BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Uang Fiat Dari artikel yang ditulis Sutan Dijo (2010) uang fiat adalah alat tukar yang tidak mempunyai nilai intrinsik. Nilai intrinsik adalah nilai yang berasal dari karakteristik fisik yang dimilikinya. Nilai nominal uang fiat ditentukan oleh produsennya yaitu Bank Sentral dan pemerintah. Sedangkan nilai yang sebenarnya tergantung dari total jumlah nominal uang yang tersedia untuk bertransaksi dan nilai riil barang dan jasa yang tersedia ditransaksikan dengan uang tersebut. Uang fiat biasanya berupa uang kertas dan uang koin logam. Selain uang fiat yang mempunyai bentuk fisik, ada juga uang fiat yang tidak mempunyai bentuk fisik yaitu uang giral. Uang giral adalah uang yang diciptakan oleh bank sentral (uang primer) dan bank umum (uang sekunder). Contoh uang giral antara lain rekening giro atau tabungan yang dapat ditukarkan dengan uang fisik sewaktu waktu dengan menggunakan cek. Dijo (2010) juga menerangkan walaupun uang fiat tidak memiliki nilai intrinsik, ia mempunyai fungsi dan kekuatan sebagai alat tukar. Kekuatan dan fungsi tersebut berasal dari otoritas yang dimiliki oleh pemerintah yang 9

2 10 dilekatkan kepada uang tersebut. Pemerintah menetapkan diri sebagai pemegang monopoli untuk memproduksi uang Mata Uang Dolar Amerika Dolar AS adalah mata uang resmi Amerika Serikat. Dolar AS juga digunakan secara luas di dunia internasional sebagai kurs cadangan devisa di luar AS. Penerbitan uang dolar AS dikontrol oleh sistem perbankan Federal Reserve. Beberapa negara lainnya menggunakan dolar AS sebagai mata uang resmi mereka, dan banyak lainnya yang memperbolehkannya digunakan dalam kapasitas legal de facto (id.wikipedia.org). Setelah Perang Dunia II, nilai Dolar AS mengacu pada nilai emas. Pada tahun 1960 pengeluaran pemerintah meningkat, sehingga menyebabkan keraguan kemampuan Amerika Serikat mempertahankan pertukaran ini. Saat itu saham emas menyusut karena bank investor mulai menukarkan mata uang dolar dengan emas dan menyebabkan nilai dolar menurun. Dan akhirnya pada tahun 1971 Presiden Nixon memberhentikan pertukaran emas karena kemungkinan Amerika Serikat tidak dapat menebus dolar dan mengalami kegagalan dalam menghadapi krisis mata uang negara berkembang (Barsamian dan Liem, 2008:54). Setelah itu, Federal Reserve yang merupakan penanggungjawab dalam mempertahankan nilai mata uang Dolar AS terus meningkatkan jumlah uang beredar yang mengakibatkan stagflasi dan penurunan nilai Dolar AS. Stagflasi atau stagflation berasal dari kata stagnation dan inflation. Kata ini

3 11 digunakan pertama kali oleh McLeod di parlemen Inggris tahun Pemicu stagflasi adalah Producer Price Index (PPI) di Amerika yang menunjukkan kenaikan yang tajam di atas perkiraan pasar (Iqbal, 2009:183) Mata Uang Euro Pembentukan mata uang Euro dan Perjanjian Maastricht terkait dengan adanya suatu kesepakatan dalam pertemuan negara-negara Eropa di Roma pada taun 1957 yang merencanakan terbentuknya pasar bersama dan penyatuan militer. Perencanaan ini diharapkan dapat berfungsi ganda yaitu, meningkatkan perdagangan dan usaha perlindungan terhadap negara-negara Eropa dari kerugian hasil Dolar dalam sistem moneter internasional. Secara giral, mata uang ini mulai dipakai sejak tanggal 1 Januari 1999, tetapi secara fisik baru dipakai pada tanggal 1 Januari 2002 (Winantyo dkk, 2008:68). Negara-negara pengguna mata uang Euro adalah : Tabel 2.1. Negara Negara Pengguna Mata Uang Euro No. Tanggal Nama Negara Keterangan Jerman Barat Perancis Menandatangani Treaty of Paris dan mengawali Italia April 1951 pembentukan The European Belanda Coal and Steel Community Belgia (ECSC) Luxemburg 2. Tahun Januari Januari 1995 Denmark Irlandia Inggris Yunani Spanyol Portugis Austria Finlandia Ikut bergabung dalam keanggotan European Union (EU)

4 12 Swedia 5. 1 Januari 2007 Slovenia 6. 1 Januari 2008 Siprus Malta Januari 2009 Slovakia Estonia Andorra 8. - Monako San Marino Vatikan 9. - Montenegro Kosovo Beberapa negara kecil yang memakai Euro Daerah yang diperbolehkan juga memakai Euro Dinar Emas Dinar emas berdasarkan Hukum Syari ah Islam adalah koin emas yang memiliki kadar 22 karat emas (91,70%) dengan berat 4,25 gram (Wakala Induk Nusantara, 2009). Kaum Muslimin menggunakan emas dan perak berdasarkan beratnya dan Dinar Dirham yang digunakan merupakan cetakan dari bangsa Persia. Koin awal yang digunakan oleh kaum Muslimin merupakan duplikat dari Dirham perak Yezdigird III dari Sassania, yang dicetak dibawah otoritas Khalifah Utsman radhiyallahu anhu. Yang membedakan dengan koin aslinya adalah adanya tulisan Arab yang berlafazkan Bismillah. Sejak saat itu tulisan Bismillah dan bagian dari Al Qur an menjadi suatu hal yang lazim ditemukan pada koin yang dicetak oleh Kaum Muslimin (id.wikipedia.org). Dikutip dari artikel Wakala Induk Nusantara (Oktober 2009), Dinar Emas dan Dirham Perak karena terbuat dari logam mulia yaitu emas dan perak, memiliki sifat universal. Karenanya, sejak pertama kali dicetak kembali pada tahun 1992 di Granada Spanyol, kaum muslimin di berbagai tempat lain telah pula mencetak dan mengedarkan Dinar dan Dirham. Selain di Indonesia, Dinar dan

5 13 Dirham juga beredar di Malaysia, Dubai, Afrika Selatan, Maroko, Spanyol, Jerman, Inggris, Swiss, dan Amerika Serikat. Pada Ramadhan 1431 H, Pemerintahan Kelantan, Malaysia secara resmi meluncurkan Dinar dan Dirham. Sebelumnya, pada awal Juni 2010 Shaykh Dr Abdalqadir as Sufi, ulama yang mengajarkan kembali tentang penerapan Dinar Dirham secara resmi telah meluncurkan berlakunya Dinar, Dirham serta Fulus kepada umat Islam sedunia di Cape Town, Afrika Selatan Lindung Nilai (Hedging) Hedging adalah lindung nilai terhadap perubahan mata uang dan biasanya digunakan industri export import yang melibatkan penggunaan mata uang yang berbeda. Menurut fatwa ulama syariah antar bangsa, hedging hanya dibenarkan untuk tujuan (1) melindungi penjual dan pembeli komoditi dari resiko perubahan nilai mata uang (risk management), atau lebih dikenal dengan manajemen resiko yakni proses keseluruhan untuk mengidentifikasi, mengendalikan dan meminimalkan pengaruh dari ketidakpastian suatu kejadian, (2) mengurangi resiko yang dihadapi suatu perusahaan dan untuk meminimalkan kerugian keuangan yang mungkin timbul akibat suatu transaksi bisnis (Dewan Syariah Nasional, 2002).

6 14 Gambar 2.1. Ilustrasi Lindung Nilai Perusahaan perusahaan besar memiliki cara untuk melindungi aset dengan lindung nilai. Misal sebuah perusahaan memiliki utang dalam bentuk valuta asing dengan waktu jatuh tempo lima tahun yang akan datang. Perusahaan akan meneken kontrak pembelian valuta asing pada nilai yang disepakati, dengan tanggal realisasi sesuai jatuh tempo utang. Dalam proses tersebut tentu ada biaya, tetapi biaya tersebut tidak menjadi masalah dalam perusahaan besar. Lebih baik membayar biaya yang dapat diprediksikan daripada menanggung risiko yang tidak terbatas (Tanuwidjaja, 2009:22). Bagi masyarakat kecil, sulit untuk melakukan lindung nilai seperti halnya perusahaan besar karena aset yang dimiliki terbatas serta rumitnya lindung nilai yang dilakukan oleh suatu perusahaan besar. Karena itu, lindung nilai yang

7 15 dapat dilakukan adalah menabung dalam bentuk emas. Emas adalah pelindung bagi nilai dan kekayaan. Biasanya semakin tinggi inflasi, semakin baik kenaikan harga emas. Emas nilainya cenderung stabil dan dianggap tidak punya efek inflasi atau zero inflation effect (Tanuwidjaja, 2009:22). Dalam lindung nilai, ada beberapa jenis lindung nilai yang dibedakan menurut waktu atau jatuh tempo lindung nilai, yaitu: 1. Futures Market Futures market pada awalnya digunakan untuk meminimalisir risiko ketidakpastian hasil panen dan mempertemukan kebutuhan antara petani dan pedagang. Ketidakpastian yang dimaksud adalah ketika terjadi kelangkaan hasil panen, harga panen akan menjadi sangat tinggi. Sedangkan jika hasil panen melimpah, harga panen akan cenderung turun. Untuk mengatasi risiko tersebut, petani dan pedagang bertemu sebelum hari panen tiba dan membuat suatu perjanjian atau kontrak berjangka yang disepakati bersama dan dilaksanakan untuk beberapa waktu kemudian. Pembayaran untuk waktu kemudian sesuai dengan isi perjanjian kontrak futures tersebut. Kontrak futures pada saat ini digunakan juga untuk perdagangan secara elektronik. Sehingga memungkinkan traders untuk memasuki arena perdagangan melalui perangkat komputer dan mempermudah untuk bertemu para penjual dan pembeli (Hull, 2008:3).

8 16 2. Futures Contract Hull (2008:1) menerangkan kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga yang telah disepakati sebelumnya. Harga sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga pada pasar spot, harga bisa lebih tinggi atau bisa juga lebih rendah. Mekanisme Futures Contract adalah pertama kali investor menyetorkan deposit sebagai initial margin dalam perdagangan futures selanjutnya. Kemudian investor akan melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset yang akan diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limit. Nilai dari kontrak futures yang akan datang dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di pasar spot. Pada kontrak futures diperlukan daily settlement dimana apabila nilai aset investor dibawah initial margin maka broker akan memberikan margin call pada investor tersebut (Madura, 2007:125). Kontrak futures dapat digunakan baik pada keuangan maupun komoditi. 3. Futures Contract Commodity Komoditi merupakan aset yang pertama kali diperdagangkan pada pasar futures. Secara hukum, penjual obyek futures berkewajiban untuk menyerahkan obyek kontrak kepada pembeli kontrak futures pada hari penyerahan (delivery date). Namun, pada kenyataannya banyak kontrak yang ditutupi posisinya sebelum delivery date sehingga tidak ada

9 17 penyerahan obyek kontrak. Investor yang melakukan kontrak futures, baik pada posisi short atau long dapat menutup kontraknya dengan mengambil posisi yang berlawanan dari awal kontrak sebelum delivery date (Ismiyanti dan Sasmita, 2011:57). Madura (2007) mengemukakan, perusahaan yang akan menjual suatu komoditi, untuk menutupi risiko penurunan harga, maka perusahaan tersebut hendaknya menjual kontrak futures (long position) yang sesuai dengan komoditi di spot atau setidaknya komoditi lain yang memiliki arah pergerakan harga searah dengan komoditi tersebut. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang akan membeli suatu komoditi, untuk menutupi risiko kenaikan harga, maka perusahaan tersebut hendaknya menjual kontrak futures (long position). 4. Forward Contract Kontrak forward hampir sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang dengan harga tertentu. Perbedaannya adalah kontrak futures diperdagangkan pada lantai bursa sedangkan kontrak forward diperdagangkan pada pasar over-the-counter. Pasar ini merupakan pasar perdagangan alternatif yang menghubungkan dealers melalui jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi pertemuan secara fisik antar dealers (Hull, 2008:5)

10 18 5. Long Hedges Merupakan lindung nilai dimana posisi panjang diambil dalam kontrak berjangka. Suatu long hedging dikatakan tepat apabila perusahaan tahu bahwa ia harus memiliki aset tertentu dikemudian hari dan menutup harga sekarang. Maksudnya adalah jika perusahaan berencana membeli saham dimasa yang akan datang, tetapi perusahaan ingin memastikan harganya, maka perusahaan tersebut harus mengambil kontrak beli di masa yang akan datang. Sehingga, berapapun harga yang diperoleh pada saat jatuh tempo, perusahaan akan tetap membeli saham sesuai dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya (Hull, 2008:47). 6. Short Hedges Short hedges dikatakan sesuai bila hedger telah memiliki aset sendiri dan mengharapkan dapat menjual pada suatu waktu yang akan datang. Short hedges merupakan ketepatan dari hedger yang telah memiliki sejumlah aset dan akan menjual aset tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah pasti (Hull, 2008:47). Short hedges juga dapat digunakan untuk aset yang tidak dimiliki pada saat ini, namun akan dimiliki pada suatu waktu dimasa yang akan datang. Sebagai contoh seoarang eksportir yang akan menerima dolar pada 5 (lima) bulan kedepan. Eksportir akan merealisasikan keuntungan jika nilai dolar menguat relatif terhadap rupiah. Posisi short futures akan menyebabkan kerugian jika nilai dolar mengalami penguatan dan memperoleh keuntungan jika nilai dolar mengalami penurunan.

11 Bukti Kestabilan Dinar Emas Ketika membahas tentang Koin Dinar Islam, itu pasti membicarakan tentang emas. Oleh karenanya segala sesuatu yang terjadi di dalam pasar emas, juga akan mempengaruhi Dinar Emas. Iqbal (2009) meringkaskan delapan hal yang harus diketahui tentang emas, yaitu: 1. Emas adalah komoditi yang spesial dan unik. Emas digali di perut bumi dan terakumulasi di permukaan. Emas tidak dikonsumsi, jadi jumlahnya terus bertambah. Meskipun demikian emas selalu menjadi barang langka karena seluruh emas yang ada di permukaan bumi saat ini diperkirakan hanya berkisar antara ton ton saja. 2. Suplai emas dunia terbatas pada yang berada di permukaan bumi. Karena tidak dikonsumsi, maka total supply emas diseluruh dunia sama dengan jumlah seluruh emas dipermukaan bumi. Kenaikan setiap tahun supply ini berkisar antaranya 1,5% - 1,7%. 3. Emas adalah uang sepanjang zaman. Emas selalu menjadi uang dalam sejarah manusia, diakui ataupun tidak. Fakta pemerintahan pemerintahan di dunia mengendalikan nilai uang kertasnya dengan mempengaruhi supply emas di pasar adalah sebuah pengakuan bahwa emas adalah uang yang sebenarnya. 4. Emas adalah alternatif dari US$ dan mata uang kertas lainnya. Seluruh mata uang kertas turun nilainya dari waktu ke waktu karena uang baru selalu bisa dicetak kapan saja dan berapa saja sesuai kehendak

12 20 pemerintah. Yang memiliki daya beli yang nyata adalah emas, bukan US$, Rupiah, atau mata uang kertas lain. 5. Daya beli emas stabil sepanjang zaman. 6. Nilai emas ditentukan oleh pasar. Meskipun pemerintahan di dunia berusaha memengaruhi harga emas dunia, kemampuan pemerintahan tersebut terbatas dan semakin lama semakin habis pengaruhnya. 7. Emas selalu dalam kondisi Bull Market Dalam jangka panjang, harga emas dapat naik 10 kali lipat dalam kurun waktu 14 tahun dan tidak ada yang menghalangi kenaikan harga emas tersebut. Tetapi dalam jangka pendek, harga emas selalu bergejolak naik turun seperti yang ada pada gambar grafik di bawah. Gambar 2.2. Grafik Harga Dinar 3 Tahun Terakhir

13 21 8. Beli emas dalam bentuk fisik ( berupa koin atau batangan ). Disarankan jangan hanya membeli emas dalam bentuk sertifikat dan mengandalkan sistem perdagangan modern yang menggantungkan emas pada surat berharga, surat hutang, dan sejenisnya. Penggunaan emas secara fisik jauh lebih aman untuk keperluan investasi dan lindung nilai. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwi Safarina (2008) mendapatkan kesimpulan diantaranya: Dalam 3 periode waktu yang diteliti menunjukkan bahwa stabilitas daya beli dinar emas terhadap minyak dunia berbeda signifikan antara satu periode dengan periode yang lain. Perbedaan tersebut terjadi pada tiap periode. Namun pada periode 3 harga minyak dalam Dinar lebih berfluktuasi antara lain disebabkan oleh sistem moneter dunia yang tidak lagi memakai emas sebagai acuan. Pada periode setelah Bretton Wood System menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar Dolar Amerika Serikat, mata uang utama dunia (DXY Index), suku bunga Federal Reserves (Fedfund Rate), pertumbuhan ekonomi duna (MSDUWIL Index), dan tingkat inflasi Amerika (CPICHNG Index) mempunyai dampak yang signifikan terhadap pergerakan emas dunia. Mengenai daya beli uang Dinar Emas, dapat diketahui dari Hadits berikut: Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata:

14 22 Saya mendengar penduduk bercerita tentang Urwah, bahwa Nabi saw. memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau. Lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi saw. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung. (HR Bukhari) Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa harga kambing yang wajar pada zaman Rasulullah S.A.W. adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah S.A.W. adalah orang yang adil, tentu beliau tidak akan menyuruh Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebih. Fakta kedua ketika Urwah menjual salah satu kambingnya, ia menjualnya dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar. Ini karena kepandaiannya berdagang, sehingga dalam hadits tersebut ia didoakan secara khusus oleh Rasulullah S.A.W. Jika harga kambing berukuran sedang adalah satu Dinar, yang kecil setengah Dinar, dan yang besar dua Dinar pada zaman Rasulullah S.A.W. maka sekarangpun dengan harga setengah sampai dua Dinar (1 Dinar pada tanggal 5 Maret 2013 = Rp ,-) telah dapat membeli seekor kambing di manapun di seluruh dunia. Ini membuktikan bahwa setelah lebih dari 14 abad, daya beli Dinar Emas tetap stabil.

15 Teori Akuntansi Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association adalah Accounting as the process identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgements and decisions by users of the information. Informasi ekonomi adalah informasi yang berkaitan dengan berbagai situasi yang melibatkan keterbatasan sumber daya. Proses akuntansi ini diakhiri dengan tersedianya laporan keuangan (en.wikipedia.org). Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan pilihan diantara alternatif alternatif tindakan. Penggunaan informasi akuntansi tersebut untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional (Sulfa, 2009:3). Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan, dan implementasi keputusan keputusan perusahaan (Arnold and Hope, 1990). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk bentuk yang sesuai (Sulfa, 2009:3) Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang lindung nilai, dinar emas, emas, dan yang terkait dengan penelitian ini yang telah dilakukan terlebih dahulu dan digunakan sebagai penelitian acuan, adalah:

16 24 No Nama Peneliti dan Metode Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian 1. Nama : Dwi Safarina (2008) Judul : Mengukur Stabilitas Emas Sebagai Alternatif Nilai Statistik Deskriptif Hasil penelitian yang diperoleh adalah stabilitas daya beli Dinar Emas terhadap minyak dunia Tukar: Peluang dan berbeda secara signifikan antara Tantangan Bagi Perdagangan Internasional beberapa periode yang diteliti. Dinar Emas dapat dijadikan alternatif nilai tukar antar negara yang tergabung di dalam OKI. 2. Nama : Rika Triana (2009) Statistik Dari penelitian yang dilakukan Judul : Perbandingan Deskriptif risiko akan lebih kecil dalam Kestabilan dan Risiko Nilai perdagangan internasional jika Tukar Dolar AS, Euro, dan memakai Euro jika nilai Dinar Emas dalam tukarnya diukur memakai Denominasi Rupiah untuk rupiah, dan merupakan mata Pengambilan Keputusan uang yang stabil. Hedging dan Investasi 3. Nama : Nadhirah Nordin Kualitatif Konsep lindung nilai sesuai (2011) dengan syariah Islam. Tetapi Judul : Opsyen Sebagai instrumen derivatif yang Mekanisme Lindung Nilai digunakan harus dipahami agar dalam Kontrak Pertukaran tidak berlawanan dengan tujuan Mata Wang Islam akad. 4. Nama : Fitri Ismiyanti dan Hendra Ima Sasmita (2011) Statistik Deskriptif Dari penelitian yang dilakukan keduanya, rasio risiko yang Judul : Efektifitas Hedging, didapat olein lebih besar Kontrak Futures Komoditi daripada rasio risiko terhadap Emas dengan Olein emas. Tetapi penanganan risiko sistematis oleh hedger emas dan hedger olein sama sama efektif. 5. Nama : M. Bahrul Ilmi (2011) Kualitatif Didapatkan kesimpulan bahwa

17 25 Judul : Analisis Kelayakan Dinar dan Dirham layak jika Dinar dan Dirham Sebagai disebut sebagai mata uang Mata Uang Terhadap karena menurut standar mata Transaksi di Indonesia uang Dinar dan Dirham sudah memenuhi syarat tersebut. Tetapi karena masih sedikit negara pencetak Dinar dan Dirham juga karena peredaran uang fiat (uang kertas) masih sangat tinggi, masyarakat yang mengenal mata uang Dinar Emas dan Dirham Perak ini masih sangat sedikit 6. Nama : Satsya Yoga B. (2012) Judul : Analisis Nilai Hasil Statistik Deskriptif Untuk investasi jangka panjang, berinvestasi emas yang berupa Investasi Deposito Rupiah, Dinar Emas lebih Deposito Dolar Amerika dan menguntungkan karena dari Dinar Emas dengan Emas tahun ke tahun nilai emas Sebagai Alat Ukur semakin bertambah dan tetap stabil nilai kenaikannya. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ada beberapa hasil penelitian yang mempunyai kesimpulan yang sama. Kesimpulan tersebut menyatakan bahwa emas memiliki nilai yang stabil. Emas juga merupakan investasi yang paling menguntungkan. Karena jika menggunakan emas, nilainya akan terus bertambah dan kenaikannya selalu stabil. Bentuk investasi emas yang disarankan berupa koin Dinar Emas. Dinar Emas pernah digunakan sebagai alat tukar pada jaman Rasulullah S.A.W. Tetapi seiring berjalannya waktu dan pengaruh dari beberapa negara adidaya, koin Dinar Emas atau emas itu sendiri mulai tidak digunakan sebagai alat tukar dengan alasan persediaan emas dunia yang semakin menipis.

18 26 Ditemukan juga hasil penelitian yang menyatakan mata uang Euro memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan Dolar Amerika dan Rupiah. Euro juga merupakan mata uang yang paling stabil saat ini. Jadi, Euro bisa dijadikan alternatif alat tukar utama dalam perdagangan internasional. Hal ini dikarenakan mata uang acuan utama yaitu Dolar Amerika mengalami ketidakstabilan selama beberapa tahun terakhir. Untuk itu, agar meminimalisir risiko akibat fluktuasi mata uang digunakan lindung nilai. Sebagian besar penelitian menyatakan, emas lebih baik dalam melindungi nilai. Untuk membuktikan pernyataan tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan menggunakan obyek penelitian Dolar Amerika, Euro, dan Dinar Emas Kerangka Pemikiran Lindung nilai atau hedging berarti membuka dua posisi yang berlawanan sehingga meskipun harga naik atau turun nilai yang akan dibayar tetap sama. Hedging juga dikenal dengan locking, istilah ini diambil karena saat seorang investor memakai teknik lindung nilai, posisinya terkunci sehingga nilai keuntungan dan kerugian selalu bergerak beriringan (Ishak dkk, 2011:8). Menurut Srie Nuning (2008) terjadinya krisis moneter dan ekonomi yang menimpa Indonesia membuat banyak orang kembali menengok emas sebagai mata uang. Nilai mata uang yang berlaku saat ini tidak berstandar pada nilai instrinsik yang dikandungnya. Implikasinya, nilai mata uang menjadi tidak stabil dan bergejolak.

19 27 Kerangka pemikiran penelitian ini menganalisis Dolar Amerika, Euro, dan Dinar Emas dengan alat ukur emas untuk mengetahui kelayakannya sebagai lindung nilai. Kerangka pemikiran yang digunakan : Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Dolar Amerika (US$) Euro ( ) Dibandingkan dengan Emas Analisa kelayakan Sebagai lindung nilai Dinar Emas Kehandalan nilai Informasi Akuntansi 2.6. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: 1. Ho 1 : Mata uang Dolar Amerika sebagai lindung nilai lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mata uang Euro. Ha 1 : Mata uang Dolar Amerika sebagai lindung nilai tidak lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mata uang Euro.

20 28 2. Ho 2 : Dinar Emas sebagai lindung nilai lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mata uang Dolar Amerika. Ha 2 : Dinar Emas sebagai lindung nilai tidak lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mata uang Dolar Amerika. 3. Ho 3 : mata uang Dolar Amerika dan mata uang Euro lebih stabil dibandingkan dengan Dinar Emas Ha 3 : mata uang Dolar Amerika dan mata uang Euro tidak lebih stabil dibandingkan dengan Dinar Emas. 4. Ho 4 : mata uang Dolar Amerika dan mata uang Euro lebih handal dibandingkan dengan Dinar Emas dalam Informasi Akuntansi. Ha 4 : mata uang Dolar Amerika dan mata uang Euro tidak lebih handal dibandingkan dengan Dinar Emas dalam Informasi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. hitungan menit maupun detik. Berkembangnya teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. hitungan menit maupun detik. Berkembangnya teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena fluktuasi kurs mata uang dunia bukan merupakan hal baru dalam dunia perekonomian dunia. Perubahan nilai mata uang tersebut terjadi bukan hanya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan

I. PENDAHULUAN. Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan Fiat Money. 1 Mata uang ini telah sangat luas digunakan oleh masyarakat dunia sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hedging atau Lindung Nilai Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah dengan mengeleminasi semua risiko, namun perfect hedging

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang pesat. Investasi menjadi sangat penting bagi suatu negara, organisasi maupun individu untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar finansial telah menimbulkan dampak munculnya beragam produk investasi, mulai dari yang konvensional hingga yang kepada produk-pruduk terstruktur.

Lebih terperinci

MENGENAL EMAS LOCO LONDON

MENGENAL EMAS LOCO LONDON MENGENAL EMAS LOCO LONDON PENDAHULUAN Emas merupakan salah satu jenis komoditi yang paling banyak diminati untuk tujuan investasi. Di samping itu, emas juga digunakan sebagai standar keuangan atau ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perbedaan pasar uang dan pasar modal yaitu: 1. Instrumen yang diperjualbelikan pasar modal yang diperjualbelikan adalah adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti

Lebih terperinci

Perlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI,

Perlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI, 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank sebagai badan usaha yang menjalankan fungsi utamanya selaku penghimpun dan penyalur dana masyarakat memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda Tis ah al-asy ari al-rizki mi al-tijjarah, bahwa perolehan rizki itu 90% berasal dari perdagangan. Perdagangan dapat diklasifikasikan kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1 Sejarah Valuta Asing Dollar Amerika Serikat, dan Dollar Australia

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1 Sejarah Valuta Asing Dollar Amerika Serikat, dan Dollar Australia BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Valuta Asing Dollar Amerika Serikat, dan Dollar Australia III.1.1 Sejarah Valuta Asing Perdagangan Valuta Asing sendiri telah lama ada sejak ditemukannya teknik konversi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi para investor, pelaku usaha, dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi para investor, pelaku usaha, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar komoditi dan pasar keuangan merupakan jenis pasar yang memiliki pengaruh besar dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Kedua pasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG ---- BARANG Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG BARANG BARANG III BARANG UANG BARANG CONTOH BARTER

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

Uang Dalam Perekonomian

Uang Dalam Perekonomian Uang Dalam Perekonomian Pengertian Uang Uang adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi Uang memiliki dua nilai, yaitu nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal adalah nilai yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/7/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/16/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan Kestabilan..., Rika Triana, Program Pascasarjana UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan Kestabilan..., Rika Triana, Program Pascasarjana UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat akhir tahun 2008 merambah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Hampir semua pasar keuangan terimbas krisis finansial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian. Inflasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Pertemuan ke-2

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Pertemuan ke-2 SISTEM MONETER INTERNASIONAL Pertemuan ke-2 PENGANTAR Sistem moneter dapat didefinisikan sebagai kerangka kerja institusional saat (1) Pembayaran internasional dilakukan. (2) Pergerakan modal diakomodasi.

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia adalah satu-satunya penerbit mata uang Rupiah dan bertanggung jawab dalam mempertahankan stabilitas Rupiah. Sejak tahun 1970, Indonesia telah

Lebih terperinci

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

DinarHidayah 1.0. Toko Dinar Emas & Dirham Perak DAFTAR ISI. website :

DinarHidayah 1.0. Toko Dinar Emas & Dirham Perak DAFTAR ISI. website : DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 e-book 1.0 DinarHidayah Toko Dinar Emas & Dirham Perak website : http://dinarhidayah.blogspot.com Dinar Emas & Dirham Perak Apa itu Dinar Emas?... 2 Apa itu Dirham Perak?...

Lebih terperinci

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana) Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana) Nama : Ni Putu Era Larasati NIM : 1306205054 ABSTRAK Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

Apakah Forex Trading Itu?

Apakah Forex Trading Itu? SEBUAH PENGANTAR Apakah Forex Trading Itu? Pada dasarnya, pasar forex adalah di mana bank, bisnis, pemerintah, investor, dan pedagang datang untuk menukar mata uang. Pasar forex juga populer disebut fx

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun bisa dipastikan mengandung risiko.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1) Landasan Teori 2.1.1 Hedging Hedging adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan multinasional untuk melindungi perusahaan dari eksposur terhadap valuta

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOMODITAS EMAS. Emas dalam sejarah manusia ditemukan sejak tahun 5000 SM, ada yang

BAB II DESKRIPSI KOMODITAS EMAS. Emas dalam sejarah manusia ditemukan sejak tahun 5000 SM, ada yang 9 BAB II DESKRIPSI KOMODITAS EMAS 2.1 Sejarah Emas Emas dalam sejarah manusia ditemukan sejak tahun 5000 SM, ada yang menyebutkan ditemukan oleh bangsa Mesir. Emas bersama tembaga dan perak adalah logam

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang dalam pertumbuhan perekonomian, maka indonesia memerlukan dana dalam jumlah besar atau adanya dana. Dalam perekonomian indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera No.224, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank Asing. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5744). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban No.94, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Lindung Nilai. Transaksi Swap. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5881) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS Oleh : Nashra Kautsari IX A. Bentuk-Bentuk Uang Disertai Arti Definisi / Pengertian 1. Uang Fiat / Uang Token Uang fiat adalah uang yang nilai nominalnya

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13 OPSI VERSUS FUTURES Kontrak berjangka (futures) merupakan salah satu bentuk sekuritas derivatif. Perbedaan mendasar karakteristik kontrak futures dari opsi,adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB II UANG DAN BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI UANG 2. SYARAT UANG 3. PERAN/ FUNGSI UANG 4. NILAI WAKTU DARI UANG 5. BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI

Lebih terperinci

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka DAFTAR ISI Deskripsi... 2 Manfaat Perdagangan Berjangka Komoditi.. 3 Mekanisme Transaksi Multilateral... 4 Produk Multilateral... 5 Perbedaan Multilateral dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Untuk bisa mengukur tingkat perkembangannya, terdapat beberapa indikator yang

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa efek merupakan lembaga yang menyelengarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

SISTEM MONETER INTERNASIONAL SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sejarah sistem Moneter Internasional 1. Zaman Emas (1876-1913): penggunaan emas sebagai standar alat tukar Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia menuntut berbagai prasyarat untuk mencapai keberhasilannya. Salah satunya adalah keterlibatan sektor

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Resiko Risiko merupakan kerugian yang diakibatkan oleh sebuah kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian

Lebih terperinci

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Pihak Domestik. Bank. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5926) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini investasi adalah cara untuk menjaga kekayaan dan menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang serba canggih, membuka peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan transaksi perdagangan antar negara yang memiliki perbedaan mata uang. Perdagangan internasional dapat dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KAJIAN SINGKAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Indeks DJIA, Indeks Nikkei 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode 2013-2014 ini, maka dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya

Lebih terperinci