SUMMARY PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP PENINGKATAN KADAR HISTAMIN PADA IKAN TONGKOL Lana Svetlananda Mitchell

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUMMARY PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP PENINGKATAN KADAR HISTAMIN PADA IKAN TONGKOL Lana Svetlananda Mitchell"

Transkripsi

1 SUMMARY PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP PENINGKATAN KADAR HISTAMIN PADA IKAN TONGKOL Lana Svetlananda Mitchell Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Lana Svetlananda Mitchell Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Peningkatan Kadar Histamin Pada Ikan Tongkol. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Rany Hiola, M.Kes dan Pembimbing II Ekawaty Prasetya S.Si, M.Kes. Kadar histamin pada ikan merupakan salah satu faktor penentu dari kualitas mutu ikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan praeksperimen One Group Pretest Posttest. Dimana jumlah sampel yang diteliti yaitu 2 sampel ikan tongkol untuk diuji kadar histamin, dan 1 sampel ikan untuk pengujian bakteri Escherichia coli. Sampel ikan diuji sebelum penyimpanan dan sesudah penyimpanan pada suhu C dan 5 C dengan lama penyimpanan yaitu hari, 3 hari dan 6 hari. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan penentuan kriteria sampel berdasarkan bobot ikan dan kondisi fisik ikan. Sampel ikan diperiksa dengan menggunakan metode Spektofotometri dan menggunakan analisis data Two Way Anova. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa suhu penyimpanan berpengaruh terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol, dimana F hitung > F tabel. Waktu penyimpanan berpengaruh terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol, dimana F hitung > F tabel. Dan terdapat Interaksi antara suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. Dan diketahui bahwa terdapat bakteri Escherichia coli. Dapat disimpulkan bahwa Suhu dan waktu penyimpanan berpengaruh terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. Diharapkan kepada masyarakat dalam mengkonsumsi ikan tongkol, dapat untuk memilih ikan yang masih segar dan menyimpannya pada suhu yang lebih rendah dari C. Kata Kunci : Kadar Histamin, Ikan Tongkol, Suhu dan Waktu Penyimpanan 1

2 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar air. Ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati yang menyebabkan pembusukan (Suriawiria, 25, dalam Kurniawan, Yoswaty, dan Nedi. 212). Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses penyimpanan bahan makanan adalah suhu penyimpanan, kebersihan tempat penyimpanan serta lama penyimpanan. Keracunan yang sering terjadi pada ikan tongkol yaitu keracunan histamin (scombroid fish poisoning). Ikan jenis ini mengandung asam amino histidin yang dikontaminasi oleh bakteri dengan mengeluarkan enzim histidin dekarboksilase sehingga menghasilkan histamin (Meryandini. 2, dalam Suriawiria, 25, dalam Kurniawan, Yoswaty, dan Nedi. 212). Menurut Madigan dan Martiko (23), histamin merupakan modifikasi dari asam amino yang mengakibatkan alergi dengan gejala-gejala, seperti sulit bernafas, kulit merah/panas, gatal-gatal, timbul lendir, kudis dan mata berair (dalam Suriawiria, 25, dalam Kurniawan, Yoswaty, dan Nedi. 212). Keracunan histamin gejalanya sama dengan alergi pada umumnya. Maka dari itu tidak mudah untuk mendapatkan data tentang kasus keracunan akibat mengkonsumsi ikan yang memiliki kadar histamin tinggi. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen atau Experimental research dengan rancangan praeksperimen One Group Pretest Posttest. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Dimana variabel yang diteliti yaitu kadar histamin yang terdapat pada ikan tongkol, sebelum dan setelah penyimpanan pada suhu C dan 5 C dan waktu penyimpanan hari, 3 hari dan 6 hari. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ikan tongkol hasil tangkapan dari kapal nelayan.. sedangkan sampel yang diteliti yaitu 2 sampel ikan tongkol dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria kondisi fisik dan bobot ikan tongkol. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Two way Anova. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum UPTD PPI atau TPI Kota Gorontalo UPTD PPI Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan pendaratan Ikan Kota Gorontalo atau yang sering disebut dengan tempat pelelangan ikan TPI berada di Kelurahan Pohe Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Terbentuknya Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pangkalan pendaratan Ikan (PPI) Kota Gorontalo mengalami beberapa kali perubahan, berawal dari terbentuknya Badan Pengelola PPI Provinsi Sulawesi Utara (SULUT) yang berdasarkan petunjuk pemerintah Pusat Cq. Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian dan Instruksi Menteri Dalam negeri No. 5 tahun 198. Untuk selanjutnya dibuat Surat Keputusan Gubernur KDH Sulawesi Utara No.234 tahun Hasil Penelitian Untuk Pengujian Kadar Histamin Hasil pengujian kadar histamin pada ikan tongkol yang disimpan pada suhu C dan suhu 5 C selama 6 hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 2

3 kadar Histamin Tabel 2.1 Rata-rata Kadar Histamin pada Ikan Tongkol Pada Penyimpanan suhu C dan suhu 5 C selama, 3 dan 6 hari. Suhu Penyimpanan ( C) C 5 C Waktu Penyimpanan Sumber: ( Data Primer. 213) Kadar Histamin (ppm) Hari Hari Hari 13.2 Hari Hari Hari 37.4 Grafik peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol hari 3 hari 6 hari 5 derajat derajat Gambar 2.1 grafik rata-rata kadar histamin pada ikan tongkol pada suhu C dan 5 C selama,3 dan 6 hari (Data primer. 213) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, kadar histamin awal ikan tongkol segar atau pada hari penyimpanan yaitu berkisar antara 11.6 ppm sampai 11.8 ppm. Setelah dilakukan pengujian untuk hari penyimpanan sampel ikan tongkol di simpan di suhu yang berbeda yaitu suhu C dan suhu 5 C selama 6 hari. Pada 3 hari waktu penyimpanan dilakukan pengujian histamin pada sampel ikan yang di simpan pada suhu C dan 5 C. Hasil pengujian kadar histamin pada 3 hari penyimpanan yaitu untuk suhu C kadar histamin sebesar ppm dan untuk suhu 5 C yaitu 3.4 ppm, dapat dilihat terjadi peningkatan kadar histamin setelah disimpan selama 3 hari. Pada 6 hari penyimpanan sampel ikan tongkol yang disimpan dilakukan pengujian kadar histamin. Hasil pengujian kadar histamin menunjukkan peningkatan pada suhu penyimpanan C dan 5 C yaitu sebesar 13.2 ppm dan 37.4 ppm. Hal ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk kadar histamin pada penyimpanan suhu C dan 5 C terdapat perbedaan, dimana pada suhu C terdapat peningkatan kadar histamin tetapi tidak seperti peningkatan kadar histamin pada suhu 5 C yang peningkatannya 2 kali lipat. Tabel 2.2 Analisis varian dua arah untuk pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol Sumber variasi Jumlah Kuadrat Derajat bebas Sumber (Data Primer: 213) Kuadrat tengah F hitung Sig. Suhu Waktu Suhu * Waktu Galat Total Berdasarkan uji statistik pada tabel Anova di atas hasil perhitungan kadar histamin diperoleh nilai F hitung adalah untuk faktor suhu penyimpanan. Hasil F hitung untuk pengaruh suhu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin bila dibandingkan dengan F tabel α= 5% adalah 4.75 maka F hitung > F tabel. Sesuai dengan kaidah pengujian untuk membandingkan F hitung dan F tabel maka H di tolak atau Ha di terima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh suhu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. 3

4 F hitung untuk faktor waktu penyimpanan berdasarkan uji statistik adalah , bila di bandingkan dengan F tabel adalah Sesuai dengan kaidah pengujian maka F hitung > F tabel. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh waktu penyimpanan terhadap penigkatan kadar histamin pada ikan tongkol, dengan kata lain maka H di tolak dan Ha di terima. statistik untuk melihat pengaruh interaksi suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung = dengan F tabel = Data ini menunjukan bahwa F hitung > F tabel maka terdapat interaksi antara suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol, hal ini berarti H di tolak atau Ha di terima Hasil Penelitian Untuk identifikasi bakteri Escherichia coli Tabel 2.3Hasil pengujian bakteri Escherichia coli pada ikan tongkol Penduga Coliform APM/gr Penegas coliform APM/gr penduga E.coli Penegas E.coli + Biokimia IMVC + + < 3 APM/gr Sumber. (Data Primer. 213) Dari tabel hasil pengujian bakteri diatas dapat dilihat bahwa pada pengujian pendugaan dan penegas coliform hasilnya adalah 93 APM/gr dan 43 APM/gr. Kemudian di lanjutkan dengan uji penduga Escherichia coli. Hasil uji pendugaan Escherichia coli menunjukkan hasil negatif, sedangkan untuk uji penegas dengan menggunakan media LEMB agar dari 6 cawan hanya 1 cawan yang goresannya berubah menjadi hijau metalik. Kemudian hasil positif dari media LEMB agar di tanam pada media miring untuk dilakukan pengujian Biokimia. Pada uji biokimia dilakukan empat tahap yaitu produksi indol, uji voges proskeuer (VP), uji methyl red (MR) dan uji sitrat (C). Berdasarkan Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa untuk pengujian Produksi indol hasilnya adalah negative karena terbentuk cincin warna kuning. Untuk pengujian proskauer (VP) hasilnya adalah positif karena terbentuk warna merah muda pada tabung reaksi. Hasil dari pengujian methyl red (MR) adalah negative karena pada tabung reaksi terbentuk warna kuning. Sedangkan untuk hasil dari pengujian sitrat (C) adalah positif karena berubah warna menjadi biru. Dari serangkaian pengujian di atas maka dapat di identifikasi adanya bakteri Escherichia coli pada ikan tongkol yaitu sebesar < 3 APM/gr. 3.2 Pembahasan Pengukuran kadar histamin diatas menggunakan 3 kali pengulangan karena penelitian ini menggunakan metode eksperimen atau percobaan, unsur dasar dari rancangan percobaan adalah perlakuan, ulangan dan lokal kontrol. Pada penelitian ini lokal kontrol tidak digunakan karena dilakukan pada kondisi yang homogen yaitu dalam laboratorium dan dengan menggunakan alat yang homogen (Hanafiah, K.24 : 12 ) Pada pengukuran kadar histamin pada sampel ikan pertama rata-rata adalah 11.6 ppm, dan untuk pengujian sampel ikan ke 2 rata-rata adalah 11.8 ppm. hasil pengujian ikan pertama dan kedua berbeda dipengaruhi oleh waktu pengujian. Pengujian ikan pertama 2 menit lebih awal dibandingkan dengan ikan kedua. Perbedaan waktu sangat berpengaruh bagi peningkatan kadar histamin sampai 3 kali lipat (Djarismawati, Aminah, Supraptini, dan Rahmawati. 22). Pada pengukuran kadar histamin pada sampel ikan pertama rata-rata adalah 11.6 ppm, dan untuk pengujian sampel ikan ke 2 rata-rata adalah 11.8 ppm. hasil pengujian ikan pertama dan kedua berbeda dipengaruhi oleh waktu pengujian. Pengujian ikan pertama 2 menit 4

5 lebih awal dibandingkan dengan ikan kedua. Perbedaan waktu sangat berpengaruh bagi peningkatan kadar histamin sampai 3 kali lipat (Djarismawati, Aminah, Supraptini, dan Rahmawati. 22). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk melihat pengaruh dari suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol menunjukan peningkatan pada suhu C maupun penyimpanan pada suhu 5 C. Pada suhu penyimpanan C peningkatan terjadi secara perlahan dibandingkan dengan peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol yang disimpan pada suhu 5 C peningkatan terjadi secara cepat. Penyimpanan ikan selama 6 hari menunjukan peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. Kadar histamin yang dihasilkan selama 6 hari penyimpanan pada suhu C sebesar 13.2 ppm atau 1.32 mg/1gr. Hasil ini menunjukkan kadar histamin belum melewati ambang batas yang ditentukan oleh FDA dan masih termasuk dalam kategori aman di konsumsi sampai 6 hari penyimpanan. Kondisi ikan pada hari ke 6 waktu penyimpanan struktur daging agak lembek, warna ingsang masih merah agak pucat, sedikit berlendir dan belum mengeluarkan bau busuk. Kadar histamin yang dihasilkan selama 6 hari penyimpanan pada suhu 5 C sebesar 42.4 ppm atau 4.24 mg/1gr. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar histamin belum melewati ambang batas yang ditentukan oleh FDA dan masih termasuk dalam kategori aman untuk di konsumsi. Meskipun masih aman untuk di konsumsi tetapi kondisi ikan sudah lembek, mata ikan mulai sedikit memerah,warna ingsang agak pucat berlendir dan mengeluarkan bau agak busuk. Kadar histamin pada ikan segar berada dibawah,1 mg/1g, yang meningkat tajam hingga 9-1 mg/1g selama 12 jam bila dibiarkan dilingkungan bersuhu kamar. Bila dibiarkan pada temperature 2-25 C selama 1 hari, kadar histamin meningkat hingga 95. mg/1g. Pada suhu C ikan makarel masih layak santap hingga 12 hari karena kadar histamin belum meningkat dari 5 mg/1g. kandungan histamin dalam ikan segar tidak lemah dari 1 mg/1 g. di atas temperatur 1 C terutama pada suhu kamar, kadar histamin melonjak hingga 1g/ 1g (Arisman.28 :38). Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pengaruh interaksi antara faktor suhu dan faktor waktu penyimpanan. Semakin lama ikan disimpan maka kadar histamin akan meningkat, semakin tinggi suhu penyimpanan ikan maka semakin tinggi pula kadar histamin yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengujian bakteri Escherichia coli sesuai dengan SNI tentang cara uji mikrobiologi penentuan coliform dan Escherichia coli pada produk perikanan pada ikan tongkol segar menunjukan hasil sebesar < 3 APM/gr. Jumlah bakteri Escherichia coli pada ikan segar jika dilihat pada batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan sesuai dengan SNI 7388:29 maka hasil pengujian tidak melewati batas maksimum pencemaran. Escherichia coli merupakan salah satu jenis bakteri penghasil histamin. Escherichia coli merupakan bakteri gram negative berbentuk batang tidak berkapsul. Bakteri ini umumnya terdapat dalam alat pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini umumnya hidup pada suhu 1-45 C dengan suhu optimum 37 C (Raden, Hafiluddin dan Mega. 27). Bakteri Escherichia coli termasuk pada bakteri mesofilik yang dapat hidup pada suhu minimum 5-15 C. Pada suhu C aktivitas dan pertumbuhan bakteri terhambat, sehingga pada hasil penelitian kadar histamin pada ikan tongkol yang disimpan pada suhu C selam 6 hari mengalami peningkatan tetapi berjalan lambat. Sedangkan pada suhu 5 C masih terjadi aktivitas dan pertumbuhan bakteri karena pada suhu ini merupakan suhu minimum untuk bakteri mesofilik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada suhu penyimpanan 5

6 5 C selama 6 hari terjadi peningkatan kadar histamin dengan cepat. Pada penelitian ini sampel ikan tongkol yang disimpan pada suhu C selama 6 hari dari penampakan fisik dan kadar histamin masil layak untuk dikonsumsi, sedangkan untuk sampel ikan yang disimpan pada suhu 5 C selama 6 hari dari penampilan fisik sudah tidak layak di makan karena mata ikan sudah berubah warna menjadi warna merah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap atau busuk. Jika dilihat dari kadar histamin pada sampel ini belum melewati ambang batas yang telah ditentukan oleh FDA. Hal ini terjadi mungkin karena kekeliruan peneliti dalam proses pengukuran kadar histamin dan suhu refrigerator tempat penyimpanan yang tidak stabil. 4 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol dapat disimpulkan bahwa Suhu penyimpanan berpengaruh terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. Waktu penyimpanan berpengaruh terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol. Terdapat Interaksi antara suhu dan waktu penyimpanan terhadap peningkatan kadar histamin pada ikan tongkol dan Terdapat bakteri Escherichia coli pada ikan tongkol dan belum melewati ambang batas. Diharapkan kepada masyarakat bila membeli ikan dalam jumlah yang banyak sebaiknya pilih yang masih segar dari tampilan fisik dan disimpan pada suhu lebih rendah dari C agar ikan masih aman untuk di konsumsi dalam jangka waktu yang lama. Bila tidak memiliki lemari pendingin dapat dilakukan beberapa cara lain untuk menjaga kualitas ikan tetap dalam keadaan yang layak untuk dikonsumsi seperti penggaraman dan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Adams, M dan Y. Motarjemi. 24. Dasar-Dasar Keamanan Makanan Untuk Petugas Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Affiano, I Analisis Perkembangan Histamine Tuna Dan Bakteri Pembentuknya Pada Beberapa Setting Standar Suhu Penyimpanan. Skripsi, Departemen Teknologi Hasil Perikanan Institusi Pertanian Bogor. Afrianto, E dan E, Liviawaty. 2. Pengawetan Dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Arisman. 28. Keracunan Makanan : Bahan Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG Ariyani F, Yulianti, Martati T. 24. Studi perubahan kadar histamin pada pindang tongkol (Euthynnus affinis) selama penyimpanan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 1(3): Badan Standardisasi Nasional. 29. Cara Kimia Bagian 1 : Penentuan Kadar Histamin dengan Spektrofluorometri dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada Produk Perikanan. SNI :29. Jakarta : BSN 6

7 Badan Standardisasi Nasional. 26. Cara Mikrobiologi Bagian 1 : Penentuan Coliform dan Escherichia coli Pada Produk Perikanan. SNI Jakarta : BSN Batas Standar Nasional. 29. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan. SNI 7388: 29. Jakarta : BSN Buckle, KA, R.A, Edwards, G.H, Fleet dan M, Wootton Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Chandra, B. 26. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hanafiah, K. 24. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hartatik, U. 27. Penyimpanan Ikan Nila Dan Bandeng Presto Pada Suhu Dingin Dalam Wadah Plastik Polypropilene Rigid Kedap Udara Dan Plastik Polyethilene. Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Joshi, PA and Vishal S, Bhoir Study of Histamine Forming Bacteria in Commercial fish samples of Kalyan city. Int J Cur Sci Res. 211; 1(2): Kerr, Maurice, Paul Lawicki, Sylvia Aguirre and Carl Rayner. 22. Effect Of Storage Conditions On Histamine Formation In Fresh And Canned Tuna. State Chemistry Laboratory, Werribee. Published by: Public Health Division, Victorian Government, Department of Human Services. Edition1 Kesehatan Masyarakat, Kelas B. 21. Mikrobiologi Umum. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Kurniawan, Romi, Dessy Yoswaty, Syahril Nedi Analisis Bakteri Pembentuk Histamin Pada Ikan Tongkol Di Perairan Pasie Nan Tigo Koto Tangah Padang Sumatera Barat. Vol 1, No 8. Mangunwardoyo, W, Romauli Aya Sophia Dan Endang Sri Heruwati.27. Seleksi Dan Pengujian Aktivitas Enzim L-Histidine Decarboxylase Dari Bakteri Pembentuk Histamin. Makara, Sains, Vol. 11, No. 2) Mukono, H.J. 2. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangga University Press. 7

8 Murniyati, A.S, dan Sunarman. 2. Pendinginan Pembekuan Dan Pengawetan Ikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Notoatmodjo, S. 21. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nufzatussalimah Optimasi Proses Penggorengan Hampa (Vacum Frying) keripik ikan tongkol (Euthynnus Affinis). Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian Insitut Pertanian Bogor. Pandit, I G, N. T. Suryadhi, I. B. Arka, dan N. Adiputra. 27. Pengaruh Penyiangan Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Kimiawi, Mikrobiologis Dan Organoleptik Ikan Tongkol (Auxis tharzard, Lac). Vol 1 No. 3. Pealcza, M. 28. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta : Penerbit Universitas Negeri Indonesia. Raden, F, Hafiluddin dan Mega Anshari. 27. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada Pengolahan Ikan Teri Nasi PT.Kelola Mina Laut Sumenep. Jurnal. Embryo. Vol. 4 no.2. Santjaka, A Statistik Untuk Penelitian Kesehatan.Yogyakarta : Nuha Medika. Sulistyaningsih, D. 21. Analisis Varian Rancangan Faktorial Dua Faktor RAL Dengan Metode AMMI. Skripsi, Program Studi Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro Semarang. Supardi, I dan Sukamto Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Kemanan Pangan. Bandung : Penerbit Alumni. Suriawiria, U Pengantar Mikrobiologi Umum Edisi Refisi. Bandung : Kampus ITB. Tim Penyusun.213. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Gorontalo : Jurusan Kesehatan Masyarakat UNG Waluyo, L. 27. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press. Wicaksono, D. 29. Asesmen Resiko Histamin Selama Proses Pengolahan Pada Industri Tuna Loin. Skripsi. Teknolohi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Widiastuti, I. 28. Analisis Mutu Ikan Tuna Selama Lepas Tangkap Pada Perbedaan Preparasi Dan Waktu Penyimpanan. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa

Lebih terperinci

Summary. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KAPANG PADA ROTI TAWAR (Suatu Penelitian Di Industri Rumah Tangga Pangan Kota Gorontalo)

Summary. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KAPANG PADA ROTI TAWAR (Suatu Penelitian Di Industri Rumah Tangga Pangan Kota Gorontalo) 1 Summary PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KAPANG PADA ROTI TAWAR (Suatu Penelitian Di Industri Rumah Tangga Pangan Kota Gorontalo) Leddy Babay NIM. 811409047 Jurusan Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR HISTAMIN PADA YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacore) ABSTRAK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR HISTAMIN PADA YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacore) ABSTRAK 1 PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR HISTAMIN PADA YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacore) Replin Amrin Saidi 1, Abdul Hafidz Olii 2, Yuniarti Koniyo 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN BERDASARKAN UJI HISTAMIN dan ph

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN BERDASARKAN UJI HISTAMIN dan ph ANALISIS TINGKAT KESEGARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN BERDASARKAN UJI HISTAMIN dan ph 1 Ferawati Y Pakaya, 2 Asri Silvana Naiu, dan 2 Nikmawatisusanti Yususf 1 ferawatypakaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gorontalo memiliki 10 Tempat Pemotongan Hewan yang lokasinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pangan mentah merupakan komoditas yang mudah rusak sejak dipanen. Bahan pangan mentah, baik tanaman maupun hewan akan mengalami kerusakan melalui serangkaian reaksi

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK Bayu Nor Khotib 1, Yuliana Prasetyaningsih 2, Fitri Nadifah 3 1,2,3 D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

Pengaruh Lama Penyimpanan Makanan Khas Dayak Telu Ikan Furud (Garra sp) Terhadap Angka Lempeng Total (ALT)

Pengaruh Lama Penyimpanan Makanan Khas Dayak Telu Ikan Furud (Garra sp) Terhadap Angka Lempeng Total (ALT) Pengaruh Lama Penyimpanan Makanan Khas Dayak Telu Ikan Furud (Garra sp) Terhadap Angka Lempeng Total (ALT) R.Fx. Saptono Putro 1, Nur Amaliawati 2, Sherly 3 1,2,3 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Ngadinegaran

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSIN

MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSIN MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSIN Produk perikanan merupakan salah satu jenis pangan yang perlu mendapat perhatian terkait dengan keamanan pangan. Mengingat di satu sisi, Indonesia merupakan negara maritim

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. freezer selama 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari dapat dilihat pada table ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. freezer selama 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari dapat dilihat pada table ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil perhitungasn jumlah bakteri pada ikan cakalang yang disimpan pada suhu freezer selama 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari dapat dilihat pada table

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. proses terjadinya perubahan suhu hingga mencapai 5 0 C. Berdasarkan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. proses terjadinya perubahan suhu hingga mencapai 5 0 C. Berdasarkan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui waktu pelelehan es dan proses terjadinya perubahan suhu hingga mencapai 5 0 C. Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan) Usaha Bakery di salah satu Industri Rumah Tangga Pangan yang berada di Jl. Merdeka Kota

Lebih terperinci

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

TINJAUAN PUSTAKA. Susu TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap

Lebih terperinci

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap jumlah kapang pada roti, dengan suhu kamar 25 o C dan suhu refrigerator 10 o C, lama penyimpanan

Lebih terperinci

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam HUBUNGAN ANTARA KADAR GARAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MAKANAN TRADISIONAL RONTO DARI KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Meiliana Sho etanto Fakultas Farmasi Meilianachen110594@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES

Lebih terperinci

IKAN PINDANG AIR GARAM

IKAN PINDANG AIR GARAM IKAN PINDANG AIR GARAM 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

BIOKIMIA HISTAMIN. DINI SURILAYANI S.Pi., M.Sc

BIOKIMIA HISTAMIN. DINI SURILAYANI S.Pi., M.Sc BIOKIMIA HISTAMIN DINI SURILAYANI S.Pi., M.Sc HISTAMIN Senyawa yang terdapat pada daging ikan [umumnya dari family scombroid] yang di dalam dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi. Memiliki efek

Lebih terperinci

SKRIPSI. MUTU IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Disusun oleh : Mariana Susanti Milo

SKRIPSI. MUTU IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Disusun oleh : Mariana Susanti Milo SKRIPSI MUTU IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun oleh : Mariana Susanti Milo NPM : 090801102 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam status terkontaminasi Escherichia coli. Air sumur gali tersebut tidak. dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. dalam status terkontaminasi Escherichia coli. Air sumur gali tersebut tidak. dapat dikemukakan saran sebagai berikut : BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 20 sampel air sumur gali secara bakteriologi di Kelurahan Nunbaun Sabu Kota Kupang dalam status terkontaminasi Escherichia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Parameter Fisika dan Kimia Air Sumur Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahu, merupakan salah satu makanan yang digemari oleh hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia, selain rasanya yang enak, harganya pun terjangkau oleh

Lebih terperinci

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI 1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Rantai Dingin Ikan Tongkol (Euthynnus Affini) Segar Untuk Pedagang Ikan Keliling

Pengembangan Sistem Rantai Dingin Ikan Tongkol (Euthynnus Affini) Segar Untuk Pedagang Ikan Keliling Pengembangan Sistem Rantai Dingin Ikan Tongkol (Euthynnus Affini) Segar Untuk Pedagang Ikan Keliling The Development of Cold Chain System on Fresh Tuna Fish (Euthynnus affini) for Fish Retailer Ketut Wiranata,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP MUTU FILLET IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hyphopthalmus) SEGAR SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR Oleh Noviantari 1), Mirna Ilza 2), N. Ira

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G KELOMPOK : IV (EMPAT)

PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G KELOMPOK : IV (EMPAT) TUGAS PENDAHULUAN APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL LAUT PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G 311 09 003 KELOMPOK : IV (EMPAT) LABORATORIUM PENGAWASAN

Lebih terperinci

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan 1,2 Srinildawaty Badu, 2 Yuniarti Koniyo, 3 Rully Tuiyo 1 badu_srinilda@yahoo.com 2 Jurusan Teknologi Perikanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protein hewani yang mengandung omega-3 dan protein yang cukup tinggi sebesar

BAB I PENDAHULUAN. protein hewani yang mengandung omega-3 dan protein yang cukup tinggi sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan tuna (Thunnus sp) merupakan salah satu sumber makanan sehat bagi masyarakat. Sebagai sumber makanan sehat, ikan tuna merupakan salah satu sumber protein hewani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. 4.1 Angka Lempeng Total (ALT) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Angka lempeng total mikroba yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan luas areal 0,8 Ha. Lokasi ini berada tidak jauh dari pemukiman penduduk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan luas areal 0,8 Ha. Lokasi ini berada tidak jauh dari pemukiman penduduk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Daerah Pangkalan Pendaratan Ikan (UPTD PPI) Kota Gorontalo terletak di kelurahan Tenda Kecamatan

Lebih terperinci

STUDI PROTEIN IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN (RASTRELLIGER SPP) DI PASAR BUNGUR KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI.

STUDI PROTEIN IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN (RASTRELLIGER SPP) DI PASAR BUNGUR KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI. STUDI PROTEIN IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN (RASTRELLIGER SPP) DI PASAR BUNGUR KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI. Oleh : Nurhidayati, Rini Hertati, Djunaidi. nurhidayati@gmail.com ABSTRAK Uji protein

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI (Shrimp Paste Composition Test Using Shrimp Paste Molder) Suwandi 1,2), Ainun Rohanah 1), Adian Rindang 1) 1) Program Studi Keteknikan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara bahari dengan wilayah lautnya mencakup tiga per empat luas Indonesia atau 5,8 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan

Lebih terperinci

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO Sri Rahayu Hinelo, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 srirahayu_hinelo@yahoo.com Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : INDRA MIFTAHUL HUDA A 420 090 023 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasapan Ikan Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan untuk mempertahankan daya awet ikan dengan mempergunakan bahan bakar kayu sebagai penghasil

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011) 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak dan relatif murah harganya. Daging ayam mengandung 22 persen protein dan 74 persen air dalam 100 gram

Lebih terperinci

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Andriawino Berdionis Sanam, Ida Bagus Ngurah Swacita, Kadek Karang Agustina Lab. Kesmavet-Fakultas

Lebih terperinci

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging juga dapat menimbulkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rata-Rata Jumlah Bakteri yang Terdapat pada Feses Sapi Potong Sebelum (inlet) dan Sesudah (outlet) Proses Pembentukan Biogas dalam Reaktor Tipe Fixed-Dome Hasil perhitungan

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR Sri Purwaningsih 1, Josephine W 2, Diana Sri Lestari 3 Abstrak Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan hasil laut yang

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN Oleh: Mulia Susanti dan Ika Nurasih Akademi Analis Kesehatan Pekalongan, Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Penggemar makanan jajanan ini merata mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sehingga pedagang makanan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI METODE REDUKSI KADAR HISTAMIN DALAM PEMBUATAN PlNDANG TONGKOL. Oleh F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN instltut PERTANIAN BOGOR

MEMPELAJARI METODE REDUKSI KADAR HISTAMIN DALAM PEMBUATAN PlNDANG TONGKOL. Oleh F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN instltut PERTANIAN BOGOR /Tf'y $2 @f MEMPELAJARI METODE REDUKSI KADAR HISTAMIN DALAM PEMBUATAN PlNDANG TONGKOL Oleh IDA AYU IRASTINA DANUR F 25.0223 1993 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN instltut PERTANIAN BOGOR BOGOR Ida Ayu Irastina

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM Komariah Tampubolon 1), Djoko Purnomo 1), Masbantar Sangadji ) Abstrak Di wilayah Maluku, cacing laut atau laor (Eunice viridis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). Tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut. Garis

Lebih terperinci

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimen yaitu penelitian yang dilakukan di Laboratorium. Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI) STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI) Elok Zubaidah *, Joni Kusnadi *, dan Pendik Setiawan ** Staf Pengajar Jur. Teknologi Hasil

Lebih terperinci

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The objective of this research was to determine the differences

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan. Berdasarkan data dari Kementerian

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK KULIT PISANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK KULIT PISANG LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK KULIT PISANG ( The Time Effect of Vacuum Frying Towards the Amount of water and Organoleptic Ingredients

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri HUBUNGAN PERILAKU PERILAKU PENJAMAH PENJAMAH MAKANAN MAKANAN DENGAN KEBERADAAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI BAKTERI PADA MIE PADA BASAH MIE DI BASAH LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EULIS TANTI MARLINA, ELLIN HARLIA dan YULI ASTUTI H Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO Siskawati Usman, Sunarto Kadir, Lia Amalia 1 siskawatiusman@yahoo.co.id

Lebih terperinci

STUDI KADAR HISTAMIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) ASAP YANG DIAWET DENGAN ASAM ASETAT. Verly DotuLong 1 ABSTRAK

STUDI KADAR HISTAMIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) ASAP YANG DIAWET DENGAN ASAM ASETAT. Verly DotuLong 1 ABSTRAK STUDI KADAR HISTAMIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) ASAP YANG DIAWET DENGAN ASAM ASETAT Verly DotuLong 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh asam asetat terhadap kadar histamin ikan tongkol

Lebih terperinci

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap

Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap Pengaruh Lama Pengasapan Yang Berbeda Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Air pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis ) Asap 1,2 Kiflin Towadi, 2 Rita Marsuci Harmain, 2 Faiza A. Dali 1 Towadifish@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air TINJAUAN PUSTAKA Telur Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan

Lebih terperinci

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH WINAWANTI S. AMRULLAH NIM. 632 410 030 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pengawet berbahaya dalam bahan makanan seperti ikan dan daging menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah. Penggunaan bahan pengawet

Lebih terperinci

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan SNI-01-2354.2-2006 Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional SNI-01-2354.2-2006 Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut cukup besar. Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

Ulangan 1 Ulangan 2 (%) BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Deskripsi dan analisis data memuat penjelasan tentang hasil penelitian. Hasil yang diperoleh selama proses penelitian meliputi data sifat kimia, sifat fisik dan organoleptik

Lebih terperinci