BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Tenis Meja Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati di atas net atau jaring. Bola yang dipukul dan melewati net ini harus memantul pada meja pihak lawan, baru bola tersebut dapat dikembalikan oleh pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net. Dengan demikian bola berjalan bolak-balik melewati atas net atau jaring yang dipukul seorang bergantian dan memukulnya harus memantul pada permukaan meja, jadi bola tidak boleh di volley.(tatang dan Sulistyo, 2005: 1.16). Bermain tenis meja diperlukan berbagai peralatan yang dapat mendukung permainan tenis meja yang baik. Namun bukan berarti faktor lain tidak diperlukan atau tidak penting karena faktor lain banyak yang menunjang prestasi tenis meja. Permainan tenis meja mempunyai daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan olahraga lainnya, salah satu daya tarik dalam permainan tenis meja terletak pada berbagai jenis memukul. Dilihat dari fungsi memukul yang dominan dalam permainan tenis meja, maka teknik memukul dalam tenis meja harus dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan yang teratur serta sistematis merupakan suatu usaha berlatih untuk mencapai kecakapan dan kemahiran untuk mencapai prestasi dalam olahraga dalam hal ini yang dimaksudkan adalah tenis meja. Olahraga tenis meja merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat berkembang pesat dimasyarakat sehingga proses latihan tersebut dapat berlangsung secara otodidak maupun terprogram. Tujuan latihan ialah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi dengan maksimal. Anak-anak maupun orang dewasa dapat melakukan olahraga ini bersamasama. Permainan ini dimainkan di atas meja dengan ukuran panjang meja ditetapkan rata-rata 2,74 m (9ft) dengan lebar meja 152,5 cm (5ft) di atas permukaan lantai. Meja terbuat dari bahan material yang menghasilkan pantulan secara merata yaitu tidak kurang dari 22 cm dan tidak lebih dari 25 cm ketika bola ukuran standar 8

2 9 dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm dari permukaan meja. Permukaan meja berwarna gelap dan warna umum yang sering dipakai adalah warna hijau tua dengan pinggiran batas lapangan meja berwarna putih dan ukuran tebal garis 274 cm (Tatang dan Sulistyo 2005: 1.14). Sepanjang tepi garis pada batas 1,525 meter disebut garis akhir dan pada batas 2,74 meter disebut garis samping. Pada permainan ganda lapangan permainan dibagi dua secara sama oleh garis putih 3 mm yang sejajar dengan garis samping yang disebut garis tengah. Meja sebagai tempat bermain dibagi menjadi dua bagian dengan sebuah net yang merentang parallel sejajar dengan garis akhir. Panjang net dengan perlengkapannya 1,83 meter. Jika dipasang di bagian tepi, dan tinggi atasnya 15,25 cm. Pinggiran tepi atau luarnya menjorok 15,25 cm ke samping meja. Berikut ini adalah contoh gambar meja dalam olahraga tenis meja: Gambar 2.1 Meja Tenis Meja. (Tatang & Sulistyo, 2005 : 1.15) Bet terbuat dari kayu alami yang dapat dilapisi dengan bahan perekat seperti fiber, carbon, fiber glass atau bahan yang lainnya. Tidak ada ketentuan jenis kayu yang harus digunakan dalam tenis meja. Namun pada umumnya kayu yang digunakan berjenis waru dan mahoni. Sisi bet yang digunakan untuk memukul harus dilapisi karet. Jika karet berbintik panjangnya tidak lebih dari 2 cm dengan ketebalan yang tidak melebihi 4 mm (Tatang & Sulistyo, 2005 : 1.16)

3 10 Gambar 2.2 Bet Tenis Meja (Tatang dan Sulistyo, 2005: 1.18) Rakitan-net (net assembly) harus terdiri dari jaring (net), gantungan-jaring (suspension) dan tiang-penopang ( supporting posts), termasuk penjepit-penjepit (clamps) yang dilekatkan ke meja. Jaring (net) harus digantung-regang (suspended) dengan batang ( cord) di setiap ujungnya yang dilekatkan tegak-lurus bersama penyangga ( post) setinggi 15,25 cm, batas ukuran tiang luar penyangga berjarak 15,25 cm dari luar garis-tepi (Tatang dan Sulistyo, 2005: 1.18) Gambar 2.3 Net Tenis Meja (Tatang dan Sulistyo, 2005: 1.18) Menurut Tatang dan Sulistyo (2005: 1.19) Bola harus berbentuk bulatberongga (spherical), dengan diameter 40 mm dan harus memiliki berat 2,7 gram. Bola harus terbuat dari bahan celluloid ataupun bahan plastik serupa dan harus berwarna putih atau orange, dan kasat/tidak licin mengkilap ( matt). Sehingga pergeraka bola normal dan mudah untuk dilihat oleh pemain, selain itu untuk bola

4 sendiri sudah menjadi aturan yang sudah diatur oleh induk organisasi tenis meja baik itu nasional maupun internasional. 11 Gambar 2.4 Bola Tenis Meja (Tatang dan Sulistyo, 2005: 1.20) a. Teknik Dasar Bermain Tenis Meja Teknik merupakan suatu pola gerakan tertentu yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas gerak tertentu pada cabang olahraga. Menurut Nossek ( 1982) dalam Tatang dan Sulistyo ( 2005: 1.22) Sports technique as an expendient form of movement, which isdeveloped as the best solution to a certain sport task. Jika dialih bahasakan adalah teknik olahraga adalah suatu penggunaan bentuk gerakan yang dikembangkansebagai solusi terbaik untuk tugas olahraga tertentu. Permainan tenis meja terdapat beberapa teknik yang harus dipahami dan dikuasai oleh pemain untuk dapat terampil dalam permainan tenis meja yaitu teknik dasar. Permainan tenis meja mempunyai beberapa macam teknik dasar yang harus dipelajari sebelum melangkah pada teknik permainan yang lebih tinggi. Adapun teknik dasar yang harus dipelajari adalah: grip, stance, jenis memukul dan footwork. 1. Grip (Pegangan) Pegangan merupakan langkah awal untuk memukul, keberhasilan sebuah pukulan dapat dilihat dari cara memegang bet. Arah bola yang dituju oleh pemukul dapat dilihat dari cara memegang bet. Pegangan bet juga mempengaruhi pengembalian serangan dari pihak lawan, sehingga teknik pegangan bet dalam tenis meja juga perlu dilatih. Pelatih perlu memberikan arahan, selain itu dapat memberikan pendapat kepada atlet untuk memilihkan jenis-jenis pegangan bet yang akan digunakan oleh atletnya.

5 Tatang dan Sulistyo (2005: 2.11) grip merupakan faktor yang sangat menentukan dalam melakukan permainan tenis meja. Jika sejak semula cara memegang bet sudah salah, maka kesalahan yang terjadi biasanya akan sulit diperbaiki dan kemungkinan pemain tersebut akan mengalami kesulitan dalam menghadapi teknik-teknik permainan selanjutnya. Masing-masing atlet memiliki kecocokan dalam menentukan cara memegang bet. Cocok atau tidaknya jenis pegangan yang dipilih oleh atlet dapat dijadikan bahan evaluasi oleh pelatih. Pegangan juga berpengaruh pada kenyamanan atlet dalam mengolah bola, baik itu digunakan dalam service, pukulan dan bertahan. Teknik memegang raket akan menentukan teknik permainan, jenis memukul (stroke), dan cara pemain untuk mengembangkan permainan tenis meja (Petter, 1988; Tatang dan Sulistyo, 2005: 2.13). 12 a) Shakehand Grip Gambar 2.5 Pegangan shakehand grip (Tatang dan Sulistyo, 2005: 2.19) Shakehand grip yaitu pegangan seperti pada saat kita bersalaman pegangan ini sangat popular di negara-negara Eropa dan Indonesia. Dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa mengubah grip yang dipergunakan dengan shakehand grip pemain dapat menggunakan kedua belah sisi bet. b) Penhold Grip Penhold artinya memegang pena. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena atau pensil. Style ini lebih populer di Asia khususnya digunakan oleh atlet cina. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet.

6 Biasanya sisi-sisi bet berwarna hitam dan merah. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk memukul forehand. 13 Gambar 2.6 Pegangan Penhold Grip (Tatang dan Sulistyo, 2005: 3.0) 2. Stance (Posisi Tubuh) Tatang dan Sulistyo (2005: 3.1) cara bersikap yang baik ketika sedang bermain tenis meja yaitu dengan kaki sejajar lebar bahu dan lutut ditekuk sedikit masuk ke dalam meja dan punggung sedikit condong. Stance berarti posisi kaki, badan, dan tangan pada saat siap menunggu bola atau ketika memukul bola. Posisi siap sangat berpengaruh terhadap kesiapan pemain untuk menerima arah datangnya bola yang diberikan oleh lawan. Beberapa sikap dalam tenis meja, antara lain ; a) Square Stance Posisi ini sangat umum digunakan oleh atlet Indonesia bahkan atlet Internasional. Keuntungan pemakaian posisi ini adalah sikap yang sepenuhnya menghadap ke meja dan lawan. Perhatian penuh sehingga atlet dapat mengamati pihak lawan, teknik yang digunakan sekaligus dapat mengantisipasi jenis pukulan atau serangan yang datang. Tatang dan Sulistyo (2005: 3.1) terdapat dua macam stance yang pada umumnya digunakan dalam permainan tenis meja, yaitu:posisi badan menghadap penuh ke meja. Posisi ini biasanya digunakan dalam keadaan siap menerima service dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan memukul dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, kanan, ke depan, ataupun ke belakang, pemain dapat mengambalikan bola dengan baik.

7 b) Side Stance Posisi badan menyamping, baik ke samping kiri maupun ke samping kanan. Pada posisi ini jarak antara bahu ke meja atau ke net harus ada yang dekat. Misalnya untuk memukul forehand 14 bagi pemain tangan kanan, bahu kiri harus lebih dekat ke net, begitu pula kaki kirinya harus lebih dekat ke net. Sebaliknya stance untuk memukul backhand pemain tangan kanan, bahu kanan beserta kaki kanannya harus lebih dekat ke net. Hodges (1996) dalam Kertamah (2003: 35) teknik siap sedia (stance) yang sempurna adalah kaki kanan diletakkan sedikit di belakang, tapi tubuh tetap menghadap meja atau arah datangnya bola, tumit tidak menyentuh lantai dan lutut sedikit ditekuk dengan badan yang sedikit dicondongkan. Sehingga lebih siap dalam menerima bola dan pergerakan tubuh akan lebih cepat dan fleksibel. Semakin tinggi badan seorang pemain maka semakin diperlukan untuk menekukan lutut agar membuat pemain memutar ke segala arah dengan cepat. Postur tubuh atlet tanis meja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik pemain tersebut apabila dalam kondisi pertandingan sehingga lawan akan memakai strategi khusus untuk menggunakan tipe bola dan pukulan. 3. Footwork (Pergerakan Kaki) Pergerakan kaki dalam tenis meja merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan pada saat akan memukul bola, posisi kaki harus sudah siap atau posisi diam sehingga kualitas pukulan bola akan bagus. Posisi kaki juga mempengaruhi gerakan atau perpindahan dalam tenis meja. Laju bola dalam tenis meja dapat berubah dengan cepat sehingga memerlukan teknik pergerkan kaki yang bagus. Tentunya dengan proses latihan yang tepat, artinya terprogram dan berkelanjutan. Pergerakan kaki yang dilakukan oleh pemain juga dapat menjadi ciri khas yang dimiliki oleh atlet tersebut. Tatang dan Sulistyo (2005: 2.75) footwork atau gerakan kaki dalam olahraga permainan tenis meja merupakan teknik yang harus dikuasai oleh setiap individu pemain karena footwork ini berperan sekali dalam upaya penguasaan lapangan sehingga setiap penempatan bola dari lawan dapat diantisipasi oleh pemain tersebut.

8 Banyak pemain yang menempatkan posisi kaki di tengah meja sehingga kesulitan saat melakukan blocking. Permainan tenis meja merupakan salah satu jenis permainan yang memerlukan dukungan kaki yang baik untuk melakukan berbagai ketrampilan, ketrampilan dalam pengaturan kaki akan membantu pemain untuk menjangkau bola diberbagai tempat dengan cepat dan mudah. Semua ketrampilan itu harus dikuasai karena itu merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam bermaian tenis meja. Footwork untuk tunggal dibedakan : satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa ke belakang, samping kiri, kanan atau diagonal. Hodges (1996) dalam Kertamah (2003: 40) metode gerak kaki sering digunakan adalah two step. Tipe ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: a) Lutut sedikit ditekuk; b) Berat badan dibagi secara rata pada kedua kaki; c) Berat badan ditumpukan pada ujung kaki; d) Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah maka caranya sama; e) Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan memukul forehand maka kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan memukul forehand. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam permainan ganda. Dapat dikatakan bahwa untuk dapat melakukan footwork ganda harus terlebih dahulu dapat melakukan footwork untuk tunggal. Proses latihan tahap ini sangat ditentukan oleh kemampun atlet dan program latihan yang ditentukan. Proses latihan perlu memperhatikan urutanurutan dalam tenis meja, contohnya pergerakan kaki. Banyak atlet yang berpikiran bahwa yang terpenting dalam tenis meja hanya kemampuan memukul. Tentunya pemikiran semacam ini perlu dirubah dan digantikan dengan teknik-teknik yang benar dalam membentuk kualitas memukul dalam tenis meja. Tatang dan Sulistyo (2005: 2.75) beberapa jenis dari footwork, diantaranya : a. Footwork Tunggal Jika dilihat banyaknya langkah footwork untuk tunggal dapat dibedakan antar lain : 1) Footwork 1 langkah; 2) Footwork 2 langkah; 3) Footwork 3 langkah. 15

9 16 Arah pergerakan ini bisa ke depan, ke belakang, ke samping kiri atau kanan atau diagonal ke depan dan ke belakang. Penggunaan gerakan kaki ini disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bola yang datang dengan posisi pemain saat itu. Pembacaan arah bola dan tipe bola menjadi bahan perhatian untuk memutuskan jenis pukulan yang akan dilakukan oleh pemain untuk mengembalikan bola tersebut. b. Footwork Ganda Pada pemain ganda kedua pemain dapat mengikuti pola gerak samping kiri dan kanan atau depan dan belakang dapat menggunakan kombinasi kedua macam pola gerak tersebut. Ada beberapa pola gerakan yang dapat digunakan pada suatu permainan ganda antara lain: 1) Gerakan ke samping kiri dan kanan; 2) Gerakan dengan pola huruf T; 3) Pola gerakan dengan bentuk huruf N atau N terbalik; 4) Pola gerakan dengan huruf O; 5) Pola gerakan dengan bentuk huruf V terbalik. Pergerakan-pergerakan tersebut harus mendapatkan perhatian dan proses latihan yang teratur. Hal ini disebabkan, pembentukan gerakan tersebut tidak bisa secara singkat dapat dibentuk. Berbagai macam dan bentuk program latihan dapat diciptakan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan latihan, tentunya sesuai dengan instruksi dari pelatih. Pengetahuan pelatih juga sangat berpengaruh terhadap program-program yang akan dilakukan dalam tahap latihan ini. Sehingga sangat diperlukan suatu kreativitas dari pelatih dan tentunya dari atlet tersebut. 4. Stroke (Pukulan) Pukulan dalam tenis meja merupakan hal yang sangat dominan, dikarenakan teknik tersebut merupakan inti dalam tenis meja. Proses latihan pukulan memerlukan waktu yang cukup lama. Bahkan di negara-negara yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam tenis meja, contohnya Cina. Proses latihan tersebut sudah dimulai dari tahap balita. Hal ini dikarenakan proses latihan yang semakin dini memungkinkan kualitas pukulan akan lebih baik. Selain itu, prestasi yang akan diraih juga akan lebih maksimal. Teknik pukulan dalam tenis meja antara lain, push, blockchop, service, flat, counter hitting, topspin, dropshot, chopped smash, looped drive, drive dan flick (Kertamah, 2003: 4).

10 17 1) Push Adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong dengan sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan memukul push itu sendiri. Push adalah memukul backspin pasif untuk menghadapi backspin yang tujuannya agar bola tidak melambung tinggi dari net, bisa dengan backhand atau forehand. Arah bola sedikit cepat sehingga pemain dituntut untuk bergerak lebih cepat dan pukulan yang akan digunakan lebih cepat. Push berasal dari perkembangan teknik block, sehingga disebut juga memukul push block. Pada dasarnya memukul push atau memukul mendorong memiliki banyak variasi yaitu: push menggesek, push datar, dan lain sebagainya. Memukul push biasanya merupakan memukul jarak dekat dan jarak tengah. Teknik memukul push ini merupakan teknik memukul bertahan yang paling berperan aktif dan signifikan dalam permainan. Keistimewaan memukul push antara lain adalah: 1) Bola push dapat dijadikan alat yang bersifat penjagaan untuk melewati situasi transisi, yang dapat juga diubah menjadi 1 memukul mendorong berupa serangan balik; 2) Bola push termasuk bola polos, dengan bola pertahanan yang mengandung arti unsur serangan balasan; 3) Memukul push dimainkan pada bagian backhand, pada umumnya untuk mewakili backhand half volley yang bersifat mencuri kesempatan untuk membangun pelancaran serangan forehand. 2) Block Merupakan teknik memukul bola dengan gerakan menghentikan bola atau tindakan membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block dapat digunakan untuk mengembalikan bola drive, mengembalikan memukul yang keras atau bola dengan putaran top spin. Block dilakukan setelah bola memantul di meja, sehingga bola akan kembali dengan cepat dan membuat lawan kesulitan.

11 18 Kertamah (2003: 64) block merupakan teknik memukul yang dilakuakan tanpa mengayunkan bet tetapi hanya menahan bet tersebut. Block lebih sederhana dari memukul, untuk itu kebanyakan pelatih mengajarkan block terlebih dahulu daripada memukul. Posisi bet pada saat menerima pukulan keras sebaiknya sedikit miring sehingga bola hasil pantulan dari bet tidak terlalu tinggi. Hal ini tersebut memungkinkan lawan tidak melakukan pukulan yang keras lagi. 3) Chop Merupakan teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan membacok. Memukul chop merupakan memukul backspin yang bersifat bertahan forehand maupun backhand. Menurut Kertamah (2003: 64) chop merupakan pengembalian memukul backspin yang sifatnya bertahan. Kebanyakan pemain yang menggunakan chop mundur sekitar 5 sampai 15 kaki dari meja, kemudian mengembalikan bola rendah dengan backspin. 4) Service Adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama kedalam permainan, dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut ke meja server, kemudian harus melewati atas net dan akhirnya memantul di meja lawan. Service dalam tenis meja adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Ada beberapa teknik service yaitu service forehand topspin, service backhand topspin, service forehand backspin, service backhand backspin. Top spin merupakan arah putaran bola (dimana bola berputar searah jarum jam). Backspin merupakan arah putaran bola juga (bola berputar berlawanan jarum jam). Service penting dalam permainan tenis meja karena awal mula serangan atau untuk mematikan lawan bisa dilakukan dengan service yang sulit dan ini dibutuhkan ketrampilan setiap pemain. Ada beberapa teknik service yaitu service forehand topspin, service backhand topspin, service forehand backspin, service backhand backspin. (Tatang dan Sulistyo, 2005: 2.12).

12 19 5) Flat Hit Adalah memukul yang dilakukan miring dengan gerakan drive tetapi gerakan bet horizontal. 6) Counter Hitting Biasanya pemain mempunyai waktu relatif singkat untuk siap kembali memukul berikutnya. Sehingga posisi pemain harus tetap di tengah lapangan atau dekat dengan garis putih yang memisahkan lapangan tersebut. 7) Topspin Mirip dengan gerakan drive biasa, tetapi pada memukul topspin selain dibantu dengan backswing yang lebih, juga menggunakan pergelangan tangan, sehingga hasil putaran terhadap bolanya lebih banyak dari drive biasa. Spin terdiri dari topspin, backspin, sidespin. Topspin dihasilkan dengan memukul dari bawah belakang bola dan bergerak ke atas depan. Backspin dihasilkan dengan memukul dari atas belakang bola dan bergerak ke bawah depan. Sidespin dihasilkan dengan memukul bola bagian samping, bergerak ke kanan ataupun ke kiri. Topspin memberikan efek memiliki lintasan yang lebih tinggi dan pantulan dari meja ke arah atas. Sehingga bola akan lebih cepat meluncur dan putaran bola akan memantul medekat ke arah badan pemain. Backspin memberikan efek lintasan yang jauh lebih rendah dan tetap rendah karena pantulannya landai. Sidespin memberikan efek pantulan bola dari bet lawan akan sama dengan arah memukul raket pemain (yang melakukan sidespin), sangat efektif ketika melakukan service. Spin memainkan peranan penting dalam tenis meja dan setiap pemain harus menguasai ketrampilan tersebut. Pemain yang ingin ketingkat yang lebih tinggi harus menguasai ketrampilan ini. 8) Drop Shot Adalah teknik memukul dengan gerakan bet seperti Half Volley Push atau Half Volley Block seperti kita menaruh sedekat mungkin dengan jaring di meja lawan. Jenis ini akan lebih maksimal apabila bola menyentuh bibir net sehingga bola akan lebih sulit untuk dikembalikan.

13 9) Choped Smash Adalah teknik memukul smash dengan gerakan chop atau back spin, yang biasanya dibarengi dengan gerakan ke samping. Bola kan lebih lama di udara sehingga bola lambat untuk memantul, hal ini akan mempengaruhi pemain yang bertipe top spin. 10) Drive Adalah teknik memukul yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup. Drive merupakan memukul yang sering digunakan dalam tenis meja. Tipe memukul ini keras dan cepat. Drive ini bisa dengan forehand ataupun backhand. Menurut Kertamanah (2003: 7) drive merupakan memukul yang paling kecil tenaga gesekannya. Memukul drive sering disebut lift. Memukul ini merupakan dasar dari berbagai jenis memukul serangan, oleh karena itu memukul drive disebut sebagai induk teknik dari memukul serangan. Drive merupakan salah satu teknik memukul yang sangat signifikan untuk menghadapi permainan defensive. Memukul drive ini memiliki beberapa keistimewaan. Keistimewaan dari memukul drive antara lain sebagai berikut: 1) Tinggi atau rendah bola di atas ketinggian garis net mudah dikuasai; 2) Cepat atau lambat laju bola tidak susah dikendalikan; 3) Bola bersifat membawa sedikit perputaran; 4) Bola drive tidak mengandung tenaga yang keras; Tatang dan Sulistyo (2005: ) memukul drive dapat dilakukan disetiap posisi titik bola di atas meja tanpa mengalami adanya kesulitan terhadap bola berat (bola-bola yang bersifat membawa putaran), ringan, cepat, lambat, tinggi maupun rendah, serta terhadap berbagai jenis putaran memukul. Kertamah (2003: 64) drive merupakan teknik memukul yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup. Posisi atlet yang akan menggunakan teknik drive biasanya lebih rendah atau jongkok dan badan lebih jauh dari lapangan. Bola dipukul setelah sedikit turun dari puncak pantulan sehingga bola muncul dari bawah lapangan. Bola melaju dengan cepat dan jatuh di bagian belakang atau garis akhir dari 20

14 21 lapangan. Bola seperti ini menyulitkan lawan karena mereka akan lebih mendekat ke lapangan menunggu bola. 11) Flick Digunakan untuk mengembalikan bola yang ditempatkan dekat net dengan memukul serangan. Mengembalikan bola tipe seperti ini menuntut pemain untuk bergerak cepat mendekat ke lapangan kemudian mengayun lengan secara halus tidak memaksakan bola untuk melaju keras. Aspek-aspek yang terdapat dalam teknik dasar tenis meja merupakan prinsip-prinsip dasar yang membentuk pemain lebih menguasai pola-pola yang terdapat pada permainan tenis meja. Pemain yang mampu untuk mengolah teknik dasar dalam tenis meja tersebut berpotensi untuk mampu mencapai tingkat kemampuan yang mumpuni dan mampu untuk mempertahankan kemampuan tersebut sampai jangka waktu yang lama. b. Teknik Memukul Forehand dan Backhand Tenis Meja. Apabila diartikan teknik memukul bola adalah cara tertentu untuk memukul bola agar melewati net/jaring. Teknik tersebut merupakan hal yang sangat penting dan dalam melakukan pukulan tersebut terdapat beberapa teknik untuk mencapai tujuan yaitu melewati net dan mendapatkan point. Karena bola tenis meja berbentuk bulat sehingga menguntungkan dan memudahkan si pemukul untuk mengolah bola tersebut akan dipukul. Bola dapat dipukul sedemikan rupa sehingga menghasilkan putaran putaran yang unik. Hal tersebut merupakan inti dalam permainan tenis meja, karena permainan tersebut merupakan permainan yang mempunyai tujuan untuk mencapai nilai tertentu untuk dikatakan sebagai pemenang. Memukul dalam tenis meja pada umumnya terdapat 2 jenis, antara lain teknik memukul forehand dan backhand. Setiap pemain harus menguasai 2 teknik memukul tersebut, hal ini dipengaruhi oleh cara mereka untuk menyerang atau bertahan dalam permainan tenis meja. Namun, pada umumnya hanya salah satu teknik yang benar-benar dikuasai dan disukai, sangat jarang ada atlet yang mempunyai kematangan yang seimbang dalam penguasaan teknik memukul.

15 1. Teknik Memukul Forehand Tenis Meja Teknik ini merupakan teknik awal yang dilatih dalam proses pelatihan tenis meja. Hal ini dikarenakan teknik ini dirasa cukup mudah untuk dilakukan dan biasanya dominan untuk dilakukan dalam situasi permainan tenis meja. Setelah dinilai cukup menguasai teknik ini, pelatih akan memberikan jenis teknik myang lainya. Memukul forehand adalah memukul dimana waktu memukul bola posisi telapak tangan yang memegang bat/raket menghadap ke depan. Memukul forehand biasanya merupakan memukul yang paling kuat karena tubuh tidak menghalangi saat melakukan memukul. Selain itu tenaga yang digunakan biasanya lebih maksimal daripada memukul backhand. Smash forehand yang merupakan memukul forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi memukul yang paling kuat (Kertamah, 2003: 43). Memukul forehand (sebuah memukul topspin yang agresif) dianggap penting dengan tiga alasan, yaitu: pertama memukul ini diperlukan untuk menyerang dengan sisi forehand. Kedua, memukul ini bisa menjadi memukul utama untuk melakukan serangan. Ketiga, memukul ini merupakan memukul yang paling sering digunakan untuk melakukan smash. Kertamah (2003: 44) teknik melakukan memukul forehand antara lain: 1. Tahap Persiapan : a. Dalam posisi siap; b. Tangan dilemaskan; c. Bet sedikit dibuka untuk menghadapi backspin, sedikit ditutup atau tegak lurus untuk menghadapi topspin; d. Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah; e. Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand. 2. Tahap Pelaksanaan: Backswing yaitu dengan cara, putar tubuh ke belakang dengan bertumpuh pada pinggang dan pinggul, kemudian putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan. 22

16 23 Gambar 2.7 Posisi Gerakan Memukul Forehand (Kertamah, 2003: 45) 2. Teknik Memukul Backhand Tenis Meja Memukul backhand adalah sebuah memukul dimana punggung tangan yang memegang bet dihadapkan ke depan. Memukul backhand dilakukan jika bola berada di sebelah kiri badan. Latihan sangat mentukan keberhasilan memukul dengan teknik seperti ini, hal ini dikarenakan banyak pemain yang lemah dalam menguasai salah satu teknik memukul dalam tenis meja. Proses latihan yang tepat dapat membantu penguasaan teknik memukul ini. Variasi dan kemampuan yang ditekankan oleh pelatih dalam materi latihan akan dapt membantu dalam proses ini. Tatang dan Sulistyo (2005: 4.8) cara memukul backhand ada 3 tahap, antara lain : 1. Sikap awal gerakan lengan ; Lengan atas tidak terlalu ke bawah juga tidak mengarah horizontal ke depan tetapi menyerong. Lengan bawah membentuk sudut kecil dengan lengan atas, posisi bet/raket terbuka selama melakukan pukulan. 2. Gerakan Memukul ; Gerakan memukul dilakukan dari belakang ke depan dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah dengan lengan direntangkan. Untuk melakukan gerakan pukulan ini perhatian dipusatkan terutama pada legan bawah. Selain itu, pandangan harus terfokus ke arah pantulan bola dan tipe laju bola tersebut. Hal ini berpengaruh dalam pengembalian bola, jangan sampai bola yang dipukul oleh pemain akan sangat menguntungkan pihak lawan.

17 3. Sikap Akhir Gerakan Lengan ; Setelah bet/raket mengenai bola, gerakan diteruskan secara relaks sehingga bat/raket berada di depan badan. Perkenaan bet dengan bola ini tergantung pada kecepatan permainan yang dilakukan, bola yang datang pelan dipukul ketika mencapai titik tertinggi, tetapi apabila datangnya bola cepat dipukul sebelum mencapai titik tertinggi. 24 Gambar 2.8 Posisi Gerakan Backhand (Tatang dan Sulistyo, 2005: 2.79) Dari teknik memukul tenis meja akan memberikan gambaran bahwa teknik-teknik memukul dapat dilakukan ketika posisi bola dan tubuh mendukung untuk melakukan jenis pukulan tersebut sehingga hasil akhir dari pukulan tersebut akan memberikan keuntungan untuk pemain tersebut. Pukulan yang baik mencerminkan tingkat penguasaan yang baik pula tentunya dengan proses latihan yang baik dan benar (Tatang dan Sulistyo, 2005: 3.2). 2. Belajar Gerak a. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak Membahas pengertian dan batasan belajar gerak sudah barang tentu perlu diawali dengan mendiskusikan pengertian belajar secara umum, baru setelah itu membicarakan pengertian yang lebih spesifik, yaitu menyangkut pengertian belajar gerak. Sedangkan gerak itu sendiri akan senantiasa mendapatkan penjelasan secara komprehensif, termasuk gerak dalam hubungannya dengan keterampilan, olahraga, dan pendidikan jasmani dalam bagian-bagian berikutnya. Hergenhahn dan Olson (1933) dalam Dimyati dan Mudjino (2013: 25) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen dalam peilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak bercirikan tanda-tanda yang disebabkan oleh

18 pengaruh yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan atau pengaruh obat-obatan. Sumadi Suryabrata (1974) dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 30) belajar merupakan upaya yang sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan. Kemudian Bigge (1982) dalam Widyoko (2014: 33) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan yang bertahan lama dalam kehidupan individu dan tidak dilahirkan atau didahului oleh warisan keturunan. Belajar merupakan hal tidak bisa lepas dari kehidupan, belajar selalu melekat disetiap kegiatan, tidak mengenal umur dan dapat dilakukan dimanapun tentunya dengan prinsip dan tujuan belajar itu sendiri. Belajar gerak merupakan hal yang sudah khusus digolongkan untuk mempelajari gerak itu sendiri. Olahraga dan gerak dapat diistilahkan dengan jiwa dan raga, dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena hal tersebut tumpang tindih. Kegiatan belajar gerak bertujuan untuk mempelajari gerakan yang awalnya sulit kemudian dipelajari sehingga gerakan tersebut dapat dilakukan oleh orang yang awalnya menilai bahwa gerakan tersebut sulit. Belajar gerak akan sangat membantu dalam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi dan membutuhkan tenaga yang banyak. Kedua hal tersebut akan lebih mudah ketika ada penjelasan tentang gerak itu sendiri, contohnya memukul. Dalam setiap gerakan pasti mempunyai urutan tersendiri untuk membentuk keseluruhan dari gerak tersebut, contohnya awalan, pelaksanaan dan lanjutan. Ketika gerakan tersebut dilihat dari setiap stepnya, sangat memungkinkan setiap gerakan yang kompleks menjadi lebih mudah untuk dipelajari. Belajar juga tidak lepas dari proses latihan, hal tersebut disebabkan oleh prinsip belajar dan latihan tersebut. Berulang-ulang merupakan salah satu prinsip dalam belajar dan berlatih. Dalam setiap latihan mengadung unsur belajar, kesalahan dalam berlatih akan semakin dikurangi apabila proses belajar tersebut berjalan dengan terencana dan mendapatkan perhatian yang lebih mendalam. Kemajuan dalam bidang iptek ikut serta dalam mendukung keterlaksanaanya proses belajar gerak. Sehingga referensi dalam belajar gerak 25

19 akan lebih berkualitas, selain itu kemajuan iptek tersebut akan lebih membuka pola pikir dalam membentuk program-program belajar gerak. b. Jenis Belajar Belajar merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam potensi perilaku dan perilaku itu sendiri, serta merupakan hasil dari pengalaman. Conditioning merupakan suatu istilah yang digunakan lebih khusus untuk menggambarkan prosedur yang dapat mengubah perilaku. 26 Setiap perilaku yang dilakukan akan mencerminkan pengalaman khususnya dalam proses belajar. Kegiatan belajar tersebut juga akan membawa orang tersebut sampai ke titik yang memang cocok dalam suatu kondisi. Robert Gagne (1977) dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 50) menjelaskan lima domain mengenai jenis belajar, yaitu: 1) Keterampilan gerak, yaitu gerakan berorientasi yang diwakili oleh koordinasi respons terhadap tanda-tanda tertentu; 2) Informasi verbal, yaitu dicontohkan melalui fakta-fakta, prinsipprinsip, dan generalisasi, yang dianggap sebagai pengetahuan; 3) Keterampilan intelektual, yaitu diwakili oleh diskriminasi, peraturan, dan konsep-konsep (penerapan pengetahuan); 4) Strategi kognitif, yaitu keterampilan-keterampilan yang terorganisir secara internal yang menentukan pembelajaran seseorang, pengingatan dan pemikiran; 5) Sikap, yaitu perilaku afektif seperti perasaan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja atau tidak sengaja namun mempunyai prinsip yaitu dilakukan secara sadar. Sehingga pada kegiatan lainya, manusia dapat mengingat apa yang telah dipelajari untuk mengambil suatu keputusan. Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak memandang usia, tempat dan status sosial sehingga belajar merupakan kewajiban dan hak untuk setiap manusia. Mayer (1987) dalam Dimyati dan Mujiono (2013: 45) mencoba memberikan batasan-batasan jenis belajar menjadi empat, yaitu: 1) Pembelajaran respons seperti yang ditunjukkan oleh pembelajaran behaviorisme; 2) Pembelajaran konsep, yang menunjuk pada penguasaan peraturan klasifikasi baru yang didasarkan pada pengalaman; 3) Pembelajaran verbal hapalan, yang melibatkan kemampuan untuk menghasilkan suatu daftar respons verbal;

20 4) Pembelajaran prosa, yang menunjuk pada pembelajaran semantic baru atau prosedur pengetahuan dari tulisan atau prosa yang dinyatakan secara verbal. 27 Keterampilan tersebut sebenarnya menggambarkan gerakan yang terintegrasi secara efektif antara keterampilan olahraga (psikomotor); penerapan strategi, taktik, dan pengetahuan mengenai teknik dan hukumhukum gerak (kognitif); serta sikap -sikap yang tepat, jiwa bertanding, dan motivasi (afektif). Peningkatan keterampilan merupakan hal yang paling dominan dalam setiap proses belajar khususnya dalam bidang olahraga. Penguasaan keterampilan setiap atlet sangat bervariasi walaupun mereka belajar dalam satu wadah pelatihan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan proses belajar yang sistematis sehingga proses tersebut lebih efektif baik untuk atlet dan pelatih. c. Tujuan Belajar Gerak Setiap tujuan pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan. Keterampilan seseorang yang tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh orang tersebut mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut maka semakin baik keterampilan orang tersebut. Dengan demikian maka keterampilan menunjuk pada kualitas tertentu dari suatu tugas gerak. Didalam keterampilan tersebut terdapat unsur efektivitas dan efisiensi. Seorang yang memiliki keterampilan yang tinggi sudah barang tentu memiliki kedua unsur tersebut. Gerak keterampilan tersebut dapat dikategorikan sebagai penampilan yang terampil (skilled performance). Suatu keterampilan itu baru dapat dikuasai atau diperoleh, apabila dipelajari atau dialihkan yang dilakukan secara terus menerus dalam periode waktu tertentu. Penampilan yang terampil merupakan tujuan akhir dari pembelajaran gerak.

21 Menurut Tatang dan Sulistyo (2005: 1.3) keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif. Penggolongan keterampilan dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan (1) stabilitas lingkungan, (2) jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan, dan (3) ketepatan gerakan yang dimaksud. Keterampilan juga dapat dibedakan dengan mempertimbangakan dominan tidaknya unsur yang mengarah ke keterampilan gerak dan ke keterampilan kognitif. Hal tersebut terjadi karena saling keterkaitan, faktor kognitif akan berpengaruh kepada keterampilan gerak seperti teori dan prakteknya. Tatang dan Sulistyo (2005: ) faktor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum dibedakan menjadi tiga hal utama, yaitu: (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor pribadi, (3) faktor situasional (lingkungan). Untuk memperoleh tingkat keterampilan sebagaimana dijelaskan tersebut diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang bagaimana keterampilan tertentu bisa dihasilkan atau diperoleh serta faktor yang berperan dalam mendororng penguasaan keterampilan. Pada intinya bahwa suatu keterampilan itu baru dapat dikuasai atau diperoleh, apabila dipelajari atau dilatihkan dengan persyaratan tertentu, salah satu diantaranya adalah kegiatan pembelajaran atau latihan keterampilan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu yang memadai. Dari tujuan belajar gerak dapat diperoleh beberapa kebehasilan yang memberikan tolak ukur dari kegiatan tersebut, antara lain ; 1. Peningkatan Ketrampilan Kegiatan pembelajaran dan pelatihan tersebut diarahkan untuk menguasai berbagai keterampilan yang diperlukan demi untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya. Lebih jauh dari itu, bahwa keterampilan memiliki derajat atau tingkatan tertentu, maka berbagai orang melatih diri atau mempelajari dengan mendalam tentang keterampilan adalah dengan sasaran mencapai penampilan yang terampil. Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat di mana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari beberapa keterampilan dan

22 derajat penguasan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini bisa terjadi, karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut keterampilan. Kertamah (2003: 19) keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Hal ini dapat juga dipengaruhi oleh bakat yang dimiliki oleh masing-masing anak. Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif (Singer, 1980; Tatang dan Sulistyo:2005: 2.22). Kertamah (2003: 23) unsur-unsur keterampilan dalam tahap belajar sebagai berikut : 1) Keterampilan mempunyai beberapa tujuan yang berhubungan dengan lingkungan yang diinginkan, misalnya menahan posisi handstand dalam senam atau menyelesaikan umpan ke depan dalam olahraga sepakbola. Dalam pengertian ini, keterampilan dibedakan dari gerakan yang tidak mesti memiliki tujuan yang berhubungan dengan lingkungan tertentu seperti menggoyanggoyangkan jari tangan tanpa tujuan. 2) Keterampilan terkandung keharusan bahwa pelaksanaan tugas atau pemenuhan tujuan akhir tersebut dilaksanakan dengan kepastian yang maksimum, terlepas dari unsur kebetulan atau untunguntungan. Jika seseorang harus melakukan suatu keterampilan secara berulang-ulang, maka hasil dari setiap ulangan itu relative harus tepat, meskipun di bawah kondisi yang bervariasi maupun yang tidak terduga. 3) Keterampilan menunjuk pada upaya yang ekonomis, dimana energi yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu harus seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang maksimal. 4) Keterampilan mengandung arti pelaksanaan yang cepat, dalam arti penyelesaian tugas gerak itu dalam waktu yang minimum. Semakin cepat pelaksanaan suatu gerak, tanpa mengorbankan hasil akhir (kualitas) yang diharapkan, maka akan membuat terakuinya keterampilan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa dalam mempercepat gerakan suatu tugas akan menimbulkan pengeluaran energi yang semakin besar, disamping membuat grakan semakin sulit untuk dikontrol ketepatannya. Namun meskipun demikian, lewat latihan dan pengalaman semua unsur yang terlibat dalam menghasilkan gerakan yang terampil perlu dikombinasikan secara serasi. 29

23 30 Keterampilan dapat digolongkan menjadi beberapa macam dan kelas. Penggolongan keterampilan ini dimaksudkan untuk membantu para peneliti dan pelatih dalam upaya menerapkan keterampilan dalam keperluan penelitian atau pelatihannya. Dengan mengetahui perbedaan-perbedaan dalam keterampilan tersebut, maka akan memudahkan untuk pelatih dalam membuat pentahapan pelatihan. Banyak pendekatan yang telah dikembangkan untuk menggolongkan keterampilan gerak. Setiap sistem penggolongan didasarkan pada hakikat umum dari keterampilan gerak dikaitkan dengan aspek-aspek spesifik dari keterampilan tersebut. Setiap atlet memiliki banyak keterampilan yang perlu dilatih untuk menunjang keterampilan yang lebih baik. Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam proses belajar yaitu dilihat dari atau dikaitkan dengan: (1) stabilitas lingkungan, (2) jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan, dan (3) ketepatan gerakan yang dimaksud. Pada akhirnya terdapat jenis keterampilan yang dapat disimpulkan dalam proses belajar gerak, diantaranya keterampilan terbuka dan tertutup. 2. Perkembangan Mental Nelson (2005) dalam Furqon (2008:34) secara luas, pengertian mental mencakup pikiran, pandangan, image, dan sebagainya yang pada intinya adalah pemberdayaan fungsi berpikir sebagai pengendali tindakan dan respon tubuh. Tujuan peningkatan mental adalah agar atlet dapat mengontrol pikiran, emosi dan prilakunya dengan baik selama atlet tersebut menampilkan performa olahraga. Mental yang terbina dengan baik akan sangat berpengaruh ketika atlet tersebut menghadapi kondisi yang sulit misalnya dalam kondisi point-point dalam proses kemenangan perlombaan. Mental yang baik juga akan mempengaruhi tingakat ketajaman dalam merancang strategi dan kontrol yang bagus. Ketika atlet dalam posisi menang atau kalah, atlet tersebut tidak akan mengalami hal yang berlebihan. Justru dalam kondisi tersebut atlet tersebut mengkondisikan dirinya untuk mampu mengontrol diri.

24 3. Hakikat Permainan Permainan memiliki makna penting dalam proram pendidikan jasmani serta pelatihan. Furqon (2008: 2) permainan dapat membentuk pengalaman, pretasi serta tujuan dapat dicapai melalui permaian seperti keterampilan sosial, menerima aturan dan pemahaman yang lebih baik pada dirinya dalam situasi kompetitif dan kooperatif. Permainan dapat dilakukan oleh setiap jenjang usia sehingga dampak permainan tersebut sangat luas. Setiap permainan memerlukan tujuan dan perencanaan, hal ini disebabakan sebuah permainan akan lebih bermanfaat apabila 3 aspek terpenuhi misalnya aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penerapan strategi didalam permainan membentuk dan melibatkan anak belajar pentingnya ketajaman perhatian dan keterlibatan aspek mental. Loy, Mcpherson dan Kenyon (1978) dalam Furqon (200 8:5) permainan adalah berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan dan dapat dilakukan secara perseorangan atau gabungan. Permaian bersifat terstruktur dan memiliki hasil yang dapat diamati. Permainan dilaksanakan membutuhkan banyak keterikatan dan banyak energi, lebih kuat dan serius daripada bermain dan lebih memungkinkan memberikan penghargaan terhadap pemenuhan dan keberhasilan. Kompetisi merupakan hal menonjol dalam setiap permainan. Kimpraswil (2005) dalam Furqon (2008: 6) permainan merupakan usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik. a. Karakteristik Permainan Setiap permainan mempunyai tujuan dan karakteristik dalam proses pelaksanaan permainan tersebut. Dari sini dapat dikategorikan beberapa jenis permainan, contohnya permainan untuk pendidikan dan permainan untuk rekreasi. Suatu permainan tentunya memuat unsur aturan yang disepakati sehingga pelaksanaan permainan tersebut akan lebih lancar dan sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan permainan tersebut. Furqon (2008: 10) permainan dapat memainkan peran yang penting dalam mengembangkan dan memperhalus berbagai kemampuan gerak dasar, jika permainan secara tepat dimasukkan ke dalam program 31

25 pengembangan gerak. Permainan yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan gerak lokomotor dan manipulasi memiliki karakteristik antara lain, seperti berikut : 1. Memberikan aktivitas maksimum pada semua anak. 2. Mengembangkan inklusi dari pada eksklusi. 3. Mudah divariasi dan dimodifiksi. 4. Membantu mengembangkan berbagai kemampuan gerak. 5. Menyenangkan bagi anak yang bermain. 32 Menentukan janis-jenis permainan merupakan hal yang sangat diperlukan oleh orang dewasa khususnya apabila permainan tersebut mengandung unsur edukasinya. Banyak permainan lokomotor yang menjadikan anak senang melakukannya. Permainan lokomotor dirancang berisi lari sebagai mode gerak utama. Anak akan lebih suka bergerak menjelajah setiap sudut tempat yang ditempati mereka. Sehingga membutuhkan perhatian ekstra oleh pelatih. Furqon (2008: 12) tiap permainan dapat dimodifikasi dalam berbagai cara untuk menyesuaikan kebutuhan tertentu dan tingkatan usia anak. Tujuan khusus permainan ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan gerak dan lokomotor, yaitu lari, lompat, skipping dan congklak. 2. Meningkatkan kelicahan dan koordinasi tubuh secra umum. 3. Meningkatkan keterampilan ritmik mengenai gerak lokomotor. 4. Meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi di dalam kerja tim. 5. Meningkatkan kemampuan untuk mengikuti pengarahan dan mematuhi peraturan. Jalanya permainan tersebut dapat dirubah dari peraturan pokoknya, namun hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dan subyek yang akan dikenakan permainan tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk ketepatan tujuan permainan tersebut tetap dilaksanakan walaupun ada perubahan dari permainan tersebut. Perubahan permainan tersebut hendaknya dilakukan oleh orang dewasa sehingga diharapkan akan mampu memperhatikan unsur-unsur yang terkandung didalam permainan tersebut contohnya faktor keamanan dalam pelasanaan juga harus diperhatikan. Perubahan peraturan juga harus disepakati semua pihak sehingga jalannya permainan tersebut dapat dimengerti sepenuhnya oleh masing-msing anak.

26 Furqon (2008: 13) beberapa ciri-ciri permainan anak yang baik antar lain ; 1. Anak-anak diberikan kesempatan yang melimpah dan berkesinambungan. Mereka juga hendaknya mendapat banyak kesempatan yang menurut perasaannya nyaman. 2. Berbagai perbedaan dapat diakomodasikan tantangan yang bersifat positif dapat disertakan guna memungkinkan setiap anak untuk berpartisipasi. 3. Berbagai hal yang menyangkut kemungkinan timbulnya masalah emosi, sosial dan fisik sudah diperhitungkan. 4. Tujuan jelas, konsisten dan memungkinkan untuk dicapai. 5. Evaluasi dilakukan baik secara formal maupun informal dengan pemahaman bahwa akan ada trial and error atau mencoba-coba dan membuat kesalahan. 6. Kemungkinan adanya kesalahan diakui dan dapat dimaafkan serta ada kesempatan untuk mencoba lagi. 7. Pengalaman diberikan dalam hal pengendalian diri akan rasa frustasi sementara. 33 Furqon (2008:14) permainan harus menyenangkan, memberikan aktivitas yang penuh semangat dan juga tantangan-tantangan mental, serta berdasarkan aturan-aturan dan kompetisi persahabatan. Semua komponen permainan menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial secara positif. Permainan yang dilakukan oleh setiap manusia khususnya anak-anak akan memberikan pengaruh terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek tersebut akan mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sampai tahap selanjutnya. Pengawasan yang dilakukan oleh orang dewasa atau pelatih sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam proses pelaksanaan permainan tersebut. Furqon (2008:14) permainan harus menyenangkan, memberikan aktivitas yang penuh semangat dan juga tantangan-tantangan mental, serta berdasarkan aturan-aturan dan kompetisi persahabatan. Semua komponen permainan menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial secara positif. Permainan yang dilakukan oleh setiap manusia khususnya anak-anak akan memberikan pengaruh terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek tersebut akan mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sampai tahap selanjutnya. Pengawasan yang dilakukan oleh orang dewasa atau

27 pelatih sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam proses pelaksanaan permainan tersebut. b. Prinsip-prinsip Pemilihan Permainan Pemilihan permainan yang akan diberikan kepada anak hendaknya perlu memperhatikan beberapa pertimbangan. Menurut Furqon (2008:17) tekanan utama program keterampilan gerak anak adalah mendorong anak agar berpartisipasi di dalam aktivitas gerak dan mencapai tingkat kompetensi tertentu. Anak harus menerima umpan balik yang positif dari pengalaman permainan yang dilakukan. Apabila dalam melakukan permainan, anak merasa bosan dan tidak senang, maka evaluasi segera dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan permainan tersebut. Pemilihan permainan tersebut memang harus sangat diperhatikan tentang kesesuaian dan beban dari permainan. Gabbard (1987:68) dalam (//jurnal.upi.edu/ penjasor / view / 1032 / pengembangan kompone biomotorik melalui aktivitas permainan atletik dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar html) menyatakan bahwa dalam memilih sebuah permainan, perlu memperhatikan poin-poin yang harus diterapkan. Poin-poin tersebut diantaranya: 1) permainan harus bersifat menyenangkan, 2) permainan harus menyediakan aktivitas untuk semua anak secara maksimal, 3) meningkatkan pengembangan keterampilan gerak yang dibutuhkan, dan atau mengembangkan serta memilhara kebugaran, dan 4) mencakup keseluruhan peserta dan bukan pengurangan peserta permainan. 34 Gabbard (1987:68) dalam ( upi. Edu / penjasor / view / 1032 / pengembangan komponen biomotorik melalui aktivitas permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.html ) menyatakan bahwa diperlukan beberapa tambahan sebagai petunjuk dan pertimbangan dalam memilih permainan, yang diantaranya: 1) penggunaan kemajuan permainan, dari bentuk permainan yang kecil kemudian ke sebuah tim permainan, 2) ketika melakukan pemilihan permainan, diperlukan peningkatan /kemajuan jumlah dan kompleksitas peraturan serta strategi, 3) menggunakan situasi permainan untuk evaluasi dan meningkatkan perilaku afektif dan juga kecakapan keterampilan gerak, 4) keamanan harus sebagai dasar yang harus dipertimbangkan, 5) tempatkan anak ke dalam sebuah formasi dan buatlah petunjuk bila dimungkinkan, 6) meskipun partisipasi sangat ditekankan, jika partisipasi anak perlu dikurangi, disarankan hanya hanyasatu atau dua putaran, dan 7) hindari penekanan yang berlebihan dalam sebuah kompetisi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Bermain Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan salah satu dari cabang olahraga permainan yang mempergunakan bola kecil. Menurut Sutarmin (2007: 4) permainan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Tenis Meja Menurut Bandi Utama, dkk (2004: 5) permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah permainan bola tangkis diatas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh PERMAINAN TENIS MEJA Perkembangan Permainan Tenis Meja di Indonesia Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun 1930. Olahraga ini dibawah oleh para Penguasa atau pedagang yang datang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan permainan yang sangat cepat. Permainan ini menuntut kekuatan fisik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja 2.1.1.1 Pengertian Tenis Meja Menurut A.M. Bandi Utama, dkk (2004: 5), pada dasarnya bermain tenis meja

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja Menurut sejarahnya tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga atau permainan yang cukup digemari

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pukulan Backhand Pukulan backhand adalah memukul bola dengan telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola. Bola yang dipukul harus melewati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai banyak digemari oleh masyarakat, terbukti bertambah banyak klub dan banyak lahir pemain-pemain baru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Servis Forehand Servis Forehand adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama meggunakan bagian depan bet dengan memantul sekali

Lebih terperinci

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto TENIS MEJA A. Sejarah Permainan Tenis Meja. Permainan ini awalnya hanya sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Hakikat Tenis Meja Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Hakikat Minat Minat merupakan suatu kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada orang lain pada aktivitas tertentu atau obyek lain.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kompetisi yang diadakan mampu mengundang partisipasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND,

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND, HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND, PUKULAN BACKHAND DAN FOOTWORK TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA SISWA EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KARANGBENDO BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat permainan tenis meja Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga

Lebih terperinci

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net PERBANDINGAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PERMAINAN TENIS MEJA ANTARA YANG LANGSUNG MENGGUNAKAN NET DENGAN YANG TANPA MENGGUNAKAN NET TERLEBIH DAHULU Indra Safari Abstrak ujuan penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND DAN FOOTWORK TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

Vol 1 No 1 Desember 2017 ISSN

Vol 1 No 1 Desember 2017 ISSN HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN, KEKUATAN LENGAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETEPATAN FOREHAND DALAM BERMAIN TENIS MEJA PANDUSIWI DOMPU PROVINSI NTB (RELATIONSHIP OF HAND S EYE COORDINATION, ARM S

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 1.1 Landasan Teoritis 1.1.1 Hakekat Metode Pembelajaran Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak adalah berupa kemampuan

Lebih terperinci

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2)

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2) PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA MENGGUNAKAN BET DENGAN DAN TANPA KARET TERHADAP KETERAMPILAN FOREHAND DAN BACKHAND PERMAINAN TENIS MEJA (Eksperimen pada Siswa Putra Kelas VI SD Negeri 02 Tritih Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara perbaikan hasil proses belajar mengajar. Pencapaian seorang guru dalam mengajar didukung

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY JUDUL PENELITIAN: PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY Oleh: A.M. Bandi Utama, M.Pd. Dosen Jurusan POR FIK UNY Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013 UPAYA MENINGKATKAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE TENIS MEJA MELALUI KOORDINASI MATA TANGAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 08 PORING TAHUN 2012/2013 Matius Dahlan 1, M. Rif at 2, Muhtar 3 1 Mahasaiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis a) Pukulan backhand Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap pukulan yang dilakukan dengan bat yang digerakkan ke arah kiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net dan menggunakan bet sebagai alat pemukul. Sedangkan

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peningkatan prestasi olahraga di zaman moderen ini harus dimiliki bangsa Indonesia, terutama berbicara tentang olahraga khususnya olahraga prestasi, olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan teknik, strategi, dan kemampuan individu pemain, karena cabang olahraga ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian teori 1. Olahraga Tenis Meja Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis. tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis. tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis meja adalah suatu olahraga raket/bet yang dimainkan oleh dua orang (untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket.

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS TEKNIK DASAR BULUTANGKIS (Disampaikan pada Pembinaan Klub Olahraga Sekolah Dasar Tahap I dan Tahap II Tingkat Nasional) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP TAPA Zulham Liputo, Nurhayati Liputo, Zulkifli Lamusu ABSTRAK Tujuan dari penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Tenis Meja Permainan tenis meja atau yang lebih dikenal dengan istilah pingpong merupakan suatu cabang olahraga yang unik dan kreatif. Pengertian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG Jotok Adam Harmono Sri Purnami Imam Hariadi Universitas Negeri Malang Jl. Semarang no. 5 Malang e-mail: adamharmono@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

a. Pengertian Permainan Tenis Meja

a. Pengertian Permainan Tenis Meja BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Tenis Meja a. Pengertian Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan permaian yang sederhana dan dapat dimainkan oleh siapa saja, gerakan-gerakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di berbagai wilayah di desa maupun

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS ATAS PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA MI MUHAMMADIYAH CAWAS KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG BERMAIN TENIS MEJA MELALUI METODE DRIIL PADA SISWA KELAS V SDN 6 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG BERMAIN TENIS MEJA MELALUI METODE DRIIL PADA SISWA KELAS V SDN 6 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG BERMAIN TENIS MEJA MELALUI METODE DRIIL PADA SISWA KELAS V SDN 6 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Roys A. Mano, Risna Podungge, Zulkifli Lamusu Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL MATA KULIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TUTOR; DIAN BUDIANA, M.PD.

TUGAS TUTORIAL MATA KULIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TUTOR; DIAN BUDIANA, M.PD. TUGAS TUTORIAL MATA KULIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TUTOR; DIAN BUDIANA, M.PD. 1. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan individu secara menyeluruh adalah A. Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI TEKNIK LANJUT BOLAVOLI Oleh: Sb Pranatahadi. M.Kes. AIFO. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Teknik lanjut sebaiknya dilatihkan setelah menguasai teknik

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang ada dalam kehidupan, misalnya bekerja. Masyarakat sering melupakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis meja juga merupakan olahraga yang popular di Indonesia, dari kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini, perkembangan tenis

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Ketepatan Service 2.1.1 Pengertian Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang

Lebih terperinci

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW BAHAN AJAR MATA KULIAH OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW Oleh Drs. H. M. Husni Thamrin, M.Pd Disampaikan untuk memenuhi tugas mandiri dalam rangka Pelatihan APPLIED APPROACH (AA) Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) A. PERMAINAN NET TANPA ALAT 1. Permainan Bola Voli (hal 227; 230; 234; 235; 240; 242) Perlengkapan: lapangan bola, bola

Lebih terperinci