STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN LOMBOK TIMUR"

Transkripsi

1 Pemerintah Kabupaten Lombok Timur STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN LOMBOK TIMUR Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2011

2 KATA PENGANTAR Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) disusun sebagai bentuk komitmen dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terhadap percepatan pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia. Buku ini merupakan hasil kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dengan lintas sektor Instansi terkait (Dinas PU, Kesehatan, Lingkungan Hidup, Kebersihan dan pertamanan, Pemberdayaan Masyarakat, ESDM dan PDAM) serta di fasilitasi oleh CF Kabupaten dan PF Provinsi dalam program PPSP. Penyusunan buku ini bertujuan untuk mengubah paradigma dalam menangani pengelolaan sanitasi, dari yang selama ini masih lebih bersifat parsial dalam menangani sanitasi, menjadi suatu kegiatan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, sehingga keadaan kondisi sanitasi yang buruk itu selain mungkin dapat dicegah atau diminimalkan, juga risikonya dapat dikurangi atau malah ditiadakan. Strategi Sanitasi merupakan dokumen yang menjelaskan berbagai realita sanitasi terkini sebagai acuan perencanaan, pendanaan, pelaksanaan dan pengawasan program sanitasi Kota/Kabupaten. Strategi Sanitasiini sebagai dasar bagi penyusunan Strategi sanitasi Kota (SSK). Diharapkan buku ini menjadi pedoman dalam menetapkan program kerja prioritas dan melaksanakan kerja yang berkaitan dengan mandat institusi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebagai dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten yang pertama, kami merasakan buku ini masih memiliki banyak kekurangan, karena baru bersifat mengumpulkan dan mengelompokkan berbagai rencana kegiatan dari semua pemangku kepentingan dengan harapan dalam pelaksanaannya mudah untuk dikoordinasikan. Selanjutnya ke depan akan terus disempurnakan sehingga setiap prioritas aksi diagendakan untuk dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sehingga program percepatan pembangunan sanitasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Terkait dengan penyusunan buku ini, pemerintah daerah diharapkan dapat menindaklanjuti dengan penyusunan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten. Akhirnya Saya mengucapkan terimakasih kepada semua Tim Pokja Sanitasi dan pemangku kepentingan yang telah mendukung tersusunnya Strategi Sanitasi Kabupaten ini, semoga buku ini dapat menjadi dokumen bersama dan STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 i

3 dijadikan referensi dalam pelaksanaan pengurangan kondisi sanitasi yang buruk. Mudah-mudahan dengan selesainya Strategi Sanitasiini, kita bersama dapat mewujudkan kondisi sanitasi yang lebih baik dalam satu kerangka menuju tercapainya visi Kabupaten Lombok Timur. Selong, Desember 2011 BUPATI LOMBOK TIMUR, M SUKIMAN AZMY STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 ii

4 DAFTAR SINGKATAN APBD APBN Bappeda BLHPM BOD BPMPD SSK CSR DAK DAS DAU DPPKA EHRA GIS IPAL IPLT MA MCK MDGs ODF PAD PDAM PDRB Perda PHBS PMJK PNPM Pokja Puskesmas Posyandu RPJMD RT RW SD SKPD SMA SMP SPAL SSK TPA TPS WHO : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal : Biological Oxygen Demand : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa : Badan Pusat Statistik : Corporate Social Responsibility : Dana Alokasi Khusus : Daerah Aliran Sungai : Dana Alokasi Umum : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset : Environment and Health Risk Assessment : Geographical Information System : Instalasi Pengolahan Limbah cair : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Madrasah Aliyah : Mandi, Cuci dan Kakus : Millennium Development Goals : Open Defecation Free : Pendapatan Asli Daerah : Perusahaan Daerah Air Minum : Produk Domestik Regional Bruto : Peraturan Daerah : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Partisipasi Masyarakat, Jender, dan Kemiskinan : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat : Kelompok Kerja : Pusat Kesehatan Masyarakat : Pos Pelayanan Terpadu : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah : Rukun Tetangga : Rukun Warga : Sekolah Dasar : Satuan Kerja Perangkat Daerah : Sekolah Menengah Atas : Sekolah Menengah Pertama : Sarana Pembuangan Limbah cair : Strategi Sanitasi Kabupaten : Tempat Pengolahan Akhir : Tempat Penampungan Sementara : World Health Organization STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 iii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR SINGKATAN... iii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Maksud dan tujuan Peraturan perundangan Metodologi Penyusunan Sitematika Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten... 9 BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA Kondisi Umum sanitasi Kabupaten Kesehatan Lingkungan Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Kuantitas dan Kualitas air Kuantitas Air (Potensi Sumber Air Baku) Kualitas Air Limbah Cair Rumah Tangga Limbah Padat (Sampah) Drainase Lingkungan Pencemaran Udara Limbah Industri Limbah Medis Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur Visi Misi Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Misi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Kebijakan Umum dan Strategi Sanitasi Kabupaten tahun STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 iv

6 Strategi penanganan Limbah Cair Strategi penanganan Persampahan Strategi penanganan Air Bersih Strategi penanganan Drainase Tujuan dan Sasaran Sanitasi dan Arahan Pentahapan Pencapaian BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA Aspek Non-teknis Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Keuangan Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Pemantauan dan Evaluasi Aspek Teknis dan Higiene Limbah Cair Persampahan Drainase Lingkungan Air Bersih/Minum Higiene/PHBS BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Tujuan dan Sasaran Sub-sektor dan Aspek Higiene, dan Tahapan Pencapaian Strategi Aspek Teknis dan Higiene Limbah Cair Persampahan Drainase Lingkungan Air Bersih/Minum Higiene /PHBS Strategi Aspek Non-teknis Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Keuangan Komunikasi Keterlibatan Pelaku Bisnis STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 v

7 Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI Program dan Kegiatan Aspek Teknis dan Higiene/PHBS Limbah Cair Persampahan Drainase Lingkungan Air Bersih/Minum Higiene/PHBS Program dan Kegiatan Aspek Non-teknis Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Keuangan Komunikasi Keterlibatan Pelaku Bisnis Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Struktur Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Pemantauan Strategi Sanitasi Kota Pemantauan Stratejik Pemantauan Pelaksanaan Pendokumentasian Evaluasi Strategi Sanitasi Kota Pelaporan BAB VII PENUTUP Kesimpulan Harapan Lampiran STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 vi

8 DAFTAR TABEL Tabel 1 Batas Administrasi Kabupaten Lombok Timur Tabel 2 Rata-hujan di kabupaten Lombok Timur Tabel 3 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kab. Lombok Timur Tabel 4 Jumlah Mata air per Kecamatan Tahun Tabel 5 Sumber mata air (gravitasi) yang digunakan oleh PDAM Tabel 6 Produksi, Distribusi, Penjualan dan Tingkat Kebocoran Air PDAM Tabel 7 Data Sarana pengangkutan Limbah Cair Tabel 8 Volume Sampah Tahun Tabel 9 Industri-Industri yang ada di Kabupaten Lombok Timur Tabel 10 Visi, Misi, Strategi dan Rencana Pengembangan Sanitasi Tabel 11 Tujuan, Sasaran, Strategi Limbah Cair kabupaten Lombok Timur Tabel 12 Tujuan, Sasaran, Strategi Persampahan Kabupaten Lombok Timur Tabel 13 Tujuan, Sasaran, Strategi Drainase Lingkungan Kabupaten Lombok Timur Tabel 14 Tujuan, Sasaran, Strategi Air Bersih/Minum Kab. Lombok Timur Tabel 15 Tujuan, Sasaran, Strategi Higiene/PHBS Kabupaten Lombok Timur.. 70 Tabel 16 Jumlah kegiatan pertahun STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 vii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Batas Adminitrasi Kabupaten Lombok Timur Gambar 2 Persentase Kebocoran air PDAM Gambar 3 Lokasi Pengambilan sample kualitas air permukaan Gambar 4 Perkembangan Volume Sampah Gambar 5 Peta Zonasi dan Sub sektor Limbah Cair Kab. Lombok Timur Gambar 6 Peta Zonasi dan Sub sektor Persampahan Kab. Lombok Timur Gambar 7 Peta Zonasi dan Sub sektor Drainase Kab. Lombok Timur STRATEGI SANITASISANITASI-KAB. LOTIM 2011 viii

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur air bersih dan sistem sanitasi, penyediaan rumah dan transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan kota, menjadi penyebab utama timbulnya berbagai masalah di kota-kota negara-negara yang sedang berkembang. (Achmad Nurmadi; 28). Kurang memadainya prasarana lingkungan pada suatu kawasan atau lingkungan hunian dapat menimbulkan permasalahan seperti buruknya kualitas lingkungan permukiman di daerah tersebut, karena pada dasarnya keberadaan prasarana lingkungan merupakan kebutuhan yang paling penting yang secara langsung maupun tidak langsung berimplikasi/berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya prasarana dasar dalam satu unit lingkungan adalah syarat bagi tercipta kenyamanan hunian (Claire, 1973: 178) Menurut Budiharjo (Budiharjo, 1991: 61) permasalahan lingkungan disebabkan oleh dua hal, yaitu prasarana yang ada memang tidak sesuai dengan standar kebutuhan penghuni dan adanya pendapat masyarakat yang menilai bahwa prasarana yang ada di lingkungannya kurang dapat memenuhi kebutuhannya. Tingkat kenyamaman seseorang dalam bertempat tinggal ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan, termasuk juga prasarana lingkungan, karena prasarana lingkungan merupakan kelengkapan fisik dasar suatu lingkungan perumahan. Percik edisi Desember 2005, menjelaskan pencemaran badan air oleh berbagai sebab, khususnya limbah cair sudah sangat memprihatinkan. Sebanyak 76,25% dari 52 sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi tercemar berat oleh cemaran organik dan 11 sungaisungai utama tercemar berat oleh unsur amonium. Sungai-sungai utama di perkotaan umumnya tercemar dengan rata-rata yang telah melampaui ambang batas BOD sebanyak 34,48% dan kadar COD sebanyak 51,72%. Sebanyak 32,24% sampel air minum perpipaan dan 54,16% sampel air minum non perpipaan mengandung bakteri Coli. Sanitasi 1

11 lingkungan dalam literatur kesehatan masyarakat (Syahbana, 2003:20) adalah bagian dari kesehatan masyarakat yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk meniadakan atau menguasai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui kegiatan yang ditujukan untuk (i) sanitasi air, (ii) sanitasi makanan, (iii) sistem pembuangan tinja, (iv) sanitasi udara, (v) pengendalian vektor dan roden penakit, (vi) higienitas rumah. Ketika masalah sanitasi muncul di kawasan permukiman padat yang tidak tertata dan tidak ditangani dengan cara yang tidak saniter maka akan mencemari lingkungan sekitar. Tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan sebagai dampak yang diakibatkan oleh berbagai penyakit yang ditularkan dari lingkungan yang tidak sehat. Penanganan dan pengendalian sanitasi akan menjadi semakin kompleks dengan semakin bertambahnya laju pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman perumahan penduduk, menyempitnya lahan yang tersedia untuk perumahan, keterbatasan lahan untuk pembuatan fasilitas sanitasi seperti MCK, cubluk, septic tank dan bidang resapannya serta tidak tersedianya alokasi dana pemerintah untuk penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, hal-hal inilah yang menyebabkan kondisi sanitasi lingkungan semakin memburuk. Dalam pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, Pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat). Sedangkan di Kabupaten Lombok Timur program tersebut mulai dilakukan sejak tahun Sebuah inisiatif program yang dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana limbah cair permukiman berbasis masyarakat dan juga mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Dengan harapan pada tahun 2015, separuh masyarakat Indonesia memiliki akses untuk memperoleh air minum dan pelayanan prasarana limbah cair sebagai kebutuhan dasar hidup manusia. Seiring dengan program pemerintah tersebut, di Kabupaten Lombok Timur saat ini sedang dilakukan inisiasi program percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan tahap pertamanya melakukan penyusunan Strategi Sanitasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat Strategi sanitasi Kota/Kabupaten (SSK). 2

12 Kabupaten Lombok Timur, yang dapat ditempuh dari Kota Mataram sekitar 1,5 jam perjalanan darat, merupakan sebuah kabupaten yang mempunyai luas wilayah dan jumlah penduduk paling tinggi diantara 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk paling padat Kabupaten Lombok Timur mempunyai permasalahan di dalam penyediaan sarana dan prasarana, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Permasalahan penyediaan sarana dan prasarana dikaitkan dengan pengembangan wilayah-wilayah yang dahulu sebuah desa/kelurahan menjadi kecamatan-kecamatan baru hasil pemekaran. Untuk itu perlu diupayakan penataan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kehidupan penduduknya. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Timur terus meningkat, menuntut semakin bertambahnya penyediaan sarana dan prasarana/infrastruktur seperti: jalan, pembukaan lahan-lahan baru untuk perumahan, drainase dan air bersih. Namun dalam hal ini, tidak semua infratruktur dapat dibangun secara optimal mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah. Salah satu infrastruktur tersebut yaitu Sanitasi. Sarana dan prasarana sanitasi hampir di kesampingkan di dalam pengalokasian anggaran daerah, karena masih dianggap sebagai sarana dan prasarana yang tidak memberikan kontribusi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Sebagai sarana dan prasarana yang tidak langsung memberikan kontribusi pendapatan daerah, masalah sanitasi di Kabupaten Lombok Timur masih belum diangggap sebagai prioritas penanganan penyediaan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena pemerintah Kabupaten Lombok Timur mengetahui kebiasaan masyarakatnya dalam membuang hajatnya di sekitar bantaran sungai (Sungai dan di kebon (ada istilah dolbon = modol di kebon). Nampaknya mereka (masyarakat) merasa lebih nyaman melakukan aktifitas buang hajatnya di sungai karena kebiasaan tersebut telah terbangun sejak dahulu sehingga sulit untuk ditinggalkan. Masyarakat masih belum tahu ataukah mereka memang tidak perduli efek samping dari kebiasaan itu. Sejalan dengan perkembangan waktu dan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten Lombok 3

13 Timur tersentuh dan merasa peduli akan penyehatan lingkungan permukiman di wilayahnya, dimana untuk mewujudkan kepeduliannya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah menyatakan minat untuk ikut di dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun Maksud dan tujuan Maksud dari disusunnya Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimaksudkan sebagai acuan strategi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program-program pembangunan sanitasi dasar meliputi air minum, limbah cair, drainase dan sampah baik jangka pendek maupun jangka menengah.selanjutnya, Strategi Sanitasi ini sebagai wujud kerja nyata dari berbagai stakeholders yang terlibat, juga dapat menjadi awal (basic) dimulainya pekerjaan sanitasi di tingkat kabupaten yang lebih terarah, terorientasi dan terintegrasi dengan baik. Sedangkan tujuan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 ini adalah sebagai berikut: 1) Menentukan visi dan misi pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur 2) Menetapkan tujuan dan sasaran sanitasi Kabupaten Lombok Timur 3) Menyusun rencana program dan rencana prioritas program jangka pendek dan jangka panjang dari semua aspek dalam rangka terlaksananya visi dan misi pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur secara komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif untuk mencapai target minimal layanan sanitasi mengacu pada Standar Pelayanan Minimum (SPM), Millenium Development Goals (MDGs) Peraturan perundangan Memperhatikan kecenderungan capaian akses sanitasi layak selama ini, Indonesia harus memberikan perhatian khusus kepada peningkatan kualitas infrastruktur sanitasi, selain pencapaian Target 7 MDGs 2015 yaitu guna melaksanaan amanat Pasal 28 H Undang- 4

14 Undang Dasar Tahun 1945 (bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, negara berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang baik dan sehat) dan amanat Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengamanatkan bahwa Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dari kedua dasar hukum tersebut menunjukkan bahwa peran regulasi telah cukup mendasar untuk mewadahi setiap aktivitas penciptaan lingkungan bersih dan sehat. Namun demikian untuk mendukung kebijakan regulasi yang menyeluruh pemerintah juga telah menetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan sanitasi secara menyeluruh. Beberapa peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian 2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 3) Undang-Undang 7 tahun 2003 tentang Sumber Daya Alam; 4) Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 5) Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 54, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389); 6) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 7) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 8) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang 5

15 (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4548); 9) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4438); 10) Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 11) Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 12) Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 13) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 14) Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 15) Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 16) Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 17) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4139); 18) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 19) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Air Minum; 20) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 21) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Mutu Limbah cair; 22) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Pembagian 6

16 Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 23) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 24) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 25) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 26) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Air tanah harus dikelola secara terpadu, menyelruh dan berwawasan lingkungan hidup); 27) Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrasturktur; 28) Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 29) Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air Pada Sumber-Sumber Air; 30) Peraturan Menteri Kesehatan RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Persyaratan Kualitas Air minum; 31) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM); 32) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 33) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Limbah cair Permukiman (KSNP-SPALP); 34) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah; 7

17 35) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pembinaan Dan Pengawasan Kerja Sama Antar Daerah; 36) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 51/MENLH/ 10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri; 37) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 52/MENLH/10/ 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel; 38) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit; 39) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri; 40) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Limbah cair Domestik; 41) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perijinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Limbah cair Ke Air Atau Sumber Air; 42) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Limbah cair Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan 43) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan & Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan; 44) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2006 tentang Kebijakan & Strategi Nasional Pengelolaan Limbah cair; 45) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852 Tahun 2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 46) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lombok Timur Tahun ; 47) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Timur Tahun ; 8

18 48) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 08 tahun 2009 tentang percepatan pembangunan di Kabupaten Lombok Timur 49) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 15 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur; 50) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur No. 11 tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. 51) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 16 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran ) Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor: /255/PD/2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Kabupaten Pada Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran Metodologi Penyusunan Adapun pendekatan dan metodologi yang diterapkan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988). Selain itu juga dilakukan pendekatan secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholders (SKPD terkait, Pokja, Masyarakat, dan Badan Usaha) melalui diskusi, pertemuan/rapat untuk memperoleh gambaran kondisi nyata sanitasi di kabupaten Lombok Timur pada masa sekarang. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: Kajian BPS, Penetapan Zona Sanitasi, Pengolahan data Analisa data dan Penyusunan Strategi Sanitasi Sanitasi Sitematika Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Adapun sistematika penyusunan Strategi SanitasiSanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011, terbagi menjadi 7 (tujuh) bab dengan uraian sebagai berikut: 9

19 Bab I Pendahuluan Berisikan latar belakang, pengertian dasar sanitasi, maksud dan tujuan, Pereaturan Perundangan, metodologi yang digunakan dalam penyusunan, dan sistematika pembahasan yang digunakan. Bab II Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota Bab ini berisikan gambaran umum kabupaten Lombok Timur, Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur, Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kota, Tujuan dan Sasaran Sanitasi dan Arahan Pentahapan Pencapaian. Bab III Isu Strategis dan Tantangan Layanan Sanitasi Kota Bab ini menggambarkan Aspek Non-teknis, meliputi: Kebijakan Daerah dan Kelembagaan, Keuangan, Komunikasi, Keterlibatan Pelaku Bisnis, Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan, Pemantauan dan Evaluasi serta Aspek Teknis dan Higiene yang meliputi: Limbah cair, Persampahan, Drainase Lingkungan, Air Bersih/Minum, Higiene/PHBS Bab IV Strategi untuk Keberlanjutan Layanan Sanitasi Kota Bab ini berisi Tujuan dan Sasaran Sub-sektor dan Aspek Higiene, dan Tahapan Pencapaian Strategi Aspek Teknis dan Higiene, Strategi Aspek Non-teknis. Bab V Program dan Kegiatan Sanitasi Bab ini menjelaskan Program dan Kegiatan Aspek Teknis dan Higiene/PHBS dan Program dan Kegiatan Aspek Non-teknis Bab VI Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Bab ini berisikan Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, Struktur Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi, Pemantauan Strategi Sanitasi Kota (Pemantauan Stratejik, Pemantauan Pelaksanaan, Pemantauan terkait Pengambilan Keputusan), Pendokumentasian, Evaluasi Strategi Sanitasi Kota, Pelaporan 10

20 Bab VII Penutup Bab ini memberikan uraian tentang nilai stratejik sanitasi kota dan harapan masa depan melalui pengelolaan sanitasi yang baik. 11

21 BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA Kabupaten Lombok Timur sebagai bagian dari kabupaten yang ada di Pulau Lombok terletak pada 116º 117º Bujur Timur dan 8º 9º Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah seperti terlihat pada tabel 1 dan gambar 1 Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur 2.679,99 km 2 yang terdiri dari daratan seluas 1.605,55 Km 2 (59,91 % luas Lombok Timur) dan lautan seluas 1.074,33 Km 2 (40,09 % luas Lombok Timur). Ketinggian topografi di Kabupaten Lombok Timur Cukup bervariasi mulai dari 0 meter diatas permukaan laut (mdpl) yang merupakan dataran pantai dibagian selatan Kabupaten Lombok Timur hingga mdpl yang berupa areal pegunungan (kompleks Rinjani) di bagian utaranya. Sementara Ibu kota Kabupaten Lombok Timur yaitu Kota Selong memiliki ketinggian 148 meter dari permukaan laut. Tabel 1 Batas Administrasi Kabupaten Lombok Timur Sebelah Utara dengan : Laut Bali/Laut Jawa Sebelah Selatan dengan : Samudra Indonesia Sebelah Barat dengan : Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara Sebelah Timur dengan : Selat Alas (Pulau Sumbawa) Sumber: Perda RTRW Prov. NTB (2010); Raperda RTRW Kab. Lombok Timur (2011) 12

22 Gambar 1 Batas Adminitrasi Kabupaten Lombok Timur 13

23 Berdasarkan data statistik dari Badan Meteorologi, temperatur maksimum pada tahun 2001 berkisar antara 30,9 32,1 C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6-24,5 C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan September dan terendah ada bulan November. Sebagai daerah tropis, NTB khususnya Kabupaten Lombok Timur mempunyai rata-rata kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara %. Curah hujan di Kabupaten Lombok Timur umumnya terjadi antara bulan Desember - Maret dengan rata-rata jumlah hari hujan dalam sebulan berkisar antara 7,8 13,8 hari. Sementara rata-rata curah hujan pada bulan Desember Maret yaitu sebesar 89,4 234,7 mm. Fluktuasi hujan baik jumlah hari dan besar curah hujan (mm) pada bulan Desember Maret memiliki angka yang lebih besar dibandingkan dengan bulan lainnya, oleh karena itu, trend fluktuasi curah hujannya memiliki puncak pada bulan-bulan tersebut. Detail dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Bulan Tabel 2 Rata-hujan di kabupaten Lombok Timur Rata-rata curah Hujan (mm) Rata-rata Hujan (hari) Januari 234,7 13,8 Februari 202,8 12,8 Maret 93,9 7,8 April 27,7 2,2 Mei 44 5,5 Juni 7,7 0,3 Juli 2,2 0,5 Agustus 0 0 September 27,2 3 Oktober 29 2,3 November 19,3 2 Desember 89,4 7,8 Sumber: BPS Kab. Lombok Timur 2.1. Kondisi Umum sanitasi Kabupaten Sektor sanitasi di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Tidak memadainya sanitasi yang baik akan berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan, sehingga yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat miskin. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten 14

24 Lombok Timur dalam upaya pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) Indonesia Tahun Secara umum akses sanitasi dasar masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tergolong masih rendah. Hal ini tentunya berdampak pada masih tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, diare, malaria, Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering menimbulkan KLB di Kabupaten Lombok Timur. Disamping itu akibat dari kurangnya sarana air bersih dan sanitasi, menjadi masalah besar terutama bagi wanita dan anak-anak karena waktunya banyak tersita untuk mengambil air dari jarak yang jauh demi kebutuhan untuk mencuci, memasak dan minum. Sampai tahun 2010 cakupan penduduk yang terlayani air bersih baru mencapai 73,93% dengan sumber air berupa sumur gali, perpipaan, sumur pompa tangan dan penampungan air hujan (PAH). Akses air bersih ini masih dibawah target Nasional yaitu 85%. Akses kepemilikan jamban, Sarana Pembuangan Limbah cair (SPAL) dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) juga masih rendah. Cakupan rumah tangga yang menggunakan jamban sampai tahun 2010 baru mencapai 62,83%, cakupan SPAL 45,96%, serta rumah tangga yang memiliki TPS 41,02%. Angka capaian ini masih jauh dibawah target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 65% Selain itu sampah di Kabupaten Lombok Timur belum dikelola dengan baik. Hanya sebagian kecil masyarakat yang dapat terlayani dengan mobil pengangkut sampah, sehingga sebagian besar masyarakat membuang sampah di sembarang tempat termasuk disungai, selokan atau drainase. Kondisi ini menyebabkan sungai ataupun drainase tersumbat dan akhirnya mengakibatkan terjadinya genangan ataupun banjir. Disamping itu sungai ataupun drainase juga dijadikan sebagai tempat buang air besar masyarakat. Sehingga sebagian besar sungai ataupun drainase yang ada, memiliki potensi untuk menyebabkan pencemaran terhadap sumber air masyarakat, bahkan tidak jarang penularan/penyebaran penyakit banyak dipengaruhi oleh air sungai, terutama penyakat diare yang sering menimbulkan Kejadian luar Biasa (KLB) di Kabupaten Lombok Timur Kesehatan Lingkungan Isu lingkungan saat ini semakin menjadi perhatian karena besarnya dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat akumulasi beban 15

25 pencemaran yang tidak dapat terkontrol. Hal ini berakibat pada perubahan iklim yang saat ini dibicarakan dunia climate change. Kondisi ini memiliki korelasi terhadap kejadian penyakit baik yang bersifat modern risk maupun traditional risk serta banyak sektor lainnya. Untuk itu diperlukan tekad Pemerintah untuk mengatasinya secara sungguhsungguh. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan, Pengendalian dampak risiko lingkungan, Pengembangan wilayah sehat. Untuk mengimplementasikan dan mempercepat pencapaian tujuan dari keempat kegiatan pokok tersebut dilakukan dengan pendekatan yang bersifat strategis yaitu melalui penyelenggaraan Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat dan lain-lain melalui penyatuan persepsi dan konsep dalam mencari solusi yang sinergis antara pusat dan daerah serta mengutamakan pemberdayaan masyarakat sebagai motor penggerak pelaksanaan pembangunan. Kondisi kesehatan lingkungan Kabupaten Lombok Timur dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Pelayanan Air Minum Jumlah rumah tangga yang terlayani air minum di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 mencapai 73,93%. Kondisi ini meningkat bila dibandingkan dengan kondisi 4 tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2009 mencapai 69,9%, tahun 2008 mencapai 67,25%, tahun 2007 mencapai 64,42% dan tahun 2006 mencapai 61,76%. Jika dilihat dari target MDGs (Tahun 2015) sudah melebihi target yang ditetapkan sebesar 67 %. Namun dibandingkan dengan target Nasional 85%, capaian tersebut masih dibawah target. Jenis sarana air minum yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, sebagian besar menggunakan Sumur Gali (SGL) yaitu 46,70% dan hanya 22,53% menggunakan PP (Perpipaan), 0,73% menggunakan SPT (Sumur 16

26 Pompa Tangan) dan 0,03% menggunakan PAH (Penampungan Air Hujan). 2) Inspeksi Sanitasi Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilaksanakan oleh sanitarian puskesmas tahun 2010 didapatkan bahwa 36,59% sarana air bersih masyarakat memiliki risiko pencemaran rendah, 28,58% risiko pencemaran sedang, 12,47% risiko pencemaran tinggi dan 22,36% memiliki risiko pencemaran amat tinggi. 3) Jamban Keluarga (JAGA) Cakupan Rumah Tangga yang menggunakan Jamban di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 baru mencapai 62,83%. Kondisi ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi 4 tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2006 hanya mencapai 39,41%, tahun 2007 sebesar 42,69%, tahun 2008 mencapai 48,51% dan tahun 2009 mencapai 58,52%. Namun dibanding dengan target MDGs Tahun 2015 masih belum dibawah target sebesar 65%. Untuk meningkatkan akses kepemilikan jamban, di Kabupaten Lombok Timur juga dilakukan dengan gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), khususnya pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Kegiatan ini difasilitasi oleh sanitarian puskesmas dan fasililator kabupaten, bertujuan memberikan pengetahuan, motivasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat Buang Air Besar (BAB) di jamban. Kegiatan ini lebih ditekankan kepada bagaimana menggugah kesadaran masyarakat melalui kalimat kalimat yang merujuk pada ajaran agama ataupun alur penularan penyakit yang dapat merugikan masyarakat. Kegiatan ini terbukti cukup efektif dalam mempercepat peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar secara sembarangan. Hasil kegiatan ini adalah tercapainya Open Defecation Free (ODF) yaitu kondisi dimana masyarakat sudah 17

27 tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan. Sampai tahun 2010, pencapaian kegiatan ini adalah: a) Pemicuan telah dilakukan di 91 desa dan 385 dusun b) Jumlah dusun yang sudah ODF sebanyak 121 dusun c) Jumlah desa ODF sebanyak 18 desa, yaitu: Desa Kalijaga Timur, Rempung, Wanasaba, Jantuk, Mamben Daya, Kembang Kuning, Perian, Rensing, Selebung ketangga, Lendang Nangka, Aikmel, Sukamulia, Paok Pampang, Aikmel Utara, Lenek Pesiraman, Selong, Rarang, Rumbuk. 4) Saluran Pembuangan Limbah cair (SPAL) Rumah Tangga Cakupan Rumah Tangga yang menggunakan Saluran Pembuangan Limbah cair (SPAL) pada tahun 2010 baru mencapai 45,96%. Kondisi ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mencapai 28,72%, tahun 2007 sebesar 30,21%, tahun 2008 sebesar 31,37% serta tahun 2009 mencapai 42,54%. Capaian ini masih dibawah target MDGs tahun 2015 sebesar 65%. 5) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Rumah tangga yang memiliki TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di Kabupaten Lombok Timur pada Tahun 2010 baru mencapai 41,02%. Kondisi ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi 4 tahun sebelumnya, dimana tahun 2006 mencapai 28,72 kemudian tahun 2007 mencapai 35,76%, tahun 2008 sebesar 36,11% dan tahun 2009 sebesar 39,29%. Namun masih dibawah target MDGs tahun 2015 sebesar 65 %. 6) Perumahan Sehat Cakupan rumah sehat di Kabupaten Lombok Timur tahun 2010 mencapai 61,46%. Dibanding dengan kondisi 4 tahun yang lalu, terjadi peningkatan dimana tahun 2006 yang hanya sebesar 54,54%, tahun 2007 sebesar 51,72%, tahun 2008 mencapai 55,02% dan tahun 2009 mencapai 56,67%. 18

28 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari Angka Kematian dan Angka kesakitan, terutama penyakit menular akibat sanitasi buruk serta kondisi pola hidup masyarakat yang menyangkut sanitasi. Secara umum kesehatan masyarakat Lombok Timur dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2006 adalah 78 per 1000 Kelahiran Hidup, angka ini menurun menjadi 76 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2007 dan turun lagi menjadi 24,3 per 1000 kelahiran hidup tahun Pada tahun 2009, Angka Kematian Bayi ini mengalami penurunan lagi menjadi 19,7 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. 2) Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2008 sebanyak 60,6 per Kelahiran Hidup. Pada tahun 2009, angka ini mengalami peningkatan menjadi 147,5 per Kelahiran Hidup. Sedangkan tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 149 per kelahiran hidup. 3) Kejadian Penyakit Kejadian 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di Kabupaten Lombok Timur, dapat digambarkan seperti pada tabel 15. Dari tabel tersebut terlihat bahwa penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi di masyarakat Lombok Timur seperti ISPA, Penyakit kulit, Diare dan Disentri. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan terutama buruknya kualitas lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap timbulnya penyakit di masyarakat Lombok Timur. Berdasarkan hasil survey PHBS tahun 19

29 2010, jumlah rumah tangga yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilihat dari 10 indikator PHBS baru mencapai 19,96%. Rendahnya angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Lombok Timur sebagian besar belum menerapkan dan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-harinya. Tabel 3 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kab. Lombok Timur Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur (2011) Kuantitas dan Kualitas air Kuantitas Air (Potensi Sumber Air Baku) Air baku untuk air minum merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap orang, disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan niaga dan industri. Terbatasnya fasilitas dan jangkauan pelayanan air yang dapat diberikan oleh PDAM, menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Timur belum mendapat layanan air minum sesuai kebutuhan. Sementara ini usaha untuk mendapatkan layanan air minum dilakukan sendiri oleh masyarakat, baik dengan sistem mengalirkan sendiri dari sumber mata air yang ada maupun dengan pemanfaatan air tanah melalui pembuatan sumur-sumur gali, namun demikian usaha ini menjadi kurang optimal baik ditinjau dari segi pemerataan pelayanan 20

30 maupun intensitas aliran air ke rumah-rumah penduduk, sehingga masyarakat melalui pengurus desa setempat mengajukan proposal untuk penyediaan air minum ke Pemerintah daerah. Hal tersebut menarik perhatian Pemerintah daerah untuk membantu masyarakat dalam penyediaan air minum, karena air minum merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat. Pemerataan pelayanan untuk penyediaan air minum terkadang menjadi kendala bagi Pemerintah daerah, sebagai contoh misalnya pada desa tertentu meminta pelayanan air minum, namun di desanya tersebut tidak memiliki sumber mata air, sehingga untuk mendapatkan pelayanan air minum, harus diambilkan dari sumber mata air yang terdapat di desa lain. Kejadian tersebut merupakan contoh nyata yang terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat mengingat betapa pentingnya kebutuhan akan air minum. Berbagai pendekatan dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan air minum bagi masyarakat, agar tidak terjadi konflik kepentingan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Mata air mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pemenuhan kebutuhan akan air berbagai sektor. Keberadaannya tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber air minum tetapi beberapa mata air di Kabupaten Lombok Timur digunakan sebagai sumber air irigasi. Keberadaan mata air di Kabupaten Lombok Timur lokasinya tersebar dan hampir dapat dijumpai pada masing-masing Sub Satuan Wilayah Sungai. Mata air tersebut mempunyai sifat, besaran dan karakter yang berbeda tergantung dari lokasi daerah tempat munculnya mata air. Pada lokasi dengan kondisi daerah tangkapan yang kritis, debit aliran mata air cenderung sangat kecil dan bahkan beberapa titik tidak ada aliran, sedangkan pada kondisi daerah tangkapan yang masih alamiah debit aliran cenderung besar dan konstan sepanjang tahun. Berikut ini nama-nama mata air yang ada di Kabupaten Lombok Timur pada masing-masing Daerah Aliran Sungai/Sub Daerah Aliran Sungai yang dirinci per kecamatan (tabel dibawah). Sementara detail mengenai karakteristik mata air, meliputi: Nama sumber mata air, lokasi, debit air dan pemanfaatannya. 21

31 Tabel 4 Jumlah Mata air per Kecamatan Tahun 2009 No Kecamatan Jumlah Mata Air 1. Selong 8 2. Labuhan Haji Suralaga Masbagik Pringgasela Sikur Montong Gading Suela Sembalun Keruak Sakra Wanasaba Sambelia Pringgabaya Aikmel 25 Jumlah 206 Sumber: Dinas PU Bidang Pengairan Kab. Lombok Timur dan PDAM (2010) 22

32 Tabel 5 Sumber mata air (gravitasi) yang digunakan oleh PDAM Kapasitas Kapasitas Kapasitas Kapasitas No. Nama Sumber Air Sumber (ltr/dtk) Terpasang (ltr/dtk) Produksi (ltr/dtk) Distribusi (ltr/dtk) 1 Otak Kokok 15,0 8,0 8,0 7,5 2 Duren Dua 20,0 10,0 10,0 7,5 3 Tojang 100,0 60,0 60,0 60,0 4 Gamang 20,0 20,0 20,0 15,0 5 Aik Ambung 25,0 10,0 10,0 10,3 6 Mencrit 100,0 60,0 60,0 60,0 7 Teminyak 1,5 1,5 1,0 1,0 8 Mualan 50,0 5,0 5,0 5,0 9 Benyer 15, Lemor 60,0 7,5 7,5 7,5 11 Tirpas 10,0 1,5 1,5 1,5 12 Merobot 10,0 5,0 5,0 3,4 13 Tibubunter 20,0 20,0 16,5 16,5 Sub Jumlah 446,5 208,5 204,5 195,2 14 SPL Sambelia 40,0 10,0 10,0 7,5 Sub Jumlah 40,0 10,0 10,0 7,5 15 Pompa Aikmel 50,0 7,5 7,5 7,5 16 Brangtapen 1 20,0 20,0 20,0 17 Brangtapen 2 70,0 20,0 20,0 20,0 18 Brangtapen 3 20,0 20,0 20,0 Sub Jumlah 120,0 27,5 27,5 27,5 19 Pompa Pancor 10,0 10,0 - - Sub Jumlah 10,0 10,0 - - Jumlah 616,5 256,0 242,0 230,2 50,0 15,0 15,0 Realisasi tahun ,0 257,0 245,2 Kapasitas sumber ,0 m³ Kapasitas terpasang ,0 m³ Kapasitas produksi ,0 m³ Kapasitas distribusi ,4 m³ Sumber: PDAM Kab. Lombok Timur (2009) Selanjutnya, dalam hal penyediaan air bersih oleh PDAM menunjukkan adanya peningkatan produksi, distribusi dan penjulan air bersih setiap tahunnya. Produksi air bersih tahun 2006 sebesar ,60 M 3 meningkat menjadi M 3 pada tahun Berikutnya untuk perkembangan distribusi dan penjualan air bersih juga menunjukkan perkembangan yang sama seperti terlihat pada tabel dibawah. Namun untuk tingkat kebocoran air yang terjadi masih tergolong tinggi, yaitu sekitar 26%. Meskipun secara umum besaran angka kebocoran tersebut secara umum mengalami penurunan setiap tahunnya dari 23

33 31,67% pada tahun 2006 menjadi 26,91% pada tahun 2010, angka tersebut masih tergolong tinggi dan perlu adanya upaya penanganan lebih lanjut dari PDAM untuk menjaga kuantitas air yang tersedia bagi masyarakat. Tabel 6 Produksi, Distribusi, Penjualan dan Tingkat Kebocoran Air PDAM NO. URAIAN TAHUN OPERASIONAL M³ M³ M³ M³ M³ 1 Produksi , , , , ,00 2 Distribusi , , , , ,87 3 Penjualan , , , , ,00 4 Tingkat Kebocoran , , , , ,87 5 Prosentase Kebocoran 31,67% 29,15% 26,01% 25,11% 26,91% Prosentase Penurunan tiap 2,13% 2,52% 3,14% 0,89% -1,79% Sumber: PDAM Kabupaten Lombok Timur (2011) Gambar 2 Persentase Kebocoran air PDAM Kualitas Air Pengamatan terhadap kualitas air dilakukan terhadap air permukaan di beberapa aliran air sungai DAS Menanga yang meliputi: Sungai Tojang, Belimbing, Gading dan Rutus. Aliran sungai-sungai tersebut secara administrasi membelah beberapa kawasan padat penduduk di beberapa kecamatan seperti: Kecamatan Selong, Masbagik, Aikmel dan Kecamatan Terara. 24

34 Gambar 3 Lokasi Pengambilan sample kualitas air permukaan Pengamatan terhadap kualitas air didasarkan pada komponen berupa: sifak fisik (suhu, DHL), sifak kimia (ph, DO, BOD, COD, kandungan detergen, logam terlarut, dll), sifat biologi (Total coliform dan Ecoli). Pengamatan pada masing-masing sungai dilakukan pada bagian hulu, tengah dan hilir dengan melakukan uji laboratorium terhadap sample air yang diambil kemudian disesuaikan dengan standar mutu baku air minum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Uji laboratorium terhadap kualitas air tersebut dilakukan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 meliputi 4 (empat) sungai dengan lokasi pengambilan sample air dilakukan pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir dari masing-masing sungai yang dimaksud. Setiap sample tersebut diambil pada musim kemarau dan musim hujan dengan maksud untuk melihat perbandingan hasil kualitas air pada kedua musim tersebut sebagai dampak adanya pengaruh significant terhadap supply air permukaan yang masuk ke masing-masing sungai tersebut. Berikut 25

35 beberapa hasil uji laboratorium terhadap sample air sungai yang dimaksud. Hasil uji laboratorium terhadap sample air S. Tojang menunjukkan bahwa sifat fisik dan kimia air menunjukkan kualitas airnya memenuhi standar air dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun untuk sifat biologi (Total Coliform dan Ecoli) pada bagian Tengah S. Tojang baik pada musim kemarau dan musim hujan menunjukkan kadar Ecoli dan Total Coliform yang melebihi standar baku mutu air yaitu MPN/100ml untuk Ecoli dan MPN/100ml untuk Total Coliform. Sementara hasil laboratoriumnya menunjukkan kandungan Ecoli dalam airnya sebesar MPN/100ml dan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml. Berikutnya hasil uji laboratorium pada S. Belimbing menunjukkan bahwa sifat fisik dan kimia air masih memenuhi standar mutu air dalam SNI. Namun untuk kandungan biologinya (Ecoli dan Total Coliform) menunjukkan angka melebihi standar baku air pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir S. Belimbing. Pada bagian Hulu S. Belimbing, kandungan biologi melebihi standar terjadi pada musim kemarau saja dengan kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan Total Coliform sebesar MPN/100ml. Pada bagian Tengah S. Belimbing kandungan biologi melebihi standar terjadi pada kedua musim kemarau dan musim hujan, dimana pada musim kemarau kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan musim hujan sebesar MPN/100ml. Sedangkan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Untuk bagian Hilir S. Belimbing juga menunjukkan hal yang sama, dimana baik pada musim kemarau dan hujan menunjukkan kandungan biologi yang melebihi standar juga. Kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan, sedangkan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Selanjutnya hasi uji laboratorium terhadap S. Gading menunjukkan baik pada musim kemarau dan hujan untuk sifat fisik dan 26

36 kimia air menunjukkan masih memenuhi standar baku mutu air sesuai metode uji SNI. Namun untuk kandungan biologinya (Ecoli dan Total Coliform) menunjukkan angka melebihi standar baku air pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir S. Gading. Pada bagian Hulu S. Gading, kandungan biologi melebihi standar terjadi pada musim hujan saja dengan dengan kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan Total Coliform sebesar MPN/100ml. Pada bagian Tengah S. Gading kandungan biologi melebihi standar terjadi pada kedua musim kemarau dan musim hujan, dimana pada musim kemarau kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan musim hujan sebesar MPN/100ml. Sedangkan kandungan Total coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Untuk bagian Hilir S. Gading juga menunjukkan hal yang sama, dimana baik pada musim kemarau dan hujan menunjukkan kandungan biologi yang melebihi standar juga. Kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan, sedangkan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Terakhir, hasil pengamatan di sungai Rutus menunjukan bahwa kualitas air di tersebut secara fisik menunjukkan bahwa airnya memenuhi standar baku mutu air yang ditetapkan pemerintah. Secara kimia, secara umum juga menunjukkan memenuhi standar muku yang ditetapkan pemerintah, namun untuk kadar detergent dalam air sungainya melebihi standar baku air yaitu 0,02 mg/l, sementara hasil laboratoriumnya menunjukkan nilai sebesar 0, 13 mg/l (S. Rutus Tengah) dan 0,23 mg/l (S. Rutus hilir). Untuk sifat biologinya berdasarkan kandungan Total Coliform dan Ecoli menunjukkan bahwa kualitas airnya masin berada level memenuhi standar baku kualitas air yang ditetapkan pemerintah. Detail hasil uji laboratorium terhadap sample air pada masingmasing sungai tersebut dapat dilihat pada tabel halaman lampiran. 27

37 Limbah Cair Rumah Tangga Kondisi umum limbah cair rumah tangga (tinja) di kabupaten Lombok Timur belum mendapat perlakuan untuk pengolahan sesuai standar yang berlaku, hal ini disebabkan karena limbah rumah tangga yang dihasilkan umumnya dialirkan di saluran-saluran drainase yang ada disekitar area permukiman. Dalam hal ini, peran pemerintah kabupaten Lombok Timur melalui Kantor Kebersihan dan Tata Kota masih sebatas menyediakan fasilitas jasa untuk penyedotan tinja sesuai peraturan Daerah No. 11 Tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. Limbah hasil penyedotan tersebut kemudian diangkut ke Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT), namun tidak mendapat perlakuan/pengolahan terhadap limbah tersebut disebabkan IPLT tidak berfungsi. Pelayanan terhadap jasa penyedotan tinja di kabupaten Lombok Timur melalui Kantor Kebersihan dan Tata Kota dilakukan dengan kendaran operasional pengangkut limbah cair dengan kapasitas tangki 2,5 m 3. Jumlah kendaraan pengangkut yang tersedia sebanyak 2 buah dengan cakupan pelayanan masih sebatas areal perkotaan dengan rata-rata volume limbah terangkut sebanyak 15 17,5 m 3 perbulannya (tabel dibawah). Tabel 7 Data Sarana pengangkutan Limbah Cair Kapasitas Tangki No Kendaraan Ritasi Penyedotan ( Kali ) ( M 3 Jumlah Perbulan ( M 3 ) ) 1 Kendaran Elf 2, ,5 2 Kendaran Elf 2, ,5 Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur (2011) Limbah Padat (Sampah) Limbah padat (sampah) di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dari 2.584,17 m 3 pada tahun 2005 menjadi 2.763,96 m 3 pada tahun

38 Tabel 8 Volume Sampah Tahun KECAMATAN Volume Sampah pertahun (M3) KERUAK 111,16 113,97 115,48 116,94 118,51 119,75 JEROWARU 119,54 122,55 124,21 125,83 127,52 132,95 SAKRA 123,81 126,47 128,13 129,75 131,49 131,83 SAKRA BARAT 108,93 111,29 112,68 114,02 115,55 117,10 SAKRA TIMUR 95,85 97,93 100,75 103,53 104,92 102,27 TERARA 166,24 169,30 171,43 173,50 175,83 163,71 MONTONG GADING 88,42 90,06 91,32 92,54 93,77 101,51 SIKUR 163,55 166,31 168,47 170,57 172,86 168,88 MASBAGIK 217,62 221,19 224,06 226,85 229,90 234,98 PRINGGASELA 116,20 117,93 119,41 120,86 122,48 125,15 SUKAMULIA 70,86 71,94 72,86 73,75 74,75 75,93 SURALAGA 117,24 119,01 120,56 122,06 123,70 129,85 SELONG 177,16 180,00 182,39 184,72 187,21 206,57 LABUHAN HAJI 122,19 124,17 125,75 127,29 129,01 132,56 PRINGGABAYA 219,56 223,94 226,77 229,52 232,60 226,37 SUELA 89,50 91,30 92,55 93,77 95,03 93,60 AIKMEL 215,58 219,23 221,99 224,68 227,71 232,13 WANASABA 143,93 146,35 148,34 150,27 152,29 148,29 SEMBALUN 43,74 44,47 45,01 45,52 46,13 46,97 SAMBELIA 73,11 75,99 77,07 78,12 79,17 73,56 Total 2.584, , , , , ,96 Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur (2011) Gambar 4 Perkembangan Volume Sampah 29

39 Drainase Lingkungan Menghadapi tantangan kerugian ekonomi yang ditimbulkan setiap tahun akibat genangan air dari sistem drainase yang kurang memadai, pemerintah bertindak cepat dengan memasukkan sistem drainase ke dalam salah satu program Bappenas yaitu Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) 2009 dengan target pengurangan genangan air di 100 kota/kawasan seluas Ha. Fenomena drainase sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Kerusakan drainase dan minimnya sarana saluran pembuangan air ini merupakan dampak yang dirasakan lebih pada masyarakat menengah kebawah. Ini juga membawa arti bahwa drainase sangat dekat dengan masyarakat miskin. Berbagai persoalan akan muncul jika kebutuhan sarana drainase diabaikan, ketika hujan turun, air akan meninggi menggenangi jalanan, air bersih dapat terkontaminasi dan sarat dengan penyakit, meningkatnya resiko banjir di daerah permukiman. Keluhan demi keluhan dari masyarakat terekam dalam pemberitaan media. Para warga tersebut sibuk dengan aksi protes terhadap kewajiban pemerintah yang menurut mereka sudah seharusnya menjadi tanggung jawab negara atas apa yang terjadi. Budaya masyarakat yang kurang merasa memiliki sarana umum juga menjadi kendala tersendiri. Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai dihuni oleh penduduk. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai. Hal-hal tersebut di atas membawa dampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun, dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, polder-polder, pompa-pompa, pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air ke laut. Beberapa hal yang ditempuh oleh kabupaten Lombok Timur untuk dapat mewujudkan penanganan drainase adalah: a. Membina penyelenggaraan pelayanan prasarana dan sarana drainase untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat 30

40 b. Membina pelaksanaan pembangunan dan mengembangkan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman mendukung pencegahan pencemaran lingkungan c. Mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat yang efektif dan efisien dan bertanggungjawab d. Mendorong terciptanya pengaturan berdasarkan hukum yang dapat diterapkan pemerintah dan masyarakat untuk membangun pengelolaan pembangunan penyehatan lingkungan permukiman e. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan menuju ke arah kemandirian f. Mendorong peran serta aktif masyarakat dalam proses pembangunan prasarana dan sarana drainase g. Mendorong peningkatan peran dunia usaha, perguruan tinggi melalui penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman Pencemaran Udara Secara umum pencemaran udara yang terjadi di kabupaten Lombok Timur masih berada pada ambang batas normal mengingat industri sebagai sumber pencemaran masih sedikit jumlahnya. Berdasarkan pengamatan dari SKPD terkait, sumber-sumber pencemaran udara umumnya berasal dari omprongan (Oven) tembakau mengingat kabupaten Lombok Timur sebagai salah satu produsen tembakau terbesar di Pulau Lombok. Omprongan Tembakau tersebut menggunakan bahan bakar seperti batubara, kayu, serabut sebagai media dalam proses pembakarannya. Lokasi pengambilan sample pencemaran udara dari omprongan tembakau dilakukan di 2 lokasi yaitu: pada bagian tengah kabupaten Lombok Timur yang diwakili oleh Desa Rumbuk, Keselet dan Setanggor, dan pada bagian utara kabupaten Lombok Timur yang diwakili oleh desa Pringgajurang, Sukadana dan Montong Gading. Hasil pengamatan di bagian Tengah kabupaten Lombok Timur menunjukkan hasil sebagai berikut: pengamatan terhadap pencemaran 31

41 udara yang dilakukan di desa Rumbuk sebanyak 3 lokasi, desa Setanggor 1 lokasi, dan desa Keselet sebanyak 1 lokasi. Pengamatan tersebut dilakukan pada komponen-komponen pencemaran udara meliputi; Partikulat (3 µ), Partikulat (5 µ), H2 S O 4, O 2, LEL, CO, SiO 2, dan Suara. Secara umum berdasarkan uji laboratorium terhadap 5 sample di 5 lokasi tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di lokasi tersebut masih berada pada ambang batas normal, namun untuk tingkat kebisingan (pencemaran suara) yang terjadi melebihi ambang batas normal yaitu sebesar db sementara batas normal yang dianjurkan sebesar 55 db. Hal ini terjadi karena adanya pengoperasian peralatan seperti Chain Saw (gergaji mesin) sebagai alat pemotong kayu untuk bahan bakar dalam proses pembakaran pada omprongan tembakau tersebut. Selanjutnya, pengamatan pada bagian utara Kabupaten Lombok Timur dengan lokasi sample di desa Pringgajurang (1 lokasi), Sukadana (2 lokasi) dan Montong gading (1 lokasi) menunjukkan bahwa secara umum kualitas udaranya masih berada pada ambang batas normal. Namun untuk komponen Partikulat (3 µ) menunjukkan angka melebihi ambang batas normal (1 sample di desa Sukadana dan 1 sample di Montong gading) yaitu sebesar 549 mg/m 3 dari 300 mg/m 3 yang dianjurkan. Detail mengenai hasil pengamatan sample pencemaran udara di lokasi-lokasi yang tersebut diatas dapat dilihat pada tabel halaman lampiran Limbah Industri Industri yang ada di Kabupaten Lombok Timur umumnya berupa industri rumah tangga, industri skala kecil dan menengah. Industri-industri tersebut meskipun berskala kecil namun tetap memiliki potensi sebagai agen pencemaran di areal sekitarnya. Berdasarkan data dari Dinas ESDM dan Perindustrian perdagangan Kabupaten Lombok Timur tahun 2010, industri-industri yang memungkinkan sebagai agen pencemaran tersebut berupa: industri pembuatan air Accu, Konveksi, Pencucian kendaraan, Vulkanisir Ban, Cat, Pembuatan Tahu, Tempe, Tembakau Rakyat, Tembakau Garangan, Terasi udang dan Pemotongan hewan. 32

42 Hingga BPS ini disusun, data-data tersebut sebatas jenis industry yang ada serta produktivitasnya, sedangkan data yang menunjukkan besaran, volume, penyebaran limbah industri yang dihasilkan tidak tersedia. Tabel 9 Industri-Industri yang ada di Kabupaten Lombok Timur No. Industri Kapasitas Produksi Limbah 1 Pembuatan air Accu liter 2 Konveksi buah 3 Pencucian kendaraan 232 buah 4 Vulkanisir Ban buah 5 Cat kg 6 Pembuatan Tempe ton 7 Pembuatan Tahu 125 ton Data tidak tersedia 8 Tembakau Rakyat 475 ton 9 Tembakau Garangan 485 ton 10 Terasi udang kg 11 Agro (Pemotongan hewan) 676 ton Sumber: diolah dari data Dinas ESDM dan Perindag. Kab. Lombok Timur Limbah Medis Limbah cair rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang melputi limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, Limbah cair klinik yakni limbah cair yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan lainlain, limbah cair laboratorium, dan lainnya. Air buangan domestik maupun limbah klinis umumnya mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi dan dapat dapat diolah melalui pengolahan secara biologis. Sistem pengolahan limbah cair terbagi atas bak pengurai anaerob dan aerob dengan menggunakan biofilter tercelup (berisi media dari bahan PVC sheet berbentuk sarang tawon). Dengan aliran dari bawah ke atas. Biofilter berfungsi sebagai pembiakan mikro organism yang akan menguraikan senyawa pelutan yang terkandung di dalam limbah cair.adapun Proses pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut: 33

43 1. Pengolahan pendahuluan Limbah cair yang dihasilkan dari proses kegiatan rumah sakitdikumpulkan kemudian diairkan melalu saluran limbah cair, kemudian dialirkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat. Fungsi bak kontrol adalah. Untuk mencegah sampah padat, misalnya plastik,kaleng,kayu Agar tidak masuk kedalam nit pengolahan limbah, serta mencegah padatan yang tidak bias terurai misalnya lumpur, pasir, abu gosok, dan lainnya agar tidak masuk kedalam unit pengolahan limbah. 2. Bak ekualisasi (Tangki Aliran Rata-rata) Aliran yang masuk ke unit ini fluktuatif untuk itu perlu diratarataka. Fungsi utama bak ini adalah menyeragamkan/merata-ratakan aliran ke unit selanjutnya. Selain itu fungsi penunjang lainnya adalah menghindari shock loading yang berlebihan sebagai pengendapan padatan kasar. 3. Proses anaerob Limbah cair dari bak ekuasisidialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob terebut polutan organik yang ada didalam limbah cair diuraikan oleh mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas metan dan H 2 S. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam limbah cair dapat diturunkan sampai kira-kira ppm efisiensi pengolahan ± %). Bak pengurai anaerob diisi media biofilter tercelup dengan pola aliran dari bawah keatas (up flow). Air limpasan dari bak pengurai anaerob selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan lanjut, yang terdiri dari beberapa buah ruangan yang berisi media biofilter juga yang terbuat dari bahan PVC bentuk sarang tawon untuk pembiakan mikroorganisme yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada didalam limbah cair. 4. Clarifier (pengendapan) Proses ini bertujuan untuk mengendapkan partikel zat-zat organic terlarut yang terbawa/lolos dari proses sebelumnya. 34

44 Pengendapan zat-zat organik tersebut diendapkan secara gravitasi. Bak ini sebagai bak pengendap awal. 5. Proses anaerob-aerob Pengolahan ini dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob, biofilter aerob, bak pengendap akhir. Air limpasan dari bak pengendap awal selajutnya dialirkan ke bak kontraktor anaerob dengan arah aliran dari ats ke bawahdan dari bawah keatas. Didalam bak kontraktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan PVC sheet. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam limbah cair dilakukan dengan bakteri anaerobic atau facultative aerobic. Air limpasan dari kontraktor anaerob dialirkan ke bak kontraktor aerob yang diisi dengan media dari bahan PVC sheet, sambil diaerasi atau dihembuskan dengan udara yang dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik serta mempercepat proses nitrifikasi sehingga efisiensi penghilangan animinia menjadi lebih besar. Dari bak aerasi dialirkan ke bak pengedap akhir. Didalam bak pengendap akhir ini lumpur aktif yang mengadung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali kebagian bak pengedap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. 6. Proses desinfeksi Air limpasan dari proses anaerob-aerob dialirkan ke bak khlorinasi. Dalam proses ini terjadi penambahan zat desinfektan berupa larutan kaporit/nacl 60% dan pengadukan untuk menghasilkan tekanan osmosis yang kuat dengan mesin pengaduk yang bertujuan untuk mengurangi dan membunuh mikroorganisme pathogen yang ada dalam limbah cair Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur Visi Sebagaimana ditetapkan di dalam Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2009, bahwa Visi pembangunan Kabupaten Lombok Timur , adalah: 35

45 Mewujudkan masyarakat Lombok Timur yang adil dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan dalam lindungan Allah SWT. Visi tersebut tidak terlepas dari keinginan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk melaksanakan berbagai program dalam rangka mencapai Millenium Development Goals (MDG s) sampai tahun 2015, yaitu: Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, Menyediakan pelayanan pendidikan dasar untuk seluruh penduduk, Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Menurunkan angka kematian anak, Meningkatkan kesehatan ibu, Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, Memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, dan Membangun kemitraan global dalam pembangunan Visi Pembangunan Kabupaten Lombok Timur tersebut memiliki makna sebagai berikut: 1) Masyarakat Lombok Timur yang adil dalam kesejahteraan, yakni untuk menciptakan kondisi yang menunjang tercapainya kesejahteraan masyarakat ditegakkan nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab serta diwujudkan penegakan hukum tanpa kecuali dalam kehidupan masyarakat. 2) Masyarakat Lombok Timur yang Sejahtera dalam Keadilan, yakni masyarakat Lombok Timur yang terpenuhi kebutuhan dasarnya baik ekonomi maupun sosial secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Timur tanpa kecuali. 3) Dalam Lindungan Allah SWT. yakni terciptanya keadilan dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan tetap dalam naungan dan lindungan Allah SWT Misi Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menetapkan beberapa misi pembangunan daerah sebagai berikut: a) Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Lombok Timur dan di semua sektor prioritas yaitu sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. 36

46 b) Mewujudkan pembangunan nyata ekonomi kerakyatan berbasis agriindustri dan bahari yang berwawasan lingkungan. c) Mendorong reformasi birokrasi dengan sungguh-sungguh untuk mencairkan kebekuan birokrasi menuju aparatur yang bersih, berorientasi pada pelayanan publik dan penggunaan anggaran yang pro-publik. d) Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan terhadap anak. e) Menyuguhkan kehidupan beragama dan kehidupan antar kelompok, yang rukun, toleran dan penuh kesejukan dengan tetap memelihara dan mengembangkan budaya dan kearifan lokal. f) Menumbuhkan iklim investasi dalam dan luar negeri untuk membuka lapangan kerja yang secara langsung mampu mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. g) Meningkatkan kualitas domokrasi melalui pendidikan politik dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik. Dari beberapa misi tersebut, misi pertama kedua dan keempat memiliki keterkaitan langsung dengan masalah sanitasi. Pada misi pertama, misi tersebut dilaksanakan salah satunya dalam rangka pemerataan pembangunan di bidang kesehatan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang bermuara pada terwujudnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara merata di seluruh wilayah. Sedangkan pada misi kedua, terkandung makna pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan dengan tetap mempertahankan kelestarian daya dukung sumberdaya alam mengingat sebagian besar penduduk menggantungkan mata pencaharian dalam sektor pertanian, perikanan dan kelautan. Misi lainnya yaitu misi keempat Terkait dengan itu bahwa misi ini bertujuan untuk memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dalam pembangunan. Termasuk di dalamnya pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan sanitasi. 37

47 Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur 2011, tidak terlepas dari visi yang telah ditetapkan dalam (RPJPD) dan RPJMD Kabupaten Lombok Timur tahun Selain itu, visi tersebut juga tidak terlepas dari keinginan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk melaksanakan berbagai program dalam rangka mencapai MDG s sampai tahun 2015, terutama untuk: Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Menurunkan angka kematian anak, Meningkatkan kesehatan ibu, Memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, dan Membangun kemitraan global dalam pembangunan Oleh karena itu, melihat kondisi yang ada di Kabupaten Lombok Timur baik permasalahan yang dihadapi seperti: tingginya angka kemiskinan, tingginya mortalitas, morbiditas, kesetaran gender, dll. Untuk itu dalam rangka mengayomi aspirasi para stakeholders, maka ditetapkan Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 yaitu: Mewujudkan sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan. Makna yang terkandung dalam visi sanitasi Kabupaten Lombok Timur tersebut, antara lain: 1. Sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik memiliki harapan agar kuantitas dan kualitas sanitasi di Kabupaten Lombok Timur dapat menunjukkan peningkatan kearah yang lebih baik setiap tahunnya. Peningkatan ini mencakup multisektor tidak hanya hanya dari sektor sanitasi itu sendiri melainkan juga sektor lainnnya yang secara langsung dan tidak langsung menunjang sanitasi tersebut. 2. Berkelanjutan, memiliki makna agar sanitasi di Kabupaten Lombok Timur tersebut dapat memiliki kesinambungan satu dengan yang lainnya, dan terintegrasi dengan sektor lainnya agar dapat menunjang tercapainya visi tersebut, maupun visi kabupaten Lombok Timur yang terkait dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lombok Timur. 38

48 Misi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Dalam rangka mewujudkan visi sanitasi Kabupaten Lombok Timur tersebut, maka ditetapkanlah beberapa misi-misi sanitasi kabupaten Lombok Timur yang meliputi: 1) Meningkatkan akses air bersih masyarakat Gumi Patuh Karya; 2) Meningkatkan pengelolaan limbah RT di lingkungan permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 3) Meningkatkan akses pengelolaan sampah di permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 4) Meningkatkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya; 5) Peningkatan Perilaku hidup bersih dan sehat di Gumi Patuh Karya; 6) Mewujudkan Gumi Patuh Karya bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS); 7) Meningkatkan keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam penanganan sanitasi Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Strategi penanganan sanitasi kabupaten Lombok Timur yang dilakukan, antara lain: Strategi penyediaan air bersih, penanganan limbah cair dan padat, penanganan drainase, PHBS. Detail mengenai strategi penanganan sanitasi dapat dilihat pada tabel dibawah. 39

49 Tabel 10 Visi, Misi, Strategi dan Rencana Pengembangan Sanitasi Visi Misi Strategi Mewujudkan sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan 1. Meningkatkan akses air bersih masyarakat Gumi Patuh Karya; 1) Menyusun dokumen induk/master plan tentang air bersih PDAM dan bisnis plan PDAM Kabupaten Lombok Timur tahun yang memuat kondisi eksisting, isu strategi serta rencana penanganan air bersih ditingkat kabupaten; 2) Pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung upaya peningkatan cakupan layanan air bersih PDAM kepada masyarakat yang dalam hal ini PDAM dalam 5 tahun kedepan berupaya dengan meningkatkan sambungan rumah perpipaan sebanyak SR di tahun 2014; 3) Meningkatkan kualitas kelembagaan PDAM Kabupaten Lombok Timur agar menjadi lembaga yang profesional dalam melayani masyarakat Kabupaten Lombok Timur dan dapat berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah, serta; 4) Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan agar menjadi PDAM yang lebih sehat Rencana Program Pengembangan Sanitasi Program pengembangan santasi berikutnya: Pembangunan sarana dan prasarana sambungan rumah perpipaan Meningkatkan kualitas kelembagaan PDAM Meningkatkan kinerja keuangan PDAM 2. Meningkatkan pengelolaan limbah RT di 1) Rehabilitasi dan pembangunan sarana dan Program MCK+++ di wilayah kecamatan Sakra, Pringgabaya dan Aikmel.dan Sanitasi 40

50 Visi Misi Strategi lingkungan permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; prasarana penanganan limbah cair dan padat seperti: MCK +++ yang akan dilaksanakan tidak hanya di perkotaan saja melainkan juga akan dilakukan di wilayah perdesaan pada beberapa desa di kecamatan (Sakra, Aikmel, Suela, Pringgabaya, Suralaga, Sikur dan Sakra Barat); 2) Pembangunan sarana penunjang penanganan limbah cair; 3) Sosialisasi/kampany e kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah cair. Rencana Program Pengembangan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) ini meliputi: kecamatan Masbagik, Suralaga, Terara, Sikur, Sakra Timur, dan kecamatan Sakra Barat 3. Meningkatkan akses pengelolaan sampah di permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 4. Meningkatkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya; 1) Pembangunan sarana penunjang penanganan limbah padat seperti peningkatan kinerja TPA Ijobalit dan pembuatan TPS. 2) Pembangunan sistem informasi persampahan yang akan menjadi 3) Sosialisasi/kampaye kepada masyarakat tentang limbah padat 1) Rehabilitasi dan pembangunan saluran drainase perkotaan dan perdesaan (drainase perdesaan) yang rencananya akan dilakukan di beberapa desa di kecamatan yang meliputi: kecamatan Aikmel, Masbagik, Sukamulia, Jerowaru, dan Suralaga. Kegiatan yang direncankan meliputi: Peningkatan kinerja TPA, Revitalisasi kawasan penyangga TPA, Sistem informasi persampahan, Pembangunan TPS dan sosialisasi potensi reduksi sampah (3R). Rehabilitasi dan pembangunan saluran drainase di perkotaan dan perdesaan 41

51 Visi Misi Strategi Rencana Program Pengembangan Sanitasi 5. Peningkatan Perilaku hidup bersih dan sehat di Gumi Patuh Karya; 6. Mewujudkan Gumi Patuh Karya bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS); 1) Peningkatan kesadaran masyarakat berperilaku hudup bersih dan sehat (PHBS) 1) Peningkatan cakupan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 1. Penyuluhan PHBS pada kelompok-kelompok potensial seperti; Majelis taklim, Kelompok arisan, dll 2. Pengadaan media penyuluhan seperti; Poster, Leaflet, Media dan alat simulasi PHBS 3. Pembentukan dan pembinaan keluarga PHBS 4. Pelatihan dan pembinaan Dokter kecil pada sekolah SD/MI 5. Penjaringan/screening kesehatan anak sekolah 6. Pembentukan dan pelatihan Kader kesehatan remaja pada anak usia sekolah SMP/MTS dan SMA/MA 7. Pembentukan dan pelatihan Saka Bakti 8. Pengembangan pengelolaan Bank sampah di masyarakat 9. Pelatihan dan pembinaan kerajinan rumah tangga bahan baku sampah/pemanfaatan sampah kembali 10. Pembinaan dan pengawasan kualitas air minum pada pengelolaan/penyediaan air minum 11. Penyuluhan/simulasi CTPS pada anak usia sekolah 12. Penyuluhan dan simulasi CTPS di Posyandu dan kelompok Karang Lansia 13. Sosialisasi STBM tingkat kecamatan dan desa 1. Pelatihan Tim Pemicu sanitasi kecamatan dan desa 2. Pemicu sanitasi dan monitoring di masyarakat untuk mencapai desa bebas dari buang air besar sembarangan/open defecation free 3. Pengembangan sentra produksi sanitasi dengan model Sanitation Marketing Plan 42

52 Visi Misi Strategi Rencana Program Pengembangan Sanitasi 4. Rehabilitasi sarana air minum masyarakat resiko pencemaran tinggi-amat tinggi (inspeksi sanitasi SAB) 5. Pengadaan/pembangunan tempat sampah (TPS) komunal 6. Pembangunan MCK komunal pada lokasi rawan sanitasi dan air bersih 7. Stimulan untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni 8. Pembangunan dan rehabilitasi sarana limbah cair rumah tangga dan drainase umum 7. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam penanganan sanitasi 1) Menginisiasi sistem komunikasi yang terbuka dan memberikan kesempatan bagi masyarakat dan swasta untuk terlibat dalam penanganan sanitasi 2) Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan LSM dalam rangka peningkatan jangkauan pelayanan sanitasi 2.3. Kebijakan Umum dan Strategi Sanitasi Kabupaten tahun Pada bagian ini menjelaskan secara komprehensif kebijakan dan Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten yang sedang berlangsung, mencakup: limbah cair, persampahan, air bersih dan drainase kabupaten. Kebijakan yang digunakan sesuai dengan RPJMD Kabupaten Lombok Timur tahun Strategi penanganan Limbah Cair Strategi penanganan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur, dilakukan dengan cara: 1) Meningkatkan kesehatan lingkungan dengan tidak ada lagi yang melakukan BABS, melalui: Penyuluhan/sosialisasi dan pemberdayaan 43

53 masyarakat, dan Pengutan kelembagaan institusi pengelola limbah cair, 2) Meningkatkan cakupan pelayanan limbah cair kepada masyarakat melalui; Penyediaan sanitasi dasar, Pengembangan perumahan dan Penyusunan dokumen perencanaan limbah cair. 3) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah cair, melalui: Penyadaran publik kepada masyarakat terkait dengan limbah cair. 4) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam upaya pengelolaan limbah cair di Kota Selong, melalui; Menyisipkan pengelolaan libah cair dalam kurikulum Muatan Lokal (Mulok), pelibatan pihak swasta. 5) Penegakan hukum terhadap pelanggaran dalam pengelolaan limbah cair, melalui; Penyusunan regulasi terkait limbah cair, advokasi hokum terhadap institusi pengelola limbah cair, serta monitoring dan evaluasi tentang penegakan peraturan limbah cair Strategi penanganan Persampahan Strategi penanganan persampahan di Kabupaten Lombok Timur, dilakukan dengan cara: 1) Meningkatkan pengelolaan sampah, melalui; Peningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekitar, Pengorganisasisan pengelola sampah 2) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah, melalui; Pengembangan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan di masing-masing kelurahan untuk pengelolaan sampah 3R 3) Meningkatkan kebersihan kota,melalui pengelolaan sampah terpadu 4) Memenuhi kebutuhan minimal sarana dan prasarana pengelolaan sampah, melalui; Peningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 5) Penguatan kelembagaan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pilot project pengelolaan sampah 6) Memenuhi kebutuhan akan alat angkut operasional persampahan untuk 9 kelurahan dan 25 desa penyangga kota Selong 7) Melakukan survey lokasi kebutuhan alat angkut dengan wilayah pelayanan dan mengoptimalkan sarana alat angkut tersebut 8) Sosialisasi optimalisasi komposter Rumah tangga 44

54 9) Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat dalam pemilihan dan pemanfaatan sampah secara 3R 10) Meningkatkan kepedulian seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur dalam pengelolaan sampah secara 3R, melalui pembentukan forum yang melibatkan tokoh masyarkat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R 11) Meningkatkan peran aktif swasta dalam pengelolaan sampah 12) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penegakan hukum pengelolaan persampahan Strategi penanganan Air Bersih Strategi penanganan drainase di Kabupaten Lombok Timur, dilakukan dengan cara: 1) Meningkatkan cakupan air bersih masyarakat, melalui; Peningkatkan jangkauan sistem pelayanan air bersih, dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber air bersih secara swadaya 2) Meningkatkan prasarana air bersih untuk masyarakat, melalui; Menguatkan dukungan perencanaan dan anggaran, dan pembuatan penawaran pada perusahan-perusahan, membangun kesepahaman (MOU) dan membuat perjanjian kerjasama dalam penyiapan air baku/air bersih 3) Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pemanfaatan air bersih, melalui; Peningkatan pengetahuan, dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi air sehat Strategi penanganan Drainase Strategi penanganan drainase di Kabupaten Lombok Timur, dilakukan dengan cara: 1) Meningkatkan cakupan layanan drainase, melalui; Pembangunan drainase/gorong-gorong, Review masterplan drainase, Pembangunan drainase dan gorong-gorong sesuai prioritas masterplan dan review masterplan 2) Pembangunan drainase di daerah rawan banjir/genangan melalui; dukungan pendanaan pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan, peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di drainase, Penguatan kelembagaan teknis dan 45

55 membangun sinergitas dalam perencanaan, pelaksana dan pengendalian antara SKPD, stekholder dan masyarakat, dan Optimalisasi Rencana Tata Ruang untuk alokasi lahan saluran baru dan bangunan pengendali banjir 3) Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar, melalui; peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaaan dan pemanfaatan drainase dan Pemberian penghargaan tingkat RT untuk pengelolaan drainase yang baik. 4) Meningkatkan ketaatan masyarakat terhadap peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase, melalui; Sosialisasi peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase dan Koordinasi institusi (formal dan informal/lsm dan swasta) dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan dan penegakan peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase 2.4. Tujuan dan Sasaran Sanitasi dan Arahan Pentahapan Pencapaian Tujuan umum pembangunan sektor sanitasi Kabupaten LombokTimur tahun adalah untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Lombok Timur sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten LombokTimur a. Tujuan Sektor Sanitasi Kabupaten Lombok Timur, antara lain: Mewujudkan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga yang lebih baik dan berkelanjutan di Gumi Patuh Karya tahun 2015 Mewujdkan cakupan/akses pengelolaan sampah di Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2015 Mewujudkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2015 Mewujudkan cakupan pelayanan air bersih yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat di tahun 2015 Mewujudkan masyarakat Kabupaten Lombok Timur sehat lahir bathin melalui budaya PHBS dalam kehidupan sehari hari 46

56 b. Sasaran sektor sanitasi kabupaten Lombok Timur yaitu: Tersedianya perencanaan pengelolaan sanitasi skala kabupaten yang mencakup komponen seperti; air bersih, limbah cair, persampahan dan drainase yang terintegrasi dan berkelanjutan. Meningkatnya cakupan layanan sektor sanitasi (air bersih, limbah cair, persampahan, dan drainase) melalui peningkatan sarana prasarana sanitasi yang memadai. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan jender dalam pengelolaan sektor sanitasi yang lebih baik dan berkelanjutan. Terjalinnya koordinasi dan integrasi kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur. Meningkatnya peran serta masyarakat dan SKPD terkait dalam pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tingkat kabupaten. c. Arahan pentahapan pencapaian sektor sanitasi Arahan penyusunan tahapan capaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti: Arah pengembangan kabupaten yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten LombokTimur dalam jangka panjang Kepadatan penduduk Kabupaten Lombok Timur Kawasan beresiko sanitasi Kondisi fisik wilayah (morfologi dan geologi) c.1. Sektor limbah cair Perkembangan kabupaten Lombok Timur yang terus meningkat setiap tahunnya memicu terjadinya pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat. Hal ini tentunya berdampak negatif khususnya pada sektor sanitasi, seperti meningkatnya volume pencemar yang berasal dari buangan rumah tangga (domestik), baik berupa; air limbah cucian dan kamar mandi (grey water), dan limbah WC (black water). Volume pencemar tersebut bertambah setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, oleh karena itu, diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang baik dan berkelanjutan untuk mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur. 47

57 Dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar dalam merencanakan pembangunan jangka panjang pengelolaan limbah cair Kabupaten Lombok Timur. Rencana pengembangan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggitinggi karena merupakan kawasan berpenduduk padat, CBD, dll. Dalam jangka menengah harus diatasi dengan pilihan sistem terpusat (Offsite Medium). Zona ini mencakup 12 kecamatan, meliputi; Terara, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Selong, Labuhan Haji, Sakra, Sakra Timur, Keruak, Aikmel, Suralaga, dan Kecamatan Pringabaya. Dalam peta diberi warna Merah tua. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko tinggi. Membutuhkan penanganan dengan system setempat (onsite) berbasis rumah tangga-masyarakat/komunal. Zona ini meliputi 4 kecamatan, yaitu; Kecamatan; Montong Gading, Sakra Barat Wanasaba dan Kecamatan Sambelia. Dalam peta diberi warna Merah muda. Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko tinggi dan membutuhkan penanganan dengan sistem setempat (onsite) berbasis rumah tangga. Zona ini mencakup 4 kecamatan, meliputi: Kecamatan Sukamulia, Suela, Sembalun dan Kecamatan Sambelia. Dalam peta diberi warna Hijau muda. 48

58 Gambar 5 Peta Zonasi dan Sub sektor Limbah Cair Kab. Lombok Timur 49

59 c.2. Sektor Persampahan Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi, terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/cbd, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Lombok Timur, terdapat 3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Terdapat di 8 kecamatan yang masuk dalam zona ini, yaitu: Kecamatan Selong, Labuhan Haji, Masbagik, Terara, Sakra, Keruak, Aikmel dan Kecamatan Pringgabaya. Dalam peta diberi warna Ungu cerah. Zona 2, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu menengah dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Terdapat di 10 kecamatan yang masuk dalam zona ini, yaitu: Kecamatan Sukamulia, Suralaga, Sakra Barat, Sakra Timur, Montong Gading, Sikur, Pringgasela, Wanasaba, Suela, dan Kecamatan Sambelia. Dalam peta diberi warna Hijau muda. Zona 3, merupakan area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat di 2 kecamatan, yaitu; Kecamatan Jerowaru dan Sembalun. Dalam peta diberi warna Merah muda. 50

60 Gambar 6 Peta Zonasi dan Sub sektor Persampahan Kab. Lombok Timur 51

61 c.3. Sektor Drainase Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kecamatan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business District/CBD) yang harus diatasi dalam jangka pendek. Zona ini mencakup 14 kecamatan, meliputi: Kecamatan Masbagik, Selong, Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Terara, Montong Gading, Sikur, Pringgasela, Aikmel, Wanasaba, Suralaga, Labuhan Haji dan Kecamatan Pringgabaya. Dalam peta diberi warna Merah muda. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang. Area yang masuk dalam zona sebanyak 6 kecamatan, meliputi: Kecamatan Sukamulia, Keruak, Jerowaru, Suela, Sembalun dan Sambelia. Dalam peta diberi warna Hijau muda. 52

62 Gambar 7 Peta Zonasi dan Sub sektor Drainase Kab. Lombok Timur 53

63 BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini. Paparan isu strategis dan tantangan layanan sanitasi Kabupaten ini mencakup isu strategis aspek non teknis yang terdiri dari aspek; kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, aspek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta aspek monitoring dan evaluasi. Sedangkan paparan isu strategis aspek teknis terdiri dari; sub sektor limbah cair domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan, dan sektor air bersih Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah: Untuk pengelolaan air minum/ air bersih: 1. Adanya PERDA Kabupaten Lombok Timur No. 14 tahun 2002 tentang pengawasan kualitas air; 2. Pengelolaan air bersih/minum dilakukan oleh PDAM yang dinilai sehat berdasar Tim Audit; 3. Terbentuknya kelompok Pengelola Air Minum Desa (PAMDES) sebagai salah satu potensi dalam peningkatan pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat desa. Untuk Pengelolaan Higiene/ PHBS: 1. Kebijakan Menteri kesehatan RI dalam Kepmenkes 852 tahun 2008, tentang pelaksanaan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2. Program BASNO (Buang Air Besar Sembarangan Nol) sebagai program unggulan Pemerintah Nusa Tenggara Barat dalam meningkatkan PHBS masyarakat terutama untuk menekan kebiasaan buang air besar sembarangan. 54

64 3. Adanya POKJA AMPL Kabupaten Lombok Timur, sebagai penggerak kegiatan terkait perbaikan kualitas lingkungan dan perubahan perilaku. 4. Adanya Instruksi Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah (Bupati Lombok Timur) terkait pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama tentang kawasan bebas asap rokok 5. Adanya Forum Kabupaten Sehat yang sangat mendukung kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas lingkungan dan perubahan perilaku menuju Kabupaten sehat Keuangan Dalam aspek kebijakan keuangan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah: Untuk pengelolaan air minum/ air bersih: 1. Tingginya nilai investasi pelayanan air bersih/minum menjadi kendala perluasan jaringan layanan penyediaan air bersih/minum 2. Tarif air bersih PDAM Kabupaten Lombok Timur saat ini yang telah mendukung biaya operasional layanan air minum dapat menjadi kekuatan pendorong bagi optimalisasi layanan air bersih. 3. Adanya peran serta pendanaan penyediaan air bersih/minum dari Pemerintah dan Negara donor terutama untuk masyarakat yang belum mampu menjangkau pelayanan air bersih/minum 4. Adanya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan sarana air bersih/minum di tingkat desa melalui iuran/tarif yang dibayarkan kepada PAMDES, sehingga dapat mendukung pelayanan air bersih di tingkat desa. Untuk Pengelolaan Higiene/ PHBS: 1. Minimnya pendanaan untuk PHBS sehingga belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh ke masyarakat 2. Peluang pendanaan oleh pihak swasta perlu dioptimalkan dengan menyusun rencana strategi pengembangan kesehatan lingkungan masyarakat 55

65 Komunikasi Dalam aspek komunikasi, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah: Untuk pengelolaan air minum/ air bersih: 1. Adanya ketentuan untuk mengumumkan hasil pengawasan kualitas air dalam Permenkes 736 tahun 2010 tentang Tata Laksana pengawasan Kaulitas air minum, 2. Sosialisasi tentang pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga belum optimal Untuk Pengelolaan Higiene/ PHBS: 1. Keberadaan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Poskestren, Pos Obat Desa (POD), Saka Bakti Husada (SBH), Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK), Sentra Produksi Sanitasi menjadi peluang peningkatan pemahaman masyarakat dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat 2. Peran Media Massa sebagai penyebar informasi perilaku hidup bersih dan sehat harus dioptimalkan Keterlibatan Pelaku Bisnis Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah: Untuk pengelolaan air minum/ air bersih: 1. Banyaknya pengusaha penjualan /Depot isi ulang air minum belum terkoordinasi Untuk Pengelolaan Higiene/ PHBS: 1. Peran pihak swasta dalam rangka penerapan PHBS di masyarakat dan lingkungan kerja masing-masing perlu dibina dan dioptimalkan Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Dalam aspek peran pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah: Untuk pengelolaan air minum/ air bersih: 1. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air bersih/air minum dapat dilihat pada pengelolaan air melalui PAMDES 56

66 2. Perlu sosialisasi hemat air kepada mayarakat 3. Belum memaksimalkan pengarusutamaan gender/ kesetaraan gender dalam perencanaan program 4. Belum memaksimalkan penganggaran dan program yang pro-poor Untuk Pengelolaan Higiene/ PHBS: 1. Kurang pahamnya masyarakat dalam melakukan PHBS mengakibatkan masih tingginya penderita penyakit berbasis lingkungan 2. Masyarakat membutuhkan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat 3. Belum memaksimalkan pengarusutamaan gender/ kesetaraan gender dalam perencanaan program 4. Belum memaksimalkan penganggaran dan program yang pro-poor Pemantauan dan Evaluasi 1. Belum ada mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi sanitasi di tingkat individu dan masyarakat. 2. Perlu peningkatan kualitas individu dalam penyelenggaraan sekaligus pemantauan indikator keberhasilan bagi setiap isu/permasalahan sub sektor. 3. Belum adanya kebijakan yang menegaskan hak dan kewajiban, peran dalam monitoring dan evaluasi program-program sanitasi secara terpadu dan terintegrasi Aspek Teknis dan Higiene Limbah Cair Isu dan permasalahan terkait dengan Limbah cair di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: a) Belum dimilikinya Rencana Induk Pengelolaan Limbah cair b) Belum tersedianya parangkat regulasi (Perda) dalam pengaturan pengelolaan Limbah cair c) Kondisi topografi Lombok Timur yang berbukit menyulitkan dalam penyediaan system pengelolaan limbah cair d) Rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan limbah cair 57

67 e) Pengetahuan masyarakat dan aparat pemerintah tentang pengelolaan limbah cair masih rendah f) Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sistem limbah cair g) Kurangnya penguatan kapasitas kepada aparatur pemerintah tentang system pengelolaan limbah cair h) Keterbatasan lahan untuk penyiapan infrastruktur pengelolaan sistem limbah cair, khususnya pada kawasan permukiman padat penduduk i) Belum tersedianya teknologi pengelolaan limbah cair yang sesuai dengan topografi kabupaten Lombok Timur j) Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) belum maksimal dalam pengoperasian Persampahan Beberapa Isu teknis terkait dengan Persampahan di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: a) Belum tersosialisasi dan terimplementasi skenario sistem pengelolaan persampahan; b) Keterbatasan sarana dan prasarana operasional pengelolaan persampahan; c) Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumber menyebabkan jumlah sampah yang dihasilkan per hari cukup banyak; d) Belum tersedianya pengelolaan sampah berbasis masyarakat; e) Keterbatasan sumber daya aparatur pengelola persampahan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. f) Terbatasnya kualitas sumber daya aparatur pengelola persampahan pada Kantor Kebersihan dan dan Tata Kota Drainase Lingkungan Beberapa kondisi dan isu drainase di Kabupaten Lombok Timur antara lain: a) Debit air lebih besar dari perencanaan karena berkurangnya wilayah resapan air 58

68 b) Kapasitas drainase yang mengalami penurunan, karena Saluran Mengalami sedimentasi, Saluran Tersumbat oleh sampah, Instalasi perpipaan (telkom, PDAM) yang menggunakan saluran drainase c) Keterbatasan lahan guna pembangunan drainase di lingkungan permukiman d) Sebagian saluran Drainase telah ditutupi oleh bangunan permukiman e) Konstruksi jaringan yang berkelok Sementara Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terkait dengan drainase, meliputi: a) Implementasi rencana pengelolaan drainase belum efektif b) Lemahnya koordinasi antar SKPD untuk pengelolaan drainase c) Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memelihara sarana drainase d) Sebagian masyarakat masih menggunakan drainase, sungai dan pantai sebagai tempat pembuangan sampah dan tinja e) Sistem drainase yang ada belum terintegrasi antara sistem primer, sekunder dan tersier. f) Keterbatasan biaya operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi (limbah cair, drainase persampahan) Air Bersih/Minum Isu Teknis Pengelolaan Air Bersih/Minum 1. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur seoptimal mungkin menyediakan sumber air baku sebagai sumber air bersih/minum 2. Masih sulitnya masyarakat untuk secara sadar melepaskan hak penguasaan lahan pada lokasi rencana pembangunan sarana air minum. 3. Dukungan Pemerintah dalam terhadap pengelolaan air bersih/minum di daerah cukup besar 4. PDAM Kabupaten Lombok Timur belum memiliki laboratorium yang terakreditasi 5. Kualitas air bersih/minum PDAM masih perlu ditingkatkan. 59

69 6. Topografi Kabupaten Lombok Timur menjadi kendala beberapa kawasan dalam upaya pelayanan penyediaan air bersih/minum yang optimal 7. Jaringan pipa distribusi sebagian telah berumur puluhan tahun sehingga biaya pemeliharaan sangat tinggi dan sering bocor 8. Penggunaan air bawah tanah oleh pihak swasta tidak terkontrol 9. Sosialisasi hemat air harus digalakkan 10. Masih ada masyarakat yang menggunakan air hujan sebagai sumber air bersih Higiene/PHBS Isu Teknis Pelaksanaan Higiene/PHBS 1. Setiap puskesmas telah melaksanakan program STBM dan peningkatan PHBS baik kepada siswa Sekolah Dasar dan maupun kepada masyarakat melalui UKBM 2. Dinas Kesehatan setiap tahun melaksanakan kegiatan evaluasi dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat. 3. Sosio-kultural dan perilaku penduduk yang terbiasa Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat 4. Hampir di semua kecamatan di Kabupaten Lombok Timur pemahaman pentingnya cuci tangan pakai sabun di waktu kritis masih rendah (hasil EHRA) 5. Sosialisasi pola hidup bersih dan sehat serta cuci tangan pakai sabun perlu ditingkatkan 6. Adanya program Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM) mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal. 60

70 BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan sasaran, arahan, tujuan, penahapan pencapaian pembangunan dan pengembangan sanitasi 5 tahun kedepan untuk masing-masing sektor sanitasi, sektor air bersih dan strategi aspek non teknis pendukung layanan sanitasi Tujuan dan Sasaran Sub-sektor dan Aspek Higiene, dan Tahapan Pencapaian Strategi Aspek Teknis dan Higiene Penetapan sasaran dan strategi pencapaian merujuk pada setiap misi sanitasi yang telah ditetapkan untuk setiap sub sektor sanitasi (limbah cair, persampahan, drainase lingkungan dan air bersih). Detail mengenai uraian tujuan, sasaran masing-masing sub sektor sanitas tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini: 61

71 Limbah Cair Tabel 11 Tujuan, Sasaran, Strategi Limbah Cair kabupaten Lombok Timur TUJUAN SASARAN STRATEGI Misi ke-2: Meningkatkan pengelolaan limbah RT di lingkungan permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; Tujuan utama: Mewujudkan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga yang lebih baik dan berkelanjutan di Gumi Patuh Karya tahun Meningkatkan kesehatan lingkungan dengan tidak ada lagi yang melakukan BABS Meningkatkan cakupan pelayanan limbah cair kepada masyarakat (65%) 3 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah cair tahun Meningkatkan kesehatan lingkungan dengan tidak ada lagi masyarakat yang melakukan BABS Mengupayakan pelayanan IPAL kepada warga yang masih belum terjangkau dengan jaringan yang ada. Masterplan Pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur Meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh elemen masyarakat dalam pengelolaan limbah cair 1 Penyuluhan/sosialisasi 2 Pemberdayaan masyarakat 1 Meningkatkan kelembagaan institusi pengelola limbah cair yang sudah ada 2 Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk pelayanan limbah cair rumah tangga yang belum terjangkau oleh IPAL 1 Penyediaan sanitasi dasar 2 Pengembangan Perumahan 3 1 Penyusunan rencana jangka pendek, menengah dan panjang dalam pengelolaan limbah cair Penyadaran kepada masyarakat pelanggan/calon pelanggan limbah cair tentang pentingnya pengelolaan limbah cair 62

72 TUJUAN SASARAN STRATEGI 4 Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam upaya pengelolaan limbah cair di Kota Selong Meningkatnya keswadayaan dan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunan pengelolaan limbah cair 1 Menyisipkan pengelolaan limbah cair dalam kurikulum mulok 2 Pengembangan CSR dalam pengelolaan limbah cair 2 Terjalinnya kerjasama dengan pihak swasta utk pelayanan limbah cair 1 Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk pelayanan limbah cair yang belum terjangkau oleh IPAL 5 Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran dalam pengelolaan limbah cair 1 2 Meningkatnya pengawasan dalam pengelolaan limbah cair Adanya peraturan daerah tentang pengelolaan limbah cair 1 1 Kajian tentang peraturan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur Advokasi kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam upaya penyusunan peraturan tentang pengelolaan limbah cair 2 Penyusunan peraturan daerah pengelolaan limbah cair 3 Sosialisasi tentang peraturan pengelolaan limbah cair kepada masyarkat tentang hak dan kewajiban pelanggan dan saksinya 4 Monitoring dan evaluasi tentang penegakan peraturan 63

73 Persampahan Tabel 12 Tujuan, Sasaran, Strategi Persampahan Kabupaten Lombok Timur TUJUAN SASARAN STRATEGI Misi 3: Meningkatkan akses pengelolaan sampah di permukiman masyakat Gumi Patuh Karya Tujuan utama: Mewujdkan cakupan/akses pengelolaan sampah di Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun Meningkatkan pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat dari 35 % menjadi 85% pada tahun 2015 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengelolaan sampah Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekitar, pengorganisasisan pengelola sampah 2 Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah secara 3Rdi 9 kelurahan kota selong dan 25 desa penyangga kota selong hingga akhir tahun Meningkatkan kesadaran masyarkat dalam pengelolaan sampah secara 3 R 1 Penyuluhan dan sosialisasi di masing-masing kelurahan dan desa 2 Pengembangan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan di masing-masing kelurahan untuk pengelolaan sampah 3 R 2 Mempertahankan adipura 1 Penilaian kelurahan sehat sesuai kriteria Adipura 3 Meningkatkan kebersihan kota melalui pengelolaan sampah terpadu hingga tahun Terpenuhinya kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota sampai 90 % tahun Terpenuhinya kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota sampai 90 % tahun 2015 tercapainya kebersihan yang menyeluruh dengan pengelolaan sampah terpadu Meningkatkan kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota Meningkatkan kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Sampah Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 64

74 TUJUAN SASARAN STRATEGI 6 Terpenuhinya kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota sampai 90 % tahun Penyediaan sarana pilot project pengelolaan sampah komunal di Kelurahan dan desa hingga tahun terpenuhinya kebutuhan akan alat angkut operasional persampahan untuk 9 kelurahan dan 25 desa penyangga kota selong hingga akhir tahun terpenuhinya sarana komposter RT di 9 kelurahan dan 25 desa hingga akhir tahun optimalisasi fungsi drainase di 9 kelurahan Kota Selong 11 Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat dalam pemilihan dan pemanfaatan sampah secara 3R sebesar 50% sampai dengan tahun Meningkatkan kepedulian seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur dalam pengelolaan sampah secara 3R Meningkatkan kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota Terlaksananya pilot project pengelolaan sampah 3R (Komunal) di kelurahan dan desa optimalisasi sarana alat angkut untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan optimalisasi komposter RT dalam rangka mengurangi dan memanfaatkan sampah sebagai barang yang berguna menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya drainase Meningkatkan peran aktif seluruh masyarakat Gumi Patuh Karya dalam pengelolaan sampah secara 3R Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Penguatan kelembagaan masyarkat dalam rangka pelaksanaan pilot project melakukan survey lokasi kebutuhan alat angkut dengan wilayah pelayanan dan mengoptimalkan sarana alat angkut tersebut sosialisasi optimalisasi komposter RT sosialisasi kepada masyarakat melalui pelatihan dan memperkuat kelembagaan O & M drainase 1 Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah 1 Membentuk forum yang melibatkan tokoh masyarkat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R 2 Mengembangkan program stimulan untuk mangajak masyarakat mendukung program pengelolaan sampah secara 3R 65

75 TUJUAN SASARAN STRATEGI 12 meningkatkan peran aktif swasta dalam pengelolaan sampah 13 Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penegakan hukum pengelolaan persampahan 14 Melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama melakukan pengelolaan sampah secara 3R pihak swasta ikut serta dalam program pengembangan pengelolaan persampahan tersosialisasi peraturan pengelolaan sampah dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan kebersihan yang berlaku Terlibatnya seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk turut serta dalam pengelolaan sampah secara 3R di 9 Kelurahan sd tahun 2015 koordinasi program persampahan Pemerintah daerah dengan Pihak swasta 1 Penegakan peraturan Pengelolaan persampahan yang ada 1 Menyebarkan informasi atau mengumumkan melalui media informasi 2 Membentuk forum yang melibatkan tokoh masyarakat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam pengelola sampah 3R 66

76 Drainase Lingkungan Tabel 13 Tujuan, Sasaran, Strategi Drainase Lingkungan Kabupaten Lombok Timur TUJUAN SASARAN STRATEGI Misi 4: Meningkatkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya; Tujuan utama: Mewujudkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun Mengurangi daerah banjir dan genangan sebagai upaya untuk mengurangi sumber penyebaran penyakit di 13 lokasi pada tahun 2015 Berkurangnya daerah banjir dan genangan sebagai upaya untuk mengurangi sumbersumber penyebaran penyakit Melakukan penyuluhan dan sosialisasi 2 meningkatkan cakupan pelayanan drainase sesuai masterplan 3 Pemerataan pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan Tersedianya sarpras drainase di kawasan rawan banjir Mempercepat pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan Melakukan pembangunan drainase/gorong-gorong Melakukan review dan menetapkan masterplan dan drainase pada tahun 2012 Penataan lingkungan permukiman penduduk perkotaan Advokasi, penguatan kelembagaan dan penyuluhan kepada seluruh elemen masyarkat untuk berperan aktif dalam upaya penanganan banjir dan genangan untuk mengurangi penyebaran penyakit meningkatkan dan mempercepat pembangunan drainase dan gorong-gorong sesuai prioritas masterplan dan review masterplan 1 Meningkatkan pendanaan pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan 2 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di drainase 67

77 TUJUAN SASARAN STRATEGI 3 Mempersiapkan dasar hukum pengembangan wilayah drainase 4 Menguatkan kelembagaan teknis dan membangun sinergitas dalam perencanaan, pelaksana dan pengendalian antara SKPD, stekholder dan masyarakat 4 Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar 5 meningkatkan peran aktif seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar 6 Meningkatkan ketaatan masyarakat terhadap peraturan pengelolaan dan pemanfaatan Meningkatnya budaya hidup bersih terutama dlam pengelolaan dan pemanfaatan drainase 1 Meningkatnya peran aktif seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase yang benar Tersosialisasinya dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase 5 Optimalisasi Rencana Tata Ruang untuk alokasi lahan saluran baru dan bangunan pengendali banjir 1 Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaaan dan pemanfaatan drainase 2 Memberikan penghargaan tingkat RT untuk pengelolaan drainase yang baik Pengembangan program CSR dalam pengelolaan drainase 1 Sosialisasi peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase 2 Koordinasi institusi (formal dan informal/lsm dan swasta) dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan dan penegakan peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase 68

78 Air Bersih/Minum Tabel 14 Tujuan, Sasaran, Strategi Air Bersih/Minum Kab. Lombok Timur Tujuan Sasaran Strategi Misi1 : Meningkatkan akses air bersih masyarakat Gumi Patuh Karya Tujuan Utama : Mewujudkan cakupan pelayanan air bersih yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat di tahun Meningkatkan jumlah cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih sampai tahun Meningkatkan jumlah prosentase sambungan rumah sampai 80% meningkatkan jangkauan sistem pelayanan air bersih 2. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber air bersih secara swadaya sampai tahun 2015 Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber air bersih secara swadaya sampai tahun Meningkatkan prasarana air bersih untuk masyarakat sampai tahun Menambah titik pelayanan menjadi 80% pada kawasan yang berlum terlayani 2. Melakukan kerjasama dengan daerah lain untuk penyiapan air baku untuk pemenuhan ketersediaan air bersih Menguatkan dukungan perencanaan dan anggaran Membuat penawaran pada perusahan-perusahan, membangun kesepahaman (MOU) dan membuat perjanjian kerjasama dalam penyiapan air baku/ air bersih 3. Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pemanfaatan air bersih sampai tahun Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk minum air yang sehat Meningkatkan pengetahuan, dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi air sehat 69

79 Higiene /PHBS Tabel 15 Tujuan, Sasaran, Strategi Higiene/PHBS Kabupaten Lombok Timur Tujuan Sasaran Strategi Misi 5: Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Gumi Patuh Karya Tujuan Utama: Mewujudkan masyarakat Kabupaten Lombok Timur sehat lahir bathin melalui budaya PHBS dalam kehidupan sehari hari Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk membudayakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari Meningkatnya derajat kesehatan melalui peningkatan kualitas PHBS di masyarakat Meningkatkan Pengetahuan tentang PHBS melalui advokasi dan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat Meningkatkan pembangunan sarana PHBS di lingkungan masyarakat Mewujudkan budaya PHBS di seluruh lapisan masyarakat pada tahun 2015 sebesar 80% Meningkatnya sarana PHBS di tingkat masyarakat, baik di tingkat rumah tangga maupun sekolah di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 Terciptanya budaya PHBS di tingkat masyarakat, rumah tangga dan sekolah di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 Menyediakan sarana PHBS di tingkat masyarakat, rumah tangga dan sekolah 1. Menggalakkan PHBS disemua sektor melalui berbagai media 2. Menstimulasi dengan berbagai program PHBS 3. Peningkatan kapasitas kader-kader PHBS Mewujudkan peran aktif dan kesadaran masyarakat untuk PHBS 80% sampai tahun 2015 Meningkatnya partisipasi dan pemahaman masyarakat arti penting PHBS sampai 80% pada tahun 2015 Meningkatnya peran media cetak dan elektronik dalam penyebaran PHBS Mengintensifkan kegiatan Pelatihan, kampanye, sosialisasi, penyuluhan, lomba kebersihan Meningkatkan peran media cetak dan elektronik dalam penyebaran PHBS 70

80 Tujuan Sasaran Strategi Misi 6. Mewujudkan Gumi Patuh Karya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) dalam mewujukan Sanitasi Total di Kabupaten Lombok Timur Menurunkan kejadian penyakit berbasis lingkungan melalui peningkatan kesadaran untuk Stop BABS di masyarakat Meningkatkan Pengetahuan dan kesadaran untuk Stop BABS melalui advokasi kegiatan STBM dan pemicuan ke seluruh lapisan masyarakat Meningkatkan pembangunan sarana sanitasi di lingkungan masyarakat Mewujudkan Lombok Timur ODF pada tahun 2015 Mewujudkan Kabupaten Lombok Timur yang Sanitasi Total (5 pilar) sampai tahun 2015 Meningkatnya sarana sanitasi (jamban) di tingkat masyarakat, baik di tingkat rumah tangga maupun sekolah di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 Terciptanya desa dan kecamatan ODF diseluruh Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2015 Meningkatnya Desa dan Kecamatan yang berpredikat Sanitasi Total di Kabupaten Lombok Timur tahun 2015 Meningkatkan pemicuan STBM (5 pilar) di tingkat masyarakat, rumah tangga dan sekolah 1. Menggalakkan Pemicuan di semua lapisan masyarakat 2. Kolaborasi dengan program sejenis dan lembaga swasta dalam meggalakan kegiatan STBM 3. Peningkatan kapasitas dan kualitas natural leader di tingkat desa dan dusun Mengintensifkan kegiatan advokasi, Pemicuan, Pelatihan, kampanye, sosialisasi, penyuluhan dan lomba desa maupun kecamatan STBM Meningkatnya peran media cetak dan elektronik dalam penyebaran informasi tentang STBM Meningkatkan peran media cetak dan elektronik dalam penyebaran informasi STBM 71

81 4.2. Strategi Aspek Non-teknis Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Berdasarkan visi dan misi sanitasi Kabupaten Lombok Timur serta kondisi sanitasi yang sebenarnya maka dirumuskan strategi aspek kebijakan daerah dan kelembagaan yang diarahkan pada tingkatan sistem, organisasi dan individu. Tingkatan Sistem Pembentukan dan pengembangan sistem yang kuat dan terpadu harus dimulai dari tingkat sistem yang paling rendah. Adapaun strategi pada tingkatan sistem adalah sebagai berikut: 1. Penguatan kebijakan sanitasi dan implementasi strategi sanitasi di Kabupaten Lombok Timur 2. Mengembangkan kerjasama Pemerintah Kota dengan masyarakat, swasta dan Pemerintah Daerah lainnya dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi yang terpadu 3. Mengintegrasikan antara sistem perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur 4. Mengembangkan sistem pendukung penyediaan layanan sanitasi yang terintegrasi. 5. Mengembangkan dan mengoptimalkan program bantuan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memperoleh akses sanitasi yang layak Tingkatan Organisasi Penguatan organisasi dan kelembagaan dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut: 1. Memperkuat kemampuan organisasi penyusun kebijakan dan pelaksana layanan sanitasi untuk dapat menyelenggarakan pelayanan sanitasi secara efektif dan efisien. 2. Memperjelas dan mempertegas tugas pokok dan fungsi lembaga pengelola sanitasi 3. Meningkatkan peran Kelompok Kerja (Pokja) AMPL Kabupaten Lombok Timur dalam mengawal proses implementasi SSK secara terintegrasi. 72

82 4. Mengoptimalkan peran LSM dalam bidang sanitasi guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi di tingkat masyarakat. Tingkatan Individu Strategi pada tingkatan individu adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemampuan SKPD penyelenggara layanan sanitasi. 2. Meningkatkan kemampuan anggota Pokja AMPL Kabupaten Lombok Timur 3. Meningkatkan kemampuan sanitarian di puskesmas 4. Meningkatkan kemampuan kader-kader sanitasi dari unsur; Swasta, LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama Keuangan Strategi penguatan aspek keuangan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut: 1. Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air bersih adalah sebagai berikut : Menggali sumber dana alternatif untuk mengoptimalkan produksi dan distribusi air bersih (APBN/APBD I, Swasta/Donor, Perbankan). 2. Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan aspek PHBS adalah sebagai berikut: Memprioritaskan STBM dan PHBS menjadi salah satu program prioritas dalam rangka membangun masyarakat yang sehat dan sejahtera Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk STBM dan PHBS. 73

83 Komunikasi Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi secara keseluruhan dan setiap sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut: Strategi komunikasi pembangunan sektor sanitasi sebagai berikut: Memperkuat peran Pokja AMPL sebagai salah satu pelaku peningkatan penyebaran informasi dan komunikasi sanitasi Membangun dan mengembangkan sistem komunikasi terpadu berskala kota untuk meningkatkan informasi dan komunikasi percepatan pembangunan sanitasi Membangun dan mengembangkan pusat informasi sanitasi melalui perpustakaan umum daerah dan tingkat sekolah untuk percepatan pembangunan sanitasi Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kabupaten Lombok Timur dalam Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Meningkatkan peran berbagai media massa (radio dan surat kabar) di Kabupaten Lombok Timur dalam membantu mempercepat pembangunan sanitasi Strategi masing-masing sub sektor adalah sebagai berikut: 1. Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air bersih adalah sebagai berikut: Meningkatkan kampanye penggunaan air secara aman dan bijaksana melalui berbagai media. 2. Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan aspek PHBS adalah sebagai berikut: Melibatkan pihak media dan swasta untuk mendukung program STBM dan PHBS menuju sanitasi total Kabupaten Lombok Timur tahun 2015 Mengembangkan program STBM dan promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat. 74

84 Memanfaatkan media informasi yang menarik untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam STBM dan PHBS Keterlibatan Pelaku Bisnis Penetapan strategi pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis dalam pembangunan sanitasi terpadu dan berskala kota terbagi dalam teknis dan non teknis. Strategi pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis secara teknis terintegrasi dalam tujuan dan sasaran tiap sub sektor limbah cair, persampahan, drianase dan air bersih. Sedangkan strategi non teknis meliputi aspek kelembagaan, keuangan dan PMJK. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur adalah: Mengoptimalkan peran serta dan menjaring kemitraan pihak swasta dan pelaku bisnis dalam percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur. Menciptakan iklim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha untuk ikut membiayai penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sanitasi Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan setiap sub-sektor sanitasi Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut: 1. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air bersih adalah: Mengembangkan dan mengawasi sektor swasta dan bisnis pengolahan air bersih menjadi air minum di masyarakat Meningkatkan peran lembaga asosiasi air kemasan untuk menjaga higinitas air minum 75

85 Meningkatkan peran Kelompok PAMDES dalam menjaga kualitas air minum yang didistribusikan ke masyarakat 2. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis untuk mencapai tujuan dan sasaran aspek PHBS adalah sebagai berikut: Meningkatkan kerjasama dan mengotimalkan pendanaan dari swasta CSR PHBS Melibatkan pihak swasta dan media dalam promosi PHBS Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Strategi pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK) dalam pembangunan sanitasi terpadu dan berskala kota dibagi dalam dua kelompok strategi, yaitu teknis meliputi tujuan dan sasaran yang ditetapkan setiap sub-sektor limbah cair, persampahan, drainase lingkungan, dan aspek PHBS serta non teknis meliputi aspek kelembagaan, keuangan dan komunikasi. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK) untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur adalah: Mengembangkan jaringan kerjasama yang partisipatif semua unsur masyarakat dalam pengelolaan sanitasi melalui peran berbagai media baik cetak maupun organisasi Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pengelolaan sanitasi Meningkatkan kesetaraan peran perempuan dan laki-laki dari berbagai status sosial ekonomi dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Mengoptimalkan organisasi masyarakat yang telah ada untuk pengelolaan sanitasi Mengefektifkan peran dan fungsi lembaga formal dan informal dalam pengelolaan sanitasi yang berorientasi pada kesetaraan jender dan pengentasan kemiskinan 76

86 Mengakomodasi perencanaan partisipatif yang berorientasi pada kesetaraan jender dan pro masyarakat miskin dalam pembangunan sarana sanitasi Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK) untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan setiap sub-sektor sanitasi Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut: 1. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air bersih adalah: Meningkatkan pemahaman semua unsur masyarakat untuk pengelolaan air yang aman di tingkat Rumah Tangga. Mengoptimalkan peran media massa dan organisasi untuk kampanye program pengelolaan air yang aman 2. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan aspek PHBS adalah: Mengoptimalkan program STBM untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan kader (natural leader) program STBM untuk mewujudkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. 77

87 BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur Tahun Program dan kegiatan ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor sanitasi, sektor air bersih dan aspek higiene/phbs Program dan Kegiatan Aspek Teknis dan Higiene/PHBS Program-program dan kegiatan-kegiatan Aspek Teknis dan Higiene/PHBS ini mencakup: 1) Limbah cair 2) Persampahan 3) Drainase lingkungan 4) Air bersih/minum 5) Higiene/PHBS Sementara program-program dan kegiatan-kegiatan Aspek Non Teknis, mencakup: 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan 2) Keuangan 3) Komunikasi 4) Pelibatan pelaku bisnis 5) Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Detail mengenai program-program prioritas tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini: 78

88 Limbah Cair STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Misi 2: Meningkatkan pengelolaan limbah RT di lingkungan permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; Tujuan utama: Mewujudkan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga yang lebih baik dan berkelanjutan di Gumi Patuh Karya tahun 2015 Tujuan 1: Meningkatkan kesehatan lingkungan dengan tidak ada lagi yang melakukan BABS 1 Penyuluhan/sosialisasi Program Lingkungan Sehat Perumahan 2 Pemberdayaan masyarakat Program Lingkungan Sehat Perumahan 1 Meningkatkan kelembagaan institusi pengelola limbah cair yang sudah ada 1 Advokasi kepada Pemangku kepentingan, masyarakat dan pihak ketiga dalam pengelolaan limbah cair 2 Membuat perencanaan, DED dan pembangunan sambungan rumah 3 Menyiapkan lahan, membuat Masterplan, FS dan DED tentang IPAL 4 Pemeriksaan Hasil pengolahan limbah cair secara berkesinambungan Penyuluhan dan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan 1 Fasilitasi pembangunan sanitasi dasar untuk masyarakat MBR 2 Pendidikan dan Latihan bagi tenaga teknis dan kader Sosialisasi tentang integrasi kelembagaan Menyusun perencanaan dan membuat RAB pembangunan SR Pengadaan lahan, Menyusun Masterplan dan DED tentang IPAL/IPLT Mengambil dan memeriksakan hasil pengelolaan secara rutin untuk dianalisa 79

89 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN 2 Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk pelayanan limbah cair rumah tangga yang belum terjangkau oleh IPAL Tujuan 2: Meningkatkan cakupan pelayanan limbah cair kepada masyarakat (65%) 1 Penyediaan sanitasi dasar Perencanaan pengembangan jaringan limbah cair 2 Pengembangan Perumahan 3 Penyusunan rencana jangka pendek, menengah dan panjang dalam pengelolaan limbah cair 1 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Penyediaan sanitasi dasar untuk warga MBR Penyusunan masterplan pengelolaan limbah cair 2 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Limbah Cair 1 Studi kelayakan rencana lokasi pengembangan IPAL (skala kota dan komunal) 2 Kajian lingkungan pengembangan IPAL (skala kota dan komunal) 3 Penyusunan DED pengembangan IPAL (skala kota dan komunal) 4 Pembangunan IPAL dan SR di 4 lokasi (Kelurahan Pancor, Kelayu Utara, Kembang Sari dan Kelurahan Rakam). 5 Pembangunan IPAL komunal, sanimas dan SR di 20 lokasi 6 Pengadaan unit mobil tinja 7 Pemeliharaan dan operasional IPAL Tujuan 3: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah cair tahun

90 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Penyadaran kepada masyarakat pelanggan/calon pelanggan limbah cair tentang pentingnya pengelolaan limbah cair 1 Menyisipkan pengelolaan limbah cair dalam kurikulum Mulok Program Pengendalian dan Perusakan Lingkungan Hidup Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan limbah cair 1 Sosialisasi dan Penyuluhan pengelolaan limbah cair ke seluruh elemen masyarakat. 2 Kampanye pengelolaan limbah cair melalui media massa dan elektronik 3 Penyusunan Raperda Pengelolaan limbah cair Revisi Mulok 2 Pengembangan CSR dalam pengelolaan limbah cair Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk pelayanan limbah cair yang belum terjangkau oleh IPAL Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan limbah cair Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan limbah cair Pengembangan CSR pengelolaan limbah cair 1 Kajian usaha Pelayanan IPAL oleh swasta 2 Pengesahan kerjasama Pemerintah Kota dan swasta dalam pengelolaan limbah cair Tujuan 4: Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran dalam pengelolaan limbah cair Kajian tentang peraturan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur 1 Advokasi kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam upaya penyusunan peraturan tentang pengelolaan limbah cair Peningkatan pengawasan pengelolaan limbah cair Membuat rancangan peraturan daerah tentang kelembagaan pengelolaan limbah cair 1 Pembentukan pengawasan pengelolaan limbah cair 2 Penyusunan Perda Retribusi limbah cair Pembentukan kelembagaan pengelolaan limbah cair 81

91 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN 2 Penyusunan Peraturan daerah pengelolaan limbah cair 3 Sosialisasi tentang peraturan pengelolaan limbah cair kepada masyarakat tentang hak dan kewajiban pelanggan dan saksinya 1 Program Pengendalian dan Perusakan Lingkungan Hidup 2 Kajian peraturan tentang pengelolaan limbah cair Sosialisasi peraturan pengelolaan limbah cair Penyusunan Perda Pengelolaan limbah cair 1 Penerbitan SK Bupati tentang pengelolaan limbah cair 2 Penyusunan naskah akademik RAPERDA pengelolaan limbah cair 3 Penyusunan rancangan peraturan daerah pengelolaan limbah cair Sosialisasi Perda 4 Monitoring dan evaluasi tentang penegakan peraturan monitoring dan evaluasi aplikasi peraturan pengelolaan limbah cair 82

92 Persampahan STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Misi 3: Meningkatkan akses pengelolaan sampah di permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; Tujuan Utama: Mewujdkan cakupan/akses pengelolaan sampah di Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2015 Tujuan 1: Meningkatkan pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat dari 35 % menjadi 85% sd 2015 Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekitar, pengorganisasisan pengelola sampah Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Peningkatan pelayanan dan pengelolaan persampahan peningkatan kesehatan dan keselamatan pekerja pengelola persampahan Mendirikan insite dan Onsite klinik bagi pekerja Pengelola Persampahan 1 2 Tujuan 2: Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah secara 3R di 9 kelurahan Kota Selong dan 25 desa penyangga Kota Selong hingga akhir tahun 2015 Penyuluhan dan sosialisasi di masingmasing kelurahan dan desa Pengembangan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan di masing-masing kelurahan untuk pengelolaan sampah 3 R Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan tentang pemilahan sampah yang benar Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan berupa pelatihan pengkaderan Penilaian kelurahan sehat sesuai kriteria Adipura Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Lomba kelurahan bersanitasi sehat sesuai kriteria Adipura 83

93 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Tujuan 3: Meningkatkan kebersihan kota melalui pengelolaan sampah terpadu hingga tahun 2015 Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Sampah Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 Penyusunan Masterplan 2 Pembentukan unit pengaduan masalah pengelolaan sampah 3 monitoring dan evaluasi pelaksanaan layanan Tujuan 4: Terpenuhinya kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota sampai 90 % tahun Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan a b Pengadaan Dump truck dengan bak sampah organik dan anorganik Pengadaan compactor terpisah untuk sampah organik dan unorganik c Pengadaan TPS terpisah untuk sampah organik dan unorganik 4 Unit setiap Kelurahan Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan d Pengadaaan container terpisah untuk sampah organik dan anorganik 1 Unit setiap 200 KK di lingkungan masyarakat Gumi Patuh Karya e Pengadaan swipper wilayah kota selong 84

94 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN f g h Perahu pengumpul sampah pantai Pengadaan truk engkel, mobil pick-up Pengadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA Ijobalit Tujuan 5: Terpenuhinya kebutuhan minimal sarpras pengelolaan sampah kota sampai 90 % tahun 2015 i Pengelolaan TPA Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan j k k penyediaan fasilitas penangkap gas metan Penyediaan sarana prasarana pemilahan sampah di TPA Pengadaaan sarana dan prasarana pengelolaan TPS yang memenuhi persyaratan adipura Tujuan 6: Penyediaan sarana pilot project pengelolaan sampah komunal di Kelurahan dan desa hingga tahun 2015 Penguatan kelembagaan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pilot project Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Peningkatan peran serta dalam pengelolaan Persampahan. Tujuan 7: Terpenuhinya kebutuhan akan alat angkut operasional persampahan untuk 9 kelurahan dan 25 desa penyangga kota selong hingga akhir tahun 2015 melakukan survey lokasi kebutuhan alat angkut dengan wilayah pelayanan dan mengoptimalkan sarana alat angkut tersebut Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Monitoring dan evaluasi pemanfaatan sarana alat angkut operasional persampahan 85

95 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Tujuan 8: Terpenuhinya sarana komposter RT di 9 kelurahan dan 25 desa hingga akhir tahun sosialisasi optimalisasi komposter RT 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 Bimbingan Teknis Persampahan Tujuan 9: Optimalisasi fungsi drainase di 9 kelurahan kota selong sosialisasi kepada masyarakat melalui pelatihan dan memperkuat kelembagaan O & M drainase 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menjadikan drainase sebagai tempat membuang sampah 1 Tujuan 10: Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat dalam pemilihan dan pemanfaatan sampah secara 3R sebesar 50% sd tahun 2015 Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah 1 2 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan 2 BimbinganTeknis Persampahan 3 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 3 Sosialisasi kebijakan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Tujuan 11: Meningkatkan kepedulian seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur dalam pengelolaan sampah secara 3R 1 Membentuk forum yang melibatkan tokoh masyarkat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kerjasama pengelolaan sampah 86

96 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN 2 Mengembangkan program stimulan untuk mangajak masyarakat mendukung program pengelolaan sampah secara 3R Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Tujuan 12: meningkatkan peran aktif swasta dalam pengelolaan sampah koordinasi program persampahan Pemerintah daerah dengan Pihak swasta program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan bantuan terhadap sarana alat angkut persampahan dan penanganan pengelolaan persampahan di kota Selong dan kecamatan se kabupaten Lombok Timur Tujuan 13: Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penegakan hukum pengelolaan persampahan 1 Penegakan peraturan Pengelolaan persampahan yang ada Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 2 Menyusun rancangan Perda Pengelolaan Persampahan dan revisi Perda No. 11 tahun 2010 tentang Retsribusi Golongan jasa umum Sosialisasi Perda Pengelolaan Persampahan yang baru 3 Implementasi dan operasi yustika revisi PERDA Tujuan 14: Melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama melakukan pengelolaan sampah secara 3R 1 Menyebarkan informasi atau mengumumkan melalui media informasi Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan 87

97 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN 2 Penyusunan pedoman (Juklak dan Juknis) tentang keterlibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sanitasi 2 Membentuk forum yang melibatkan tokoh masyarakat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam pengelola sampah 3R pelibatan tokoh masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R a tokoh masyarkat dan tokoh agama sebagai contoh b Memanfaatkan sampah dalam sistem 3R yang diprakasai oleh tokoh masyarakat 88

98 Drainase Lingkungan STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Misi 4: Meningkatkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya; Tujuan Utama: Mewujudkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya yang lebih baikdan berkelanjutan pada tahun 2015 Tujuan 1: Mengurangi daerah banjir dan genangan sebagai upaya untuk mengurangi sumber penyebaran penyakit di 13 lokasi pada tahun Melakukan penyuluhan dan sosialisasi Tujuan 2: Meningkatkan cakupan pelayanan drainase sesuai masterplan Melakukan pembangunan drainase/gorong-gorong Melakukan review dan menetapkan masterplan dan drainase pada tahun 2012 Penataan lingkungan permukiman penduduk perkotaan Advokasi, penguatan kelembagaan dan penyuluhan kepada seluruh elemen masyarkat untuk berperan aktif dalam upaya penanganan banjir dan genangan untuk mengurangi penyebaran penyakit Program Pengendalian Banjir 1 Penyuluhan dan sosialisasi Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program Pengendalian Banjir 1 1 Perencanaan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Review masterplan drainase 1 Pemeliharaan drainase 2 Pembangunan drainase lingkungan Penyuluhan pentingnya pemanfaatan lahan dalam pembangunan drainase Ampal dan Bendali 89

99 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN 5 meningkatkan dan mempercepat pembangunan drainase dan gorong-gorong sesuai prioritas masterplan dan review masterplan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Pembangunan drainase di daerah di daerah prioritas rawan banjir Pembuatan manual operasional & pemeliharaan fasilitas drainase Peningkatan jumlah dan mutu SDM untuk menanganin peralatan fasilitas drainase (pompa, pintu air, bendali) Tujuan 3: Pemerataan pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan Meningkatkan pendanaan pembangunan drainase di Pembangunan saluran 1 1 daerah rawan banjir dan drainase/gorong-gorong genangan 2 3 Meningkatkan kesadaran masyarkat untuk tidak membuang sampah di drainase Mempersiapkan dasar hukum pengembangan wilayah drainase 3 2 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Penataan peraturan perundangundangan 1 Pembangunan drainase di daerah prioritas rawan banjir 1 Sosialisasi atau penyuluhan 1 Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundangundangan 2 Legislasi rancangan peraturan perundang-undangan 3 Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan 4 Publikasi peraturan perundang-undangan 90

100 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN 4 Menguatkan kelembagaan teknis dan membangun sinergitas dalam perencanaan, pelaksana dan pengendalian antara SKPD, stekholder dan masyarakat Penguatan kelembagaan 1 Penguatan kembali organisasi yang berkaitan dengan drainase dan pengendalian banjir 2 Sosialisasi garis sempadan /saluran 3 Peningkatan koordinasi antara lembaga/instansi 5 Optimalisasi Rencana Tata Ruang untuk alokasi lahan saluran baru dan bangunan pengendali banjir Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 1 Evaluasi RTRW Penyediaan lahan 3 Pengendalian ijin bangunan dan peruntukan lahan 4 Supervisi dan evaluasi hasil pembangunan Tujuan 4: Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar Meningkatkan kapasitas Pembangunan saluran masyarakat dalam 1 1 Kerjabakti massal 1 drainase/gorong-gorong pengelolaaan dan pemanfaatan drainase Pembangunan saluran 2 2 Sosialisasi/Penyuluhan drainase/gorong-gorong 2 Memberikan penghargaan tingkat RT untuk pengelolaan drainase yang baik Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 3 Lomba-lomba tingkat RT dan kelurahan, Penghargaan (Award) bagi lingkungan RT yang pengelolaan drainase baik 91

101 STRATEGI PROGRAM KEGIATAN Tujuan 5: Meningkatkan peran aktif seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar Pengembangan program CSR dalam pengelolaan drainase 1 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 1 Pemetaan CSR dalam pengelolaan drainase 2 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 1 Publikasi jaringan media massa serta saluran komunikasi PemKot, Iklan layanan masyarakat, talk show radio & televisi oleh para pengambil kebijakan/tokoh kunci Tujuan 6: Meningkatkan ketaatan masyarakat terhadap peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase Sosialisasi peraturan Pembangunan saluran 1 pengelolaan dan drainase/gorong-gorong pemanfaatan drainase 2 Koordinasi institusi (formal dan informal/lsm dan swasta) dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan dan penegakan peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 1 Sosialisasi peraturan pengelolaan dan pemanfaatan drainase 1 Monitoring pembangunan drainase dan bendali di kawasan pengembang 92

102 Air Bersih/Minum Strategi Program Kegiatan Misi 1: Meningkatkan Akses air bersih masyarakat Gumi Patuh Karya Tujuan Utama: Mewujudkan cakupan pelayanan air bersih yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat di tahun 2015 Tujuan 1: Meningkatkan jumlah cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih sampai tahun 2015 Meningkatkan jangkauan sistem pelayanan air bersih Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber air bersih secara swadaya sampai tahun 2015 Melakukan pemetaan kebutuhan sambungan rumah Pengembangan jaringan Penguatan kapasitas swadaya masyarakat dalam pengelolaan air bersih 1. Survey standar pelayanan air bersih 2. Inventarisasi dan evaluasi potensi air baku 1. Menambah sambungan rumah 2. Pemberian insentif kepada MBR (masyarakat Berpenghasilan rendah) Pembuatan sumur dalam atau dangkal yang dikelola secara pribadi, kelompok warga/masyarakat. Tujuan 2: Meningkatkan prasarana air bersih untuk masyarakat sampai tahun 2015 Menguatkan dukungan Membuat Rencana Anggaran Biaya perencanaan dan anggaran (RAB) Membuat penawaran pada perusahan-perusahan, membangun kesepahaman (MOU) dan membuat perjanjian kerjasama dalam penyiapan air baku/air bersih Membangun kerjasama dengan daerah lain untuk penyiapan air baku untuk pemenuhan ketersediaan air bersih terutama daerah perbatasan Menambah sambungan rumah 1. Promosi dan kampanye 2. Pameran pembangunan sanitasi 3. Talk show media 4. Membuat penawaran kerjasama 5. Membangun kesepahaman dan membuat perjanjian kerjasama 93

103 Strategi Program Kegiatan Tujuan 3: Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pemanfaatan air bersih sampai tahun 2015 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi air sehat Upaya Kesehatan Masyarakat 1. Sosialisasi melalaui media massa, brosur dan lain-lain 2. Menggalang CSR Perusahaan 3. Mengintensifkan sosialisasi dan pemcuan 5 pilar STBM kepada masyarakat 94

104 Higiene/PHBS Strategi Program Kegiatan Misi 1: Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Gumi Patuh Karya Tujuan Utama: Mewujudkan masyarakat Kabupaten Lombok Timur sehat lahir bathin melalui budaya PHBS dalam kehidupan sehari hari Tujuan 1: Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk membudayakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS melalui advokasi dan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat Promosi Kesehatan dan peran serta masyarakat 1. Advokasi kegiatan PHBS keseluruh stakeholder 2. Sosialisasi PHBS ke masyarakat melalui sekolah maupun UKBM 3. Pelatihan Kader PHBS di semua instansi dan sekolah Tujuan 2: Meningkatkan pembangunan sarana PHBS dilingkungan masyarakat Menyediakan sarana PBHS di tingkat masyarakat, rumah tangga dan sekolah Promosi Kesehatan dan peran serta masyarakat 1. Pengadaan sarana PHBS di rumah tangga dan sekolah 2. Pemicuan 5 pilar STBM Tujuan 3: Mewujudkan budaya PHBS di seluruh lapisan masyarakat Menggalakan PHBS di semua sector melalui media Menstimulasi dengan berbagai program PHBS Peningkatan kapasitas kader PHBS Promosi Kesehatan dan peran serta masyarakat Pengembangan kawasan percontohan PHBS Promosi Kesehatan dan peran serta masyarakat Penyebar luasan informasi PHBS melalui media cetak dan elektronik yang ada di Kabupaten Lombok Timur Memberikan reward/penghargaan Pelatihan, workshop, pembekalan, dan lomba kader PHBS 95

105 Strategi Program Kegiatan Tujuan 4: Mewujudkan peran aktif dan kesadaran masyarakat untuk PHBS Mengintensifkan kegiatan pelatihan, kampanye, sosialisasi, penyuluhan, lomba kebersihan Meningkatkan peran media cetak dan elektronik dalam penyebaran PHBS Promosi Kesehatan dan peran serta masyarakat Promosi PHBS Pelatihan, kampanye, sosialisasi, penyuluhan, lomba kebersihan Promosi media massa Misi 6: Mewujudkan Gumi Patuh Karya bebas dari Buang Air Besar sembarangan (BABS) Tujuan 1: Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk Stop BABS dalam mewujudkan sanitasi total di Kabupaten Lombok Timur Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk stop BABS melalui advokasi dan pemicuan ke seluruh lapisan masyarakat Pengembangan Lingkungan Sehat Advokasi, kampanye, sosialisasi serta pemicuan 5 pilar STBM Tujuan 2: Meningkatkan pembangunan sarana sanitasi dilingkungan masyarakat Meningkatkan pemicuan STBM (5 pilar) di tingkat masyarakat, rumah tangga dan sekolah Pengembangan Lingkungan Sehat 1. Pemicuan 5 pilar STBM 2. Kolaborasi dengan program sanitasi lain yang ada Tujuan 3: Mewujudkan Lombok Timur ODF (Open Defecation Free) tahun

106 Strategi Program Kegiatan Menggalakan Pemicuan di semua lapisan masyarakat Meningkatkan Kolaborasi dengan program sejenis dan LSM dalam program STBM Peningkatan kapasitas dan kualitas natural leader tingkat desa Pengembangan Lingkungan Sehat Pengembangan Lingkungan Sehat Pengembangan Lingkungan Sehat 1. Pelatihan fasilitator STBM di tingkat desa dan kecamatan 2. Mengintensifkan pemicuan STBM 3. Membentuk tim pemicu tingkat desa dan kecamatan 4. Penyebar luasan informasi STBM melalui media cetak dan elektronik yang ada di Kabupaten Lombok Timur 5. Memberikan reward bagi desa dan kecamatan ODF 1. Promosi dan kampanye 2. Talkshow media 3. Membuat penawaran kerjasama 4. Membangun kesepahaman dan membuat perjanjian Pelatihan, workshop, pembekalan, dan lomba fasilitator berprestasi Tujuan 4: Mewujudkan Kabupaten Lombok Timur yang sanitasi total (5 pilar) STBM sampai tahun 2015 Mengintensifkan kegiatan advokasi, pemicuan, pelatihan, kampanye, sosialisasi dan lomba desa maupun kecamatan STBM Meningkatkan peran media cetak dan elektronik dalam penyebaran informasi tentang STBM Pengembangan Lingkungan Sehat dan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Lingkungan Sehat dan Upaya Kesehatan Masyarakat 1. Advokasi kepada stakeholder, Pelatihan, kampanye, sosialisasi, penyuluhan, lomba STBM tingkat desa dan kecamatan 2. Reward/penghargaan bagi desa dan kecamatan yang berhasil mencapai sanitasi total Penyebar luasan informasi STBM melalui media massa (cetak dan elektronik) serta media penyuluhan tradisional 97

107 5.2. Program dan Kegiatan Aspek Non-teknis Kebijakan Daerah dan Kelembagaan No Strategi Program Kegiatan 1 Pada tingkatan sistem: 1. Menguatkan kebijakan sanitasi dan implementasi strategi sanitasi di Kabupaten Lombok Timur 2. Mengembangkan kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan masyarakat, swasta dan Pemerintah Daerah lainnya dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi yang terpadu 3. Mengintegrasikan antara sistem perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur 4. Mengembangkan sistem pendukung penyediaan layanan sanitasi yang terintegrasi. 5. Mengembangkan dan mengoptimalkan program bantuan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memperoleh akses sanitasi yang layak 2 Pada tingkatan Organisasi: 1. Memperkuat kemampuan organisasi penyusun kebijakan dan pelaksana layanan sanitasi untuk dapat menyelenggarakan pelayanan sanitasi secara efektif dan efisien. 2. Memperjelas dan mempertegas tugas pokok dan fungsi lembaga pengelola sanitasi 3. Meningkatkan peran Kelompok Kerja (Pokja) Penguatan dan pengembangan kebijakan dan sistem layanan sanitasi yang terintegrasi Penguatan kelembagaan Pokja AMPL dalam mengawal proses implementasi SSK secara terintegrasi - Pembuatan database sanitasi kota/kabupaten - Penyusunan SOP sistem layanan sanitasi kota o o Usulan penguatan status Pokja. Penyediaan fasilitas Sekretariat Pokja AMPL Kabupaten Lombok Timur. 98

108 No Strategi Program Kegiatan AMPL Kabupaten Lombok Timur dalam mengawal proses implementasi SSK secara terintegrasi. 4. Mengoptimalkan peran LSM dalam bidang sanitasi guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi di tingkat masyarakat 3 Pada tingkatan individu a. Meningkatkan kemampuan SKPD penyelenggara layanan sanitasi. b. Meningkatkan kemampuan anggota Pokja AMPL Kabupaten Lombok Timur c. Meningkatkan kemampuan sanitarian di Puskesmas d. Meningkatkan kemampuan kader-kader sanitasi dari unsur; Swasta, LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama. Peningkatan kemampuan anggota Pokja AMPL Kabupaten Lombok Timur, SKPD penyelenggara layanan sanitasi, Sanitarian di Puskesmas dan kader-kader sanitasi lainnya Pendidikan dan latihan, workshop, dan studi banding 99

109 Keuangan No Strategi Program Kegiatan 4 Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air bersih adalah sebagai berikut: Menggali sumber dana alternatif untuk mengoptimalkan produksi dan distribusi air bersih (APBN/APBD I, Swasta/Donor, Perbankan). 5 Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan aspek PHBS adalah sebagai berikut: Memprioritaskan STBM dan PHBS menjadi salah satu program prioritas dalam rangka membangun masyarakat yang sehat dan sejahtera Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk STBM dan PHBS. Penggalian berbagai sumber pendanaan (APBN, APBD provinsi, APBD kota, Bantuan negara donor, dana CSR, serta partisipasi masyarakat). Presentasi program ke berbagai sumber pendanaan potensial 100

110 Komunikasi Adapun rincian program dan kegiatan aspek komunikasi telah dirangkum dalam berbagai sasaran dan strategi sub-sektor yang relevan pada bab ini. Dengan demikian dukungan komunikasi dilakukan secara terintegrasi dan sesuai dengan tahapan percepatan pembangunan setiap sanitasi dan sub-sektornya dalam skala kota. No Strategi Program Kegiatan 1 Memperkuat peran Pokja AMPL sebagai salah satu pelaku peningkatan penyebaran informasi dan komunikasi sanitasi 2 Membangun dan mengembangkan sistem komunikasi terpadu berskala kota untuk meningkatkan informasi dan komunikasi percepatan pembangunan sanitasi Penguatan jejaring Pokja AMPL Membuat website, Koran dan penyediaan fasilitas komunikasi 3 Membangun dan mengembangkan pusat informasi sanitasi melalui perpustakaan umum daerah dan tingkat sekolah untuk percepatan pembangunan sanitasi 4 Mengembangkan Sistem Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan daerah 5 Meningkatkan peran berbagai media massa (radio dan surat kabar) di Kabupaten Lombok Timur dalam membantu mempercepat pembangunan sanitasi Peningkatan sarana informasi sanitasi Menggalang kerjasama dengan berbagai media massa Pengayaan sumber bacaan sanitasi Talkshow, acara lomba-lomba, iklan, space khusus di media dgn topik sanitasi 101

111 Keterlibatan Pelaku Bisnis No Strategi Program Kegiatan 1 Mengoptimalkan peran serta dan menjaring kemitraan pihak swasta dan pelaku bisnis dalam percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur. 2 Menciptakan iklim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha untuk ikut membiayai penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sanitasi 3 Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi Menggalang kerjasama dengan pihak swasta Program Regulasi investasi di tingkat kota MoU, awarding, insentif perijinan 1. Pendataan CSR 2. Koordinasi dan sinkronisasi program CSR 3. Penyusunan draf Perda CSR dan pelibatan pelaku bisnis. 4. Dengar pendapat draft Perda (Raperda) CSR dan pelaku bisnis 5. Pengesahan Perda CSR dan pelibatan pelaku bisnis 6. Penyusunan kebijakan investasi bagi pembangunan fasilitas sanitasi 102

112 Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan No Strategi Program Kegiatan 1 Mengembangkan jaringan kerjasama yang partisipatif semua unsur masyarakat dalam pengelolaan sanitasi melalui peran berbagai media baik cetak maupun organisasi 2 Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pengelolaan sanitasi Pemberdayaan masyarakat pemuda perempuan dan keluarga (BPMP2KP) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam perspektif gender dan pemahaman pengelolaan sanitasi yang pro keluarga miskin - Sosialisasi - Kampanye Pelatihan, pendampingan intensif 3 Meningkatkan kesetaraan peran perempuan dan laki-laki dari berbagai status sosial ekonomi dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Peningkatan kapasitas Gender dalam sanitasi 1. Pendampingan 2. Pelatihan kewirausahaan dan penyuluhan 4 Mengoptimalkan organisasi masyarakat yang telah ada untuk pengelolaan sanitasi 5 Mengefektifkan peran dan fungsi lembaga formal dan informal dalam pengelolaan sanitasi yang berorientasi pada kesetaraan jender dan pengentasan kemiskinan Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Peningkatan kapasitas kelembagan Penguatan kelembagaan Posyandu, PKK dan Organisasi Wanita 1. Pelatihan manajemen dan kelembagaan sanitasi bagi wanita 103

113 No Strategi Program Kegiatan 6 Mengakomodasi perencanaan partisipatif yang berorientasi pada kesetaraan jender dan pro masyarakat miskin dalam pembangunan sarana sanitasi Pelibatan organisasi wanita dalam perencanaan sanitasi 1. Konsultasi publik pada organisasi wanita untuk program-program sanitasi 2. Program sanitasi masuk dalam agenda Arisan Lingkungan 104

114 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1. Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi (memuat gambaran sejak penyusunan BPS hingga pelaksanaan kegiatan) 6.2. Struktur Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Pemantauan dan evaluasi mulai dilakukan di bulan April 2012 atau setelah SSK diresmikan sebagai acuan bagi Pemerintah kabupaten dalam membangun sanitasi. Pemantauan dilakukan setiap empat bulan yaitu di bulan April, Agustus dan Desember. Kerangka waktu ini dipilih untuk menyelaraskan proses pemantauan dan evaluasi dengan alur perencanaan dan penganggaran daerah. Pihak yang terlibat dalam pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut: Penanggungjawab Utama, terdiri dari: 1. Ketua: Kepala Bappeda. 2. Wakil Ketua: Kabid Fisik dan Perkotaan 3. Sekretaris. Pengumpul Data dan Dokumentasi, terdiri dari: 1. Pokja AMPL 2. LSM Pengolah data/pemantau, terdiri dari: 1. Tim Teknis Pokja AMPL 2. Staf Bappeda 6.3. Pemantauan Strategi Sanitasi Kota Pemantauan Stratejik Pemantauan Pelaksanaan adalah kegiatan untuk menilai tingkat investasi dan keluaran dari pelaksanaan kegiatan berkaitan sanitasi oleh Pemerintah Kabupaten. Kegiatan-kegiatan ini mengacu kepada usulan kegiatan SSK maupun kegiatan-kegiatan diluar usulan SSK yang dilaksanakan oleh SKPD. Jumlah kegiatan usulan SSK menurut tahun dan sub sektornya adalah sebagai berikut: 105

115 Tabel 16 Jumlah kegiatan pertahun Sektor/sub sektor/aspek Sub Sektor Air Limbah Domestik Sub Sektor Persampahan Sub Sektor Darinase Lingkungan Sektor Air Bersih Aspek PHBS TAHUN Pemantauan Pelaksanaan Pemantauan pada bagian ini adalah untuk menilai tingkat kepedulian pengambil keputusan terhadap rekomendasi program dan kegiatan usulan SSK. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat jumlah usulan kegiatan SSK yang diakomodasi sebagai kegiatan SKPD dalam tahun perencanaan SSK Pemantauan terkait Pengambilan Keputusan Pada tahap ini, pemantauan dimaksudkan untuk menilai tingkat kepedulian pengambil keputusan (decision maker) terhadap rekomendasi program dan usulan kegiatan dalam SSK. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat jumlah usulan kegiatan SSK yang diakomodasi sebagai kegiatan SKPD dalam tahun perencanaan SSK Pendokumentasian Data-data sub sektor sanitasi (Limbah cair, Persampahan, drainase, Air bersih dan PHBS) yang diperlukan untuk pendokumentasi berasal dari SKPD terkait, berupa: Laporan realisasi fisik dan keuangan, Data hasil studi sanitasi yang dilakukan oleh di masing-masing SKPD, Hasil diskusi terarah (FGD), serta Hasil kesepakatan rapat koordinasi terkait dengan sanitasi. Data-data tersebut dapat bermanfaat sebagai titik awal (baseline) untuk menggambarkan indikator tujuan, sasaran maupun strategi sanitasi ditingkat kabupaten. Ketentuan dalam pendekatan pendokumentasian, dapat dilakukan dengan: 106

116 a) Role sharing (pembagian tugas, peran, fungsi dan kewajiban) dari masing-masing institusi yang terlibat dalam penanganan sanitasi. Pada bagian ini, kedudukan institusi dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan kedudukan formal dan informal institusi tersebut. Institusi formal tersusun atas SKPD Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi masingmasing SKPD. Sedangkan institusi informal terdiri dari Tim Pokja AMPL-BM Kabupaten Lombok Timur yang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan koordinasi monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan sanitasi di tingkat kabupaten. b) Tugas khusus Pokja AMPL-BM kabupaten Lombok Timur dalam monitoring dan evaluasi yaitu; Koordinasi semua kegiatan terkait dengan pemantauan capaian kegiatan, strategi, perencanaan dan pengambilan keputusan. Koordinasi ini diperlukan untuk memastikan adanya sinkronisasi usulan-usulan kegiatan dalam SSK dengan realisasi program/kegiatan sanitasi Evaluasi Strategi Sanitasi Kota Evaluasi dilakukan untuk menginventarisir penyimpangan program/kegiatan dalam SSK dengan program/kegiatan yang terealisasi pada saat implementasi kegiatan sanitasi tersebut. Selain itu, evaluasi ini juga dapat digunakan untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan program/kegiatan tersebut Pelaporan Pelaporan hasil Monev sekurang-kurangnya mencakup 3 aspek yaitu; Aspek penyimpangan capaian SSK terhadap realisasi rencananya, Potensi penyebab penyimpangan, serta Rekomendasi. Pelaporan hasil Monev ini dapat disampaikan kepada: 1) Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi akan disampaikan kepada elemen Pemerintah Kabupaten yaitu Bupati, Tim pengawas, Tim pengarah/kepala SKPD, dan juga ketua DPRD. 2) Pihak swasta yang andil dan terlibat dalam penanganan sanitasi. 107

117 3) Masyarakat, melalui perantara tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, Pokja AMPL Kabupaten Lombok Timur. 4) Perguruan tinggi/universitas yang ada dilingkup kabupaten Lombok Timur Bentuk penyajian laporan dilakukan dalam bentuk audiensi (konsultasi publik) maupun laporan tertulis, dengan teknik penyampaian berupa; Presentasi, sosialiasi melalui media cetak dan elektronik. 108

118 BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Beberapa item yang dapat diambil sebagai kesimpuan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur ini meliputi: 1. SSK Kabupaten Lombok Timur ini dimaksudkan sebagai acuan/pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi di tingkat kabupaten; 2. Penetapan strategi pencapaian yang mencakup sasaran, program dan kegiatan sanitasi merupakan rangkaian langkah strategis untuk menyikapi isu strategis menuju perwujudan Visi dan Misi sanitasi di tingkat kabupaten 3. Penentuan area prioritas layanan program sanitasi didasarkan pada analisa kawasan sanitasi yang beresiko sangat tinggi-tinggi melalui pendekatan survey EHRA, data sekunder dan persepsi SKPD (Buku Putih Sanitasi), Penentuan zona dan sistem sanitasi yang ada di kabupaten Lombok Timur; 4. Penentuan program/kegiatan sanitasi (Limbah Cair, Persampahan, Drainase, Air bersih dan PHBS) mengacu pada beberapa dokumen seperti; RPJMD, Buku Putih Sanitasi, Renstra SKPD, master plan dan bisnis plan masing-masing sektor sanitasi. 5. Program-program prioritas sektor sanitasi di Kabupaten Lombok Timur, fokus pada beberapa komponen seperti: a) Penyusunan dokumen strategi sanitasi (master plan) masingmasing SKPD yang terlibat dalam penanganan sanitasi b) Pembangunan fisik sanitasi (saluran drainase, revitalisasi TPA, pembangunan TPS, pembangunan jaringan air bersih perpipaan) c) Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana-prasarana sanitasi d) Penguatan kelembagaan bagi elemen Pemerintah daerah dan Masyarakat, melalui; pelatihan, sosialisasi/kampanye, penyuluhan masalah sanitasi, pemberdayaan masyarakat serta peningkatan peran serta jender dalam sanitasi 109

119 e) Pelibatan pihak swasta dalam penanganan sanitasi di tingkat kabupaten f) Dukungan regulasi terkait sanitasi yang berupa; advokasi hukum, dukungan peraturan-peraturan terkait masalah sanitasi. 6. Program-program sanitasi prioritas yang diusulkan dalam SSK ini merupakan perwujudan hasil kajian dari isu-isu strategis, permasalahan sanitasi yang berkembang ditingkat kabupaten Harapan Beberapa harapan dalam SSK yang ingin dicapai, antara lain: 1. Sebagai acuan dasar pengambilan keputusan sektor sanitasi, dokumen SSK ini diharapkan dapat mengayomi harapan dan keinginan semua Stakeholders yang meliputi; Masyarakat, Pemerintah daerah maupun pihak swasta; 2. Substansi yang terkandung dalam SSK kabupaten Lombok Timur ini, diharapakan dapat mengikuti trend perkembangan situasi sanitasi di tingkat kabupaten. 3. Mengingat banyaknya program/kegiatan sanitasi yang sudah dan sedang berjalan di tingkat kabupaten, diikuti oleh kompleksnya Sumber pendanaannya (APDB, APBN, Hibah, dll), dan Pelaksana kegiatan (SKPD, LSM, Masyarakat), mengakibatkan sinergitas dan integritas kegiatan sanitasi menjadi kurang optimal. Untuk itu, diharapkan melalui SSK ini adanya suatu bentuk implementasi koordinasikan kepada Pokja AMPL terkait dengan database programprogram pengembangan sanitasi tersebut. 110

120 LAMPIRAN

121 Lampiran 1 Kualitas air Data dari BLHPM berdasarkan uji laboratorium terhadap air permukaan Parameter Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Tojang Hulu Th Hasil Detaksi Satuan Buku mutu Limit Musim Kemarau Musim Hujan Metode Uji Suhu air C 25,4 25,4 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 6,5 6,6 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 1 1,7 0,02 12 SNI COD*) mg/l <2 < SNI Sulfat*) mg/l 0,27 0, SNI DO*) mg/l 7,5 6,9-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 3,47 0,33-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,08 0,15-5 SNI Deterjen mg/l 0,01 0, SNI Amonium (NH) mg/l 0,38 0, SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,14 0,09 0,1 - SNI Timbal*) mg/l TTD TTD - 1 SNI Seng*) mg/l <0,7 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,06 <0,06-0,2 SNI MPN/100 E. coliform SNI MPN/100 ml Total coliform SNI ml Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Tojang Tengah Th Hasil Parameter Satuan Musim Kemarau Musim Hujan Deteksi Limit Baku Mutu Metode Uji Titik I Titik II Titik I Titik II Suhu air C 27,9 28,3 28,1 30,3 - Deviasi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,3 7,5 7,3 7,6 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 1,4 1,3 3,4 2,2 0,02 12 SNI COD*) mg/l <2 < SNI Sulfat*) mg/l 0,71 0,44 1,29 1, SNI DO*) mg/l 7 7,1 6,2 6,5-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,01 0,03 0,02 0, SNI Nitrat*) mg/l 3,92 2,33 0,25 0,4-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,13 0,14 0,2 0,27-5 SNI Deterjen mg/l 0,03 TTD 0,08 0, SNI Amonium (NH) mg/l 0,1 0,18 0,27 0,4 - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,12 0,38 0,14 <0,1 0,1 - SNI Timbal*) mg/l TTD TTD TTD TTD - 1 SNI Seng*) mg/l <0,07 <0,7 <0,7 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,06 <0,06 <0,06 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI

122 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Tojang Hilir Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 28,1 28,4 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,8 7,5 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 1,1 4,9 0,02 12 SNI COD*) mg/l < SNI Sulfat*) mg/l 1,06 1, SNI DO*) mg/l 6,8 5,9-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,02 0, SNI Nitrat*) mg/l 2,71 <0,02-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,16 0,28-5 SNI Deterjen mg/l TTD 0, SNI Amonium (NH) mg/l 0,24 0, SNI Minyak dan Lemak*) mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,24 0,56 0,1 - SNI Timbal*) mg/l TTD TTD - 1 SNI Seng*) mg/l <0,7 <0,07-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,06 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/ SNI Total coliform MPN/ SNI Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Belimbing Hulu Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 26, Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,8 3,8 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,8 15, SNI Sulfat*) mg/l <0,004 0, SNI DO*) mg/l 6,3 5,4-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,34 1,65-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,08 0,1-5 SNI Deterjen mg/l 0,07 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,114 0,36 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l <0,001 <0,001-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,010-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI

123 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Belimbing Tengah Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 26, Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,8 3,8 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,8 15, SNI Sulfat*) mg/l <0,004 0, SNI DO*) mg/l 6,3 5,4-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,34 1,65-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,08 0,1-5 SNI Deterjen mg/l 0,07 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,114 0,36 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l <0,001 <0,001-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,010-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Belimbing Hilir Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 28, Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,6 7,8 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 4,5 3,2 0,02 12 SNI COD*) mg/l 15,7 7, SNI Sulfat*) mg/l 0,022 0, SNI DO*) mg/l 5,8 5,8-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,28 0,88-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,06 0,1-5 SNI Deterjen mg/l 0,01 TTD - - SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,038 0,321 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l <0,001 <0,001-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,010-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI

124 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Gading Hulu Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 24,73 24,6 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8,0 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l 58 70,8 2, SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,4 1,5 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,7 < SNI Sulfat*) mg/l <0,004 <0, SNI DO*) mg/l 6,2 6,6-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,55 <0,5-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0, SNI Deterjen mg/l 0,17 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,855 <0,1 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l 0,009 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Gading Tengah Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 24,3 23,9 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,1 8,4 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l 82 81,2 2, SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,9 1,7 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,7 < SNI Sulfat*) mg/l <0,004 0, SNI DO*) mg/l 55 6,0-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,03 <0, SNI Nitrat*) mg/l 1,18 <0,5-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0, SNI Deterjen mg/l 0,34 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l <0,1 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l 0,011 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI

125 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Gading Hilir Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 25,05 25,0 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8,3 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 4,4 1,9 0,02 12 SNI COD*) mg/l 15,5 < SNI Sulfat*) mg/l 0,04 1,7 - - SNI DO*) mg/l 5,3 5,8-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,16 0, SNI Nitrat*) mg/l 1,08 5,6-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0, SNI Deterjen mg/l 0,65 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD 0, SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l ,0 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l 0,001 0,8-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI BAKU MUTU Hasil Uji Laboratorium/ Nama No Parameter Satuan PP 82/01 TTG PKA & PPA S. Rutus KLS I KLS II KLS III KLS IV HULU TENGAH HILIR Fisika 1 SUHU ºC Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi ,9 24,2 2 DHL µs/cm 2250, , , ,00 87,00 117,00 120,00 3 TDS mg / l 1000, , , ,00 126,00 175,00 180,00 Kimia 4 ph ,10 7,20 7,50 5 DO mg / l 6,00 4,00 3,00 0,00 7,10 6,80 6,40 6 BOD mg / l 2,00 3,00 6,00 (-) 1,20 0,40 1,50 7 COD mg / l 10,00 25,00 50,00 100,00 <2 <2 3,90 8 NO2 (Nitrit) mg / l 0,06 0,06 0,06 (-) < 0,02 < 0,02 < 0,02 9 NO3 (Nitrat) mg / l 10,00 10,00 20,00 20,00 0,55 0,44 1,71 10 NH4 (Amonium) mg / l 0,50 (-) (-) (-) 0,05 0,33 0,87 11 Minyak/Lemak mg / l 0,01 0,01 0,01 (-) <2,5 <2,5 <2,5 12 PO4 (Pospat) mg / l 0,20 0,20 1,00 5,00 0,07 0,10 0,09 13 Detergen (MBAS) mg / l 0,02 0,02 0,02 (-) TTD 0,13 0,23 14 Cu / Tembaga mg / l 0,02 0,02 0, <0,06 <0,06 < 0,06 15 Fe / Besi mg / l 0,30 (-) (-) (-) <0,1 <0,1 <0,1 16 Pb / Timbal mg / l 0,03 0,03 0,03 1,00 <0,6 <0,6 <0,6 17 Zn / Seng mg / l 0,05 0,05 0,05 2,00 <0,5 <0,5 <0,5 18 Mn / Mangan mg / l 0,10 (-) (-) (-) 0,06 <0,04 0,11 Biologi 19 Total Coliform MPN / 100 ml E Coli MPN / 100 ml

126 Lampiran 2. Uji Laboratorium untuk Pencemaran Udara Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Hasil analisis pengkajian emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau Nama pemeriksa sampel : Eka Sri Yuniarti, ST Lokasi pengambilan : Bp. Ishak Kuang Derek Rumbuk Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : 1. Kayu + Batu Bara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Bundar Debit Udara : Diar 15 cm Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler 24, H 2 SO 4 mg/l Gas sampler O 2 mg/l Gas sampler 21,1-5 CO mg/l Gas sampler 0-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler Kebisingan dba Sound Level Meter sedang ada senso Kesimpulan : Open tembakau dalam keadaan aman masih dibawah baku mutu Pemeriksa Sampel Eka Sri Yuniarti, ST

127 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama pemeriksa sampel : Eka Sri Yuniarti, ST Lokasi pengambilan : Bp. Baharudin, Rumbuk Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 1-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,1-5 CO mg/l Gas sampler 17-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler Kebisingan dba Sound Level Meter Pemeriksa Sampel Eka Sri Yuniarti, ST

128 Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur LAPORAN Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama : Eka Sri Yuniarti, ST Lokasi pengambilan : Mulhamuddin, Setanggor Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m Partikulat (5 µ) 10,7 3 H 2 SO O 2 21,1 5 LEL 0 6 CO 0 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m 2 0, Suara dba 62,8

129 Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur LAPORAN Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama : Budi Irimawan Lokasi pengambilan : Bp. Ishak, Rumbuk Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara+Kayu Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m Partikulat (5 µ) 24,66 3 H 2 SO O 2 21,1 5 LEL 1 6 CO 0 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m Suara dba 80 ada somil

130 Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur LAPORAN Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama : Budi Irimawan Lokasi pengambilan : H. Sulaiman Akbar, Keselet Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m Partikulat (5 µ) H 2 SO O 2 21,2 5 LEL 1 6 CO 0 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m 2 0, Suara dba 67

131 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : Aluh Ruhbaniah, ST Lokasi pengambilan : H. Salim, Pringgajurang Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Kayu Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler 35, Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 0-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,2-5 CO mg/l Gas sampler 2-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler 0, Kebisingan dba Sound Level Meter Pemeriksa Sampel Aluh Ruhbaniah, ST

132 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : Aluh Ruhbaniah, ST Lokasi pengambilan : H. M. Said, Sukadana Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Kayu Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler 58, Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 0-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,1-5 CO mg/l Gas sampler 3-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler 0, Kebisingan dba Sound Level Meter 55 Pemeriksa Sampel Aluh Ruhbaniah, ST

133 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : Aluh Ruhbaniah, ST Lokasi pengambilan : Amat, Sukadana Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Kayu Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 0-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,2-5 CO mg/l Gas sampler 1-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler 0, Suara dba Sound Level Meter 55 Pemeriksa Sampel Aluh Ruhbaniah, ST

134 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : M. Saifuddin Zuhri, S.Sos Lokasi pengambilan : Montong Gading Kapasitas omprongan : Bahan Bakar : Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler 3 H 2 SO O 2 21,2 5 LEL 0 6 CO 3 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m 2 0, Suara dba

135 Lampiran 3. Penentuan Zona dan Sistem Sanitasi a. Limbah cair Nomer Nama Kecamatan Nama EXTREME SOIL Kelurahan CONDITION Ekstisting CBD Kepadatan HEALT RISK Prosentase Pop density < Total 2015 Luas (Ha) 2015 Classification MEDIUM/HIGH 25 pop/ha future (RTRW) Buku Putih (jiw a/ha) Wilayah Penduduk Extreme soil condition business district Pop density > 100 pop/ha Pop density > 250 pop/ha Pop density > 175 pop/ha Health risk Sub-soil condition unsuitable 1 Keruak 0 Tidak TRUE TRUE ,43 PERI-URBAN 10,0% 4,5% STOP-OFFSITE MEDIUM 2 Jerow aru 0 Tidak FALSE TRUE ,66 PERI-URBAN 12,0% 4,8% STOP-INDIVIDUAL SYSTEM 3 Sakra 0 Tidak TRUE TRUE ,57 URBAN HIGH 2,8% 4,9% STOP-OFFSITE MEDIUM 4 Sakra Barat 0 Tidak FALSE TRUE ,47 URBAN MEDIUM 3,2% 4,3% CONT-SUB SOIL 5 Sakra Timur 0 Tidak FALSE TRUE ,92 URBAN HIGH 2,4% 3,8% OFFSITE - MEDIUM 6 Terara 0 Tidak TRUE TRUE ,54 URBAN MEDIUM 5,0% 6,4% STOP-OFFSITE MEDIUM 7 Montong Gading 0 Tidak FALSE TRUE ,70 URBAN MEDIUM 3,2% 3,4% CONT-SUB SOIL 8 Sikur 0 Tidak FALSE TRUE ,16 URBAN HIGH 3,4% 6,2% OFFSITE - MEDIUM 9 Masbagik 0 Tidak TRUE TRUE ,87 URBAN MEDIUM 7,4% 8,3% STOP-OFFSITE MEDIUM 10 Pringgasela 0 Tidak FALSE TRUE ,89 URBAN HIGH 2,5% 4,4% OFFSITE - MEDIUM 11 Sukamulia 0 Tidak FALSE TRUE ,70 URBAN LOW 3,2% 2,7% CONTINUE SELECTION on-site system berbasis masyarakat 12 Suralaga 0 Tidak FALSE TRUE ,49 URBAN HIGH 2,8% 4,4% OFFSITE - MEDIUM 13 Selong 0 Tidak TRUE TRUE ,06 URBAN LOW 11,3% 6,7% STOP-OFFSITE MEDIUM 14 Labuhan haji 0 Tidak TRUE TRUE ,80 URBAN MEDIUM 3,6% 4,6% STOP-OFFSITE MEDIUM 15 Pringgabaya 0 Tidak TRUE TRUE ,00 URBAN MEDIUM 7,2% 8,5% STOP-OFFSITE MEDIUM 16 Suela 0 Tidak FALSE TRUE ,05 URBAN LOW 3,4% 3,5% CONTINUE SELECTION on-site system berbasis masyarakat 17 Aikmel 0 Tidak TRUE TRUE ,53 URBAN HIGH 4,2% 8,2% STOP-OFFSITE MEDIUM 18 Wanasaba 0 Tidak FALSE TRUE ,10 URBAN MEDIUM 4,4% 5,5% CONT-SUB SOIL 19 Sembalun 0 Tidak FALSE TRUE ,98 PERI-URBAN 3,4% 1,7% on-site system berbasis masyarakat 20 Sambelia 0 Tidak FALSE TRUE ,41 URBAN LOW 4,6% 3,2% on-site system berbasis masyarakat Total Jumlah Penduduk ,9 100,0% 100,0%

136

137 b. Persampahan Nomer Nama Kecamatan Nama Kelurahan Ekstisting CBD Jumlah penduduk Kepadatan Prosentase Total (2015) Luas (Ha) 2015 Classification future Buku Putih Pria Wanita (jiw a/ha) Wilayah Penduduk (RTRW) business district Pop density > 100 pop/ha Pop density < 25 pop/ha 1 Keruak 0 Ya ,43 PERI-URBAN 10,0% 4,5% FULL COV + STREET SWEEPING 2 Jerow aru 0 Tidak ,66 PERI-URBAN 12,0% 4,8% COVERAGE >70% 3 Sakra 0 Ya ,57 URBAN HIGH 2,8% 4,9% FULL COV + STREET SWEEPING 4 Sakra Barat 0 Tidak ,47 URBAN MEDIUM 3,2% 4,3% FULL COVERAGE 5 Sakra Timur 0 Tidak ,92 URBAN HIGH 2,4% 3,8% FULL COVERAGE 6 Terara 0 Ya ,54 URBAN MEDIUM 5,0% 6,4% FULL COV + STREET SWEEPING 7 Montong Gading 0 Tidak ,70 URBAN MEDIUM 3,2% 3,4% FULL COVERAGE 8 Sikur 0 Tidak ,16 URBAN HIGH 3,4% 6,2% FULL COVERAGE 9 Masbagik 0 Ya ,87 URBAN MEDIUM 7,4% 8,3% FULL COV + STREET SWEEPING 10 Pringgasela 0 Tidak ,89 URBAN HIGH 2,5% 4,4% FULL COVERAGE 11 Sukamulia 0 Tidak ,70 URBAN LOW 3,2% 2,7% FULL COVERAGE 12 Suralaga 0 Tidak ,49 URBAN HIGH 2,8% 4,4% FULL COVERAGE 13 Selong 0 Ya ,06 URBAN LOW 11,3% 6,7% FULL COV + STREET SWEEPING 14 Labuhan haji 0 Ya ,80 URBAN MEDIUM 3,6% 4,6% FULL COV + STREET SWEEPING 15 Pringgabaya 0 Ya ,00 URBAN MEDIUM 7,2% 8,5% FULL COV + STREET SWEEPING 16 Suela 0 Tidak ,05 URBAN LOW 3,4% 3,5% FULL COVERAGE 17 Aikmel 0 Ya ,53 URBAN HIGH 4,2% 8,2% FULL COV + STREET SWEEPING 18 Wanasaba 0 Tidak ,10 URBAN MEDIUM 4,4% 5,5% FULL COVERAGE 19 Sembalun 0 Tidak ,98 PERI-URBAN 3,4% 1,7% COVERAGE >70% 20 Sambelia 0 Tidak ,41 URBAN LOW 4,6% 3,2% FULL COVERAGE Penduduk Kota Lombok 51,496 52, ,9

138 Td k Td k Layanan penuh, termasuk penyapuan jalan 1 Penanganan Jangka Pendek Mulai Kepadatan Tempat publik Ya Penduduk CBD, pasar, dll Tdk Ya > 100 p/ha Kepadatan Penduduk > 25 p/ha Ya Layanan penuh 2 Penanganan Jangka Menengah Layanan > 70% 3 Penanganan Jangka Menengah Lokal: Persyaratan sistem pengumpulan sampah dikelola individual/berbasis masyarakat Tidak langsung: pengangkutan harian dari TPS, Kontainer, dll dari sampah basah dan kering yang telah dipilah Langsung: pengumpulan minimal 2 kali seminggu Tidak langsung: pengangkutan harian dari TPS, Kontainer, dll Layanan seperlunya 4 Penanganan Jangka Panjang Catatan: Tempat-tempat publik:1) CBD, central business district: area perdagangan dan pelayanan publik pada BWK Pusat Kota, 2) Pasar tradisional (besar), 3) Tujuan wisata, 4) Terminal bis dan stasiun KA, 5) Pelabuhan/Bandara

139 c. Drainase Jumlah Ekstisting CBD penduduk Kepadatan Prosentase Nomer Nama Kecamatan Nama Kelurahan ROB Genangan Total (2015) Luas (Ha) 2015 Classification future (RTRW) Buku Putih Pria Wanita (jiw a/ha) Wilayah Penduduk Kepadatan < 25 org/ha Genangan akibat ROB business district Kepadatan > 175 pop/ha Genangan tahunan > 30 cm > 2 jam Pop density > 100 pop/ha Resiko kesehatan menengah ke tinggi 1 Keruak Tidak Tidak Tidak Tidak ,4 75,43 PERI-URBAN 10,0% 4,5% JANGKA MENENGAH 2 Jerowaru Tidak Tidak Tidak Tidak ,2 67,66 PERI-URBAN 12,0% 4,8% JANGKA MENENGAH 3 Sakra Tidak Tidak Tidak Tidak ,57 URBAN HIGH 2,8% 4,9% JANGKA PENDEK 4 Sakra Barat Tidak Tidak Tidak Tidak ,47 URBAN MEDIUM 3,2% 4,3% JANGKA PENDEK 5 Sakra Timur Tidak Tidak Tidak Tidak ,92 URBAN HIGH 2,4% 3,8% JANGKA PENDEK 6 Terara Tidak Tidak Tidak Tidak ,2 216,54 URBAN MEDIUM 5,0% 6,4% JANGKA PENDEK 7 Montong Gading Tidak Tidak Tidak Tidak ,70 URBAN MEDIUM 3,2% 3,4% JANGKA PENDEK 8 Sikur Tidak Tidak Tidak Tidak ,16 URBAN HIGH 3,4% 6,2% JANGKA PENDEK 9 Masbagik Tidak Tidak Ya Ya ,7 187,87 URBAN MEDIUM 7,4% 8,3% JANGKA PENDEK 10 Pringgasela Tidak Tidak Tidak Tidak ,89 URBAN HIGH 2,5% 4,4% JANGKA PENDEK 11 Sukamulia Tidak Tidak Tidak Tidak ,70 URBAN LOW 3,2% 2,7% JANGKA MENENGAH 12 Suralaga Tidak Tidak Tidak Tidak ,49 URBAN HIGH 2,8% 4,4% JANGKA PENDEK 13 Selong Tidak Tidak Ya Ya ,7 100,06 URBAN LOW 11,3% 6,7% JANGKA MENENGAH 14 Labuhan haji Tidak Tidak Tidak Tidak ,4 213,80 URBAN MEDIUM 3,6% 4,6% JANGKA PENDEK 15 Pringgabaya Tidak Tidak Tidak Tidak ,00 URBAN MEDIUM 7,2% 8,5% JANGKA PENDEK 16 Suela Tidak Tidak Tidak Tidak ,05 URBAN LOW 3,4% 3,5% JANGKA MENENGAH 17 Aikmel Tidak Tidak Ya Ya ,2 326,53 URBAN HIGH 4,2% 8,2% JANGKA PENDEK 18 Wanasaba Tidak Tidak Tidak Tidak ,1 211,10 URBAN MEDIUM 4,4% 5,5% JANGKA PENDEK 19 Sembalun Tidak Tidak Tidak Tidak ,98 PERI-URBAN 3,4% 1,7% JANGKA MENENGAH 20 Sambelia Tidak Tidak Tidak Tidak ,41 URBAN LOW 4,6% 3,2% JANGKA MENENGAH Penduduk Kota Lombok Timur 51,5 52, ,9

140 Tdk Ya Ya Tdk Tdk Tdk Tdk Mulai Kepadatan penduduk < 25 p/ha Ya 4 Penangan Jangka Panjang Ya Genangan akibat air pasang 1 Penangan Jangka Pendek Ya CBD - pasar Business District Ya Kepadatan penduduk > 175 p/ha Tdk Genangan tahunan > 30 cm >2 jam Tdk Kepadatan penduduk > 100 p/ha Check dengan sistem makro dan drainase utama 2 Penanganan Jangka Menengah Ya Area Beresiko 3 Penanganan Jangka Menengah - Panjang

141 d. Air bersih Kepadatan EXTREME SOIL Ekstisting CBD KEMAMPUAN KUALITAS Total Prosentase Pop density > 100 Nomer Nama Kecamatan Nama Kelurahan MEMBAYAR Luas (Ha) 2015 Classification Pop density < 25 pop/ha Extreme soil condition Pop density > 175 pop/ha business district KUALITAS AIR CONDITION AIR JELEK 2015 pop/ha future (RTRW) Buku Putih TINGGI (jiw a/ha) Wilayah Penduduk KEMAMPUAN MEMBAYAR 1 Keruak 0 TRUE TRUE TRUE TRUE ,43 PERI-URBAN 10,0% 4,5% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek Penanganan Jangka Pendek Penanganan Jangka Pendek CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah Penannganan Jangka Menengah 2 Jerow aru 0 TRUE ,66 PERI-URBAN 12,0% 4,8% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek Penanganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONT-KEMAMPUAN BAYAR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 3 Sakra 0 TRUE TRUE ,57 URBAN HIGH 2,8% 4,9% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 4 Sakra Barat 0 TRUE TRUE ,47 URBAN MEDIUM 3,2% 4,3% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 5 Sakra Timur 0 TRUE TRUE ,92 URBAN HIGH 2,4% 3,8% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 6 Terara 0 TRUE TRUE ,54 URBAN MEDIUM 5,0% 6,4% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 7 Montong Gading 0 TRUE ,70 URBAN MEDIUM 3,2% 3,4% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 8 Sikur 0 TRUE ,16 URBAN HIGH 3,4% 6,2% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 9 Masbagik 0 TRUE ,87 URBAN MEDIUM 7,4% 8,3% CONTINUE SELECTION Penannganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 10 Pringgasela 0 FALSE ,89 URBAN HIGH 2,5% 4,4% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 11 Sukamulia 0 FALSE TRUE ,70 URBAN LOW 3,2% 2,7% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penannganan Jangka Menengah 12 Suralaga 0 FALSE ,49 URBAN HIGH 2,8% 4,4% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 13 Selong 0 FALSE ,06 URBAN LOW 11,3% 6,7% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 14 Labuhan haji 0 FALSE ,80 URBAN MEDIUM 3,6% 4,6% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 15 Pringgabaya 0 FALSE ,00 URBAN MEDIUM 7,2% 8,5% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 16 Suela 0 FALSE ,05 URBAN LOW 3,4% 3,5% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 17 Aikmel 0 FALSE TRUE ,53 URBAN HIGH 4,2% 8,2% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 18 Wanasaba 0 FALSE TRUE ,10 URBAN MEDIUM 4,4% 5,5% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 19 Sembalun 0 FALSE TRUE ,98 PERI-URBAN 3,4% 1,7% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek Penanganan Jangka Pendek CONT-KEMAMPUAN BAYAR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penanganan Jangka Menengah - Panjang 20 Sambelia 0 FALSE TRUE ,41 URBAN LOW 4,6% 3,2% CONTINUE SELECTION CONTINUE SELECTION Penanganan Jangka Pendek CONTINUE SELECTION CONT- KUALITAS AIR CONT-KEMAMPUAN BAYAR Penannganan Jangka Menengah Total Jumlah Penduduk Kota Bukittinggi ####### 6.965,9 100,0% 100,0%

142

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Pemerintah Kabupaten Lombok Timur BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2011 KATA PENGANTAR Buku Putih Sanitasi Kabupaten (BPS) disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA Kabupaten Lombok Timur sebagai bagian dari kabupaten yang ada di Pulau Lombok terletak pada 116º 117º Bujur Timur dan 8º 9º Lintang Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN 3.1. Kondisi Umum sanitasi Kabupaten Sektor sanitasi di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Tidak

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012) 4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

Lombok Timur Dalam Data

Lombok Timur Dalam Data Lombok Timur Dalam Data 2016 1 GEOGRAFI Lombok Timur Kabupaten Terluas di Pulau Lombok. Luas Daratan Lombok Timur Mencapai 33,88 Persen Dari Luas Pulau Lombok. Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kependudukan di Kabupaten Pohuwato sampai saat ini menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 30% penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS), baik langsung maupun tidak langsung 18,1% diantaranya di perkotaan. Genangan di permukiman dan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Takdir geografis Kabupaten Sleman yang merupakan bagian dari ekologi gunung api aktif Gunung Merapi, dari puncak hingga dataran lereng kaki, menjadikan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) POKJA SANITASI KABUPATEN BERAU Tahun 2011 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi didefinisikan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1 ENABLING AND SUSTAINABILITY ASPECT Aspek-aspek non teknis yang menunjang keberlanjutan program dimaksudkan dalam bagian ini adalah isu-isu

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

Wonogiri, 11 Pebruari 2014

Wonogiri, 11 Pebruari 2014 Wonogiri, 11 Pebruari 2014 luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7 0 32 dan 8 0 15 Lintang Selatan (LS) dan 110 0 41 dan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Pemerintah Kabupaten Pelalawan sejak Tahun 2010 turut mendukung pencapaian

Lebih terperinci