A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah PT. PG. Gorontalo PT. PG. Gorontalo merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang ada di Provinsi Gorontalo perusahaan ini bergerak dibidang industri gula. Perusahaan ini berdiri tepatnya Pada Tahun 1990 sampai dengan 1996 perusahaan ini dikelola oleh Manajemen PT. Naga Manis Plantation yang statusnya dikelola oleh BUMN, selanjutnya pada Tahun 1997 sampai dengan 2003 dikelola oleh Manajemen PT. Rajawali Nusantara Indonesia, dan terakhir pada Tahun 2004 sampai dengan sekarang dikelola oleh manajemen PT. PG. Gorontalo. Adapun status perushaan sekarang adalah swasta. Lokasi pabrik berada di Kabupaten Gorontalo dan lokasi perkebunan tebu terbesar berada di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo. 2. Lokasi dan Kegiatan Usaha Dari pertama berdiri hingga sekarang PT P.G Gorontalo terletak di Desa Lakeya, Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Seluruh kegiatan atau aktifitas usaha dilakukan di lokasi tersebut. Lokasi usaha dipilih karena merupakan tempat yang strategis dimana lahan untuk tanaman tebu sangat luas, dan jauh dari pusat kota. Luas bangunan perusahaan yang dimilki adalah 30 Ha dan Hingga saat ini lahan perkebunan milik PT. PG. Gorontalo mencapai Hektar namun perkebunan tebu yang produktif hanya seluas hektare yang terletak di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. Masih minimnya lahan HGU dan KSO yang ditanami tebu karena kurangnya tenaga kerja untuk lahan perkebunan dan tenaga kerja tebangan dari penduduk lokal, lahan potensi yang masih belum ditanami tebu sebanyak hektare dan sampai saat ini masih menunggu untuk dikelola. Dengan potensi lahan yang ada idealnya membutuhkan tenaga kerja untuk lahan dan tebang saat panen minimal 5000 orang namun tenaga kerja yang tersedia hanya 2500 orang, 22

2 sehingga pihak pabrik mendatangkan pekerja dari Jawa, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan pekerja lokal yang mau bekerja di lahan, maka untuk mengantisipasi kurangnya tenaga kerja pihak PG sudah bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Koperasi Propinsi Gorontalo. 3. Visi Misi dan Tujuan Usaha a. Visi Adapun visi, misi, dan tujuan PT PG Gorontalo adalah sebagai berikut : Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk (diversifikasi). b. Misi 1. Mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula nasional. 2. Membantu pengembangan daerah sekitar 3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 4. Meningkatkan keuntungan pemegang saham c. Tujuan 1. Menunjang program pembangunan daerah 2. Konstribusi gula nasional dan daerah. 3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. 4. Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan efektif 5.Membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesehjateraan karyawan dan masyrakat. 23

3 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu gambaran hubungan, tanggungjawab dan wewenang antara atasan dengan bawahan yang ada pada PT PG Gorontalo. Gambaran struktur organisasi PT PG Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2. DEPUTY GENERAL MANAGER DEPARTEMEN PLANTATION DEVISI RAYON I DEVISI RAYON II DEVISI RAYON III DEVISI HARVESTING DEPARTEMEN FACTORY DEVISI ENGINEERING DEVISI MILL & BOILER DEVISI PRODUCTION DEVISI ADMINISTRASI (Personalia & Umum) DEVISI FINANCE & DISTRIBUTION (Keuangan & Akuntansi) DEVISI WORKSHOP DEVISI RISBANG Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PG. Gorontalo Struktur Organisasi pada PT. PG. Gorontalo terdiri atas General Manager, Deputy General Manager. Deputy General Manager terdiri dari Departemen Plantation, Departemen Factory, Devisi Administrasi. Adapun Departemen Plantation terdiri dari Devisi Rayon I, Devisi Rayon II, Devisi Rayon III, Devisi Hardvesting, Devisi Workshop, Devisi Risbang, sedangkan Departemen Factory terdiri atas Devisi Enginering, Devisi Mill dan Boiler, Devisi Production, serta 24

4 Devisi Administrasi (Personalia dan Umum) dan Devisi Finance dan Distribution (Keuangan dan Akuntansi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PG. Gorontalo sebagai berikut. B. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Gula Pasir di PT P.G Gorontalo Tujuan dari pengembangan adalah menindaklanjuti visi dan misi PT P.G Gorontalo, Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang usaha berbasis pertanian. Hal ini dapat tercapai dengan adanya strategi pengembangan. Strategi pengembangan industri gula menekankan pada kualitas gula dan menjaga kontinuitas produksi gula. gula merupakan bahan pangan pelengkap yang banyak dicari oleh konsumen karena gula dapat terjangkau oleh semua kalangan dari golongan atas sampai bawah, serta manfaat dan keunggulan yang terkandung pada gula. Sehingga produk ini diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar. 1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal a. Analisis Faktor Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada didalam organisasi PT P.G Gorontalo. Analisis faktor internal dalam pengembangan usaha gula pasir merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari dalam PT P.G Gorontalo yang terdiri dari produksi, sumberdaya manusia, dan pemasaran. Aspek-aspek ini saling mempengaruhi satu sama lain dan saling mendukung terhadap aktifitas PT P.G Gorontalo, berikut ini adalah penjelasannya. 25

5 1) Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia pada perusahaan PT. PG. Gorontalo terdiri dari karyawan dan pekerja/buruh industri. Karyawan terdiri atas manajemen 46 Orang, Staf sebanyak 142 Orang, non staf sebanyak 561 Orang, musiman sebanyak 370 Orang serta tenaga kerja harian sebanyak 706 Orang. Karyawan staf adalah yang bekerja dan bertanggung jawab di dalam kantor PT PG Gorontalo, sedangkan non staf adalah karyawan yang tanggung jawabnya diluar kantor PT PG Goronalo, seperti bagian transportasi, alat mesin pertanian, dan bagian lahan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut. Tabel 2. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja PT. PG. Gorontalo Berdasarkan Jenisnya No Tenaga Kerja Jumlah (Org) Manajemen Staf Non Staf Musiman Harian Presentasi % 1,52 7,78 30,73 20,27 38,68 Total (Org) Sumber :PT. PG. Gorontalo-Unit PG. Tolangohula, Tabel 2 menunjukkan bahwa total tenaga kerja internal perusahaan sebesar Orang dengan jumlah tenaga kerja paling dominan yaitu tenaga kerja Harian yakni sebesar 706 Orang sedangkan jumlah tenaga kerja terendah adalah Manajemen dengan jumlah 46 Orang. Adapun pekerja/buruh kasar industri (tenaga kerja eksternal perusahaan) terdiri atas pekerja pada saat musim giling yaitu sebanyak 3300 Orang dan pekerja di luar musim giling sebanyak 1000 Orang (untuk perawatan tanaman) yang umumnya berasal dari luar Daerah Gorontalo yaitu dari Jawa. Pengusaha dan karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, dan pemasaran. Hal yang paling utama diantara karyawan dan pengusaha adalah kerjasama. Terlihat Budaya kerja 26

6 dilingkungan perusahaan cukup kondusif. Hal ini terlihat adanya budaya rasa kebersamaan yang tinggi dintara pengusaha dan karyawan Pengalaman karyawan diperlukan untuk memahami lingkungan industri, khususnya manajer dalam menetapkan keputusan yang harus diambil, arti penting keputusan tersebut, kebebasan yang dimiliki dalam memilih sehubungan dengan pengembangan. Kualitas sumberdaya dan pengetahuannya yang terbatas sehingga belum dapat memfokuskan terhadap satu hal. Tingkat pendidikan yang tergolong rendah sangat berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman untuk pengembangan. Oleh karena itu hubungan yang baik antara pengusaha dan karyawan harus dibina dan ditingkatkan guna mendukung pengembangan industri gula pasir di PT P.G Gorontalo. 2) Sumber Daya Produksi Untuk pengadaan bahan baku utama yaitu berupa tebu pihak perusahaan dalam hal ini bermitra atau bekerjasama dengan petani, kerjasama tersebut dikenal dengan PIR (Pola Inti Rakyat). Di samping itu pula perusahaan memiliki lahan sendiri untuk ditanami tanaman tebu. Walaupun semakin luas lahan yang ditanami tebu tetap saja pihak perusahaan masih kekurangan bahan baku untuk kegiatan produksi Sistem produksi yang dijalankan pada proses produksi gula pasir adalah sistem produksi harian sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam melakukan proses produksi pengusaha selalu melakukan pencatatan tentang jumlah produk/usaha yang dihasilkan selain itu membuat standar tertulis untuk kegiatan operasi produksi. Kegitan proses produksi saat ini berjalan dengan lancar walaupun kadang terjadinya kerusakan pada mesin dan faktor alam yang bisa menghambat proses produksi. Untuk menjaga kualitas produk pihak perusahaan yang sudah berpengalaman mengawasi kegiatan produksi, mulai dari kebersihan pekerja hingga alat-alat produksi. Berdasarkan hasil survei peneliti bahwa PT. PG. Gorontalo pada Tahun 2010 memproduksi gula sebesar ,10 ton, sedangkan pada Tahun 2011 PT.PG.Gorontalo memproduksi gula sebesar ,20 ton, serta produksi gula 27

7 pada Tahun 2012 mencapai ,00 ton. Hal ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut. Tabel 3. Produksi Gula Tiga Tahun Terakhir PT. PG. Gorontalo No Tahun Produksi (Ton) , , ,00 Sumber :PT. PG. Gorontalo-Unit PG. Tolangohula, ) Pemasaran PT PG Gorontalo berusaha tetap memproduksi produk dengan kualitas yang baik dan usaha ini juga menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Berikut ini adalah aspek pemasaran PT PG Gorontalo yang berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi produk, distribusi dan promosi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PT PG Gorontalo strategi pemasaran yang dilakukan yaitu: a. Produk PT PG Gorontalo adalah merupakan sebuah pabrik yang memproduksi gula pasir, dimana dalam memproduksi gula pasir selalu berusaha untuk mempertahankan strategi mutu produk dan pelayanan, strategi produk dilakukan melalui penawaran barang yang berkualitas. Strategi pelayanan yaitu dengan cara membina hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan pelayanan kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan berupa pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang diterima dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi. Hambatan dalam masalah produk ini terdapat 2 faktor adalah warna gula yang tidak jernih dan bentuk daripada gula yang tidak seragam, hal ini sangat berpengaruh terhadap permintaan dari konsumen. b. Distribusi 28

8 Saluran distribusi yang digunakan oleh PT PG Gorontalo, yaitu: penjualan secara langsung kepada distributor kemudian ke konsumen. Distributor berperan aktif untuk memasarkan produk kepada konsumen, karena distributor merupakan mitra perusahaan dalam memasarkan produk, yang dilakukan oleh distributor sudah sangat baik, karena distributor selalu berusaha menjangkau dan melakukan pendekatan terhadap konsumen. Dari situasi dan kesempatan yang ada PT PG Gorontalo selalu melakukan pencatatan tentang pelanggan dan daya belinya, mereka melakukan pencatatan tentang jumlah penjualan, pemasaran produk, waktu penjualan, dan selalu memikirkan tentang permintaan pasar dimasa yang akan datang terhadap produknya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT PG Gorontalo didukung oleh fasilitas transportasi yang baik. c. Promosi Promosi adalah merupakan salah satu variabel terpenting dalam memasarkan suatu produk, karena dengan cara promosi maka produk yang diproduksi bisa di kenal oleh masyarakat. Hal ini berbeda dengan Pihak PT PG Gorontalo, mereka tidak memperkenalkan produknya melalui saluran promosi, sebab dalam kegiatan pemasaran itu sudah menjadi tugas distributor. Jadi distributorlah yang memegang andil besar untuk memasarkan produk gula pasir. b. Analisis Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha gula pasir di PT PG Gorontalo. 1. Kondisi Perekonomian Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan atau industri. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim agrobisnis. Kondisi Ekonomi membawa pengaruh yang berarti terhadap jalannya industri gula pasir terutama terhadap pendapatan yang akan diperoleh. Seperti kenaikan harga-harga berpengaruh terhadap harga bahan baku dan sarana produksi lainnya misalnya bahan bakar diesel. 29

9 2. Sosial dan Budaya Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan, perubahan sosial dan budaya yang terjadi dimasyarakat berdampak sangat besar terhadap industri gula pasir. Ketika masyarakat mulai menyadari bahwa gula adalah merupakan suatu kebutuhan yang pokok dan baik untuk kesehatan, tuntutan konsumen yang semakin mengedepankan kualitas daripada kuantitas terutama terhadap konsumsi gula pasir menjadi perhatian pengusaha terhadap keberlangsungan industri gula pasir. 3. Teknologi Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap banyak organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang sudah ada (David, 2004 ). Teknologi yang digunakan pada industri gula pasir adalah tekhnologi yang sudah maju yang bertujuan untuk menjaga kualitas gula. Perkembangan teknologi pengolahan pangan yang berbahan baku tebu juga ikut memperlancar produksi gula pasir di Desa Lakeya Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. 4. Pemasok Keberadaan pemasok untuk menyediakan baik pasokan tebu sangat dibutuhkan oleh pengusaha, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pihak perushaan menjalin kerjasama atau bermitra dengan peatani sekitar pabrik. Dimana petani menyediakan lahan sedangkan pihak perusahaan yang mengelola lahan tersebut untuk ditanami tebu. Semakin luas lahan yang ditami tebu, maka semakin banyak juga jumlah produk yang dihasilkan. 30

10 5. Konsumen Konsumen merupakan sasaran utama bagi PT PG Gorontalo. Konsumen dapat mempertimbangkan terhadap kualitas produk yang akan dikonsumsi. Kepercayaan konsumen sangat diperhatikan sehingga pengusaha dituntut untuk memberikan kualitas gula pasir yang baik. Segmen pasar yang dijadikan sasaran pengusaha yaitu konsumen gula pasir yang berada di Provinsi Gorontalo maupun diluar provinsi Gorontalo. 2. Formulasi dan Pemilihan Strategi a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 1. Faktor Kekuatan Kekuatan yang dimaksud merupakan potensi sumberdaya dan kondisi yang dimiliki oleh PT PG Gorontalo, hal tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan mempengaruhi pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan harus digunakan semaksimal mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: a). Luas lahan yang besar Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam proses produksi PT PG Gorontalo memperluas lahan untuk ditanami tebu, hingga saat ini luas lahan PT PG Gorontalo mencapai Hektare, dan lahan yang potensial dikelola untuk ditanamai tebu sebanyak hektare, dan sisanya lagi masi menunggu untuk dikelola. b). Letak pabrik yang strategis Lokasi berdirinya pabrik ini sangat strategis, sebab dekat dengan lahan tebu, lahan tebu yang dekat dengan lokasi berdirinya perusahaan kurang lebih 8000 Hektare. ketersediaan bahan baku mudah dijangkau dan diangkut kelokasi pabrik sehingaa tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. 31

11 c). Jumlah SDM yang besar PT PG Gorontalo saat ini memiliki jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah karyawan yang bekerja di PT PG Gorontalo mencapai orang yang memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam kegiatan produksi. d). Memiliki distributor yang tetap Pelanggan dari pada produk gula pasir tidak lain adalah distributor, distributor berasal dari berbagai Kabupaten/Kota yang ada di Privinsi Gorontalo, kemitraan yang dijalin oleh perusahaan dengan distributor akan memudahkan perusaahaan dalam memasarkan produknya sampai ketangan konsumen, salah satu distributor yang yang bermitra dengan PT PG Gorontalo adalah UD Kartika. Memiliki pelanggan tetap merupakan dampak yang positif bagi PT PG Gorontalo karena mengetahui kelebihan dari produk dan ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh PT PG Gorontalo. Usaha ini juga telah menerapkan berbagai macam cara agar produknya ini cepat sampai ke tangan konsumen sebelum ketahanan produnya dalam jangka waktu habis. e) Adanya standar GMP Dengan adanya penerapan standar GMP (Good Manufacturing Practices) PT PG Gorontalo mampu menghasilkan produk gula pasir yang berkulitas, serta dapat menghasilkan produk yang bermutu. Penerapan GMP juga akan dapat membantu jajaran manajemen untuk membangun suatu sistem jaminan mutu yang baik. Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan (inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan produk (product design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada konsumen. 2. Kelemahan Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor strategis internal dalam pengembangan PT PG Gorontalo, Faktor-faktor ini menjadi kelemahan harus diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: 32

12 a) Tingkat pendidikan karyawan yang rendah Tingkat pendidikan karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan, hal ini untuk meningkatkan produksi dari perusahaan itu sendidri, akan tetapi PT PG Gorontalo dalam memajukan perusaahaannya masih terkendala oleh sumber daya manusianya yang memiliki pendidikan rendah sehingga sulit menghadapi persaingan dengan perusahaan lain. Dari total jumlah karywan orang, yang tingkat pendidikannya S1 (Sarjana) hanya mencapai dua puluh (20%) dan sisanya ada tamatan SMA hingga SD. b) Tidak dimanfaatkan seluruh lahan untuk ditanami tebu Salah satu yang menjadi kelemahan dari PG Gorontalo saat ini adalah lahan yang tersedia belum dimanfaatkan seluruhnya diakibatkan oleh banyak tekanan dari masyarakat sekitarnya yang kurang mendukung adanya atau berdirinya PG Gorontalo tersebut serta kurangnya kominikasi antara pihak pabrik dengan masyarakat sekitar, sehingga banyak lahan yang tersedia dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan, akibatnya produksi gula pasir di PT.PG Gorontalo berkurang. c) Perubahan status perusahaan Dari awal berdirinya perusahaan hingga saat ini sudah tiga kali mengalami perubahan nama dan mengalami perubahan status dari BUMN menjadi milik swasta, dan yang paling dominan sahamnya adalah milik pengusaha asing yang berasal dari negara Korea. Hal ini akan berdampak terhadap keberaadaan pabrik itu seendiri, sebab ketika pabrik mengalami perubahan status maka segala bentuk manajemnya pun ikut berubah termasuk karyawan itu sendiri. d). Masih kurangnya persediaan bahan baku kelemahan lain dari Pabrik Gula Gorontalo adalah kurangnya ketersediaan bahan baku yang akan diolah menjadi gula pasir yang siap dikonsumsi oleh masyarakat banyak. PT PG Gorontalo, memiliki kapasitas produksi per hari itu, namun hingga saat ini pabrik gula hanya melakukan produksi sebaganya hingga ton per hari. Hal ini dikarenakan masi 33

13 kurangnya pasokan bahan baku, meski memiliki lahan potensial dari hak guna usaha (HGU) dan program kerja sama operasional (KSO) dengan petani yang mencapai hektare, perkebunan tebu yang produktif saat ini hanya seluas hektare. Untuk kapasitas produksi ton maka Bahan baku yang dibutuhkan sebanyak ton. Akan tetapi persediaan bahan baku perharinya hanya mencapai ton. e) Tidak melakukan kegiatan promosi Saat ini PT PG Gorontalo tidak menggunakan promosi untuk memperkenalkan produknya kepada masyrakat, sehingga masyarakat tidak mengenal mana produk yang di produksi oleh PT PG Gorontalo. f) Produknya yang kurang jernih dan tidak disukai oleh konsumen Produk gula pasir yuang diproduksi oleh PT PG Gorontalo biasanya ada yang tidak disukai oleh konsumen, karena warnanya yang kuranmg jernih dan bentuknya yang tidak rata, hal ini terjadi diawal produksi sebab mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi terhenti selama enam bulan, sehingga mesin tersebut kurang higenis untuk digunakan. g) Lingkungan pabrik yang kurang bersih dan terawat Dalam kegiatan produksi PT PG hanya beroperasi kurang lebih enam Bulan, hal ini diakibatkan pasokan bahan baku yaitu tebu terhenti dan menunggu waktu enam Bulan lagi untuk beroperasi kembali. sehingga lingkungan didalam pabrik sangat kurang bersih dan keadaan bangunan tempat berproduksi juga tidak terawat. Hal ini dapat menyebabkan produksi gula pasir yang kurang higienis. 3. Peluang Faktor peluang merupakan bagian dari faktor strategis eksternal, faktorfaktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan PT PG Gorontalo. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari: 34

14 a). Perkembangan teknologi proses produksi dan komunikasi Perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia semakin berkembang karena adanya mesin produksi yang lebih modern, adanya perkembangan teknologi informasi melalui telepon, internet, radio, dan komunikasi lewat televisi yang sering dimanfaatkan oleh pengusaha untuk mempromosikan produk. Ini merupakan peluang bagi PT P.G Gorontalo dalam menjalankan bisnisnya. b). Kebijakan pemerintah mendukung PT P.G Gorontalo Kebijakan pemerintah untuk mendukung PT P.G Gorontalo sering haruslah dimanfaatkan oleh pihak perusahaan, seperti kebijakan pemberian surat izin usaha, tempat usaha, tanda daftar industri, surat izin usaha perdagangan, dan bantuan alat produksi. Selain itu pemerintah juga memberikan Hak Guna Usaha (HGU), seperti penggunaan lahan oleh pihak pabrik untuk ditanami tebu. c). Dapat diekspor ke luar Gorontalo Kemungkinan produk ini bisa diekspor keluar Gorontalo dan bisa tersebar luasnya pemasaranya, karena dengan situasi yang ada banyaknya permintaan akan bisa berkembangnya usaha dan bisa mendapatkan lokasi pasar yang baru. PT PG Gorontalo dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan menyalurkan produk ke luar Gorontalo diantaranya diekspor ke Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat. d) Hubungan yang baik dengan mitra perusahaan PT PG Gorontalo dalam menjalankan aktifitas perusahaannya bekerjasama atau bermitra dengan stake holder, diantaranya adalah distributor, Petani yang diajak bermitra dalam bentuk PIR (Pola Inti Rakyat), serta investor. Hubungan kerjasama ini sudah berlangsung lama dan menguntungkan kedua belah pihak, baik itu perusahaan maupun mitranya. e) Gula merupakan salah satu sembilan bahan pokok Masyarakat tidak terlepas akan kebutuhan bahan pokok, gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok, Sebagai barang konsumsi, gula mempunyai 35

15 peranan penting dalam sistem pangan manusia, selain sebagai penyedia rasa manis, gula menjadi pemasok kalori yang cukup penting untuk manusia. 4. Ancaman Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Faktor-faktor ancaman tersebut terdiri dari b). Kenaikan harga BBM Untuk menjalankan kegitan produksi PT PG Gorontalo menggunakan mesin disel yang berbahan bakar solar, naiknya harga BBM khususnya solar yaitu dari harga Rp 4500 naik menjadi Rp 5000, hal ini akan berdampak terhadap proses produksi dan pemasaran yang ada di PT PG Gorontalo, sebab dalam kegiatan produksi tidak terlepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Apabila harga sarana produksi naik maka harga jual produkpun ikut naik. c). Kondisi lingkungan yang kurang aman Kondisi lingkungan yang kurang aman dapat menghambat kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT PG Gorontalo, lingkungan yang tidak aman berupa sikap masyarakat yang kurang setuju dengan keberadaan PT PG Gorontalo saat ini, dan adanya konfilk antara pihak pabrik dengan masyarakat sekitar, konflik tersebut dipicu oleh berbagai permaslahaan, seperti perjanjian kerjasama antara pihak pabrik dengan masyarakat dalam hal persediaan bahan baku berupa tebu, yang dinilai oleh masyarakat merugikan mereka. d) Banyak gula impor yang masuk ke Gorontalo Pada era globalisasi saat ini alur perputaran barang dengan mudahnya keluar masuk pada suatu negara, hal ini tidak jauh persis dengan masuknya gula impor di daerah Gorontalo, gula impor akan berdampak buruk terhadap keberadaan gula yang diproduksi oleh PT PG Gorontalo, sebab masyarakat lebih memilih gula impor karena harganya yang relatif murah. 36

16 e) Akases jalan yang kurang baik Kondisi jalan yang ada dilokasi pabrik kurang begitu baik, tentunya ini akan berdampak pada gangguan transportasi, disaat musim giling, tebu yang dipanen diangkut dengan menggunakan truk, dengan kondisi jalan yang rusak mengakibatkan truk mengalami hambatan menuju pabrik, ditambah lagi dengan kondisi cuaca yang hujan, hal ini lebih menghambat kegiatan transportasi. 3. Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman) dan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) PT PG Gorontalo Secara umum untuk menentukan faktor-faktor strategi perusahaan adalah mengkombinasikan faktor eksternal (EFAS) dengan faktor strategis internal (IFAS). Nilai rating faktor strategis eksternal dan internal dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. 37

17 Tabel 4. Faktor-faktor Nilai Rating Internal (Kekuatan dan kelemahan ) PT PG Gorontalo, 2013 Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Ket Internal x Rating Kekuatan : 1. Luas lahan yang besar 0,16 4 0,64 1. Luas lahan Yang besar 2. Letak pabrik yang strategis 0,16 4 0,64 2. Letak pabrik yang strategis 3. Jumlah SDM yang besar 0,09 2 0,18 4. Memiliki distributor tetap 0,09 2 0,18 5. Adanya standar GMP 0,10 3 0,3 Nilai Total : 1,94 Kelemahan : 1. Tingkat pendidikan karyawan 0,10 1 0,1 1. Kurangnya Yang rendah persediaan bahan baku 2. Produknya kurang jernih dan 0,02 5 0,1 2. Tidak menjalan- Tidak disukai oleh konsumen 3. Kurangnya persediaan bahan 0,04 3 0,12 baku 4. Tidak dimanfaatkan seluruh 0,05 4 0,2 Lahan untuk ditanami tebu 5. Perubahan status perusahaan 0, Tidak menjalankan Kegiatan 0,10 1 0,1 promosi 7. Kondisi pabrik yang kurang 0,04 3 0,12 bersih dan terawat TOTAL 1,00 Sumber : Analisis Data Primer 2013 Kan kegiatan Promosi Nilai Total : 0,94 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa diketahui nilai total dari faktor kekuatan adalah 1,94 lebih besar dari nilai faktor kelemahan adalah 0,94. Hal ini menunjukan bahwa faktor kekuatan dapat mendukung pengembangan usaha gula pasir dibandingkan dengan faktor kelemahannya 38

18 Tabel 5. Faktor-faktor Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman ) PT PG Gorontalo, 2013 Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Ket Internal x Rating Peluang : 1. Kebijakan pemerintah 0,15 4 0,3 1. Diekspor keluar Gorontalo 2. Perkembangan tekhnologi 0,11 3 0,33 2. Kebijakan pemerintah Proses produksi, komunikasi 3. Dapat diekspor keluar 0,16 4 0,64 Gorontalo 4. Hubungan yang baik dengan 0,08 2 0,16 Mitra perusahaan 5. Gula salah satu dari sembilan 0,10 3 0,3 Bahan pokok Nilai Total : 1,73 Ancaman : 1. Kenaikan harga BBM 0,15 1 0,15 1. Kenaikan harga BBM 2. Adanya gula impor yang 0,16 1 0,16 2. Masuknya masuk ke Gorontalo gula impor 3. Kondisi lingkungan yang 0,05 4 0,2 Kurang aman 4. Akses Jalan yang kurang baik 0,8 2 0,16 Nilai Total : 0,67 TOTAL 1,00 Sumber : Analisis Data Primer 2013 Tabel 5 menunjukan bahwa diketahui nilai faktor peluang yang dimilki oleh PT PG Gorontalo yakni 1,73 lebih besar dari nilai faktor ancaman yakni 0,67. Dengan melihat hasil tabel faktor strategi eksternal bahwa PT PG Gorontalo memiliki peluang yang besar dalam hal mengembangkan produknya. 39

19 6. Diagram Analisis SWOT Pembandingan secara sistematik antara peluang dan ancaman lingkungan eksternal disatu pihak dan kekuatan serta kelemahan dipihak lain. Maksud utama penerapan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasikan satu dari empat pola yang bersipat khas dalam keselarasan situasi internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT PG Gorontalo keempat pola tersebut biasanya digambarkan dalam empat sel disajikan pada gambar 3 di bawah ini. Peluang 1 II I Strategi Agresif Kelemahan IV 1,06 III Kekuatan Ancaman Pada gambar 5 diatas menunjukan bahwa posisi PT PG Gorontalo saat ini berada pada kuadran I ini merupakan sesuatu yang menguntungkan dikarenakan PT PG Gorontalo dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif yakni dengan mengembangkan produk gula pasir dengan meningkatkan mutu dan kualitas produk agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh PT PG Gorontalo. 40

20 C. Matrik SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. Analisis SWOT merupakan akronim untuk kata-kata Stengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan Threats (ancaman), faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, serta faktor peluang dan ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, ataupun bisnis. Berdasarkan data pendukung yang didapat dilapangan tentang faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dalam pemasaran di PT PG Gorontalo maka dapat disusun dalam analisis SWOT. Penyusunan alternatif-alternatif strategi pemasaran tersebut didasarkan pada kesesuaian yang logis antara unsur-unsur Strengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan Threats (ancaman) yang dihadapi oleh PT PG Gorontalo. Hasil lengkap analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 5. Setelah itu dapat disusun empat sel strategi yaitu strategi pertumbuhan (S-O), take over (W-O), strategi diversifikasi (S-T), dan strategi defensif (W-T). 41

21 Tabel 6. Analisis SWOT PT PG Gorontalo FAKTOR INTERNAL FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR- Kekuatan (S) 1. Luas Lahan yang besar 2. Letak pabrik yang strategis 3. Memilki distributor yang tetap 4. Jumlah SDM yang besar 5. Adanya standar GMP Kelemahan (W) 1. Tingkat pendidikan karyawan yang rendah 2. Tidak dimanfaatkan seluruh lahan untuk ditanami tebu 3. Perubahan status perusahan 4. Kurangnya persediaan bahan baku 5. Produknya yang kurang jernih dan tidak disukai konsmen 6. Tidak melakukan kegiatan promosi 7. Kondisi pabrik yang kurang bersih dan terawat Peluang (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O) 1. Kebijakan pemerintah 2. Perkembangan teknologi proses produksi, dan komunikasi 5. Dapat diekspor ke luar Gorontalo 6. Hubungan yang baik dengan mitra perusahaan 7. Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok 1) Menambah jumlah distributor untuk pengiriman gula antar pulau dan daerah 2) memanfaatkan lokasi pabrik yang strategis dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam rangka perluasan lahan. 1). Melakukan promosi dengan memanfaatkan perkembangaan komunikasi 2). Memperhatikan kualitas sumberdaya manusia, Mempertahan serta meningkatkan sistem manajemen usaha, Ancaman (T) 1. Kondisi lingkungan yang kurang aman 2. Kenaikan harga BBM 3. Adanya gula impor yang masuk ke Gorontalo 4. Akses jalan yang kurang baik Strategi (S-T) 1) Menerapkan satandar GMP guna meningktkan mutu untuk mengantisipasi gula impor 2) Melakukan perluasan wilayah pemasaran Strategi (W-T) 1). Bekerjasama dengan petani dalam pengadaan bahan baku 2) Memanfaatkan lahan yang tersedia untuk ditanami tebu Sumber : (Data diolah), Analisis lingkungan internal dan eksternal Tahun

22 Berdasarkan hasil analisis analisis SWOT pada Tabel 5, maka dapat diperoleh empat sel alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh PT PG Gorontalo yaitu Strategi (S-O,) Stategi (W-O), Strategi (S-T) dan Strategi (W-T). STRATEGI S-O Strategi S-O (Stengths Opportunities) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S- O bagi PT PG Gorontalo dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menambah jumlah distributor untuk mempermudah proses pengiriman gula pasir antar pulau dan daerah. Dengan semakin banyaknya jumlah distributor akan menguntungkan pihak persusahaan dalam rangka pendistribusian barang. 2. Memanfaatkan lokasi pabrik yang strategis dengan dukungan kebijkan pemerintah dalam rangka perluasan lahan untuk ditanami tebu, sehingga lahan yang tidak produktif menjadi produktif. STRATEGI W-O Strategi W-O (Weaknesses- Opportunities) adalah strategi yang bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O bagi PT PG Gorontalo terdiri dari: 1. Melakukan promosi dengan memanfaatkan perkembangan tekhnologi komunikasi. Yang di promosikan mengenai kualitas dan keunggulan produk gula pasir yang diproduksi oleh PT PG Gorontalo. Sehingga konsumen akan merasa puas serta tetap percaya terhadap produk gula pasir yang di produksi oleh PT PG Gorontalo. 2. Memperhatikan kualitas sumber daya manusia, mempertahankan serta meningkatkan manajemen usaha. 43

23 STRATEGI S-T Strategi S-T (Stengths- Threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi S-T bagi PT PG Gorontalo: 1. Menerapkan standar GMP (Standar Manufacturing Practice) untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk. GMP adalah cara praktis untuk menciptakan lingkungan yang memenuhi persyaratan dalam rangka mencegah, mengendalikan pencemaran mikroba kimia dan fisik pada produksi Gula Pasir, seehingga produk yang dihasilkan bermutu, dan aman dikonsumsi. 2. Melakukan perluasan wilayah pemasaran agar perusahaan mampu bersaing dengan industri lain, perusahaan dapat melakukan perluasan wilayah pemasaran sebagai upaya untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih baik bagi industri gula pasir. STRATEGI W-T Strategi W-T (Weaknesses-Threats) adalah strategi yang bertujuan mengurangi kelemahan internal yang dimiliki untuk menghindari ancaman lingkungan. Strategi W-T bagi PT PG Gorontalo adalah : 1. Bekerjasama dengan petani sekitar, hal ini bisa mengatasi kelangkaan bahan baku yang sering terjadi pada PT PG Gorontalo. 2. Memanfaatkan lahan yang tersedia untuk ditanami tebu, lahan pabrik yang begitu luas memungkinkan penyediaan bahan baku yang lebih optimal. 44

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sejarah PT. PG Tolangohula

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sejarah PT. PG Tolangohula BAB I PENDAHULUAN 1. Gambaran Umum Perusahaan 1.1 Tinjauan Terhadap PT. PG Tolangohula Gorontalo PT. PG Tolangohula adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri gula. Bisnis utamanya adalah memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha PT. Multi Nabati Sulawesi 1. Sejarah Singkat PT. Multi Nabati Sulawesi adalah satu perusahaan investasi asing yang terlibat dalam industri minyak kelapa (CCNO

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional 83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada tingginya kebutuhan gula nasional. Kebutuhan gula nasional yang cukup tinggi seharusnya diikuti

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 62 Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal i Kekuatan ( Strengths ) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini perkembangannya sangat fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh tingkat perekonomian yang terjadi tergantung

Lebih terperinci

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Agribisnis adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan usaha tani (kegiatan pertanian) sampai dengan pemasaran komoditi

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia dan salah satu sumber pendapatan bagi para petani. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih satu tahun. Di Indonesia sendiri tanaman tebu banyak dibudidayakan di

BAB I PENDAHULUAN. lebih satu tahun. Di Indonesia sendiri tanaman tebu banyak dibudidayakan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula pasir. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dan termasuk jenis rumputrumputan. Umur tanaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia sebagai komoditas khusus (special product) dalam forum perundingan Organisasi Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beras sebagai salah satu bahan pangan pokok memiliki nilai strategis dan mempunyai pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial politik.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN. dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana PO. PO. Limas Express seperti sekarang ini.

BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN. dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana PO. PO. Limas Express seperti sekarang ini. 29 BAB 3 ANALISA TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PO. Limas Express adalah perusahaan yang bergerak di bidang angkutan dan jasa yang didirikan pada tahun 1970 dengan nama perdana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Nama : Ana Listiya Wardani Npm : 10212721 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Titi Nugraheni,SE., MM LATAR BELAKANG Setiap perusahaan selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT. Sweet Indolampung Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi gula nasional guna mengurangi ketergantungan produk impor, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan pertanian pada era globalisasi seperti saat ini harus dibangun secara terintegrasi mulai dari pembangunan industri hulu, hilir dan kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : IDA MAESAROH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI 7.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Hasil analisis lingkungan perusahaan dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara secara

Lebih terperinci

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam RINGKASAN EKSEKUTIF WAHYUDIN. 2001. Perencanaan Strategis UPT. UPMB Muara Angke Dalam Bidang Pembinaan, Pelayanan Jasa Perawatan dan Docking Kapal Perikanan. Di bawah bimbingan SYAMSUL MA ARIF dan WAHYUDI.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA Illia Seldon Magfiroh, Ahmad Zainuddin, Rudi Wibowo Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jember Abstrak

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Demi memenuhi Hasil Evaluasi Program Peningkatan Produktivitas Gula Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala Madu yang turut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula 2.1.1 Subsistem Input Subsistem input merupakan bagian awal dari rangkaian subsistem yang ada dalam sistem agribisnis. Subsistem ini menjelaskan pasokan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi PT. PG Gorontalo Dan Petani Mitra 1. Perusahaan PT. PG. Gorontalo Gambaran umum perusahaan diperlukan dalam mengetahui profil perusahaan (company Profile). Berikut

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari 3 kebutuhan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kebutuhan pokok tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian dalam arti yang seluas-luasnya merupakan sektor andalan (basic sector) bagi suatu bangsa dan negara besar seperti Indonesia sebab kebutuhan akan bahan

Lebih terperinci

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan akan semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini produksi gula pasir dalam negeri semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi sehingga kekurangan yang ada harus ditutupi oleh impor gula.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal tebu yang tidak kurang dari 400.000 ha, industri gula nasional pada saat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah, sekaligus mengindikasikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : LIA INDRAYANI : 1A213747 : T EA 13 : Ekonomi : Manajemen : Irwandaru.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Salah satu subsektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pentingnya

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Pemasaran dan Nilai Pelanggan Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL. ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL Peneliti: Fuat Albayumi, SIP., M.A NIDN 0024047405 UNIVERSITAS JEMBER DESEMBER 2015

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, merupakan gambaran, sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Yang menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (Strengths-

BAB V PENUTUP. penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Yang menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (Strengths- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan diatas sebagai hasil penyusunan tesis, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Yang menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di Indonesia Tahun Pertanian ** Pertanian. Tenaga Kerja (Orang)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di Indonesia Tahun Pertanian ** Pertanian. Tenaga Kerja (Orang) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa, dari jumlah penduduk tersebut sebagian bekerja dan menggantungkan sumber perekonomiannya

Lebih terperinci

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN Rumah Makan Ullan merupakan salah satu rumah makan yang khusus menyediakan menu makanan laut yang memiliki cita rasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pabrik gula merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia karena pabrik gula bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok, kebutuhan industri lainnya, dan penyedia

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan sistem perekonomian pertanian komersil yang bercorak kolonial. Sistem Perkebunan ini dibawa oleh perusahaan kapitalis asing (pada zaman penjajahan)

Lebih terperinci