PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI FLASH PLAYER PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMK NEGERI 1 BANDA ACEH. Oleh: Nazaruddin Ahmad
|
|
- Widyawati Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI FLASH PLAYER PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMK NEGERI 1 BANDA ACEH Oleh: Nazaruddin Ahmad Abstrak: Fenomena gelombang air laut merupakan perilaku fluida yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku gelombang air laut dapat disaksikan dengan melakukan simulasi fluida, dilakukan untuk melihat pergerakan perambatan gelombang air pada suatu media tertentu. Metode yang digunakan untuk melakukan simulasi fluida dikenal dengan Lattice Boltzmann. Metode ini sangat sederhana untuk diimplementasikan dalam masalah aliran fluida compressible dan incompressible. Metode ini memiliki komponen arah dan kecepatan untuk mengetahui pergerakan partikel fluida pada suatu media tertentu. Dalam penelitian ini pergerakan partikel fluida yang merambat pada wilayah perairan laut tertentu menggunakan pendekatan persamaan air dangkal, hal ini dilakukan karena partikel fluida yang mendekati daerah tepi wilayah tertentu akan diasumsikan sebagai partikel fluida yang bergesekan. Pemodelan untuk visualisasi perambatan gelombang air laut dilakukan dalam ruang dua dimensi. Gerak melingkar gelombang digambarkan sebagai partikel fluida yang merambat pada media citra dengan menyebar kesegala arah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode Lattice Boltzmann dapat diterapkan untuk meneliti fenomena transportasi partikel fluida melalui persamaan air dangkal pada citra wilayah perairan laut yang dilakukan proses pengolahan citra dengan visualisasi dua dimensi. Kata Kunci: Gelombang, Fluida, Visualisas, Lattice Boltzmann, Citra. Pendahuluan Bidang sains dan teknologi informasi telah banyak dikembangkan melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Ilmu pengetahuan alam telah digabungkan dengan teknologi informasi sehingga memberikan informasi yang akurat dengan memberikan gambaran yang jelas sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Proses perambatan gelombang air laut merupakan fenomena alam yang sering terjadi dan dapat disaksikan oleh manusia. Pengamatan kecil dapat dilakukan dengan melakukan simulasi kecil fenomena perambatan gelombang air. Sebagai contoh kita jatuhkan sebuah batu dalam bejana atau ember berisi air yang tenang. Saat batu tersebut 76 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
2 Nazaruddin Ahmad ( 77 dari 14 ) masuk ke dalam air, maka akan menyebakan partikel air bergear atau berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebakan terjadinya gelombang yang merambat dan memantul pada bejana atau ember tersebut. Semakin besar batu yang dijatuhkan maka semakin besar gelombang air yang dihasilkan. Dalam kehidupan nyata, umumnya gelombang air laut yang dihasilkan disebabkan oleh angin. Gelombang ini terjadi karena ada gesekan antara massa air dan massa udara yang memiliki kepadatan yang berbeda. Apabila diamati perambatan gelombang air laut, maka akan terlihat seolah-olah air laut bergerak maju beserta dengan gelombangnya. Sebenarnya tidak demikian, pada perambatan gelombang yang bergerak maju adalah bentuknya saja, sedangkan partikel airnya tidak bergerak maju. Kejadian alam tsunami di Aceh, menghasilkan perambatan gelombang air laut yang sangat besar yang menyebabkan air laut naik ke darat. Hal ini disebabkan karena terjadinya gempa bawah laut (Aceh 2001, Nias 2002, Pangandaran 2006, Mentawai-Padang 2010), meletusnya gunung Krakatau (Lampung 1883), atau bisa juga diakibatkan oleh jatuhnya benda langit yang memiliki kecepatan yang sangat tinggi yang jatuh di tengah laut. Contoh di atas merupakan kejadian alam yang tidak dapat diperkirakan kapan akan terjadi, tetapi jika hal ini akan terjadi dapat diperkirakan dampak yang akan terjadi, dan kalau sudah terjadi, maka akan dijadikan sebagai bahan penelitian-penelitian terhadap perkiraan penyebab kejadian, dampak yang diakibatkan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai mitigasi bencana. Dalam artikel ini menggunakan peta wilayah perairan laut yang dapat terjadi gelombang laut sehingga merambat pada tepi wilayah tersebut. Peta wilayah tersebut akan dilakukan proses pengolahan citra untuk ditampilkan sebagai hasil visualisasi perambatan gelombang air laut. Citra yang digunakan akan mengalami konversi citra sehingga bisa digunakan dengan Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
3 Nazaruddin Ahmad ( 78 dari 14 ) perangkat lunak visual studio C++ dengan ditambahkan library grafik opengl. Visualisasi perambatan gelombang yang dihasilkan dalam dua dimensi dengan menggunakan metode Lattice Boltzmann merupakan pengembangan dari persamaan Navier-Stokes yang umum digunakan untuk menghitung persamaan aliran fluida. Hasil dari artikel diharapkan dapat memberikan gambaran secara visual kepada pembaca, bagaimana pola perambatan gelombang laut pada wilayah perairan laut tertentu. Dengan hasil ini dapat diasumsikan perambatan gelombang yang terjadi diakibatkan oleh gempa bumi bawah laut atau efek dari benda yang jatuh di perairan laut yang menghasilkan gelombang yang besar menuju arah pantai. Pembahasan Lattice Boltzmann Untuk Air Dangkal Perairan dangkal adalah perairan yang mempunyai surface (batas permukaan) dan bottom (batas dasar). Teori perairan dangkal digunakan dalam pemodelan tsunami secara numerik. Persamaan air dangkal biasanya digunakan untuk mensimulasikan gelombang yang panjang gelombangnya mirip dengan ketinggian air secara keseluruhan. Dalam hal ini kecepatan propagasi gelombang untuk semua amplitude adalah konstan. Simulasi air dangkal juga bisa dibentuk dengan menggunakan persamaan Lattice Boltzmann. Tidak hanya mempertimbangkan tekanan fluida, tetapi nilai ketinggian dihitung untuk setiap sel. 1 Permukaan fluida yang digunakan dalam bentuk 2 dimensi maka akan digunakan model D2Q9 dari model Lattice Boltzmann. Metode Lattice Boltzmann didasarkan pada grid regular. Setiap node atau titik di dalam grid 1. Thurey, Nils., Rude, Ulrich & Stamminger, Marc, Animation of Open Water Phenomena with Coupled Shallow Water and Free Surface Simulations, (Eurographics/ACM SIGGRAPH Symposium on Computer Animation, 2006). 78 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
4 Nazaruddin Ahmad ( 79 dari 14 ) memiliki beberapa variabel yang berbeda yang terkait. Variabel tersebut terdiri dari kepadatan partikel dalam arah pergerakan pada node atau titik. 2 Segmentasi Citra Segmentasi merupakan proses membagi wilayah-wilayah tertentu yang ingin ditonjolkan dari sebuah citra. Para ahli komputer vision menggunakan metode segmentasi citra untuk melakukan penelitian pengolahan citra. Untuk mendapatkan bentuk dari suatu citra, dilakukan proses segmentasi citra menggunakan metode level set. Posisi dan ukuran wilayah yang telah tersegmentasi akan dihitung dan ditetapkan model bentuk citra sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. 3 Metode level set digunakan untuk menyelidiki representasi baru dari partisi domain citra melalui beberapa tahap melalui korespondensi yang eksplisit antara daerah segmentasi. 4 Pengolahan Citra Citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra peta wilayah tsunami Banda Aceh. Peta ini digunakan sebagai model citra untuk perambatan gelombang tsunami. Gambar 1 Peta Wilayah Aceh 2. Viggen, Erlend Magnus, The Lattice Boltzmann Method with Application in Accoustics. Department of Physics NTNU Huang, Chieh-Ling Shape-Based Level Set Method for Image Segmentation Ninth International Conference on Hybrid Intelligent Systems. 4. Mansouri, M. & Djafari, A.Mohammad Joint Super-Resolution and Segmentation from a Set of Low Resolution Images Using a Bayesian Approach with a Gauss-Markov-Potts Prior. International Journal Signal and Imaging Systems Engineering, Vol. 3. No. 4, Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
5 Nazaruddin Ahmad ( 80 dari 14 ) Gambar peta di atas mengalami proses pengolahan secara manual untuk digunakan dalam proses pengolahan citra, sehingga hasil pengolahan citra terhadap peta tersebut digunakan sebagai model peta dalam visualisasi simulasi tsunami. Hasil pengolahan akan disimpan dalam sebuah file dengan ekstensi PNG (map.png). Gambar 2 Peta Hasil Pengolahan dengan Paint Pengambangan Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pengambangan (thresholding) terhadap citra. Hal ini dilakukan untuk mendapat citra biner (binary image) dari citra. Pengambangan (thresholding) merupakan proses pemisahan piksel-piksel berdasarkan derajat keabuan yang dimilikinya. Piksel yang memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan akan diberikan nilai 0, sementara piksel yang memiliki derajat keabuan yang lebih besar dari batas akan diubah menjadi nilai 1. 5 Secara sederhana thresholding digunakan untuk menghilangkan informasi citra yang memiliki derajat keabuan dibawah nilai threshold (T) yang ditentukan. Bentuk persamaan untuk menentukan tingkat keabuan sebagai berikut : (1) Darma Putra, Pengolahan Citra Digital, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 80 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
6 berikut. Nazaruddin Ahmad ( 81 dari 14 ) Algoritma menentukan nilai piksel citra 0 dan 1 seperti gambar 3 Gambar 3 Algoritma Menentukan Nilai Piksel ini. Hasil proses algoritma di atas dapat dilihat seperti gambar 4 di bawah Gambar 4 Hasil Threshold Citra Peta Citra Biner (Binary Image) Konversi dari citra hitam-putih ke citra biner dilakukan dengan operasi operasi pengambangan (thresholding). Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat keabuan, yaitu hitam dan putih. Walaupun saat ini citra berwarna lebih disukai karena memberi kesan lebih kaya daripada citra biner, tetapi tidak membuat citra biner mati. Pikselpiksel objek bernilai 1 dan piksel-piksel latar belakang bernilai 0. Pada pemodelan simulasi tsunami ini, peta yang sudah di-threshold selanjutnya akan dikonversi ke dalam citra biner. Citra biner ini nantinya akan digunakan di dalam visualisasi model perambatan gelombang tsunami. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
7 Nazaruddin Ahmad ( 82 dari 14 ) Proses konversi ini juga menggunakan perangkat lunak MATLAB, hasilnya dapat kita lihat seperti gambar 5 dibawah ini : Gambar 5 (a) Citra hitam-putih (b) Representasi biner dari citra hitam-putih Dengan menggunakan matlab, piksel-piksel citra biner tersebut disimpan kedalam file dengan ekstensi.dat atau.txt dengan format ASCII supaya dapat dipanggil kembali untuk digunakan. Metode Lattice Boltzmann Aliran Fase-Tunggal Aliran fase-tunggal biasanya mewakili gerak fluida (gas atau cair) dalam domain bersama dengan gerakan beberapa bidang kepadatan partikel tersuspensi dalam cairan. Dalam penelitian ini, gerak fluida yang digunakan adalah fase cair, tidak menggunakan gerak gas, simulasi ini mengabaikan fase gas. Simulasi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah simulasi aliran fase-tunggal dua dimensi (2-D), maka akan digunakan model D2Q9 dari sel lattice dan dilihat dari sisi akurasi dan kemampuan komputasi dari simulasi yang ingin dihasilkan. Model D2Q9 Lattice Boltzmann memodelkan fluida yang tak mampu-mampat (incompressible) di mana partikel fluida hanya dapat bergerak searah dengan vektor kecepatan lattice. Satu sel model D2Q9 yang menyatakan jumlah dua dimensi dan memiliki 9 arah kecepatan lattice dapat dilihat pada gambar 6, yang menunjukkan kartesian lattice dan kecepatan e a di mana a = 0, 1,...,8 82 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
8 Nazaruddin Ahmad ( 83 dari 14 ) adalah indeks arah dan e 0 = 0 yang menunjukkan partikel saat diam. 6 Setiap sisi dari sel memiliki panjang 1. Unit lattice (lu) adalah ukuran panjang dalam metode Lattice Boltzmann dan selisih waktu (ts) adalah unit waktu. Gambar 6 Model D2Q9 Arah dan Kecepatan Di dalam proses simulasi, semua sel harus menyimpan informasi partikel yang bergerak menurut arah masing-masing vektor kecepatan dan fungsi distribusi partikel. Fungsi ini dinotasikan dengan f i di mana nilai i menunjukkan nomor vektor lattice. Pada gambar 7 terdapat susunan fungsi f i yaitu f 0, f 1, f 2, f 3, f 1, f 2, f 6, f 7, f 8. Vektor dengan nomor 0 mempunyai panjang 0 dan menyimpan jumlah partikel yang berhenti di sel berikutnya. Partikel ini tidak akan bergerak kemana-mana di langkah waktu berikutnya, tetapi beberapa diantaranya mungkin akan dipercepat (bergerak) karena tumbukan dengan partikel lain, jadi jumlah partikel yang diam bisa saja berubah. Gambar 7 Fungsi Distribusi f i Model D2Q9 6. Almalowi, Saeed J. & Ozketin, Alparslan Flow Simulations Using Two Dimensional Thermal Lattice Boltzmann Method. Journal of Applied Mathematics Volume Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
9 Nazaruddin Ahmad ( 84 dari 14 ) Dari gambar 7 di atas, juga dapat didefinisikan sembilan kecepatan e i dalam model D2Q9 yang didefinisikan sebagai berikut: e 0 = (0,0).c, e 1 = (1,0).c, e 2 = (0,1).c, e 3 = (-1,0).c, e 1 = (0,-1).c, e 2 = (1,1).c, e 6 = (-1,1).c, e 7 = (-1,-1).c, e 8 = (1,-1).c, atau bisa juga didefinisikan sebagai berikut: e 0 = (0,0).c, e 1,3 = (±1,0).c, e 2,1 = (0,±1).c, e 2,6,7,8 = (±1, ±1).c di mana c = Δx/Δt = Δy/Δt. Di sini, Δt digunakan untuk melihat selisih waktu (ts) untuk menghitung jarak gerak antar partikel. Setiap arah memiliki bobot, bobot arah tersebut adalah w 0 = 1/9, w 1,2,3,1 = 1/9, w 2,6,7,8 = 1/36. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai berikut: w i 4, i 0, 9 1, i 1,2,3,4, 9 1, i 5,6,7,8 36 (2) dapat juga ditulis dengan persamaan: 1 wi 1 (3) io Kondisi Batas Kondisi batas atau kondisi awal sangat penting untuk metode komputasi fluida dinamis. Dalam simulasi Lattice Boltzmann, fungsi distribusi partikel merupakan variabel yang utama. Dengan demikian tekanan, kecepatan, variabel makroskopik ditentukan oleh operasi pada fungsi distribusi partikel. Variabel makroskopik didefenisikan sebagai fungsi dari fungsi distribusi partikel. Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut: 84 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
10 Makroskopik densitas fluida (density): Nazaruddin Ahmad ( 85 dari 14 ) 1 fi (4) i0 Makroskopik kecepatan (velocity): 1 1 u fiei (5) i0 Secara numerik LBM dapat dituliskan dalam persamaan aliran (streaming) dan tumbukan (collision) dalam waktu t sebagai berikut: Streaming t f ( x, t) f ( x e, t 1) (6) i i i Collision eq t fi( x, t) fi ( x, t) fi ( x, t) fi( x, t) (7) Jika digabungkan persamaan (6) dan persamaan (7) maka diperoleh persamaan disktrit Lattice Boltzmann : 1 eq fi ( x ei, t 1) fi ( x, t) ( fi( x, t) fi ( x, t)) (8) Di mana = 1, koefesien dinamakan frekuensi tumbukan dan τ dinamakan faktor relaksasi. Fungsi kesetimbangan distribusi lokal dilambangkan dengan eq f yang merupakan fungsi distribusi equilibrium (distribusi Maxwell-Boltzmann). Kepadatan dari sel dilambangkan dengan rho ( ) dan vektor kecepatan dilambangkan dengan u = (u 1, u 2 ). Vektor kecepatan dari lattice adalah vektor e 0..8, masing-masing mempunyai bobot w i. Untuk tahap tumbukan nilai kesetimbangan fungsi distribusi perlu dihitung dari kepadatan ( h = ) dan kecepatan: Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
11 Nazaruddin Ahmad ( 86 dari 14 ) 5gh 2 h(1 u 2 2 i. ui) 6e 3e eq gh eiu eu i j j uiui fi h( ) e 3 e 2 e 6 e gh e eu iui j j uiui h( ) e 12e 8e 24e (9) Hasil Pembahasan Percobaan dilakukan dengan menjalankan program beberapa kali dengan batasan iterasi yang ditentukan. Batas iterasi perlu ditentukan agar program tidak berjalan selamanya. Dengan adanya batas iterasi akan dapat dilihat perambatan gelombang secara visual. Perangkat lunak yang digunakan untuk menuliskan kode program adalah Microsoft Visual C++ ditambah dengan library opengl untuk menampilkan hasil visualisasi. Citra biner yang sudah kita dapat, kita masukkan ke dalam program, algoritma untuk memasukkan citra biner seperti gambar 8 berikut: Gambar 8 Algoritma input citra biner Percobaan dilakukan dengan menentukan ukuran yang digunakan ni x nj= 100 x 100, tau = 0.2, gr = 0.2, hout = 1.0, dengan jumlah interasi yang berbeda. 86 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
12 Nazaruddin Ahmad ( 87 dari 14 ) Gambar 9 Visualisasi dengan iterasi = 10 Tepi pada citra peta yang digunakan diasumsikan sebagai tepi daratan, sehingga gelombang yang menyentuh tepi citra akan merambat, tidak akan melewati citra. Dengan merambatnya gelombang pada tepi tepi citra akan merubah pola penjalaran gelombang. Kita menentukan kondisi solid = 0 sebagai daratan dan solid = 1 sebagai laut (fluida). Setiap node-node yang diisi oleh citra dijadikan solid sehingga gelombang akan merambat dan memantul dan ini dikenal dengan istilah bounce-back. Gambar 10 Visualisasi Perambatan Gelombang Gambar Visualisasi Jumlah iterasi Iterasi = 12 Iterasi = 60 Iterasi = 80 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
13 Nazaruddin Ahmad ( 88 dari 14 ) Iterasi = 120 Iterasi = 320 Dari gambar di atas dapat kita lihat pada pada iterasi 12 merupakan titik awal gelombang, kemudian pada iterasi ke-60 gelombang semakin besar menuju ke semua arah. Pada iterasi ke-80 sudah terjadi perambatan pada bidang citra sehingga terjadi proses tumbukan dengan tepi citra dan gelombang dipantulkan Pada iterasi ke-120 perambatan semakin melebar, tumbukan antara gelombang datang dan gelombang pantul terjadi. Pada iterasi ke-320 gelombang sudah mengalir penuh pada sebagian bidang. dengan visualisasi perambatan gelombang tsunami di atas, kita dapat melihat bagaimana perambatan gelombang yang diasumsikan sebagai gelombang tsunami. Ini bisa diterapkan pada bidang wilayah yang lain yang berada di pinggir pantai yang memiliki wilayah perairan laut dengan prediksi kemungkinan dapat terjadi tsunami. Kesimpulan Pertama, untuk melakukan perhitungan fluida digunakan persamaan navier-stokes yang sudah terbukti mampu menyelesaikan perhitungan fluida. Kedua, metode Lattice Boltzmann dengan menggunakan persamaan navierstokes dianggap mampu menyelesaikan permasalahan numerik. Ketiga, metode Lattice Boltzmann dapat digunakan untuk ruang dimensi yang berbeda, dapat digunakan pada ruang 1-dimensi, 2-dimensi dan 3-dimensi. 88 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
14 Nazaruddin Ahmad ( 89 dari 14 ) Keempat, pengolahan citra tidak saja dapat digunakan untuk memperbaiki citra tapi juga dapat digunakan untuk mengolah citra menjadi model dalam visualisasi. Daftar Pustaka Almalowi, Saeed J. & Ozketin, Alparslan Flow Simulations Using Two Dimensional Thermal Lattice Boltzmann Method. Journal of Applied Mathematics Volume Darma Putra, Pengolahan Citra Digital, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 5. Huang, Chieh-Ling Shape-Based Level Set Method for Image Segmentation Ninth International Conference on Hybrid Intelligent Systems. Mansouri, M. & Djafari, A.Mohammad Joint Super-Resolution and Segmentation from a Set of Low Resolution Images Using a Bayesian Approach with a Gauss-Markov-Potts Prior. International Journal Signal and Imaging Systems Engineering, Vol. 3. No. 4, Thurey, Nils., Rude, Ulrich & Stamminger, Marc, Animation of Open Water Phenomena with Coupled Shallow Water and Free Surface Simulations, (Eurographics/ACM SIGGRAPH Symposium on Computer Animation, 2006). Viggen, Erlend Magnus, The Lattice Boltzmann Method with Application in Accoustics. Department of Physics NTNU Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni
MODEL 2D VISUALISASI TSUNAMI ACEH DENGAN METODE LATTICE BOLTZMANN
MODEL 2D VISUALISASI TSUNAMI ACEH DENGAN METODE LATTICE BOLTZMANN Nazaruddin Ahmad 1, Pranowo 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Jabal Ghafur Sigli Jl. Glee
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersumber dari ledakan besar gunung berapi atau gempa vulkanik, tanah longsor, atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tsunami Tsunami biasanya berhubungan dengan gempa bumi. Gempa bumi ini merupakan proses terjadinya getaran tanah yang merupakan akibat dari sebuah gelombang elastis yang menjalar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Myanmar, Bangladesh, Srilangka, India, Maladewa, Somalia dan Kenya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penghujung tahun 2004, pada hari minggu, 26 Desember 2004, Indonesia dan delapan negara lainnya di kawasan Samudera India mengalami bencana tsunami yang sangat
Lebih terperinciVISUALISASI TETESAN AIR MENGGUNAKAN LATTICE BOLTZMANN WATER DROPLETS VISUALIZATION USING LATTICE BOLTZMANN
VISUALISASI TETESAN AIR MENGGUNAKAN LATTICE BOLTZMANN WATER DROPLETS VISUALIZATION USING LATTICE BOLTZMANN Arifiyanto Hadinegoro Fakultas Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta arifiyanto@amikom.ac.id
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. serta menggambarkan kasus uji coba yang digunakan Fluida fase tunggal dalam D3Q19
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisa Objek Bagian berikut membahas keadaan sel, gaya, dan massa pada simulasi serta menggambarkan kasus uji coba yang digunakan. 3.1.1 Fluida fase tunggal dalam D3Q19 Ilustrasi
Lebih terperinciSimulasi Gelombang Air Laut Berdasarkan Persamaan Navier-Stokes
Simulasi Gelombang Air Laut Berdasarkan Persamaan Navier-Stokes Stevani Kartikasari 1,*, Arif Hidayat 1, Nugroho Adi Pramono 1, Hari Wisodo 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciJURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54
Rekonstruksi Citra pada Super Resolusi menggunakan Projection onto Convex Sets (Image Reconstruction in Super Resolution using Projection onto Convex Sets) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciTESIS VISUALISASI MODEL PERAMBATAN GELOMBANG TSUNAMI DI PERAIRAN ACEH DENGAN METODE LATTICE BOLTZMANN. Nazaruddin Ahmad No. Mhs: /PS/MTF
TESIS VISUALISASI MODEL PERAMBATAN GELOMBANG TSUNAMI DI PERAIRAN ACEH DENGAN METODE LATTICE BOLTZMANN Nazaruddin Ahmad No. Mhs: 115301634/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas yang terjadi di dasar laut. Aktifitas ini dapat berupa gempa laut, gunung berapi meletus,
Lebih terperincioleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP
oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus
BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Penelitian Kecamatan Muara Gembong merupakan daerah pesisir di Kabupaten Bekasi yang berada pada zona 48 M (5 0 59 12,8 LS ; 107 0 02 43,36 BT), dikelilingi oleh perairan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan
Lebih terperinciTraffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel
1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut
Lebih terperinciKLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER
KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangatlah sulit direkayasa ulang dalam komputer. tidak mungkin dilakukan dalam dunia nyata.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah sesuatu yang sangat vital dalam alam ini. Fluida ada dalam kehidupan kita sehari-hari dan termasuk salah satu komponen penting dalam berbagai
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA
PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338
Lebih terperinciSEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD
SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad
Lebih terperinciSIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6760 SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN Muh.Kiki Adi Panggayuh 1,
Lebih terperinciPenentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter
Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika fluida adalah salah satu disiplin ilmu yang mengkaji perilaku dari zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak dan interaksinya dengan benda padat.
Lebih terperinciTHESIS KOMPUTASI PARALEL BERBASIS GPU CUDA UNTUK PEMODELAN 2D TSUNAMI DENGAN METODE LATTICE BOLTZMANN
THESIS KOMPUTASI PARALEL BERBASIS GPU CUDA UNTUK PEMODELAN 2D TSUNAMI DENGAN METODE LATTICE BOLTZMANN Efraim Ronald Stefanus Moningkey No. Mhs : 125301907/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciDeteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson
Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. efek. Penggunaan visual efek untuk film di sebabkan lebih mudah di arahkan dan
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan komputer grafik seperti Simulasi visualisasi saat ini telah jauh berkembang, simulasi visualisasi fluida telah banyak di implementasikan dalam banyak
Lebih terperinciPenggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah
Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan
Lebih terperinciSegmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan
Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Septi Wulansari (5109100175) Pembimbing I: Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc.,
Lebih terperinciPemberian Anomali Kedalaman pada Persamaan Air Dangkal dengan Konfigurasi Sejajar
Pemberian Anomali Kedalaman pada Persamaan Air Dangkal dengan Konfigurasi Sejajar NUGROHO ADI PRAMONO 1) Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang ) E-mail: nugroho.adi.fmipa@um.ac.id
Lebih terperinciPENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto
Media Informatika Vol. 14 No.3 (2015) Abstrak PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda
Lebih terperinciUJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK
UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL I Gusti Ngurah Suryantara, Felix, Ricco Kristianto gusti@bundamulia.ac.id Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Beberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciPemodelan Aliran Permukaan 2 D Pada Suatu Lahan Akibat Rambatan Tsunami. Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-20
Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-2 IV.7 Gelombang Menabrak Suatu Struktur Vertikal Pemodelan dilakukan untuk melihat perilaku gelombang ketika menabrak suatu struktur vertikal. Suatu saluran
Lebih terperinciImplementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Komang Budiarta,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut
Lebih terperinciMKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner
MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap 2016/2017 Definisi Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Automatic Thresholding dalam Pemrosesan Citra Batupasir Berea
Analisis Pengaruh Automatic Thresholding dalam Pemrosesan Citra Batupasir Berea Chris Evan Sebastian 1,a), Chandra Winardhi 1,b), Fourier Dzar Eljabbar Latief 1,c) 1 Laboratorium Fisika Batuan, Kelompok
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :
Simulasi Profil Aliran Fluida Pada Media Berpori Menggunakan Metode Lattice Boltzman Model BGK D2Q9 Latifah Maesaroh 1*), Yudha Arman 1), Yoga Satria Putra 1) 1) Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciSEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )
SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun
Lebih terperinciPemberian Syarat Reflektif Kecepatan Fluida di Batas Anomali Kedalaman dalam Simulasi Persamaan Air Dangkal
JPSE Vol. No. October 06 Page 7 3 JPSE (Journal of Physical Science and Engineering) http://journal.um.ac.id/index.php/jpse EISSN: 54-485 Pemberian Syarat Reflektif Kecepatan Fluida di Batas Anomali Kedalaman
Lebih terperinciPENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Introduction Nama Nazaruddin Ahmad Biodata Tempat/Tgl.Lahir Banda Aceh, 05 Juni 1982 Alamat Hp 081360866064
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciSISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE
SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE Bagus Aditya *), Achmad Hidayatno, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Simulasi Aliran Fluida Melewati Penghalang Aerodinamis Menggunakan Metode Kisi Boltzmann Model BGK D2Q9 Indah Pertiwi 1, Yudha Arman 1, Yoga Satria Putra 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu bangunan laut. Gelombang laut memiliki sifat
Lebih terperinciSISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON
30 BAB IV SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 4.1 Gambaran Umum Sistem Diagram sederhana dari program yang dibangun dapat diilustrasikan dalam diagram konteks berikut. Gambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memindahkan data secara manual ke dalam komputer untuk dapat diolah lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang terus berkembang membuat sistem komputerisasi bergerak dengan cepat, namun hal ini tidak seimbang dengan kemampuan manusia memindahkan data secara manual
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Teknik Citra Digital atau Digital Image Processing merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai teknik-teknik dalam mengolah citra. Citra yang dimaksud disini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
16 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Serial Sectioning Pengetahuan tentang struktur pori tiga dimensi secara komputasi menjadi bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
Lebih terperinciCOMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA
Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Penelitian Tsunami Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi adanya aktifitas yang terjadi di dasar laut, aktifitas ini dapat berupa
Lebih terperinci(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu :
(IMAGE ENHANCEMENT) Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagi cara. Tujuannya adalah untuk memproses citra yang dihasilkan lebih baik daripada
Lebih terperinciPERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA
PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Meteran Air Meteran air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung,
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI
ANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI Hanafi (12110244) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Stmik Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt
Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 590~595 PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION 590 Indra Gunawan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembebanan akibat gelombang laut pada struktur-struktur lepas pantai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembebanan akibat gelombang laut pada struktur-struktur lepas pantai dipengaruhi oleh faktor-faktor internal struktur dan kondisi eksternal yang mengikutinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi perangkat keras yang semakin maju, saat ini sudah mampu mensimulasikan fenomena alam dan membuat prediksinya. Beberapa tahun terakhir sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian objek dalam suatu citra merupakan hal mendasar dalam banyak aplikasi analisis citra (image analysis). Manusia bisa langsung mengenali objek yang dilihatnya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY
PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :
Pemodelan Penyebaran Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Mempawah Menggunakan Metode Cellular Automata Maria Sofiani a, Joko Sampurno a *, Apriansyah b a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital
Lebih terperinciPENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK
PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Lebih terperinciFitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan
Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Gelombang air laut merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan. Panjang gelombang air laut dapat mencapai ratusan meter
Lebih terperinciALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng
ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL
IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi masa kini, suatu informasi sangat mudah untuk di dapatkan. Halnya di kehidupan sehari-hari serta seluruh bidang yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, data citra digital ditandai oleh informasi dengan jumlah bit yang besar sehingga menimbulkan masalah untuk memindahkan, memproses atau menyimpannya. Biasanya
Lebih terperinciModifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik
Lebih terperinciAlgoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari penelitian ini yang kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang
Lebih terperinciMetode Lattice-Boltzmann, Aplikasi pada Kasus Difusi Kalor. Abstract
AIP/123-QED Metode Lattice-Boltzmann, Aplikasi pada Kasus Difusi Kalor Ridho Muhammad Akbar Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia (Dated: December 9, 2015) Abstract Abstrak - Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Masalah Penggunaan citra digital telah menjadi semakin popular akhir-akhir ini. Hal ini menyebabkan program pengolah grafis untuk memanipulasi citra
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator
Lebih terperinciArdi Noerpamoengkas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ardi Noerpamoengkas 2106 100 101 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Latar Belakang Teknologi pengembangan potensi energi gelombang laut untuk memecahkan
Lebih terperinciAplikasi Image Thresholding untuk Segmentasi Objek Menggunakan Metode Otsu s Algorithm. Erick Hartas/
Aplikasi Image Thresholding untuk Segmentasi Objek Menggunakan Metode Otsu s Algorithm Erick Hartas/0322002 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPrediksi 1 UN SMA IPA Fisika
Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka
Lebih terperinciAPLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL
APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,
Lebih terperinciPERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION
PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION Ahmad Saikhu, Nanik Suciati, Widhiantantri S. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Lebih terperinciBAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat
BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi untuk mengatur kontras pada gambar secara otomatis. Dan dapat meningkatkan kualitas citra
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550
Lebih terperinciAPLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING
APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING Nama : Charley C. Corputty NPM : 11111620 Jurusan Pembimbing : Sistem Informasi : Dr.-Ing.
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciPENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM.
PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. 0434010389 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program
Lebih terperinciKONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB
KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB Haikal Nando Winata1, Raja Nasrul Fuad2 Institut Teknologi Medan - Fakultas Teknologi Industri, Prodi Teknik Informatika ekalnata@itm.ac.id Abstrak
Lebih terperinci