MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG BERMAIN TENIS MEJA MELALUI METODE DRIIL PADA SISWA KELAS V SDN 6 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG BERMAIN TENIS MEJA MELALUI METODE DRIIL PADA SISWA KELAS V SDN 6 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG BERMAIN TENIS MEJA MELALUI METODE DRIIL PADA SISWA KELAS V SDN 6 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Roys A. Mano, Risna Podungge, Zulkifli Lamusu Masalah dalam penelitian ini adalah : apakah dengan metode drill Hasil Belajar Tentang bermain tenis meja pada siswa kelas V SDN dapat meningkat? untuk meningkatkan hasil belajar tentang bermain tenis meja melalui metode drill pada siswa kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Hipotesis tindakan yaitu jika guru menggunakan metode drill maka hasil belajar tentang bermain tenis meja kelas V SDN 6 Batudaa Bab. Gorontalo akan meningkat. Hasil penelitian observasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah. Hal ini nampak pada data yang diperoleh dari 8 orang siswa kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 6 orang atau 33,3%. Pada siklus I mulai ada peningkatan yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 8 orang atau 44,4%. Pada siklus II terjadi peningkatan lagi yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 4 orang atau 77,8%. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 70,83dan nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 80,24%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode driil dapat meningkatkan hasil belajar tentang bermain tenis meja pada siswa kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci : Meningkatkan Hasil Belajar dan Metode Driil

2 Tujuan Institusional sekolah dasar yakni sekolah dasar memberikan bekal kemampuan dasar warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (Bafadal, 2003: 6-) Salah satu mata pelajaran yang tertuang dalam KTSP sekolah dasar (SD) adalah mata pelajaran Pendididkan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan. salah satu program mata pelajaran ini adalah materi bermain, bermain merupakan sesuatu hal yang sangat digemari oleh anak usia sekolah dasar. Menurut supatra (2008: 6), bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai anak-anak. Bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk anak. Pengalaman itu bisa berupa jalinan hubungan sosial untuk mengungkapkan perasaannya dengan sesama temannya dan menyalurkan hasrat. Permainan yang tertuang dalam program pendidikan jasmani dan kesehatan adalah permainan tenis meja. Tenis meja adalah permainan bola tangkis di atas meja yang dimainkan oleh dua orang atau empat orang deangan bet dan bola kecil terbuat dari plastik. Di tengah tengah meja dipasang net tegak lurus untuk memisahkan bidang permainan. Permainan tenis meja pada pembelajaran di sekolah dasar khususnya kelas V merupakan materi pembelajaran yang lebih diarahkan pada kemampuan siswa dalam bermain tenis meja dengan peraturaan yang sederhana(dimodifikasi ). Selan itu permainan tenis meja disekolah dasar lebih diarahkan pula pada keterampilan siswa dalam teknik dasar tenis meja berupa : teknik memgang bet, teknik menerima bola( stance),teknik gerakan kaki (Footwork), teknik pukulan (stroker).berbagai keterampilan yang diharapkan dari siswa tersebut bisa tercapai apabila didukung oleh guru yang memiliki kompetensi di dalam permainan tenis meja tersebut selain itu juga metode yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran permainan tenis meja maka sepatutnya materi pembelajaran lebih diarahkan kepada pembinaan keterampilan siswa. Olehnya karena itu pembelajaran tenis meja perlu mendapat perhatian. Metode Drill Metode Drill merupakan suatu latihan yang dilakukan secara berulang-ulang atau suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan.

3 Menurut Djamarah dan Zain (2007 : 08) menyatakan bahwa metode latihan (drill) disebut juga metode training. Merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan kebisaan tertentu, juga sebagai saran untuk memelihara kebisaan-kebisaan yang baik, selain itu dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan, sehubungan dengan itu, dalam situs online dituliskan bahwa drill wajar digunakan untuk kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya). Kecakapan mental, misalnya : menghafal, menjumlah, mengembalilkan, membagi, dan sebagainya ( Metode drill menurut roestiyah N.K. (99: 25) adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimaka siswan melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Hal senada dikemukakan oleh Sagala (2009 : 27), metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang tlah dipelajari. Mengigat latihan ini kurang mengembangkan bakat atau inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik yang sebelumnya dilakukan diagnosis agar kegiatan itu bermanfaat bagi pengembangan motorik siswa. Pernyataan diatas senada apa yang dikemukakan oleh Sholihin (dalam bahwa metode drill meruapakan cara mengajar dengan memberikan latiahn-latihan terhadap apa yang dipelajari siswa untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu, misalnya: kecakapan motoris seperti menggunakan alat-alat, dan kecakapan mental seperti menghafal, menjumlah, membagi, dan sebagainya. Selanjutnya Shalahuddin, dkk (dalam Muradi, 2006) mendefinisikan metode drill sebagai suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama scara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Pembelajaran Tenis Meja Melalui Metode Drill Pelaksanaan pembelajaran tetang permainan tenis meja diselenggarakan dengan menerapkan suatu metode yang disebut dengan metode drill. Dalam pelaksanaannya, siswa dilibatkan untuk melakukan latihan-latihan untuk bermain tenis meja secara berulang-ulang.

4 Latihan latihan yang dilakukan ialah dimulai dengan memantul-memantulkan bola ke lantai, kemudian kedinding, selanjutnya dibentuk kelompok secara berpasangan (dua orang siswa) untu memvoli bola dengan menggunakan bat yang disediakan oleh guru, atau dapat pula mengguanakan bat yang sederhana. Setelah itu dengan memantulkan bola ke lantai ketika memukul dan menerima bola yang terpantul dari lantai tersebut. Tahapa berikutnya ialah bermaian tenis meja dengan peraturan sederhana. Meja tenis yang digunakan ialah meja belajar siswa yang diatur dengan sedemikian rupa sehingga membentuk seolah-olah sebuah tenis yang sebenarnya. ketika kegiatan latihanlatihan ini sedang berlangsung, pengawasan guru didalam kelas harus tetap terjaga agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dengan catatan bahwa setiap jenis latihan harus dilakukan secara berulang-ulang. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi melalui pemberian tes kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui pningkatan kemampuan siswa dalam bermain tenis meja. Setelah itu, pemeblajaran dittutup. Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan cabang olahraga yang yang dimainkan didalam gedung (indoor game) oleh dua dan /atau empat pemain. Cara memainkanya dengan mengguanakan bet yang dilapisi karet untuk memukul bola celluloid melewati jarring yang tergantuung diatas meja, yang dikaitakan pada dua tiang jaring. Permaian tenis meja atau lebih dikenal dengan ping pong meruapakan suatu cabang olahraga yang uni dan bersifatrekreatif (Muhajir, 2007: 26). Karena tenis meja permainan maka sudah tentu didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas bermain Sehubungan dengan aktivitas bermain, Mahendra (2007: 2-8) mengemukakan bahwa bermain pada intinya adalah aktifitas yang digunakan sbgai hiburan. Kita mengartikan bermain sebgai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukalah berati olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat di temukan di dalam keduanya Perlengkapan Permainan Tenis Meja Menurut Salim (2008 : 5-25) permainan tenis meja memerlukan saran dan prasarana antara lain: a. Meja

5 Meja berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar52,5 cm, dan tinggi 76 cm b. Rakitan Net Rakitan-net (net assembly) harus terdiri dari jarring(net), gantungan jarring (suspension) dan tiang penopang (supporting posts), termasuk penjepit-penjepit (clamps) yang dilekatkan ke meja. Jaring (net) harus digantung regang (suspended) dengan batang (cord) di setiap ujungnya yang diletakkan tegak lurus bersama penyangga (post) setinggi 5,25 cm, batas ukuran tiang luar penyangga berjarak 5,25 cm dari luar garis tepi (side line). c. Bola. Bola harus dengan diameter 40 mm 2. Berat bola harus 2,40 atau 5 gram 3. Bola harus dibuat dari bahan celluloid atau sejenis bahan plastik, harus berwarna putih atau orange, dan pudar (tidak mengkilap). d. Bet. Ukuran berat bentuk bet, tidak ditentukan, tetapi daun bet harus datar dan kaku 2. Ketebalan daun bet, minimal 85% harus terbuat dari kayu alam; dapat dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber carbon atau fiber galss atau dari bahan kertas yang dipadatkan. Bahan tersebut tidak lebih dari 7.5% dari total ketebalan 0,35 mm, adalah meruapakan bagian yang sangat sedikit/tipis Sisdaun bet yang digunakan untuk memukul bola harus ditutup dengan karet berbintik biasa, atau bet berbintik yang menonjol keluar; namun memiliki ketebalan termasuk laisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau karet datar (bukan berbintik keluar) dengan karet berbintik kedalam harus memiliki ketebalan tidak melebihi dari 4 mm termasuk lem perekat Tehnik Dasar Bermian Tenis Meja a. Teknik memegang bet (grip) Teknik memegang bet merupakan factor yang sangat penting dalam permainan tenis meja. Sutarmin (2007; 5-6) menyatakan bahwa cara memegang bet dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:. Pegangan seperti berjabat tangan (Shakehand Grip)

6 Pegangan Shakehand sangat popular terutama di Negara-negara eropa dan dunia barat. Dengan pegangan ini, seorang pemain dapat menggunakan kedua sisi bet. 2. Pegangan seperti memegang tangkai pena(penhold Grip) Penhold Grip dikenal pula dengan pegangn asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain asia banyak menggunakan pengangan shakehand. Pada pengangan ini hanya satu sisi bet yang dapat digunakan. 3. Seemilier Grip Seemilier Grip atau disebut dengan American grip meruapakan versi shakehand grip pada Seemilier Grip, hanya satu sisi bet yang digunakan untuk memukul bola. b. Teknik servis servis yaitu memukul untuk menyajikan bola pertama. Caranya, bola dipukul dengan memantuk sekali dimeja sendiri kemudian melewati atas permukaan net/jaring dan akhirnya bola jatuh di meja lawan (Sutarmin, 2007:7).. Servis yang benar a. Pada saat mulai servis, bola harus diam secara bebas diatas permukaan telapak tangan dari tangan bebas, dibelakang garis akhir, dan minimal sejajar dengan permukaan bebas. b. Server (perlaku servis), harus melambung bola secara vertical tanpa putaran, dengan ketinggian bola minimal 6 cm dari permukaan telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul. c. Pada saat bola turun, server harus memukul bola hingga menyetuh permukaan meja terlebih dahulu dan setelah melewati atas net atau menggelinding atas net kemudian menyetuh permukaan meja dari penerima bola (reseiver). Pada permainan ganda bola harus menyentuh bagian kanan dari masing-masing meja server dan reseiver secara berurutan. d. Dari mulai servis sehingga bola dipukul, bola harus berada dipermukaan meja permainan dan dibelakang batas akhir server. Dan bola tidak boleh ditutup/terhalang bagian badan atau pakain server atau pasangannya. e. Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar terlihat oleh wasit atau pembantu wasit sesuai persyaratan pada servis yang benar.

7 2. Jenis-jenis servis a. Servis forhand topspin b. Servis backhand topspin c. Servis backhand backspin d. Servis backhand backspin 3. Pengambilan yang benar Setelah bola servis atau dikembalikan, harus dipukul melwati net dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung maupun setelah menyentuh net. c. Teknik Siap Sedia (Stance) Stance berarti posisi kaki, badan dan tangan pada saat siap menunggu bola atau pada saat memukul bola. Ada dua bentuk stance utama yang biasa digunakan dalam permainan tenis meja yaitu:. Square Stance Square stance adalah posisi badan menhadap penuh kemeja. Biasanya posisi ini digunakan untuk siap menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah kesamping kiri, kanan atau kedepan, kebelakang maupun diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dengan baik. 2. Side Stance Side stance berati posisi badan mnyamping, baik kesamping kiri maupun kesamping kanan. Pada side stance, jarak antara bahu kemeja atau kenet harus ada yang lebih dekat. Misalnya untuk pukulan forhand bagi pemain tangan kanan, bahu kiri harus lebih dekat ke net, begitu pula kaki kirinya harus lebih dekat ke net. Sebaliknya stance untuk pukulan backhand bagi pemain tangan kanan, bahu kanan serta kaki kanannya harus lebih dekat ke net. d. Teknik Gerakan Kaki (Footwork) Fotwoork dalam tenis meja pada garis besarnya digunakan untuk nomor tunggal atau ganda. Fotwoork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam permaian ganda. Jika dilihat dari banyaknya langkah fotwoork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dan tiga langkah atau lebih. Arah pergrakannya biasa kedepan. Ke belakang, kesamping kiri, samping kanan atau diagonal. Penggunaan gerakan kaki disesuikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bolo yang datang dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah melangkahkan

8 kaki atau hanya satu langkah saja. Jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain agak jauh dengan dua langkah sudah sudah. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja harus dicapai dengan tiga langkah atau lebih. e. Teknik pukulan (Stroke) Dari situs online, teknik pukulan dalam perminan bulu tangkis pada dasarnya secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu pukulan forehand dan backhand. Pukulan forehand berarti setiap pengembalian atau pukulan yang dilakukan dari sisi tubuh yang dominan, sedankan pukulan yang dilkukan dari sisi tubuh yang tidak dominan. Pukulan forehand dapat dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Agus (2007:82-87). Tahap persiapan a. Dalam posisi siap b. Tangan dilemaskan c. Bed sedikit dibuka untuk menghadapi backspin, sedikit ditutup atau tegak lurus untuk menghadap topspin. d. Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan kebawah e. Bergerak untuk mengatur pisisi kaki kekiri karena sedikit kebelakang untuk melakukan forehand. 2. Tahap pelaksanaan a. Backswing. Pukulan forehand a. Putar tubuh kebelakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul b. Putar tangan kebelakang dengan bertumpu pada siku c. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan d. Untuk menghadapi backspin, bet harus dugerakkan sedikit lebih rendah 2. Pukulan backhand a. Bet digerakan sejajar dengan pinggang b. Untuk menghadapi underspin, bet direndahkan sedikit c. Pergelangan tangan dimiringkan kebelakang d. Bet dalam keadaan tegak lurus atau sedikit ditutup untuk menghadapi topspin dan sedikit dibuka untuk menghadap backspin.

9 b. Forward Swing. Pukulan forehand a. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri tubuh diputar bertumpu pada pinggang dan pinggul b. Tangan diputar kedepan dengan bertumpu pada siku c. Kontak dilakukan di depan sisi kanan tubuh 2. Pukulan Backhand a. Bet langsung diletakkan di depan b. Siku bergerak sedikit kea rah depan c. Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh d. Gerakan bagian unjung pergelangan tangan kea rah bawah saat melakukan pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap meja, dengan bet dalam keadaan tertutup. 3. Tahap terakhir a. Pukulan forehand. Bet bergerak ke depan dan sedikit dinaikan ke atas 2. Kembali keposisi siap b. Pukulan backhand. Bet bergerak kea rah bola yang dipukul 2. Kembali keposisi siap Selanjutnya muhajir (2007 : 30 3 ) terdapt bebrapa teknik pukulan dasar dalam permainan tenis meja, antara lain : () push, (2) drive, (3) block, (4) chop, (5) Service. Kelima teknik pukulan tersebut dapat di jelaskan satu persatu berikut ini.. Push Push adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong dan sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan push dan pukulan chop lawan. 2. Drive Drive adalah teknik pukulan yang dilkukan dengan gerakan bet dari bawah serong keatas dan sikap bet tertutup. Drive dapat digunakan sebagai pukulan serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan. 3. Block

10 Block adalah teknik memukul bola dengan gerakan menghentikan atau membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block biasanya digunakan untuk mengembalikan bola drive atau bola dengan putaran atas (topspin). 4. Chop Chop adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau disebut juga dengan gerakan membacok. Pukulan Chop Dapat digunakan untuk mengembalikan pukulan bola yang bermacam-macam. 5. Service (servis) Service adalah teknik memukul bola untuk menyajikan bola pertama kedalam permainan dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut kemja penyaji, kemudian dipukul, dan bola harus melewati atas net dan akhirnya memantul diatas meja lawan. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diselenggarakan di SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Pelaksanaan PTK ini dikelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 203/204. Jumlah siswa yang dikenai tindakan sebanyak 8 orang, terdiri dari orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Keseluruhan siswa memiliki latar belakang ekonomi sosial, dan kemampuan jasmaniah yang berbeda-beda.. Variabel input; terkait dengan perencanaan pembelajaran (RPP) termasuk didalamnya memuat tentang metode pemebelajaran yang akan digunakn, penyediaan media, sarana dan prasarana, pengolahan kelas, kolaborasi bersama guru lain, dan lain sebagainya. 2. Variabel proses; terkait dengan proses pembelajaran yang merupakan tindakan sesuai rencana pembelajaran. Inti dari proses ini adalah penerapan metode latihan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bermain tenis meja. 3. Variabel output; terkait capaian hasil belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran. HASIL Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini menunjukkan hanya terdapat 6 orang atau 33,3% dari 8 orang yang ada di kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo yang memiliki kemampuan bermain tenis meja, hal ini menunjukkan sebagian besar

11 siswa belum mampu bermain tenis meja. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar siswa seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Observasi Awal No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Kriteria Ket BS Tuntas ,3% B Tuntas ,7% C Tidak Tuntas % K Tidak Tuntas Jumlah 8 00% Keterangan : BS B C K : Baik Sekali : Baik : Cukup : Kurang Hasil belajar siswa pada obervasi awal yang dilaksanakan di kelas V SDN 6 Batudaa pada tabel di atas dapat digambarkan pada diagram di bawah ini. Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 8 siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 0 orang siswa atau 0% memiliki nilai dengan kriteria baik sekali, 6 orang siswa atau

12 33,3% memiliki nilai dengan kriteria baik, 3 orang siswa atau 6,7% memiliki nilai dengan kriteria cukup dan 9 orang siswa atau 50% memiliki nilai dengan kriteria kurang. Berdasarkan hasil pengamatan pada observasi awal menunjukkan bahwa siswa yang mampu bermain tenis meja masih rendah, hal ini menjadi dasar pelaksanaan siklus I. Dengan demikian pelaksanaan tindakan pada siklus I diharapkan dapat memperbaiki serta meningkatkan kemampuan siswa dalam bermin tenis meja melalui metode driil. Pada tahap siklus I ini, peneliti melakukan tindakan kelas tentang bermain tenis meja yang didampingi oleh guru pengamat sebagai guru mitra di kelas. Pada tahap ini peneliti diamati dari awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. a) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Untuk kegiatan guru yang diamati oleh guru mitra pada pelaksanaan tindakan, dalam hal ini meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran bahwa kegiatan guru pada kegiatan awal pembelajaran baik dalam pelaksanaannya, menyampaikan materi termasuk kriteria cukup dan guru menyampikan apersepsi juga baik. Pada kegiatan inti, guru baik melakukan proses pembelajaran terutama menjelaskan materi, menggunakan media pembelajaran dan guru juga baik dalam memberikan penilaian pada hasil belajar siswa. Disamping itu juga, guru dalam membimbing siswa dalam bermain tenis meja cukup baik, serta guru cukup baik dalam memberikan evaluasi pada siswa. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru mendapat kriteria baik dalam memberikan motivasi pada siswa diakhir pembelajaran. tabel berikut : Untuk jelasnya hasil penilaian kegiatan guru berdasarkan nilai kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Kriteria Jumlah Aspek Persentase (%) BS (Baik Sekali) 5 33,3% B (Baik) 6 40% C (Cukup) 4 26,7% K (Kurang) 0 0% Jumlah 5 00% Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 5 aspek yang diamati, sebanyak 5 aspek atau 33,3% memiliki nilai dengan kriteria baik sekali (BS), 6 aspek atau 40% memiliki nilai dengan kriteria baik (B), 4 aspek atau 26,7% memiliki nilai dengan kriteria cukup (B) dan pada aspek pada aspek kurang (K) berjumlah 0%.

13 b) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Selain melakukan pengamatan terhadap kegiatan guru, observer juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa. Adapun hasil diperoleh siswa pada kegiatan awal sudah baik sekali yakni siswa sudah dapat mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran, siswa menempati tempat yang telah ditetapkan dan siswa telah mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan. Pada kegiatan inti secara umum siswa baik dalam pelaksanaannya. Hanya saja pada beberapa aspek yang masih membutuhkan perhatian dan perbaikan seperti beberapa siswa masih kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru tentang cara melakukan eksperimen, sebagian besar siswa masih takut dalam mengemukakan pendapatnya sendiri, siswa masih sulit menggunakan bets dalam bermain tenis meja. berikut : Adapun presentase hasil belajar siswa berdasarkan rentang nilai dapat dilihat pada tabel Tabel 4.3 Hasil Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Kriteria Ket ,% BS Tuntas ,3% B Tuntas ,3% C Tidak Tuntas ,3% K Tidak Tuntas Jumlah 8 00% Keterangan : BS B C K : Baik Sekali : Baik : Cukup : Kurang Berdasarkan tabel di atas siklus I tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa sudah mulai meningkat, namun hal ini belum mencapai indikator yang telah ditentukan. Untuk itu masih perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

14 Diagram 2. Hasil belajar siswa dikelas V pada Siklus I Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I , % (BS) 33,3 % (B) 22,3 % (C) 33,3 % (K) Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 8 siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 2 orang siswa atau,% memiliki nilai dengan kriteria baik sekali, 6 orang siswa atau 33,3% memiliki nilai dengan kriteria baik, 4 orang siswa atau 22,3% memiliki nilai dengan kriteria cukup dan 6 orang siswa atau 33,3% memiliki nilai dengan kriteria kurang. PEMBAHASAN Pada bagian ini membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas V SDN 6 Batudaa tentang meningkatkan hasil belajar siswa tentang bermain tenis meja melalui metode driil. Peneliti akan menguraikan atau menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran. Adapun tahap-tahap tersebut sebagai berikut : a. Tahap persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum memulai pelaksanaan tindakan. Pada siklus I siswa masih kelihatan takut dan kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya. Padahal guru membutuhkan informasi tentang pengetahuan awal siswa yang nantinya akan dijadikan sebagai pijakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus merancang pertanyaan-pertanyaan mudah dipahami oleh siswa dan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan awal siswa. Siklus II siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dan mengungkapkan pengetahuannya sehingga suasana kelas menjadi lebih efektif dibandingkan pada siklus I.

15 b. Tahap penyajian materi Pada tahap penyajian materi ketika dilakukan pada siklus I masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan guru juga masih belum mampu mengkondusifkan kelas dan pada saat bermain tenis meja masih banyak siswa yang pasif. Pada siklus II siswa sudah mampu menguasai teknik dasar bermain tenis meja dan mampu bermain tenis meja dengan baik. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan pada tindakan siklus II, yaitu : a) Melakukan appersepsi yang mengarah kepada materi yang diajarkan, guna menggali pengetahuan awal siswa. b) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi kepada siswa c) Menjelaskan secara secara teoretis tentang materi yang diajarkan d) Menjelaskan tata tertib dalam belajar e) Memberikan contoh gerak-gerak dasar permainan tenis meja yang mendukung terbentuknya kemampuan bermain f) Menyediakan alat/media pembelajaran g) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode yang telah ditetapkan secara lancar h) Menugaskan siswa untuk melakukan tugas gerak sesuai dengan yang telah diperagakan oleh guru secara berulang-ulang i) Mengamati pola gerakan siswa saat pembelajaran berlangsung j) Melakukan koreksi gerakan sesegera mungkin jika ditemukan penyimpangan k) Memanfaatkan secara efektif sarana yang tersedia serta lingkungan l) Penciptaan suatu kondisi iklim belajar yang kondusif c. Penutup Pada kegiatan penutup pada siklus I siswa masih ragu-ragu dalam menyimpulkan materi yang pelajarinya, namun pada siklus II siswa sudah baik sekali dalam menyimpulkan materi yang dipelajarinya. d. Peningkatan hasil belajar Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I hasil yang diperoleh siswa masih rendah dan belum mencapai standar yang ditetapkan. Hasil belajar siswa pada siklus I yaitu jumlah siswa yang dikenai tindakan 8 oramg, hanya 2 orang siswa atau,% memiliki nilai dengan kriteria baik sekali, 6 orang siswa atau 33,3% memiliki nilai

16 dengan kriteria baik, 4 orang siswa atau 22,2% memiliki nilai dengan kriteria cukup dan 6 orang siswa atau 33,3% memiliki nilai dengan kriteria kurang. Sedangkan pada siklus II, hasil yang diperoleh sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu dari 8 siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 4 orang siswa atau 22,2% memiliki nilai dengan kriteria baik sekali, 0 orang siswa atau 55,6% memiliki nilai dengan kriteria baik, 4 orang siswa atau 22,2% memiliki nilai dengan kriteria cukup dan 0 orang siswa memiliki nilai dengan kriteria kurang. Perbandingan analisis siklsu I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6 Perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II Aspek Siklus I Siklus II Tuntas 44,4% 77,8% Tidak Tuntas 55,6% 22,2% Rata-Rata Kelas ,24 Dari tabel di atas dapat dijelaskan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II dengan peningkatan yang signifikan. Dengan demikian hasil tindakan kelas pada siklus I dan siklus II telah berhasil menjawab hipotesis tindakan yang berbunyi jika guru menggunakan metode drill maka hasil belajar bermain tenis meja kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo akan meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diharapkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa bermain tenis meja pada siswa kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan melalui metode driil. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Capaian indikator kinerja yang terjadi pada siklus II dengan perolehan hasil belajar siswa yang sangat memuaskan, yaitu hasil belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di kelas V SDN 6 Batudaa Kabupaten Gorontalo yaitu 75%. Adapun hasil belajar siswa pada siklus I yaitu siswa yang sudah mampu bermain tenis meja sebanyak 8 orang atau 44,4% dengan nilai rata-rata kelas 70,83 sedangkan pada siklus II sebanyak 4 orang atau 77,8% dengan nilai rata-rata kelas 80,24. Dengan tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka hipotesis yang telah diajukan yakni jika guru menggunakan metode drill maka hasil belajar bermain tenis meja kelas V SDN 6 Batudaa Bab. Gorontalo akan meningkat, diterima.

17 SARAN Dengan melihat hasil belajar siswa telah terjadi peningkatan maka dapat disarankan sebagai berikut :. Dalam pembelajaran permainan tenis meja di sekolah dasar perlu diyakini bagi seorang guru bahwa dengan menerapkan metode driil dalam pembelajaran merupakan salah satu solusi yang terbaik dalam meningkatkan hasil belajar bermain tenis meja. 2. Untuk mengoptimalkan penerapan metode driil ini, sebaiknya dikolaborasikan dengan metode-metode lainnya yang dikemas ke dalam strategi dan model pembelajaran yang efektif 3. Penelitian Tindakan Kelas semestinya dilaksanakan oleh seorang guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas 4. Setiap sekolah mengharapkan para guru dan siswa serta elemen lainnya untuk memiliki kualitas yang memadai. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan sepenuhnya dari pihak sekolah dan masyarakat kepada para guru untuk meningkatkan kualitasnya menjadi guru profesional. DAFTAR PUSTAKA Agus Salim, 2007, Buku Pintar Tenis Meja. Bandung, Jembar Ariyati, Sagala (2009: 27-28) menguraikan kelebihan dan kekurangan dari metode latihan (drill), Djmarah, Saiful Bahri dan Aswan Zan, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta. Husdarta, 200. Macam-Macam Permainan. Yogyakarta. Graha Ilmu Muhajir, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Keseharan Untuk Kelas X. Bandung: Erlangga. Mahendra Belajar Dan Bermain. Jakarta: Bumi Aksara Roestiyah N.K Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineke Cipta. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. (Cet. VII). Bandung: Alfabet.

18 Sholihin, Mambaus M Metode Mengajar Diperguruan Tinggi. Sutarmin, Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia. Supatara,2008. Teknik Bermain Dan Permainan. Jakarta: Bumi Aksara (

19 LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola. Bola yang dipukul harus melewati

Lebih terperinci

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh PERMAINAN TENIS MEJA Perkembangan Permainan Tenis Meja di Indonesia Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun 1930. Olahraga ini dibawah oleh para Penguasa atau pedagang yang datang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja 2.1.1.1 Pengertian Tenis Meja Menurut A.M. Bandi Utama, dkk (2004: 5), pada dasarnya bermain tenis meja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja Menurut sejarahnya tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga atau permainan yang cukup digemari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan salah satu dari cabang olahraga permainan yang mempergunakan bola kecil. Menurut Sutarmin (2007: 4) permainan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Servis Forehand Servis Forehand adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama meggunakan bagian depan bet dengan memantul sekali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Bermain Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah permainan bola tangkis diatas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net dan menggunakan bet sebagai alat pemukul. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Tenis Meja Menurut Bandi Utama, dkk (2004: 5) permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya. BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Hakekat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP TAPA Zulham Liputo, Nurhayati Liputo, Zulkifli Lamusu ABSTRAK Tujuan dari penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pukulan Backhand Pukulan backhand adalah memukul bola dengan telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan permainan yang sangat cepat. Permainan ini menuntut kekuatan fisik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat permainan tenis meja Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto TENIS MEJA A. Sejarah Permainan Tenis Meja. Permainan ini awalnya hanya sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama

Lebih terperinci

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013 UPAYA MENINGKATKAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE TENIS MEJA MELALUI KOORDINASI MATA TANGAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 08 PORING TAHUN 2012/2013 Matius Dahlan 1, M. Rif at 2, Muhtar 3 1 Mahasaiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu faktor utama dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan tenis meja atau table

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai. a. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai. a. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini digunakan dalam pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak adalah berupa kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis a) Pukulan backhand Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap pukulan yang dilakukan dengan bat yang digerakkan ke arah kiri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO Ramli Pakaya Jurusan Pendidikan Keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis. tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis. tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis meja adalah suatu olahraga raket/bet yang dimainkan oleh dua orang (untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penilaian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5 Suwawa 3.1.2 Karakteristik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG Jotok Adam Harmono Sri Purnami Imam Hariadi Universitas Negeri Malang Jl. Semarang no. 5 Malang e-mail: adamharmono@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Tenis Meja Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh pemain dan bola yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: INDRA NIM. A1D PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: INDRA NIM. A1D PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN MEMANTULKAN BOLA KEDINDING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND,

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND, HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND, PUKULAN BACKHAND DAN FOOTWORK TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA SISWA EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KARANGBENDO BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik. Hal ini kemudian

Lebih terperinci

oleh YUSTIAN DASA PUTRA NIM :

oleh YUSTIAN DASA PUTRA NIM : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN DRILL PADA SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 1 TAPA oleh YUSTIAN DASA PUTRA NIM : 831409099 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara perbaikan hasil proses belajar mengajar. Pencapaian seorang guru dalam mengajar didukung

Lebih terperinci

Kata kunci : keterampilan dasar pukulan forehand, metode bermain.

Kata kunci : keterampilan dasar pukulan forehand, metode bermain. ABSTRAK Ibrahim T. Laiya, 2015 Meningkatkan Teknik Dasar Pukulan Forehand dalam Permainan Tenis Meja Melalui Metode Bermain Pada Siswa kelas VIII SMP NEGERI 16 Kota Gorontalo. Program study S1 pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang ada dalam kehidupan, misalnya bekerja. Masyarakat sering melupakan kesehatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA 1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA Tomoliyus FIK Universitas Negeri Yogyakarta Emil : tomoliyus@yahoo.com, Hp: 0816681282, Abstrak: Pengembangan

Lebih terperinci

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PERMAINAN TENIS MEJA ANTARA YANG LANGSUNG MENGGUNAKAN NET DENGAN YANG TANPA MENGGUNAKAN NET TERLEBIH DAHULU Indra Safari Abstrak ujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Hakikat Tenis Meja Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sport science mungkin bukan hal baru bagi insan olahraga. Sport Science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Tenis Meja Permainan tenis meja atau yang lebih dikenal dengan istilah pingpong merupakan suatu cabang olahraga yang unik dan kreatif. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 1.1 Landasan Teoritis 1.1.1 Hakekat Metode Pembelajaran Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS ATAS PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA MI MUHAMMADIYAH CAWAS KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan BOBY HELMI. Abstrak

Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan BOBY HELMI. Abstrak PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL ABRAAR PERUSAHAAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DRIVE

TINGKAT KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DRIVE TINGKAT KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEPOSARI II KECAMATAN SEMANU KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Di SMP 1 Limboto Kab. Gorontalo, yang menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengkaji masalah pembelajaran dan pemahaman permainan (TGfU) tenis meja pada siswa kelas VII dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yamg lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis

BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis Ketika anda memukul bola dan kontak bola dengan raket benar-benar terasa lembut, anda menduga bahwa perkenaan bola tepat pada apa yang disebut sweet spot. Tetapi dapatkah kondisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Tenis meja atau sering di sebut dengan ping pong merupakan sebuah merek

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Tenis meja atau sering di sebut dengan ping pong merupakan sebuah merek BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PermainanTenis Meja Tenis meja atau sering di sebut dengan ping pong merupakan sebuah merek dagang yakni suatu olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kompetisi yang diadakan mampu mengundang partisipasi

Lebih terperinci

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi BIDANG STUDI : PENJASORKES KELAS : VII STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI INTI : 1. Memahami berbagai teknik dasar permainan bola besar KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) A. PERMAINAN NET TANPA ALAT 1. Permainan Bola Voli (hal 227; 230; 234; 235; 240; 242) Perlengkapan: lapangan bola, bola

Lebih terperinci

PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH i PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K5607005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 i ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permainan digemari tenis meja merupakan salah satu dari beberapa cabang olahraga yang cukup dan populer didunia. Agar dapat bermain tenis meja secara benar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai banyak digemari oleh masyarakat, terbukti bertambah banyak klub dan banyak lahir pemain-pemain baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND DAN FOOTWORK TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Hakikat Minat Minat merupakan suatu kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada orang lain pada aktivitas tertentu atau obyek lain.

Lebih terperinci

a. Pengertian Permainan Tenis Meja

a. Pengertian Permainan Tenis Meja BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Tenis Meja a. Pengertian Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan permaian yang sederhana dan dapat dimainkan oleh siapa saja, gerakan-gerakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Tenis Meja Kode Mata Kuliah : IOF 109. Program Studi : PJKR Prasyarat : -

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Tenis Meja Kode Mata Kuliah : IOF 109. Program Studi : PJKR Prasyarat : - SILABI MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Tenis Meja Kode Mata Kuliah : IOF 09 Jumlah SKS : SKS (Praktek) Program Studi : PJKR Prasyarat : - Semester : IV (Genap) Pengampu : A.M. Bandi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Oleh: Rizka Melina F. (24/X MIA 5) SMA Negeri 1 Malang Jl. Tugu Utara No. 1 Telp (0341)366454 fax. (0341) 329487 Malang 65111 Website : http://www.sman1-mlg.sch.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membawa peserta didik pada suatu perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan

BAB 1 PENDAHULUAN. luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja mula-mula hanya dikenal sebagai pengisi waktu luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan tenis meja sudah

Lebih terperinci

Dedi Asmajaya

Dedi Asmajaya Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 02, Nomor 01, Januari - Juni 2016, UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini disebabkan olahraga tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan kesegaran sematamata, tetapi

Lebih terperinci