ENTOMOLOGI FORENSIK. Oleh Maria Krishanta Manek : Rico Rotinggo : Roman Rolanda Mesada :
|
|
- Iwan Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ENTOMOLOGI FORENSIK Oleh Maria Krishanta Manek : Rico Rotinggo : Roman Rolanda Mesada : Pembimbing : Dr. Denny Mathius Konsulen : Dr. Cahyono Kaelan, Sp.PA (K), Sp.S, Ph.D FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASSANUDIN MAKASSAR
2 Penentuan Interval Post Mortem (PMI) PENDAHULUAN 72 JAM Livor, Rigor, Algor, Dekomposisi Ilmu Serangga (Entomologi) 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012.
3 Penentuan PMI dalam 72 Jam Pertama
4 Penentuan PMI >72 Jam Aktivitas serangga dalam mengkonsumsi tubuh mayat 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012.
5 Definisi Entomologi forensik cabang ilmu forensik dalam suatu penyidikan kasus hukum baik pada manusia maupun margasatwa. dimana informasi mengenai serangga digunakan untuk membuat kesimpulan 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember 2012.
6 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Byrd JH. Forensic Entomology. Dalam: Cina SJ, editor. Medscape Reference: Part Forensic Entomology. Available at: diakses 26 Agustus SEJARAH ENTOMOLOGI FORENSIK Abad ke-13 di China, Sung Tzu melakukan penyelidikan pembunuhan seorang petani dengan mendeteksi sisa darah yang dihinggapi serangga pada sabit Meignin (1894) : delapan tahapan dekomposisi tubuh manusia Dr. Marcel Bergeret (1850) : ditemukan larva dari fleshfly, Sarcophaga carnaria dan ngengat pada autopsi Abad ke-19 dewan Amerika mengeluarkan sertifikat ahli entomologi Abad ke-20 ditemukan larva blowfly pada mayat dua orang wanita yang tenggelam di sungai
7 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Anderson GS. Forensic Entomology: The Use of Insect in Death Investigation. Available at: ganderso/forensicentomology.htm, diakses 26 Desember Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanatologi. Dalam: Budiyanto, dkk, editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian Kedojteran Forensik Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997:
8 Serangga yang berperan dalam forensik Lalat (Diptera) Kumbang (Coleoptera)
9 PENENTUAN PMI Gelombang serangga pada setiap tahap dekomposisi Siklus hidup serangga
10 Gelombang Serangga pada Setiap Tahap Dekomposisi
11 Tahapan Pembusukan pada Tanah Fresh (Segar) Skeletonisasi Bloated (Menggelembung) Setelah Pembusukan Tahapan Pembusukan Aktif 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18.
12 72 hrs 92 hrs 102 hrs >102 hrs 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18.
13
14
15
16 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: 1-18.
17 Siklus Hidup Serangga
18 Siklus hidup Diptera (Lalat) 1,8 HARI 2,5 HARI Siklus hidup Blowfly 4-5 HARI 6-8 HARI 6. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of Death. Dalam: DiMaio VJ, DiMaio D, editor. Forensic Pathology. Edisi II. 2001: 39-40
19 6. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of Death. Dalam: DiMaio VJ, DiMaio D, editor. Forensic Pathology. Edisi II. 2001: 39-40
20 Calculating PMI from Accumulated Degree Hours (ADH) From To Temp Hours ADH Cumulative ADH Egg 1 st Instar 70 F x 70= 1610 ADH 1 st Instar 2 nd Instar 70 F x 70= 1890 ADH 2 nd Instar 3 rd Instar 70 F x 70= 1540 ADH 3 rd Instar Pupa 70 F x 70= 9100 ADH Pupa Adult Fly 70 F x 70= ADH
21
22 Siklus hidup Coleoptera (kumbang) 6. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of Death. Dalam: DiMaio VJ, DiMaio D, editor. Forensic Pathology. Edisi II. 2001: 39-40
23 Penentuan Lokasi Kematian Kolonisasi serangga pada tubuh mayat (secara Kolonisasi serangga pada tanah geografis) 3. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanatologi. Dalam: Budiyanto, dkk, editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian Kedojteran Forensik Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997: Byrd JH. Forensic Entomology. Dalam: Cina SJ, editor. Medscape Reference: Part Forensic Entomology. Available at: diakses 26 Agustus 2012.
24 Indikator Penelantaran Fisik Tergantung pada individu pada inkontinensia tidak mendapat pendampingan higienitas 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Hall RD, Huntington TE. Introduction: Perceptions and Status of Forensic Entomology. Dalam: Byrd JH, Castner JL, editor. Forensic Entomology. The Utility of Arthropods in Legal Investigation. Edisi II. New York: Taylor and Francis Group. 2010:
25 Larva Serangga sebagai Alat Investigasi Konsumsi Obat-Obatan Masing-masing obat mempengaruhi lamanya tahapan siklus dari perkembangan serangga. Misalkan pada Pada eksperimen laboratorium mengenai efek heroin yang dilakukan oleh Arnaldos, dkk (2005), didapatkan bahwa panjang waktu yang dibutuhkan untuk suatu tahapan larva lengkap dari Sarcophaga tibialis lebih panjang dibanding larva yang tidak diberi makan heroin. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh mayat sebelummeninggal juga dapat dideteksi dari analisa serangga. 1. Gennard DE. The Breadth of Forensic. Dalam: Gennard DE, editor. Forensic Etomology. An introduction. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. 2007: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tanatologi. Dalam: Budiyanto, dkk, editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian Kedojteran Forensik Fakultas Kedokteran Indonesia. 1997:
26 Pengumpulan Bukti Entomologi Observasi visual pada lokasi kejadian Pengumpulan data metereologik lokasi kejadian Pengumpulan spesimen dari tubuh mayat Pengumpulan spesimen dari lingkungan di sekitar tubuh mayat, kaki dari tubuh mayat Pengumpulan spesimen dari area yang di bawah tubuh mayat segera setelah tubuh mayat di pindahkan dari lokasi Pengumpulan spesimen selama autopsi 4. Byrd JH. Forensic Entomology. Dalam: Cina SJ, editor. Medscape Reference: Part Forensic Entomology. Available at: diakses 26 Agustus Hall RD, Huntington TE. Introduction: Perceptions and Status of Forensic Entomology. Dalam: Byrd JH, Castner JL, editor. Forensic Entomology. The Utility of Arthropods in Legal Investigation. Edisi II. New York: Taylor and Francis Group. 2010:
27
28
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang memberikan bantuan kepada penyidik untuk mendapatkan salah satu alat bukti baik untuk perkara pidana maupun perkara perdata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami. setiap makhluk hidup. Kematian menurut ilmu kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami setiap makhluk hidup. Kematian menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi sirkulasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lalat adalah salah satu jenis serangga, yang mendekomposisi komponen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat adalah salah satu jenis serangga, yang mendekomposisi komponen organik pada hewan, dan juga bagi mayat manusia. Oleh karena itu, serangga dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seluruh makhluk biologis akan mengalami kematian. dengan cara yang bermacam macam yang pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh makhluk biologis akan mengalami kematian dengan cara yang bermacam macam yang pada dasarnya akibat dari berhentinya suplai oksigen ke otak (Indriati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Ilmu forensik merupakan penerapan ilmu. pengetahuan tertentu yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu forensik merupakan penerapan ilmu pengetahuan tertentu yang digunakan untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Dalam penyidikan suatu kasus kriminal, diperlukan
Lebih terperinciKata kunci : genus, familia, instar, Lucilia, Calliphora, Sarcophaga
Abstrak GAMBARAN PANJANG LARVA DAN GENUS LALAT PADA BANGKAI TIKUS WISTAR DENGAN PERBEDAAN LETAK GEOGRAFIS DI BALI Kasus pembunuhan sering menjadi penyebab kematian tidak wajar. Pada kasus pembunuhan masalah
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PANJANG LARVA LALAT DENGAN LAMA WAKTU KEMATIAN TIKUS WISTAR YANG DIDISLOKASI TULANG LEHER DI SEMARANG
ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PANJANG LARVA LALAT DENGAN LAMA WAKTU KEMATIAN TIKUS WISTAR YANG DIDISLOKASI TULANG LEHER DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat menempuh Program
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 7. Gunn A. Invertebrate in forensic science. In: Essential Forensic Biology. New York: John Wiley & Sons Ltd, 2006:
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. Indonesia 2013 Crime and Safety Report: Jakarta (Online). 2013 (cited 2014 April 1). Available from: https://www.osac.gov/pages/contentreportdetails.aspx?cid=13578 2. UNODC. UNODC
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LARVA SARCOPHAGIDAE (GENUS SARCOPHAGA) PADA BANGKAI MENCIT (Mus musculus) DI HUTAN MANGROVE
IDENTIFIKASI LARVA SARCOPHAGIDAE (GENUS SARCOPHAGA) PADA BANGKAI MENCIT (Mus musculus) DI HUTAN MANGROVE INDENTIFICATION OF SARCOPHAGIDAE LARVAL (GENUS SARCOPHAGA) ON MICE CARCASSES (Mus musculus) IN MANGROVE
Lebih terperinciPREDIKSI LAMA KEMATIAN BERDASARKAN KEBERADAAN SERANGGA GENUS LUCILIA (CALLIPHORIDAE) PADA BANGKAI MENCIT (Mus musculus) DI LOKASI HUTAN MANGROVE
Jurnal Biologi XVII (1) : 1-5 ISSN : 1410 5292 PREDIKSI LAMA KEMATIAN BERDASARKAN KEBERADAAN SERANGGA GENUS LUCILIA (CALLIPHORIDAE) PADA BANGKAI MENCIT (Mus musculus) DI LOKASI HUTAN MANGROVE THE ESTIMATION
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkiraan Waktu Kematian Perkiraan waktu kematian dapat bermanfaat dalam kasus kriminal pada kasus pembunuhan tanpa saksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui waktu terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian merupakan proses alamiah dan pasti. Penyebab kematian pada manusia sendiri sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian merupakan proses alamiah dan pasti terjadi. Penyebab kematian pada manusia sendiri sangat bervariasi, dapat terjadi karena proses patologis dari dalam tubuh
Lebih terperinciGAMBARAN KECEPATAN PEMBUSUKAN HEWAN COBA DI DAERAH PESISIR PANTAI MANADO
GAMBARAN KECEPATAN PEMBUSUKAN HEWAN COBA DI DAERAH PESISIR PANTAI MANADO 1 Stephanus K. I. Pangaila Erwin g. kristanto Johanis F. Mallo 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN LALAT (Cyclorrapha: Diptera) PADA LOKASI PENJUALAN IKAN SEGAR DI KOTA PADANG. Oleh
KEANEKARAGAMAN LALAT (Cyclorrapha: Diptera) PADA LOKASI PENJUALAN IKAN SEGAR DI KOTA PADANG Oleh Pipi Yuliana Putri, Jasmi, Armein Lusi Zeswita Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Lebih terperinciPaparan Morfin Dosis Letal pada Bangkai Tikus terhadap Pertumbuhan Larva Sarcophaga Sp.
Paparan Morfin Dosis Letal pada Bangkai Tikus terhadap Pertumbuhan Larva Sarcophaga Sp. The Exposure of Lethal Dose Morphine to Rat Carrion Mouse on the Growth of Fly Bow Sarcophaga Sp. 1 2 3 Dicky Faizal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. dalam investigasi forensik, meliputi blowflies, fleshflies, cheese skippers, hide and
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Entomologi forensik merupakan salah satu cabang ilmu forensik yang dapat memberikan informasi mengenai pengungkapan suatu kasus kriminalitas baik secara pidana maupun
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK (CLINICAL SKILL LEARNING) DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL PEMERIKSAAN LUAR PADA JENAZAH
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK (CLINICAL SKILL LEARNING) DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL PEMERIKSAAN LUAR PADA JENAZAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 KETERAMPILAN KLINIK 4 PEMERIKSAAN
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Forensik Dan Medikolegal Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Akhir Tahun Ajaran 2016/2017
Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Akhir Tahun Ajaran 2016/ Koordinator : Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc,, DFM, FESC ( 0816255306) Sekretaris : dr. Tjiang Sari (Hp. 081 354
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Forensik Dan Medikolegal Kelas B Ruang Kuliah GA. 310 Semester Akhir Tahun Ajaran 2016/2017
Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Kelas B Ruang Kuliah GA. 310 Semester Akhir Tahun Ajaran 2016/ Koordinator : Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc,, DFM, FESC ( 0816255306) Sekretaris : dr. Tjiang Sari (Hp. 081 354
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dalam proses hukum untuk kasus kecelakaan lalu. lintas, peran dokter sangat penting, baik itu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam proses hukum untuk kasus kecelakaan lalu lintas, peran dokter sangat penting, baik itu dokter umum ataupun dokter ahli. Karena dalam kasus kecelakaan lalu lintas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan hilangnya tanda kehidupan secara permanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciSILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN
Silabus Matakuliah Entomologi Pertanian - Sem. Ganjil 2017-2018 Page 1 of 12 SILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/ sks : HPT616202 / 3 (2-1) Dosen PJ. : Prof. Dr. Ir. F.X. Susilo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Oleh karena itu ilmu kedokteran forensik bermanfaat bagi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Kedokteran Forensik di Indonesia sangat maju seiring dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu ilmu kedokteran forensik bermanfaat bagi kepentingan keadilan
Lebih terperinciPengaruh Amitriptyline Dosis Lethal pada Bangkai Tikus Rattus Norvegicus strain Wistar terhadap Pertumbuhan Larva Musca Sp.
Pengaruh Amitriptyline Dosis Lethal pada Bangkai Tikus Rattus Norvegicus strain Wistar terhadap Pertumbuhan Larva Musca Sp. The Effect of Lethal Dosage Amitriptyline in Dead Rat Rattus Norvegicus strain
Lebih terperinciPERBEDAAN GENUS LARVA LALAT TIKUS WISTAR MATI PADA DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI SEMARANG. Artikel Karya Tulis Ilmiah
PERBEDAAN GENUS LARVA LALAT TIKUS WISTAR MATI PADA DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI SEMARANG Artikel Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan
Lebih terperinciPerubahan Kecepatan Pertumbuhan Larva Lalat Chrysomya sp. pada Bangkai Tikus yang Mengandung Berbagai Kadar Morfin
Perubahan Kecepatan Pertumbuhan Larva Lalat Chrysomya sp. pada Bangkai Tikus yang Mengandung Berbagai Kadar Bayu Primahatmaja*, Teguh W Sardjono**, Ngesti Lestari*** ABSTRAK Penentuan waktu minimum sejak
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama mata kuliah : ENTOMOLOGI 2. Kode : PAB 522 3. SKS : 3 4. Status MK : Pilihan 5. Semester : Genap 6. Dosen Pengampu
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN LALAT (Cyclorrapha : Diptera) PADA LOKASI PENJUALAN DAGING DI KOTA PADANG
KEANEKARAGAMAN LALAT (Cyclorrapha : Diptera) PADA LOKASI PENJUALAN DAGING DI KOTA PADANG JURNAL SKRIPSI AFRI NOVITA NIM. 09010081 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciINVESTIGATION AT THE SCENE OF DEATH
INVESTIGATION AT THE SCENE TUJUAN : OF DEATH MENENTUKAN CARA KEMATIAN CARA KEMATIAN: MENURUT 1 KK - WAJAR = NATURAL DEATH - TIDAK WAJAR = UN-NATURAL DEATH - TIDAK DAPAT DITENTUKAN = UN- DETERMINED KONFIRMASI
Lebih terperinciIlmu Forensik? Ruang Lingkup. Kriminalistik
Pengantar Menuju Ilmu Forensik Ilmu Forensik? forensic science secara umum adalah the application of science to law. Secara umum ilmu dapat diartikan sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga gejala sosial yang bersifat universal. Pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, hingga kejahatan-kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi semakin merisaukan segala pihak. Wikipedia mendefinisikan kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang
Lebih terperinciDiagram ARL W i & W Ri. Varian
maka nilai RL 1 yang ada ditambah satu sampai ditemui adanya out of control. Menentukan 1 dengan menghitung rata-rata RL 1 dari keseluruhan replikasi. Untuk aplikasi data yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU
PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciTanda Kematian Tidak Pasti Tanda Kematian Pasti Lebam Mayat ( Livor Mortis )
Tanatologi merupakan bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dalam tanatologi,
Lebih terperinciHERMETIA ILLUCENS ASPEK FORENSIK, KESEHATAN, DAN EKONOMI
HERMETIA ILLUCENS ASPEK FORENSIK, KESEHATAN, DAN EKONOMI Sunny Wangko Bagian Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: sunnywangko@yahoo.com Abstract: Hermetia illucens
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hama yang sangat merugikan pada tanaman hortikultura diantaranya mangga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat buah Bactrocera spp. (Diptera : Tephritidae) merupakan salah satu hama yang sangat merugikan pada tanaman hortikultura diantaranya mangga, belimbing, jambu, nangka,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN LAMA WAKTU KEMATIAN TERHADAP KEMAMPUAN PERGERAKAN SILIA CAVITAS NASI HEWAN COBA POST MORTEM
PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN LAMA WAKTU KEMATIAN TERHADAP KEMAMPUAN PERGERAKAN SILIA CAVITAS NASI HEWAN COBA POST MORTEM (Sebagai Metode Penentuan Lamanya Waktu Kematian dan Mempelajari Faktor Suhu Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran forensik sering digunakan untuk penentuan kematian seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini penerapan ilmu kedokteran forensik dikalangan masyarakat semakin banyak digunakan. Perkembangan ilmu kedokteran forensik yang semakin maju, menjadikan ilmu
Lebih terperinciPengaruh kadar hemoglobin terhadap lebam mayat (livor mortis)
Pengaruh kadar hemoglobin terhadap lebam mayat (livor mortis) 1 Reynaldo B. Umboh 2 Nola T. S. Mallo 2 Erwin G. Kristanto 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian
Lebih terperinciDefinisi Forensik Kedokteran Gigi
Definisi Forensik Kedokteran Gigi Ilmu kedokteran gigi forensik, atau dapat juga disebut dengan forensic dentistry atau odontology forensic. Forensik odontologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ILMU HAMA HUTAN (KTB 316)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ILMU HAMA HUTAN (KTB 316) Oleh: Ir. Subyanto, MS. FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2004 I. Nama mata kuliah : Ilmu Hama Hutan (Entomologi
Lebih terperinciAGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)
AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN GENUS LARVA LALAT PADA BANGKAI TIKUS WISTAR DILETAKAN DI DARAT, AIR TAWAR DAN AIR LAUT
LAPORAN AKHIR PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN GENUS LARVA LALAT PADA BANGKAI TIKUS WISTAR DILETAKAN DI DARAT, AIR TAWAR DAN AIR LAUT Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat menempuh
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK-METANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) TERHADAP DAYA TETAS TELUR, MORTALITAS DAN PERKEMBANGAN LARVA Aedes aegypti Linn.
PENGARUH EKSTRAK-METANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) TERHADAP DAYA TETAS TELUR, MORTALITAS DAN PERKEMBANGAN LARVA Aedes aegypti Linn. SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat
Lebih terperinciKELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI AKREDITASI RUMAH SAKIT
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK
PENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK Budijanto Widjaja 1, Rudy Gunawan 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKEMATIAN AKIBAT TENGGELAM: LAPORAN KASUS DEATH BY DROWNING: A CASE REPORT
KEMATIAN AKIBAT TENGGELAM: LAPORAN KASUS Anak Agung Gede Anom Putra Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah, Denpasar-Bali ABSTRAK Tenggelam merupakan suatu proses masuknya cairan ke dalam
Lebih terperinciGambar 1. Intergrasi bidang Ilmu yang terkait dengan ELDA
KULIAH 1 1. Definisi Elektronika Daya Elektronika daya melibatkan studi tentang berbagai jenis topologi rangkaian elektronik yang digunakan sebagai pengendali aliran energi listrik. Rangkaian rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi. penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang banyak ini tentu akan menyebabkan Indonesia memiliki perilaku dan
Lebih terperinciTABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.
TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM Nur Rahma 1, Syahribulan 2, Isra Wahid 3 1,2 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan Parasitologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan hilangnya tanda kehidupan secara permanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. Albrecht, W.S., Albrecht, C.C., Albrecht, C.O., & Zimbelman, M.. (2009). Fraud. Examination (3rd ed.). USA: Cengage Learning.
DAFTAR ACUAN Albrecht, W.S., Albrecht, C.C., Albrecht, C.O., & Zimbelman, M.. (2009). Fraud Examination (3rd ed.). USA: Cengage Learning. Azra, A., Umar, M., & Ilyas, S. (2004). Korupsi Musuh Bersama.
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Permasalahan backtracking dalam aliran produksi dalam PT. Adi Satria Abadi yang mengakibatkan jarak perpindahan material yang semakin jauh diselesaikan dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian mengenai pengurangan jumlah produk cacat pada PT Sinar Terang Logamjaya, pada bab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang didapatkan. Selain
Lebih terperinciOleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN
PENGARUH TUMBUHAN INANG Citrus aurantifolia dan Citrus hystrix (RUTACEAE) TERHADAP PEMILIHAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN RESPIRASI Papilio memnon Linnaeus, 1758 Oleh: Asih Zulnawati (Di bawah bimbingan Prof.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kematian menurut World Health Organization (WHO) merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kematian menurut World Health Organization (WHO) merupakan hilangnya tanda kehidupan secara permanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Untuk mendukung latar belakang pembuatan proyek, penulis melakukan riset melalui data dari internet. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid mengenai
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan bab sebelumnya pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Total Quality Management tidak
Lebih terperinciKAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3
JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 241-248 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN
Lebih terperinciPengaplikasian Graf dalam Analisis Forensik
Pengaplikasian Graf dalam Analisis Forensik Finiko Kasula Novenda, 13515029 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciMEMULAI PENULISAN ESAI INDEPENDENT WRITING IKOR
MEMULAI PENULISAN ESAI INDEPENDENT WRITING IKOR APAKAH ESAI ITU? Struktur esai mirip dengan paragraf, tapi esai terdiri dari beberapa paragraf Komponen esai: 1. Introduction (pendahuluan) min. 1 paragraf
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA PRAKTIKUM : Praktikum Ilmu Hama Hutan NOMOR KODE/SKS : SVK 332/ 3(2-3) DESKRIPSI PERPRAKTIKUMAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Hama hutan merupakan bagian dari
Lebih terperinciMATI. Mati : penghentian penuh menyeluruh dari semua fungsi vital tanpa kemungkinan dihidupkan lagi Ada beberapa istilah :
THANATOLOGI DEFINISI Berasal dari kata thanatos : yang berhubungan dengan kematian, logos : ilmu Thanatologi : ilmu yang mempelajari tentang kematian dan peruahan yang terjadi setelah kematian serta faktor
Lebih terperinci3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Nyamuk Uji 3.3 Metode Penelitian
3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Insektarium, Laboratorium Entomologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciFasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar
JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 8 Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar Penulis : Irvan Kristianto Chandra dan Dosen Pembimbing : Ir. Handinoto., M. T. Program Studi Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ, bom bunuh diri, mutilasi, dan pemerkosaan tidak pernah lepas
Lebih terperinciKata Kunci: Rancangan Acak Kelompok Tidak Lengkap Seimbang, Uji Nonparametrik, uji Durbin-Skillings-Mack. 1. Pendahuluan
PENGGUNAAN UJI DURBIN-SKILLINGS-MACK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG Anastasia M. Pagiling 1, Raupong 2, Georgina M Tinungki 3 Program studi Statistika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciPetunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono
Petunjuk Praktikum Entomologi Dasar ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti SEBAGAI LARVISIDA
ABSTRAK EFEK EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti SEBAGAI LARVISIDA Astri Fitran Wilantari, 2015; Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani,dr.,M.kes.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat. Berbagai faktor ikut berperan di dalam meningkatnya angka kematian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) Kumbang L. serricorne meletakkan telurnya secara tertutup pada bahan (tembakau) simpan. Telur diletakkan satu persatu
Lebih terperinciESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
ESTIMASI RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN KORELASI PADA PRODUKSI KACANG TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Ramadhani Kusuma Putra, Isnandar Slamet, dan Mania Roswitha Jurusan Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciNelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *
OPTIMASI JADWAL PEMELIHARAAN SCREW PRESS PEMERAS DAGING BUAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE TIME BASED MAINTENANCE (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan) Nelson Manurung 1* 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (WHO). Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berkembangnya jaman, Ilmu Kedokteran Forensik juga semakin berkembang. Ilmu kedokteran forensik sangat berperan dalam kepentingan peradilan untuk membantu menentukan
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION
TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan bagian akhir dari rangkaian proses penelitian, yang memuat kesimpulan dan saran untuk mutu layanan Aya Travel dan untuk penelitian selanjutnya. V.1 Kesimpulan
Lebih terperinciRuang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:
Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. [10] diakses 23 April 2008.
DAFTAR ACUAN [1] Klyosov, A.A, Wood-Plastics Composite, (New Jersey : Wiley Interscience, 2007), hal. 79, 95, 105 [2] Ontorjo, Eko, Pengaruh Kadar Magnesium Terhadap Karakteristik Komposit Matriks Keramik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikalangan masyarakat kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan bagian penting dalam sektor pertanian, karena kebutuhan apel di Indonesia memiliki permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autopsi forensik adalah satu pemeriksaaan yang dilakukan terhadap mayat yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan ini penting dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual
Lebih terperinciRPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR
2017 RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Fakultas : TEKNIK Program Studi : ARSITEKTUR Mata Kuliah/Kode : Teori dan Metode Perancangan
Lebih terperinciKarakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 05 A - 4 Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert Gunawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto gunoge@gmailcom
Lebih terperinciKONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH TEKNIK DAN SURVEI DATA TATA RUANG
KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH TEKNIK DAN SURVEI DATA TATA RUANG Kode MK: TKP150P Program Studi Diploma III Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pengajar : - Khristiana
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124702/Perancangan Tata Letak Fasilitas Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang masih menyerang penduduk dunia sampai saat ini. DBD merupakan salah satu
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN BUAH SEGAR DAN SAYURAN BUAH SEGAR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan pemangsaan Menochilus sexmaculatus dan Micraspis lineata
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan pemangsaan Menochilus sexmaculatus dan Micraspis lineata Kemampuan pemangsaan diketahui dari jumlah mangsa yang dikonsumsi oleh predator. Jumlah mangsa yang dikonsumsi M.
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak
PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,
Lebih terperinciC. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi
Nama mata kuliah Kode/SKS Status : Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) : TPI 2503/2 SKS : Wajib A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah: Teknik Tata Cari Kerja merupakan mata kuliah yang mempelajari interaksi manusia
Lebih terperinciKEMATIAN KARENA DEHIDRASI
Referat KEMATIAN KARENA DEHIDRASI Disusun Oleh: Akrim Permitasari Diena Hanifa Haris Hermawan Nabila Exa Talita Noviana Rahmawati Putri Ayu Winiasih G99141173 G99141174 G99141175 G99141176 G99141177 G99141178
Lebih terperinciKomparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-104 Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD Prima Ihda Kusuma Wardana, I Ketut Aria Pria Utama Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. ENTOMOLOGI BIO 522 (3 SKS) Semester VI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ENTOMOLOGI BIO 522 (3 SKS) Semester VI PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. Mairawita, M.Si Prof. Dr. Dahelmi, M.S Dr. Henny Herwina, MS Dr. Resti Rahayu PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinci