BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA"

Transkripsi

1 BAB 3 ASTEROID DAN POTENSI BENCANA Sebagian besar asteroid tipe AAA kini diklaim sebagai kelompok PHA (Potentially Hazardous Asteroids), yaitu kelompok yang berpotensi membahayakan berdasarkan parameter yang mengukur tingkat potensial asteroid tersebut dalam menimbulkan ancaman dikarenakan orbitnya yang sangat dekat dengan bumi. Asteroid yang tidak bisa mendekati bumi sedekat-dekatnya 0.05 AU ( km) atau memiliki diameter lebih kecil dari 150 m tidak dikategorikan sebagai PHA. Pengamatan asteroid yang dekat dengan bumi dilakukan oleh beberapa program pengamatan, salah satunya program NEA (Near-Earth Asteroid) dari NASA. Data yang diperoleh juga memilah kelompok asteroid yang termasuk dalam kelompok PHA. Sampai awal tahun 2007 telah dideteksi 803 objek yang termasuk dalam kategori PHA. Belum tentu objek tersebut menabrak bumi, tetapi hanya dihitung peluang terjadinya ancaman. Dapat dilakukan perhitungan statistik kedekatan dan peluang ancaman dengan terus memonitor obyek-obyek PHA tersebut. Skala Torino memberikan tingkatan bahaya dan peluang terjadinya ancaman tabrakan. Mulai pada skala 0 yang tidak menimbulkan bencana dan peluang kecil untuk terjadi, hingga skala 10 yang menyebabkan kehancuran global. 3.1 Syarat terjadinya tabrakan Asteroid - Bumi Tabrakan terjadi jika orbit asteroid memotong orbit Bumi dan berada pada posisi dan waktu yang sama. Perpotongan mungkin terjadi pada kondisi perihelion orbit asteroid terletak lebih dekat ke matahari daripada aphelion Bumi. Dalam kondisi demikian, jika perihelion asteroid berada pada sisi matahari yang sama dengan aphelion bumi dan keduanya di bidang yang sama, kedua orbit akan tumpang tindih sehingga terjadi titik perpotongan. Secara umum sumbu besar kedua orbit tidaklah sejajar ataupun berada pada bidang yang sama. Namun, perturbasi dari 13

2 planet yang jauh dapat menyebabkan orbit keduanya mengalami presesi. Jarak vektor radian dari matahari ke asteroid dapat berosilasi antara aphelion dan perihelion. Beberapa kandidat yang memenuhi persyaratan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3-1 dengan lintasan orbitnya pada gambar 3-1. Kriteria yang diambil untuk asteroid dalam daftar ini adalah (i) Berbahaya, jika jarak lintas minimumnya jarak Bumi-Bulan, dan (ii) Beresiko tinggi, yang jarak lintas minimumnya antara satu hingga empat kali jarak Bumi-Bulan (Siregar et al.,2006). Nilai rata-rata peluang terjadinya tabrakan asteroid dengan Bumi adalah ~ 2,5 x 10-9 tahun -1. Ketika dikalikan dengan jumlah populasi asteroid, menghasilkan perkiraan 3,2 setiap jutaan tahun untuk asteroid dengan magnitudo mutlak 18. Tabel 3-1 Daftar PHA berbahaya dan beresiko tinggi (Siregar et al., 2006) 14

3 No. Asteroid Diameter (m ) +/- Tanggal Jarak lintas (Bum i-bulan) Kec. rel. (km /s) Apophis Apr (2001 W N5) Jun (1999 AN10) Aug (2002 CU11) Aug (2005 W Y55) May (2006 FX) Mar (1999 RQ36) Sep (1999 RQ36) Sep (2000 W C1) Nov Hathor Oct Hathor Oct (1997 XF11) Oct (1999 DB7) Feb (2004 XL35) Dec (2002 NY40) Feb (2006 JF42) May (1999 VP11) Oct (1998 HH49) Oct (2000 LF3) Jun (2004 BL86) Jan Nereus Feb (2000 W O107) Nov (1998 SC15) Apr (2002 SY50) Oct (2006 CM10) Aug (2005 ED318) Jun (1988 TA) Oct (2000 QK130) Mar (2004 MD6) Jun (2002 SZ) Sep (2002 NN4) Jun (1999 JU3) Dec Perlu diingat bahwa elemen orbit juga berubah sebagai fungsi waktu, karena adanya gaya perturbasi dari planet-planet lain di Tata Surya. Daftar di atas memperlihatkan asteroid yang memberikan ancaman pada bumi. 15

4 AN WN 5 2 Apophis Bumi 0 Mthr Asteroid Beresiko Tinggi Gambar 3-1 Lintasan orbit PHA berbahaya (garis putus-putus) dan beresiko tinggi (Siregar et al.,2006) Kecepatan asteroid yang berkisar dari 5 hingga 20 km s -1 dan ukurannya ratusan meter dapat menghasilkan energi tabrakan yang sangat besar, sebanding dengan energi ledakan mega hingga gigaton peledak. Tunguska adalah contoh nyata peristiwa tabrakan yang terjadi hampir satu abad silam. Meskipun asteroid tidak sampai ke permukaan bumi, namun benturannya dengan atmosfer dapat menyebabkan bencana yang fatal dalam radius 25 km. 3.2 Skala Bahaya TORINO Sebagai metode klasifikasi bahaya tabrakan benda angkasa dibuatlah skala bahaya tabrakan yang dikenal dengan skala Torino. Maksud dari skala ini adalah untuk menunjukkan kepada publik akan tingkat keseriusan dari suatu peramalan akan tabrakan dengan menggabungkan peluang dan potensial bencana yang ditunjukkan dalam suatu nilai tertentu seperti yang diperlihatkan pada tabel 3-2. Skala Torino diciptakan oleh Profesor Richard P.Binzel dari Department of Earth, Atmospheric, and Planetary Sciences, di Massachusetts Institute of Technology 16

5 (MIT). Revisi dari versi "Hazard Index" kemudian dipresentasikan pada Juni 1999 di konferensi internasional NEA yang diselenggarakan di Torino (Turin), Italia. Tabel 3-2 Skala Torino yang menunjukkan kerjasama internasional dalam usahausaha penelitian kepada bahaya yang ditunjukkan oleh NEA No. Zona Skala Keterangan Tidak Berbahaya (Zona Putih) Normal (Zone Hijau) 0 Kemungkinan untuk tabrakan mendekati nol. Obyek-obyek kecil seperti meteor yang terbakar di atmosfir dan hujan meteorit yang jarang menimbulkan kerusakan termasuk dalam kategori ini. 1 Penemuan rutin obyek-obyek yang akan melewati orbit bumit yang diramalkan tidak akan menimbulkan tingkat bahaya termasuk dalam kategori ini. Perhitungan sementara menunjukkan probabilitas tabrakan sangat kecil sehingga tidak perlu dipublikasikan. Observasi terbaru sangat mungkin untuk mengklasifikasikan kembali ke level Penemuan suatu obyek yang bisa menjadi Perlu rutin dengan memperluas pencarian. perhatian Walaupun demikian tingkat kemungkinan astronom tabrakan masih sangat kecil. Observasi terbaru (Zona bisa saja memungkinkan untuk menurunkan Kuning) tingkat bahaya ke level 0. 3 Perhitungan sementara menghasilkan kemungkinan tabrakan adalah 1% atau lebih mengakibatkan kehancuran pada suatu bagian tertentu. Observasi terbaru bisa memungkinkan untuk menurukan tingkat 17

6 bahaya ke level 0. Perhatian publik segera dibutuhkan jika waktu untuk tabrakan kurang dari 1 dekade. 4 Perhitungan sementara menghasilkan kemungkinan tabrakan adalah 1% atau lebih mengakibatkan kehancuran pada daerah regional tertentu. Observasi terbaru bisa memungkinkan untuk menurukan tingkat bahaya ke level 0. Perhatian publik segera dibutuhkan jika waktu untuk tabrakan kurang dari 1 dekade Menimbukan ancaman serius tapi belum pasti akan menimbulkan kehancuran pada regional tertentu. Dibutuhkan perhatian astronomer untuk memutuskan apakah akan ada tabrakan atau tidak. Jika waktu tabrakan kurang dari 1 dekade, rencana kontingensi harus segera Membahaya disiapkan. kan (Zone Oranye) 6 Penemuan obyek besar yang menimbulkan ancaman serius tapi belum tentu menimbulkan kehancuran global. Perlu rencana kontingency jika waktu tabrakan kurang dari 3 dekade. 7 Obyek besar akan mengakibatkan pertemuan orbit yang sangat dekat. Rencana kontingency internasional harus disiapkan. 5. Tabrakan (Zone Merah) 8 Pasti akan terjadi tabrakan yang bisa mengakibatkan kehancuran pada titik tertentu. Kejadian demikian terjadi pada rata-rata sekali dalam 50 tahun dan sekali dalam 1000 tahun. 18

7 9 Pasti akan terjadi tabrakan yang mengakibatkan kehancuran regional dan tsunami besar. Kejadian demikian terjadi pada rata-rata sekali setiap tahun dan sekali setiap tahun. 10 Pasti akan terjadi tabrakan yang mengakibatkan kehancuran global. Kejadian demikian terjadi rata-rata sekali setiap tahun. 3.3 Peristiwa Tunguska Tahun 1908 di suatu daerah di Siberia telah terjadi peristiwa ledakan dahsyat diduga akibat jatuhnya asteroid dan ledakan yang terjadi di atmosfer ini memberikan dampak yang hebat di permukaan bumi. Meskipun objek jatuh ini tidak sampai ke permukaan bumi, namun benturan di atmosfer dapat menyebabkan tumbang dan terbakarnya pepohonan dalam radius hingga 30 km. Daya ledak dari peristiwa ini sebanding dengan megaton peledak. Peristiwa terjadinya ledakan diilustrasikan dengan baik oleh William K. Hartmann seperti pada gambar 3-2, yang ia kumpulkan dari kesaksian yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar yang melihat peristiwa itu. Karena meteorit pada peristiwa Tunguska tidak membentuk kawah di daratan, peneliti terdahulu mengira objeknya rentan, merupakan fragmen es dari komet yang meledak dan melebur di udara dan tidak meninggalkan sisa apapun ke daratan. Namun, Chris Chyba, Paul Thomas dan Kevin Zahnle (1993) dengan alat yang lebih baik untuk memahami ledakan meteorit di atmosfer, menyimpulkan meteorit yang membentur adalah meteorit batuan. Dengan kecepatan sekitar km/detik, meteorit mengalami kejutan mekanik yang sangat kuat hingga mampu memecah batuan berukuran hingga suatu rentang ukuran. Maka dari itu benda 19

8 meledak di udara dan tidak menghantam daratan. Beberapa kasus ledakan dapat menghasilkan fragmen-fragmen yang lebih kecil terus menuju daratan, beberapa lainnya seperti kasus Tunguska dapat menimbulkan bola api dan awan yang terdiri dari debu dan fragmen-fragmen yang kecil. a) 2 detik sebelum ledakan, 400 km b) Vanavara trading post, 60 km. saat ledakan c) Beberapa menit setelah ledakan, 15 km. Gambar 3-2 Ilustrasi oleh William K.Hartmann (2007) a) Sesaat sebelum ledakan, b) saat ledakan, c) setelah ledakan. Kesimpulan bahwa meteorit di peristiwa Tunguska adalah jenis batuan diperkuat dengan bukti ditemukannya partikel-partikel batuan oleh peneliti Rusia yang menempel di pepohonan tempat kejadian. Partikel yang ditemukan cocok dengan komposisi meteorit batuan pada umumnya. Asteroid aslinya diperkirakan berdiameter meter. 20

Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa

Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung oleh: Dhany Dewantara

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS CLOSE APPROACH BEBERAPA ASTEROID BERBAHAYA

Bab IV ANALISIS CLOSE APPROACH BEBERAPA ASTEROID BERBAHAYA Bab IV ANALISIS CLOSE APPROACH BEBERAPA ASTEROID BERBAHAYA Sebagian besar asteroid yang termasuk kelompok PHAs menimbulkan ancaman dikarenakan orbitnya yang sangat dekat dengan Bumi (kurang dari 0.05 AU)

Lebih terperinci

TELAAH ULANG TEORI TSUNAMI WARD & ASPHAUG: SUATU PENDEKATAN EMPIRIS

TELAAH ULANG TEORI TSUNAMI WARD & ASPHAUG: SUATU PENDEKATAN EMPIRIS TELAAH ULANG TEORI TSUNAMI WARD & ASPHAUG: SUATU PENDEKATAN EMPIRIS S. Siregar, D. Dewantara dan B. Dermawan KK- Astronomi FMIPA, ITB Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: suryadi@as.itb.ac.id Abstrak Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang-ruang di antara planet-planet di tata surya kita ternyata tidaklah benar-benar kosong. Ruang-ruang tersebut berisikan partikel-partikel ataupun benda-benda mulai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Meteor, Meteoroid, dan Meteorit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Meteor, Meteoroid, dan Meteorit Apakah meteor? Meteor adalah lintasan cahaya terang di langit yang terjadi karena pecahan meteoroid masuk ke atmosfer Bumi. Meteor habis terbakar sebelum mencapai permukaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL - HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV HASIL - HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS BAB IV HASIL - HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Data NEA dan PHA Data NEA dan PHA yang digunakan di sini diambil dari website NASA http://neo.jpl.nasa.gov/elements yang diambil tanggal 25 Juli 2006.

Lebih terperinci

Bab III KONSEP PELUANG TABRAKAN ASTEROID DENGAN BUMI

Bab III KONSEP PELUANG TABRAKAN ASTEROID DENGAN BUMI Bab III KONSEP PELUANG TABRAKAN ASTEROID DENGAN BUMI Pengamatan asteroid yang dianggap berbahaya bagi Bumi banyak dilakukan melalui program pengamatan, salah satunya adalah (Near Earth Asteroid Program)

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Asteroid Asteroid Apakah asteroid itu? Asteroid adalah benda angkasa yang berupa pecahan kecil-kecil dan bergerak mengelilingi matahari. Pecahan kecil-kecil itu berupa batu dengan bentuk yang tidak beraturan. Asteroid

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

Gambar tata sury, alam 98

Gambar tata sury, alam 98 TATA SURYA Jika kita terbang mengarungi ruang angkasa meninggalkan bumi. Dari suatu tempat akan dapat melihat bumi bersama delapan planet lainnya bergerak mengedari matahari. Planetplanet (planetai = pengembara)

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Mars, Dewa Perang.

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Mars, Dewa Perang. Mars, Dewa Perang http://www.msss.com/mars/pictures/usgs_color_mosaics/usgs-color.html Planet Merah Dalam cerita Yunani kuno Mars disebut dengan Ares. Ares merupakan Dewa Perang. Mars adalah planet keempat

Lebih terperinci

BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID

BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID BAB 2 ORBIT DAN SIFAT FISIS ASTEROID 2.1 Asteroid Definisi kata Asteroid adalah star-like atau seperti bintang. Definisi ini menjelaskan penampakan visual asteroid dari teleskop namun tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di

1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di 1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta Bumi, Berlian biru alam semesta Planet Bumi merupakan tempat yang menarik. Jika dilihat dari angkasa luar, Bumi seperti sebuah kelereng berwarna biru. Dengan bentuk awan yang selalu berubah, Bumi menjadi

Lebih terperinci

GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN

GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN Tanpa disadari sebenarnya kita selalu berputar dimuka bumi ini sesuai dengan bumi dan tata surya. Sistem tata surya kita yang terdiri dari 9 planet, bulan, komet (asteroid)

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (1), Hal. 5 91 ISSN : 337- Model Sederhana Gerak Meteor di Atmosfer yang Jatuh Tegak Lurus Terhadap Permukaan Bumi Nur Fadhila 1)*, Yudha Arman 1), Boni Pahlanop Lapanporo

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET

Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Terdapat beberapa populasi asteroid di tata surya. Populasi terbesar berada pada sabuk utama yang terletak di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (Main Belt Asteroids, MBAs).

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR?

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? Anak saya dan beberapa sahabat di Banjarmasin terperangah ketika membaca berita harian Banjarmasin Post edisi Senin 24 Januari 2011 pada halaman pertama memuat sebuah

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Venus, Dewi Kecantikan

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Venus, Dewi Kecantikan Venus, Dewi Kecantikan Si Cantik jika dilihat dari jauh Planet kedua dari Matahari adalah Venus. Nama Venus diambil dari cerita Romawi yakni Dewi Kecantikan dan Cinta. Kamu mungkin akan setuju dengan nama

Lebih terperinci

Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid

Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Bab III Aplikasi Efek Radiasi Termal Pada Asteroid Main Belt Asteroids (MBAs) adalah asteroid-asteroid yang mendiami daerah diantara Mars dan Jupiter, yakni 2.0 3.3 AU, yang ditaksir berjumlah sekitar

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015

SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015 SOAL UJIAN PRAKTEK ASTRONOMI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2015 Bidang : KEBUMIAN SUB BIDANG ASTRONOMI Materi : ANALISIS DATA (Langit Mendung)

Lebih terperinci

Teknik Pengolahan Data

Teknik Pengolahan Data Universitas Gadjah Mada Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Prodi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam Teknik Pengolahan Data Tabel dan Grafik Organisasi Data Koleksi data sta;s;k perlu disusun (diorganisir)

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA DISUSUN OLEH Heron Surbakti dan Tim Assisten Praktikum Oseanografi Fisika LABORATORIUM OSEANOGRAFI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya Raja Kerajaan Tata Surya Matahari merupakan salah satu bintang di antara milyaran bintang yang ada di galaksi kita. Seperti bintang yang lainnya, Matahari merupakan bola gas panas raksasa yang sangat terang.

Lebih terperinci

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

STATISTIKA. Tabel dan Grafik STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak

Lebih terperinci

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014 FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014 Bulan mengelilingi Bumi dalam bentuk orbit ellips sehingga pada suatu saat Bulan akan berada pada posisi terdekat dari Bumi, yang disebut perigee, dan

Lebih terperinci

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi Oleh: Kelompok 10 Pendidikan Biologi A 2014 Ane Yuliani 1400537 Hanifa Ahsanu A. 1403883 Meilinda Alfiana 1403318

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17.  Statistika Teknik. Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada Statistika Teknik Tabel dan Grafik Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan

Lebih terperinci

3. MEKANIKA BENDA LANGIT

3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3. MEKANIKA BENDA LANGIT 3.1. ELIPS Sebelum belajar Mekanika Benda Langit lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui salah satu bentuk irisan kerucut yaitu tentang elips. Gambar 3.1. Geometri Elips

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015 FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015 adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya yang terlihat dari Bumi adalah pantulan sinar Matahari, bentuk yang terlihat dari Bumi

Lebih terperinci

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN) X-TRA FIXED RATE Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com : MINGGU 05/ 2018 DENOMINASI IDR MLD1654IDR 14-Nov-16 3 Tahun 7.15% 7.15% 7.15% NA NA 2 8.9375% 97.60% MLD17008IDR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan Uranus, planet tidak taat aturan Bagaimana Uranus ditemukan? Uranus ditemukan oleh Herschel. Pada tanggal 13 Maret 1781 Herchel melakukan pengamatan bintang-bintang dalam rasi bintang Gemini. Saat itu

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Kata solar berasal dari bahasa Latin Sol yang artinya Matahari atau Surya. Jadi, yang dimaksud dengan Tata Surya adalah sebutan yang diberikan pada Matahari dan seluruh

Lebih terperinci

1. "Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model " (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya)

1. Ia mempunyai hobi bermain dengan pesawat model  (Benda kecil dengan sifat seperti sesungguhnya) Bab 1 Pendahuluan 1-1 Definisi Model adalah representasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih sederhana agar mudah dikerjakan dan diaplikasikan 1-2 Pengertian-pengertian 1. "Ia mempunyai hobi bermain

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet?

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Pluto, Planet? Pluto, Planet? Mengapa dinamakan Pluto? Pluto dalam bahasa Yunani berarti Hades, yaitu nama dewa dunia penjahat Yunani. Setelah mendapat banyak usulan pemberian nama planet kesembilan dari sistem tata

Lebih terperinci

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Medan Magnet Benda Angkasa Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar XII.3.4 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi XII.4.4 Melaksanakan pengamatan induksi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Fisika

Antiremed Kelas 9 Fisika Antiremed Kelas 9 Fisika Tata Surya - Latihan Ulangan Doc Name : AR09FIS0599 Version : 2012-10 halaman 1 01. Berikut ini adalah planet-planet pada tata surya kita. Urutan yang benar dari yang terdekat

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial Unsur-unsur Iklim 1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran - 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial Puncak Atmosfer ( 100 km ) Tekanan Udara

Lebih terperinci

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN) LAPORAN PERIODIK STRUCTURED PRODUCT X-TRA FIXED RATE - MARKET LINKED DEPOSIT LAPORAN : MINGGU 18 / 2017 Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com DENOMINASI IDR Kode Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Subhan Permana Sidiq,2014 FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA JUMLAH BENDA JATUH ANTARIKSA BUATAN SEJAK

BAB I PENDAHULUAN. Subhan Permana Sidiq,2014 FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA JUMLAH BENDA JATUH ANTARIKSA BUATAN SEJAK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi antariksa berdampak pada peningkatan peluncuran satelit untuk menjalankan berbagai misi, seperti telekomunikasi, penginderaan jauh, navigasi

Lebih terperinci

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis -

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis - Dunia Baru di Mars Penduduk bumi sangat tertarik dengan Planet Mars yang merah membara. Ketertarikan manusia akan planet lain ini sangat wajar, apalagi jika kita melihat kondisi bumi tempat tinggal kita

Lebih terperinci

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09

Sistem Tata surya. Maulana Pandudinata 9F/09 Sistem Tata surya Maulana Pandudinata 9F/09 Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, asteroid, komet dan meteorid yang mengelilinginya

Lebih terperinci

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR Tanggal Laporan -Nov-15 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT: Call Center CIMB NIAGA 101 www.cimbniaga.com PERFORMA Kode Produk Tanggal Penerbitan Tanggal

Lebih terperinci

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR Tanggal Laporan -Nov-15 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT: Call Center CIMB NIAGA 101 www.cimbniaga.com PERFORMA Kode Produk Tanggal Penerbitan Tanggal

Lebih terperinci

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR

X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR Tanggal Laporan 2-Nov-15 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT: Call Center CIMB NIAGA 101 www.cimbniaga.com Kode Produk MLD12 28-Sep-12 28-Sep-17 MLD126

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang sekarang ini sedang berlangsung, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena banyaknya perusahaan baru

Lebih terperinci

Memantau apa saja dengan GPS

Memantau apa saja dengan GPS Memantau apa saja dengan GPS (Global Positioning System) Dalam film Enemy of The State, tokoh pengacara Robert Clayton Dean (diperankan oleh Will Smith) tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........

Lebih terperinci

Draft Marking Scheme. (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 2013)

Draft Marking Scheme. (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 2013) Draft arking Scheme (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 013) A. C No A B C D E 1 X X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 1 X 13 X 14 X 15 X 16 X 17 X 18 19 X 0 X 1 X X 3 X 4 X 5 X Berdasarkan dokumen Petunjuk

Lebih terperinci

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya

Lebih terperinci

Bintang Ganda DND-2006

Bintang Ganda DND-2006 Bintang Ganda Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut. Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com

indahbersamakimia.blogspot.com Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2007 Materi Uji : Astronomi Waktu : 150 menit Tidak diperkenankan menggunakan alat hitung (kalkultor). Di bagian akhir soal diberikan daftar konstanta yang

Lebih terperinci

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan

Lebih terperinci

Horizon Lokal Dan Jam Matahari

Horizon Lokal Dan Jam Matahari Horizon Lokal Dan Jam Matahari Rosa M. Ros International Astronomical Union Technical University of Catalonia, Barcelona, Spain Tujuan Memahami gerak harian Matahari Memahami gerak tahunan Matahari Memahami

Lebih terperinci

Telaah Evolusi Orbit 42 Asteroid PHAs

Telaah Evolusi Orbit 42 Asteroid PHAs ISSN: Simposium Nasional Fisika 1 (2015) 1-7 Telaah Evolusi Orbit 42 Asteroid PHAs Judhistira Aria Utama 1*, Waslaluddin 1 Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *j.aria.utama@upi.edu

Lebih terperinci

BULAN = MOON ROTASI & REVOLUSI BULAN. Bidang orbit bulan miring 5,2 0 terhadap bidang ekliptika (orbit bumi mengedari matahari)

BULAN = MOON ROTASI & REVOLUSI BULAN. Bidang orbit bulan miring 5,2 0 terhadap bidang ekliptika (orbit bumi mengedari matahari) BULAN = MOON Bulan, sebagai satelit bumi. Permukaannya tidak indah seperti yang terlihat dari bumi. Permukaan bulan berlembah-lembah, bergunung-gunung. Hal itu bisa dilihat dengan teropong (dari bumi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

Sabar Nurohman, M.Pd

Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman, M.Pd Sistem yang terdiri dari matahari dan sejumlah benda angkasa yang terikat secara gravitasional dengan matahari, yaitu Planetplanet, satelit, komet, planet minor atau asteroid, meteroida

Lebih terperinci

TINGKAT KUPON. Bila USD LIBOR 3M diantara Floor & Cap

TINGKAT KUPON. Bila USD LIBOR 3M diantara Floor & Cap X-TRA BALANCE Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com LAPORAN : MINGGU 16 / 2018 DENOMINASI USD Tenor Bila USD LIBOR 3M dibawah TINGKAT KUPON Bila USD LIBOR 3M diantara

Lebih terperinci

GRAVITASI B A B B A B

GRAVITASI B A B B A B 23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa

Lebih terperinci

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN) LAPORAN PERIODIK STRUCTURED PRODUCT X-TRA FIXED RATE - MARKET LINKED DEPOSIT LAPORAN : MINGGU 31 / 2017 Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com DENOMINASI IDR Kode Produk

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)

TINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN) LAPORAN PERIODIK STRUCTURED PRODUCT X-TRA FIXED RATE - MARKET LINKED DEPOSIT LAPORAN : MINGGU 27 / 2017 Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com DENOMINASI IDR Kode Produk

Lebih terperinci

Materi Bumi dan Antariksa)

Materi Bumi dan Antariksa) (Pendalaman Materi Bumi dan Antariksa) Hari/Tanggal : Rabu & Kamis,, 19 & 20 Sep 2007 Waktu : 13.55 11. 45 Penyaji : Drs. Yamin Winduono, M.Pd Tempat : Ruang Plato Brainstorming / Diskusi /Tanya jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerugian di berbagai bidang. Di bidang ekonomi, Integrated. menambahkan bahwa kemacetan menimbulkan kerugian dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerugian di berbagai bidang. Di bidang ekonomi, Integrated. menambahkan bahwa kemacetan menimbulkan kerugian dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan lalu-lintas adalah masalah besar yang banyak dihadapi oleh kota-kota besar di dunia termasuk Jakarta. Kemacetan menimbulkan kerugian di berbagai bidang.

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si.

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si. PETA KONSEP TATA SURYA Matahar i Planet Asteroi d Komet Meteor id Pusat Tata Surya Merkuri us Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunu s Rotasi Revolu si satelit buata n satelit alami Pembagi an

Lebih terperinci

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler Tata Surya I. Pengertian Tata Surya Tata surya adalah suatu kelompok benda antariksa yang berpusat pada matahari dan bergerak mengedari matahari. Tata surya dapat diartikan sebagai keluarga matahari. Anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari animasi 3D pengenalan tata surya. Dalam animasi 3D pengenalan tata surya dapat mempermudah siswa dan masyarakat

Lebih terperinci

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter Jupiter: Dewa Zeus Raja seluruh Planet Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter merupakan planet paling besar ukuran dan massanya. Garis tengah Jupiter mencapai 142.984 kilometer atau

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS 1 BAB KINEMATIKA GERAK LURUS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Perpindahan didefinisikan sebagai. Panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu tertentu Perubahan kedudukan (posisi) suatu benda dalam

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 I. TOTAL

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam menghadapi persaingan dan strategi bertahan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran hutan (wildfire/forest fire) merupakan kondisi dimana keadaan api menjadi tidak terkontrol dalam vegetasi yang mudah terbakar di daerah pedesaan atau daerah

Lebih terperinci

SERBA SERBI PETIR. Batu Petir

SERBA SERBI PETIR. Batu Petir SERBA SERBI PETIR Batu Petir Beberapa tahun ini kita dikejutkan oleh beberapa penemuan batu petir oleh masyarakat awam yang kemudian dikait-kaitkan dengan peristiwa gaib. Sampai pada penggunaan pengobatan

Lebih terperinci

Seabad mencari ETI di MWC-349

Seabad mencari ETI di MWC-349 2017 Seabad mencari ETI di MWC-349 Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Seabad mencari ETI di MWC-349

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SEKOLAH : SMP N 1 Sukorame KELAS / SEMESTER : IX (sembilan) / 2 MATA PELAJARAN : I P A STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi

Lebih terperinci

Komet Encke dan Peristiwa Tunguska

Komet Encke dan Peristiwa Tunguska 2017 Komet Encke dan Peristiwa Tunguska Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung 0 Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Komet Encke dan Peristiwa

Lebih terperinci