BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial
|
|
- Irwan Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini menguji relevansi nilai pajak tangguhan sebagai dampak perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Perubahan PSAK ini terjadi karena badan pembuat standar akuntansi keuangan di Indonesia, yaitu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) atas PSAK yang ada di Indonesia mulai tahun 2008 (Sinaga, 2014). Adanya adopsi ke IFRS ini diyakini dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang disajikan sehingga dapat memberikan informasi yang lebih bermanfaat kepada pengguna laporan keuangan, terutama investor 1 dan kreditor (Barth et. al. 2008; Epstein, 2009; McGowan dan Wertheimer, 2009; Martani, 2011). Salah satu karakteristik kualitatif fundamental laporan keuangan, 2 yaitu relevan, merupakan hal yang dapat membuat informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Isu relevansi menjadi isu yang sangat penting karena investor atau kreditor membutuhkan informasi yang bermanfaat di dalam mempengaruhi 1 Baik investor maupun calon investor (investor potensial). 2 Terdapat dua karakteristik kualitatif fundamental, yaitu relevan dan penyajian jujur (faithful representation). Penyajian jujur adalah informasi keuangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan merepresentasikan secara tepat peristiwa ekonomi sesuai dengan yang seharusnya dinyatakan. Selain itu, terdapat beberapa karakteristik yang dapat meningkatkan kegunaan informasi keuangan (komplementer terhadap karakteristik kualitatif fundamental), yaitu terpahami, terverifikasi, terbandingkan, dan tepat waktu (Mackenzie, et. al., 2011). 1
2 pengambilan keputusan investasi atas berbagai alternatif pilihan yang ada (Francis dan Schipper, 1999; Chludek, 2011; Laux, 2013). Sebagai salah satu informasi yang diungkapkan di dalam laporan keuangan, yaitu informasi pajak terutama pajak tangguhan diyakini dapat memberikan manfaat bagi investor dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang akan dilakukan (Chaney dan Jeter, 1994). Informasi pajak tangguhan ini penting mengingat pajak tangguhan berkaitan dengan aktivitas perpajakan perusahaan di masa mendatang (Chang et. al., 2009; Laux, 2013). Penelitian terdahulu telah menguji relevansi nilai pajak tangguhan saat terjadi perubahan standar akuntansi keuangan di Australia pada periode adopsi IFRS (Hanlon, Navissi, dan Soepriyanto, 2014) dan saat terjadi perubahan tarif pajak di Indonesia (Prakoso, 2012). Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa standar akuntansi yang baru diprediksi mempunyai kualitas informasi akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan standar akuntansi sebelumnya (Gjerde, 2008; Suadiye, 2012; Barbe, et. al., 2014). IFRS yang merupakan principles based standards memperkenankan manajemen untuk memilih sendiri kebijakan akuntansinya sehingga hal ini lebih dapat menggambarkan ketepatan transaksi atau peristiwa ekonomi yang terjadi. Ketepatan informasi akuntansi akan menurunkan risiko salah saji informasi di dalam laporan keuangan, sehingga kualitas informasi akan meningkat. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa masih terjadi perdebatan relevansi nilai pajak tangguhan pada standar akuntansi yang baru diterapkan 2
3 (Chludek, 2011). Fenomena ini akan menarik ketika diuji pada masa adopsi IFRS di Indonesia, dimana terdapat faktor spesifik yang akan yang mempengaruhi relevansi nilai pajak tangguhan di Indonesia misalnya peraturan perundang-undangan (pajak) (Prakoso, 2012), kondisi politik dan ekonomi (Francesco dan Raynolde, 2012), dan perlindungan investor (Cahyonowati dan Ratmono, 2012). Selain itu, penggunaan nilai wajar juga dapat mempengaruhi relevansi nilai pajak tangguhan. 3 Pada tahun 2010, DSAK IAI telah mengesahkan 7 PSAK baru dan pada tahun 2011, DSAK IAI telah mengesahkan 16 produk PSAK baru. Pada tahun 2011, PSAK 16 (2011): Aset Tetap telah disahkan pada tanggal 29 November Salah satu diantara perubahan PSAK tersebut adalah diperkenankannya perusahaan untuk memilih model biaya atau model revaluasi di dalam mengukur nilai asetnya setelah pengakuan awal aset yang dimiliki oleh perusahaan (Martani, 2011). Model revaluasi merupakan sebuah metode yang menilai kembali aset sesuai dengan nilai wajarnya agar nilai aset tersebut relevan dengan situasi dan kondisi masa kini. Revaluasi aset tetap dapat meningkatkan jumlah tercatat aset atau sebaliknya menurunkan jumlah tercatat aset. Jika revaluasi tersebut meningkatkan jumlah tercatat aset, maka akan diakui dalam pendapatan 3 Penggunaan nilai wajar sebagai basis dalam perhitungan dapat dilihat dalam kasus model revaluasi yang diterapkan oleh perusahaan atas aset tetap. Jika terjadi surplus revaluasi dan tidak mempengaruhi laba kena pajak (LKP) sehingga dasar pengenaan pajaknya (DPP) tidak disesuaikan, maka akan timbul pajak tangguhan (PSAK 46 (2010) paragraf 20). Timbulnya pajak tangguhan ini dapat mempengaruhi relevansi nilai pajak tangguhan (Hanlon, et. al., 2014). 3
4 komprehensif lain atau Other Comprehensif Income (OCI) 4 dan akan terakumulasi pada bagian surplus revaluasi dalam saldo ekuitas. Sebaliknya, jika revaluasi aset tetap menurunkan jumlah tercatat aset, maka penurunan tersebut akan diakui di dalam laba/rugi pada bagian other income or loss. Penurunan tersebut juga akan diakui dalam OCI sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tetap tersebut. Pengakuan dalam OCI tersebut akan mengurangi jumlah akumulasi pada bagian surplus revaluasi dalam saldo ekuitas. 5 Selain diatur menurut standar akuntansi keuangan yang berlaku, 6 revaluasi aset tetap juga diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 79/PMK.03/ PSAK 16 (2011) disusun untuk tujuan akuntansi komersial, sedangkan peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah tersebut disusun untuk tujuan perpajakan. Adanya perbedaan yang mengatur revaluasi aset tetap menurut akuntansi komersial dan pajak akan menimbulkan perbedaan jumlah tercatat aset tetap di dalam pembukuan masing-masing. Selain itu, revaluasi aset tetap dapat mengakibatkan perbedaan dasar penyusutan menurut akuntansi dan pajak. 4 OCI merupakan kependekan dari Other Comprehensif Income. Komponen OCI termasuk perubahan surplus revaluasi, keuntungan atau kerugian aktuaria atas program pensiun, keuntungan atau kerugian translasi, keuntungan atau kerugian atas penilaian kembali aset keuangan tersedia untuk dijual, dan bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam lindung nilai arus kas (Mackenzie, et. al., 2011) 5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 (2011): Aset Tetap, paragraf 39 dan PSAK 16 (2011): Aset Tetap 7 Sebelum aturan ini dikeluarkan, revaluasi aset tetap diatur oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.03/2002 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan. Namun, karena dipandang sudah tidak relevan, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap aturan ini di bidang perpajakan. 4
5 Besarnya jumlah tercatat aset tetap menurut catatan akuntansi jika tidak mempengaruhi laba kena pajak maka dasar pengenaan pajaknya tidak perlu disesuaikan sehingga menimbulkan perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences). Perbedaan tersebut akan memunculkan aset pajak tangguhan atau liabilitas pajak tangguhan (PSAK 46 (2010)). Mekanisme pajak tangguhan ini selanjutnya diatur di dalam PSAK 46 (2010): Pajak Penghasilan 8 dan akan menjadi pokok bahasan utama ketika membahas PSAK 46 (2010). Sebelum adanya adopsi IFRS, ketentuan mengenai pajak tangguhan diatur di dalam PSAK 46 (1997): Akuntansi Pajak Penghasilan. Setelah adopsi IFRS, PSAK 46 (1997) tidak berlaku lagi dan digantikan oleh PSAK 46 (2010): Pajak Penghasilan yang di dalamnya juga masih mengatur tentang pajak tangguhan. PSAK 46 (2010) memuat beberapa ketentuan pajak tangguhan yang berubah berkaitan dengan pergantian standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pajak yang dibayarkan oleh perusahaan selain diatur di dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku, juga diatur mekanismenya oleh peraturan perpajakan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak. 9 Akibatnya, terdapat pengakuan yang menurut standar akuntansi diperbolehkan, tetapi menurut perpajakan tidak diperbolehkan, sehingga muncullah istilah 8 PSAK 46 (2010) disahkan pada tanggal 18 Desember PSAK 46 (2010) mengacu pada IAS 12: Income Tax per 1 Januari Tata cara dalam menghitung pajak badan atau perusahaan diatur oleh UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. 5
6 perbedaan temporer yang akan memunculkan liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan yang terdapat di laporan keuangan. Pajak tangguhan terdiri dari dua jenis, yaitu aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki aset pajak tangguhan jika jumlah laba/rugi menurut standar akuntansi lebih kecil daripada jumlah laba/rugi menurut pajak sehingga pada tahun berjalan, jumlah pajak terutang yang dibayarkan perusahaan lebih besar. Pada tahun berikutnya, perusahaan akan memperoleh manfaat pajak dari adanya perbedaan sementara ini dimana pada tahun mendatang, perusahaan membayar pajak lebih kecil dari yang seharusnya. Liabilitas pajak tangguhan merupakan kebalikan dari aset pajak tangguhan. Dalam beberapa tahun terakhir, besarnya jumlah pajak tangguhan mulai mendapat perhatian khusus dari para investor dalam memutuskan pilihan investasi mereka terhadap perusahaan publik di pasar modal. Dalam bidang akuntansi, penelitian yang dilakukan untuk menguji relevansi nilai atas pajak tangguhan juga semakin banyak. Hanlon et. al. (2014) menemukan bahwa kenaikan untuk jumlah pajak tangguhan setelah adopsi IFRS pada standar akuntansi keuangan di Australia memiliki relevansi nilai, dimana relevansi nilai tersebut didorong oleh pajak tangguhan yang diakibatkan oleh revaluasi aset, 10 terutama revaluasi aset tetap. Barth dan Clinch (1998) menemukan bukti bahwa revaluasian Plant, Property, dan Equipment (PPE) agregat secara signifikan berhubungan positif dengan harga saham untuk perusahaan- 10 Revaluasi aset dapat berupa revaluasi aset tetap, revaluasi aset tersedia untuk dijual, revaluasi investasi ekuitas tercatat, dan akumulasi rugi (loss carry forwards). 6
7 perusahaan di industri pertambangan, keuangan, dan non-keuangan. Chaney dan Jeter (1994) menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara deferred taxes dengan return saham setelah mengendalikan pseudo-net income. Chang et. al. (2009) menemukan bukti bahwa pelaku pasar memandang aset pajak tangguhan sebagai presentasi dari kemampuan menghemat pajak di masa depan dan liabilitas pajak tangguhan sebagai presentasi biaya pajak di masa mendatang. Ayers (1998) menyimpulkan bahwa SFAS 11 No. 109 meningkatkan relevansi nilai jumlah pajak tangguhan di dalam laporan keuangan dibandingkan dengan APB 12 No. 11. Sementara itu, literatur yang mendokumentasikan pengujian relevansi nilai pajak tangguhan di Indonesia masih belum memadai sehingga penelitian terkait dengan hal ini masih sangat terbuka untuk dilakukan. Sebuah informasi dikatakan memiliki relevansi nilai jika bermanfaat bagi investor di dalam memutuskan pilihan yang akan diambil berkaitan dengan aktivitas investasi yang dilakukan di pasar modal. Pengujian relevansi nilai sebagaimana yang sudah diterapkan pada penelitian sejenis menggunakan model valuasi yang dikembangkan oleh Feltham dan Ohlson (1995). Nilai perusahaan umumnya tercermin di dalam pasar modal dimana harga pasar saham menjadi proksi untuk menentukan nilai perusahaan. Di dalam membuat keputusan, investor mendasarkan informasi pada nilai buku ekuitas, laba/rugi, dan juga dividen. Selain itu, dengan menambahkan variabel lain, pajak 11 Merupakan kependekan dari Statement of Financial Accounting Standards. 12 Merupakan kependekan dari Accounting Principles Board. 7
8 tangguhan sebagai informasi keuangan juga dapat ditambahkan ke dalam model tersebut (Amir et. al., 1997). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang ingin dianalisis di dalam penelitian ini yaitu apakah perubahan PSAK 46 (2010) terbaru berdampak pada meningkatnya relevansi nilai atas pajak tangguhan. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini hanya menguji relevansi nilai atas pajak tangguhan sebagai dampak perubahan PSAK 46 (2010). PSAK 46 (2010) tentang pajak penghasilan menggantikan PSAK 46 (1997) tentang akuntansi pajak penghasilan. Beberapa PSAK lainnya dapat mempengaruhi besarnya jumlah saldo pajak tangguhan pada akhir tahun, seperti PSAK 10 (2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, PSAK 16 (2011) tentang aset tetap, serta PSAK 25 (2009) tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. Namun PSAK-PSAK tersebut tidak menjadi bahasan utama di dalam penelitian ini. 1.4 Motivasi Penelitian Adopsi IFRS atas standar akuntansi keuangan terbaru yaitu PSAK 46 (2010) memotivasi penelitian ini karena di Indonesia informasi perpajakan merupakan hal yang sangat penting. Selain itu, pajak tangguhan yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia sampai saat ini masih belum diketahui apakah bermanfaat atau tidak di dalam mendukung 8
9 pengambilan keputusan investasi yang dilakukan oleh investor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada regulator maupun investor dalam rangka mengevaluasi penerapan PSAK 46 (2010) atas adanya manfaat standar tersebut dan aktivitas bisnis perusahaan di masa-masa yang akan datang. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah perubahan PSAK 46 (2010) terbaru berdampak pada meningkatnya relevansi nilai atas pajak tangguhan. 1.6 Kontribusi Penelitian Bagi dunia akademisi, penelitian sebelumnya yang menguji relevansi nilai atas pajak tangguhan di Australia, Amerika Serikat, dan negara lainnya dapat memberikan referensi atas relevansi nilai pajak tangguhan. Ditambah, penelitian ini dapat menyediakan bukti empiris atas relevansi nilai pajak tangguhan yang masih belum banyak dilakukan di Indonesia sehingga harapannya dapat memberikan referensi tambahan bagi para akademisi, khususnya di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan bukti bahwa informasi pajak tangguhan sebagai informasi yang diungkapkan di dalam laporan keuangan memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan informasi keuangan lain, sehingga harapannya pajak tangguhan dapat dipelajari dan ditelaah lebih lanjut di 9
10 kemudian hari yang akan berdampak pada kajian literatur yang lebih mendalam Bagi investor, penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan mengenai informasi pajak tangguhan yang terdapat di dalam berbagai macam pilihan investasi sehingga keputusan investasi yang dilakukan merupakan keputusan yang terbaik diantara berbagai alternatif pilihan yang ada Bagi regulator, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, referensi, evaluasi, atau pertimbangan apakah standar yang baru diterapkan tersebut mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan bahan untuk pengembangan standar di tahun-tahun berikutnya Bagi penelitian-penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan referensi atas penerapan standar baru yang berpengaruh terhadap relevansi nilai pajak tangguhan khususnya di Indonesia. Selain itu, dengan keterbatasan yang ada di dalam penelitian ini, diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya dapat lebih mengeksplorasi keterbatasan tersebut sehingga penelitian selanjutnnya memiliki ruang lingkup yang lebih luas. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab sebagai berikut. 10
11 1. BAB I: PENDAHULUAN Di dalam Bab 1, menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, motivasi penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II: TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Di dalam Bab 2, menguraikan tentang landasan teori yang dijadikan dasar dalam pengembangan hipotesis, sesuai dengan rumusan masalah. 3. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjabarkan sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini, periode penelitian, populasi dan sampel penelitian, dan metode analisis. 4. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang hasil analisis dan pembahasan mengenai hasil penelitian. 5. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan atas hasil analisis dari bab empat dengan mempertimbangkan teori yang ada di bab dua. Selain itu, juga diuraikan mengenai keterbatasan dalam penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya, dan daftar pustaka yang digunakan. 11
BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia dimulai dari tahun 2008. Konvergensi IFRS ke dalam standar akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung sejak lama. Perdebatan pertama adalah terkait penyajian perubahan kekayaan pemilik,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan
Lebih terperinciAsset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015
DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan agar dapat bertahan dan semakin berkembang. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Relevansi-Nilai Kredit Menurut pandangan Francis dan Schipper (1999) yang dipaparkan dalam penelitian Cahyonowati dan Ratmono (2012), relevansi-nilai merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sektor industri secara global saat ini sangat menuntut untuk adanya pengaturan secara standar dalam sebuah laporan. Berbagai sektor industri menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun 2012, standar akuntansi keuangan direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah yang menjadi
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Pada tahun 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan revisi
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 56 mengenai laba per saham atas pernyataan sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting Standards Committee (IASC) dibentuk untuk menyusun standar pelaporan keuangan internasional
Lebih terperinciRELEVANSI NILAI OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN KOMPONEN-KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI
RELEVANSI NILAI OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN KOMPONEN-KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan karena memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memberikan informasi kinerja dalam hal keuangan maupun nonkeuangan di dalam laporan tahunan dengan tujuan untuk memenuhi keperluan para pemangku
Lebih terperinciMengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:
AGENDA Pengantar Pengertian dasar Akuntansi Pajak Penghasilan sesuai SAK 46 Implementasi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Penyajian Pajak Kini dan Pajak Tangguhan dalam Laporan Keuangan Komersial Aset dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan informasi keuangan dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang terdiri dari pihak ekstern dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah diadopsi oleh banyak negara di dunia, seperti Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Australia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang tujuan kegiatannya dijalankan adalah untuk menambah kekayaan pemilik melalui keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan keputusan di dalam suatu perusahaan selalu membutuhkan informasi, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memiliki sarana yang akan dicapai, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsistensi, relevansi, dan keseragaman agar dapat diperbandingkan. dengan laporan keuangan perusahaan lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahanperubahannya, serta hasil yang dicapai
Lebih terperinciED PSAK 46. exposure draft
ED PSAK exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan PAJAK PENGHASILAN Dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai relevansi informasi akuntansi (value relevance) mempunyai arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai relevansi informasi akuntansi (value relevance) mempunyai arti kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968 dalam Margani
Lebih terperinciBULETIN TEKNIS BULETIN TEKNIS REVALUASI ASET TETAP
BULETIN TEKNIS 11 BULETIN TEKNIS REVALUASI ASET TETAP REVALUASI ASET TETAP ii Hak Cipta Hak Cipta 2016 2016 Ikatan Ikatan Akuntan Indonesia REVALUASI ASET TETAP PENGANTAR Buletin Teknis 11 tentang Revaluasi
Lebih terperinciYudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021)
INVESTIGASI PENYAJIAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN DAN KOMPONENNYA PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI PASCA IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi yang sangat bermanfaat yang dapat digunakan oleh para investor, kreditor dan para pemakai lainnya untuk
Lebih terperinciPSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan IAS 18 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error Dwi Martani Latar Belakang o Tujuan o Menentukan kriteria
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi IFRS dan membandingkan laporan keuangan PT Telkom Indonesia yang telah mengadopsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membuat batasan negara sudah semakin tidak tampak sehingga mendorong terjadinya kegiatan bisnis di luar batas negara. Sebagai akibat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha yang semakin ketat dan kompetitif perlu diiringi dengan suatu pemikiran yang kritis dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Laporan keuangan memuat informasi mengenai kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi bertujuan memberikan informasi
Lebih terperinciDalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?
Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun
Lebih terperinciPERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. Laporan keuangan merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan, sehingga investor dapat memutuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 Bab 1 : 1. menyediakan informasi keuangan bagi pihak
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam menyusun laporan keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam perlakuan, metode,
Lebih terperinciBAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai informasi akuntansi merupakan sederetan angka yang memiliki makna atau nilai kebermanfaatan keputusan. Dengan apakah suatu informasi akuntansi dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 13 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1. 2. 3. 4. Pajak dalam LK Pajak dan Akuntansi Akt.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Terjadi pertentangan pendapat mengenai penerapan nilai wajar. Argumen teoritis yang menentang nilai wajar menurut pendapat Penman (2011) bahwa akuntansi nilai wajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya bernama International Accounting Standards (IAS) diterbitkan untuk mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu adanya lembaga keuangan bank dan non bank yang langsung menyentuh lapisan masyarakat bawah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis
Lebih terperinciPernyataan Standar Akuntansi Keuangan
ED PSAK No. (revisi 00) Agustus 00 exposure draft Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pajak Penghasilan Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of Twenty) yang dilaksanakan di Washington DC pada 15 November 2008, salah satu kesepakatan yang
Lebih terperinciED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft
ED PSAK exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan penyajian laporan keuangan Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Irham (2012:2), Laporan Keuangan adalah produk akhir dari akuntansi yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Properti investasi adalah properti berupa tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dikuasai oleh pemilik (lessee) melalui sewa pembiayaan
Lebih terperinciKONVERGENSI KETENTUAN PERPAJAKAN KE IFRS. Godang P. Panjaitan
KONVERGENSI KETENTUAN PERPAJAKAN KE IFRS Godang P. Panjaitan Wajib pajak yang hendak melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan (SPT PPh Badan) menggunakan laba atau rugi sebelum pajak, dari
Lebih terperinciDraf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
ISAK 34 Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Tanggapan atas Draf Eksposur ini diharapkan dapat diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasi informasi baik yang bersifat
Lebih terperinciIkatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved
Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya globalisasi mengakibatkan semakin berkembangnya transaksi bisnis lintas negara dan arus modal investasi. Perusahaan harus mampu bersaing dengan
Lebih terperinci30 Juni 31 Desember
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi
Lebih terperinciTinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.
Lebih terperinciED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT
ED Amandemen PSAK 2 EXPOSURE DRAFT LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) Diterbitkan oleh: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta
Lebih terperinciNAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI
ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PELAPORAN PSAK DAN STANDAR PELAPORAN IFRS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. NAMA : MELISA MARIA NPM : 24212545 JURUSAN : AKUNTANSI
Lebih terperinciANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS
ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai
Lebih terperinciMANAJEMEN PERPAJAKAN
MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan kinerja perusahaan. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi dan perkembangan teknologi yang relatif dinamis mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kerangka konseptual pelaporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan laba perusahaan serta komponennya dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam menyediakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan investor untuk membuat keputusan investasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015) dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media penghubung antara manajemen perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (DSAK, Kerangka Dasar Penyajian dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Laporan keuangan disajikan dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang terbuka banyak melibatkan perusahaan dalam suatu rangkaian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka. Perekonomian terbuka adalah terjadinya perdagangan internasional. Perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas merupakan suatu bukti nyata bahwa perekonomian saat ini telah menuju pada sebuah perekonomian global, dimana setiap kegiatan ekonomi dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Usaha Pertambangan Kegiatan Usaha pertambangan berdasarkan Permen ESDM No. 24 tahun 2012 adalah segala kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan status penyajian akun-akun Other Comprehensif Income (OCI)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian yang terkait dengan OCI serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan: 1) Ahmar dan Mulyadi (2016) Pada penelitian ini, penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012). Ada beberapa instrumen keuangan banyak digunakan oleh perusahaan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai aset keuangan suatu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas dari entitas lain (IAI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu isu yang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan yang pesat dan semakin beragamnya perusahaan multinasional di berbagai negara merupakan tanda dari adanya globalisasi. Pada era globalisasi
Lebih terperinciPEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)
PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) Hilda Amril Dr. Gustian Djuanda, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan disusun dengan tujuan memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Federation of Accountants (IFAC). Sebagai komitmen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) termasuk salah satu anggota dalam International Federation of Accountants (IFAC). Sebagai komitmen keanggotaanya, IAI turut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmar. Hasil dari penelitian ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian yang terkait dengan OCI serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan : 1. Ahmar dan Mulyadi (2016) Penelitian yang dilakukan oleh
Lebih terperinciUP DATE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA
DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA UP DATE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA Rosita Uli Sinaga Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan Plaza Bapindo, Mandiri Tower, Jakarta 13 Maret 2014
Lebih terperinciPT GARUDA METALINDO Tbk
LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur sangat terkait dengan perkembangan investasi yang ada pada suatu negara. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran. Sebelum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki tahun 2010, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mewajibkan perusahaan-perusahaan publik di Indonesia menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan:Pengakuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu munculnya suatu konflik karena adanya perbedaan kepentingan diantara keduanya dijelaskan
Lebih terperinci30 September 31 Desember Catatan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS
14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan
Lebih terperinci