ANALISIS SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. MPI CABANG SURABAYA DENGAN METODE EOQ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. MPI CABANG SURABAYA DENGAN METODE EOQ"

Transkripsi

1 ANALISIS SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. MPI CABANG SURABAYA DENGAN METODE EOQ Dedik Ardian dan Fuad Achmadi Magister Manajemen Teknik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia ABSTRAK PT. Millenium Pharmacon International Tbk (MPI) adalah perusahaan distributor produk farmasi, suplemen makanan dan produk diagnostik terbesar yang sudah terdaftar sejak 20 Oktober PT MPI telah memiliki modul inventori farmasi dalam sistem informasinya, yang merupakan bagian dari Enterprise Resource Planing (ERP) sejak November Pada prakteknya, pengendalian inventori di MPI masih mengunakan cara-cara tradisional bukan memaksimalkan fungsi dari ERP untuk mendapatkan titik pemesanan kembali dan safety stock. Pengelolaan persediaan yang dilakukan MPI menyebabkan dana yang terkait pada inventori menjadi tidak efisien, selain itu juga kerap terjadi kegagalan pemenuhan permintaan, sehingga mengakibatkan resiko kerugian karena kehilangan kepercayaan pelanggan. Berdasarkan paragraf pertama, permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah seberapa besar tidak efisien sistem pengendalian persediaan di PT. MPI dan bagaimana merumuskan sistem pengendalian persediaan yang mampu menekan sekecil-kecilnya resiko kegagalan persediaan terhadap permintaan serta memberikan analisis tentang pertanyaan berapa jumlah pemesanan, serta kapan waktu diadakan pemesanan yang sesuai ditinjau dari sudut biaya yang di perlukan agar tercapai keuntungan yang optimal. Dari hasil penelitian diperoleh 125 item yang masuk kategori A, dan dari perbandingan ketiga metode peramalan maka didapatkan bahwa metode Moving Average yang memiliki nilai MAPE terkecil, sehingga hasil peramalan Moving Average digunakan untuk mendapatkan jumlah persediaan yang optimum dengan metode EOQ, dari hasil peramalan yang didapatkan dilakukan perbandingan antara metode EOQ dengan metode yang dilakukan perusahaan saat ini, dan hasilnya didapatkan bahwa biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan biaya persediaan yang lebih besar tetapi dengan service level dan tingkat keuntungan yang lebih besar pula. Rata-rata servis level untuk item kategori A, dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 90% dengan penjualan sebesar dan keuntungan sebesar Rp sedangkan rata-rata service level PT MPI saat ini sebesar 78% dengan penjualan sebesar Rp dan keuntungan sebesar Rp Kata kunci: Economic Order Quantity, Titik Pemesanan Kembali, Service Level. PENDAHULUAN Latar Belakang PT Millenium Pharmacon International Tbk (MPI) adalah perusahaan distributor produk farmasi, suplemen makanan dan produk diagnostik terbesar yang sudah terdaftar sejak 20 Oktober Perusahaan ini beroperasi dengan 29 kantor cabang, 5 sub distributor, 3 gudang pooling dan 15 stasiun penjualan di seluruh Indonesia. Produk MPI didistribusikan ke A-11-1

2 apotek, rumah sakit dan toko obat nasional. Visi MPI adalah Jadilah perusahaan distribusi farmasi yang paling efisien dan efektif di Indonesia dan Membawa nilai tambah kepada pelanggan dan principal. Salah satu upanya untuk menjalankan visi tersebut adalah dengan menyediakan berbagai produk farmasi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yaitu rumah sakit, apotek dan toko Obat. Saat ini PT. MPI cabang Surabaya dalam menentukan titik pemesanan kembali masih mengunakan cara-cara tradisional, sehingga selain dana yang terkait pada inventori menjadi tidak terkendali juga kerap terjadi kegagalan pemenuhan permintaan. Kegagalan dalam penyediaan inventori berpotensi memberikan citra negatif pada PT MPI sehingga mengakibatkan resiko kerugian karena kehilangan kepercayaan pelanggan. PT MPI memiliki beberapa departemen, salah satunya adalah PPIC (Purchasing Planning and Inventory Control). PPIC bekerja sama dengan departemen pemasaran untuk menentukan seberapa besar kebutuhan perusahaan dan kapan kebutuhan tersebut dikirim ke perusahaan. Kebutuhan perusahaan ditentukan dengan target penjualan selama satu tahun dan dikirim dengan periode tertentu (rencana/jadwal kedatangan) yang sudah disepakati di awal tahun dengan principal. Departemen PPIC dan pemasaran memantau sejauh mana rencana yang sudah ditentukan terealisasi. Kegiatan ini seharusnya selalu dilakukan karena perbedaan antara rencana persediaan dengan realisasi permintaan pelanggan dapat terjadi setiap saat. Untuk itu, perbedaan tersebut harus secepat mungkin diantisipasi agar proses yang berjalan tidak menyimpang jauh dari rencana yang sudah ditentukan. Tapi pada prakteknya departemen PPIC dan pemasaran, masih menggunanakan cara-cara tradisional dalam menentukan tindakan berikutnya, misalnya menebak-nebak jumlah order dan waktu kapan melakukan penambahan order pada principal, sering mengabaikan jumlah safety stock, persediaan yang masih ada digudang, dan lead time, sehingga perusahaan mengalami kegagalan pemenuhan permintaaan. Kegagalan pemenuhan permintaan dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan pelanggan. Sehingga dua departemen ini seharusnya melakukan evaluasi terhadap proses yang berjalan dan menentukan planning berikutnya, kapasitas produk yang belum digunakan atau yang kurang sehingga dapat diambil suatu tindakan untuk melakukan penyesuaian terhadap perencanaan persediaan berdasarkan kondisi yang ada dan disepakati oleh semua pihak, karena pada dasarnya principal atau supplyer dapat menyediakan produk dengan lead time yang tepat, tapi sayangnya perusahaan kurang mampu membuat perencanaan, saat seperti apa persediaan harus dipesan kembali, dalam jumlah berapa dan kapan pemesanannya. Proses pemesanan untuk penambahan stok Gudang PT MPI Surabaya dapat dilihat pada diagram alir yang ditunjukkan Gambar 1.1 Gambar 1.2 Menunjukan perbedaan rencana persediaan awal dengan permintaan awal dan permintaan yang dapat terpenuhi selama 12 bulan. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa setiap bulan terdapat permintaan yang tidak dapat terpenuhi, walaupun rencana persediaan terkadang lebih besar dari permintaan awal. Hal ini dapat terjadi karena kurang memperhatikan reorderpoint dan safety stock. Perencanaan persediaan sering mengabaikan bahwa permintaan customer dilakukan setiap waktu, bukan hanya satu periode perencanaan atau satu kali pemesanan. Perbedaan persediaan dengan realisasi permintaan membuat permintaan akhirnya harus disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan, jika perbedaan persediaan dan pemesanan dapat dikurangi akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu menerapkan manajemen persediaan, yang mampu memberikan perkiraan pemesanan persediaan, serta kapan diadakan pemesanan yang sesuai, ditinjau dari sudut biaya yang diperlukan agar tercapai keuntungan yang optimal. A-11-2

3 PT. MPI Cabang Surabaya Pelanggan Head Office PT. MPI TOS EDP/Fakturis Tidak ada PPIC Stock Gudang (Ketersediaan barang) Ada Pooling / DC Principal Pengirim Pelanggan Gambar 1.1 Proses Pemesanan PT MPI Surabaya Gambar 1.2 Menunjukan perbedaan rencana persediaan awal dengan permintaan awal dan permintaan yang dapat terpenuhi selama 12 bulan. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa setiap bulan terdapat permintaan yang tidak dapat terpenuhi, walaupun rencana persediaan terkadang lebih besar dari permintaan awal. Hal ini dapat terjadi karena kurang memperhatikan reorderpoint dan safety stock. Perencanaan persediaan sering mengabaikan bahwa permintaan customer dilakukan setiap waktu, bukan hanya satu periode perencanaan atau satu kali pemesanan. Perbedaan persediaan dengan realisasi permintaan membuat permintaan akhirnya harus disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan, jika perbedaan persediaan dan pemesanan dapat dikurangi akan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu menerapkan manajemen persediaan, yang mampu memberikan perkiraan pemesanan persediaan, serta kapan diadakan pemesanan yang sesuai, ditinjau dari sudut biaya yang diperlukan agar tercapai keuntungan yang optimal. Gambar 1.2 Rencana persediaan versus permintaan awal versus permintaan yang dapat terpenuhi Berdasarkan Latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang suatu metode yang rasional untuk mencapai inventori yang optimal dan A-11-3

4 tingkat pelayanan yang tinggi dengan cara memanfaatkan data dan informasi yang telah tersedia dalam database PT MPI RumusanMasalah Berdasarkan identifikasi masalah-masalah di atas, dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian yang dilakukan yaitu : 1. Ingin mengetahui seberapa besar tidak efisien sistem pengendalian persediaan di PT.MPI? 2. Bagaimana merumuskan sistem pengendalian persediaan yang mampu meningkatkan efesiensi persediaan dan menekan sekecil-kecilnya resiko kegagalan persediaan terhadap permintaan? TujuanPenelitian Tujuan dari penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan jumlah pengeluaran yang dapat dihemat oleh PT.MPI dan jumlah kerugian akibat terjadi kegagalan pemenuhan permintaan. 2. Mendapatkan usulan penyempurnaan manajemen inventori PT MPI yang mampu meningkatkan efesiensi persediaan dari total biaya yang terjadi dan meminimumkan resiko kegagalan persediaan terhadap permintaan melalui perhitungan jumlah pemesanan yang optimum. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian yang diungkapkan yaitu untuk mendapatkan usulan penyempurnaan manajemen inventory PT MPI yang mampu meningkatkan efesiensi persediaan dari total biaya yang terjadi dan meminimumkan resiko kegagalan persediaan terhadap permintaan, maka metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: Start Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Pengumpulan data Klasifikasi item dengan metode ABC Peramalan Permintaan Menghitung MAPE Formulasi Model Persediaan Barang dengan EOQ Membandingkan Total Biaya Persedian antara Metode EOQ dengan Metode Pengendaliaan Persediaan yang Digunakan Perusahaan saat ini Penarikan Kesimpulan End Gambar 2.1 Diagram Alur Penelitian A-11-4

5 Identifikasi Variabel Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan identifikasi variabel yang dianalisa, dalam penelitian ini variabel yang di analisis adalah besarnya biaya persediaan, Jumlah Transaksi dan tingkat service level di PT MP Definisi Operasional Variabel Variabel yang di teliti memiliki definisi sebagai berikut: 1. Biaya persediaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT MPI pada periode tertetntu yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. 2. Jumlah Transaksi adalah nilai rupiah dan quantity item yang dijual ke customer. 3. Service level adalah persentase kemampuan PT MPI untuk memenuhi permintaan customer. Prosedur Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Sistem informasi PT MPI. Untuk menganalisa meetode pengendalian persediaan yang mampu meningkatkan efesiensi persediaan PT MPI, digunakan data sebagai berikut: 1. Transaksi penjualan barang kepada customer Januari 2012-Desember Transaksi pembelian barang kepada principal Januari 2012-Desember Data lead time pemesanan Januari Desember Data biaya pemesanan Januari Desember Data biaya penyimpanan Januari Desember 2013 Klasifikasi Item dengan Metode ABC Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data-data penjualan dengan metode ABC sehingga dapat diketahui item mana yang harus mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan item yang lainnya, agar penelitian dapat difokuskan pada item yang memiliki klasifikasi A saja. Langkah-langkah pengklasifikasian item dengan metode ABC adalah sebagai berikut: 1) Jenis item persediaan diklafikasikan berdasarkan volume rupiah dengan mengurutkannya berdasarkan volume rupiahnya dari yang terbesar hingga terkecil 2) Melakukan perhitungan jumlah biaya kebutuhan persediaan untuk setiap item per tahun dan dibandingkan dengan jumlah biaya kebutuhan persediaan untuk seluruh item, sehingga didapatkan nilai persentasenya 3) Kemudian hasil perhitungan persentase tersebut dikelompokan sesuai dengan kategori ABC. Peramalan Permintaan Setelah didapatkan item-item yang masuk klasifikasi A, maka akan diramalkan permintaan di periode Januari 2013 s/d Desember 2013 dengan mengunakan data-data periode Januari 2012 s/d November Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah linier trend, Moving Average, Exponential. Menghitung Mean Absolute Percentage Eror (MAPE) Semua data permintaan customer dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 diolah dengan beberapa metode peramalan berdasarkan deret waktu, kemudian dibandingkan antara hasil peramalan permintaan Januari 2013 s/d Desember 2013 terhadap permintaan yang terjadi pada Januari 2013 s/d Desember Metode yang digunakan untuk menetukan metode peramalan paling sesuai adalah Mean Absolute Percentage Error (MAPE). A-11-5

6 Formulasi Model Persediaan Menggunakan Metode EOQ dengan Mempertimbangkan Faktor Bad Stock Economic Order Quantity (EOQ) adalah contoh dari sistem pengendalian persediaan dengan model fixed-order quantity.economic Order Quantity (EOQ) didefinisikan sebagai metode untuk menentukan jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk setiap kali pembelian. Konsep dasar dari model persediaan barang dengan mempertimbangkan faktor Bad Stock bersal dari model persediaan barang EOQ sebagaimana yang telah dijlaskan pada bab sebelumnya. Banyaknya jumlah barang yang dipesan dan kapan pemesanan harus dilakukan oleh perusahaan sangat menetukan besarnya biaya total persediaan.perusahaan harus mampu menentukan berapa jumlah barang yang harus dipesan dan kapan barang tersebut harus dipesan sehingga meminimumkan biaya total persediaan. Untuk model persediaan ini, banyaknya barang yang dipesan oleh perusahaan juga akan mempengaruhi banyaknya barang yang kadaluarsa. Q B Qk L tk 0 t1 t t2 Gambar 2.2 Model persediaan Barang EOQ dengan mempertimbangkan Faktor Bad Stock T Pada Gambar 3.2 menunjukan bahwa tingkat persediaan tertinggi dalam setiap kali pemesanan dicapai pada Q unit, dan banyaknya bad stock sebanyak unit terjadi sepanjang L menyatakan lead time, sehingga perusahaan harus melakukan pemesanan kembali ketika persediaan telah mencapai B unit. Periode perencanaan dalam gambar 3.2 dinyatakan dalam Pada bab 2 dikemukakan bahwa terdapat empat komponen yang mempengaruhi total biaya persediaan, yaitu biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan. Pada penelitiaan ini biaya kekurangan dihilangkan karena tidak ada biaya yang dikeluarkan perusahaan karena kekurangan barang, walaupun perusahaan akan mengalami kerugian karena kehilangan pelanggan. Penelitian ini mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan karena bad stock, sehingga secara matematika biaya total persediaan dapat dinyatakan sebagai berikut: Biaya Total Persediaan = Biaya Pembelian + Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya Bad Stock (3.12) Pengertian dan besarnya keempat komponen jenis biaya yang mempengaruhi biaya total persediaan dalam penelitian ini, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: A-11-6

7 1. Biaya Pembelian Biaya pembelihan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Jika dalam suatu periode perencanaan terdapat persediaan sebesar D unit, maka besarnya biaya pembelian dalam satu periode adalah (3.13) dengan biya pembelian selama satu periode perencanaan harga beli barang perunit jumlah persediaan dalam satu periode perencanaan 2. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul ketika sebuah pesanan diajukan. Biaya ini dapat meliputi biaya telepon, fax, atau surat menyurat yang dilakukan dalam rangka memesan barang tersebut, termasuk juga biaya pengangkutan. Jumlah pemesanan barang yang sedikit mengakibatkan frekuensi pemesanan semakin sering dilakukan dan mengakibatkan biaya pemesanan menjadi tinggi dan sebaliknya jumlah pemesanan barang yang banyak mengakibatkan frekuensi pemesanan menjadi semakin jarang dilakukan dan mengakibatkan biaya pemesanan menjadi rendah. Biaya pemesanan dalam sekali periode adalah biaya sekali pemesanan dikali dengan frekuensi pemesanan dalam satu periode, atau dapat ditulis sebagai berikut: (3.14) dengan biaya pemesanan selama periode perencanaan biaya pemesanan untuk setiap kali pesanan diajukan jumlah persediaan dalam satu periode perencanaan jumlah pesanan yang optimum 3. Biaya penyimpanan Biaya Penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemeliharaan, sewa tempat, atau biaya asuransi atas barang yang ada.besarnya biaya penyimpanan dalam penelitian ini adalah harga penyimpanan perunit barang dikali jumlah barang yang disimpan dikali lama waktu penyimpanan. Pada Gambar 3.2 menunjukan dalam setiap kali pemesananatau sepanjang akan terdapat sejumlah Q unit yang akan disimpam selama. Q unit akan disimpan sampai pesanan berikutnya datang. Q unit yang disimpan akan terdapat barang bad stock yaitu sebesar yang akan timbul saat pesanan baru datang. Barang bad stockatau akan disimpan mulai dari pesanan baru datang sampai dengan pesanan berikutnya datang atau sepanjang.jika besarnya biaya simpan perunit barang dinyatakan dalam fraksi dari harga beli barang perunitnya, maka biaya penyimpanan dapat ditulis sebagai berikut : (3.15) Pada gambar 3.2 menunjukan bahwa sama dengan sehingga persamaan (3.15) dapat ditulis sebagai berikut: A-11-7

8 = (3.16) Untuk mencari panjang waktu selama dapat digunakan prinsip kesebangunan sebagai berikut: Tingkat Persediaan Q Qk Waktu t1 t2 t Gambar 2.3 Prinsip Kesebangunan Merujuk pada Gambar 3.3, maka didapatkan sehingga karena, maka sehingga persamaan 3.16 dapat ditulis sebagai berikut: (3.17) Jadi besarnya biaya penyimpanan dalam satu periode adalah biaya penyimpanan / pemesanan dikalikan dengan banyaknya siklus dalam satu periode atau dapat ditulis sebagai berikut: (3.18) dengan harga beli barang perunit biaya simpan barang perunit perperiode perencanaan jumlah persediaan dalam satu periode perencanaan jumlah pesanan yang optimum jumlah bad stock biaya penyimpanan selama periode perencanaan periode penyimpanan barang sebelum ada bad stock = periode penyimpanan barang bad stock 4. Biaya bad stock Biaya bad stockadalah biaya yang dikeluarkan karena, produk telah mengalami penurunan harga dari harga awalnya. Penurunan harga produk dapat disebakan karena barang telah kadaluarsa, rusak, masa pakai mendekati kadaluarsa atau jangka waktu pemakaian dibawah rata-rata. Produk bad stock akan dilakukan tukar guling ke principal dengan penyesuaian harga terbaru. Dengan perkataan lain, perusahaan akan mengembalikan atau menjual produk kadaluarsa ke principal dengan harga awal dan akan membeli produk baru sejumlah produk kadaluarsa dengan harga baru. Perusahaan akam mengalami kerugian, jika harga awal lebih kecil dibandingkan harga saat barang dilakukan tukar guling. Jika harga jual produk A-11-8

9 kadaluarsa ke principal perunit adalah J, maka besarnya biaya kadaluarsa selama satu periode dapat ditulis: (3.19) dengan biaya kadaluarsa selama periode pengamatan Jumlah permintaan barang dalam satu periode perencanaan Jumlah pesanan yang optimum Jumlah barang kadaluarsa Harga beli barang ke principal untuk menggati barang kadaluarsa Harga jual barangkadaluarsa ke principal Dengan mensubstitusikan persamaan (3.13), (3.14), (3.18) dan (3.19) kedalam persamaan (3.12) maka diperoleh biaya total persediaan untuk model persediaan barang ini adalah Selanjutnya untuk mencari biaya total persediaan yang minimum akan dicapai jika dan (3.20) Untuk, maka diperoleh (3.21) untuk, maka diperoleh Dengan mensubtitusikan persamaan (3.22) kedalam persamaan (3.21), maka (3.22) A-11-9

10 (3.23) Jadi agar biaya total persediaan menjadi minimum, maka jumlah pesanan yang harus diajukan perusahaan sebanyak unit dengan banyaknya bad stock Persediaan Pengaman (Safety Stock) Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk mengantisipasi atau menjaga kemungkinan bila terjadinya kekurangan atau kehabisan persediaan. Perseidaan pengaman dapat mengurangi kerugian akibat kekurangan persediaan, tetapi disisi lain persediaan pengaman dapat menambah biaya penyimpanan bahan. Besarnya persediaan pengaman untuk jumlah permintaan tidak tetap dan lead time tetap adalah sebagai berikut: (3.24) dengan : SS = safety stock Z = service level L= lead time = simpangan baku tingkat permintaan dalam satu periode perencanaan Untuk meminimumkan kerugian akibat kehilangan pelanggan, maka diperlukan safety stock. Sehingga Jumlah persediaan dalam satu periode perencanaan dengan mempertimbangkan safety stock adalah jumlah permintaan barang dalam satu periode perencanaan ditambahkan dengan safety stock, atau dapat dituliskan sebagai berikut: dengan : D = tingkat persediaan dalam satu periode perencanaan = tingkat permintaan dalam satu periode perencanaan SS = safety stock (3.25) Titik pemesanan kembali (Reorder Point) Reorder point atau titik pemesanan kembali adalah suatu titik minimum atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus dilakukan. Model reorder point dengan jumlah permintaan berupa variabel dengan masa tenggang konstan adalah kebutuhan pada masa tenggang ditambah dengan Safety stock atau dapat ditulis sebagai berikut: dengan: d = tingkat permintaan L = masa tenggang (lead Time) (3.26) A-11-10

11 σd = standard deviasi tingkat permintaan Z = service level Membandingkan Metode EOQ dengan Metode Pengendalian Persediaan yang Digunakan Perusahaan saat ini Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keuntungan dan mendapatkan Quantity pemesanan optimum dengan tingkat Service Level yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu dilakukan pengujian model dengan data sebenarnya. Model pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ akan diuji untuk memenuhi permintaan barang di periode Januari s/d Desember dan akan memberikan keluaran berupa total volume rupiah biaya persediaan, tingkat keuntungan yang seharusnya didapat, dan tingkat quantity pemesanan dengan tingkat Service Level yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat ini. Model pengendalian persedian EOQ tersebut akan dianggap valid apabila memenuhi persyaratan, yaitu keuntungan yang lebih besar dari metode yang digunakan perusahaan saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Membandingkan Metode EOQ dengan Metode Pengendalian Persediaan yang Digunakan Perusahaan saat ini Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan mendapatkan Quantity pemesanan optimum dengan tingkat service level yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu dilakukan pengujian model dengan data sebenarnya. Model pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ tersebut akan diuji untuk memenuhi permintaan barang di periode Januari s/d Desember 2013, sehingga diketahui tingkat service levelnya. Perbedaan tingkat keutungan yang didapatkan antar metode EOQ dengan metode yang digunakan perusahaan saat ini dapat diketahui jika biaya-biaya pengendalian persediaan seperti biaya Pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya bad stock diketahui. Perhitungan keempat biaya tersebut dilakukan dengan menggunakan persamaan yang sudah di bahas pada Bab 2 dan 3. Perbandingan servis level antara metode EOQ dengan metode yang digunakan perusahaan saat ini dapat dilihat pada Tabel. B.3 sedangkan perbandingan tingkat keuntungan antara metode EOQ dengan metode yang digunakan perusahaan saat ini dapat dilihat pada Tabel. B.4. Pada Tabel B.3 dan B.4 dapat dilihat bahwa biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan biaya persediaan yang lebih besar tapi dengan service level dan tingkat keuntungan yagn lebih besar pula. Rata-rata servis level untuk item kategori A, dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 90% dengan penjualan sebesar dan keuntungan sebesar Rp sedangkan rata-rata service level PT MPI saat ini sebesar 78% dengan penjualan sebesar Rp dan keuntungan sebesar Rp KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilakukan analisis pada hasil peramalan dari item kategori A dan sistem persediaan maka diperoleh kesimpulan: 1. Penggunaan metode EOQ menghasilkan biaya persediaan yang lebih besar tapi meningkatkan keuntungan dan servis level dibandingkan dengan kebijakan yang digunakan perusahaan saat ini. A-11-11

12 2. Penggunaan metode EOQ dapat menghasilkan rata-rata servis level sebesar 90% atau kenaikan sebesar 12% dibandingkan dengan kebijakan yang digunakan perusahaan saat ini. 3. Penggunaan metode EOQ dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp atau kenaikan sebesar 40% dibandingkan dengan kebijakan yang digunakan perusahaan saat ini. Saran Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan pada penulisan tesis ini adalah: 1. perusahaan sebaiknya menggunakan metode-metode ilmiah yang ada ketika melakukan peramalan permintaan produk di masa mendatang, supaya hasil dari peramalan dapat memenuhi permintaan. 2. Sistem persediaan dalam tesis ini apabila akan dikembangkan untuk penelitian selanjutnya dapat memperhitungkan tingkat permintaan bukan hanya dalam satu periode perencanaan, tapi juga pada setiap kali terdapat permintaan dari customer. 3. Berdasarkan kesimpulan tentang Reorder Point, maka perlu ditambahkan warning system dalam ERP PT. MPI agar operator dapat mengetahui dan melakukan tindakan untuk melakukan pemesanan kembali. DAFTAR PUSTAKA Chase, R. B., Jacobs, F. R., Aquilano, N. J Operation Management for Competitive Advantage 11 th ed. United States: Penerbit. Mc Graw Hill. Chopra, S., dan Meindl, P Supply Chain Management 4 th ed. New Jersey: Penerbit Pearson. Hiller, Frederick, dan Lieberman, Gerald Introduction to Operations Research. 9 th ed. New York: Penerbit: McGraw-Hill Inc. Kulkarni, M.S dan Rajhans, N.R Determination of Optimum Inventory Model for Minimizing Total Inventory Cost. Procedia Engineering. Volume 51, No Maimun, Ali., Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder Point Terhadap Nilai Persediaan dan Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. Tugas Akhir Universitas Diponegoro, Semarang. Stanley, Surya., Tanti, Octavia., Agus, Widyadana Model Persediaan Bahan Baku Multi Item dengan Mempertimbangkan Masa Kadaluwarsa, Unit Diskon dan Permintaan yang Tidak Konstan. Jurnal Teknik Industri. Vol. 14, No. 2. Tersine, Richard, J Principles Of Inventory And Materials Management 4 th ed. New Jersey: Penerbit Prentice Hall. Weygant, Jerry J., Donald E. Kieso, and Walter G. Kell, 7th Edition, Accounting Principles, John Wley & Sons, Inc, New York, A-11-12

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan.

Kata kunci: Analisis Pengendalian Persediaan, Metode Peramalan. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. X Indra Dwiharto, Moses L. Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PERSEDIAAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR UNTUK MENGURANGI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. UTOMO MOTOR DI SURABAYA Angela Utami Dewi Kristiana, Katjuk Astrowulan, Nurhadi Siswanto Program Studi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) Diana Safitri Yulianti, I Nyoman Pudjawan Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q Tri Wahyu Ningsih 1, Achmad Bahauddin 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA

ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA ANALISA INVENTORY TURNOVER PADA PRODUK EKSPOR PADA PT. SCHERING PLOUGH INDONESIA Prawasmita Sedyandini dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siska dan Syafitri (2014) mengemukakan bahwa pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan, di mana sejumlah barang

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) Santoso 1*, David Try Liputra 2, Yoanes Elias 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO Lea Anumerta a, Mahendrawathi Er b a Manajemen Teknologi Informasi Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Akomodasi Ketidakpastian Asumsi Model

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR Arif Tanuwijoyo Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika arif_tanuwijoyo@hotmail.co.id Siti Rahayu, S.E., M.M. Manajemen/Fakultas

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power

Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power Dyah L.Trenggonowati Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia Email:

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen persediaan yang meliputi prinsip, konsep serta teknik dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas-aktivitas penanganan barang dalam persediaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Model Inventory Perishable Material dengan Mempertimbangkan Faktor Kapasitas Gudang Penyimpanan Bahan Baku PT. So Good Food Manufacturing

Model Inventory Perishable Material dengan Mempertimbangkan Faktor Kapasitas Gudang Penyimpanan Bahan Baku PT. So Good Food Manufacturing Model Inventory Perishable Material dengan Mempertimbangkan Faktor Kapasitas Penyimpanan Bahan Baku PT. So Good Food Manufacturing Zeny Fatimah Hunusalela Program Studi Teknik Industri - Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

Usulan Model Persediaan Dengan Metode Hadley- Within Dan Chiu Approximation Dengan Mempertimbangkan Pengembalian Pada Produk Farmasi Di RSUD Kardinah

Usulan Model Persediaan Dengan Metode Hadley- Within Dan Chiu Approximation Dengan Mempertimbangkan Pengembalian Pada Produk Farmasi Di RSUD Kardinah Usulan Model Persediaan Dengan Metode Hadley- Within Dan Chiu Approximation Dengan Mempertimbangkan Pengembalian Pada Produk Farmasi Di RSUD Kardinah Rosi Puspitasari, Ary Arvianto, Dyah Ika Rinawati Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA Seno Hananto, Nyoman Pudjawan Magister Manajemen Teknologi (MMT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN Nisa Masruroh Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang sangat penting. Dalam perusahaan industri masalah perencanaan, pengaturan serta pengendalian

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X

Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X Otto Pratama 1, I Gede Agus Widyadana 2 ABSTRACT: This paper anlayze PT X warehouse system since some problems that are faced by the company such as full capacity

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA Siti Nur Fadlillah A. 1 ABSTRACT Inventory system is one of the essential managerial functions because most of companies

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA Volume 02, Nomor 02, Desember 2013 Hal 186-205 IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA Umi Elan, Ilyas Rofiq ABSTRAK Pengendalian persediaan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi (Studi Kasus Pada PT. Pancaran Mulia Sejati) Sutarti 1, Sutriyono 2, Dhayal Gustopo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana,

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK.

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK. Hartono Santoso 1, Bobby Oedy P. Soepangkat 2, dan Sony Sunaryo

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN Oleh : Drs. HARIYANTO 1 ) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bidang usaha atau perusahaan pada umumnya selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan jasa atau perusahaan manufaktur pasti memerlukan persediaan. Jika tidak ada persediaan maka perusahaan akan dihadapkan pada risiko tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech

Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech Mudita, et al. / Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech / Jurnal Titra, Vol. 3 No. 2, Juli 2015, pp. 163-168 Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penentuan Jumlah Persediaan: - Pengenalan Model Deterministik - Aplikasi Model Deterministik dalam Pemesanan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA ZUPPA ICE CREAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KNOWN PRICE INCREASES

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA ZUPPA ICE CREAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KNOWN PRICE INCREASES USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA ZUPPA ICE CREAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KNOWN PRICE INCREASES Halton Novanta 1, Y.M. Kinley Aritonang 2 1,2 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 01 KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id AGENDA 1. Pengenalan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR Bayum Pacsi Pataddungi, Andi Pawennari, Nurul Chairany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA THE ANALYSIS OF THE SUPPLY OF INTRAVENOUS LIQUID TO BIG PHARMACEUTICAL PRODUCT DISTRIBUTOR PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku merupakan salah satu masalah yang cukup dominan di bidang produksi selain masalah keuangan, kepegawaian dan sebagainya. Perusahaan selalu menghendaki

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci