BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian merupakan proses alamiah dan pasti. Penyebab kematian pada manusia sendiri sangat
|
|
- Teguh Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian merupakan proses alamiah dan pasti terjadi. Penyebab kematian pada manusia sendiri sangat bervariasi, dapat terjadi karena proses patologis dari dalam tubuh (seperti penyakit) dan faktor eksternal (pembunuhan, kecelakaan, dll). Penyebab kematian yang terjadi pada seorang manusia maupun pada mamalia lain dapat diamati dan diteliti melalui Ilmu Kedokteran Forensik. Pengamatan dan penilaian estimasi waktu kematian pada jasad mamalia yang mati (khususnya m anusia) dalam beberapa waktu dengan hitungan jam atau hari yang belum dikebumikan, dapat ditentukan melalui larva dari lalat tertentu (Erzinclioglu, 1983). Keberadaan larva ini berkaitan dengan perkembangbiakan serangga tersebut di jasad yang telah mati telah banyak diteliti. melalui siklus hidup lalat yang Penggunaan larva serangga dalam investigasi waktu dan perkiraan kematian seseorang dapat dilakukan karena menurut Cruz (2006) meskipun spesies tertentu memiliki perbedaan dari satu negara dengan 1
2 2 negara lain, habitat satu ke habitat lain, maupun musim satu dengan yang lain, pola dasar suksesi serangga adalah konstan di seluruh dunia. Pengamatan dalam forensik seperti pada penyidikan kasus pembunuhan dan investigasi penyebab kematian seseorang, ternyata menimbulkan suatu pertanyaan mengenai jenis larva lalat yang ditemukan pada jasad tersebut dengan berbagai penyebab kematian. Terlebih lagi bila penyebab kematian adalah obat maupun produk kimia, yang sekarang marak dijumpai terutama golongan narkotika, serta obat lain yang jangka penggunaannya cukup lama, seperti pada psikosis. Bouhlel et al. (2013) mengatakan bahwa cara yang digunakan oleh penderita skizofrenia untuk mengakhiri hidup adalah dengan penggunaan obat antipsikotik yang overdosis. Penegakan penyebab kematian pada penderita skizofrenia akan sangat bermanfaat bila diteliti dengan menggunakan larva lalat. Salah satu obat yang diteliti dapat menyebabkan tingkat mortalitas naik adalah obat untuk medikasi psikosis. Obat psikosis pada penanganan skizofrenia yang cukup dikenal masyarakat adalah klorpromazin. Klorpromazin merupakan obat yang termasuk subkelas
3 3 phenotiazine dan termasuk kelompok antipsikotik. Sim et al., (2004) menyatakan bahwa penggunaan obat antipsikotik dengan dosis tinggi di daerah Asia Timur perlu dievaluasi, karena banyak efek yang timbul dari dosis tinggi antipsikotik. Hal ini mendukung untuk penelitian lebih lanjut terutama dampak antipsikotik dosis tinggi terhadap pasca kematian. Pengamatan lanjut terhadap jenis larva lalat dengan penyebab kematian substance abuse atau drug abuse sangat penting. Penyebab kematian yang disebabkan oleh penggunaan obat yang berlebihan pada pasien kian marak era ini. Adanya penelitian ini diharapkan mampu mendorong pengembangan perkiraan interval kematian di Indonesia serta mampu menjawab tantangan bagi tim forensik dalam identifikasi suatu proses kematian. Larva lalat digunakan sesuai dengan pendapat Smith (1986) yang tercatat dalam Catts (1992) bahwa beberapa keadaan memerlukan penelitian lebih lanjut kaitannya dengan suksesi fauna dalam dekomposisi jenazah yaitu: 1. Efek makanan, minuman, obat dan toksin sebelum kematian, 2. Efek dari penyebab kematian,
4 4 3. Efek dari perlakuan pasca kematian jenazah, 4. Efek dari lokasi jenazah, 5. Pemurnian efek dari suhu dan kelembapan, 6. Studi terhadap biologi fauna dan ekologi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pertumbuhan larva lalat (panjang dan berat) yang ditemukan pada bangkai wistar kontrol dan perlakuan? 2. Bagaimanakah macam genus yang ditemukan pada bangkai wistar kontrol dan perlakuan? 3. Bagaimanakah urutan kedatangan jenis lalat yang ditemukan pada bangkai wistar kontrol dan perlakuan? 4. Bagaimanakah hubungan pertumbuhan larva lalat dengan perkiraan Post Mortem Interval (PMI). C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbedaan identifikasi larva lalat pada bangkai wistar paparan klorpromazin 0,5 dosis lethal, 1 kali dosis lethal, dan 2 kali dosis lethal yang dibandingkan dengan kontrol. 2. Tujuan Khusus
5 5 a. Mengetahui pertumbuhan larva lalat pada wistar kontrol dan perlakuan. b. Mengetahui berbagai macam genus lalat yang ditemukan pada bangkai wistar kontrol dan perlakuan. c. Mengetahui urutan kedatangan pada bangkai wistar kontrol dan perlakuan. d. Membandingkan pertumbuhan larva pada bangkai wistar kontrol dan perlakuan untuk perkiraan Post Mortem Interval. D. Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain, efek pemberian metadon terhadap pertumbuhan Lucilia sericata (Gosselin, 2011). Penelitian ini membandingkan pengaruh metadon dengan berbagai dosis pada satu jenis lalat, sedangkan pada penelitian ini diukur efek perlakuan terhadap jenis atau genus larva yang ditemukan. Penelitian tersebut dilaksanakan di Brussel Belgia. Peneliti tersebut mendapat hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kontrol dibanding konsentrasi tinggi metadon terhadap perkembangan larva menjadi lalat dewasa. Analisis data perkembangan menggunakan Kolmogorov-
6 6 Smirnov. Peneliti juga melakukan analisis apakah terdapat hubungan pemberian metadon berbagai dosis terhadap rasio jenis kelamin lalat dan tingkat mortalitas. Analisis data tidak menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada rasio jenis kelamin dan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dosis metadon tidak berhubungan dengan tingkat mortalitas. Penelitian lain yang serupa dilakukan di Sao Paulo Brazil oleh Carvalho et al. (2012). Peneliti tersebut mencari data tentang efek pemberian nutrisi berupa jaringan hepar kelinci yang diberi kokain. Jaringan hepar dan larva diamati setiap 6 jam selama 54 jam. Penelitian tersebut menggunakan metode yang eksperimental kohort dan didapatkan data kemudian diolah dengan uji Anova. Carvalho et al. (2012) memperoleh hasil bahwa dalam 6-42 jam tidak didapatkan perbedaan bermakna pertumbuhan larva dari aspek panjang maupun berat sedangkan pada jam ke 56 ditemukan perbedaan bermakna pertumbuhan larva lebih tinggi pada perlakuan dibanding kontrol. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk bidang Forensik dan Parasitologi: a. Mengembangkan ilmu kedokteran forensik.
7 7 b. Menambah wawasan identifikasi larva lalat bagi ilmu parasitologi. c. Membantu proses penyidikan akibat kematian serta perkiraan waktu kematian dengan metode Post Mortem Interval. 2. Manfaat untuk masyarakat a. Membantu proses identifikasi waktu kematian dalam masyarakat. b. Upaya penegakan hukum terbantu dengan mengetahui waktu kematian.
BAB I PENDAHULUAN. Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami. setiap makhluk hidup. Kematian menurut ilmu kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami setiap makhluk hidup. Kematian menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi sirkulasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lalat adalah salah satu jenis serangga, yang mendekomposisi komponen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat adalah salah satu jenis serangga, yang mendekomposisi komponen organik pada hewan, dan juga bagi mayat manusia. Oleh karena itu, serangga dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Ilmu forensik merupakan penerapan ilmu. pengetahuan tertentu yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu forensik merupakan penerapan ilmu pengetahuan tertentu yang digunakan untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Dalam penyidikan suatu kasus kriminal, diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seluruh makhluk biologis akan mengalami kematian. dengan cara yang bermacam macam yang pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh makhluk biologis akan mengalami kematian dengan cara yang bermacam macam yang pada dasarnya akibat dari berhentinya suplai oksigen ke otak (Indriati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang memberikan bantuan kepada penyidik untuk mendapatkan salah satu alat bukti baik untuk perkara pidana maupun perkara perdata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara dengan iklim tropis ini hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pergantian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciKata kunci : genus, familia, instar, Lucilia, Calliphora, Sarcophaga
Abstrak GAMBARAN PANJANG LARVA DAN GENUS LALAT PADA BANGKAI TIKUS WISTAR DENGAN PERBEDAAN LETAK GEOGRAFIS DI BALI Kasus pembunuhan sering menjadi penyebab kematian tidak wajar. Pada kasus pembunuhan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada tahun 2014, sampai pertengahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan
31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test only control group design.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi semakin merisaukan segala pihak. Wikipedia mendefinisikan kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
Lebih terperinciPaparan Morfin Dosis Letal pada Bangkai Tikus terhadap Pertumbuhan Larva Sarcophaga Sp.
Paparan Morfin Dosis Letal pada Bangkai Tikus terhadap Pertumbuhan Larva Sarcophaga Sp. The Exposure of Lethal Dose Morphine to Rat Carrion Mouse on the Growth of Fly Bow Sarcophaga Sp. 1 2 3 Dicky Faizal
Lebih terperinciENTOMOLOGI FORENSIK. Oleh Maria Krishanta Manek : Rico Rotinggo : Roman Rolanda Mesada :
ENTOMOLOGI FORENSIK Oleh Maria Krishanta Manek : 0808013578 Rico Rotinggo : 0808013590 Roman Rolanda Mesada : 0808013592 Pembimbing : Dr. Denny Mathius Konsulen : Dr. Cahyono Kaelan, Sp.PA (K), Sp.S, Ph.D
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rekam medis harus memuat informasi yang cukup dan akurat tentang identitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya dunia kesehatan di Indonesia rekam medis memiliki peranan penting dalam menunjang sistem kesehatan nasional, rekam medis merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan hilangnya tanda kehidupan secara permanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat. Berbagai faktor ikut berperan di dalam meningkatnya angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lingkungan mempunyai pengaruh serta kepentingan yang relatif besar dalam hal peranannya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ, bom bunuh diri, mutilasi, dan pemerkosaan tidak pernah lepas
Lebih terperinciPerubahan Kecepatan Pertumbuhan Larva Lalat Chrysomya sp. pada Bangkai Tikus yang Mengandung Berbagai Kadar Morfin
Perubahan Kecepatan Pertumbuhan Larva Lalat Chrysomya sp. pada Bangkai Tikus yang Mengandung Berbagai Kadar Bayu Primahatmaja*, Teguh W Sardjono**, Ngesti Lestari*** ABSTRAK Penentuan waktu minimum sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000 di New Zealand terjadi keracunan sekunder akibat penggunaan brodifakum untuk membasmi hama tikus. Berdasarkan penelitian "Laboratory and Field Studies
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis dan ditularkan lewat hospes perantara jenis serangga yaitu Aedes spesies. DBD adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. dalam investigasi forensik, meliputi blowflies, fleshflies, cheese skippers, hide and
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Entomologi forensik merupakan salah satu cabang ilmu forensik yang dapat memberikan informasi mengenai pengungkapan suatu kasus kriminalitas baik secara pidana maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan derajat dan berat infeksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi ekstrak daun jambu biji merah (Psidium
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara tropis di daerah khatulistiwa merupakan daerah yang cocok untuk tumbuh kembangnya berbagai serangga, antara lain serangga serangga yang dapat
Lebih terperinciRUANG LINGKUP EKOLOGI
EKOLOGI TEMA 1 RUANG LINGKUP EKOLOGI Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember A. Pengertian & Ruang Lingkup Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak ethanol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pestisida sintetik pada umumnya kurang aman karena mempunyai dampak yang merugikan terhadap kesehatan dan lingkungan hidup, untuk itu pestisida sintetik yang
Lebih terperinciPengaruh Amitriptyline Dosis Lethal pada Bangkai Tikus Rattus Norvegicus strain Wistar terhadap Pertumbuhan Larva Musca Sp.
Pengaruh Amitriptyline Dosis Lethal pada Bangkai Tikus Rattus Norvegicus strain Wistar terhadap Pertumbuhan Larva Musca Sp. The Effect of Lethal Dosage Amitriptyline in Dead Rat Rattus Norvegicus strain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kematian menurut World Health Organization (WHO) merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kematian menurut World Health Organization (WHO) merupakan hilangnya tanda kehidupan secara permanen yang terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sebagai vektor penyakit seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis di dunia dan memiliki kelembaban dan suhu optimal yang mendukung bagi kelangsungan hidup serangga. Nyamuk merupakan salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Design Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola posttest only with control
Lebih terperinci2014, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 11
No.370, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pelayanan Kesehatan. Tertentu. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN
Lebih terperinciPANDUAN PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
PANDUAN PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE BAGI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI SEKRETARIAT KOMISI ETIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 2014 Syarat pengajuan:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kasus DBD di Indonesia pertama
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik
BAB I Pendahuluan A. latar belakang Di indonesia yang memiliki iklim tropis memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik dan dapat berfungsi sebagai vektor penyebar penyakitpenyakit seperti malaria,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, papan, pangan, kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani. mencegah kekambuhan, tetapi memerlukan waktu terapi yang lama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani berbagai macam gangguan psikosis, seperti bipolar, mania, gangguan waham, dan yang paling sering adalah skizofrenia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa). Luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traumatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa). Luka merupakan suatu keadaan ketidaksinambungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi kerja, keterampilan, kebosanan, serta peningkatan kecemasan. Kata lelah memiliki arti tersendiri
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, tetapi masih kurang populer di kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 50% dari jumlah korban sengatan listrik akan mengalami kematian. 1 Banyaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma akibat sengatan listrik merupakan jenis trauma yang bisa berakibat fatal bagi manusia karena mempunyai nilai resiko kematian yang tinggi. Sekitar 50% dari jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (WHO). Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berkembangnya jaman, Ilmu Kedokteran Forensik juga semakin berkembang. Ilmu kedokteran forensik sangat berperan dalam kepentingan peradilan untuk membantu menentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini besifat eksperimental dengan rancangan penelitian the post test only controlled group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
34 HASIL DAN PEMBAHASAN Status toleransi larva Aedes aegypti terhadap temefos Penentuan staus toleransi Aedes aegypti terhadap temefos di Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas disertai bintik-bintik merah pada kulit. Demam Berdarah
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI
BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Pendahuluan Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia hingga saat ini, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama di daerah tropis dan subtropis. Walaupun beberapa spesies dari
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). B. Lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (FK-UI, 2002).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ialah muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Listrik merupakan suatu bentuk energi yang pada keadaan tertentu dapat melukai tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian. Arus listrik ialah muatan listrik yang bergerak
Lebih terperinciEKOSISTEM HOME TUJUAN BELAJAR MATERI
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN PENGAYAAN TUJUAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasi komponen ekosistem berdasarkan lingkungan sekitar Siswa dapat mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jiwa sampai saat ini memang masih dianggap sebagai penyakit yang memalukan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya sendiri. Masyarakat kita menyebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang umumnya ditemukan di daerah tropis dan ditularkan lewat hospes perantara jenis serangga yaitu Aedes spesies.
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Thitonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Putri Arum Permatasari NIM 102010101033
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai cedera pada jaringan akibat kontak dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1 Luka bakar merupakan salah satu cedera
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR
KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 0 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas upaya kesehatan pada setiap periode kehidupan sepanjang siklus hidup, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukan Asia menempati urutan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic. nyamuk Aedes aegypti (Kemenkes, 2010). Indonesia merupakan negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes aegypti (Kemenkes, 2010). Indonesia
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dalam proses hukum untuk kasus kecelakaan lalu. lintas, peran dokter sangat penting, baik itu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam proses hukum untuk kasus kecelakaan lalu lintas, peran dokter sangat penting, baik itu dokter umum ataupun dokter ahli. Karena dalam kasus kecelakaan lalu lintas,
Lebih terperinciUJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS BIJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO
UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS IJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memperoleh kedudukan terhormat di dunia dalam kekayaan keanekaragaman jenis tumbuhan, hewan, dan mikroba, dengan demikian Indonesia
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian paparan ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) pada mencit galur DDY selama 90 hari adalah sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METDE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen murni (Design Randomized Complete Blok) dengan rancangan post test only with control group design yaitu
Lebih terperinciANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100
ANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4 perlakuan
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN
UJI AKTIVITAS DAYA ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sactum L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli ATCC 11229 DAN Staphylococcus aureus ATCC 6538 SECARA INVITRO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditransmisikan melalui cucukan nyamuk dari genus Aedes,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Stress ulcer merupakan ulser pada lambung dan atau duodenum yang biasanya muncul dalam konteks trauma atau penyakit sistemik atau SSP yang hebat. Ulcer secara
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.
29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Iklim tropis menyebabkan timbulnya berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk dan sering
Lebih terperinciSetelah dilakukan uji penelitian didapatkan hasil jumlah kematian larva Aedes aegypti selama 24 jam sebagai berikut :
1 PENDAHULUAN Sekitar 2,5 milyar orang atau 40 % dari populasi dunia hidup di daerah yang memiliki resiko tinggi sebagai tempat transmisi virus dengue. World Health Organization (WHO) memperkirakan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel hati merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma sel hati merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit, demikian pula dengan karsinoma fibrolamelar dan hepatoblastoma. Seluruh tumor ganas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya, kasus demam berdarah dengue/sindrom renjatan dengue ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Jumlah penderita DBD cenderung meningkat
Lebih terperinci