PENGARUH PEMBERIAN GOAL SETTING TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBERIAN GOAL SETTING TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL"

Transkripsi

1 PENGARUH PEMBERIAN GOAL SETTING TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL Mikha Basoeki Dosen Pembimbing : Antonina Pantja Juni Wulandari. S.Sos.. M.Si Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (62-21) Fax. (62-21) ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh dari pemberian lembar goal setting terhadap tingkat kedisiplinan pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental within-subject. Sampel pada penilitan ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di salah satu sekolah menengah pertama di Jakarta. Rentang usia para siswa dalam penelitian ini adalah tahun. Teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran peneliti adalah teori SMART goal setting. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi terstruktur. Hasil pada penelitian eksperimental within-subject ini diperoleh dengan membandingkan hasil yang didapat sebelum siswa diberikan lembar goal setting (pretest) dengan hasil yang diperoleh setelah siswa diberikan lembar goal setting (posttest). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara skor pretest dengan skor posttest dimana pemberian lembar goal setting meningkatkan kedisiplinan para siswa dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 (menggunakan tingkat los sebesar 0,05) dan dengan presentase sebesar 23,31%. Jadi pemberian goal setting berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kedisiplinan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Kata Kunci Kedisiplinnan, goal setting, SMART goal setting

2 PENDAHULUAN Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap profesi sangat menuntut kedisiplinan dalam mengerjakan suatu tanggung jawab. Salah satu profesi yang menuntut kedisiplinan adalah atlet. Cesc Fabregas salah satu atlet sepak bola dunia mengatakan bahwa rahasia kesuksesannya sebagai pesepakbola adalah kedisiplinan (Suara Pembaruan, 2012). Selain itu ketua umum baru PB PBSI Gita Wirjawan mengatakan bahwa kedisiplinan pada atlet akan menjadi salah satu hal yang menjadi perhatiannya (PBSI, 2012). Docta Ignoran selaku pelatih tim basket putra provinsi Semarang menambahkan bahwa kedisiplinan menjadi pertimbangan beliau dalam menyeleksi pemain, ia menegaskan tidak akan menoleransi pemain yang tidak disiplin menjalani seleksi (Suara Merdeka, 2013). Melalui beberapa fenomena di atas dapat dilihat bahwa kedisiplinan memegang peran penting dalam kesuksesan seorang atlet. Merujuk pada observasi peneliti sebagai pelatih di salah satu sekolah swasta di Jakarta, banyak siswa yang rendah tingkat kedisiplinnya. Saat menjalani ekstrakurikuler para siswa sering terlambat, tidak memakai baju yang sesuai, tidak mematuhi instruksi yang diberikan dan masih sering mengobrol saat ekstrakurikuler sudah dimulai. Hal ini tidak hanya terjadi sesekali saja namun setiap ekstrakurikuler dilakukan para siswa terkesan tidak disiplin. Dari fenomena diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kedisiplinan individu yaitu siswa, sangatlah rendah. Rosenberg (dalam Santrock, 2003) mengatakan bahwa diri remaja akan terus memiliki ciri ketidakstabilan hingga tiba suatu saat di mana seorang remaja berhasil membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh, dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir atau bahkan di awal masa dewasa. Santrock (2003) mengatakan bahwa remaja laki-laki biasa bertingkah laku asertif, sombong, sinis, dan sangat berkuasa, karena mereka menyadari bahwa tingkah laku seperti itu menambah kualitas seksualitas dan daya tariknya. Erikson (dalam Santrock, 2003) menambahkan bahwa dikarenakan struktur genitalnya, laki-laki menjadi lebih berani tampil dan agresif. Melalui pendapat dari para tokoh diatas memang sangat terllihat bahwa remaja laki-laki dalam hal ini para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal akan merasa sangat berkuasa dan sulit untuk diatur. Namun sebagai seorang atlet para siswa seharusnya mematuhi segala aturan dan instruksi yang diberikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) atlet adalah olahragawan yang mengikuti suatu perlombaan atau pertandingan. Aspek kepribadian yaitu kedisiplinan merupakan faktor penting yang bisa mempengaruhi perkembangan mereka dalam bermain futsal. Menurut Maksum (2007) ada tujuh trait kepribadian yang menunjang prestasi atlet salah satunya adalah komitmen. Trait kepribadian ini merujuk pada adanya kesediaan atlet untuk mengikuti dan memegang teguh ketentuan-ketentuan, baik yang datang dari dalam diri atlet sendiri maupun yang datang dari luar. Atlet yang memiliki komitmen adalah atlet yang mencintai profesinya, fokus terhadap tugas, disiplin dan tanggung jawab terhadap tugas, serta rela mengorbankan kepentingan lain demi profesi yang dipilihnya. Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa disiplin termasuk dalam komponen kepribadian yang menunjang prestasi atlet. Menurut Hasibuan (1997) kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan perusahaan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sastrohadiwiryo (dalam Gusti, 2012) mendefinisikan disiplin sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Ketidakdisiplinan yang ditunjukkan oleh para siswa menyebabkan seorang pelatih perlu memiliki metode yang efektif agar individu yaitu atlet dapat disiplin dalam latihan. Selama ini pemberian hukuman dan sanksi dianggap cukup untuk membuat atlet disiplin. Namun menurut Cox (2012) goal setting dapat dipromosikan sebagai strategi pembelajaran yang baru. Goal setting juga dapat meningkatkan performa

3 melalui pengarahan atensi, peningkatan usaha dan kegigihan, memotivasi atlet untuk mempelajari strategi belajar yang baru, serta meningkatkan perasaan positif. Menurut Shilts, Horowitz dan Townsend (2004) goal setting mempunyai potensi sebagai fasilitator penting pada perubahan perilaku. Oleh karena itu menurut penulis, goal setting dapat digunakan sebagai metode efektif dalam latihan futsal. Latham dan Locke (dalam Cox, 2012) mengemukakan bahwa goal setting adalah sebuah teori motivasi yang secara efektif memberi energi kepada atlet untuk menjadi lebih produktif dan efektif. Oleh sebab itu peneliti ingin fokus kepada penggunaan metode goal setting dalam pelatihan yang diberikan kepada individu. Dengan harapan dapat memunculkan ataupun meningkatkan perilaku disiplin pada individu. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Cozby (2005) simple random sampling adalah teknik sampling yang memberikan kesempatan yang sama pada tiap subyek yang berada dalam populasi tersebut. Sample penelitian adalah para siswa SMPK 7 BPK Penabur yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dengan usia tahun. Para siswa tersebut terbagi dalam dua rentang kelas, yaitu kelas 8 dan 9 SMP. Jumlah subyek penelitian ini berjumlah 41 anak yang berjenis kelamin laki-laki. Berikut merupakan daftar sebaran siswa kelas 8 dan 9 SMP yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental within-subject. Eksperimental within-subject hanya menggunakan sekelompok subjek dan setiap subjek diberikan beberapa perlakuan Variabel Bebas yang berbeda (Seniati dkk, 2011). Selain itu Bordens dan Abbott (2005) mengatakan bahwa penelitian within subject merupakan penelitian yang membandingkan hasil dari perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya. Peneliiti memutuskan menggunakan design penelitian within-subject dikarenakan terbatasnya jumlah subyek dan keterbatasan waktu. Peneliti menggunakan one-group pretest-posttest design, Menurut Christensen (dalam Seniati dkk, 2011) design ini melakukan pengukuran terhadap Variabel Terikat yang telah dimiliki subjek. Setelah diberikan manipulasi, dilakukan pengukuran kembali terhadap VT dengan alat ukur yang sama. Alat Ukur Penelitian Adapun beberapa peralatan utama yang digunakan selama proses penelitian berlangsung yang terbagi menjadi dua bagian, yakni pretest dan posttest. Lembar observasi yang diberlakukan selama pretest dan posttest berisikan 16 item yang masing-masing mempunyai skor 10. Jadi total skor maksimal yang mungkin diperoleh tiap subyek adalah 160. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan kalimat yang tentunya disesuaikan dengan aktivitas pengambilan data. Lembar observasi ini terdapat tiga kategori yang merupakan penjabaran dari definisi kedisiplinan yang diutarakan oleh Hasibuan (1997). Hasibuan (1997) menyatakan bahwa kedisiplinan dapat diartikan bilamana seseorang selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Penyusunan lembar observasi, baik pada tahap pretest dan posttest, disusun menggunakan coding system. Cozby (2005) menyatakan bahwa coding system adalah panduan yang harus disusun sesederhana mungkin guna memberikan kemudahan bagi observer dalam mengkategorikan perilaku yang diobservasi. Pengkategorian yang terdapat dalam lembar observasi selain mengacu pada definisi kedisiplinan oleh Hasibuan (1997), juga berdasarkan pengalaman peneliti yang sekaligus menjadi pelatih para siswa yang sudah berjalan selama kurun waktu dua tahun.

4 Pada lembar observasi terdapat tiga kategori. Kategori pertama berisikan dua buah item, kedua berisikan sembilan item, dan yang ketiga berisikan lima item Maka total item yang terdapat pada lembar observasi tersebut berjumlah enam belas item. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Menurut Nasution (2011), alat ukur dalam penelitian harus memenuhi dua syarat utama yakni, alat ukur haruslah valid (tepat) dan reliabel (dapat percaya). Alat ukur yang valid adalah alat ukur yang dapat mengukur apa yang harus diukur. Sedangkan alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang secara konsisten dapat memberikan hasil ukuran yang sama sehingga dapat dipercaya. Dalam hal ini subjek penelitian berjumlah 41 orang, oleh karena itu diperoleh r tabel = 0,308. Dari hasil uji validitas yang dilakukan, terdapat 9 item dinyatakan valid dan sebanyak 7 item dinyatakan tidak valid. Menurut Bordens dan Abbott (2008), reliabilitas pengukuran adalah kemampuan alat ukur untuk menghasilkan skor yang sama pada saat dilakukan pengukuran ulang dengan tes yang sama ataupun setara pada waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan berdasarkan perhitungan melalui IBM SPSS statistics v19. Dalam program SPSS, perhitungan reliabilitas dinyatakan dalam rumus Alpha Cronbach. Reliabilitas ini didapat dengan menggabungkan data dari siswa-yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dengan menggugurkan satu buah item. Hasil reliabilitas alat ukur memenuhi standart yakni 0,630. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics v19. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan di sekolah SMPK 7 BPK Penabur Jakarta Barat dan dilangsungkan selama jam ekstrakurikuler futsal. Kegiatan ekstrakurikuler futsal tersebut akan dilaksanakan di lapangan futsal yang terdapat di sekolah. Hal ini mempermudahkan pengaturan jumlah subyek, tidak merepotkan subyek karena tidak perlu menyediakan waktu luang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Subyek penelitian merupakan gabungan dari kelas 8 dan 9 SMPK 7 BPK Penabur yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dengan rentang usia tahun. Jumlah subyek baik pada tahap pretest maupun posttest adalah 41 anak. Tahap pretest dan posttest dilaksanakan selama 120 menit. Kegiatan yang dilakukan adalah sesi latihan futsal yang telah terbagi menjadi tujuh aktivitas. Selain itu observer yang bertugas akan mengambil data berupa lembar observasi saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Pada tahap pretest para siswa tidak diberi pengajaran goal setting, mereka hanya melakukan kegiatan ekstrakurikuler seperti biasa. Sedangkan tahap posttest para siswa mendapatkan pengajaran cara membuat goal setting sebelum kegiatan ekstrakurikuler futsal berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara keseluruhan, terjadi peningkatan skor tingkat kedisiplinan antara pretest dan posttest. Total skor mean tingkat kedisiplinan secara keseluruhan pada tahap pretest adalah 86,829 sedangkan total skor mean tingkat kedisiplinan pada tahap posttest adalah 107,073. Terjadi peningkatan skor sebanyak 20,244 poin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan tingkat kedisiplinan pada subyek sebesar 23,31%. Prosentase peningkatan diperoleh dengan membandingkan skor mean perilaku disiplin pretest dan posttest. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Cox (2012) bahwa goal setting dapat dipromosikan sebagai strategi pembelajaran yang baru. Goal setting juga dapat meningkatkan performa melalui pengarahan atensi, peningkatan usaha dan kegigihan, memotivasi atlet untuk mempelajari strategi belajar yang baru, serta meningkatkan perasaan positif. Selain itu menurut McCarthy, Jones, Harwood dan Davenport (dalam Cox, 2012) perasaan positif terkait dengan meningkatnya motivasi, performa dan komitmen. Shilts, Horowitz dan Townsend (2004) berpendapat bahwa goal setting mempunyai potensi sebagai fasilitator penting pada

5 perubahan perilaku. Dapat dikatakan bahwa SMART Goal Setting dapat meningkatkan ataupun memunculkan perilaku disiplin dari para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Berdasarkan hasil analisa menggunakan perhitungan paired sample t-test, dengan los 0,05 dapat dilihat perbedaan data pretest (M=17,0976, SD=4,70003) dengan data posttest (M=20,1463, SD=4,39608), t (40) = -3,680, sig (0,001) < 0,05. Hal ini berarti bahwa pemberian goal setting berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku disiplin para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian mengenai pengaruh goal setting (IV) terhadap tingkat kedisiplinan (DV) pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal menunjukkan peningkatan sebesar 23,31% dibandingkan pada saat sebelum subyek diberikan lembar goal setting. Uji statistik dengan menggunakan paired sample t-test juga membuktikan bahwa pemberian lembar goal setting berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kedisiplinan siswa yang mengikut ekstrakurikuler futsal. Hal tersebut selaras dengan pendapat Cox (2012) yang menyatakan bahwa goal setting dapat dipromosikan sebagai strategi pembelajaran yang baru. Goal setting juga dapat meningkatkan performa melalui pengarahan atensi, peningkatan usaha dan kegigihan, memotivasi atlet untuk mempelajari strategi belajar yang baru, serta meningkatkan perasaan positif. Selanjutnya menurut McCarthy, Jones, Harwood dan Davenport (dalam Cox, 2012) perasaan positif terkait dengan meningkatnya motivasi, performa dan komitmen. Kedisiplinan itu sendiri merupakan salah satu aspek di dalam komitmen. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan skor kedisiplinan terjadi secara menyeluruh, baik kelas 8 maupun 9 smp mengalami kenaikan. Peningkatan kedisiplinan siswa kelas 8 yang mengikuti ekstrakurikuler futsal adalah sebesar 27,33%. Sedangkan siswa kelas 9 smp mengalami kenaikan kedisiplinan sebesar 15,34%. Saran Goal setting dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baru dalam bidang psikologi olahraga maupun bidang terkait lainnya. Goal setting dapat meningkatkan performa, meningkatkan usaha dan kegigihan, serta meningkatkan perasaan positif seseorang. Jika perasaan positif meningkat, secara otomatis motivasi, performa dan komitmen pun akan selaras. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar lembar goal setting dapat diberikan secara berkala kepada atlet agar perilaku yang menjadi fokus perhatian dapat muncul ataupun meningkat. Selain itu dalam melakukan observasi, alangkah lebih baik jika observer mempunyai pengalaman dalam observasi. Jika tidak mempunyai pengalaman observasi, para calon observer dapat dilatih agar saat melakukan observasi dapat memudahkan mereka dalam melakukan dan menjalankan tugasnya. Bagi peneliti yang ingin meneliti topik serupa hendaknya melakukannya dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga hasil dari penelitian eksperimen tersebut bisa lebih maksimal. Untuk pihak sekolah dan juga pelatih, melalui penelitian ini peneliti menyarankan agar metode Goal setting ini dapat digunakan dalam ekstrakurikuler futsal maupun bidang olahraga lain yang menuntut kedisiplinan pada siswa. Goal setting telah terbukti dapat meningkatkan kedisiplinan para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. REFERENSI Aiken, L.R. dan Groth-Marnat, G. (2006). Psychological Testing and Assessment. 12 th Pearson Education Group, Inc. edition. Boston:

6 Alvarez, J.C.B., Soto, V.M., Alvarez, V.M., Vera, J.G. (2007). Match Analysis and Heart Rate of Futsal Players During Competition. Journal of Sports Sciences. (26) 1, Barberto%20et%20al.2008%29.pdf. 21 Desember 2012 Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bordens, K. S. dan Abbott, B. (2005). Research Design and Methods: A Process Approach. 6 th edition. New York: McGraw-Hill. Bordens, K. S., & Abbott, B. B. (2008). Research Design and Methods (7th ed.). New York: McGraw-Hill Interbational Edition. Cox, R.H. (2012). Sport Pschology: Concepts and Applications. 7 th Companies, Inc. edition. New York: McGraw-Hill Cozby, P.C. (2005). Methods in Behavioral Research. 9 th edition. New York: McGraw-Hill International Edition. Gusti, M.M. (2012). Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi. Jurnal Penelitian Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. %20PERSEPSI%20GURU%20TENTANG%20KEPEMIMPINAN%20KEPALA%20SEKOLAH%20TER HADAP%20KINERJA%20GURU%20SMKN%201%20PURWOREJO%20PASCA%20SERTIFIKASI.pd f.10 November Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Knapczyk, D. (2004). Teaching Self-Disciline. America: Attainment Company, Inc. Larson, R.W. & Brown, J.R. (2007) Emotional Development in Adolescence: What can be Learned from a High School Theater Program. Child Development, (78) 4, Desember 2012 Maksum, A. (2007). Kualitas Pribadi Atlet: Kunci Keberhasilan Meraih Prestasi Tinggi. Anima, Indonesian Psychological Journal, (22) 2, November 2012 Malayu, S.P.H. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gunung Agung. Nasution, S. (2011). Metode Research: Penelitian ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Nugiyantoro, B., dkk. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

7 Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. (2012). Kedisiplinan Atlet Akan Ditingkatkan. Jakarta: PB PBSI Febuari 2013 Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. 6 th edition. Jakarta: Erlangga. Seniati, dkk. (2011). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks. Shaugnessy, J.J., dkk. (2000). Research Methods in Psychology. 5 th edition. Boston MA:McGraw-Hill Higer Education. Shilts, M.K., Horowitz, M, Townsend, M.S., V.M. (2004). Goal Setting as a Strategy for Dietary and Physical Activity Behavior Change: A Review of the Literature. The Science of Health Promotion. (19) 2, Desember 2012 Suara Merdeka. (2013). Atlet Basket Tidak Disiplin. Jakarta: Suara Merdeka Febuari 2013 Suara Pembaruan. (2012). Fabregas: Atlet Harus Disiplin Dan Tanggungjawab. Jakarta: Suara Pembaruan Febuari 2013 RIWAYAT HIDUP Nama Penulis : Mikha Basoeki Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 12 Februari 1991 Pendidikan : Sarjana Psikologi dari Universitas Bina Nusantara (2013) Pekerjaan : Recruitment Officer di PT Matahari Kahuripan Indonesia (MAKIN GROUP) Organisasi :Wakil ketua HIMPSIKO ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap profesi sangat menuntut kedisiplinan dalam mengerjakan suatu tanggung jawab. Salah satu profesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir penulis dalam melakukan penelitian berkaitan dengan topik pengaruh pemberian goal setting terhadap tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan membandingkan hasil yang diperoleh pada tahap pretest dengan hasil yang diperoleh pada tahap posttest. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional penelitian. Pembahasan mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, subyek yang diteliti, perlakuan, dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN GOAL SETTING TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL

PENGARUH PEMBERIAN GOAL SETTING TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL PENGARUH PEMBERIAN GOAL SETTING TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL SKRIPSI Oleh : MIKHA - 1301033684 Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai gencar mengembangkan pengadaan Kelas Khusus Olahraga (KKO) atau disebut pula dengan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional penelitian. Pembahasan mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, subyek yang diteliti, perlakuan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kotabumi. Waktu penelitian adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Seniati, dkk, 2011). Kerlinger (2000) menambahkan bahwa desain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 16 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel menurut Christensen (dalam Seniati, L., dkk, 2009) merupakan karakteristik atau

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bawen yang terletak sangat strategis karena berada di tepi jalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT PLN (Persero) adalah merupakan BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan eksperimen sangat sesuai untuk menguji hipotesis tertentu. Penelitian eksperimen yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan di lakukan di SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013. B. Metode Penelitian Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penulisan Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni. Menurut Danim (2004), penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi yang digunkaan peneliti untuk melakukan penelitian. Di tempat penelitian ini peneliti akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta yang terletak di Jalan Jenderal Achmad Yani, Sumber, Surakarta. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Menurut kamus Webster s New International,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat 31 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode ini dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING TERHADAP TINGKAT DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING TERHADAP TINGKAT DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING TERHADAP TINGKAT DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF GROUP GUIDANCE WITH MODELLING TECHNIQUE

Lebih terperinci

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lembar observasi (pretest)

LAMPIRAN. Lembar observasi (pretest) LAMPIRAN Lampiran 1 Nama Observer : Nama Siswa : Tanggal : Lembar observasi (pretest) Indikator Penjelasan Item ada tidak Skor Peserta Sudah berada di ekstrakurikuler lapangan pukul futsal datang dan 15.00

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd. JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MENGHADAPI GURU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 WATES KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SOSIODRAMA TECHNIQUE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment. Quasi experiment adalah eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Definisi Operasional variable ini bertujuan untuk menjelaskan tentang variable operasional yang ada pada penelitian ini agar variabel dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Christensen (Seniati, 2009) desain penelitian adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Christensen (Seniati, 2009) desain penelitian adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Desain Penelitian Menurut Christensen (Seniati, 2009) desain penelitian adalah suatu rencana yang dipersiapkan dan digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel tergantung Variabel bebas : caregiver burden : supportive group therapy B. Definisi Operasional Variabel Berikut adalah definisi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimental (Ekperimental Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULAKAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus menerus untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan mengunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK 0 PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Tamara Boy ( Tamara.boye@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this research was to

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEMESTER II UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Soepri Tjahjono Moedji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi teknik sosiodrama untuk mengurangi konformitas negatif siswa kelas XII Tata Boga 2 SMKN 1 Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 1 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 1 Sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyajikan hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH By Agus Purwanto(agus.purwanto213@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z. 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Universitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Dayung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) pendekatan penelitian

Lebih terperinci

Educational Psychology Journal

Educational Psychology Journal EPJ 1 (1) (2012) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj KECERDASAN SOSIAL SISWA KELAS AKSELERASI Cita Bakti Utama Putra Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA Choli Astutik, Latifa Normayanti Prodi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI SUMENEP ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental yaitu jenis penelitian yang belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel

Lebih terperinci

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian 18 BAB III A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi untuk mengetahui akibat manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Outbound Terhadap Peningkatan Nilai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Outbound Terhadap Peningkatan Nilai BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Outbound Terhadap Peningkatan Nilai Karakter ini lebih menekankan tentang pengaruh outbound terhadap peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Surakarta yang terletak di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta pada anak kelompok

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel X (Teknik Konseling Kelompok) Konseling Kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Pre-eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 109) penelitian pre-eksperimen

Lebih terperinci

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 THE EFFECT OF A BRAIN TEASER GAME AGAINST THE INCREASED CONCENTRATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah diperlukan suatu metode penelitian, Penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd. JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh peneliti untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah sepakbola PSBUM FPOK UPI jalan PHH. Mustopa Nomor 00 Bandung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dimana data-data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu pengolahan data

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian diperlukan dalam satu penelitian karena desain penelitian dapat menjadi pegangan yang lebih jelas dalam melakukan penelitiannya. Design

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Metro. Waktu penelitian ini adalah pada tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang. semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang. semester genap tahun pelajaran 2014/2015. 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada semester

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 Agustus 7 September 2013 di SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimental (Ekperimental Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi menggunakan teknik statistik inferensial dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci