TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI (FINANCIAL LEASE) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITTF INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI (FINANCIAL LEASE) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITTF INDONESIA"

Transkripsi

1 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI (FINANCIAL LEASE) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITTF INDONESIA Robby Sulivan, Gunawan Widjaja dan Hardijan Rusli ABSTRACT Nowadays, business world competition becomes fiercer. With such a competition, high efficiency is needed to face it. In conducting its activities, a company will meet various problems, such as capital goods fulfilment. In acquiring the capital goods, huge amount of money is required certainly. To solve the problem, financial lease transaction applied. Financial lease is company financing activity in terms of capital goods supply in order to be used by the company for a certain period, based on periodical payments, accompanied by option right (optie) for the company to purchase related capital goods or to extend the leasing period based on agreed left over value. Leasing as a kind of financing activities has been recognized in Indonesia since 1974, marked by Multiple Agreement Letter about Leasing Business Permission among Indonesian Minister of Finance, Minister of Industry, and Minister of Trade; Number: Kep-122/MK/IV/2/1974, Number: 32/M/SK/2/I974, and Number: 30/Kpb/I/74. Based on a study on analysis unit in this writing, the author will describe financial lease agreement law position within Indonesian positive law perspective. Also in this writing, rights and obligations of all involved parties in financial lease agreement will be discussed. Keywords : financial lease, lessor, lessee, option right, residual value, security deposit, capital goods. Pendahuluan Sewa guna usaha (leasing) sebagai suatu jenis kegiatan mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1974, ditandainya dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.Kep-122/MK/ IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, No.30/Kpb/I/74 tentang Perizinan Usaha Leasing. Pasal 1233, Pasal 1320, Pasal 1381 KUHPer dijadikan Law Review, Fakuhas Hukmn Universitas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Maret 2003 I

2 sebagai rujukan perjanjian leasing di Indonesia, dimana Pasal 1233 KUHPer menyatakan tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang; Pasal 1320 KUHPer menyatakan untuk sahnya suatu perjanjian; Pasal 1381 KUHPer mengatur tentang hapusnya perikatan. Sewa guna usaha (teasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)', maupun secara sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 2 Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing sebagai berikut: /. Lessor, perusahaan pembiayaan atau perusahaan leasing yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan serta melakukan kegiatan leasing. 2. Lessee, perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari lessor. Lessee harus telah 1 Seharusnya menggunakan istilah financial lease. '- Kep.Men.Keu RI No.l 169/KMK.01/1991 Pasal I hurufa. memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas. 3. Supplier (jika ada), pihak yang meyediakan barang modal yang menjadi obyek leasing, dimana barang modal tersebut dibayar oleh lessor kepada supplier untuk kepentingan lessee. LEASING Leasing sebagai suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal dibagi atas dua jenis, yaitu financial lease dan operating lease. Financial lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. 3 Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha di mana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. 4 Dari definisi-definisi tersebut diatas, dapat disebutkan bahwa yang menjadi elemen-elemen dari suatu leasing adalah sebagai berikut: ' Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/ KMK.013/1988, Pasal 1 hurufe. 4 Ibid, Pasal 1 huruf f". 2 Law Review. Fakullas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003

3 1. Suatu Pembiayaan Perusahaan atau Perorangan Leasing sebagai usaha memberikan pembiayaan kepada perusahaan atau perorangan tertentu yang memerlukannya dimana pihak-pihak tersebut harus telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaaan bebas Penyediaan Barang Modal Unsur selanjutnya dari leasing adalah adanya penyediaan barang modal, biasanya oleh supplier atas biaya dari lessor. Barang modal tersebut akan dipergunakan oleh lessee untuk kepentingan bisnisnya. Barang modal sangat bervariasi, dapat berupa mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan sebagainya. Barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan (plant), yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau jasa oleh lessee.*" Aktiva tetap adalah aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan perusahaan dan nilainya besar. 3. Keterbatasan Jangka Waktu Salah satu unsur penting dari leasing adalah adanya jangka waktu yang terbatas. Dalam perjanjian leasing biasanya ditentukan untuk berapa tahun leasing tersebut dilakukan. Selanjutnya setelah jangka waktu tertentu tersebut berakhir, ditentukan pula bagaimana status kepemilikan dari barang tersebut. Dalam hal lessee diberikan hak opsi, hak opsi untuk membeli barang tersebut pada harga yang telah terlebih dahulu disepakati bersama. Jika lessee menggunakan hak opsinya maka hak kepemilikan barang tersebut pindah dari lessor ke lessee. Dalam leasing dengan hak opsi, jangka waktu leasing ditetapkan dalam tiga kategori, 7 sebagai berikut: s Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/ KMK.01/1991,Pasal 6. " Ibid, Pasal I huruf b. 7 Ibid, Pasal 3 huruf b. Law Review. Fakuhas Hukum Universilas Pelita Hurapan, Vol. Ill, No.3. Maret

4 a Jangka singkat, yaitu minimal dua tahun dan berlaku bagi barang modal kelompok I. angsuran sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian leasing. b. Jangka menengah, yaitu minimal tiga tahun dan berlaku bagi barang modal kelompok II, III dan IV. c. Jangka panjang, yaitu minimal tujuh tahun dan berlaku bagi kelompok bangunan. Pengelompokan barang modal kepada kelompok I, II, III dan IV tersebut sesuai penggelompokan harta berwujud dalam Pasal 16 ayat (6) Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh). Tentang jenis harta berwujud tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.l38/KMK.03/2002 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan. 4. Pembayaran Secara Berkala (Untuk Financial Lease) Karena lessor telah membayar lunas harga barang modal kepada pihak supplier, maka adalah kewajiban lessee kemudian untuk mengangsur pembayaran kembali harga barang modal kepada lessor. Besarnya dan lamanya 5. Hak Opsi (Untuk Financial Lease) Opsi adalah hak lessee untuk membeli barang modal yang disewa guna usahakan. Hak opsi yang dimiliki oleh lessee untuk membeli barang modal pada saat tertentu dengan syarat tertentu pula, juga merupakan salah satu unsur dari financial leasing. Artinya diakhir masa financial lease, diberikan hak kepada lessee untuk membeli barang modal tersebut dengan harga yang terlebih dahulu ditetapkan dalam perjanjian financial lease yang bersangkutan. 6. Nilai Sisa (Untuk Financial Lease) Nilai sisa merupakan besarnya jumlah uang yang haras dibayar lessee kepada lessor di akhir masa berlakunya leasing atau pada saat lessee menggunakan hak opsi. Nilai sisa sudah terlebih dahulu ditentukan bersama dalam perjanjian leasing. 4 Law Review, Fakullas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Marei 2003

5 FINANCIAL LEASE Lessee yang membutuhkan suatu barang modal menentukan jenis dan spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negosiasi langsung dengan penjual mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta Iain-lain hal yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor hanya berkepentingan mengenai pemilikan barang tersebut secara hukum. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada penjual dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut maka lessee akan membayar sewa secara berkala dari jumlah harga perolehan barang modal ditambah dengan pembayaran nilai sisa (full pay out), sehingga bentuk pembiayaan ini di-sebutjuga/h///?ay o«/ lease atau capital lease. Besarnya harga sewa ditambah nilai sisa (residual value) harus menutupi harga barang ditambah keuntungan yang diharapkan oleh lessor. Kini jelas bahwa $&&& financial lease, lessor merupakan pemilik barang secara hukum, sedangkan lessee merupakan pihak yang menikmati keuntungan ekonomis atas barang tersebut. Pada akhir masa leasing, lessee mempunyai hak pilih untuk membeli barang tersebut seharga nilai sisanya., Dalam prakteknya, sewa guna usaha dengan hak opsi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut: 1. Sewa Guna Usaha Langsung (direct financial lease) Dalam bentuk transaksi ini, lessor membeli barang modal dan sekaligus menyewakannya kepada lessee. Pembelian tersebut dilakukan atas permintaan lessee dan lessee pula yang menentukan spesifikasi barang modal, harga dan penjualnya. Dengan kata lain, lessee berhubungan langsung dengan penjual dan lessor membiayai kebutuhan barang modal tersebut untuk kepentingan lessee. Jadi, tujuan lessee adalah memperoleh barang modal untuk perusahaannya dengan pembiayaan secara sewa guna usaha dengan hak opsi dari lessor. Dalam financial tease jenis ini terdapat penyerahan dalam Law Review. Fakultas Hukum Universilas Pelila Harafmn, Vol. Ill, No.3, Maret

6 bentuk penyerahan tangan panjang (traditio longa manu). Dalam penyerahan tangan panjang ini, barang modal berada pada supplier, sehingga yang menyerahkan barang modal bukanlah lessor melainkan supplier yang akan menyerahkan kepada lessee sebagai penyewa guna usaha. Jual dan Sewa Kembali {sale and lease back) Dalam bentuk transaksi ini, lessee telah memiliki barang modal, kemudian barang modal tersebut dijual kepada lessor dan selanjutnya diserahkan kembali kepada lessee untuk digunakan bagi keperluan usahanya sesuai dengan jangka waktu kontrak sewa guna usaha. Tujuan lessee menggunakan bentuk ini untuk memperoleh dana tambahan modal kerja, yang tadinya ditanggulangi sendiri lalu dialihkan melalui sewa guna usaha. Dalamfinanciallease jenis ini, terdapat dua hubungan hukum. Pertama, hubungan jual-beli antara lessee dengan lessor. Pada saat terjadinya penjual barang modal dari lessee kepada lessor, terdapat penyerahan dalam bentuk constitutum possessorium, yaitu penyerahan dimana lessee tetap menguasai kebendaan yang dijual. Hal ini terjadi karena lessee akan menyewa guna usaha barang modal tersebut dari lessor. Hubungan hukum yang kedua yaitu hubungan sewa guna usaha dengan hak opsi. Lessor menyewa guna usaha barang modal tersebut kepada lessee, maka terjadi penyerahan dalam bentuk penyerahan tangan pendek (traditio brevi manu), yaitu penyerahan dimana lessee sebagai penyewa guna usaha telah menguasai kebendaan atas barang modal. Perbedaan Financial Lease dengan Perjanjian Lainnya /. Financial Lease dengan Sewa- Menyewa Financial lease adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara guna usaha dengan hak opsi." Sewa-menyewa ialah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikat dirinya untuk * Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/ KMK.01/1991,Pasal 1 hurufa. 6 Law Review, Fakultas Hukum Universiias Pelitci Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003

7 memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya. 9 Perbedaan antara financial lease dengan sewa-menyewa adalah sebagai berikut: a. Financial lease merupakan suatu kegiatan pembiayaan, sedangkan sewa menyewa bukan merupakan suatu kegiatan pembiayaan, melainkan suatu kegiatan dimana penyewa memberikan kepada pihak Iain kenikmatan dari suatu barang. b. Obyek dari financial lease adalah barang modal, sedangkan obyek dari sewa-menyewa berupa barang berwujud. Dalam sewa-menyewa, obyeknya adalah barang berwujud baik digunakan secara langsung atau tidak untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau jasa. Sedangkan dalam financial lease, obyek- ' Pasal 1548KUHPer. nya barang modal yaitu setiap aktiva tetap berwujud yang digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau jasa oleh lessee. c. Dalam financial lease ditentukan bahwa yang dapat bertindak sebagai lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, 10 sedangkan dalam perjanjian sewa-menyewa, setiap subyek hukum dapat menjadi penyewa atau yang menyewakan. d. Perjanjian financial lease disyaratkan dibuat dalam jangka waktu tertentu yaitu disesuaikan dengan masa manfaat kegunaan barang," sedangkan jangka waktu dalam perjanjian sewa menyewa terbatas sesuai dengan masa sewa dalam perjanjian. "'Keputusan Menteri Keuangan. op.cit., Pasal 1 huruf c. 11 Ibid, Pasal 3 huruf b. Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel

8 e. Risiko yang terjadi pada obyek leasing dibebankan kepada lessee, sedangkan risiko yang terjadi pada obyek sewa menyewa ada pada pihak yang menyewakan diatur dalampasal 1550KUHPer. 2. Financial Lease dengan Jual- Beli Financial lease adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara guna usaha dengan hak opsi. 12 Jual-beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. 13 Jual-beli dengan angsuran adalah jual-beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dalam beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian serta hak milik atas barang tersebut beralih l2 KeputusanMenteri Keuangan No / KMK.01/1991,Pasal 1 hurufa. "Pasal 1457KUHPer. dari penjual kepada pembeli pada saat barangnya diserahkan oleh penjual kepada pembeli. 14 Perbedaan antara financial lease dengan jual-beli adalah sebagai berikut: a. Financial lease merupakan suatu kegiatan pembiayaan, sedangkan jual-beli bukan merupakan suatu kegiatan pembiayaan, melainkan suatu kegiatan dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan dan menjadi pemilik atas barang tersebut. b. Pada jual beli, barang menjadi miliknya pembeli segera setelah adanya penyerahan barang (levering), sedangkan dalam financial lease tidak ada penyerahan hak milik pada saat transaksi finance lease dilakukan, tetapi nanti setelah hak opsi digunakan oleh lessee, yaitu pada akhir masa leasing. Pada finance lease, penyerahan hak milik terjadi diakhir u Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.34/KP/H/80, Pasal I huruf b. X Uiw Review, Fakullas Hukurn Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No. 3, Marel 2003

9 masa leasing apabila hak opsi digunakan oleh lessee. Sedangkan perjanjian jual beli dengan angsuran, penyerahan hak milik dilakukan setelah transaksi dilakukan tanpa harus menunggu lunasnya harga barang yang dibeli. c. Pada perjanjian financial lease, jangka waktu disesuaikan dengan masa guna dari barang yang disewa-gunausahakan, sedangkan pada perjanjian jual beli dengan angsuran tidak memperhatikan masa guna dari barang. 3. Financial Lease dengan Sewa Beli Financial lease adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara guna usaha dengan hak opsi. 15 Sewa-beli (hire purchase) adalah jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang l5 Keputusan Menteri Keuangan No. II69/ KMK.0l/1991,Pasal 1 hurufa. diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual." 1 Perbedaan antara financial lease dengan sewa-beli adalah sebagai berikut: a. Financial lease merupakan suatu kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sementara sewa beli tidak termasuk kegiatan lembaga pembiayaan. b. Pada perjanjian financial lease, pihak lessor menyediakan barang modal, dan barang tersebut tidak berasal dari lessor, tetapi dari pihak ketiga. Pada sewa beli, Penjual adalah produsen atau pedagang yang berusaha menjual barangnya. c. Dalam sewa-beli, pembeli menjadi pemilik barang di akhir masa sewa. Pada sewa-beli beralihnya hak terjadi pada saat seluruh harga barang lunas dibayar. Jadi sebelum harganya lunas seluruhnya, " Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.34/KP/II/80, Pasal I hurufa. Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. Ill, No.3, Maret

10 kedudukan pembeli sewa hanya sebagi penyewa belaka, dan berubah menjadi pembeli setelah habis angsurannya. Berdasarkan Pasal 612 ayat (2) KUHPer, maka pada saat harga barang lunas dibayar, tidak perlu dilakukan penyerahan karena barang tersebut telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya (traditio brevi manu). Pada financial lease, kepemilikan barang modal beralih kepada lessee apabila lessee menggunakan hak opsinya. d. Jangka waktu leasing biasanya ditetapkan sesuai dengan umur kegunaan barang, sedangkan dalam sewa beli, jangka waktu ditetapkan atas dasar kemampuan pembeli. Dari perbeda-bedaan diatas, jelas bahwa financial lease tidak sama dengan sewa-beli, tidak sama dengan sewa-menyewa, tidak sama dengan jual-beli ataupun dengan perjanjian pinjaman uang. Perjanjian financial lease adalah perjanjian yang mempunyai sifat-sifat tersendiri seperti yang dibahas pada bab ini. 10 Law Review, Fakultas Hukum Univers Sifat Khusus yang Dimiliki Financial Lease Ada beberapa sifat khusus yang dimiliki financial lease yaitu sebagai berikut: 1. Simpanan jaminan (security deposit) adalah jumlah uang yang diterima lessor dari lessee pada permulaan masa lease sebagai jaminan untuk kelancaran pembayaran lease} 1 2. Hak Opsi, yaitu hak lessee untuk membeli barang modal pada akhir masa sewa guna usaha. 3. Nilai sisa (residual value) adalah nilai barang modal pada akhir masa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan lessee pada awal masa sewa guna usaha. 18 Pada saat berakhirnya masa sewa guna usaha dan telah dipenuhinya seluruh kewajiban lessee kepada lessor berdasarkan perjanjian financial lease, maka lessee mempunyai hak membeli barang modal tersebut dari lessor dengan nilai sisa yang diperjanjikan. Dalam praktek, hak opsi selalu digunakan oleh lessee, hal ini disebabkan prinsip akuntansi dan "Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/ KMK.01/1991, Pasal 1 huruf 1. '»Ibid, Pasal 1 huruf k. is Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Mam 2003

11 perpajakan yang digunakan dalam transaksi financial lease. Akuntansi sewa guna usaha dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi di bidang sewa guna usaha di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha. Lessee mencatat barang modal sebagai aktiva tetap, sedangkan lessor mencatat nilai pembiayaan sebagai penanaman netto Sewa Guna Usaha. Dilihat dari perpajakan, yaitu sebagai berikut: 1. Penghasilan lessor dikenakan pajak penghasilan adalah sebagian dari pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha; \essor tidak boleh menyusutkan atas barang modal dari transaksi financial lease. 2. Selama masa sewa guna usaha, Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usahakan, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli; Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutan adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan. 2 " Hal ini membuktikan bahwa perjanjian financial lease dibuat untuk mengadakan barang modal bagi lessee melalui pembiayaan dari lessor, maka jelaslah bahwa lessee berniat memiliki barang modal tersebut sedangkan lessor hanya mengharapkan keuntungan dari pembiayaan yang dilakukannya. Simpanan jaminan merupakanjaminan dari lessee yang diberikan kepada lesor untuk kelancaran kewajiban lessee. Dengan adanya simpanan jaminan ini membuktikan bahwa financial lease merupakan kegiatan pembiayaan. Pada saat hak opsi digunakan maka terjadilah kompensasi (perjumpaan utang) yaitu antara simpanan jaminan (security deposit) dengan nilai sisa (residual value) nilainya sama besar dan selalu sama. '"Ibid, Pasal 14. Ibid, Pasal 16. Law Review. Fakullas Hukum Universilas Peliia Harapan, Vol. III. No.3, Marel

12 Daftar Pustaka Kitab Undang-undang Hukum Perdata Keputusan Presiden RI No.61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan. Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.Kep-122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No.30/Kpb/I/74 tentang Perizinan Usaha Leasing. Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.34/KP/II/80 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beii Keputusan Menteri Keuangan No.l251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Keputusan Menteri Keuangan NO.1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing). Keputusan Menteri Keuangan No. 138/ KMK.03/2002 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan. 12 La*' Review, Fakultas Hukum Univeisilas Pelilti Harapan, Vol. Ill, No.3, Muivi 2003

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy ABSTRAK Leasing telah dikenal oleh bangsa Eropa dan Amerika di era 1850 an 1 dan hal ini telah menjadikan induswtri bisnis, produksi

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis pada umummya dan dunia industri pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) Terminologi Pengertian Leasing Keuntungan Leasing Klasifikasi Leasing Perbedaan perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya Akuntansi Leasing Aspek Perpajakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

PERBEDAAN LEASING DENGAN SEWA BELI DALAM KONSEP HUKUM KEPERDATAAN DI INDONESIA

PERBEDAAN LEASING DENGAN SEWA BELI DALAM KONSEP HUKUM KEPERDATAAN DI INDONESIA PERBEDAAN LEASING DENGAN SEWA BELI DALAM KONSEP HUKUM KEPERDATAAN DI INDONESIA (THE DIFFERENCE BETWEEN LEASING AND RENT-PURCHASE IN THE CONCEPT OF INDONESIAN CIVIL LAW ) I Wayan Wahyu Wira Udytama Fakultas

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75 A. PENGERTIAN Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi

Lebih terperinci

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING NAMA : SEPTIYANA NPM : 1411011123 JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal

Lebih terperinci

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung. PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR Aprilianti Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung Abstrak Perjanjian sewa guna usaha (leasing) yang diadakan oleh Lessor dan Lesseen

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 6 Pengertian Leasing Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka perusahaan akan membutuhkan penambahan aktiva tetap. Jika perusahaan memilih untuk tidak membeli aktiva tetap dengan modal sendiri dikarenakan keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

Lebih terperinci

Oleh: AHMAD KHAIRUL FATHA NIM: C

Oleh: AHMAD KHAIRUL FATHA NIM: C TINJAUAN YURIDIS MENGENAI BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NO. 1169/ KMK.01/ 1991 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha Pegadaian dan Sewa Guna Usaha A. Pegertian Usaha Gadai Secara umum pegertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang

Lebih terperinci

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Perusahaan Pembiayaan Pengertian Sewa Guna Usaha Aspek Hukum Aspek Keuangan & Pencatatan Definisi Perusahaan Pembiayaan SK Men. Keu. No.84/PMK.012/2006 Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra Lembaga Pembiayaan Copyright by Dhoni Yusra Latar Belakang Kebutuhan akan modal usaha Modal tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi Bila produksi meningkat, maka berarti pertumbuhan ekonomi meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. ABSTRAK Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessee dapat diberikan hak opsi (option right) untuk membeli barang modal

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Pasar dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Leasing/Sewa Guna Usaha: Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance

Lebih terperinci

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan mengenai perlakuan akuntansi sewa pada Mall Lippo Group di Surabaya, maka simpulansimpulan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN A. Pengertian Lembaga Pembiayaan Perusahaan merupakan Badan Usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan), yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari pesatnya pembangunan yang mencakup berbagai macam sektor seperti bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun pertahanan

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Dalam suatu perjanjian sewa beli tidak tertutup kemungkinan bahwa pihak

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu, dimulai dari jasa penukaran uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek ekonomi. Kondisi demikian tidak terlepas dari peran pelaku usaha. Pelaku usaha berperan penting

Lebih terperinci

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan Ali Irfan AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Berbagai kebutuhan ekonomi mendorong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan jalan sewa. Penelitian ini dilakukan untuk memahami peranan dan pengenaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT. BOKORMAS WAHANA MAKMUR) ABSTRAK Oleh Yolanda Oktarina NPM : 0711031023

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE 1 PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE PADA PT. TRI ATMA CIPTA Oleh : Enis Prihastuti, SE, M.Si ABSTRACT One type of financing capital goods used darisumbereksternalyang

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing : Mariska Nauli : Dini Marina Abstrak Laporan magang ini berisi tentang analisis perlakuan akuntansi transaksi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Prosedur Transaksi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Sebelum melakukan pengisian aplikasi, konsumen harus melengkapi persyaratan administrasi seperti: 1. Akta Pendirian

Lebih terperinci

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 ABSTRACT Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat tingginya investasi awal dalam aktifitas operasi perusahaan, entitas perlu

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat tingginya investasi awal dalam aktifitas operasi perusahaan, entitas perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat tingginya investasi awal dalam aktifitas operasi perusahaan, entitas perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat berdasarkan kinerja keuangan

Lebih terperinci

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN, Accounting for Leases 21 21-1 Accounting for Leases Leasing Environment Accounting Lessee by Accounting Lessor by Special Accounting Problems Who are players? Advantages of leasing Conceptual nature of

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dana atau modal bagi seseorang saat ini sangatlah penting, untuk memenuhi kebutuhan dana atau modal maka diperlukan suatu lembaga pembiayaan. Bank sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat

Lebih terperinci

Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru

Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.6, Desember 2013, 53-61 53 Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru Rina Yanti 1, Hamdani Arifulsyah 2 1,2) Politeknik Caltex Riau Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan akan kendaraan bermotor

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi berkembang semakin pesat, segala sesuatunya berubah menjadi lebih instan dan lebih mudah. Dengan pesatnya perkembangan yang ada

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh DWI NOVIKA DULLAH Nim. 921 409 042 Program Studi S1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan akhir-akhir ini sudah

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Johan Halim 1 ABSTRACT Leasing is one way to have tangible assets without spend much money. Leasing is divided into two types: operating lease and capital lease. Leasing means we

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT Nama : Harun Alrasyid NPM : 23212342 Jurusan : S1 Akuntansi Pembimbing : Rino

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan 14 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan Sejarah perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan dimulai sejak tahun 1974,

Lebih terperinci

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI A. Pengaturan Sewa Beli di Indonesia Perjanjian sewa beli adalah termasuk perjanjian jenis baru yang timbul dalam masyarakat. Sebagaimana perjanjian jenis

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing) Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing) pengertian hukum gadai menurut KUHP pasal 1150, adalah sebagai berikut : Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: lease, lessee, lessor, finance lease. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: lease, lessee, lessor, finance lease. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this paper is to describe about the implementation of PSAK 30 (as revised in 2007) which is adopted from IFRS (IAS 17 in 2009) about lease based on business environment in Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan 22 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan 2.1.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Istilah lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perlakuan Akuntansi Pajak 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi mempunyai pengertian yang beraneka ragam menurut sudut pandang masing-masing ahli yang memberikan definisi atas akuntansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PERJANJIAN LEASING PADA PT. BINTANG MANDIRI

TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PERJANJIAN LEASING PADA PT. BINTANG MANDIRI TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PERJANJIAN LEASING PADA PT. BINTANG MANDIRI Oleh: Nama: Ni Luh Diah Febriyani Teja Santi Pembimbing Akademik: Ni Nengah Adiyaryani Bagian Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Sewa Guna Usaha ( Leasing)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Sewa Guna Usaha ( Leasing) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Perkembangan dalam suatu masyarakat terlihat pada perkembangan lembaga yang ada pada masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pasar dan model investasi menjadi acuan seberapa besar potensi laba dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pasar dan model investasi menjadi acuan seberapa besar potensi laba dan 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Peta perekonomian global yang mendobrak batas-batas wilayah negara, sistem pasar dan model investasi menjadi acuan seberapa besar potensi laba dan resiko

Lebih terperinci

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty 1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat terlihat pada lembaga yang ada pada masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi maupun hukum. Untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan

Lebih terperinci