PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 i PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 i

2 ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIM Jurusan / Program Studi : Damar Ady Setiawan : K : POK / Pendidikan Kepelatihan Olahraga Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, 31 Juli 2012 Yang membuat pernyataan Damar Ady Setiawan ii

3 iii PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 iii

4 iv iv

5 v v

6 vi ABSTRAK Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional. Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet. Kata kunci: Profil, PPLP Jawa Tengah, Tenis Meja vi

7 vii ABSTRAK Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, vii

8 viii hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional. Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet. Kata kunci: Profil, PPLP Jawa Tengah, Tenis Meja viii

9 ix MOTTO Ekspesikan Dirimu Seperti Yang Kau Mau (Penulis) Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada pada dirinya. (penulis) Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan alam semesta (Al An aam : 162) ix

10 x PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-mu, kupersembahkan karya ini untuk: Bapak dan Ibu Doamu yang tiada pernah terputus, kerja kerasmu yang tiada henti, pengorbanan dan kasih sayangmu yang tiada terbatas. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Inilah sebagai tanda bakti dan hormatku, terimakasih banyak atas segala apa yang kalian berikan. Adikku Dimas Kurniawan Terima kasih karena selalu mendukungku dan mendoakanku hingga terselesaikan skripsi ini dengan baik. Ghuank, Budeng, Aples, Gepenk, Kotak, Ari-joe, Pati, Ucil, Doni Terima kasih karena selalu menemani, mendukungku dan memberi semangat saat kujatuh. Terima kasih atas perjuangan dan kerjasamanya. Terima kasih juga atas persahabatan dan kekeluargaannya selama ini. Terimakasih karena kalian selalu ada untukku. ALWAYS!! REMEMBER OUR FRIENDSHI Paguyuban Kepor 07 Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya. PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Terima kasih atas ijinnya dan bantuannya, sehingga penelitian saya berjalan dengan lancar. x

11 xi KATA PENGANTAR Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H.Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Agustiyanta, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juga selaku pembimbing I. 4. Bapak Drs. Sugiyoto. M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, beserta staf dan jajarannya. 6. Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang telah bersedia menbantu dalam proses penelitian ini. 7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, 31 Juli 2012 Penulis xi

12 xii DAFTAR ISI JUDUL... PERNYATAAN... PENGAJUAN SKRIPSI... PERSETUJUAN... PENGESAHAN... ABSTRAK... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN.. A. Latar Belakang Masalah.. B. Identifikasi Masalah..... C. Pembatasan Masalah..... D. Perumusan Masalah... E. Tujuan Penelitian.... F. Manfaat Penelitian... BAB II LANDASAN TEORI.. A. Tinjauan Pustaka Tenis Meja... a. Permainan Tenis Meja.. b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja.. 2. Organisasi.... a. Pengertian Organisasi... b. Organisasi Olahraga... c. Struktur dan Bagan Organisasi I ii iii iv v vi viii ix x xi xiv xv xii

13 xiii d. Unsur-unsur Organisasi... e. Pengertian Manajemen f. Pengertian Administrasi.. g. Pengertian Kepemimpinan.. 3.Prasarana dan Sarana.. a. Pengertian Prasarana dan Sarana. b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis Meja 4. Metode Pembinaan Prestasi... a. Pemassalan. b. Pembibitan Atlet.... c. Pembinaan Prestasi Program Latihan... a. Pengertian Program Latihan... b. Pengertian Latihan... c. Aspek-aspek Latihan Prestasi dalam Pembinaan Olahraga... a. Kualitas Atlet... b. Peranan Pelatih... c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Olahraga Sumber Daya Manusia... a. Pelatih... b. Atlet... c. Pengurus... B. Kerangka Berpikir.... BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian..... B. Metode Penelitian... C. Subjek Penelitian.... D. Teknik Pengumpulan Data..... E. Teknik Analisis Data xiii

14 xiv BAB IV HASIL PENELIITIAN A. Deskripsi Data Organisasi Pembinaan Prestasi Prasarana dan Sarana Program Latihan Prestasi... B. Analisis Data... BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Implikasi... C. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN xiv

15 xv DAFTAR TABEL Tabel 1. Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari Tahun Tabel 2. Peralatan Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari Tahun Tabel 3. Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah... Tabel 4 Lanjutan Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.... Tabel 5. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun Tabel 6. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun Tabel 7. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun Tabel 8. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun Tabel 9. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun xv

16 xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Shakehands Grip... Gambar 2. Penhold grip.. Gambar 3. Seemiller Grip.. Gambar 4. Tiga tipe dasar spin... Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai Bet tertutup Gambar 6. Posisi siap. Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand... Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand... Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin... Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin... Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin... Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin... Gambar 13. Penempatan diri yang benar... Gambar 14. Kunci keberhasilan : gerakan kaki two-step. Hodges L xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah membudaya di masyarakat indonesia. Berbagai lapisan masyarakat banyak yang gemar berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa, orang telah menyadari akan pentingnya manfaat berolahraga bagi pelakunya. Olahraga dapat meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental. Olahraga juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan dan untuk mencapai prestasi. Berbagai macam cabang olahraga prestasi telah berkembang di indonesia, salah satunya adalah cabang olahraga tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga warisan dari nenek moyang. Namun pada kenyataanya cabang olahraga Tenis meja sebetulnya memasyarakat namun masih kurang populer dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini dikarenakan cabang olahraga tenis meja membutuhkan prasarana dan sarana khusus dan lebih mahal. Meskipun cabang olahraga tenis meja kurang populer, namun saat ini mengalami perkembangaan dan kemajuan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari segi aspek organisasi, pembinaan, dan banyaknya kegiatan pertandingan di tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan cabang olahraga tenis meja, maka untuk mencapai prestasi harus selalu diupayakan. Mencapai prestasi tenis meja secara maksimal tidaklah mudah. Untuk mencapai prestasi yang tinggi harus dipersiapkan sejak dini, usaha keras dan didukung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini harus dilakukan, karena proses untuk mencapai prestasi membutuhkan waktu yang lama. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini memungkinkan untuk mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Seperti dikemukakan Soeharsono (1991) dalam Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:41) bahwa, Pembinaan dan pengembangan atlet hendaknya sudah 1

18 2 dilakukan sejak usia anak-anak atau pada usia muda. Hal ini penting sekali untuk diketahui, karena pembinaan dan pengembangan atlet sejak usia muda akan dapat berhasil dibandingkan apabila mulainya telah terlambat. Anak-anak merupakan sasaran yang sangat strategis bagi perkembangan prestasi olahraga, khususnya cabang olahraga tenis meja di masa mendatang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan di antaranya peningkatan pengadaan prasarana dan sarana, pemassalan, pemanduan bakat, peningkatan kualitas pembinaan dan lain sebagainya. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini merupakan salah satu langkah untuk menciptakan petenis meja yang berprestasi. Anak-anak merupakan kelompok individu yang usianya relatif muda. Melalui pembinaan dan pelatihan yang berkualitas diharapkan menjadi bibit-bibit petenis yang berpotensi, sehingga mampu mengangkat prestasi tenis meja indonesia di tingkat internasional. Unsur-unsur yang penting serta mendukung di dalam upaya meningkatkan prestasi tenis meja antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan kematangan juara. Di samping pembinaan tersebut di atas, masih banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya Manajemen, Organisasi, Pengurus, Pelatih dan lain sebagainya. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, Pembibitan, Pendidikan dan Pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik ditingkat pusat maupun daerah. Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam olahraga bertujuan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga. Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik, mempunyai rencana atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi maksimal dapat tercapai

19 3 Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan olahraga.dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan lancar sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi harus mampu untuk mencarikan atau mendapatkan sumber dana, sehingga organisasi tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan. Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal sulit untuk dicapai. Kelancaran dan kualitas latihan dari aktivitas olahraga harus didukung prasarana dan sarana yang baik. Kemajuan sarana yang serta modern merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang pelaksanaan latihan. Prasarana dan sarana yang mendukung pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan lancar serta kualitas dari latihan meningkat lebih baik. Kelengkapan sarana yang dibutuhkan sesuai dengan cabang olahraga yang dibina, maka kemampuan atletnya akan meningkat lebih baik. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi dapat dikembangkan secara maksimal, sehingga kualitas atlet akan meningkat dan prestasi maksimal dapat diwujudkan. Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni olahraga yang dipelajarinya. Keberhasilan prestasi atlet tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan penting, dimana seorang pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta membina terus menerus. Di samping itu juga seorang pelatih harus mampu menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet. PPLP tenis meja Jawa Tengah merupakan salah satu PPLP di Indonesia yang baru berdiri pada tahun Meskipun PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru berdiri 4 tahun namun sudah cukup berprestasi baik ditingkat Daerah maupun Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi yang dihasilkan satu tahun terakhir, dimana PPLP Tenis meja Jawa Tengah mampu menjadi juara 1 putra dan putri

20 4 POPWIL di Semarang tahun 2010, Juara 3 beregu putra dan putri dan Juara 1 tunggal putri SILATARUNA seri ke-3 di jogja. Dengan melihat prestasi yang diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah dan dengan mengetahui keadaan di PPLP Tenis meja Jawa Tengah mengenai pelaksanaan pembinaan prestasi, keadaan sarana dan prasarana, serta aspek-aspek yang mendapat perhatian dalam pembinaan prestasi. Maka perlu diadakan penelitian yang diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi penguruspengurus lain yang belum maju khususnya dalam program pembinaan prestasi, khususnya di daerah-daerah lain. Dengan demikian diharapkan PPLP tenis meja yang belum maju tersebut dapat meningkatkan prestasinya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kegiatan pembinaan olahraga tenis meja dengan judul PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Cabang olahraga tenis meja di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik. 2. Pembinaan olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, termasuk di dalamnya pengelola, pelatih dan atlit. 3. Adanya kepengurusan organisasi yang baik sebagai sarana pembinaan olahraga yang baik. 4. Pembinaan olahraga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas olahraga. 5. Perlu prasarana dan sarana yang memadai untuk kelancaran pembinaan olahraga. 6. Program latihan yang baik merupakan faktor penting untuk meningkatkan prestasi tenis meja. 7. Prestasi maksimal merupakan tujuan dalam pembinaan olahraga.

21 5 C. Pembatasan Masalah Dari masalah yang diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 2. Pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 3. Prasarana dan Sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 4. Program metode latihan yang dilaksanakan pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 5. Prestasi yang pernah diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah. D. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah? 2. Bagaimana metode pembinaan prestasi yang dilaksanakan PPLP Tenis meja Jawa Tengah? 3. Bagaimana keadaan prasarana dan sarana yang digunakan PPLP Tenis meja Jawa Tengah? 4. Bagaimana metode latihan yang diterapkan oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah? 5. Prestasi apakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui perkembangan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 2. Mengetahui metode pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 3. Mengetahui prasarana dan sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

22 6 4. Mengetahui metode program latihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 5. Mengetahui prestasi yang pernah diraih dan PPLP Tenis meja Jawa Tengah. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi PPLP Tenis meja Jawa Tengah dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atletnya. 2. Dapat memberikan rangsangan yang positip bagi pengurus, atlit dan pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tenis Meja a. Permainan Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan olahraga yang dapat dilakukan dua orang atau lebih dengan menggunakan peralatan dan peraturan tertentu. Permainan ini bukanlah suatu permainan yang rumit dan dapat dimainkan di dalam rumah atau di dalam ruangan dengan peralatan sederhana yang tidak memerlukan tempat ataupun ruangan yang luas. Olahraga tenis meja merupakan suatu olahraga yang cepat dan tepat sehingga seseorang yang bermain memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu atau seseorang akan terbawa kepada tingkat kemampuan yang dimiliki. Hal ini akan terlihat pada saat melakukan latihan secara kontinyu sehingga seseorang atau atlet akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilannya (Hanik. L, 2004: 4). Permainan tenis meja merupakan olahraga yang membutuhkan keterampilan gerak. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mangi, Jolk, dan Dayton dalam M. Furqon (2002: 16) mengemukakan syaratsyarat kesegaran jasmani untuk bermain tenis meja, dimana keterampilan menempati urutan pertama dengan kategori sangat penting. Keterampilan gerak dapat diartikan sebagi suatu kemampuan melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Cronback dalam Agus Dama dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan (1994: 17) mendefinisikan keterampilan dengan kata seperti otomatik cepat dan akurat. Lebih lanjut disebutkan gerakan keterampilan menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 222) adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak, dan gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien dalam pelaksanaannya. 7

24 8 Untuk bisa memiliki gerakan yang efisien diperlukan keterlibatan berbagai unsur kemampuan yang ada pada individu secara menyeluruh. Unsur yang mendukung kemampuan gerak agar efisien tidak hanya kemampuan fisik saja tetapi dibutuhkan kemampuan mental dan kemampuan emosional. Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dalam mekanisme yang serasi dan saling mendukung. Ada tiga prasyarat untuk gerakan yang efisien yaitu komponen fisik, mental, dan emosional Broer dan Zernicker, dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan (1994: 19), ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Komponen fisik, meliputi: 1) Ketahanan 2) Fleksibilitas 3) Kekuatan 4) Power otot 5) Akuitas indera penglihat, pendengar, pembau, peraba, kinestetik, dan impresi dari kanal semisirkular. b. Komponen mental, meliputi: 1) Kesadaran akan keadaan keterampilan. 2) Kemampuan mengerti dengan cepat, membuat keputusan yang cepat untuk mengatasi problem gerak, menangkap hubungan special, memaksir objek yang bergerak, menaksir lamanya waktu, menaksir tekanan dan intensitas, mengingat gerakan lampau (memori kinestetik), dan mengerti mekanika gerakan. c. Komponen emosional, meliputi: 1) Ketiadaan gangguan emosional. 2) Adanya kebutuhan atau keinginan mempelajari atau melakukan gerakan. 3) Memiliki sifat positif terhadap gerakan dan kontrol diri. Besarnya peranan setiap unsur kemampauan tidak selalu sama pada setiap gerakan. Untuk mendapatkan kualitas gerakan sangat tergantung pada perpaduan antara aspek sensorik dan aspek motorik sistem syaraf secara efisien. Perpaduan yang baik dari kedua aspek ini dapat dicapai melalui proses belajar gerak dimana proses ini menuntut kesungguhan, keteraturan, dan intensitas yang memadai. Semakin sering melakukan gerakan, individu semakin terbiasa. Hal ini akan mendorong tercapainya kebenaran gerak yang dilakukan dan pada akhirnya, akan nampak penampilan gerak yang terampil.

25 9 b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga permainan, dimana di dalam memainkannya dibutuhka keterampilan yang cukup tinggi. Oleh karena itu agar mampu bermain tenis meja dengan terampil, maka seorang pemain pemula harus menguasai teknik permainan tenis meja. Menurut Hodges L (1996: 17) Ada lima langkah utama bermain tenis meja untuk pemula yaitu: 1) Cara memegang dan mengontrol bet. 2) Spin dan sudut bet (permainan spin). 3) Posisi siap, pukulan forehand dan backhand. 4) Servis permulaan. 5) Penempatan dan pengaturan kaki. Langkah-langkah bermain tenis meja adalah sebagai berikut: 1) Cara Memegang dan Mengontrol Bet Menurut Hodges L (1996: 14) ada tiga cara memegang bet dalam bermain tenis meja yaitu: a) Shakehands grip Shakehands artinya berjabat tangan. Kelebihan pegangan Shakehands grip adalah dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa merubah grip (pegangan), pegangan ini paling baik untuk bermain jauh dari meja, cara memegangnya adalah: (1) Bidang bet berstandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk. (2) Kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet. (3) Jari telunjuk berada di bawah permukaan bet. (4) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet kearah anda. (5) Untuk memperkuat pukulan backhand, putas bagian atas bet menjauh dari anda, seperti cara berjabat tangan. Gambar 1. Shakehands Grip (Hodges L, 1996: 16)

26 10 b) Penhold Grip Penhold artinya memegang pena. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena. Style ini lebih popular di Asia. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk pukulan forehand, pukulan backhand yang cepat, mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan, khususnya saat melakukan servis. Cara memegang bet gaya penhold grip adalah: (1) Pegang bet mengarah ke bawah dengan pegangan mengarah ke atas (Gambar 2a), pegang bet tepat dimana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan ibu telunjuk (cara ini sama dengan cara memegang pena). (2) Tekukkan tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain, (penhold grip gaya China, Lihat gambar 2b) atau meluruskannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan, (penhold grip gaya Korea, lihat gambar 2c). Gambar 2. Penhold grip (Kertamanah A., 2003 : 2-3) c) Seemiller Grip Seemiller grip yang juga dikenal dengan American grip, adalah versi dari Shakehands grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan para pemain untuk melakukan blok yang baik. Adapun cara memegang bet adalah sebagai berikut: (1) Pegang bet dengan shakehands grip. (2) Putar bagian atas bet dari 20 menjadi 90 derajat ke arah tubuh (gambar 3). (3) Lekukan jari telubnjuk di sepanjang sisi bet. Gambar 3. Seemiller Grip (Hodges L.,1996 : 17)

27 11 2) Spin dan Sudut Bet (Permainan Spin) Tenis meja adalah sebuah permainan putaran. Hampir setiap pukulan dan servis yang dilakukan menyebabkan bola berputar, dan untuk memahami cara melakukannya maka setiap pemain harus memahami tipe putaran (spin). Setiap pemain yang baik harus menggunakan spin pada setiap pukulan mereka. Pemain penterang menggunakan top spin untuk mengontrol serangannyan sedangkan pemain yang bertahan menggunakan back spin untuk mengontrol pertahanannya. Hampir semua pemain menggunakan side spin untuk melakukan servis agar lawan tidak dapat mengembalikan bola dengan keras. Tanpa spin, permainan akan menjadi berbeda dan tidak menarik. Menurut Hodges L.(1996 : 25) ada tiga tipe dasar spin yaitu: Topspin, Backspin, dan Sidespin (lihat gambar 4) Gambar 4. Tiga tipe dasar spin. Hodges L.(1996 : 25) a) Topspin Topspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke atas) dengan pukulan mengarah ke atas. Ciriciri pukulan topspin adalah : (1) Bola bergerak mengarah ke bawah, ini berarti bola yang dipukul dengan keras biasanya akan menuju bagian ujung meja dan masih tetap bisa menyentuh meja. (2) bola memantul setelah menyentuh meja, menjauh dari jangkauan lawan sehingga sulit dikembalikan. (3) Pengembalian bola tinggi atau keluar dari meja. b) Backspin Backspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke bawah) dengan pukulan mengarah ke bawah. Ciri-ciri pukulan backspin adalah : (1) Bola bergerak lurus. Ini membuat bola berada dalam ketinggian yang sama dalam periode yang lebih lama dari bola lainnya. (2) Apabila backspin tidak diperhitungkan maka pengembalian akan tersangkut di net. (3) Bola akan melambat setelah memantul di meja.

28 12 c) Sidespin Sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke samping) dengan pukulan mengarah ke samping. Bola berputar seperti piringan hitam. Ciri-ciri sidespin adalah: (1) Bola berputar menyamping. (2) Bola akan memantul ke bagian samping saat menyentuh meja. (3) Bila spin tidak diperhitungkan sebelumnya bola akan keluar dari sisi meja. (4) Sidespin sangat efektif dilakukan pada saat servis. Pengembalian bola dalam permainan tenis meja sangat bervariatif sesuai dengan apa yang dikehendaki berdasarkan respon yang diterima. Hal ini disebabkan sudut-sudut bet saat mengembalikan bola mempunyai ciri khas tersendiri. Simpson P. (1986: 19) menggambarkan diagram sudut-sudut bet saat mengembalikan bola seperti dalam gambar 5 berikut: Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai bet tertutup.(simpson P., 1989 : 19) 3) Posisi Siap, Pukulan Forehand, dan Pukulan Backhand. Posisi siap adalah posisi terpenting sebelum bermain tenis meja. Menurut Hodges L. (1996: 34), Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemain pemula dalam mengambil posisi siap yaitu: a) Tubuh harus di seimbangkan. b) Kaki mengarah tegakl lurus terhadap endline (garis ujung meja). c) Kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, dengan tubuh tetap menghadap meja atau arah datangnya bola.

29 13 d) Berat badan bertumpu pada kedua kaki. e) Lutut harus diletakkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan. f) Jaga posisi dengan tetap rileks, lihat gambar 6. Gambar 6. Posisi siap. Hodges L.(1996 : 34). Tahapan selanjutnya adalah melakukan pukulan forehand dan backhand. Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Pukulan backhand pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kanan untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Adapun langkah-langkah pukulan forehand adalah sebagai berikut: a) Dalam posisi siap. b) Tangan dilemaskan. c) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk menghadapi topspin. d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah. e) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand. (Gambar 7a) Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai berikut:

30 14 a) Backswing (1) Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul. (2) Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku. (3) Berat badan dipindahkan ke kaki kanan. (4) Untuk menghadapi backspin bet harus digerakkan lebih rendah. (Gambar 7b) b) Fordwardswing. (1) Berat badan dipindahkan ke kaki kiri (2) Tubuh di putar ke belakang bertumpu pada pinggang dan pinggul. (3) Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku. (4) Kontak bola dilakukan di depan sisi kanan tubuh. (Gambar 7c). Tahap akhir Tahap akhir pukulan forehand adalah : (1) Bet bergerak ke depan dan sedikit di naikkan ke atas. (2) Kembali ke posisi siap. (Gambar 7d) Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand (Hodges L : 35-37). Untuk teknik pelaksanaan pukulan backhand di bagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Untuk tahap persiapan adalah sebagai berikut: 1) Dalam posisi siap. 2) Tangan dilemaskan.

31 15 3) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk menghadapi topspin. 4) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah. 5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan backhand. (Gambar 8). Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai berikut: a) Backswing (1) Bet digerakkan sejajar dengan pinggang. (2) Untuk menghadapi underspin, bet direndahkan sedikit. (3) Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang. (4) Bet dalam keadaan tegak lurus atau sedikit ditutup untuk menghadapi topspin dan sedikit di buka untuk menghadapi backspin. b) Forward Swing (1) Bet langsung diayunkan ke depan. (2) Siku bergerak sedikit ke arah depan. (3) Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh. (4) Gerakan pada ujung pergelangan tangan ke bawah saat melakukan pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap meja dengan bet dalam keadaan tertutup, lihat gambar 8a untuk back swing dan gambar 8b. untuk forward swing berikut. Tahap akhir dari pukulan backhand adalah bet bergerak ke arah bola dan kembali posisi siap, seperti pada gambar 8 berikut: Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand (Hodges L, 1996: 35-37)

32 16 4) Servis Permulaan (mengambil inisiatif) Servis adalah pukulan bola pertaman yang dilakukan oleh server. Pukulan ini dimulai dengan bola yang dilambungkan ke atas dari telapak tangan dan kemudian di pukul dengan bet. Dalam bermain tenis meja, servis merupakan hal yang penting dan sangat perlu dilakukan. Anda dapat saja memukul bola tinggi di atas net saat anda melakukan servis, hanya untuk memulai permainan. Tapi servis ini akan memberikan kesempatan pada lawan anda untuk melepaskan pukulan yang akan memulai rally. Karena lawan anda pasti telah melewati banyak waktu untuk menyempurnakan servisnya, ia akan menggunakan inisiatif saat melakukan servis, dan anda akan rugi sekali jika tidak melakukan hal yang sama. Sebelum melakukan servis seorang pemain harus mengetahui peraturanperaturan dalam melakukan servis. Peraturan-peraturan tersebut berdasarkan peraturan terbaru PP-PTMSI tahun 2003 adalah sebagai berikut: a) Pada permulaan servis, bola harus diam secara bebas di atas permukaan telapak tangan, terbuka dala genggaman tangan server, di belakang garis akhir dan di atas permukaan meja. b) Server harus melambungkan bola ke atas tanpa memberikan spin, bola dilambungkan sedikitnya 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas dan kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul. c) Ketika bola turun, server harus memukulnya sehingga pertama kali yang disentuhnya adalah bagian mejanya. Dan setelah melewati net lalu menyentuh bagian meja penerima bola. Pada ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari server dan receiver secara berturut-turut. d) Bola dan bet harus di atas permukaan meja dari waktu terkhir, dimana bola dalam keadaan diam sebelum dilambungkan untuk dipukul. e) Pada saat bola dipukul, bola harus berada di belakang garis akhir server tetapi tidak melewati bagian dari badan bagian belakang server kecuali tangannya. Kepalanya atau kaki yang terlalu jauh dari garis akhir mejanya. Menurut Hodges L, (1996: 43) ada empat cara yang perlu di pelajari dari awal bagaimana cara mempelajari servis, yaitu: forehand topspin, backhand topspin, forehand backspin, dan backhand backspin. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut:

33 17 (1) Servis forehand topspin (a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas agak dimiringkan kea rah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 9a). (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 9b). (c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 9c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d). Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin (Hodges L, 1996 : 45-47) (2) Servis backhand topspin (a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas agak dimiringkan ke arah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 10a). (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 10b). (c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 10c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).

34 18 Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin (Hodges L, 1996 : 45-47) (3) Servis forehand backspin (a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka, pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 11a). (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 11b). (c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 11c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 11d). Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin (Hodges L, 1996 : 48-49) (4) Servis forehand backspin (a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka, pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 12a).

35 19 (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 12b). (c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 12c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 12d). Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin (Hodges L, 1996 : 48-49) 5) Penempatan dan Pengaturan Kaki (Bagaimana Cara Bergerak ke Arah Bola) Cara menempatkan diri di dekat meja seringkali menentukan permainan. Apabila pemain menempatkan diri dengan benar, maka pemain tersebut cenderung bermain dengan benar apabila tidak maka ia tidak mungkin dapat bermain dengan benar. Menurut Hodges L (1996: 55) bahwa: Terdapat tiga hal yang harus diperhitungkan sebelum menempatkan diri yang harus dilaksanakan secara otomatis yaitu : (1) Siku tangan yang menandakan titik tengaa antara forehand dan backhand, (2) Kebanyakan pemain memiliki forehand yang lebih kuat dari backhand dan oleh sebab itu harus dibantu selama memungkinkan, (3) Posisi lawan harus dimasukkan dalam perhitungan. Posisi terbaik adalah posisi siap berada kira-kira agak ke sebelah kiri garis tengah meja.

36 20 Gambar 13. Penempatan diri yang benar (Hodges L, 1996: 56) Untuk tingkat pemula menggunakan metode dua langkah (two-step) sebagai metode pengaturan kaki (footwork). Tipe ini adalah metode footwork yang paling terkenal, dan banyak digunakan oleh hampir semua pemain top yang bersifat menyerang. Footwork two-step digunakan untuk bergerak menyamping kedua sisi. Salah satu versi dari footwork two-step juga digunakan untuk bergerak ke arah atau menjauh dari meja. Adapun langkah-langkah melakukan footwork dengan metode two-step menurut Hodges L. (1996: 12) adalah: a) Lutut sedikit ditekukkan. b) Berat badan dibagi secara rata pada kedua kaki. c) Berat badan di tumpukan pada bagian ujung.(gambar 14a). d) Kaki kiri melakukan langkah pendek. e) Berat badan mulai dipindahkan ke kiri. f) Kaki kiri menahan. (gambar 14b). g) Kedua kaki diseret ke kiri. h) Kaki dirapatkan pada pertengahan gerakan. (gambar 14c). i) Kaki kiri digerakkan ke kiri. j) Apabila akan melakukan pukulan forehand, kaki kanan sedikit ditarik ke belakang. k) Di akhiri dengan posisi untuk melakukan pukulan. l) Mulai melakukan backswing setelah melakukan footwork. Gambar 14. gerakan kaki two-step. Hodges L, (1996 : 58-5)

37 21 Setelah melepaskan pukulan diharapkan seorang pemain tetap menjaga posisi dalam keadaan siap, karena bola yang dipukul kemungkinan kembali sangat besar sehingga kejadian-kejadian yang bakal terjadi saat pertandingan berlangsung akan cepat direspon dan dilaksanakan dengan tepat. 2. Organisasi a. Pengertian Organisasi Organisasi merupakan suatu wadah untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tingkat kemajuan dan meluasnya orang melakukan kegiatan olahraga menuntut adanya pengorganisasian suatu perkumpulan olahraga dengan baik dan benar. Unsur-unsur yang menimbulkan terbentuknya organisasi antara lain: 1. Kumpulan orang-orang. 2. Hubungan yang saling mempengaruhi. 3. Adanya kerjasama. 4. Adanya tujuan yang sama antar anggota. Meskipun batasan atau definisi organisasi yang dikemukakan di atas bervariasi, namun dapat disimpulkan pengertian organisasi sebagai berikut, Organisasi adalah suatu kerangka atau wadah kegiatan dari sistem kerjasama antar sekelompok orang yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. b. Organisasi Olahraga Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

38 22 Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat sebagai organisasi olahraga tujuan yang telah ditetapkan bersama tidak dapat tercapai. Cabang olahraga indonesia terdiri dari beberapa macam cabang, sehingga antara organisasi olahraga yang satu dengan organisasi olahraga yang lain berbeda-beda. Akan tetapi setiap cabang olahraga mempunyai struktur organisasi sendiri-sendiri baik di tingkat daerah maupun ditingkat pusat. Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional atau KONI Pusat berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun tingkat pusat, sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal akan dicapai dengan baik. c. Sruktur dan Bagan Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Dengan melihat struktur organisasi, maka akan diketahui tugas dan hubungan kerjasama yang harus dijalankan. Menurut Sutarto (1989: 37) mengemukan bahwa, struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuansatuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas wewenang yang saling mempunyai tugas tertentu dalam kesatuan yang utuh. Untuk menentukan dan menempatkan seseorang dalam organisasi harus sesuai dengan kedudukanya dan mempunyai potensi yang baik, Sehingga akan terjadi proses kerja yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas kerja yang baik. Seperti dikemukakan Sutarto ( 1989: 39 ) bahwa struktur organisasi sehat berarti tiaptiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan perananya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan perananya tersebut mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil. Sedangkan yang dimaksud dengan bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi yang berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis

39 23 wewenang antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat bagan organisasi, juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan lainya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak berjalan lancar. Menurut Sutarto (1989: 194) mengemukakan bahwa bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang. Sedangkan menurut Soebagio Hartoko (1996: 6) mengemukakan bahwa bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi apabila setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas kerja yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien. Soebagio Hartoko (1996: 2) mengemukakan bahwa rangkaian aktivitas dalam organisasi meliputi: 1. Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama. 2. Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuankesatuan tertentu. 3. Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam usaha kerjasama itu. 4. Membagi wewenang masing-masing. 5. Menetapkan jalinan hubungan kerja diantaranya mereka serta saluran pemerintah dan tanggung jawab. Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kedudukanya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian kerja yang harus

40 24 dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi. d. Unsur-unsur dalam Organisasi Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu yang sesuai jabatanya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan kemajuan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Adapun unsur-unsur di dalam sebuah organisasi antara lain: 1) Pengurus Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab cukup besar dalam suatu organisasi. Pengurus merupakan orang yang memegang kendali jalanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut: a) Ketua umum Adalah seorang yang bertugas sebagai penanggung jawab dari seluruh kepengurusan yang ada didalam organisasi. Ketua umum merupakan pejabat tertinggi dalam suatu kepengurusan organisasi. Fungsi ketua umum dalam sebuah organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Sebagai penanggung jawab dalam organisasi. (2) Sebagai pimpinan organisasi. (3) Sebagai supervisi dalam organisasi.

41 25 b) Sekretaris Bertugas membantu ketua umum dalam menjalankan tugasnya. Tugas seorang sekretaris yang paling pokok adalah mengurusi semua kelancaran administrasi, membuat surat-surat, mengatur hubungan surat menyurat, mencatat arsip-arsip dan mengagendakan arsip atau surat-surat penting. c) Bendahara Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab mengenai harta kekayaan milik organisasi, memegang pembukuan kas, yang paling utama adalah bertugas mengatur keluar masuknya keuangan dalam organisasi. d) Penasehat Adalah unsur organisasi yang bertugas untuk memberi nasehat dan petunjuk kepada ketua umum pada setiap diadakan rapat atau pertemuan. e) Seksi-seksi Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab terhadap bidang yang menjadi tanggung jawabnya yang diberikan oleh organisasi untuk menangani salah satu bidang usaha. Setiap seksi dipimpin oleh ketua seksi, banyak sedikitnya seksi tergantung dari kebutuhan serta besar kecilnya organisasi. 2) Anggota Anggota adalah orang-orang yang ikut andil dalam organisasi. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

42 26 3) Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Anggaran Dasar merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 4) Rencana Kerja Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antar unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi. 5) Anggaran Belanja Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu. Anggaran Belanja yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinankemungkinan yang akan terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan. e. Pengertian Manajemen Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak yang berkepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan salah satu dari cabang olahraga permainan yang mempergunakan bola kecil. Menurut Sutarmin (2007: 4) permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Tenis Meja Menurut Bandi Utama, dkk (2004: 5) permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOERHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SD NEGERI 1 KEMBANG JATIPURNO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI MEDIA LATIHAN MENGGUNAKAN RAKET MINI DAN RAKET STANDAR TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH BULUTANGKIS USIA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5 SAMPAI DENGAN KELAS

Lebih terperinci

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K HUBUNGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TINGGI PADA ATLET PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SOLO TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : MOCH. SEPTIAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA JPOK FKIP UNS 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER DAN NON LINIER TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN SMASH TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh PERMAINAN TENIS MEJA Perkembangan Permainan Tenis Meja di Indonesia Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun 1930. Olahraga ini dibawah oleh para Penguasa atau pedagang yang datang

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN KETEPATAN DAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN KETEPATAN DAN PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN KETEPATAN DAN KECEPATAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH TENIS MEJA PADA PEMAIN KLUB TENIS MEJA DWI BENGAWAN SUKOHARJO TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: MUH FAIS HABIBI K. 5608060 FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012 ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA 17-19 TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : NURUL HUDA DWI WAHYONO K5609067 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MOTORIK, KOORDINASI MATA-TANGAN, DAN PERSEPSI KINESTETIK PADA MAHASISWA PUTRA PENKEPOR SEMESTER IV JPOK FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH: Artikel Skripsi PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat permainan tenis meja Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal dan banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INDIVIDU DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PUTRA JAMBANGAN SRAGEN USIA 12-14 TAHUN Oleh: HUSEIN APRIYANTO K5609044

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Bermain Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA KELAS VI SD NEGERI 02 GERDU KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal dan banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LATIHAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LATIHAN PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LATIHAN KONTINYU DAN INTERVAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SMASH NORMAL BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto TENIS MEJA A. Sejarah Permainan Tenis Meja. Permainan ini awalnya hanya sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH LATIHAN VISUALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Skripsi Oleh: PUPUT FAUZIAH SEPTIA WULANDARI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP KETERAMPILAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BASEBALL BAGI PEMAIN KLUB BASEBALL MSC SOLO TAHUN 2009 Skripsi Oleh : AGUS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SERVIS DENGAN SASARAN DITENTUKAN DAN SASARAN BEBAS TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI TENIS LAPANGAN JPOK FKIP UNS 2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR

STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 13-15 TAHUN ANTARA SSB PERKOTAAN DAN SSB PEDESAAN SE KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: ARDHIAN SATMOKO K.5608005

Lebih terperinci

KEMAMPUAN TEKNIK SERVIS FOREHAND TOPSPIN ATLET PEMULA TENIS MEJA DI DIY SKRIPSI

KEMAMPUAN TEKNIK SERVIS FOREHAND TOPSPIN ATLET PEMULA TENIS MEJA DI DIY SKRIPSI KEMAMPUAN TEKNIK SERVIS FOREHAND TOPSPIN ATLET PEMULA TENIS MEJA DI DIY SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA MELALUI ALAT BANTU BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUNDISARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan olahraga yang diminati sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan sekarang ini dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI V BERO KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN LARI CEPAT 100 METER PADA SISWA KELAS VII PUTRA SMP NEGERI 3 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : Imanuel Agus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola. Bola yang dipukul harus melewati

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sekarang ini manusia tidak dapat dipisahkan lagi dari yang namanya olahraga. Baik itu sebagai sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah permainan bola tangkis diatas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SD NEGERI SE-KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SD NEGERI SE-KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SD NEGERI SE-KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG SKRIPSI Oleh: IVA KAFITA SARI K4609053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI

EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI EFEK PENGGUNAAN TEKNIK TENDANGAN BLASTING DAN TEKNIK TENDANGAN TOE KICK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PINALTI DALAM PERMAINAN FUTSAL DI BOYOLALI SKRIPSI Oleh : ROBITA ARDI DARMAWAN K4608070 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PERMAINAN 4 ON 4 PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : ARIF SYAIFUDIN K5611017 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA MENYUSUR TANAH SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pukulan Backhand Pukulan backhand adalah memukul bola dengan telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Tenis Meja Permainan tenis meja atau yang lebih dikenal dengan istilah pingpong merupakan suatu cabang olahraga yang unik dan kreatif. Pengertian

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olah Raga Dan Kesehatan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olah Raga Dan Kesehatan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olah Raga Dan Kesehatan KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, TINGGI BADAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SMASH BOLAVOLI PADA ATLET PUTRA CLUB BOLAVOLI PRAYOGA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI.

PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI. PENYUSUNAN NORMA TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA USIA 10-12 TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA SE KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : WAHYU HARY PRATOMO K.5608024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER i PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE

PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE SKRIPSI PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE MELALUI SPRINT TRAINING DAN HOLLOW SPRINT PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL KELAS X SMK BHINA KARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : AMIRUDIN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KUMESU 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI oleh : ARIS PURWANTO NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA JINGKAT SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA DALAM EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SISWA KELAS V SD NEGERI DONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA DALAM EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SISWA KELAS V SD NEGERI DONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA DALAM EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SISWA KELAS V SD NEGERI DONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepala Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PASSING MENYUSUR TANAH SECARA DRILL DAN GAME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING MENYUSUR TANAH

SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PASSING MENYUSUR TANAH SECARA DRILL DAN GAME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING MENYUSUR TANAH SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PASSING MENYUSUR TANAH SECARA DRILL DAN GAME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING MENYUSUR TANAH PADA SEKOLAH SEPAK BOLA AD BATIK UMUR 11-12 TAHUN Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK MELALUI HASIL PENILAIAN PADA KEJUARAAN NASIONAL PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR DI JAKARTA TAHUN 2015

ANALISIS TEKNIK MELALUI HASIL PENILAIAN PADA KEJUARAAN NASIONAL PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR DI JAKARTA TAHUN 2015 ANALISIS TEKNIK MELALUI HASIL PENILAIAN PADA KEJUARAAN NASIONAL PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR DI JAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh : RIKA NEFIANA K5610072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini disebabkan olahraga tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan kesegaran sematamata, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah membudaya di masyarakat Indonesia. Berbagai lapisan masyarakat banyak yang gemar berolahraga. Hal ini menunjukan bahwa, orang telah menyadari

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, TINGGI BADAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLAVOLI PADA MAHASISWA UKM BOLAVOLI PUTRA UNS TAHUN 2017

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai banyak digemari oleh masyarakat, terbukti bertambah banyak klub dan banyak lahir pemain-pemain baru

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI I NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: Erwansyah Nasrul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rizky Andriyanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 commit to user

SKRIPSI. Oleh: Rizky Andriyanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 commit to user APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DAN GAME SENSE YANG DIINTEGRASIKAN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERMAINBOLA TANGAN DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan ke seberang jaring dengan

Lebih terperinci

PENGARUHPENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKISPADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV

PENGARUHPENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKISPADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV PENGARUHPENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKISPADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENKEPOR JPOK FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan teknik, strategi, dan kemampuan individu pemain, karena cabang olahraga ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN JARAK BERTAHAP DAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA LPSB HARIMAU BEKONANG SUKOHARJO USIA 14-16 TAHUN 2009 Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim

Lebih terperinci

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun 2001-2006 Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K 5601056 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cara untuk menjaga kesahatan adalah

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: INDRA NIM. A1D PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: INDRA NIM. A1D PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN MEMANTULKAN BOLA KEDINDING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI

PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI TENIS LAPANGAN JPOK FKIP UNS TAHUN 2014 Oleh : AMINUDIN K5610007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kesiapan masyarakat pada umumnya, dalam menghadapi masa

BAB I PENDAHULUAN. maupun kesiapan masyarakat pada umumnya, dalam menghadapi masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini peningkatan sumber daya olahraga sering mengalami degradasi yang cukup signifikan, sehingga perlu adanya strategi peningkatan pembinaan yang berkesinambungan.untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sport science mungkin bukan hal baru bagi insan olahraga. Sport Science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Lebih terperinci

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN JARAK DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS BAWAH PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMA NEGERI 3 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR. Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR. Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K 5605021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

TAHUN. oleh. commit to user

TAHUN. oleh. commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X4 SMAA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 t SKRIPSI oleh : WISNU CAHYA KUSUMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DISTRIBUTEDPRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh PP 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN ISTIRAHAT DAN TERUS MENERUS TERHADAP HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci