HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV. X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV. X"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV. X Gadis Wisudawati Yunia Putri, Abdul Rohim Tualeka Departemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga gadiswyp@windowslive.com ABSTRACT Job stress was a part of life stress. Demands of the job do not match the capabilities or skills of workers and unfulfilled desire were a cause of job stress. So it can affect the level of labor productivity. This study was a descriptive study with cross sectional design. while the samples were taken with a total sampling principle that all workers who totaled 35 people. The data obtained were analyzed descriptively using Contingency Coeffisient. The result of this study was showed that the relationship of job stress with productivity levels. By using the contingency coefficient, a value association of When viewed from the level of the relationship, the association values were susceptible values from 0.26 to 0.50 which means a moderate level of relationship. Conclusion of job stress have a relationship with the level of labor productivity in the CV. X. Advice given, among others: increased attention to labor, one of them by measuring work climate that work can always be monitored and can be used as a basis to formulate company policies, provide advice on each of the workers to always maintain the cleanliness and neatness of work space and give rewards to workers who can produce high productivity. Keywords: individual characteristics, job stress, the level of labor productivity ABSTRAK kerja adalah bagian dari stres kehidupan. Tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau keterampilan dari pekerja dan keinginan yang tidak tersalurkan merupakan penyebab timbulnya stres kerja. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sedangkan sampel diambil dengan prinsip total sampling yaitu semua tenaga kerja yang berjumlah 35 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan kontingensi koefisien.dari hasil penelitian terdapat hubungan antara stres kerja dengan tingkat produktivitas. Dengan menggunakan analisis kontingensi koefisien, didapatkan nilai korelasinya sebesar 0,495. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,495 berada pada rentang nilai 0,26-0,50 yang berarti memiliki tingkat hubungan sedang. Kesimpulan yang diperoleh stres kerja mempunyai hubungan dengan tingkat produktivitas pada tenaga kerja di CV. SMI Surabaya. Saran yang diberikan antara lain: meningkatkan perhatiannya terhadap tenaga kerja, salah satunya dengan melakukan pengukuran iklim kerja sehingga tempat kerja selalu dapat dipantau dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun kebijakan perusahaan, memberikan saran pada tiap tenaga kerjanya untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja dan memberikan reward kepada tenaga kerja yang dapat menghasilkan produktivitas tinggi. Kata kunci: karakteristik individu, stres kerja, tingkat produktivitas tenaga kerja 144

2 145 The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: PENDAHULUAN Pengembangan sumber daya manusia di dalam pembangunan ekonomi sangat penting untuk diperhatikan. Beberapa ahli ekonomi mengemukakan bahwa titik permulaan pertumbuhan ekonomi terletak pada meningkatnya produktivitas tenaga kerja (Sudrajat,dkk.,1998). Dalam rangka peningkatan produktivitas tersebut maka perhatian terhadap tenaga kerja sangat penting untuk dilakukan, disamping itu karena tenaga kerja juga mempunyai hak untuk mendapat perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan selama bekerja. Pemerintah menunjukkan perhatiannya terhadap tenaga kerja diwujudkan dengan adanya Undangundang dan peraturan pemerintahan dalam praktek hygiene perusahaan. Penjelasan umum pasal ini menyatakan agar aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional, tenaga kerja harus dilindungi dari berbagai soal di sekitarnya serta pada dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya (Sudirman,1989). Perhatian yang kurang terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal-hal tersebut terjadinya penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, penurunan produktivitas dan gangguan kesehatan baik fisik maupun psikologis. Gangguan fisik mudah dideteksi karena dapat dilihat oleh indera secara langsung, sedangkan gangguan psikologis sulit untuk dideteksi karena biasanya tidak disadari adanya dan tidak dapat dilihat oleh indera secara langsung tetapi dapat mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan bagi tenaga kerja itu sendiri. Salah satu gangguan psikologis adalah stres. Masalah stres yang tidak segera diatasi dapat menurunkan tingkat kesehatan. Apabila stres ini terjadi di tempat kerja dapat mengakibatkan masalah kerja yang serius yang dapat mempengaruhi kinerja dari tenaga kerja. kerja berdampak sangat besar terhadap tenaga kerja. Akibat stres kerja lebih dari tenaga kerja mati tiap tahun dalam kecelakaan industri (hampir 55 orang per hari atau 7 orang per jam kerja) dan lebih dari orang tenaga kerja menjadi cacat permanen setiap tahun dan karyawan melaporkan lebih dari 5 juta kecelakaan pekerjaan yang terjadi tiap tahunnya (Gibson, 1995). Menurut Risnawati (2002), stres kerja merupakan suatu hal yang paling ditakuti oleh dunia usaha maupun pemerintah. Hal tersebut dampaknya berimplikasi pada masyarakat luas dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara karena dapat menurunkan produktivitas kerja. Dalam artikel tentang migrasi tenaga kerja (khususnya tenaga kerja kasar) dengan peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja nasional yang dimuat di kompas 31 Desember 1994 disebutkan bahwa berdasarkan data empiris produktivitas tenaga kerja Indonesia menduduki peringkat terendah di antara negara-negara di Asia. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih relatif rendah, kalah dibandingkan dengan tiga negara kompetitor utama di ASEAN. Data produktivitas tahun 2013, produktivitas tenaga kerja Indonesia sebesar dollar AS. Dengan asumsi Rp per dollar AS, produktivitas tenaga kerja Indonesia setara Rp 104,5 juta per kerja per tahun. Angka produktivitas tenaga kerja Indonesia ini di bawah Singapura yang mencapai dollar AS atau Rp 1,012 miliar, Malaysia dollar AS atau Rp 363,3 juta, dan Thailand dollar AS atau Rp 169,4 juta. Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia berada di bawah rata-rata negara ASEAN yang sebesar dollar AS atau Rp 117,7 juta.

3 Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Kerja 146 kerja juga memberikan dampak pada tingkat produktivitas terhadap tenaga kerja di CV. X. Belum ada penelitian dampak stres kerja dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di CV. X. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian tentang hubungan stres kerja dengan tingkat produktivitas tenaga kerja. Identifikasi masalah penelitian adalah berdasarkan survei awal yang dilakukan didapatkan bahwa industri ini secara formal tidak mempunyai jam kerja yang tetap. Jam kerja di industri ini tergantung oleh ramai atau tidaknya order yang diterima oleh industri. Terkadang para pekerja masuk jam pagi dan pulang jam 17.00, tetapi apabila keadaan industri sedang sepi maka pekerja dapat pulang jam bahkan diliburkan apabila industri tidak ada orderan. Sebagian kecil pekerja di industri ini mempunyai latar belakang ekonomi yang cukup dan sebagian besar sudah berkeluarga yang menyebabkan mereka mempunyai beban ekonomi yang lebih berat. Sistem upah yang diterapkan di industri ini yaitu tergantung oleh jumlah kursi yang dihasilkan oleh tenaga kerja dalam seminggu. Apabila jumlah yang mereka hasilkan banyak, maka upah yang mereka dapatkan juga banyak begitu juga sebaliknya apabila jumlah yang mereka hasilkan sedikit, maka upah yang mereka dapatkan sedikit pula. Dilihat dari lingkungan kerjanya, CV. X mempunyai kerawanan terhadap terjadinya stres di tempat kerja. Hal ini dapat dilihat dari ruang kerja yang kurang sesuai dengan syarat-syarat kesehatan yaitu ruang kerja yang penerangannya kurang sehingga dapat menyebabkan kelelahan mata, suhu udara di ruang kerja yang panas karena kurangnya ventilasi udara dan atap industri terbuat dari asbes, keadaan ruang kerja yang kurang bersih dan tidak rapi dapat menambah beban kerja yang harus ditanggung oleh pekerja yang dapat menyebabkan munculnya stres kerja sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas industri ini. Batasan masalah penelitian ini adalah stres kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor dari lingkungan kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, psikologi, faktor kondisi di luar lingkungan kerja (life stresor), yaitu perubahan-perubahan dasar dalam kehidupan seseorang seperti perceraian, perkawinan dan kematian serta faktor dari diri pribadi yaitu tipe kepribadian A atau B. Selain itu juga terdapat faktor yang dapat merubah pengalaman stres individu yang meliputi umur, pendidikan, masa kerja, jenis kelamin, intelegensia, status ekonomi, suku, kebudayaan, dan kondisi fisik. Dalam penelitian ini dibatasi pada variabel faktor fisik dari lingkungan kerja yang meliputi persepsi tenaga kerja mengenai suhu, penerangan dan kebersihan serta kerapian ruang kerja dan faktor yang dapat merubah pengalaman stres individu yaitu umur, pendidikan, dan masa kerja. Pengambilan variabel dari lingkungan kerja karena untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan kerja berpengaruh terhadap individu. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah hubungan antara stres kerja dengan tingkat produktivitas pada tenaga kerja di CV. X. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara stres kerja dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di CV. X. METODE Berdasarkan tidak adanya perlakuan pada objek, penelitian ini termasuk penelitian observasional karena penelitian ini dilakukan dengan mengamati objek penelitian tanpa memberikan perlakuan. Berdasarkan waktu pelaksanaannya, penelitian ini termasuk penelitian cross sectional karena data tentang variabel diperoleh pada satu waktu dan merupakan penelitian analitik yaitu dengan menggunakan teknik kontingensi

4 147 The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: koefisien. sampel dari penelitian ini adalah semua tenaga kerja di CV. X yang berjumlah 35 orang (Notoatmodjo, 1997). Sampel di ambil dengan prinsip total sampling karena jumlah yang tidak terlalu banyak dan waktu yang memungkinkan untuk menggunakan seluruh populasi menjadi sampel. Variabel pada penelitian ini adalah karakteristik individu (umur, masa kerja dan pendidikan), stres kerja, produktivitas kerja dan lingkungan fisik kerja. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan bantuan kuisioner dan teknik wawancara kepada pimpinan industri dan tenaga kerja serta penggunaan lembar observasi untuk mengamati lingkungan fisik yang terkait dengan penelitian. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari data yang telah ada pada industri yang bersangkutan. Data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara diolah pada penilaian kuesioner yang dilakukan skoring untuk mengetahui stress dan tingkat produktivitas. Untuk mengetahui hubungan stres dengan tingkat produktivitas dilakukan analisis data dengan menggunakan tabulasi silang (cross tab). Data yang didapatkan dari kuesioner, wawancara dan pengukuran langsung kemudian dianalisis dengan tabel narasi. Untuk mengetahui kuat hubungan menggunakan Contingency Coefficient (C). HASIL Gambaran Umum Perusahaan CV. X merupakan industri mebel. Misi visi industri ini adalah menghasilkan produk mebel yang berkualitas. Proses produksi di industri ini dimulai dari proses pembuatan kursi yaitu menyusun kerangka kursi, lalu pemberian spon daan setelah itu pemberian kain yang sudah dijahit dan dibentuk sesuai kursi yang diinginkan. Setelah kursi jadi, lalu kursi tersebut dibungkus dengan plastik atau yang biasa disebut dengan pengepakan. Setelah pengepakan selesai, kursi siap di kirim dan dijual. Karakteristik Responden Umur Responden terlihat bahwa sebagian besar responden berumur antara tahun yaitu sebanyak 15 orang (42,9%) dan hanya 4 orang responden (11,4%) yang berumur antara tahun. Pendidikan Responden terlihat bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah SMP yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan hanya 2 orang responden (5,7%) yang berpendidikan SD. Masa Kerja Responden terlihat bahwa sebagian besar masa kerja responden antara tahun yaitu sebanyak 20 orang (57,1%) dan hanya 1 orang responden (2,9%) yang masa kerjanya kurang dari 1 tahun. Lingkungan Fisik Kerja Responden terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu 32 orang (91,4%) merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya, dan yang mengalami kenyamanan di lingkungan kerja hanya 3 orang (8,6%). Kerja besar responden mengalami stres kerja yaitu sebanyak 27 orang (77,1%) dan 8 orang responden (22,9%) yang tidak mengalami stres kerja. Tingkat Produktivitas Kerja Sebagaian besar responden mempunyai tingkat produktivitas tinggi yaitu sebanyak 17 orang (48,6%), sedangkan responden dengan tingkat produktivitas rendah mempunyai jumlah paling sedikit yaitu 8 orang (22,8%).

5 Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Kerja 148 Hubungan Antara Umur Responden Dengan Kerja Tabel 1. Hubungan Antara Umur dengan Kerja Tenaga Kerja di CV. X 2014 Umur Responden Kerja Tidak Jumlah tahun 2 (50,0) 2 (50,0) 4 (100,0) tahun 2 (20,0) 8 (80,0) 10(100,0) tahun 3 (20,0) 12(80,0) 15(100,0) > 50 tahun 1 (16,7) 5 (83,3) 6 (100,0) Jumlah 8 (22,9) 27(77,1) 35(100,0) Dapat diketahui bahwa yang paling banyak mengalami stres kerja adalah responden dengan umur > 50 tahun yaitu sebesar 83,3%. Sedangkan responden yang paling sedikit mengalami stres kerja yaitu responden dengan umur rentang umurnya tahun sebesar 50,0%. Hubungan Antara Pendidikan Responden dengan Kerja Tabel 2. Hubungan Antara pendidikan dengan Kerja Tenaga kerja di CV. X 2014 Pendidikan Responden Kerja Tidak Jumlah SD 0 (0,0) 2(100,0) 2 (100,0) SMP 6 (33,3) 12(66,7) 18(100,0) SMA 2 (13,3) 13(86,7) 15(100,0) Jumlah 8 (22,9) 27(77,1) 35(100,0) Diketahui bahwa yang paling banyak mengalami stres kerja adalah responden dengan pendidikan SD sebesar 100,0%. Sedangkan responden yang paling sedikit mengalami stres kerja yaitu responden dengan pendidikan SMP sebesar 66,7%. Hubungan Antara Masa Kerja Responden dengan Kerja Tabel 3. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kerja Tenaga Kerja di CV X 2014 Masa Kerja Responden Kerja Tidak Jumlah 0-5 tahun 2 (33,3) 4 (66,7) 6 (100,0) 6-10 tahun 2 (22,2) 7 (77,8) 9 (100,0) tahun 4 (20,0) 16(80,0) 20(100,0) Jumlah 8 (22,9) 27(77,1) 35(100,0) Diketahui bahwa yang paling banyak mengalami stres kerja adalah responden dengan rentang lama kerja antara tahun yaitu sebesar 80,0%. Sedangkan responden yang paling sedikit mengalami stres kerja yaitu responden dengan rentang lama kerja antara 0-5 tahun yaitu sebesar 66,7%. Hubungan antara lingkungan Fisik Kerja dengan Kerja Tabel 4. Hubungan Antara Lingkungan Fisik Kerja dengan Kerja Tenaga Kerja di CV X 2014 Lingkungan Fisik Kerja Kerja Tidak Jumlah Tidak 5 (15,6) 27(84,4) 32(100,0) Nyaman Nyaman 3(100,0) 0 (0,0) 3 (100,0) Jumlah 8 (22,9) 27(77,1) 35(100,0) Diketahui bahwa semua responden yang merasa tidak nyaman mengalami stres kerja yaitu sebesar 84,4% dan tidak ada responden yang merasa nyaman yang mengalami stres kerja.

6 149 The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: Hubungan antara Kerja dengan Tingkat Produktivitas Kerja Tabel 5. Hubungan Antara stres Kerja dengan Tingkat Produktivitas Kerja Tenaga Kerja di CV X 2014 Kerja Rendah Sedang Kerja Tidak 0 6 (0,0) (75,0) 8 4 (29,6) (14,8) Jumlah 8 10 (22,8) (28,6) Tinggi 2 (25,0) 15 (55,6) 17 (48,6) Jumlah 8 (100,0) 27 (100,0) 35 (100,0) Diketahui bahwa pada responden yang paling banyak mengalami stres adalah responden yang tingkat produktivitasnya tinggi yaitu sebesar 55,6 %. Sedangkan responden yang sedikit mengalami stres adalah responden yang tingkat produktivitasnya sedang yaitu sebesar 14,8%. Hasil Observasi Terhadap Lingkungan Fisik Kerja CV. X merupakan gudang besar yang tidak memiliki halaman dan tidak berpagar. Dinding ruang kerja terbuat dari tembok yang bahannya cukup kuat, jika terkena hujan terus menerus, tembok tersebut pun akan rapuh. Warna dinding cerah yaitu putih sehingga dapat membantu pencahayaan di ruang kerja ini. CV ini memiliki sedikit ventilasi sehingga aliran udara dan cahaya pun kurang. Di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali barang-barang produksi yang akan dijadikan kursi. Mulai dari kerangka kursi, spon, kain, lem, kardus, dan peralatan yg digunakan. Semua barang - barang ini ada yang tertata rapi dan ada pula yang tidak. Ruangan ini tidak mempunyai langit-langit, tetapi langsung beratapkan asbes. Lantai ruang kerja terbuat dari cor-coran semen yang sewaktu-waktu bisa retak. Ruang kerja tidak bersekat, akan tetapi terdapat 2 lantai pada ruang kerja ini. Lantai atas hanya terbuat dari tumpukan triplek untuk meletakkan bahan-bahan produksi. Untuk kursi yang sudah jadi, diletakkan di bawah. Penerangan di ruangan ini berasal dari penerangan alami dan buatan. Sinar matahari masuk melalui ventilasi ventilasi kecil di sepanjang dinding baik di lantai bawah maupun atas yang juga berfungsi sebagai jalan masuknya sinar matahari. Sedangkan penerangan buatan berasal dari lampu yang berkekuatan 20 watt dan 10 watt. Jumlah lampu disini ± 6 lampu. Masing-masing lantai terdapat 3 buah lampu yang terdiri dari 20 watt dan 10 watt. Untuk membantu kesejukan udara di dalam ruangan, masing-masing lantai diberi 1 buah kipas angin yang berdiameter ± 30 cm dan letaknya di tengah langitlangit. Walaupun letak kipas angin ini di tengah-tengah, suhu udara di ruang kerja masih saja terasa sedikit panas. PEMBAHASAN Karakteristik Tenaga Kerja Umur Secara deskriptif dari hasil penelitian diketahui bahwa responden yang terbanyak berusia tahun yaitu sebanyak 15 orang (42,9%). Menurut Depkes RI (2009), rentan umur ini dikategorikan dalam umur dewasa akhir. Rentang usia ini walaupun termasuk dalam usia produktif, tetapi sudah mendekati masa lansia awal. Hal ini mulai terjadi penurunan fungsi dan kemampuan tubuh. Adanya penurunan kemampuan tubuh menyebabkan jarang perusahaan yang mencari tenaga kerja di rentang usia ini, sehingga tenaga kerja pada rentang usia ini akan menekuni pekerjaan yang telah di jalaninya dan tidak akan berpindah untuk mencari pekerjaan lain. Sedangkan yang paling sedikit yaitu responden dengan rentang usia tahun sebanyak 4 orang (11,4%). Pada rentang usia ini bisa dikategorikan dalam usia dewasa awal. Pada umumnya masa dewasa awal merupakan masa dimana

7 Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Kerja 150 setiap orang mempunyai banyak impian yang ingin dicapai dan sudah memikirkan kehidupan yang lebih matang, misalnya keinginan untuk menikah. Sehingga pada rentan umur ini tiap individu dituntut untuk berfikir secara luas, tegas dan bertanggung jawab jika ingin sukses. Misalnya mencari pekerjaan yang sesuai keinginan dan bekerja dengan rasa tanggungjawab. Pada rentang usia ini merupakan usia produktif dimana banyak dicari oleh perusahaan. Pada pekerjaan mebel ini umur juga dapat dapat berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Semakin tua umur maka tenaga kerja akan semakin cepat merasa lelah selain itu keterampilan tangan juga semakin berkurang dibandingkan tenaga kerja yang lebih muda. Di dalam pekerjaan ini dibutuhkan orang yang cekatan dan terampil agar menghasilkan mebel (kursi) yang berkualitas. Pendidikan Pembuatan kursi pada perusahaan ini seperti dalam penelitian merupakan suatu pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat pendidikan. Sebenarnya pekerjaan ini bisa dipelajari oleh semua orang tanpa memandang tingkat pendidikan. Pekerjaan ini hanya memerlukan keterampilan yang cekatan. Keterampilan ini bisa didapat dari terbiasa membuat kursi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah SMP yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Sedangkan yang paling rendah adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 2 orang (5,7%). Tingkat pendidikan ini juga tidak berpengaruh terhadap pencapaian hasil tenaga kerja, karena banyak sedikitnya hasil yang didapat tergantung dari keterampilan mereka dalam membuat kursi. Semakin terampil, maka semakin cepat mereka bekerja sehingga akan semakin banyak yang dihasilkan. Masa Kerja Sebagian besar tenaga kerja mempunyai masa kerja antara tahun yaitu sebanyak 20 orang (57,1%). Hal ini berarti sebagian besar dari mereka bekerja sejak bertahun tahun awal berdiri. Hanya 1 orang responden (2,9%) yang mempunyai masa kerja < 1 tahun. Para tenaga kerja tetap bertahan dengan pekerjaannya ini karena tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya rendah dan kurang mendukung untuk mendapatkan pekerjaan yang lain. Mereka berpikir bahwa pekerjaan ini sudah mencukupi untuk kehidupan mereka. Lingkungan Fisik Kerja Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerjanya yaitu sebanyak 32 orang (91,4%) sedangkan yang merasa nyaman sebanyak 3 orang (8,6%). Ketidaknyamanan ini meliputi suhu di dalam ruang kerja yang panas, pencahayaan kurang, ruang kerja yang berdebu dan sedikit tidak rapi di dalam ruang kerja. Ketidaknyamanan ini harus segera diperbaiki karena dapat berefek negatif terhadap tenaga kerja itu sendiri. Menurut pendapat Nurmianto (1996), bahwa ketidaknyamanan dapat menjadi sebuah gangguan atau bahkan dapat menimbulkan efek efek psikologis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, keadaan ruang kerja panas dan berdebu karena kurangnya ventilasi di ruang kerja serta tidak adanya penghijauan di sekitar tempat kerja dan selain itu di daerah ini juga merupakan lalu lintas truk dari berbagai perusahaan yang ada di daerah pergudangan ini. Kurangnya jumlah kipas angin dan jendela yang menghambat aliran udara yang dapat membuat tenaga kerja tidak nyaman. Penerangan juga kurang karena tidak semua lampu dinyalakan, tujuannya agar suhu di dalam ruangan tidak semakin panas.

8 151 The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: Kerja Pada Tenaga Kerja Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami stres kerja yaitu sebanyak 27 orang (77,1%) dan 8 orang responden (22,9%) yang tidak mengalami stres kerja. Menurut Risnawati (2002) mengatakan bahwa dalam lingkup ketenagakerjaan stres kerja merupakan suatu ketidakseimbangan yang ada antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan individu bila kegagalan yang terjadi berdampak penting. Sedangkan menurut Mangkunegara (2002) stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Perasaan tertekan ini bisa disebabkan oleh stresor fisik ataupun stresor sosial. Dengan kata lain stres kerja adalah perasaan tertekan atau suatu ketegangan mental (psikologi) seseorang terkait dengan pekerjaannya yang terjadi karena pengaruh situasi atau peristiwa diri dan lingkungan, baik lingkungan pekerjaan maupun diluar pekerjaannya. Dari penelitian Cohen (1980) dalam Munandar (2001) faktor faktor yag mempengaruhi stres kerja yaitu lingkungan kerja, kondisi diluar lingkungan kerja, dan diri pribadi. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat produktivitas tinggi yaitu sebanyak 17 orang (48,6%), sedangkan responden dengan tingkat produktivitas rendah mempunyai jumlah paling sedikit yaitu 8 orang (22,8%). Produktivitas tenaga kerja yaitu suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk (barang atau jasa) dari seseorang tenaga kerja. Menurut Ravianto (1986) mengatakan bahwa seorang tenaga kerja dinilai produktif jika ia mampu menghasilkan keluaran yang lebih banyak dari tenaga kerja lain dalam waktu yang sama dengan menggunakan sumber daya yang sama atau lebih sedikit dengan mutu yang sesuai standar. Hubungan Antara Umur dengan Kerja Ditinjau dari segi umur, responden yang paling banyak mengalami stres kerja adalah responden dengan umur > 50 tahun yaitu sebesar 83,3%. Secara garis besar persentase tenaga kerja yang mengalami stres kerja ditinjau dari umur, meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Semakin tua umur responden, semakin besar persentase yang mengalami stres kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan Anoraga (1998), yaitu semakin tua umur seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadinya stres kerja, mengingat dengan bertambahnya umur seseorang, maka semakin kompleks pula permasalahan yang akan dihadapi. Menurut Winarti (2001), menyatakan bahwa responden yang lebih rentan mengalami stres kerja adalah yang berusia 41 tahun.berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kontingensi koofisien di dapatkan nilai asosiasinya sebesar 0,228. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,228 berada pada rentang nilai 0,00 0,25 yang berarti memiliki tingkat hubungan lemah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres kerja dengan umur responden. Faktor umur memang sulit untuk di analisis tersendiri karena masih banyak faktor dalam individu lainnya yang ikut berpengaruh terhadap stres kerja. Selain itu dengan bertambahnya umur, pengalaman dan pengetahuan akan bertambah baik serta rasa tanggungjawab yang lebih besar dimana semuanya akan dapat menutupi kekurangan untuk beradaptasi. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kerja Ditinjau dari segi pendidikan, responden yang mengalami stres kerja sebagian besar yaitu 100,0% adalah tenaga kerja yang mempunyai pendidikan SD. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan kontingensi koefisien

9 Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Kerja 152 didapatkan nilai asosiasinya sebesar 0,257. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,257 berada pada rentang nilai 0,00 0,25 yang berarti memiliki tingkat hubungan lemah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres kerja dengan pendidikan responden. Sesuai dengan pendapat Smet (1994), yaitu reaksi terhadap stres berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Sesuai dengan pendapat Smet (1994), yaitu reaksi terhadap stres berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor faktor yang dapat merubah dampak stressor, yaitu faktor umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, temperamen, faktor-faktor genetik, intelegensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, dan kondisi fisik. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kerja Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang paling banyak mengalami stres kerja adalah responden yang lama kerjanya antara tahun yaitu sebesar 80,0% dan yang paling sedikit adalah responden dengan lama kerja 0 5 tahun yaitu sebesar 66,7%. Hasil ini tidak sesuai dengan Atkinson (1991), bahwa semakin sedikit masa kerja seseorang, semakin besar kemungkinan terjadinya stres mengingat masa kerja baru memerlukan adaptasi yang baik. Selain itu tiap individu memiliki daya tahan yang berbeda beda untuk menghadapi stressor yang ada pada setiap individu, sehingga kerentanan turut berperan dalam terjadinya stres. Hubungan antara kedua variabel tersebut dianalisis menggunakan kontingensi koefisien dan didapatkan nilai asosiasinya sebesar 0,184. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,184 berada pada rentang nilai 0,00 0,25 yang berarti memiliki tingkat hubungan lemah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres kerja dengan lama kerja responden. Hubungan Antara Lingkungan Fisik Kerja dengan Kerja Ivancevich dan Matteson mengatakan bahwa stres pada seseorang dapat bersumber dari faktor lingkungan atau yang datang dirinya sendiri (Hidayat, 1998). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang paling banyak mengalami stres kerja sebesar 84,4% adalah responden yang merasa tidak nyaman di lingkungan kerja. Lingkungan fisik dimana seseorang bekerja dapat menjadi sumber timbulnya stres. Merasa senang atau tidak senang bekerja tergantung lingkungan fisik kerja yang mempengaruhi seperti intensitas penerangan, warna dinding, bising yang menganggu, suhu ruangan yang terlalu panas atau mungkin terlalu dingin, ruangan lembab dan bau serta pengaturan ruangan seperti bahan-bahan produksi, meja dan kursi ruang kerja yang tidak menyenangkan (Singgih dan Singgih, 1991). Sebenarnya pihak perusahaan juga sudah melakukan upaya untuk membuat keadaan ruang kerja menjadi nyaman, diantaranya dengan menggunakan lampu sebagai penerangan dan tidak semuanya dinyalakan karena untuk mengurangi suhu panas di dalam ruang kerja. Analisis terhadap kedua variabel ini menggunakan kontingensi koefisien dan didapatkan nilai asosiasinya sebesar 0,490. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,490 berada pada rentang nilai 0,26 0,50 yang berarti memiliki tingkat hubungan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan lingkungan fisik kerja. Hasil ini sesuai dengan Anoraga (1998), yang mengatakan bahwa unsur unsur tertentu seperti suara bising, suhu udara yang tinggi dan banyak kondisi penghambat lain mempunyai kemungkinan sebagi penyebab timbulnya stres kerja dalam lingkungan kerja. Atkinson (1991), juga mengatakan bahwa

10 153 The Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: semakin buruk lingkungan fisik, semakin dapat menimbulkan stres. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan perhatiannya terhadap tenaga kerja, diantaranya dengan melakukan pengukuran iklim kerja sehingga tempat kerja selalu dapat dipantau dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun kebijakan perusahaan dalam rangka peningkatan pengendalian lingkungan kesehatan kerja, sehingga akan memberikan suasana kerja yang lebih nyaman bagi pekerjanya. Serta memberikan saran pada tiap tenaga kerjanya untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja. Hubungan antara Kerja Dengan Tingkat Produktivitas Secara deskriptif dapat diketahui bahwa yang paling banyak mengalami stres kerja adalah tenaga kerja dengan tingkat produktivitas tinggi yaitu sebesar 55,6% dan yang paling sedikit mengalami stres kerja adalah tenaga kerja dengan tingkat produktivitas sedang yaitu sebesar 14,8%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa stres memberikan pengaruh terhadap produktivitas yang tinggi. Akan tetapi stres yang diberikan tidak boleh terlalu banyak karena akan dikhawatirkan dapat menurunkan kinerja kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Selye dalam Munandar 2001, yaitu stres tidak selalu hal yang negatif, bila individu terganggu dan kelelahan maka dapat menimbulkan stres yang merugikan. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan kontingensi koefisien didapatkan nilai asosiasinya sebesar 0,495. Jika dilihat dari tingkat hubungannya, nilai asosiasi 0,495 berada pada rentang nilai 0,26-0,50 yang berarti memiliki tingkat hubungan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan tingkat produktivitas kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Anoraga (1998), yang menyatakan bahwa tekanan emosional yang kurang mendukung motovasi untuk bekerja pada akhirnya menghasilkan stres yang berdampak pada produktivitas dan variabilitas yang besar dalam prestasi kerja. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan memberikan reward kepada tenaga kerja yang dapat menghasilkan produktivitas tinggi, sehingga reward ini akan memberikan motivasi kepada tenaga kerja untuk selalu bekerja yang produktif dan bertanggungjawab. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan perusahaan. SIMPULAN Sebagian besar responden berumur antara tahun, responden dengan tingkat pendidikan SMP adalah yang terbanyak, serta sebagian besar masa kerja responden antara tahun. Sebagian besar responden yaitu 32 orang (91,4%) merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya, dan yang mengalami kenyamanan di lingkungan kerja hanya 3 orang (8,6%). Sebagian besar responden mengalami stres kerja. Sebagian besar responden mempunyai tingkat produktivitas tinggi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan karakterisitik responden seperti umur, pendidikan dan masa kerja. Terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan lingkungan fisik kerja. Sebagian besar responden tidak merasa nyaman. Terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan tingkat produktivitas kerja. kerja terbanyak dialami oleh responden dengan tingkat produktivitas tinggi.

11 Gadis W.Y Putri dan Abdul R. Tualeka, Hubungan Antar Kerja 154 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Panji Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Atkinson, M Mengatasi di Tempat Kerja. Jakarta: Bina Rupa Aksara Gibson, dkk.1995.organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga Hidayat, T Dalam Lingkup Pekerjaan. Majalah Psikiatri, tahun XXXI nomor 3 Mangkunegara P, Anwar Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Munandar, Ashar Sunyoto Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Notoatmodjo, Soekidjo Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurmianto, Eko Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Guna Widya Ravianto, J Produktivitas dan Keluarga. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Uasaha Dan Produktivitas. Risnawanti Hubungan Antara Iklim kerja Dengan Di Tempat Kerja. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Singgih dan Singgih Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Sudirman Hiperkes dan Keselamatan Kerja Kaitannya dengan Ketenangan Kerja. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja Vol XXII no 2 dan 3. Jakarta: Pusat Hiperkes Departemen Tenaga Kerja RI Sudrajat, dkk Manajemen Lingkungan Kerja. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sumakmur P.K Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: Haji Masagung Winarti, N Hubungan Antara Karakterisitik Pekerja dengan Kerja Pada pengemudi Bemo Lyn T2. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SKRIPSI GAMBARAN KELELAHAN KERJA SUBJEKTIF DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (Studi pada Pekerja Bagian Pengemasan di Pabrik Krupuk CV Sumber Barokah Sidoarjo Jawa Timur) Oleh: LINCE VERAWATI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PT. TIMURJAYA DAYATAMA SONDER Jilly F.P. Palar*, Paul A.T. Kawatu*, Adisty A. Rumayar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya page 1 / 5 EDITORIAL BOARD empty page 2 / 5 Table of Contents No Title Page 1 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN STRES KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. X SURABAYA 97-105

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag* PADA *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016 Al-Sihah : Public Health Science Journal 60-68 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016 Hasbi Ibrahim 1, Munawir Amansyah

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pegawai sehingga

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD. PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RUANG SENTRAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTENGGO SEKTOR MINAHASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BITUNG Ariestha Carolin Sariowan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA Oleh : ELVI DINA YUNIATI D11.2012.01487 FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JUNI 2013 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT UNIT IGD DAN ICU DI RS PHC SURABAYA

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT UNIT IGD DAN ICU DI RS PHC SURABAYA HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT UNIT IGD DAN ICU DI RS PHC SURABAYA Nur Cholilah, Indriati Paskarini Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT Sari Andamdewi Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN 2015 (survei pada perawat IGD dan ICU di RSUD Cilacap Jawa Tengah) IRDA MAYASARI LOBO 1) YULDAN

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI Oleh : NIM 101311123051 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6/No. 2/2013: 113-119 KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA Ariana Sumekar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Wira Husada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi modern memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai hal sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam masyarakat, dikenal

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KELELAHAN SUBJEKTIF DENGAN PRODUKTIVITAS PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN DI CV SUMBER BAROKAH

HUBUNGAN TINGKAT KELELAHAN SUBJEKTIF DENGAN PRODUKTIVITAS PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN DI CV SUMBER BAROKAH HUBUNGAN TINGKAT KELELAHAN SUBJEKTIF DENGAN PRODUKTIVITAS PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGEMASAN DI CV SUMBER BAROKAH Lince Verawati Ikatan Alumni Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JALUR UMUM PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG Endang Astiriyani Jurusan Kebidanan POLTEKKES Kemenkes Tasikmalaya email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN USIA DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KOTA MANADO TAHUN 2017 Made Ayu Sawitri*, Grace D. Kandou*, Rahayu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Penelitian Metodologi penelitian berisi diagram alir yang merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian, lihat gambar 3.1.a. Tahapan-tahapan yang ada

Lebih terperinci

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG Septi Nova Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Email : septinova10@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Andri Gunawan e-mail : mixtape.inside.andri@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya usia

Lebih terperinci

vi Universitas Kristen Maranatha

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study is titled "Descriptive Study of Employee Satisfaction on Company Secretariat and Human Resources Division at PT." X "London." The purpose of this study was to obtain a detailed picture

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI

PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI Raden Irham Susetyo, Ika Zenita Ratnaningsih Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei sampai 2 Juni 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada wilayah kerja Puskesmas Nuangan Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat. HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRESS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG ICU RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Deden Iwan Setiawan INTISARI Latar Belakang : Stress adalah suatu

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013 Analisis Hubungan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Industri Bengkel Las Di Kota Pekanbaru Tahun 2013 ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA Yuli Suryani*, Yamtana**, Purwanto** *Alumni Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat lingkungan semakin hari semakin menimbulkan problema kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) Umumnya di

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA UMUR MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2017 Nanne Esterlita Nikita*, Woodford B. S. Joseph*, Harvani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG 1 PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG Kartika Nurhayati, Ari Pradhanawati, Andi Wijayanto Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 Mutiara N.J, 2010; Pembimbing : July Ivone, dr., M.K.K.,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA DI PT. COLOMBUS DAN ELECTRONIC DAN FURNITURE KOTA KOTAMOBAGU Megawati Datunsolang*, Grace D. Kandou*, Paul A.T. Kawatu

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan pada bab 5, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut

Lebih terperinci

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1b Oktober 2017

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1b Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT STRES KERJA DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES KERJA PADA PEGAWAI BPBD KOTA CILEGON Lovely Lady Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon Jl. Jend. Sudirman Km.

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resilience At Work Pada Karyawan Tetap Marketing Asuransi Jiwa di PT. AXA Mandiri di Kota Bengkulu. Tujuannya adalah mengetahui gambaran

Lebih terperinci

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami Teguh Prasetyo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR BAGAN...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR BAGAN...xiii. DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Siswa SMA X Bandung. Penelitian ini dilakukan pada seluruh siswa SMA X. Tujuannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dan kinerja pada buruh pabrik bagian produksi dept. spinning di PT. Bintang Agung Bandung. Metode dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini. Persaingan perusahaan yang mempunyai visi dan misi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009 15 HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009 Aironi Irsyahma, dr. Khairun Nisa B, M.Kes, AIFO Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA Shintia Yunita Arini, Endang Dwiyanti Departemen Keselamatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013 TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013 DISUSUN OLEH : KEVIN DILIAN SUGANDA (100100075) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. Pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia tentunya sangat berperan dalam suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi) PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi) Zulfahmi Septian Dwi Pangestu Mochammad Djudi Mukzam Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya

Lebih terperinci

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Pricilia J.M. Mamahit 1), Paul A.T. Kawatu 1),

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang dibuat sampai tahun 2020 meramalkan gangguan psikis berupa perasaan lelah yang berat dan berujung pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR Iis Mega Arianti, Winarni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan DWI NUGRAHENI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan ini dirasakan hampir disemua sektor industri, salah

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KEKEBALAN TERHADAP STRES PADA SATPAM DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK GAMBARAN KEKEBALAN TERHADAP STRES PADA SATPAM DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK GAMBARAN KEKEBALAN TERHADAP STRES PADA SATPAM DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Putu Ratih Wijayanthi, 2009; Pembimbing : Jan Pieter Togap Sihombing,dr.,M.Kes.,SpKJ Stres merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Ramp Handling Maskapai Penerbangan X di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KESESUAIAN HARAPAN ORANG TUA DENGAN DIRI DALAM PILIHAN STUDI LANJUT DENGAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Dita Dityas Hariyanto NIM 092310101015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian

Lebih terperinci

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mei Sulistyorini

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI

HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI Ratna Wardani, Edvin Ardiantoko, AmarinYudhana STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI Abstrak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN STRES KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. X SURABAYA

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN STRES KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. X SURABAYA ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN STRES KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. X SURABAYA Yohan Ratih F.E., Tjipto Suwandi Departemen Keselamatan dan Kesehatan Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan efek yang negatif yaitu berupa gangguan kesehatan dan keselamatan bagi tenaga kerja maupun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: stres kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA i

ABSTRAK. Kata-kata kunci: stres kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA i ABSTRAK Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, menuntut organisasi untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi agar tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menurut Clonninger (1996) adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA Oleh: KARINA WAHYU ANDRIANI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016 SKRIPSI HUBUNGAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Resilence At Work pada para CEO Start-Up yang tergabung di dalam komunitas X di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU ABSTRAK

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU ABSTRAK HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU Abd Rahman 1, Lusia Salmawati 2, Ignasius Putu Suatama 1* 1, Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 4 () (0) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MEMAKAI ALAT PELINDUNG TELINGA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan

Lebih terperinci