PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PERUBAHAN KETENTUAN TARIF PAJAK TERHADAP VALUE RELEVANCE ATAS PAJAK TANGGUHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PERUBAHAN KETENTUAN TARIF PAJAK TERHADAP VALUE RELEVANCE ATAS PAJAK TANGGUHAN"

Transkripsi

1 PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PERUBAHAN KETENTUAN TARIF PAJAK TERHADAP VALUE RELEVANCE ATAS PAJAK TANGGUHAN Mariska Pramitasari dan Taufik Hidayat Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya value relevance atas pengakuan pajak tangguhan serta menghubungkannya dengan kualitas audit dan perubahan ketentuan tarif pajak. Pengujian dilakukan pada perusahaan sektor manufaktur dan menggunakan metode data panel. Model yang digunakan berasal dari model Feltham dan Ohlson (1995). Hasil menunjukkan bahwa aset pajak tangguhan memiliki value relevance dan kualitas audit yang diukur dengan ukuran KAP dan auditor tenure meningkatkan value relevance atas aset pajak tangguhan. Adapun value relevance atas aset pajak tangguhan berbeda antara sebelum dan sesudah perubahan ketentuan tarif pajak. Sementara liabilitas pajak tangguhan tidak memiliki value relevance. The Effect of Audit Quality and Tax Rates Changes on The Value Relevance of Deferred Tax Abstract The purpose of this study is to investigate the value relevance of recognition of deferred tax and relate it with audit quality and changes in tax rates. The tests conducted to the manufacturing sector company and using panel data methods. The model is derived from the model of Feltham and Ohlson (1995). Results indicate that the deferred tax assets have value relevance and audit quality as measured by auditor size and auditor tenure increases the value relevance of deferred tax assets. As for the value relevance of deferred tax assets is different between before and after the changes in tax rates. While deferred tax liabilities are not have value relevance. Keywords: Audit Quality; Deferred Tax Asset; Deferred Tax Liabilities; Tax Rates Changes; Value Relevance PENDAHULUAN Penggunaan pajak tangguhan telah lama menjadi perdebatan dan menuai kritik dari para pengguna ataupun penyusun laporan keuangan. Pajak tangguhan diperkenalkan pada awal tahun 1980-an oleh US GAAP dan IAS. Di Indonesia, pajak tangguhan mulai diterapkan sejak tahun 2001 dengan berlakunya PSAK No.46 mengenai Akuntansi Pajak Penghasilan. Unsur pajak tangguhan terdiri dari aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan yang disajikan pada laporan posisi keuangan serta beban/manfaat pajak tangguhan yang disajikan pada Laporan Laba Rugi. Pajak tangguhan merupakan dampak pajak penghasilan di masa yang akan datang karena adanya perbedaan temporer antara perhitungan menurut akuntansi 1

2 2 dengan perhitungan menurut pajak. Selisih dari perbedaan tersebut ditangguhkan karena bersifat temporer dan akan hilang dalam jangka panjang. Pengakuan pajak tangguhan diharapkan akan memiliki implikasi pada arus kas masa depan. Jika perusahaan mengakui aset pajak tangguhan, maka atas perbedaan tersebut, perusahaan memiliki pajak kini yang relatif lebih besar dan mengharapkan pajak masa depan yang relatif lebih rendah. Demikian sebaliknya, jika perusahaan mengakui liabilitas pajak tangguhan, maka perusahaan memiliki pajak kini yang relatif lebih rendah namun akan memiliki potensi hutang pajak yang relatif lebih besar di masa depan. Dengan adanya harapan bahwa informasi atas pajak tangguhan akan berimplikasi pada arus kas di masa depan, maka seharusnya pajak tangguhan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk menentukan nilai perusahaan yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusannya. Chludek (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa investor tidak memperhitungkan pajak tangguhan dalam nilai perusahaan. Investor mengabaikan informasi pajak tangguhan karena terdapat ketidakpastian mengenai waktu dan pemulihan arus kas dari pajak tangguhan sehingga menyebabkan pajak tangguhan memiliki nilai sekarang yang mendekati nol. Namun pajak tangguhan tidak memiliki value relevance bukan berlaku untuk seluruh kondisi karena terdapat pengecualian dimana jika terdapat nilai bersih aset pajak tangguhan yang relatif besar, investor memperhitungkan informasi pajak tangguhan tersebut dalam nilai perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi value relevance atas pajak tangguhan adalah kualitas dari informasi akuntansi yang dilaporkan. Informasi akuntansi yang berkualitas harus memenuhi 2 karakteristik kualitatif, yaitu relevance dan reliable. Pengguna laporan keuangan harus diberikan informasi yang mencerminkan kondisi arus kas masa depan. Hal ini sesuai dengan karakteristik relevance dimana pajak tangguhan dapat memberikan implikasi pada arus kas masa depan. Informasi akuntansi yang relevance juga harus dapat diandalkan (reliable), artinya informasi akuntansi tersebut dapat dipercaya. Kepercayaan atas laporan keuangan perusahaan bergantung pada kecakapan auditor dan independensi auditor (Watts dan Zimmerman, 1986). Hal ini menunjukkan bahwa kecakapan auditor dapat menentukan keandalan laporan keuangan yang tercermin dari kualitas audit yang dilakukan. DeAngelo (1981) menemukan adanya hubungan yang positif antara kualitas audit dengan ukuran KAP dimana investor melihat auditor pada KAP kelompok besar memiliki pernyataan salah yang lebih sedikit dibanding KAP kelompok kecil. Setelah terjadinya kasus Enron dan diberlakukannya Sarbanes Oxley Act of 2002, independensi auditor melalui pembatasan masa pemberian jasa audit mulai diatur dan

3 3 mewajibkan perusahaan untuk melakukan rotasi auditor setelah kurun waktu tertentu. Di Indonesia, regulator juga merasa penting untuk memberlakukan peraturan yang merujuk pada Sarbanes Oxley Act untuk mencegah terjadinya hal serupa. Peraturan terkait rotasi audit di Indonesia tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dimana jangka waktu perikatan perusahaan dengan suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) maksimal 6 tahun berturut-turut (Pasal 3 Ayat 1). Banyak dilakukan penelitian terkait jangka waktu perikatan audit (tenure audit) setelah terkuaknya kasus Enron. Tenure audit diartikan sebagai jumlah tahun suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) atau seorang Akuntan Publik melakukan jasa audit terhadap suatu perusahaan secara berturut-turut (Myers et al., 2003). Myers et al. (2003) menyimpulkan bahwa semakin panjangnya auditor tenure akan meningkatkan kualitas audit. Faktor lainnya yang dapat berpengaruh pada value relevance atas pajak tangguhan adalah perubahan ketentuan tarif pajak. Chen dan Schoderbek (2000) mengatakan bahwa informasi penyesuaian pajak tangguhan akibat perubahan ketentuan tarif pajak akan direfleksikan terhadap harga saham pada tingkat yang sama dengan dengan recurring earning, meskipun terdapat perbedaan implikasi pada arus kas masa depan. Berdasarkan periode pada penelitian ini, Indonesia pernah mengalami perubahan ketentuan tarif pajak pada tahun 2009 dan 2010 yang diatur dalam UU No.36 tahun Penelitian ini memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh penelitian sebelumnya karena menghubungkan value relevance atas pajak tangguhan dengan kualitas informasi akuntansi (kualitas audit) sedangkan kebanyakan penelitian terdahulu menghubungkan value relevance atas pajak tangguhan dengan ketidakpastian arus kas masa depan, persepsi analis, dan masalah ekonometri. Inilah yang menjadi salah satu kontribusi dari penelitian ini. Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu apakah pengakuan pajak tangguhan memiliki value relevance bagi pengambilan keputusan dari pengguna laporan keuangan di Indonesia. Permasalahan utama tersebut dapat dirinci lagi diantaranya yaitu apakah pajak tangguhan memiliki value relevance, apakah value relevance atas pajak tangguhan dipengaruhi oleh kualitas audit, dan apakah value relevance atas pajak tangguhan berbeda setelah adanya perubahan ketentuan tarif pajak. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis value relevance atas pajak tangguhan, menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap value relevance atas pajak tangguhan, dan menganalisis pengaruh perubahan ketentuan tarif pajak terhadap value relevance atas pajak tangguhan.

4 4 TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Berdasarkan tingkat penyerapan informasi yang dikemukakan oleh Fama (1970), terdapat tiga bentuk pasar efisien yaitu pasar efisien bentuk lemah (weak form), pasar efisien bentuk semi-kuat (semi-strong form), dan pasar efisien bentuk kuat (strong form). Pasar bentuk semi-strong form merupakan bentuk pasar yang sering dihubungkan dengan penelitian akuntansi karena informasi akuntansi merupakan bagian dari informasi publik yang tersedia. Laporan keuangan disusun bertujuan untuk menyediakan informasi akuntansi bagi investor terkait dengan pengambilan keputusannya. Informasi akuntansi dikatakan memiliki value relevance jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor. Dengan kata lain, informasi yang relevan akan digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusannya jika mengetahui adanya informasi akuntansi. Pajak tangguhan merupakan salah satu informasi akuntansi. Unsur pajak tangguhan terdiri dari aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan. Berdasarkan PSAK No. 46, aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian, sedangkan liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Dalam penelitian Amir et al. (1997), dimana dengan membagi pajak tangguhan ke dalam komponenkomponen, memberi informasi yang memiliki value relevance dan sesuai dengan penilaian investor atas pajak tangguhan yang tergantung pada kemungkinan terpulihkannya pajak tangguhan tersebut di masa depan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan diantaranya yaitu relevan dan andal. Informasi akuntansi yang relevan dan andal dapat dijaga melalui audit yang berkualitas. Dengan adanya audit yang berkualitas dari eksternal auditor, kepercayaan atas laporan keuangan yang disajikan akan meningkat di mata investor. Pajak Tangguhan dan Value Relevance Pajak tangguhan timbul karena adanya perbedaan temporer antara perhitungan menurut akuntansi dengan perhitungan menurut perpajakan. Pengakuan aset pajak tangguhan diharapkan dapat memberikan manfaat di masa depan sehingga ketika perbedaan temporer tersebut terpulihkan, pajak kini yang dikenakan di masa depan akan relatif lebih rendah. Sedangkan untuk pengakuan liabilitas pajak tangguhan justru akan menimbulkan pengorbanan di masa yang akan datang karena ketika perbedaan temporer terpulihkan, pajak kini yang dikenakan di masa depan akan relatif lebih besar.

5 5 Terdapat beberapa penelitian yang membuktikan bahwa pajak tangguhan memiliki value relevance. Salah satunya penelitian Ayers (1998) yang menyimpulkan bahwa pajak tangguhan memiliki implikasi atas arus kas di masa depan dan memiliki value relevance. Selain itu, Chang et al. (2009) melakukan penelitian di Australia menemukan bahwa hanya aset pajak tangguhan yang memiliki value relevance. Namun ada pula penelitian terkait yang hasilnya berbeda. Lev dan Nissim (2004) menyimpulkan bahwa investor tidak menghargai pajak tangguhan sebagai informasi yang relevan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak tangguhan dengan annual returns. Dengan adanya perbedaan hasil pada penelitian-penelitian terdahulu terkait value relevance atas pajak tangguhan, Chludek (2011) menduga perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh nilai pajak tangguhan yang relatif lebih kecil dibandingkan nilai aset perusahaan sehingga terkadang pajak tangguhan tidak memiliki value relevance. Pada hasil penelitiannya ditemukan bahwa investor tidak memperhitungkan pajak tangguhan dalam nilai perusahaan, kecuali jika terdapat nilai bersih aset pajak tangguhan yang besar. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa value relevance atas pajak tangguhan menghasilkan kesimpulan yang beragam. Namun berdasarkan hasil penelitian Chludek (2011) sebagai penelitian terkini, penulis mengajukan hipotesis: H1a: Aset pajak tangguhan memiliki value relevance H1b: Liabilitas pajak tangguhan memiliki value relevance Kualitas Audit dan Value Relevance atas pajak tangguhan Watt dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa kepercayaan atas laporan keuangan perusahaan bergantung pada kecakapan dan independensi auditor. Kecakapan auditor dalam menghasilkan informasi akuntansi yang dapat diandalkan tercermin dari kualitas auditnya. Salah satu yang sering dikaitkan dengan kualitas audit adalah ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian yang dilakukan oleh DeAngelo (1981) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kualitas audit dengan ukuran KAP. KAP kelompok besar melakukan audit yang lebih berkualitas karena adanya reputasi besar yang dipertaruhkan. Al- Ajmi (2009) melakukan penelitian di Bahrain menyimpulkan bahwa para analis kredit dan keuangan mengidentikkan kredibilitas laporan keuangan dengan ukuran KAP. KAP Big-4 dianggap menghasilkan laporan keuangan yang lebih berkualitas dibanding KAP non Big-4. Belum ada penelitian yang spesifik melihat pengaruh kualitas audit (ukuran KAP) terhadap value relevance atas pajak tangguhan. Inilah yang menjadi kontribusi pada penelitian

6 6 ini. Jika kualitas audit berpengaruh terhadap keandalan informasi akuntansi yang juga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, maka seharusnya akan berdampak pula terhadap pajak tangguhan sebagai salah satu informasi akuntansi. Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2a: Ukuran KAP meningkatkan value relevance atas aset pajak tangguhan H2b: Ukuran KAP meningkatkan value relevance atas liabilitas pajak tangguhan Selain mengukur kualitas audit dengan menggunakan ukuran KAP, kualitas audit juga dapat diukur dengan menggunakan auditor tenure. Penelitian Davis dan Trompeter (2000) menyatakan bahwa kualitas audit menurun seiring dengan semakin lamanya auditor tenure. Di sisi lain, Myers et al. (2003) melaporkan hubungan negatif antara auditor tenure yang pendek dan kualitas laba diukur dengan akrual diskresioner dan item-item khusus. Hal ini menunjukkan bahwa semakin panjang auditor tenure maka akan menghambat diskresi manajemen atas akrual. Terdapat hasil yang berbeda dalam penelitian terkait auditor tenure. Diduga perbedaan hasil tersebut karena adanya hubungan non-linier antara auditor tenure dan kualitas audit. Dalam penelitian ini, penulis tidak menguji hubungan non-linier tersebut sehingga hipotesis diprediksi masih bersifat positif. Dengan kata lain, auditor tenure yang panjang dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Kontribusi lain dari penelitian ini adalah melihat pengaruh kualitas audit yang diukur dengan auditor tenure terhadap value relevance atas pajak tangguhan. Jika auditor tenure yang panjang dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi, maka akan berpengaruh terhadap keandalan dari informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang andal akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimana pajak tangguhan merupakan salah satu informasi akuntansi. Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3a: Auditor tenure meningkatkan value relevance atas aset pajak tangguhan H3b: Auditor tenure meningkatkan value relevance atas liabilitas pajak tangguhan Ketentuan Tarif Pajak dan Value Relevance atas Pajak Tangguhan Adanya perubahan ketentuan tarif pajak dapat mempengaruhi realisasi aset pajak tangguhan atau penyelesaian liabilitas pajak tangguhan. Perubahan ketentuan tarif pajak juga mengharuskan adanya penyesuaian terhadap nilai aset pajak tangguhan dan nilai liabilitas pajak tangguhan untuk mencerminkan perubahan yang terjadi.

7 7 Penelitian Chen dan Schoderbek (2000) mengungkapkan bahwa informasi penyesuaian pajak tangguhan akibat perubahan ketentuan tarif pajak akan direfleksikan terhadap harga saham pada tingkat yang sama dengan dengan recurring earning, meskipun terdapat perbedaan implikasi pada arus kas masa depan. Namun kenyataannya investor kurang memahami ketentuan perpajakan dan konsep pajak tangguhan sehingga tidak memperhitungkannya dalam nilai perusahaan. Perubahan tarif pajak pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 yang diatur dalam UU No.36 Tahun Pada tanggal 23 September 2008 terjadi pengesahan UU No.36 Tahun 2008 mengenai perubahan tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak badan yang semula tarif progresif maksimum 30% menjadi tarif tunggal sebesar 28% dan baru diberlakukan mulai tahun pajak Kemudian mengalami penurunan kembali menjadi 25% dan mulai berlaku untuk tahun pajak Terjadinya perubahan ketentuan tarif pajak akan membuat nilai aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berubah karena harus dilakukan penyesuaian atas perubahan tarif pajak tersebut. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan yang berubah akan menimbulkan perbedaan value relevance atas pajak tangguhan. Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4: Value relevance atas pajak tangguhan berbeda antara sebelum dan sesudah perubahan ketentuan tarif pajak METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data perusahaan pada Bursa Efek Indonesia. Data yang diteliti bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan sektor manufaktur yang dipublikasikan untuk tahun Berdasarkan struktur data yang terdiri dari time series yaitu dari tahun dan cross section, maka data dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data panel. Metode penelitian yang digunakan menyesuaikan dengan struktur data dan tujuan penelitian yaitu metode panel data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan tujuan penelitian ini. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihihan sampel diantaranya adalah laporan keuangan tahunan perusahaan sektor manufaktur pada periode yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan melaporkan pajak tangguhan dalam laporan keuangannya baik itu aset pajak tangguhan maupun liabilitas pajak tangguhan, harga saham tiga bulan setelah

8 8 akhir periode pelaporan keuangan (harga saham 31 Maret) tersedia dari tahun , laporan auditor independen tersedia pada laporan keuangan tahunan perusahaan, dan laporan keuangan tahunan perusahaan disajikan dalam mata uang Rupiah. Pertimbangan dipilihnya perusahaan sektor manufaktur adalah untuk mengendalikan dampak variasi antar industri dan pemilihan mulai dari tahun 2001 karena merupakan periode awal diterapkannya PSAK No.46 berlaku secara efektif. Model Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menguji suatu model untuk melihat signifikansi pengaruh aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terhadap harga saham dan interaksinya dengan ukuran KAP dan auditor tenure. Model penelitian ini berasal dari model Feltham dan Ohlson (1995) yang mengaitkan harga saham dengan book value per share dan abnormal operating earning. Model Feltham dan Ohlson (1995) ini banyak dipakai dalam pengujian value relevance. Dalam penelitian ini book value per share merupakan aset pajak tangguhan (DTA), liabilitas pajak tangguhan (DTL), aset selain pajak tangguhan (NDTA) dan liabilitas selain pajak tangguhan (NDTL). Namun, terdapat permasalahan multikolinearitas antara NDTA dan NDTL karena setiap kenaikan liabilitas biasanya diiringi dengan kenaikan aset perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka nilai aset selain pajak tangguhan dan liabilitas selain pajak tanggguhan disalinghapus (off-set) satu sama lain yang akan menghasilkan nilai aset bersih selain pajak tangguhan (NETNDTA). Penulis juga mengganti abnormal operating earning dengan laba bersih (net income) untuk menghindari bias dari perhitungan abnormal operating earning (Kallapur dan Kwan, 2004) sehingga model yang digunakan sebagai berikut: PRICEMAR it 0 1NETNDTA it 2DTAit 3DTLit 4NIit it (1) dimana: PRICEMAR = Stock Price per Share, yaitu harga saham tiga bulan setelah akhir periode pelaporan keuangan NETNDTA = Net Non Deferred Tax Asset, yaitu nilai aset bersih selain pajak tangguhan DTA = Deferred Tax Assets, yaitu aset pajak tangguhan DTL = Deferred Tax Liabilities, yaitu liabilitas pajak tangguhan NI = Net Income, yaitu laba bersih tahun berjalan atau laba sebelum hak minoritas per lembar saham

9 9 Seluruh variabel dalam persamaan tersebut dibagi dengan jumlah saham beredar sehingga menunjukkan nilai per lembar saham. Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah value relevance yang diukur menggunakan harga saham (PRICEMAR). Harga saham yang digunakan adalah harga saham tiga bulan setelah akhir periode pelaporan keuangan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai pajak tangguhan yang terdiri dari aset pajak tangguhan (DTA) dan liabilitas pajak tangguhan (DTL). Aset bersih selain pajak tangguhan (NETNDTA) dan laba bersih (NI) digunakan sebagai variabel kontrol. Model pada persamaan 1 di atas merupakan model pertama dalam penelitian ini dan digunakan untuk menguji hipotesis 1a dan 1b. Untuk hipotesis 2a dan 2b diuji dengan menambahkan variabel moderasi yaitu ukuran KAP atau auditor size (SIZE). Model ini merupakan model kedua pada penelitian ini. Jadi model pada persamaan 1 dikembangkan lagi menjadi persamaan berikut: PRICEMAR NETNDTA DTA DTA *SIZE DTL DTL *SIZE 6SIZE it 7NIit it it 0 1 it 2 it 3 it it 4 it 5 it it (2) dimana: SIZE = Auditor Size, yaitu nilai 1 untuk KAP Big-4 dan nilai 0 untuk KAP non Big-4 Model ketiga dalam penelitian ini berguna untuk melakukan pengujian atas hipotesis 3a dan 3b dengan menggunakan auditor tenure (TENURE) sebagai variabel moderasi, sehingga persamaannya menjadi: PRICEMAR NETNDTA DTA DTA *TENURE DTL DTL *TENURE it 0 1 it 2 it 3 it it 4 it 5 it it 6TENUREit 7NIit it (3) dimana: TENURE = Auditor Tenure, yaitu jumlah tahun lamanya hubungan auditor dengan perusahaan berturut-turut Model di bawah ini merupakan model keempat yang digunakan untuk menguji hipotesis 4. Dengan menambahkan variabel moderasi yaitu perubahan tarif pajak (POST), maka persamaannya sebagai berikut: PRICEMAR NETNDTA DTA DTA *POST DTL DTL *POST 6POSTit 7NIit it it 0 1 it 2 it 3 it it 4 it 5 it it (4) dimana: POST = Perubahan tarif pajak, yaitu nilai 1 untuk periode setelah perubahan ketentuan tarif pajak ( ) serta nilai 0 untuk tahun sebelum perubahan ketentuan tarif pajak ( ).

10 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, penelitian ini menggunakan 68 perusahaan sebagai sampel dengan periode 12 tahun, sehingga diperoleh total observasi sebanyak 816. Hasil pemilihan sampel dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Pemilihan Sampel Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun Perusahaan yang harga sahamnya tidak tersedia 19 Laporan auditor independen tidak tersedia 12 Perusahan dengan laporan keuangan dalam mata uang selain Rupiah 16 Perusahaan yang laporan keuangannya tidak tersedia 18 Jumlah sampel 68 Jumlah observasi Sumber: Data olahan sendiri Analisis Statistik Deskriptif Dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa variasi nilai minimum dan nilai maksimumnya dari variabel PRICEMAR tergolong sangat besar. Nilai minimum untuk variabel PRICEMAR yaitu sebesar 10 dan nilai maksimum untuk variabel PRICEMAR yaitu sebesar Rentang yang besar ini disebabkan oleh variasi harga saham yang terdapat di pasar. Telah dilihat pula bahwa perusahaan dengan harga saham yang tinggi memiliki nilai aset bersih yang juga tinggi karena merupakan perusahaan ukuran besar. Nilai tengah dari PRICEMAR yaitu sebesar 325 yang lebih mendekati nilai minimumnya menggambarkan bahwa kepercayaan investor hanya berada pada perusahaan-perusahaan tertentu. Adanya perbedaan besar antara nilai rata-rata dengan nilai tengah juga tercermin dalam nilai standar deviasi yang besar. Untuk variabel DTA dan DTL, dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa nilai tengah dari DTA adalah 7 dan nilai tengah dari DTL adalah 0. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak perusahaan dalam sampel yang memiliki nilai DTA pada laporan posisi keuangan dibandingkan dengan nilai DTL. Terlihat pula pada nilai skewness DTL yang lebih rendah dari nilai skewness DTA. Nilai rata-rata DTA juga memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata DTL. Lebih tingginya nilai rata-rata DTA menunjukkan bahwa nilai DTA yang dimiliki oleh perusahaan lebih besar daripada nilai DTL. Nilai standar deviasi DTA adalah 64,75 dan nilai standar deviasi DTL adalah 57,89, dimana standar deviasi dari DTA memiliki persebaran data yang lebih bervariasi. Nilai maksimum dari TENURE adalah 21 yang artinya terdapat perusahaan dalam sampel yang memiliki hubungan dengan auditornya selama 21 tahun dan nilai minimum dari

11 11 TENURE adalah 1. Nilai rata-rata dari variabel TENURE adalah sebesar 4,97. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan auditornya masih berada pada kurun waktu yang diperbolehkan dalam peraturan terkait rotasi audit. Tabel 2. Statistik Deskriptif Mean Median Std. Dev. Max. Min. Skewness Obs. PRICEMAR 1.368,21 325, , , NETNDTA 872,94 418, , , DTA 31,23 7,00 64, , DTL 23,26 0,00 57, , SIZE 0,47 0,00 0, , TENURE 4,97 4,00 4, , POST 0,42 0,00 0, , NI 106,94 31,00 333, , PRICEMAR adalah harga saham 31 Maret; NETNDTA adalah nilai aset bersih selain pajak tangguhan; DTA adalah aset pajak tangguhan; DTL adalah liabilitas pajak tangguhan; SIZE adalah ukuran KAP; TENURE adalah auditor tenure ; POST adalah perubahan ketentuan tarif pajak; NI adalah laba bersih. Sumber: Data olahan sendiri Analisis Pengujian Hipotesis Pada Tabel 3 terlihat bahwa nilai R 2 dari model pertama dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,2888 (28,88%) dan nilai adjusted R 2 adalah sebesar 0,2853 (28,53%) yang menunjukkan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya sebesar 0,2853 sedangkan sisanya dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar model tersebut. Adapun nilai Prob. (F-Statistic) model pertama adalah sebesar 0,0000 atau lebih rendah dari Dapat disimpulkan bahwa model pertama pada penelitian ini dapat diterima dan dapat digunakan. Dapat dilihat pada Tabel 3, dimana model pertama dalam penelitian ini menunjukkan hasil regresi bahwa aset pajak tangguhan (DTA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang berarti aset pajak tangguhan memiliki value relevance. Dalam penelitian ini, aset pajak tangguhan yang benilai besar maupun yang bernilai kecil sama-sama memiliki value relevance. Hal ini sesuai dengan penelitian Chang et al. (2009) yang menemukan bahwa hanya aset pajak tangguhan yang memiliki value relevance. Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian Chludek (2011) dimana nilai aset pajak tangguhan yang besar berpengaruh terhadap penilaian investor atas nilai perusahaan. Selanjutnya hasil regresi model pertama untuk liabilitas pajak tangguhan (DTL) adalah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Diduga karena liabilitas pajak tangguhan memiliki nilai yang relatif kecil, sehingga mengakibatkan liabilitas pajak tangguhan tidak memiliki value relevance di mata investor. Hasil ini konsisten dengan

12 12 penelitian sebelumnya, dimana Chang et al. (2009) menemukan bahwa hanya aset pajak tangguhan yang memiliki value relevance terhadap harga saham. Tabel 3. Hasil Estimasi Regresi Model Variabel Prediksi Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 C 440,6304 ** 500,9626 ** 298, ,4606 2,1111 2,1176 1,2489 1,1314 NETNDTA + 0,3760 *** 0,3324 *** 0,3575 *** 0,3606 * 4,5892 4,0678 4,4038 1,8394 DTA + 7,0970 *** 2,5535 1,7776 8,4680 *** 4,9768 1,4220 0,8369 4,0609 DTA*SIZE + 10,5785 *** 4,0066 DTA*TENURE + 1,0301 *** 3,3829 DTA*POST + -6,3919-1,4172 DTL - -1, ,7761 *** -3,7770-0,7805-0,6468-3,5446-1,5718-0,3868 DTL*SIZE - 14,8668 *** 3,6744 DTL*TENURE - 0,5015 1,4299 DTL*POST - 1,7330 0,5172 SIZE ,5109-0,4470 TENURE + 26,9960 0,9953 POST + 533,3915 *** 2,7280 NI + 3,7902 *** 4,2428 *** 4,0069 *** 3,8066 *** 10, , ,9181 3,0079 Observasi R-squared 0,2888 0,3134 0,3071 0,2993 Adjusted R-squared 0,2853 0,3075 0,3011 0,2932 Prob (F-statistic) 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Keterangan: NETNDTA adalah nilai aset bersih selain pajak tangguhan; DTA adalah aset pajak tangguhan; DTL adalah liabilitas pajak tangguhan; SIZE adalah ukuran KAP; TENURE adalah auditor tenure ; POST adalah perubahan ketentuan tarif pajak; NI adalah laba bersih. ***,**,* adalah signifikan 1%, 5%, dan 10%. Nilai t-stat ditulis miring di bawah nilai koefisien. Model 1 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTLit 4NIit it Model 2 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTA it*sizeit 4DTLit 5DTL it*sizeit 6SIZEit 7NIit it Model 3 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTA it*tenure it 4DTLit 5DTL it*tenure it 6TENUREit 7NIit it Model 4 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTA it*postit 4DTLit 5DTL it*postit 6POSTit 7NIit it Sumber: Data olahan sendiri Variabel lain yang sekaligus menjadi variabel kontrol dalam model pertama ini adalah NETNDTA dan NI, dimana hasil regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa NETNDTA

13 13 dan NI secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa NETNDTA dan NI memiliki value relevance. Hasil pengujian dari model pertama ini menyatakan bahwa hipotesis 1a terbukti dan hipotesis 1b tidak terbukti, dimana hanya aset pajak tangguhan yang memiliki value relevance sedangkan liabilitas pajak tangguhan tidak memiliki value relevance. Terlihat pada Tabel 3 dimana nilai R 2 pada model kedua adalah 0,3134 (31,34%) dan nilai adjusted R 2 pada model kedua adalah 0,3075 (30,75%). Pada Tabel 3, terlihat bahwa nilai Prob. (F-statistic) model kedua ini sebesar 0,0000 atau lebih rendah dari. Model kedua pada penelitian ini merupakan interaksi aset pajak tangguhan (DTA) dan liabilitas pajak tangguhan (DTL) dengan ukuran KAP (SIZE) terhadap harga saham. Aset pajak tangguhan dalam model ini berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Sedangkan untuk interaksi antara aset pajak tangguhan (DTA) dengan ukuran KAP (SIZE) menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dapat dilihat pada Tabel 3, dimana signifikansi nilai Prob. dari interaksi antara aset pajak tangguhan dengan ukuran KAP meningkat dibandingkan nilai Prob. aset pajak tangguhan sebelumnya, begitu pula dengan nilai t-statistic yang juga mengalami peningkatan. Perbandingan antara aset pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan yang diinteraksikan dengan ukuran KAP pada model ini menunjukkan bahwa ukuran KAP meningkatkan value relevance dari aset pajak tangguhan. Pada model ini ukuran KAP digunakan sebagai proxy dari kualitas audit. Interaksi dari aset pajak tangguhan dan ukuran KAP menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap keandalan informasi akuntansi yang juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sesuai dengan penelitian Al-Ajmi (2009) yang menyatakan bahwa KAP Big-4 dianggap menghasilkan laporan keuangan yang lebih berkualitas dibanding KAP non Big-4. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-4 dianggap memiliki kualitas audit yang lebih baik untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal sehingga meningkatkan value relevance atas informasi akuntansi yang disajikan dimana salah satu dari informasi akuntansi tersebut adalah aset pajak tangguhan. Dengan demikian, hipotesis 2a terbukti, dimana ukuran KAP meningkatkan value relevance atas aset pajak tangguhan. Dalam model kedua ini, liabilitas pajak tangguhan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya ketika liabilitas pajak tangguhan (DTL) diinteraksikan dengan ukuran KAP (SIZE) terhadap harga saham hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dan nilai signifikansinya mengalami peningkatan dibandingkan liabilitas pajak tangguhan tanpa interaksi. Namun terdapat perubahan arah pada model interaksi ini, dimana liabilitas pajak tangguhan tanpa interaksi

14 14 memiliki pengaruh negatif sedangkan liabilitas pajak tangguhan yang diinteraksikan dengan ukuran KAP memiliki pengaruh yang positif. Pengaruh yang positif dan signifikansi yang meningkat tersebut diduga terjadi karena banyaknya liabilitas pajak tangguhan dalam sampel yang bernilai kecil bahkan nol. Oleh karena itu, akan dilakukan pengujian tambahan pada sampel penelitian dengan memilih liabilitas pajak tangguhan yang bernilai tinggi. Pengujian tambahan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pengaruh positif dan meningkatnya nilai signifikansi pada interaksi liabilitas pajak tangguhan dengan variabel moderasinya dalam model kedua disebabkan oleh banyaknya liabilitas pajak tanggguhan yang bernilai kecil bahkan nol. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara memilih 10 nilai liabilitas pajak tangguhan tertinggi yang dimiliki oleh perusahaan pada setiap tahunnya, maka diperoleh 120 observasi. Tabel 4. Hasil Regresi Pengujian Tambahan Variabel Prediksi Model 2 C 561,2415 0,6072 NETNDTA + 2,2614 *** 8,2159 DTA + 1,8111 0,3506 DTL - -30,6395 *** -4,6718 DTL*SIZE - 9,0625 1,2025 SIZE ,9960 1,4722 NI + 2,4466 *** 2,7295 Observasi 120 R-squared 0,6244 Adjusted R-squared 0,6044 Prob (F-statistic) 0,0000 Keterangan: NETNDTA adalah nilai aset bersih selain pajak tangguhan; DTA adalah aset pajak tangguhan; DTL adalah liabilitas pajak tangguhan; SIZE adalah ukuran KAP; NI adalah laba bersih. ***,**,* adalah signifikan 1%, 5%, dan 10%. Nilai t-stat ditulis miring di bawah nilai koefisien. Model 2 PRICEMAR NETNDTA DTA DTL DTL *SIZE SIZE NI it 0 1 it 2 it 4 it 5 it it 6 it 7 it it Sumber: Data olahan sendiri Berdasarkan Tabel 4, hasil regresi model kedua menunjukkan bahwa liabilitas pajak tangguhan (DTL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa liabilitas pajak tangguhan memiliki value relevance hanya untuk liabilitas pajak tangguhan yang bernilai tinggi. Sedangkan hasil interaksi antara liabilitas

15 15 pajak tangguhan (DTL) dengan ukuran KAP (SIZE) menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Artinya, ukuran KAP tidak meningkatkan value relevance atas liabilitas pajak tangguhan. Hasil ini membuktikan bahwa kesalahan hasil regresi pada pengujian sebelumnya yaitu pengaruh positif signifikan disebabkan oleh banyaknya liabilitas pajak tangguhan yang bernilai nol dalam sampel penelitian. Hasil pengujian tambahan pada model kedua ini sesuai dengan hasil penelitian Chludek (2011), dimana hasilnya menunjukkan bahwa informasi pajak tangguhan tidak memiliki value relevance. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa liabilitas pajak tangguhan memiliki value relevance hanya untuk yang bernilai tinggi dan ukuran KAP tidak meningkatkan value relevance atas liabilitas pajak tangguhan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian tambahan ini, maka hipotesis 2b tidak terbukti. Dapat dilihat pada Tabel 3, nilai R 2 model ketiga adalah 0,3071 (30,71%) dan nilai adjusted R 2 adalah 0,3011 (30,11%). Adapun, nilai Prob. (F-statistic) model ketiga pada Tabel 4 menunjukkan hasil 0,0000 atau lebih rendah dari. Hasil pengujian dari model ketiga menunjukkan bahwa aset pajak tangguhan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Adapun interaksi aset pajak tangguhan (DTA) dengan tenure audit (TENURE) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Nilai signifikansi yang meningkat ini mengartikan bahwa hubungan auditor dengan klien meningkatkan value relevance dari aset pajak tangguhan. Sesuai dengan penelitian Myers et al. (2003) yaitu semakin panjangnya auditor tenure akan meningkatkan kualitas audit, dimana kualitas audit tersebut dapat meningkatkan value relevance dari perusahaan sehingga akan berdampak pula terhadap aset pajak tangguhan sebagai salah satu informasi akuntansi. Dengan semakin panjangnya tenure audit maka auditor semakin memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai proses bisnis perusahaan klien. Dengan demikian, tenure audit yang panjang akan meningkatkan kualitas audit sehingga investor semakin memiliki keyakinan terhadap informasi akuntansi yang disajikan, dimana aset pajak tangguhan merupakan salah satu dari informasi akuntansi tersebut. Oleh karena itu, value relevance aset pajak tangguhan meningkat seiring dengan auditor tenure yang panjang. Berdasarkan hasil pengujian dari model ketiga ini, maka hipotesis 3a terbukti. Pada model ketiga ini, liabilitas pajak tangguhan memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Selain itu, interaksi liabilitas pajak tangguhan (DTL) dengan auditor tenure (TENURE) terhadap harga saham menunjukkan hasil bahwa interaksi tersebut berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa auditor tenure tidak meningkatkan value relevance atas liabilitas pajak tangguhan.

16 16 Hasil ini didukung oleh penelitian Chludek (2011) dimana informasi pajak tangguhan tidak memiliki value relevance, kecuali untuk nilai aset pajak tangguhan yang besar. Dengan demikian, hipotesis 3b tidak terbukti. Model keempat pada penelitian ini menunjukkan nilai R 2 sebesar 0,2993 (29,93%) dan nilai adjusted R 2 adalah 0,2932 (29,32%). Adapun nilai Prob. (F-statistic) model keempat ini adalah sebesar 0,0000 atau lebih rendah dari. Berdasarkan pengujian model keempat, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan value relevance atas aset pajak tangguhan antara sebelum dan sesudah perubahan ketentuan tarif pajak. Hasil regresi dalam model keempat menunjukkan bahwa aset pajak tangguhan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan aset pajak tangguhan (DTA) yang diinteraksikan dengan perubahan ketentuan tarif pajak (POST) terhadap harga saham menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Artinya, perubahan tarif pajak menurunkan nilai aset pajak tangguhan karena tarif pajaknya menurun sehingga value relevance menjadi lebih rendah setelah adanya perubahan ketentuan tarif pajak tersebut. Oleh karena itu, nilai signifikansi dari aset pajak tangguhan yang diinteraksikan dengan perubahan ketentuan tarif pajak menurun. Hasil ini didukung oleh penelitian Lev dan Nissim (2004) yang juga menggunakan waktu penelitian sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak di USA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa investor tidak menghargai pajak tangguhan sebagai informasi yang relevan. Hasil pengujian pada model keempat ini menyatakan bahwa hipotesis 4 terbukti, dimana terdapat perbedaan value relevance atas aset pajak tangguhan antara sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak. Selanjutnya hasil regresi model keempat untuk liabilitas pajak tangguhan terhadap harga saham menunjukkan terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan. Interaksi liabilitas pajak tangguhan (DTL) dengan perubahan tarif pajak (POST) terhadap harga saham menunjukkan hasil yang juga tidak signifikan. Artinya, perubahan ketentuan tarif pajak tidak memiliki pengaruh terhadap value relevance atas liabilitas pajak tangguhan. Analisis Sensitivitas Dalam penelitian value relevance lain, ada yang menggunakan harga saham 31 Desember sebagai variabel dependen. Penelitian Amir et al. (1997) yang juga meneliti value relevance atas pajak tangguhan terhadap harga saham menggunakan harga saham pada akhir tahun fiskal atau harga saham pada tanggal 31 Desember sebagai variabel dependennya. Tujuan dilakukan pengujian dengan menggunakan harga saham 31 Desember adalah untuk melihat apakah harga saham pada tanggal 31 Desember telah mencerminkan informasi

17 17 akuntansi yang tersedia pada saat itu dan melihat perbedaan value relevance atas pajak tangguhan dibandingkan dengan pengujian sebelumnya yang menggunakan harga saham 31 Maret. Secara keseluruhan, hasil pengujian model dengan menggunakan harga saham tanggal 31 Desember sebagai variabel dependen tidak memiliki kesimpulan yang jauh berbeda dengan pengujian sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh harga saham per 31 Desember sudah mencerminkan sebagian informasi akuntansi yang ada per tanggal 31 Desember. Informasi tersebut bisa berasal dari laporan keuangan interim dan sumber lainnya. Tabel 5. Hasil Regresi Variabel Dependen Harga Saham 31 Desember Variabel Prediksi Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 C 480,0078 *** 521,7011 *** 323, ,8868 2,4630 2,3991 1,4755 1,4187 NETNDTA + 0,3164 *** 0,2925 *** 0,3141 *** 0,3148 * 4,3264 4,0091 4,3383 1,7491 DTA + 6,5708 *** 2,5778 2,1402 7,4971 *** 5,1840 1,6138 1,1354 4,2237 DTA*SIZE + 9,1021 *** 3,8830 DTA*TENURE + 0,8481 *** 3,1450 DTA*POST + -4,4400-1,0701 DTL - -1, ,2573 *** -3,9483 * -1,2447-0,7320-3,4990-1,8490-0,6246 DTL*SIZE - 12,6361 *** 3,4991 DTL*TENURE - 0,4941 1,5883 DTL*POST - 2,3851 0,6802 SIZE + -77,6427-0,3763 TENURE + 29,0508 1,2051 POST + 474,0024 *** 3,0549 NI + 3,3843 *** 3,7762 *** 3,5614 *** 3,3396 *** 10, , ,9356 3,0467 Observasi R-squared 0,2821 0,3109 0,3061 0,2990 Adjusted R-squared 0,2786 0,3049 0,3001 0,2929 Prob (F-statistic) 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Keterangan: NETNDTA adalah nilai aset bersih selain pajak tangguhan; DTA adalah aset pajak tangguhan; DTL adalah liabilitas pajak tangguhan; SIZE adalah ukuran KAP; TENURE adalah auditor tenure ; POST adalah perubahan ketentuan tarif pajak; NI adalah laba bersih. ***,**,* adalah signifikan 1%, 5%, dan 10%. Nilai t-stat ditulis miring di bawah nilai koefisien. Model 1 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTLit 4NIit it Model 2 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTA it*sizeit 4DTLit 5DTL it*sizeit 6SIZEit 7NIit it Model 3 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTA it*tenure it 4DTLit 5DTL it*tenure it 6TENUREit 7NIit it Model 4 PRICEMAR it 0 1NETNDTAit 2DTAit 3DTA it*postit 4DTLit 5DTL it*postit 6POSTit 7NIit it Sumber: Data olahan sendiri

18 18 Berdasarkan uji sensitivitas yang telah dilakukan, model dengan harga saham per 31 Maret memberikan hasil regresi yang lebih baik dibandingkan model dengan harga saham per 31 Desember. Hal ini dikarenakan harga saham per 31 Maret telah mencerminkan seluruh informasi yang tersedia untuk publik termasuk laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah aset pajak tangguhan memiliki value relevance, sedangkan liabilitas pajak tangguhan tidak memiliki value relevance. Pengakuan aset pajak tangguhan diharapkan akan memberikan manfaat di masa yang akan datang, sedangkan pengakuan liabilitas pajak tangguhan akan menimbulkan beban di masa yang akan datang. Oleh karena itu, investor melihat aset pajak tangguhan sebagai informasi akuntansi yang memiliki value relevance, namun tidak pada liabilitas pajak tangguhan. Ukuran KAP dan auditor tenure sebagai proxy dari kualitas audit secara konsisten dapat meningkatkan value relevance atas aset pajak tangguhan, namun tidak pada liabilitas pajak tangguhan. Hal ini membuktikan bahwa ukuran KAP dan auditor tenure mencerminkan kualitas audit yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan value relevance atas aset pajak tangguhan. Terdapat perbedaan value relevance atas aset pajak tangguhan antara sebelum dan sesudah perubahan ketentuan tarif pajak. Perubahan ketentuan tarif pajak menurunkan value relevance atas aset pajak tangguhan. Penurunan value relevance atas aset pajak tangguhan tersebut disebabkan oleh tarif pajak yang turun, sehingga nilai aset pajak tangguhan pun menjadi lebih kecil sesudah perubahan ketentuan tarif pajak. Adapun perubahan ketentuan tarif pajak tidak memiliki pengaruh terhadap value relevance atas liabilitas pajak tangguhan. Keterbatasan dan Saran Penelitian ini hanya menggunakan industri manufaktur sebagai sampel penelitian sehingga cakupan penelitian masih kurang. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel beberapa industri untuk menguji perbedaan antar industri. Industri perusahaan yang beragam mungkin akan lebih memberikan gambaran lain mengenai value relevance atas pajak tangguhan.

19 19 Pembagian waktu pengujian pada model keempat belum memasukkan waktu terjadinya perubahan tarif pajak. Model penelitian keempat dapat dikembangkan lagi dengan membagi waktu pengujian yaitu sebelum, saat, dan sesudah perubahan tarif pajak. Dengan membagi waktu pengujian menjadi 3 waktu yang berbeda diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai value relevance atas pajak tangguhan. Penelitian ini hanya melihat kualitas informasi berdasarkan kualitas audit. Variabel moderasi dapat dimodifikasi dengan tata kelola perusahaan, dimana saat ini peran tata kelola perusahaan dirasakan penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan andal. Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan kualitas audit yang diukur dengan ukuran KAP dan auditor tenure sebagai variabel moderasi. Auditor tenure pada penelitian ini hanya melihat rotasi audit berdasarkan KAP. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan auditor tenure dengan melihat rotasi audit berdasarkan Akuntan Publik. Tenure audit yang dihitung berdasarkan hubungan perusahaan dengan Akuntan Publik mungkin akan memberikan hasil lain mengenai value relevance atas pajak tangguhan. Implikasi Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini memberikan implikasi bagi investor dan perusahaan, dimana dengan melihat hubungan kualitas audit dengan pajak tangguhan dapat memberikan gambaran baru bahwa informasi aset pajak tangguhan memiliki value relevance dan dapat digunakan dalam memperhitungkan nilai perusahaan yang akan berdampak pada keputusan investasi. Penelitian ini juga memberikan masukan bagi auditor (KAP) akan pentingnya melakukan audit yang berkualitas sehingga informasi akuntansi yang diaudit akan memiliki value relevance, termasuk juga pajak tangguhan sebagai salah satu informasi akuntansi.

20 20 DAFTAR REFERENSI Al-Ajmi, Jasim. (2009). Audit Firm, Corporate Governance, and Audit Quality: Evidence from Bahrain. Advances in Accounting, incorporating Advances in International Accounting 25 : Amir, E., M. Kirschenheiter, dan K. Willard. (1997). The Valuation of Deferred Taxes. Contemporary Accounting Research 14 (4): Ayers, B. C. (1998). Deferred Tax Accounting under SFAS No.109: An Empirical Investigation of Its Incremental Value-Relevance Relative to APB No. 11. The Accounting Review 73 (2): Chang, C., K. Herbohn, dan I. Tutticci. (2009). Market s Perception of Deferred Tax Accruals. Accounting and Finance 49 (4): Chen, K. C. W., dan M. P. Schoderbek. (2000). The 1993 Tax Rate Increase and Deferred Tax Adjustments: A Test of Functional Fixation. Journal of Accounting Research 38 (1): Chludek, A. K. (2011). Perceived versus Actual Cash Flow Implication of Deffered Taxes - An Analysis of Value Relevance and Reversal under IFRS. Journal of International Accounting Research 10 (1): Davis, R., B. Soo., dan G. Trompeter. (2000). Auditor Tenure, Auditor Independence and Earnings Management. Working Paper, Boston College, Boston, MA. DeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics 3: pp Fama, E. F. (1970). Efficient Capital Markets: A review of Theory and Empirical Work. The Journal of Finance 25 (2). Kallapur, S., dan S. Y. S. Kwan. (2004). The Value Relevance and Reliability of Brands Assets Recognized by U.K. Firms. The Accounting Review 79 (1): Lev, B., dan D. Nissim. (2004). Taxable Income, Future Earnings, and Equity Values. The Accounting Review 79 (4): Myers, J. N., L. A. Myers., dan T. C. Omer. (2003). Exploring the term of the Auditor-Client Relationship and The Quality of Earnings: A Case for Mandatory Auditor Rotation? The Accounting Review 78 (3): Watts, R., dan J. Zimmerman. (1986). Positive Accounting Theory. New York, NY: Prentice Hall.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, TAX AGGRESSIVENESS, DAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN TARIF PAJAK TERHADAP VALUE RELEVANCE DARI PAJAK TANGGUHAN

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, TAX AGGRESSIVENESS, DAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN TARIF PAJAK TERHADAP VALUE RELEVANCE DARI PAJAK TANGGUHAN PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, TAX AGGRESSIVENESS, DAN PERUBAHAN DALAM KETENTUAN TARIF PAJAK TERHADAP VALUE RELEVANCE DARI PAJAK TANGGUHAN Arny, Taufik Hidayat Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis relevansi nilai pajak tangguhan setelah terjadi perubahan tarif pajak tahun 2010 untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia (KLSE) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini menguji relevansi nilai pajak tangguhan sebagai dampak perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Perubahan PSAK ini terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada manajemen laba, kepemilikan institusional,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada manajemen laba, kepemilikan institusional, 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Ruang lingkup penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

Jurnal InFestasi Vol. 12, No.1, Juni 2016 Hal

Jurnal InFestasi Vol. 12, No.1, Juni 2016 Hal Jurnal InFestasi Vol. 12, No.1, Juni 2016 Hal. 98-108 PENGARUH PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi 1 Muhammad Yogi, 2 Pupung Purnamasari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memberikan informasi kinerja dalam hal keuangan maupun nonkeuangan di dalam laporan tahunan dengan tujuan untuk memenuhi keperluan para pemangku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016: 78) penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh antara audit tenure (X1), auditor firm size (X2) secara bersama-sama terhadap variabel kualitas audit (Y). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 2012, standar akuntansi keuangan direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. 14 keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. signifikan pengaruh dari kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage, kepemilikan

BAB V PENUTUP. signifikan pengaruh dari kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage, kepemilikan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui secara signifikan pengaruh dari kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage, kepemilikan manajerial, serta kepemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel

Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2006 hingga 2010. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 Bab 1 : 1. menyediakan informasi keuangan bagi pihak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dapat mendapatkan hasil yang akurat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dapat mendapatkan hasil yang akurat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di 38 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metode penelitian merupakan suatu panduan bagi peneliti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan

BAB V PENUTUP. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba Jenis Sesi Paper: Full paper Nurul Aisyah Rachmawati Universitas Trilogi nurulaisyah@universitas-trilogi.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to. negative EVA is said to be a value destroyer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to. negative EVA is said to be a value destroyer. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1. Nilai Tambah Ekonomis (EVA) Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to economic profits. It is residual income of a company by charging

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Pernyataan ini mulai berlaku efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor dan para stakeholder lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Banyak aturan, standar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan ringkasan dari aktivitas keuangan perusahaan yang mampu menggambarkan kinerja keuangan perusahaan tersebut (PSAK No.1 Paragraf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kualitas Audit DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. TEORI 1. Agency Theory (Teori Keagenan) Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan adalah teori yang mengatur hubungan kontraktual antara agent selaku pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan standar yang digunakan perusahaan di Indonesia untuk menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas bisnis harus melaporkan aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Laporan tersebut merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu yang di tetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian pengujian hipotesis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian A.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010-

BAB 3 METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010- 34 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010-2012 melalui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. resmi BEI, yahoo finance dan Indonesian Capital Market Electronic Library

III. METODE PENELITIAN. resmi BEI, yahoo finance dan Indonesian Capital Market Electronic Library III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Semua data dapat diperoleh dari situs resmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap negara memperoleh pendapatan yang berasal dari pajak. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia adalah negara yang pendapatannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis BAB III METODE PENELITIAN Didalam bab ini akan menjelaskan bagaimana cara penelitian ini akan dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis variabel yang digunakan, populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan sebagai bentuk mempertanggung jawabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 2.1.1. Nanda (2011) Penelitian ini menguji pengaruh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

Lebih terperinci

OLEH: VEBRIAN DIANTORO

OLEH: VEBRIAN DIANTORO PENGARUH PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006 2011 OLEH: VEBRIAN DIANTORO

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Audit, Leverage, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Audit, Leverage, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas audit, leverage, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian untuk memperoleh data seluruh laporan keuangan dari populasi penelitian ini, dilakukan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasiinformasi baik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan terdiri atas laporan keuangan komersial yang bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada manajer, pemegang saham, kreditor, serta stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan yang disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di peusahaan manufaktur Bursa Efek Indonesia mulai bulan September 2014. Penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi dan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan memiliki peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu keharusan bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. B. Teknik Sampling Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016:78) manyatakan bahwa penelitian asosiatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian bagi para pengguna informasi laporan keuangan, baik pihak internal maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini data yang digunakan berasal dari data laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang dipublikasikan di BEI. Populasi dan sampel

Lebih terperinci

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 2010) Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha,

Lebih terperinci

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Astuti dan Ramantha (2014) Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh audit fee, opini going concern, financial distress,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 83 BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai struktur kepemilikan saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai struktur kepemilikan saham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai struktur kepemilikan saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Kegiatan bisnis yang mulai berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Kegiatan bisnis yang mulai berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis sebagai dampak dari sistem globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan perekonomian. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Berikut ini merupakan pembahasan terhadap hasil olahan data dengan menggunakan Eviews versi 4.1. Peneliti melakukan pengolahan data terhadap 128 sampel dari industri manufaktur

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan III. METODA PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Datadata tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dengan objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)/

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Akuntansi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Akuntansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor manufaktur selama kurun waktu tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

RELEVANSI NILAI DARI DIVIDEN DAN ASET TAKBERWUJUD

RELEVANSI NILAI DARI DIVIDEN DAN ASET TAKBERWUJUD RELEVANSI NILAI DARI DIVIDEN DAN ASET TAKBERWUJUD Stephen Setiawan Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia stephen_setiawan92@yahoo.com Abstrak Penelitian ini menganalisis relevansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam rangka mencari jawaban atas suatu permasalahan ilmiah, maka metode-metode yang tepat sangat diperlukan guna jawaban yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan keputusan di dalam suatu perusahaan selalu membutuhkan informasi, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan laba perusahaan serta komponennya dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor atau pihak lain untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. investor atau pihak lain untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana informasi yang sangat penting bagi investor atau pihak lain untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang telah dilakukan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Dimana sekunder sendiri adalah perolehan data yang didapat tidak secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.1, revisi 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.1, revisi 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan membantu para pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.1, revisi 2009). Salah satu instrumen keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa pengungkapan informatif dalam laporan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan perbankan yang

Lebih terperinci