BAB I PENDAHULUAN. haruslah menciptakan produk-produk yang berkualitas dan berstandar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. haruslah menciptakan produk-produk yang berkualitas dan berstandar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perindustrian di Indonesia sedang berkembang pesat, banyak sekali industri-industri baru yang bermunculan. Perkembangan tersebut bukan tanpa hambatan, banyak sekali perusahaan industri yang pada akhirnya dinyatakan bangkrut karena tidak bisa mempertahankan produk yang dibuatnya. Persaingan di dunia industri ke depan akan semakin berat mengingat pada tahun 2015 akan diberlakukan perdagangan bebas di kawasan ASEAN atau biasa disebut dengan MEA. Hal tersebut menambah rintangan baru untuk perusahaan industri yang akan berkembang ataupun yang sedang berkembang. Banyak perusahaan industri yang akan terkena dampak tersebut, terutama bidang manufaktur. Pada masa era globalisasi dimana perdagangan bebas akan diberlakukan di Indonesia, industri manufaktur memiliki rintangan yang tersendiri karena perusahaan tersebut haruslah menciptakan produk-produk yang berkualitas dan berstandar internasional mengikuti keinginan global. Salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang sedang berkembang kembali adalah PT. Dirgantara Indonesia (PTDI). Perusahaan milik negara ini adalah satu-satunya perusahaan manufaktur yang fokus pada bidang kerdirgantaraan yaitu menciptakan pesawat utuh, mulai dari komponen-komponen kecil sampai pada perakitan menjadi sebuah pesawat utuh. Produk yang dihasilkan 1

2 2 oleh PTDI bukan hanya menciptakan pesawat, terdapat juga peralatan militer seperti roket, namun fokus utama produk yang dihasilkan PTDI yaitu menciptakan pesawat. PTDI juga menerima pesanan perawatan pesawat seperti overhaul (turun mesin), dan juga pembuatan salah satu komponen pesawat Airbus. Perkembangan PTDI di Indonesia melalui jalan yang sangat panjang, sudah lebih dari 30 tahun perusahaan ini berdiri. Perusahaan ini mengalami pailit dari dampak diberhentikannya bantuan dana oleh pemerintah pada tahun Seluruh karyawan PTDI, diberhentikan secara total yaitu lebih dari karyawan diberhentikan. Perusahaan kemudian memanggil dan menyeleksi kembali karyawan yang masih dapat bekerja di perusahaan tersebut. Saat ini yang bekerja di perusahaan PTDI yaitu sekitar 4000 karyawan, dimana karyawan paling banyak berada pada Direktorat Produksi yaitu sekitar 2500 karyawan. Tugas utama dari Direktorat Produksi ini adalah mengerjakan pesanan yang diterima oleh perusahaan baik itu pembuatan pesawat, pembuatan komponen pesawat, atau pemeliharaan pesawat. Sebagai perusahaan pada bidang manufaktur, Direktorat Produksi merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan. Saat ini perusahaan sedang berkembang kembali. Setelah tidak pernah mengalami keuntungan, tahun 2012 PTDI memperoleh keuntungan. Perusahaan mendapatkan pesanan dan mulai mendapatkan kepercayaan di industri kedirgantaraan. Mulai tahun 2013, perusahaan ini sudah mulai melakukan pengiriman pesawat kepada pelanggannya. Pada tahun 2013, sudah 2 pesawat

3 3 yang diantarkan pada pihak pemesan pesawat yaitu TNI AD, dan Korean Coast Guard. Dalam melakukan aktifitas produksinya, perusahaan banyak menggunakan mesin dan alat-alat seperti bonding, heattreatment, metal forming. Setiap karyawan juga diharuskan memakai alat keselamatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan seperti kacamata, sarung tangan, baju mekanik, penutup telinga, dan sepatu tertutup. Karyawan yang bekerja pada Direktorat Produksi merupakan karyawan yang terlatih dan tersertifikasi sesuai dengan keahlian masing-masing atau sesuai dengan pekerjaannya. Karyawan yang yang bekerja pada Direktorat Produksi rata-rata memiliki keahlian dalam bidang teknik. Setiap bulannya karyawan Direktorat Produksi PTDI menerima gaji pokok, serta tunjangan bagi karyawan tetap perusahaan. Gaji yang diterima oleh karyawan juga beraneka ragam ditentukan berdasarkan dengan tingkat pendidikan pada saat pertama kali masuk perusahaan. Tunjangan yang diberikan perusahaan berupa tunjangan kesehatan, tunjangan anak isteri, tunjangan kehadiran, tunjangan hari raya. Karyawan tidak perlu khawatir dengan kesehatan mereka, karena perusahaan menyediakan poliklinik yang dapat digunakan oleh keluarga karyawan. Karyawan juga mendapat tambahan upah lembur yang dihitung perjamnya dan setiap perjamnya upah tersebut terus bertambah ketika para karyawan mendapat tugas untuk lembur. Karyawan Direktorat Produksi PTDI bekerja secara berkelompok dengan dipimpin oleh satu leader dan leader tersebut bertanggung jawab pada

4 4 supervisornya yang ada pada tiap departemen. Karyawan Direktorat Produksi PTDI menerima gaji sesuai dengan aturan perusahaan, yaitu sistem grading (level). Terdapat 5 level, yaitu level 1, level 2, level 3, level 4, level 5. Semakin besar level semakin besar pula gaji yang diperoleh. Level atau grade yang dimaksudkan yaitu sejauhmana tanggung jawab atau jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh karyawan. Setiap job description yang ada pada tiap departemen produksi biasa disebut dengan (shooting) oleh karyawan. Karyawan level 1 dan level 2, melakukan pekerjaan-pekerjaan basic yang tergolong ringan. Karyawan di level ini tidak dapat melakukan (shooting) sendiri, harus bekerja dengan atasan atau level yang lebih tinggi. Karyawan pada level 3 sudah dapat melakukan (shooting) sendiri, namun dengan pengawasan atasan atau level yang lebih tinggi. Karyawan pada level 4 sudah dapat melakukan tugasnya (shooting) sendiri tanpa pengawasan atasan atau level yang lebih tinggi lagi, karyawan juga dapat melakukan analisa masalah pada pekerjaan, melakukan pemecahan masalah didalam pekerjaannya sendiri (trouble shooting), karyawan juga dapat mentransfer ilmunya walaupun tidak diwajibkan. Karyawan pada level 5 merupakan karyawan yang dapat melakukan semua kegiatan atau job description di departemen karyawan tersebut bekerja. Karyawan pada level 5 juga diwajibkan untuk membimbing dan mentransferkan ilmunya kepada karyawan yang berada dibawah levelnya, rata-rata karyawan level 5 yang ditunjuk sebagai leader oleh supervisor departemennya. Untuk dapat mencapai level tertinggi tersebut, karyawan harus mengikuti pelatihan wajib yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Pelatihan tahap pertama

5 5 atau biasa disebut pelatihan basic diperuntukkan untuk karyawan level 1 dan 2. Pelatihan tahap kedua yaitu tahap intermediate diperuntukkan untuk karyawan yang akan menaikkan levelnya menjadi level 3. Pelatihan tahap ketiga yaitu tahap advance diperuntukkan untuk karyawan yang akan menaikkan levelnya menjadi level 4. Pelatihan tahap terakhir yaitu tahap training of trainer diperuntukkan untuk karyawan yang akan menaikkan levelnya menjadi level 5. Secara keseluruhan pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaannya, misalkan pelatihan training of trainer untuk mempersiapkan karyawan naik ke level 5 berisi tentang leadership, karena pada level 5 pegawai diwajibkan untuk membimbing dan mentransferkan ilmu kepada level yang dibawahnya, dan juga leader yang ada pada tiap departemen merupakan karyawan yang berada pada level 5. Program pelatihan tersebut ditentukan oleh perusahan. Para supervisor dan manager dibantu oleh divisi HR-BP (Human Resources- Bisnis Partner) yang memilih dan menentukan siapa saja karyawan yang akan mengikuti pelatihan dan program pelatihan yang akan diberikan pada karyawannya tiap tahun biasa disebut dengan training plan, kemudian diajukan pada pihak SDM. Penentuan training plan yang dilakukan oleh perusahaan melalui divisi HR-BP berdasarkan pada penilaian kerja yang dilakukan oleh para atasan tiap departemennya biasa disebut dengan skill metric. Menurut manajemen perusahaan, produk yang dihasilkan selama ini belum memuaskan pihak perusahaan. Perusahaan mengeluhkan lamanya satu produk dihasilkan, Direktorat Produksi sering tidak bisa menyelesaikan produknya sesuai

6 6 dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut kurang sesuai dengan harapan direksi dan manajemen perusahaan karena pihak manajemen perusahaan masih menerima keluhan dari customers. Karyawan Direktorat Produksi menjelaskan terdapat beberapa kendala yang disebabkan oleh mesin dan alat-alat produksi yang sudah lebih dari 20 tahun penggunaan sehingga karyawan tidak selalu dapat menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu. Saat ini terdapat karyawan pada Direktorat Produksi, 23% merupakan karyawan kontrak, sisanya merupakan karyawan tetap. Dari karyawan tetap terdapat sekitar 35% karyawan yang berumur lebih dari 50 tahun dan mulai tahun 2015 banyak dari karyawan tersebut memasuki masa pensiun. Karyawan yang berada pada level 1-3, rata rata berusia antara 18 tahun sampai dengan 40 tahun dengan lama kerja rata-rata 3 sampai 15 tahun. Karyawan yang berada pada level 4 dan 5 yaitu berusia antara 41 tahun sampai dengan 55 tahun dengan lama kerja rata-rata 16 sampai 33 tahun. Tingkatan pendidikan karyawan Direktorat Produksi yang ada pada level 1 sampai dengan 5 beraneka ragam, mulai dari lulusan SMA, sampai dengan lulusan S3. Dari hasil wawancara pihak SDM perusahaan, proses regenerasi karyawan pada direktorat produksi mengalami keterlambatan. Hal tersebut merupakan dampak dari bangkrutnya perusahaan pada tahun 2003 yang disebabkan oleh diberhentikannya bantuan keuangan dari pemerintah Indonesia pada saat itu. Pihak SDM menambahkan jika kurangnya personil karyawan pada saat itu, disebabkan perusahaan hanya merekrut kembali karyawan lama ketika perusahaan kembali dibangun. Pada saat itu perusahaan hanya fokus untuk mengejar target

7 7 pesanan konsumen yang belum terpenuhi. Setiap tahunnya mulai dari tahun 2007 perusahaan mulai merekrut karyawan baru. Perusahaan mengalami keuntungan pada tahun 2012, pada saat itu perusahaan melakukan rekruitmen dengan jumlah yang besar. Pada saat dilakukan wawancara lebih lanjut, banyak dari karyawan tetap level 1-3 yang merasa kurang dengan gaji yang mereka dapatkan selama ini. Mereka mendapatkan gaji yang lebih kecil dibandingkan dengan gaji karyawan yang ada pada perusahaan BUMN lainnya. Fasilitas tunjangan yang diberikan oleh perusahaan selama ini juga merasa tidak mencukupi untuk memenuhi kekurangan dari gaji yang diberikan. Selama ini perusahaan juga tidak pernah memberikan penghargaan-penghargaan terhadap karyawan. Pada saat dilakukan wawancara terhadap karyawan, banyak karyawan yang mengeluhkan tentang kurangnya penghargaan yang diberikan oleh perusahaan, terutama penghargaan dari atasan langsung karyawan tersebut (supervisor). Karyawan tetap level 1-3 sering sudah melakukan tugasnya, dan sudah menuruti kemauan dari atasan, namun atasan masih merasa kurang dengan hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan. Karyawan-karyawan tersebut mengeluhkan perusahaan tidak memperhatikan nasib karyawan. Karyawan yang ada pada Direktorat Produksi ini juga mengeluhkan atasan sering menilai karyawan tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Banyak karyawan yang berada pada level tertentu dalam waktu yang tidak ditentukan, ditambah tidak adanya kejelasan mengenai kapan dan bagaimana untuk naik ke level yang lebih tinggi terutama untuk naik ke level 4 dan 5.

8 8 Beberapa hal yang sudah disebutkan tersebut membuat banyak karyawan terutama karyawan tetap yang berada pada level 1-3 merasa tidak puas dengan perlakuan dari perusahaan. Karyawan-karyawan tersebut merasa mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan mereka pada perusahaan, perusahaan dianggap tidak memberikan hal yang sesuai dengan hasil kerja yang sudah karyawan lakukan selama ini. Karyawan pada level 1-3 merasa tidak mendapatkan kepastian dari pihak perusahaan mengenai karirnya di perusahaan. Bila dikaitkan dengan konsep yang diajukan oleh Locke (dalam Wexley dan Yukl, 1988), perilaku yang ditampilkan oleh karyawan tersebut mencerminkan ketidakpuasan karena terdapat selisih (discrepancy) antara apa yang telah dianggap didapatkan dengan apa yang diinginkan dalam sejumlah aspek pekerjaan karyawan tersebut. Dalam International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, vol. 4 no. 7 July 2014 Determinants of Job Satisfaction and Ethical Behaviour towards Organisational Commitment A Review menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan dimensi yang sangat penting bagi karyawan dan akan mempengaruhi komitmen pada perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen pada perusahaan disebabkan karena karyawan telah mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. Dalam jurnal tersebut disebutkan jika karyawan yang puas terhadap gaji yang diberikan, puas terhadap pekerjaannya, puas dengan relasi antar karyawan, puas terhadap atasan akan menunjukkan kinerja yang lebih pada organisasi atau perusahaannya. Berbeda dengan jurnal tersebut, kondisi karyawan 1-3 direktorat produksi mengalami ketidakpuasan kerja namun menunjukkan perilaku kerja yang sesuai

9 9 dengan aturan yang ditetapkan PTDI. Hal tersebut terlihat dari Karyawan pada level tersebut yang datang kerja lebih awal dari jam masuk yang sudah ditentukan. Dari hasil observasi juga terlihat banyak karyawan yang tidak pernah meninggalkan tempat kerja saat jam kerja berlangsung tanpa seizin atasan. Karyawan tersebut juga melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh perusahaan seperti yang terlihat dari selalu digunakannya peralatan keselamatan kerja seperti kacamata, sarung tangan, tutupan telinga, sepatu tertutup, dan menggunakan seragam sesuai dengan yang ditentukan. Banyak karyawan juga yang tidak menolak ketika diperintahkan untuk lembur atau bekerja pada saat hari libur karena pekerjaan yang dimiliki masih belum terselesaikan. Ketika ditanyakan pada karyawan tersebut mereka merasa bertanggung jawab dengan pekerjaan mereka, dan tidak ingin meninggalkan pekerjaannya. Karyawan sering meminta pada atasan untuk menambah waktu pekerjaan seperti saat istirahat agar pekerjaan mereka selesai sesuai dengan target perharinya. Jika terjadi permasalahan dalam proses produksi karyawan langsung melaporkan kepada atasannya, ditambah lagi karyawan-karyawan tersebut juga melakukan pekerjaannya sesuai dengan budaya organisasi perusahaan yaitu Resik, Rapi, Rajin, Ringkas, Rawat. Dari hasil observasi yang dilakukan, setiap kali karyawan selesai melakukan pekerjaannya mereka akan membersihkan tempat kerjanya. Hal tersebut terlihat dari karyawan mengelap bagian pesawat yang sudah selesai dikerjakan, membereskan tool box yang sudah digunakan. Tempat kerja, loker karyawan, lingkungan sekitar tempat kerja karyawan Direktorat Produksi juga

10 10 terlihat bersih, dan tidak ada sampah di sekitar tempat kerja karyawan. Peralatan kerja yang digunakan juga dirawat dengan baik oleh karyawan. Hal tersebut terlihat dari peralatan yang digunakan masih menggunakan peralatan lama lebih dari 20 tahun pemakaian. Berdasarkan eksplorasi lebih lanjut yang dilakukan pada karyawan tetap level 1-3, ditemukan beberapa alasan karyawan tetap bekerja pada perusahaan yaitu karyawan menginginkan bekerja di perusahaan karena merasa senang dengan pekerjaan mereka lakukan saat ini. Banyak dari karyawan pada level 1-3 juga merasa senang diterima di perusahaan karena merupakan salah satu perusahaan BUMN yang ada di kota Bandung, dan tidak ingin pindah dari pekerjaannya saat ini. Banyak dari karyawan pada level tersebut sudah lama menginginkan pekerjaan mereka semenjak mereka bersekolah dulu yaitu terlihat dari latar belakang pendidikan mereka seperti lulusan SMKN 12 Bandung, Universitas Nurtanio, ITB, Polban, dan masih banyak lagi. Mereka mulai ingin bekerja di perusahaan dari saat melakukan magang untuk menyelesaikan sekolah mereka. Terdapat pula karyawan pada level 1-3 yang dari awal memang ingin bekerja di perusahaan karena tempat tinggal mereka merupakan lingkungan karyawan PTDI. Disisi lain terdapat juga karyawan-karyawan pada level 1-3 masih bekerja di perusahaan karena mencari kerja saat ini sulit. Mereka sudah senang diterima bekerja di perusahaan, dan tidak ingin mencari pekerjaan yang lain. Terdapat beberapa karyawan masih tetap bertahan karena tidak ingin kehilangan penghasilan yang mereka dapatkan selama ini walaupun mereka merasa

11 11 penghasilan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan BUMN lainnya. Terdapat pula karyawan yang tetap bekerja di perusahaan karena ingin menjalankan kewajibannya sebagai karyawan. Mereka melakukan semua pekerjaannya karena mereka sadar akan kewajibannya dan takut dikenakan sangsi jika tidak menjalankan kewajiban tersebut. Mereka takut diberi Surat Peringatan, dan juga takut dipotong gaji bulanannya. Karyawan level 1-3 direktorat produksi PT. Dirgantara Indonesia dapat dikategorikan sebagai karyawan junior pada perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan level 1-3 memiliki pengalaman kerja yang masih sedikit dengan lama masa kerja rata-rata 8 tahun dibandingkan dengan karyawan 4 dan 5 dengan lama masa kerja rata-rata diatas 20 tahun. Karyawan level 1-3 juga memiliki umur yang masih produktif yaitu dibawah 40 tahun. Berbeda dengan karyawan 4 dan 5 direktorat produksi dapat dikategorikan sebagai karyawan senior dengan rata-rata pengalaman kerja 30 tahun dan umur diatas 50 tahun. Masa kerja merupakan kondisi personal seseorang dalam konsep karakter individu yang sering dikaji. Masa kerja yang cukup lama sangat identik dengan senioritas dalam suatu organisasi. Masa kerja juga merupakan variable yang paling penting dalam menjelaskan tingkat pengunduran diri karyawan (Robbins, 2006). Semakin lama karyawan bekerja dalam suatu perusahaan semakin kecil kemungkinan karyawan tersebut akan mengundurkan diri. Dalam Robin (2006) Karyawan Senior meyakini nilai kenyamanan dan keamanan dalam hidup, sehingga mereka bersikap sangat konservatif, loyal dan

12 12 mau bekerja keras. Sementara itu, karyawan Junior menyakini nilai persahabatan, kebahagiaan dan kesenangan, sehingga mereka menunjukkan sikap yang luwes, menghendaki waktu luang untuk kepuasan kerja serta mengutamakan persahabatan. Hal tersebut menjadi unik, karena perilaku kerja yang ditunjukkan oleh karyawan 1-3 menunjukkan indikasi perilaku kerja yang loyal terhadap perusahaan dan tetap bertahan pada perusahaan walaupun karyawan level 1-3 mengalami ketidakpuasan kerja. Terdapat berbagai alasan karyawan level 1-3 tetap bertahan pada perusahaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini, alasan karyawan level 1-3 tetap bertahan pada perusahan diindikasikan dengan konsep komitmen kerja menurut Allen & Meyer (1997) yang menggambarkan komitmen kerja merupakan hubungan antara pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap bertahan dalam organisasi dalam hal ini yaitu PT. Dirgantara Indonesia. Menurut Allen & Meyer (1997), karyawan dengan usia muda, masa kerja yang lebih sedikit tidak akan menunjukkan komitmen pada perusahaan terutama memiliki keterikatan secara afeksi pada perusahaan (affective commitment). Situasi atau gejala-gejala pada perusahaan ini yang membuat peneliti ingin mengetahui profil komitmen yang dimiliki oleh karyawan Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia. Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang disebutkan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai profil komitmen organisasi karyawan tetap (level 1-3) Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia.

13 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan, kondisi karyawan tetap (level 1-3) Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia terjadi ketidakpuasan kerja. Kondisi tersebut terlihat dari hasil observasi yang menggambarkan tidak adanya bentuk-bentuk penghargaan yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawan. Karyawan juga merasa sudah bekerja maksimal namun tidak mendapatkan hasil (gaji) sesuai dengan yang diharapkan oleh para karyawan. Dari hasil wawancara yang didapatkan juga banyak karyawan yang merasa tidak jelas akan nasibnya di perusahaan karena penilaian dari leader yang dirasakan oleh mereka tidak adil dan tidak jelas, kondisi tersebut mengindikasikan ketidakpuasan kerja pada karyawan. Dalam International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, vol. 4, no. 7, Juli 2014 Determinants of Job Satisfaction and Ethical Behaviour towards Organisational Commitment A Review menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan dimensi yang sangat penting dan akan mempengaruhi komitmen pada perusahaan. Karyawan akan menunjukkan kinerja yang baik dan memberikan usaha yang lebih dalam pekerjaannya setelah karyawan merasa puas dengan keadaannya, meliputi puas terhadap gaji yang diberikan, puas terhadap rekan kerja, puas terhadap atasan, dan puas terhadap atasannya. Hal ini tidak terjadi pada perusahaan PT. Dirgantara Indonesia, banyak karyawan yang merasa

14 14 mendapatkan hal yang tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka kerjakan selama ini. Disisi lain, karyawan-karyawan tersebut tetap bertahan pada perusahaan dan menunjukkan perilaku kerja yang sesuai dengan peraturan yang ada pada perusahaan, terdapat pula kecenderungan karyawan bekerja lebih dari apa yang dianjurkan oleh perusahaan. Karyawan datang lebih awal dari jadwal masuk yang ditentukan, karyawan juga melakukan semua pekerjaannya sesuai dengan budaya perusahaan yaitu, Resik, Rapi, Rajin, Ringkas, Rawat. Dari hasil ekplorasi yang telah dilakukan terhadap karyawan, terdapat beberapa alasan karyawan masih tetap bertahan di perusahaan walaupun karyawan merasakan ketidakpuasan. Terdapat karyawan menginginkan bekerja di perusahaan karena merasa senang dengan pekerjaan mereka saat ini, terdapat pula karyawan yang menjawab mereka bercita-cita ingin bekerja di perusahaan terlihat dari latar belakang pendidikan yang diambil oleh karyawan direktorat produksi yaitu jurusan manufaktur pesawat udara seperti yang ada pada SMKN 12 Bandung, Universitas Nurtanio, ITB. Selain itu, terdapat juga karyawan yang merasa saat ini susah untuk mencari pekerjaan dan jika keluar dari perusahaan karyawan-karyawan tersebut akan kehilangan penghasilan yang selama ini mereka dapatkan dari perusahaan. Terdapat juga karyawan yang masih bertahan karena harus memenuhi kewajiban mereka sebagai karyawan terhadap perusahaan yaitu bekerja sesuai dengan aturan yang diterapkan perusahaan. Perilaku-perilaku tersebut mengindikasikan

15 15 komitmen karyawan pada pekerjaannya. Latar belakang perilaku-perilaku komitmen karyawan yang ada pada perusahaan beraneka ragam. Komitmen organisasi pada karyawan seharusnya memiliki profil yang khas.(allen&meyer, 1997) Allen & Meyer (1997) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik hubungan antara pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap melanjutkan keanggotaannya di dalam organisasi tersebut. Allen & Meyer (1997) menjelaskan lebih lanjut, komitmen memiliki dasar yang berbeda-beda secara psikologis, dan menggunakan pendekatan secara multidimensional. Allen&Meyer (1997) membagi komitmen menjadi beberapa komponen yaitu komitmen afektif, komitmen normatif, kontinum. Dari identifikasi masalah tersebut, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian adalah: - Bagaimana profil komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan tetap level 1-3 direktorat produksi PT. Dirgantara Indonesia? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Untuk memperoleh gambaran mengenai profil komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan tetap level 1-3 Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia.

16 Tujuan Penelitian Memperoleh data empirik mengenai profil komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan tetap level 1-3 Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan, dalam hal ini PT. Dirgantara Indonesia mengenai profil komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan tetap level 1-3 Direktorat Produksi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1. Komitmen Organisasi Terdapat dua pendekatan dalam merumuskan definisi komitmen. Pertama melibatkan usaha untuk mengilustrasikan bahwa komitmen dapat muncul dalam berbagai bentuk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga pendidikan menjadi semakin kuat. Universitas-universitas swasta harus dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus yang didirikan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan atau organisasi di Indonesia semakin lama semakin pesat, terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Multi Garmenjaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri produk jadi tekstil (garmen), merupakan salah satu dari beberapa perusahaan garmen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Jumlah wisatawan yang masuk ke negara ASEAN dan Indonesia. pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Jumlah wisatawan yang masuk ke negara ASEAN dan Indonesia. pada tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan era baru yang berkembang pada saat ini, dalam era ini banyak organisasi maupun perusahaan baru yang mulai bermunculan, salah satu yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan dan kelangsungan kegiatan suatu industri, sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja yang dimilliki. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan sebagai landasan dalam menyusun penelitian saat ini. Penelitian terdahulu dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Melayu SP. Hasibuan (2003), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak perusahaan baru didirikan untuk menggantikan perusahaan yang tidak mampu bertahan ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak perusahaan yang telah menetapkan pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan swasta maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan terdiri atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi atau badan usaha profit dimana aktivitas dari perusahaan ini mencakup aktivitas ekonomi yang bersifat komersial dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang semakin ketat serta bagaimana cara agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang semakin ketat serta bagaimana cara agar perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan semakin dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam bertahan dan mengahadapi persaingan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset berharga yang perlu dipertahankan oleh perusahaan, karena sumber daya manusia menjadi penentu keefektifan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada perkembangan industri untuk semakin maju dan siap melayani kebutuhan dan perubahan yang ada dalam masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan, dengan segala kebutuhannya dalam sebuah perusahaan. Sumber daya manusia adalah ujung tombak yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menghadapi tantangan globalisasi yang sangat berat, masyarakat di negara berkembang harus menyiapkan diri baik secara fisik, mental, sosial, emosional maupun spiritual. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam. mempertahankan kehidupannya dengan beragam cara yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam. mempertahankan kehidupannya dengan beragam cara yang dimilikinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya setiap manusia menginginkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia harus bertahan dalam mempertahankan kehidupannya dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul: PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK KELUAR KARYAWAN PT. MAPAN WIJAYA SEMARANG, maka saya memohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan penggerak roda organisasi dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan organisasi, dengan kata lain sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak terjadi perubahan didalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak terjadi perubahan didalam segala BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini banyak terjadi perubahan didalam segala bidang, antara lain bidang pendidikan, ekonomi, telekomunikasi serta transportasi. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam. berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam. berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang nyaris luput dari perhatian para peneliti saat ini yaitu mengenai kreativitas dalam organisasi, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lestari Nuryandini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lestari Nuryandini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Motivasi tumbuh berdasarkan stimulus yang diberikan terhadap faktor psikis yang ada dalam diri seseorang, seperti harapan (karier), prestasi (penghargaan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan, karena manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan salah satu tempat pelayanan umum di bidang kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu organisasi dengan suatu tujuan dan misi, dimana setiap perusahaan memiliki tujuan atau visi dan misi yang berbeda. Pada suatu perusahaan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian dewasa ini tumbuh dan berkembang secara dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di dalamnya agar selalu mampu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis pada bab 5 adalah sbb : 1. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan Hotel Cihampelas 2 antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas organisasi. Mengingat peran yang cukup dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan, banyaknya perusahaan tersebut menjadikan berbagai macam budaya kerja yang ada. Dikemukakan oleh Republika (2008,26

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung upaya kesehatan puskesmas (Andini, 2006). Suatu Rumah Sakit akan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung upaya kesehatan puskesmas (Andini, 2006). Suatu Rumah Sakit akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu bentuk organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan upaya untuk rujukan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB 2 KAJIAN TEORETIS BAB 2 KAJIAN TEORETIS 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Turnover Intention Turnover intention (keinginan keluar dari pekerjaan) merupakan tanda awal terjadinya turnover (keluar dari pekerjaan) (Sunarso, 2000).

Lebih terperinci

Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) a. Ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan. b. Ingin mengembangkan pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang masuk dan ikut berperan dalam kancah perekonomian. Hal ini tentu saja menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan berbagai aspek kehidupan dan sektor ekonomi dalam era globalisasi saat ini berlangsung dengan pesat yang menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan perusahaan semakin ketat, tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri. Menghadapi situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsurunsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Krakatoa Coffee and Gemstone merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang industri kuliner dengan konsep cafe/coffeeshop di Kota Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat terjadi. Salah satu cara untuk mencapai pengelolaan sumber daya yang efektif, efisien dan produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi di dunia mengalami peningkatan yang signifikan. Sumber daya manusia merupakan hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan akan berpengaruh langsung terhadap pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan akan berpengaruh langsung terhadap pembentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia dan akan berpengaruh langsung terhadap pembentukan kepribadian manusia. Di samping

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota pariwisata karena memiliki asset

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota pariwisata karena memiliki asset 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota pariwisata karena memiliki asset pemandangan yang indah dan udaranya yang sejuk. Didukung pula dengan kota Bandung sebagai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja

II. LANDASAN TEORI. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Wahana Persada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. 1. Hak dan Kewajiban Karyawan a. Hak Karyawan 1) Setiap karyawan berhak memperoleh gaji atau penghasilan yang sah sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang diketahui oleh setiap perusahaan bahwa karyawan merupakan ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di dalamnya adalah pengangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi tentu memerlukan peran dari lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai tugas perkembangan masa dewasa salah satunya adalah bekerja. Selain menjadi tugas perkembangan individu, bekerja juga merupakan suatu tujuan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup suatu organisasi/perusahaan saat ini dipengaruhi oleh era globalisasi, suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3, minyak dan gas bumi sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3, minyak dan gas bumi sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai berbagai kekayaan alam dimana kekayaan tersebut tersebar di sepanjang negara Indonesia, mulai dari Sabang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu perusahaan di daerah Tangerang yang bergerak dalam bidang otomotif yang telah berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan

Lebih terperinci

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih marak terjadi.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang efektif. Rekrutmen adalah proses menarik, skrining, dan memilih orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki sebuah perusahaan. Pada praktiknya, perusahaan sering melupakan hakikat sumber daya manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian berbagai teori tentang kepuasan kerja yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas tentang kepuasan kerja, kemudian diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai pembangunan rumah sakit, didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya

BAB I PENDAHULUAN. Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya rencana-rencana perusahaan dan pengawasan serta penelitiannya, bila tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang bersaing dalam ketatnya persaingan yang terjadi karena MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang merupakan bentuk realisasi dari tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam setiap pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan sisi afektif atau emosi. Seperti yang di kemukakan oleh Martoyo

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi:

BAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi: BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada PT Mulyareksa Jayasakti Semarang, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar juta lebih kemudian meningkat di

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar juta lebih kemudian meningkat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi Indonesia menurut Central Intelligence Agency (CIA) mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar 252.1 juta lebih kemudian meningkat di tahun 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tuntutan akan mobilitas semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tuntutan akan mobilitas semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tuntutan akan mobilitas semakin tinggi. Dengan kondisi seperti itu, tentunya kendaraan bermotor menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui dewasa ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui dewasa ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui dewasa ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berlomba-lomba untuk memberikan kinerja dan hasil yang terbaik dalam melayani masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek krusial yang menentukan keberhasilan misi dan visi suatu perusahaan, oleh karena itu keberadaannya mutlak dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Kerja 2.1.1 Definisi Lingkungan Kerja Aspek yang menunjang manusia untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia penulis memperoleh data dan mengetahui pelaksanaan perencanaan pajak pasal 21 atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) pengelolaan sumber daya manusia secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) pengelolaan sumber daya manusia secara efektif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sekarang ini banyak menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia usaha jauh berkembang dengan pesat baik dalam skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Pamela & Oloko (2015) Motivasi adalah kunci dari organisasi yang sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Kerja Mangkunegara (2005) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi era Globalisasi saat ini, persaingan dalam bidang bisnis semakin ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu competitive advantage bagi suatu organisasi adalah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu competitive advantage bagi suatu organisasi adalah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu competitive advantage bagi suatu organisasi adalah memiliki sumber daya manusia dengan kinerja yang baik. Sumber daya manusia dengan kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti menginginkan untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik untuk organisasinya tak terkecuali di Indonesia. Ironisnya, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi khususnya bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi khususnya bidang penerbangan menjadi pusat perhatian, karena sarana transportasi melalui udara sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas tentang teori dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang akan mendasari penelitian ini. Pemabahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini setiap perusahaan terus mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan sumberdaya manusia yang ada, salah satunya adalah sangat kurangnya kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Hal ini disebabkan manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci