TINGKAT KESADARAN PRAMUWISATA TERHADAP BRANDING WONDERFUL INDONESIA DAN PESONA INDONESIA: STRATEGI PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA
|
|
- Sri Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINGKAT KESADARAN PRAMUWISATA TERHADAP BRANDING WONDERFUL INDONESIA DAN PESONA INDONESIA: STRATEGI PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA Level Awareness of Tourist Guide Toward Wonderful Indonesia and Pesona Indonesia Branding: Tourism Destination Marketing Strategy Rakhman Priyatmoko Peneliti Pada Asdep Litbang Kebijakan Kepariwisataan Gd. Sapta Pesona, Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta PENDAHULUAN Indonesia sedang bersaing ketat dengan negara lain dalam mempromosikan destinasi pariwisatanya, karena itu Indonesia juga harus mempunyai branding pariwisata yang merepresentasikan keunggulan produkproduk pariwisata kepada calon wisatawan baik mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnus). Pemilihan sebuah brand dalam promsi pariwisata Indonesia bukanlah hal mudah. Karena brand yang digunakan haruus merepresentasikan keindahan destinasi wisata yang dimiliki Indonesia secara keseluruhan. Branding Wonderful Indonesia kemudian dukukuhkan sebagai branding pariwisata Indonesia terutama untuk promosi ke mancanegara pada tahun 2014 bersanding dengan Pesona Indonesia untuk branding pariwisata nusantara. Sektor pariwisata Indonesia menargetkan kunjungan 20 juta kunjungan wisman dan 275 juta perjalanan wisnus pada tahun 2019 (Kemenpar, 2015). Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan strategi pemasaran pariwisata yang tepat sehingga efektif menarik lebih banyak wisman untuk berkunjung. Selain strategi pemasaran yang tepat, kebijakan lain seperti penguatan infrastruktur pariwisata, memperbanyak produk wisata (diversifikasi), dan menjaga stabilitas keamanan juga perlu terus ditingkatkan. Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia sebagai branding pariwisata diharapkan akan didukung oleh semua pemangku kepentingan bidang pariwisata di Indonesia termasuk pelaku usaha (bisnis), dan pemerintah daerah. Dalam strategi pengembangan pe- Rakhman Priyatmoko: Tingkat Kesadaran Pramuwisata Terhadap Branding 83 Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia: Strategi Pemasaran Destinasi Pariwisata halaman:
2 masaran pariwisata Indonesia, para pemangku kepentingan yang terdiri dari lima aktor utama yaitu pemerintah, pelaku Industri, akademisi, masyarakat, dan media (pentahelix), diharapkan dapat berperan aktif dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Semua aktivitas kepariwisataan baik offline maupun online seyogyanya dapat menyertakan logo brand Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat brand awareness pramuwisata di Provinsi DIY terhadap branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Branding merupakan alat untuk menanamkan kesan kualitas (quality image) dari produk-produk pariwisata kepada wisatawan, oleh karena itu pramuwisata diharapkan dapat berperan aktif dalam mempromosikan branding pariwisata Indonesia kepada para wisatawan tersebut. Untuk dapat menyampaikan pesan dari sebuah branding dengan baik, maka tingkat brand awareness yang tinggi dari para pramuwisata sangat diperlukan. Hal ini juga sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat strategi pemasaran pariwisata Indonesia. Kesan pertama (first impression) wisatawan terhadap pariwisata Indonesia dapat diperoleh dari pramuwisata yang mendampinginya. Karena itu, pramuwisata harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang branding. Gambaran awal mengenai branding merupakan informasi yang perlu diketahui oleh wisatawan untuk menambah pengetahuan ten-tang destinasi pariwisata negara yang dikunjungi. Mitra tour and travel yang berinteraksi langsung dengan wisatawan, pramuwisata idealnya mempunyai tingkat brand awareness yang tinggi terhadap branding pariwisata Indonesia. Jika penyedia jasa tidak memahami identitas dari produk-produk tersebut maka pemasaran pariwisata Indonesia akan cenderung bergerak dengan lambat dan dikhawatirkan dapat dikalahkan oleh negara pesaing. Harapan akan tingkatan brand awareness yang tinggi dari para pramuwisata sangat mungkin tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, mengingat porsi budget untuk strategi penguatan branding di masa lalu porsinya tidak sebesar seperti pada masa sekarang. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian pendahuluan yang dapat memberikan gambaran mengenai tingkat brand awareness pramuwisata Indonesia terhadap branding 84 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
3 Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Dari uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat brand awareness pramuwisata terhadap branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia sebagai strategi pemasaran destinasi pariwisata? Pemilihan Provinsi DIY memang belum dapat mewakili kondisi umum pramuwisata Indonesia secara keseluruhan, tetapi diharapkan dapat memberikan tambahan refrensi dalam melaksanakan kajian yang berkaitan dengan brand awareness khususnya tehadap pramuwisata di Indonesia. Selain itu juga untuk menyosialisasikan branding tersebut kepada pemangku kepentingan bidang pariwisata di daerah, serta menanamkan kesadaran kepada para pramuwisata pentingnya penggunaan brand dalam kegiatan kepariwisataan, sekaligus memberikan gambaran kepada pihak terkait mengenai efektivitas penggunaan brand Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia di daerah. Provinsi DIY dipilih menjadi lokasi penelitian, karena provinsi ini yang mempunyai atraksi wisata yang cukup lengkap dan beragam baik berbasis alam (nature), maupun berbasis budaya (culture). Provinsi ini juga merupakan salah satu pintu masuk menuju Candi Borobudur sebagai salah satu kekayaan sejarah Indonesia dan terdaftar sebagai World Cultural Heritage di UNESCO. Kedua hal tersebut menjadi pertimbangan utama kenapa Provinsi DIY menjadi lokus penelitian, selain karena database mengenai pramuwisata cukup tersedia dan terwadahi dengan baik melalui asosiasi profesi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi DIY. Secara statistik, Provinsi DIY bukan merupakan penyumbang kunjungan wisman terbesar di Indonesia, bahkan secara peringkat tidak masuk dalam tiga besar kawasan great pariwisata yaitu Provinsi Bali, DKI Jakarta dan Kepri (Batam), meski demikian, data statistik kunjungan wisman ke provinsi ini terutama yang tercatat pada Pintu Masuk Bandara Adi Sucipto menunjukkan trend positif terutama dalam lima tahun terakhir ( ). Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Rakhman Priyatmoko: Tingkat Kesadaran Pramuwisata Terhadap Branding 85 Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia: Strategi Pemasaran Destinasi Pariwisata halaman:
4 Kunjungan Wisman Melalui Bandara Adi Sucipto Sumber: BPS, 2015 (diolah kembali oleh Kemenpar) Dari grafik diatas terlihat bahwa angka kunjungan wisman ke Provinsi DIY dari tahun 2010 s.d 2014 pertumbuhannya cenderung positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 45,98% atau naik sebesar kunjungan dibanding tahun 2012 yang sebesar kunjungan. Untuk tahun 2014 pertumbuhannya tetap positif meski hanya mengalami peningkatan sebesar kunjungan atau hanya 3,65%. Brand awareness atau kesadaran merek merupakan bagian dari brand equity atau ekuitas merek. Ekuitas merek diartikan sebagai: a set of asstets (and libilities) linked to a brand s name and symbol that adds to (or substract from) the value provided by a product or service to a firm or that fims s customer (Rangkuti 2009:39). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa ekuitas merek berkaitan erat dengan liabilitas yang dimiliki sebuah merek dan terdiri dari sejumlah aset. Aset-aset dari ekuitas merek yaitu, brand awareness yang merupakan tingkatan kesadaran pelanggan terhadap merek, perceived quality (kesan kualitas) yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas produk, brand association (asosiasi merek) yaitu segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek, dan brand loyalty (loyalitas merek) yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek (Rangkuti 2009:39-60) Brand awareness diartikan sebagai kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Durianto dkk 2007:54). Brand awareness terbagi menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan paling rendah dari brand awareness adalah una ware of brand (tidak menyadari merek), level kedua adalah brand recognition (pengenalan merek), atau disebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan (aided recall). Tingkatan berikutnya adalah tingkatan brand recall (pengingatan kembali merek), atau tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall). Tingkatan yang terakhir dalah top of mind (kesadaran puncak pikiran) dari konsumen terhadap merek tertentu (Durianto dkk, 2007:55-56). Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut: 86 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
5 Gambar 2. Piramida Brand Awareness Sumber: Durianto dkk, (2009) Wonderful Indonesia dan pesona Indonesia dikukuhkan sebagai branding pariwisata Indonesia melalui Keputusan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor KM.03/UM.001/MP/2014 tentang Logo Wonderful Indonesia dan/atau Logo Pesona Indonesia. Logo Wonderful Indonesia atau logo Pesona Indonesia terdiri dari komponen logo burung yang disebut logogram, dan tulisan Wonderful dan Indonesia atau Pesona dan Indonesia yang disebut logotype. (Kemenpar, 2014) Dalam penerapannya di berbagai media, kedua komponen logo ini tidak boleh dipisah. Aspek fisik dibentuk dari unsur logo berupa gambar yang terinsipirasi dari burung garuda dan tulisan atau wording Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Aspek filosofis dibentuk dari makna dibalik logo dan tulisan yang digunakan. Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia adalah janji pariwisata Indonesia kepada dunia. Kata Wonderful atau Pesona mengandung janji bahwa Indonesia kaya dengan ketakjuban, dari segala aspek manusia maupun alamnya, yang mengusik kalbu dan menjanjikan pengalaman baru yang menyenangkan. Konsep logo terinspirasi dari burung yang suka berkelompok melambangkan hidup damai antar sesama di alam sentosa. Burung juga satwa dengan populasi terbesar di Indonesia dan menjadi lambang bangsa. Rentangan sayap berarti keterbukaan, hasrat untuk terbang jauh, melintas batas. Sifatnya semesta, dikenali oleh semua. Tulisan Indonesia berwarna hitam yang lebih besar daripada Wonderful atau Pesona mengedepankan dan memperkuat Indonesia diantara persaingan pariwisata internasional. Filosofi bentuk logo luwes, serba lengkung, tanpa sudut persegi ataupun garis lurus, memaknakan besarnya arti keseimbangan dan keselarasan manusia dengan alam dan antar sesama di bumi (Kemenpar, 2014). Bentuk desain pada logo masih menggunakan lima Rakhman Priyatmoko: Tingkat Kesadaran Pramuwisata Terhadap Branding 87 Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia: Strategi Pemasaran Destinasi Pariwisata halaman:
6 komponen warna yang masingmasing memiliki makna berbeda. Warna biru melambangkan kesemestaan. Hijau melambangkan kreativitas, ramah pada alam, dan keselarasan. Jingga berarti inovasi, keterbukaan, dan semangat pembaruan. Ungu menjadi daya imajinasi keimanan, serta kesatuan lahir dan batin. Magenta merupakan berarti keseimbangan akal sehat dan sifat praktis (Kemenpar, 2014). Logo branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Logo Wonderful Indonesia dan Peson Indonesia Beberapa penelitian tentang brand awareness yang pernah dilakukan diantaranya adalah Tinjauan Kesadaran Merek Pariwisata Indonesia Wonderful Indonesia. Penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2014 oleh peneliti Asdep Litbangjakpar tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana brand pariwisata Wonderful Indonesia dikenali oleh para wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia. Penelitian ini memberikan gambaran (deskripsi) brand awareness atau kesadaran merek wisman yang berkunjung ke Indonesia. Penelitian tersebut mengambil sampel wisman yang berkunjung melalui pintu masuk Bandara Soekarno Hatta, Jakarta sebagai responden atau subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 44% responden belum mengenal brand pariwisata Indonesia, sedang-kan 56% menyatakan sudah mengenal brand pariwisata Indonesia (Maulana, 2014). Meskipun sama-sama meng-angkat tema mengenai brand awareness, perbedaan men-dasar dengan penelitian ini terletak pada subyek penelitian dimana wisman menjadi subyek penelitian, dan bukan pramu-wisata. Penelitian selanjutnya berjudul: Analisis Pengaruh Brand Image dan Brand Awareness Terhadap Brand Loyalty dan Dampaknya Terhadap Brand Equity. Penelitian ini dilakukan oleh dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana merek (brand) Simpati dapat mempengaruhi segala keter- 88 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
7 tarikan konsumen terhadap merek Simpati. Metode penelitian kuantitatif dengan instrument pengumpulan data menggunakan kuesioner. Responden untuk penelitian ini adalah pengguna kartu prabayar Simpati yang masih aktif menggunakan produk tersebut di kota Semarang dengan jumlah responden sebanyak 148 orang. Metode kuantitatif meliputi validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis melalui uji F, uji t dan koefisien determinasi (R2). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier. Dan pada penelitian ini menggunakan uji sobel untuk mendeteksi variabel interveningnya yaitu brand loyalty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image dan Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty, selanjutnya Brand Loyalty diterima sebagai media intervening dalam memediasi brand image dan brand awareness terhadap brand equity (Andrologi, 2014). Perbedaan mendasar dari penelitian ini adalah subyek penelitian yaitu konsumen dari provider layanan komunikasi dan bukan pramuwisata. Tujuan utama dari penelitian bukan mengukur tingkat brand awareness tetapi mengukur sejauh mana pengaruh variable brand image dan brand awareness terhadap brand loyalty. METODE Subyek penelitian ini adalah pramuwisata yang bekerja di Provinsi DIY dan variable yang diukur adalah tingkat brand awareness atau tingkat kesadaran merek terhadap dua branding pariwisata yaitu Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel dalam penentuan responden. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2013: 174). Penentuan sampel (sampling) yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling (sampling insidental). Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2015:67). Pertimbangan menggunakan teknik ini adalah minimnya waktu pengumpulan data di lapangan. Rakhman Priyatmoko: Tingkat Kesadaran Pramuwisata Terhadap Branding 89 Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia: Strategi Pemasaran Destinasi Pariwisata halaman:
8 Penentuan ukuran sampel dengan rumus Slovin yaitu: n = N 1+N (e)2 n = Sampel N = Populasi e = Marjin eror (error tolerance) yang diperkenankan dengan besaran 5-10% ( 2016) Jumlah populasi pramuwisata yang tergabung dalam HPI Provinsi DIY adalah 400 orang. Marjin eror yang digunakan adalah 10%. Dengan rumus tersebut maka didapat jumlah sampel sebagai berikut: n = 400 = (10%)2 Sampel untuk penelitian ini ditentukan sebanyak 80 orang responden. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dibangun dari empat tingkatan brand awareness yaitu brand unaware, brand recall, brand recognition, dan top of mind. Terdapat sepuluh pertanyaan dalam kuesioner dengan pilihan lima jawaban sesuai tingkatan skala Likert sebagai berikut: Level Brand Awareness Unaware of Brand Brand Recognition Brand Recall Top of Mind Tabel 1. Daftar Pertanyaan Dalam Kuesioner No Pertanyaan 1 Anda mengetahui bahwa Indonesia mempunyai branding Pariwisata. 2 Anda mengetahui ada dua jenis branding pariwisata Indonesia. 3 Anda mengetahui branding promosi pariwisata mancanegara. 4 Anda mengetahui branding promosi pariwisata nusantara. 5 Anda mengetahui logo/gambar dari branding pariwisata Indonesia. 6 Anda mengetahui tag line atau kalimat branding pariwisata Indonesia. 7 Anda mengenali branding pariwisata Indonesia ketika melihat logo atau membaca tag linebranding tersebut. 8 Menurut anda logo (gambar) branding pariwisata Indonesia mudah diingat. 9 Menurut anda tag line atau kalimat dari branding pariwisata Indonesia mudah diingat. 10 Ketika mendengar kata branding pariwisata, pertama yang anda ingat adalah branding pariwisata Indonesia. 90 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016
TINGKAT KESADARAN PRAMUWISATA TERHADAP BRANDING WONDERFUL INDONESIA DAN PESONA INDONESIA: STRATEGI PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA
TINGKAT KESADARAN PRAMUWISATA TERHADAP BRANDING WONDERFUL INDONESIA DAN PESONA INDONESIA: STRATEGI PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA Level Awareness of Tourist Guide Toward Wonderful Indonesia and Pesona
Lebih terperinciPenghitungan skor jawaban sebagai berikut:
Penghitungan skor jawaban sebagai berikut: Skor maksimal setiap = pertanyaan 5 Skor minimal setiap = pertanyaan 1 Jumlah Pertanyaan = 10 Jumlah Responden = 80 Skor terendah = 800 Skor tertinggi = 4.00
Lebih terperinciAddin Maulana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jl. Medan Merdeka No. 17, Jakarta
TINJAUAN KESADARAN MEREK PARIWISATA INDONESIA WONDERFUL INDONESIA Addin Maulana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jl. Medan Merdeka No. 17, Jakarta 10110 Email: addin.maulana@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MASALAH
BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Alasan pemilihan masalah untuk dipecahkan 3.1.1 Latar belakang masalah Sejak diberlakukan open sky policy, persaingan di bisnis penerbangan semakin tinggi terbukti masuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Website Wonderful Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Website Wonderful Indonesia Wonderful Indonesia atau nama lainya adalah Indonesia.travel merupakan situs resmi pariwisata Indonesia yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Merek memberikan nilai tambah bagi suatu produk ataupun jasa, sehingga nilai total produk yang memiliki merek baik menjadi tinggi dibandingkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, yang merupakan salah satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan dunia asuransi terutama asuransi jiwa di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Namun demikian masyarakat Indonesia belum memiliki tingkat
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan jenis data, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam khususnya perusahaan sepeda motor keluaran Jepang. Persaingan terletak pada model, kepraktisan,
Lebih terperinciAnalisis Ekuitas Merek pada PT. Sentul City Tbk.
Analisis Ekuitas Merek pada PT. Sentul City Tbk. Imanuel Gunadi 0700714294 Robert 0700715795 ABSTRAK PT. Sentul City Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan property. Pengertian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di dalam penelitian. 2. Objek Penelitian Objek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5 Ruang Lingkup
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka variabel dalam penelitian ini adalah variabel dari brand equity. Brand Equity
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas metode penelitian, yang meliputi objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, definisi operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blitar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno merupakan makam Proklamator
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian latar belakang dan landasan teori pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka berpikir sebagai berikut: BRAND AWARENESS
Lebih terperinciPENGARUH EKUITAS MEREK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM ( Studi Kasus Pada Orangtua Murid SD St. Yoseph Jl.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN PENGARUH EKUITAS MEREK TUPPERWARE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM ( Studi Kasus Pada Orangtua Murid SD St. Yoseph Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan
Lebih terperinciABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.
ABSTRAK Iklan televisi merupakan sebuah media yang efektif dalam suatu pemberian informasi kepada konsumen. Televisi adalah sebuah media yang mampu menjangkau wilayah luas, dapat dimanfaatkan oleh semua
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat bertahan hidup dan harus mempunyai strategi khusus dalam memasarkan produknya. Pemasaran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus yang menganalisis tanggapan konsumen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (brand) Aaker dalam Rangkuti (2002: 36) menyatakan merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap,
Lebih terperinciHarry Christian Barus
PENGARUH EKUITAS MEREK ( BRAND EQUITY ) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi pada Mahasiswa Program S1 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Harry Christian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan kesadaran merek, asosiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor utama yang diandalkan setiap negara. Seiring dengan permintaan pariwisata yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Jenis Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Pustaka, yaitu dengan mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di dunia pemasaran jasa yang semakin maju, mendorong para pelaku yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan di dunia pemasaran jasa yang semakin maju, mendorong para pelaku yang terlibat harus dapat meningkatkan kualitas. Jasa merupakan kegiatan perekonomian yang
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP EKUITAS MEREK KOPI BERONTOSENO
ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP EKUITAS MEREK KOPI BERONTOSENO (Studi Kasus Pada Pengunjung De Bronto s Coffee Di Kota Kediri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN...
ABSTRAK Persaingan di pasar ponsel yang semakin ketat membuat setiap produsen ponsel untuk memiliki strategi dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Demikian pula dengan Samsung yang harus
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan beberapa saran sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciSebuah produk merupakan segala hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena
CHAPTER III Sebuah produk merupakan segala hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena niai yang terkandung di dalam produk tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi pengaruh pasar
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai simpulan dari penelitian dan saran yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan pada produk Samsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar bagi produk-produk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian explanatory. Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian explanatory.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Data yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciBab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity
Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Mie Instan merupakan salah satu kategori produk makanan kering cepat saji dengan tingkat persaingan yang sangat ketat dan penetrasi produk yang hampir mendekati titik jenuh yaitu: (84%). Keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diunggulkan kepada konsumen dengan tujuan untuk menciptakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan informasi bagi setiap masyarakat berperan penting dalam menciptakan sebuah keputusan. Dalam kondisi pasar yang seperti sekarang, memenangkan
Lebih terperinciPENGARUH EKUITAS MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH BOTOL SOSRO LESS SUGAR
PENGARUH EKUITAS MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH BOTOL SOSRO LESS SUGAR Disusun Oleh: Nama : Kartika Purnama NPM : 14212033 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, yaitu: Kartu telepon CDMA yang memiliki tingkat awareness paling
Lebih terperinciBAB 1. Menurut data IDC (Internet Indo Data Centra Indonesia), ada sekitar 196 juta
2 BAB 1 Menurut data IDC (Internet Indo Data Centra Indonesia), ada sekitar 196 juta pengguna Internet di seluruh dunia sampai akhir tahun 1999, dan menjadi 502 juta pengguna pada tahun 2003. Untuk tahun
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP BRAND LOYALTY PRAMBORS RADIO. Kresna julio Eka Putra
ANALISIS PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP BRAND LOYALTY PRAMBORS RADIO Kresna julio Eka Putra Jurusan Internasional Marketing, Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciStrategi Brand Management
Modul ke: Strategi Brand Management Brand Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si Magnolias - Flowers of Divine Beauty, Life
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai
Lebih terperinciPENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA. Gesit Sukma Arif Wibowo
PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA Gesit Sukma Arif Wibowo www.ubur2@gmail.com ABSTRAK Pengaruh Elemen-Elemen Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Notebook
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi
Lebih terperinciSTRATEGI PENCITRAAN MEREK DALAM PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK
1 JURNAL ILMIAH STRATEGI PENCITRAAN MEREK DALAM PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK (Studi Kasus di Pt. Radio Permata Swaranusa) Oleh : Ranggi Radix Adhyaksa / FX. Bambang KP PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Ekuitas Merek Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
79 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain penelitian deskriptif, di mana tujuan penelitian adalah untuk menguraikan sifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Didalam melakukan penelitian diperlukan suatu landasan teori yang akan digunakan untuk mendukung teori yang diajukan. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang paling UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan salah satu asset tidak berwujud, sehingga bagi perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang paling penting karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menghadapi tiga tantangan dan peluang utama berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan trend terjadi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH...
ABSTRAK Checkpoint Sutami merupakan salon mobil yang dirikan sejak tahun 2008 dan terletak di jalan terusan sutami kav. 22 Bandung. Masalah yang terjadi di Checkpoint Sutami adalah belum terlalu dikenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian paling besar. Oleh karena itu, dalam abad millenium seperti sekarang perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan informasi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan individu baik laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta berkembang cukup pesat, Yogyakarta merupakan kota pelajar di Indonesia dan Yogyakarta merupakan kota yang memiliki destinasi
Lebih terperinciKesimpulan dan Saran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan diberikan saran sebagai masukan
Lebih terperinciF o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto
B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
Lebih terperinciANALISIS BRAND AWARENESS POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA (Studi Kasus pada Masyarakat Kota Tegal)
ANALISIS BRAND AWARENESS POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA (Studi Kasus pada Masyarakat Kota Tegal) Hetika 1, Yeni Priatna Sari 2, Erni Unggul Sedya Utami 3 1,2,3 Program Studi DIII Akuntansi Politeknik Harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis fashion adalah salah satu segmen bisnis yang perkembangannya pesat
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bisnis fashion adalah salah satu segmen bisnis yang perkembangannya pesat sekali di tiap tahunnya. Kita bisa lihat banyak sekali brand lokal maupun internasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Pos Indonesia merupakan perusahaan kurir milik Negara. Dalam perkembangan di era sekarang ini PT Pos Indonesia dihadapkan pada persaingan yang sangat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
Lebih terperinciRyandhi Widjaya ABSTRAK
ANALISIS BRAND EQUITY DARI WHOLE MARKET DAN KEPUASAN KONSUMEN DARI MEMBER CELEBRITY FITNESS CABANG MALL PURI INDAH (STUDI KASUS JAKARTA BARAT) Ryandhi Widjaya 0800735305 ABSTRAK Sebuah merek seringkali
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Merek Merek adalah suatu nama, istilah simbol, desain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal
Lebih terperinciANALISIS EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN YAMAHA MIO DI SEMARANG
ANALISIS EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN YAMAHA MIO DI SEMARANG Skripsi Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1 Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan penulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap loyalitas konsumen. Kemudian menganalisisnya melalui rumus-rumus statistik.
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang akan menguji pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari, kesadaran merek, kesan kualitas merek
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penilitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Electronic word of mouth
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penilitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Electronic word of mouth dan detination image terhadap travel intention pada wisata nusantara di kawasan wisata mandeh Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola konsumsi masyarakat sekarang ini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era ekonomi sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi pasar dari perusahaan akan meluas, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industry terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Brand Awareness Kesadaran konsumen terhadap merek suatu produk. Top of Mind Dengan mengumpulkan informasi dari 110 responden didapatkan bahwa Kecap Matahari
Lebih terperinci2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan
Lebih terperinciBisma, Vol 1. No. 10, Februari 2017 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK
PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK Stevanni Christin Email: stevanni.christine@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dukungan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti. Begitu
Lebih terperinci