PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG"

Transkripsi

1 PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Elsa Ariska PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i

2 PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Elsa Ariska NIM : Jurusan Judul Skripsi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 26 Juli 2016 ii

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Elsa Ariska, NIM yang berjudul Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. hari : Selasa tanggal : 26 Juli 2016 Semarang, 28 Juni 2016 iii

4 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Elsa Ariska, NIM , dengan judul Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari : Selasa tanggal : 26 Juli 2016 iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS.Ar-Rad 13:11) 2. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan maka apabila kamu: sudah selesai suatu urusan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS.Al- Insyirah 94:6-8) 3. Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah2:153) Karya ini kupersembahkan kepada: 1. Ayah, ibu, dan kakak 2. Almamaterku v

6 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah Swt sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang sangat berguna bagi peneliti. Oleh karena itu perkenankan peneliti menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan studi dan menyelesaikan skripsi 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian dan pengesahan skripsi. 3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memperlancar penyelesaian skripsi ini. 4. Dr. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi Harits, M.Ag., Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran, tanggung jawab, dam kesungguhan hati sehingga skripsi ini dapat terlaksana. 5. Sutji Wardhayani, S.Pd., M.Kes., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan banyak arahan, saran, bimbingan sehingga skripsi ini lebih sempurna. 6. Dosen dan karyawan Jurusan PGSD FIP UNNES, yang telah memberi ilmu dan bantuan selama menjalani kehidupan akademik. 7. Riyatni S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Tugurejo 1, Dra. Suyatmi selaku Kepala Sekolah SDN Tugurejo 2, Juarni S.Pd selaku kepala sekolah SDN Tugurejo 3, Drs. Khoiri selaku Kepala Sekolah SDN Karanganyar 1, Tukijo S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN Randu Garut yang telah memberikan ijin penelitian. vi

7 8. Guru kelas V SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN Randu Garut yang telah membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian serta memberi arahan dan motivasi kepada peneliti. 9. Seluruh pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat sebutkan satu persatu. Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga semua bantuan dan bimbingan telah diberikan menajdi amal kebaikan dan mendapat berkah yang berlimpah dari Allah Swt. Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semarang, 26 Juli 2016 Peneliti vii

8 ABSTRAK Ariska, Elsa Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi Harits, M.Ag. 168 halaman. Observasi yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang di kelas V prestasi belajar IPA masih rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh kemandirian belajar di sekolah. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan, membuat gaduh kelas. Sebagian besar siswa tidak membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang ada dibuku kalau tidak diperintah guru. Siswa belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar sendiri. Bahkan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah diperintah guru Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dan seberapa besar pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 233. Pengambilan sampel menggunakan pendapat Musfiqon yaitu mengambil 20% dari total populasi. Dengan demikian, sampel penelitian ini sebanyak 45 siswa yang diambil secara cluster sampling. Ada dua variabel yang dikaji dlam penelitian, yaitu kemandirian belajar di sekolah sebagai variabel bebas dan prestasi belajar IPA sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, dokumentasi, dan tes. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan tehnik deskriptif persentase dan analisis linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar di sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam kategori masih rendah. Berdasarkan perhitungan diperoleh sebesar 55,294 dengan taraf signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V Gugus Ki Hajar Dewanrara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Besarnya pengaruh sebesar 65,6 % sedangkan 34,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Berdasarkan penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang. Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Prestasi Belajar IPA, Pengaruh viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR BAGAN... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Teori Kemandirian Belajar di Sekolah Pengertian Kemandirian Belajar Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Ciri-Ciri Kemandirian Aspek Kemandirian Pentingnya Kemandirian Belajar Bagi Peserta Didik Indikator Kemandirian Belajar di Sekolah Upaya Mengembangkan Kemandirian Belajar Prestasi Belajar IPA Hakikat Belajar ix

10 Pengertian Prestasi Belajar Ciri-Ciri Prestasi Belajar Pengertian Pembelajaran Pembelajaran IPA Ruang Lingkup IPA Tujuan Mata Pelajaran IPA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Kajian Empiris Kerangkan Berfikir Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Prosedur Prosedur Penelitian Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Angket Tes Dokumentasi Uji Coba Instrumen Angket Validitas Isi Validitas Konstruk Reabilitas Tes Validitas Isi Validitas Konstruk Reabilitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran x

11 3.8 Analisis Data Analisis Data Statistik Deskriptif Kemandirian Belajar di Sekolah Prestasi Belajar IPA Analisis Data Awal/Uji Persyaratan Uji Lininearitas Uji Normalitas Data Analisis Data Akhir Persamaan Regresi Uji Keberartian Uji Koefisien Korelasi Uji Signifikansi korelasi Koefisien Determinasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Kemandirian Belajar di Sekolah Deskripsi Data Prestasi Belajar IPA Uji Persyaratan Analisis Data Awal Uji Linearitas Uji Normalitas Analisis Data Akhir Uji Persamaan Regresi Uji Keberartian Uji Koefisien Korelasi Uji Signifikansi Korelasi Koefisien Determinasi Pembahasan Pemaknaan Temuan Implikasi Hasil Penelitian BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan xi

12 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman 1. Pemetaan Ruang Lingkup Bahan Kajian untuk IPA SD/MI Jumlah Populasi Pedoman Pemberian Skor Vaditas Konstruk Kemandirian Belajar di Sekolah Validitas Konstruk Prestasi Belajar IPA Daya Pembeda Tes Prestasi Belajar IPA Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar IPA Pedoman Pemberian Interprestasi Koefisien Korelasi Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Distribusi frekuensi prestasi belajar IPA Hasil Uji Normalitas xiii

14 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka Berfikir Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Sampel Diagram Distribusi Kategori Kemandirian Belajar di Sekolah Diagram Distribusi Kategori Prestasi Belajar IPA xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran 1 Kisi Kisi Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA Lampiran 3 Intrumen Uji Coba Angket Lampiran 4 Intrumen Uji Coba Tes Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Lampiran 6 Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Lampiran 7 Uji Validitas Konstruk dan Reabilitas Angket Lampiran 8 Uji Validitas Konstruk Tes Lampiran 9 Uji Reabilitas Tes Lampiran 10 Uji Daya Beda Tes Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Angket Lampiran 13 Instrumen Tes Lampiran 14 Angket Penelitian Kemandirian Belajar di Sekolah Lampiran 15 Tes Prestasi Belajar IPA Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar IPA Lampiran 17 Daftar Kode Peserta Sampel Penelitian Lampiran 18 Data Kemandiriaan Belajar di Sekolah Lampiran 19 Data Prestasi Belajar IPA Lampiran 20 Uji Linearitas Lampiran 21 Uji Normalitas Data Lampiran 22 Uji Persamaan Regresi Lampiran 23 Uji Keberartian Lampiran 24 Uji Koefisien Korelasi Lampiran 25 Uji Signifikansi Korelasi Lampiran 26 Koefisien Determinasi xv

16 27. Lampiran 27 Daftar Kode Peserta Catatan Lapangan Lampiran 28 Catatan Lapangan Lampiran 29 SK Dosen Lampiran 30 Validator Instrumen Lampiran 31 Surat telah melakukan uji coba instrumen Lampiran 32 Surat Ijin Penelitian Lampiran 33 Surat telah melakukan penelitian Lampiran 34 Foto Penelitian xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan adalah suatu kegiatan yang diprogamkan pemerintah. Setiap warga negara Indonesia memiki hak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan pembangunan nasional. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Tujuan bangsa Indonesia secara eksplisit dijabarkan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa peserta didik harus mempunyai daya saing dalam menghadapi persaingan global. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya PP No. 32 Tahun 2013 menyatakan peserta didik harus memiliki (a) kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (b) dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut; (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Sejalan 1

18 2 dengan pendapat Sugiyono (2015:42) bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Tujuan pendidikan akan tercapai melalui proses belajar mengajar pada masing-masing mata pelajaran. Salah mata pelajaran inti di SD/MI adalah IPA. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menyatakan bahwa mata pelajaran IPA wajib diberikan pada siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pembelajaran IPA pada jenjang SD/MI diharapkan dapat menekankan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) sehingga tercipta pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang termuat dalam KTSP telah mengandung tujuan pembelajaran IPA yang dapat mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global. Tujuan pembelajaran IPA sudah jelas tentang tujuan adanya pembelajaran IPA. Namun pada kenyataannya, tujuan pembelajaran IPA hanya sebagian saja yang tercapai. Realita di lapangan menunjukkan bahwa siswa di jenjang SD/MI menganggap IPA adalah mata pelajaran yang sulit sehingga berdampak pada rendahnya kualitas belajar siswa. Rendahnya kualitas belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan

19 3 proses belajar. Namun kenyataan tidak semua siswa yang mendapat prestasi belajar yang tinggi dan masih banyak siswa yang mendapat hasil belajar yang rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh kemandirian belajar di sekolah. Keberhasilan belajar tidak boleh hanya mengandalkan kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur yang diberikan oleh guru, akan tetapi terletak pada kemandirian belajar seorang siswa. Kemampuan menyerap dan menghayati pelajaran jelas diperlukan sikap dan kesediaan untuk mandiri. Siswa yang memiliki rasa kemandirian yang tinggi tentunya akan lebih bisa menempatkan dirinya di sekolah dan lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tidak hanya bergantung pada pembelajaran yang didominasi oleh guru. Kemandirian adalah usaha untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan (Desmita:2014:185). Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang. Oleh karena itu dengan adanya kemandirian peserta didik akan lebih bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Kemandirian seseorang diperoleh melalui proses perkembangan. Sejalan dengan dengan pendapat Fatimah (2010:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri.

20 4 Kemandirian ditandai dengan kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab. Kemadirian sangat penting dimiliki oleh peserta didik. Pendapat ini diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Syafaruddin, 2012:147) mendefinisikan bahwa kemandirian adalah: hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Pentingnya kemandirian bagi peserta didik dapat dilihat dari fenomena-fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan. Fenomena yang terjadi dalam konteks belajar adalah peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar. Kemandirian siswa dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu dikembangkan pada siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang di kelas V prestasi belajar IPA masih rendah. Hal ini ditunjukkan data nilai UTS dari 233 siswa hanya 107 siswa (46% ) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal Minimal (KKM) yaitu 65, sedangkan sisanya 126 siswa (54%) nilainya di bawah KKM. Wawancara yang dilakukan dengan dengan guru kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, masalah kemandirian belajar di sekolah siswa masih rendah. Kemadirian belajar di sekolah siswa 30%. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan, membuat gaduh kelas. Sebagian besar siswa tidak membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang ada dibuku kalau tidak diperintah

21 5 guru. Siswa belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar sendiri. Bahkan ada siswa yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah diperintah guru. Hal ini didukung, cara guru menyampaikan materi dan metode pembelajaran yang digunakan juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa satu dengan siswa yang lain memiliki kemampuan berbeda dalam menerima materi sehingga penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun, belum semua guru mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai. Guru diharapkan dapat menggunakan metode yang dapat mengaktifkan dan menumbuhkan sikap inisiatif untuk belajar. Beberapa guru terlihat masih menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan tanya jawab dan diskusi. Hal ini kurang tepat dalam pemilihan metode karena kemandirian belajar siswa kurang dioptimalkan sehingga pemahaman konsep dalam materi pembelajaran tersebut masih kabur yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Pratistya Nor Aini & Abdullah Taman pada tahun 2011 dengan judul Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011 dapat disimpulkan Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,359 harga koefisien determinasi (r 2 x1y) sebesar 0,129 dan harga thitung 3,509 lebih besar dari ttabel 1,980. Hal ini ditunjukkan dengan sig (p)

22 6 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05. Persamaan garis regresinya Y = 0,510X1 + 47,622. Oleh karena itu kemandirian belajar (X1) naik 1 satuan maka prestasi belajar akuntansinya akan naik sebesar 0,510. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kemandirian belajar dapat meningkatkan hasil belajar anak. Penelitian lain yang dilakukan Endar Aditria Kurniawan, Sriyono, dan Siska Desy Fatmaryanti pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh Kemandirian Belajar dan Sikap Ilmiah dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar memberikan sumbangan mandiri sebesar 59,9% peningkatan terhadap hasil belajar. Kemandirian siswa sangat perlu dikembangkan karena kemandirian memberikan pengaruh yang besar pada hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memfokuskan penelitian dengan judul Pengaruh Kemadirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang?

23 7 b. Bagaimanakah prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang? c. Adakah pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang? Alternatif Pemecahan Masalah Masalah yang ditemukan peneliti yaitu prestasi belajar IPA yang rendah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Berdasarkan observasi di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang, salah satu faktor yang menyebabkan prestasi belajar IPA rendah adalah kemandirian belajar di sekolah. Memahami permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu: a. Untuk mengetahui kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. b. Untuk mengetahui prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.

24 8 c. Untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak baik secara teoritis maupun praktis. Sesuai dengan tujuan penelitian maka manfaat penelitian dapat disebutkan sebagai berikut: Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai kemandirian belajar di sekolah Manfaat Praktis Manfaat bagi Guru: Memberi masukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA Guru dapat mengembangkan kemandirian belajar di sekolah siswa Manfaat bagi Siswa: Mengembangkan kemandirian belajar di sekolah Melatih kemandirian belajar di sekolah Manfaat bagi peneliti:

25 Memberi kesempatan kepada peneliti untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Memberi pengalaman bagi peneliti mengenai bagaimana cara melakukan penelitian yang benar.

26 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI Kemandirian Belajar di Sekolah Pengertian Kemandirian Belajar di Sekolah Kartini dan Dali (dalam Syafaruddin, 2012:147) mendefinisikan bahwa kemandirian adalah: hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannnya. Menurut Desmita (2014: ) bahwa kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: 1) Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri 10

27 11 2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 3) Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. 4) Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya, seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang dengan lebih mantap. Daryanto dan Darmiatun (2013:70) mengemukakan bahwa mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Memahami beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk mengendalikan, mengatur serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, penuh tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar secara mandiri. Kemandirian berlaku pada semua tingkatan. Setiap orang perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai dengan kapasitas dan tahapan perkembangannya. Kemandirian belajar membuat seseorang dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu kemandirian belajar sangat penting bagi peserta didik.

28 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian di Sekolah Kemandirian seseorang akan selalu mengalami perkembangan. Kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger (dalam Desmita, 2014:187) mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya sebagai berikut: 1) Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. ciricirinya: a. Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain. b. Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistik c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu (stereotype) d. Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games. e. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungannya. 2) Tingkat kedua, adalah tingkat konformitas. Ciri-cirinya : a. Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial. b. Cenderung berpikir stereotype dan klise. c. Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal. d. Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian. e. Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya instropeksi.

29 13 f. Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal. g. Takut tidak diterima kelompok. h. Tidak sensitif terhadap keindividualan. i. Merasa berdosa jika melanggar aturan. 3) Tingkat ketiga, adalah tingkat sadar diri a. Mampu berpikir alternatif. b. Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi. c. Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada. d. Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah. e. Memikirkan cara hidup. f. Penyesuaian terhadap situasi dan peranan. 4) Tingkat keempat, adalah adalah tingkat saksama (conscientious). Ciricirinya: a. Bertindak atas dasar nilai-nilai internal. b. Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan. c. Mampu melihat keragaman emosi, motif dan perspektif diri sendiri maupun orang lain. d. Sadar akan tanggung jawab. e. Mampu melakukan kritik dan penilaian diri. f. Peduli akan hubungan mutualistik. g. Memiliki tujuan jangka panjang. h. Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial. i. Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.

30 14 5) Tingkat kelima, tingkat individualitas. Ciri-cirinya: a. Peningkatan kesadaran individualistik. b. Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dan ketergantungan. c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri. d. Mengenal eksistensi perbedaan individual. e. Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan. f. Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya. g. Mengenal kompleksitas diri. h. Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial. 6) Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri. Ciri-cirinya : a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan. b. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri snediri dan orang lain. c. Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial. d. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan. e. Toleransi terhadap ambiguitas. f. Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment). g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal. h. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain. i. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.

31 15 Sependapat dengan Fatimah (2008:144) menyatakan bahwa kemandirian, seperti halnya kondisi psikologis lain dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa. tingkatan dan karakteristik kemandirian di sekolah akan mengalami perkembangan dari setiap tingkatan. Perkembangan tingkatan dan karakteristik kemandirian dimulai sejak dini dan dapat berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus. Tingkatan kemandirian mulai dari tingkat implusif sampai dengan tingkat mandiri Ciri-Ciri Kemandirian Belajar di Sekolah Ratri Sunar Astuti (dalam Syafaruddin 2010:155) menyatakan bahwa ciri-ciri anak yang mandiri meliputi : 1) Aktif 2) Kreatif 3) Kompeten 4) Tidak bergantung pada orang lain 5) Tampak spontan Desmita (2015:185) menyatakan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar meliputi : 1) Menentukan nasib sendiri

32 16 2) Kreatif 3) Inisiatif 4) Mengatur tingkah laku 5) Bertanggung jawab 6) Mampu menahan diri 7) Membuat keputusan-keputusan sendiri 8) Mampu mengatasi masalah tanpa tanpa ada pengaruh dari orang lain Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciriciri kemandirian di sekolah meliputi: aktif, kreatif, tanggung jawab, tidak bergantung pada orang lain, mampu menyelesaikan masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Ciri-ciri kemandirian sangat penting untuk mengetahui tingkat kemandirian anak dalam belajar Aspek Kemandirian Belajar di Sekolah Menurut Havighurst (dalam Fatimah, 2008:143) menyatakan bahwa kemandirian dalam belajar terdiri dari beberapa aspek, yaitu: 1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kepada orang tua. 2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi kepada orang tua. 3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

33 17 4) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang lain. Sejalan dengan pendapat tersebut Steiberg (dalam Desmita:2014:186) membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk meliputi : 1) Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional atar individu seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang tuanya. 2) Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab. 3) Kemandirian nilai, yakni kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting apa yang tidak penting. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek kemandirian pada anak berasal dari dalam dan dari luar anak. Aspek kemandirian yang berasal dari anak meliputi : emosi, intelektual, nilai, dan tingkah laku. Sedangkan aspek kemandirian yang berasal dari dari luar anak meliputi: sosial dan ekonomi. Kedua aspek tersebut sangat mempengaruhi kemandirian belajar anak di sekolah.

34 Pentingnya Kemandirian Belajar Bagi Peserta Didik Azzel (2014:72) menyatakan bahwa karakter bisa belajar secara mandiri seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi persaingan kehidupan di masa mendatang semakin ketat. Hanya orang-orang berkarakter mandirilah yang akan memperoleh keberhasilan. Suyanto dan Jihad (2013:183) mengemukakan bahwa dalam menghadapi tantangan kehidupan modern kemandirian dan kreativitas sangat diperlukan supaya siswa mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Alasan pentingnya kemandirian meliputi: 1) Memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya. 2) Memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. 3) Memberikan kepuasan hidup. 4) Memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidup. 5) Memungkinkan manusia meningkatkan inovasi dan perubahan hidupnya. Memahami beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemandirian belajar bagi peserta didik adalah peserta didik dapat menghindari fenomena-fenomena peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar sehingga dapat memilih jalan hidupnya dalam mencapai keberhasilan.

35 Indikator Kemandirian Belajar di Sekolah Indikator mandiri pada kelas 1-3 meliputi: melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya dan mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya. Sedangkan indikator mandiri pada kelas 4-6 meliputi: mencari sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustakawan sekolah dan mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya (Bintoro, 2013:146). Sufyarman (2006:50-51) mengemukakan bahwa orang-orang yang mandiri dapat dilihat dengan indikator antara lain: 1. Progesif dan ulet, seperti tampak pada usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya. 2. Berinisiatif berarti mampu berfikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh insiatif. 3. Mengendalikan dari dalam, adanya kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri. 4. Kemantapan diri, mencakup dalam aspek percaya pada diri sendiri. 5. Memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri, manusia kreatif dapat menjadikan manusia mandiri dan pada akhirnya dapat menjadi manusia mandiri. Memahami kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator kemandirian belajar di sekolah meliputi: Progesif dan ulet, inisiatif, mengendalikan dari dalam, kemantapan diri, memperoleh kepuasan atas

36 20 usahanya, bertanggung jawab dan dapat menyelesaikan masalah tanpa ada pengaruh dari orang. Peneliti memfokuskan indikator kemandirian belajar di sekolah meliputi Progesif dan ulet, inisiatif, mengendalikan dari dalam, kemantapan diri, memperoleh kepuasan atas usahanya Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak Upaya untuk mengembangkan nilai kemandirian melalui ikhtiar pengembangan atau pendidikan sangat diperlukan untuk kelancaran perkembangan kemandirian siswa. Pendidikan di sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian siswa. Desmita (2014:190) mengemukakan upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan kemandirian siswa sebagai berikut: 1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa dihargai. 2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah. 3) Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi lingkungan serta mendorong rasa ingin tahu. 4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya. 5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak. Sejalan dengan pendapat di atas Fatimah (2008:144) menyatakan bahwa kemandirian berkembang melalui latihan yang dilakukan terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa

37 21 pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya mengembangkan kemandirian anak meliputi: melakukan tindakan penciptaan kebebasan keterlibatan dan partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan, menciptakan hubungan yang akrab, hangat dan harmonis dengan siswa, menciptakan keterbukaan, penerimaan positif tanpa syarat, menciptakan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan serta menciptakan empati kepada siswa dan memberikan latihan secara terus menerus yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak Prestasi Belajar Hakikat Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21). Djamarah (2011:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Rachmawati dan Daryanto (2015:36) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

38 22 Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses peruabahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan yang dialami seseorang untuk meningkatkan kemampuannya serta pengetahuannya sebagai hasil dari pengalaman yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Dengan demikian, belajar merupakan hal yang terpenting untuk merubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu belajar merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seseorang. Jadi seseorang belajar agar dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Rifa i dan Anni (2012:79) menyatakan bahwa beberapa prinsipprinsip belajar meliputi : 1) Prinsip keterdekatan (contiguity) menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan. 2) Prinsip pengulangan (repetition) menyatakan bahwa situasi stimulus dan respon perlu diulang-ulang atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkat retensi belajar.

39 23 3) Prinsip penguatan (reinforcement) menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Suprijono (2012: 4) mengemukakan prinsip-prinsip belajar antara lain: 1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, berkesinambungan dengan perilaku lainnya, bermanfaat sebagai bekal hidup, positif, direncanakan dan dilakukan, permanen, bertujuan dan terarah, mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. 2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Berupa proses sistemik yang dinamis, konstruktif, serta organik. 3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah perubahan perilaku yang melalui sebuah proses dan secara kontinue berdasarkan pengalaman serta bermanfaat. Dengan demikian, prinsip belajar bagian terpenting dari belajar. Jadi prinsip-prinsip belajar harus dimengerti dan diterapkan dalam belajar.

40 Pengertian Prestasi Belajar Helmawati (2014:205) mengemukakan bahwa Prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran. Semua itu diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Setiap orang akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi. Dariyo (2013:121) mengemukakan bahwa prestasi belajar (achievement or perfomance) ialah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dalam laporan nilai yang tercantum pada buku rapot (report book) atau kartu hasil studi (KHS). Hasil laporan belajar ini diberikan setiap tengah semester atau setiap tahu. Menurut Hamdani (2014:138), prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah hasil

41 25 pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode tertentu. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikategorikan ke kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar. Prestasi belajar tinggi berarti menunjukkan keberhasilan pembelajaran Ciri-Ciri Prestasi Belajar Rachmawati dan Daryanto (2015:37-38) menyatakan bahwa ciri-ciri Prestasi belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri individu. Tetapi tidak semua perubahan tingkah laku adalah hasil belajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilannya telah bertambah, ia lebih percaya terhadap dirinya, dan sebagainya. 2) Perubahan yang bersifat berkesinambungan, perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran akan berkesinambungan, artinya suatu perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang lain.

42 26 3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. 4) Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu. 5) Perubahan yang diperoleh itu senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya. orang yang belajar akan merasakan ada sesuatu yang lebih banyak, sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih luas dalam dirinya. 6) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya. 7) Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu untuk masa tertentu. 8) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Pendapat ini diperkuat oleh Djamarah (2011:15-17) mengemukakan bahwa ada perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri prestasi belajar meliputi :

43 27 1) Perubahan yang dilakukan secara sadar. Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadinya perubahan itu atau sekurangkurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses berikutnya. 3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan belajar terarah pada pada tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciriciri prestasi belajar meliputi: perubahan yang mengarah ke arah yang

44 28 positif. Ciri-ciri prestasi belajar berkaitan erat dengan belajar. Dengan demikian ciri-ciri prestasi belajar dapat digunakan untuk mengidentikasi belajar anak Pengertian Pembelajaran Penjabaran tentang konsep dasar pengertian pembelajaran tersebut menjelaskan bahwa fokus dari pengertian pembelajaran adalah bagaimana seorang guru mengorganisasi materi, siswa, dan lingkungan belajar agar siswa dapat belajar dengan optimal (Irham dan Wiyani, 2014:132) Rachmati dan Daryanto (2015:121) mengemukakan bahwa Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Rifa i dan Anni (2012:159) menyatakan bahwa Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik. Proses komunikasi dapat dilakukan secara verbal, dan dapat pula secara nonverbal seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Hamdani (2014:71) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang baik serta upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang

45 29 amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membuat belajar terjadi dalam diri siswa yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang baik serta mendapat hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian pembelajaran bagian terpenting belajar. Oleh karena itu pembelajaran menjadi penentu dari hasil belajar anak Pembelajaran IPA Rustaman (2010:1) menyatakan bahwa IPA atau sains merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut bergantung pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut. Perubahan pengetahuan terjadi karena hasil observasi yang baru yang mungkin menentang teori sebelumnya. Menurut Ahmad Susanto (2012:167) menyatakan bahwa Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan

46 30 ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: Pertama, sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended, Kedua, proses prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, Ketiga, produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; Keempat, aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Memahami pengertian dari beberapa ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA adalah usaha manusia untuk mengetahui alam melalui sebuah proses yang menghasilkan pengetahuan. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran pokok di sekolah dasar. Oleh karena itu IPA menjadi mata pelajaran yang perlu dikuasai oleh siswa. Mengacu pada pengertian pembelajaran IPA hakikat IPA dibagi menjadi 4 diantaranya : 1) IPA sebagai produk IPA sebagai disiplin ilmu disebut produk IPA karena isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut, fakta-fakta merupakan hasil kegiatan empirik

47 31 dalam IPA, sedangkan konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. 2) IPA sebagai proses Memahami IPA bukan hanya memahami fakta-fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga memahami proses IPA yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses IPA disebut juga keterampilan belajar seumur hidup. Sebab keterampilan ini dapat juga dipakai di bidang lain dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, di antaranya adalah: Mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesa, membuat grafik, membuat table data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. 3) IPA sebagai sikap ilmiah Sikap yang dimaksud antara lain: 1) obyektif terhadap fakta, 2) tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung, 3) berhati terbuka, 4) tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat, 5) bersifat hati-hati, dan 6) ingin menyelidiki.

48 32 4) IPA sebagai teknologi Konsep ilmu pengetahuan alam sebagai dasar pengembangan teknologi berawal dari sebuah keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui oleh manusia. Keingintahuan tersebut mendorong seseorang untuk mencari prinsip atau teori yang diperoleh melalui percobaan. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi penjelasan dari objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Para ilmuwan menempatkan ilmu pengetahuan alam dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu terapan dan teknologi Ruang Lingkup IPA Ruang lingkup IPA dari SD, SMP, dan SMA pada dasarnya sama. Pembedanya yaitu terletak pada penjabaran yang ditekankan, kedalaman, dan keluasaan ruang lingkup itu disesuaikan dengan tingkat sekolah. Perwujudan selanjutnya adalah pada masing-masing Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Rumusan SK-KD sesungguhnya secara implisit telah menampilkan ruang lingkup materi apa yang hendak dibelajarkan dan ranah belajar mana yang hendak dibelajarkan. Ruang lingkup meliputi lima substansi kajian, sedangkan materi belajar merupakan jabaran dari ruang lingkup yang secara implisit termuat dalam rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Berikut pemetaan ruang lingkup dan materi belajar IPA SD/MI:

49 33 Tabel II.1 Pemetaan Ruang Lingkup Bahan Kajian untuk IPA SD/MI No. Ruang lingkup Aspek 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan 1. Manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. 1. cair, padat, dan gas 2. Benda/Materi, sifatsifat, dan kegunaannya 3. Energi dan perubahannya 1. gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta 1. tanah, bumi, tata susya, dan benda-benda langit lainnya. 5. Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) 1. Penerapan konsep IPA dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederha termasuk merancang dan membuat. Sumber: BSNP (2006:162) Dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan pada ruang lingkup Energi dan perubahannya dengan aspek pesawat sederhana. Instrumen Penelitian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada ranah kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (aplikasi) siswa kelas V semester 2 mata pelajaran IPA dalam KD 5.2 Menjelaskan

50 34 pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Tujuan Mata Pelajaran IPA BSNP (2006:162) memuat tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar IPA Prestasi belajar pada diri anak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hamdani (2011: ) mengemukakan bahwa pada dasarnya faktor-

51 35 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). 1) Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut: a. Kecerdasan (Inteligensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. b. Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seorang. c. Sikap Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.

52 36 d. Minat Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seseorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diingankannya dapat tercapai. e. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang

53 37 peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. f. Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Pengaruh lingkungan apada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 143), faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. a. Keadaan keluarga

54 38 Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Ada rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Perlunya kerja sama yang perlu ditingkatkan, ketika orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar siswa di rumah. b. Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya. c. Lingkungan masyarakat

55 39 Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa sebab kehidupan sehari-hari siswa akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorag anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan teman yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Rifa i dan Anni (2012:80-81) mengemukan bahwa faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan Prestasi belajar adalah : 1) Kondisi internal a) Kesehatan organ tubuh b) Kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial 2) Kondisi eksternal a) Variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang (stimulus) yang dipelajari (direspon). b) Tempat belajar. c) Iklim.

56 40 d) Suasana lingkungan. e) Budaya belajar masyarakat akan memepengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Sugiyono dan Haryanto (dalam Irham dan Wiyani, 2014:119) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menjadi komponen dalam proses belajar sebagai berikut: 1) Kesiapan siswa, artinya agar proses belajar berhasil maka siswa perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis serta kematangan untuk melakukan aktivitas-aktivias belajar. 2) Kemampuan interprestasi siswa, artinya siswa mampu membuat hubungan-hubungan di antara beberapa kondisi belajar, materi belajar dengan pengetahuan siswa, serta kemungkinan-kemungkinan. 3) Faktor lingkungan masyarakat dan budayanya. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa, antara lain jenis kegiatan yang diikuti siswa di masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi: kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, ketekunan, kesiapan siswa, dan kemampuan interprestasi siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu meliputi: variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana

57 41 lingkungan, budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar, motivasi dan perhatian. Dengan demikian kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Oleh karena itu kedua faktor tersebut harus saling mendukung dalam belajar anak. 2.2 KAJIAN EMPIRIS Penelitian terdapat penelitian-penelitian untuk memperkuat penelitian ini. Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini meliputi : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Rikani Astuti dan Djiha Hisyam yang berjudul Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,492, 2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi yang ditunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,737, 3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua secara bersama-bersama dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,742.

58 42 2) Penelitian yang dilakukan oleh T. Jumaisyaroh, dkk yang berjudul Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tujuan penelitian adalah mengetahui: (1) perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung; (2) interaksi pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa;(3) perbedaan peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Swasta Ar-rahman Percut.Hasil penelitian adalah: (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung; (2) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis; (3) peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Endar Aditria Kurniawan, dkk dari Universitas Muhammadyah Purworejo yang berjudul Pengaruh Kemandirian Belajar dan Sikap Ilmiah dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013.

59 43 Penelitian ini guna mengungkap tentang, (1) pengaruh kemandirian belajar dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo, (2) pengaruh sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo, (3) pengaruh kemandirian belajar dan sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo. Sampelnya adalah 33 siswa dari kelas VII E. Hasil peneitian ini disimpulkan bahwa ada pengaruh kemandirian belajar dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo dan memberikan sumbangan mandiri sebesar 47,0%, ada pengaruh sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo dan memberikan sumbangan mandiri sebesar 59,9%, ada pengaruh kemandirian belajar dan sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo secara bersama-sama dan memberikan sumbangan mandiri sebesar 62,3%. 4) Penelitian yang lain dilakukan oleh Huri Suhendri dengan judul Pengaruh Kecerdasan Matematis Logis dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan menganalisis pengaruh kecerdasan

60 44 matematis logis, dan belajar mandiri dari hasil belajar matematika. Variabel terdiri dari: kecerdasan matematika logis independen variabel dan belajar mandiri, variabel dependen adalah hasil dari pembelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMK di Jakarta Selatan kota kabupaten Jagakarsa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan analisis korelasi. sampel berjumlah 120 siswa. Berdasarkan pengujian hipotesis untuk kesimpulan: (1) Ada yang signifikan efek positif kecerdasan matematis logis pada hasil belajar matematika, dimana nilai koefisien korelasi sederhana adalah positif, signifikan korelasi dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. <0,05. (2) Tidak ada pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar mandiri untuk belajar matematika. Dimana nilai koefisien korelasi sederhana adalah positif, signifikan korelasi dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. > 0,05. (3) Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan matematika-logis dan kemandirian belajar pada matematika hasil belajar. Dimana nilai beberapa koefisien korelasi positif, hubungan yang signifikan dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. <0,05. Model regresi bebas dari multikolinieritas atau tidak ada hubungan antara variabel independen. 5) Penelitian yang dilakukan Wisma Arora dengan judul Hubungan antara Perlakuan Orang Tua dengan Kemandirian Siswa dalam Belajar. Independensi belajar adalah proses pemindahan kekuasaan dari individu

61 45 yang belajar untuk memindahkan potensi dirinya dalam penelitian tanpa tekanan atau pengaruh asing dari di luar. Faktor eksternal yang mempengaruhi kemandirian anak adalah budaya dan orang tua pada anak-anak. Bahkan di sekolah siswa yang pasif dalam belajar dan siswa tidak mampu melakukan tugas-tugas mereka sendiri ditugaskan oleh guru, karena orang tua tidak memberikan perawatan yang tepat untuk anak-anak, terutama dalam revisi di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan dengan pengobatan diri dari orang tua dengan kemandirian siswa dalam belajar di SMA N 1 Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasi. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA N 1 Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. 6) Penelitian yang dilakukan oleh Pratistya Nor Aini dan Abdullah Taman dengan judul Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh Kemandirian Belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul tahun ajaran 2010/2011, (2) pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul tahun ajaran 2010/2011, (3) pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon

62 46 Bantul tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. 7) Penelitian yang dilakukan oleh Ridaul Inayah, dkk yang berjudul Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Faktor Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung positif 8) Penelitian yang dilakukan oleh Marian Sinika dan Aurelia Traistaru dengan judul Self-Directed Learning In Economic Education. Penelitian ini termasuk dalam pedagogi berorientasi ekonomi dan bertujuan untuk membuat klasifikasi fitur khusus untuk belajar mandiri di bidang ekonomi. Metode yang digunakan adalah meta analisis, argumentatif, logis, psikologis, pendidikan dan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri dalam pendidikan ekonomi adalah proses di mana inisiatif milik individu yang mampu menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri, mengidentifikasi baik keterampilan yang tersedia dan yang mereka harus memiliki dan yang diperlukan oleh situasi, memahami motivasi mereka sendiri dan emosional. Mekanisme dan disengaja pada strategi untuk mendukung tujuan dikejar. belajar mandiri secara ketat berorientasi pada peserta didik: ia membuat itu dengan inisiatif sendiri; waktu yang digunakan untuk pembelajaran yang fleksibel dan jadwal adalah variabel; otonomi sangat penting dalam

63 47 menstabilkan tujuan belajar mandiri; tematik. Isi biasanya dipilih secara bebas (keputusan milik orang yang belajar); hasil belajar yang didirikan oleh self-assessment. Jadi, unsur penting adalah akuntabilitas 9) Penelitian yang dilakukan oleh W. Monty Jones yang berjudul How teachers learn: the roles of formal, informal, and independent learning. Sementara penelitian tentang formal, informal dan mandiri pembelajaran guru ada, dengan teknologi sering disebutkan sebagai potensi dukungan untuk masing-masing dari tiga mode ini, ini pendekatan belum dianggap bersama-sama sebagai bagian saling bergantung dari sistem holistik yang sama untuk belajar guru atau memiliki teknologi cara mungkin merajut mode pembelajaran guru bersama-sama telah membayangkan sebagai bagian dari sistem itu. 10) Penelitian yang dilakukan Dua O. Maani yang berjudul Exploring Creative Design: Concepts and Definitions. Desain sebagai tindakan yang berkaitan dengan memproduksi jawaban/solusi dipandang sebagai proses kreatif di mana solusinya adalah dibangun dengan mengembangkan dan menyempurnakan kedua masalah dan ide-ide bersama-sama, dan sesuai, mentransfer desain dari menjadi desain rutin untuk satu non rutin. Dalam hal ini, desain tidak terbatas pada hasil akhir tetapi juga menyangkut bagaimana hasilnya tercapai. Kita dapat mengatakan, oleh karena itu, desain yang tidak hanya tindakan merancang atau desain produk-mewakili kedua kondisi, dan bagaimana mereka dikandung. Namun, salah satu masalah utama dengan kreativitas

64 48 adalah definisinya, yang telah dikembangkan dan berkembang selama beberapa dekade. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari kreativitas, selain menunjukkan perannya sebagai komponen alami dari proses desain agar untukmeningkatkan kemampuan desain 2.3 KERANGKA BERFIKIR Menurut Sugiono (2010: 92) menyatakan bahwa: Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan. Berbagai teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang pengaruh antara variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar di sekolah dan prestasi belajar IPA. Prestasi belajar merupakan sesuatu yang ditunggu tidak hanya untuk siswa, melainkan guru, orang tua dan pemerintah. Prestasi belajar menjadi variabel yang penring dalam dalam sebuah pendidikan. Prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikategorikan ke kategori rendah, sedang, dan tinggi. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar. Prestasi belajar tinggi berarti menjukkan keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan menentukan kategori dari prestasi belajar siswa.

65 49 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor meliputi : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi : motivasi, sikap, minat, kemandirian belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa meliputi : lingkungan, budaya, guru, sekolah dan lain-lain. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yaitu kemandiriran belajar. Kemandirian belajar adalah kemampuan untuk mengendalikan, mengatur serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, penuh tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar secara mandiri. Kemandirian membuat anak memiliki kesadaran untuk belajar, penuh kesungguhan, belajar tanpa ada rangsangan dari orang lain. Dengan kemandirian belajar siswa dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam belajar. Kemandirian setiap siswa berbeda-beda. Kemandirian berlaku pada semua tingkatan. Setiap siswa perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai dengan kapasitas dan tahapan perkembangannya. Perkemabangan kemandirian menyebabkan adanya perbedaan karakteristik dan tingkatan kemandirian. Perbedaan kaarakteristik dan tingkatan kemandirian siswa disesuaikan dengan perkembangan masing-masing siswa. Siswa yang tingkat kemandiriannya tinggi memiliki peluang lebih baik untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Sebaliknya siswa yang tingkat kemandiriannya rendah juga peluang untuk mencapai prestasi belajar lebih kecil. Semakin tinggi

66 50 kemandirian siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Oleh karena itu kemandirian belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar muncul dari dalam diri siswa sendiri yang dipengaruhi oleh kemandirian yang dimilikinya. Oleh karena itu kemandirian dapat mendorong siswa untuk mendapat prestasi belajar yang tinggi. Kemandirian belajar menjadi unsur yang paling mendasari proses pembentukan pribadi siswa sehingga siswa akan menerima pelajaran yang diberikan oleh guru tidak merasa beban. Dengan demikian, materi yang disampaikan guru akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dipahami. Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Kemandirian Belajar di Sekolah Prestasi Belajar Keadaan awal Kemandirian Belajar di Sekolah rendah meliputi tanggung jawab, inisiatif, mencontek, tidak mengerjakan tugas. Keadaan awal Tes prestasi belajar IPA rendah Terdapat atau Tidaknya Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VSDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Gambar II.1 Kerangka Berfikir

67 HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah dan penelitian yang merumuskan hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiono (2015: 96) bahwa : Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1) Hipotesis Nol (Ho): Tidak terdapat pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. 2) Hipotesis Alternatif (Ha): Terdapat pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.

68 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS, DAN DESAIN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena data yang di dapat berhubungan dengan angka yang memungkinkan digunakan tehnik analisis statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Arikunto (2010:313) mengemukakan bahwa korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Desain penelitian korelasional menggunakan penelitian hubungan (bivariat). Penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan (bivariat). Desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, hanya mengumpulkan skor dua variabel dengan subyek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. 3.2 PROSEDUR PENELITIAN Penelitian korelasional (hubungan) merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009: 30) proses penelitian kuantitatif sebagai berikut: 1) Rumusan masalah Setiap penelitian dimulai dari masalah, masalah yang ditemukan oleh peneliti harus sudah jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik- 52

69 53 baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dengan mengidentifikasi dan membatasi selanjutnya permasalahan tersebut dirumuskan. Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan dari latar belakang masalah. Penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah. 2) Landasan teori Berdasarkan rumusan masalah, peneliti mencari referensi dari beberapa buku dan teori-teori yang mendukung permasalahan yang diteliti. Selain teori-teori, peneliti juga mencari referensi jurnal penelitian yang terdiri dari tiga jurnal internasional dan tujuh jurnal nasional yang mendukung judul penelitian. Jadi teori dalam penelitian ini, digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap sementara terhadap rumusan masalah berdasarkan teori dinamakan hipotesis. 3) Perumusan hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data yang ada di lapangan. 4) Pengumpulan data Membuktikan kebenaran hipotesis secara empiris berdasarkan data yang ada di lapangan dengan peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berbentuk

70 54 populasi maupun sampel. Data yang telah terkumpul kemudian dikembangkan dan dilakukan pengujian instrumen penelitian. 5) Analisis data Data-data yang telah terkumpul kemudian di analisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Pada penelitian kuantitatif, analisis data menggunakan statistik. 6) Kesimpulan dan saran Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan. Peneliti mengambil konklusi atau kesimpulan dari pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Jika pada rumusan masalah ada tiga permasalahan yang dikaji maka kesimpulannya juga ada tiga. Peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban memberikan saran-saran yang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. 3.3 SUBYEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN gugus Ki Hajar Dewantara Gugus Ki Hajar Dewantara mempunyai 6 SD Negeri meliputi SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karangayar 1, Karanganyar 2, dan SDN Randu Garut.

71 Lokasi Penelitian ini dilakukan di SDN wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Masing-masing sekolah letaknya di pinggiran kota. Selain itu, jarak antar masing-masing sekolah tidak terlalu jauh Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April Satu hari digunakan untuk melakukan penelitian satu sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan selama 5 hari. 3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Variabel Penelitian Sugiyono (2015:61) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Oleh karena itu variabel penelitian menjadi penentu keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini melibatkan dua variabel penelitian meliputi: 1) Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar di sekolah.

72 56 2) Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA. Bentuk hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : X Y Gambar III.1 hubungan variabel bebas dan terikat Keterangan : X : kemandirian belajar di sekolah Y : Prestasi Belajar IPA Definisi Operasional Penelitian ini agar tidak menimbulkan masalah pengertian dalam penafsiran tentang landasan berpikir dari masalah yang ditampilkan, maka peneliti perlu menjelaskan definisi operasional tentang variabel yang diteliti. Adapun definisi operasional dari variabel penelitian beserta indikator variabel antara lain: 1) Variabel Bebas: Kemandirian Belajar di Sekolah Kemandirian belajar peserta didik adalah suatu kesadaran dari peserta didik untuk memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. 2) Variabel Terikat: variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA yang di lihat berdasarkan nilai raport semester I pada mata pelajaran IPA kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu

73 57 Kota Semarang. Nilai yang digunakan adalah nilai pada ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Sedangkan pada ranah kognitif menggunakan tes prestasi belajar IPA. 3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi Sugiyono (2015:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang yang meliputi meliputi SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN Karanganyar 2, dan SDN Randu Garut. Tabel III.1 Populasi Penelitian No Nama Sekolah Dasar Jumlah Siswa 1. SDN Tugurejo SDN Tugurejo SDN Tugurejo SDN Karanganyar SDN Karanganyar SDN Randu Garut 15 Jumlah 233

74 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012:118). Senada dengan pendapat di atas, Arikunto (2010:174) menuliskan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang diambil harus representatif (mewakili). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili dari populasi. Pengambilan sampel harus mencerminkan populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan persentase atau rumus. Musfiqon (2012:91) mengemukakan bahwa jika jumlah populasi melebihi 100 orang maka boleh dilakukan pengambilan sampel. Namun, jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diteliti semuanya. Pengambilan sampel disesuaikan dengan besarnya populasi yaitu berkisar 20-30% dari total populasi. Oleh karena peneliti menggunakan persentase 20% dalam pengambilan jumlah sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 siswa. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Gambar III.1 Sampel Populasi Sampel Daerah SampelIndividu SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo3 SDN Karanganyar 1 SDN Karanganyar 2 SDN Randu Garut SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo3 SDN Karanganyar 1 SDN Randu Garut 45 siswa SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 SDN Tugurejo3 SDN Karanganyar 1 SDN Randu Garut

75 TEHNIK PENGUMPULAN DATA Angket / Kuesioner Sugiyono (2015:199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Angket/Kuesioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh data mengenai kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang dikenal dengan variabel penelitian. Variabel yang akan diukur dalam skala Likert dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban yang digunakan dalam penelitian ini untuk setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang

76 60 berupa kata-kata selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah untuk mengetahui Pengumpulan data menggunakan angket untuk mengetahui kemandirian belajar di sekolah wilayah SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Angket akan diuji cobakan di SD Negeri Mangkang Wetan 2. Setelah angket sudah valid disebarkan di SD Negeri wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang meliputi: SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, dan SDN Randu Garut. Berikut tabel pedoman pemberian skor: Tabel III.2 Pedoman Pemberian Skor Pedoman pemberian skor angket alternative pernyataan positif A (Selalu) B (Sering) C (Kadang-Kadang) D (Hampir Tidak E(Tidak Pernah) Pernah) Pedoman pemberian skor angket alternative pernyataan negatif A (Selalu) B (Sering) C (Kadang-Kadang) D (Hampir Tidak E(Tidak Pernah) Pernah) Tes Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:100) mengemukakan bahwa tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Hasil pengukuran ini biasanya berupa data kuantitatif

77 61 (sebagian besar) bisa pula berupa data kualitatif. Data kuantitatif dari alat ukur ini umunya data interval, sehingga dapat dapat diolah dengan tehniktehnik statistika. Ada dua jenis tes, yakni tes prestasi belajar (achievement test) dan tes intelegensi/bakat/kecerdasan. Tes prestasi belajar mengukur penguasaan atau abilitas tertentu sebagai hasil dari prestasi belajar. Ada dua jenis tes prestasi belajar, yakni tes baku dan tes buatan peneliti. Sedangkan tes kecerdasan untuk mengukur kemampuan atau potensi individu secara umum. Penelitian ini menggunakan jenis,tes prestasi belajar karena untuk mengukur penguasaan siswa sebagai hasil dari proses belajar IPA. Tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes buat peneliti. Oleh karena itu tes tersebut perlu di uji coba terlebih dahulu agar dapat memenuhi validitas dan reabilitas. Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pemberian soal evaluasi dalam ranah kognitif yang meliputi (C1, C2, dan C3) pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang untuk mata pelajaran IPA KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Dokumentasi Tehnik pengumpulan data untuk prestasi belajar adalah dokumentasi. Arikunto (2010:274) mengemukan bahwa dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prassasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Data prestasi belajar IPA dalam penelitian ini menggunakan nilai ranah

78 62 afektif dan ranah psikomotorik yang diambil dari nilai rapot semester 1. Nilai tersebut akan diakumulasikan dengan nilai tes prestasi belajar IPA di SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN Randu Garut. 3.7 UJI COBA INSTRUMEN Uji coba instrumen yang telah disusun, selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen yang digunakan untuk tehnik pengumpulan data angket dan tes. Uji coba instrumen ini digunakan mengetahui keakuratan dan keajegan instrumen dalam mengumpulkan data. Adapun uji coba instrumen yang dimaksud sebagai berikut: Angket Validitas Isi Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen angket lebih lanjut, maka dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan item atau uji coba. Dalam pengujian validitas isi peneliti meminta bantuan dua orang dosen ahli yaitu Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi, M.Ag.

79 Validitas konstruk (Construct Validity) Nana Sudjana dan Ibrahim (2012: ) mengemukakan bahwa Construct Validity berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur. Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan mengunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid atau gugur. Untuk mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor totalnya dapat mengunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: r xy = N XY ( X) ( Y) {N X 2 ( X) 2 }{N Y 2 ( Y) 2 } (Sugiyono, 2012:228) Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : item soal yang dicari validitasnya Y : skor total yang diperoleh sampel Jika hasil rhitung sudah diketahui, kemudian dicocokkan dengan nilai tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan pernyataan itu valid atau tidak diperoleh dengan membandingkan rhitung dengan rtabel sebagai berikut: Bila rhitung rtabel maka instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan untuk mengambil data. Bila rhitung rtabel maka dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk mengambil data.

80 64 Adapun validitas konstruk angket kemandirian belajar di sekolah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan taraf kesalahan 5% sebesar 0,284 sebagai berikut: Tabel III.3 Validitas Konstruk Kemandirian Belajar di Sekolah Item rxy Status Item rxy Status Soal Soal 1 0,349 Valid 16 0,333 Valid 2 0,387 Valid 17 0,198 Tidak Valid 3 0,354 Valid 18 0,235 Tidak Valid 4 0,520 Valid 19 0,319 Valid 5 0,471 Valid 20 0,364 Valid 6 0,343 Valid 21 0,383 Valid 7 0,296 Valid 22 0,410 Valid 8 0,484 Valid 23 0,325 Valid 9 0,316 Valid 24 0,324 Valid 10 0,504 Valid 25 0,245 Tidak valid 11 0,295 Valid 26 0,440 Valid 12 0,258 Tidak Valid 27 0,344 Valid 13 0,291 Valid 28 0,293 Valid 14 0,383 Valid 29 0,259 Tidak valid 15 0,510 Valid 30 0,381 Valid Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat 5 soal yang tidak valid (drop). Item soal yang tidak valid yaitu nomor 12, 17, 18, 25, 29. Sedangkan soal yang valid berjumlah 25 item soal. Item soal yang valid yaitu 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23,24, 26, 27, 28, dan 30. Selanjutnya, item soal yang tidak valid tersebut dibuang atau tidak diikutsertakan dalam intrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 120).

81 Reabilitas Data dalam penelitian ini merupakan jenis data interval sehingga dalam menguji reabilitas menggunakan rumus alfa cronbach sebagai berikut: ri= k 2 s2 } i (k 1) {1 s i (Sugiyono:2015:139) Keterangan: ri k 2 s i 2 s i = reabilitas = banyaknya butir yang valid = jumlah varian butir = varian total Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a) Pada taraf nyata α 0,05 jika rhitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen atau soal dinyatakan reliabel. b) Pada taraf nyata α 0,05 jika rhitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen atau soal dinyatakan tidak reliabel. Setelah dilakukan perhitungan didapat jumlah varians butir( Si 2 ) = 25,9 dan Si 2 = 87,6. Nilai nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus alpha crobanch yaitu: ri= 50 (50 1) ri= 0,72 {1 25,9 87,6 } Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan reliabilitas data

82 66 kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan rumus alfa crobanch adalah 0,72. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut reabilitas instrumen angket kemandirian belajar di sekolah adalah tinggi. Dengan demikian, instrumen angket kemandirian belajar di sekolah bersifat reliabel. Oleh karena itu, instrumen angket kemandirian belajar di sekolah dapat digunakan untuk mengumpulkan data kemandirian belajar di sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 120) Tes Validitas Isi Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah disampaikan. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen tes lebih lanjut, maka dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan item atau uji coba. Dalam pengujian validitas isi

83 67 peneliti meminta bantuan dua orang dosen ahli yaitu Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi, M.Ag Validitas konstruk (Construct Validity) Nana Sudjana dan Ibrahim (2012: ) mengemukakan bahwa Construct Validity berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur. Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan mengunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid atau gugur. Untuk mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor totalnya dapat mengunakan rumus poin biserial, dengan diketahui rumus poin biserial sebagai berikut : rpbi = M p M t p SD t q (Sudijono, 2008:262) Keterangan: rpbi = koefisien korelasi Mp = rerata data interval kategori 1 Mt = rerata interval kategori 0 SDt = standar deviasi p = proporsi kasus kategori 1 q = proporsi kasus kategori 0 Adapun validitas konstruk tes prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan taraf kesalahan 5 % sebesar 0,284 sebagai berikut:

84 68 Tabel III.4 Uji Validitas Konstruk Prestasi Belajar IPA Butir Soal rxy Status Butir Soal rxy Status 1 0,77 Valid 16 0,13 Tidak valid 2 0,52 Valid 17 0,13 Tidak valid 3 0,5 Valid 18 0,23 Tidak Valid 4 0,53 Valid 19 0,56 Valid 5 0,59 Valid 20 0,58 Valid 6 0,09 Tidak valid 21 0,64 Valid 7 0,69 Valid 22 0,39 Valid 8 0,23 Tidak Valid 23 0,32 Valid 9 0,35 Valid 24 0,25 Tidak valid 10 0,48 Valid 25 0,1 Tidak valid 11 0,44 Valid 26 0,35 Valid 12 0,53 Valid 27 0,62 Valid 13 0,18 Tidak valid 28 0,47 Valid 14 0,49 Valid 29 0,41 Valid 15 0,03 Tidak valid 30 0,25 Tidak valid Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat 10 item soal yang tidak valid (drop). Item soal yang tidak valid yaitu nomor 6, 8, 13, 15, 16, 17, 18, 24, 25, dan 30. Sedangkan soal yang valid berjumlah 20 item soal. Item soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, dan 29. Selanjutnya item soal

85 69 yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam instrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 121) Reabilitas Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:120) mengemukakan bahwa reabilitas alat ukur adalah ketetapan dan keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Data yang diperoleh pada prestasi belajar IPA merupakan data yang bernilai 1 atau nol. Oleh karena itu untuk menguji reabilitas tes menggunakan rumus K-R 20 r11 = ( n ) n 1 (1 pq s Keterangan : ) (Arikunto, 2007:100) r11 p q pq n S = reabilitas tes secara keselurhan = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah = jumlah hasil perkalian antara p dan q = banyaknya item = standar deviasi dari tes Setelah dilakukan perhitungan didapat n =30, pq = 6,4, dan s = 24,98. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus KR-20 diatas sebagai berikut: r11 = ( n ) n 1 (1 pq s ) r11 = ( ) (1 6,4 24,98 ) r11 = 0,77

86 70 Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR-20 adalah 0,77. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut reabilitas tes prestasi belajar IPA adalah tinggi. Dengan demikian, instrumen tes prestasi belajar IPA digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar IPA. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 122) Daya Pembeda Arikunto (2007:211) mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatar siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dihitung dengan menggunakan rumus : D = B A J A B B J B (Arikunto, 2007: ) Keterangan : BA BB JA JB = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar = banyak peserta kelompok atas = banyak peserta kelompok bawah Kriteria : (Arikunto, 2007:218) D D D D ; 0,00 0,20 : Jelek : 0,20 0,40 : Cukup : 0,40 0,70 : Baik : 0,70 1,00 : Baik sekali

87 71 Butir Soal Daya Pembeda Tabel III.5 Daya Pembeda Tes Prestasi Belajat IPA Keterangan Butir Soal Daya Pembeda Keterangan 1 0,2 Cukup 16 0,56 Baik 2 0,92 Baik sekali 17 0,28 Cukup 3 0,36 Cukup 18 0,52 Baik 4 0,6 Baik 19 0,68 Baik 5 0,36 Cukup 20 0,6 Baik 6 0,16 Jelek 21 0,68 Baik 7 1 Baik sekali 22 0,64 Baik 8 0,52 Baik 23 0,56 Baik 9 0,84 Baik sekali 24 0,84 Baik sekali 10 0,56 Baik sekali 25 0,16 Jelek 11 0,84 Baik sekali 26 0,64 Baik 12 0,52 Baik 27 0,6 Baik 13 0,28 Cukup 28 0,6 Baik 14 0,96 Baik sekali 29 0,32 Cukup 15 0,68 Baik 30 0,48 Baik Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat beberapa kategori daya pembeda soal meliputi 7 baik sekali, 15 baik, 6 cukup, dan 2 jelek. Item soal yang mempunyai daya pembeda jelek tidak dipergunakan dalam instrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 23)

88 Taraf Kesukaran Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dalam pembuatan soal yang baik atau idealnya terdapat 20 % soal sukar, 60 % soal sedang, dan 20 % soal mudah. Penelitian ini dalam mengukur taraf kesukaran tes menggunakan rumus : P = B JS (Arikunto, 2007:208 Keterangan : P B JS = indeks kesukaran = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria : Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sulit/sukar Soal dengan P 0,30 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 sampai adalah soal mudah Tabel III.6 Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar IPA Butir Soal Indeks Keterangan Butir Soal Indeks Keterangan 1 0,52 Sedang 16 0,5 Sedang 2 0,66 Sedang 17 0,3 Sedang 3 0,34 Sedang 18 0,42 Sedang 4 0,46 Sedang 19 0,44 Sedang 5 0,26 Sulit 20 0,4 Sedang 6 0,2 Sulit 21 0,42 Sedang 7 0,86 Mudah 22 0,48 Sedang

89 73 8 0,34 Sedang 23 0,46 Sedang 9 0,68 Sedang 24 0,72 Mudah 10 0,3 Sedang 25 0,12 Sulit 11 0,72 Mudah 26 0,46 Sedang 12 0,3 Sedang 27 0,38 Sedang 13 0,26 Sulit 28 0,4 Sedang 14 0,74 Mudah 29 0,3 Sedang 15 0,72 Mudah 30 0,34 Sedang Dari tabel di atas, taraf kesukaran soal terbagi menjadi 3 yaitu sulit, sedang dan mudah. Dari 30 item soal 4 soal yang sulit, 21 sedang, 5 mudah. Pembuatan soal ini mendekati ideal karena sesuai dengan ciri-ciri tes yang baik. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 124) 3.8 ANALISIS DATA Pada penelitian ini sesuai dengan metodologi dan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Analisis korelasi adalah sekumpulan tehnik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara dua variabel. Fungsi utama analisis korelasi untuk menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel. Sedangkan regeresi adalah mempelajari bagaimana antara variabel saling berhubungan. Langkah-langkah analisis regeresi dan korelasi meliputi:

90 Analisis Data Statistik Deskriptif Kemandirian Belajar di Sekolah Analisis data kemandirian belajar di sekolah tentang kecenderungan kemandirian belajar di sekolah. Analisis data tersebut meliputi: penyejian data terbesar dan terkecil, rentang data, mean, tabel distribusi frekuensi, dan tabel pada variabel bebas (kemandirian belajar di sekolah. Langkahlangkah analisis data kemandirian belajar di sekolah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi 1) Menentukan range R = nilai tertinggi nilai terendah (Sugiyono,2014:35) Keterangan: R = rentang 2) Banyaknya kelas (k) (Sugiyono,2014:35) k = log N Keterangan: k N = banyak kelas = banyaknya data 3) Menentukan panjang kelas Panjang kelas = R k (Sugiyono,2014:35) Keterangan: R k = rentang = banyak kelas

91 75 b. Menentukan mean x = fx N (Arikunto,2007:254 Keterangan: x fx N = rata-rata = frekuensi data = banyak data c. Menetukan standar deviasi s = fx2 N keterangan: fx ( N )2 (Arikunto, 2007:254) s fx N = standar deviasi = frekuensi data = banyak data Setelah dilakukan perhitungan skor kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan langkah-langkah tersebut maka dilakukan penggolongan kemandirian belajar di sekolah. Peneliti menggunakan kriteria untuk dijadikan pedoman yaitu kriteria penilain skala 5 menurut arikunto (2007:256) sebagai berikut: x + 1,5s x + 0,5s x + 0,5s x + 1,5s sangat tinggi tinggi sedang rendah Sangat rendah

92 Prestasi Belajar IPA Analisis data prestasi belajar IPA tentang kecenderungan kemandirian belajar di sekolah. Analisis data tersebut meliputi: penyajian data terbesar dan terkecil, rentang data, mean, tabel distribusi frekuensi, dan tabel pada variabel terikat (prestasi belajar IPA). Langkah-langkah analisis data prestasi belajar IPA sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi 1) Menentukan range R = nilai tertinggi nilai terendah (Sugiyono,2014:35) Keterangan: R = rentang 2) Banyaknya kelas (k) (Sugiyono,2014:35) k = log N Keterangan: k N = banyak kelas = banyaknya data 3) Menentukan panjang kelas Panjang kelas = R k (Sugiyono,2014:35) Keterangan: R k = rentang = banyak kelas

93 77 b. Menentukan mean x = fx N (Arikunto,2007:254 Keterangan: x fx N = rata-rata = frekuensi data = banyak data c. Menetukan standar deviasi s = fx2 N keterangan: fx ( N )2 (Arikunto, 2007:254) s fx N = standar deviasi = frekuensi data = banyak data Setelah dilakukan perhitungan nilai prestasi belajar IPA dengan menggunakan langkah-langkah tersebut maka dilakukan penggolongan prestasi belajar IPA. Peneliti menggunakan kriteria untuk dijadikan pedoman yaitu kriteria penilain skala 5 menurut arikunto (2007:256) sebagai berikut: x + 1,5s x + 0,5s x + 0,5s x + 1,5s sangat tinggi tinggi sedang rendah Sangat rendah

94 Analisis Data Awal/ Uji Persyaratan Analisis Uji Linearitas Regresi Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui persamaan regresi tersebut berbentuk linear (garis lurus) atau tidak. Pengujian linieritas dilakukan dengan uji statistika dengan bantuan program SPSS versi 16. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linier apabila signifikasi Fhitung yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikasi 0, Uji Normalitas Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa sebelum peneliti menggunakan statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak normal maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris. Penelitian ini uji normalitas data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan teknik uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 16. Menurut Ghozali (2011:32) langkah yang perlu dilakukan sebelum melakukan uji distribusi normal yaitu dengan menentukan hipotesis penguji, yaitu: Hipotesis nol (Ho) Hipotesis Alternatif (Ha) : data terdistribusi secara normal : data tidak terdistribusi secara normal Kemudian melakukan langkah analisis dengan cara: a. Buka file crossec1. xls dengan perintah File/Open/Data.

95 79 b. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih Non-parametric test, kemudian pilih submenu 1-sample K-S. c. Isikan variabel EARNS dan WEALTH kedalam kotak Test Variable List, kemudian pilih Normal pada Test Distribution. d. Lalu pilih Ok. Hasil dapat di lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov yang diketahui bila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka distribusi data tersebut dapat dikatakan distribusi normal Analisis Data Akhir Persamaan Regresi Y Menggunakan rumus sebagai berikut : Y = a + bx Dimana koefisien a dan b dicari dengan rumus berikut : b = xy x 2 a = Y b X Sumber: (Sugiyono, 2014: 262) Uji Keberartian Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah persamaan regresi diperoleh berarti atau tidak. Ho:β = 0 Hi: β > 0 Fk = RJK (b a ) RJK(S)

96 80 Kriteria pengujian keberartian regresi adalah Ho Ha = koefisien arah regresi tidak berarti = koefisien arah regresi berarti Ho diterima jika Fhitung<Ftabel dan tolak jika Fhitung>Ftabel Regresi dinyatakan sangat berarti jika berhasil menolak Ho Uji Koefisien Korelasi Analisa korelasi digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya variabel yang dianalisis. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi product moment. Sugiyono (2012:228) mengemukakan bahwa tehnik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Adapun rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X) ( Y) rxy = {N X 2 ( X) 2 }{N Y 2 ( Y) 2 } (Sugiyono, 2012:228) Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : item soal yang dicari validitasnya Y : skor total yang diperoleh sampel Pembuktian kebenaran hipotesis untuk penelitian ini makan dilakukan dengan uji hipotesis yaitu: Ho : ρ = 0 ( tidak ada pengaruh antara variabel x dan y) Ho : ρ 0 ( terdapat pengaruh antara variabel x dan y)

97 81 Dengan kriteria penarikan kesimpulan sebagai berikut : Ho diterima jika rhitung < rtabel atau Ho ditolak jika rhitung > rtabel Tabel III.7 Pedoman Pemberian Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sugiyono(2012:231) Uji Signifikansi Korelasi ( Uji t) Sugiyono (2015:257) mengemukakan bahwa untuk menguji signifikansi hubungan yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi maka perlu diuji signifikansinya. Rumus uji signifikansinya korelasi yaitu: t = r n 2 Sugiyono (2015:257) 1 r2 Keterangan : t = skor signifikan koefisien korelasi r = koefisien korelasi product moment n = banyak sampel atau data

98 82 Kriteria pengambilan keputusan: Ho : µ = 0 ( tidak ada pengaruh) Ha : µ 0 ( ada pengaruh ) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam presentase (%). Sugiyono (2012:231) mengemukakan rumus untuk mencari koefisien determinasi yaitu: KD = rxy 2 x 100 % Keterangan : KD rxy 2 = koefisien determinasi = koefisien korelasi product moment

99 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian memuat data-data tentang kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang yang menggunakan angket. Sedangkan data tentang nilai prestasi IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang menggunakan tes dan dokumentasi (nilai ranah afektif dan psikomotorik). Penelitian ini melibatkan 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas (X) adalah kemandirian belajar di sekolah, sedangkan variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar IPA. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut : Deskripsi Data Kemandirian Belajar di Sekolah Data skor kemandirian belajar di sekolah diperoleh melalui pengisian angket kemandirian belajar di sekolah. Pengisian angket kemandirian belajar di sekolah diisi oleh 45 responden dengan banyak butir 25 soal. Hasil penelitian diperoleh rata-rata skor kemandirian belajar di sekolah pada siswa kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Data 94,7 dengan persentase skor 40% yang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran dari kemandirian belajar di sekolah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu 83

100 84 Kota Semarang ditinjau dari jawaban masing-masing siswa diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut: (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 134) Tabel IV.1 Distribusi Kemandirian Belajar di Sekolah Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Diatas ,6 Sangat tinggi ,4 Tinggi Cukup ,3 Rendah Dibawah ,7 Sangat rendah Sumber: data penelitian tahun pelajaran 2016/2017 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai skor kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang terbagi menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori skor kemandirian belajar di sekolah meliputi sangat tinggi (15,6%), tinggi(24.6%), sedang (20%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar di sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang masih belum tinggi. Lebih jelasnya data kemandirian belajar di sekolah pada tabel di atas disajikan secara grafis pada diagram pie berikut ini:

101 85 Gambar IV.1 Diagram Distribusi Kategori Kemandirian Belajar di Sekolah PERSENTASE 33,3 6,7 15,6 24,4 20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Deskripsi Data Prestasi Belajar IPA Data prestasi belajar IPA (variabel Y) diperoleh melalui tes dan dokumentasi. Tes prestasi belajar IPA oleh 45 responden dengan banyak butir 20 soal. Sedangkan dokumentasi data prestasi belajar diperoleh melalui dokumentasi nilai pada ranah afektif dan psikomotorik terhadap 45 siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar IPA pada siswa kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang 72,6 dengan persentase skor 33,4% yang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran dari prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut: (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 138)

102 86 Tabel IV.2 Distribusi Prestasi Belajar IPA Interval Frekuensi Persentase Kategori (%) Diatas ,7 Sangat tinggi ,7 Tinggi ,7 Cukup ,3 Rendah Dibawah ,7 Sangat rendah Sumber: data penelitian tahun pelajaran 2016/2017 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar IPA siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang terbagi menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori nilai prestasi belajar IPA meliputi sangat tinggi (6,7%), tinggi(26,7%), cukup (26,7%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang masih rendah. Lebih jelasnya data prestasi belajar IPA pada tabel di atas disajikan secara grafis pada diagram pie berikut ini:

103 87 Gambar IV.2 Diagram Distribusi Prestasi Belajar IPA PERSENTASE 33,3 6,7 6,7 26,7 26,7 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Uji Persyaratan Analisis Data Uji Linearitas Regresi Hasil pengujian untuk mengetahui bentuk hubungan kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Fhitung diperoleh dengan menggunakan SPSS Fhitung sebesar 2,472 sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan 0,05 sebesar 4,06. Sehingga Fhitung < Ftabel maka data linear dengan sigfikansi 0,20. Oleh karena itu, data linier.(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 145) Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Pengujian distribusi normal bertujuan mengetahui sampel yang diambil mewakili distribusi populasi. Jika distribusi normal sampel adalah normal, maka dapat dikatakan bahwa sampel yang diambil mewakili populasi. Pengujian normalitas dilakukan

104 88 dengan menggunakan chi kuadrat taraf signifikansi (α = 0,05) dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan sampel sebanyak 45 siswa. Uji normalitas ini menggunakan teknik uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 16. Uji normalitas ini diketahui bila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka distribusi data tersebut dapat dikatakan distribusi normal. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 146) Tabel IV.7 Hasil Uji Normalitas Sub Variabel Sig, K-S Taraf Sig. (5%) Keterangan Kemandirian belajar 0,341 0,05 Normal di sekolah Prestasi belajar IPA 0,896 0,05 Normal Analisis Data Akhir Uji Persamaan Regresi Persamaan regresi yang dilakukan adalah regresi linier sederhana. Regresi ini bertujuan untuk mengukur bersarnya pengaruh variabel kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA dan memprediksi prestasi belajar IPA dengan menggunakan kemandirian belajar di sekolah. Demikian bentuk pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA memiliki persamaan regresi Ŷ = 16, ,592X.Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa

105 89 setiap peningkatan satu skor kemandirian belajar di sekolah dapat menyebabkan kenaikan hasil belajar matematika sebesar 0,592 pada konstanta 16,065. Dengan demikian kemandirian belajar di sekolah berpengaruh pada prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 147) Uji Keberartian Uji keberartian menggunakan hasil perhitungan SPSS 16.0 terlihat bahwa dari Fhitung sebesar 55,294. Ftabel diperoleh dari (0,05/45) dimana 0,05 adalah taraf signifikansi (α) dan 1/45 adalah dk penyebut/dk pembilang (k), hasilnya dapat diketahui dari tabel distribusi F. Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung 55,294 > Ftabel 7,24 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA berartti.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 148) Uji Koefisisen Korelasi Pengujian koefisien korelasi bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dan Pearson. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh koefisien korelasi sederhana dengan menggunakan SPSS 16.0 rhitung sebesar 0,750. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,750 menunjukkan tingkat keeratan hubungan

106 90 atau korelasi yang tinggi atau sangat kuat antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Dengan demikian, terdapat pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 149) Uji Signifikansi Korelasi (Uji t) Pengujian keberartian atau signifikansi koefisien korelasi antara skor kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA untuk mengetahui keberartian pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan pengujian keberartian korelasi diperoleh thitung = 7,43 > ttabel = 2,015. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh antara variabel kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 150) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam persentase 100 %. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 65,6%. Oleh karena itu, 65,6% variabel prestasi belajar IPA ditentukan oleh kemandirian belajar di sekolah. Sedangkan 34,4% dipengaruhi oleh faktor lain. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 151)

107 PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. setelah melalui perhitungan uji statistik, maka hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh antara Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA dapat teruji kebenarannya. Oleh karena itu, penelitian ini mampu menjawab kebenaran hipotesis penelitian yang diajukan Pemaknaan Temuan Kemandirian Belajar di Sekolah Desmita (2014: ) bahwa kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sejalan dengan Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Memahami kedua pendapat di atas maka peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah dapat terlihat karakter tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet. Kenyataannya di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang tidak semua peserta didik mempunyai

108 92 kemandirian belajar di sekolah yang tinggi. Peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi maka tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil catatan lapangan yang telah dilakukan pada saat penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh melalui angket untuk mengumpulkan data kemandirian belajar di sekolah menunjukkan bahwa peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi maka peserta didik juga mempunyai tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet tinggi. Kategori kemandirian belajar di sekolah terbagi menjadi 5 kategori meliputi: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan pengolahan data Persentase kategori skor kemandirian belajar di sekolah sangat tinggi (15,6%), tinggi(24.6%), cukup (20%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi. Kategori sedang, rendah dan sangat rendah umumnya siswa kurang memfaatkan waktu yang ada di sekolah luang untuk belajar. Sedangkan kategori tinggi siswa lebih dapat memnafaatkan waktu luang yang ada di sekolah dengan belajar dan menambah ilmu pengetahuan Prestasi Belajar IPA Dariyo (2013:121) mengemukakan bahwa prestasi belajar (achievement or perfomance) ialah hasil pencapaian yang diperoleh

109 93 seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dalam laporan nilai yang tercantum pada buku rapot (report book) atau kartu hasil studi (KHS). Sejalan dengan pendapat Hamdani (2014:138), prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Memahami kedua pendapat diatas di atas bahwa prestasi belajar adalah prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu prestasi belajar IPA mencakup 3 ranah meliputi: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengambilan data pada ranah kognitif dengan menggunakan tes prestasi belajar IPA, ranah afektif dengan menggunakan daftar nilai pada ranah afektif, dan ranah psikomotorik dengan menggunakan daftar nilai pada ranah psikomotorik. Kategori prestasi belajar menggunakan 5 kategori meliputi: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori nilai prestasi belajar IPA meliputi sangat tinggi (6,7%), tinggi(26,7%), cukup (26,7%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Hal tersebut berarti

110 94 sebagian besar siswa mempunyai prestasi belajar sedang, rendah, dan sangat rendah sehingga prestasi belajar IPA siswa belum tinggi Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Hasil dari analisis regresi sederhana diperoleh persamaan garis regresi yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA diperoleh persamaan garis regresi Y = 16, ,592X.. Hal ini berarti nilai X dan nilai Y berbanding lurus artinya semakin besar nilai X maka semakin besar pula nilai Y dan sebaliknya semakin kecil nilai X maka semakin kecil pula nilai Y (X dan Y memiliki pengaruh yang positif). Dengan demikian, dapat disimpulkan kedua variabel tersebut saling mepengaruhi. Kemandirian belajar di sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Sebaliknya prestasi belajar IPA juga mempengaruhi kemandirian belajar di sekolah Besarnya Pengaruh Kemandiriran Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Besar pengaruh anatara kemandirian belajar

111 95 trehadap prestasi belajar IPA sebesar 65,6%. Prestasi belajar IPA tidak hanya dipengaruhi oleh kemandirian belajar saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan. Implikasi ini merupakan akibat langsung maupun dampak yang terjadi atas hasil penelitian. Ada tiga macam implikasi hasil penelitian yang dipaparkan, antara lain: Implikasi Teoritis Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Menurut Helmawati (2014:205) mengemukakan bahwa Prestasi belajar adalah hasil dari pembelajaran. semua itu diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Setiap orang akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi. Teori mengenai kemandirian belajar di sekolah dan prestasi belajar. yang telah diuraikan sangat mendukung penelitian ini. teori-teori ini

112 96 diharapkan dapat membantu penelitian-penelitian sehingga bermanfaat bagi banyak pihak Implikasi Praktis Dilihat dari kenyataan di lapangan bahwa siswa yang pemahaman terhadap materi tinggi maka kemandiririan belajar di sekolah belum tentu termasuk ke dalam kategori tinggi. Sebaliknya siswa yang pemahaman tehadap materi rendah maka kemandirian belajar di sekolah juga belum tentu termasuk kategori rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti faktor kelelahan dan faktor psikis atau kesehatan. Hasil penelitian adanya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Implikasi praktis berfungsi untuk memberikan manfaat terhadap pendidikan yang selalu berkembang. Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya kemandirian belajar berkaitan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, sehingga peneliti maupun pembaca pada umumnya dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan dunia pendidikan melalui hasil penelitian yang dipaparkan Implikasi Pedagogis Hasil penelitian ini, terdapat kenyataan yang didapat saat berlangsungnya penelitian diketahui bahwa belajar secara mandiri, pada saat ulangan mencontek, memanfaatkan waktu luang yang ada di sekolah, bertanggung jawab.. Hal-hal tersebutlah yang banyak mempengaruhi kemandirian belajar di sekolah sehingga berpengaruh

113 97 terhadap prestasi belajar IPA siswa. Dari kenyataan di atas hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi siswa agar dapat menerapkan kemandirian belajar di sekolah dalam kesehariannya sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sekolah dapat berperan dalam meningkatkan prestasi siswa dengan memfasilitasi atau menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pembelajaran dan mendukung pengembangan kemandirian belajar di sekolah anak. guru mengembangkan kemandirian belajar di sekolah melalui penugasanpenugasan yang menutut kemandirian beilajar di sekolah yang tinggi.

114 BAB V PENUTUP 5.1 SIMPULAN Berdasarkan kajian teoritis, pengolahan data statistik dan interprestasi data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kemandirian belajar di sekolah pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, sebanyak 15,6% sangat tinggi, 24,6% tinggi, 20% sedang, 33,3% rendah, dan 6,7% sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi. Kategori tinggi dengan persetase 24,6% mengindikasikan bahwa bahwa 24,6% siswa memiliki kemandirian belajar di sekolah yang baik meliputi: tanggung jawab, inisiatif, progesif dan ulet, dapat menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain. 2. Prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, sebanyak 6,7% sangat tinggi, 26,7% tinggi, 26,7% sedang, 33,3% rendah, dan 6,7% sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai prestasi belajar IPA yang tinggi. Kategori tinggi dengan persetase 26,7% mengindikasikan bahwa bahwa 26,7% siswa memiliki 98

115 99 prestasi belajar IPA yang tinggi meliputi: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Hasil perhitungan persamaan regresi adalah Ŷ = 16, ,592X. Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Setiap peningkatan satu skor kemandirian belajar di sekolah dapat menyebabkan kenaikan hasil belajar IPA sebesar 0,592 pada konstanta 16,065. Besarnya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA adalah 55,295. Sedangkan tingkat pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA adalah 765,6%. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh korelasi korelasi (rhitung = 0,750). Berdasarkan pengujian korelasi signifikansi koefisien korelasi antara pasangan skor kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA adalah signifikasn (sangat kuat), artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Hasil perhitungan signifikansi antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh thitung = 7,43. Berdasarkan uji keberartian korelasi ada pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA.

116 SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : Secara Teori Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan acuan/referensi untuk penelitian selanjutnya, sarana untuk pencapaian prestasi belajar belajar siswa yang optimal, melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi, worksop, maupun seminar Secara Praktis Bagi guru Hasil penelitian ditemukan bahwa kemandirian belajar di sekolah sangat berpengaruh terhadap belajar IPA. Oleh karena itu guru hendaknya dapat meningkatkan kemandirian belajar di sekolah melalui proses pembelajaran yang menuntut kemandirian belajar siswa yang tinggi Bagi siswa Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, siswa sebaiknya memiliki inisiatif dan memnfaatkan waktu luang yang ada di sekolah untuk mencari materi yang belum dimengerti.

117 101 DAFTAR PUSTAKA Aini, Pratistya Nor, Abdullah Taman Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. 10(1:48-65) Azzel Akhmad Muhaimin Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Yogyakarta:AR-Ruzz Media Baharuddin Pendidikan Psikologi & Perkembangan. Jogjakarta: AR-Ruzz Media BSNP Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar BSNP Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP Ahmad Susanto 2012 Dariyo, Agoes Dasar-Dasar Pedagogi modern. Jakarta:Indeks Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Duaa O. Maani Exploring Creative Design: Concepts and Definitions. Arts and Design Studies. 38(31-33) Fridani Lara, APE Lestari Inspiring Education. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Helmawati Pendidikan Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Huri Suhendri Pengaruh Kecerdasan Matematis Logis dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Irham Muhamad, Novan Ardy Wiyani. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: AR- Ruzz Media Jumaisyaroh, dkk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Kreano. 5(2: ) Kurniawan, Endar Aditria, dkk Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Sikap Ilmiah Dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi Terhadap Hasil

118 102 Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi. 4(1: 73-77) Marian Siminică dan Aurelia Traistaru Self-Directed Learning In Economic Education. International Journal of Education and Research. 1(12:1-9) Peraturan Pemerintah RI Nomor Penyelenggaraan Proses Pembelajaran. Jakarta. Purwanto Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rachmawati Tutik, Daryanto Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik.Yogyakarta: Gava Media Ridaul Inayah, dkk Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem. Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 1(1:1-12) Rifa i Achmad, Catharina Tri Anni Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES Rikani Astuti & Djihad Hisyam Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan prestasi Belajar. UNY. XII(1:26-38) Slameto Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Sprenger Marilee Cara Mengajar agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta:Erlangga Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Statistika Pendidikan. Bandung :Alfabeta Statiska Parametris untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta Suprijono, Agus Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Syafaruddin Pendidikan & Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana Publishing Thobroni Muhammad, Arif Mustofa Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruzz Media

119 103 UU SISDIKNAS Arti Pendidikan. Jakarta : Depdikanas W. Monty Jones, dkk How Teachers Learn: The Roles of Formal, Informal, and Independent Learning. Springer. 1(1:1-31) Willis Sofyan S Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Wisnu Arora, Erlamsyah, dan Syahniar Hubungan Antara Perlakuan Orang Tua Dengan Kemandirian Siswa dalam Belajar. 2(1: )

120 104 LAMPIRAN

121 105 Lampiran 1 Kisi Kisi Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian Belajar No Indikator Pertanyaan Pertanyaan No. Item Positif Negatif 1. Progesif dan Ulet a.usaha mengejar prestasi b.penuh ketekunan c.merencanakan dan mewujudkan harapanharapannya. 2. Inisiatif a.menggunakan kesempatan bertanya b.berusaha mencari informasi dari materi yang belum dimengerti. c. Membuat ringkasan materi pelajaran. 3. Mengendalikan dari dalam 3 4,5,6, ,5,6, ,9,18,19,20,25 8,9,18,19,20,25 12, ,13,14 10, ,11,24 a.mampu mengatasi masalah yang dihadapi. 4. Kemantapan diri a.percaya terhadap kemampuannya. b.menyadari kelemahan dalam penguasaan materi 5. Memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri a.bersungguh-sungguh 15, 26, ,16,26,27

122 106 dalam belajar. b.belajar dari kesalahan yang pernah dialami 6. Tanggung jawab a.belajar tanpa harus diperintah atau tugas dari guru 29,30 29, ,2

123 107 Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA Standar Kompetensi IPA 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya Kompetensi Dasar 5.2 Menjelaska n pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Indikator Mengident ifikasi berbagai jenis pesawat sederhana, misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda Menggolo ngkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda Mengident ifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana. Bentuk Soal Pilihan Ganda Ranah C1, C2 C1, C2, C3 C1 No Soal 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 17,25 2, 4, 5, 9, 12, 13, 18, 19,22,26,27,28,29,30 1, 3, 10,20,21

124 108 Lampiran 3 Intrumen Uji Coba Angket Kemandirian Belajar di Sekolah Nama : Absen : Kelas : Sekolah : ANGKET PENELITIAN A.Petunjuk Umum: Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas 2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini. 3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti. B.Petunjuk Khusus 1. Berilah tanda centang ( V ) pada kolom jawaban di sebelah kanan pertanyaan yang dianggap paling sesuai, dengan keterangan sebagai berikut: SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju No Pernyataan 1. Belajar tidak harus diperintah oleh guru. Pilihan SS S KS TS STS

125 2. Belajar jika ada tugas dari guru. 3. Seorang siswa yang baik menyiapkan buku sebelum pelajaran dimulai. 4. Jika pelajaran kosong berusaha untuk belajar mandiri 5. Jam kosong saya gunakan untuk membaca buku pelajaran. 6. Jam istirahat di sekolah saya gunakan untuk bermain dan bergurau bersama teman. 7. Tidak menggunakan kesempatan bertanya pada saat pelajaran 8. Jika sulit belajar sendiri maka berusaha mengajak teman untuk belajar kelompok. 9. Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran saya bertanya kepada orang lain yang lebih tahu 10. Saya dapat menarik kesimpulan setiap setelah membaca buku. 11. Setiap ada ulangan yang sulit, saya mencontek dari buku atau melirik teman 12. Saat pelajaran berlangsung perlu mencatat poin penting yang diterangkan oleh guru. 13. Saya tidak pernah membuat ringkasan tentang mata pelajaran di sekolah. 14. Saya membuat ringkasan tentang mata pelajaran yang saya anggap sulit. 15. Jika bersungguh-sungguh dalam belajar, maka akan mencapai keberhasilan. 16. Semangat belajar saya kurang pada saat menerima mata pelajaran yang saya anggap sulit. 17. Mengerjakan tugas kelompok secara 109

126 110 bersama-sama. 18. Pada kegiatan praktikum yang yang diselenggarakan di sekolah, saya dapat membaca data yang tersedia di buku panduan. 19. Jika ada materi yang tidak dimengerti saya mencari tahu dari referensireferensi. 20. Saya rajin dalam mencari referensi untuk pembelajaran yang tidak saya mengerti. 21. Saya tidak pernah mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah 22. Percaya akan kemampuan saya dalam mengerjakan ulangan. 23. Menyadari kelemahan dalam penguasaan materi mata pelajaran tertentu. 24. Jika kesulitan belajar saya mampu mengatasi sendiri. 25. Saya meminta bantuan teman dalam kesulitan belajar. 26. Saya membantu teman yang kesulitan belajar. 27. Sesudah tes/ulangan, saya mencoba mengulang kembali untuk menjawab ulangan/tersebut di waktu senggang. 28. Ketika di sekolah diadakan les tambahan jam pelaajaran oleh bapak/ibu guru saya mengikutinya 29. Ketika dihukum oleh bapak/ ibu guru karena tidak mengerjakan PR, saya merasa sedih dan malu. 30. Belajar dari pengalaman dihukum oleh bapak/ibu guru, karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), setiap ada PR lagi, saya langsung mengerjakannya pada hari itu juga

127 111 Lampiran 4 Intrumen Uji Coba Angket Kemandirian Belajar di Sekolah Nama : Absen : Kelas : Sekolah : TES PRESTASI BELAJAR IPA A.Petunjuk Umum: Tes ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas 2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini. 3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti. B.Petunjuk Khusus 1. Pilihlah satu jawaban yang paling cocok dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia. 2. Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan jujur, sesuai dengan kemampuan anda 3. Jika jawaban Anda salah dan ingin dibetulkan caranya sebagai berikut: Contoh: a b c d diperbaiki a b c d 1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut... a. katrol c. pesawat b. tuas d. mobil

128 Pesawat sederhana yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa adalah... a. pengungkit c. katrol b. bidang miring d. roda 3. Urutan pesawat sederhana yaitu beban titik tumpu kuasa. Termasuk prinsip pengungkit... a. I c. III b. II d. IV 4. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu... a. derek c. timba sumur b. pembuka botol d. kursi roda 5. Cara menggunakan pengungkit agar gaya kuasa yang diperlukan mengangkat beban semakin ringan adalah dengan membuat lengan beban... a. sama panjang dengan lengan kuasa b. lebih panjang daripada lengan kuasa c. lebih pendek daripada lengan kuasa d. berimpit dengan lengan kuasa 6. Berikut ini yang menunjukkan urutan bagian pengungkit jenis pertama adalah... a. titik tumpu titik beban titik kuasa b. titik tumpu titik kuasa titik beban c. titik kuasa titik tumpu titik beban d. titik kuasa titik kuasa titik tumpu

129 Fungsi pesawat sederhana yaitu... a. memudahkan pekerjaan c. menambah beban b. menambah tenaga d. meniadakan gaya yang bekerja 8. Kelemahan pesawat sederhana bidang miring adalah... a. Lebih berat c. jarak tempuh lebih jauh b. Sulit diterapkan d. benda menjadi lebih ringan 9. Alat di atas bekerja menggunakan prinsip... a. bidang miring c. katrol b. pengungkit d. roda berporos 10. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat disamping adalah... a. titik tumpu berada diantara beban dan kuasa b. beban diatara titik tumpu dan titik kuasa c. kuasa berada diantara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat 11. untuk memudahkan menaikkan bendera, pada ujung tiang bendera biasanya di pasang... a. pengungkit c. katrol b. bidang miring d. roda 12. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah... a. alat pencabut paku c. pisau

130 114 b. alat pencabut kemiri d. sekop 13. Berikut ini yang bukan termasuk tuas golongan III adalah... a. staples c. sapu b. pinset d. pembuka kaleng 14. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat sederhana berupa... a. pengungkit c. katrol b. bidang miring d. roda 15. Perhatikan gambar dibawah ini! Titik tumpu pada alat tersebut terletak bagian... a. A c. C b. B d. D 16. Bidang miring memiliki kelemahan, yaitu... a. jarak yang ditempuh makin jauh b. jarak yang ditempuh makin dekat c. membutuhkan tenaga yang lebih besar d. membutuhkan biaya yang lebih besar 17. Pesawat sederhana yang digunakan untuk mengangkat atau menarik benda ke atas adalah... a. tuas atau pengungkit c. bidang miring

131 115 b. katrol d. roda berporos 18. sumur timba memanfaatkan pesawat sederhana berupa... a. katrol tetap c. katrol rangkap b. katrol bebas d. katrol ganda 19. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip... a. katrol c. bidang miring b. tuas d. tanjakan 20. Gaya yang bekerja pada suatu tuas disebut... a. Titik tumpu c. beban b. Titik kuasa d. tanjakan 21. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah... a. alat pemecah kemiri c. gerobak roda satu b. jungkat-jungkit d. sekop 22. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali... a. katrol tetap c. katrol tunggal b. katrol bebas d. katrol majemuk 23. Saat mengangkat beban dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada.... a. gaya gesek dan berat benda c. gaya tarik dan berat badan b. gaya gesek dan gaya tarik d. gaya gravitasi dan berat benda 24. Perhatikan alat-alat berikut! I.kursi roda II.bor listrik IV.timba sumur V.sekrup

132 116 III.roda sepeda Alat yang menggunakan prinsip roda berporos yaitu... a. I dan II c. III dan IV b. I dan III d. II dan V 25. Derek di pelabuhan menggunakan jenis katrol... a. tetap c. katrol b. pengungkit d. roda berporos 26. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang maka ia menggunakan pesawat jenis... a. tuas c. bidang miring b. katrol d. roda 27. Alat bantu yang digunakan untuk menaikkan drum minyak ke atas bak mobil adalah... a. roda c. katrol b. sekop d. bidang miring 28. Untuk memidahkan karung beras seberat 4 kwintal sejauh 200 meter, menggunakan alat yang berupa... a. roda c. katrol b. sekop d. linggis 29. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu... a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban

133 117 d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat 30. Di bawah ini adalah contoh penggunaan roda berporos, kecuali... a. roda sepeda c. dongkrak b. gerinda d. setir mobil

134 118 Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar IPA 1. C 11. C 21. D 2. A 12. C 22. C 3. A 13. D 23. C 4. B 14. A 24. B 5. C 15. C 25. C 6. C 16. A 26. A 7. A 17. A 27. D 8. C 18. A 28. A 9. A 19. C 29. B 10. B 20. B 30. C

135 119 Lampiran 6 Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Daftar Nama Siswa SD Mangkang Wetan 2 No Nama Siswa Kelas No Nama Siswa Kelas 1 M.Irfan Ardianto V A 26 Andi Sunja Lesmana V B 2 Achmad Nur Ramadhan V A 27 Dimas Adi P V B 3 Amanda Faiz V A 28 Felda Niswatina M V B 4 Dimas Indriyanto V A 29 Khalidul Huda V B 5 Gusti Ayu F V A 30 M. Ivan Kurniawan V B 6 Lutfi Dwi In V A 31 M. Erik Wibowo V B 7 Muhamad alfa Moza V A 32 M. Rafli Maulana H V B 8 M.Rafli Hannan V A 33 Nalendra Tama APS V B 9 Mustika Bungan W. V A 34 Nuri Abdurrohman V B 10 Naufal Dzil afiq V A 35 Shakila Annisa M. V B 11 Rafi Isna Finando V A 36 Sigit Setiawan V B 12 Ronal Maulana S V A 37 Suci Nurhayati V B 13 Silta Gori Y V A 38 Yuningsih V B 14 Windy Khimawah V A 39 Agus M.Rizky V B 15 Alya eka m V A 40 Andika Dimas A V B 16 Arinda Aurelia V A 41 Bella Oktavia R V B 17 Lutfita Widya V A 42 Eka Puji Lestari V B 18 Mifta Rizki A V A 43 Firda Aulia M V B 19 M.Yusril Adi F. V A 44 Ibrahimovic Zaky R V B 20 Najwa Ulfa V A 45 Maulidya Nabilah S V B 21 Shela Elisa O.R V A 46 V B 22 Sindhy Rifky W. V A 47 Rafly Ananda B V B 23 Armanda Rizky S V A 48 Rosma Ayu Harmas P V B 24 Devi uswatun K V A 49 Naura Shahwa V B Akmadra 25 Indah Lolita V A 50 M. Ardan Widiwasa V B

136 120 Lampiran 7 Uji Validitas Konstruk dan Reabilitas Angket Kemandirian Belajar di Sekolah No No Butir Skor Total x SX xy r xy rtabel 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid S i S i 2 N Y SY 2 S i 2 r

137 121 Lampiran 8 Uji Validitas Konstruk Tes Butir soal No Total B S p Q Skor benar Mean SD RPBI R tabel Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tiddak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak

138 122 Lampiran 9 Uji Reabilitas Tes No Butir soal Total B S P Q Σpq VAR/st Mean KR

139 123 Lampiran 10 Uji Daya Beda Tes No Butir Soal Total BB BA DP Keterangan Cukup Baik sekali Cukup Baik Baik Jelek Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Cukup Baik sekali Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik sekali Jelek Baik Baik Baik Cukup Cukup

140 Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran No Butir Soal Total B S P Keterangan B A B B C C A B A B A B C A A B B B B B B B B A C B B B B B Keterangan : A B C = mudah = sedang = sulit i

141 ii Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Belajar di Sekolah No Indikator Pertanyaan Pertanyaan No. Item Positif Negatif 1. Progesif dan Ulet a.usaha mengejar prestasi b.penuh ketekunan 3 4,5,6, ,5,6,24 c.merencanakan dan mewujudkan harapanharapannya. 2. Inisiatif a.menggunakan kesempatan 7 7 bertanya b.berusaha mencari informasi 8,9,16,17 8,9,16,17 dari materi yang belum dimengerti. c. Membuat ringkasan materi pelajaran ,13 3. Mengendalikan dari dalam a.mampu mengatasi masalah yang dihadapi. 10, ,11,21 4. Kemantapan diri a.percaya terhadap kemampuannya. b.menyadari kelemahan dalam penguasaan materi 5. Memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri a.bersungguh-sungguh dalam belajar. 14, 22, ,15,22,23 ii

142 iii b.belajar dari kesalahan yang pernah dialami 6. Tanggung jawab a.belajar tanpa harus diperintah atau tugas dari guru ,2 iii

143 iv Lampiran 13 Instrumen Prestasi Belajar IPA Standar Kompetensi IPA 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya Kompetensi Dasar 5.3 Menjelaska n pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Indikator Mengident ifikasi berbagai jenis pesawat sederhana, misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda Menggolo ngkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda Mengident ifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana. Bentuk Soal Pilihan Ganda Ranah C1, C2 C1, C2, C3 C1 No Soal 6, 9, 11 2, 4, 5, 7, 10, 12,15,17,18,19,20 1,3, 8,13,14,16 iv

144 v Lampiran 14 Angket Penelitian Kemandirian Belajar di Sekolah Nama : Absen : Kelas : Sekolah : ANGKET PENELITIAN A.Petunjuk Umum: Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas 2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini. 3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti. B.Petunjuk Khusus 1. Berilah tanda centang ( V ) pada kolom jawaban di sebelah kanan pertanyaan yang dianggap paling sesuai, dengan keterangan sebagai berikut: SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju No Pernyataan 1. Belajar tidak harus diperintah oleh guru. 2. Belajar jika ada tugas dari guru. 3. Seorang siswa yang baik menyiapkan buku sebelum pelajaran dimulai. 4. Jika pelajaran kosong berusaha untuk Pilihan SS S KS TS STS v

145 vi belajar mandiri 5. Jam kosong saya gunakan untuk membaca buku pelajaran. 6. Jam istirahat di sekolah saya gunakan untuk bermain dan bergurau bersama teman. 7. Tidak menggunakan kesempatan bertanya pada saat pelajaran 8. Jika sulit belajar sendiri maka berusaha mengajak teman untuk belajar kelompok. 9. Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran saya bertanya kepada orang lain yang lebih tahu 10. saya dapat menarik kesimpulan setiap setelah membaca buku. 11. Setiap ada ulangan yang sulit, saya mencontek dari buku atau melirik teman 12. Saya tidak pernah membuat ringkasan tentang mata pelajaran di sekolah. 13. Saya membuat ringkasan tentang mata pelajaran yang saya anggap sulit. 14. Jika bersungguh-sungguh dalam belajar, maka akan mencapai keberhasilan. 15. Semangat belajar saya kurang pada saat menerima mata pelajaran yang saya anggap sulit. 16. Jika ada materi yang tidak dimengerti saya mencari tahu dari referensireferensi. 17. Saya rajin dalam mencari referensi untuk pembelajaran yang tidak saya mengerti. 18. Saya tidak pernah mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah vi

146 vii 19. Menyadari kelemahan dalam penguasaan materi mata pelajaran tertentu. 20. Percaya akan kemampuan saya dalam mengerjakan ulangan. 21. Jika kesulitan belajar saya mampu mengatasi sendiri. 22. Saya membantu teman yang kesulitan belajar. 23. Sesudah tes/ulangan, saya mencoba mengulang kembali untuk menjawab ulangan/tersebut di waktu senggang. 24. Ketika dihukum oleh bapak/ ibu guru karena tidak mengerjakan PR, saya merasa sedih dan malu. 25. Belajar dari pengalaman dihukum oleh bapak/ibu guru, karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), setiap ada PR lagi, saya langsung mengerjakannya pada hari itu juga vii

147 viii Lampiran 15 Tes Prestasi Belajar IPA Nama : Absen : Kelas : Sekolah : TES PRESTASI BELAJAR IPA A.Petunjuk Umum: Tes ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujurjujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami. 1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas 2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini. 3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan kembali kepada peneliti. B.Petunjuk Khusus 1. Pilihlah satu jawaban yang paling cocok dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia. 2. Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan jujur, sesuai dengan kemampuan anda 3. Jika jawaban Anda salah dan ingin dibetulkan caranya sebagai berikut: Contoh: a b c d diperbaiki a b c d 1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut... a. katrol c. pesawat b. tuas d. mobil viii

148 ix 2. Pesawat sederhana yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa adalah... a. pengungkit c. katrol b. bidang miring d. roda 3. Urutan pesawat sederhana yaitu beban titik tumpu kuasa. Termasuk prinsip pengungkit... a. I c. III b. II d. IV 4. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu... a. derek c. timba sumur b. pembuka botol d. kursi roda 5. Cara menggunakan pengungkit agar gaya kuasa yang diperlukan mengangkat beban semakin ringan adalah dengan membuat lengan beban... a. sama panjang dengan lengan kuasa b. lebih panjang daripada lengan kuasa c. lebih pendek daripada lengan kuasa d. berimpit dengan lengan kuasa 6. Fungsi pesawat sederhana yaitu... a. memudahkan pekerjaan c. menambah beban b. menambah tenaga d. meniadakan gaya yang bekerja 7. Alat di atas bekerja menggunakan prinsip... ix

149 x a. bidang miring c. katrol b. pengungkit d. roda berporos 8. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat disamping adalah... a. titik tumpu berada diantara beban dan kuasa b. beban diatara titik tumpu dan titik kuasa c. kuasa berada diantara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat 9. Untuk memudahkan menaikkan bendera, pada ujung tiang bendera biasanya di pasang... a. pengungkit c. katrol b. bidang miring d. roda 10. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah... a. alat pencabut paku c. pisau b. alat pencabut kemiri d. sekop 11. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat sederhana berupa... a. pengungkit c. katrol b. bidang miring d. roda 12. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip... a. katrol c. bidang miring b. tuas d. tanjakan x

150 xi 13. Gaya yang bekerja pada suatu tuas disebut... a. Titik tumpu c. beban b. Titik kuasa d. tanjakan 14. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah... a. alat pemecah kemiri c. gerobak roda satu b. jungkat-jungkit d. sekop 15. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali... a. katrol tetap c. katrol tunggal b. katrol bebas d. katrol majemuk 16. Saat mengangkat beban dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada.... a. gaya gesek dan berat benda c. gaya tarik dan berat badan b. gaya gesek dan gaya tarik d. gaya gravitasi dan berat benda 17. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang maka ia menggunakan pesawat jenis... a. tuas c. bidang miring b. katrol d. roda 18. Alat bantu yang digunakan untuk menaikkan drum minyak ke atas bak mobil adalah... a. roda c. katrol b. sekop d. bidang miring 19. Untuk memidahkan karung beras seberat 4 kwintal sejauh 200 meter, menggunakan alat yang berupa... xi

151 xii a. roda c. katrol b. sekop d. linggis 20. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu... a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat xii

152 xiii Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar IPA 1. C 11. A 2. A 12. C 3. A 13. B 4. B 14. D 5. C 15. C 6. A 16. C 7. A 17. A 8. B 18. D 9. C 19. A 10. C 20. B xiii

153 xiv Lampiran 17 Daftar Kode Peserta Sampel Penelitian No Kode Peserta Didik Jumlah Skor Nama Sekolah Kelas 1 A Afifah Naila Nisa SDN Tugurejo 1 V A 2 B Amelia Nur Mulianasari SDN Tugurejo 1 V A 3 C Anandika Rizla Putra P. SDN Tugurejo 1 V A 4 D Askia Dwi Kurniawan SDN Tugurejo 1 V A 5 E Alfina Hidayati SDN Tugurejo 1 V A 6 F Erwin Pamungkas SDN Tugurejo 1 V A 7 G Fajna Ichsanti SDN Tugurejo 1 V A 8 H M. Faza Tazakka AJ. SDN Tugurejo 1 V A 9 I Osiana Aqila Panindhya SDN Tugurejo 1 V A 10 J Hanzah Bertrand Prayoga SDN Tugurejo 1 V B 11 K Alya Husna Qirana SDN Tugurejo 1 V B 12 L Erca Nova Lina SDN Tugurejo 1 V B 13 M Faranaya Adhisti SDN Tugurejo 1 V B 14 N Septi Amalia SDN Tugurejo 2 V 15 O Anggun Anggraheny SDN Tugurejo 2 V 16 P Awalia Saldatun Nisa SDN Tugurejo 2 V 17 Q Dean Guntur Caravino SDN Tugurejo 2 V 18 R Fanny Faudiansyah SDN Tugurejo 2 V 19 S Faradiva Anabella SDN Tugurejo 2 V 20 T Imam Khalil SDN Tugurejo 2 V 21 U Nuvul Mualifah SDN Tugurejo 2 V 22 V Aditya Heri Wicaksono SDN Tugurejo 3 V 23 W Ardina Cahyandari P SDN Tugurejo 3 V 24 X Ari Febrian SDN Tugurejo 3 V 25 Y Dani Sifa Pratama SDN Tugurejo 3 V 26 Z Faisal Aditya Eka SDN Tugurejo 3 V 27 AA Firdaus Ilham Najib SDN Tugurejo 3 V 28 AB Fitria Novianti A SDN Tugurejo 3 V 29 AC Rinjas Tio Saputra SDN Tugurejo 3 V 30 AD Vina Virnandia SDN Tugurejo 3 V 31 AE Whendi Amelia Putri SDN Tugurejo 3 V 32 AF Nur Laila Sayidatina SDN Tugurejo 3 V 33 AG Salma Maulina SDN Tugurejo 3 V 34 AH Wasiatul Mustofa SDN Tugurejo 3 V 35 AI Satria Eka Saputra SDN Tugurejo 3 V 36 AJ Wahyu Muhammad Ichsan SDN Karanganyar V 37 AK Agung Firmansyah SDN Karanganyar V 38 AL Andreans Alfa Oktavianto SDN Karanganyar V 39 AM Arinda Putri Sabrina SDN Karanganyar V 40 AN Fuad Alfafa SDN Karanganyar V 41 AO Intan Nurhalimah SDN Karanganyar V 42 AP Shelly Selvianne SDN Karanganyar V 43 AQ Syifa' Ayu Cahyaningsih SDN Karanganyar V 44 AR Sekar Tanjung L SDN Randu Garut V 45 AS Renaldi Rizky F. SDN Randu Garut V xiv

154 xv Lampiran 18 Data dan Pengkategorian Kemandirian Belajar di Sekolah Data Kemandirian Belajar di Sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang No Kode Peserta Didik 1 A 2 B 3 C Jumlah Skor 4 D E F 86 7 G 85 8 H 95 9 I J K L M N 79 Sekolah 109 SDN Tugurejo SDN Tugurejo 1 87 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 1 SDN Tugurejo 2 No Kode Peserta Didik 24 X 25 Y 26 Z Jumlah Skor 27 AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK 89 Sekolah 101 SDN Tugurejo 3 90 SDN Tugurejo SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Tugurejo 3 SDN Karanganyar 1 SDN Karanganyar 1 15 O 91 SDN Tugurejo 2 38 AL 92 SDN Karanganyar 1 16 P 90 SDN Tugurejo 2 39 AM 101 SDN Karanganyar 1 xv

155 xvi 17 Q 92 SDN Tugurejo 2 40 AN 101 SDN Karanganyar 1 18 R 88 SDN Tugurejo 2 41 AO 89 SDN Karanganyar 1 19 S 110 SDN Tugurejo 2 42 AP 109 SDN Karanganyar 1 20 T 90 SDN Tugurejo 2 43 AQ 86 SDN Karanganyar 1 21 U 109 SDN Tugurejo 2 44 AR 87 SDN Randu Garut 22 V 106 SDN Tugurejo 3 45 AS 96 SDN Randu Garur 23 W 100 SDN Tugurejo 3 Untuk menganalisis data prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara, terlebih dahulu dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Menentukan range (R) R = nilai tertinggi nilai terendah = = 37 b. Banyaknya kelas (k) k = log N = log 45 = (1,65) = 1 + 4,95 = 5,95 6 xvi

156 xvii c. Menentukan panjang kelas Panjang kelas = R k = 37 6 = 6,167 dibulatkan 7 Kelas Fi X x 2 fx fx Jumlah berikut: a. Mean Dari tabel di atas dapat dihitung nilai men dan standar deviasi sebagai x = fx N = ,3 45 = 94,7 dibulatkan 95 b. Standar deviasi s = fx2 N fx ( N )2 = ,3 ( 4261, )2 = 8,54 dibulatkan 8,5 xvii

157 xviii c. Membuat rentang kategori skala 5 x + 1,5s ,5(8,5) = dibulatkan 108 x + 0,5s ,5(8,5) = 99,25 dibulatkan 99 x + 0,5s 95-0,5(8,5) = 90,75 dibulatkan 91 x + 1,5s 95-1,5(8,5) = 82,25 dibulatkan 82 sangat tinggi tinggi cukup rendah Sangat rendah xviii

158 xix Lampiran 19 Data dan Pengkategorian Prestasi Belajar IPA Data Nilai Prestasi Belajar IPA No Kode Peserta Didik Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotorik Rata-Rata Sekolah 1 A SDN Tugurejo 1 2 B SDN Tugurejo 1 3 C SDN Tugurejo 1 4 D SDN Tugurejo 1 5 E SDN Tugurejo 1 6 F SDN Tugurejo 1 7 G SDN Tugurejo 1 8 H SDN Tugurejo 1 9 I SDN Tugurejo 1 10 J SDN Tugurejo 1 11 K SDN Tugurejo 1 12 L SDN Tugurejo 1 13 M SDN Tugurejo 1 14 N SDN Tugurejo 2 15 O SDN Tugurejo 2 16 P SDN Tugurejo 2 17 Q SDN Tugurejo 2 18 R SDN Tugurejo 2 19 S SDN Tugurejo 2 20 T SDN Tugurejo 2 21 U SDN Tugurejo 2 22 V SDN Tugurejo 3 23 W SDN Tuguerejo 3 24 X SDN Tugurejo 3 25 Y SDN Tugurejo 3 26 Z SDN Tugurejo 3 27 AA SDN Tugurejo 3 28 AB SDN Tugurejo 3 29 AC SDN Tugurejo 3 30 AD SDN Tugurejo 3 31 AE SDN Tugurejo 3 32 AF SDN Tugurejo 3 33 AG SDN Tugurejo 3 34 AH SDN Tugurejo 3 35 AI SDN Tugurejo 3 36 AJ SDN Karanganyar 1 37 AK SDN Karanganyar 1 38 AL SDN Karanganyar 1 39 AM SDN Karanganyar 1 40 AN SDN Karanganyar 1 41 AO SDN Karanganyar 1 42 AP SDN Karanganyar 1 43 AQ SDN Karanganyar 1 44 AR SDN Randu Garut 45 AS SDN Randu Garut Untuk menganalisis data prestasi belajar IPA kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang, terlebih dahulu dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut: xix

159 xx a.menentukan range (R) R = nilai tertinggi nilai terendah = = 39 b.banyaknya kelas (k) k = log N = log 45 = (1,65) = 1 + 4,9 = 5,95 6 c.menentukan panjang kelas Panjang kelas = R k = 39 6 = 6,5 dibulatkan 7 Kelas f x x 2 fx fx Jumlah berikut: Dari tabel di atas dapat dihitung nilai mean dan standar deviasi sebagai xx

160 xxi a. Mean x = fx N = 3265,5 45 = 72,6 dibulakan menjadi 73 b. Standar deviasi s = fx2 N fx ( N )2 = 2093,25 45 ( 3265,5 45 )2 = 6,82 dibulatkan menjadi 7 c. Membuat rentang kategori skala 5 x + 1,5s ,5(7) = 83,5 dibulatkan 84 x + 0,5s ,5(7) = 76,5 dibulatkan 77 x + 0,5s 73-0,5(7) = 69,5 dibulatkan 70 x + 1,5s 73-1,5(7) = 62,5 dibulatkan 63 sangat tinggi tinggi cukup rendah Sangat rendah xxi

161 xxii Lampiran 20 Uji Linearitas y * x Between Groups (Combine d) ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total xxii

162 xxiii Lampiran 21 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test x y N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. xxiii

163 xxiv Lampiran 22 Uji Persamaan Regresi Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) X a. Dependent Variable: y xxiv

164 xxv Lampiran 23 Uji Keberartian ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y xxv

165 xxvi Lampiran 24 Uji Koefisien Korelasi Correlations x y x Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N y Pearson Correlation.750 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). xxvi

166 xxvii Lampiran 25 Uji Signifikansi Korelasi t = r n 2 1 r 2 t = t = t = 0, (0,750) 2 0, ,5625 0,750 (6,557) 0,4375 t = 4, t = 7,43 xxvii

167 xxviii Lampiran 26 Koefisien Determinasi KD = rxy 2 x 100 % KD = (0,750) 2 X 100 % = 65.6% xxviii

168 xxix Lampiran 27 Daftar Kode Peserta Catatan Lapangan SDN Tugurejo 1 No Nama Siswa Kode Perserta Didik 1 Erwin Pamungkas A 2 Titian Fadilah B 3 Pandu Bayu Aji C 4 Intan Allyu Kususma Putri D 5 Muhammad Raditya Arif E 6 Zahra Aulia F SDN Tugurejo 2 No Nama Siswa Kode Perserta Didik 1 Anggun Anggraheny A 2 Fanny Faudiansyah B 3 Imam Khalil C 4 Nadhila Damayanti D 5 leonovel Sindu S. E SDN Tugurejo 3 No Nama Siswa Kode Perserta Didik 1 Dinda Herdiana A 2 Isnaini Ginaridha B SDN Karanganyar 1 No Nama Siswa Kode Perserta Didik 1 Yusuf Ilham Dermawan A 2 Aldi Setyawan Putra B 3 Chikal Aryo Wicaksono C 4 Fikri Wildan Ariyananda D 5 Fuad Alfafa E xxix

169 xxx SDN Randu Garut No Nama Siswa Kode Perserta Didik 1 Beni Surahman A 2 Luluk Dora M B 3 Feri Yuli Setiawan C xxx

170 xxxi Lampiran 28 Catatan Lapangan SDN Tugurejo 1 Kode Indikator Peserta Didik Progesif dan ulet Inisiatif Mengendalikan dari dalam Kemantapan diri Memperkepuasan atas usahanya A V V B V C - V - - V D - V - V V E V V F - V SDN Tugurejo 2 Kode Indikator Peserta Didik Progesif dan ulet Inisiatif Mengendalikan dari dalam Kemantapan diri Memperkepuasan atas usahanya A - V - - V B V V C V D V V E V - V - - SDN Tugurejo 3 Kode Indikator Peserta Didik Progesif dan ulet Inisiatif Mengendalikan dari dalam Kemantapan diri Memperkepuasan atas usahanya A - V V - V B V V V - - xxxi

171 xxxii SDN Karanganyar 1 Kode Indikator Peserta Didik Progesif dan ulet Inisiatif Mengendalikan dari dalam Kemantapan diri Memperkepuasan atas usahanya A - V V - V B - V C - - V - V D V V E - - V - - SDN Randu Garut Kode Indikator Peserta Didik Progesif dan ulet Inisiatif Mengendalikan dari dalam Kemantapan diri Memperkepuasan atas usahanya A - V - - V B V - V - - C V V xxxii

172 xxxiii Lampiran 29 SK Dosen xxxiii

173 xxxiv Lampiran 30 Validator Instrumen xxxiv

174 xxxv xxxv

175 xxxvi Lampiran 31 Surat telah melakukan uji coba instrumen xxxvi

176 xxxvii Lampiran 30 Surat Ijin Penelitian xxxvii

177 xxxviii xxxviii

178 xxxix xxxix

179 xl xl

180 xli xli

181 xlii xlii

182 xliii Lampiran 33 Surat telah melakukan penelitian xliii

183 xliv xliv

184 xlv xlv

185 xlvi xlvi

186 xlvii xlvii

187 xlviii Lampiran 34 Dokumentasi xlviii

188 xlix xlix

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( )

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( ) PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI-GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSI SISWA PADA

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSI SISWA PADA PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN Nurjanah; Nini Fitriani Pengelola RA. Raudhatul Muthmainah, Bekasi nftalib@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Isnaeni Rahayu NIM

SKRIPSI. Oleh Isnaeni Rahayu NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PERUBAHAN BENDA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI DI SDN TEGALGEDE 02 JEMBER SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENDEKATAN VERIFICATION LABORATORY DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI I KEBON GEMBONG, KENDAL

MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENDEKATAN VERIFICATION LABORATORY DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI I KEBON GEMBONG, KENDAL MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENDEKATAN VERIFICATION LABORATORY DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI I KEBON GEMBONG, KENDAL Oleh Musyiatun NIM 08108241004 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI 1 JAGOAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: Oktavia Winarsi NIM

SKRIPSI. Disusun oleh: Oktavia Winarsi NIM PENGARUH PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TEMPEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN SIKAP GURU TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA DI SDN 03 SURUH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN SIKAP GURU TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA DI SDN 03 SURUH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN SIKAP GURU TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA DI SDN 03 SURUH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara. Agar keberlangsungan bangsa dan negara dapat tercapai, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEWON TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEWON TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGARUH PERSEPSI PERSEPSI SISWA TENTANG SISWA TENTANG MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI DAN PEMBERIAN AKUNTANSI PEKERJAAN DAN RUMAH PEMBERIAN TERHADAP PEKERJAAN PRESTASI RUMAH BELAJAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Shaufan Habibi NIM 080210102031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan sumber daya manusia berkualitas dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER SKRIPSI Oleh : Yova Agustian Prahara Ema Putra ( 080210102037 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 70 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Metode yang dimaksud adalah berkaitan dengan pendekatan lokasi dan subjek penelitian,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI JURUSAN IPS MAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS X SMA NEGERI I GODEAN, SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 TESIS Oleh : SULASTRI NPM. 122551400032

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN METODE TONGKAT BICARA (TALKING STICK) TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEMALANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBELAJARAN METODE TONGKAT BICARA (TALKING STICK) TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEMALANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH PEMBELAJARAN METODE TONGKAT BICARA (TALKING STICK) TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEMALANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana Abstrak Keyakinan (belief) siswa terhadap pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 03 WONOREJO JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

KORELASI ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 03 WONOREJO JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 1 KORELASI ANTARA POLA KEPEMIMPINAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 03 WONOREJO JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurunnya peringkat pendidikan di Indonesia dari peringkat 65 pada tahun 2010 menjadi 69 pada tahun 2011 cukup menyesakkan dada. Pasalnya, peringkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan berdaya dan berkarya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pembicaraan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Siti Fatimah NIM

SKRIPSI. Oleh Siti Fatimah NIM PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DISERTAI PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP (STUDI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK KALOR KELAS VII SMP NEGERI 5 TANGGUL SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN WLAHAR WETAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Andi Susanto NIM

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Andi Susanto NIM HUBUNGAN PENGGUNAAN JAM BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DAN PENDAMPINGAN BELAJAR ORANGTUA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD DI GUGUS ANGGREK KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/ 2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ida Rahmawati NIM

SKRIPSI. Oleh: Ida Rahmawati NIM PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK NEGERI 4 JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Ida Rahmawati NIM. 110210181007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SDN SLAWU 03 JEMBER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K 1 Hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru, lingkungan fisik kelas dan sikap kemandirian siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun ajaran 2005/2006 Dian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA MENJAWAB PERTANYAAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 NGRANDAH KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

ZAMRONI A

ZAMRONI A PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KAMPUS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN PPKn TAHUN ANGKATAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS (Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN Rambipuji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu ilmu yang mendidik yang harus ada dan dimiliki setiap manusia, agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADAMARA TAHUN AJARAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADAMARA TAHUN AJARAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADAMARA TAHUN AJARAN 2016-2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALASAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENGAMALAN KODE KEHORMATAN PRAMUKA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS VI SD NEGRI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH KEMAMPUAN AWAL TENTANG AKUNTANSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UMS) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola pikir seseorang dalam menghadapi berbagai situasi masalah kondisi lingkungan, sesamanya, dirinya dan permasalahan dalam kehidupannya sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN LEMBENGAN 01 JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RIYANDA OKTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman sekarang ini, banyak siswa mulai malas belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga kerap sekali banyak siswa yang kurang memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Oleh FENI TRISTANTI NIM

Oleh FENI TRISTANTI NIM ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

DEDY CANDRA PRANATA NIM.

DEDY CANDRA PRANATA NIM. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBEARUM 02 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI OLEH : DEDY

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci