DAFTAR PUSTAKA. Adams, Cindy. (1984). Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta : Gunung Agung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Adams, Cindy. (1984). Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta : Gunung Agung"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Buku Adams, Cindy. (1984). Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta : Gunung Agung Agung, I.G. (1983). Renville. Jakarta : Sinar Harapan. Ahmad Adaby Darban. (1998). Biografi Pahlawan Nasional Sultan Hamengkubuwono IX. Jakarta : Depdikbud. Atim Supomo dkk. (1996). Brimob Polri Jateng dan DIY dalam Lintasan Sejarah. Semarang : BRIMOB Polri Polda Jateng. Atmakusumah. (1989). Tahta Untuk Rakyat. Celah-Celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX. Jakarta: Gramedia. Badan Musyawarah Musea DIY Perwakilan Jakarta. (1985). Sejarah Yogya Benteng Proklamasi. Jakarta : Barahmus. Bambang Suwondo. (1976/1977). Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. Daliman. (2006). Pedoman Penulian Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Pendiikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY. Djoko Dwiyanto. (2009). Kraton Yogyakarta Sejarah, Nasionalisme dan Teladan Perjuangan.Yogyakarta : Paradigma Indonesia. Dudung Abdurrahman. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos Wacana Ilmu. G. Moedjanto. (1988). Indonesia Abad Ke-20 II. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Gottschalk, Louis. (1982). Understanding History : A Primer of Historical Method, a.b. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press. Haryadi Baskoro & Sudomo Sunaryo. (2010). Catatan Perjalanan Keistimewaan Yogya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hatta, Mohammad. (1969). Sekitar Proklamasi Jakarta : Tinta Mas. Heijboer, Pierre. (1998). Agresi Militer Belanda Memperebutkan Pending Zamrud Sepanjang Khatulistiwa 1945/1949. Jakarta : Grasindo. Helius Sjamsuddin. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 103

2 104 Himawan Soetanto. (2006). Yogyakarta Jendral Spoor Versus Jendral Sudirman. Jakarta : Gramedia Pustaka. Kahin, G.McT. Nationalism and Revolution In Indonesia, a.b. Nin Bakdi Soemanto. (1995). Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta : UNS Press dan Pustaka Sinar Harapan. Nasution, A.H. (1963). Tentara Nasional Indonesia Jilid I. Bandung : Ganaco.. (1979). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 9. Agresi Militer Belanda II. Bandung : DISJARAH AD dan Angkasa. Notosutardjo. (1956). Konperensi Meja Bundar-KMB. Jakarta : Penerbit Endang. Nugroho Notosusanto. (1971). Norma-norma Dasar Penelitian Penulisan Sejarah. Jakarta : Dephankam. P.J. Suwarno. (1993). Pengaruh Keraton Yogyakarta Terhadap Nasionalisme Indonesia. Yogyakarta : FPIPS Sanata Dharma.. (1994). Hamengku Buwono IX dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta Yogyakarta : Kanisius. Poespaningrat Pranoedjoe. Kisah Para Leluhur dan yang Diluhurkan dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru. Jakarta : PB. Kedaulatan Rakyat. Ricklefs, M.C. A History of Modern Indonesia, a.b. Dharmono Hardjowidjono. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Rini Yuniarti. (2003). BPUPKI PPKI Proklamasi Kemerdekaan RI. Jakarta : Kompas. Riyadi Goenawan & Darto, Harnoko. (1993). Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogyakrta. Jakarta : Depdibud. Sartono Kartodirdjo. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : PT Gramedia. Sejarah Militer Kodam VI Siliwangi. (1967). Siliwangi dari Masa ke Masa. Jakarta. SESKOAD. (1989). Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta Latar Belakang dan Pengaruhnya. Jakarta : Citro Lamtoro Gung Persada. Simatupang, T.B. (1960). Laporan Dari Banaran. Jakarta : Sinar Harapan.

3 105 Soebagijo I.N. (1953). Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Surabaja : Panjebar Semangat. Soedarisman Poerwokoesoemo. (1984). Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.. (1987/1988). Dari Proklamasi sampai Yogya Kembali. Yogyakrta : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Soempono Djojowadono. (tt). Kraton dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Lembaga Javanologi. Sri Endang S, dkk. (2001). Pelurusan Sejarah Serangan 1 Maret Yogyakarta : Media Pressindo. Sudiro. (1994). Pengalaman Saya Sekitar 17 Agustus Jakarta : Haji Masagung. Suhartono W.P. (2002). Yogyakarta Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta : Yayasan Soedjatmoko. Sutrisno Kutoyo. (1996). Sri Sultan Hamengkubuwono IX : Riwayat Hidup dan Perjuangan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Tim Lembaga Analisis Informasi. (2000). Kontroversi Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta : Media Pressindo. Tim Penyusun. (1992). Sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Jakarta : Direktorat Permuseuman Dirjen Kebudayaan Depdikbud. Tjokropanolo. (1992). Jenderal Sudirman : Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia. Jakarta : Surya Persindo. Tobing, K.M.L. (1986). Perjuangan Politik Bangsa Indonesia : Renville. Jakarta : Gunung Agung. Widja, I.G. (1989). Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud. Wild, C. & Carey, Peter (Peny). (1986). Gelora Api Revolusi Sebuah Antologi Sejarah. Jakarta : Gramedia. Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara. (1992). Profil Propinsi Republik Indonesia : DIY. Jakarta : PT. Intermasa.

4 106 Skripsi Eni Lestari. (2006). Kebijakan Politik dan Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Pada Zaman Pendudukan Jepang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Nelly Anugrawati. (2008). Pembangunan Selokan Mataram Sebagai Upaya Perlindungan Sultan Hamengkubuwono IX terhadap Masyarakat Sleman Pada Masa Pendudukan Jepang ( ). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Surat Kabar dan Majalah Bambang Sigap S, Bung Sultan yang Demokratis, Kompas. Edisi Rabo, 1 Desember 2010, hlm. 4. G. Moedjanto, Amanat Sri Sultan dan Sri Paku Alam Tanggal 30 Oktober 1945, Suara Karya. Edisi Jum at, 30 Oktober 1992., Pahlawan Nasional Sri Sultan HB IX, Suara Merdeka. Edisi Kamis, 8 November 1990., Raja yang Republiken, Suara Merdeka. Edisi Jum at 9 November Kedaulatan Rakyat edisi 7 September Kompas edisi 1 Desember Parera, Fr. Meak, (1991). Ketokohan Sri Sultan Hamengku Buwono IX Reformator Budaya dan Perintis Orde Baru, Prisma, Edisi khusus 20 Tahun Prisma , hlm Selo Soemardjan, (1989). In Memoriam : Hamengkubuwono IX, Sultan of Yogyakarta, , Indonesia, No. 47 (April), hlm Sri Retna A. (2002). Peranan Sub Wehrkreise 105 pada Masa Perang Kemerdekaan Kedua di DIY : Suatu Kajian Sejarah Lisan, Patra Widya. Vol.7. No.2. Makalah Ceramah dan Internet C.H. Marsoedi. (1987). Peranan Militer dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI di DIY. Makalah Ceramah dan Diskusi, Yogyakarta, 20 Agustus MSI Cabang Yogyakarta dan BPSNT Yogyakarta.

5 107 Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Yogyakarta. (2010). Sejarah Berdirinya Kota Yogyakarta. Tersedia pada Diakses pada tanggal 13 November Haryadi Baskoro. (2009). Kasultanan Yogya Mewarisi Kejayaan Membangun Peradaban. Tersedia pada Diakses pada tanggal 13 November P.J. Suwarno. (1993). Sultan HB IX Memimpin Revolusi Kemerdekaan di Yogyakarta. Makalah Ceramah, Yogyakarta 5 November 1993 : Lembaga Javanologi. Sri Sultan HB IX Sang Bangsawan yang Demokratis. (2010). Tersedia pada Diakses pada tanggal 26 Oktober Suhartono W. Pranoto. (2010). Enam Jam di Yogyakarta 1 Maret 1949 Mitos atau Sejarah?. Makalah Seminar Sejarah, Yogyakarta, 1 Maret Bandung : DISJARAH AD. Widodo. (1988). Peranan Serangan Umum 1 Maret 1949 Terhadap Tegaknya Pemerintahan RI. Makalah Ceramah, 12 April 1988 di BKSNT Yogyakarta.

6 108 DAFTAR INFORMAN 1. Nama : KRT. H. Jatiningrat, S.H. Pekerjaan : 57 tahun : Tamanan Keraton Yogyakarta : Penghageng Tepas Duwarapura Keraton Yogyakarta 2. Nama : H. Ollot Sajiman : 82 tahun : Jl. Munggur 75 Gondokusuman Yogyakarta Pekerjaan : Purnawirawan Polri ; Wakil Ketua LVRI DIY 3. Nama : GBPH. H. Joyokusumo : 55 tahun : Jl. Rotowijayan 5 Keraton Yogyakarta Pekerjaan : Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta 4. Nama : Juariah Suhardi : 77 tahun : Pakel Rejo Umbulharjo Yogyakarta Pekerjaan : Mantan Anggota Gerilyawan SWK 101 Kota Yogyakarta (Tenaga Medis dan Kurir) ; Ketua Ikatan Istri Veteran Umbulharjo

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan BAB V KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Upaya Pasukan Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan Jembatan Bantar Sentolo 1948-1949, peneliti dapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 142 DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Bapusipda Kota Cirebon. (2011). Sekilas sejarah pemerintahan kota Cirebon. Cirebon: Bapusipda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah berkuasa selama kurang lebih 3,5 tahun ( ). Tahap demi tahap

BAB I PENDAHULUAN. setelah berkuasa selama kurang lebih 3,5 tahun ( ). Tahap demi tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945 berdampak pula terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Kekuasaan Jepang atas Indonesia berakhir setelah berkuasa selama

Lebih terperinci

BAB III SIKAP SRI SULTAN HB IX TERHADAP PROKLAMASI RI. lewat radio siaran luar negeri yang didengar secara sembunyi-sembunyi.

BAB III SIKAP SRI SULTAN HB IX TERHADAP PROKLAMASI RI. lewat radio siaran luar negeri yang didengar secara sembunyi-sembunyi. BAB III SIKAP SRI SULTAN HB IX TERHADAP PROKLAMASI RI A. Proklamasi Kemerdekaan RI Berita menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada pihak Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 selalu ditutupi oleh pemerintah

Lebih terperinci

PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA ( ) SKRIPSI

PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA ( ) SKRIPSI PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA (1948-1949) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan Historis. Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan Historis. Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika perkembangan Boedi Oetomo sampai akhir sejarah perjalanannya pada tahun 1935 umumnya memperlihatkan kecenderungan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: Universitas Muhammadiyah. Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, 1976.

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: Universitas Muhammadiyah. Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, 1976. DAFTAR PUSTAKA Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2004. Biro Sejarah Prima, Medan Area Mengisi Proklamasi, Medan: Badan Musyawarah Pejuang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi, Pangeran Wijil, Pangeran

BAB V KESIMPULAN. Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi, Pangeran Wijil, Pangeran BAB V KESIMPULAN Pakualaman terbentuk dari adanya perjanjian Giyanti antara pihak Mataram yang diwakili oleh Sunan Pakubuwana III dengan kelompok Pangeran Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan daerah otonomi 1 setingkat

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan daerah otonomi 1 setingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan daerah otonomi 1 setingkat propinsi yang dikepalai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Kepala Daerah DIY dan Paku Alam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia.

BAB V KESIMPULAN. Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia. BAB V KESIMPULAN Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa 1922 1945, telah memberikan gambaran mengenai konsep pendidikan yang mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia. Adapun hasil

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH MILITER PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH MILITER PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH MILITER PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas : Ilmu

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR PUSTAKA. Arsip Tentang Pemindah tanganan pengelolaan pemandian Sekar Sari.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR PUSTAKA. Arsip Tentang Pemindah tanganan pengelolaan pemandian Sekar Sari. DAFTAR PUSTAKA SUMBER ARSIP Arsip Pemerintah Kota Mojokerto tentang perintah pembangunan Perumahan Tukang Becak. Arsip Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1982 tentang penetapan perluasan

Lebih terperinci

Kekuatan dari hasil persetujuan internasional tidak akan bertahan, jika. negara pelaksananya tidak mampu menjaga kekuatan dari konvensi internasional

Kekuatan dari hasil persetujuan internasional tidak akan bertahan, jika. negara pelaksananya tidak mampu menjaga kekuatan dari konvensi internasional 120 Kekuatan dari hasil persetujuan internasional tidak akan bertahan, jika negara pelaksananya tidak mampu menjaga kekuatan dari konvensi internasional tersebut. Negara dengan wilayah kedaulatan laut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdullah, T. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Anderson, B. (1988). Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946.

Lebih terperinci

2015 TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI

2015 TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI DAFTAR PUSTAKA Buku Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Agung, A. (2012). Pertempuran Laut Jawa Gurita Jepang Mencengkram Nusantara. Yogyakarta: Mata Padi Presindo

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Brinton, C. (1962). Anatomi Revolusi. Jakarta: Bhatara. Darpan dan Suhardiman, B. (2007). Seputar Garut. Garut: Komunitas Srimanganti.

DAFTAR PUSTAKA. Brinton, C. (1962). Anatomi Revolusi. Jakarta: Bhatara. Darpan dan Suhardiman, B. (2007). Seputar Garut. Garut: Komunitas Srimanganti. DAFTAR PUSTAKA BUKU Brinton, C. (1962). Anatomi Revolusi. Jakarta: Bhatara. Darpan dan Suhardiman, B. (2007). Seputar. : Komunitas Srimanganti. DEPDIKBUD (1989). Invetarisasi dan Dokumentasi Peninggalan

Lebih terperinci

PERANAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENEGAKKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN PROPOSAL SKRIPSI. Oleh Ony Widiarto NIM

PERANAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENEGAKKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN PROPOSAL SKRIPSI. Oleh Ony Widiarto NIM PERANAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENEGAKKAN KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1945-1950 PROPOSAL SKRIPSI Oleh Ony Widiarto NIM 140210302018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

INTEGRASI DIY KE DALAM WILAYAH RI TAHUN

INTEGRASI DIY KE DALAM WILAYAH RI TAHUN INTEGRASI DIY KE DALAM WILAYAH RI TAHUN 1945-1950 Penulis 1 : Tingkas Prihantoro Penulis 2 : Dr. Aman, M.Pd. Universitas Negeri Yogyakarta Tingkas91@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. DAFTAR PUSTAKA Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Azmi. (1982). Abdul Muis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

Lebih terperinci

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Diantara banyak peninggalan bangunan bersejarah di Kota Yogyakarta adalah museum. Sebenarnya di Yogyakarta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. Satuan Acara Perkuliahan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. Satuan Acara Perkuliahan : 2 Pertemuan : 1 1. Mengidentifikasi silabus perkuliahan 2. Mengidentifikasi peranan pelaut Nusantara dalam menjalin hubungan dengan Asia dan Afrika pada zaman kuno. 1. Silabus Perkuliahan 2. peranan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd.

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SILABUS MATA KULIAH Jurusan : Pendidikan Sejarah Mata Kuliah/Kode : Sejarah Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin/SEJ306

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. dan Kasultanan. Seiring berjalannya waktu, perlawanan Diponegoro meluas juga

BAB VI KESIMPULAN. dan Kasultanan. Seiring berjalannya waktu, perlawanan Diponegoro meluas juga BAB VI KESIMPULAN Setelah adanya Perjanjian Giyanti tahun 1776, Bagelen dibagi dua dalam kekuasaan Kasunanan dan Kasultanan. Pembagian ini tidaklah berjalan dengan baik karena terjadi tumpang tindih dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah otonom setingkat provinsi yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Keistimewaan Yogyakarta Sebagaimana yang telah menjadi pengetahuan bersama bahwa pemerintahan di Yogyakarta sudah ada jauh sebelum lahirnya Republik Indonesia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN 1945-1949 (Skripsi) Oleh Fitri Diantuti PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV SRI SULTAN HB IX DAN AGRESI MILITER BELANDA II. ini membuat Dewan Keamanan PBB turun tangan dengan membentuk Commite of

BAB IV SRI SULTAN HB IX DAN AGRESI MILITER BELANDA II. ini membuat Dewan Keamanan PBB turun tangan dengan membentuk Commite of BAB IV SRI SULTAN HB IX DAN AGRESI MILITER BELANDA II A. Perjanjian Renville Pada tanggal 20 Juli 1947 Belanda mengingkari Perjanjian Linggarjati yang telah disepakati bersama. Pelanggaran ini dibuktikan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981.

DAFTAR PUSTAKA. A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981. 117 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka 1980. Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981. Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka 1981. Kantor Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah otonom setingkat provinsi yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS Mata Kuliah : Sejarah Orde Baru dan Reformasi Kode Mata Kuliah : SJ 401 SKS/Semester : 3/7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aly, Rum. (2004). Menilang Jalan Kekuasaan Militer Otoriter. Jakarta: Kompas.

DAFTAR PUSTAKA. Aly, Rum. (2004). Menilang Jalan Kekuasaan Militer Otoriter. Jakarta: Kompas. DAFTAR PUSTAKA a. Sumber Buku: Abdulah, Taufik dan Aidil Fitriciada Azhari. (2003). Dari Catatan Wiranto: Bersaksi di Tengah Badai. Jakarta: IDE Jakarta. Aly, Rum. (2004). Menilang Jalan Kekuasaan Militer

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kesimpulan. bentuk perwujudan pondasi prajurit TNI Angkatan Darat (TNI-AD) dalam memasuki

BAB V PENUTUP. Kesimpulan. bentuk perwujudan pondasi prajurit TNI Angkatan Darat (TNI-AD) dalam memasuki 84 BAB V PENUTUP Kesimpulan Transmigrasi yang dilaksanakan oleh Angkatan Darat (AD) merupakan gagasan Jenderal Ahmad Yani, Menteri Panglima AD. Transmigrasi digagas sebagai bentuk perwujudan pondasi prajurit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda

Lebih terperinci

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd Lampiran 2 SILABUS Tgl Efektif : No. Dokumen :FM-AKM-03-002 No.Revisi : 00 FAKULTAS PROGRAM STUDI MATA KULIAH KELAS/SKS WAKTU DOSEN : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : PENDIDIKAN SEJARAH : SEJARAH

Lebih terperinci

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan Silabus Sekolah : Kelas : V Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, D. (1999) Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta : PT. Logos

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, D. (1999) Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta : PT. Logos DAFTAR PUSTAKA Buku Abdurrahman, D. (1999) Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta : PT. Logos Erman, Erwiza.(1995). Kesenjangan Buruh Majikan : Pengusaha, Koeli dan Pengusaha Industri Timah Belitung 1852

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. tersebut menuntut seluruh rakyat dari berbagai komponen untuk mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. tersebut menuntut seluruh rakyat dari berbagai komponen untuk mempertahankan BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil peristiwa diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Indonesia yang muncul sebagai negara baru dengan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, harus memenuhi

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Jika dibandingkan dengan media pendamping diorama yang ada, yaitu tampilan paragraf yang begitu panjang, Animasi 2D ini lebih membuat pengunjung tertarik untuk mengamati cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Daftar Pustaka. Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. 1 Daftar Pustaka Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Bachtiar, W. (2010). Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons. Bandung : Remaja Rosdakarya. Bandaro,

Lebih terperinci

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Modul ke: PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Fakultas Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kompetensi dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN & ERA KEMERDEKAAN Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai negara

Lebih terperinci

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu 11 Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling berhubungan dalam suatu perubahan. Pengambilalihan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik. (1978). Sejarah Lokal Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik. (1978). Sejarah Lokal Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdullah, Taufik. (1978). Sejarah Lokal Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Adeng et al. (1995). Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan Studi Kasus Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, persepektif sejarah selalu menampilkan ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu menampilkan tiga unsur yaitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

UPAYA PASUKAN SUB-WEHRKREISE 106 KULONPROGO DALAM PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN JEMBATAN BANTAR SENTOLO

UPAYA PASUKAN SUB-WEHRKREISE 106 KULONPROGO DALAM PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN JEMBATAN BANTAR SENTOLO UPAYA PASUKAN SUB-WEHRKREISE 106 KULONPROGO DALAM PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN JEMBATAN BANTAR SENTOLO 1948-1949 RINGKASAN Oleh: Irfandi Cahyanto Dr. Aman, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian kemerdekaan memerlukan perjuangan yang sangat gigih dari para pahlawan yang ditandai dengan Proklamasi.

Lebih terperinci

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z. PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian

Lebih terperinci

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 SILABUS Fakultas : Ilmu Sosial Ekonomi Jurusan/Program Studi : Pendidikan Sejarah/Ilmu Sejarah Mata Kuliah

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM SILABUS Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila Semester : 1 Prasyarat : Kode : SKS : 2 1. Pengantar : Pendidikan

Lebih terperinci

2015 DARI GEMEENTERAAD SAMPAI VOLKSRAAD

2015 DARI GEMEENTERAAD SAMPAI VOLKSRAAD DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Abdulgani, R. (1957). Nasionalisme Sebagai Faktor Kekuatan dalam Pertjaturan Politik Internasional. Jakarta: Sinda. Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jogjakarta:

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (Pra Kemerdekaan) Fakultas MKCU Drs. AMIRUDDIN, S.P.d. MM Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tata cara perolehan hak pinjam pakai atas sultan grond tahapannya. a. Mengajukan surat permohonan kepada Panitikismo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tata cara perolehan hak pinjam pakai atas sultan grond tahapannya. a. Mengajukan surat permohonan kepada Panitikismo BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tata cara perolehan hak pinjam pakai atas sultan grond tahapannya sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FPIPS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FPIPS SILABUS MATA KULIAH =========================================================== Kelompok Mata Kuliah : Sejarah Nasional Nama Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

EKSISTENSI TANAH KASULTANAN (SULTAN GROUND) YOGYAKARTA SETELAH BERLAKUNYA UU No. 5 / 1960

EKSISTENSI TANAH KASULTANAN (SULTAN GROUND) YOGYAKARTA SETELAH BERLAKUNYA UU No. 5 / 1960 EKSISTENSI TANAH KASULTANAN (SULTAN GROUND) YOGYAKARTA SETELAH BERLAKUNYA UU No. 5 / 1960 Umar Kusumoharyono Abstract The aim of research is to reveal the land legislation history at Kasultanan Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari. Pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V PENUTUP. Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari. Pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 184 BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari Pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta PA.VIII/No.K.898/I/A 1975 tentang larangan kepemilikan tanah

Lebih terperinci

STUDI SEJARAH INDONESIA DEWASA INI

STUDI SEJARAH INDONESIA DEWASA INI STUDI SEJARAH INDONESIA DEWASA INI MAKALAH Oleh : Rachmat Susatyo LOKA KARYA DAN SEMINAR NASIONAL Aktualisasi Pengajaran Guru Sejarah Se-Sumatra Utara Medan, 23 24 Mei 2007 Study Sejarah Indonesia Dewasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas jajahan masih di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda. Setelah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. analisis framing pemberitaan mengenai wacana Raja Perempuan Kraton

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. analisis framing pemberitaan mengenai wacana Raja Perempuan Kraton BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian analisis framing pemberitaan mengenai wacana Raja Perempuan Kraton Yogyakarta di Surat Kabar Harian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia, baik laki-laki, wanita, yang tua maupun muda

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia, baik laki-laki, wanita, yang tua maupun muda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi fisik tahun 1945-1949 di Indonesia telah menguras tenaga seluruh rakyat Indonesia, baik laki-laki, wanita, yang tua maupun muda semuanya turut bahu-membahu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 1 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sambutan UPACARA BENDERA PERINGATAN DETIK-DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-71 TAHUN 2016 Yogyakarta, 17 Agustus 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi

Lebih terperinci

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) RINGKASAN SKRIPSI

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) RINGKASAN SKRIPSI PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI (1946-1949) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

H.M.Umar Djani Martasuta

H.M.Umar Djani Martasuta H.M.Umar Djani Martasuta Garut, 15 Februarim1952 Jl. Sarijadi No.34 RT 02-RW 02 Kel. Sarijadi-Kec. Sukasari Kota Bandung HP.0811225154/022-2015456 E-mail : mujas52@ymail.com CITA-CITA & TUJUAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima baik bangsa asing yang datang ke Indonesia. Belanda

BAB I PENDAHULUAN. menerima baik bangsa asing yang datang ke Indonesia. Belanda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang dan hal itu dapat membantu perekonomian masyarakat Indonesia dari segi perdagangan. Masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Dosen : : : Program Studi Prasyarat Waktu Perkuliahan

SILABUS : : : : Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Dosen : : : Program Studi Prasyarat Waktu Perkuliahan Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Dosen Program Studi Prasyarat Waktu Perkuliahan SILABUS Pengantar Ilmu Sejarah SEJ. 518 2 SKS Ismaun, Prof.,Dr.H.,M.Pd./0051 Murdiyah Winarti, Dra., M.Hum./1086 Hansiswany

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September Surakarta : YPID, 1980

DAFTAR PUSTAKA. Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September Surakarta : YPID, 1980 DAFTAR PUSTAKA Arsip dan Dokumen Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September 1980. Surakarta : YPID, 1980 Hasil Kesepakatan Deklarasi YPID Surakarta, 26 Maret 2005. Surakarta : YPID, 2006 pelajaran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Sejarah Kode Mata Kuliah : SJ 101 SKS : 2 Semester : 1 Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah

Lebih terperinci

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KAJIAN HISTORIS, SOSIOLOGIS, YURIDIS FORUM MASYARAKAT YOGYAKARTA DI JAKARTA DAN SEKITARNYA (FORMAYA) 2011 Tim Penyusun : 1. Drs. H. Tukiman, Ws. SH. MM. MH 2. Prof. Dr. dr. Daldiyono

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN SKRIPSI. Oleh

KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN SKRIPSI. Oleh KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN 1942-1949 SKRIPSI Oleh Gandung Wirawan NIM 060210302300 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN SRI SULTAN HB IX. A. Latar Belakang Keluarga Sri Sultan HB IX terlahir dikalangan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN SRI SULTAN HB IX. A. Latar Belakang Keluarga Sri Sultan HB IX terlahir dikalangan Keraton Kasultanan Yogyakarta. BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN SRI SULTAN HB IX A. Latar Belakang Keluarga Sri Sultan HB IX terlahir dikalangan Keraton Kasultanan Yogyakarta. 1 Kasultanan Yogyakarta merupakan suatu wilayah kerajaan

Lebih terperinci