MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan metode berpasangan dapat meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa SMA Negeri 2 Limboto. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa SMA Negeri 2 Limboto dalam melakukan Pukulan backhand dalam permainan tenis meja, dengan indikator kinerja apabila telah mencapai 85% siswa telah menunjukan peningkatan dalam melakukan Pukulan backhand dengan kategori nilai 79%-95%. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 2 Limboto yang berjumlah 20 orang (laki-laki 12 orang dan perempuan 8 orang). Berdasarkan hasil observasi awal, ternyata kemampuan siswa SMA Negeri 2 Limboto baru mencapai 56,23% sehingga dilaksanakan siklus I. Setelah diberikan tindakan maka mengalami peningkatan yakni mencapai 71,725% akan tetapi pada siklus I belum juga mencapai target yang diharapkan yakni 79%-95% sehingga dilanjutkan ke siklus II. Dengan diberikan tindakan dan memperbaiki serta menyempurnakan kembali proses pembelajaran maka target yang diharapkan telah tercapai yakni meningkat hingga 86,2% sehingga penelitian dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil penelitian maka ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode berpasangan dapat meningkatkan keterampilan pukulan backhand pada siswa SMA Negeri 2 Limboto. Dengan demikian dapat disarankan bahwa metode berpasangan sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar dalam meningkatkan keterampilan pukulan backhand dalam permainan tenis meja.

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Tenis meja adalah Olahraga yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di China, nama resmi Olahraga ini ialah bola ping pong. Permainan yang pada awalnya lebih dikenal dengan sebutan ping-pong ini termasuk permainan yang sudah cukup memasyarakat di Indonesia. Ia menjadi salah satu permainan yang cukup digemari karena relatif ringan, mudah dipelajari, dan enak ditonton. Cukup populernya permainan tenis meja ini bisa kita lihat langsung dan sering dipertandingkannya permainan ini, baik ditingkat Dunia, Nasional, Daerah, Pelajar, bahkan sampai ketingkat masyarakat yang biasanya diadakan guna meramaikan suasana ketika memperingati hari Kemerdekaan RI setiap Bulan Agustus. Para penggemar tenis meja ada yang menjadikannya sekedar permainan hiburan, akan tetapi ada juga yang menggelutinya dengan serius. Mereka yang menjadikan tenis meja hanya sekedar permainan hiburan biasanya tidak begitu memperhatikan teknik, taktik, ataupun strategi permainan. Bagi mereka, yang terpenting adalah bermain tenis meja itu menyenangkan. Namun lain halnya bagi mereka yang menggeluti permainan tenis meja ini dengan serius. tentu saja teknik, taktik, strategi serta aturan bermain menjadi sangat penting. Aturan bermain pun dibutuhkan untuk memastikan cara bermain yang baik dan benar, sedangkan teknik, taktik, dan strategi dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan. Dengan bermain tenis meja maka akan berkembang dengan baik unsur-unsur daya pikir seseorang, kemampuan, serta perasaannya. Di samping itu, kepribadian pun akan berkembang dengan baik terutama disiplin, rasa kerjasama, serta rasa tanggung jawab terhadap apa yang dibuatnya. Dalam permainan tenis meja seorang pemain haruslah memiliki kesegaran jasmani yang tinggi sehingga dapat bermain dengan baik dan seefisien mungkin tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Sebagaimana dengan hasil observasi awal saya di SMA Negeri 2 Limboto khususnya kelas X mengenai dengan permainan tenis meja, semua siswa kelas X sangat antusias mengikuti olahraga tenis meja, tetapi semua siswa mempunyai pukulan yang dimana dibawa rata-rata kurang sehingga saya melakukan penilitian di SMA Negeri 2 Limboto. Di sini saya melakukan penilitian mengenai pukulan backhand. Pada observasi awal saya, kemampuan siswa kelas X hanya mencapai 56,23%. Harapan saya, disini saya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan tenis meja khususnya pukulan backhand dengan memberikan tindakan. Sehingga siswa SMA Negeri 2 Limboto khusunya kelas X mengetahui bagaimana permainan tenis meja tersebut. Di SMA Negeri 2 Limboto khususnya kelas X permainan tenis meja ini bukan hanya menjadi permainan hiburan yang menyenangkan bagi para siswa, akan tetapi juga merupakan permainan yang harus ditekuni oleh para siswa. Hal ini dikarenakan oleh permainan tenis meja ini merupakan salah satu materi pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang termasuk dalam kurikulum pembelajaran. Sesuai dengan pengalaman peneliti di SMA Negeri 2 Limboto pada saat pelaksanaan program praktek pengalaman lapangan (PPL 2), terlihat siswa kelas X begitu antusias ketika menerima materi pelajaran pendidikan jasmani khususnya tenis meja. Akan tetapi, mereka tersebut tidak menjamin bahwa mereka mampu bermain tenis meja dengan baik dan benar lebih khususnya lagi dalam melakukan pukulan backhand dalam permainan tenis meja. Menurut pengamatan peneliti, hal ini lebih disebabkan oleh karena para siswa belum dapat sepenuhnya memahami unsur-unsur pendukung yang memungkinkan agar pukulan backand

3 tersebut dapat terlaksana dengan baik dan benar. Adapun unsur-unsur pendukung yang dimaksudkan oleh peneliti tersebut adalah : (1) Sikap siap, (2) Posisi kaki, (3) Gerakan memukul, (4)Gerakan lanjutan. permasalahan ini jika dibiarkan sampai berlarut-larut tanpa pemecahannya maka akan mengakibatkan kemampuan pukulan backhand siswa rendah. Hal tersebut tentunya layak mendapatkan perhatian, terutama dari guru mata pelajaran sebagai pemegang peran utama dalam proses pembelajaran mata pelajaran tersebut di sekolah. Karena proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peran dan keterampilan guru sebagai organisatoris, mediator, dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan di dalam kelas maupun yang di luar kelas. Dalam sistem dan proses pendidikan mana pun, guru akan tetap memegang peran penting. Karena siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan dari seorang guru yang mampu mengemban dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Melihat sedemikian besarnya peran seorang guru terhadap keberhasilan siswa dalam memahami tugas-tugas gerak, maka guru mata pelajaran perlu untuk mengupayakan suatu alternatif ataupun jalan keluar guna mengatasi masalah rendahnya kemampuan pukulan backhand siswa tersebut. Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membelajarkan pukulan backhand kepada siswa dengan menggunakan metode berpasangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk mengaktifkan siswa dalam belajar maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode berpasangan. Berdasarkan permasalahan yang telah dideskripsikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan formulasi judul Meningkatkan Kemampuan Pukulan BackhandPada Permainan Tenis Meja Melalui Metode Berpasangan Di Kelas X SMANegeri 2 Limboto. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto? Cara Pemecahan Masalah Masalah rendahnya kemampuan pukulan backhand pada siswa di kelas X SMA Negeri 2 Limboto dapat diupayakan pemecahannya melalui metode berpasangan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memimpin siswa melakukan warming-up (gerakan pemanasan). 2) Guru menunjuk langsung pasangan masing-masing siswa guna proses pembelajaran. 3) Guru menjelaskan cara pelaksanaan pukulan backhand yang baik dan benar. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pukulan backhand secara berpasangan. Yaitu, dimana dalam satu meja tenis hanya ada 2 pemain yang bermain (1 pasangan), dan kedua pemain tersebut saling mengarahkan bola kearah sisi pukulan backhand pasangannya. Hal ini dilakukan agar nantinya siswa dapat memahami yang mengakibatkan peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan backhand.

4 5) Guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan pukulan backhand. 6) Guru mengumpulkan siswa serta mengadakan koreksi dan evaluasi. 7) Guru menutup pelajaran dengan cooling down(gerakan pendinginan). Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto dengan menggunakan metode berpasangan. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk siswa dalam meningkatkan kemampuan pukulan backhand dengan baik dan benar pada permainan tenis meja. b. Bagi Guru Dapat menjadi bahan masukan yang obyektif bagi guru mata pelajaran penjaskes tentang perlunya penerapan metode berpasangan dalam proses pembelajaran tenis meja. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini menjadi sumbangsih yang baik bagi pihak sekolah guna pembangunan ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran penjaskes. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, guna memenuhi persyaratan ujian Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk siswa dalam meningkatkan kemampuan pukulan backhand dengan baik dan benar pada permainan tenis meja. b. Bagi Guru Dapat mengupayakan segala ilmu yang diterapkan oleh guru kepada siswa tanpa harus menjelaskan panjang lebar dan tanpa harus membuat suatu permasalahan yang luas dan susah untuk dimengerti. c. Bagi sekolah Sangat bermanfaat dan sangat diperlukan karena sebagian besar sekolah yang ada, hampir semuanya menggunakan cara instan atau praktis dalam penerapan ilmu pengetahuan. d. bagi Peneliti Dalam penelitian yang sering dilakukan, cara praktis adalah suatu cara yang paling banyak digunakan. Karena praktis itu sendiri merupakan cara yang paling dominan dan paling membantu proses penelitian dalam bidang apapun.

5 KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teoritis Hakikat Pukulan Backhand Pukulan backhand adalah memukul bola dengan telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau posisi punggung tangan yang memegang bet menghadap ke depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand grip. Pukulan ini yang dilakukan dengan menggerakan bet ke arah kiri siku bagi pemain yang menggunakan tangan kanan dan kebalikannya bagi pemain yang menggunakan tangan kiri. Menurut Sarjiyanto (2010:20) pukulan backhand dilakukan dengan cara telapak tangan menghadap kebelakang. Caranya, dengan sikap melangkah menyamping, kaki kanan di depan, badan agak condong ke depan, bet ditempatkan di samping depan badan, bola di letakkan di telapak tangan di depan dada, kemudian dilambungkan lalu dipukul ke arah meja hingga memantul dan melampaui net. Selanjutnya menurut Mashar (2010:24) pukulan backhand yaitu saat memukul bola,punggung tangan yang memegang bet menghadap ke depan. Pukulan backhand dapat diterapkan untuk melakukan servis. 1. Berdiri dengan sikap melangkah 2. Letakan bola di telapak tangan 3. Bet dipegang dengan posisi shakehand grip atau penhold grip 4. Selanjutnya lambungkan bola ke atas 5. Saat bola turun, pukul bola dengan pukulan backhand Menurut Wisahati (2010:30), jenis pukulan backhand block dilakukan dari sikap berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu, dan kedua lutut direndahkan rileks. Tangan yang memegan bet membentuk 90 0 antara lengan atas dan bawah. Pegangan bet dipegang statis kemudian sedikit digerakan kedepan. Pukulan ditahan setelah bola memantul rendah. Selanjutnya, menurut Sujarwadi (2010:29), teknik pukulan backhand, pukulan ini dilakukan dengan posisitubuh yang tidak dominan. Cara melakukan sebagai berikut : 1. Sikap siap dengan posisi kuda-kuda, dan badan agak diputar condong ke kiri. 2. Pandangan tertuju pada arah datangnya bola, dan kedua lutut agak direndahkan dengan sikap rileks. 3. Tarik bet ke samping melalui depan saat bola akan datang. Kepala bet agak menghadap kebawah lengan agak kebawah dan pergelangan tangan lurus. 4. Pukul bola saat saat bola di meja memantul dan melambung dengan ayunan penuh kedepan atas hingga bet menggesek bagian belakang bola. 5. Pada akhir gerakan, berat badan bertumpu pada kaki depan, dan lengan yang digunakan memukul lurus kedepan sejajar bahu. Selanjutnya menurut Simpson (2009), ada beberapa pukulan Backhandyaitu : Backhand Push 1. Stellan Bengtsson mengambil sikap stance yang persegi empat, dimana jarak antara kedua belah kaki lebih lebar daripada jarak bahu kita. Stellan memukul dengan tangan kiri, karena itu kaki sebelah kirinyalah yang menghadap arah pukulan bola. Kedua lengan yang bebas siap memukul berada pada posisi siku Mengatur posisi sedemikian rupa sehingga memungkinkan memukul bola disebelah depan kanan dari tubuh. Reket memukul dengan sudut terbuka, digerakan oleh pergerakan siku. Sekarang bergerak ke arah bola, bola dipukul pada saat si bola berada

6 pada titik pada pantulan tertinggi. Memukul sehingga blade (permukaan reket) bagaikan jari telunjuk yang menunjuk kemana arah kita memukul bola. 3. Stroke ini diakhiri demikian, sehingga siku lengan yang memukul tidak terjulur sejauh mungkin, tetapi berhenti pada posisi sudut Sementara itu berat tubuh telah dialihkan ke depan, pada kaki sebelah kiri. Stroke ini relatif pendek, sehingga lengan yang bebas masih berada di sisi tubuh dalam posisi yang seimbang. Backhand Drive 1. Melakukan backhand drive, dengan posisi permulaan square stance. Dengan square stance dimaksudkan dengan posisi siap sedia, dimana kedua kaki terbuka sedikit lebih lebar daripada jarak kedua bahunya. Lengan kiri (memukul dengan tangan kiri) membentuk sudut pada siku, sehingga dengan sendirinya reket berada di bawah bola. 2. Bola datang, reket digerakan ke atas dengan bantuan gerakan siku sehingga sudut siku berubah dari menjadi Bola dipukul pada waktu mencapai titik ketinggiannya. Sementara berat badan dialihkan ke depan. 3. Stroke ini dimainkan dengan gerakan yang mengarah ke depan. Di sini sudut siku tak dibiarkan tergerak dengan bebas, tetapi ditahan sedikit. 4. Segera ia kembali pada posisi siap sedia untuk memainkan stroke yang berikutnya. Backhand Loop 1. Mengambil posisi scuare stance (jarak kedua kaki lebih lebar dari kedua bahu). Kaki sebelah kiri lebih kedepan dibandingkan dengan kaki kanan. 2. Memainkan stroke dengan gerakan yang kuat sekali, tetapi bolanya hanya disapu ringan sekali. Dengan cara ini bola akan melaju dengan spin semaksimal mungkin. Stroke ini ditunjang dengan gerakannya mengarah kedepan. 3. Sekarang pergelaran tangannya telah berputar balik dan stroke ini diselesaikannya dengan follow throwhgt (gerakan akhir) yang manis. Backhand Backspin (Backhand Chop) 1. Raket diangkat setinggi bahu kemudian bahu diputar, siap menerima bola. 2. Bola dipukul dengan timing yang lambat (pada saat bola turun) dengan gerakan yang mengarah ke depan dan ke bawah. Stroke ini ditunjang oleh siku dengan raket menghadap ke arah tempat tujuan bola. 3. Bola itu di pukul dengan timing yang lambat sambil memindahkan berat badan ke kaki sebelah kiri. Lengan yang bebas terayun jauh ke sisi, sehingga tubuh berada dalam keadaan seimbang dan stabil. Backhand Lob 1. Melakukan backhand Lob, mengambil posisi side stance, dengan kaki kiri membentuk sudut. Dengan demikian berat badan ditopangkan pada kaki kiri tersebut. 2. Pukulan stroke mengarah ke atas, dan merupakan koordinasi antara gerakan lengan, bahu dan siku. Bola dilambungkan setinggi mungkin dan kaki diluruskan. Hakikat Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan permainan yang sangat cepat. Permainan ini menuntut kekuatan fisik yang cukup besar. Terlebih lagi dengan adanya peraturan baru, dimana poin game yang diraih hanya sampai 11. Hal ini menuntut konsentrasi yang lebih tinggi lagi. Dipandang dari sudut

7 pandang ilmu keolahragan, tenis meja merupakan permainan yang sangat sulit dilakukan. Untuk menjadi pemain tingkat mahir diperlukan waktu antara 4 8 tahun. Inipun jika dibina oleh seorang pelatih yang benar-benar memiliki kemampuan. Bola yang datang sangat cepat dan selalu berubah-ubah arahnya, variasi bola sulit untuk diprediksi dengan tepat kekuatannya. Kemudian ukuran meja permainan yang relatif kecil serta peraturan hitungan dengan really point yang dipersingkat. menggunakan bet yang dilapisi karet untuk memukul bola agar melewati net yang dibentangkan di atas meja. Tenis meja dikenal pula dengan ping pong. Selanjutnya menurut Atmasubrata (2012:90). tenis meja adalah olahraga yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di China, nama resmi olahraga ini ialah Ping Pong. Berdasarkan hakikat permainan tenismeja yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tenis meja adalah suatu olahraga yang dimainkan didalam gedung (Indoor Game) oleh dua atau empat orang pemain yang menggunakan bet dari kayu yang dilapisi karet untuk memukul bola hingga melewati net yang terbentang pada meja. Permainan tenis meja ini menggunakan peralatan sebagai berikut : 1. Meja : meja yang dapat dipergunakan untuk kompetisi mempunyai ukuran standar : panjang 2,74 meter dan lebarnya 1,525 meter. Sedangkan tingginya harus 76 cm diatas permukaan lantai. Tebal kayu yang dipergunakan penting sekali, karena tebal meja inilah yang akan menentukan pantulan bola. Biasanya berkisar antara 15 sampai 25 mm. Yang terbaik adalah tebal 25 mm, bola akan dipantulkan dengan sempurna. Bola yang dijatuhkan dari ketinggian dari 30.5 cm akan terpantul setinggi 22 sampai 25 cm. 2. Perangkat Net : Net ini berfungsi sebagai pembagi meja menjadi dua bagian yang sama luasnya. Di kiri kanan dipasang dua tiang penyangga yang berukuran 15 sampai 25 cm tingginya dan berjarak 15 sampai 25 cm dari garis pinggir. Tiang penyangga ini berguna untuk mengikatkan tali penopang net tersebut. Tinggi net berkisar antara 15 sampai 25 cm diatas permukaan meja. Sedangkan dibagian bawahnya harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan meja tersebut. 3. Alat-alat : alat alat yang digunakan dalam permainan tenis meja adalah sebagai berikut : a. Kayu Pemukul (Bet) reket tenis meja mungkin saja berbeda ukuran, bentuk dan berat, tetapi blade (bagian reket yang berbentuk bulat)harus terbuat dari kayu, rata, kaku, dan sama ukurannya. Blade ini harus dilapisi dengan bahan karet yang berleku-leku, keluar ataupun kedalam. Bagian permukaan ini kadangkala dilekatkan di atas selapis karet lain lagi yang termasuk jenis karet celuloid (selulosa). Tebal kedua lapisan karet ini tak boleh melebihi 44 mm. Jadi di kiri kanan blade tersebut terdapat lapisan karet tebal 44 mm, sehingga jumlah tebal keseluruhan tak boleh lebih daripada 88 mm. b. Bola Ada berbagai jenis bola tenis meja. Ada yang dibuat khusus untuk keperluan kompetisi, ada diperlukan untuk sebagai permainan rekreasi saja. Bola khusus pertandingan terbuat dari plastik dari bola dari celuloid berbeda pantulannya. Bola ping pong dibagi dalam dua tingkatan, dan diberi tandan dengan tingkatan masing-masing. Bola yang terbaik yang diberi tanda tiga buah simbol, itu jenis

8 yang paling baik, dan biasanya khusus diperuntukan bagi kompetisi. Bola dengan dua buah simbol cukup baik untuk latihan biasa sehari-hari. Menurut Mashar (2010:24), tenis meja merupakan permainan kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya. Selain meja, perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola atau bet. Tenis meja dimainkan oleh dua atau empat pemain.selanjutnya menurut kurniawan (2011:74), tenis ternyata merupakan olahraga yang sangat tua. Terekan pada pahatan yang dibuat sekitar 1500 Tahun sebelum Masehi di dinding sebuah kuil di Mesir yang menunjukan representasi dari permainan bola tenis dan dimainkan pada saat upacara keagamaan. Permainan ini kemudian meluas keseluruh daratan Eropa pada Abad ke-8. Selanjutnya, menurut Wisahati (2010:28), tenis meja merupakan cabang olahraga yang dilakukan didalam gedung (in door) yang dilakukan secara tunggal atau ganda. Permainan ini dilakukan diatas meja dengan ukuran yang telah ditentukan dengan cara menyeberangkan bola ke jaring dan jatuh di lapangan lawan. Permainan tenis meja diawali dengan pukulan servis dan setiap pemain melakukan du kali berturut-turut. Permainan ini dibatasi dengan game, setiap setnya terdiri dari 11 point dengan sistem rally point dimana pemain yang mendapat nilai sebelas lebih dulu dinyatakan sebagai pemenangnya. Adapun unsur-unsur pendukung pelaksanaan dari pukulan backhand tersebut adalah sebagai berikut: a. Sikap siap Berdiri menghadap endline (garis di ujung meja). b. Posisi kaki Kaki sedikit ditekuk, kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, usahakan tumit tidak menyentuh lantai. Dalam berdiri, pemain harus dapat menjaga posisi tubuh agar selalu seimbang walaupun dengan posisi badan yang agak yang sedikit dicondongkan. Semakin tinggi badan, maka semakin perlu untuk menekuk lutut. ini membuat tubuh memendek dan memungkinkan untuk memutar kesegala arah dengan cepat. c. Gerakan Memukul Putar tubuh kearah kanan dengan bertumpu pada pinggang, dengan tangan yang diayunkan kearah luar. Jagalah agar siku tetap berada didekat pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan saat mengayunkan tangan ke belakang, jaga agar bet tetap tegak lurus dengan lantai. Lakukan ayunan kearah depan dengan memutar berat badan ke depan kaki kiri. Pada saat yang bersamaan, putar pinggang dan tangan kearah depan, jaga agar siku tidak berubah. Kemudian lakukan kontak saat kira-kira bola berada pada bagian puncak pantulan. d. Gerakan lanjutan Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bet hingga ke bagian dahi atau sedikit kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti gerakan yang lebih rendah, berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri dengan bahu yang diputar ke arah kiri. Hipotesis Tindakan Dengan melihat kajian teoritis diatas maka hipotesis tindakan untuk penelitian ini adalah : jika menggunakan metode berpasangan dalam pembelajaran maka kemampuan pukulan backhand pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto Akan meningkat. Indikator Kinerja Apabila telah terjadi peningkatan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limbotosebesar 85% dari siswa yang menjadi sampel penelitian ini dengan perolehan nilai rata-rata 85 ke atas, maka penelitian ini dinyatakan selesai.

9 METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan karakteristik penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Limboto dalam beberapa siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari dua kali tindakan. Apabila kemampuan pukulan backhand siswa belum dapat mencapai target yang diharapkan (85%) maka akan dilanjutkan pembelajarannya kesiklus berikutnya. Namun bila kemampuan pukulan backhand siswa tersebut sudah dapat mencapai/melebihi target yang diharapkan maka penelitian akan dihentikan. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei tahun pelajaran 2013 Karakteristik subjek penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 limboto dengan jumlah siswa 20 orang siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Input, yang meliputi kegiatan guru merencanakan pembelajaran serta kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan pukulan backhand. 2. Variabel Proses, yaitu yang meliputi kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan dan aktifitas siswa yang dilaksanakan selama proses pembelajaran kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja. 3. Variabel Output, meliputi daya serap atau hasil belajar siswa pada materi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perolehan skor melalui praktek kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja. Adapun yang menjadi bagian dari variabel penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Peningkatan kemampuan pukulan backhand yang diukur dengan indikator sebagai berikut: FORMAT PENILAIAN NO NAMA SISWA ASPEK YANG DINILAI 1 A B C D JUMLAH RATA- RATA KETERANGAN : Posisi Siap Posisi Kaki Gerakan Memukul Gerakan Lanjutan a) Sikap Siap : Berdiri menghadap Endline (garis di ujung meja). b) Posisi Kaki : Kaki sedikit ditekuk, kaki kanan diletakkan sedikit kebelakang, usahakan tumit tidak menyentuh lantai. Dalam berdiri, pemain harus dapat menjaga posisi tubuh agar selalu seimbang walaupun dengan posisi badan yang agak sedikit dicondongkan. Semakin tinggi badan, maka semakin perlu lagi untuk menekuk lutut. Ini membuat tubuh memendek dan memungkinkan memutar ke segala arah dengan cepat. c) Gerakan Memukul : Putar tubuh kearah kanan dengan bertumpu pada pinggang, dengan tangan yang diayunkan kearah luar. Jaga agar siku tetap berada di dekat

10 pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan saat mengayunkan tangan ke belakang, lakukan ayunan kearah depan dengan memutar berat badan ke depan kaki kiri, pada saat yang bersamaan putar pinggang dan tangan kearah depan, jaga agar siku tidak berubah dan lakukan kontak saat kira-kira bola berada pada puncak pantulan d) Gerakan lanjutan : Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bet hingga ke bagian dahi atau kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti gerakan yang lebih rendah. Berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri dengan bahu yang diputar kearah kiri. Guru terlebih dahulu menjelaskan, mempraktekkan tentang cara sikap siap, posisi kaki, gerakan memukul, dangerakan lanjutan dengan baik dan benar yang dipraktekkan tanpa menggunakan bola serta memberikan tugas gerak secara berpasangan kepada siswa agar siswa memperoleh pengalaman langsung setelah melihat, melakukan dan merasakan sendiri. Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Mengumpulkan siswa untuk mengadakan koreksi dan evaluasi. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Limboto pada kelas X dengan jumlah 20 orang. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2-3 kali tindakan dan dilakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode berpasangan. Pada saat dan akhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran (kegiatan guru dan siswa) serta evaluasi kemampuan pukulan backhand siswa. Data yang diperoleh disetiap siklus kemudian akan direfleksi kembali dengan tujuan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran, untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai upaya pengoptimalan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: (Jadwal penelitian disajikan pada lampiran 1). Hasil Observasi Awal Pelaksanaan kegiatan observasi awal ini dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam melakukan pukulan backhand yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pelaksanaan observasi awal ini diawali dengan melakukan gerakan pemanasan sebagai upaya dalam menyiapkan siswa secara fisik dan mental untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberi apersepi, yakni penyampaian sesuatu hal yang mengarah kepada materi yang akan dipelajari (menggali pengetahuan awal siswa) sehingga siswa merasa terpancing untuk mencari tahu tentang materi yang akan dipelajarinya nanti, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru memberi motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar. Tahap berikutnya adalah penerapan metode berpasangan dalam proses pembelajaran, yakni guru menjelaskan materi secara lisan yang disertai dengan mendemonstrasikan pukulan backhand. Kemudian guru menugaskan siswa untuk melaksanakan pukulan backhand secara berpasangan. Apabila terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam

11 melakukan pukulan backhand maka guru secepat mungkin melakukan koreksi kemudian melakukan perbaikan pola gerak siswa tersebut. Setelah selesai kegiatan pembelajaran maka dilakukan proses evaluasi berupa tes unjuk kerja siswa. Dengan selesainya pelaksanaan evaluasi maka diakhiri dengan gerakan pendinginan sebagai upaya relaksasi terhadap otot-otot setelah melakukan tugas-tugas gerak. Pembahasan Penelitian tindakan kelas di kelas X SMA Negeri 2 Limboto ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pukulan backhand siswa dengan menggunakan metode berpasangan dalam pembelajarannya dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan (85%). Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti menggunakan skala nilai untuk pengamatan dalam melakukan penilaiannya, sebab di samping setiap aspek yang hendak dinilai itu terdiri atas lima kriteria penilaian juga untuk membedakan hasil belajar siswa dalam penelitian ini. Menrut Aunurrahman Dalam Menginterpretasi skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan pendekatan PAP, maka terlebih dahulu di tentukan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan, sebagai contoh salah satu kriteria nilai yang digunakan dalam rentang skor berikut : Adapun kriteria penilaian tersebut yaitu : Kriteria kurang sekali Kriteria kurang Kriteria cukup Kriteria baik Kriteria sangat baik Berdasarkan standar penilaian tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukkan hasil seperti terlampir pada observasi awal kemampuan pukulan backhandsiswa yakni klasifikasi cukup baik dicapai sebanyak 8 (40%) orang dengan nilai rata-rata 63,8125. Klasifikasi kurang baik dicapai sebanyak 12 (60%) orang dengan nilai rata-rata 51,1875. Pada siklus I kemampuan pukulan backhand siswa meningkat yakni, 5 (25%) orang dalam klasifikasi baik dengan nilai rata-rata 60, (75%) orang dengan skor/nilai rata-rata 70,26 berada pada kriteria cukup baik. Pada siklus II kemampuan pukulan backhand siswa telah meningkat yakni, 5 (25%) berada pada klasifikasi sangat baik dengan nilai rata-rata 90,5. Kemudian 15 (75%) berada pada klasifikasi baik dengan nilai rata-rata 22,604. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, jelaslah sudah bahwa penerapan metode berpasangan dalam proses pembelajaran dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja di siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Dengan melihat hasil capaian dari pelaksanaan observasi awal, siklus I dan siklus II di atas, untuk semua aspek kemampuan pukulan backhand maka dapat dikategorikan berhasil karena telah mengalami peningkatan hingga mencapai target yang ditentukan yakni 85%. Dengan demikian, hipotesis di dalam penelitian tindakan kelas ini yang menyatakan bahwa Dengan menggunakan metode berpasangan maka kemampuan pukulan Backhand siswa pada permainan tenis meja di kelas X SMA Negeri 2 Limboto akan meningkat, dapat diterima. Karena telah teruji kebenarannya.

12 KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan hasil capaian meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi Dengan menggunakan metode berpasangan maka kemampuan pukulan Backhand pada permainan tenis meja di kelas X SMA Negeri 2 Limboto akan meningkat, dapat diterima karena telah teruji kebenarannya. 2. Metode berpasangan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran materi tenis meja khususnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan backhand. 3. Pada siklus I kemampuan pukulan backhand siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni 5 (25%) orang siswa berada dalam klasifikasi baik dengan nilai rata-rata 60,88 dan 15 (75%) dalam klasifikasi cukup baik dengan nilai rata-rata 70,2. sedangkan daya serap klasikal mencapai 71,725 meningkat dari daya serap klasikal pada saat observasi awal yang hanya 56, Pada siklus II kemampuan pukulan backhand siswa pun mengalami peningkatan yakni 5 (25%) orang berada dalam klasifikasi sangat baik dengan nilai rata-rata 90,5 dan 15 (75%) dengan nilai rata-rata 22,604,berada dalam klasifikasi baik. Sedangkan daya serap klasikal meningkat menjadi 86,2 dari daya serap klasikal siklus I yang hanya 71,725. Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Sebagai seorang guru hendaknya dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas, hal ini dimaksudkan sebagai koreksi dan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan/proses belajar mengajar di kelasnya, sehingga pencapaian peningkatan mutu pendidikan dan kualitas guru dalam mengajar dapat terwujud. 2. Penerapan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini agar kiranya mendapat perhatian dan dukungan penuh dari semua unsur yang terlibat dalam Penelitian Tindakan Kelas tersebut (Kepala Sekolah, Guru, serta Siswa itu sendiri). Karena Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan / pembelajaran di sekolah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pukulan Backhand Pukulan backhand adalah memukul bola dengan telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net dan menggunakan bet sebagai alat pemukul. Sedangkan

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan permainan yang sangat cepat. Permainan ini menuntut kekuatan fisik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan salah satu dari cabang olahraga permainan yang mempergunakan bola kecil. Menurut Sutarmin (2007: 4) permainan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Servis Forehand Servis Forehand adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama meggunakan bagian depan bet dengan memantul sekali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola. Bola yang dipukul harus melewati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja Menurut sejarahnya tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga atau permainan yang cukup digemari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah permainan bola tangkis diatas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan

Lebih terperinci

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh PERMAINAN TENIS MEJA Perkembangan Permainan Tenis Meja di Indonesia Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun 1930. Olahraga ini dibawah oleh para Penguasa atau pedagang yang datang

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto TENIS MEJA A. Sejarah Permainan Tenis Meja. Permainan ini awalnya hanya sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat permainan tenis meja Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau 38 III. METODOLOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu hasil, tujuan penelitian ini untuk memperbaiki hasil belajar, melalui cara-cara

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Mata Pelajaran Materi : SMP N 2 PIYUNGAN : Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi : Permainan Bola Voli Kelas/Semester : VIII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permainan digemari tenis meja merupakan salah satu dari beberapa cabang olahraga yang cukup dan populer didunia. Agar dapat bermain tenis meja secara benar,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP TAPA Zulham Liputo, Nurhayati Liputo, Zulkifli Lamusu ABSTRAK Tujuan dari penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Bola Basket : 6 JP (6 X 45 menit) A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW BAHAN AJAR MATA KULIAH OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW Oleh Drs. H. M. Husni Thamrin, M.Pd Disampaikan untuk memenuhi tugas mandiri dalam rangka Pelatihan APPLIED APPROACH (AA) Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai. a. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai. a. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini digunakan dalam pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri Mungkid Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pokok Bahasan : Passing bawah bola volli Kelas/Semester : VII / Alokasi

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak adalah berupa kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Bermain Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO Ramli Pakaya Jurusan Pendidikan Keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas 5 pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penilaian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5 Suwawa 3.1.2 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Voli Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu William G. Morgan yang berasal dari

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

PENINGKATAN TEKNIK DASAR FOREHAND TENIS MEJA MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN TEKNIK DASAR FOREHAND TENIS MEJA MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS VIII PENINGKATAN TEKNIK DASAR FOREHAND TENIS MEJA MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS VIII Arief Romdhani, Victor G Simanjuntak, Edi Purnomo Program Studi Penjaskesrek FKIP Untan, Pontianak Email:

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Tenis Meja Menurut Bandi Utama, dkk (2004: 5) permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

Kata kunci : keterampilan dasar pukulan forehand, metode bermain.

Kata kunci : keterampilan dasar pukulan forehand, metode bermain. ABSTRAK Ibrahim T. Laiya, 2015 Meningkatkan Teknik Dasar Pukulan Forehand dalam Permainan Tenis Meja Melalui Metode Bermain Pada Siswa kelas VIII SMP NEGERI 16 Kota Gorontalo. Program study S1 pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Oleh: Rizka Melina F. (24/X MIA 5) SMA Negeri 1 Malang Jl. Tugu Utara No. 1 Telp (0341)366454 fax. (0341) 329487 Malang 65111 Website : http://www.sman1-mlg.sch.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 2 KWANDANG dan Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan berdasarkan dikeluarkannya SK penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang ada dalam kehidupan, misalnya bekerja. Masyarakat sering melupakan kesehatan

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Ketepatan Service 2.1.1 Pengertian Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis a) Pukulan backhand Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap pukulan yang dilakukan dengan bat yang digerakkan ke arah kiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Passing Atas Suhadi, Sujarwo (2009: 37)mengemukakan bahwa: passing atas adalah suatu teknik dasar dalam permainan bolavolidimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013 UPAYA MENINGKATKAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE TENIS MEJA MELALUI KOORDINASI MATA TANGAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 08 PORING TAHUN 2012/2013 Matius Dahlan 1, M. Rif at 2, Muhtar 3 1 Mahasaiswa

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket. ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING DADA MELALUI PENDEKATAN PERLOMBAAN DENGAN MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN III KABUPATEN SUMEDANG Oleh Juariah NIP. 1963 0120 1984 1020 03 Menyikapi

Lebih terperinci

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra SEPAK BOLA III Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) A. PERMAINAN NET TANPA ALAT 1. Permainan Bola Voli (hal 227; 230; 234; 235; 240; 242) Perlengkapan: lapangan bola, bola

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sport science mungkin bukan hal baru bagi insan olahraga. Sport Science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang

BAB I PENDAHULUAN. media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan bola merupakan salah satu bentuk cabang olahraga permainan regu yang telah digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani,sebagai media gerak siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : XI/satu : Bola Volley (Passing

Lebih terperinci

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Passing Bawah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP : SMP Negeri 1 Puring Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Lebih terperinci

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai Mata Kuliah : Sepaktakraw Kode Mata Kuliah : PJM 111 Materi: Teknik Dasar Sepaktakraw Teknik Dasar Sepaktaraw Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai banyak digemari oleh masyarakat, terbukti bertambah banyak klub dan banyak lahir pemain-pemain baru

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011 Oleh Abdul Alim, S.Pd.Kor., M.Or. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Olahraga Atletik Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, gerakan dalam atletik merupakan gerakan yang dilakukan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan rangkaian aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya. BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Hakekat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY JUDUL PENELITIAN: PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY Oleh: A.M. Bandi Utama, M.Pd. Dosen Jurusan POR FIK UNY Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI TEKNIK LANJUT BOLAVOLI Oleh: Sb Pranatahadi. M.Kes. AIFO. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Teknik lanjut sebaiknya dilatihkan setelah menguasai teknik

Lebih terperinci