BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perkembangan yang menggembirakan. Berbagai pagelaran fashion show pun
|
|
- Ade Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Indonesia Fashion Week Perkembangan dunia fesyen di tanah air bisa dikatakan mengalami perkembangan yang menggembirakan. Berbagai pagelaran fashion show pun marak diselenggarakan setiap tahun, mulai dari kelas kota hingga kelas negara. Salah satunya adalah Indonesia Fashion Week (IFW) yang baru-baru ini diselenggarakan di Jakarta untuk kelima kalinya. Tema yang diangkat adalah Reflection of Culture. Kegiatan pentas busana ini berlangsung di Jakarta Convention Center. Tamu-tamu yang datang pun berasal dari berbagai negara, termasuk duta besar negara sahabat. Pentas yang pertama kali diadakan tahun 2012 itu dibuka dengan tarian Cilinaya dari Gianyar, Bali. Nuansa eksotisme nusantara kental terasa saat dipadukan dengan gamelan gong klasik. Konsep kali ini adalah mengedepankan budaya lokal sebagai tema sentralnya. Dengan dihadiri oleh pejabat negara seperti pimpinan DPR, DPD hingga menteri dari Kabinet Kerja, Indonesia Fashion Week 2016 sukses menarik perhatian peminat industri fesyen di tanah air. IFW merupakan kolaborasi para perancang yang tergabung dalam Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Kegiatan ini adalah platform universal untuk para pelaku industri mode untuk menciptakan karya desain dengan tren fesyen yang terkini. Sebagai salah satu pekan mode yang cukup 57
2 58 berpengaruh di kawasan Asia, IFW pun dijadikan rujukan bagi para profesional yang berkecimpung di industri ini, seperti fotografer, stylist, model, agensi, jurnalis, dan sebagainya. Tujuan utama diselenggarakannya Indonesia Fashion Week tidak lain adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat mode di dunia. Dengan memadukan kultur lokal yang direpresentasikan melalui pameran busana, peragaan busana, seminar, workshop dan kompetisi, IFW ingin mempromosikan budaya dan industri kreatif di Indonesia ke dunia. Apalagi para tamu yang hadir tidak saja dari dalam negeri, melainkan juga pelaku-pelaku mode dari negara luar. Tercatat tidak kurang dari 32 fashion show, 665 brand serta 1920outifits yang terlibat selama kegiatan ini berlangsung. Sebagai kegiatan lokal, tentu saja penyelenggaraan IFW melibatkan berbagai elemen seperti pemerintah, pelaku industri, asosiasi dan juga para akademisi. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian serta Kementerian Koperasi dan UKM memberikan dukungan penuh terhadap acara yang berlangsung selama seminggu ini. Berdasarkan rilis yang dilaporkan BPS misalnya, pada tahun 2013 nilai ekspor fesyen lokal ke pangsa mancanegara mencapai lebih dari 10 miliar dollar. Ditambah lagi dengan tren pertumbuhan sejak tahun 2008 di industri mode ini. Ini menunjukkan bahwa pagelaran mode seperti IFW telah membantu industri dalam negeri untuk tumbuh secara signifikan. Apalagi pasar yang sudah ada saat ini cukup besar, yaitu Amerika, Jepang, Korea Selatan, Belanda, China, Inggris,
3 59 Jerman, Uni Emirat Arab dan Italia Tabel analisis data Tabel Gambar Ketika model berkebaya merah sedang catwalk dengan adegan memutar-mutarkan selendang merahnya. Object kebaya warna merah, bunga mawar merah di telinga,selendang batik dominan warna coklat dengan bawahan brokat merah Interpetant Kebaya merah : merah adalah warna yang menunjukkan keberanian, api dan juga bisa juga di simbolkan dengan uang namun pada model dengan kebaya merah ini menunjukkan symbol api Analisa Kebaya lengkap dengan selendang ini mengungkapkan kobaran api yang sangat besar menyala dan membakar pasar klewer. Awal mula terjadi karena percikan api yang kecil akibat arus pendek listrik yang mengenai kayu hingga api menjalar menjadi kebakaran.
4 60 Tabel Gambar Catwalk Model dengan menggunakan kebaya kutu baru warna hitam pekat dan selendang merah. Object Kebaya Kutu Baru warna hitam, dan Selendang merah Interpetant Model yang menggunakan kebaya kutu baru hitam : kebaya kutubaru pada jaman dahulu banyak disukai wanita dari perempuan yang berdagang di pasar, perempuan terdidik yang sangat intelek dan perempuan ningrat yang duduk di singgasana agung keraton, sehingga kebaya berwarna hitam hitam bisa menyimbolkan arang, sedangkan Selendang merah adalah menunjukkan symbol api yang terus menekan sehingga pasar klewer menjadi arang Analisa Kebaya kutu baru walaupun disukai banyak perempuan dari berbagai kalangan namun pada kali ini kebaya kutu baru yang digunakan oleh model menunjuk kepada perempuan pedagang pasar yang dagangannya menjadi korban kebakaran pasar klewer. Warna hitam pada kebaya tersebut melambangkan sesuatu yang negatif, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak bahagiaan, kesedihan, kemarahan, dan anti kemapanan. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa walaupun sudah jelas penyebab kebakaran tersebut namun kebakaran masih menyimpan kesan misteri di dalamnya. Sedangkan, selendang merah diartikan sebagai api yang membakar pasar klewer sehingga menjadi arang dan menunjukkan bahwa korban dari kebakaran tersebut adalah para pedagang pasar klewer. Tidak ada korban dari luar misal pengunjung atau pembeli karena kebakaran terjadi dini hari saat pasar belum ada kegiatan.
5 61 Tabel Gambar Model yang memakai baju dari bahan-bahan sisa kebakaran yang disatukan menjadi kebaya modern Object 3 Model, Kebaya dari perca batik, Interpetant Kebaya dari perca batik dari bermacam-macam jenis batik menunjukkan bahwa banyaknya pedagang batik di klewer yang mengalami kerugian diakibatkan kebakaran tersebut. Sedangkan makna angka 3 pada tiga model tersebut diartikan bahwa 3 adalah angka untuk menghilangkan bencana bagi budaya Budha, dan berarti pula cinta, artistic, romantic, pengertian dalam fengshui cina. Serta model dengan gaya bertolak pinggang menunjukkan bahwa mereka dengan percaya diri. Analisa Dari kain perca yang mereka kenakan dengan peragaan sekaligus dari tiga model yang berpose memiliki arti bahwa dari banyaknya kerugian dan juga korban dari kebkaran klewer tidak menyulutkan rasa percaya diri mereka, para pedagang akan bahu membahu kembali untuk melupakan bencana tersebut dan akan kembali bangkit berjuang untuk jalannya perdagangan batik di pasar klewer.
6 62 Tabel Gambar Video pada latar belakang ketika pagelaran dimulai Object Anne Avantie sedang memilih kain-kain batik bekas kebakaran Interpetant Dalam video tersebut terlihat Anne Avantie ingin memperlihatkan bahwa dia peduli akan batik-batik yang telah terbakar itu kemudian akan dia jadikan suatu karya yang mempunyai nilai. Analisa Anne Avantie memilih kain batik dengan bantuan orang disekitar pasar klewer, dia datang langsung ke pasar klewer dan memilih kain-kain yang mana yang kira-kira masih akan bisa digunakan. Di video ini Anne Avantie ingin menunjukkan rasa empati dan juga rasa kepercayaan dirinya untuk membuat kain-kain yang sudah terbakar menjadi suatu karya seni yang luar biasa, hal ini dilakukan untuk membangun kembali semangat para pedagang yang menjadi korban.
7 63 Tabel Gambar Model dengan rambut kepang dan menggunakan payung Object Payung, rambut kepang Interpetant Payung adalah symbol dari pengayoman, keteduhan yang mana payung disini dignakan sebagai aksesoris yang memiliki makna dalam kebakaran tersebut para korban kebakaran ingin mendapatkan keteduhan dan pengayoman. Rambut kepang memiliki arti pribadi yang terbuka dan juga disukai banyak orang. Analisa Disini model digambarkan seperti pasar klewer dimana pasar yang terbuka untuk semua kalangan karena pasar klewer tidak hanya didatangi olehorang menengah kebawah, melainkan juga kalangan menengah keatas. Pasar klewer adalah pasar yang sangat terkenal dikota solo pasar ini banyak disukai semua orang. Ketika pasar yang disukai banyak orang ini hangus terbakar, maka para pedagang mengharapkan akan adanya bantuan dari pemerintah untuk lebih megayomi dan juga memberikan solusi kepada para pedagang batik di klewer yang mengalami kerugian.
8 64 Tabel Gambar Background yang bergambarkan gapura Solo Object Gapura kota Solo Interpetant Gapura adalah suatu struktur yang merupakan pintu masuk atau gerbang ke suatu kawasan atau kawasan.gapura sering dijumpai di pura dan tempat suci Hindu, karena gapura merupakan unsur penting dalam arsitektur Hindu. Gapura juga sering diartikan sebagai pintu gerbang. Analisa Gapura disini diartikan sebagai lambing selamat datang, yang menggambarkan bahwa kejadian kebakaran ini terjadi di Solo.
9 65 Tabel Gambar Model dengan celana panjang batik dan juga rambut pendek Object Celana panjang, rambut pendek Interpetant Celana panjang menunjukkan wanita modern dan rambut pendek dengan warna menunjukkan pribadi yang bebas tidak suka dikekang,dinamis,menyukai hal-hal baru, petualang, dan cuek. Analisa Pada analisa model dengan celana panjang rambut pendek dan juga berwarna ingin menunjukkan bahwa batik dan kebaya sudah menjadi symbol dari wanita-wanita modern.bukan hanya berpengaruh kepada para pedagang batik namun dengan adanya kebakaran pasar klewer tersebut secara tidak langsung juga mempengaruhi para pecinta dan pengguna batik. 4.4 Pembahasan Penelitian dalam video Klewer Riwayatmu Kini yang memfokuskan pada representasi fashion yang dikenakan para model Anne Avantie dalam pagelaran fashion di Indonesia Fashion week Penelitian ini dilakukan dengan cara semiotika milik Charles Sanders Pierce yang dimana semiotika tersebut terdapat, Object dan Interpretant. Teori tersebut dapat disebut juga segitiga semiotika yang merupakan sebuah teori yang mengupas bagaimana makna muncul dari sebuah tanda, maka tanda tersebut digunakan untuk bekomunikasi. atau tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
10 66 penglihatan manusia dan merupakan sesuatu yang dirujuk diluar tanda itu sendiri. Sedangkan object adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk oleh petanda. Interpretant adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkan ke suatu makna yang ada didalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Menjelaskan tentang representasi Fashion yang digambarkan melalui pagelaran fashion dan memberikan gambaran tentang bagaimana perilaku kebakaran pasar Klewer dan pengaruhnya terhadap para pedagang batik yang ada disana. Ini sangat terlihat oleh kebaya-kebaya yang digunakan para model, dimana di dalam kebaya baju, serta aksesoris yang dipakau para model memiliki arti dan mempunyai representasi tersendiri dalam kejadian kebakaran tersebut. Kebaya-kebaya yang digunakan para model bukan semata-mata hanya untuk dilihat, namun sang designer ingin menyampaikan suatu pesan yang terkandung pada setiap peragaannya. Hal yang menonjol dari pagelaran fashion tersebut adalah designer menggunakan warna-warna yang mempresentasikan, api, arang dan juga kayu. Terlihat sekali dalam video ini juga diberikan background kobaran api, gapura kota Solo yang bisa diartikan bahwa api menghanguskan asset dari kota tersebut. Pasar Klewer memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan perekonomian kota Solo. Selain dari model yang menggunakan kebaya warna merah juga ada model yang menggunakan kebaya kutubaru hitam dengan selendang menekan salah satu pundak dimana itu menandakan bahwa, api menekan pasar Klewer membuat pasar Klewer menjadi arang dan pedagang menjadi berduka karena banyaknya kerugian yang mereka alami.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya berbusana atau sering disebut fashion adalah istilah untuk menggambarkan gaya yang dianggap lazim pada satu periode tertentu (sumber: http://digilib.its.ac.id/).
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN INDONESIA FASHION WEEK 2016 JAKARTA CONVENTION CENTER.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN INDONESIA FASHION WEEK 2016 JAKARTA CONVENTION CENTER 10 Maret 2016 Yth. Para Menteri Kabinet Kerja; Yth. Perwakilan Instansi Pemerintah;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Seiring dengan perubahan gaya hidup tersebut, pemenuhan kebutuhan hidup juga ikut berubah. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki adalah pakaian adat. Pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sudah dari beberapa tahun belakangan, nama Indonesia sering disebut dalam pencarian referensi trend terbaru busana muslim dan hijab. Pada tahun 2016 ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion atau busana mode telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat era modern yang ingin mengaktualisasikan dirinya. Menurut situs The American Heritage Dictionary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Profil Desainer
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Profil Desainer 1. Rory Wardana a. Sejarah Rory Wardana memiliki nama asli yaitu Glorius Oktora Wardana, sempat melanjutkan studi di Perguruan tinggi Universitas Sebelas maret
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER JUNI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER 24 28 JUNI 2015 Yth. Presiden Republik Indonesia beserta istri; Yth. Para Menteri Kabinet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I - PENDAHULUAN Roswita Rensa Susanto Alim Zaman, Moh., Kostum Barat dari Masa ke Masa, hal 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Perkembangan Mode di Indonesia Mode merupakan gerak masyarakat berpakaian dalam gaya tertentu sesuai dengan ekspresi masanya. 1 Mode terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciIndonesia Fashion Week
Indonesia Fashion Week 1 PERUBAHAN LOGO Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri -Heraclitus Perubahan adalah suatu keniscayaan, segala sesuatu di dunia ini senantiasa dan pasti mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latarbelakang Kasus Proyek Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan hidup yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaan industri fashion Indonesia dalam jangka panjang serta melahirkan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tekstil tradisional yang khas dan kaya ragamnya merupakan salah satu modal dasar pengembangan industri modern berciri Indonesia. Perkembangan tersebut ditambah dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai adat dan kebiasaan masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia perkembangan brand fashion cukup pesat, walaupun sempat beberapa tahun yang lalu fashion Indonesia dikuasai dengan kemunculan brand luar negeri. Masyarakat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Budaya adalah sebuah warisan sosial, sesuatu yang tercipta atau dilakukan oleh sekumpulan individu disuatu tempat tertentu di masa lampau dan terus dipertahankan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan
Lebih terperinciVHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alas kaki atau lebih dikenal dengan sebutan sepatu/sandal adalah bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang segala kegiatan, bukan hanya menjadi
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Dunia fesyen merupakan salah satu gaya hidup manusia dan tidak dipungkiri menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan
Lebih terperincimenjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Poster Counter Tas KoepuKupoe. Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam mengartikan kata-kata
Lebih terperinci: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.
MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan kaum pria dizaman industrialisasi dewasa ini. perfilman karena target penontonnya adalah perempuan, suatu strategi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan mempunyai peran penting pada realitas sosial. Mereka, perempuan bukanlah kaum yang tidak bisa apa apa dibawah bayang bayang kekuasaan kaum pria dizaman industrialisasi
Lebih terperinciDiagram Ketertarikan pada Dunia Fashion.
Lampiran 1 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Penelitian Ketertarikan dengan dunia fashion. Tertarik Biasa saja Tidak Diagram Ketertarikan pada Dunia Fashion. Tertarik Biasa saja 26% 74% Ketertarikan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat melalui iklan banyak dilakukan oleh perusahaan untuk membedakan produk yang dipasarkan dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan alat pemecah masalah, mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sebuah penyelesaian. Dalam metode terkandung teknik yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya teknologi dan informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren mode di Indonesia banyak dipengaruhi
Lebih terperinciGelar Sepatu, Kulit dan Fesyen Merek Indonesia Mendunia Hadirin sekalian yang saya hormati,
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PAMERAN GELAR SEPATU, KULIT DAN FESYEN TAHUN 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER (JCC) JAKARTA, 1 JULI 2015 Yth. : 1. Para Duta Besar Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batik adalah warisan budaya Bangsa Indonesia yang adiluhung. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif batiknya sendiri, tak terkecuali kota Semarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal
Lebih terperinciKreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi
Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciDESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.
BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat cenderamata yang unik khas kota Bandung. Begitu pula para wisatawan kota Bandung yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian sejak jaman dulu dikenal sebagai usaha untuk melindungi diri dari pengaruh iklim dan cuaca. Pada masa itu, pakaian hanya sekedar menutup tubuh saja. Seiring
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. Yth. Pimpinan dan Pengurus Yayasan Batik Indonesia; Yth. Pimpinan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012
Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA DI JIEXPO KEMAYORAN,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini yang akan dibahas lebih terfokus pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahan yang akan digunakan agar mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya busana merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan
Lebih terperinciLAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA Ke - 26 TAHUN 2011 JAKARTA, 19 OKTOBER 2011
LAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA Ke - 26 TAHUN 2011 JAKARTA, 19 OKTOBER 2011 Yang Terhormat Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Boediono beserta Ibu Ani Herawati
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PENCANANGAN HARI SEPATU INDONESIA JAKARTA, 9 MARET 2011
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PENCANANGAN HARI SEPATU INDONESIA JAKARTA, 9 MARET 2011 Yth. Para Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Yang kami Hormati dan Cintai, Perwakilan Solidaritas Isteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian dan cenderung mudah berpindah saluran dan retailer yang berbeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel dihadapkan dengan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gejolak ekonomi dan kemajuan teknologi tergabung membentuk kembali lanskap
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA YANG KE-25 JAKARTA, 13 OKTOBER 2010
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN TRADE EXPO INDONESIA YANG KE-25 JAKARTA, 13 OKTOBER 2010 Yth. Wakil Presiden RI Bapak Budiono beserta Ibu Herawati Budiono, Yth. pimpinan dan anggota lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan dengan segala macam kekayaan alam yang melimpah. Tidak hanya sumber daya alam yang melimpah, tetapi bangsa Indonesia memiliki berbagai
Lebih terperinciBeberapa komponen yang mempengaruhi kemasan media. FIDEL BUSTAMI Bidang Komunikasi dan Pendidikan Masyarakat Coremap
Beberapa komponen yang mempengaruhi kemasan media FIDEL BUSTAMI Bidang Komunikasi dan Pendidikan Masyarakat Coremap BENTUK Bentuk juga bisa digunakan untuk menarik respon dari audien kita. Penggunaan Bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA Data penunjang ini ditinjau dari berbagai sumber, antara lain: 1. Data literatur berasal dari buku, website dan sebagian diambil dari artikel elektronik maupun non-elektronik termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan perusahaan dalam usaha untuk menjual serta meningkatkan nilai perusahaan di mata konsumen terhadap
Lebih terperinciBAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL
BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenagwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keanekaragaman kesenian dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion adalah batik. Daerah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan bangsa tak benda dan merupakan kesenian budaya asli Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Menurut Irwan Tirta, pengertian batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan, hal ini seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat serta pengaruh perekonomian
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kain tradisi yang sangat beragam. Terdapat kain tradisi disetiap daerah dan memiliki perbedaan atau keunikan masing-masing disetiap daerahnya. Dewasa
Lebih terperinciBAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis
29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak jaman dahulu fesyen merupakan bagian dari kehidupan manusia. Perkembangan gayanya terus berubah dari tahun ke tahun. Seiring berkembangnya fesyen di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan
Lebih terperinci1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perkembangan batik nusantara pun ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Art deco adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern abad ke 21 saat ini, dunia periklanan melakukan bermacam-macam cara untuk menarik perhatian audience oleh pekerja kreatif. Televisi merupakan media
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012
Sambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN KAWASAN TERPADU TRANS STUDIO
Lebih terperinci17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN
17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. masing media diimplementasikan sebagai berikut: Bus ini juga sering digunakan oleh turis mancanegara.
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Implementasi Desain Dari sketsa media promosi yang telah dikemukakan sebelumnya, masing masing media diimplementasikan sebagai berikut: 1. Bus Werkudara Bus Werkudara merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi maka pesat juga perkembangan dalam dunia mode dan fashion. Munculnya subculture seperti aliran Punk, Hippies,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciTARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI
TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI A. PENDAHULUAN Ketika jaman terus berkembang karena kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,
58 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau bisa disebut juga metode riset ini memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, yang berarti ilmu yang menerangkan
Lebih terperinciEdisi April Kebaya. Kutubaru. Hal. 4
Kebaya Kutubaru Hal. 4 Edisi April 2016 EDISI APRIL 2016 2 Semangat Pagi Rekan-rekan BCL&Ders, Akhirnya edisi perdana digital majalah BCL&D dengan nama Styliste dapat diterbitkan. Styliste sendiri berasal
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 2.1.1 Literatur Buku A. Anne Avantie: Inspirasi, Karya, dan
Lebih terperinciCOLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D
COLOR TEHORY Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Warna Primer Tidak dapat dibuat dengan kombinasi warna apa pun Red Blue Yellow Warna Sekunder Terbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita masa kini adalah cerminan wanita modern yang tangguh. Semakin terlihat jelas arti emansipasi yang dicetus oleh Ibu Kartini. Emansipasi wanita bukan hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat, atau dalam arti sempitnya disebut sebagai kesenian rakyat. Coseteng dan Nemenzo (Jahi 2003: 29) mendefinisikan
Lebih terperinciPUSAT MODE DI JAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT MODE DI JAKARTA Pendekatan Desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas. Sehingga masyarakat dihadapkan pada banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya
Lebih terperinci