BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan adalah sebuah sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan tersebut memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi 1

2 2 keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Laporan keuangan yang dihasilkan atau disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, biasa disebut sebagai laporan keuangan komersial. Sedangkan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan peraturan dan ketentuan pajak, biasa disebut dengan laporan keuangan fiskal. Perbedaan dasar penyusunan untuk kedua laporan keuangan tersebut akan menghasilkan besarnya Penghasilan Sebelum Pajak yang dihasilkan oleh laporan keuangan komersial yang berbeda dengan Penghasilan Kena Pajak yang dihasilkan oleh laporan keuangan fiskal. Perbedaan tersebut secara potensial juga menyebabkan perbedaan antara Beban Pajak Penghasilan dan Pajak Penghasilan Terutang. Graham et al. (2008) mengemukakan bahwa adanya perbedaan tersebut bertujuan untuk mengubah perilaku perusahaan, untuk menyederhanakan hukum pajak, dan menurunkan biaya administratif dengan membatasi diskresi. Tujuan yang lain adalah untuk mengikuti pembukuan berbasis kas dan pengecualian pencatatan dari perlakuan pajak untuk beberapa tipe pendapatan dan biaya. Secara garis besar, perbedaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi: 1. Perbedaan Permanen/Tetap (Permanent Differences) Perbedaan ini terjadi karena berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan, ada beberapa penghasilan yang bukan objek pajak, sedang secara komersial penghasilan tersebut diakui sebagai penghasilan.

3 3 Begitu juga sebaliknya, ada beberapa biaya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk biaya fiskal yang tidak boleh dikurangkan, sedangkan jika secara komersial biaya tersebut dapat diperhitungkan sebagai biaya. 2. Perbedaan Waktu/Temporer (Timing Differences-Temporary Differences) Perbedaan ini terjadi karena berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan merupakan penghasilan atau biaya yang boleh dikurangkan pada periode akuntansi terdahulu atau periode akuntansi berikutnya dari periode akuntansi sekarang, sedang komersial mengakuinya sebagai penghasilan atau biaya pada periode yang bersangkutan. Perbedaan permanent tidak memerlukan prosedur Interperiod Tax Allocation, sedangkan perbedaan temporer memerlukan Interperiod Tax Allocation, akibat adanya counterbalance pada akhir suatu periode (Zain, 2007). Akhir-akhir ini, terdapat dua pendekatan untuk mengalokasikan perbedaan temporer: a. Sistem alokasi total, yang biasa disebut dengan Comprehensive Tax Allocation atau Full Provision Basis, dimana seluruh perbedaan temporer harus diakui dengan menghitung biaya pajak penghasilan (income tax expense); b. Sistem alokasi parsial, yang bisa disebut dengan Partial Tax Allocation atau Partial Provision, dimana hanya perbedaan temporer yang dikembalikan

4 4 periode waktu tertentu, kecuali yang tersisa, harus dipertimbangkan karena hal itu berarti dapat dianggap bahwa perbedaan temporer tersebut secara konstan tertahan selama kurun waktu tidak harus terlihat dalam laporan keuangan Acuan yang digunakan perusahaan untuk mengalokasikan perbedaan temporer adalah PSAK No. 46 yang menjelaskan tentang Akuntansi Perpajakan. Setelah diberlakukannya PSAK No. 46, maka paragraph 77 PSAK No. 16 (1994) dinyatakan tidak berlaku. PSAK No.46 ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1999 bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang diperdagangkan kepada publik, sedang bagi perusahaan lainnya dimulai pada atau setelah 1 Januari Dengan berlakunya PSAK No. 46, perusahaan sebagai wajib pajak tidak lagi diberi keleluasaan atau pilihan di dalam menyelenggarakan sistem pembukuan atau sistem akuntansi pajak penghasilannya. PSAK No.46 adalah satu-satunya acuan yang harus digunakan oleh setiap perusahaan yang melakukan kegiatan atau menjalankan usaha di Indonesia; baik bagi perusahan yang memperdagangkan surat-surat berharganya maupun perusahaan yang tidak menerbitkan dan memperdagangkan surat-surat berharganya di pasar modal atau di bursa efek di Indonesia. Beberapa waktu sebelumnya, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tahun 2002 yang antara lain mengeluarkan

5 5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur mengenai Akuntansi Pajak Penghasilan, yaitu PSAK no.46 ini terutama mengatur mengenai Pajak Penghasilan Badan (PPh-Badan). Hal ini membawa dampak kepada perubahan metode yang digunakan. Sebelumnya dasar menghitung dan mengakui pajak menggunakan balance sheet liability method. PSAK yang wajib diterapkan dan mulai berlaku efektif 1 Januari 1999 untuk perusahaan publik dan 1 Januari 2000 untuk perusahaan non public ini merupakan pendekatan baru dibidang perpajakan. Menghitung dan mengakui pajak tagguhan berdasarkan balance sheet liability method harus memahami konsep perbedaan temporer. Perbedaan temporer yang didapat dari perbedaan akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal yang dasar pelaporan SPT. Perbedaan temporer (temporary differences), didefinisikan sebagai berikut : Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPP-nya (PSAK No.46, 1999:07) Apabila perbedaan tersebut sudah dapat ditentukan maka dapat dihitung jumlah aktiva pajak tangguhannya dan kewajiban pajak tangguhan. Selama ini perusahaan mengakui jumlah taksiran pajak penghasilan (provision for income taxes) dilaporkan laba baru sesuai dengan jumlah yang terutang menurut SPT berdasarkan tax payable methode. Dengan berlakunya PSAK no.46, jumlah beban pajak (tax expanses) atau provision for income taxes yang harus diakui terdapat 2 unsur utama yaitu pajak riil (current tax) dan

6 6 pajak tangguhan (deffered tax). Current tax merupakan jumlah PPh terutang atas penghasilan kena pajak periode berjalan, sedangkan unsur deffered tax dihitung dengan terlebih dahulu menghitung perbedaan antara saldo menurut buku (per books) dan saldo menurut fiskal (per SPT-PPh-badan) atau menghitung jumlah temporary differences (perbedaan antara accounting base dengan tax base ). Maka pada tanggal neraca dapat dilihat jumlah aktiva pajak tangguhan (deferred tax assets) dan kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities). Dari sini dapat dilihat bagaimana implikasi penerapan PSAK no.46 terhadap laporan keuangan, terutama terhadap laporan laba rugi dalam hal ini terhadap penentuan laba bersih perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang terlebih dahulu menerapkan PSAK no.46, hal ini tentu saja akan membawa konsekuensi bagi report net income perusahaan. Dimana laporan keuangan perusahaan yang disorot oleh beragam users, terutama pada investor yang akan berinvestasi. Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan PSAK no.46 atas Pajak Penghasilan terhadap laba bersih perusahaan pada PT. XYZ, maka penulis mengambil judul ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN DALAM PERHITUNGAN PPH KINI DAN TANGGUHAN PADA PT. XYZ

7 7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah perencanaan PPh dapat meminimalkan beban pajak yang terhutang pada PT. XYZ? 2. Bagaimana penerapan PSAK no.46 terhadap perhitungan laba bersih? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Membuktikan bahwa laba bersih dari laporan keuangan yang menerapkan PSAK no.46 berbeda secara signifikan dengan laba bersih dari laporan keuangan yang tidak menerapkan PSAK no Mengetahui implikasi penerapan PSAK no.46 terhadap laba bersih. Dan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Dengan melakukan penelitian langsung kepada kondisi sebenarnya, penulis akan dapat memahami penerapan dari teori-teori yang didapatkan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh dari UU tentang PPh terhadap dunia usaha Indonesia terutama dalam hal penentuan laba

8 8 bersih perusahaan yang dikaitkan dengan implementasi dari PSAK no.46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. 2. Bagi Perusahaan Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam menilai kebaikan usahanya terutama dikaitkan dengan adanya pengakuan future tax effects yang turut diperhitungkan dalam net income. Selain itu, perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh dari PSAK no.46 terhadap laporan keuangannya. 3. Bagi Pembaca Bagi pihak lain/pembaca khususnya para investor, penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas dalam pengambilan keputusan untuk menentukan perusahaan mana yang baik bagi para investor untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk menuju kemandirian pembiayaan pembangunan. Sebagai bagian dari perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah self assesment system. Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa penentuan penetapan besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Pernyataan ini mulai berlaku efektif

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

ACCOUNTING FOR INCOME TAX

ACCOUNTING FOR INCOME TAX ACCOUNTING FOR INCOME TAX PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi KELOMPOK 4 Putri Nurfidina C11149014 Dwi Apriani C11149016 Pahlawanita Salsa

Lebih terperinci

BAB I. atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu

BAB I. atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat sehingga dapat memberikan informasi atau gambaran suatu keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan usaha, informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan usaha, informasi akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan usaha, informasi akuntansi yang dinilai berkualitas telah menjadi tuntutan dan kebutuhan para stakeholder pada masa kini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 2012, standar akuntansi keuangan direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, terdapat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan manufaktur baik dalam meraih pangsa pasar yang luas maupun menyajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN Laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan obyek pajak penghasilan. Jumlah Laba Kena Pajak (SPT) dihitung berdasar ketentuan dan Undang undang yang berlaku dalam tahun

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak. BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara laba dengan return

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak. 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis 1.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan

Lebih terperinci

PPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj

PPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj kepentingan perhitungan pajak penghasilan keperluan komersial basis pengenaan penghasilan TIDAK SAMA akibat dari perbedaan perbedaan rekognisi penghasilan dan biaya, maka akan terdapat perbedaan yang cukup

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK NO. 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TERHADAP KOREKSI FISKAL

PENERAPAN PSAK NO. 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TERHADAP KOREKSI FISKAL INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 1.. PENERAPAN PSAK NO. 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TERHADAP KOREKSI FISKAL Oleh : Sri Supatmi ) Abstraksi PSAK No 46 Tahun 2004 mengatur perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) Hilda Amril Dr. Gustian Djuanda, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis ekonomi yang berkepanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakkan, sedangkan laporan

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakkan, sedangkan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perpajakkan dikenal laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial. Laporan keuangan fiskal pada umumnya berbeda dengan laporan keuangan komersial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara. Pajak juga bermanfaat bagi pertumbuhan pembangunan yang diutamakan bagi kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI) umumnya terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan go public yang di

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan go public yang di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PSAK No. 46 merupakan suatu hal yang baru dalam standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan go public yang di terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan berdirinya suatu perusahaan jenis apapun hampir sama, yaitu untuk mendapatkan laba optimal atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan. Dengan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu isu yang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat merupakan tanggung jawab Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : pajak tangguhan dan laba bersih. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : pajak tangguhan dan laba bersih. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan merupakan subjek pajak yang memiliki andil cukup besar bagi penerimaan pajak dalam negeri. Untuk mengetahui hasil suatu usaha, perusahaan perlu menyusun laporan keuangan pada setiap

Lebih terperinci

Pendahuluan. Definisi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

Pendahuluan. Definisi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Pendahuluan Pada dasarnya, antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan pengakuan penghasilan serta biaya. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Jendral Pajak dalam perhitungan laba fiskal. lebih lanjut oleh PSAK 46 (2002:4), yaitu:

BAB II TELAAH PUSTAKA. Jendral Pajak dalam perhitungan laba fiskal. lebih lanjut oleh PSAK 46 (2002:4), yaitu: BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan teori 2.1.1. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Definisi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) menurut PSAK 46 (2002:3) adalah sebagai berikut: Dalam Pengenaan Pajak (DPP) aktiva atau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : laba bersih, PSAK No.46. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : laba bersih, PSAK No.46. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.46 tentang akuntansi pajak penghasilan yang berlaku efektif untuk penyusutan dan penyajian laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir tahun adalah saat dimana perusahaan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna informasi dalam

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory merupakan bidang yang populer akhir-akhir ini. Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktiva Tetap Bukan Bangunan Aktiva tetap bukan bangunan dapat diakui sebagai aktiva jika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu aktiva dalam kerangka dasar penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin sulit diharapkan. Hal ini berarti bahwa semua pembelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin sulit diharapkan. Hal ini berarti bahwa semua pembelanjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasukan penerimaan dari sektor pajak cukup berarti bagi pendapatan pemerintah. Ini tercermin dari pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasi informasi baik yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk kepentingan bersama. Semakin besar jumlah pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak (badan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya, dalam bentuk kepemilikan surat berharga yang berupa. pengakuan perusahaan atas hutang kepada pemegang obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya, dalam bentuk kepemilikan surat berharga yang berupa. pengakuan perusahaan atas hutang kepada pemegang obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal menjadi wadah yang dapat mengakomodir kepentingan perusahaan publik untuk memenuhi kebutuhan pada aspek permodalan. Sementara di sisi lain, pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan teori yang mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar bagi negara. Menurut Soemitro (Resmi, 2014:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 PADA LAPORAN KEUANGAN PT. ALYA CITRA SEMPURNA PALEMBANG.

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 PADA LAPORAN KEUANGAN PT. ALYA CITRA SEMPURNA PALEMBANG. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 PADA LAPORAN KEUANGAN PT. ALYA CITRA SEMPURNA PALEMBANG. Ana Melinda Siregar (ana.melinda19@yahoo.com) Rika Lidyah (rika.lidyah@facebook.com) Jurusan Akuntansi S1 STIE MDP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu

BAB I PENDAHULUAN. baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya antara akuntansi keuangan dan perpajakan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan rekognisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut pendapatan perusahaan adalah book tax differences. Booktax

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut pendapatan perusahaan adalah book tax differences. Booktax BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu isu yang sedang berkembang dalam analisis peraturan perpajakan yang menyangkut pendapatan perusahaan adalah book tax differences. Booktax differences

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) sebagai peningkatan manfaat ekonomis selama suatu periode

Lebih terperinci

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan. 0 0 PENDAHULUAN Tujuan 0 Pernyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. Masalah utama perlakuan akuntasi untuk pajak penghasilan adalah bagaimana mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dunia perpajakan terdapat laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial. Pada umumnya laporan keuangan komersial berbeda dengan laporan fiskal.

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK Akuntansi Pajak Penghasilan Antara Teori dan Praktek 111 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK Antonius Herusetya Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan Abstract Companies compute pretax

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TEHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

DAMPAK PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TEHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DAMPAK PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TEHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2) 1) Hery Hermawan 1 ), Binti Mursidah 2) Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dan kinerja keuangan suatu entitas (Waluyo, 2012:9)

BAB II LANDASAN TEORITIS. dan kinerja keuangan suatu entitas (Waluyo, 2012:9) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan Laporam keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (Waluyo, 2012:9) Transaksi ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasiinformasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang mennyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memberikan perlindungan dan kepastian bagi para investor, kreditor, dan para pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Menurut Eisenhardt dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Menurut Eisenhardt dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Menurut Eisenhardt dalam Harmono (2014

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri sehingga dipisahkan dengan penghasilan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri sehingga dipisahkan dengan penghasilan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang usaha konstruksi merupakan salah satu sektor yang menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia karena dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menggairahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan karena memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laba Akuntansi 1. Pengertian Laba Akuntansi Salah satu informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengmbil keputusan adalah laba akuntansi yang biasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor perlu mengetahui kondisi perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Begitu pula dengan kreditor, mereka dapat memperkirakan bahwa pinjaman

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Laporan keuangan memuat informasi mengenai kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban keuangan mereka dalam bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan dengan dasar akrual yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Investor atau stakeholder melihat laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang berkembang tentunya Indonesia masih harus melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pajak a. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2001;15), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pajak Tangguhan deferred tax sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pajak Tangguhan deferred tax sudah tidak asing lagi bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Informasi yang ada pada laporan keuangan seharusnya memberikan bagaimana kinerja ekonomi suatu perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan sebagai bentuk mempertanggung jawabkan

Lebih terperinci

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Analisis Penerapan Pajak Penghasilan PSAK No. 46 Terhadap Laporan Keuangan Dwi Artha Cahyono Putra (Program Studi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan fiskal. Pada umumya laporan keuangan komersial

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan fiskal. Pada umumya laporan keuangan komersial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dunia perpajakan terdapat laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Pada umumya laporan keuangan komersial berbeda dengan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Sementara fungsi sebagai pengaturan dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Sementara fungsi sebagai pengaturan dimaksudkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada Wajib Pajak atas penghasilan yang diperoleh dan memiliki daya paksa. Pemungutan pajak secara umum berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kerangka konseptual pelaporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah Satu isu yang menarik di Indonesia dari tahun ke tahun yaitu book tax differences (BTD) yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan di Indonesia dalam membuat laporan keuangan diharuskan untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, baik bagi pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa untuk melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Salah satu sumber pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Financial statement are the principal means through which

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Financial statement are the principal means through which BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Kieso dan Weygant (2001:3) mengungkapkan definisi laporan keuangan sebagai berikut : Financial statement are the principal means through which financial informations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi dengan arah dan tujuan tertentu. Secara ekonomis, tujuan dari pada perusahaan adalah untuk mencari laba atau nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai laporan serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Dalam menjalankan pemerintahan, peran pajak semakin terlihat jelas

BAB I PENDAHULUAN. dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Dalam menjalankan pemerintahan, peran pajak semakin terlihat jelas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang berdaulat, sehingga dalam memberi kepastian hukum dan jaminan pada warga negaranya dibuatlah berbagai peraturan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal

Lebih terperinci

APLIKASI METODE INTERPERIOD TAX ALLOCATION PADA WAJIB PAJAK BADAN DI INDONESIA ANALISIS ATAS REVERSED TEMPORARY DIFFERENCES

APLIKASI METODE INTERPERIOD TAX ALLOCATION PADA WAJIB PAJAK BADAN DI INDONESIA ANALISIS ATAS REVERSED TEMPORARY DIFFERENCES 1 APLIKASI METODE INTERPERIOD TAX ALLOCATION PADA WAJIB PAJAK BADAN DI INDONESIA ANALISIS ATAS REVERSED TEMPORARY DIFFERENCES SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan wajib untuk menyusun laporan keuangan, karena laporan keuangan bertujuan untuk menginformasikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan lepas dari penggunaan aktiva tetap walaupun proporsi penggunaan aktiva tetap ini berbeda antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak (Waluyo, 2010:89). Subjek Pajak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai pembangunan sendiri. Bagi Negara Indonesia sumber pembiayaan pembangunan berasal dari penerimaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PERNYATAAN PSAK 46 STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PSAK Nomor 46 tentang AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN telah disetujui dalam rapat Komite Standard

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen untuk memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir tahun adalah saat dimana perusahaan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna informasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya untuk dapat memperoleh pengembalian hasil investasi. Empat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya untuk dapat memperoleh pengembalian hasil investasi. Empat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu badan usaha yang menjalankan aktivitasnya untuk dapat memperoleh pengembalian hasil investasi. Empat aktivitas utama perusahaan adalah

Lebih terperinci