BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Erlin Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Profil Perusahaan Sejarah Umum Prima lestari, yang mengkhususkan diri dalam pembuatan moulding (cetakan plastic) dan inject untuk produksi, didirikan pada tahun 2005 dari sebuah bengkel kecil. Produk yang dibuat yaitu moulding. CV. Prima lestari hanya membuat berdasarkan permintaan yang berasal dari pelanggan. Pabrik pertama dibangun berupa workshop yang didirikan pada tahun 2005 dan didukung hanya dengan mesin-mesin manual dan menerima order dari perusahaan-perusahaan di sekitar pabrik, setelah menambah mesin manual dan tentunya otomatis seperti CNC perusahaan telah berkembang pesat, wilayah kerja pun meningkat tidak hanya mengerjakan order dari pabrik sekitar namun dalam jangkauan yang lebih luas. 44
2 Struktur organisasi CV. Prima lestari, merupakan bentuk struktur organisasi fungsional dengan kepala pabrik (factory head) sebagai kepala. Berikut struktur organisasi CV. Prima lestari,: Director Administration Department Production Department Mechanical Department Sekretaris Drafter Supervisor Staff Operator Mekanik Karyawan Operator Gambar 4.1 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan (sumber : CV. Prima Lestari) 45
3 Hasil Produksi - Moulding CV. Prima lestari sampai saat ini telah membuat banyak produk mould. Salah satunya yaitu dari PT. PERTAMINA (persero) untuk membuat segel gas 3 kg. Beberapa contoh gambar moulding. Gambar 4.2 Moulding ventilasi pintu kamar mandi (sumber : CV. Prima Lestari) 46
4 Gambar 4.3 moulding botol (sumber : CV. Prima Lestari) Gambar 4.4 moulding tempat lulur (sumber : CV. Prima Lestari) 47
5 Lokasi CV prima lestari berlokasi Jl. Kapuk pulo Rt.006/10, kapuk cengkareng - jakbar. Lokasi ini merupakan pabrik di mana proses produksi pembuatan produk dilakukan. Dilokasi ini walaupun bukan area pabrik pada umumnya, daerah ini memiliki akses jalan yang cukup strategis. Gambar 4.5 Lokasi Perusahaan (sumber : Google Maps) Visi dan Misi - Visi Perusahaan Untuk merajai pasar khususnya moulding. - Misi Perusahaan - Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggannya. - Meningkatkan mutu pelayanan. 48
6 - meningkatkan kualitas produk dengan harga yang kompetitif Mutu Perusahaan 1) Menerapkan system menejemen terintegrasi ( mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja ) sesuai standar nasional yang berlaku secara efektif dan efisien. 2) Memberikan kepuasan kepada pelangga dan pihak terkait lainnya baik dari mutu, harga, pengiriman dan pelayanan. 3) Melakukan modernisasi permesinan, metode atau system kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 4) Melakukan usaha usaha yang dapat menghemat pemakaian sumber daya yang meliputi keuangan, tenaga kerja, listrik, air dan bahan bakar minyak Mesin dan Peralatan Fasilitas merupakan segala sesuatu baik mesin atau peralatan yang menunjang untuk kelancaran proses produksi suatu produk di dalam suatu pabrik. Fasilitas yang disertai dengan teknologi yang tepat guna dapat menghasilkan mutu, meningkatkan efisiensi proses produksi, dan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pemesanan dari suatu produk yang dihasilkan oleh pihak produsen. Dengan adanya perkembangan dan pemanfaatan teknologi yang tepat maka suatu pabrik akan dapat menghasilkan produk yang aman dan berkualitas bagi pelanggannya. 49
7 Permintaan yang cukup besar untuk membuat moulding dan keterbatasan mesin yang dimiliki oleh CV. Prima lestari, membuat beberapa permintaan dari pelanggan dibatasi karena overload (sudah terlalu banyak molding yang harus dikerjakan). Untuk kedepannya CV. Prima lestari akan menambah mesin baru agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dan permintaan pelanggan. Dengan menambah mesin, waktu pengerjaan dapat diselesaikan dengan waktu yang tidak terlalu lama. Mesin- mesin dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan CV. Prima lestari untuk semua departemen produksi komponen mesin digunakan untuk menunjang kelangsungan produksi baik secara langsung (mesin-mesin) maupun tidak langsung (peralatan penunjang). Jenis-jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi komponen mesin untuk proses produksi di CV. Prima lestari antara lain : 1. Lathe Machine (mesin bubut manual) Untuk membuat produk dalam bentuk silinder. Beberapa kegunaan mesin bubut yaitu dapat membuat lubang dalam, drat (ulir) luar dan dalam, memotong, menchamper, membuat radius, dll. 2. Lathe Machine CNC (mesin bubut otomatis) Untuk membuat produk dalam bentuk silinder, membuat lubang, radius, drat, memotong, menchamper dan membuat radius secara otomatis. 50
8 3. CNC Machining Center (mesin milling CNC) Untuk memproduksi benda kerja dalam bentuk kotak mapupun silinder dengan otomatis melalui program/software khusus mesin CNC. 4. Universal Milling Machine Untuk memproduksi benda kerja dalam bentuk kotak atau square yang dikerjakan secara manual dalam berbagai posisi benda kerja. 5. Grinding machine Mesin gerinda untuk menghaluskan benda kerja pada permukaan datar sebelum pengerjaan (untuk kerataan benda yang akan dikerjakan) atau sesudah pengerjaan/finishing. 6. Gergaji mesin Untuk memotong benda kerja yang akan diproses. 7. Las listrik Untuk menyambungkan dua buah material. 8. Injection machine Untuk memproduksi barang plastic dalam jumlah banyak. Table 4.1 Jenis dan jumlah mesin yang dimilki No Nama Mesin Jumlah 1 Mesin frais manual 6 2 Mesin grinding 1 3 Mesin bubut manual 2 4 Gergaji mesin 1 51
9 5 Las listrik 1 6 Mesin injection 2 7 Mesin CNC milling 2 8 Mesin bubut CNC Peralatan Penunjang yang Digunakan Peralatan penunjang merupakan sejumlah mesin-mesin yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dari proses produksi untuk mencapai target produksi sesuai pesanan konsumen, peralatan tersebut antara lain : 1. Vernier Caliper Alat untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan kedalaman lubang dengan toleransi 0,05mm. 2. Digital Vernier Caliper Alat untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan kedalaman lubang dengan toleransi 0,05mm. 3. Dial Indicator Alat yang digunakan untuk menentukan posisi tengah dari benda yang akan dikerjakan. 4. Inside Micrometer Alat untuk mengukur diameter lingkaran dalam benda kerja. 5. Precision Square Alat untuk mengukur presisi sudut benda kerja. 52
10 6. Lorry Digunakan untuk memindahkan barang yang akan diproses maupun yang sudah diproses Proses Produksi Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dalam pembuatan Moulding antara lain : Tabel 4.2 Bahan baku yang digunakan No Nama Material Penjelasan singkat Baja minyak 1 (2311) 2 S53C 3 Baja Besi 5 NIMAX 6 Baja Baja Baja EM 38 Baja perkakas serbaguna, kekerasan permukaan baik, ketahanan aus, perlakuan panas sederhana. Baja perkakas karbon tinggi dengan 12% Cr yang memiliki ketahanan aus unggul. Baja mould plastik tahan karat dengan mampu-poles dan ketahanan korosi yang sangat baik. Baja lunak yang gampang dilas, hamper dipakai disemua struktur. Tetapi mudah berkarat. Baja mould prehardened dengan ketangguhan terbaik, mampu-mesin dan mampu-poles yang baik. Baja plastic mould prehardened. Mampu-poles dan mampumachinability yang baik. Modifikasi dari baja plastic mould prehardened. Mampu-poles sangat baik Untuk mould plastik dengan ketangguhan tinggi, ketahanan aus baik, dan mampu-poles baik. Proses produksi adalah proses pembentukan bahan mentah (row matrial) menjadi produk yang siap untuk di proses dan di rakit pada tahap berikutnya. CV. Prima lestari mengelompokkan proses produksi komponen mesin menjadi: 53
11 1. Tahap Desain Tahap penggambaran desain menggunakan software Solid Work, MasterCam dan Cimco Edit. Proses desain sendiri menggunakan software solid work. Untuk desain dari pelanggan berupa beberapa contoh plastic dan akan dimodif sesuai keinginan pelanggan. Gambar 4.6 Produk yang akan didesain (sumber : CV. Prima Lestari) 54
12 Gambar 4.7 Desain yang telah jadi dan dimodif (sumber : CV. Prima Lestari) 2. Tahap Verifikasi Gambar yang telah dibuat di periksa kembali berdasarkan kebutuhan produk melalui pemilihan material berdasarkan kegunaan produk serta fungsi lalu dibuat skema pengerjaan produk dan pemesanan bahan material. 3. Tahap Proses Produksi Setelah skema pengerjaan mesin dan material diterima, produk dibuat berdasarkan gambar serta melihat batas toleransi kesalahan sesuai dengan gambar. 4. Proses Finishing Setelah produk telah selesai dibuat, dikirim ke bagian finishing untuk proses penghalusan,dan perataan permukaan dengan mesin grinding. 55
13 5. Proses Quality Control Proses ini meliputi pengecekan produk yang telah dibuat dengan gambar teknik. 6. Tahap Trial Proses ini merupakan tahap penentuan produk tersebut dapat digunakan atau tidak dan jika pada tahap ini produk tersebut mengalami kesalahan akan dilakukan rework 4.2 Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan langsung dilapangan pada bagian Mesin CNC, penelitian dikhususkan pada bagian mesin CNC. Operator bekerja dari jam sampai jam dan hari kerja selama 6 hari (senin-sabtu) Kegiatan Kerja Operator Pekerjaan Programmer mesin CNC yaitu mendesain suatu produk dengan menggunakan software seperti Solid Work, MasterCam, Autocad dan Cimco Edit. Dalam mendisain produk yang akan dibuat, Programmer menggunakan software Solid Work atau Autocad. 56
14 Gambar 4.8 contoh gambar yang dibuat dengan Solid Work (sumber CV. Prima Lestari) Setelah proses penggambaran produk selesai dilanjutkan dengan menggunakan software MasterCam. MasterCam sendiri digunakan untuk memisahkan gambar solid menjadi surface untuk dibuat core dan cavity dari gambar solid. Membuat proses/step by step yang akan dikerjakan dimesin CNC, mulai dari proses Roughing (kasaran) setelah itu ke-semi Finishing dan terakhir Finishing. 57
15 Gambar 4.9 preview step roughing untuk proses mesin CNC (sumber CV. Prima Lestari) Setelah semua step sudah selesai kemudian siap untuk dijalankan pada mesin, disini tugas programmer sudah selesai. Selanjutnya dikerjakan oleh operator mesin CNC. Operator pada bagian ini bekerja membuat proses/step by step yang akan dikerjakan dimesin CNC, mulai dari proses Roughing (kasaran) setelah itu ke-semi Finishing dan terakhir Finishing dengan menggunakan MasterCam Faktor Fisik Lingkungan Kerja Faktor lingkungan kerja sangat mempengaruhi produktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Dibagian mesin CNC untuk ukuran ruang tidak terlalu lebar, ini terlihat pada gambar dibawah ini. Dimana bagian samping dari mesin CNC tidak terdapat celah/mepet pada tembok. 58
16 Gambar 4.10 Lebar Ruangan (sumber CV. Prima Lestari) Gambar 4.11 Gambar Pintu (sumber CV. Prima Lestari) 59
17 Pada gambar 4.11 memperlihatkan pintu yang tidak tertutup rapat, dikarenakan dibagian ruang CNC tidak terdapat ventilasi udara/kipas untuk membuang udara keluar. Dengan pintu terbuka walaupun sedikit ini akan membantu sirkulasi udara dan suara yang dikeluarkan oleh mesin tidak terperangkap dibagian ruang CNC saja, agar tidak menimbulkan masalah pada telinga. Gambar 4.12 Meja dan kursi kerja (sumber CV. Prima Lestari) Pada gambar diatas memperlihatkan kursi yang kurang ergonomis dan penempatan CPU serta printer yang berada diatas. Ini sedikit menyulitkan saat menyalakan computer dan saat printing gambar, memasukkan kertas keprinter sangat menyulitkan karena letaknya yang berada diatas. Sehinggi operator yang ingin printing harus bangun dan naik ke kursi agar dapat memasukkan kertas. 60
18 Faktor lingkungan lainnya antara lain : 1. Kebisingan Suara pada proses pengerjaan dengan mesin CNC cukup mengganggu programmer, pada saat mesin belum mengerjakan produk suara mesin sendiri sudah terdengar tetapi masih nyaman untuk bekerja. Pada saat proses roughing dan membuat lubang inilah suara benar-benar terdengar sangat mengganggu, dengan nilai 120 Db dengan menggunakan alat. Jadi dengan suara seperti itu konsentrasi menjadi berkurang dan jangankan berkonsentrasi berbicara saja harus cukup keras agar bisa terdengar. Sedangkan untuk proses semi/finising suara yang dihasilkan lebih rendah dan tidak mengganggu saat bekerja. Dengan suara yang dihasilkan pada saat roughing ini dapat mengganggu pendengaran programmer dan juga operator yang bekerja, sebaiknya perusahaan menyediakan penutup telinga agar suara dapat diredam. 2. Pencahayaan Pencahayan dari lampu yang ada diruang CNC sudah mencukupi untuk bekerja baik operator maupun programmer. bagi programmer yang bekerja didepan layar monitor dengan waktu yang cukup lama dapat merusak mata dan mata juga cepat lelah. Sebaiknya programmer setiap 2-3 jam sekali memandang ketempat lain selama menit agar mata tidak cepat lelah. 3. Temperatur 61
19 Temperature tempat kerja CNC sudah cukup nyaman untuk bekerja, suhu berkisar antara celcius Postur Kerja Kondisi kerja programmer dapat terlihat dalam posisi operator dan komponen peralatan kerja pada saat sekarang. Posisi programmer yang bekerja dengan posisi duduk dengan sikap badan membungkuk dalam waktu yang cukup lama. Dalam sehari bekerja programmer duduk lebih dari 5-6 jam, meja dan kursi untuk bekerja kurang ergonomis yang menyebabkan terjadinya kesalahan postur kerja dapat dilihat pada beberapa gambar posisi pada saat bekerja dibawah ini. 62
20 Gambar 4.13 Bekerja dengan posisi miring dan kaki yang tertekuk satu (sumber : CV. Prima Lestari) 63
21 Gambar 4.14 posisi kerja yang dapat menimbulkan back injury (sumber : CV. Prima Lestari) 64
22 Gambar 4.15 posisi kerja dengan kedua kaki bersila (sumber : CV. Prima Lestari) Dengan kondisi tempat kerja seperti ini terlihat tidak ergonomis dari segi posisi duduk dan membungkuk terus yang dilakukan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang, dan juga desain tempat kerja yang tidak nyaman saat bekerja. Ini dapat menyebabkan masalah Back Injury. 65
23 Pada ketiga gambar tersebut terlihat bahwa meja kerja dan kursi yang tidak ergonomis, Sehingga programmer bekerja dengan posisi yang dapat menimbulkan injury. Untuk meja kerja terlihat tidak ergonomi karena beberapa factor antara lain : - Kurang tingginya meja kerja. - lemari kecil yang ada di kedua sisi meja menyulitkan programmer untuk bergerak terutama untuk kaki. - Dengan lemari kecil tersebut kursi tidak dapat dirapikan/dimasukkan kedalam kolong meja. Ini berakibat bila memindahkan produk yang akan/selesai dikerjakan, kursi harus diangkat dan dipindahkan ketempat lain agar tidak mengganggu. Untuk kursi faktor yang tidak ergonomi antara lain : - kursi yang diperuntukkan untuk santai bukan untuk bekerja. - sandaran kursi yang miring menyulitkan programmer untuk bekerja dengan punggung yang lurus. - Untuk memindahkan kursi harus diangkat, sehingga menggangu programmer saat bekerja kerja otot statis dan dinamis 1. kerja statis atau pembebanan otot secara statis terjadi pada : - Kedua kaki dalam kondisi tertekuk/bersila selama bekerja. 66
24 2. Kerja dinamis atau pembebanan otot secara dinamis terjadi pada - posisi leher sedikit menunduk kebawah. - posisi badan dalam keadaan duduk dan membungkuk. 4.3 Hasil Kuisioner SNQ 67
25 Table 4.3 Data Hasil Rakapitulasi Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Pertanyaan Ke Total No. Operator keluhan 1 Programmer Operator Operator Jumlah
26 Ket. Scor SNQ: Scor 0 = tidak sakit Scor 1 = agak sakit Scor 2 = sakit Scor 3 = sangat sakit Dari data diatas dapat disimpulkan keluhan yang paling banyak diantara 27 bagian yaitu: 1. Leher bagian atas dengan skor 5 2. Punggung dengan skor 4 3. Pinggang dengan skor 4 4. Pergelangan tangan kanan dengan skor 2 5. Lutut kiri dan kanan dengan skor 2 6. Betis kiri dan kanan dengan skor 2 7. Leher bagian bawah dan bahu kanan dengan skor sama yaitu 1 Secara keseluruhan yang paling banyak keluhan yaitu: 1. Programmer dengan total keluhan Operator 2 dengan total keluhan 9 3. Operator 1 dengan total keluhan Pengolahan Data Pengamatan (observasi) langsung dilapangan didapatkan hasil lingkungan kerja yang tidak ergonomis terutama untuk meja kerja dan kursi. Sehingga memerlukan perbaikan tempat kerja agar lebih ergonomis dan programmer juga 69
27 tidak mengalami nyeri punggung karena salah posisi dalam bekerja yang menurunkan produktivitas bekerja. Dalam mengatasi hal ini, perlu perbaikan tempat kerja yang lebih ergonomis untuk meminimalkan terjadinya nyeri punggung. Perbaikan meliputi meja kerja dan kursi yang tidak ergonomis. Penulis memberikan masukan/informasi kepada perusahaan dengan mendesain ulang untuk meja kerja dan untuk kursi agar lebih ergonomis. Dengan informasi yang didapat diharapkan perusahaan dapat mengaplikasikan nantinya. Dimensi tubuh yang dibutuhkan dalam perancangan fasilitas kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4. Table 4.4 Data dimensi tubuh NO TBD LPD Ppo Tpo LB TS JKT TMD 1 62, , , , , , , , , Keterangan : TBD = tinggi bahu pada posisi duduk LPD = Lebar pinggul pada posisi duduk Ppo = Panjang popliteal Tpo = Tinggi popliteal LB = lebar bahu pada posisi duduk TS = tinggi siku pada posisi duduk JKT = Jangkauan tangan TMD = tinggi mata didik 70
28 4.4.1 Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data dimensi tubuh yang diambil seragam atau berada pada batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB). Apabila dalam suatu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak atau dilakukan revisi dengan cara membuang data out of control tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% karena tujuan penelitian yaitu merancang fasilitas kerja yang ergonomis tidak berpengaruh langsung atau tidak memberikan dampak secara langsung terhadap tujuan pendirian usaha tersebut yaitu memperoleh profit dari hasil penjualan untuk menambah kesejahteraan karyawan, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% peneliti yakin data yang disajikan layak untuk membuat rancangan fasilitas kerja tersebut. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah : 71
29 Contoh : Nilai rata-rata pada Tinggi Bahu Duduk adalah : = = Nilai standar deviasi (σ) Untuk menentuan nilai standard deviasi pada masing-masing pengukuran dapat ditentukan dengan rumus seperti di bawah ini : Contoh : 3-1 = 0.75 BKA = 63,7 + (2 x 0.75) = 65.2 cm BKB = 63,7 (2 x 0.75) = 62.2 cm Dimensi tubuh yang lain dapat dilihat pada pada Tabel
30 Tabel 4.5. Uji Keseragaman Data Antropometri No Dimensi Ratarata deviasi Standar Xmaks Xmin BKA BKB Keterangan 1 TBD Seragam 2 LPD Seragam 3 Ppo Seragam 4 Tpo Seragam 5 LB Seragam 6 TS Seragam 7 JKT Seragam 8 TMD Seragam Gambar 4.16 Peta Kontrol Dimensi Tinggi Bahu Duduk Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data digunakan untuk membuktikan bahwa data yang diambil sudah mewakili populasi yang ingin diteliti. Pengujian kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya: 1. Tingkat ketelitian (dalam persen), yaitu penyimpangan maksimum dari hasil pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya. 73
31 2. Tingkat kepercayaan (dalam persen), yaitu besarnya keyakinan atau probabilitas bahwa data terletak pada tingkat ketelitian yang telah ditentukan. Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95% digunakan persamaan : Keterangan: N = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan (dari hasil perhitungan) N = Pengamatan pendahuluan Jika N < N, maka data pengamatan cukup Jika N > N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data. Contoh perhitungan untuk dimensi tinggi bahu duduk : Σ Xi = = Σ Xi 2 = = (Σ Xi 2 ) = = N = 2 =
32 Hasil pengolahan data yang dilakukan didapat < N (0.29< 3), maka dapat disimpulkan data yang diperoleh sudah cukup. Uji kecukupan data pada dimensi antropometri lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Table 4.6 Uji kecukupan data antropometri No Dimensi tubuh N Σ Xi Σ Xi 2 (Σ Xi 2 ) N' keterangan 1 TBD cukup 2 LPD cukup 3 Ppo cukup 4 Tpo cukup 5 LB cukup 6 TS cukup 7 JKT cukup 8 TMD cukup Perhitungan Persentil Setelah diperoleh data anthropometri dari pengukuran seluruh pekerja dan dari data tambahan, selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah nilai persentil 5, 50, dan 95. Cara penentuan nilai persentil data anthropometri tersebut adalah sebagai berikut. 75
33 Tabel 4.7 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal Contoh: Perhitungan Tinggi Bahu Duduk = *0.75 = = 63.7 = *0.75 = Nilai-nilai persentil ke-5, 50,dan 95 untuk seluruh dimensi anthropometri dapat dilihat pada Tabel
34 Table 4.8 Perhitungan Persentil Anthropometri No Dimensi Xi standart deviasi P5 P50 P95 1 TBD LPD Ppo Tpo LB TS JKT TMD Dari data antropometri yang digunakan sebagai berikut: No Bagian tubuh Persentil alasan 1 Tinggi Bahu Duduk (TBD) 2 Lebar Pinggul Duduk (LPD) 3 Panjang Popliteal (Ppo) P50 P95 P5 Apabila menggunakan ukuran terlalu pendek kurang memaksimalkan kenyamanan dan apabila terlalu tinggi maka orang yang memiliki ukuran punggung lebih kecil akan mengenai leher. Pemilihan persentil terbesar akan memungkinkan hampir semua populasi dapat menggunakannya. Agar alas duduk tidak mengganggu bagi yang memiliki ukuran kaki yang tidak terlalu panjang. 4 Tinggi Popliteal (Tpo) P50 Agar kursi dapat digunakan hamper 77
35 semua orang, digunaka P50 untuk menghindari terjadinya penekanan pada bagian bawah paha oleh alas duduk akibat kursi terlalu tinggi dan jika kursi terlalu rendah akan membuat badan tidak seimbang karena membungkuk kedepan. 5 Lebar Bahu (LB) P95 Pemilihan persentil terbesar akan memungkinkan hampir semua populasi dapat menggunakannnya. 6 Tinggi Siku (TS) P50 Apabila ukuran terlalu rendah posisi siku akan menggantung dan posisi bekerja akan membungkuk. Namun apabila ukuran terlalu tinggi akan menyebabkan tekanan pada sikut bagian bawah. 7 Jangkauan Tangan (JKT) 8 Tinggi Mata Duduk (TMD) P95 P50 Pemilihan persentil terbesar akan memungkinkan hampir semua populasi dapat menggunakannnya. Pemilihan P50 agar ukuran yang terlalu tinggi tidak menunduk saat bekerja dan untuk yang tidak terlalu tinggi tidak mengadah keatas. 78
36 1. Desain untuk kursi kerja Gambar 4.17 Kursi kerja 79
37 2. desian meja kerja Gambar 4.18 Meja kerja 80
38 Gambar 4.19 Assembly untuk kursi dan meja Pada gambar assembly diatas terlihat monitor tidak terlalu tinggi, ini berakibat kepala saat bekerja menjadi menunduk. Untuk mengatasinya diperlukan membuat penyangga monitor yang bisa naik dan turun. 81
39 Gambar 4.20 Penyangga Monitor 82
40 Gambar 4.21 Assembly Setelah diperbaiki Dengan informasi ini diharapkan dapat meminimalkan terjadinya nyeri punggung/kesalahan postur tubuh yang terjadi dan dengan informasi yang didapat diharapkan perusahaan akan mengaplikasikannya. 83
TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR TUBUH DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI DIBAGIAN MESIN CNC PADA CV. PRIMA LESTARI
TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR TUBUH DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI DIBAGIAN MESIN CNC PADA CV. PRIMA LESTARI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri
Lebih terperinciPerancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN STANDARD NORDIC QUESTIONNAIRE I. IDENTITAS PRIBADI (Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu) 1. Nama :... 2. Umur/Tgl. Lahir :.../... 3. Stasiun Kerja :... 4. Status : Kawin/Belum
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN
PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran
Lebih terperinciB A B III METODOLOGI PENELITIAN
B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut
Lebih terperinciDAFTAR ISI (LANJUTAN)
DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB HALAMAN 5.6.4. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test... V-45 5.7. Penetapan Data Antropometri... V-48 5.7.1. Perancangan dengan Menggunakan Dimensi Tubuh yang Ekstrim...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,
Lebih terperinciERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR
ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat
Lebih terperinciPerbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo
Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Herry Christian Palit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciMETODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI
METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. i ii iii v vii ix x BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.
ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS Agung Kristanto 1 dan Yusuf Arifin 2 Abstrak: Jamboel Kipas adalah UKM yang memproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih
Lebih terperinciErgonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina
Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 17-22 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Amri 1*, Syarifuddin, As
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR
Lebih terperinciRancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.
Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas
Lebih terperinciAbstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
PERANCANGAN MEJA KONVEYOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERTIMBANGANKAN FAKTOR ANTROPOMETRI DI LABORATORIUM ANALISA PERANCANGAN KERJA FAKULTAS TEKNIK Sigit Antoni 1, Zulfah 2, Tofik Hidayat 3 1.
Lebih terperinciANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS
ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Kondisi postur kerja operator di C.V. Beranda Kriya Graha dari 17 postur yang muncul dari 10 pekerjaan terdapat 6 postur kerja yang perlu tindakan perbaikan
Lebih terperinciPerancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur 1 Isabella Nungki
Lebih terperinciBab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini jaringan internet sudah banyak digunakan oleh manusia, khususnya di lingkungan mahasiswa. Melalui jaringan internet, manusia
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Rancangan Meja dan Kursi Sekarang Penulis dalam melakukan penelitian ini melihat dan mengamati model meja dan kuesi warnet yang sekarang digunakan. Adapun rancangan meja dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
138 BAB V HASIL DAN ANALISA 5.2. Hasil PT. Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam pembuatan elektroda untuk pengelasan. Untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciPERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN
PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN Agung Santoso 1, Benedikta Anna 2,Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 Staf Pengajar
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan
Lebih terperinciA. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
BAB 3 Etika dan Moral dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja C. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada perusahaan yang diteliti. Data yang diambil
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG
USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Nama Umur Jenis kelamin Tugas :.. :.. tahun : Pria / Wanita :.... Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia berikut ini : NO JENIS KELUHAN 0 Sakit kaku di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK
ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum PT STI PT STI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan spare part, machinery, engineering,
Lebih terperinciMEMPELAJARI SISTEM RANGKA OTOT MANUSIA DALAM PEMBUATAN KOMPONEN BOSS DI CV. WOTOSINDO TEKNIK
MEMPELAJARI SISTEM RANGKA OTOT MANUSIA DALAM PEMBUATAN KOMPONEN BOSS DI CV. WOTOSINDO TEKNIK Disusun Oleh: Asep Saepuloh 31411243 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan telah diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan industri-industri semakin pesat, baik industri manufaktur maupun jasa. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam dunia
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PERUSAHAAN BAB IIGAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 SEJARAH UMUM PERUSAHAAN PT. Yasunli Abadi Utama Plastik berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi
Lebih terperinciPERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG
PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITAN
BAB III METODOLOGI PENELITAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 3.1 KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Furniture merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain furniture lahir karena
Lebih terperinciHALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA
Kode/Rumpun: 163/Teknologi Pertanian HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS PADA BAGIAN PRODUKSI KERUPUK SAMILER DALAM RANGKA PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,
Lebih terperinciDAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
ABSTRAK Saat ini banyak orang belum mempunyai internet, sehingga banyak usaha yang menyediakan internet atau warung internet (warnet). Objek penelitian yang diambil yaitu warnet X di Bandung. Pada penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. COVER... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii. LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN... iv
ABSTRAK Perusahaan bengkel Daya Motor merupakan bengkel yang menyediakan berbagai macam jasa kebutuhan khusus untuk sepeda motor, seperti : jasa service, jasa modifikasi, jasa penjualan spare part atau
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri
INSTRUKSI KERJA Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 DAFTAR REVISI Revisi ke 00 : Rumusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih
BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS UNTUK MURID TAMAN KANAK-KANAK (STUDI KASUS : TK ISLAM SILMI SAMARINDA) Lina Dianati Fathimahhayati 1, Dutho Suh Utomo 2, Mifta Khurrohmah Mustari 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja
Lebih terperinciBAB III MOTODE PENELITIAN
31 BAB III MOTODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah kerangka penelitian yang memuat langkahlangkah yang dilakukan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Langkah-langkah dalam perancangan meja
Lebih terperinciPERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi
Lebih terperinciTabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan
Uji Keseragaman Data Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Pengamatan (Menit) No Kegiatan Rata rata sigma (Xirata)^2 S BKA BKB Keterangan 1 Plat MS di ukur, digambar dan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinci1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No. (015) 17-3 ISSN 30 934X Ergonomic and Work System Perancangan Kursi yang Ergonomis sebagai Alat Bantu di Stasiun Kerja Produksi Air Galon ( Studi Kasus
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT
RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT Rindra Yusianto Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : rindrayusianto@yahoo.com ABSTRAK Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan dari laporan penelitian. Bagian yang akan dibahas adalah latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai pada penelitian, batasan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI) Font 16, bold, center Disusun Oleh : Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.... / NPM 2.... /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan
BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinci:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT
USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TROLI TANGAN PT SEIKI MITRA TECH BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOLID WORK Disusun Oleh: Nama : Ario Windarto NPM : 31410107 Jurusan Pembimbing
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA Berdasarkan hasil penilaian postur kerja berdasarkan metode REBA di area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Station Melting
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo
Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA INDRI LESTARI SINUHAJI
USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 ini merupakan dasar pengembangan peneliti dalam melakukan penelitian agar menjadi suatu yang terarah. Tinjauan pustaka berisi mengenai studi penelitian terdahulu
Lebih terperinciMempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang
Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Awal Berdirinya PT. SINAR REJEKI MESINDO
BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Awal Berdirinya PT. SINAR REJEKI MESINDO PT. SINAR REJEKI MESINDO pada awalnya adalah Bengkel Las Listrik dengan nama SINAR REJEKI yang didirikan pada tanggal 30
Lebih terperinci