BAB 2 DATA DAN ANALISA
|
|
- Hadian Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 DATA DAN ANALISA Data penunjang ini ditinjau dari berbagai sumber, antara lain: 1. Data literatur berasal dari buku, website dan sebagian diambil dari artikel elektronik maupun non-elektronik termasuk beberapa blog masyarakat, terutama pemerhati fesyen busana muslim. 2. Wawancara dengan beberapa narasumber yang merupakan Ketua APPMI serta salah satu peserta IIFF Survei event fesyen serupa yaitu Indonesia Fashion Week Data Literatur Perkembangan Busana Muslim di Indonesia Agama Islam masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke-7, namun fenomena busana muslim baru terjadi pada tahun 70-an saat terjadinya Orde Baru. Memakai busana muslim dalam hal ini adalah kerudung dilarang keras, terkait dengan isu politik bahwa keberadaan umat Islam mengancam pemerintahan. Barulah pada tahun 80-an pelarangan tersebut dicabut. Pada tahun 1970-an, kerudung berfungsi sebagai penutup kepala dan pemakaiannya hanya sebatas leher, tidak menutup dada, serta rambutnya terlihat. Perpaduan penutup kepala ini adalah kebaya. Pemakainya kebanyakan ibu-ibu di kalangan pesantren, madrasah, majelis taklim dan organisasi masyarakat Islam perempuan. Kerudung identik dengan unsur tradisional. Memasuki tahun 1980-an, semenjak pencabutan larangan berbusana muslim, para perempuan aktivis Islam di perkotaan, termasuk mahasiswi dan pelajar beramai-ramai memakainya. Kerudung yang digunakan mereka tertutup rapi dan menutup dada. Gebrakan ini dipicu oleh Revolusi Islam Iran dimana saat itu memiliki pengaruh cukup besar di kalangan pelajar. Busana muslim yang wanita-wanita pejuang revolusi tersebut kenakan menjadi simbol kebanggaan dan rasa hormat, secara tidak langsung mempengaruhi sisi psikologis. Kerudung telah bersifat ideologis. Fenomena kerudung dan busana muslim di tahun 1990-an semakin menguat. Revolusi Islam Iran masih memiliki pengaruh besar karena berhasil mempengaruhi perkembangan model kerudung di kalangan muslimah. Aktivis Masjid Salman ITB adalah pencetus awal perubahan ini. Pemakainya tidak hanya dari kalangan aktivis Islam namun merambah ke aktivis sosial politik. Perancang busana muslim bermunculan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Kerudung mengalami perubahan citra, dari yang dianggap tradisional menjadi modern.
2 Pemakaian kerudung dan busana muslim mulai merata di seluruh Indonesia pada tahun 2000-an, wanita yang mengenakannya bisa ditemukan dimana-mana dan tak lagi dibatasi oleh status sosial politik serta usia. Seiring berjalannya waktu kerudung sudah menjadi budaya sosial masyarakat muslim Indonesia. Tidak lagi hanya sekedar identitas religi namun juga identitas dalam lingkungan yang mempengaruhi sisi psikologisnya. Fenomena busana muslim menunjukkan perluasan nilai-nilai Islam dalam berbusana. Baik dalam bentuk kesadaran dari diri sendiri secara religius ataupun pengaruh pergaulan lingkungannya, tidak dapat dipungkiri bahwa busana muslim telah menjadi bagian dari budaya sosial masyarakat Indonesia Pusat Fesyen Busana Muslim Dunia Indonesia berpotensi bisa menjadi sumber inspirasi busana muslim bagi warga dunia, terlihat dari hasil karya para desainer busana muslim Indonesia. Busana muslim semakin variatif dan inovatif meski belum sepenuhnya terangkat di panggung fashion lokal maupun internasional. Dalam dunia internasional, Kementrian Perindustrian RI (Paras/Indri, 2012) mencatat nilai transaksi sektoral busana muslim telah mencapai US$96 miliar atau setara Rp 820,99 triliun dengan Malaysia, Turki, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab dan negara-negara di Timur Tengah sebagai importir terbesar. Tidak hanya desainer busana muslim yang kaya ide, perempuan muslim juga telah berani memadu-madankan busana dan berkreasi menyesuaikan pemakaian secara muslim. Wanita muslim tampil cantik dengan mematuhi syarat dan aturan sesuai keyakinannya, karena itulah desainer perlu memahami kebutuhan mereka untuk tampil cantik. Milo Migliavanca (Kompas Female/Wawa, 2011), salah seorang perancang yang diundang untuk berpartisipasi dalam IIFF berpendapat rancangan busana muslim di Indonesia berbeda dengan karya Malaysia atau negara lainnya. Setiap negara memiliki karakter busana muslim yang berbeda namun Indonesia memiliki rancangan yang ceria, kaya warna, memiliki koleksi busana muslim beragam dan tetap sesuai aturan berbusana muslim. Dengan diadakannya berbagai acara fashion tendance dengan kategori busana muslim di dalamnya, diharapkan dapat menaikkan popularitas Indonesia dan mampu mencapai misinya sekaligus mendongkrak perekonomian dalam negeri dengan faktor 7M (Okezone, 2011), yaitu Market (pasar), Manajemen, Man (sumber daya manusia), Manajemen Sistem Informasi, Machine (mesin yang memadai), dan Money (uang).
3 2.1.3 Tren Fesyen Busana Muslim 2012 Menurut Dina Midiani, desainer sekaligus anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (NooR, 2012), kecenderungan tren untuk tahun 2012 adalah perpaduan harmonis warna-warna cerah dengan elemen dan unsur etnik yang sengaja 'ditabrakkan'. Gaya berbusana masih tetap dipengaruhi oleh nuansa Timur Tengah yang kemudian akan dikembangkan ke budaya Timur, bergaya urban dipadukan hal-hal bersifat etnik. Pengolahan modern motif khas Indonesia sehingga menjadi lebih ringan dan bahannya nyaman dikenakan sesuai dengan keseharian pemakainya akan tetap menjadi bagian utama tren menurut desainer Irna Mutiara (NooR, 2012). Untuk tren warna tahun 2012, Pantone Color Institute menetapkan Tangerine Tango; yaitu oranye kemerahan sebagai Color of The Year. Warna tersebut menampilkan kehangatan, semangat yang menyala-nyala sekaligus memikat, eksotis namun ramah, lalu elegan dan dramatik. 2.2 Data Survei Wawancara Nama : Taruna Kusmayadi Jenis Kelamin : Pria Pekerjaan : Perancang Baju, Ketua APPMI dan anggota IIFC 1. Apa saja agenda APPMI tahun ini dalam kategori busana muslim? Agenda busana muslim seperti agenda tahun lalu yaitu program pameran dan show menyambut Ramadhan dan Idul Fitri, serta pameran di Le Bourget, Paris. 2. Apakah akan melibatkan IIFC kembali dalam agenda tsb, terutama dalam pelaksanaan IIFF 2012 ini sendiri? Ya, kami tetap akan melibatkan IIFC dalam IIFF 2012 lagi dan kini tengah berupaya mendapatkan sponsor yang sama seperti tahun lalu. 3. Apa saja kekurangan & kelebihan dari IIFF dari tahun lalu? Kekurangannya, kita masih menata organisasi di dalam. Kelebihannya, makin banyak perancang busana muslim bertumbuh-kembang.
4 4. Adakah target spesifik konsumen untuk IIFF 2012 ini? Tidak ada, karena pada dasarnya kami menyuguhkan koleksi yang baru dan menarik serta berkesinambungan dalam produksi dan promosinya Kuisioner Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk mencaritahu seberapa jauh masyarakat mengetahui IIFF, memilih strategi media sekaligus menyesuaikan gaya desain mendekati selera masyarakat. Kesimpulan yang didapat adalah : Profesi : 48% mahasiswa, 14% pegawai negeri/swasta, 5% lain-lain. Sebanyak 67% memilih Chic dan 43% Elegant sebagai gaya busana. Sebanyak 62% menjawab tidak pernah mendengar acara IIFF. Sebanyak 33% menjawab tahu IIFF dari iklan majalah/radio/televisi. Sebanyak 62% menjawab informasi mengenai IIFF belum cukup. 2.3 Data Mandatories Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC) 2.1 Gambar Indonesia Islamic Fashion Consortium (Yayasan Fesyen Islami Indonesia) dibentuk oleh beberapa anggota APPMI yang terjun di bidang busana muslim dan bekerjasama dengan Kementrian Perindustrian, Perekonomian serta Budaya dan Pariwisata pada tahun Yayasan ini didirikan pada tahun Bulan Desember 2011, IIFC diundang sebagai tamu kehormatan oleh Kedutaan Besar RI di Paris dalam acara Salon International du Monde Musulman (SIMM, Pameran Muslim Internasional) yang diselenggarakan oleh Union des Musulman de France (Persatuan Masyarakat Muslim Perancis). Pameran tersebut diadakan di Le Bourget Paris dan diikuti oleh 6 negara termasuk Indonesia yaitu Perancis, Inggris, Belgia, Uni Emirat Arab, dan Tunisia. Indonesia didaulat sebagai tamu kerhomatan karena karya para desainernya yang unik serta kepiawaian dalam mengolah busana.
5 2.3.2 Visi dan Misi Menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen busana muslim dunia dan membantu perekonomian semua aspek kreatif fesyen hingga mencapai usaha kecil menengah. 2.4 Data Event Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) Gambar 2.2 Indonesia Islamic Fashion Fair adalah acara yang diadakan oleh IIFC pada bulan Agustus 2010 dan September Diselenggarakan bertepatan dengan momen bulan Ramadhan dan dimaksudkan sebagai referensi mode Idul Fitri, acara ini meliputi fashion show, showcase, seminar, lomba jurnalistik, lomba merancang busana muslim dan beauty pageant muslimah. IIFF diadakan selama 30 hari dari awal Agustus hingga awal September. Fashion show digelar pada hari-hari tertentu dan melibatkan para desainer busana muslim berbakat yang ditujukan untuk umum ataupun undangan. Showcase menampilkan karya-karya siap jual para desainer tersebut dan disediakan booth dengan jam operasional , juga membuka kesempatan bisnis bagi industri fesyen busana muslim lainnya. Seminar kecantikan diadakan pada akhir minggu. Hasil dari lomba jurnalistik, beauty pageant dan Lomba Rancang Busana Muslim diumumkan pada hari terakhir acara berlangsung Susunan Acara Tempat : Plaza Indonesia (2010), Central Park (2011) Acara Utama : Opening, Fashion Show, Closing Opening Diawali oleh sambutan dari jajaran petinggi IIFC dan dibuka secara simbolik dengan penabuhan genderang oleh perwakilan Menko Perekonomian Bidang Industri dan Pariwisata serta perwakilan Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Dilanjutkan dengan parade fashion show dari karya desainer yang merupakan anggota APPMI Jakarta.
6 Fashion Show Digelar pada hari kedua dan hari kesembilanbelas, melibatkan pagelaran busana karya partisipan yang membuka booth. Pada kesempatan ini pula diadakan Grand Final dari Lomba Rancang Busana Muslim dimana para finalis diwajibkan menampilkan tiga karya terbaiknya. Closing Diawali pengumuman pemenang lomba jurnalistik, muslimah beauty pageant, dan Lomba Rancang Busana Muslim. Diakhiri oleh kata penutup dari jajaran petinggi IIFC lalu ditutup oleh perwakilan Menko Perekonomian Bidang Industri dan Pariwisata serta perwakilan Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Acara Lainnya : Showcase booth selama sebulan penuh oleh para desainer busana Indonesia yang menjual rancangan mereka, berlokasi di dekat panggung utama. 2.5 Data Pembanding Indonesia Fashion Week 2012 (IFW 2012) Gambar 2.3 Indonesia Fashion Week (IFW) adalah pekan fesyen nasional pertama di Indonesia yang menjadi peleburan acara fashion se-indonesia. Pekan fesyen terbesar di Indonesia ini mengawali debutnya pada Februari 2012 di Jakarta Convention Center, Jakarta, dengan tema Colorful Indonesia. Tujuan acara ini adalah memadukan seluruh komponen fesyen di Tanah Air agar dapat mengantarkan Indonesia menembus pasar global dengan mengutamakan komponen 3C (Creativity, collaboration, commerce). IFW diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan didukung penuh oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Tabloid NOVA dan ACT, unit perusahaan yang bergerak di bidang event organizer milik Kompas Gramedia. IFW juga
7 diharapkan menjadi wadah pertemuan seluruh elemen pendukung dunia fesyen di Indonesia dalam bidang bisnis dan kreasi. Acara ini melibatkan semua elemen pendukung dunia fesyen, mulai dari industri, komunitas, pencipta/desainer, hingga pemerintah dan tak hanya menghadirkan keterampilan para desainer Indonesia dalam menginovasi kekayaan budaya dalam negeri melalui peragaan busana. Pagelaran busana, kompetisi, dan seminar juga mengisi salah satu agenda pekan fesyen ini. Promo Item 1. Poster Gambar Banner, Umbul-umbul, Billboard Gambar 2.5
8 3. Website Gambar Seminar Kit (Map, Sertifikat) 5. Sponsor/Exhibition Kit (CD, Flyer, Guide) 6. Tiket dan Undangan 7. Event Program Book 8. Display Booth dan Stage 9. Signage 10. Brosur dan Iklan Majalah 2.6 Data Target Demografi : Kalangan menengah ke atas baik merupakan warga Indonesia ataupun turis mancanegara. Geografi : Wilayah urban, kota besar, khususnya DKI Jakarta. Psikografi : Wanita remaja (18 24 tahun), dewasa (25 45 tahun). Sosiografi : Kalangan dan komunitas terutama muslim. Strata Ekonomi : A, B, C. Memiliki penghasilan sendiri dan bekerja. 2.7 Analisa SWOT Strength
9 - Memperkenalkan beragam rancangan busana muslim karya desainer lokal dari Indonesia. - Tidak hanya fashion show, diadakan pula seminar, showcase serta beauty pageant muslimah. - Melibatkan kalangan industri bisnis busana muslim masyarakat untuk membuka booth-nya. - Diadakan Lomba Rancang Busana Muslim untuk menggali kreatifitas para desainer baru. - Belum memiliki kompetitor yang mengangkat tema serupa. Weakness - Kurangnya waktu promosi acara menjelang hari-h. - Kegiatan acara yang kurang dijelaskan oleh media promosi. Opportunity - Membawa industri fesyen busana muslim Indonesia ke pasar global. - Memperkenalkan masyarakat pada perkembangan busana muslim. Threat - Digelarnya acara fesyen serupa. - Kurangnya industri dan bisnis fesyen yang berpartisipasi
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK MENDUKUNG PROMOSI EVENT INDONESIA ISLAMIC FASHION FAIR 2012
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK MENDUKUNG PROMOSI EVENT INDONESIA ISLAMIC FASHION FAIR 2012 Desya Putri Ariella Binus University, Jakarta, 08569970131, singledrop@live.com Hastjarjo Boedi Wibowo, S.Sn.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai identitas
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini
5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 DATA Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber antara lain : 1. Data dari internet dan media cetak 2. Wawancara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. E-Commerce Berbagai macam bisnis model telah banyak diterapkan di Indonesia, dalam proses perkembangan teknologi informasi saat ini, salahs atu bisnis model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN INDONESIA FASHION WEEK 2016 JAKARTA CONVENTION CENTER.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN INDONESIA FASHION WEEK 2016 JAKARTA CONVENTION CENTER 10 Maret 2016 Yth. Para Menteri Kabinet Kerja; Yth. Perwakilan Instansi Pemerintah;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya berbusana atau sering disebut fashion adalah istilah untuk menggambarkan gaya yang dianggap lazim pada satu periode tertentu (sumber: http://digilib.its.ac.id/).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cantik adalah kata yang tidak pernah lepas dari seorang wanita, memberikan pesona agar menjadi cantik dan menarik bagi orang yang melihatnya. Saat ini menjadi cantik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sudah dari beberapa tahun belakangan, nama Indonesia sering disebut dalam pencarian referensi trend terbaru busana muslim dan hijab. Pada tahun 2016 ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Seiring dengan perubahan gaya hidup tersebut, pemenuhan kebutuhan hidup juga ikut berubah. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik di Indonesia memang sudah sangat beragam macamnya. Hampir dari setiap daerah di Indonesia memiliki batik tersendiri, begitu juga dengan kota Sukabumi. Batik yang
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Dalam pembuatan tugas akhir ini, Penulis memperoleh data melalui: 1. wawancara dengan pihak-pihak terkait di bagian promosi dan pemasaran di kantor Departemen Kebudayaan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Dalam melakukan usaha pengumpulan data tentang KOPAKA, saya melakukan survey ke salah satu toko cabang dan melakukan wawancara. Kelengkapan data dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaan industri fashion Indonesia dalam jangka panjang serta melahirkan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tekstil tradisional yang khas dan kaya ragamnya merupakan salah satu modal dasar pengembangan industri modern berciri Indonesia. Perkembangan tersebut ditambah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian sejak jaman dulu dikenal sebagai usaha untuk melindungi diri dari pengaruh iklim dan cuaca. Pada masa itu, pakaian hanya sekedar menutup tubuh saja. Seiring
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perkembangan yang menggembirakan. Berbagai pagelaran fashion show pun
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Indonesia Fashion Week Perkembangan dunia fesyen di tanah air bisa dikatakan mengalami perkembangan yang menggembirakan.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung Proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari. c. Angket kepada masyarakat umum secara acak.
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung Proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : a. Wawancara dengan narasumber, baik dari pemilik maupun pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amir dalam bukunya yang berjudul Sukses Memiliki Restoran Tanpa Modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan papan. Dalam memenuhi kebutuhan pokoknya tersebut, masyarakat memiliki selera berbeda, termasuk
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 DATA Data dan informasi yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber antara lain : 1. Buku Teori Terjemahan Fashion sebagai Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sedang memasuki era ekonomi kreatif yang mengakibatkan tumbuh,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sedang memasuki era ekonomi kreatif yang mengakibatkan tumbuh, berkembangnya persaingan ide-ide kreatif ditambah pula memasuki era pasar bebas yang tidak
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA KE-43 DI ARENA PRJ-KEMAYORAN, JAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baltos (Balubur Town Square) atau Pusat Belanja Balubur merupakan pusat belanja (trade center), yang berlokasi di Jalan Tamansari Bandung. Baltos berdiri sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Kebutuhan menjadi suatu dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian Bezaya group merupakan holding perusahaan yang bergerak dibidang retail fashion muslim ternama. Brand yang berada dalam naungan Bezaya group antar lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat. Seiring dengan era globalisasi saat ini, perusahaan jasa terus melakukan peningkatan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab
Lebih terperinciBAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL. nantinya disampaikan melalui media poster. Perancangan yang lebih
BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan akan dibuat penulis melalui beberapa tahapan yang nantinya disampaikan melalui media poster. Perancangan yang lebih mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Desain komunikasi visual dalam terapannya sebagai ilmu komunikasi yang
25 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual dalam terapannya sebagai ilmu komunikasi yang memilki fungsi dalam komunikasi : To identify To inform
Lebih terperincipromosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh :
1 Perancangan desain komunikasi visual sebagai media promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh : Amelia Pitra Rizki Khoirunnisa NIM. C.0702002 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia
Lebih terperinciPUSAT MODE DI JAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT MODE DI JAKARTA Pendekatan Desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Logo Event Gambar 5.1 Konsep : Pada logo event ESMOD Fashion Festival 2008 menampilkan logogram yang merupakan visual gabungan wanita yang bersanggul modern, sulur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Kebudayaan
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan
Lebih terperinciV. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS
V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Dunia fesyen merupakan salah satu gaya hidup manusia dan tidak dipungkiri menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA DI JIEXPO KEMAYORAN,
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari
33 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari geografisnya terletak di daerah Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki adalah pakaian adat. Pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita masa kini adalah cerminan wanita modern yang tangguh. Semakin terlihat jelas arti emansipasi yang dicetus oleh Ibu Kartini. Emansipasi wanita bukan hanya berbicara
Lebih terperinciABSTRAK. Perancangan Program Promosi Wisata Air Kota Palembang melalui Pulau Kemaro dan Perahu Bidar
ABSTRAK Perancangan Program Promosi Wisata Air Kota Palembang melalui Pulau Kemaro dan Perahu Bidar Gisela Angelina, 2012, Pembimbing I : Sandy Rismantojo, S.Sn., M.Sc. Pembimbing II : Berti Alia Bahaduri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara
Lebih terperinci6 Kiat Sukses Melakukan Promosi di Bulan Ramadhan
i i DAFTAR ISI Hal. 2 Perilaku Konsumen selama Bulan Ramadhan Hal. 6 Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Promosi Online? Hal. 8 Bagaimana Cara Membuat Konten Promosi Ramadhan? Hal. 12 Apa Saja yang Bisa Dipromosikan?
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan proses identifikasi variabel internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan
Lebih terperinciBogor sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama sudah sewajarnyalah untuk memfasilitasi penggunaan produk halal dimasyarakat.
Latar Belakang Setifikasi halal pada perdagangan internasional mendapatkan perhatian baik dalam memberikan perlindungan konsumen umat Islam diseluruh dunia, maupun sebagai stategi menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam kegiatan promosi Salma sebagai produk boneka muslimah yang akan dilakukan, sebagai bahan pengukuran, beberapa data terkait yakni promosi, profil produk dan busana muslimah akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini fashion di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Industri fashion sebagai salah satu sektor industri kreatif di Indonesia mampu menyumbang
Lebih terperinci2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan dibutuhkan dari masa ke masa. Busana adalah segala sesuatu yang dipakai seseorang dari mulai
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI i ii iii v ix xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Batas Lingkup Perancangan 3 1.3.1 Batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan peniti saat ini semakin pesat. Bisa dikatakan kerajinan yang sudah ada sejak dulu ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi. Pemahamannya bukan hanya sekedar sebagai mengisi perut, makanan juga erat kaitannya dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan terlebih pada kaum wanita. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota Bandung telah dikenal
Lebih terperinciSeiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebaya merupakan busana tradisional wanita masyarakat Indonesia dan sudah dikenal di mata Internasional, sehingga kebaya menjadi bagian utama bagi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer pada suatu budaya dan terus berkembang. Dulunya fashion digunakan sebagai penanda sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan
Lebih terperinci2) Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa
BAB III ANALISA 3.1. Literatur Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan satuan pasar yang bersifat homogen.
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal)
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi dan perancangan, yang masing-masing kata mempunyai pengertian tersendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup
Lebih terperinciBAB III BUTIK LATIFAH DAN PEMASARAN PRODUK. 1. Sejarah Berdirinya Butik Latifah Way Halim Bandar Lampung
BAB III BUTIK LATIFAH DAN PEMASARAN PRODUK A. Profil Butik Latifah 1. Sejarah Berdirinya Butik Latifah Way Halim Bandar Lampung Menurut Rita Anomsari (Owner) bahwa sejarah berdiri Butik Latifah pada tanggal
Lebih terperinciBAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 1.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula dengan sebuah komunitas agar dapat
Lebih terperinciBAB I BUSINESS ENVIRONMENT ANALYSIS
BAB I BUSINESS ENVIRONMENT ANALYSIS 1.1 Latar Belakang Di era modern sekarang ini, berbelanja barang-barang fashion untuk menunjang penampilan menjadi kebutuhan rutin setiap orang baik pria maupun wanita.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harsono Suwardi (Prisgunanto, 2014) menyatakan bahwa dasar dari pemasaran adalah komunikasi. Pemasaran bisa menjadi begitu kuat jika dipadukan dengan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), Fashion is good place to start as any, dari bahasa latin Faction yang berarti make or to do. Sementara itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2015, pada tahun 2014 pasar wisatawan muslim bernilai $ 145 juta, dengan 108 juta wisatawan yang mewakili 10%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang.
Lebih terperinciBAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan :
3 BAB 2 Data dan Analisa 2.1 Data Proyek Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas visual Toko Kue Ny. Ali. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 1. Data Literatur Pencarian
Lebih terperinciG_Indonesiawow
LEMBAGA LAYANAN PEMASARAN KOPERASI DAN UKM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UKM Tahun 2017 Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, 21 Februari 2017 Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasaran, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal. 3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Informasi di era modern ini merupakan hal yang mudah diperoleh dimana saja dan dalam berbagai bentuk media. Salah satu media yang tetap eksis hingga
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak jaman dahulu fesyen merupakan bagian dari kehidupan manusia. Perkembangan gayanya terus berubah dari tahun ke tahun. Seiring berkembangnya fesyen di
Lebih terperinciEDUCATION, ART, CULTURE, AND TOURISM EXPO
2 PENDAHULUAN Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) kembali akan mengadakan Indonesia International Book Fair (IIBF). IIBF 2016 akan diselenggarakan di Assembly Hall Jakarta Convention Center tanggal 28 September
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, peluang dibidang periklanan masih tetap menjanjikan masa depan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia dibidang komunikasi visual melalui media- media visual, dewasa ini perkembangannya sangat pesat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISIS
BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Sumber Data Data dan informasi yang akan digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber yang terpercaya, yaitu: a. Pencarian pengetahuan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer manusia yang memiliki banyak fungsi dan tujuan yang paling utama yaitu sebagai pelindung tubuh. Perkembangan zaman menuntun kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini produk tradisional mulai terlupakan. Terutama pada generasi muda yang terlalu dimanjakan oleh kecangihan teknologi, sehingga budaya dari tempat kelahirannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah kebutuhan manusia untuk membeli pakaian sesuai tren yang ada. Bahkan mengikuti tren mode
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Red Batik Solo Awal berdirinya Red Batik Solo adalah tanggal 12 Februari 2012 pertama kali dicetuskan oleh seorang seniman dan budayawan
Lebih terperinci