S K R I P S I. Diajukan dalam rangka penyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S K R I P S I. Diajukan dalam rangka penyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :"

Transkripsi

1 SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, OTOT LENGAN DAN KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP KECEPATAN RENANG 20 METER GAYA PUNGGUNG PADA MAHASISWA PUTRA ANGKATAN TAHUN 2003 PKLO FIK UNNES TAHUN 2005 S K R I P S I Diajukan dalam rangka penyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Sungkowo NIM : Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

2 SARI Sungkowo ( 2005 ), Sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter gaya pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun Kemampuan fisik dan tehnik renang gaya punggung mempunyai pengaruh terhadap prestasi renang gaya punggung maka pentingnya meningkatkan latihan fisik dan tehnik renang. Tujuan penelitian ini ingin mencari jawaban sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung, serta mengetahui seberapa besar sumbangan dari masing-masing variabel terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung. Penelitian ini adalah penelitian total populasi berjumlah 47 mahasiswa dengan menggunakan metode survey tes. Subyek yang digunakan sebagai sampel adalah mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan tahun Instumen yang digunakan 1) untuk mengukur kekuatan otot tungkai menggunakan alat Back and Leg Dynamometer, 2) untuk mengukur kekuatan dorong dan tarik otot lengan menggunakan alat Pull and Push Dynamometer, 3) untuk mengukur kapasitas vital paru menggunakan spyrometer, 4) untuk mengukur kecepatan renang gaya punggung 20 meter dengan menggunakan stopwatch. Analisis data menggunakan analisis regresi tunggal dan regresi ganda. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis hipotesis, untuk uji normalitas data dengan menggunakan kolmogorov-smirnov, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square dan untuk uji linieritas garis regresi dengan uji F dengan menggunakan taraf signifikan 5 %. Hasil analisis data penelitian menunjukkan : a) tidak ada hubungan yang signifikan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter, b) tidak ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter, c) tidak ada hubungan yang signifikan kapasitas vital paru dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter. Besar sumbangan untuk masing masing variabel menunjukkan : a) kekuatan otot tungkai = 2,8 %, b) kekuatan otot lengan = 0,00%, c ) kapasitas vital paru = 0,01 %, gabungan ketiga variabel sebesar = 3,7 % terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung. ii

3 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Rabu Tanggal : 27 Juli 2005 Panitia Ujian Ketua Sekretaris Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd NIP NIP Anggota Penguji 1. Drs. Tri Tunggal, M.Kes NIP Dra. MM. Endang Sri Retno, MS NIP Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes NIP iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Kerjakanlah amal yang kalian mampu, sesungguhnya Allah tidak memberatkan sampai kalian memberatkan ( diri kalian sendiri ). Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah yang rutin meski hanya sedikit ( HR. Bukhari dan Muslim dari Aisah ). PERSEMBAHAN : Yang terhormat Ibuku ( Suminah ), Bapakku ( Suprapto ), kakak dan adikku tercinta. Keluarga Bapak E wiyono, keluarga Ibu Kaswarganti Rahayu. Teman-teman PKLO angkatan 2001 Almamater FIK UNNES. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya dalam penyelesaian skipsi. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini atas bantuan, bimbingan, saran, serta kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati dan rasa hormat, penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi ijin penelitian 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan petunjuk, saran dalam perkuliahan dan melaksanakan penelitian ini. 4. Dra. MM. Endang Sri Retno, MS selaku Dosen pembimbing I dan Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes selaku Dosen pembimbing II, yang telah memberikan dorongan, petunjuk, saran, serta memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terwujud. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan, khususnya jurusan pendidikan kepelatihan olahraga, yang banyak memberikan ilmu pengetahuan dan mendorong serta memberikan bantuan selama mengikuti perkuliahan. v

6 6. Rekan-rekan mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003, yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan serta dorongan dalam penelitian skripsi ini. Atas segala bantuannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wata ala. Akhirnya, penulis mengharapkan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dikalangan atlet dan pelatih renang.. Amin, Ya Robbal Alamin Semarang, Juli 2005 penulis vi

7 DAFTAR ISI JUDUL... i SARI... ii PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Permasalahan Penegasan Istilah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 9 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Tehnik Renang Gaya Punggung Posisi Badan atau Body Position Gerakan Kaki atau Kicking Gerakan Pernafasan atau Breathing Koordinasi Gerakan Kaki dengan Pernafasan Gerakan Rotasi Tangan atau Hand Rotation Koordinasi Pernafasan dengan Gerakan Tangan Koordinasi Gerakan Kaki, Pernafasan dan Gerakan Tangan Kondisi Fisik Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan Otot Lengan Biomekanika Tehnik Renang Gaya Punggung Biomekanika Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Renang Gaya Punggung Biomekanika Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Punggung Voleme dan Kapasitas Paru Analisis Biomekanika Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kapasitas Vital Paru Terhadap Kecepatan Renang Gaya Punggung 20 Meter Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi vii

8 3.2 Sampel Variabel Penelitian Rancangan Penelitian Teknik Pengambilan Data Prosedur Penelitian Instrumen Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian Dalam Pengambilan Data dari Sampel Analisa Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Data Uji Persyaratan Analisis Uji Normalitas Data Uji Homogenitas Uji Linieritas Garis Regresi Uji Keberartian Model Garis Regresi Hasil penelitian Analisis Regresi Sederhana atau Regresi Tunggal Analisis Regresi Ganda Sumbangan Relatif dan Efektifitas Prediktor terhadap Kriterium Pembahasan Hasil Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN Hasil Hasil Penelitian viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Posisi tubuh Streamline Gambar 2 Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase Gambar 3 Fase menangkap atau catch phase Gambar 4 Fase menarik atau pull atau inward sweep Gambar 5 Pola tarikan huruf S Gambar 6 Fase menekan atau pressure phase Gambar 7 Koordinasi saat berenang secara lengkap Gambar 8 Otot otot tungkai manusia Gambar 9 Otot otot lengan manusia Gambar 10 Diagram gerakan pernafasan selama pernafasan normal dan selama inspirasi maksimal serta ekspirasi maksimal Gambar 11Desain Penelitian Gambar 12 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Tungkai Gambar 13 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Lengan Gambar 14 Pelaksanaan Tes Kapasitas Total Paru Gambar 15 Pelaksanaan Tes Kecepatan Renang Gaya Punggung 20 Meter ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Keputusan Penetapan Pembimbing Lampiran 2 Ijin Penelitian Lampiran 3 Jawaban Ijin Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian Lampiran 5 Data Kasar Hasil Tes Lampiran 6 Data Transformasi ke skor-t Lampiran 7 Out Put Pengelohan Hasil Penelitian Dengan Sistem SPSS x

11 DAFTAR TABEL Tabel 1 Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi Tabel 2 Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas Tabel 3 Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas Tabel 4 Rangkuman hasil perhitungan uji linieritas garis regresi Tabel 5 Rangkuman hasil perhitungan uji keberartian model garis Regresi Tabel 6 Rangkuman hasil perhitungan Analisis Regresi Tunggal Tabel 7 Rangkuman Hasil Perhitungan regresi ganda Tabel 8 Rangkuman Hasil Perhitungan Model Summary Tabel 9 Rangkuman Sumbangan variabel bebas terhadap kreterium xi

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Perguruan tinggi bagian dari sistem pendidikan nasional, yang memiliki ciri dan kepribadian tersendiri. Universitas Negeri Semarang (UNNES ) dalam kehidupan kampus yang didasarkan atas visi dan misi yang berintikan kegiatan akademik, yang perlu dan harus dihayati oleh segenap sivitas akademika dan warga kampus yang lain ( A.T. Soegito dan Mungin.E.W, 2004 : I ). Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, bertugas melaksanakan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi / profesi dalam sejumlah disiplin ilmu,teknologi dan atau seni tertentu ( A.T. Soegito dan Mungin.E.W, 2004 : 2 ), UNNES sebagai perguruan tinggi negeri mempunyai program studi yang terdiri atas: Fakultas Ilmu Pendidikan ( FIP ), Fakultas Bahasa dan Seni ( FBS ), Fakultas Ilmu Sosial ( FIS ), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam ( FMIPA ), Fakultas Tehnik ( FT ),Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK ) dan Program Pascasarjana ( PPs ) ( A.T. Soegito dan Mungin E.W, 2004:9-11 ). Salah satu dari program studi tersebut adalah Fakultas Ilmu Keolahragaan atau FIK merupakan fakultas yang mengajarkan ilmu-ilmu Keolahragaan baik yang bersifat praktek maupun teori. Fakultas Ilmu Keolahragaan memiliki beberapa jurusan antara lain PJKR, PKLO, IKOR, IKM, PGPJSD, salah satu jurusan yang ada di FIK adalah Jurusan PKLO atau Pendidikan Kepelatihan Olahraga merupakan jurusan yang mencetak pelatih, disamping sebagai guru. Di jurusan PKLO berbagai mata kuliah baik yang bersifat teori maupun praktek dari cabang olahraga diajarkan antara lain : sepak bola, tenis, pencak silat, renang, bulutangkis, tenis meja, senam, atletik dan lainnya. Mata kuliah renang yang diajarkan terdiri dari empat gaya, yang meliputi : a) gaya bebas atau crawl stroke, b) gaya dada atau breast stroke, c) gaya kupukupu atau butterfly stroke dan, d) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Untuk gaya punggung mempunyai tingkat kesulitan yang paling kecil bila ditinjau dari tehnik pengambilan nafas karena pada gaya ini posisi tubuh menghadap keatas. Renang gaya punggung adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh perenang dengan cara punggung selalu berada dibagian bawah dari sikap badan diair, istilah lain yang diberikan kepadanya adalah renang terlentang (Dumadi, dan Kasiyo.D, 1992 :113). Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara betul, selain itu juga dipengaruhi oleh mental, kematangan juara dan fisik. Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain: 1. kekuatan atau strenght, 2. kecepatan atau speed, 3. daya tahan atau xii

13 endurance, 4. daya otot atau muscular power, 5. daya lentur atau flexibility, 6. koordinasi atau coordination, 7. kelincahan atau agility, 8. keseimbangan atau balance, 9. ketepatan atau accuracy, 10. reaksi atau reaction. ( M. Sajoto, 1995 : 8-10 ). Ada tiga kelompok unsur utama dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja yang baik, yaitu: kekuatan, daya tahan, dan kelentukan ( Counsilman yang dikutip Soejoko H,1992 :13 ). Dalam melakukan gerakan tungkai renang gaya punggung adalah pada posisi mengapung terlentang, mulai ayunan kaki keatas dan kebawah secara bergantian. Masukkan kepala di air sampai kedua telingga terendam, pertahankan agar pinggul tetap terangkat, jangan sampai pinggul jatuh hingga dalam posisi setengah duduk. Lemaskan pergelangan kaki sehingga telapak kaki lentur bergerak sesuai tekanan air, tekuklah kaki sewaktu kaki diayun kebawah sekitar 60 derajat dibawah permukaan air dan lurus sewaktu kaki diayun keatas. Ayunkan lutut lurus pada kedalaman 3 inci dengan lurus dibawah permukaan air dan ayunan telapak kaki sekitar 20 inci dari permukaan ( Thomas,1996 : 37 ). Dalam melakukan gerakan rotasi tangan dalam renang gaya punggung yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase, 2. fase menangkap atau catch phase, 3. fase manarik atau pull phase, 4. fase mendorong atau push phase, dan 5. fase istirahat atau recovery phase. Dalam fase masuknya tangan kepermukaan air lebih dahulu kelingking yang masuk keair. Setelah tangan masuk pada akhir putaran lengan agar dibentuk dengan rotasi tubuh semaksimal mungkin dimana bila lengan kanan masuk, maka rotasi yang dilakukan dengan mengangkat bahu secara maksimal adalah bahu kiri, xiii

14 begitu pula sebaliknya. Tujuan rotasi ini akan mendorong lengan yang masuk keair mencapai kedalamam maksimal, selanjutnya fase recovery dimana lengan dilecutkan keluar dari permukaaan air dengan lebih dahulu ibu jari keluar dari permukaan air dan berakhir disaat kelingking akan masuk dipermukaan air diatas kepala ( Soejoko H,1992, ). Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi untuk mendorong maju pada saat berenang. Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai alat menjadikan kaki tetap streamline, sehingga tahanan menjadi kecil. Sedangkan otot lengan berfungsi sebagai pendayung. Daya tahan pada umumnya, yaitu cardiorespyratory endurance adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan latihan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama ini dilakukan pada olahraga lari, bersepeda, dan berenang, setiap cabang olahraga memerlukan tingkat daya tahan tertentu yang memenuhi syarat untuk cabang tersebut menurut Wilmore dan Costill seperti yang dikutip oleh M.Sajoto ( 1995:122 ) mengatakan sekarang telah berkembang pendapat bahwa cardiorespyratory endurance tinggi dapat meningkatkan kemampuan prestasi dan mengurangi cidera. Keadaan sistem cardiovascular yang baik akan menyuplai kebutuhan biologis tubuh pada waktu istirahat maupun saat kerja keras akan di perlancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan apabila alat-alat peredaran darah yang mengalirkan darah, sebagai media penghantar untuk memberikan zat-zat makanan dan oksigen yang sangat diperlukan jaringan tubuh dapat menjalankan xiv

15 fungsinya dengan sempurna dan efisien bila mana memperoleh latihan-latihan dengan dosen yang benar dan tepat. Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian dengan judul : Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai, Otot Lengan dan Kapasitas Vital Paru Terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun Berdasarkan uraian diatas bahwa alasan pemilihan judul dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: Sepengetahuan penulis belum ada judul dan penelitian mengenai sumbangan antara kekuatan otot tungkai,otot lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter di FIK UNNES Pentingnya meningkatkan kemampuan fisik untuk keberhasilan perenang dalam berprestasi Sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat ilmiah dalam perkembangan olahraga. Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan bidang olahraga pada umumnya dan cabang olahraga renang khususnya. 1.2 Permasalahan Suatu penelitian tidak terlepas dari permasalahan, sehingga perlu kiranya masalah tersebut untuk di teliti, dianalisis dan dipecahkan. Setelah diketahui dan dipahami latar belakang masalahnya. Maka yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah: xv

16 1.2.1 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003? Seberapa besar sumbangan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003? Seberapa besar sumbangan kapasitas total paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003? Seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003? 1.3 Penegasan Istilah Sehubungan dengan judul di atas maka untuk menghindari kesalahan penafsiran maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting Sumbangan Sumbangan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu memberikan sokongan( Depdikbud, 1999:972), sumbangan yang dimaksud pemberian atau sokongan dari kekuatan otot tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun Kekuatan Otot Tungkai Menurut Wilmore yang dikutip oleh Soejoko H (1992 : 14) kekuatan adalah kemampuan maksimum untuk menggerakkan atau melawan suatu daya. Menurut M.Sajoto (1995:8) berpendapat kekuatan adalah komponen kondisi fisik tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban suatu bekerja. xvi

17 Yang dimaksud dengan kekuatan otot tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan jaringan tubuh yang berupa otot plantaris, quadriseps femoris, rectus femoris, vestus intermedius, vestus medialis, vestus ateralis, tibialis anterior, gastronemius, soleus, tibialis posterior, hamstrings untuk menjadi penggerak utama dalam olahraga renang ( Soejoko H, 1992 : ) Kekuatan Otot Lengan Yang dimaksud kekuatan otot lengan dalam penelitian ini yaitu kemampuan jaringan tubuh yang berupa otot bisep, otot trisep, deltoid, brachialis, wrist and finger extensor untuk menarik lengan di dalam air dan menjadi tenaga dorong untuk gaya-gaya dalam olahraga renang ( Soejoko H, 1992 : ) Kapasitas Vital Paru Kapasitas yaitu ruang yang tersedia, daya tampung, daya serap keluaran maksimum (Depdikbud, 1999:443). Dalam penelitian ini kapasitas diartikan sebagai kemampuan maksimal daya tampung, ruang yang tersedia, keluaran maksimum paru untuk menyimpan udara Kecepatan Menurut M. Sajoto (1995:9) kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam penelitian ini kecepatan diartikan sebagai kemampuan untuk bergerak dari suatu tempat ketempat yang lain dalam waktu yang sesingkat mungkin, dalam hal ini melakukan renang 20 meter gaya punggung Renang gaya punggung Renang gaya punggung adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh perenang dengan cara punggung berada di bagian bawah dari sikap badan di air istilah lain dari gaya yang diberikan kepadanya adalah renang yang selalu terlentang (Dumadi, dan Kasiyo.D, 1992 :113). 1.4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah: xvii

18 1.4.1 Untuk mengetahui sumbangan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter Untuk mengetahui sumbangan kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter Untuk mengetahui sumbangan kapasitas vital paru dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing Variabel yaitu: kekuatan otot tungkai,kekuatan otot lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES tahun 2003, selain itu juga untuk mengetahui variabel mana yang lebih besar memberikan sumbangannya terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter. 1.5 Kegunaan Penelitian Pentingnya penelitian ini adalah: Untuk peneliti sendiri: Nantinya penelitian ini dapat menjadi bahan pengetahuan yang nyata bila kelak peneliti menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga khususnya renang Pengalaman ini menjadi jelas bahwa untuk menghasilkan prestasi renang tidak cukup sekedar menguasai berenang saja tetapi ada ilmu lain yang mendukung prestasi. xviii

19 1.5.2 Untuk para pelatih, guru penjas dan para pembina bahwa untuk meningkatkan prestasi renang tidak saja ketrampilannya yang dilatih tetapi juga kemampuan fisiknya dan ilmu pendukungnya Bagi mahasiswa yang berminat dengan prestasi renang dapat menjadi pengetahuan dengan adanya penelitian ini, sehingga diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. xix

20 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teknik Renang Gaya Punggung. Menurut Soejoko H ( 1992 : 1-11 ) perenang untuk dapat melakukan renang yang baik dituntut untuk menguasai teknik renang yang baik. Pengertian menguasai teknik renang ialah berenang dengan menggunakan gaya tertentu untuk mencapai jarak tertentu secara efektif dan efisien. Untuk itu perenang perlu melakukan latihan-latihan secara teratur dan terprogram. Disamping itu baik juga bila memahami dasar-dasar mekanika dalam renang, karena dalam berenang terdapat juga hambatan, dorongan, tahanan atau resistance, dan kemampuan mengapung. Untuk berenang dengan baik perenang harus ingat berenang bukan hanya tubuh supaya mengapung, tetapi tubuh itu sendiri mempunyai daya apung sehingga membuat tubuh mengapung. Perenang yang badannya ringan akan mempunyai daya apung yang tinggi dan akan menyebabkan kurangnya hambatan dibanding dengan orang berbadan berat, karena daya apung dipengaruhi oleh: bentuk badan, ukuran tulang, perkembangan otot, ukuran berat, jumlah jaringan lemak, kapasitas paru, dan sebagainya (Soejoko H, 1992:1-11). Renang adalah suatu aktifitas tubuh yang dilakukan didalam air, aktifitas tersebut dapat dilakukan dengan beberapa gaya. Menurut Kasiyo. D ( 1980 : 11 ) olahraga renang memiliki beberapa gaya yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya xx

21 punggung, gaya kupu-kupu. Salah satu dari gaya renang yang ada adalah gaya punggung, adapun teknik renang gaya punggung terdiri dari : 1). Posisi tubuh, 2). Tehnik gerakan kaki, 3). Tehnik pernafasan, 4). Koordinasi gerakan kaki dengan pernafasan, 5). Gerakan rotasi tangan, 6). Koordinasi pernafasan dengan punggung, gaya kupu-kupu. Salah satu dari gaya renang yang ada adalah gaya punggung, adapun teknik renang gaya punggung terdiri dari : 1). Posisi tubuh, 2). Tehnik gerakan kaki, 3). Tehnik pernafasan, 4). Koordinasi gerakan kaki dengan pernafasan, 5). Gerakan rotasi tangan, 6). Koordinasi pernafasan dengan gerakan tangan, 7). Koordinasi gerakan kaki, pernafasan, dan gerakan tangan ( Soejoko H, 1992 : ). Adapun untuk lebih jelas tehnik renang gaya punggung dapat diuraikan sebagai berikut: Posisi Badan atau Body Position Didalam air posisi tubuh harus dalam keadaan seperti berikut: Posisi tubuh hidrodinamik atau streamline Usahakan agar dapat sedatar mungkin atau sehorisontal mungkin Irama gerakan tungkai naik turun lebih dalam (20 inci) dibanding gerakan tungkai pada gaya bebas Sikap kepala gaya punggung pada dasarnya perenang seperti tidur di air berputar pada rotasinya hingga mencapai sudut 45 0 dengan garis tengah. Adapun posisi tubuh dalam keadaan streamline adalah seperti gambar 1: xxi

22 Gambar : 1 Posisi tubuh Streamline ( Dumadi, Kasiyo D, 1992:129) Gerakan kaki atau kicking. Pada renang fungsi utama kaki adalah sebagai stabilisator dan sebagai alat untuk menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan streamline, sehingga tahanan menjadi kecil, hal tersebut disebabkan karena: Prinsip gerakan kaki pada gerakan ini sama seperti gaya bebas dengan sumber gerak pada pangkal paha Harus seimbang dengan putaran tubuh pada porosnya Tungkai kaki bawah menendang dan melecut membentuk sudut pada lutut sebagai akibat turunnya kaki bawah Saat tungkai kaki bawah turun, maka jarak dari permukaan air 20 inci Tehnik Pernafasan atau breathing. Meskipun sikap tubuh pada gaya ini dapat memungkinkan setiap orang dapat mengambil nafas kapan dan bilamana diinginkan, tetapi untuk menghindari kemungkinan terhisapnya air, terutama melalui hidung maka cara mengambil nafas pada gaya ini sama seperti yang dikerjakan pada gaya bebas. Sebagai pedoman apabila yang bersangkutan mampu dan biasa mengambil udara dengan xxii

23 memutar kepala kearah kanan, pengambilan nafas dilakukan saat lengan kanan melakukan fase istirahat atau fase recovery Koordinasi Gerakan Kaki dengan Pernafasan atau Kick-Breath Coordination. Pada dasarnya koordinasi gerakan kaki dengan pernafasan adalah salah satu rangkaian latihan yang harus diberikan agar motoriknya terlatih dengan baik Gerakan Rotasi Tangan atau Hand Rotation. Gerakan ini terbagi menjadi beberapa fase yaitu: Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase. Masuk ke permukaan air dengan terlebih dahulu kelingking dengan telapak tangan akan mengarah keluar. Untuk memperoleh kedalaman pada saat masuknya tangan, pada akhir putaran tangan, agar dibantu dengan rotasi tubuh semaksimal mungkin dimana bila tangan kanan masuk, rotasi yang dilakukan dengan mengangkat bahu secara maksimal adalah bahu kiri. Masuknya tangan kedalam air berakhir sebelum fase menangkap akan dimulai pada kedalaman antara cm. Kemudian gambaran dari fase arm entry dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut: Gambar 2 Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase. ( Soejoko H, 1992 : 89 ) Fase menangkap atau catch phase xxiii

24 Pada kedalaman antara cm, fase menangkap dilakukan dimana sudut yang dibentuk antara lengan dengan tangan pada pergerlangan adalah kurang lebih Seperti terlihat pada gambar Fase menarik atau pull atau inward sweep. Gerakan ini dikerjakan agar telapak tangan dan lengan bagian bawah bergerak lebih dulu. Perlu diperhatikan bahwa telapak tangan pada posisi menyapu kedalam atau inward sweep dengan sudut yang cukup sekitar 70 0 dan usahakan akhir dari sapuan kedalam ini membentuk sudut antara 90 0 hingga pada siku. Adapun fase menarik pada gambar 4: Gambar 3 Fase menangkap atau catch phase. ( Soejoko H, 1992 : 93 ). Gambar 4 Fase menarik atau pull atau inward sweep ( Soejoko H, 1992 : 94 ). Untuk pola tarikan yang dikerjakan pada renang gaya punggung adalah pola S. Adapun pola tarikan untuk renang gaya punggung pada gambar 5. xxiv

25 Fase mendorong atau push phase. Fase ini telapak tangan menghadap kedepan dengan arah sejajar panjang tubuh menghadap bagian bawah tubuh. Sikap ini membantu sehingga bahu terbawa naik. Berakhir pada kedalaman kurang lebih cm dari punggung, tangan keatas permukaan air dan dikerjakan dengan seluruh bagain lengan dan lecutan telapak tangan. Adapun fase mendorong pada gambar 6. Gambar 5 Pola tarikan huruf S ( Soejoko H, 1992 : 85 ). Gambar 6 Fase mendorong atau push phase ( Soejoko H, 1992 : 92 ) Fase istirahat atau recovery phase. Fase istirahat ini dimulai setelah telapak tangan melakukan akhir fase menekan dengan lecutan hingga lengan keluar dari permukaan air dengan ibu jari terlebih dahulu keluar dari permukaan air dan berakhir disaat kelingking akan mulai masuk permukaan diatas kepala ( Soejoko H, 1992 : ) Koordinasi Parnafasan dengan Gerakan Tangan. Koordinasi pernafasan dengan gerakan tangan merupakan bentuk Pola tarikan yang dikerjakan pada renang gaya punggung adalah pola S. Ini xxv

26 merupakan bentuk latihan yang harus dikerjakan sehingga yang bersangkutan menjadi terbiasa Koordinasi Gerakan Kaki, Pernafasan, dan Gerakan Tangan. Koordinasi gerakan secara keseluruhan yaitu gerakan kaki, teknik pernafasan dan gerakan tangan disebut dengan Istilah renang lengkap. Teknik renang lengkap gaya punggung adalah mengkoordinasikan dari teknik gerakan- gerakan yang telah diuraikan diatas yang membentuk suatu kesatuan, sesuai dengan gambar yang ada dibawah ini yang disalin dari Counsilman ( 1968 ) oleh Soejoko H ( 1992 : ). Adapun urutan gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar 7. xxvi

27 Gambar 7 Koordinasi saat berenang secara lengkap ( Soejoko H, 1992 : ) Dengan keterangan dari gambar 7 yang merupakan koordinasi saat berenang secara lengkap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Tangan kiri melakukan entry tangan kanan berada dalam posisi disamping paha, tungkai kiri akan menendang dan tungkai kanan turun/recovery Tangan kiri setelah melakukan entry kemudian dilanjutkan fase menangkap, tangan kanan mulai bergerak naik, tungkai kiri menendang dan tungkai kanan recovery Tangan kiri melakukan fase menarik, tangan kanan fase istirahat, tungkai kanan akan menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery Tangan kiri fase mendorong, tangan kanan akan masuk ke permukaan air tungkai kanan akan menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery Tangan kiri akan keluar dari permekaan air, tangan kanan fase masuknya tangan ke permukaan air di lanjutkan fase menangkap, tungkai kanan menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery Tangan kiri fase istirahat, tangan kanan fase menarik, tungkai kanan menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery.. Perenang untuk dapat berenang dengan baik, hendaknya memahami berenang itu bukan sekedar tubuh mengapung, tetapi didalam berenang banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga banyak hal yang perlu dipahami dan diketahui. Ternyata berat ringannya tubuh berpengaruh juga terhadap kecepatan dan lajunya berenang, sehingga orang yang badannya ringan akan mempunyai xxvii

28 daya apung yang tinggi dan akan menyebabkan kurangnya hambatan dibanding dengan orang yang berat, karena daya apung dipengaruhi: bentuk badan, ukuran tulang, perkembangan otot, ukuran berat, jumlah jaringan lemak, kapasitas paru - paru, dan sebagainya ( Soejoko H, 1992 : 1-11 ). Oleh karena itu untuk dapat berenang dengan baik perlu memahami dan mengetahui prinsip mekanika dalam renang secara umum. Prinsip-prinsip dalam renang tersebut antara lain: prinsip hambatan, prinsip dorongan, dan menggunakan salah satu kombinasi dari keduanya ( Sukintoko, 1983 : 73 ). Hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada teknik renang adalah: menghasilkan daya propulsif atau propulsive force yang sebesar-besarnya dan mengurangi gaya resistent atau retardation menjadi seminimal mungkin ( Imam H, 1997 : 171 ) Kondisi fisik Menurut M.Sajoto (1990 : 11) dalam pembinaan olahraga perlu diketahui faktor-faktor yang menentukan prestasi agar tercapai secara maksimal. Faktorfaktor tersebut meliputi: kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental. Dari beberapa faktor tersebut faktor kondisi fisik merupakan salah satu penentu yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi olahraga. Adapun faktor fisik meliputi beberapa komponen yaitu: kekuatan, kecepatan, daya tahan, tenaga, kelincahan, koordinasi, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya kerja jantung dan paruparu dan kesehatan untuk berolahraga. Lebih lanjut M.Sajoto ( 1989:16 ) menjelaskan setiap manusia mempunyai kemampuan fisik atau kondisi fisik yang berbeda. Adapun kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun xxviii

29 pemeliharaannya, artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun di sana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status tiap komponen tersebut. Strength adalah komponen kondisi fisik seseorang yang berhubungan dengan kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dari kesemua komponen-komponen kondisi fisik menurut AP.Pandjaitan ( 1990 : 2 ) bahwa kekuatan, daya tahan, dan kecepatan merupakan faktor utama yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan berprestasi. Sedang menurut Harsono (1988:177) strength, power dan daya tahan otot atau endurance, ketiganya saling mempunyai hubungan, tetapi faktor yang dominan adalah strength. Dari pernyataan diatas jelas Strength tetap merupakan faktor fisik yang paling dasar atau basis dari pada power dan daya tahan otot. Lebih lanjut dikatakan strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan, dan kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting dari kemampuan fisik yang ada Kekuatan otot tungkai Menurut Jensen (1983 : 154) kekuatan dasar untuk penampilan gerak, dan mungkin kekuatan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam penampilan prestasi gerak. Hampir semua penampilan prestasi gerak yang giat bersemangat tergantung pada kemampuan dalam menerapkan besarnya force melawan resistance, peningkatan kekuatan sering memberi kontribusi terhadap prestasi performance gerak menjadi lebih baik. Strength menurut Wilmore xxix

30 (1986:113) ialah dapat didefinisikan sebagai kemampuan maksimum yang diaplikasikan atau untuk resistance force, dan strength sebenarnya merupakan komponen fisik yang paling dasar, terbebas dari power dan daya tahan otot, yaitu tergantung dari tingkat kekuatan otot dari masing-masing perenang. Kemudian Menurut Harsono ( 1988 : 177 ) menyatakan sebenarnya strength, power dan daya tahan otot atau endurance otot, ketiga tersebut saling mempunyai hubungan dengan faktor dominannya yaitu strength. Strength tetap merupakan dasar atau basis dari power daya tahan otot. Strength yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting atau kalau bukan yang paling penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Bertolak dari pengertian diatas maka kemampuan fisik khususnya strength dalam menunjang teknik renang gaya punggung hubungannya dengan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot punggung, dan kekuatan otot lengan terhadap prestasi atlet renang gaya punggung adalah sebagai berikut: Untuk mengerakkan otot tungkai, otot pergelangan kaki yang meliputi : Musculus Quadriceps extensor, gastrocnomius, dan gluteus maximus, quadriceps extensor tediri dari empat macam otot yaitu rectus femoris, vastus lateralis, vastus intermedialis, dan vastus medilalis. Otot-otot ini terlibat pada waktu seorang melakukan start dan berperan untuk dorongan kedepan (Soejoko H, 1992:15). Untuk jelasnya lihat gambar Kekuatan Otot Lengan lain: Menurut Soejoko H (1992 : ) ada beberapa fungsi kekuatan otot lengan dalam olahraga renang antara xxx

31 Untuk menggerakkan lengan sebagai pendayung: latisimusdorsi pectoralis major, teres major, dan triceps otot-otot ini penting untuk menarik lengan ke dalam air dan menjadi tenaga dorong untuk ke empat gaya renang yang di perlombakan Untuk menggerakkan lengan memutar kedalam: teres major, sub scapularis, latisimus dorsi, dan pectoralis major. Pada ke empat gaya renang yang diperlombakan otot-otot ini digunakan untuk memutar lengan bila perenang melakukan gaya dengan benar. Untuk menggambarkan gerakan ini dengan meluruskan lengan kedepan secara mendatar, siku bengkokkan sehingga membentuk sudut 45 0, selanjutnya angkat siku tersebut dan turunkan tangan Untuk menggerakkan pergelangan tangan dan fleksor jari-jari: fleksor carpi, ulnaris, dan palmaris longus. Banyak di antara perenang yang otot-ototnya ini kurang kuat menahan air, sehingga waktu lengannya ditarik jari-jarinya terbuka Untuk menggerakkan extensor siku: trideps. Pada saat orang perenang akan mengakhiri tarikan lengannya dalam gaya crawl, dada,dan kupu-kupu akan menggunakan otot extensor, sikunya untuk menyibakkan air ke belakang (Soejoko H., 1992 : 14-15). Dalam renang gaya punggung gerak impuls atau gerak dorong lebih dominan, saat atlet melakukan mengayuhkan lengan kebelakang, otot yang bekerja adalah extensor siku, yaitu otot triceps. Dan saat lengan bergerak mendorong kearah depan atas sejauh mungkin dengan sudut gerak yang kurang lebih 45º, sedangkan untuk menggerakkan pergelangan tangan ialah dengan otot xxxi

32 fleksor carpio ulnaris dan palmaris longus. Untuk menggerakkan lengan sebagai pendayung otot-ototnya ialah: latisimusdorsi, pectoralis major, teres Pada Renang gaya punggung saat bahu kanan ditarik kedepan dan lengan dicambukkan lewat atas bahu dengan gerak pelurusan keatas depan maka otot yang bekerja adalah otot latisimusdorsi, pectoralis major, teres major dan triceps, sedang untuk menggerakkan lengan memutar kedalam adalah otot-otot teres major, sub scapularis, latisimus dorsi dan pectoralis major, demikian pula pada teknik renang gaya punggung saat bahu kanan ditarik kedepan dan lengan dicambukkan melingkar dengan gerak pelurusan keatas depan. Untuk jelasnya lihat gambar 9. xxxii

33 Gambar 8 Otot otot tungkai manusia ( Thomson, 1981 : 71 ) xxxiii

34 Gambar 9 Otot-otot lengan manusia ( Thomson, 1981 : 37 ) Biomekanika Tehnik Renang Gaya Punggung Di dalam tubuh manusia tersusun dari sambungan-sambungan tulang, sendi, dan otot sehingga di dalam geraknya atau kerjanya akan mengikuti hukum-hukum alam. Seorang perenang, ketika berenang akan menggunakan lengannya untuk mengayuh atau mendayung dan menggerakkan tungkai kakinya untuk mendorong air kebelakang yang berakibat tubuh bergerak maju. Hal tersebut disebabkan adanya hukum Newton ke III yaitu merupakan asas dari adanya aksi, maka ada reaksi. Bahwa setiap perenang mengayuh air, maka akan menimbulkan gerak maju, karena menolak air kebelakang. Tahanan atau drag dari air merupakan tumpuan untuk menolak, oleh karena itu mekanisme gerak ini disebut drag propulsion ( Imam Hidayat, 1997 : 172 ) Biomekanika kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan Renang Gaya Punggung Dalam melakukan gerakan tungkai renang gaya punggung adalah pada posisi mengapung terlentang, mulai ayunan kaki keatas dan kebawah secara bergantian. Masukkan kepala di air sampai kedua telingga terendam, pertahankan agar pinggul tetap terangkat, jangan sampai pinggul jatuh hingga dalam posisi setengah duduk. Lemaskan pergelangan kaki sehingga telapak kaki lentur bergerak sesuai tekanan air, tekuklah kaki sewaktu kaki diayun kebawah sekitar 60 derajat dibawah permukaan air dan lurus sewaktu kaki diayun keatas. Ayunkan lutut lurus pada kedalaman 3 inci dengan lurus dibawah permukaan air dan xxxiv

35 ayunan telapak kaki sekitar 20 inci dari permukaan ( Thomas,1996 : 37 ). Pada renang fungsi utama kaki adalah sebagai stabilisator dan sebagai alat untuk menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan streamline, sehingga tahanan menjadi kecil Biomekanika kekuatan otot lengan terhadap kecepatan Renang Gaya Punggung Perenang gaya punggung supaya memiliki gerak lengan yang efektif maka harus menguasahi tehnik renang dengan baik di antaranya menguasahi gerakan rotasi tangan meliputi: fase masuknya tangan kepermukaan air, fase menangkap, fase menarik, fase mendorong, fase istirahat, serta pola tarikan yang dikerjakan adalah pola huruf S ( Soejoko H: 1992 : 85 ) Volume dan kapasitas paru-paru Pada gambar 10 dilukiskan perubahan-perubahan volume paru-paru dalam keadaan berbagai bernafas, terdiri dari dua bagian yaitu volume dan kapasitas paru-paru. Volume paru-paru terdiri dari: tidal volume, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi dan volume residual, sedangkan kapasitas paru-paru terdiri dari: kapasitas inspirasi, kapasitas residual fungsional, kapasitas vital, dan kapasitas total paru-paru. Gambar 10 Diagram gerakan pernafasan selama pernafasan normal dan selama inspirasi maksimal serta ekspirasi maksimal ( Guyton, 1983 : 7 ) xxxv

36 Kemudian untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa-pristiwa mengenai ventilasi paru-paru, udara didalam paru-paru pada diagram ini telah dibagi menjadi empat macam volume dan empat macam kapasitas, yaitu: Volume paru Dibawah ini penjelasan dari empat macam volume paru-paru yang bila dijumlahkan sama dengan Volume maksimum pengembangan paru-paru. Arti dari tiap-tiap volume ini adalah: Tidal volume adalah volume udara yang diinspirasikan dan di ekspirasikan dengan setiap pernafasan normal, jumlahnya kira-kira 500 mililiter pada pria dewasa yang normal dan wanita kira-kira 20-25% dibawah pria Volume cadangan inspirasi merupakan volume tambahan udara yang dapat di inspirasikan diatas tidal volume normal, dan biasanya kira-kira 3000 mililiter pada pria dewasa muda wanita kira-kira 20-25% dibawah pria Volume cadangan ekspirasi yaitu jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya kira-kira 1100 mililiter pada pria dewasa muda wanita kira-kira 20-25% dibawah pria Volume residual merupakan volume udara yang masih tersisa didalam paru-paru setelah kebanyakan ekspirasi kuat, volume ini rata-rata 1200 mililiter pada pria dewasa muda wanita kira-kira 20-25% dibawah pria ( Guyton,1983 : 6 ) Kapasitas paru-paru Dalam menguraikan peristiwa-peristiwa pada siklus paru-paru kadangkadang diperlukan penyatuan dua volume di atas atau lebih. Kombinasi seperti itu disebut kapasitas paru-paru, di bagian kanan dalam gambar dituliskan berbagai kapasitas paru-paru yang dapat diuraikan sebagai berikut: xxxvi

37 Kapasitas inspirasi sama dengan tidal volume ditambah dengan volume cadangan inspirasi, ini adalah jumlah udara kira-kira 3500 milimeter yang dapat dihirup oleh seorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan parunya sampai maksimum Kapasitas residual fungsional sama dengan volume candangan ekspirasi ditambah volume residual, ini adalah jumlah udara yang tersedia dalam paru pada akhir ekspirasi normal Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah tidal volume dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru seseorang setelah ia mengisinya sampai batas maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4500 milliliter Kapasitas total paru merupakan volume maksimum pengembangan paru dengan usaha inspirasi sebesar-besarnya kira-kira 5800ml, semua volume dan kapasits paru wanita kira-kira 20-25% dibawah pria. Tingkat ekspirasi istirahat ventilasi paru normal hampir semua dilakukan oleh otot-otot inspirasi. Pada waktu otot inspirasi sifat elastik paru dan torak menyebabkan paru mengempis secara pasif. Oleh karena itu bila semua otot inspirasi sama selalu berelaksasi paru kembali ke suatu keadaan relaksasi yang disebut tingkat ekspirasi istirahat, volume udara di dalam paru pada tingkat ini disebut kapasitas residual fungsional atau kria-kira 2300ml pada pria dewasa muda (Guyton, 1983:6) Makna volume dan kapasitas paru Pada orang normal volume udara dalam paru-paru terutama tergantung pada ukuran dan bentuk tubuh, selanjutnya berbagai volume dan kapasitas xxxvii

38 berubah dengan posisi tubuh, kebanyakan berkurang bila orang tersebut berbaring dan bertambah bila orang berdiri. Perubahan dengan posisi ini disebabkan dua faktor utama: pertama, suatu kecenderungan isi perut untuk menekan ke atas pada diahfragma pada posisi berbaring, dan kedua, peningkatan volume darah paru dalam posisi berbaring yang pada bersamaan menurunkan ruangan yang tersedia untuk udara paru-paru (Guyton 1983:6) Biomekanika kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung Udara di paru-paru memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan mengapung jika perenang menghirup udara dalam-dalam, maka akan menambah volume udara normal di paru-paru dan menambah volume udara dada dan volume udara seluruh tubuh. Efek keseluruhan dari penghirupan udara dalam-dalam ini akan mengurangi gravitasi khusus tubuhnya, dengan demikian kemampuan perenang untuk mengapung akan bertambah, sebaliknya jika menghembuskan dengan kuat, grafitasi kusus tubuhnya meningkat dan kemampuan mengapungnya menurun. Sementara sebagian pria dan wanita akan dapat terapung di air jika telah menghirup udara penuh, kebanyakan pria akan tenggelam jika lebih dari sisa udara sisa dalam paru-paru menurun. Didalam peraturan perlombaan renang gaya punggung tidak ada ketentuan bahwa perenang diharuskan untuk melakukan pengambilan nafas, jadi dalam hal ini seorang perenang melakukan pengambilan nafas atau tidak tergantung dari kemapuan faktor perenang untuk mengambil nafas dan besar kecil keuntungan yang diperoleh dari gerakan tersebut. Menurut pendapat No Wacki yang kutip oleh Nurhasan ( 1986:236 ) menjelaskan indikator yang menunjukkan kemampuan kardiopulmonal bahwa konsumsi oksigen maksimal dapat dipakai sebagai antena total, konsumsi oksigan maksimal ini tergantung pada: a). ventilasi suatu efisiensi pernafasan yang biasanya tidak membatasi kemampuan, b). konsumsi oksigen tergantung pada xxxviii

39 kemampuan jantung, ialah volume udara yang diedarkan tiap menit sebagai alat pengangkut oksigen, c). selisih arteri-vena ialah kemampuan dalam peredaran darah tepi atau perifer, khusus dalam sistem perototan untuk memanfaatkan oksigen yang didapatkan dalam darah arterial ialah 20,1 volt, sebagian yang besar untuk keperluan zat setempat. Setiap cabang olahraga baik yang dilakukan oleh orang yang normal atau atlit yang berprestasi mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda. Studi yang dilakukan oleh Hollman menunjukkan kebutuhan akan oksigen pelari jarak jauh, perenang, pembalap sepeda, pendayung kano, berada paling atas Analisis biomekanika kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter. Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi untuk mendorong maju pada saat berenang. Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai alat menjadikan kaki tetap streamline, sehingga tahanan menjadi kecil. Sedangkan otot lengan berfungsi sebagai pendayung. Begitu juga dengan kapasitas vital paru sangat perlu dalam olahraga renang. Pada olahraga renang kemampuan kapasitas vital paru berfungsi untuk mengetahui kemampuan kapasitas vital paru seorang perenang. Menurut Jensen, dkk ( 1983 : 366 ) menjelaskan bahwa gerakan lengan memberikan sumbangan sebesar 70 % dsn gerakan kaki 30 %. Untuk dapat mengurangi tahanan dan hambatan tersebut perenang mampu menambah dorongan yang di gerakan oleh tangan dan kakinya juga kemampuan kapasitas xxxix

40 vital paru. karena posisi mengapung lebih sejajar dengan air maka hambatan yang di peroleh akan semakin kecil juga. Kontribusi gaya dorong terbesar diperoleh dari ayunan kaki depan dimana punggung telapak kaki melakukan tekanan pada air. Pada saat berenang dalam posisi telungkup, ayunan kaki gaya bebas hanya memungkinkan ayunan kedepan atau kebawah ini di mulai dari permukaan sampai kedalaman 15 inci. Akan tetapi, jika berenang dengan posisi terlentang dapat mengayunkan kaki lebih dalam sehingga ayunan kaki kedepan atau keatas dan sebagainya sehingga dapat lebih efisien ( Thomas, 1996 : 37 ). Dari penjelasan diatas, pada masing-masing variabel yang akan di teliti mempunyai hubungan yang positif terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter. 2.2 Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah dan akan benar jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada fakta-fakta dari data yang di peroleh. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi/kesimpulan yang sifatnya sangat sementara ( Sutrisno Hadi, 1987 : 257 ). Sehubungan dengan penelitian ini, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ada sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun xl

41 2.2.2 Ada sumbangan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun Ada sumbangan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun Ada sumbangan kekuatan otot tungkai,otot lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun xli

42 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada Mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun 2005, oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode survey tes. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan hal-hal sebagai berikut: 3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003, yang telah lulus mata kuliah praktek renang Dimana jumlah populasinya adalah berjumlah 47 orang. Sebab menurut Sutrisno Hadi ( 1987 : 102 ) bahwa populasi ialah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti, dan populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikitnya mempunyai satu sifat yang sama, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993:102) bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Adapun sifat yang sama dalam penelitian adalah sebagai berikut: Populasi mempunyai jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki Populasi semuanya adalah mahasiswa putra angkatan 2003 yang telah lulus mata kuliah praktek renang. 3.2 Sampel Populasi yang ada di dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 47 orang mahasiswa, karena jumlahnya terbatas maka seluruh populasi digunakan sebagai xlii

43 sampel. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2002 : 112 ) tentang jumlah sampel apabila populasi kecil, atau kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga teknik pengambilan sampel penelitian seperti ini dinamakan penelitian total populasi. 3.3 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, adapun variabel-variabel tersebut meliputi: Variabel bebas atau X yang terdiri dari tiga sub variabel yaitu : Variabel bebas 1 atau X 1 ialah kekuatan otot tungkai Variabel bebas 2 atau X 2 ialah kekuatan otot lengan Variabel bebas 3 atau X 3 ialah kapasitas vital paru Variabel terikat atau Y yaitu prestasi renang 20 meter gaya punggung. 3.4 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey tes. Tes yang dilakukan meliputi: Tes kekuatan otot tungkai, di ukur dengan menggunakan back and leg dynamometer Tes kekuatan otot lengan di ukur dengan menggunakan alat pull and push dynamometer Instrumen kapasitas vital paru menggunakan alat spyrometer Tes prestasi renang jarak 20 meter gaya punggung. xliii

44 Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional atau corelational Design. Adapun desain yang dimaksud terlihat pada diagram berikut: Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) Kekuatan Otot lengan (X 2 ) Prestasi Renang 20 m Gaya Punggung (Y) Kapasitas Total Paru (X 3 ) 3.5 Teknik Pengambilan Data Gambar : 11 Desain Penelitian ( Ihalauw, 2000:98 ) Metode yang digunakan adalah metode survey Tes dan Pengukuran Dengan alat pengukuran dan dilakukan pengukuran akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran dan tes. Adapun pengumpulan data ini dilaksanakan: Pada tanggal / hari : Senin, 7 Maret Tempat : 1. Laboratorium FIK UNNES. 2. Kolam Renang Kodam. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: semua peserta tes melakukan tes yang meliputi: kekuatan otot tungkai dengan back and leg dynamometer, kekuatan otot lengan dengan pull and push xliv

45 dynamometer Dan kapasitas vital paru dengan spyrometer. Masing-masing melakukan dua kali dan akan diambil hasil tes yang terbaik. kemudian peserta tes juga melakukan tes renang 20 meter gaya punggung. Adapun bukti surat keterangan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada lampiran Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Mengukur kekuatan otot tungkai Mengukur kekuatan otot lengan Mengukur kapasitas vital paru Mengukur kecepatan renang 20 meter gaya punggung 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ada empat macam ialah Tes kekuatan otot tungkai dengan menggunakan back and leg dynamometer Tujuan tes ialah mengukur kekuatan otot punggung dan kekuatan otot tungkai Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Subyek berdiri di atas leg dynamometer tanpa alas kaki, dua tangan masing-masing memegang bagian tongkat leg dynamometer berada setinggi acetabulan, mata rantai diatur sedemikian rupa sehingga posisi punggung tetap tegak akan tetapi kedua lutut membengkok membentuk sudut 102 derajat pasang sabuk pembantu melingkari pinggang yang kedua ujungnya masing-masing diikatkan pada ujung tongkat pegangan leg dynamometer, luruskan kedua tungkai atas dan bawah sekuat-kuatnya dengan gerakan berlahan akan tetapi letak tongkat leg dynamometer tetap setinggi acetabulan hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan xlv

46 dalam satuan ukuran kg sampai ketelitian 0,5 kg di belakang koma (Herman, 2000:38), tes ini di lakukan sebanyak dua kali dan diambil nilai terbaik. Adapun untuk jelasnya lihat gambar 12: Gambar 12 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Tungkai ( Dokumentasi Penelitian : 2005 ) Tes kekuatan otot lengan ialah dengan menggunakan pull and push dynamometer Tujuan tes ini ialah untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik dan mendorong Pelaksanaannya adalah: xlvi

47 Subyek tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan lurus ke depan. Tangan memegang pull and push dynamometer dengan dua tangan di dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali dan diambil nilai terbaik. Skor dicatat dalam satuan Kg. ( Depdikbud 1986 : 28 ). Adapun untuk jelasnya lihat gambar 13: Gambar 13 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Lengan ( Dokumentasi Penelitian : 2005 ) Tes kapasitas total paru menggunakan alat spyrometer Tujuan dari tes ini ialah untuk mengetahui kapasitas total paru, alat yang digunakan adalah: rotary spyrometer atau spirometer air, meja yang datar untuk tempat alat spyrometer, kapas dan alkohol Pelaksanaannya: xlvii

48 Persiapan, periksalah baik-baik alat tersebut sebelum dipergunakan pasangan termometer yang ada disebelah dalam spyrometer sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dari atas. Tabung putar yang berskala yang ada di dalam spyrometer tempatkan pada posisi datar, yaitu pinggiran atas tabung yang berskala tepat setinggi pinggiran/bibir spyrometer. Untuk menghindari tabung putar itu bergerak, pasanglah jentik penguncinya untuk menahan geraknya. Setelah semuanya diperiksa dan diatur baik, spyrometer tersebut diisi dengan air bersih sehingga mencapai ketinggian batas lekukan atau garis lekukan didalam tabung tersebut. Pengisian air ini sebaiknya dilakukan selambat-lambatnya setengah jam sebelum spyrometer tersebut dipergunakan. Maksudnya adalah agar termometer telah stabil menunjukkan suhu airnya Cara mengukur: Bersihkan corong hembusnya dengan alkohol terlebih dahulu. Hal ini dilakukan juga setiap kali berganti yang mempergunakan yaitu bersihkan dengan alkohol Lepas dan bukalah jentik pengucinya yang menahan putaran tabung, sehingga apabila kedalam tabung itu dihembuskan udara tabung itu dapat berputar. Tutuplah kran pembuang udara. Mintalah subyek yang diukur berdiri disamping meja disisi spyrometer yang berselang hembus karet, kakinya sedikit membuka. Setelah orang tersebut selesai mengatur nafasnya dan siap, suruhlah dia menghirup udara sebanyak-sebanyaknya melalui hidung. Katupkan kuat-kuat corong hembusnya pada mulut agar tidak ada rembesan / bocoran udara, kemudian menghembuskan udaranya lewat mulut kedalam corong sampai yang bersangkutan tidak lagi mampu mengeluarkan udara dari paru-paru. Dengan xlviii

49 hembusan udara itu tabung putarnya akan berputar, dan akan berhenti kalau tidak ada kekuatan hembusan yang datang yang mampu mengerakkan tabung tersebut. Setiap subyek diberi kesempatan melakukan dua kali Kedua hasil pengukuran dicatat, dan hasil yang terbaik dari keduanya merupakan hasil akhir. Satuan ukuran kapasitas total paru adalah cc atau sentimeter kubik (Eri Praktiknyo DW, 2000:72 73 ). Adapun untuk jelasnya lihat gambar berikut: Gambar 14 Pelaksanaan Tes Kapasitas Vital Paru ( Dokumentasi Penelitian : 2005 ) Tes prestasi renang 20 m gaya punggung Tujuan dari tes ini ialah mengukur kecepatan renang gaya punggung jarak 20 meter menggunakan alat yaitu, stop watch Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: xlix

50 Subyek melakukan start dari bawah langsung melakukan renang gaya punggung jarak 20 meter setelah sampai menyentuh tali pembatas dicatat hasil waktunya. Gambar 15 Pelaksanaan Tes Kecepatan Renang Gaya Punggung 20 Meter ( Dokumentasi Penelitian : 2005 ) 3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penelitian dalam pengambilan data dari sampel. Dalam suatu penelitian banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi penelitian dan hal tersebut menyebabkan pengaruh terhadap hasil penelitian. Halhal tersebut diantaranya ialah: Teknik pengambilan data dapat menyebabkan terjadi beberapa kesalahan sehingga berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hal ini lebih disebabkan oleh tester, apakah telah menguasai cara kerja dan penggunaan alat tersebut. Untuk l

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN SENDI PANGGUL, DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU 50 METER PERENANG KELOMPOK UMUR (KU) I PUTRA PESERTA KEJUARAAN RENANG ANTAR PERKUMPULAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN SENDI BAHU, DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU 50 METER PADA ATLET PUTRI KLUBSPECTRUM SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Renang merupakan cabang olahraga yang dilakukan di air. Olahraga renang memiliki banyak manfaat dan bisa dikatakan menjadi olahraga favorit bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam menghadapi tantangan alam seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

S K R I P S I. Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 25 METER PADA MAHASISWA PUTERA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA

PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA A. Judul Bahan Ajar : Renang gaya dada/ breaststroke (gerakan tungkai/ kick action) B. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA 1 HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER Jurnal Oleh KHARINA OKTAVIANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan diminati oleh masyarakat Indonesia maupun negara-negara lain didunia. Hal ini bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu olahraga (aquatik) atau dilakukan di air, baik itu sebagai sarana rekreasi maupun sarana kegiatan untuk perlombaan. Seiring dengan perkembangannya,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: Fredi Irawan

SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: Fredi Irawan i SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN ARTICULATIO TALOCRURALIS TERHADAP WAKTU TEMPUH RENANG 50 METER GAYA PUNGGUNG PADA ATLIT CLUB SPECTRUM SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2: Aktivitas Olahraga Akuatik. 1: Pengertian dan Tujuan Aktivitas Olahraga Akuatik (Renang)

Kegiatan Belajar 2: Aktivitas Olahraga Akuatik. 1: Pengertian dan Tujuan Aktivitas Olahraga Akuatik (Renang) Kegiatan Belajar 2: Aktivitas Olahraga Akuatik Pokok Materi Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1: Pengertian dan Tujuan Aktivitas Olahraga Akuatik (Renang) Memahami dan mengerti peserta didik (orang) dalam

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU Zulbahri 1) Lusy Susanti 2) 1,2 (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga HUBUNGAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER PADA ATLET PUTRI USIA 10 SAMPAI 15 TAHUN KLUB SPECTRUM SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG SENIOR NOMOR PERAHU NAGA PROPINSI JAMBI 2017 ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di indonesia dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Motif melakukan olahraga renang beragam, mulai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya Play Group sampai dengan

Lebih terperinci

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2015 PROSEDUR PELAKSANAAN DAN RUBRIK PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN BIDANG KEOLAHRAGAAN 1. MATERI UJIAN Uji Keterampilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar mengandung semacam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulat merupakan cabang olahraga beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id A. Prinsip Tahanan Dorongan: Kekuatan yang cenderung menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS. Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan. Abstrak

HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS. Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan. Abstrak HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS Muhammad Syaleh Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan Abstrak Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk meningkatan hasil belajar renang gaya bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: Hadi Prasetya Utomo

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: Hadi Prasetya Utomo 1 PERBEDAAN LATIHAN GERAK LENGAN DENGAN MODEL FREE SINGLE ARM DAN KONVENSIONAL TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU 50 METER PADA ATLET CLUB SPECTRUM SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( )

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( ) JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA (0813051008) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

Oleh YUSUP HIDAYAT Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd.

Oleh YUSUP HIDAYAT Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd. HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra Angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya) Oleh

Lebih terperinci

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER TAHUN 2011

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER TAHUN 2011 SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Sains Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : YULEN WIDHIARTI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI. Oleh : YULEN WIDHIARTI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP KECEPATAN RENANG 1500 METER GAYA CRAWL PADA ATLET PUTRA MAN 3 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

Oleh CHANDRA PERMANA SANI Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd.

Oleh CHANDRA PERMANA SANI Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd. HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra Angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya) Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH)

HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH) HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya crawl menyerupai cara berenang seekor binatang, oleh sebab itu disebut dengan crawl yang

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Olahraga ini dapat menyehatkan badan sehubungan dengan gerak tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh DENNY EKA NUSANTARA NPM

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh DENNY EKA NUSANTARA NPM HUBUNGAN PANJANG LENGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 25 METER PADA SISWA EKSTRA KURIKULER RENANG SMA NEGERI 2 PARE KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto.

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto. RENANG GAYA DADA Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Sejarah renang gaya Dada Gaya dada merupakan gaya renang yang paling kuno dan merupakan salah satu dari gaya-gaya renang yang tertua

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Menendang Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola merupakan salah

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K HUBUNGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TINGGI PADA ATLET PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SOLO TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : MOCH. SEPTIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Lari Jarak Pendek (Sprint) 100 Meter a. Definisi Lari 1) Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari adalah gerakan tubuh dimana kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Hanom Yogasworo

SKRIPSI. Oleh Hanom Yogasworo HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP JARAK TOLAKAN TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 NGAGLIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang tungkai (X 1 ), kekuatan otot perut (X 2 ) dan kekuatan otot tungkai (X 3 ) terhadap hasil

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin menjadi penting agar manusia dapat menempatkan diri pada kedudukan yang mulia sesuai dengan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG Jurnal Oleh ANGGUN ANINDITA SANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

FIKI SETIYADI Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, S.Pd.

FIKI SETIYADI Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, S.Pd. HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra Angkatan 01/013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu jenis olahraga air, selain dari loncat indah, renang indah, polo air. Olahraga renang secara kuantitas sudah memasyarakat,hal

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : KONTRIBUSI DORONGAN TANGAN DAN KAKI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA PADA MAHASISWA PUTRA KELAS F ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN Jurnal Oleh Rahmat Ramadhan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah berkembang menjadi suatu fenomena yang meliputi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah berkembang menjadi suatu fenomena yang meliputi seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah berkembang menjadi suatu fenomena yang meliputi seluruh lapisan masyarakat dunia. Melalui olahraga ambisi dan prestasi pribadi maupun bangsa dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2010:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani dimana di dalamnya banyak menggunakan fisik atau motorik. Untuk memberikan pelajaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perbedaan pengaruh latihan plyometrics dan berat badan terhadap peningkatan prestasi lompat jauh ( Studi eksperimen dengan latihan Double Leg bound dan Alternate Leg Bound pada siswa putra kelas VIII MTS

Lebih terperinci

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan alami manusia. Berlari adalah bagian yang tak terpisahkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk di dalamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua orang bisa memainkan olahraga yang mengandalkan

Lebih terperinci

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai. Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 87 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT DAN POWER DENGAN JARAK MELUNCUR RENANG GAYA DADA. (Jurnal Skripsi) Oleh MUHAMMAD RANGGANI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT DAN POWER DENGAN JARAK MELUNCUR RENANG GAYA DADA. (Jurnal Skripsi) Oleh MUHAMMAD RANGGANI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT DAN POWER DENGAN JARAK MELUNCUR RENANG GAYA DADA (Jurnal Skripsi) Oleh MUHAMMAD RANGGANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 ABSTRACT THE

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS PADA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER RENANG SMP AMAL BHAKTI MANISLOR TAHUN 2016 Puji Rahmi Anandia 1

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL LATIHAN GRAB START DAN ARM SWING START TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA CRAWL SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NU BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN

PERBEDAAN HASIL LATIHAN GRAB START DAN ARM SWING START TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA CRAWL SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NU BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN PERBEDAAN HASIL LATIHAN GRAB START DAN ARM SWING START TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA CRAWL SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NU BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG Jurnal Oleh OKI RINOKI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN 2.1 Latihan Squat Trust Latihan Squat trust adalah sebuah latihan yang dimulai dengan sikap berdiri tegak, kemudian berjongkok dengan kedua tangan di lantai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 3 (1) (214) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PROFIL KONDISI FISIK SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA N 2 UNGARAN TAHUN 212 Hari Agung Wiwoho

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci