Dibutuhkan Lebar Area Panjang Area Luas Area Lumens yg Dibutuhkan Jenis Lampu Watt Perkiraan Biaya 2080 Jam (1 Th) 1 Persiapan Cetakan Las Listrik ,2 7 29, ,2 Pulse Start Metal Hide 250 Rp Permotongan Pelat Las Listrik ,2 7 29, ,2 Pulse Start Metal Hide Polishing Mesin Poles , T8 Fluorescent 25 Rp Pemotongan Compound Penggaris dll ,6 7 32, T8 Fluorescent 86 Rp Penyusunan Compound Cetakan ,5 5, T8 Fluorescent 32 Rp Vulkanisasi Mesin Press ,5 5, T8 Fluorescent 86 Rp Bubut ,7 6 28, ,4 2 X T12 High-Output 85 Rp Finishing Frais ,7 6 28, ,8 2 X T12 High-Output 110 Rp Tapper ,7 6 28, ,6 2 X T12 High-Output 110 Rp Rp Tabel B. Perincian Biaya Penyejuk RuanganLantai Produksi Barang Jadi Karet PT Kakada Pratama No. 1 Merk Panasonic Exhaust fan 16 inch FV40AFU Jumlah yang Harga Satuan Watt Total Watt dalam 1 Tahun Biaya penggunaan 5 Rp ,00 73,9 369,5 Rp ,00 Biaya Total Rp ,00 49

15 50 LAMPIRAN 7 Perincian Biaya yang Hilang Sebelum Implementasi SMK3

16 51 LAMPIRAN 8 Perincian Biaya yang Hilang Setelah Implementasi SMK3

17 52 LAMPIRAN 9 Timeline Skripsi 52

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Kakada Pratama merupakan salah satu industri karet barang jadi yang berkualitas premium untuk pembangunan konstruksi jembatan ataupun bantalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LANTAI PRODUKSI BARANG JADI KARET PT KAKADA PRATAMA

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LANTAI PRODUKSI BARANG JADI KARET PT KAKADA PRATAMA PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LANTAI PRODUKSI BARANG JADI KARET PT KAKADA PRATAMA Jasinta Kusuma Bina Nusantara University, Jl. Pratama 2 blok Q-5, Kemang Pratama I Bekasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

LOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja

LOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja LOGO Lingkungan Fisik Area Kerja LOGO Identifikasi Lingkungan Kerja Fisik No Jenis Area Temperatur Kebisingan Pencahayaan Udara Ruang Gerak Lantai Dinding Atap 1 Buffer area 27-30 C 85 dba Tidak ada bau

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum) 5 II. TI JAUA PUSTAKA 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum) Dalam UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa definisi dari kesehatan adalah keadaan sehat, baik

Lebih terperinci

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 A. Badan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan

Lebih terperinci

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Brian Hadi W 1, Ade Sri Mariawati 2 12 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik A. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi

Lebih terperinci

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (Studi Kasus: PT. Pelindo Marine Service) Ragil Aji Samudra 1*, Mey Rohma dhani

Lebih terperinci

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Waktu Baku Aktual Setiap Stasiun Kerja yang Diamati Menghitung waktu baku aktual setiap stasiun kerja dengan metoda langsung dan tidak langsung. Berikut adalah rangkuman

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007 LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007 L1-1 2.1 Persyaratan OHSAS 18001 : 2007 OHSAS 18001: 2007 terdapat empat klausul, klausul pertama berisi tentang ruang lingkup, klausul kedua berisi referensi publikasi, klausul

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2

Lebih terperinci

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. TUJUAN & PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik,

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada perusahaan JOIES CLUB, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam

Lebih terperinci

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3 ALAT PELINDUNG DIRI DEFINISI APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri manufaktur di Indonesia tengah berkembang dengan baik. Tetapi perkembangan ke arah yang baik ini tidak diimbangi dengan kepedulian para pengusaha

Lebih terperinci

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( ) ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( ) AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan (121411048) Widya Fiqra (121411061) Yulia Endah Permata (121411062) Pengertian Reaksi Terhadap Zat Lain AlCl₃ Kegunaan dan Manfaat MSDS Proses Pembuatan KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Kuliah Awal Semester Lab Instruksional Teknik Kimia Keselamatan Kerja, Kesehatan & Perlindungan Lingkungan (K3L) Lab Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Sadari! Area Labtek X (termasuk Lab Pilot & Bengkel2

Lebih terperinci

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden Informed Consent Pesetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama saya Rian Krisna Pratiwi mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Jurusan K3, Universitas Esa Unggul, saya bermaksud melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya pembangunan di bidang offshore yang membutuhkan berbagai jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan membuat perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

Kursi. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), Dipasang pada Dinding. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), dengan Pijakan Kaki

Kursi. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), Dipasang pada Dinding. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), dengan Pijakan Kaki kursi Furnitur Laboratorium GLF 320 01 Kursi Fitur GLF 320 01 GLF 320 02 Kursi Siswa Kursi berkaki 4 dengan rangka pipa besi, tempat duduk dari kayu pejal dengan sepatu karet pada setiap kakinya. Kursi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati, Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada CV. Motekar, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 MESIN SILENT CUTTER TYPE SCR-250S Mesin cutter ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan V-belt untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE FMEA DAN TOPSIS UNTUK MENGANALISIS RISIKO KECELAKAAN PADA PROSES FRAME AND FORK WELDING

INTEGRASI METODE FMEA DAN TOPSIS UNTUK MENGANALISIS RISIKO KECELAKAAN PADA PROSES FRAME AND FORK WELDING INTEGRASI METODE FMEA DAN TOPSIS UNTUK MENGANALISIS RISIKO KECELAKAAN PADA PROSES FRAME AND FORK WELDING Rama Putra Perdana, Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP Halaman : 1/ 32 KERJA D LINGKUNG HIDUP No Dokumen : SMK3LH-ISP/M No. KESELAMAT, KESEHAT KERJA D LINGKUNG HIDUP Nama Jabatan Tanggal Tanda Tangan Disusun oleh : Assistant Manager SHE 15 Oktober 2012 Diperiksa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Undang-Undang yang mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah : Dalam setiap aktifitas diproyek tentunya kita akan dihadapkan dengan bermacam-macam resiko dan bahaya yang tidak seorangpun tahu kapan dan dimana bahaya, hampir kejadian, accident (kecelakaan) itu akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara Indonesia ini, perkembangan teknologi masa kini menuntut manusia untuk mengikuti perkembangan di berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor industri.

Lebih terperinci

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT. ANALISA PENERAPAN SMK3 DAN POTENSI BAHAYA PADA AREA UTILITY PLANT DI PT. X DENGAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT (HIRA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM

Lebih terperinci

Panduan pelindung mata dan wajah bermanfaat untuk membantu para pekerja dalam mengidentifikasi dan memilih jenis alat pelindung diri (APD) sesuai

Panduan pelindung mata dan wajah bermanfaat untuk membantu para pekerja dalam mengidentifikasi dan memilih jenis alat pelindung diri (APD) sesuai Panduan pelindung mata dan wajah bermanfaat untuk membantu para pekerja dalam mengidentifikasi dan memilih jenis alat pelindung diri (APD) sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di area kerja. Dengan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan perbaikan sistem kerja di perusahaan, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu: 1. Waktu baku yang dibutuhkan dari setiap proses

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PERALATAN KESELAMATAN KERJA PT. SAAG UTAMA

SPESIFIKASI PERALATAN KESELAMATAN KERJA PT. SAAG UTAMA PERALATAN KESELAMATAN KERJA PT. SAAG UTAMA Pelidung Kepala Helm Pelindung Penilaian Secara Umum ANSI Z89.1 2003, Type I Class G dan E Aplikasi wajib digunakan untuk keselamatan kerja Polyethylene Shell

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Berdasarkan Hasil Analisis

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar. Skema pengelasan TIG(tungsten inert gas) [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar. Skema pengelasan TIG(tungsten inert gas) [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1. Las TIG (TUNGSTEN INERT GAS) Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda takterumpan) dengan benda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Hukum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Landasan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Hukum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Landasan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Hukum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) 2.1.1 Landasan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Landasan hukum dan undang-undang sampai keputusan menteri

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

Untuk para peserta praktik kerja. Satu langkah supaya para peserta praktik kerja melakukan pekerjaan pengelasan dengan aman

Untuk para peserta praktik kerja. Satu langkah supaya para peserta praktik kerja melakukan pekerjaan pengelasan dengan aman Untuk para peserta praktik kerja Satu langkah supaya para peserta praktik kerja melakukan pekerjaan pengelasan dengan aman Daftar Isi Prakata 1 1 Tiga 2 Pekerjaan 3 Pertanyaan 4 Seluk 5 Empat 6 Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah vital, selain sebagai salah satu aspek perlindungan terhadap tenaga kerja juga berperan untuk melindungi aset perusahaan.undang-undang

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 PERTEMUAN #8 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001 Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) 1) Miftahul Barokah Farid, 2) Nur Rahman

Lebih terperinci

Kepada Semua Peserta Praktik Kerja. Pemberitahuan tentang pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan pengelasan dan sebagainya

Kepada Semua Peserta Praktik Kerja. Pemberitahuan tentang pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan pengelasan dan sebagainya Kepada Semua Peserta Praktik Kerja Pemberitahuan tentang pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan pengelasan dan sebagainya Setiap tahun hampir 100 orang peserta praktik kerja di bidang pengelasan mengalami

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data laboratorium bahan teknik departemen teknik mesin sekolah vokasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA IMPLEMENTASI JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN AKIBAT KERJA (Studi Kasus: PT. ADI PUTRO WIRASEJATI) IMPLEMENTATION OF JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) IN PREVENTION OF WORK

Lebih terperinci