BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR"

Transkripsi

1 Pemerintah Kabupaten Lombok Timur BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2011

2 KATA PENGANTAR Buku Putih Sanitasi Kabupaten (BPS) disusun sebagai bentuk komitmen dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terhadap percepatan pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia. Buku ini merupakan hasil kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dengan lintas sektor Instansi terkait (Dinas PU, Kesehatan, Lingkungan Hidup, Kebersihan dan pertamanan, Pemberdayaan Masyarakat, ESDM dan PDAM) serta di fasilitasi oleh CF Kabupaten dan PF Provinsi dalam program PPSP. Penyusunan buku ini bertujuan untuk mengubah paradigma dalam menangani pengelolaan sanitasi, dari yang selama ini masih lebih bersifat parsial dalam menangani sanitasi, menjadi suatu kegiatan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, sehingga keadaan kondisi sanitasi yang buruk itu selain mungkin dapat dicegah atau diminimalkan, juga risikonya dapat dikurangi atau malah ditiadakan. Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang menjelaskan berbagai realita sanitasi terkini sebagai acuan perencanaan, pendanaan, pelaksanaan dan pengawasan program sanitasi Kota/Kabupaten. Buku Putih ini sebagai dasar bagi penyusunan Strategi sanitasi Kota (SSK). Diharapkan buku ini menjadi pedoman dalam menetapkan program kerja prioritas dan melaksanakan kerja yang berkaitan dengan mandat institusi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kami menyadari bahwa Buku Putih ini masih memiliki banyak kekurangan, karena baru bersifat mengumpulkan dan mengelompokkan berbagai rencana kegiatan dari semua pemangku kepentingan dengan harapan dalam pelaksanaannya mudah untuk dikoordinasikan. Selanjutnya ke depan akan terus disempurnakan agar setiap prioritas aksi diagendakan untuk dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sehingga program percepatan pembangunan sanitasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Terkait dengan penyusunan buku ini, diharapkan agar dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten. Akhirnya saya mengucapkan terimakasih kepada semua Tim Pokja Sanitasi dan pemangku kepentingan yang telah mendukung tersusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten ini. Semoga buku ini dapat menjadi dokumen bersama dan dijadikan referensi dalam pelaksanaan pengurangan kondisi sanitasi yang i

3 buruk, sehingga dapat mewujudkan kondisi sanitasi yang lebih baik dalam satu kerangka menuju tercapainya visi Kabupaten Lombok Timur. Selong, Oktober 2011 ii

4 DAFTAR SINGKATAN APBD APBN Bappeda BLHPM BOD BPMPD BPS CSR CTPS DAK DAS DAU DPPKA EHRA GIS IPAL IPLT MA MCK MDGs PAD PDAM PDRB Perda PHBS PMJK PNPM Pokja Puskesmas Posyandu RPJMD RT RW SD SKPD SMA SMP SPAL TPA TPS WHO : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal : Biological Oxygen Demand : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa : Badan Pusat Statistik : Corporate Social Responsibility : Cuci Tangan Pakai Sabun : Dana Alokasi Khusus : Daerah Aliran Sungai : Dana Alokasi Umum : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset : Environment and Health Risk Assessment : Geographical Information System : Instalasi Pengolahan Air Limbah : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Madrasah Aliyah : Mandi, Cuci dan Kakus : Millennium Development Goals : Pendapatan Asli Daerah : Perusahaan Daerah Air Minum : Produk Domestik Regional Bruto : Peraturan Daerah : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Partisipasi Masyarakat, Jender, dan Kemiskinan : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat : Kelompok Kerja : Pusat Kesehatan Masyarakat : Pos Pelayanan Terpadu : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah : Rukun Tetangga : Rukun Warga : Sekolah Dasar : Satuan Kerja Perangkat Daerah : Sekolah Menengah Atas : Sekolah Menengah Pertama : Sarana Pembuangan Air Limbah : Tempat Pengolahan Akhir : Tempat Penampungan Sementara : World Health Organization iii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR SINGKATAN... iii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR FOTO... xii BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Pengertian Dasar Sanitasi Maksud dan tujuan Metodologi Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kedudukan buku putih Sumber data Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Keuangan Umum Teknis Peran serta swasta dalam layanan sanitasi Pemberdayaan masyarakat dan jender Komunikasi Peraturan perundangan BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN LOMBOK TIMUR Geografis, Iklim dan Fisiografis Geografis Iklim Fisiografi Kabupaten Lombok Timur Administrasi iv

6 2.3. Kependudukan Pendidikan Kesehatan Sosial Perekonomian Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur VISI MISI Institusi dan Organisasi Pemda Tata Ruang Penetapan Fungsi Wilayah Pemakaian lahan BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN Kondisi Umum sanitasi Kabupaten Kesehatan Lingkungan Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Kuantitas dan Kualitas air Limbah Cair Rumah Tangga Limbah Padat (Sampah) Drainase Lingkungan Pencemaran Udara Limbah Industri Limbah Medis Pengelolaan Limbah Cair Landasan Hukum Aspek Institusional Cakupan Pelayanan Aspek Teknis dan Teknologi Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair Permasalahan Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat) Landasan Hukum v

7 Aspek Institusional Cakupan Pelayanan AspekTeknis dan Teknologi Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah Pengelolaan Drainase Landasan Hukum Aspek Institusional Cakupan Pelayanan Aspek Teknis dan Teknologi Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolan Drainase Lingkungan Permasalahan Penyediaan Air Bersih Landasan Hukum Aspek Institusional Cakupan Pelayanan AspekTeknis dan Teknologi Permasalahan Komponen Sanitasi Lainnya Penanganan Limbah Industri Penanganan Limbah Medis Kampanye PHBS Pembiayaan Sanitasi Kabupaten Gambaran Umum Anggaran Trend Kinerja Pendapatan Kabupaten Lombok Timur Realisasi Belanja Sanitasi per SKPD Realisasi Belanja Per Sumber Anggaran Anggaran Santasi Perkapita Arah Pembagunan Kabupaten Lombok Timur vi

8 BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Misi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair SistemTerpusat (Off Site) Sistem SANIMAS Sistem OnSite Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (Limbah Padat) Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum Rencana Kerja PDAM kabupaten Lombok Timur Rencana Peningkatan Kampanye PHBS BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI Area Resiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Sanitasi BAB VI PENUTUP Kesimpulan Rekomendasi LAMPIRAN vii

9 DAFTAR TABEL Tabel 1 Lokasi sample untuk Survey EHRA... 7 Tabel 2 Batas Administrasi Kabupaten Lombok Timur Tabel 3 Rata-hujan di kabupaten Lombok Timur Tabel 4 Slope di Kabupaten Lombok Timur Tabel 5 Nama Desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur Tabel 6 Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk kabupaten Lombok Timur 36 Tabel 7 Sarana Pendidikan di Kabupaten Lombok Timur Tahun Tabel 8 Sarana kesehatan di Kabupaten Lombok Timur Tabel 9 Sebaran Sarana Kesehatan per Kecamatan Tahun Tabel 10 Tenaga Kesehatan Tahun 2010 di Kabupten Lombok Timur Tabel 11 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tabel 12 Uraian Tugas dan Fungsi SKPD yang terlibat dalam penanganan sanitasi Tabel 13 Persentase lahan di Kabupaten Lombok Timur Tabel 14 Luas Masing-masing Lahan di Kab. Lombok Timur Tabel 15 Tabel Luas Lahan per Kecamatan di Kab. Lombok Timur Tabel 16 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kab. Lombok Timur Tabel 17 Jumlah Mata air per Kecamatan Tahun Tabel 18 Sumber mata air (gravitasi) yang digunakan oleh PDAM Tabel 19 Produksi, Distribusi, Penjualan dan Tingkat Kebocoran Air PDAM Tabel 20 Data Sarana pengangkutan Limbah Cair Tabel 21 Volume Sampah Tahun Tabel 22 Industri-Industri yang ada di Kabupaten Lombok Timur Tabel 23 Komposisi sampah Kabupaten Lombok Timur Tabel 24 Prasarana dan sarana Kabupaten Lombok Timur Tabel 25 Wilayah Pelayanan Sampah Tabel 26 Perkembangan Akses Air Bersih dari Tahun Tabel 27 Akses Layanan Air Minum Perdesaan Dirinci Tabel 28 Akses Air Minum Perkotaan Dirinci per Desa/Kelurahan Tabel 29 Cakupan layanan air minum PDAM Kab. Lombok Timur tahun Tabel 30 Proyeksi Jumlah Pelanggan PDAM Sampai Tahun Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga ber PHBS Tabel 32 Perkembangan Anggaran Kabupaten Lombok Timur Tabel 33 Perkembangan Pendapatan Tahun Tabel 34 Perkembangan PAD Terhadap Total Pendapatan Tabel 35 Perkembangan Masing-masing Komponen PAD Tabel 36 Perkembangan Dana Perimbangan Tabel 37 Perkembangan Jenis Belanja APBD Tahun Tabel 38 Perkembangan komponen Belanja Langsung Tabel 39 Realisasi Anggaran Sanitasi per SKPD Tahun Tabel 40 Relaisasi Anggaran Sanitasi per Sumber Dana Tabel 41 Persentase Anggaran Sanitasi per Sumber Anggaran Tabel 42 Anggaran Sanitasi Perkapita dari Tahun viii

10 Tabel 43 Visi, Misi, Strategi dan Rencana Pengembangan Sanitasi Tabel 44 Rencana Program Pengelolaan Limbah Cair Dinas PU Tabel 45 Program SANIMAS di Kabupaten Lombok Timur Tabel 46 Rencana Program Pengelolaan Sampah Tabel 47 Program Kegiatan Kantor Kebersihan dan Tata Kota Tabel 48 Rencana Program Pengelolaan Drainase Dinas PU Cipta Karya Tabel 49 Proyeksi Jumlah Pelanggan Sampai Tahun Tabel 50 Proyeksi Kebutuhan Produksi dan Kapasitas Produksi Air Tabel 51 Kebutuhan Kapasitas Produksi Air Per Kecamatan Tabel 52 Sumber Air Baku Yang Diperlukan Untuk Memenuhi Penambahan Kapasitas Produksi Tabel 53 Analisa Resiko dan Mitigasi Tabel 54 Area Beresiko Sanitasi di Kabupaten Lombok Timur Tabel 55 Profil Selaparang Tv Tabel 56 Program Acara Selaparang Tv Tabel 57 Nama Stasiun Radio yang Beroperasi di Kab. Lombok Timur Tabel 58 Stasiun Radio Swasta yang Beroperasi Tabel 59 Nama Media Cetak yang ada di Kab. Lombok Timur ix

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Posisi BPS dan tahapan yang ingin dicapai Gambar 2 Batas Adminitrasi Kabupaten Lombok Timur Gambar 3 Rata-rata curah hujan (mm) di kabupaten Lombok Timur Gambar 4 Rata-rata curah hujan (hari) di kabupaten Lombok Timur Gambar 5 Peta Curan Hujan Pulau Lombok Gambar 6 Morfologi daerah Kabupaten Lombok Timur dari Utara ke Selatan Gambar 7 Pola aliran air daerah Kab. Lombok Timur Gambar 8 Peta Regional Pulau Lombok Gambar 9 Peta Geologi Kabupaten Lombok Timur Gambar 10 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Timur Gambar 11 Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun Gambar 12 Pertumbuhan Penduduk Tahun Gambar 13 Peta Kepadatan Penduduk Gambar 14 Sebaran Kepadatan Permukiman Penduduk Gambar 15 Sarana Pendidikan Per Kecamatan Gambar 16 Sebaran Sarana Kesehatan Per Kecamatan Tahun Gambar 17 Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kab. Lombok Timur Gambar 18 Tenaga Kesehatan Tahun 2010 di Kab. Lombok Timur Gambar 19 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam Perda No 4 tahun Gambar 20 Peta pemakaian lahan di kabupaten Lombok Timur Gambar 21 Persentase Jenis Lahan di kab. Lombok Timur Gambar 22 Persentase Kebocoran air PDAM Gambar 23 Lokasi Pengambilan sample kualitas air permukaan Gambar 24 Perkembangan Volume Sampah Gambar 25 Struktur Organisasi Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur Gambar 26 Struktur Organisasi Dinas PU Kab. Lombok Timur Gambar 27 Struktur Kelembagaan Sanimas Gambar 28 DSS untuk Pengelolaan Limbah Cair Gambar 29 DSS Pengelolaan Limbah Padat Gambar 30 Peta Jalur Pelayanan Pengangkutan Sampah Gambar 31 DSS untuk Penanganan Drainase Gambar 32 Grafik Prosentase Cakupan pelayanan Sarana Air Minum Gambar 33 Grafik Cakupan Akses Air Minum per Kecamatan Gambar 34 Data pelayanan dan cakupan pelayanan PDAM Selong Gambar 35 Perkembangan Anggaran Tahun Gambar 36 Perkembangan Pendapatan Tahun Gambar 37 Perkembangan PAD Kabupaten Lombok Timur Gambar 38 Perkembangan Masing-masing Komponen PAD Gambar 39 Perkembangan Dana Perimbangan Gambar 40 Persentase Komponen Dana Perimbangan x

12 Gambar 41 Perkembangan APBD Tahun Gambar 42 Jenis Belanja APBD Tahun Gambar 43 Anggaran Sanitasi Tahun Gambar 44 Anggaran Sanitasi per SKPD Tahun Gambar 45 Anggaran Sanitasi per Sumber Anggaran Gambar 46 Persentase Anggaran Sanitasi per Sumber Anggaran Gambar 47 Strategi PDAM Kab. Lombok Timur Dalam Mencapai Tujuan Gambar 48 Skematik Rencana Pengembangan Sumber Air Baku dan Unit Produksi PDAM Kabupaten Lombok Timur Gambar 49 Skematik Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi PDAM Kabupaten Lombok Timur Gambar 50 Kualitas air permukaan Gambar 51 Peta Sebaran Area Resiko Sanitasi xi

13 DAFTAR FOTO Foto 1 Singkapan Batugamping daerah Ekas Foto 2 Rehabilitasi saluran Drainase Kota Foto 3 Kampanye PHBS tentang Sampah di Kabupaten Lombok Timur Foto 4 Kampanye PHBS tentang Lingkungan di Kabupaten Lombok Timur Foto 5 IPAL Komunal di dusun Montong Meong Foto 6 MCK+++ Kegiatan Sanimas di Lingkungan Bermi, Pancor Foto 7 Kali Bendung pada DAS Palung di Kec. Terara sebagai saluran pembuangan Limbah Cair Foto 8 Kali Kermit pada DAS Palung di Kec.Terara yang dijadikan saluran pembuangan Limbah Cair Foto 9 Bantuan Operasional Truk Sampah dari PT NNT Foto 10 Pengepul Barang Bekas di Kabupaten Lombok Timur xii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur air bersih dan sistem sanitasi, penyediaan rumah dan transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan kota, menjadi penyebab utama timbulnya berbagai masalah di kota-kota negara-negara yang sedang berkembang. (Achmad Nurmadi; 28). Kurang memadainya prasarana lingkungan pada suatu kawasan atau lingkungan hunian dapat menimbulkan permasalahan seperti buruknya kualitas lingkungan permukiman di daerah tersebut, karena pada dasarnya keberadaan prasarana lingkungan merupakan kebutuhan yang paling penting yang secara langsung maupun tidak langsung berimplikasi/berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya prasarana dasar dalam satu unit lingkungan adalah syarat bagi tercipta kenyamanan hunian (Claire, 1973: 178) Menurut Budiharjo (Budiharjo, 1991: 61) permasalahan lingkungan disebabkan oleh dua hal, yaitu prasarana yang ada memang tidak sesuai dengan standar kebutuhan penghuni dan adanya pendapat masyarakat yang menilai bahwa prasarana yang ada di lingkungannya kurang dapat memenuhi kebutuhannya. Tingkat kenyamaman seseorang dalam bertempat tinggal ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan, termasuk juga prasarana lingkungan, karena prasarana lingkungan merupakan kelengkapan fisik dasar suatu lingkungan perumahan. Percik edisi Desember 2005, menjelaskan pencemaran badan air oleh berbagai sebab, khususnya air limbah sudah sangat memprihatinkan. Sebanyak 76,25% dari 52 sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi tercemar berat oleh cemaran organik dan 11 sungaisungai utama tercemar berat oleh unsur amonium. Sungai-sungai utama di perkotaan umumnya tercemar dengan rata-rata yang telah melampaui ambang batas BOD sebanyak 34,48% dan kadar COD sebanyak 51,72%. Sebanyak 32,24% sampel air minum perpipaan dan 54,16% sampel air minum non perpipaan mengandung bakteri Coli. Sanitasi 1

15 lingkungan dalam literatur kesehatan masyarakat (Syahbana, 2003:20) adalah bagian dari kesehatan masyarakat yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk meniadakan atau menguasai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui kegiatan yang ditujukan untuk (i) sanitasi air, (ii) sanitasi makanan, (iii) sistem pembuangan tinja, (iv) sanitasi udara, (v) pengendalian vektor dan roden penakit, (vi) higienitas rumah. Ketika masalah sanitasi muncul di kawasan permukiman padat yang tidak tertata dan tidak ditangani dengan cara yang tidak saniter maka akan mencemari lingkungan sekitar. Tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan sebagai dampak yang diakibatkan oleh berbagai penyakit yang ditularkan dari lingkungan yang tidak sehat. Penanganan dan pengendalian sanitasi akan menjadi semakin kompleks dengan semakin bertambahnya laju pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman perumahan penduduk, menyempitnya lahan yang tersedia untuk perumahan, keterbatasan lahan untuk pembuatan fasilitas sanitasi seperti MCK, cubluk, septic tank dan bidang resapannya serta tidak tersedianya alokasi dana pemerintah untuk penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, hal-hal inilah yang menyebabkan kondisi sanitasi lingkungan semakin memburuk. Dalam pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, Pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan SANIMAS (Sanitasi oleh Masyarakat). Sedangkan di Kabupaten Lombok Timur program tersebut mulai dilakukan sejak tahun Sebuah inisiatif program yang dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman berbasis masyarakat dan juga mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Dengan harapan pada tahun 2015, separuh masyarakat Indonesia memiliki akses untuk memperoleh air minum dan pelayanan prasarana air limbah sebagai kebutuhan dasar hidup manusia. Seiring dengan program pemerintah tersebut, di Kabupaten Lombok Timur saat ini sedang dilakukan inisiasi program percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan tahap pertamanya melakukan penyusunan Buku Putih sanitasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat Strategi sanitasi Kota/Kabupaten (SSK). 2

16 Kabupaten Lombok Timur, yang dapat ditempuh dari Kota Mataram sekitar 1,5 jam perjalanan darat, merupakan sebuah kabupaten yang mempunyai luas wilayah dan jumlah penduduk paling tinggi diantara 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk paling padat Kabupaten Lombok Timur mempunyai permasalahan di dalam penyediaan sarana dan prasarana, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Permasalahan penyediaan sarana dan prasarana dikaitkan dengan pengembangan wilayah-wilayah yang dahulu sebuah desa/kelurahan menjadi kecamatan-kecamatan baru hasil pemekaran. Untuk itu perlu diupayakan penataan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kehidupan penduduknya. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Timur terus meningkat, menuntut semakin bertambahnya penyediaan sarana dan prasarana/infrastruktur seperti: jalan, pembukaan lahan-lahan baru untuk perumahan, drainase dan air bersih. Namun dalam hal ini, tidak semua infratruktur dapat dibangun secara optimal mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah. Salah satu infrastruktur tersebut yaitu Sanitasi. Sarana dan prasarana sanitasi hampir di kesampingkan di dalam pengalokasian anggaran daerah, karena masih dianggap sebagai sarana dan prasarana yang tidak memberikan kontribusi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Sebagai sarana dan prasarana yang tidak langsung memberikan kontribusi pendapatan daerah, masalah sanitasi di Kabupaten Lombok Timur masih belum diangggap sebagai prioritas penanganan penyediaan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena pemerintah Kabupaten Lombok Timur mengetahui kebiasaan masyarakatnya dalam membuang hajatnya di sekitar bantaran sungai (Sungai dan di kebon (ada istilah dolbon = modol di kebon). Nampaknya mereka (masyarakat) merasa lebih nyaman melakukan aktifitas buang hajatnya di sungai karena kebiasaan tersebut telah terbangun sejak dahulu sehingga sulit untuk ditinggalkan. Masyarakat masih belum tahu ataukah mereka memang tidak perduli efek samping dari kebiasaan itu. Sejalan dengan perkembangan waktu dan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten Lombok 3

17 Timur tersentuh dan merasa peduli akan penyehatan lingkungan permukiman di wilayahnya, dimana untuk mewujudkan kepeduliannya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah menyatakan minat untuk ikut di dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun Pengertian Dasar Sanitasi Dalam kamus oxford, sanitasi (Sanitation) didefinisikan sebagai suatu kondisi yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya untuk penyediaan air bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sanitasi didefiniskan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Menurut beberapa Ahli dan Organisasi yang terkait dengan sanitasi mengungkapkan beberapa pengertian dasar sanitasi, antara lain: Notoadojo (2003), mendifiniskan Sanitasi sebagai status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Menurut Azwar (1995) dalam Syahputri (2011), Sanitasi dasar didefinisikan sebagai sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah. Lebih lanjut, secara ringkas berdasarkan petunjuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi tahap B diungkapkan bahwa Sanitasi adalah usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah dan sampah secara higienis. Hal ini akan berkontribusi pada kebersihan dan 4

18 lingkungan hidup yang sehat, baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sanitasi berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan individu maupun masyarakat terutama dalam hal penyediaan air bersih dan pembuangan Limbah (cair, padat) Maksud dan tujuan Mengacu ke buku petunjuk Sanitasi tahap B, Buku Putih Sanitasi merupakan suatu hasil analisis terhadap situasi kesehatan lingkungan, gender, keterlibatan sektor swasta, kelembagaan, keuangan dan media. Buku ini sekaligus berisi pemetaan terhadap kondisi layanan sanitasi kota/kabupaten, sebagai dasar penegembangan Strategi Sanitasi di tingkat kota/kabupaten. Oleh karena itu, buku ini menjadi penting untuk disusun oleh semua daerah termasuk kabupaten Lombok Timur. Maksud dari disusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 ini adalah untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang kondisi sebenarnya dari sanitasi Kabupaten Lombok Timur. Sebagai salah satu dokumen, buku ini bisa menjadi database sanitasi kabupaten yang bersifat lengkap, mutakhir, aktual, dan dapat disepakati seluruh stakeholders, termasuk SKPD terkait di tingkat kabupaten. Oleh karena itu, Buku Putih ini dapat menjadi acuan dasar untuk melakukan perencanaan pembangunan di bidang sanitasi di masa depan. Selanjutnya, Buku Putih Sanitasi ini sebagai wujud kerja nyata dari berbagai stakeholders yang terlibat, juga dapat menjadi awal (basic) dimulainya pekerjaan sanitasi di tingkat kabupaten yang lebih terarah, terorientasi dan terintegrasi dengan baik. Sedangkan tujuan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 ini adalah sebagai berikut: a) Memberikan gambaran nyata situasi sanitasi Kabupaten Lombok Timur secara lengkap, menyeluruh yang kedepannya dapat berfungsi sebagai kerangka dasar dan pertimbangan penyusunan rencana pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur. 5

19 b) Dapat dipergunakan oleh semua stakeholders baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Lombok Timur di masa depan. c) Sebagai acuan dasar penetapan kebijakan-kebijakan daerah dalam pengelolaan pembangunan yang berwawasan lingkungan serta dapat juga sebagai titik tolak dalam penyusunan strategi sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) Metodologi Adapun pendekatan dan metodologi yang diterapkan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988). Selain itu juga dilakukan pendekatan secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholders (SKPD terkait, Pokja, Masyarakat, dan Badan Usaha) melalui diskusi, pertemuan/rapat, maupun survey lapangan oleh Tim EHRA untuk memperoleh gambaran kondisi nyata sanitasi di kabupaten Lombok Timur pada masa sekarang. Penyusunan Buku Putih Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: Pengumpulan data, Pengolahan data Analisa data dan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yang dikumpukan berupa data-data terkait dengan sanitasi mulai dari: Letak geografi, kondisi geohidrologi/geologi, kondisi topografi, Data klimatologi, Administrasi, Penduduk, Kesehatan, Sosial, Ekonomi, Data program SKPD terkait dengan Sanitasi, Dokumen Rencana, Renstra SKPD, RPJMD, Regulasi, Laporan Tahunan SKPD, serta Laporan hasil penelitian/pengkajian mengenai sanitasi yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Data yang dikumpulkan umumnya berupa data series 5 (lima) tahun terakhir, sehingga informasi yang diharapkan dapat lebih aktual dan up to date. Data sekunder tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui gambaran kondisi eksisting sanitasi di Kabupaten Lombok Timur, serta sebagai referensi dalam menetapkan kebijakan untuk pengembangan 6

20 prasarana dan sarana sanitasi kedepannya, juga sebagai sebagai suatu indikator yang dapat digunakan alat untuk memberikan penilaian secara cepat terhadap kondisi sanitasi yang ada di lingkup Kabupaten Lombok Timur Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data Primer dalam rangka Penyusunan Buku Putih dilakukan dengan beberapa cara, meliputi: Survey EHRA, Observasi, dan FGD dan Wawancara. Survey EHRA dilaksanakan pada minggu kedua bulan Agustus hingga awal bulan September 2011 dengan lokasi survey terpilih meliputi 15 desa di 7 Kecamatan, Kabupaten Lombok Timur. Lokasi survey tersebut mewakili 150 desa dan 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan metode cluster random sampling berdasarkan persepsi SKPD terhadap 150 desa yang ada. Adapun rincian nama-nama desa lokasi survey EHRA dapat dilihat pada table berikut. Tabel 1 Lokasi sample untuk Survey EHRA Cluster Jumlah yg tidak Jumlah Total Sample Target Kecamatan Diambil Target Desa/Kel (10%) diambil (25%) Kec. Desa. Kec. Desa. Kec. Desa. Cluster Klaster Cluster Keruak, Pringgasela Sepit, Keruak, Jurit, Pengadangan Cluster Aikmel, Selong Cluster Jumlah Terara, Sakra, Masbagik Aikmel Barat, Kalijaga Timur, Selong, Pancor, Kelayu Selatan, Majidi Terara, Rumbuk, Keselet, Masbagik Selatan, Lenek (tambahan) Data yang diperoleh dari survey EHRA ini antara lain: Sumber air, Air limbah domestik, Persampahan, Drainase, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) yang ada dilokasi survey. Data tersebut dapat berupa data kuantitatif yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi eksisting sanitasi yang ada serta pola, perilaku hidup sehat yang berkembang dimasyarakat. Pengumpulan data primer lainnya juga dilakukan dengan cara observasi berupa kunjungan lapangan terhadap beberapa lokasi yang ada di Kabupaten Lombok Timur dengan maksud untuk pendataan 7

21 sanitasi. Adapun observasi yang dilakukan antara lain: Pengamatan kondisi eksisting drainase perkotaan (Kota Selong), IPAL Komunal di dusun Montong Meong kecamatan Labuhan Haji, dll. Selain itu, pengumpulan data primer juga dilakukan dengan cara diskusi terarah (FGD) terkait sanitasi terhadap masyarakat di beberapa lokasi seperti: Labuhan Haji, desa Lendang Nangka (kecamatan Masbagik), desa Suradadi (kecamatan Terara), desa Senyiur (kecamatan Keruak). Data yang terkumpul dari FGD ini berupa data kualitatif sanitasi. Salah satu contoh data yang dikumpulkan dalam FGD tersebut yaitu untuk melihat sejauh mana keterlibatan jender dalam sanitasi baik dalam hal perolehan air bersih, penanganan limbah cair, padat dan keterlibatan mereka dalam penanganan drainase lingkungan dilokasi FGD. Serupa dengan FGD, pengumpulan data primer juga dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap masyarakat mengenai kondisi sanitasi yang ada, dan juga wawancara dengan beberapa instansi yang terlibat dengan penanganan sanitasi, serta wawancara dengan beberapa institusi yang secara langsung melakukan promosi sanitasi melalui media elektronik dan media cetak (Selaparang Tv, dll) Analisa Data Analisa data dilakukan terhadap data-data sekunder dan primer yang dikumpulkan. Data yang ada) kemudian diolah dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Terkait dengan hal tersebut, prosedur analisis data yang digunakan dalam BPS ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pengumpulan data 2) Pengolahan data 3) Tabulasi data 4) Analisa secara kuntitatif dan kualitatif 5) Penyusunan narasi Sebagai tujuan akhir dari analisa data ini yaitu untuk mengetahui area resiko sanitasi baik sebaran, permasalahan, upaya penanganan serta strategi penanganan yang diharapkan agar tepat dengan sasaran yang diharapkan. 8

22 Penyusunan Buku Putih Sanitasi Adapun sistematika penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011, terbagi menjadi 6 (enam) bab dengan uraian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Berisikan latar belakang, pengertian dasar sanitasi, maksud dan tujuan metodelogi yang digunakan dalam penyusunan, Sumber data, Peraturan Perundang-undangan, dan sistematika pembahasan yang digunakan. Bab II Gambaran Umum Kabupaten Lombok Timur Bab ini berisikan gambaran umum kabupaten Lombok Timur meliputi kondisi Geografis, Iklim dan Fisiografis, Administrasi, Kependudukan, Pendidikan, Kesehatan, Sosial, Perekonomian, Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur, Tinjauan Ruang Kabupaten Lombok Timur. Bab III Profil Sanitasi Bab ini menggambarkan Kondisi Umum sanitasi Kota, Pengelolaan Limbah, Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat), Pengelolaan Drainase, Penyediaan Air Bersih, Komponen Sanitasi Lainnya, Pembiayaan Sanitasi Kabupaten Bab IV Indikasi Permasalahan dan Opsi Pengembangan Sanitasi Bab ini berisi mengenai beberapa Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten, Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten, Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair, Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (Limbah Padat), Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan, Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum, Rencana Peningkatan Kampanye PHBS. Bab V Potensi Pengembangan Program Sanitasi Bab ini menjelaskan Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya, Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di 9

23 Area Prioritas, Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi, Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Sanitasi. Bab VI Penutup Bab ini berisikan hasil akhir dari proses penyusunan buku putih dan data sanitasi terakhir yang diperoleh dan merupakan cerminan potret sanitasi kabupaten Lombok Timur yang sesungguhnya, rumusan pedoman dasar yang telah disepakati bersama, penanganan masalah dengan cara yang tepat dan rekomendasi yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pengembangan sanitasi kabupaten Lombok Timur kedepan sehingga kondisi riil yang ada saat ini dapat diperbaiki serta memberikan pelayanan yang menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat kabupaten Lombok Timur Kedudukan buku putih Buku Putih Sanitasi (BPS) ini memuat gambaran kondisi eksisting sanitasi di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: Sumber air, Limbah domestik, Persampahan, Drainase, Perilaku Hidup Besih Sehat (PHBS) di Kabupaten Lombok Timur. Lebih lanjut, BPS ini juga memuat aspekaspek lainnya seperti: Persepsi SKPD terkait dengan sanitasi, Anggaran sanitasi, keterlibatan jender maupun sektor swasta dalam sanitasi. Selain itu, BPS ini juga membahas proyeksi-proyeksi kedepan dari beberapa aspek tersebut. Sebagai contoh, dalam hal sumber air khususnya air bersih, didalam BPS diuraikan mengenai kondisi eksisting kebutuhan masyarakat akan air bersih tersebut, aspek lainnya yang juga secara langsung berpengaruh terhadap penyediaan layanan air bersih oleh SKPD terkait seperti; pertumbuhan penduduk, distribusi, cakupan layanan, dll. Sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai kondisi air bersih yang ada berikut dengan proyeksi-proyeksi kedepaannya. Hal tersebut sangat bermanfaat tidak hanya bagi SKPD terkait namun juga bagi semua pihak yang memiliki kepentingan yang sama untuk dapat menyusun perencanaan-perencanaan seperti: rencana pengelolaan dan pemanfaatan air bersih yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. 10

24 BPS ini juga secara detail merupakan penjabaran dari dokumen RPJM Nasional maupun RPJMD Kabupaten Lombok Timur. Dalam RPJMD, beberapa misi yang ingin dicapai yaitu: tercapainya pemerataan kesehatan, pendidikan, peran jender dan peningkatan kualitas lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan pembahasan yang akan dibahas dalam BPS. Oleh karena itu, BPS ini merupakan penjabaran beberapa misi yang ingin dicapai dalam RPJMD Kabupaten Lombok Timur. Pada tahap berikutnya, BPS ini juga merupakan dokumen dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Lombok Timur. Rencana strategis sanitasi skala kabupaten ini diperlukan untuk memberikan arahan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target yang diharapkan. Target tersebut umumnya cukup jauh untuk dicapai. Suatu usaha untuk mencapai target tersebut memerlukan lompatan besar dari kondisi yang ada sekarang dan boleh dikatakan mustahil dilakukan. Oleh karenanya diperlukan lompatan lompatan kecil melewati beberapa anak tangga dengan catatan bahwa lompatan lompatan tersebut harus terstruktur dengan jelas dan tergambarkan dalam bentuk rencana strategis. Setelah satu anak tangga tercapai, maka posisi anak tangga tersebut mencerminkan situasi sanitasi pada saat tersebut dan pada saat itulah kemungkinan dibutuhkan revisi Buku Putih Sanitasi. Pendekatan tersebut dapat diilustraikan pada gambar dibawah. Gambar 1 Posisi BPS dan tahapan yang ingin dicapai 11

25 1.6. Sumber data Sumber data dalam penyusunan Buku putih Sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2010 ini, mengacu pada sumber data dalam rentang waktu tahun , dan kebijakan pemerintah daerah periode tahun Dengan dasar pertimbangan bahwa Buku Putih Sanitasi ini akan direvisi atau dilakukan pemutakhiran data pada tahun berikutnya. Sumber data yang digunakan ada 2 (dua) jenis, yaitu: Data Primer yang merupakan data hasil pengamatan di lapangan, studi komunikasi, pemetaan media dan hasil survey oleh pokja AMPL-BM menggunakan metode Penaksiran Resiko Kesehatan Lingkungan/Environment Health Risk Assessment (EHRA). Berikutnya adalah Data sekunder yang sumbernya dapat diperoleh dari SKPD terkait berupa: Kebijakan daerah, kelembagaan, Keuangan, Data sanitasi, data teknis, keterlibatan sektor swasta dalam sanitasi, pemberdayaan masyarakat dan jender, serta data komunikasi Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Data ini dapat berasal dari RPJMD, Renstra masing-masing SKPD yang terlibat sanitasi, Peraturan daerah, dll yang isinya mengatur mengenai kebijakan-kebijakan daerah dalam hal sanitasi, pembagian peran kelembagaan/institusi yang terlibat dalam hal sanitasi. Data-data tersebut dapat diperoleh di SKPD terkait seperti: Bappeda, dan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur Keuangan Data-data keuangan ini berupa data keuangan daerah yang meliputi: Gambaran keuangan daerah, trend pendapatan, trend belanja keuangan daerah selama 3-5 tahun terakhir. Lebih lanjut, data-data keuangan ini dapat difokuskan khususnya pada keuangan dari masingmasing SKPD yang terkait dengan sanitasi (Dinas PU Cipta Karya, Dinas Kesehatan, KantorKebersihan dan Tata Kota, BPMLH, BPMPD, Bappeda Kabupaten Lombok Timur. Data-data yang dimaksud dapat diperoleh dari DPPKA kabupaten Lombok Timur maupun dari laporan realisasi anggaran masing-masing SKPD. 12

26 Umum Berupa data-data umum terkait dengan kondisi kabupaten Lombok Timur, berupa: Data klimatologi, Administrasi, Penduduk, Kesehatan, Sosial, Ekonomi, Data program SKPD terkait dengan Sanitasi, Dokumen Rencana, Renstra SKPD, RPJMD, Regulasi, Laporan Tahunan SKPD, serta Laporan hasil penelitian/kajian mengenai sanitasi yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Data-data umum tersebut dapat diperoleh dari masing-masing SKPD, dan BPS kabupaten Lombok Timur Teknis Berupa data-data teknis sanitasi baik kuantitas (volume, sebaran) dan kualitas sanitasi yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Sebagai contoh, data teknis air bersih yang meliputi: ketersediaan air, areal penyebarannya, distribusi serta pemanfaatan sumber air tersebut untuk masyarakat Peran serta swasta dalam layanan sanitasi Peran serta sektor swasta ini berupa data-data mengenai keterlibatan sektor swasta dalam layanan sanitasi, yang meliputi: apakah ada keterlibatan pihak swasta dalam sanitasi, sejauh mana peran dan partisipasi serta mereka dalam layanan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur Pemberdayaan masyarakat dan jender Data ini dapat berupa data-data terkait dengan pemberdayaan masyarakat dan jender dalam program-program sanitasi yang telah dan sedang berlangsung di Kabupaten Lombok Timur. Data-data ini dapat diperoleh melalui BPMPD, Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur Komunikasi Sumber data komunikasi ini diperoleh melalui wawancara dengan beberapa media cetak dan elektronik. Data yang dikumpulkan berupa ada tidaknya dan sejauh mana kegiatan/program promosi sanitasi dilakukan kepada masyarakat. Data ini dapat diperoleh melalui media cetak dan elektronik yang ada di Kabupaten Lombok Timur. 13

27 1.7. Peraturan perundangan Memperhatikan kecenderungan capaian akses sanitasi layak selama ini, Indonesia harus memberikan perhatian khusus kepada peningkatan kualitas infrastruktur sanitasi, selain pencapaian Target 7 MDGs 2015 yaitu guna melaksanaan amanat Pasal 28 H Undang- Undang Dasar Tahun 1945 (bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, negara berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang baik dan sehat) dan amanat Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengamanatkan bahwa Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dari kedua dasar hukum tersebut menunjukkan bahwa peran regulasi telah cukup mendasar untuk mewadahi setiap aktivitas penciptaan lingkungan bersih dan sehat. Namun demikian untuk mendukung kebijakan regulasi yang menyeluruh pemerintah juga telah menetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan sanitasi secara menyeluruh. Beberapa peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian 2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 3) Undang-Undang 7 tahun 2003 tentang Sumber Daya Alam; 4) Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 5) Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 54, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389); 6) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 7) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 8) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4437) sebagaimana telah diubah 14

28 dengan Undang-undang No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4548); 9) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4438); 10) Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 11) Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 12) Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 13) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 14) Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 15) Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 16) Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 17) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4139); 18) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 19) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Air Minum; 20) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 21) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Mutu Air Limbah; 15

29 22) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 23) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 24) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 25) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 26) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Air tanah harus dikelola secara terpadu, menyeluruh dan berwawasan lingkungan hidup); 27) Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrasturktur; 28) Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 29) Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air Pada Sumber-Sumber Air; 30) Peraturan Menteri Kesehatan RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Persyaratan Kualitas Air minum; 31) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM); 32) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 33) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); 16

30 34) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah; 35) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pembinaan Dan Pengawasan Kerja Sama Antar Daerah; 36) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 51/MENLH/ 10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri; 37) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 52/MENLH/10/ 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel; 38) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit; 39) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri; 40) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 41) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perijinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air; 42) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan 43) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan & Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan; 44) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2006 tentang Kebijakan & Strategi Nasional Pengelolaan Air Limbah; 45) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852 Tahun 2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 46) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lombok Timur Tahun ; 17

31 47) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Timur Tahun ; 48) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 08 tahun 2009 tentang percepatan pembangunan di Kabupaten Lombok Timur 49) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 15 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur; 50) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur No. 11 tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. 51) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 16 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran ) Keputusan Bupati Lombok Timur Nomor: /255/PD/2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Kabupaten Pada Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran

32 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN LOMBOK TIMUR 2.1. Geografis, Iklim dan Fisiografis Geografis Kabupaten Lombok Timur sebagai bagian dari kabupaten yang ada di Pulau Lombok terletak pada 116º 117º Bujur Timur dan 8º 9º Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah seperti terlihat pada tabel 2 dan gambar 2 Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur 2.679,99 km 2 yang terdiri dari daratan seluas 1.605,55 Km 2 (59,91 % luas Lombok Timur) dan lautan seluas 1.074,33 Km 2 (40,09 % luas Lombok Timur). Ketinggian topografi di Kabupaten Lombok Timur Cukup bervariasi mulai dari 0 meter diatas permukaan laut (mdpl) yang merupakan dataran pantai dibagian selatan Kabupaten Lombok Timur hingga mdpl yang berupa areal pegunungan (kompleks Rinjani) di bagian utaranya. Sementara Ibu kota Kabupaten Lombok Timur yaitu Kota Selong memiliki ketinggian 148 meter dari permukaan laut. Tabel 2 Batas Administrasi Kabupaten Lombok Timur Sebelah Utara dengan : Laut Bali/Laut Jawa Sebelah Selatan dengan : Samudra Indonesia Sebelah Barat dengan : Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara Sebelah Timur dengan : Selat Alas (Pulau Sumbawa) Sumber: Perda RTRW NTB No. 3 tahun 2010; Raperda RTRW Kab. Lombok Timur

33 Gambar 2 Batas Administrasi Kabupaten Lombok Timur 20

34 Iklim Berdasarkan data statistik dari Badan Meteorologi, temperatur maksimum pada tahun 2001 berkisar antara 30,9 32,1 C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6-24,5 C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan September dan terendah ada bulan November. Sebagai daerah tropis, NTB khususnya Kabupaten Lombok Timur mempunyai rata-rata kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara %. Curah hujan di Kabupaten Lombok Timur umumnya terjadi antara bulan Desember - Maret dengan rata-rata jumlah hari hujan dalam sebulan berkisar antara 7,8 13,8 hari. Sementara rata-rata curah hujan pada bulan Desember Maret yaitu sebesar 89,4 234,7 mm. Fluktuasi hujan baik jumlah hari dan besar curah hujan (mm) pada bulan Desember Maret memiliki angka yang lebih besar dibandingkan dengan bulan lainnya, oleh karena itu, trend fluktuasi curah hujannya memiliki puncak pada bulan-bulan tersebut. Detail dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Bulan Tabel 3 Rata-hujan di kabupaten Lombok Timur Rata-rata curah Hujan (mm) Rata-rata Hujan (hari) Januari 234,7 13,8 Februari 202,8 12,8 Maret 93,9 7,8 April 27,7 2,2 Mei 44 5,5 Juni 7,7 0,3 Juli 2,2 0,5 Agustus 0 0 September 27,2 3 Oktober 29 2,3 November 19,3 2 Desember 89,4 7,8 Sumber: diolah dari data BPS Kab. Lombok Timur (2010) 21

35 Rata-rata curah Hujan (mm) ,7 202, ,9 27,7 44 7,7 2,2 0 89,4 27,229 19,3 Rata-rata curah Hujan (mm) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Gambar 3 Rata-rata curah hujan (mm) di kabupaten Lombok Timur Rata-rata Hujan (hari) ,8 12, ,8 5,5 3 2,2 0,3 0,5 0 2,3 2 7,8 Rata-rata Hujan (hari) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Gambar 4 Rata-rata curah hujan (hari) di kabupaten Lombok Timur Pola curah hujan umumnya konsentris dengan rata-rata curah hujan tertinggi berada di bagian tengah kemudian menurun sekitar 1000 mm/tahun di daerah pantai. Periode curah hujan diatas 100 mm/bulan umumnya terjadi pada bulan November-Februari, sedangkan periode kering dengan curah hujan dibawah 100 mm/bulan terjadi pada bulan Juli-Agustus. 22

36 Gambar 5 Peta Curan Hujan Pulau Lombok (Modifikasi dari Balai Hidrologi NTB, 2006) Fisiografi Kabupaten Lombok Timur Fisiografi merupakan suatu kondisi/keadaan fisik daerah Lombok Timur yang memiliki karakteristik berbeda dengan daerah lain yang didasarkan pada aspek; bentang alam (geomorfologi), litologi, pola struktur geologi maupun geohidrologi daerah yang bersangkutan Geomorfologi Geomorfologi merupakan kajian terhadap roman muka bumi yang meliputi; ukuran, bentuk, pola, relief/ketinggian, slope sebagai cerminan litologi dan proses geologi yang bekerja pada muka bumi yang bersangkutan. Pembagian relief satuan geomorfologi Lombok Timur dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara mengelompokkan daerah penelitian menjadi beberapa kelompok tertentu sesuai dengan pola dan kerapatan kontur. Setelah itu dilakukan perhitungan sudut lereng dan beda tinggi pada setiap kelompok. Perhitungan yang didapat kemudian dibandingkan dengan 23

37 klasifikasi yang ada, antara lain: klasifikasi Van Zuidam (1983) dan Dessaunettes (1972). Morfologi Kabupaten Lombok Timur berupa dataran bergelombang lemah hingga pegunungan dengan elevasi yang bervariasi dari 0 m di daerah pantai hingga m di atas permukaan laut pada daerah pegunungan. Daerah pegunungan di Kabupaten Lombok Timur terletak pada bagian Utara tepatnya pada komplek gunungapi Rinjani, sedangkan daerah Dataran terletak pada bagian Selatan Tenggara Lombok Timur. Oleh karena itu daerah kabupaten Lombok Timur secara morfologi memiliki kenampakan miring kearah Selatan (gambar dibawah ini) Gambar 6 Morfologi daerah Kabupaten Lombok Timur dari Utara ke Selatan Slope Tabel 4 Slope di Kabupaten Lombok Timur Daerah Luas (Ha) Keterangan 0-2 % Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji, Pringgabaya % Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Selong, Sukamulia, Suralaga, Terara, Montong Gading, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Aikmel, Wanasaba, Suela dan Sambelia Paling dominan di Lombok Timur % Suela dan sebagian wilayah Sembalun > 40 % Pegunungan Rinjani di Wilayah Sembalun Sumber: Profil Kab. Lombok Timur (2005) Kabupaten Lombok Timur berdasarkan aspek kajian geomorfologi secara spesifik dapat dipisahkan menjadi 4 satuan, meliputi: Satuan Topografi pegunungan Volkanik, Topografi Bergelombang Kuat 24

38 Denudasional, Topografi Bergelombang Lemah Denudasional dan Topografi dataran fluvial. A. Satuan Topografi pegunungan volkanik Satuan ini terdapat pada bagian utara daerah Lombok Timur dengan luas sekitar Ha (Profil Lombok Timur 2005), yang meliputi daerah sekitar kawasan G. Rinjani dan Sembalun. Satuan ini memiliki beda tinggi 1718 meter dan kemiringan lereng (slope) rata-rata 120%. Satuan ini tersusun atas batuan gunungapi seperti breksi, lava dan tuf dengan genetiknya lebih dikontrol oleh proses volkanik. B. Satuan Topografi bergelombang kuat denudasional Satuan ini terdapat pada bagian Utara-Tengah Kabupaten Lombok Timur (Profil Lombok Timur 2005), yang meliputi daerah sekitar Suela dan sebagian daerah Sembalun. Satuan ini memiliki beda tinggi meter dan kemiringan lereng (slope) rata-rata %. Satuan ini tersusun atas batuan gunungapi seperti breksi, lava dan tuf dengan (Formasi Lekopiko) yang genetiknya lebih dikontrol oleh proses denudasional, hal ini ditunjukkan oleh berkembangnya triangle facet, rill, gulley akibat proses eksogenik yang bekerja berupa weathering (pelapukan), denudasi (penelanjangan) dan surface erotion (erosi permukaan) cukup intensif pada bentukan bentang alam ini. C. Satuan Topografi bergelombang lemah denudasional Satuan ini terdapat pada bagian Tengah-Selatan daerah Lombok Timur (foto II.4) dengan luas sekitar Ha (Profil Lombok Timur 2005), Satuan ini merupakan yang paling dominant di daerah Kabupaten Lombok Timur yang meliputi daerah Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Selong, Sukamulia, Suralaga, Terara, Montong Gading, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Aikmel, Wanasaba, Suela dan Sambelia. Satuan ini memiliki beda tinggi 36 meter dan kemiringan lereng (slope) rata-rata 5 %. Satuan ini tersusun atas batuan gunungapi seperti breksi, lava dan tuf dengan (Formasi Kalipalung) yang genetiknya lebih dikontrol oleh proses denudasional, akibat proses eksogen yang bekerja berupa weathering (pelapukan), denudasi (penelanjangan) dan surface erotion (erosi permukaan) pada bentukan bentang alam tersebut. 25

39 D. Satuan Dataran Fluvial Satuan ini terdapat pada bagian Tenggara daerah Lombok Timur dengan luas sekitar Ha (Profil Lombok Timur 2005), yang meliputi daerah Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji, Pringgabaya. Satuan ini memiliki beda tinggi 1 meter dan kemiringan lereng (slope) rata-rata 0 2 %. Satuan ini tersusun atas endapan lempung bongkah, masih lepaslepas, sebagai produk hasil sedimentasi oleh proses fluvial (sungai) Pola Pengaliran Pola pengaliran adalah hubungan antara satu sungai dengan sungai yang lainnya atau dapat juga diartikan sebagai air permukaan yang mengalir melalui dan membentuk pola-pola pengaliran yang tertentu. Pola pengaliran menurut Thornbury (1954) didefinisikan sebagai penggabungan beberapa individu sungai yang saling berhubungan membentuk suatu pola dalam kesatuan ruang. Sedangkan menurut Van Zuidam (1972) pola aliran didefinisikan sebagai suatu kumpulan jalan-jalan pengaliran di dalam suatu kawasan tanpa memperhatikan apakah jalan-jalan pengaliran itu mempunyai sungai yang permanen atau tidak dan pola sungai sebagai suatu desain yang dibentuk oleh suatu jalan pengaliran tunggal. Pola pengaliran yang ada pada suatu daerah dapat berbeda-beda, yang disebabkan oleh beberapa faktor; jenis dan macam batuan, porositas batuan, resistensi batuan, struktur geologi, kemiringan batuan, iklim maupun vegetasi. Pola pengaliran yang dijumpai di daerah Kabupaten Lombok Timur adalah pola berbentuk Radial dengan arah aliran yang menyebar ke segala arah dengan pusat aliran berada di kawasan G. Rinjani. 26

40 Gambar 7 Pola aliran air daerah Kab. Lombok Timur Stratigrafi Merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang urutan-urutan perlapisan batuan, hubungan antar batuan batuan baik lateral maupun vertikal dalam kaitannya dengan proses pengendapan batuan tersebut. A. Stratigrafi Regional Secara umum Pulau Lombok didominasi oleh batuan gunungapi berupa breksi, lava, tuf yang berumur tersier hingga Kuarter. Sedangkan batuan sedimen Tersier relatif sedikit berupa batugamping dan batupasir. Batugamping tersebar setempat-setempat di bagian selatan Lombok Tengah dan Lombok Timur, dan batupasir (batupasir kuarsa), batulempung yang tersebar merata di bagian selatan Pulau Lombok mulai dari Lombok Barat hingga Lombok Tengah (gambar dibawah ini). 27

41 Gambar 8 Peta Regional Pulau Lombok 28

42 B. Stratigrafi Kabupaten Lombok Timur Stratigrafi daerah Kabupaten Lombok Timur pada dasarnya sama dengan stratigrafi regional yang berkembang di Pulau Lombok yang didominasi oleh batuan gunungapi berupa breksi, lava, tuf yang berumur Tersier hingga Kuarter tersebar pada bagian selatan hingga utara Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan batuan sedimen Tersier tersusun atas batugamping yang tersebar di bagian selatan Kabupaten Lombok Timur mulai dari Ekas sampai Tanjung Ringgit. Sumber: P3G (1994) Gambar 9 Peta Geologi Kabupaten Lombok Timur 29

43 Susunan formasi batuan di Kabupaten Lombok Timur dari yang paling tua ke yang paling muda, antara lain: 1. Formasi Batugamping (Kalkarenit) Tersusun atas batugamping berukuran pasir (kalkarenit) tersebar di bagian paling selatan Kabupaten Lombok Timur seperti Ekas, dan Tanjung Ringgit, formasi ini menempati morfologi bergelombang sedanglemah dengan deskripsi lapangan: warna lapuk; kuning, coklat kemerahan, warna segar; kuning abu-abu cerah, tekstur klastik dengan ukuran butir pasir halus (1/8 mm-1/16 mm), kemas tertutup, struktur massif, agak kompak, komposisi karbonat (dominan) setempat-setempat mengandung fosil moluska dari klas Pelecypoda, impurity berupa kuarsa dan feldsfar dan tuf. Sumber: Sukardiawan (2007) Foto 1 Singkapan Batugamping daerah Ekas 2. Formasi Kalipalung Tersusun atas perselingan breksi dan lava, tersebar di bagian selatan Kabupaten Lombok Timur meliputi Jerowaru, Keruak dan Sakra Barat. Breksi ini memiliki kenampakan; warna lapuk hitam kemerahan, warna segar abu-abu gelap, tekstur klastik, kemas terbuka (matric supported), masif, fragmen tersusun atas andesit berukuran kerikilboulder, matrik tersusun atas fraksi halus berukuran pasir sedang-kasar. Pada fragmen andesit banyak dijumpai struktur vasikuler sebagai cerminan batuan beku volkanik yang kaya akan volatile. 30

44 3. Formasi Kalibabak Tersusun atas breksi dan lava, tersebar di bagian Tengah Kabupaten Lombok Timur, meliputi daerah kecamatan Selong, Sukamulia, Masbagik, Sikur, Terara, Montong Gading dan Pringgasela. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan (selong) dijumpai outcrop berupa breksi formasi Kalibabak kontak dengan tuf (Formasi Lekopiko). Outcrop di kokok Tojang, tersingkap breksi gunungapi Formasi Kalibabak. Breksi ini menunjukkan struktur aliran dengan liniasi berupa material gunungapiberupa bom gunungapi berukuran boulder (>64 mm), breksi memiliki kenampakan warna lapuk abu-abu kecoklatan, warna segar abu-abu segar, tekstur klastik, fragmen tersusun atas boulder berupa bom gunungapi berukuran boulder, matrik berupa pasir, kemas tertutup (grain supported), masif. Hadirnya bom gunungapi pada daerah tersebut menunjukkan kuatnya aktifitas gunungapi hingga banyak materialnya yang terendapkan dan terlitifkasi menjadi batuan-baatuan yang mengisi hampir seluruh Kabupaten Lombok Timur. 4. Formasi Lekopiko Formasi ini tersusun atas batuan gunungapi berupa tuf, Formasi ini tersebar di bagian Tengah Kabupaten Lombok Timur meliputi; Kecamatan Masbagik, Sikur, Terara, Aikmel. 5. Formasi Batuan gunungapi tak terpisahkan Formasi ini tersusun atas batuan gunungapi Kwarter produk G. Rinjani berupa lava, tuf, pumice (batuapung). Formasi ini tersebar di bagian utara Kabupaten Lombok Timur meliputi Kecamatan Sembalun (Sembalun Lawang-Sembalun Bumbung, Sajang). Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan (Sembalun) singkapan (out crop) Lava berupa autoklastic breccia, berlapis ±15 30 cm, banyak kekar (joint) sebagai akibat pendinginan magma, dengan kenampakan berupa; warna lapuk abu-abu coklat kemerahan, warna segar abu-abu cerah, terkstur porfiritik, struktur vasikuler, komposisi kwarsa, feldsfar dan mafic minerals. 31

45 Outcrop di daerah Sajang sebagai bagian dari Formasi ini, dijumpai singkapan pada alur sungai berupa berupa lava dan pada tebing sungainya berupa endapan piroklastik (endapan batuapung). Lava yang dijumpai berupa lava andesit dengan kenampakan lapangan warna lapuk abu-abu gelap, warna segar abu-abu cerah, tekstur Porfiro afanitik, masif, pada permukaan banyak memperlihatkan struktur vasikuler dengan diameter rongga berukuran 2 mm 10 mm, setempat-setempat juga berkembang struktur amigdaloidal dengan mineral pengisi berupa mineral kwarsa. Komposisi mineral berupa kwarsa, feldsfar, piroksen. Pada lava andesit ini juga ditemukan struktru sekunder berupa kekar-kekar (joint) sebagai akibat proses pendinginan pada saat pembentukan lava tersebut. Endapan batuapung (pumice) yang tersingkap di daerah Sajang berupa endapan kurang kompak dengan fragmen banyak tersusun atas batuapung berukuran kerikil (2 4 mm) hingga pebble (4 16 mm), subrounded-subangular. Batuapung memiliki kenampakan warna lapuk putih kuning kemerahan, warna segar putih krem, afanitik, struktur vasikuler, komposisi mineral didominasi oleh glass, ringan. Outcrop yang dijumpai di daerah Sambelia tepatnya pada tebing sungai dijumpai endapan berupa endapan lahar hasil produk gunungapi Rinjani. Dari endapan ini terlihat 6 kali proses sedimentasi berupa perulangan antara breksi, endapan pasir, lanau dan channel berupa konglomerat dan channel pasir. Lanau disini hadir sebagai key bed pada setiap siklus pengendapan endapan tersebut. Endapan tersebut murni merupakan endapan fluvial ditandai dari struktur sedimen yang berkembang, channel-channel, lensa endapan pasir konglomerat maupun pembajian dari masing-masing endapan tersebut Administrasi Secara administatif Kabupaten Lombok Timur terbagi menjadi 20 Kecamatan dan 150 desa (BPS, Kabupaten Lombok Timur, 2010). Jumlah desa tersebut merupakan jumlah desa setelah pemekaran tahun yang sebelumnya berjumlah 109 desa. Kabupaten Lombok Timur secara administrasi berbatasan dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Bali/Jawa Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia 32

46 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Alas Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara 1 Gambar 10 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Timur Akses transportasi berupa infrastruktur jalan secara umum sudah mencakup desa-desa yang ada kabupaten Lombok Timur. Jalan tersebut terbagi menjadi: Jalan Negara sebagai jalan arteri dengan panjang ruas 1 Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat tahun

47 sebesar 48,1 km yang melintasi Pusat kota dari Kecamatan Terara-Sikur- Masbagik, Aikmel, Wanasaba, Pringgabaya dan kecamatan Sambelia. Jalan Provinsi sepanjang 220,56 km melintasi wilayah seperti: Pusat Kota Selong, Labuhan Haji, Sukamulia, Suralaga, Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Keruak, Jerowaru, Sembalun. Jalan Kabupaten memiliki panjang ruas 775,91 km yang melintasi pusat-pusat desa dalam kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Tabel 5 Nama Desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur No Kecamatan Desa/ Kelurahan No Kecamatan Desa/ Kelurahan No Kecamatan Desa/ Kelurahan 1 TANJUNG LUAR 5 KOTARAJA 1 BAGIK PAPAN 2 PIJOT 6 TETEBATU 2 APITAIK SIKUR 3 SELEBUNG KETANGGA 7 KEMBANG KUNING 3 KERUMUT 1 KERUAK 4 SEPIT 8 MONTONG BAAN SELATAN 4 POHGADING 5 KERUAK 5 BATUYANG 15 PRINGGABAYA 6 BATU PUTIK 1 KESIK 6 PRINGGABAYA 7 SENYIUR 2 PAOKMOTONG 13 LABUHAN LOMBOK 3 MASBAGIK SELATAN 14 TEKO 1 BATUNAMPAR 4 MASBAGIK TIMUR 15 POHGADING TIMUR 2 SUKARAJA 9 MASBAGIK 7 MASBAGIK UTARA 16 PRINGGABAYA UTARA 2 JEROWARU 3 JEROWARU 8 DANGER 4 PEMONGKONG 9 LENDANG NANGKA 1 SUELA 5 PANDAN WANGI 10 MASBAGIK UTARA BARU 2 KETANGGA 6 SEKAROH 11 LENDANG NANGKA UTARA 3 SELAPARANG 16 SUELA 4 SUNTALANGU 1 SUANGI 1 REMPUNG 5 SAPIT 2 SAKRA 2 PRINGGASELA 6 PERIGI 3 KABAR 3 JURIT 7 MEKARSARI 10 PRINGGASELA 3 SAKRA 4 RUMBUK 4 PENGADANGAN 5 KESELET 5 AIKDEWA 1 LENEK DAYA 6 SAKRA SELATAN 2 LENEK 7 RUMBUK TIMUR 1 SETANGGOR 3 LENEK LAUQ 2 JANTUK 4 KALIJAGA 1 SUKARARA 3 PADAMARA 8 KEMBANG KERANG 11 SUKAMULIA 2 GUNUNG RAJAK 4 DASAN LEKONG 9 AIKMEL 17 AIKMEL 3 RENSING 5 SUKAMULIA 10 AIKMEL UTARA 4 SAKRA BARAT 4 BUNGTIANG 6 SUKAMULIA TIMUR 11 KALIJAGA SELATAN 5 PENGKELAKMAS 12 KALIJAGA TIMUR 6 BOROK TOYANG 1 ANJANI 13 LENEK BARU 2 TEBABAN 14 KEMBANG KERANG DAYA 1 GELANGGANG 3 KERONGKONG 15 AIKMEL BARAT 2 SURABAYA 12 SURALAGA 4 BAGIK PAYUNG 5 SAKRA TIMUR 3 LEPAK 5 SURALAGA 1 MAMBEN LAUQ 4 GERENENG 6 BAGUK PAYUNG SELATAN 2 MAMBEN DAYA 5 MONTONG TANGI 7 GERUNG PERMAI 18 WANASABA 3 WANASABA 6 MENCEH 4 KARANG BARU 1 DENGGEN 5 BEBIDAS 1 JENGGIK 5 KELAYU JORONG 6 TEMBENG PUTIK 2 RARANG 6 KEMBANG SARI 3 SURADADI 7 MAJIDI 1 SEMBALUN BUMBUNG 4 SANTONG 8 RAKAM 2 SEMBALUN LAWANG 19 SEMBALUN 5 TERARA 13 SELONG 9 PANCOR 3 SAJANG 6 TERARA 6 SUKADANA 10 SEKARTEJA 4 BILOK PETUNG 7 RARANG SELATAN 11 SANDUBAYA 8 LANDO 12 KHUSUS KOTA SELONG 1 SAMBELIA 9 RARANG TENGAH 13 KELAYU SELATAN 2 BELANTING 10 LEMING 14 KELAYU UTARA 20 SAMBELIA 3 OBEL-OBEL 15 DENGGEN TIMUR 4 SUGIAN 1 KILANG 5 LABUHAN PANDAN 2 MONTONG BETOK 1 PENEDA GANDOR 3 PRINGGAJURANG 2 LABUHAN HAJI 7 MONTONG GADING 4 PERIAN 3 TEROS 5 JENGGIK UTARA 4 TANJUNG 6 PESANGGRAHAN 5 SURYA WANGI 14 LABUHAN HAJI 7 PRINGGAJURANG UTARA 6 IJOBALIT Sumber: BPS Kabupaten Lombok Timur (2010) 7 KORLEKO 1 SEMAYA 8 KERTASARI 8 SIKUR 2 SIKUR 9 BANJAR SARI 3 MONTONG BAAN 10 TIRTANADI 4 LOYOK Sumber: BPS Kab. Lombok Timur (2010) 34

48 2.3. Kependudukan Penduduk Kabupaten Lombok Timur menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, dari jiwa pada tahun 2005 menjadi pada tahun 2010 (BPS Kabupaten Lombok Timur, 2010). Gambar 11 Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun Sementara pertumbuhan penduduknya secara umum juga menunjukkan penurunan dari 1,12% pada tahun 2005 menjadi 0,886% pada tahun Pada tahun 2010 ini merupakan pertumbuhan penduduk terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar jiwa yang tersebar di 20 Kecamatan (gambar 13). Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tinggi terdapat di kecamatan: Masbagik, Aikmel, dan Pringgabaya. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan rendah terdapat di kecamatan Sembalun (tabel dibawah). Gambar 12 Pertumbuhan Penduduk Tahun

49 Tabel 6 Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk kabupaten Lombok Timur No. Kecamatan Laki-laki Perempuan 1 KERUAK ,52 40, ,03 2 JEROWARU ,38 142,78 372,47 3 SAKRA ,59 25, ,67 4 SAKRA BARAT ,41 32, ,15 5 SAKRA TIMUR ,38 37, ,45 6 TERARA ,35 41, ,38 7 MONTONG GADING ,18 25, ,35 8 SIKUR ,43 78,27 863,04 9 MASBAGIK ,41 33, ,68 10 PRINGGASELA ,39 134,26 372,85 11 SUKAMULIA ,43 14, ,14 12 SURALAGA ,30 27, ,28 13 SELONG ,43 31, ,18 14 LABUHAN HAJI ,36 49, ,66 15 PRINGGABAYA ,55 136,20 664,82 16 SUELA ,24 115,01 325,55 17 AIKMEL ,40 122,92 755,39 18 WANASABA ,39 55, ,32 19 SEMBALUN ,40 217,08 86,54 20 SAMBELIA ,56 245,22 119,98 JUMLAH , ,55 688,60 Sumber: BPS Kab. Lombok Timur (2010) Jenis Kelamin Total Jumlah Rumah Tangga Rata-Rata ART Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk 36

50 Sumber: Diolah dari data BPS (2010) Gambar 13 Peta Kepadatan Penduduk 37

51 Gambar 14 Sebaran Kepadatan Permukiman Penduduk 38

52 2.4. Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di kabupaten Lombok Timur terdiri dari: TK, SD/MI, SMP/Tsanawiyah, SMA/MA baik negeri maupun swasta. Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 189 buah meliputi: TK Negeri sebanyak 5 buah terdapat di kecamatan Sakra, Sukamulia, Selong, Labuhan Haji dan Pringgabaya. Sementara TK Swasta berjumlah 184 buah yang tersebar di 20 Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur. Jumlah SD yang ada di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 861 buah yang terdiri dari 666 buah SD dan 195 buah MI. Jumlah SMP sederjat sebanyak 287 buah, terdiri dari 92 SMP Negeri dan 195 Tsanawiyah. Jumlah SMA sederajad sebanyak 171 buah, terdiri dari 50 buah SMA, 101 Aliyah dan 20 SMK. Jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 7 Sarana Pendidikan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009 No. KECAMATAN Taman Kanak -kanak SD/MI SMP/Tsanawiyah SMA/Aliyah/SMK Negeri Swasta Jumlah SD MI Jumlah SMP Tsanawiyah Jumlah SMA Aliyah SMK Jumlah 1 Keruak Jerowaru Sakra Sakra Barat Sakra Timur Terara Montong Gading Sikur Masbagik Pringgasela Sukamulia Suralaga Selong Labuhan Haji Pringgabaya Suela Aikmel Wanasaba Sembalun Sambalia Jumlah Sumber: BPS Kab. Lombok Timur (2010) Gambar 15 Sarana Pendidikan Per Kecamatan 39

53 2.5. Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari: Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Polindes dan Posyandu. Rumah Sakit yang ada sebanyak 1 buah yaitu RSUD DR. SOEJONO, Puskesmas sebanyak 29 buah yang tersebar di 20 Kecamatan dengan rata-rata 1-2 puskesmas untuk setiap kecamatan. Jumlah Rumah Sakit dan Puskemas tersebut konstan/tidak ada penambahan dari tahun 2005 hingga tahun Sementara Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada sebanyak 77 buah tahun 2005 dan bertambah menjadi 87 buah pada tahun 2010, untuk Polindes juga menunjukkan perkembangan yang sama dengan Pustu, yaitu mengalami penambahan jumlah dari 107 tahun 2005 menjadi 115 pada tahun 115. Hal serupa juga terjadi pada Posyandu yang tersebar pada setiap desa, RT di Kabupaten Lombok Timur dengan menunjukkan perkembangan jumlah dari buah pada tahun 2005 menjadi pada tahun Tabel 8 Sarana kesehatan di Kabupaten Lombok Timur Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu/Pustu Polindes/Poskesdes Posyandu Total Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur (2010) Distribusi sarana/prasarana kesehatan tersebut secara umum sudah terdapat disemua kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Jumlah (kuantitas) sarananya sangat bergantung dari karakteristik wilayah kecamatan yang dilayaninya. Sebagai contoh, Kecamatan Aikmel yang merupakan salah satu kecamatan dengan jumlah penduduk yang tinggi secara administrasi memiliki jumlah desa terbanyak dengan Rumah tangga yang cukup tinggi, oleh karena itu sarana/prasarna kesehatan yang ada di kecamatan tersebut seperti Puskesmas, Polindes dan Posyandu tentunya berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Detail sebaran sarana/prasarana kesehatan yang ada di masing-masing kecamatan di kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah. 40

54 Tabel 9 Sebaran Sarana Kesehatan per Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan Puskesmas Polindes Posyandu Total Fas_Kesehatan Keruak Sakra Terara Sikur Masbagik Sukamulia Selong Pringgabaya Aikmel Sambelia Montong Gading Pringgasela Suralaga Wanasaba Sembalun Suela Lb. Haji Sakra Timur Sakra Barat Jerowaru Total Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur (2010) Gambar 16 Sebaran Sarana Kesehatan Per Kecamatan Tahun

55 Gambar 17 Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kab. Lombok Timur Selain sarana/prasarana kesehatan faktor pendukung yang sangat penting guna mendukung program kesehatan adalah tenaga/petugas kesehatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2010, tenaga 42

56 kesehatan tersebut berupa: Dokter spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Tenaga Farmasi, Perawat, Bidan, Ahli Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, Teknis Medis dan Fisioterapis. Jumlah dari masing-masing tenaga kesehatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10 Tenaga Kesehatan Tahun 2010 di Kabupten Lombok Timur NO Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur (2010) Rasio terhadap Penduduk 1 Dokter Spesialis 8 0,7 2 Dokter Umum 54 4,6 3 Dokter Gigi 18 1,6 4 Tenaga Farmasi 33 2,62 5 Ahli Gizi 57 4,85 6 Perawat Bidan Ahli Kesehatan Masyarakat 62 3,3 9 Ahli Sanitasi 48 4,3 10 Teknis Medis 58 5,2 11 Fisioterapis 3 0,3 Jumlah Gambar 18 Tenaga Kesehatan Tahun 2010 di Kab. Lombok Timur 43

57 2.6. Sosial Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur umumnya masih mengutamakan kebersamaan dan aspek sosial kemasyarakatan lainnya. Peran serta masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat pada sektorsektor pertanian dan pembangunan fisik lainnya yang didasarkan atas kesadaran pribadi tanpa didasari oleh rasa pamrih, bersifat kebersamaan dan kegotong-royongan (Bappeda kabupaten Lombok Timur, 2002). Secara umum, Kabupaten Lombok Timur merupakan kawasan perdesaan yang didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan (Bappeda Kabupaten Lombok Timur, 2002), oleh karena itu pola penggunaan lahannya berpengaruh terhadap jenis mata pencaharian penduduknya yang sebagian besar bergerak pada sektor-sektor tersebut. Demikian juga dalam hal investasi, masyarakat di wilayah ini lebih cenderung berorientasi pada sektor-sektor primer seperti: pertanian, perkebunan, peternakan dibandingkan dengan sektor perdagangan dan jasa. Pengembangan sektor-sektor tersebut terakumulasi dalam Sub-Sub Wilayah Pengembangan (SSWP), antara lain: SSWP Utara dengan Pusat di Kecamatan Aikmel dan wilayah pendukungnya meliputi: kecamatan Sembalun Pringgabaya, Sambelia, Suela, Wanasaba. SSWP Tengah yang pusatnya berada di Kecamatan Selong dengan wilayah pendukung meliputi: Kecamatan Masbagik Sukamulia, Suralaga, Labuhan Haji, Pringgasela. Sementara SSWP Barat dengan pusat di Kecamatan Terara dan wilayah pendukungnya meliputi: Kecamatan Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Montong Gading dan Sikur Perekonomian Pada Tahun 2009 mata pencaharian penduduk di Kabupaten Lombok Timur sebagian besar dari sektor pertanian (48,80%), selebihnya dari sektor perdagangan (17,15%), Industri dan Pengolahan (13,46%), Jasajasa (8,71%), Angkutan dan Komunikasi (6,03%), Konstruksi (2,80%) dan lain-lain (3,03%). Keadaan ini juga diperlihatkan dari pola penggunaan lahan yang ada, yaitu pemukiman 5,01%, pertanian (sawah, lahan kering, kebun, perkebunan) 48%, hutan 34%: tanah kosong (tandus, keritis) 1%, padang (alang, rumput dan semak) 9%, perairan 0,6%, pertambangan 0,2% dan lainlain penggunaan 5%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan data penduduk 44

58 angkatan kerja menurut lapangan pekerjaan yang digelutinya pada tahun 2009 di Kabupaten Lombok Timur. Tabel 11 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan No. Lapangan Kerja Penduduk Persentase (%) 1 Pertanian, kehutanan ,80 2 Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan ,46 4 Listrik, Gas, dan Air bersih Bangunan/Konstruksi ,80 6 Perdagangan, Hotel & Restoran ,15 7 Pengangkutan dan Komunikasi ,05 8 Bank, Persewaan & Jasa, Lainnya ,03 9 Jasa-jasa ,71 Total ,00 Sumber: BPS Kabupaten Lombok Timur (2009) 2.8. Visi dan Misi Kabupaten Lombok Timur VISI Sebagaimana ditetapkan di dalam Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2009, bahwa Visi pembangunan Kabupaten Lombok Timur tahun , adalah: Mewujudkan masyarakat Lombok Timur yang adil dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan dalam lindungan Allah SWT. Visi tersebut tidak terlepas dari keinginan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk melaksanakan berbagai program dalam rangka mencapai Millenium Development Goals (MDG s) sampai tahun 2015, yaitu: Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, Menyediakan pelayanan pendidikan dasar untuk seluruh penduduk, Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Menurunkan angka kematian anak, Meningkatkan kesehatan ibu, Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, Memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, dan Membangun kemitraan global dalam pembangunan 45

59 Visi Pembangunan Kabupaten Lombok Timur tersebut memiliki makna sebagai berikut: 1) Masyarakat Lombok Timur yang adil dalam kesejahteraan, yakni untuk menciptakan kondisi yang menunjang tercapainya kesejahteraan masyarakat ditegakkan nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab serta diwujudkan penegakan hukum tanpa kecuali dalam kehidupan masyarakat. 2) Masyarakat Lombok Timur yang Sejahtera dalam Keadilan, yakni masyarakat Lombok Timur yang terpenuhi kebutuhan dasarnya baik ekonomi maupun sosial secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Timur tanpa kecuali. 3) Dalam Lindungan Allah SWT. yakni terciptanya keadilan dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan tetap dalam naungan dan lindungan Allah SWT MISI Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menetapkan beberapa misi pembangunan daerah sebagai berikut: a) Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Lombok Timur dan di semua sektor prioritas yaitu sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. b) Mewujudkan pembangunan nyata ekonomi kerakyatan berbasis agriindustri dan bahari yang berwawasan lingkungan. c) Mendorong reformasi birokrasi dengan sungguh-sungguh untuk mencairkan kebekuan birokrasi menuju aparatur yang bersih, berorientasi pada pelayanan publik dan penggunaan anggaran yang pro-publik. d) Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan terhadap anak. e) Menyuguhkan kehidupan beragama dan kehidupan antar kelompok, yang rukun, toleran dan penuh kesejukan dengan tetap memelihara dan mengembangkan budaya dan kearifan lokal. 46

60 f) Menumbuhkan iklim investasi dalam dan luar negeri untuk membuka lapangan kerja yang secara langsung mampu mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. g) Meningkatkan kualitas domokrasi melalui pendidikan politik dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik. Dari beberapa misi tersebut, misi pertama kedua dan keempat memiliki keterkaitan langsung dengan masalah sanitasi. Pada misi pertama, misi tersebut dilaksanakan salah satunya dalam rangka pemerataan pembangunan di bidang kesehatan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang bermuara pada terwujudnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara merata di seluruh wilayah. Sedangkan pada misi kedua, terkandung makna pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan dengan tetap mempertahankan kelestarian daya dukung sumberdaya alam mengingat sebagian besar penduduk menggantungkan mata pencaharian dalam sektor pertanian, perikanan dan kelautan. Misi lainnya yaitu misi keempat Terkait dengan itu bahwa misi ini bertujuan untuk memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dalam pembangunan. Termasuk di dalamnya pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan sanitasi Institusi dan Organisasi Pemda Institusi dan Organisasi Pemda Kabupaten Lombok Timur terdiri atas institusi organisasi di lingkup Sekretariat Daerah, Dinas, Badan dan Kantor-kantor. Sesuai dengan Perda No 4 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur maka institusi dan organisasi Pemda Kabupaten Lombok Timur adalah: a. Sekretariat Daerah, meliputi: 1) Sekretaris Daerah 2) Asisten I Bidang Pemerintahan 3) Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan 4) Asisten III Bidang Administrasi Umum 5) Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan 6) Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM 47

61 7) Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan 8) Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik 9) Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan b. Dinas-Dinas, meliputi: 1) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset 2) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga 3) Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata 4) Dinas Kesehatan 5) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 8) Dinas Pekerjaan Umum 9) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 10) Dinas Energi Sumber Daya Mineral Perindustrian dan Perdagangan 11) Dinas Pertanian dan Peternakan 12) Dinas Kelautan dan Perikanan 13) Dinas Kehutanan dan Perkebunan c. Badan, meliputi: 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 3) Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal 4) Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan 5) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 6) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 7) Badan Kepegawaian dan Diklat 8) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu 9) Badan Ketahanan Pangan 10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah 11) Badan Inspektur Inspektorat 48

62 d. Kantor, meliputi: 1) Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 2) Satuan Polisi Pamong Praja 3) RSUD dr. R. Soedjono Selong 4) Kantor Kebersihan dan Tata Kota Detail mengenai Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada gambar 19. Berdasarkan tentang Uraian Tugas Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur diatas, maka beberapa Dinas/Badan/Kantor tersebut diatas memiliki tugas dan fungsi terkait dengan pengelolaan sanitasi. Beberapa Dinas/Badan/Kantor sebagaimana dimaksud adalah: Dinas Kesehatan, Dinas PU (Subdin Cipta Karya), ESDM dan Perindag, BLHPM, BPMPD, BAPPEDA dan Kantor Kebersihan dan Tata Kota. Detail mengenai uraian tugas dan fungsi masing-masing SKPD tersebut dapat dilihat pada tabel

63 Gambar 19 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam Perda No 4 tahun

64 Tabel 12 Uraian Tugas dan Fungsi SKPD yang terlibat dalam penanganan sanitasi SKPD TUGAS POKOK DAN FUNGSI a) Penyusunan rencana strategis bidang Kesehatan; b) Perumusan kebijakan teknis bidang Kesehatan; c) Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, promosi dan DINAS statistik kesehatan; KESEHATAN d) pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Kesehatan; e) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang Kesehatan; f) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kesehatan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya a) Penyusunan rencana strategis bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; b) Perumusan kebijakan teknis bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; c) Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang bina marga, cipta karya, tata ruang, pengairan; DINAS PU d) Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; e) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang Pekerjaan Umum; f) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum; g) Pelaksanaan tugas lain a) Penyusunan Rencana Strategis bidang Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal ; b) Perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal; BLHPM c) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang penanaman modal, pengembangan dan pengendalian dampak lingkungan hidup serta pengelolaan lingkungan hidup; d) Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal; e) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal; f) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan di bidang Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal; g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengas tugas dan fungsinya. a) Penyusunan Rencana Strategis bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; b) Perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; c) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pengembangan ketahanan masyarakat, sosial budaya masyarakat, pengembangan usaha ekonomi desa BPMPD dan teknologi tepat guna serta pembinaan pemerintahan desa; d) Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; e) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; f) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan; BAPPEDA b) Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. a) Penyusunan Kebersihan dan Tata Kota; KANTOR b) Perumusan kebijakan teknis bidang Kebersihan dan Tata Kota; KEBERSIHAN c) Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kebersihan dan Pertamanan, pengelolaan dan pengembangan Tata Kota; DAN TATA d) Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Kebersihan dan Tata Kota; KOTA e) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Kebersihan dan Tata Kota; f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sumber: Perda No. 4 tahun

65 2.10. Tata Ruang Penetapan Fungsi Wilayah Pengembangan fungsi kota-kota di Kabupaten Lombok Timur pada dasarnya tergantung pada hirearkhi kota-kota tersebut, dilihat dari ukuran jumlah penduduknya, ketersedian fasilitas pendukung maupun hierarkhi fungsionalnya. Kota kota yang akan dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama sebagai berikut: Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu Sebagai simpul jasa penghubung, yang mencakup kegiatan pengumpulan, produksi maupun pemasaran Fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan dominan Selain itu, pengembangan fungsi kota perlu pula mempertimbangkan adanya sektor strategis pada kota dan wilayah pelayanannya. Sektor-sektor yang dipandang strategis pengembanganya dikabupaten Lombok Timur telah diidentifikasi dan kepentingan penataan ruangnya telah dirumuskan ukuran jumlah penduduk seyogyanya sesuai dengan hierarkhi fungsional kota tersebut. Hasil analisis terhadap kelengkapan fasilitas perkotaan yang telah ada (eksisting) mengindikasikan berbagai kota sebagai berikut: Pusat pemasaran dan perdagangan serta jasa Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat kegiatan industri Pusat kegiatan pariwisata Pusat kegiatan sosial Pusat kegiatan pendidikan Adanya penetapan hierarkhi wilayah perkotaan seperti diatas maka selanjutnya direncanakan penetapan fungsi perkotaan, yaitu sebagai berikut: 1. Kawasan perkotaan ibukota kabupaten Kawasan ini mempunyai fungsi sebagai pusat pemerintah tingkat lokal, pusat perdagangan, pengumpul dan distribusi komoditi pertanian, pusat pendidikan tingkat lokal, pusat industri dan kerajinan industri kecil/home industri 2. Kawasan perkotaan pusat SSWP mempunyai fungsi yaitu: Sebagai pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya dan Sebagai pusat pelayanan umum. 52

66 Berdasarkan penetapan fungsi tersebut, maka untuk wilayah perkotaan di wilayah Kabupaten Lombok Timur dipaparkan sebagai berikut: 1) Kecamatan Selong Pusat perhubungan dan komunikasi Pusat pemerintahan Pusat kegiatan sosial Pusat kegiatan pendidikan tinggi keagamaan Pusat pelayanan transportasi skala regional 2) Kecamatan Masbagik Pusat perdagangan dan Jasa skala regional Pusat distribusi barang dan jasa Pusat pengembangan home industry Potensi sumber daya air 3) Kecamatan Terara Pusat pemerintahan lokal Pusat pengembangan home industry Pusat pertanian tanaman tahunan dan semusim 4) Kecamatan Aikmel Pusat pemerintahan lokal Pusat perniagaan skala regional Pusat distribusi barang dan jasa Pusat Pengembangan perikanan darat Kawasan Lindung Potensi air besih Pemakaian lahan Berdasarkan guna lahannya, bagian utara yang merupakan bagian hulu DAS mempunyai guna lahan hutan (25%) dan semak belukar (4%). Daerah ini memiliki kemiringan lereng 15 40% dengan elevasi mdpl. Bagian tengah, yang berupa topografi bergelombang lemah dengan kemiringan lereng 2 15%, tata guna lahannya berupa kawasan budidaya seperti sawah (39%), tegalan (18%), kebun (3%), kebun campur (3%) dan permukiman dan lain lain (8%). Sedangkan pada bagian hilirnya mempunyai topografi dataran 53

67 dengan kemiringan lereng 0-2%, tata guna lahanya berupa kebun dan permukiman (Bappeda Kabupaten Lombok Timur, 2002; BPS,2008). Sumber: Bappeda Kabupaten Lombok Timur (2002) Gambar 20 Peta pemakaian lahan di kabupaten Lombok Timur Gambar diatas memperlihatkan bahwa pemakaian lahan di DAS Menanga didominasi oleh area budidaya seperti persawahan dan tegalan yang tersebar di bagian Tengah-Selatan dari DAS Menanga, serta kawasan hutan dan semak yang berada di utara DAS ini. Areal budidaya ini banyak terdapat di daerah kecamatan seperti; Montong Gading, Terara, Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Suralaga, Sukamulia, Aikmel dan Wanasaba tepatnya di sekitar sub DAS Palung- Moyot-Menanga Paok, Aikampat, Belimbing, Geres-Tojang dan Sub DAS Kukusan Tanggik, sementara areal tegalan tersebar di sekitar Kecamatan Suela dan Pringgabaya berada di areal sub DAS Desa, Kesambi dan Legundi-Kurbian. Sedangkan untuk kawasan hutan dan semak (utara) memiliki penyebaran dengan arah Barat Timur mulai dari Kecamatan Montong Gading hingga Sambelia. 54

68 Dari luas area yang tersedia sebanyak hektar berupa tanah sawah sebesar ha (28,39%) dan Tanah Kering sebesar ha (71,61%) pada tahun Luas ini secara umum tidak mengalami perubahan significant dari tahun 2005 hingga tahun 2009 dengan besaran luas sebesar 28% untuk Tanah Sawah dan 72% untuk Tanah Kering. Tabel 13 Persentase lahan di Kabupaten Lombok Timur Uraian Tahun Persentase Jenis lahan/land Type A. Tanah Sawah (Ha) ,39% 28,27% 28,27% 28,23% 28,35% B. Tanah Kering (Ha) ,61% 71,73% 71,73% 71,77% 71,65% Jumlah Total ,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sumber: BPS Kab. Lombok Timur (2010) Gambar 21 Persentase Jenis Lahan di kab. Lombok Timur Lahan sawah tersebut berupa: Sawah Irigasi Teknis, Sawah Irigasi Setengah Teknis, Sawah Irigasi Sederhana PU, Sawah Irigasi Sederhana Non PU dan Sawah Tadah Hujan. Sementara Tanah Kering pemanfaatannya untuk Pekarangan, Tegal/Kebun, Ladang, Padang rumput, Hutan rakyat, Hutan Negara, Perkebunan, Tambak, Kolam/Empang dan lain- 55

69 lain. Detail mengenai luas masing-masing pemakaian lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14 Luas Masing-masing Lahan di Kab. Lombok Timur Jenis lahan/land Type A. Tanah Sawah Sawah Irigasi Teknis Sawah Irigasi Setengah Teknis Sawah Irigasi Sederhana P.U Sawah Irigasi Sederhana Non P.U Sawah Tadah Hujan B. Tanah Kering Pekarangan Tegal/ Kebun Ladang/Huma Padang Rumput/Penggembalaan Sementara Tidak di usahakan Ditanami pohon /Hutan Rakyat Hutan Negara Perkebunan Tambak Kolam/Tebat/Empang Lain-lain Jumlah Total Sumber: BPS Kab. Lombok Timur (2010) Luas lahan (Sawah, Kering) dirinci per kecamatan menunjukkan: lahan sawah paling luas berada di Kecamatan Jerowaru ha (8,36%), sementara luas sawah paling kecil berada di kecamatan Sukamulia 920 ha (2,02%). Luas lahan Kering dengan luasan paling besar berada di Kecamatan Sambelia dengan luas lahan sebesar ha (18,97%) diikuti oleh kecamatan Sembalun dengan luas sebasar ha (17,91%), sementara luas lahan kering paling sedikit berada di kecamatan Sakra Barat 382 ha (0,33%). Detail dapat dilihat pada tabel berikut. 56

70 Tabel 15 Tabel Luas Lahan per Kecamatan di Kab. Lombok Timur No Kecamatan Lahan Sawah (ha) Persen Lahan Kering (ha) Persen Jumlah (ha) Persen 1 KERUAK ,44% ,76% ,52% 2 JEROWARU ,36% ,10% ,89% 3 SAKRA ,57% 429 0,37% ,56% 4 SAKRA BARAT ,26% 382 0,33% ,01% 5 SAKRA TIMUR ,18% 436 0,38% ,31% 6 TERARA ,88% ,27% ,58% 7 MONTONG GADING ,54% 500 0,43% ,60% 8 SIKUR ,18% ,36% ,87% 9 MASBAGIK ,92% ,33% ,07% 10 PRINGGASELA ,19% ,41% ,36% 11 SUKAMULIA 920 2,02% 529 0,46% ,90% 12 SURALAGA ,34% 728 0,63% ,68% 13 SELONG ,71% ,68% ,97% 14 LABUHAN HAJI ,94% ,75% ,09% 15 PRINGGABAYA ,27% ,76% ,48% 16 SUELA ,48% ,43% ,16% 17 AIKMEL ,29% ,80% ,66% 18 WANASABA ,07% ,85% ,48% 19 SEMBALUN ,43% ,91% ,52% 20 SAMBELIA ,93% ,97% ,27% JUMLAH ,00% ,00% ,00% Sumber: BPS Kab. Lombok Timur (2010) 57

71 BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN 3.1. Kondisi Umum sanitasi Kabupaten Sektor sanitasi di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Tidak memadainya sanitasi yang baik akan berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan, sehingga yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat miskin. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam upaya pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) Indonesia Tahun Secara umum akses sanitasi dasar masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tergolong masih rendah. Hal ini tentunya berdampak pada masih tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, diare, malaria, Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering menimbulkan KLB di Kabupaten Lombok Timur. Disamping itu akibat dari kurangnya sarana air bersih dan sanitasi, menjadi masalah besar terutama bagi wanita dan anak-anak karena waktunya banyak tersita untuk mengambil air dari jarak yang jauh demi kebutuhan untuk mencuci, memasak dan minum. Sampai tahun 2010 cakupan penduduk yang terlayani air bersih baru mencapai 73,93% dengan sumber air berupa sumur gali, perpipaan, sumur pompa tangan dan penampungan air hujan (PAH). Akses air bersih ini masih dibawah target Nasional yaitu 85%. Akses kepemilikan jamban, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) juga masih rendah. Cakupan rumah tangga yang menggunakan jamban sampai tahun 2010 baru mencapai 62,83%, cakupan SPAL 45,96%, serta rumah tangga yang memiliki TPS 41,02%. Angka capaian ini masih jauh dibawah target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 65% Selain itu sampah di Kabupaten Lombok Timur belum dikelola dengan baik. Hanya sebagian kecil masyarakat yang dapat terlayani dengan mobil pengangkut sampah, sehingga sebagian besar masyarakat membuang sampah di sembarang tempat termasuk disungai, selokan atau drainase. Kondisi ini menyebabkan sungai ataupun drainase tersumbat dan akhirnya mengakibatkan terjadinya genangan ataupun banjir. Disamping itu sungai ataupun drainase juga dijadikan sebagai tempat buang air besar masyarakat. Sehingga sebagian besar sungai ataupun drainase yang ada, 58

72 memiliki potensi untuk menyebabkan pencemaran terhadap sumber air masyarakat, bahkan tidak jarang penularan/penyebaran penyakit banyak dipengaruhi oleh air sungai, terutama penyakit diare yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Lombok Timur Kesehatan Lingkungan Isu lingkungan saat ini semakin menjadi perhatian karena besarnya dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat akumulasi beban pencemaran yang tidak dapat terkontrol. Hal ini berakibat pada perubahan iklim yang saat ini dibicarakan dunia climate change. Kondisi ini memiliki korelasi terhadap kejadian penyakit baik yang bersifat modern risk maupun traditional risk serta banyak sektor lainnya. Untuk itu diperlukan tekad Pemerintah untuk mengatasinya secara sungguhsungguh. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan, Pengendalian dampak risiko lingkungan, Pengembangan wilayah sehat. Untuk mengimplementasikan dan mempercepat pencapaian tujuan dari keempat kegiatan pokok tersebut dilakukan dengan pendekatan yang bersifat strategis yaitu melalui penyelenggaraan Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat dan lain-lain melalui penyatuan persepsi dan konsep dalam mencari solusi yang sinergis antara pusat dan daerah serta mengutamakan pemberdayaan masyarakat sebagai motor penggerak pelaksanaan pembangunan. Kondisi kesehatan lingkungan Kabupaten Lombok Timur dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Pelayanan Air Minum Jumlah rumah tangga yang terlayani air minum di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 mencapai 73,93%. Kondisi ini meningkat bila dibandingkan dengan kondisi 4 tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2009 mencapai 69,9%, tahun 2008 mencapai 67,25%, tahun 2007 mencapai 64,42% dan tahun 59

73 2006 mencapai 61,76%. Jika dilihat dari target MDGs (Tahun 2015) sudah melebihi target yang ditetapkan sebesar 67 %. Namun dibandingkan dengan target Nasional 85%, capaian tersebut masih dibawah target. Jenis sarana air minum yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, sebagian besar menggunakan Sumur Gali (SGL) yaitu 46,70% dan hanya 22,53% menggunakan PP (Perpipaan), 0,73% menggunakan SPT (Sumur Pompa Tangan) dan 0,03% menggunakan PAH (Penampungan Air Hujan). 2) Inspeksi Sanitasi Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilaksanakan oleh sanitarian puskesmas tahun 2010 didapatkan bahwa 36,59% sarana air bersih masyarakat memiliki risiko pencemaran rendah, 28,58% risiko pencemaran sedang, 12,47% risiko pencemaran tinggi dan 22,36% memiliki risiko pencemaran amat tinggi. 3) Jamban Keluarga (JAGA) Cakupan Rumah Tangga yang menggunakan Jamban di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 baru mencapai 62,83%. Kondisi ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi 4 tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2006 hanya mencapai 39,41%, tahun 2007 sebesar 42,69%, tahun 2008 mencapai 48,51% dan tahun 2009 mencapai 58,52%. Namun dibanding dengan target MDGs Tahun 2015 masih belum dibawah target sebesar 65%. Untuk meningkatkan akses kepemilikan jamban, di Kabupaten Lombok Timur juga dilakukan dengan gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), khususnya pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Kegiatan ini difasilitasi oleh sanitarian puskesmas dan fasililator kabupaten, bertujuan memberikan pengetahuan, motivasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat Buang Air Besar (BAB) di jamban. Kegiatan ini lebih ditekankan 60

74 kepada bagaimana menggugah kesadaran masyarakat melalui kalimat kalimat yang merujuk pada ajaran agama ataupun alur penularan penyakit yang dapat merugikan masyarakat. Kegiatan ini terbukti cukup efektif dalam mempercepat peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar secara sembarangan. Hasil kegiatan ini adalah tercapainya Open Defecation Free (ODF) yaitu kondisi dimana masyarakat sudah tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan. Sampai tahun 2010, pencapaian kegiatan ini adalah: a) Pemicuan telah dilakukan di 91 desa dan 385 dusun b) Jumlah dusun yang sudah ODF sebanyak 121 dusun c) Jumlah desa ODF sebanyak 18 desa, yaitu: Desa Kalijaga Timur, Rempung, Wanasaba, Jantuk, Mamben Daya, Kembang Kuning, Perian, Rensing, Selebung ketangga, Lendang Nangka, Aikmel, Sukamulia, Paok Pampang, Aikmel Utara, Lenek Pesiraman, Selong, Rarang, Rumbuk. 4) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga Cakupan Rumah Tangga yang menggunakan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) pada tahun 2010 baru mencapai 45,96%. Kondisi ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mencapai 28,72%, tahun 2007 sebesar 30,21%, tahun 2008 sebesar 31,37% serta tahun 2009 mencapai 42,54%. Capaian ini masih dibawah target MDGs tahun 2015 sebesar 65%. 5) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Rumah tangga yang memiliki TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 baru mencapai 41,02%. Kondisi ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi 4 tahun sebelumnya, dimana tahun 2006 mencapai 28,72 kemudian tahun 2007 mencapai 35,76%, tahun 2008 sebesar 36,11% dan tahun 2009 sebesar 39,29%. Namun masih dibawah target MDGs Tahun 2015 sebesar 65 %. 61

75 6) Perumahan Sehat Cakupan rumah sehat di Kabupaten Lombok Timur tahun 2010 mencapai 61,46%. Dibanding dengan kondisi 4 tahun yang lalu, terjadi peningkatan dimana tahun 2006 yang hanya sebesar 54,54%, tahun 2007 sebesar 51,72%, tahun 2008 mencapai 55,02% dan tahun 2009 mencapai 56,67% Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari Angka Kematian dan Angka kesakitan, terutama penyakit menular akibat sanitasi buruk serta kondisi pola hidup masyarakat yang menyangkut sanitasi. Secara umum kesehatan masyarakat Lombok Timur dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2006 adalah 78 per 1000 Kelahiran Hidup, angka ini menurun menjadi 76 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2007 dan turun lagi menjadi 24,3 per 1000 kelahiran hidup tahun Pada tahun 2009, Angka Kematian Bayi ini mengalami penurunan lagi menjadi 19,7 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. 2) Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2008 sebanyak 60,6 per Kelahiran Hidup. Pada tahun 2009, angka ini mengalami peningkatan menjadi 147,5 per Kelahiran Hidup. Sedangkan tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 149 per kelahiran hidup. 3) Kejadian Penyakit Kejadian 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di Kabupaten Lombok Timur, dapat digambarkan seperti pada tabel 15. Dari 62

76 tabel tersebut terlihat bahwa penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi di masyarakat Lombok Timur seperti ISPA, Penyakit kulit, Diare dan Disentri. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan terutama buruknya kualitas lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap timbulnya penyakit di masyarakat Lombok Timur. Berdasarkan hasil survey PHBS tahun 2010, jumlah rumah tangga yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilihat dari 10 indikator PHBS baru mencapai 19,96%. Rendahnya angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Lombok Timur sebagian besar belum menerapkan dan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-harinya. Tabel 16 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kab. Lombok Timur Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur (2011) Kuantitas dan Kualitas air Kuantitas Air (Potensi Sumber Air Baku) Air baku untuk air minum merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap orang, disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan niaga dan industri. Terbatasnya fasilitas dan jangkauan pelayanan air yang dapat diberikan oleh PDAM, menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten 63

77 Lombok Timur belum mendapat layanan air minum sesuai kebutuhan. Sementara ini usaha untuk mendapatkan layanan air minum dilakukan sendiri oleh masyarakat, baik dengan sistem mengalirkan sendiri dari sumber mata air yang ada maupun dengan pemanfaatan air tanah melalui pembuatan sumur-sumur gali, namun demikian usaha ini menjadi kurang optimal baik ditinjau dari segi pemerataan pelayanan maupun intensitas aliran air ke rumah-rumah penduduk, sehingga masyarakat melalui pengurus desa setempat mengajukan proposal untuk penyediaan air minum ke Pemerintah daerah. Hal tersebut menarik perhatian pemerintah daerah untuk membantu masyarakat dalam penyediaan air minum, karena air minum merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat. Pemerataan pelayanan untuk penyediaan air minum terkadang menjadi kendala bagi pemerintah daerah, sebagai contoh misalnya pada desa tertentu meminta pelayanan air minum, namun di desanya tersebut tidak memiliki sumber mata air, sehingga untuk mendapatkan pelayanan air minum, harus diambilkan dari sumber mata air yang terdapat di desa lain. Kejadian tersebut merupakan contoh nyata yang terjadi ditengahtengah kehidupan masyarakat mengingat betapa pentingnya kebutuhan akan air minum. Berbagai pendekatan dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan air minum bagi masyarakat, agar tidak terjadi konflik kepentingan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Mata air mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pemenuhan kebutuhan akan air berbagai sektor. Keberadaannya tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber air minum tetapi beberapa mata air di Kabupaten Lombok Timur digunakan sebagai sumber air irigasi. Keberadaan mata air di Kabupaten Lombok Timur lokasinya tersebar dan hampir dapat dijumpai pada masing-masing Sub Satuan Wilayah Sungai. Mata air tersebut mempunyai sifat, besaran dan karakter yang berbeda tergantung dari lokasi daerah tempat munculnya mata air. Pada lokasi dengan kondisi daerah tangkapan yang kritis, debit aliran mata air cenderung sangat kecil dan bahkan beberapa titik tidak ada aliran, sedangkan pada kondisi daerah tangkapan yang masih alamiah debit aliran cenderung besar dan konstan sepanjang tahun. 64

78 Berikut ini nama-nama mata air yang ada di Kabupaten Lombok Timur pada masing-masing Daerah Aliran Sungai/Sub Daerah Aliran Sungai yang dirinci per kecamatan (tabel dibawah). Sementara detail mengenai karakteristik mata air, meliputi: Nama sumber mata air, lokasi, debit air dan pemanfaatannya dapat dilihat pada halaman lampiran. Tabel 17 Jumlah Mata air per Kecamatan Tahun 2009 No Kecamatan Jumlah Mata Air 1. Selong 8 2. Labuhan Haji Suralaga Masbagik Pringgasela Sikur Montong Gading Suela Sembalun Keruak Sakra Wanasaba Sambelia Pringgabaya Aikmel 25 Jumlah 206 Sumber: Dinas PU Bidang Pengairan Kab. Lombok Timur dan PDAM (2010) 65

79 Tabel 18 Sumber mata air (gravitasi) yang digunakan oleh PDAM Kapasitas Kapasitas Kapasitas Kapasitas No. Nama Sumber Air Sumber (ltr/dtk) Terpasang (ltr/dtk) Produksi (ltr/dtk) Distribusi (ltr/dtk) 1 Otak Kokok 15,0 8,0 8,0 7,5 2 Duren Dua 20,0 10,0 10,0 7,5 3 Tojang 100,0 60,0 60,0 60,0 4 Gamang 20,0 20,0 20,0 15,0 5 Aik Ambung 25,0 10,0 10,0 10,3 6 Mencrit 100,0 60,0 60,0 60,0 7 Teminyak 1,5 1,5 1,0 1,0 8 Mualan 50,0 5,0 5,0 5,0 9 Benyer 15, Lemor 60,0 7,5 7,5 7,5 11 Tirpas 10,0 1,5 1,5 1,5 12 Merobot 10,0 5,0 5,0 3,4 13 Tibubunter 20,0 20,0 16,5 16,5 Sub Jumlah 446,5 208,5 204,5 195,2 14 SPL Sambelia 40,0 10,0 10,0 7,5 Sub Jumlah 40,0 10,0 10,0 7,5 15 Pompa Aikmel 50,0 7,5 7,5 7,5 16 Brangtapen 1 20,0 20,0 20,0 17 Brangtapen 2 70,0 20,0 20,0 20,0 18 Brangtapen 3 20,0 20,0 20,0 Sub Jumlah 120,0 27,5 27,5 27,5 19 Pompa Pancor 10,0 10,0 - - Sub Jumlah 10,0 10,0 - - Jumlah 616,5 256,0 242,0 230,2 50,0 15,0 15,0 Realisasi tahun ,0 257,0 245,2 Kapasitas sumber ,0 m³ Kapasitas terpasang ,0 m³ Kapasitas produksi ,0 m³ Kapasitas distribusi ,4 m³ Sumber: PDAM Kab. Lombok Timur (2009) Selanjutnya, dalam hal penyediaan air bersih oleh PDAM menunjukkan adanya peningkatan produksi, distribusi dan penjulan air bersih setiap tahunnya. Produksi air bersih tahun 2006 sebesar ,60 M 3 meningkat menjadi M 3 pada tahun Berikutnya untuk perkembangan distribusi dan penjualan air bersih juga menunjukkan perkembangan yang sama seperti terlihat pada tabel dibawah. Namun untuk tingkat kebocoran air yang terjadi masih tergolong tinggi, yaitu sekitar 26%. Meskipun secara umum besaran angka 66

80 kebocoran tersebut secara umum mengalami penurunan setiap tahunnya dari 31,67% pada tahun 2006 menjadi 26,91% pada tahun 2010, angka tersebut masih tergolong tinggi dan perlu adanya upaya penanganan lebih lanjut dari PDAM untuk menjaga kuantitas air yang tersedia bagi masyarakat. Tabel 19 Produksi, Distribusi, Penjualan dan Tingkat Kebocoran Air PDAM NO. URAIAN TAHUN OPERASIONAL M³ M³ M³ M³ M³ 1 Produksi , , , , ,00 2 Distribusi , , , , ,87 3 Penjualan , , , , ,00 4 Tingkat Kebocoran , , , , ,87 5 Prosentase Kebocoran 31,67% 29,15% 26,01% 25,11% 26,91% Prosentase Penurunan tiap 2,13% 2,52% 3,14% 0,89% -1,79% Sumber: PDAM Kabupaten Lombok Timur (2011) Gambar 22 Persentase Kebocoran air PDAM Kualitas Air Pengamatan terhadap kualitas air dilakukan terhadap air permukaan di beberapa aliran air sungai DAS Menanga yang meliputi: Sungai Tojang, Belimbing, Gading dan Rutus. Aliran sungai-sungai tersebut secara administrasi membelah beberapa kawasan padat 67

81 penduduk di beberapa kecamatan seperti: Kecamatan Selong, Masbagik, Aikmel dan Kecamatan Terara. Gambar 23 Lokasi Pengambilan sample kualitas air permukaan Pengamatan terhadap kualitas air didasarkan pada komponen berupa: sifak fisik (suhu, DHL), sifak kimia (ph, DO, BOD, COD, kandungan detergen, logam terlarut, dll), sifat biologi (Total coliform dan Ecoli). Pengamatan pada masing-masing sungai dilakukan pada bagian hulu, tengah dan hilir dengan melakukan uji laboratorium terhadap sample air yang diambil kemudian disesuaikan dengan standar mutu baku air minum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Uji laboratorium terhadap kualitas air tersebut dilakukan pada tahun 2008 dan 2010 meliputi 4 (empat) sungai dengan lokasi pengambilan sample air dilakukan pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir dari masing-masing sungai yang dimaksud. Setiap sample tersebut diambil pada musim kemarau dan musim hujan dengan maksud untuk melihat perbandingan hasil kualitas air pada kedua musim tersebut 68

82 sebagai dampak adanya pengaruh significant terhadap supply air permukaan yang masuk ke masing-masing sungai tersebut. Berikut beberapa hasil uji laboratorium terhadap sample air sungai yang dimakud. Hasil uji laboratorium terhadap sample air S. Tojang menunjukkan bahwa sifat fisik dan kimia air menunjukkan kualitas airnya memenuhi standar air dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun untuk sifat biologi (Total Coliform dan Ecoli) pada bagian Tengah S. Tojang baik pada musim kemarau dan musim hujan menunjukkan kadar Ecoli dan Total Coliform yang melebihi standar baku mutu air yaitu MPN/100ml untuk Ecoli dan MPN/100ml untuk Total Coliform. Sementara hasil laboratoriumnya menunjukkan kandungan Ecoli dalam airnya sebesar MPN/100ml dan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml. Berikutnya hasil uji laboratorium pada S. Belimbing menunjukkan bahwa sifat fisik dan kimia air masih memenuhi standar mutu air dalam SNI. Namun untuk kandungan biologinya (Ecoli dan Total Coliform) menunjukkan angka melebihi standar baku air pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir S. Belimbing. Pada bagian Hulu S. Belimbing, kandungan biologi melebihi standar terjadi pada musim kemarau saja dengan kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan Total Coliform sebesar MPN/100ml. Pada bagian Tengah S. Belimbing kandungan biologi melebihi standar terjadi pada kedua musim kemarau dan musim hujan, dimana pada musim kemarau kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan musim hujan sebesar MPN/100ml. Sedangkan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Untuk bagian Hilir S. Belimbing juga menunjukkan hal yang sama, dimana baik pada musim kemarau dan hujan menunjukkan kandungan biologi yang melebihi standar juga. Kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan, sedangkan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. 69

83 Selanjutnya hasi uji laboratorium terhadap S. Gading menunjukkan baik pada musim kemarau dan hujan untuk sifat fisik dan kimia air menunjukkan masih memenuhi standar baku mutu air sesuai metode uji SNI. Namun untuk kandungan biologinya (Ecoli dan Total Coliform) menunjukkan angka melebihi standar baku air pada bagian Hulu, Tengah dan Hilir S. Gading. Pada bagian Hulu S. Gading, kandungan biologi melebihi standar terjadi pada musim hujan saja dengan dengan kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan Total Coliform sebesar MPN/100ml. Pada bagian Tengah S. Gading kandungan biologi melebihi standar terjadi pada kedua musim kemarau dan musim hujan, dimana pada musim kemarau kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml dan musim hujan sebesar MPN/100ml. Sedangkan kandungan Total coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Untuk bagian Hilir S. Gading juga menunjukkan hal yang sama, dimana baik pada musim kemarau dan hujan menunjukkan kandungan biologi yang melebihi standar juga. Kandungan Ecoli sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan, sedangkan kandungan Total Coliform nya sebesar MPN/100ml pada musim kemarau dan MPN/100ml pada musim hujan. Terakhir, hasil pengamatan di sungai Rutus menunjukan bahwa kualitas air di tersebut secara fisik menunjukkan bahwa airnya memenuhi standar baku mutu air yang ditetapkan pemerintah. Secara kimia, secara umum juga menunjukkan memenuhi standar muku yang ditetapkan pemerintah, namun untuk kadar detergent dalam air sungainya melebihi standar baku air yaitu 0,02 mg/l, sementara hasil laboratoriumnya menunjukkan nilai sebesar 0, 13 mg/l (S. Rutus Tengah) dan 0,23 mg/l (S. Rutus hilir). Untuk sifat biologinya berdasarkan kandungan Total Coliform dan Ecoli menunjukkan bahwa kualitas airnya masin berada level memenuhi standar baku kualitas air yang ditetapkan pemerintah. Detail hasil uji laboratorium terhadap sample air pada masingmasing sungai tersebut dapat dilihat pada tabel halaman lampiran. 70

84 Limbah Cair Rumah Tangga Kondisi umum limbah cair rumah tangga (tinja) di kabupaten Lombok Timur belum mendapat perlakuan untuk pengolahan sesuai standar yang berlaku, hal ini disebabkan karena limbah rumah tangga yang dihasilkan umumnya dialirkan di saluran-saluran drainase yang ada disekitar area permukiman. Dalam hal ini, peran pemerintah kabupaten Lombok Timur melalui Kantor Kebersihan dan Tata Kota masih sebatas menyediakan fasilitas jasa untuk penyedotan tinja sesuai peraturan Daerah No. 11 Tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. Limbah hasil penyedotan tersebut kemudian diangkut ke Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT), namun tidak mendapat perlakuan/pengolahan terhadap limbah tersebut disebabkan IPLT tidak berfungsi. Pelayanan terhadap jasa penyedotan tinja di kabupaten Lombok Timur melalui Kantor Kebersihan dan Tata Kota dilakukan dengan kendaran operasional pengangkut limbah cair dengan kapasitas tangki 2,5 m 3. Jumlah kendaraan pengangkut yang tersedia sebanyak 2 buah dengan cakupan pelayanan masih sebatas areal perkotaan dengan rata-rata volume limbah terangkut sebanyak 15 17,5 m 3 perbulannya (tabel dibawah). Tabel 20 Data Sarana pengangkutan Limbah Cair Kapasitas Tangki No Kendaraan Ritasi Penyedotan ( Kali ) ( M 3 Jumlah Perbulan ( M 3 ) ) 1 Kendaran Elf 2, ,5 2 Kendaran Elf 2, ,5 Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur (2011) Limbah Padat (Sampah) Limbah padat (sampah) di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dari 2.584,17 m 3 pada tahun 2005 menjadi 2.763,96 m 3 pada tahun

85 Tabel 21 Volume Sampah Tahun KECAMATAN Volume Sampah pertahun (M3) KERUAK 111,16 113,97 115,48 116,94 118,51 119,75 JEROWARU 119,54 122,55 124,21 125,83 127,52 132,95 SAKRA 123,81 126,47 128,13 129,75 131,49 131,83 SAKRA BARAT 108,93 111,29 112,68 114,02 115,55 117,10 SAKRA TIMUR 95,85 97,93 100,75 103,53 104,92 102,27 TERARA 166,24 169,30 171,43 173,50 175,83 163,71 MONTONG GADING 88,42 90,06 91,32 92,54 93,77 101,51 SIKUR 163,55 166,31 168,47 170,57 172,86 168,88 MASBAGIK 217,62 221,19 224,06 226,85 229,90 234,98 PRINGGASELA 116,20 117,93 119,41 120,86 122,48 125,15 SUKAMULIA 70,86 71,94 72,86 73,75 74,75 75,93 SURALAGA 117,24 119,01 120,56 122,06 123,70 129,85 SELONG 177,16 180,00 182,39 184,72 187,21 206,57 LABUHAN HAJI 122,19 124,17 125,75 127,29 129,01 132,56 PRINGGABAYA 219,56 223,94 226,77 229,52 232,60 226,37 SUELA 89,50 91,30 92,55 93,77 95,03 93,60 AIKMEL 215,58 219,23 221,99 224,68 227,71 232,13 WANASABA 143,93 146,35 148,34 150,27 152,29 148,29 SEMBALUN 43,74 44,47 45,01 45,52 46,13 46,97 SAMBELIA 73,11 75,99 77,07 78,12 79,17 73,56 Total 2.584, , , , , ,96 Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur (2011) Gambar 24 Perkembangan Volume Sampah 72

86 Drainase Lingkungan Menghadapi tantangan kerugian ekonomi yang ditimbulkan setiap tahun akibat genangan air dari sistem drainase yang kurang memadai, pemerintah bertindak cepat dengan memasukkan sistem drainase ke dalam salah satu program Bappenas yaitu Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2009 dengan target pengurangan genangan air di 100 kota/kawasan seluas Ha. Fenomena drainase sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Kerusakan drainase dan minimnya sarana saluran pembuangan air ini merupakan dampak yang dirasakan lebih pada masyarakat menengah kebawah. Ini juga membawa arti bahwa drainase sangat dekat dengan masyarakat miskin. Berbagai persoalan akan muncul jika kebutuhan sarana drainase diabaikan, ketika hujan turun, air akan meninggi menggenangi jalanan, air bersih dapat terkontaminasi dan sarat dengan penyakit, meningkatnya resiko banjir di daerah permukiman. Keluhan demi keluhan dari masyarakat terekam dalam pemberitaan media. Para warga tersebut sibuk dengan aksi protes terhadap kewajiban pemerintah yang menurut mereka sudah seharusnya menjadi tanggung jawab negara atas apa yang terjadi. Budaya masyarakat yang kurang merasa memiliki sarana umum juga menjadi kendala tersendiri. Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai dihuni oleh penduduk. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai. Hal-hal tersebut di atas membawa dampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun, dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, polder-polder, pompa-pompa, pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air ke laut. Beberapa hal yang ditempuh oleh kabupaten Lombok Timur untuk dapat mewujudkan penanganan drainase adalah: a. Membina penyelenggaraan pelayanan prasarana dan sarana drainase untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat 73

87 b. Membina pelaksanaan pembangunan dan mengembangkan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman mendukung pencegahan pencemaran lingkungan c. Mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat yang efektif dan efisien dan bertanggungjawab d. Mendorong terciptanya pengaturan berdasarkan hukum yang dapat diterapkan pemerintah dan masyarakat untuk membangun pengelolaan pembangunan penyehatan lingkungan permukiman e. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan menuju ke arah kemandirian f. Mendorong peran serta aktif masyarakat dalam proses pembangunan prasarana dan sarana drainase g. Mendorong peningkatan peran dunia usaha, perguruan tinggi melalui penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman Pencemaran Udara Secara umum pencemaran udara yang terjadi di kabupaten Lombok Timur masih berada pada ambang batas normal mengingat industri sebagai sumber pencemaran masih sedikit jumlahnya. Berdasarkan pengamatan dari SKPD terkait, sumber-sumber pencemaran udara umumnya berasal dari omprongan (Oven) tembakau mengingat kabupaten Lombok Timur sebagai salah satu produsen tembakau terbesar di Pulau Lombok. Omprongan Tembakau tersebut menggunakan bahan bakar seperti batubara, kayu, serabut sebagai media dalam proses pembakarannya. Lokasi pengambilan sample pencemaran udara dari omprongan tembakau dilakukan di 2 lokasi yaitu: pada bagian tengah kabupaten Lombok Timur yang diwakili oleh Desa Rumbuk, Keselet dan Setanggor, dan pada bagian utara kabupaten Lombok Timur yang diwakili oleh desa Pringgajuran, Sukadana dan Montong Gading. Hasil pengamatan di bagian Tengah kabupaten Lombok Timur menunjukkan hasil sebagai berikut: pengamatan terhadap pencemaran 74

88 udara yang dilakukan di desa Rumbuk sebanyak 3 lokasi, desa Setanggor 1 lokasi, dan desa Keselet sebanyak 1 lokasi. Pengamatan tersebut dilakukan pada komponen-komponen pencemaran udara meliputi; Partikulat (3 µ), Partikulat (5 µ), H2 S O 4, O 2, LEL, CO, SiO 2, dan Suara. Secara umum berdasarkan uji laboratorium terhadap 5 sample di 5 lokasi tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di lokasi tersebut masih berada pada ambang batas normal, namun untuk tingkat kebisingan (pencemaran suara) yang terjadi melebihi ambang batas normal yaitu sebesar db sementara batas normal yang dianjurkan sebesar 55 db. Hal ini terjadi karena adanya pengoperasian peralatan seperti Chain Saw (gergaji mesin) sebagai alat pemotong kayu untuk bahan bakar dalam proses pembakaran pada omprongan tembakau tersebut. Selanjutnya, pengamatan pada bagian utara Kabupaten Lombok Timur dengan lokasi sample di desa Pringgajurang (1 lokasi), Sukadana (2 lokasi) dan Montong gading (1 lokasi) menunjukkan bahwa secara umum kualitas udaranya masih berada pada ambang batas normal. Namun untuk komponen Partikulat (3 µ) menunjukkan angka melebihi ambang batas normal (1 sample di desa Sukadana dan 1 sample di Montong gading) yaitu sebesar 549 mg/m 3 dari 300 mg/m 3 yang dianjurkan. Detail mengenai hasil pengamatan sample pencemaran udara di lokasi-lokasi yang tersebut diatas dapat dilihat pada tabel halaman lampiran Limbah Industri Industri yang ada di Kabupaten Lombok Timur umumnya berupa industri rumah tangga, industri skala kecil dan menengah. Industri-industri tersebut meskipun berskala kecil namun tetap memiliki potensi sebagai agen pencemaran di areal sekitarnya. Berdasarkan data dari Dinas ESDM dan Perindustrian perdagangan Kabupaten Lombok Timur tahun 2010, industri-industri yang memungkinkan sebagai agen pencemaran tersebut berupa: industri pembuatan air Accu, Konveksi, Pencucian kendaraan, Vulkanisir Ban, Cat, Pembuatan Tahu, Tempe, Tembakau Rakyat, Tembakau Garangan, Terasi udang dan Pemotongan hewan. 75

89 Hingga BPS ini disusun, data-data tersebut sebatas jenis industry yang ada serta produktivitasnya, sedangkan data yang menunjukkan besaran, volume, penyebaran limbah industri yang dihasilkan tidak tersedia. Tabel 22 Industri-Industri yang ada di Kabupaten Lombok Timur No. Industri Kapasitas Produksi Limbah 1 Pembuatan air Accu liter 2 Konveksi buah 3 Pencucian kendaraan 232 buah 4 Vulkanisir Ban buah 5 Cat kg 6 Pembuatan Tempe ton 7 Pembuatan Tahu 125 ton Data tidak tersedia 8 Tembakau Rakyat 475 ton 9 Tembakau Garangan 485 ton 10 Terasi udang kg 11 Agro (Pemotongan hewan) 676 ton Sumber: diolah dari data Dinas ESDM dan Perindag. kab. Lombok Timur Limbah Medis Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang melputi limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, Limbah cair klinik yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan lainlain, air limbah laboratorium, dan lainnya. Air buangan domestik maupun limbah klinis umumnya mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi dan dapat dapat diolah melalui pengolahan secara biologis. Sistem pengolahan air limbah terbagi atas bak pengurai anaerob dan aerob dengan menggunakan biofilter tercelup (berisi media dari bahan PVC sheet berbentuk sarang tawon). Dengan aliran dari bawah ke atas. Biofilter berfungsi sebagai pembiakan mikro organism yang akan menguraikan senyawa pelutan yang terkandung di dalam air limbah.adapun Proses pengolahan air limbah adalah sebagai berikut: 76

90 1. Pengolahan pendahuluan Limbah cair yang dihasilkan dari proses kegiatan rumah sakitdikumpulkan kemudian diairkan melalu saluran air limbah, kemudian dialirkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat. Fungsi bak kontrol adalah. Untuk mencegah sampah padat, misalnya plastik,kaleng,kayu Agar tidak masuk kedalam nit pengolahan limbah, serta mencegah padatan yang tidak bias terurai misalnya lumpur, pasir, abu gosok, dan lainnya agar tidak masuk kedalam unit pengolahan limbah. 2. Bak ekualisasi (Tangki Aliran Rata-rata) Aliran yang masuk ke unit ini fluktuatif untuk itu perlu diratarataka. Fungsi utama bak ini adalah menyeragamkan/merata-ratakan aliran ke unit selanjutnya. Selain itu fungsi penunjang lainnya adalah menghindari shock loading yang berlebihan sebagai pengendapan padatan kasar. 3. Proses anaerob Air limbah dari bak ekuasisidialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob terebut polutan organik yang ada didalam air limbah diuraikan oleh mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas metan dan H 2 S. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah dapat diturunkan sampai kira-kira ppm efisiensi pengolahan ± %). Bak pengurai anaerob diisi media biofilter tercelup dengan pola aliran dari bawah keatas (up flow). Air limpasan dari bak pengurai anaerob selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan lanjut, yang terdiri dari beberapa buah ruangan yang berisi media biofilter juga yang terbuat dari bahan PVC bentuk sarang tawon untuk pembiakan mikroorganisme yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada didalam air limbah. 4. Clarifier (pengendapan) Proses ini bertujuan untuk mengendapkan partikel zat-zat organic terlarut yang terbawa/lolos dari proses sebelumnya. Pengendapan zat-zat organik tersebut diendapkan secara gravitasi. Bak ini sebagai bak pengendap awal. 77

91 5. Proses anaerob-aerob Pengolahan ini dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob, biofilter aerob, bak pengendap akhir. Air limpasan dari bak pengendap awal selajutnya dialirkan ke bak kontraktor anaerob dengan arah aliran dari ats ke bawahdan dari bawah keatas. Didalam bak kontraktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan PVC sheet. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan dengan bakteri anaerobic atau facultative aerobic. Air limpasan dari kontraktor anaerob dialirkan ke bak kontraktor aerob yang diisi dengan media dari bahan PVC sheet, sambil diaerasi atau dihembuskan dengan udara yang dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik serta mempercepat proses nitrifikasi sehingga efisiensi penghilangan animinia menjadi lebih besar. Dari bak aerasi dialirkan ke bak pengedap akhir. Didalam bak pengendap akhir ini lumpur aktif yang mengadung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali kebagian bak pengedap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. 6. Proses desinfeksi Air limpasan dari proses anaerob-aerob dialirkan ke bak khlorinasi. Dalam proses ini terjadi penambahan zat desinfektan berupa larutan kaporit/nacl 60% dan pengadukan untuk menghasilkan tekanan osmosis yang kuat dengan mesin pengaduk yang bertujuan untuk mengurangi dan membunuh mikroorganisme pathogen yang ada dalam air limbah Pengelolaan Limbah Cair Saat ini di Kabupaten Lombok Timur sistem sarana dan prasarana pengelolaan limbah cair belum optimal hal ini disebabkan karena belum adanya pola penanganan teknis dari pemerintah dalam menerapkan pengelolaan air limbah. Hal ini juga dikarenakan prilaku masyarakat yang masih memilih pola manual/setempat (on-site system) mengingat potensi lahan yang masih sangat luas, baik di perkotaan ataupun di kawasankawasan pusat perekonomian. Hingga saat ini Kabupaten Lombok Timur belum memiliki Study dan Master Plan mengenai Rencana Pengelolaan Air 78

92 Limbah, sehingga penanganan secara teknis yang tepat guna dan tepat sasaran belum dapat dilakukan. Kondisi saluran pembuangan air limbah masih menggunakan sistem saluran terbuka dan fungsinya saling tumpang tindih dimana sebagai saluran drainase air hujan, jaringan irigasi dan untuk pembuangan air limbah rumah tangga. Tingkat derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lombok Timur masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh departemen kesehatan. Hal ini terjadi akibat kondisi sanitasi yang tidak baik atau banyaknya penyakit yang ditularkan melalui air (water borne diseases), sebagai akibat kondisi kualitas sumber air, baik air permukaan maupun air tanah yang kurang bagus dan kemungkinan ini terjadi juga akibat pencemaran oleh air limbah rumah tangga/permukiman. Mengacu pada kondisi tersebut diatas, maka sangatlah diperlukan perhatian sejak dini terhadap Rencana Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Lombok Timur sebelum permasalahan terhadap kebutuhan semakin meningkat dan semakin sulit dalam penanganan, yang akhirnya akan berdampak negatif baik terhadap kondisi kesehatan masyarakat ataupun terhadap besarnya pembiayaan. Permasalahan yang dihadapi dalam Penanganan Air Limbah di Kabupaten Lombok Timur seperti: Kurangnya perhatian serta sosialisasi peraturan perundang-undangan mengenai sistem pengelolaan air limbah, Belum adanya Study dan Master Plan Sistem Pengelolaan Air Limbah, Kurangnya Sumber dana APBD II, Kebiasaan dan Kesadaran Masyarakat yang masih rendah. Sehingga dalam pengeloalaan air limbah ini perlu dilakukan program dan prioritas pengelolaannya seperti melakukan: 1) Studi dan Master Plan Penataan Pengelolaan Air Limbah pada Wilayah Pengembangan (WP) Lombok Timur Bagian Tengah. 2) Detail Desain Pengelolaan Air Limbah, melalui skala prioritas Tahun Pertama, Tahun ke-2 dan Tahun ke-3. 3) Pelaksanaan Fisik Pengelolaan Air Limbah melalui skala prioritas Tahun Pertama, Tahun ke-2 dan Tahun ke-3. 4) Supervisi Pengelolaan Air Limbah melalui skala prioritas Tahun Pertama, Tahun ke-2 dan Tahun ke-3. 79

93 5) Pemantauan Operasional dan Pemeliharaan secara berkala Pengelolaan Air Limbah Landasan Hukum Secara khusus landasan hukum /legal operasional yang mengatur pengelolaan Limbah cair di Kabupaten Lombok Timur belum tersedia. Namun beberapa pengaturan terkait dengan itu sudah ada, yaitu: 1) Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Lombok Timur; 2) Peraturan Daerah No. 15 tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Lombok Timur; Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur 3) Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. Menurut Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010, retribusi terkait dengan pengelolaan limbah cair diatur pada Bagian Kedelapan tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus. Detail uraian tersebut dapat dilihat pada pasal 30, 31 dan 32. a. Pasal 30 1) Dengan nama Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus dipungut retribusi atas pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus. 2) Objek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. 3) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. b. Pasal 31 1) Subjek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h adalah orang 80

94 pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan Penyedotan Kakus. 2) Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan Penyedotan Kakus. c. Pasal 32 1) Tarif Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 2) Tarif Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali. 3) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. 4) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Selain Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010 terdapat juga Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 yang terkait kepada pengaturan institusional pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur. Meskipun dalam Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 tersebut tidak disebutkan secara spesifik mengenai institusi yang terlibat menangani masalah limbah cair, namun secara makro berdasarkan uraian tugas dan fungsi SKPD disebutkan dalam pasal 12 dan 13 item-item terkait dengan limbah cair. Oleh karena itu, menurut Pasal 12 dan 13 Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008, bahwa institusi formal yang menangani pengelolaan limbah cair adalah Kantor Kebersihan dan Tata Kota dan Dinas PU subdin Cipta Karya. Selanjutnya, belum tersedia secara khusus peraturan yang mengatur pengelolaan limbah cair, menyebabkan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur belum maksimal. Salah satu indikasi ini terlihat dari cara pengelolaannya yang masih dilakukan secara tradisional. 81

95 Limbah cair rumah tangga disalurkan/dibuang begitu saja tanpa diolah lebih dahulu atau disalurkan bercampur dengan limpasan air hujan atau dilepas begitu saja ke tanah. Kondisi ini dalam jangka waktu singkat maupun panjang akan menyebab pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air tanah dan sungai. Keduanya merupakan sumber air utama pada umumnya bagi kebutuhan air rumah tangga Kabupaten Lombok Timur. Kedepan pengaturan pengelolaan air limbah ini menjadi sangat penting keberadaannya mengingat semakin meningkatnya pencemaran lingkungan yang disebabkan kurang terkendalinya pengelolaan limbah cair Aspek Institusional Pada aspek institusional bahwa pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur secara formal dilakukan oleh: 1) Kantor Kebersihan dan Tata Kota 2) Dinas PU Subdin Cipta Karya Tugas dan fungsi dari Kantor Kebersihan dan Tata Kota, serta Dinas PU Subdin Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur tersebut menurut Peraturan Daerah No. 15 tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur disebutkan dalam pasal 12 dan 13 bahwa tugas dan fungsi operator pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur dilakukan oleh Kantor Kebersihan dan Tata Kota, serta Dinas PU Subdin Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur. Menurut Pasal-pasal tersebut uraian tugas dari Kantor Kebersihan dan Tata Kota, serta Dinas PU Subdin Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel 12 halaman 51. Sebagai institusi operator pengelolaan limbah cair Dinas PU dan Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur, memiliki struktur organisasi sebagai berikut, seperti gambar dibawah ini: 82

96 Sumber: Perda No.15 tahun 2009; Perubahan atas Perda No. 4 tahun 2008 Gambar 25 Struktur Organisasi Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur 83

97 Sumber: Perda No.15 tahun 2009; Perubahan atas Perda No. 4 tahun 2008 Gambar 26 Struktur Organisasi Dinas PU Kab. Lombok Timur 84

98 Gambar 27 Struktur Kelembagaan Sanimas 85

99 Berdasarkan kajian kelembagaan yang dilakukan oleh Tim Pokja Sanitasi kabupaten Lombok Timur, maka diketahui peran kelembagaan dari setiap tahapan pengelolaan limbah cair rumah tangga di Kabupaten Lombok Timur, yang digambarkan berdasarkan peta Diagram Sistem Sanitasi (DSS) adalah sebagai berikut: Rumah tangga Rumah tangga Pemda: Dinas PU subdin Cipta Karya dan Kantor Kebersihan dan Tata Kota Masyarakat Pemda: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Pemda: Dinas PU subdin Cipta Karya dan Kantor Kebersih an dan Tata Kota Pemda Dinas PU subdin Cipta Karya dan Kantor Kebersih an dan Tata Kota Gambar 28 DSS untuk Pengelolaan Limbah Cair Mekanisme/sistem dan prosedur pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur sebagaimana disebutkan di atas kebanyakan masih dilakukan secara tradisional dan manual (on-site system). Sebagian besar limbah cair rumah tangga masih dilepas begitu saja ke media lingkungan. Dengan sistem itu, peran rumah tangga dalam pengelolaan limbah cair sebenarnya masih cukup 86

100 tinggi. Disamping itu peran Pemerintah daerah dan swasta sudah mulai terlihat yaitu dengan adanya prasarana dan sarana dan tersedianya jasa penyedotan tinja. Walaupun belum seluruhnya terlayani namun prasarana dan sarana serta jasa penyedotan tinja ini telah berjalan cukup lama di Kabupaten Lombok Timur, khususnya untuk pelayanan permukiman disekitar perkotaan. Hal ini ditandai dengan adanya Peraturan daerah No. 11 tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum yang salah satu diantaranya mengatur tentang retribusi pengelolaan penyedotan tinja di Kabupaten Lombok Timur Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan penanganan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lombok Timur masih sebatas ibu Kota kabupaten beserta wilayah-wilayah disekitarnya, meliputi: Kota Selong, Kecamatan Sukamulia dan Kecamatan Labuhan Haji Aspek Teknis dan Teknologi Secara teknis pengolahan limbah cair yang ada di Kabupaten Lombok Timur tidak mendapat perlakukan khusus dalam pengolahannya. Limbah cair rumah tangga yang dihasilkan umumnya langsung dialirkan ke saluran-saluran drainase yang ada di lokasi permukiman mereka. Oleh karena itu tidak ada aspek teknis maupun teknologi yang diterapkan dalam penanganan limbah cair tersebut Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair Secara umum sistem pengelolaan limbah cair di masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tidak mendapat perlakuan khusus, dimana air limbah rumah tangga yang dihasilkan langsung dialirkan ke saluran saluran drainase yang ada, oleh karena itu peran serta kaum perempuan (jender) kurang significant. Umumnya, bentuk peran serta dan keterlibatan perempuan biasanya berupa pemeliharaan drainase rumah tangga maupun drainase lingkungan. Peran serta ini, tentunya tidak lepas dari tugas dan tanggungjawab mereka sebagai ibu rumah tangga. Oleh karena itu upayaupaya yang dapat mereka lakukan cenderung berupa upaya dalam menjaga kebersihan rumah seperti: membersihkan kamar mandi/toilet, memandikan anak atau pekerjaan yang secara fisik tidak terlalu 87

101 memberatkan perempuan seperti membantu menyediakan konsumsi secara sukarela bagi kaum laki-laki yang bergotong royong dalam pembangunan sarana irigasi, pembuatan sarana MCK di masyarakat Permasalahan Isu dan permasalahan terkait dengan Limbah cair di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: a) Belum dimilikinya Rencana Induk Pengelolaan Air Limbah b) Belum tersedianya parangkat regulasi (Perda) dalam pengaturan pengelolaan Air Limbah c) Kondisi topografi Lombok Timur yang berbukit menyulitkan dalam penyediaan system pengelolaan air limbah d) Rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah e) Pengetahuan masyarakat dan aparat pemerintah tentang pengelolaan air limbah masih rendah f) Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sistem air limbah g) Kurangnya penguatan kapasitas kepada aparatur pemerintah tentang system pengelolaan air limbah h) Keterbatasan lahan untuk penyiapan infrastruktur pengelolaan sistem air limbah, khususnya pada kawasan permukiman padat penduduk i) Belum tersedianya teknologi pengelolaan air limbah yang sesuai dengan topografi kabupaten Lombok Timur j) Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) belum maksimal dalam pengoperasian 3.3. Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat) A. Kondisi pengelolaan persampahan Kabupaten Lombok Timur Secara umum kondisi persampahan di Kabupaten Lombok Timur telah berjalan mengikuti sistem yang diharapkan. Mulai dari pengumpulan sampah (di komplek perumahan, perkantoran, pasar, sekolah, masjid dll), kemudian penampungan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk selanjutnya diangkut oleh petugas ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Cara pembuangan sampah beragam mulai cara yang benar seperti diangkut, dibuat kompos, ditimbun sampai cara yang kurang tepat seperti 88

102 dibuang ke selokan, sembarangan bahkan dibakar. Cara pembuangan sampah yang paling banyak dipilih adalah membakar dan menimbun sampah, terutama bagi rumah tangga di perdesaan. Sementara sampah yang diangkut petugas masih melayani terutama di daerah perkotaan. B. Luas Daerah Pelayanan dan Jumlah Penduduk Yang Terlayani Secara administratif luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah 2.679,88 Km 2 terdiri atas daratan 1.605,55 Km 2 dan lautan seluas 1.074,33 Km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa pada tahun 2010 (BPS Kab. Lombok Timur, 2010). Dari luas wilayah administrasi tersebut, pemerintah Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 20 Kecamatan dan hanya mampu melayani masyarakat yang ada di wilayah perkotaan yang tersebar di beberapa kecamatan antara lain: Kecamatan Selong (Pusat pemerintahan), Labuhan Haji (sebagian) dan Sukamulia (sebagian), dengan jumlah penduduk jiwa. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui kantor Kebersihan dan Tata Kota dengan sarana dan prasarana yang ada hanya mampu melayani wilayah-wilayah tersebut diatas. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Lombok Timur relaif sama dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia yaitu: 1) Belum tersedianya prasarana angkutan yang memadai dengan jumlah ruas jalan, tempat-tempat umum dan wilayah di lingkungan perkotaan yang menuntut pelayanan pemerintah, hal ini disebabkan oleh armada angkutan sampah yang ada jumlahnya masih kecil dan masa pakainya rata-rata di atas 10 tahun. 2) Akibat tidak seluruh sampah yang dihasilkan dapat terangkut, maka masyarakat memperlakukan sampahnya dengan cara membakar dibuang ke sungai/selokan, ditimbun dalam tanah, didaur ulang dan dikomposkan. 3) Dengan bertambahnya areal Taman (Ruang terbuka hijau) di kota selong membutuhkan pemeliharaan khususnya untuk penyiraman pohon yang baru ditanam dan bunga-bunga yang ada. 4) Belum tertatanya pohon-pohon pelindung pemeliharaan lampulampu yang ada, karena belum adanya sarana yang memadai sehingga sangat menganggu pengguna jalan. 89

103 C. Sumber, produksi dan komposisi sampah Sumber sampah adalah permukiman penduduk, pasar, kawasan niaga, perkantoran, pendidikan dan rumah sakit. Sampah organik pada umumnya dihasilkan dari permukiman penduduk, kawasan niaga seperti rumah makan/warung, restoran dan pasar. Sampah non organik lebih banyak bersumber dari kawasan perdagangan, perkantoran dan kawasan pendidikan. Sampah B3 khususnya berasal dari Rumah Sakit, Rumah Bersalin dan Puskesmas selain dari rumah tangga dan bengkel perbaikan alat-alat elektronik. Ada juga jenis sampah spesifik yaitu sampah hasil pembongkaran dan pembangunan rumah/gedung yang perlu penanganan khusus. Volume sampah yang dihasilkan dari wilayah pelayanan di Kota Selong cukup tinggi rata-rata 740 m3/hari dan yang terangkut hanya adalah 148 m 3 /hari atau 11.8 ton/hari atau 20% dari volume sampah yang dihasilkan. Dalam kondisi normal, volume pengangkutan maksimal 250 m 3 /hari atau sekitar 35%. Sedangkan jumlah sampah se-kabupaten Lombok Timur adalah 8.468,47 Ton/hari yang terdiri dari sampah Organik (98,6%), Anorganik (1,09%), kaca/logam dan lain-lain (0,29%). Komposisi sampah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 23 Komposisi sampah Kabupaten Lombok Timur No. Komposisi sampah Jumlah 1 Organik 2 Anorganik (plastik, kertas/kardus) 3 Kaca/logam dan lain-lain Jumlah total 98,6% 1.09% 0,29% 100% Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur (2009) Disamping permasalahan di atas peningkatan jumlah produksi sampah juga disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk akibat dari urbanisasi yang tergolong cukup tinggi, dimana terdapat permukiman baru di beberapa tempat di wilayah Kota Selong dan sekitarnya. 90

104 Kondisi ini dapat menimbulkan suatu masalah yang lebih besar disamping volume sampah yang makin meningkat setiap harinya dan semakin tercemar dengan adanya genangan air limbah akibat sedimentasi yang tidak tertangani. Sampah-sampah yang seharusnya terangkut tertunda pengangkutannya, yang akhirnya akan terjadi penumpukan sampah dalam volume yang berlebihan sehingga menggangu kenyamanan masyarakat bahkan gangguan kesehatan yang berdampak pada munculnya berbagai penyakit berbasis lingkungan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan yang dimiliki Pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan tersebut. Disamping itu luas TPA yang dimiliki 5,9 hektar, sudah tentu tidak akan mampu melayani seluruh wilayah Kabupaten Lombok Timur. Dalam hal pengelolaan persampahan, Pemda telah mempercayakan sepenuhnya pada Kantor Kebersihan dan Tata Kota (KTKK) yang pada dasarnya dibentuk untuk menunjang pembangunan terkait di bidang pengelolaan kebersihan dan penataan keindahan kota yang terprogram dengan skala prioritas yang ditetapkan. Untuk memenuhi keindahan dan aspirasi masyarakat menuju terwujudnya lingkungan yang bersih, indah dan nyaman khususnya pada wilayah perkotaan yang bermuara pada meningkatnya derajat kehidupan masyarakat. Kantor Kebersihan dan Tata Kota membawahi beberapa bagian/seksi yaitu Kasubag TU, Kasi Kebersihan, Kasi Tata Kota dan Kasi Pertamanan. Beberapa program yang dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat antara lain: 1. Program pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan, melaksanakan beberapa kegiatan: Perawatan sarana dan prasarana kebersihan Pengelolaan kebersihan Pendataan dan sosialisasi kebersihan pertamanan 2. Program Pengelolaan Taman Kota Pemeliharaan Taman Kota Pemeliharaan Hutan Kota Pemeliharaan Taman-taman luar kota dan gerbang batas Kabupaten. 91

105 3. Program perencanaan Tata Ruang Kota melaksanakan kegiatan penyusunan rencana teknis ruang kawasan. Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani sampah yang dihasilkan penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan masyarakat serta menciptakan suatu lingkungan yang aman, baik dan sehat. Pada awalnya, pemukiman seperti di perdesaan memiliki kepadatan penduduk yang masih sangat rendah. Secara alami tanah/alam masih dapat mengatasi pembuangan sampah yang dilakukan secara sederhana (gali urug). Makin padat penduduk suatu pemukiman atau kota dengan segala aktivitasnya, sampah tidak dapat lagi diselesaikan di tempat, sampah harus di dibawa keluar dari lingkungan hunian atau lingkungan lainnya. Permasalahan sampah semakin perlu dikelola secara profesional. Saat ini pengelolaaan persampahan menghadapi banyak tekanan terutama akibat semakin besarnya timbunan sampah yang dihasilkan masyarakat baik produsen maupun konsumen. Hal ini semakin berat dengan masih dimilikinya paradigma lama pengelolaan yang mengandalkan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan, yang kesemuanya membutuhkan anggaran yang semakin besar dari waktu ke waktu, yang bila tidak tersedia akan menimbulkan banyak masalah operasional seperti sampah tidak terangkut, fasilitas yang tidak memenuhi syarat, cara pengoperasian fasilitas yang tidak mengikuti teknis. Untuk dapat mengelola sampah permukiman atau kota yang sampahnya semakin banyak dengan masalah yang kompleks, diperlukan adanya suatu sistem pengelolaan yang mencakup lembaga atau institusi yang diperlengkapi dengan peraturan, pembiayaan/pendanaan, peralatan penunjang yang semuanya menjadikan suatu sistem, disamping kesadaran masyarakat yang semakin tinggi. Pada dasarnya pengelolaan sampah di Kabupaten Lombok Timur menggunakan 2 (dua) cara, yaitu pengelolaan/penanganan sampah setempat (individu) dan pengelolaan sampah terpusat. Penanganan setempat adalah penanganan yang dilaksanakan sendiri oleh penghasil sampah dengan menanam dalam galian tanah pekarangan atau dengan membakar. Sedangkan Pengelolaan 92

106 persampahan secara terpusat adalah suatu proses atau kegiatan penanganan sampah yang dikoordinir oleh Kantor Kebersihan dan Tata Kota Lombok Timur di wilayah kota Selong dan sekitarnya. D. Prasarana dan Sarana Operasional Keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten Lombok Timur selain meningkatnya etos kerja para pekerja sampah serta tingkat kepedulian pemerintah Lombok Timur (Kantor Kebersihan dan Tata Kota), juga ditunjang dengan berbagai prasarana dan sarana pendukungnya. Sampai dengan tahun 2008, prasarana dan sarana pendukung operasional persampahan di Kabupaten Lombok Timur terdiri dari: Dump Truck 9 unit, Arm Roll Truck 3 unit, Pick Up 1 unit, mobil tinja 2 unit, mobil tangki air 2 unit, Exavator 1 unit, Buldozer 2 unit, truck engkel 1 unit, bechoe loader 1 unit. Jenis sarana dan prasarana serta kondisi operasional pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 24 Prasarana dan sarana Kabupaten Lombok Timur No. Jenis Sarana dan Prasarana A. Truck sampah: Dump Truck Dump Truck Dump Truck Arm roll Truck engkel Kondisi Rusak berat Rusak ringan Baik Rusak ringan Rusak ringan Jumlah 4 Unit 3 Unit 4 Unit 1 Unit 1 Unit B Mobil Tinja Mobil tangki air Pick up Rusak ringan Rusak ringan Rusak ringan 2 Unit 2 Unit 1 Unit C Bechoe loader Bullduzer Exavator Rusak berat Rusak berat/ringan Rusak berat 1 Unit 2 Unit 1 Unit Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur (2009) Landasan Hukum Landasan operasional untuk pengelolaan Persampahan (Limbah Padat) di Kabupaten Lombok Timur diatur dalam: 93

107 1) Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 2) Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Lombok Timur; 3) Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 14 Desember 2010, terbentuklah SKPD baru yaitu Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur. 4) Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. Menurut Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010, retribusi terkait dengan pengelolaan sampah/limbah padat diatur pada Bagian Kedua tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pasal 12,13 dan 14. Pasal 12: 1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut retribusi atas pelayanan persampahan/kebersihan. 2) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi : a. pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan sementara; b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah. 3) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya. Pasal 13: 1) Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b adalah orang 94

108 pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan Persampahan/ Kebersihan. 2) Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan Persampahan/Kebersihan. Pasal 14: 1) Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf b adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 2) Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali. Selain Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010 terdapat juga Peraturan Daerah No.15 tahun 2009 (Perubahan atas Perda No. 4 tahun 2008) Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Lombok Timur yang terkait kepada pengaturan institusional pengelolaan limbah padat di Kabupaten Lombok Timur, sebagaimana disebutkan pada paragraf 8 tentang Kantor Kebersihatan dan Tata Kota pasal 29A. Adapun tugas dan fungsi Kantor Kebersihan dan Tata Kota pada pasal 29A tersebut, meliputi: 1) Kantor Kebersihan dan Tata Kota mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota. 2) Kantor Kebersihan dan Tata Kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan Kebersihan dan Tata Kota; b. Perumusan kebijakan teknis bidang Kebersihan dan Tata Kota; c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Kebersihan dan Pertamanan, pengelolaan dan pengembangan Tata Kota; 95

109 d. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang Kebersihan dan Tata Kota; e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Kebersihan dan Tata Kota; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3) Rincian tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati Aspek Institusional Institusi yang terlibat dalam penanganan Limbah Padat di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: a) Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur. Dalam hal ini penanganannya dilakukan secara spesifik oleh Subdin Kebersihan sesuai Perda No. 11 tahun 2010 Tentang Retribusi Golongan Jasa Umum (lihat gambar 25 tentang Struktur Organisasi Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur pada halaman 83) b) PD Pasar Selaparang. Lembaga ini didirikan berdasarkan Perda No. 14 tahun 2009 Tentang Pendirian PD Pasar Selaparang dengan wilayah pelayanan khusus di areal pasar kelas/tipe A dan B yang ada di Kabupaten Lombok Timur. c) Swasta yaitu dalam bentuk bantuan langsung peralatan berupa truk pengangkut sampah dari Perusahan PT Newmont Nusa Tenggara kepada Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur. d) Masyarakat, yang dalam hal ini berperan sebagai pengelola sampah di masing-masing wilayahnya yang tidak masuk kedalam wilayah pelayanan Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan kajian kelembagaan yang dilakukan oleh Tim Pokja Sanitasi kabupaten Lombok Timur, maka diketahui peran kelembagaan dari setiap tahapan pengelolaan limbah padat di Kabupaten Lombok 96

110 Timur, yang digambarkan berdasarkan peta Diagram Sistem Sanitasi (DSS) adalah sebagai berikut: PRODUK INPUT A User Interface B Pengumpul an Setempat C Penampung an Sementara D Pengangkut an E Pengolahan Akhir Terpusat E Daur Ulang dan/ Pembuanga n Akhir Sampah Organik Sampah Non Organik Rumah Tangga Kantor Kebersihan dan Tata Kota, BLHPM, PD Selaparang, Masyarakat Kantor Kebersihan dan Tata Kota, BLHPM, PD Selaparang, Pengepul barang bekas, Masyarakat Kantor Kebersih an dan Tata Kota, PD Selapara ng, PT NNT, Pengepul barang bekas Gambar 29 DSS Pengelolaan Limbah Padat Kebersihan dan Tata Kota, Cakupan Pelayanan Secara umum untuk penanganan limbah padat (sampah) di Kabupaten Lombok Timur dilakukan oleh Kantor Kebersihan dan Tata Kota. Namun mengingat wilayah pelayanannya yang cukup luas, untuk itu sementara ini wilayah pelayanannya hanya mencakup wilayah perkotaan saja dan beberapa wilayah disekitarnya yang meliputi: Kota Selong, Kecamatan Sukamulia dan Labuhan Haji, dengan total desa/kelurahan yang dilayani sebanyak 14 desa/kelurahan. 97

111 Hampir Semua rumah Tangga yang dilewati Jalur Pengangkutan Sampah seperti tertera dalam Peta Layanan Pengelolaan Persampahan, memiliki TPS berupa Bin Collection atau wadah lain berupa karung dan kantong pelastik yang ditempatkan dalam Bin Collection tersebut Tabel 25 Wilayah Pelayanan Sampah No Wilayah Pelayanan Jumlah Penduduk Timbunan Sampah/Hari* Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Timur (2011) Persentase Sampah Terangkut Sampah Terangkut (m3) Jumlah TPS (Container dan Bak Komunal) 1 Kembang Sari ,685 40% 5, Majidi ,233 30% 5, Rakam ,915 90% 13, Pancor ,548 90% 35, Sandubaya ,905 70% 9, Khusus Kota Selong ,458 90% 24, Kelayu Selatan ,223 80% 9, kelayu Utara ,818 80% 10, Labuhan Haji ,300 60% 12, Teros ,768 70% 7, Tanjung ,750 60% 7, Korleko ,010 40% 8, Sekarteja ,665 60% 15, Pasar Pancor, Tanjung dan Labuhan Haji 32,000 95% 30,400 4 Total , , Jumlah RT yang MemilikiTPS 98

112 Gambar 30 Peta Jalur Pelayanan Pengangkutan Sampah 99

113 Wilayah kecamatan, desa yang tidak masuk kedalam wilayah pelayanan Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur, pengelolaannya dilakukan oleh masing-masing masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Sementara untuk wilayah lainnya seperti pasar yang ada di kabupaten Lombok penanganan limbah padat (sampah) dilakukan oleh PD Pasar Selaparang. Cakupan pelayanan yang dilayani oleh PD pasar tersebut mencakup 34 pasar kelas/tipe A dan B. Prioritas cakupan pelayanannya dikhususkan pada pasar tipe A yang jumlahnya sebanyak 17 lokasi di Kabupaten Lombok Timur, hal ini disebabkan karena pasar tipe A tersebut, aktifitasnya bersifat rutin (setiap hari). Sedangkan pasar tipe B, aktifitasnya bersifat musiman (1 kali seminggu), sehingga kegiatan penanganan sampahnya dilakukan pada saat terjadi aktifitas di pasar tersebut. Adapun yang termasuk dalam katagori pasar tipe A ini antara lain: Pasar Pancor, Sakra, Rensing, Keruak, Masbagik, Paok Motong, Peringgasela, Aikmel, Poh Gading, Labuhan Lombok, Tanjung, Montong Gading, Pringgabaya, Montong Godek, Suela, Rarang, dan Pasar Kotaraja AspekTeknis dan Teknologi Aspek teknis dan teknologi yang dibahas mencakup penanganan sampah di lingkup Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Wilayah yang masuk dalam jalur pelayanan Kantor Kebersihan dan Tata Kota berdasarkan data dari Dinas terkait memperlihatkan bahwa Bak Komunal sampah yang terdapat di wilayah pelayanannya sebanyak 48 buah dan berfungsi sebagai TPS. Sementara untuk lingkup rumah tangga, hampir semua rumah tangga yang dilewati Jalur pengangkutan sampah seperti yang tertera dalam Peta Layanan Pengelolaan Persampahan, memiliki TPS berupa Bin Collection atau wadah lain berupa karung dan kantong plastik yang ditempatkan dalam Bin Collection tersebut. Setelah itu, sampah yang terkumpul dari TPS tersebut baik melalui Bak Komunal, maupun Bin Colletion tersebut langsung 100

114 diangkut ke menggunakan truk pengangkut untuk dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Ijobalit. Sementara sampah yang ada di pasar-pasar yang ada di kabupaten Lombok Timur yang masuk ke dalam wilayah pelayanan PD Pasar Selaparang, pengolahan sampahnya masih ditangani secara konvensional oleh petugas pasar dari interface sampai ke TPA Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah Berdasarkan pengamatan peran serta jender dalam pengelolaan sampah dibeberapa desa di Kabupaten Lombok Timur seperti di desa: Lendang Nangka (kecamatan Masbagik), Suradadi (kecamatan Terara), dan desa Senyiur (kecamatan Keruak) memperlihatkan adanya perbedaan peran jender dalam pengelolaan sampah di desa Lendang Nangka dengan desa yang lainnya. Pengelolaan sampah rumah tangga di desa Lendang Nangka dilakukan oleh Masyarakat (ibu rumah tangga) beserta Tim pengelolaan sampah di tingkat desa. Fasilitas yang dimiliki seperti gerobak dorong, mobil operasional pengangkutan sampah dan TPA Desa. Tim ini melakukan pengambilan sampah setiap rumah tangga satu kali dalam satu minggu. Dalam hal ini peran ibu-ibu rumah tangga terlihat dari upaya mereka dalam memilah sampah-sampah rumah tangga yang dihasilkan untuk kemudian dibungkus dalam karung sebelum diangkut oleh petugas sampah tersebut. Peran ibu-ibu ini menjadi bertambah banyak terutama pada dusun-dusun yang tidak dilayani oleh petugas sampah desa, dimana selain membungkus sampah rumah tangga, mereka juga membawa/membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan buatan mereka untuk kemudian dilakukan pembakaran untuk mengurangi dampak negatif dari sampah tersebut. Lebih lanjut, sebagai bentuk timbal balik bagi daerah yang dilayani kepada Tim tersebut, berupa adanya kontribusi dan iuran dari masyarakat yang dilayani petugas sampah desa. Kontribusi tersebut berupa uang maupun sembako (beras) yang dikumpulkan, kemudian beras yang dihasilkan kadang kadang dijual untuk membayar insentif pekerja dan operasional pemeliharaan alat-alat kebersihan tersebut. 101

115 Sementara untuk desa Suradadi dan Senyiur yang tidak memiliki TPA Desa, peran serta kaum ibu dalam pengolahan sampah hanya sebatas membungkus sampah rumah tangga kemudian membuangnya ke sawah atau sungai ataupun kadang kadang dibakar Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah Beberapa Isu dan permasalahan terkait dengan Persampahan di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: a) Belum tersosialisasi dan terimplementasi skenario sistem pengelolaan persampahan; b) Keterbatasan sarana dan prasarana operasional pengelolaan persampahan; c) Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumber menyebabkan jumlah sampah yang dihasilkan per hari cukup banyak; d) Belum tersedianya pengelolaan sampah berbasis masyarakat; e) Keterbatasan sumber daya aparatur pengelola persampahan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. f) Terbatasnya kualitas sumber daya aparatur pengelola persampahan pada Kantor Kebersihan dan dan Tata Kota Pengelolaan Drainase Landasan Hukum Dasar operasional pengelolaan drainase di Kabupaten Lombok Timur adalah: 1) Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Lombok Timur; 2) Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 14 Desember 2010, terbentuklah SKPD baru yaitu Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur. 3) Peraturan Daerah No. 11 tahun 2010 Tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum. Dalam Perda No. 4 tahun 2008 disebutkan bahwa urusan terkait Cipta Karya seperti drainase menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan 102

116 Umum Subdin Cipta Karya. Oleh karena itu SKPD tersebut sebagai operator dalam penanganan drainase di kabupaten Lombok Timur Aspek Institusional Institusi yang terlibat dalam penanganan Limbah Padat di Kabupaten Lombok Timur, meliputi: a) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Timur. Dalam hal ini penanganannya dilakukan secara spesifik oleh Subdin sub bidang Cipta Karya. b) Masyarakat, yang dalam hal ini berperan sebagai pengelola drainase di masing-masing wilayahnya yang tidak masuk kedalam wilayah pelayanan Dinas PU (Cipta Karya) Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan kajian kelembagaan yang dilakukan oleh Tim Pokja Sanitasi kabupaten Lombok Timur, maka diketahui peran kelembagaan dari setiap tahapan pengelolaan limbah padat di Kabupaten Lombok Timur, yang digambarkan berdasarkan peta Diagram Sistem Sanitasi (DSS) adalah sebagai berikut: Rumah Tangga Dinas PU-CK, Masyarakat Dinas PU-CK, Masyarakat Dinas PU- CK, Kantor Kebersihan dan Tata Kota, Masyarakatt Dinas PU-CK, Kebersihan dan Tata Kota Gambar 31 DSS untuk Penanganan Drainase 103

117 Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan drainase di kabupaten Lombok Timur masih fokus terhadap pelayanan areal perkotaan yang meliputi: Kota Selong dan sekitarnya. Sedangkan areal lainnya masih belum mendapat perhatian optimal Aspek Teknis dan Teknologi Dalam penanganan drainase di kabupaten Lombok Timur, konsentrasinya secara umum masih terpusat pada penanganan drainase perkotaan (Selong). Secara teknis penananganannya dilakukan dengan merehabilitasi saluran drainase yang sudah ada dan membangun saranasarana drainase baru. Hingga buku putih ini disusun, panjang drainase yang sudah terbangun di Kota Selong dan sekitarnya sepanjang 42,88 km yang diperuntukkan untuk melayani rumah tangga di wilayah tersebut. Selanjutnya, penanganan drainase tersebut tidak ada penerapan teknologi yang dipergunakan secara khusus, dimana drainase yang ada hanya berfungsi sebagai saluran kolektif terhadap saluran rumah tangga yang dilayani. Foto 2 Rehabilitasi saluran Drainase Kota 104

118 3.4.5 Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolan Drainase Lingkungan Peran serta masyarakat dan jender dalam mengelola saluran drainase lingkungan terlihat pada Saat dan Pasca pembangunan saluran drainase. Pada Saat pembagunan, secara umum di kabupaten Lombok Timur memperlihatkan: Laki-laki berperan dalam memberikan kontribusi fisik berupa tenaga dan material (batu, pasir), sementara ibuibu/perempuannya berperan dalam aspek pendukung seperti penyedia konsumsi pekerja yang bergotong-royong. Berikutnya pada pasca pembagunan drainase, secara umum dilakukan pemeliharaan seperti membersihkan sampah agar tidak menggangu aliran drainase, kegiatan ini dilakukan sekali dalam seminggu seperti terlihat di desa Lendang Nangka (kecamatan Masbagik). Peran serta masyarkatnya baik laki-laki maupun perempuan dalam penanganan drainase lingkungan berlangsung optimal, hal ini terjadi karena adanya kesepakatan bersama (awik awik) 2 dalam komunitas masyarakat desa tersebut yang secara moral mengikat masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam penanganan lingkungannya termasuk dalam hal penanganan drainase lingkungannya Permasalahan Beberapa kondisi dan isu drainase di Kabupaten Lombok Timur antara lain: a) Debit air lebih besar dari perencanaan karena berkurangnya wilayah resapan air b) Kapasitas drainase yang mengalami penurunan, karena Saluran Mengalami sedimentasi, Saluran Tersumbat oleh sampah, Instalasi perpipaan (telkom, PDAM) yang menggunakan saluran drainase c) Keterbatasan lahan guna pembangunan drainase di lingkungan permukiman d) Sebagian saluran Drainase telah ditutupi oleh bangunan permukiman e) Konstruksi jaringan yang berkelok 2 Peraturan adat dalam bentuk lisan yang merupakan kesepakatan dalam masyarakat suku sasak (Lombok) 105

119 Sementara Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terkait dengan drainase, meliputi: a) Implementasi rencana pengelolaan drainase belum efektif b) Lemahnya koordinasi antar SKPD untuk pengelolaan drainase c) Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memelihara sarana drainase d) Sebagian masyarakat masih menggunakan drainase, sungai dan pantai sebagai tempat pembuangan sampah dan tinja e) Sistem drainase yang ada belum terintegrasi antara sistem primer, sekunder dan tersier. f) Keterbatasan biaya operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi (air limbah, drainase persampahan) 3.5. Penyediaan Air Bersih Landasan Hukum Secara umum Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP SPAM) mengacu pada sasaran terukur yang tertuang dalam Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan sasaran dalam pencapaian MDGs tahun 2015 serta beberapa sasaran terukur lainnya. Selain itu juga menuju sasaran yang normative seperti tertuang dalam PP. No. 16 Tahun 2005 tentang, Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum (SPAM). Dalam menyusun rencana optimalisasi SPAM, aturan yang berlaku sebagai acuan utama meliputi: 1) Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005, tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). 2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. 5) Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1998, Tentang Pedoman Penetapan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum. 106

120 6) Keputusan Menteri Kimpraswil No. 409 Tahun 2002, Tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah & Badan Usaha Swasta dalam Penyelenggaraan dan atau Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi. 7) Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 61 Tahun 1998, Tentang Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan, Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan. 8) Peraturan Presiden No. 67 tahun 2005, tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Bidang Prasarana Aspek Institusional Institusi yang terlibat dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Lombok Timur antara lain meliputi: a) Dinas Perkerjaan Umum Subdin Cipta Karya, terlibat dalam Kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat berupa bantuan infrastruktur pengadaan jaringan air bersih di lingkup Kabupaten. b) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selaku penyedia layanan air bersih perpipaan untuk masyarakat perkotaan yang masuk dalam jalur distribusi layanannya. c) Kelompok Pemakai Air (POKMAIR), sebagai kelompok masyarakat pemakai air yang juga berperan dalam memperoleh air bersih dengan menggunanakan perpipaan dn sumur gali untuk keperluan air bersih masyarakat. d) Pamdes (Pengelolaan Air Minum Perdesaan) selaku penyedia jasa layanan air bersih kepada masyarakat di tingkat desa yang tidak masuk dalam jangkauan distribusi PDAM Cakupan Pelayanan Secara umum cakupan penduduk yang terlayani air minum di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 mencapai 72,93%, kondisi ini relatif meningkat bila dibandingkan dengan kondisi 5 tahun sebelumnya, dimana pada tahun tahun 2009 mencapai 69,99%, tahun 2008 mencapai 67,25%, tahun 2007 mencapai 64,42%, tahun 2006 mencapai 61,76%. Jika dilihat dari target MDGs (tahun. 2015) sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 67%. Berikut perkembangan cakupan akses air 107

121 minum dari tahun 2006 s/d 2010 di Kabupaten Lombok Timur seperti terlihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel 26 Perkembangan Akses Air Bersih dari Tahun No Memiliki Akses Air bersih Tidak Memiliki Akses Tahun (%) (%) ,76 38, ,42 35, ,25 32, ,99 30, ,93 26,07 Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lotim (2010) Gambar 32 Grafik Prosentase Cakupan pelayanan Sarana Air Minum Berikut proporsi cakupan penduduk yang terlayani air minum di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009 seperti terlihat pada gambar dibawah ini: 108

122 Gambar 33 Grafik Cakupan Akses Air Minum per Kecamatan 90 87,41 83,44 84, ,68 68,72 72,35 69, Keruak Sakra Terara Sikur Masbagik Sukamulia Selong Pringgabaya Aikmel Sambelia Montong Gading Pringgasela Suralaga Wanasaba Sembalun Suela Lab. Haji Sakra Timur Sakra Barat Jerowaru KABUPATEN 69,09 73,39 70,76 72,91 57,40 64,38 68,45 49,76 61,61 63,75 62,75 63,39 44,95 69,99 Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur (2009) Berdasarkan grafik cakupan pelayanan air minum diatas yang dirinci berdasarkan kecamatan terlihat ada beberapa daerah yang masih sulit untuk mendapatkan air minum seperti kecamatan Jerowaru, Sembalun, Keruak dan Sambelia AspekTeknis dan Teknologi A. Pengelolaan Layanan Air Minum Perdesaan Untuk wilayah perdesaan, sarana yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat lebih bervariasi, karena tidak dijangkau oleh layanan PDAM. Sebagian besar masyarakat perdesaan menggunakan sumur gali. Namun di beberapa desa, masyarakat juga menggunakan sistem sambungan rumah (SR) yang dikelola oleh Pengelolaan Air Minum Desa (PAMDES), Selain itu, ada juga yang menggunakan sumur bor, sumur pompa tangan, perlindungan mata air dan bak umum. Tahun 2009, akses air minum penduduk di wilayah perdesaan mencapai 64,59%. Cakupan penduduk yang terlayani air minum di perdesaan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel dibawah. 109

123 Tabel 27 Akses Layanan Air Minum Perdesaan Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2009 NO KECAMATAN % Cakupan Air Bersih 1 KERUAK 53,59 2 SAKRA 53,55 3 TERARA 55,25 4 SIKUR 72,44 5 MASBAGIK 65,52 6 SUKAMULIA 71,80 7 SELONG 84,31 8 PRINGGABAYA 59,22 9 AIKMEL 63,94 10 SAMBALIA 87,56 11 MONTONG GADING 93,19 12 PRINGGASELA 74,71 13 SURALAGA 64,52 14 WANASABA 61,07 15 SEMBALUN 58,22 16 SUELA 58,66 17 LABUHAN HAJI 73,18 18 SAKRA TIMUR 55,59 19 SAKRA BARAT 58,26 20 JEROWARU 48,35 CAKUPAN PERDESAAN 64,59 Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lotim 2009 B. Pengelolaan Layanan Air Minum Perkotaan Kebutuhan air minum masyarakat perkotaan di Kabupaten Lombok Timur dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan diperoleh melalui sarana non PDAM seperti sumur gali dan sistem perpipaan yang dikelola oleh desa melalui Pamdes serta perlindungan mata air. Secara umum, penduduk yang mempunyai akses terhadap air minum terus mengalami peningkatan, Tahun 2009 cakupan masyarakat yang dilayani air minum di wilayah perkotaan Kabupaten Lombok Timur mencapai 75,38% dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 110

124 Tabel 28 Akses Air Minum Perkotaan Dirinci per Desa/Kelurahan Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lotim 2009 C. Cakupan Layanan Air Minum PDAM Cakupan layanan air minum di daerah perkotaan di Kabupaten Lombok Timur (khusus layanan PDAM) baru mencapai 21% di daerah perkotaan dan 13% di daerah perdesaan sedangkan sisanya dilayani oleh non PDAM sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini. 111

125 Tabel 29 Cakupan layanan air minum PDAM Kab. Lombok Timur tahun 2009 No. KECAMATA N Jml. Penduduk Administras i jiwa Jml. Penduduk Wil. Pelayanan jiwa Jml. Penduduk Terlayani Kota jiwa Desa jiwa Cakupan Pelayanan Kota Desa 1 Keruak % 7% 2 Jerowaru % 4% 3 Sakra % 12% 4 Sakra Barat % 0% 5 Sakra Timur % 1% 6 Terara % 2% Montong Gading % 4% 7 8 Sikur % 6% 9 Masbagik % 3% 10 Pringgasela % 4% 11 Sukamulia % 12% 12 Suralaga belum dilayani PDAM 13 Selong % 2% 14 Labuhan Haji % 5% 15 Pringgabaya % 5% 16 Suela % 9% 17 Aikmel % 0% 18 Wanasaba Sembalun Sambelia % 2% Jumlah % 13% Sumber: PDAM Lombok Timur 2009 Sebagian kecamatan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM dan belum merata keseluruh desa. Hal ini disebabkan topografi Kabupaten Lombok Timur yang berbukit serta wilayah Lombok Timur yang cukup luas menyebabkan tekanan air tidak merata. Sebagian besar masih jauh dari pipa induk PDAM sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar untuk dapat menjangkau pelayanan di desa. Data pelayanan dan cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada gambar berikut. 112

126 Gambar 34 Data pelayanan dan cakupan pelayanan PDAM Selong Sumber: PDAM Kab. Lombok Timur tahun 2009 Proyeksi jumlah pelanggan berdasarkan atas pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Timur, dimana hasil proyeksi pertumbuhan penduduk dengan jumlah pelanggan diproyeksikan akan bertambah sebanyak SR dan menambah cakupan pelayanan menjadi 57% di tahun 2014, meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 113

127 Tabel 30 Proyeksi Jumlah Pelanggan PDAM Sampai Tahun 2014 di Kabupaten Lombok Timur Kriteria Pelayanan Total penduduk (jiwa) Pertumbuhan penduduk (%) Jumlah jiwa persambungan Jumlah jiwa per hidran umum Jumlah hidran umum (unit) Penambahan sambungan baru (unit) Total sambungan akhir tahun (unit) Jumlah penduduk terlayani (jiwa) Persentase pelayanan (%) Aktual Proyeksi ,033,66 1,053,347 1,067,673 1,081,630 1,102,181 1,123,122 1,145,585 1,168,497 1,193,035 1,218, , ,762 2,000 5,000 5,000 5,000 5,000 10,969 11,678 12,127 12,969 14,731 16,731 21,731 26,731 31,731 36,731 74,740 78,285 80,530 84,740 93, , , , , , Sumber: PDAM Kabupaten Lombok Timur dan hasil analisa Asumsi utama yang digunakan dalam proyeksi ini adalah sebagai berikut: a. Laju pertambahan penduduk sebesar 1,9% pertahun yang mengacu kepada rata-rata laju pertambahan penduduk dari tahun 2005 sampai dengan tahun b. Jumlah jiwa per keluarga sebanyak 5 jiwa (mengacu kepada hasil survey dimana rentang jumlah jiwa antara 4 sampai 6 jiwa per keluarga). c. Jumlah jiwa per pelanggan hidran umum sebanyak 100 jiwa dan menjangkau penduduk disekitar hidran umum sebanyak 20 keluarga Permasalahan Isu dan permasalahan berkaitan dengan air bersih di Kabupaten Lombok Timur, antara lain: a) Semakin berkurangnya debit atau pasokan air baku b) Tingkat kehilangan air dari PDAM masih tinggi (27%) c) Sistem produksi belum beroperasi sesuai perencanaan d) Belum adanya zona-zona pelayanan yang secara detail memberikan gambaran potensi pasar air bersih 114

128 e) Pemenuhan layanan baru bertolak belakang dengan sarana yang rusak f) Cakupan Layanan PDAM masih rendah g) Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan Air Minum non PDAM 3.6. Komponen Sanitasi Lainnya Penanganan Limbah Industri Industri yang ada di kabupaten Lombok Timur secara umum berupa industri berskala rumah tangga, industri skala kecil-menengah seperti: Industri pembuatan Tahu, Tempe, Konveksi dll. Upaya penanganan limbah industrinya masih menjadi tanggungjawab pemilik industri dan belum ada keterlibatan pihak Pemerintah daerah Penanganan Limbah Medis Penanganan limbah medis di Kabupaten Lombok Timur saat ini hanya dilakukan oleh Rumah Sakit DR. R Soejono Selong. Hal ini disebabkan karena limbah yang dihasilkan merupakan hasil sisa bahanbahan medis dipergunakan dalam operasional medis instansi tersebut. Limbah tersebut kemudian diolah sesuai standar yang berlaku agar tidak menimbulkan dampak merugikan bagi manusia dan lingkungan Kampanye PHBS Rumah tangga ber PHBS merupakan rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu: pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan dari tanah (indikator terpilih), tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari. Persentase rumah tangga ber PHBS di Kabupaten Lombok Timur berdasarkan hasil survey PHBS tahun menunjukkan, dari 210 rumah tangga yang menjadi sampel survey dalam 15 kecamatan, terdapat 34 rumah tangga (16,2%) telah menjalankan Perilaku Hidup 3 Tahun 2007 dan 2008 tidak dilaksanakan survey PHBS 115

129 Bersih dan Sehat (PHBS). Kecamatan yang persentase PHBS-nya tertinggi adalah Kecamatan Aikmel (46,7%) dan terendah adalah Kecamatan Selong dan Jerowaru (0%). Selanjutnya, berdasarkan survey PHBS tahun 2009 dengan sample sebanyak rumah tangga yang diperiksa dalam 20 kecamatan menunjukkan: Rumah Tangga di kabupaten Lombok Timur yang ber PHBS sebanyak 652 Rumah Tangga (14,57%). Kecamatan dengan persentase PHBS terendah berada di kecamatan Jerowaru (4,67%). Sedangkan kecamatan dengan persentase PHBS tertinggi berada di Kecamatan Pringgasela (59,33%). Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga ber PHBS NO Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur (2010) Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ber PHBS dan peduli terhadap lingkungan, upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah antara lain: pemasangan baliho-baliho sebagai bentuk Kampanye dibeberapa tempat strategis di Kabupaten Lombok Timur. Berikut beberapa contoh baliho yang terpasang di Kabupaten Lombok Timur. KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DIPANTAU RUMAH TANGGA BER PHBS * % Keruak Keruak ,67 2 Sakra Sakra ,33 3 Terara Terara ,74 4 Sikur Kotaraja ,33 5 Sikur ,67 6 Masbagik Masbagik ,33 7 Ld. Nangka ,33 8 Sukamulia Dsn. Lekong ,33 9 Selong Denggen ,00 10 Selong ,67 11 Pringgabaya Lab. Lombok ,33 12 Batuyang ,00 13 Aikmel Aikmel ,67 14 Kalijaga ,00 15 Lenek ,67 16 Sambelia Sambelia ,00 17 Belanting ,00 18 Mtg. Gading Mtg. Betok ,33 19 Pringgasela Pringgasela ,33 20 Suralaga Kerongkong ,67 21 Wanasaba Wanasaba ,67 22 Sembalun Sembalun ,00 23 Suela Suela ,67 24 Labuhan Haji Labuhan Haji ,07 25 Korleko ,97 26 Sakra Timur Lepak ,33 27 Sakra Barat Rensing ,00 28 Jerowaru Sukaraja ,67 29 Jerowaru ,67 JUMLAH (KAB/KOTA) ,57 116

130 Foto 3 Kampanye PHBS tentang Sampah di Kabupaten Lombok Timur 117

131 Foto 4 Kampanye PHBS tentang Lingkungan di Kabupaten Lombok Timur 118

132 3.7. Pembiayaan Sanitasi Kabupaten Gambaran Umum Anggaran Perkembangan Anggaran keuangan daerah kabupaten Lombok Timur dapat diamati melalui Pendapatan daerah, Belanja daerah yang terealisasi setiap tahunnya. Secara umum masing-masing komponen tersebut menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari Pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- pada tahun Sementara Belanja Daerah (APBD) menunjukkan perkembangan yang sama dengan realisasi sebesar Rp ,- tahun 2008 menjadi Rp. 1, ,- pada tahun Tabel 32 Perkembangan Anggaran Kabupaten Lombok Timur Uraian PENDAPATAN DAERAH , , , ,00 BELANJA DAERAH , , , ,00 SURPLUS/DEFISIT ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) Pembiayaan Netto , , , ,00 Gambar 35 Perkembangan Anggaran Tahun

133 Trend Kinerja Pendapatan Kabupaten Lombok Timur Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari 3 parameter yaitu: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Total Pendapatan Daerah dari ketiga komponen tersebut secara umum juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dari Rp ,- pada tahun 2008 menjadi Rp. 1, ,-. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menunjukkan adanya perkembangan setiap tahunnya. Secara umum PAD kabupaten Lombok Timur meningkat setiap tahunnya seperti terlihat pada tahun 2008, PAD nya sebesar Rp ,- kemudian meningkat menjadi Rp ,-. Tabel 33 Perkembangan Pendapatan Tahun Uraian PENDAPATAN DAERAH Pendapatan asli daerah , , , ,00 Dana Perimbangan , , , ,00 Lain-lain pendapatan daerah yang sah , , , ,00 Total Pendapatan , , , ,00 Gambar 36 Perkembangan Pendapatan Tahun

134 Gambar 37 Perkembangan PAD Kabupaten Lombok Timur Terhadap Total Pendapatan, berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa meskipun terjadi peningkatan PAD setiap tahunnya namun trend perbandingan perkembangan PAD terhadap perkembangan Total Pendapatannya secara umum menunjukkan angka penurunan dari 5,53% pada tahun 2008 menjadi 4,63% pada tahun Hal tersebut disebabkan karena kenaikan jumlah PAD setiap tahunnya tidak sebanding dengan besarnya tambahan Total Pendapatan setiap tahunnya. Tabel 34 Perkembangan PAD Terhadap Total Pendapatan Uraian 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) Pekembangan PAD dibandingkan dengan Total Pendapatan 5.53% 5.40% 4.42% 4.63% Sumber: diolah dari data DPPKA Kab. Lombok Timur (2011) Komponen PAD Kabupaten Lombok Timur meliputi: Pendapatan Pajak Daerah, Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Besaran masing-masing komponen PAD beserta trendnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah. 121

135 Tabel 35 Perkembangan Masing-masing Komponen PAD PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah 5,545,000, ,545,000, ,297,729,873 6,477,500, Pendapatan Retribusi Daerah 19,499,375, ,402,475, ,566,362,185 27,751,305, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5,141,500, ,213,460, ,271,990,282 12,033,576, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 11,830,670, ,855,610, ,738,642,290 6,193,844, Jumlah Pendapatan Asli Daerah 42,016,545, ,016,545, ,874,724, ,456,226, Sumber: DPPKA Kab. Lombok Timur (2011) Gambar 38 Perkembangan Masing-masing Komponen PAD Komponen Pendapatan lainnya adalah Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Komponen terbesar dari ketiga Dana Perimbangan tersebut didominasi oleh Dana Alokasi Umum (DAU) dengan jumlah dana sebesar Rp ,- pada tahun 2008 dan meningkat menjadi Rp ,- pada tahun Tabel 36 Perkembangan Dana Perimbangan Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 39,091,665, ,140,358, ,516,829, ,184,708, Dana Alokasi Umum 584,249,610, ,038,350, ,205,970, ,489,073, Dana Alokasi Khusus 68,542,000, ,836,000, ,729,900, ,351,600, Jumlah Dana Perimbangan 691,883,275, ,014,708, ,452,699, ,025,381,

136 Gambar 39 Perkembangan Dana Perimbangan 123

137 Gambar 40 Persentase Komponen Dana Perimbangan 124

138 Trend Kinerja Belanja Kabupaten Lombok Timur Realisasi belanja (APBD) kabupaten Lombok Timur menunjukkan trend meningkat setiap tahunnya dari Rp ,- pada tahun 2008 menjadi Rp ,- pada tahun Hal ini dapat diamati pada setiap komponen belanjanya, berupa: Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung dan Pengelaran Pembiayaan yang besarnya secara umum meningkat setiap tahunnya. Detail mengenai masingmasing komponen belanja tersebut dapat dilihat pada tabel di halaman lampiran. Gambar 41 Perkembangan APBD Tahun Tabel 37 Perkembangan Jenis Belanja APBD Tahun

139 Gambar 42 Jenis Belanja APBD Tahun Belanja Langsung ini mencakup: Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Perkembangan masing-masing komponen belanja langsung dapat dilihat pada tabel dibawah. Komponen belanja tersebut direalisasikan oleh masing-masing SKPD sesuai dengan Tupoksi nya masing-masing. Tabel 38 Perkembangan komponen Belanja Langsung Belanja Langsung Belanja pegawai 29,927,295, ,204,768, ,306,018, ,164,408, Belanja barang dan jasa 87,241,328, ,124,835, ,278,265, ,924,998, Belanja modal 153,134,292, ,427,293, ,514,862, ,242,145, Jumlah 270,302,915, ,756,896, ,099,146, ,331,551, Salah satu contoh realisasi belanja oleh SKPD tersebut dapat dilihat pada belanja pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk keperluan Sanitasi. Dalam hal ini SKPD yang terlibat antara lain; Dinas Kesehatan, Dinas PU (Cipta Karya), Dinas Kebersihan dan Tata Kota, BLHPM, BPMPD, Bappeda Kabupaten Lombok Timur serta PNPM Mandiri yang koordinasinya ada pada SKPD terkait. Realisasi anggaran sanitasi di Kabupaten Lombok Timur secara umum menunjukkan perkembangan setiap tahunnya dari Rp ,- pada tahun 2008 menjadi Rp ,- pada 126

140 tahun Namun pada tahun terjadi penurunan anggaran dari Rp ,- menjadi Rp ,-. Hal ini disebabkan karena terjadi penurunan signifikan anggaran SKPD terkait khususnya dari Kantor Kebersihan dan Tata Kota pada tahun Anggaran tersebut. Detail perkembangan anggaran sanitasi per SKPD dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 39 Realisasi Anggaran Sanitasi per SKPD Tahun SKPD Tahun Grand Total BAPPEDA BLHPM BPMPD Dinas Kebersihan dan Tata Kota Dinas Kesehatan Dinas PU (Cipta Karya) PNPM Mandiri Grand Total Sumber: diolah dari DPA masing-masing SKPD (2011) Gambar 43 Anggaran Sanitasi Tahun Realisasi Belanja Sanitasi per SKPD Realisasi anggaran per SKPD sebagaimana terlihat pada tabel 39 memperlihatkan, secara umum perkembangan anggaran sanitasi dari SKPD terkait menunjukkan perkembangan anggaran yang relatif konstan seperti terlihat pada BLHPM, BPMPD, BAPPEDA, Dinas Kesehatan dan 127

141 PNPM Mandiri Kabupaten Lombok Timur. Sebaliknya, perkembangan anggaran sanitasi yang menunjukkan perkembangan signifikan dapat diamati pada 2 SKPD yaitu: Dinas PU (Cipta Karya) dan Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur. Perkembangan signifikan anggaran 2 SKPD tersebut terjadi pada tahun anggaran disebabkan karena: Pada SKPD Kantor Kebersihan dan Tata Kota terdapat alokasi anggaran dari Pemerintah Pusat (APBN) untuk program peningkatan pengelolaan TPA Ijobalit, serta program Operasional Peralatan pengangkut sampah kepada Pemerintah Kabupaten melalui SKPD tersebut. Sementara untuk Dinas PU (Cipta Karya) fluktuasi anggaran karena adanya DAK dan sharing dana DAK melalui APBD II untuk program kegiatan sanitasi yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Detail perkembangan anggaran masing-masing SKPD dari tahun 2008 hingga 2010 dapat dilihat pada gambar/grafik berikut. Gambar 44 Anggaran Sanitasi per SKPD Tahun Realisasi Belanja Per Sumber Anggaran Anggaran sanitasi Kabupaten Lombok Timur berdasarkan sumber anggarannya dapat dikelompokkan menjadi: Anggaran yang bersumber dari Pemerintah Pusat (APBN, DAK, Hibah), Pemerintah Daerah (APBD II), Badan Usaha (swasta), dan Masyarakat (swadaya). Porsi terbesar dari sumber anggaran sanitasi tersebut didominasi oleh pos anggaran yang bersumber dari APBD II (APBD Kabupaten) dari Rp. 128

142 ,- pada tahun 2008 menjadi Rp ,- pada tahun Kemudian diikuti oleh Anggran yang bersumber dari Hibah, DAK maupun APBN. Detail dapat diamati pada tabel dan gambar dibawah. Tabel 40 Relaisasi Anggaran Sanitasi per Sumber Dana Sumber Anggaran (RP) Tahun Grand Total APBD II APBN DAK Hibah PNPM-MP Swadaya Swasta Grand Total Sumber: diolah dari DPA masing-masing SKPD Gambar 45 Anggaran Sanitasi per Sumber Anggaran Sementara secara persentase anggaran, berdasarkan sumber anggaran sanitasi di kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel 41 Persentase Anggaran Sanitasi per Sumber Anggaran Sumber Anggaran APBD II 84,54% 10,84% 34,52% 79,23% APBN 8,66% 8,87% 58,57% 3,16% DAK 0,00% 70,31% 0,00% 0,00% Hibah PNPM-MP 6,80% 5,67% 6,54% 10,21% Swadaya 0,00% 4,30% 0,37% 1,69% Swasta 0,00% 0,00% 0,00% 5,71% Grand Total 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 129

143 Gambar 46 Persentase Anggaran Sanitasi per Sumber Anggaran Anggaran Santasi Perkapita Anggaran santasi perkapita mencerminkan besaran anggaran sanitasi (Rupiah) untuk setiap penduduk (Jiwa) pada tahun anggaran berlangsung. Berdasarkan data tersebut, anggaran sanitasi pada tahun 2008 sebesar Rp ,- dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa sehingga anggaran sanitasi perkapita pada tahun tersebut sebesar Rp ,-. Anggaran perkapita ini secara umum terus mengalami peningkatan setiap tahunnnya hingga menjadi Rp ,- pada tahun Detail dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 42 Anggaran Sanitasi Perkapita dari Tahun Uraian Anggaran Sanitasi Penduduk Anggaran Sanitasi/Kapita *) Penduduk tahun 2011 hasil Proyeksi (Linier growth model ) Sumber: diolah dari realisasi anggaran per SKPD pada DPPKA Kab. Lombok Timur (2011) Arah Pembagunan Kabupaten Lombok Timur Arah pembangunan Kabupaten Lombok Timur yang tertuang dalam RPJMD Tahun fokus terhadap isu-isu strategis seperti: a) Rendahnya Kualitas SDM b) Rendahnya Derajat Kesehatan Masyarakat 130

144 c) Rendahnya Kemampuan Pelayanan Infrastruktur Daerah d) Rendahnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Oleh karena itu program-program prioritas yang dilakukan pemerintah Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut: a) Peningkatan kualitas pendidikan. b) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar secara gratis dan berkualitas terutama masyarakat miskin c) Peningkatan kualitas infrastruktur d) Mengatasi Masalah Energi Listrik di Wilayah Kab. Lombok Timur. e) Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat dan Pendirian BUMD. f) Revitalisasi Pertanian dalam Arti Luas g) Mewujudkan sistem perijinan usaha dan investasi dalam satu atap. h) Pengembangan wilayah pemerintahan Kecamatan, Kelurahan/Desa. i) Pelestarian lingkungan kawasan Rinjani dan pemeliharan sumber mata air kawasan Rinjani serta reboisasi kawasan kritis. j) Mewujudkan Olah Raga melalui Pembinaan dan Pengembangan Prestasi. 131

145 BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur 2011, tidak terlepas dari visi yang telah ditetapkan dalam (RPJPD) dan RPJMD Kabupaten Lombok Timur tahun Selain itu, visi tersebut juga tidak terlepas dari keinginan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk melaksanakan berbagai program dalam rangka mencapai MDG s sampai tahun 2015, terutama untuk: Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Menurunkan angka kematian anak, Meningkatkan kesehatan ibu, Memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, dan Membangun kemitraan global dalam pembangunan Oleh karena itu, melihat kondisi yang ada di Kabupaten Lombok Timur baik permasalahan yang dihadapi seperti: tingginya angka kemiskinan, tingginya mortalitas, morbiditas, kesetaran jender, dll. Untuk itu dalam rangka mengayomi aspirasi para stakeholders, maka ditetapkan Visi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 yaitu: Mewujudkan sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan. Makna yang terkandung dalam visi sanitasi Kabupaten Lombok Timur tersebut, antara lain: 1. Sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik memiliki harapan agar kuantitas dan kualitas sanitasi di Kabupaten Lombok Timur dapat menunjukkan peningkatan kearah yang lebih baik setiap tahunnya. Peningkatan ini mencakup multisektor tidak hanya hanya dari sektor sanitasi itu sendiri melainkan juga sektor lainnnya yang secara langsung dan tidak langsung menunjang sanitasi tersebut. 2. Berkelanjutan, memiliki makna agar sanitasi di Kabupaten Lombok Timur tersebut dapat memiliki kesinambungan satu dengan yang lainnya, dan terintegrasi dengan sektor lainnya agar dapat menunjang tercapainya visi tersebut, maupun visi kabupaten 132

146 Lombok Timur yang terkait dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lombok Timur Misi Sanitasi Kabupaten Lombok Timur Dalam rangka mewujudkan visi sanitasi Kabupaten Lombok Timur tersebut, maka ditetapkanlah beberapa misi sanitasi Kabupaten Lombok Timur yang meliputi: 1) Meningkatkan akses air bersih masyarakat Gumi Patuh Karya; 2) Meningkatkan pengelolaan limbah RT di lingkungan permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 3) Meningkatkan akses pengelolaan sampah di permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 4) Meningkatkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya; 5) Peningkatan Perilaku hidup bersih dan sehat di Gumi Patuh Karya; 6) Mewujudkan Gumi Patuh Karya bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS); 7) Meningkatkan keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam penanganan sanitasi Strategi Penanganan Sanitasi Kabupaten Strategi penanganan sanitasi kabupaten Lombok Timur yang dilakukan, antara lain: Strategi penyediaan air bersih, penanganan limbah cair dan padat, penanganan drainase, PHBS. Detail mengenai strategi penanganan sanitasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 133

147 Tabel 43 Visi, Misi, Strategi dan Rencana Pengembangan Sanitasi Visi Misi Strategi Mewujudka n sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjut an 1. Meningkatka n akses air bersih masyarakat Gumi Patuh Karya; 1) Menyusun dokumen induk/master plan tentang air bersih PDAM dan bisnis plan PDAM Kabupaten Lombok Timur tahun yang memuat kondisi eksisting, isu strategi serta rencana penanganan air bersih ditingkat kabupaten; 2) Pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung upaya peningkatan cakupan layanan air bersih PDAM kepada masyarakat yang dalam hal ini PDAM dalam 5 tahun kedepan berupaya dengan meningkatkan sambungan rumah perpipaan sebanyak SR di tahun 2014; 3) Meningkatkan kualitas kelembagaan PDAM Kabupaten Lombok Timur agar menjadi lembaga yang profesional dalam melayani masyarakat Kabupaten Lombok Timur dan dapat berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah, serta; 4) Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan agar Rencana Program Pengembangan Sanitasi Program pengembangan santasi berikutnya: Pembangunan sarana dan prasarana sambungan rumah perpipaan Meningkatkan kualitas kelembagaan PDAM Meningkatkan kinerja keuangan PDAM 134

148 Visi Misi Strategi menjadi PDAM yang lebih sehat Rencana Program Pengembangan Sanitasi 2. Meningkatka n pengelolaan limbah RT di lingkungan permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 1) Rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana penanganan limbah cair dan padat seperti: MCK +++ yang akan dilaksanakan tidak hanya di perkotaan saja melainkan juga akan dilakukan di wilayah perdesaan pada beberapa desa di kecamatan (Sakra, Aikmel, Suela, Pringgabaya, Suralaga, Sikur dan Sakra Barat); 2) Pembangunan sarana penunjang penanganan limbah cair; 3) Sosialisasi/kampa nye kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah cair. Program MCK+++ di wilayah kecamatan Sakra, Pringgabaya dan Aikmel.dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) ini meliputi: kecamatan Masbagik, Suralaga, Terara, Sikur, Sakra Timur, dan kecamatan Sakra Barat 3. Meningkatka n akses pengelolaan sampah di permukiman masyarakat Gumi Patuh Karya; 1) Pembangunan sarana penunjang penanganan limbah padat seperti peningkatan kinerja TPA Ijobalit dan pembuatan TPS. 2) Pembangunan sistem informasi persampahan yang akan menjadi 3) Sosialisasi/kampa ye kepada masyarakat tentang limbah Kegiatan yang direncankan meliputi: Peningkatan kinerja TPA, Revitalisasi kawasan penyangga TPA, Sistem informasi persampahan, Pembangunan TPS dan sosialisasi potensi reduksi sampah (3R). 135

149 Visi Misi Strategi 4. Meningkatka n akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya; padat 1) Rehabilitasi dan pembangunan saluran drainase perkotaan dan perdesaan (drainase perdesaan) yang rencananya akan dilakukan di beberapa desa di kecamatan yang meliputi: kecamatan Aikmel, Masbagik, Sukamulia, Jerowaru, dan Suralaga. Rencana Program Pengembangan Sanitasi Rehabilitasi dan pembangunan saluran drainase di perkotaan dan perdesaan 5. Peningkatan Perilaku hidup bersih dan sehat di Gumi Patuh Karya; 1) Peningkatan kesadaran masyarakat berperilaku hudup bersih dan sehat (PHBS) 1. Penyuluhan PHBS pada kelompok-kelompok potensial seperti; Majelis taklim, Kelompok arisan, dll 2. Pengadaan media penyuluhan seperti; Poster, Leaflet, Media dan alat simulasi PHBS 3. Pembentukan dan pembinaan keluarga PHBS 4. Pelatihan dan pembinaan Dokter kecil pada sekolah SD/MI 5. Penjaringan/screening kesehatan anak sekolah 6. Pembentukan dan pelatihan Kader kesehatan remaja pada anak usia sekolah SMP/MTS dan SMA/MA 7. Pembentukan dan pelatihan Saka Bakti 8. Pengembangan pengelolaan Bank sampah di masyarakat 9. Pelatihan dan pembinaan kerajinan rumah tangga bahan baku 136

150 Visi Misi Strategi Rencana Program Pengembangan Sanitasi sampah/pemanfaatan sampah kembali 10. Pembinaan dan pengawasan kualitas air minum pada pengelolaan/penyediaa n air minum 11. Penyuluhan/simulasi CTPS pada anak usia sekolah 12. Penyuluhan dan simulasi CTPS di Posyandu dan kelompok Karang Lansia 13. Sosialisasi STBM tingkat kecamatan dan desa 6. Mewujudkan kondisi Gumi Patuh Karya bebas dari Buang Air Besar Sembaranga n (BABS); 1) Peningkatan cakupan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 1. Pelatihan Tim Pemicu sanitasi kecamatan dan desa 2. Pemicu sanitasi dan monitoring di masyarakat untuk mencapai desa bebas dari buang air besar sembarangan/open defecation free 3. Pengembangan sentra produksi sanitasi dengan model Sanitation Marketing Plan 4. Rehabilitasi sarana air minum masyarakat resiko pencemaran tinggi-amat tinggi (inspeksi sanitasi SAB) 5. Pengadaan/pembangu nan tempat sampah (TPS) komunal 6. Pembangunan MCK komunal pada lokasi rawan sanitasi dan air bersih 7. Stimulan untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni 8. Pembangunan dan 137

151 Visi Misi Strategi Rencana Program Pengembangan Sanitasi rehabilitasi sarana limbah cair rumah tangga dan drainase umum 7. Meningkatka n keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam penanganan sanitasi 1) Menginisiasi sistem komunikasi yang terbuka dan memberikan kesempatan bagi masyarakat dan swasta untuk terlibat dalam penanganan sanitasi 2) Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan LSM dalam rangka peningkatan jangkauan pelayanan sanitasi 138

152 4.3. Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair Rencana pengelolaan limbah cair yang akan dilaksanakan oleh Dinas PU (Cipta Karya) kabupaten Lombok Timur antara lain meliputi: MCK+++ (MCK Plus-plus), dan SLBM. Kegiatan MCK+++ merupakan program/kegiatan lanjutan dari program/kegiatan tahun , namun hanya lokasinya saja yang berbeda. Pada tahun 2010, program/kegiatan MCK+++ lebih difokuskan untuk kota Selong dan sekitarnya sebagai ibu kota kabupaten Lombok Timur, sedangkan untuk tahun 2011, kegiatan MCK+++ ini sudah mulai dilaksanakan untuk daerah lainnya diluar areal perkotaan seperti di wilayah kecamatan Sakra, Pringgabaya dan Aikmel. Selain kegiatan MCK+++, kegiatan peningkatan pengelolaan limbah cair yang akan dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya adalah kegiatan SLBM. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012 dan Pada tahun 2012, wilayah yang akan menjadi lokasi untuk kegiatan SLBM ini meliputi: kecamatan Terara, Masbagik, Sikur, dan Suralaga. Sementara untuk tahun 2013, wilayah yang akan menjadi lokasi kegiatan SLBM ini meliputi: kecamatan Masbagik, Suralaga, Terara, Sikur, Sakra Timur, dan kecamatan Sakra Barat. Tabel 44 Rencana Program Pengelolaan Limbah Cair Dinas PU NO TAHUN ANGGARAN URAIAN PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN I YANG SEDANG DILAKSANAKAN MCK PLUS+++ - Desa Sakra Kecamatan Sakra - Desa Aikmel Kecamtan Aikmel - Desa Bagik Papan Kecamatan Pringgabaya - Desa Suela Kecamatan Suela II YANG AKAN DILAKSANAKAN SLBM - Kecamatan Terara - Kecamatan Masbagik - Kecamatan Sikur - Kecaamatan Suralaga SLBM - Kecamatan Masbagik - Kecamatan Suralaga - Kecamatan Terara - Kecamatan sikur - Kecamatan Sakra Timur - Kecamatan Sakra Barat Sumber: Dinas PU Cipta karya (2011) 139

153 SistemTerpusat (Off Site) Kabupaten Lombok Timur baru memiliki 1 unit tempat pengelolaan limbah cair secara terpusat yang lokasinya berada di dusun Montong Meong kecamatan Labuhan Haji. Instalasi pengelolaan limbah ini merupakan program sanitasi yang dananya berasal dari dana DAK (APBN) dan sharing dana APBD kabupaten Lombok Timur tahun Instalasi ini diperuntukkan untuk melayani 1 dusun saja (dusun Montong Meong) yang ada di kecamatan Labuhan Haji. Terkait pegembangan kedepannya, belum ada alokasi anggaran kegiatan dari SKPD terkait untuk pembangunan IPAL komunal lainnya. Oleh karena itu, untuk tahun 2010 IPAL yang sudah ada hanya mendapatkan pemeliharan untuk menjamin fungsinya agar tetap beroperasi dalam menampung limbah cair masyarakat yang dilayani. Foto 5 IPAL Komunal di dusun Montong Meong Sistem SANIMAS Sanitasi berbasis masyarakat yang telah dilakukan di Kabupaten Lombok Timur sudah mulai diterapkan dari tahun 2007 hingga sekarang. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa kegiatan fisik yang didalamnya ditanamkan upaya untuk menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa pembangunan MCK+++ di wilayah perkotaan selong dan sekitarnya seperti: Kelayu 140

154 utara, Pancor, Montong Meong dan Rakam. Berikut program kegiatan SANIMAS yang telah dilakukan di Kabupaten Lombok Timur. Tabel 45 Program SANIMAS di Kabupaten Lombok Timur NO URAIAN JUMLAH TA 1 SANIMAS LINGK. GUBUK TENGAK 1 UNIT 2007 KEL. KELAYU UTARA KEC. SELONG (MCK+++) 2 SANIAMAS LINGK. BERMI 1 UNIT 2008 KEL. PANCOR KEC. SELONG (MCK+++) 3 SANIMAS DASAN EROT 1 UNIT 2008 KEL. KEMBANG SARI KEC. SELONG (MCK+++) 4 IPAL KOMUNAL DSN. MONTONG MEONG 1 UNIT 2008 DESA LABUAN HAJI KEC. LABUAN HAJI 5 SANIMAS LINGK. BAGIK LONGGEK 1 UNIT 2009 KEL. RAKAM KEC. SELONG (MCK+++) Sumber: Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lombok Timur Foto 6 MCK+++ Kegiatan Sanimas di Lingkungan Bermi, Pancor 141

155 Sistem OnSite Limbah cair dengan sistem onsite di Kabupaten Lombok Timur secara umum kegiatan yang ada berupa: Pembuatan saluran limbah rumah tangga, Pembuatan MCK dan sanitasi, dan Pengadaan alat-alat kebersihan. Sampai dengan tahun 2011, panjang drainase perkotaan (Selong dan sekitarnya) mencapai 42,88 km dan berfungsi sebagai saluran limbah rumah tangga Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah (Limbah Padat) Tahun Dinas PU Cipta Karya selaku SKPD yang terlibat dalam penanganan sampah, tidak memiliki program/kegiatan terkait dengan pengelolaan sampah di Kabupaten Lombok Timur, namun untuk tahun , kegiatan yang direncanakan meliputi: peningkatan kinerja TPA, revitalisasi kawasan penyangga TPA, sistem informasi persampahan, pembangunan TPS dan sosialisasi potensi reduksi sampah. Detail dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 46 Rencana Program Pengelolaan Sampah NO TAHUN ANGGARAN URAIAN PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN I 2011 YANG SEDANG DILAKSANAKAN Pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan anorganik - Kabupaten Lombok Timur Pembangunan TPS Komunal Perkotaaan - Ijobalit Pembangunan Jaringan air sungai ke TPA Ijobalit - Ijobalit Rehabilitasi Landfill IPAL TPA - Kabupaten Lombok Timur II YANG AKAN DILAKSANAKAN Peningkatan Kinerja TPA - Kabupaten Lombok Timur - Inventarisasi Kondisi Sanitasi "Persampahan" Perkotaan - Kabupaten Lombok Timur - Fasilitasi dan stimulasi pembangunan TPS - Kabupaten Lombok Timur - Revitalisasi Zona Penyangga TPA di Kab. Lombok Timur - Kabupaten Lombok Timur - Study Revitalisasi Kawasan Penyangga TPA di Kab. Lombok Timur - Kabupaten Lombok Timur - Pembuatan Sistem Informasi Persampahan Kab. Lombok Timur - Kabupaten Lombok Timur - Pembangunan TPST Kota Selong - Kabupaten Lombok Timur - Sosialisasi Potensi Reduksi Sampah - Kabupaten Lombok Timur 2013 Pembuatan Sistem Informasi Persampahan Kab. Lombok Timur - Kabupaten Lombok Timur Program 3R - Kabupaten Lombok Timur Sosialisasi Potensi Reduksi Sampah - Kabupaten Lombok Timur Sosialisasi pengelolaan sampah sistem 3R - Kabupaten Lombok Timur Implementasi kawasan 3R - Kabupaten Lombok Timur 2014 Program 3R - Kabupaten Lombok Timur Sosialisasi Potensi Reduksi Sampah - Kabupaten Lombok Timur Sumber: RPIJM Kab. Lombok Timur tahun

156 Selain Dinas PU Cipta Karya, SKPD lain yang juga terlibat dalam penanganan sampah di Kabupaten Lombok Timur adalah Kantor Kebersihan dan Tata Kota. SKPD ini pada dasarnya dibentuk untuk menunjang pembangunan terkait dibidang pengelolaan kebersihan dan penataan keindahan kota yang terprogram dan dilaksanakan dengan skala prioritas yang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat menuju terwujudnya lingkungan yang Bersih Indah dan nyaman khususnya pada wilayah Perkotaan yang bermuara pada meningkatnya Derajat kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya derajat kehidupan masyarakat melalui pengelolaan kebersihan serta penataan kota maka harapan masyarakat akan kesejahteraan dalam sebagian aspek kehidupan dapat dirasakan secara berkeadilan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur akan melaksanakan beberapa program antara lain: 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yang mencakup: Perawatan Sarana dan Prasarana Kebersihan, Pengelolaan Kebersihan, Pendataan dan Sosialisasi Kebersihan Pertamanan, 2) Program Pengelolaan Taman Kota yang mencakup: Pemeliharaan Taman-taman Kota, Pemeliharaan Hutan Kota, Pemeliharaan Taman-taman luar kota dan gerbang batas Kabupaten, 3) Program Perencanaan Tata Ruang Kota berupa Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan. Program-program tersebut tidak lepas strategi SKPD tersebut, yaitu Strategi Pelayanan Kebersihan dan tersedianya tamantaman Kota di Kabupaten Lombok Timur yang memadai di rumuskan melalui langkah-langkah strategis dengan mengoptimalkan Anggaran dan Potensi yang ada untuk menjamin terlaksananya Misi dan tercapainya Visi mewujudkan masyarakat Lombok Timur yang Adil dalam Kesejahteraan dan Sejahtera dalam Keadilan dalam lindungan Allah SWT. Berdasarkan Tujuan dan Sasaran yang menjadi Prioritas Pelayanan Kebersihan dan Penataan Taman-taman dengan mencermati aspirasi masyarakat dan berpedoman pada rincian Tata Ruang Daerah Kabupaten Lombok Timur dapat kami sampaikan pada Program untuk Rencana Pembangunan Lima tahun kedepan adalah sebagai berikut: 143

157 Tabel 47 Program Kegiatan Kantor Kebersihan dan Tata Kota No Lingkup Urusan Program-Program Pembangunan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan a. Sarana dan Prasarana Kebersihan b. Operasional Kebersihan c. Pembinaan dan Sosialisasi Pemeliharaan Taman Kota a. Penataan Lingkungan Wilayah Perkotaan b. Pemeliharaan sarana dan Prasarana Pemakaman. Perencanaan Tata Ruang Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan 1. Pengadaan Sarana Pendukung Kebersihan 2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kebersihan dan Pertamanan 3. Pengadaan Suku Cadang Sarana dan Prasarana Kebersihan 4. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 5. Perawatan Sarana Prasarana Kebersihan 6. Pengadaan Bahan Bakar Minyak/Gas dan Pelumas 7. Pengadaan Armada angkutan yang memadai 8. Penyediaan sarana Prasarana Pendukung Operasional Pengelolaan Kebersihan Persampahan 1. Pengadaan bahan bakar alat angkut dan pengolahan sampah 2. Perluasan Daerah layanan Kebersihan 3. Pengadaan bahan baku bangunan 4. Pengadaan peralatan kerja lapangan 5. Pengelolaan dan pengolahan sampah ahir (TPA) 6. Normalisasi saluran, trotoar dan badan jalan dalam Kota 1. Pendataan dan evaluasi Daerah layanan Kebersihan 2. Sosialisasi Kebersihan dan Pertamanan 3. Pengadaan dan pemeliharaan papan Baliho sosialisasi 4. Pendataan dan Pemungutan retribusi kebersihan 5. Penyelenggaraan Kegiatan yang membangkitkan Dukungan dan Partisipasi masyarakat. 1. Pemeliharaan dan pengembangan tamantaman kota 2. Pemeliharaan dan pengembangan hutan kota 3. Pemeliharaan dan pengembangan monumen serta taman diluar Kota Selong 4. Pembangunan dan Pemeliharaan gerbanggerbang batas wilayah Kabupaten 5. Pemeliharaan dan pengembangan Taman Tugu (Kebun Raya) Kota Selong 6. Pemeliharaan dan pengembangan Taman Pantai Labuhan Haji. 7. Pemeliharaan dekorasi dan lampu penerangan jalan 1. Penataan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman di Kota Selong 1. Perencanaan Kawasan Perkotaan 2. Pengendalian pemampaatan Tata Kota wilayah Kabupaten 3. Pengendalian Pemanfaatan Kota Sumber: Kantor Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Lombok Timur (2010) 144

158 4.5. Rencana Peningkatan Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan Peningkatan pengelolaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten Lombok Timur dilakukan oleh Dinas PU (Cipta Karya) Kabupaten Lombok Timur. Hingga saat ini, kondisi eksisting drainase perkotaan yang meliputi kecamatan selong dan sekitarnya memiliki panjang 42,88 km dan rencananya akan terus ditingkatkan pada tahun berikutnya seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Pada tahun , program peningkatan drainase masih terkonsentrasi pada areal perkotaan (Kota Selong). Tahun 2012, program/kegiatan ini direncanakan akan mencakup wilayah diluar wilayah perkotan yang meliputi: kecamatan Labuhan Haji, Sukamulia, Keruak, Jerowaru, Sakra, Sakra Barat, Suralaga, Aikmel dan kecamatan Pringgasela. Detail mengenai program peningkatan drainase yang akan dilakukan oleh Dinas PU (Cipta Karya) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 48 Rencana Program Pengelolaan Drainase Dinas PU Cipta Karya NO TAHUN ANGGARAN URAIAN PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN I 2011 YANG SEDANG DILAKSANAKAN - Rehab Drainase Perkotaan - Kota Selong II 2012 YANG AKAN DILAKSANAKAN - Rehab Drainase Perkotaan - Kec. Masbagik - Pembangunan Fisik Drainase Kecamatan Kecamatan Selong - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Pancor - Pembangunan Drainase Kota Desa Denggen - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Rakam - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Sawing - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Majidi - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Kembang Sari - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Kelayu Selatan - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Kelayu Utara - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Jorong Kecamatan Labuhan Haji - Pembangunan Drainase Kota Desa Penedagandor 145

159 NO TAHUN ANGGARAN URAIAN PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN - Pembangunan Drainase Kota Desa Labuhan Haji - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Ijobalit Kecamatan Sukamulia - Pembangunan Drainase Kota Desa Sukamulia Kecamatan Keruak - Pembangunan Drainase Kota Desa Sakra - Pembangunan Drainase Kota Desa Keruak - Pembangunan Drainase Kota Desa Tanjung Luar Kecamatan Jerowaru Kecamatan Sakra - Pembangunan Drainase Kota Desa Sakra - Pembangunan Drainase Kota Desa Rumbuk Kecamatan Sakra Barat - Pembangunan Drainase Kec. Sakra Barat - Pembangunan Drainase Kota Desa Kilang Kec. Mt. Gading - Pembangunan Drainase Kota Desa Perian Kec. Mt. Gading - Pembangunan Drainase Kota Desa Pringgasela Kecamatan Suralaga - Pembangunan Drainase Desa Anjani Selatan dan Anjani Timur - Pembangunan Drainase Kota Desa Bagik Payung Selatan - Pembangunan Drainase Kota Desa Kerongkong - Pembangunan Drainase Kota Desa Suralaga Kecamatan Aikmel - Pembangunan Drainase Kota Desa Kalijaga Selatan - Pembangunan Drainase Kota Desa Kalijaga Induk - Pembangunan Drainase Kota Desa Kalijaga Timur - Pembangunan Drainase Kota Desa Suela - Pembangunan Drainase Dusun Sambelia - Pembangunan Drainase Kota Desa Sembalun OM(operation maintenance) Drainase Kota Selong III 2013 Pembangunan Fisik Drainase Kecamatan Kecamatan Selong - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Pancor - Pembangunan Drainase Kota Desa Denggen - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Rakam - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Sawing - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Majidi - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Kembang Sari - Pembangunan Drainase Kota Kelurahan Kelayu Selatan Kecamatan Sakra Timur 146

160 NO TAHUN ANGGARAN URAIAN PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN Kecamatan Terara Kecamatan Montong Gading Kecamatan Sikur Kecamatan Masbagik - Pembangunan Drainase Kota Desa Pringgasela Kecamatan Suralaga - Pembangunan Drainase Desa Anjani Selatan dan Anjani Timur - Pembangunan Drainase Kota Desa Bagik Payung Selatan - Pembangunan Drainase Kota Desa Kerongkong - Pembangunan Drainase Kota Desa Suralaga Kecamatan Aikmel - Pembangunan Drainase Kota Desa Kalijaga Selatan - Pembangunan Drainase Kota Desa Kalijaga Induk - Pembangunan Drainase Kota Desa Kalijaga Timur - Pembangunan Drainase Kota Desa Lenek Daya - Pembangunan Drainase Kota Desa Mamben Daya - Pembangunan Drainase Kota Desa Labuhan Lombok - Pembangunan Drainase Kota Desa Suela - Pembangunan Drainase Kota Desa Sambelia - Pembangunan Drainase Dusun Padak, Lb. Pandan, Senanggih Veteran dan - Pembangunan Drainase Dusun Sugian Dadap, Dasan Baru, Tekalok - Pembangunan Drainase Kota Desa Sembalun Sumber: Dinas PU Cipta Karya (2011) 4.6. Rencana Pembangunan Penyediaan Air Minum Penyediaan air minum di Kabupaten dilakukan oleh PDAM kabupaten Lombok Timur. Adapun program 5 tahun ke depan dari tahun 2009 sampai dengan 2014 yaitu penyusunan strategis perusahaan yang terdiri atas: a) Meningkatkan cakupan pelayanan air minum perpipaan sebanyak SR di tahun b) Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan agar menjadi PDAM yang lebih sehat. c) Meningkatkan kualitas kelembagaan PDAM Kabupaten Lombok Timur agar menjadi lembaga yang profesional dalam melayani masyarakat Kabupaten Lombok Timur dan dapat berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. 147

161 Untuk mencapai tujuan strategis tersebut, PDAM Kabupaten Lombok Timur telah mendefinisikan strategi seperti terlihat pada gambar berikut. 1. Meningkatkan cakupan layanan A. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Air 1. Peningkatan kapasitas produksi air baku dari sumber air baku yang ada maupun yang baru. 2. Pengembangan unit transmisi dan distribusi baik kepada pelanggan saat ini maupun kepada pelanggan baru. 2. Meningkatkan kinerja keuangan 3. Meningkatkan kualitas kelembagaan B. Meningkatkan Efisiensi Operasional dan Kemampuan Pelayanan 1. Penurunan kehilangan air. 2. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik. 3. Peningkatan produktivitas karyawan. C. Mencapai Tarif Air yang Memadai dan Diterima Masyarakat 1. Meningkatkan program komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga kemasyarakatan dan DPRD. Gambar 47 Strategi PDAM Kab. Lombok Timur Dalam Mencapai Tujuan Rencana Kerja PDAM kabupaten Lombok Timur 1. Program peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Air Kuantitas air erat kaitannya dengan konsumsi air yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat pada tahun tertentu, oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan perkapita masyarakat dimasa depan perlu adanya proyeksi terhadap kebutuhan air minum perkapita setiap tahunnya, mencakup: Proyeksi terhadap jumlah pelanggan, Cakupan pelayanan, kebutuhan produksi air dan kapasitas produksi, Penambahan Sumber Air Baku, Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi. a. Proyeksi Jumlah Pelanggan Proyeksi jumlah pelanggan berdasarkan atas pertumbuhan jumlah penduduk. Dari hasil proyeksi pertumbuhan penduduk, jumlah pelanggan diproyeksikan akan bertambah sebanyak SR dan menambah cakupan pelayanan menjadi 16,7% di tahun 2014, meningkat hampir dua kali lipat dari 8,5%. 148

162 Tabel 49 Proyeksi Jumlah Pelanggan Sampai Tahun 2014 Sumber data: PDAM Kabupaten Lombok Timur (2010) 149

163 Asumsi utama yang digunakan dalam proyeksi ini adalah sebagai berikut: Laju pertambahan penduduk sebesar 1,9% pertahun yang mengacu kepada rata-rata laju pertambahan penduduk dari tahun 2005 sampai dengan tahun Jumlah jiwa per keluarga sebanyak 5 jiwa (mengacu kepada hasil survei dimana rentang jumlah jiwa antara 4 sampai 6 jiwa per keluarga). Jumlah jiwa per pelanggan hidran umum sebanyak 5 jiwa dan menjangkau penduduk disekitar hidran umum sebanyak 20 keluarga. b. Proyeksi Cakupan Pelayanan Dari proyeksi penambahan SR yang akan dicapai pada tahun 2014, penambahan cakupan pelayanan akan difokuskan pada daerah yang secara teknis memungkinkan untuk ditambah pelayanannya dari sumber air baku baru di Trengwilis. Proyeksi cakupan pelayanan secara keseluruhan juga terlihat pada tabel 49. c. Proyeksi Kebutuhan Produksi Air dan Kapasitas Produksi Untuk memenuhi penambahan SR dan penambahan cakupan pelayanan di daerah yang telah dijelaskan sebelumnya diperkirakan pada tahun 2014 diperlukan penambahan kapasitas produksi air sebanyak 270 l/detik sehingga kapasitas produksi air akan mencapai 550 l/detik. Proyeksi per tahun kebutuhan air dan produksi air dapat terlihat pada tabel di bawah ini. 150

164 Tabel 50 Proyeksi Kebutuhan Produksi dan Kapasitas Produksi Air Sumber data: PDAM Kabupaten Lombok Timur (2010) 151

165 Asumsi utama yang digunakan dalam proyeksi kebutuhan air dan kebutuhan produksi mencakup: Konsumsi air per pelanggan sebanyak 24 m 3 perbulan 4. Tingkat kehilangan air menurun 1% setiap tahun dan diakhir tahun perencanaan kehilangan air diperkirakan menjadi 23%. Kebutuhan produksi dihitung dengan asumsi kebutuhan harian maksimum sebesar 110% dari kebutuhan air ratarata. d. Penambahan Kapasitas Produksi Penambahan kapasitas produksi air sebanyak 270 l/detik direncanakan untuk melayani pelanggan baru di Kecamatan Jerowaru, Keruak, Terara, Sikur, Sakra Timur, Sakra dan Sakra Barat. Proyeksi kapasitas produksi air untuk 7 Kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 51 Kebutuhan Kapasitas Produksi Air Per Kecamatan Sumber data: PDAM Kabupaten Lombok Timur (2010) Penambahan kapasitas produksi sebanyak 270 l/detik direncanakan akan memanfaatkan beberapa sumber air baku seperti terlihat pada tabel di bawah ini. 4 sesuai dengan standard nasional kebutuhan air perpelanggan 152

166 Tabel 52 Sumber Air Baku Yang Diperlukan Untuk Memenuhi Penambahan Kapasitas Produksi Sumber data: PDAM Kabupaten Lombok Timur (2010) Ketersediaan sumber air baku yang baru untuk mata air Trengwilis sebesar l/detik saat ini sedang dalam proses penandatanganan draft kesepakatan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur dengan Departemen Kehutanan dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Skematik di bawah ini menjelaskan skenario penambahan kapasitas sumber air baku dan unit produksi yang dibutuhkan untuk penambahan pelanggan sebanyak SR yang tersebar di 7 kecamatan 5. e. Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi Penambahan kapasitas sumber air baku dan unit produksi perlu diimbangi dengan pengembangan jaringan system transmisi dan distribusi. Pengembangan jaringan sistem transmisi dan distribusi mempertimbangkan beberapa hal antara lain; Lokasi unit produksi. Sistem pengaliran air kepada konsumen yang lebih diutamakan dengan system gravitasi. Optimalisasi terhadap jaringan distribusi yang ada saat ini. Secara skematik program pengembangan sistem transmisi dan distribusi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 5 Penambahan SR di tahun 2009 sebesar SR sedangankan total penambahan SR di tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah SR 153

167 Gambar 48 Skematik Rencana Pengembangan Sumber Air Baku dan Unit Produksi PDAM Kabupaten Lombok Timur 154

168 Gambar 49 Skematik Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi PDAM Kabupaten Lombok Timur 155

169 2. Program Peningkatkan Efisiensi Operasional dan Kemampuan Pelayanan Beberapa program yang dilakukanantara lain: Program penurunan kehilangan air, Program Peningkatan Tata Kelola Perusahaan, Program Peningkatan Produktivitas Karyawan. A. Program Penurunan Kehilangan Air (NRW) Untuk mengantisipasi kehilangan air fisik dan non fisik akibat penambahan kapasitas produksi dan tekanan air maka PDAM Kabupaten Lombok Timur merencanakan untuk melaksanakan program penurunan kehilangan air yaitu melalui: Pemasangan meter induk untuk seluruh unit produksi yang belum ada meter induknya. Perbaikan terhadap meter induk yang rusak. Penggantian meter konsumen yang rusak dan berusia lebih dari 4 tahun. Melaksanakan studi mencari penyebab kehilangan air dan menindaklanjuti temuan penyebab kehilangan air. B. Program Peningkatan Tata Kelola Perusahaan Program peningkatan tata kelola perusahaan mencakup: Menyusun Key Performance Indicator (KPI) di tiap level (departemen/bagian, unit kerja, dan individu) untuk mengukur pencapaian kinerja terhadap target perusahaan. Menyusun kebijakan mengenai batasan dan pelimpahan wewenang yang terkait dengan pengambilan keputusan atas transaksi usaha perusahaan. Menyusun kerangka kerja manajemen risiko yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan memantau risiko seputar bisnis perusahaan, di mana kerangka tersebut dimasukan ke dalam rencana bisnis perusahaan. Membentuk fungsi pengendalian internal dan menyusun prosedur serta kebijakan atas pengendalian internal perusahaan. 156

170 Mempublikasikan laporan tahunan kepada masyarakat umum melalui media massa sesuai dengan ketentuan Permendagri Nomor 2 tahun Meningkatkan peran dalam hubungan sosial kemasyarakatan dengan membentuk forum komunikasi resmi untuk memperoleh lebih banyak aspirasi (seperti dari para pelanggan) dan untuk menyampaikan informasi penting (seperti penyesuaian tarif). C. Program Peningkatan Produktivitas Karyawan Program peningkatan produktivitas karyawan akan dilakukan melalui: C.1. Program pelatihan baik untuk meningkatkan kemampuan teknis, pelayanan kepada masyarakat dan operasional tata kelola perusahaan seperti: Pelatihan penyusunan Detailed Engineering Design (DED) dalam rangka peningkatan kapasitas produksi dan distribusi SPAM. Pelatihan sistem operasi dan perawatan SPAM Pelatihan program penurunan kehilangan air (NRW) Pelatihan pengelolaan aset teknis. Pelatihan peningkatan pelayanan pelanggan. Pelatihan manajemen risiko dan kontrol internal. Pelatihan SOP. C.2. Program peningkatan kesejahteraan karyawan agar mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional dan lebih baik dalam melayani masyarakat. C.3. Menjaga jumlah karyawan yang ada saat ini sehingga dapat mencapai rasio jumlah karyawan per pelanggan ke tingkat yang baik yaitu antara 3 4 di tahun

171 3. Mencapai Tarif Air yang Memadai dan Diterima Masyarakat Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2006 mengenai Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada PDAM, dan Peraturan Presiden no. 29 tahun 2009 mengenai Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum, PDAM harus menerapkan prinsip pemulihan biaya penuh (Full Cost Recovery) sebagai upaya menjaga kelangsungan usaha PDAM dan guna memperoleh jaminan pemerintah pusat dalam rangka memperoleh pinjaman dari bank nasional. Dalam rangka mendukung program kenaikan tarif ini, PDAM Kabupaten Lombok Timur akan lebih aktif dalam menjalankan komunikasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan terkait seperti masyarakat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, lembaga kemasyarakatan dan DPRD. 4. Analisa Risiko Dalam proses pelaksanaan program-program teknis, finansial, dan tata kelola perusahaan seperti yang dibahas di dalam rencana bisnis ini, terdapat risiko-risiko yang akan menjadi tantangan dalam melaksanakan program-program rencana bisnis PDAM Kabupaten Lombok Timur. Tabel dibawah ini merupakan analisa risiko-risiko dari segi komersial, politis, dan operasional. Analisa juga mencakup mitigasi yang diperlukan agar program rencana bisnis dapat tercapai. 158

172 Tabel 53 Analisa Resiko dan Mitigasi No Tipe Risiko Detail Risiko Mitigasi Yang Diperlukan 1 Komersial Kenaikan tarif sesuai dengan proyeksi tidak dapat dilaksanakan. Jumlah pelanggan tidak sesuai dengan proyeksi karena minat atau kemampuan pelanggan tidak sesuai dengan proyeksi. 2 Politis Resistensi dari pihak luar dalam hal tarif karena faktor-faktor politis. Rendahnya dukungan masyarakat dalam hal pembebasan tanah pada saat pengembangan infrastruktur. 3 Operasional Efesiensi operasional tidak sesuai dengan proyeksi Kualitas air baku yang berpotensi tidak memadai pada saat musim kemarau Diskusi dengan Bupati dengan penerbitan SK Bupati mengenai kenaikan tarif. Monitoring terhadap proyeksi secara periodik PDAM Kabupaten Lombok Timur melakukan penyuluhan terhadap calon pelanggan mengenai kualitas air. Diskusi dengan Pemerintah Daerah untuk memberikan subsidi tarif air apabila kebanyakan pelanggan tidak mampu membayar sesuai dengan tarif air yang ditentukan Melakukan sosialisasi kepada masyarakat, DPRD, Bupati dan pelanggan mengenai rencana bisnis PDAM Kabupaten Lombok Timur. Melakukan sosialisasi secara kontinu kepada masyarakat mengenai perlunya pengembangan infstruktur air. Monitoring terhadap proyeksi secara periodik agar sesuai dengan anggaran kerja yang telah disesuaikan dengan rancana bisnis PDAM Kabupaten Lombok Timur. Pelaksanaan program peningkatan efisiensi seperti penurunan NRW melalui program preventive maintenance yang teratur. Peningkatan kualitas tata kelola perusahaan. Investasi infrastruktur pengolahan air baku yang mampu meningkatkan kualitas air Rencana Peningkatan Kampanye PHBS Terkait dengan PHBS, upaya yang dilaksanakan SKPD (Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur) dalam meningkatkan prilaku hidup masyarakat, antara lain: 159

173 1. Penyuluhan Tentang Pola Hidup Sehat Mewujudkan keberadaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu memperaktekkan PHBS dalam 5 Program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Memberikan Pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat untuk membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku terutama dalam 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum untuk menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. 2. Pemberdayaan Generasi Muda Mengoptimalkan keberadaan Saka Bakti Husada untuk pembinan PHBS yang merupakan salah satu bentuk kegiatan yang terdapat dalam enam krida Saka Bakti Husada yaitu Krida bina keluarga sehat, krida bina lingkungan sehat, krida penanggulangan penyakit, krida bina gizi, krida bina obat dan krida bina prilaku hidup bersih dan sehat. 3. Pembinaan Sekolah Pembinaan dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur ekstrakulikuler. Pembinaan dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur kulikler dan ekstrakulikuler. Pembinaan dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS dan perguruan agama. 4. Pengembangan Media Promosi Sadar Hidup Sehat Bekerja sama dengan stasiun televisi atau radio lokal untuk melaksanakan dialog interaktif. Pemutaran film bertemakan tentang PHBS. 160

174 Pembuatan atau pemasangan balon, spanduk dan brosur-brosur bertemakan PHBS. 5. Tidak Buang Sampah Sembarangan Membuat peraturan atau awig awik yang disepakati didesa tentang pengelolaan sampah. Pemanfaatan sampah sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos. Pemilihan dan mendaur ulang sampah yang memiliki nilai ekonomis. 6. Minum Air Sehat Menggunakan teknologi RO (Reverse Osmosis). Menggunakan Air Kemasan. Memasak Air sebelum diminum Menggunakan teknologi sinar ultra violet. 7. CTPS Dalam Lima Waktu Cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan. Cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar. Cuci tangan pakai sabun sebelum setelah mencebok bayi. Cuci tangan pakai sabun setelah memegang hewan/unggas. 161

175 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1. Area Resiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya Penetapan area resiko sanitasi diperoleh setelah mengkompilasi data-data seperti: Data area beresiko menurut persepsi SKPD, Data Sekunder serta Hasil studi EHRA (Environment Health Risk Assesment) 6. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daerah kabupaten Lombok Timur terbagi menjadi 3 area yaitu: Area resiko sangat tinggi, Area resiko tinggi, dan Area resiko sedang. Adapun wilayah yang masuk dalam area resiko sangat tinggi sebanyak 71 desa, Area resiko tinggi sebanyak 74 desa dan area resiko sedang sebanyak 5 desa. Berdasarkan penyebarannya menunjukkan: Area resiko sangat tinggi berada pada bagian tengah wilayah kabupaten Lombok Timur dengan arah memanjang Timur laut-barat daya. Area resiko tinggi memiliki penyebaran dibagian utara dan selatan kabupaten Lombok Timur. Sedangkan area resiko sedang berada pada bagian tengah wilayah kabupaten Lombok Timur. Secara umum berdasarkan tingkat resikonya, kabupaten Lombok Timur masuk kedalam area beresiko sanitasi dengan tingkat resiko sangat tinggi dan tinggi. Permasalahan pemicu terjadinya resiko tersebut tidak lepas dari faktor-faktor pemicu seperti: kepadatan penduduk, kemiskinan dan kondisi sanitasi yang ada. Adapun Kecenderungan-kecenderungan area beresiko sanitasi di kabupaten Lombok Timur memperlihatkan: 1) Berada pada lokasi desa dengan kepadatan yang tinggi seperti: desa Masbagik, Lenek, Kalijaga, Aikmel, Keruak, Rarang, Pringgabaya, dll (lihat tabel 5 pada bab II) 2) Berada di wilayah perkotaan atau pusat kota dalam suatu desa 3) Berada pada desa dengan jumlah KK miskin paling banyak, seperti terlihat dibeberapa desa yang ada di Kecamatan Terara, Sikur, Masbagik, Aikmel, dan Pringgabaya (lihat tabel KK Miskin pada halaman lampiran) 6 Lihat lampiran 162

176 4) Akses terhadap sanitasi (air bersih, limbah, sampah) yang masih belum memadai/berada diluar jangkauan pelayanan SKPD terkait. Akses air bersih dari PDAM secara umum hanya menjangkau areal perkotaan saja seperti Kota Selong, kecamatan Masbagik, Labuhan Haji dan sekitarnya. Sementara areal lainnya dilayanai oleh PAMDES yang secara kuanatitas kemampuan suplay air bersihnya sangat terbatas. Selain PDAM dan PAMDES, upaya penyediaan air bersih masyarakat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa sumber air seperti Sumur gali, pompa, dll yang tentunya sangat terbatas untuk melayani areal sekitar sumber air tersebut. Terkait dengan drainase limbah cair dan padat juga menunjukkan hal yang sama, dimana akses layanan dari SKPD terkait hanya mencakup areal perkotaan saja (Selong-Labuhan Haji dan sekitarnya), sementara areal lainnya penanganan limbahnya dilakukan secara individu oleh masyarakat Masih rendahnya kualitas air yang ada sehingga rentan menimbulkan efek negatif pada masyarakat disekitar sumber air masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian laboratorium terhadap beberapa sumber air permukaan (sungai) yang melintasi beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Timur. Sungaisungai dimaksud antara lain: Sungai Rutus (kecamatan Terara), Tojang (Kecamatan Masbagik-Selong), Belimbing (Kecamatan Aikmel) dan Sungai Tanggek (kecamatan Aikmel-Wanasaba), yang secara aliran sungainya melintasi wilayah berpenduduk padat. Berdasarkan data hasil laboratorium terhadap 4 sungai tersebut menunjukkan secara umum sifat fisik, kimia dan biologi air permukaan dengan lokasi pengambilan sample air di bagian Hulu- Tengah sungai, menunjukkan kondisi normal dan masih berada dalam standar kualitas air bersih sebagai mana diatur dalam PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Namun untuk sifat biologi air (Total Coliform dan Ecolli) pada bagian Tengah-Hilir sungai, menunjukkan angka yang melebihi ambang batas normal air dan mengarah ke angka yang sangat menghawatirkan. Sebagai contoh, Sungai Tojang untuk bagian Tengah-Hilirnya, kandungan Total Colliform sebesar

177 MPN/100ml sementara standar normalnya adalah MPN/100ml. Sedangkan untuk kandungan Ecolli sebesar MPN/100ml sementara kandungan normalnya adalah MPN/100ml. Informasi tersebut memberikan gambaran bahwa terjadinya peningkatan kandungan Total Colliform dan Ecolli dalam air permukaan tersebut dimungkinkan memiliki keterkaitan dengan sebaran kepadatan penduduk yang dilintasi oleh masing-asing sungai tersebut. Hal ini didukung oleh hasil survey EHRA, pada item mengenai drainase (sarana pembuangan limbah dan tinja) menunjukkan: dari 600 responden, sebanyak 251 responden (41,8%) tidak memiliki saluran pembuangan, 283 responden (47,2%) melakukan pembuangan ke parit/saluran air, 57 responden (9,7%) memiliki sarana pengolah berupa sumur resapan, dan sisanya 9 responden (1,5%) mengatakan tidak tahu. Dari data EHRA tersebut, menunjukkan lebih dari 80% melakukan pembuangan limbah/tinja secara tidak sehat ke saluran-saluran air/parit yang secara tidak langsung alirannya terhubung ke sungai-sungai besar tersebut. Oleh karena itu, sangatlah mungkin menjadi salah satu penyebab meningkatnya kandungan Total colliform dan Ecolli yang melebihi ambang batas tersebut sebagai indikasi perilaku hidup masyarakat yang kurang sehat pada wilayah berpenduduk padat tersebut. Saluran Pembuangan Limbah Cair Sumber: Foto Sukardiawan (2011) Foto 7 Kali Bendung pada DAS Palung di Kec. Terara sebagai saluran pembuangan Limbah Cair 164

178 Saluran Pembuangan Limbah Cair Sumber: Foto Sukardiawan (2011) Foto 8 Kali Kermit pada DAS Palung di Kec.Terara yang dijadikan saluran pembuangan Limbah Cair Gambar 50 Kualitas air permukaan 165

179 5) Masih rendahnya PHBS masyarakat. Berdasarkan rumah tangga yang diperiksa, secara umum kondisi PHBS masyarakat yang ada di area beresiko sanitasi tersebut memiliki persentase PHBS <15%, seperti terlihat pada kecamatan: Sakra (11,33%), Terara (9,74%), Sikur (3,33%), Pringgabaya (5,33%), kecamatan Sakra Timur (13,33%). Detail lihat tabel Rumah tangga ber PHBS pada Bab III. Tabel 54 Area Beresiko Sanitasi di Kabupaten Lombok Timur No Kecamatan Desa Area Area No Kecamatan Desa Resiko Resiko 1 Keruak Tanjung Luar 4 46 Montong Gading Perian 4 2 Keruak Pijot 4 47 Montong Gading Jenggik Utara 3 3 Keruak Selebung Ketangga 3 48 Montong Gading Pesanggrahan 4 4 Keruak Sepit 3 49 Montong Gading Peringga Jurang Utara 4 5 Keruak Keruak 3 50 Sikur Semaya 4 6 Keruak Batu Putik 3 51 Sikur Sikur 4 7 Keruak Senyiur 3 52 Sikur Montong Ba`an 3 8 Jerowaru Batu Nampar 3 53 Sikur Loyok 3 9 Jerowaru Sukaraja 4 54 Sikur Kota Raja 4 10 Jerowaru Jero Waru 4 55 Sikur Tete Batu 3 11 Jerowaru Pemongkong 3 56 Sikur Kembang Koning 3 12 Jerowaru Pandan Wangi 3 57 Sikur Montong Baan Selatan 3 13 Jerowaru Sekaroh 3 58 Masbagik Kesik 4 14 Sakra Suangi 3 59 Masbagik Paok Motong 4 15 Sakra Sakra Timur 4 60 Masbagik Masbagik Selatan 4 16 Sakra Kabar 4 61 Masbagik Masbagik Timur 4 17 Sakra Rumbuk 4 62 Masbagik Masbagik Utara 4 18 Sakra Keselet 4 63 Masbagik Danger 4 19 Sakra Sakra Selatan 3 64 Masbagik Lendang nangka 3 20 Sakra Rumbuk Timur 4 65 Masbagik masbagik Utara baru 4 21 Sakra Barat Sukarara 3 66 Masbagik Lendang Nangka Utara 3 22 Sakra Barat Gunung Rajak 4 67 Pringgasela Rempung 3 23 Sakra Barat Rensing 4 68 Pringgasela Peringga Sela 4 24 Sakra Barat Bungtiang 3 69 Pringgasela Jurit 3 25 Sakra Barat Pengkelak Mas 4 70 Pringgasela Pengadangan 3 26 Sakra Barat Borok Toyang 3 71 Pringgasela Aik Dewa 3 27 Sakra Timur Gelanggang 3 72 Sukamulia Setanggor 4 28 Sakra Timur Surabaya 3 73 Sukamulia Jantuk 4 29 Sakra Timur Lepak 4 74 Sukamulia Padamara 4 30 Sakra Timur Gerengng 4 75 Sukamulia Dasan lekong 4 31 Sakra Timur Montong Tangi 4 76 Sukamulia Sukamulia 3 32 Sakra Timur Menceh 3 77 Sukamulia Sukamulia Timur 4 33 Terara Jenggik 4 78 Suralaga Anjani 4 34 Terara Rarang 4 79 Suralaga Tebaban 4 35 Terara Suradadi 4 80 Suralaga Kerongkong 4 36 Terara Santong 3 81 Suralaga Bagik Payung 4 37 Terara Terara 4 82 Suralaga Suralaga 4 38 Terara Sukadana 4 83 Suralaga Bagik Payung Selayan 4 39 Terara Rarang Selatan 4 84 Suralaga Mekar jaya 3 40 Terara Lando 3 85 Selong Denggen 3 41 Terara Rarang Tengah 3 86 Selong Kelayu jorong 2 42 Terara Leming 3 87 Selong Kembang sari 3 43 Montong Gading Kilang 4 88 Selong majidi 3 44 Montong Gading Montong Betok 3 89 Selong Rakam 3 45 Montong Gading Peringga Jurang 3 90 Selong Pancor 3 166

180 No Kecamatan Desa Area Area No Kecamatan Desa Resiko Resiko 91 Selong Sekarteje Wanasaba Mamben Lauk 4 92 Selong Sandubaye Wanasaba Mamben Daye 4 93 Selong khusus Kota Selong Wanasaba Wanasaba 4 94 Selong Kelayu Selatan Wanasaba Karang Baru 4 95 Selong Kelayu Utara Wanasaba Bebidas 3 96 Selong Denggen Timur Wanasaba Tembeng Putik 4 97 Labuhan Haji Penene gandor Sembalun Sembalun Bumbung 3 98 Labuhan Haji Labuhan Haji Sembalun Sembalun Lawang 3 99 Labuhan Haji Teros Sembalun Sajang Labuhan Haji Tanjung Sembalun Bilok Petung Labuhan Haji Surya Wangi Sambalia Sambelia Labuhan Haji Ijo Balit Sambalia Belanting Labuhan Haji Korleko Sambalia Obel Obel Labuhan Haji Kerta Sari Sambalia Sugian Labuhan Haji Banjar sari Sambalia Labuhan Pandan Labuhan Haji Tirta Nadi Pringgabaya Bagik Papan 4 Keterangan: 108 Pringgabaya Apit Aik 4 Resiko Rendah 109 Pringgabaya Krumut 4 Resiko Tinggi 110 Pringgabaya Pohgading 4 Resiko Sangat Tinggi 111 Pringgabaya Batuyang Pringgabaya Pringgabaya Pringgabaya Labuhan Lombok Pringgabaya Teko Pringgabaya Pohgading Timur Pringgabaya Pringgabaya Utara Suela Suela Suela Ketangga Suela Selaparang Suela Suntalangu Suela Sepit Suela Perigi Suela Mekar Sari Aikmel Lenek Daye Aikmel Lenek Aikmel Lenek Lauk Aikmel kali jage Aikmel Kembang Kerang Aikmel Aik Mel Aikmel Aik Mel Utara Aikmel Kalijage Selatan Aikmel kalijage Timur Aikmel Lenek Baru Aikmel Kembang Kerang daye Aikmel Aik Mel Barat 4 167

181 Gambar 51 Peta Sebaran Area Resiko Sanitasi 5.2. Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan sanitasi cukup aktif, hal ini ditunjukkan dengan antusias dan keikut-sertaan masyarakat pada saat 168

182 dilaksanakannya kegiatan seperti gotong royong untuk perbaikan maupun pembangunan sarana dan prasarana sanitasi ditingkat desa. Selanjutnya, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kabupaten Lombok Timur dapat diamati: adanya awiq-awiq tentang sanitasi dan lingkungan, kepedulian masyarakat terhadap peran serta jender sebagaimana diuraikan dalam Bab III, mencerminkan adanya partisipasi dari komponen masyarakat tersebut untuk bekerjasama dalam membangun sanitasi yang lebih baik dimasa depan. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dan peran jender dalam upaya penanganan masalah sanitasi dan lingkungan tersebut perlu tetap dipertahankan dan diapresiasikan/dihargai agar terciptanya sanitasi yang lebih baik dan berkelanjutan dimasa depan Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi Media komunikasi menjadi salah satu alat penting untuk kegiatan promosi dan informasi terhadap kegiatan-kegiatan terkait dengan sanitasi. Media ini dapat berupa media cetak (koran, surat kabar) maupun media elektronik (televisi, radio). Di kabupaten Lombok Timur, media komunikasi tersebut dapat berupa: 1. Televisi Siaran Lokal Siaran Televisi lokal yang mengudara di kabupaten Lombok Timur sebagai media audio visual ke masyarakat adalah LPP SelaparangTv, berikut ini profil lembaga LPP SelaparangTv Tabel 55 Profil Selaparang Tv Uraian Keterangan Nama lembaga LPP Selaparang Televisi Alamat Jln Selaparang, Gelang Selong Lombok Timur Visi Penyalur Informasi pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat Lombok timur Misi Menjembatani informasi dua arah dan berimbang antara masyarakat dan pemerintah, demi tercapainya pembangunan untuk menuju masyarakat yang adil dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan Coverage Area Sebagian besar kabupaten Lombok Timur kecuali Kecamatan Sembalun karena pengaruh Tofografi, serta dapat menjangkau sebagian Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa Barat Sumber: Selaparang Tv (2011) 169

183 LPP SelaparangTv yang lahir pada tanggal 17 Agustus 2004 merupakan lembaga penyiaran publik yang mencerminkan nilai nilai etika dan estetika, dimana didalam beberapa pengemasan program acara berupa informasi, pendidikan, dan hiburan. Lahirnya LPP SelaparangTv ini merupakan sebuah jawaban akan pentingnya arus informasi yang berakar pada kearifan budaya lokal namun bukan berarti steril terhadap pembaruan dan tuntutan zaman, semua program yang ada diselaraskan secara terpadu sehingga dapat menumbuhkan peran serta dan partisifasi masyarakat dalam pembangunan. Dari program siaran yang disiarkan (air time) dari jam 12:00 s/d jam 22 Wita dapat di uraikan sebagai berikut: Tabel 56 Program Acara Selaparang Tv Jenis Program Acara Kemasan Acara Program Informasi Jendela Program berita harian selaparang Info aktual Berita Live Sepekan gumi Sajian informasi terangkum selaparang selama sepekan Tajuk Selaparang Program kebijakan pembangunan, pemerintah, sosial dan kemasyarakatan dimana acara diisi oleh instansi/ dinas/badan/kadis, camat/lurah/toga/toma Dinamika Dialog interaktif mengenai selaparang politik, sosial, budaya Kelinik Program seputar hidup sehat selaparang Pendidikan Lingkungan pendidikan Informasi sekolah formal dan informal Hiburan Muda dan kreasi Prestasi Potret generasi muda yang berprestasi Paer Doe Program Lingkungan Hidup Leha Leha Reality show tentang kehidupan sehari hari Mata perempuan Features Rohani Jalur Mesra, Live dan interaktif KDU, dan Jernih Sumber: Selaparang Tv (2011) Dengan keberadaan sebagai sarana komunikasi audio visual untuk masyarakat Lombok Timur ini di harapkan tercipta 170

184 suatu kerjasama antara masyarakat dan pemerintah didalam menyelenggarakan pembangunan, karena sarana komunikasi seperti LPP SelaparangTv ini sangat penting keberadaannya serta fungsinya yang sangat tepat sebagai cermin masyarakat dan pemerintah. Dalam pelaksanaan program program pemerintah yang sudah dilaksanakan di Lombok Timur sangatlah beralasan jika mengacu pada jenis acara yang di kemas untuk masyarakat Lombok Timur dalam program acara hariannya maka pihak pemerintah Lombok Timur dalam menyampaikan kegiatan kegiatan pembangunan salah satu media yang dipakai dalam komunikasi yaitu LPP SelaparangTv. Bentuk informasi yang di sampaikan seperti iklan layanan masyarakat, features, dan dialogue interaktif bersama nara sumber. Dalam mensukseskan program PPSP (program Percepatan sanitasi dan permukiman) ini peran serta media TV sangat penting keberadaannya. Dalam diskusi kami dengan pihak LPP SelaparangTv menyatakan kesiapannya mendukung kegiatan PPSP sebagai media informasi kepada masyarakat mengingat masalah sanitasi adalah masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan satu unit instansi akan tetapi semua unsure dalam masyarakat termasuk peran serta media televisi. 2. Lembaga Radio komunitas Sesuai dengan undang undang penyiaran yang mengakui keberadaan Radio Komunitas sebagai bagian dari media penyiaran ke masyarakat maka kehadiran Radio komunitas di tengah tengah komunitas masyarakat Sasak di Kabupaten Lombok Timur khususnya di kalangan masyarakat menengah kebawah memberikan dampak yang positif. Dengan adanya media ini, arus informasi dapat lebih cepat diterima oleh masyarakat khususnya bagi masyarakat yang berada di tempat (kampung) yang belum tersentuh media lainnya. Masyarakat juga dapat lebih mudah memahami isi informasi 171

185 yang disampaikan (khususnya masyarakat awam), karena disamping menggunakan Bahasa Indonesia, informasi juga disampaikan dalam Bahasa Lokal/Sasak. Selain itu, masyarakat juga menggunakan Radio ini sebagai media untuk saling bertukar informasi yang dilakukan antar dusun antar desa seputar kegiatan masyarakat dibidang : pertanian, sosial, seni budaya, dan lain - lain. Untuk mengurangi kejenuhan terhadap informasi yang kontinyu, Radio komunitas dapat menghibur masyarakat dengan musik musik yang bernuansa lokal yang merupakan hasil karya masyarakat Sasak dan menyampaikan pesan pesan sosial. Selain kegiatan di atas, radio komunitas juga memberikan sajian sajian khusus kepada masyarakat yang rutin dilakukan pada jam jam tertentu, antara lain: Dialog dan Tanya Jawab Agama Islam, siaran langsung Peringatan Hari - hari Besar Islam, informasi informasi khusus dll, sehingga masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari radio ini. Adapun daftar radio komunitas yang mengudara di kabupaten Lombok Timur ini sampai dengan saat ini adalah: Tabel 57 Nama Stasiun Radio yang Beroperasi di Kab. Lombok Timur No Nama Radio Karakter Alamat Frekuaensi Komunitas Radio Studio/Lokasi 1 Gelora FM Petani dan Keruak MHz nelayan 2 BKL FM Budaya Masbagik 107,9 MHz 3 PMI FM Kesehatan Selong 107,9 Mhz 4 Hassama FM Pendidikan Montong gading 107,9 Mhz 5 Al Wusta FM Dakwah Pringgabaya 107,8 MHz 6 Ninanta FM Perempuan Suela 107,9 MHz 7 Assunah FM Dakwah Aik Mel 107,8 MHz 8 Kompak FM Pemuda Masbagik 107,8 MHz 9 Priz FM Pariwisata Tete Batu 107,9 MHz 172

186 Semua radio komunitas memiliki coverage/jangkauan siaran sekitar tiga sampai empat kecamatan dari lokasi siaran 3. Radio Swasta Nasional Keberadaan radio swasta ini jg bisa digunakan sebagai mitra komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, bentuk kerjasama yang melibatkan radio radio swasta ini seperti penyebaran informasi informasi kegiatan pemerintah, pesan pesan sosial dari pemerintah. Sasaran masyarakat yang menggunakan media radio swasta ini biasanya dari kalangan muda, mahasiswa, dan masyarakat kota pada umumnya. Dari data jumlah dan coverage area dari siaran radio-radio swasta yang mengudara di Kabupaten Lombok Timur dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 58 Stasiun Radio Swasta yang Beroperasi No Nama stasiun Radio 1 LbC FM 2 Sergap FM 3 Bio FM 4 Idola 5 RHN FM 6 SCBS FM 4. Media cetak Selain media elektronik yang ada di Kabupaten Lombok Timur sebagai media sosialisasi dan komunikasi antara pemerintah Daerah dengan masyarakat, keberadaan media cetak local juga sering dilibatkan oleh pemerintah kabupaten Lombok Timur dari beberapa tahun sebelumnya. Bentuk kerjasama yang di lakukan pihak Pemda Lombok timur dalam pemberian informasi pembangunan adalah adanya bagian khusus halaman yang menjelaskan kepada masyaraka 173

187 dimana bagian khusus ini di terbitkan sekali dalam seminggu dan di tempatkan di beberapa surat kabar yang di akses dan di baca oleh masyarakat seperti Harian Lombok Post dan Radar Lombok. Daftar Media cetak (Koran) yang ada dan masuk di kabupaten Lombok Timur dan dijadikan sebagai konsumsi berita oleh masyarakat: Tabel 59 Nama Media Cetak yang ada di Kab. Lombok Timur No Nama media Cetak Alamat No Telpon 1 Radar Lombok 2 Dewi Anjani 3 Suara NTB 4 Lombok Post 5 Koran Berita 6 Media pembaruan 5.4. Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Sanitasi Keterlibatan sektor swasta dalam layanan sanitasi di kabupaten Lombok Timur masih tergolong sangat rendah. Hal ini disebabkan karena: Sektor swasta yang ada di kabupaten Lombok Timur umumnya bergerak dibidang agraris dan jasa, hal ini seiring dengan potensi yang ada di kabupaten Lombok Timur yang merupakan daerah agraris. Sektor tersebut umumnya masih bersifat menengah kebawah, dengan tingkat modal yang tentunya juga masih sangat terbatas, oleh karena itu keterlibatan mereka menjadi kurang berperan dalam hal layanan sanitasi. Belum adanya acuan, pedoman maupun aturan yang mengatur mengenai peran serta keterlibatan sektor swasta dalam sanitasi, oleh karena itu keterlibatan sektor tersebut boleh dikatakan tidak significant dalam layanan dan penanganan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur. Meskipun demikian, rendahnya partisipasi sektor swasta tersebut bukan berarti tidak ada keterlibatan pihak swasta dalam hal penagananan sanitasi di tingkat kabupaten. Adapun peran serta swasta yang dapat diamati dalam pananganan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur antara lain: 174

188 1. PT NNT (PT Newmont Nusa Tenggara) PT NNT merupakan salah satu perusahaan tambang emastembaga yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat (Pulau Sumbawa Provinsi Nusa tenggara Barat). Meskipun perusahaan ini berada di kabupaten lain, tapi memiliki peran serta dalam penanganan sanitasi di kabupaten lainnya di provinsi NTB. Salah satu contoh keterlibatannya di Kabupaten Lombok Timur yaitu berupa bantuan peralatan pengangkut sampah sebanyak 3 buah dari salah satu perusahaan tambang di NTB (PT NNT). Sumber: Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kab. Lombok Timur Foto 9 Bantuan Operasional Truk Sampah dari PT NNT 2. PD pasar Selaparang Sebagai salah satu Perusahaan Daerah yang bergerak dalam pengangkutan sampah di areal pasar yang mencakup 34 pasar baik tipe Tipe A dan tipe B. Prioritas cakupan pelayanannya dikhususkan pada pasar tipe A yang jumlahnya sebanyak 17 lokasi di Kabupaten Lombok Timur. Hal ini disebabkan karena pasar tipe A tersebut, aktifitasnya bersifat rutin (setiap hari). Sedangkan pasar tipe B, aktifitasnya bersifat 175

189 musiman (1 kali seminggu), sehingga kegiatan penanganan sampahnya dilakukan pada saat terjadi aktifitas di pasar tersebut. Adapun yang termasuk dalam katagori pasar tipe A ini antara lain: Pasar Pancor, Sakra, Rensing, Keruak, Masbagik, Paok Motong, Peringgasela, Aikmel, Poh Gading, Labuhan Lombok, Tanjung, Montong Gading, Pringgabaya, Montong Godek, Suela, Rarang, dan Pasar Kotaraja. 3. Pengepul Barang Bekas Pengepul barang-barang bekas yang juga berperan dalam pengumpulan sampah plastik, kertas, aluminium, tembaga dan besi. Peran serta mereka menjadi cukup penting mengingat adanya keterlibatan mereka dalam mengumpulkan barang bekas/sampah yang berasal dari rumah tangga, kantor, dll untuk disortir dan dikirim ke tempat pengolahan barang bekas di Mataram dan Surabaya. Pengiriman barang bekas ke luar daerah dilakukan karena di Kabupaten Lombok Timur tidak terdapat fasilitas untuk pengolahan sampah tersebut. Hingga saat ini jumlah pengepul barang bekas yang ada di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 12 pengepul baik pengepul besar maupun pengepul kecil yang tersebar di desa Jenggik, Rarang dan Rarang tengah (kecamatan Terara). Di desa Jenggik, dari 12 pengepul yang ada di Lombok Timur, terdapat 2 pengepul besar dan 3 pengepul kecil. Sedangkan di desa Rarang dan Rarang tengah terdapat 3 pengepul besar dan 4 pengepul kecil. Terkait dengan barang bekas/sampah yang dikumpulkan, mereka tidak memberikan perlakuan khusus terhadap barang bekas yang dikumpulkan. Dalam pengiriman barang bekas/sampah tersebut berdasarkan hasil wawancara tanggal 5 oktober 2011 menunjukkan: masing-masing pengepul biasanya mengirim barang bekas sebanyak 15 ton sehari (105 ton seminggu) untuk pengepul besar dan sekitar 15 ton dalam seminggu untuk pengepul kecil. Oleh karena itu berdasarkan data tersebut, sekurang-kurangnya 120 ton sampah bekas tersebut terangkut dari wilayah Kabupaten Lombok Timur untuk didistribusikan sebagai bahan baku daur ulang ke wilayah pengolahannya. 176

190 Foto 10 Pengepul Barang Bekas di Kabupaten Lombok Timur 177

191 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pengumpulan data primer maupun sekunder serta hasil analisa yang disajikan dalam Buku Putih Sanitasi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Visi sanitasi Kabupaten Lombok Timur telah ditetapkan untuk mendukung upaya pencapaian visi Kabupaten Lombok Timur. Pernyataan visi sanitasi Kab. Lombok Timur ini adalah Mewujudkan Sanitasi Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan reorganisasi struktur administrasi pemerintahan Kabupaten Lombok Timur tahun 2009/2010, dinas dan lembaga utama yang memiliki peranan penting dalam pengembangan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur, antara lain: Kantor Kebersihan dan Tata Kota, Dinas Kesehatan, PD Selaparang Pasar, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa, Kantor Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Buku Putih Sanitasi telah diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa daerah kabupaten Lombok Timur terbagi menjadi 3 area berisiko sanitasi yaitu: Area resiko sangat tinggi, Area resiko tinggi, dan Area resiko sedang. Adapun wilayah yang masuk dalam area resiko sangat tinggi sebanyak 71 desa, Area resiko tinggi sebanyak 74 desa dan area resiko sedang sebanyak 5 desa. Berdasarkan penyebarannya menunjukkan: Area resiko sangat tinggi berada pada bagian tengah wilayah kabupaten Lombok Timur dengan arah memanjang Timur laut-barat daya. Area resiko tinggi memiliki penyebaran dibagian utara dan selatan kabupaten Lombok Timur. Sedangkan area resiko sedang berada pada bagian tengah wilayah kabupaten Lombok Timur. 178

192 Kecenderungan area beresiko sanitasi di kabupaten Lombok Timur memperlihatkan: pada lokasi desa dengan kepadatan yang tinggi seperti: desa Masbagik, Lenek, Kalijaga, Aikmel, Keruak, Rarang, Pringgabaya, (lihat tabel 5 pada bab II), pada desa dengan jumlah KK miskin dengan jumlah KK miskin paling banyak, seperti terlihat dibeberapa desa yang ada di Kecamatan Terara, Sikur, Masbagik, Aikmel, dan Pringgabaya (lihat tabel data KK Miskin pada halaman lampiran) Rencana strategi Tim Sanitasi hingga 2012 mencakup kegiatankegiatan penyusunan masterplan sub-sektor, Kegiatan studi kelayakan serta perencanaan detail untuk infrastruktur sanitasi, kegiatan pemasaran sosial, partisipasi masyarakat dan pengembangan, kegiatan tata kelola sanitasi, kegiatan penggalangan dana serta kegiatan konsolidasi Tim Sanitasi, perencanaan sanitasi kota dan kelembagaan Rekomendasi Rekomendasi yang bisa disampaikan dalam BPS ini, meliputi: Perlu adanya perencanaan yang cermat, tepat, terintegrasi serta berkelanjutan dalam upaya untuk meningkatan cakupan layanan air bersih PDAM, penanganan limbah cair dan padat, penanganan drainase dan peningkatan PHBS masyarakat tidak hanya dalam hal teknis operasional penanganan melainkan juga dalam hal menentukan prioritas anggaran mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur dalam rangka penanganan sanitasi di tingkat kabupaten. Detail mengenai rekomendasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perlu adanya dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur dalam meningkatkan anggaran sanitasi, mengingat masih kurangnya anggaran sanitasi di tingkat kabupaten yaitu sebesar Rp ,- per kapita sementara anggaran ideal yang diperlukan menurut penelitian Bappenas tahun 2008 sebesar Rp ,- per kapita; 179

193 2. Dalam rangka lebih terarahnya pelayanan sanitasi bagi masyarakat, SKPD terkait perlu segera membuat dokumen acuan dasar (seperti master plan penanganan limbah, sampah dan drainase) sehingga optimalisasi pelayanan sanitasi kepada masyarakat dapat mencapai sasaran yang diinginkan; 3. Mengingat masih rendahnya cakupan layanan terhadap air bersih, limbah cair dan padat, maupun drainase di Kabupaten Lombok Timur. Oleh karena itu, SKPD terkait perlu merumuskan solusi, strategi terbaik dalam rangka pemerataan hak dasar atas sanitasi bagi masyarakat; 4. SKPD yang terlibat dalam penanganan limbah cair, padat maupun drainase perlu menerapkan teknologi dalam penanganan pengelolaannya, baik untuk sistem setempat (onsite) maupun sistem terpusat (offsite). Sehingga optimalisasi terhadap kualitas santasi di Kabupaten Lombok Timur dapat meningkat; 5. Dalam rangka meningkatkan kuantitas layanan drainase masyarakat untuk penanganan limbah cair rumah tangga, SKPD perlu menambah fasilitas pengelolaan limbah sistem terpusat (offsite) ditingkat kabupaten, mengingat fasilitas tersebut baru terealisasi sebanyak 1 buah yaitu IPAL komunal Montong Meong (Kecamatan Labuhan Haji), sementara untuk kecamatan lainnya belum memiliki fasilitas tersebut; 6. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih oleh PDAM baik kualitas, kuantitas maupun kontinyuitasnya melalui upaya untuk meningkatan kapasitas produksi air baku, mengembangkan unit transmisi dan distribusi kepada pelanggan (masyarakat); 7. Perlu adanya peningkatan kinerja keuangan oleh PDAM dalam mengoptimalkan layanan terhadap air bersih masyarakat. Hal ini dapat ditempuh dengan meningkatkan efisiensi operasional dan kemampuan pelayanan kepada masyarakat melalui; menurunkan angka kehilangan air, menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan meningkatkan produktifitas karyawan; 8. Meningkatkan kualitas kelembagaan dalam meningkatkan layanan air bersih dari PDAM kepada masyarakat. Hal ini dapat ditempuh melalui 180

194 upaya meningkatkan program komunikasi dengan masyarakat, Pemerintah daerah, Pemerintah pusat, LSM dan DPRD; 9. Pemerintah daerah perlu untuk melegalisasikan PAMDES mengingat lembaga tersebut berperan serta dalam melayani penyediaan air bersih bagi masyarakat desa yang berada diluar jangkauan layanan PDAM. Legalisasi PAMDES tersebut penting dalam rangka mengoptimalkan peran sertanya kepada masyarakat dan untuk mencegah terjadinya overlaping layanan PAMDES kepada masyarakat desa. 10. Perlu adanya reward dan punishment dari Pemerintah daerah kepada SKPD terkait dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk memberikan layanan sanitasi yang baik sesuai standar operasional yang berlaku. 4) Perlu adanya Peraturan daerah yang secara khusus mengatur penanganan sanitasi (limbah cair, padat dan drainase) mengingat peraturan sebelumnya seperti Perda Kabupaten Lombok Timur No. 15 tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Lombok Timur dan Perda No. 11 tahun 2010 tentang Retribuasi Golongan Jasa Umum, belum diuraikan secara spesifik mengenai item-item sanitasi tersebut. 181

195 LAMPIRAN Lampiran-0

196 Lampiran 1. Nama Mata Air per Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur tahun 2010 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET PENGAMAT KOKOK GADING 1 Telaga Bondok Montong Betok Mt. Gading 60ˌ0 120ˌ0 60ˌ0 2 Bendung Perian Mt. Gading 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 3 Lawang Batu Perian Mt. Gading 75ˌ0 150ˌ0 75ˌ0 4 Kokok Joben/ Taman wisata Pesanggrahan Mt. Gading 90ˌ0 180ˌ0 90ˌ0 3ˌ0 Masyarakat 5 Joben/Otak Kokok Montong Betok Mt. Gading 75ˌ0 150ˌ0 66ˌ0 7ˌ5 1ˌ0 PDAM&Msy. 6 Tete Tanak Perian Mt. Gading 35ˌ0 70ˌ0 30ˌ0 7 Borog Putik Montong Betok Mt. Gading 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 8 Tereng wilis Jenggik Utara Mt. Gading 158ˌ0 316ˌ0 200ˌ0 Perencana PDAM PENGAMAT KOKOK PALUNG Lampiran-1

197 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 9 Teminyak Pijot Keruak 10ˌ0 20ˌ0 1ˌ0 PDAM PENGAMAT KOKOK MERONGGEK 10 Kembang Seri Tete Batu Sikur 75ˌ0 150ˌ0 75ˌ0 11 Bawak Duren ( Duren dua ) Tete Batu Sikur 80ˌ0 160ˌ0 60ˌ0 7ˌ5 PDAM 12 Kedus Tete Batu Sikur 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 13 Pancor Kumbi Tete Batu Sikur 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 14 Pancor Pogot Tete Batu Sikur 5ˌ0 10ˌ0 5ˌ0 15 Odang Kotaraja Sikur 25ˌ0 50ˌ0 23ˌ0 2ˌ0 Masyarakat 16 Bawak Goak Ld. Nangka Masbagik 10ˌ0 20ˌ0 5ˌ0 17 Pancor Kopang Ld. Nangka Masbagik 15ˌ0 30ˌ0 10ˌ0 18 Mesjid Bakik Ld. Nangka Masbagik 7ˌ0 14ˌ0 9ˌ0 Lampiran-2

198 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 19 Tibu Bunter Ld. Nangka Masbagik 50ˌ0 100ˌ0 20ˌ0 16ˌ5 PDAM 20 Tete Batu Tete Batu Sikur 100ˌ0 200ˌ0 200ˌ0 21 Erat Piyah Kb Kuning Sikur 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 22 Jukut Kb Kuning Sikur 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 23 Pancor Suni Kb Kuning Sikur 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 24 Pancor Gedang Loyok Sikur 20ˌ0 40ˌ0 10ˌ0 10ˌ0 Masyarakat 25 Sampek Ld. Nangka Masbagik 25ˌ0 50ˌ0 10ˌ0 26 Unus Ld. Nangka Masbagik 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 27 Tibu Kerakuk Kb Kuning Sikur 75ˌ0 150ˌ0 75ˌ0 28 Galih Pringgajurang Mt. Gading 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 15ˌ0 Masyarakat 29 Kacang I Pringgajurang Mt. Gading 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 13ˌ0 Masyarakat 30 Kacang II Pringgajurang Mt. Gading 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 Lampiran-3

199 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 31 Bawak Teruk Pringgajurang Mt. Gading 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 32 Loyok Loyok Sikur 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 33 Rabah Loyok Sikur 3ˌ0 6ˌ0 3ˌ0 3ˌ0 Masyarakat 34 Tibu Patung Sikur Sikur 14ˌ0 28ˌ0 5ˌ0 35 Kermit Mt. Baan Sikur 1ˌ5 3ˌ0 1ˌ5 36 Lenggok Belek Suangi Sakra 1ˌ0 2ˌ0 1ˌ0 37 Geres Ld. Nangka Masbagik 5ˌ0 10ˌ0 5ˌ0 38 Tibu Pace Mt. Baan Sikur 2ˌ0 4ˌ0 1ˌ0 PENGAMAT KOKOK TOJANG 39 Sekatong Jurit Pringgasela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 40 Pancor Sewak Ld. Nangka Masbagik 75ˌ0 150ˌ0 75ˌ0 3ˌ0 Masyarakat 41 Tojang Ld. Nangka Masbagik 275ˌ0 550ˌ0 275ˌ0 60ˌ0 PDAM Lampiran-4

200 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 42 Tuselak&Merobot Ld. Nangka Masbagik 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 3ˌ4 20ˌ0 PDAM&Masy. 43 Ruse Ld. Nangka Masbagik 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 44 Tegasa Ld. Nangka Masbagik 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 10ˌ0 Masyarakat 45 Bau Dasang Danger Masbagik 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 46 Embung Semat Danger Masbagik 25ˌ1 50ˌ0 25ˌ0 47 Ganang Kerongkong Suralaga 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 48 Nyateng Kelayu Utara Selong 6ˌ0 12ˌ0 6ˌ0 49 Menemeng Kelayu Utara Selong 8ˌ0 16ˌ0 8ˌ0 50 Aik Manis Kelayu Utara Selong 3ˌ0 6ˌ0 3ˌ0 51 Gamang Jurit Pringgasela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 15ˌ0 PDAM 52 Pancor Kopang Pringgasela Pringgasela 22ˌ0 44ˌ0 22ˌ0 53 Senayu Masbagik Masbagik 14ˌ0 28ˌ0 14ˌ0 Lampiran-5

201 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 54 Ambung Masbagik Masbagik 23ˌ0 46ˌ0 23ˌ0 10ˌ3 PDAM 55 Rakam Rakam Selong 3ˌ0 6ˌ0 3ˌ0 56 Gunung Sepang Denggen Selong 2ˌ0 4ˌ0 2ˌ0 57 Sapta Kelayu/Jorong Selong 6ˌ0 12ˌ0 6ˌ0 3ˌ0 Masyarakat 58 Borok Bongkang Kelayu Selong 9ˌ0 18ˌ0 9ˌ0 59 Kumbung Jurit Pringgasela 12ˌ0 24ˌ0 12ˌ0 60 Taman Sari Kb. Kuning Lb. Haji 3ˌ0 6ˌ0 3ˌ0 61 Papuk Edar Kembang Kuning Lb. Haji 2ˌ0 4ˌ0 2ˌ0 62 Pungkang Kembang Kuning Lb. Haji 1ˌ0 2ˌ0 1ˌ0 63 Pengempok Kelayu/Jorong Selong 4ˌ0 8ˌ0 4ˌ0 PENGAMAT KOKOK BELIMBING Lampiran-6

202 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 64 Salak Lenek Daya Aikmel 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 65 Reban Bela Lenek Daya Aikmel 200ˌ0 400ˌ0 150ˌ0 10ˌ0 Masyarakat 66 Selatona Lenek Daya Aikmel 17ˌ0 34ˌ0 17ˌ0 67 Linsar Lenek Daya Aikmel 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 68 Aik Jawa Lenek Daya Aikmel 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 69 Lowang Gali Aikmel Aikmel 250ˌ0 500ˌ0 200ˌ0 10ˌ0 Masyarakat 70 Bornyet Aikmel Aikmel 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 71 Aik Nyambuk Aikmel Aikmel 14ˌ0 28ˌ0 14ˌ0 72 Gondang Aikmel Aikmel 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 73 Kokok Jangkung Kalijaga Aikmel 70ˌ0 140ˌ0 70ˌ0 74 Batu Buser Lenek Daya Aikmel 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 75 Endut Suralaga Suralaga 20ˌ0 40ˌ1 20ˌ1 Lampiran-7

203 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 76 Pcr. Kesebung Suralaga Suralaga 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 77 Embulan Borok Suralaga Suralaga 30ˌ0 60ˌ1 30ˌ1 78 Timba Salak Suralaga Suralaga 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 79 Timba Gadung Suralaga Suralaga 16ˌ0 32ˌ0 16ˌ0 80 Gelumpang Suralaga Suralaga 9ˌ0 18ˌ0 9ˌ0 81 Serek Bokos Suralaga Suralaga 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 82 Punik Suralaga Suralaga 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 83 Aik. Belet Bagik Payung Suralaga 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 84 Gelogor Bagik Payung Suralaga 12ˌ0 24ˌ0 12ˌ0 85 Cengok Bagik Payung Suralaga 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 86 Aik Embuk Bagik Payung Suralaga 18ˌ0 36ˌ0 18ˌ0 87 Timba Dao Korleko Labuan Haji 60ˌ0 120ˌ0 50ˌ0 Lampiran-8

204 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 88 Tirpas Korleko Labuan Haji 70ˌ0 140ˌ0 70ˌ0 89 Dasan Gerung Korleko Labuan Haji 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 90 Mayung Polak Pegadangan Pr. Sela 60ˌ0 120ˌ0 25ˌ0 91 Timba Bokor I Pegadangan Pr. Sela 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 92 Mencerit Pegadangan Pr. Sela 225ˌ0 450ˌ0 150ˌ0 60ˌ0 PDAM 93 Tibu Panda Pegadangan Pr. Sela 60ˌ0 120ˌ0 60ˌ0 94 Kaduk Pegadangan Pr. Sela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 95 Aik Mual Pegadangan Pr. Sela 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 96 Kerombong Pegadangan Pr. Sela 22ˌ0 44ˌ0 20ˌ0 97 Aik Dewa Pr. Sela Pr. Sela 45ˌ0 90ˌ0 40ˌ0 98 Dongo Pegadangan Pr. Sela 24ˌ0 48ˌ0 20ˌ0 99 Lingsar Pegadangan Pr. Sela 17ˌ0 34ˌ0 17ˌ0 Lampiran-9

205 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 100 Timba Bokor II Pegadangan Pr. Sela 25ˌ0 50ˌ0 20ˌ0 101 Tibu Goar Pegadangan Pr. Sela 25ˌ0 50ˌ0 20ˌ0 102 Aik Pancor Aikmel Aikmel 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 PENGAMAT KOKOK TANGGIK 103 Batu Santek Taya Daya Aikmel 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 104 Ranggat Taya Daya Aikmel 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 105 Bakong Taya Daya Aikmel 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 106 Aik Asak Dasan Lian Aikmel 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 107 Koak Dasan Lian Aikmel 35ˌ0 70ˌ0 35ˌ0 108 Krasikan Dasan Lian Aikmel 300ˌ0 600ˌ0 300ˌ0 109 Nyiur Sindung Dasan Lian Aikmel 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 110 Kedatuk Dasan Lian Aikmel 91ˌ0 182ˌ0 91ˌ0 Lampiran-10

206 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 111 Aik Lomak Aik Lomak Aikmel 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 112 Pesanggrahan Aikmel Aikmel 100ˌ0 200ˌ0 100ˌ0 3ˌ0 Masyarakat 113 Timba Bokar Aikmel Aikmel 180ˌ0 360ˌ0 180ˌ0 10ˌ0 Masyarakat 114 Mualan Aikmel Aikmel 100ˌ0 150ˌ0 10ˌ0 25ˌ5 PDAM 115 Juet Mbn. Lauk Wanasaba 75ˌ0 150ˌ0 75ˌ0 116 Timba Bengkak I Mbn. Daya Wanasaba 35ˌ0 70ˌ0 35ˌ0 117 Timba Bengkak II Mbn. Daya Wanasaba 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 118 Serek Bokos Bg. Nyaka Aikmel 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 119 Timba Banyu Mbn. Daya Wanasaba 80ˌ0 160ˌ0 80ˌ0 120 Landon Mbn. Lauk Wanasaba 150ˌ0 300ˌ0 150ˌ0 20ˌ0 Masyarakat 121 Lengkok Mbn. Lauk Wanasaba 35ˌ0 70ˌ0 35ˌ0 122 Balas Wanasaba Wanasaba 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 Lampiran-11

207 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 123 Songgen Wanasaba Wanasaba 215ˌ0 430ˌ0 215ˌ0 124 Timba Gedang Bg. Papan Pr. Baya 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 125 Telaga Murni Bg. Papan Pr. Baya 176ˌ0 352ˌ0 176ˌ0 126 Mudung Keromot Pr. Baya 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 127 Timba Dao Korleko Lb. Haji 150ˌ0 300ˌ0 150ˌ0 128 Kokok Tihu Korleko Lb. Haji 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 129 Pengumpalan/Tirpas Tirpas Lb. Haji 200ˌ0 400ˌ0 200ˌ0 1ˌ5 PDAM 130 Timba Belanda Korleko Lb. Haji 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 10ˌ0 Masyarakat 131 Mumbuk Korleko Lb. Haji 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 132 Mata Lentak Kbr. Lauk Wanasaba 85ˌ0 170ˌ0 85ˌ0 133 Ober-Ober Karang Baru Wanasaba 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 5ˌ0 Masyarakat 134 Aik Numpas Karang Baru Wanasaba 100ˌ0 200ˌ0 50ˌ0 10ˌ0 Masyarakat Lampiran-12

208 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 135 Skiping Karang Baru Wanasaba 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 PENGAMAT KOKOK DESA 136 Sanggah Krg. Baru Wanasaba 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 137 Pesosa Sapit Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 138 Borok Nunggal Sapit Swela 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 139 Seruni Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 140 Timba Gambek Sapit Swela 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 141 Limbangan Perigi Swela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 142 Aik Dewa Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 143 Surapati Perigi Swela 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 144 Aik Papan Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 145 Jeringo Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 Lampiran-13

209 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 146 Sesager Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 147 Gunung Sepolong Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 148 Malaka Perigi Swela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 149 Aik Pucat Perigi Swela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 150 Kol-Kol Perigi Swela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 151 Loang Angin Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 152 Batu Goleng Perigi Swela 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 153 Gunung Bumbam Perigi Swela 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 154 Pondok Batu Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 155 Otak Aik Perigi Swela 40ˌ0 80ˌ0 40ˌ0 156 Timba Rudang Perigi Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 157 Kulur Perigi Swela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 Lampiran-14

210 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 158 Serung Swela Swela 80ˌ0 160ˌ0 80ˌ0 159 Gerasak Swela Swela 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 160 Petandakan Swela Swela 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 161 Aik Genit Swela Swela 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 162 Lemor Swela Swela 150ˌ0 300ˌ0 90ˌ0 7ˌ5 PDAM 163 Larung Pr. Baya Pr. Baya 75ˌ0 150ˌ0 75ˌ0 7ˌ0 Masyarakat 164 Goge Pr. Baya Pr. Baya 100ˌ0 200ˌ0 100ˌ0 165 Semaya Pr. Baya Pr. Baya 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 166 Kesogok Pr. Baya Pr. Baya 40ˌ0 80ˌ0 40ˌ0 167 Timba Bengkak Pr. Baya Pr. Baya 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 168 Timba Ladok Pr. Baya Pr. Baya 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 169 Ampan Belak Batuyang Pr. Baya 45ˌ0 90ˌ0 45ˌ0 Lampiran-15

211 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 170 Timba Rupa Pr. Baya Pr. Baya 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 171 Karang tapeb Lb. Lombok Pr. Baya 50ˌ0 100ˌ0 50ˌ0 60ˌ0 PDAM PENGAMAT KOKOK SAMBELIA 172 Balai Ijuk Sembalun. Lwg. Sembalun 20ˌ0 40ˌ0 20ˌ0 173 Pusuk Sembalun. Lwg. Sembalun 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 174 Perembukan Sembalun. Lwg. Sembalun 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 175 Lenek Sembalun. Lwg. Sembalun 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 176 Timura Sembalun. Lwg. Sembalun 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 177 Dongo Sembalun. Lwg. Sembalun 8ˌ0 16ˌ0 8ˌ0 178 Pansor Sembalun. Lwg. Sembalun 2ˌ0 4ˌ0 2ˌ0 179 Propok Sembalun. Lwg. Sembalun 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 Lampiran-16

212 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 180 Salak Sembalun. Lwg. Sembalun 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 181 Nap-Nap Sembalun. Lwg. Sembalun 4ˌ0 8ˌ0 4ˌ0 182 Reban Sembalun. Lwg. Sembalun 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 183 Lemokek Sembalun. Lwg. Sembalun 25ˌ0 50ˌ0 25ˌ0 184 Rente Emas Sembalun. Bbm Sembalun 7ˌ0 14ˌ0 7ˌ0 Masyarakat 185 Pela Sembalun. Bbm Sembalun 3ˌ0 6ˌ0 3ˌ0 186 Belunak I Sembalun. Bbm Sembalun 2ˌ0 4ˌ0 2ˌ0 187 Belunak II Sembalun. Bbm Sembalun 2ˌ0 4ˌ0 2ˌ0 188 Tenbaga Sembalun. Bbm Sembalun 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 189 Kekoro Sembalun. Bbm Sembalun 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 190 Makem Sembalun. Bbm Sembalun 2ˌ0 4ˌ0 2ˌ0 191 Papek Sembalun. Bbm Sembalun 30ˌ0 60ˌ0 30ˌ0 Lampiran-17

213 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 192 Segere Urung 193 Iok Sajang/Obel- Obel Sajang/Obel- Obel Sambelia 9ˌ0 18ˌ0 9ˌ0 Sambelia 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 194 Batu Empak Obel-Obel Sambelia 16ˌ0 32ˌ0 16ˌ0 195 Obel-Obel Obel-Obel Sambelia 15ˌ0 30ˌ0 15ˌ0 196 Mentareng Obel-Obel Sambelia 7ˌ0 14ˌ0 7ˌ0 197 Ongsok Obel-Obel Sambelia 9ˌ0 18ˌ0 9ˌ0 198 Indung-Indung Obel-Obel Sambelia 10ˌ0 20ˌ0 10ˌ0 199 Pasiran Sambelia Sambelia 5ˌ0 10ˌ0 5ˌ0 200 Salak Basa Sambelia Sambelia 9ˌ0 18ˌ0 9ˌ0 201 Klimah Sambelia Sambelia 4ˌ0 8ˌ0 4ˌ0 202 Duman Sambelia Sambelia 578ˌ ˌ0 578ˌ0 5ˌ5 PDAM Lampiran-18

214 LOKASI D E B I T L/Dt PEMANFAATAN NO NAMA SUMBER AIR DESA / KEL KECAMATAN KEMARAU HUJAN IRIGASI ( ha ) AIR MINUM ( I dt ) PDAM Masyarkat KET 203 Kalak Belanting Sambelia 239ˌ0 478ˌ0 239ˌ0 204 Rean Belanting Sambelia 229ˌ0 458ˌ0 229ˌ0 205 Lalut Belanting Sambelia 76ˌ0 152ˌ0 76ˌ0 206 Menterong Bumbung Sembalun 346ˌ0 692ˌ0 346ˌ0 JUMLAH TOTAL 9.262ˌ ˌ ˌ5 468ˌ2 168ˌ0 Sumber: PDAM Kab. Lombok Timur (2011) Lampiran-19

215 Lampiran 2 Kualitas air Data dari BPMLH berdasarkan uji laboratorium terhadap air permukaan Parameter Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Tojang Hulu Th Hasil Detaksi Satuan Buku mutu Limit Musim Kemarau Musim Hujan Metode Uji Suhu air C 25,4 25,4 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 6,5 6,6 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 1 1,7 0,02 12 SNI COD*) mg/l <2 < SNI Sulfat*) mg/l 0,27 0, SNI DO*) mg/l 7,5 6,9-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 3,47 0,33-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,08 0,15-5 SNI Deterjen mg/l 0,01 0, SNI Amonium (NH) mg/l 0,38 0, SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,14 0,09 0,1 - SNI Timbal*) mg/l TTD TTD - 1 SNI Seng*) mg/l <0,7 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,06 <0,06-0,2 SNI MPN/100 E. coliform SNI MPN/100 ml Total coliform SNI ml Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Tojang Tengah Th Hasil Parameter Satuan Musim Kemarau Musim Hujan Deteksi Limit Baku Mutu Metode Uji Titik I Titik II Titik I Titik II Suhu air C 27,9 28,3 28,1 30,3 - Deviasi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,3 7,5 7,3 7,6 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 1,4 1,3 3,4 2,2 0,02 12 SNI COD*) mg/l <2 < SNI Sulfat*) mg/l 0,71 0,44 1,29 1, SNI DO*) mg/l 7 7,1 6,2 6,5-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,01 0,03 0,02 0, SNI Nitrat*) mg/l 3,92 2,33 0,25 0,4-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,13 0,14 0,2 0,27-5 SNI Deterjen mg/l 0,03 TTD 0,08 0, SNI Amonium (NH) mg/l 0,1 0,18 0,27 0,4 - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,12 0,38 0,14 <0,1 0,1 - SNI Timbal*) mg/l TTD TTD TTD TTD - 1 SNI Seng*) mg/l <0,07 <0,7 <0,7 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,06 <0,06 <0,06 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Lampiran-20

216 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Tojang Hilir Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 28,1 28,4 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,8 7,5 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 1,1 4,9 0,02 12 SNI COD*) mg/l < SNI Sulfat*) mg/l 1,06 1, SNI DO*) mg/l 6,8 5,9-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,02 0, SNI Nitrat*) mg/l 2,71 <0,02-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,16 0,28-5 SNI Deterjen mg/l TTD 0, SNI Amonium (NH) mg/l 0,24 0, SNI Minyak dan Lemak*) mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,24 0,56 0,1 - SNI Timbal*) mg/l TTD TTD - 1 SNI Seng*) mg/l <0,7 <0,07-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,06 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/ SNI Total coliform MPN/ SNI Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Belimbing Hulu Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 26, Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,8 3,8 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,8 15, SNI Sulfat*) mg/l <0,004 0, SNI DO*) mg/l 6,3 5,4-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,34 1,65-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,08 0,1-5 SNI Deterjen mg/l 0,07 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,114 0,36 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l <0,001 <0,001-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,010-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Lampiran-21

217 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Belimbing Tengah Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 26, Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,8 3,8 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,8 15, SNI Sulfat*) mg/l <0,004 0, SNI DO*) mg/l 6,3 5,4-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,34 1,65-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,08 0,1-5 SNI Deterjen mg/l 0,07 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,114 0,36 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l <0,001 <0,001-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,010-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Belimbing Hilir Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 28, Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,6 7,8 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 4,5 3,2 0,02 12 SNI COD*) mg/l 15,7 7, SNI Sulfat*) mg/l 0,022 0, SNI DO*) mg/l 5,8 5,8-0 SNI Nitrit*) <0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,28 0,88-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0,06 0,1-5 SNI Deterjen mg/l 0,01 TTD - - SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <2,5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,038 0,321 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l <0,001 <0,001-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,010-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Lampiran-22

218 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Gading Hulu Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 24,73 24,6 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8,0 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l 58 70,8 2, SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,4 1,5 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,7 < SNI Sulfat*) mg/l <0,004 <0, SNI DO*) mg/l 6,2 6,6-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,01 <0, SNI Nitrat*) mg/l 0,55 <0,5-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0, SNI Deterjen mg/l 0,17 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l 0,855 <0,1 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l 0,009 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Gading Tengah Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 24,3 23,9 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,1 8,4 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l 82 81,2 2, SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 3,9 1,7 0,02 12 SNI COD*) mg/l 7,7 < SNI Sulfat*) mg/l <0,004 0, SNI DO*) mg/l 55 6,0-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,03 <0, SNI Nitrat*) mg/l 1,18 <0,5-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0, SNI Deterjen mg/l 0,34 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD TTD - - SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l <0,1 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l 0,011 <0,7-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI Lampiran-23

219 Tabel Parameter Kualitas Air Sungai Gading Hilir Th Parameter Satuan Hasil Detaksi Musim Musim Limit Kemarau Hujan Buku mutu Metode Uji Suhu air C 25,05 25,0 - Devisiansi 5 SNI Daya Hantar Listik DHL*) mos/cm ,02 - SNI ph*) - 7,2 8,3 0, SNI Residu terlarut (TDS)*) mg/l , SNI Residu tersuspensi (TSS)*) mg/l ,5 400 SNI BOD*) mg/l 4,4 1,9 0,02 12 SNI COD*) mg/l 15,5 < SNI Sulfat*) mg/l 0,04 1,7 - - SNI DO*) mg/l 5,3 5,8-0 SNI Nitrit*) mg/l 0,16 0, SNI Nitrat*) mg/l 1,08 5,6-20 SNI Fosfat (PO) mg/l 0, SNI Deterjen mg/l 0,65 0, SNI Amonium (NH) mg/l TTD 0, SNI Minyak dan Lemak mg/l <2,5 <5 2,5 1 JISK Besi*) mg/l ,0 0,1 - SNI Timbal*) mg/l <0,030 <0,030-1 SNI Seng*) mg/l 0,001 0,8-2 SNI Tembaga*) mg/l <0,010 <0,06-0,2 SNI E. coliform MPN/100mL SNI Total coliform MPN/100mL SNI BAKU MUTU Hasil Uji Laboratorium/ Nama No Parameter Satuan PP 82/01 TTG PKA & PPA S. Rutus KLS I KLS II KLS III KLS IV HULU TENGAH HILIR Fisika 1 SUHU ºC Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi ,9 24,2 2 DHL µs/cm 2250, , , ,00 87,00 117,00 120,00 3 TDS mg / l 1000, , , ,00 126,00 175,00 180,00 Kimia 4 ph ,10 7,20 7,50 5 DO mg / l 6,00 4,00 3,00 0,00 7,10 6,80 6,40 6 BOD mg / l 2,00 3,00 6,00 (-) 1,20 0,40 1,50 7 COD mg / l 10,00 25,00 50,00 100,00 <2 <2 3,90 8 NO2 (Nitrit) mg / l 0,06 0,06 0,06 (-) < 0,02 < 0,02 < 0,02 9 NO3 (Nitrat) mg / l 10,00 10,00 20,00 20,00 0,55 0,44 1,71 10 NH4 (Amonium) mg / l 0,50 (-) (-) (-) 0,05 0,33 0,87 11 Minyak/Lemak mg / l 0,01 0,01 0,01 (-) <2,5 <2,5 <2,5 12 PO4 (Pospat) mg / l 0,20 0,20 1,00 5,00 0,07 0,10 0,09 13 Detergen (MBAS) mg / l 0,02 0,02 0,02 (-) TTD 0,13 0,23 14 Cu / Tembaga mg / l 0,02 0,02 0, <0,06 <0,06 < 0,06 15 Fe / Besi mg / l 0,30 (-) (-) (-) <0,1 <0,1 <0,1 16 Pb / Timbal mg / l 0,03 0,03 0,03 1,00 <0,6 <0,6 <0,6 17 Zn / Seng mg / l 0,05 0,05 0,05 2,00 <0,5 <0,5 <0,5 18 Mn / Mangan mg / l 0,10 (-) (-) (-) 0,06 <0,04 0,11 Biologi 19 Total Coliform MPN / 100 ml E Coli MPN / 100 ml Lampiran-24

220 Lampiran 3. Uji Laboratorium untuk Pencemaran Udara Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Hasil analisis pengkajian emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau Nama pemeriksa sampel : Eka Sri Yuniarti, ST Lokasi pengambilan : Bp. Ishak Kuang Derek Rumbuk Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : 1. Kayu + Batu Bara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Bundar Debit Udara : Diar 15 cm Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler 24, H 2 SO 4 mg/l Gas sampler O 2 mg/l Gas sampler 21,1-5 CO mg/l Gas sampler 0-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler Kebisingan dba Sound Level Meter sedang ada senso Kesimpulan : Open tembakau dalam keadaan aman masih dibawah baku mutu Pemeriksa Sampel Eka Sri Yuniarti, ST Lampiran-25

221 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama pemeriksa sampel : Eka Sri Yuniarti, ST Lokasi pengambilan : Bp. Baharudin, Rumbuk Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 1-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,1-5 CO mg/l Gas sampler 17-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler Kebisingan dba Sound Level Meter Pemeriksa Sampel Eka Sri Yuniarti, ST Lampiran-26

222 Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur LAPORAN Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama : Eka Sri Yuniarti, ST Lokasi pengambilan : Mulhamuddin, Setanggor Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m Partikulat (5 µ) 10,7 3 H 2 SO O 2 21,1 5 LEL 0 6 CO 0 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m 2 0, Suara dba 62,8 Lampiran-27

223 Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur LAPORAN Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama : Budi Irimawan Lokasi pengambilan : Bp. Ishak, Rumbuk Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara+Kayu Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m Partikulat (5 µ) 24,66 3 H 2 SO O 2 21,1 5 LEL 1 6 CO 0 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m Suara dba 80 ada somil Lampiran-28

224 Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur LAPORAN Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi omprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar batubara. Nama : Budi Irimawan Lokasi pengambilan : H. Sulaiman Akbar, Keselet Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Batubara Tanggal pengambilan sampel : 12/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 12/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m Partikulat (5 µ) H 2 SO O 2 21,2 5 LEL 1 6 CO 0 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m 2 0, Suara dba 67 Lampiran-29

225 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : Aluh Ruhbaniah, ST Lokasi pengambilan : H. Salim, Pringgajurang Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Kayu Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler 35, Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 0-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,2-5 CO mg/l Gas sampler 2-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler 0, Kebisingan dba Sound Level Meter Pemeriksa Sampel Aluh Ruhbaniah, ST Lampiran-30

226 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : Aluh Ruhbaniah, ST Lokasi pengambilan : H. M. Said, Sukadana Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Kayu Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler 58, Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 0-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,1-5 CO mg/l Gas sampler 3-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler 0, Kebisingan dba Sound Level Meter 55 Pemeriksa Sampel Aluh Ruhbaniah, ST Lampiran-31

227 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : Aluh Ruhbaniah, ST Lokasi pengambilan : Amat, Sukadana Kapasitas omprongan : 1 Open Bahan Bakar : Kayu Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : wita Jam selesai pengambilan sampel : wita Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler H 2 SO 4 mg/l Gas sampler 0-4 O 2 mg/l Gas sampler 21,2-5 CO mg/l Gas sampler 1-6 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m3 Gas sampler 0, Suara dba Sound Level Meter 55 Pemeriksa Sampel Aluh Ruhbaniah, ST Lampiran-32

228 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Sumber Tidak Bergerak pada Kegiatan Pengomprongan Tembakau di Kabupaten Lombok Timur Baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi pengomprongan tembakau yang menggunakan bahan bakar serabut dan cangkang/kayu bakar. Nama pemeriksa sampel : M. Saifuddin Zuhri, S.Sos Lokasi pengambilan : Montong Gading Kapasitas omprongan : Bahan Bakar : Tanggal pengambilan sampel : 13/09/2011 Jam mulai pengambilan sampel : Jam selesai pengambilan sampel : Tanggal Analisis : 13/09/2011 Sfesifikasi Cerobong : Debit Udara : Hasil Analisis : No Parameter Satuan Metode Hasil Baku Mutu Keterangan 1 Partikulat (3 µ) mg/m3 Partikulat sampler Partikulat (5 µ) mg/m3 Partikulat sampler 3 H 2 SO O 2 21,2 5 LEL 0 6 CO 3 7 Sulfur dioksida (SO 2 ) mg/m 2 0, Suara dba Lampiran-33

229 Lampiran 4 Perkembangan APBD Kab. Lombok Timur Tahun A PENDAPATAN DAERAH I 1 Pendapatan asli daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah II Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus III Lain-lain pendapatan daerah yang sah B PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2008 NO Uraian ANGGARAN Hibah - 2 Dana Darurat - 3 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Dana Penyesuaiandan Otonomi Khusus - 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Dana Tunjangan Kependidikan Jumlah Pendapatan BELANJA DAERAH I Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Belanja bunga - 3 Belanja subsidi - 4 Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa Belanaja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga II Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal Jumlah Belanja Surplus/(defisit) ( ) A PENDAPATAN DAERAH ,00 I 1 Pendapatan asli daerah ,00 2 Pajak Daerah ,00 3 Retribusi Daerah ,00 4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan ,00 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah ,00 II Dana Perimbangan ,00 1 Dana Bagi Hasil pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak ,00 3 Dana Alokasi Umum ,00 4 Dana Alokasi Khusus ,00 III Lain-lain pendapatan daerah yang sah ,00 B 1 Hibah - 2 Dana Darurat - 3 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya ,00 4 Dana Penyesuaiandan Otonomi Khusus - 5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah ,00 6 Dana Tunjangan Kependidikan ,00 BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2009 No URAIAN ANGGARAN 2009 Jumlah Pendapatan ,00 I Belanja Tidak Langsung ,00 1 Belanja Pegawai ,00 2 Belanja Bunga - 3 Belanja Subsidi - 4 Belanja Hibah ,00 5 Belanja Bantuan Sosial ,00 6 Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa ,00 7 Belanaja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa ,00 8 Belanja Tidak Terduga ,00 II Belanja Langsung ,00 1 Belanja Pegawai ,00 2 Belanja Barang dan Jasa ,00 3 Belanja Modal ,00 Jumlah Belanja ,00 Surplus/(defisit) ( ,00) D PEMBIAYAAN DAERAH I Penerimaan pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA Pencairan dana cadangan - 3 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang di pisahkan - 4 Penerimaan pinjaman daerah - 5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman - 6 Penerimaan piutang daerah Pengembalian Dana Bergulir Jumlah penerimaan pembiayaan II Pengeluaran pembiayaan Pembentukan dana cadangan - 2 Pernyataan modal (Investasi) pemerintah daerah Pembayaraan pokok utang Pemberian pinjaman daerah Jumlah pengeluaraan pembiayaan D I PEMBIAYAAN DAERAH 1 Penerimaan pembiayaan ,00 2 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) * ,00 3 Pencairan dana cadangan - 4 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang di pisahkan - 5 Penerimaan pinjaman daerah - 6 Penerimaan kembali pemberian pinjaman ,00 7 Penerimaan piutang daerah ,00 8 Pengembalian Dana Bergulir ,00 Jumlah penerimaan pembiayaan ,00 II Pengeluaran pembiayaan ,00 1 Pembentukan dana cadangan - 2 Pernyataan modal (Investasi) pemerintah daerah ,00 3 Pembayaraan pokok utang ,00 4 Pemberian pinjaman daerah - Pembiayaan neto Jumlah pengeluaraan pembiayaan ,00 Pembiayaan neto ,00 Lampiran-34

230 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2011 No URAIAN ANGGARAN 2010 A B I PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah ,00 II III I II 1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak ,00 3 Dana Alokasi Umum ,00 4 Dana Alokasi Khusus ,00 Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan ,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1 Pendapatan Hibah ,00 2 Pendapatan Dana Darurat - 3 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainya Dana Penyesuaian Otonomi Khusus 5 Dana Penyesuaian dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Dana Tunjangan Pendidikan ,17 7 Dana Percepatan infra struktur ,00 Pendapatan dari UPT Kelistrikan Daerah ,00 Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah ,44 JUMLAH PENDAPATAN ,44 1 Belanja Pegawai Belanja Bunga - 3 Belanja Subsidi - 4 Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa Belanaja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Jumlah Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal D PEMBIAYAAN I II PENDAPATAN Dana Perimbangan BELANJA Belanja Tidak Langsung PENERIMAAN PEMBIAYAAN Jumlah Belanja Langsung JUMLAH BELANJA Surflus/(defisit) ( ) 1 Pengembalian SILPA ,56 2 Pencairan Dana Cadangan 3 Hasil Panjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4 Penerimaan Pinjaman Daerah 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 6 Penerimaan Piutang Daerah ,00 7 Pengembalian Dana Bergulir ,00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN JUMLAH PENERIMAAN ,56 1 Pembentukan dana Cadangan - 2 Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok utang Pemberian Pinjamamn Daerah - JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN NETO A B No URAIAN ANGGARAN 2011 I II III I II PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 Pendapatan Pajak Daerah ,00 2 Pendapatan Retribusi Daerah ,00 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ,00 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah ,00 Jumlah Pendapatan Asli Daerah ,00 1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak ,00 3 Dana Alokasi Umum ,00 4 Dana Alokasi Khusus ,00 Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan ,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1 Pendapatan Hibah - 2 Pendapatan Dana Darurat - 3 Dana Bagi Hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainya ,00 4 Dana Penyesuaian Otonomi Khusus ,00 5 Dana Penyesuaian dari Provinsi atau Pemerintah Daerah - 6 Dana Tunjangan Pendidikan ,00 7 Dana Percepatan infra struktur - Pendapatan dari UPT Kelistrikan Daerah - Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah ,00 JUMLAH PENDAPATAN ,00 1 Belanja Pegawai ,00 2 Belanja Bunga - 3 Belanja Subsidi - 4 Belanja Hibah ,00 5 Belanja Bantuan Sosial ,00 6 Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa ,00 7 Belanaja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa ,00 8 Belanja Tidak Terduga ,00 Belanja Langsung Jumlah Belanja Tidak Langsung ,00 1 Belanja Pegawai ,00 2 Belanja Barang dan Jasa ,00 3 Belanja Modal ,00 D PEMBIAYAAN I II PENDAPATAN Dana Perimbangan BELANJA Belanja Tidak Langsung PENERIMAAN PEMBIAYAAN Jumlah Belanja Langsung ,00 JUMLAH BELANJA ,00 Surflus/(defisit) ( ,00) 1 Pengembalian SILPA ,00 2 Pencairan Dana Cadangan - 3 Hasil Panjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - 4 Penerimaan Pinjaman Daerah - 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - 6 Penerimaan Piutang Daerah ,00 7 Pengembalian Dana Bergulir ,00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN JUMLAH PENERIMAAN ,00 1 Pembentukan dana Cadangan - 2 Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah ,00 3 Pembayaran Pokok utang - 4 Pemberian Pinjamamn Daerah - JUMLAH PENGELUARAN ,00 PEMBIAYAAN NETO ,00 Lampiran-35

231 Lampiran 5 Rumah Tangga Miskin per Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur Lampiran-36

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Takdir geografis Kabupaten Sleman yang merupakan bagian dari ekologi gunung api aktif Gunung Merapi, dari puncak hingga dataran lereng kaki, menjadikan keseluruhan

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN LOMBOK TIMUR

STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN LOMBOK TIMUR Pemerintah Kabupaten Lombok Timur STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KABUPATEN LOMBOK TIMUR Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2011 KATA PENGANTAR Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) disusun

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kependudukan di Kabupaten Pohuwato sampai saat ini menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten/Kota memang tidak mudah mengingat permasalahan yang terjadi sangat komplek, dibutuhkan waktu yang lama, belum lagi persoalan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi : tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan,

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.

Lebih terperinci

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Sanitasi Kabupaten Sinjai adalah Kondisi sanitasi yang ingin diwujudkan di kabupaten Sinjai sampai tahun 2017 yang merupakan bagian dari Visi

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Karanganyar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada

Lebih terperinci