TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : ANA NOVITASARI NIM: B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk, Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Hardiningsih, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Sudadi, selaku ketua Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan mendukung. 7. Ibu selaku responden di Dukuh Cemetuk, Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo yang telah membantu memberikan informasi mengenai pijat bayi. iv

5 8. Semua pihak yang telah, membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2012 Penulis v

6 Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Ana Novitasari B TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 xv + 48 halaman + 14 lampiran + 7 tabel + 47 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Periode pertumbuhan pada bayi sangat cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukkan rasa percaya diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar orang tua (Soetjiningsih, 2004). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan sensorik, motorik dan kognitif adalah terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya, pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan, orang tua, keluarga, atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2009). Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian ini diambil di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo pada bulan April sampai Juni Jumlah populasi adalah 35 responden, jumlah sampel sebanyak 35 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Analisis data dengan cara manual sesuai dengan rumus yang ada. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori kurang baik sebanyak 16 responden (46%), kategori baik sebanyak 10 responden (28%). Sedangkan paling sedikit pada kategori cukup baik sebanyak 9 responden (26%). Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 10 responden (28%), cukup baik sebanyak 9 responden (26%) dan kurang baik sebanyak 16 responden (46%). Kata Kunci : Pengetahuan, Pijat Bayi Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2003 s/d 2010) vi

7 MOTTO Dan janganlah kamu tunjukkan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka sebagai bunga dunia, untuk Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaaha: 131) Berfikir dan bertindak lebih baik daripada hanya diam dan menyaksikan saja. (Bachtiar Rifa i) Kata yang paling indah dibibir untuk umat manusia adalah kata Ibu dan panggilan paling indah adalah Ibuku. (Khalil Gibran) Kedamaian hadir dengan penerimaan diri. Jangan menutup mata terhadap kesalahan sendiri dan jangan membela diri karenanya tetapi nyatakan kesadaran diri yang lebih tinggi dalam terang tanpa batas. (Penulis) Lakukan yang terbaik meskipun kamu bukan yang terbaik. (Penulis) Selamatkan aku dari mereka yang tidak mengatakan dari kebenaran kecuali kebenaran itu untuk menyakiti (Khalil Gibran) Tekat dan semangat serta doa akan mengalahkan segala rintangan. (Brahmadika Mapala) PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan: Allah SWT yang selalu menyertai di setiap perjalanan hidupku. Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. Adikku tercinta yang selalu memberikan suppport setiap langkahku. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Almamater tercinta. vii

8 CURICULUM VITAE FOTO 3X4 BERWARNA Nama : Ana Novitasari Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 02 Agustus 1991 Agama Jenis Kelamin Alamat : Islam : Perempuan : Rejosari RT 01/03 Lorog, Tawangsari, Sukoharjo Riwayat Pendidikan: 1. MIM Lorog Tawangsari, Sukoharjo LULUS TAHUN MTs M. Tawangsari, Sukoharjo LULUS TAHUN SMA N 1 Tawangsari, Sukoharjo LULUS TAHUN Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2009/2010 viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... CURICULUM VITAE... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii viii ix xi xii xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 5 F. Sistematika Penulisan... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori dari Masalah yang Diteliti Pengetahuan Bayi ix

10 3. Pijat Bayi B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Variabel Penelitian G. Definisi Operasional H. Metode Pengolahan dan Analisa Data I. Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Teknik Pijat Bayi Tabel 2.2 Teknik Peregangan Lembut Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tabel 3.4 Definisi Operasional Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Pijat Bayi xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Gambar Kaki (Perahan Cara India) Gambar 2.2 Gambar Kaki (Perah dan Putar) Gambar 2.3 Gambar Kaki (Telapak Kaki) Gambar 2.4 Gambar Kaki (Tarikan Lembut Jari) Gambar 2.5 Gambar Kaki (Gerakan Peregangan) Gambar 2.6 Gambar Kaki (Titik Tekanan) Gambar 2.7 Gambar Kaki (Punggung Kaki) Gambar 2.8 Gambar Kaki (Peras dan Putar Pergelangan kaki) Gambar 2.9 Gambar Kaki (Perahan Cara Swedia) Gambar 2.10 Gambar Kaki (Gerakan Menggulung) Gambar 2.11 Gambar Kaki (Gerakan Akhir) Gambar 2.12 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda) Gambar 2.13 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda Dengan Kaki diangkat) Gambar 2.14 Gambar Perut (Ibu Jari ke Samping) Gambar 2.15 Gambar Perut (Bulan-Matahari) Gambar 2.16 Gambar Perut (Gerakan I Love You) Gambar 2.17 Gambar Perut (Gelembung atau Jari-jari Berjalan) Gambar 2.18 Gambar Dada (Jantung Besar) Gambar 2.19 Gambar Dada (Kupu-kupu) Gambar 2.20 Gambar Tangan (Memijat Ketiak) xii

13 Gambar 2.21 Gambar Tangan (Perahan Cara India) Gambar 2.22 Gambar Tangan (Peras dan Putar) Gambar 2.23 Gambar Tangan (Membuka Tangan) Gambar 2.24 Gambar Tangan (Putar Jari-jari) Gambar 2.25 Gambar Tangan (Punggung Tangan) Gambar 2.26 Gambar Tangan (Peras dan Putar Pergelangan Tangan) Gambar 2.27 Gambar Tangan (Perahan Cara Swedia) Gambar 2.28 Gambar Tangan (Gerakan Menggulung) Gambar 2.29 Gambar Muka (Dahi: Menyetrika Dahi) Gambar 2.30 Gambar Muka (Alis: Menyetrika Alis) Gambar 2.31 Gambar Muka (Hidung) Gambar 2.32 Gambar Muka (Mulut Bagian Atas) Gambar 2.33 Gambar Muka (Mulut Bagian Bawah) Gambar 2.34 Gambar Muka (Lingkaran Kecil di Rahang) Gambar 2.35 Gambar Muka (Belakang Telinga) Gambar 2.36 Gambar Punggung (Gerakan Maju Mundur) Gambar 2.37 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika) Gambar 2.38 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki) Gambar 2.39 Gambar Punggung (Gerakan Melingkar) Gambar 2.40 Gambar Punggung (Gerakan Menggaruk) Gambar 2.41 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Tangan disilangkan) xiii

14 Gambar 2.42 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Membentuk Diagonal Tangan Kaki) Gambar 2.43 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Menyilangkan Kaki) Gambar 2.44 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki) Gambar 2.45 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki Bergantian) Gambar 2.46 Kerangka Teori Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Jadwal Penelitian Surat Permohonan Responden Informed Consent Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Surat Permohonan Penelitian Surat Ijin Uji Validitas Surat Balasan Dari Lahan Penelitian Kuesioner dan Kunci Jawaban Kuesioner Data Tabulasi Hasil Uji Coba Kuesioner Lampiran 10. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 11. Hasil Perhitungan Prosentase Jumlah Ibu Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk, Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo Lampiran 12. Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 13. Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 14 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PERIX/2010 tentang Izin dan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi. Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003). Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009). Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Soetjiningsih, 2004). Periode bayi terbagi atas neonatus dan bayi. Diatas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk kategori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan sangat cepat terutama pada 1

17 2 aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua (Soetjiningsih, 2004). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan sensorik, motorik dan kognitif adalah terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya, pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua, keluarga atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2009). Adapun yang dimaksud dengan pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia. Kedekatan ini mungkin dikarenakan pijat bayi sangat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2010). Pijat bayi bermanfaat untuk membantu sistem kekebalan tubuh bayi, membantu melatih relaksasi, membuat tidur lebih lelap, serta membantu pengaturan sistem pencernaan dan pernapasan. Pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi. (Prasetyono, 2009). Namun ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih

18 3 dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun. Serta, adanya keyakinan bahwa dukun bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi yang sudah dipraktikkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2010). Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004). Di masyarakat, dukun bayi masih memegang peranan penting dalam pemijatan bayi. Seperti halnya di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo kebiasaan memijatkan bayi pada dukun bayi masih dilaksanakan oleh hampir semua orang tua yang memiliki bayi dan balita. Informasi dari desa tersebut, terdapat 35 bayi dari 103 Kepala Keluarga dan 4 orang dukun bayi yang belum mendapatkan pelatihan. Dari data tersebut, hampir semua bayi dan balita yang ada pernah mendapat pemijatan oleh dukun bayi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo dengan wawancara didapatkan dari 35 ibu yang ditanya tentang pijat bayi hanya 25 ibu yang mengetahui tentang pijat bayi dan 10 ibu yang lain memiliki pengetahuan kurang tentang pijat bayi. Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

19 4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. b. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. c. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai tambahan wacana bacaan dalam ilmu pengetahuan khususnya pijat bayi.

20 5 2. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. 3. Bagi Masyarakat di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. Agar masyarakat mengetahui tentang pijat bayi dan mampu melakukan pijat bayi. 4. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai dokumentasi, bahan pustaka dan sebagai bahan reverensi di perpustakaan. E. Keaslian Penelitian 1. Sri Wahyuni (2006) dengan judul Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik cross sectional. Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 2 responden (5%), cukup sebanyak 34 responden (81%) dan kurang sebanyak 6 responden (14%). Sedangkan untuk sikap ibu tentang pijat didapatkan hasil, dari 42 responden, 4 responden diantaranya (10%) sangat mendukung pijat bayi dan 38 responden (90%) mendukung. Adapun perbedaan antara keaslian penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

21 6 1. Judul: a. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. b. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. 2. Variabel: a. Keaslian : menggunakan dua variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dan sikap ibu tentang pijat bayi b. Penelitian: menggunakan satu variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi. 3. Populasi: a. Keaslian: populasi yang digunakan dalam penelitian tersebut mengambil di Gunung Kidul. b. Penelitian: populasi yang digunakan dalam penelitian ini mengambil di Sukoharjo. 4. Metode Penelitian: a. Keaslian: menggunakan metode survey analitik cross sectional b. Penelitian: menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. 5. Hasil penelitian: a. Keaslian: tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 2 responden (5%), cukup sebanyak 34 responden (81%) dan kurang sebanyak 6 responden (14%). Sedangkan untuk sikap ibu tentang

22 7 pijat didapatkan hasil, dari 42 responden, 4 responden diantaranya (10%) sangat mendukung pijat bayi dan 38 responden (90%) mendukung. b. Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada ketegori baik sebanyak 10 responden (28%), cukup baik sebanyak 9 responden (26%) dan kurang baik sebanyak 16 responden (46%). F. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan variabel penelitian yang meliputi teori dari masalah yang diteliti, kerangka teori, dan kerangka konsep penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penulisan yang meliputi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel

23 8 penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori dari Masalah yang Diteliti 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disini berarti merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengetahui bahwa orang tahu tentang apa yang 9

25 10 dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi dapat menjelaskan dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks lain. 4) Analisa (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dalam menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

26 11 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalkan dapat menyusun, merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden. Pengetahuan dipengaruhi oleh informasi, kultur (budaya dan agama), pendidikan, pengalaman, sosial ekonomi, dan umur. Pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan maupun tulisan dan pengetahuan seseorang. (Notoatmodjo, 2007) c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang.

27 12 1) Informasi Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 2) Kultur (Budaya dan Agama) Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai atau tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut. 3) Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru. 4) Pengalaman Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. 5) Sosial Ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan akan tinggi pula. 6) Umur Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

28 13 informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya umur, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. (Notoatmodjo, 2007). d. Cara Mengukur Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi atau materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diukur atau diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. (Notoatmodjo, 2007). 2. Bayi a) Pengertian Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Soetjiningsih, 2004). b) Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 1) Pertumbuhan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

29 14 multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga bertambah besarnya sel. Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernafasan antara kali per menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflex) dan menelan. Perubahan selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam 24 jam yang terdapat mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan proses defekasi tersebut yang berkisar antara 3-5 kali seminggu, akan tetapi juga banyak dijumpai pada bayi yang mengalami konstipasi pada bayi dengan PASI (Hidayat, 2005). Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal belum sempurna. Urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu pertama akan dijumpai urinemoglobin darah pada neonatus berkisar antara g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah 52%, terjadi peningkatan kadar leukosit sekitar /ul dan setelah umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari /ul (Hidayat, 2005).

30 15 Keadaan fungsi hati pun masih relatif imatur dalam memproduksi faktor pembekuan sebab belum terbentuknya flora usus yang akan berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobin (Hidayat, 2005). 2) Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam dkk, 2008). Kriteria perkembangan: 1) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala. 2) Perkembangan motorik halus dimulai tanda-tanda kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan. 3) Perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel. 4) Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang. (Hidayat, 2005).

31 16 3. Pijat Bayi a. Pengertian Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. (Roesli, 2010). b. Manfaat 1) Dampak biokimia yang positif a) Merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa menurunkan nyeri, sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi menangis. b) Meningkatkan tonus nervous vagus (saraf otak ke-10). Ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik, sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi baik. c) Menurunkan kadar hormon stress (catecholamine). d) Meningatkan kadar serotonin. 2) Dampak klinis yang positif a) Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel pembunuh alami). b) Mengubah gelombang otak secara positif. c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan. d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan. e) Meningkatkan kenaikan berat badan.

32 17 f) Mengurangi depresi dan ketegangan. g) Meningkatkan kesiagaan. h) Membuat tidur lelap. i) Mengurangi rasa sakit. j) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut). k) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya (bounding). l) Meningkatkan volume ASI. (Roesli, 2010). c) Mekanisme Dasar Pemijatan (Fisiologi Pijat Bayi) Beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphine, aktivitas nervus vagus dan produksi serotonin. 1) Pengeluaran beta endorphine Pengeluaran beta endorphine dapat menyebabkan terjadinya kondisi: a) Penurunan enzim ODC (ornithin decarboxylase). Suatu enzim yang merupakan petunjuk yang peka bagi pertumbuhan sel. b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan. c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical beta-endophine, yang akan mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunya jumlah dan aktifitas ODC jaringan.

33 18 2) Peningkatan tonus saraf otak ke-10 Bayi yang mendapat rangsangan melalui sentuhan/pijatan mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10). Pijatan ini dapat merangsang peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Itulah sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat bertambah lebih banyak bila dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. 3) Peningkatan aktifitas neurotransmiter serotonin Pemijatan ini dilakukan pada bayi dapat meningkatkan aktifitas neurotransmiter serotonin, yaitu meningkatkannya kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini sangat membantu dalam penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress), yang efeknya dapat meningkatkan daya tahan tubuh terutama IgM (Imunoglobulin M) dan IgG (Imunoglobulin G). (Roesli, 2010). d) Waktu Pijat Bayi Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli, 2010). Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut: 1) Pagi hari, yaitu sebelum mandi. 2) Malam hari, yaitu sebelum tidur.

34 19 (Roesli, 2010). e) Persiapan Pijat Bayi Persiapan sebelum melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut: 1) Mencuci tangan. 2) Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi. 3) Ruangan untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap. 4) Bayi selesai makan atau tidak dalam keadaan lapar. 5) Usahakan bayi tidak diganggu dalam waktu 15 menit untuk melakukan proses pemijatan. 6) Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman. 7) Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih. 8) Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion. 9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajahnya sambil mengajak bicara. 10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon, atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi. (Roesli, 2010). f) Hal-hal yang Dilakukan Selama Pemijatan: Hal-hal yang di lakukan selama pemijatan adalah sebagai berikut:

35 20 1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung. 2) Bernyanyilah dan putarkanlah lagu-lagu yang tenang/lembut untuk membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung. 3) Awalilah pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. 4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin. 5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat didaerah kaki. Dengan demikian, akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung. 6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Jika bayi menangis, cobalah untuk menenangkan sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur. 7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby oil). Namun, jika

36 21 pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi. 8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi. 9) Hindarkan mata bayi dari baby oil/lotion. (Roesli, 2010). g) Hal-hal yang Tidak Dianjurkan Ketika Sedang Memijat Bayi: Hal-hal yang tidak dianjurkan ketika sedang memijat bayi adalah sebagai berikut: 1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan. 2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan. 3) Memijat bayi yang sedang tidak sehat, atau tak mau dipijat. 4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. (Roesli, 2010). h) Teknik Pijat Bayi Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan seperti ini akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung. (Prasetyono, 2009).

37 22 1) Kaki Gambar Gambar 2.1 Gambar 2.2 Tabel 2.1 Teknik Pijat Bayi Keterangan a) Perahan Cara India (1) Pegang kaki bayi pada pangkal paha (2) Gerakan tangan ke bawah secara bergantian b) Peras dan Putar (1) Pegang kaki pada pangkal paha dengan kedua tangan (2) Peras dan putar kaki dengan lembut dari pangkal paha kearah mata kaki c) Telapak Kaki Urut telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dari tumit Gambar 2.3 d) Tarikan Lembut Jari Pijat jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki menuju jari- jari telapak kaki Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 e) Gerakan Peregangan (1) Pijat telapak kaki dengan jari telunjuk, di mulai dari batas jarijari kearah tumit (2) Dengan jari tangan regangkan punggung kaki kearah tumit f) Titik Tekanan Seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari dengan menggunakan kedua ibu jari Gambar 2.7 g) Punggung Kaki Pijat punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari dengan menggunakan kedua ibu jari h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki

38 23 Membuat gerakan meremas dengan menggunakan jari- jari 2) Perut Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 i) Perahan Cara Swedia (1) Pegang pergelangan kaki bayi Gerakan tangan bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha j) Gerakan Menggulung (1) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan (2) Buat gerakan menggulung dari pangkal paha ke pergelangan kaki k) Gerakan Akhir (1) Setelah gerakan dilakukan semua, rapatkan kedua kaki bayi (2) Letakkan kedua tangan bersamaan pada pantat dan pangkal paha (3) Usap kedua kaki dengan lembut dari paha ke pergelangan kaki a) Mengayuh sepeda Memijat perut dari atas ke bawah dengan kedua tangan secara bergantian Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat (1) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan (2) Dengan tangan yang lain pijat perut dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki c) Ibu Jari ke Samping (1) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar bayi (2) Gerakkan kedua ibu jari kearah tepi perut kanan dan kiri d) Bulan-Matahari (1) Membuat lingkaran searah jarum jam, jari tangan mulai dari perut bagian bawah, ke atas kemudian kembali ke bawah

39 24 Gambar 2.15 Gambar 2.16 (2) Tangan kanan membuat setengah lingkaran dari bagian kanan perut bayi sampai ke bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan {B}) (3) Lakukan gerakan ini bersamasama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan) e) Gerakan I Love You (1) I. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membuat huruf I. (2) LOVE. Pijatlah perut bayi membentuk huruf L terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari atas ke kiri bawah. (3) YOU. Pijatlah perut bayi membentuk huruf U terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah f) Gelembung atau Jari- Jari Berjalan Letakkan ujung- ujung jari satu tangan pada bagian perut bagian kanan Gambar 2.17 Gambar 2.18 a) Jantung Besar (1) Meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada bayi (2) Buat gerakan ke atas sampai ke bawah leher, kemudian ke samping diatas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati f) Kupu- kupu (1) Tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah

40 25 4) Tangan Gambar 2.19 dada kearah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati (2) Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati a) Memijat Ketiak Membuat gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah Gambar 2.20 Gambar 2.21 b) Perahan Cara India (1) Pegang pundak bayi dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi (2) Gerakkan tangan kanan dan kiri di mulai dari pundak kearah pergelangan tangan (3) Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dan berulang seperti memerah susu sapi c) Peras dan Putar Peras dan putar lengan bayi dari arah pundak ke pergelangan tangan Gambar 2.22 d) Membuka Tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan sampai kearah jari-jari Gambar 2.23 Gambar 2.24 e) Putar Jari- Jari (1) Pijat jari bayi satu persatu kearah ujung bayi dengan gerakan memutar (2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung bayi f) Punggung Tangan (1) Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan kita (2) Usap punggung tangan bayi dari arah pergelangan tangan kearah

41 26 jari-jari g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan Peras sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk Gambar 2.25 Gambar 2.26 Gambar 2.27 Gambar ) Muka Gambar 2.29 h) Perahan Cara Swedia (1) Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian dari pergelangan tangan kearah pundak (2) Lanjutkan pijatan dari pergelangan tangan kiri kearah pundak i) Gerakan Menggulung (1) Pegang lengan bayi bagian atas dengan kedua telapak tangan (2) Bentuk gerakan menggulung dari pangkal lengan kearah pergelangan jari-jari tangan a) Dahi: Menyetrika dahi (1) Letakkan kedua jari tangan pada pertengahan dahi (2) Tekan dahi dengan lembut dari dahi bagian tengah keluar ke samping kanan dan kiri (3) Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, membuat lingkaran kecil di daerah pelipis kemudian gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di bawah mata b) Alis: Menyetrika alis (1) Meletakkan kedua ibu jari diantara kedua mata. (2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis. Gambar 2.30 c) Hidung (1) Letakkan kedua ibu jari di pertengahan alis (2) Tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan

42 27 Gambar 2.31 Gambar 2.32 Gambar 2.33 membuat gerakan ke samping dan ke atas d) Mulut Bagian Atas (1) Letakkan kedua ibu jari di atas mulut, bawah sekat hidung (2) Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi e) Mulut Bagian Bawah (1) Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu (2) Tekan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping kemudian ke atas kearah pipi f) Lingkaran Kecil di rahang Dengan menggunakan kedua jari tangan membuat lingkaran kecil di daerah rahang bayi g) Belakang Telinga Memberi tekanan lembut dengan ujung-ujung jari pada daerah belakang telinga kanan dan kiri Gambar ) Punggung Gambar 2.35 Gambar 2.36 a) Gerakan Maju Mundur (1) Tengkurapkan bayi melintang dengan kepala di sebelah kanan dan kiri (2) Pijat punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke pantat bayi dan kembali ke leher b) Gerakan Menyetrika (1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan (2) Tangan kiri memijat dari leher ke bawah sampai sampai ketemu dengan tangan kanan c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat

43 28 Kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangan kanan memegang kaki dan gerakan di lanjutkan sampai ke tumit kaki Gambar 2.37 Gambar 2.38 Gambar 2.39 d) Gerakan Melingkar (1) Jari kedua tangan membuat gerakan melingkar kecil dari tengkuk turun ke bawah kanan tulang punggung sampai ke pantat (2) Mulai lingkaran kecil di leher, kemudian lingkaran besar di pantat e) Gerakan Menggaruk Buat gerakan menggaruk memanjang sampai ke pantat bayi dengan lima jari tangan Gambar 2.40 Sumber : Roesli (2010). i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut 1) Gerakan relaksasi Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus dan melambung-lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan relaksasi. Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Misalnya waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayi ternyata kakinya tegang dan kaku.

44 29 Gunakan sentuhan relaksasi dan suara ibu untuk menolong agar kaki bayi menjadi rileks dan lemas. 2) Gerakan peregangan lembut Gerakan peregangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pemijatan. Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan selama 4-5 menit. (Roesli, 2010). Gambar Gambar 2.41 Gambar Tabel 2.2 Teknik Peregangan Lembut Keterangan a) Tangan disilangkan (1) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. (2) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali. b) Membentuk diagonal tangan-kaki (1) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan kaki kiri bayi ke posisi semula. (2) Pertemukanlah ujung kaki kiri dengan ujung tangan diatas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. c) Menyilangkan kaki (1) Pegang pergelangan kaki dankiri bayi, lalu silangkan keatas perut.

45 30 Gambar 2.43 Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula (2) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebayak 4-5 kali. d) Menekuk kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi lalu tekuk kaki perlahan menuju ke arah perut. Gambar 2.44 e) Menekuk kaki bergantian Gerakan sama dengan menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian. Gambar Sumber: Roesli (2010).

46 31 B. Kerangka Teori Pengetahuan ibu tentang pijat bayi Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Informasi 2. Kultur (budaya dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi 6. Usia Pijat bayi: 1. Pengertian pijat bayi 2. Manfaat pijat bayi 3. Mekanisme dasar pemijatan (fisiologi pijat bayi) 4. Waktu pijat bayi 5. Persiapan pijat bayi 6. Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan 7. Hal-hal yang tidak dianjurkan ketika sedang memijat bayi 8. Gerakan relaksasi dan peregangan lembut Gambar 2.46 Kerangka Teori Sumber: Notoatmodjo (2007) dan Roesli (2010) C. Kerangka Konsep Penelitian Baik Pengetahuan ibu tentang pijat bayi Cukup baik Kurang baik Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian

47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2005) deskriptif kuantitatif adalah suatu variabel penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif suatu keadaan secara obyektif. Kemudian melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. 2. Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni

48 33 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah ibu yang mempunyai bayi yang tinggal di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo yang berjumlah 35 orang. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi (Saryono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang telah digunakan adalah total sampling. Menurut Arikunto (2006) total sampling adalah semua populasi dijadikan sampel semua atau bisa juga penelitian populasi. Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau lebih (Arikunto, 2006). Berdasarkan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 maka diambil semua sebagai sampel. Jadi, sampel pada penelitian ini adalah 35 ibu yang mempunyai bayi yang tinggal di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. D. Instrumen Penelitian Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan pijat bayi dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2005) kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang

49 34 digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Saryono (2010) kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar/Salah) atas pernyataan tentang pengetahuan pijat bayi. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan favorabel (positif) dan pernyataan unfavorabel (negatif). Adapun kriteria penskoran pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangan penskoran pada pernyataan unfavorabel adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner tentang Pijat Bayi Variabel Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah Item Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi Pengertian pijat bayi Manfaat pijat bayi Waktu pijat bayi Persiapan pijat bayi Mekanisme pijat bayi Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan Hal-hal yang tidak dianjurkan ketika sedang memijat bayi Teknik pijat bayi Gerakan relaksasi dan peregangan 1, 2 4, 6 7, 8, 9, 11, 12, 14 15, 16, 19, 21, , 27 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35-3, , , Total

50 35 Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi Product Moment. Suatu item dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (Hidayat, 2007). Rumus Product Moment adalah sebagai berikut: N. XY X. Y r = N X ( X) N XY ( Y) Keterangan : r xy : Koefisien korelasi product moment N : Jumlah responden x : Skor pertanyaan y : Skor total xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total Hasil uji coba kuesioner kepada 35 ibu di Dukuh Rejosari, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Jumlah Item Valid (Item) Tidak Valid (Item) Pengetahuan ibu (pernyataan no: 1, tentang pijat bayi 10, 16, 25, 28).

51 36 Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pada item pernyataan untuk variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari 35 item pernyataan terdapat 30 item pernyataan yang valid dan 5 item pernyataan yang tidak valid. Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf signifikan 5% dilakukan dengan bantuan komputer program for sosial science (SPSS). Untuk item yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2010). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: = 1 Keterangan : r 11 k Σσb 2 σt 2 : Reliabilitas instrumen : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varian butir : jumlah varian total Suatu item dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach > r kriteria (0,70) (Ghozali, 2005). Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Alpha cronbach Keterangan Pengetahuan ibu tentang pijat bayi 0,913 Reliabel

52 37 Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitan ini memiliki alpha cronbach 0,913 > 0,70 sehingga kuesioner yang disusun untuk variabel dalam penelitian ini reliabel. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Hidayat (2005) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara/metode baik secara komersial/non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data yang dimiliki ketua RT mengenai berapa jumlah ibu yang memiliki bayi yang tinggal di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo. F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang pijat bayi.

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. MODUL PIJAT BAYI Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November 2007 Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian penyuluhan a. Penyuluhan kesehatan adalah usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi LAMPIRAN 75 76 Lampiran 1. Catatan Observasi CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... No. Observasi Umur L/P Jumlah jam Tidur dalam 24 jam Berapa Kali terbangun dalam 1 x tidur malam hari

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Pijat Bayi Pijat bayi adalah pemijatan lembut pada tubuh bayi yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi mtrik pada bayi, mengurangi masalah tidur serta memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Berat Badan Bayi 1. Pengertian Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan

Lebih terperinci

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar. Pijat bayi sebenarnya tidak hanya bermanfaat untuk fisik si kecil, tetapi juga bisa menjadi sarana dimana Anda dan bayi Anda bisa berduaan dalam suasana rileks dan menyenangkan. Bahkan, bagi para ibu baru

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU Luluk Nur Fakhidah Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan,

Lebih terperinci

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0 PRODI DIII KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA 2013 MODUL PIJAT BAYI Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0 KETERAMPILAN KLINIK PIJAT BAYI I. DISKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana sains terapan fisioterapi oleh: NURNARITA

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Fungsi Tidur Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan. kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan. kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pijat Bayi a. Pengertian Pijat Bayi Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya upaya dalam meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi perlu adanya perawatan yang baik untuk bayi itu sendiri. Salah satunya adalah pijat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pijat Bayi 1. Pengertian Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikan

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang sedang berlangsung sekarang ini pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh manusia untuk menuju masyarakat

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 CURICULUM VITAE Nama : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Banjaran RT 01 RW 06, Kelurahan Jumantoro, Kecamatan Jumapolo,

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Nia Triswanti 1 ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dimana peneliti menggambarkan variabel

Lebih terperinci

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya.

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. Medicine Massage Therapy: Tehnik dan Cara Pijat Bayi Peregangan Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. Pegang kedua kaki dan lututnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi gizi kurang merupakan suatu ancaman bagi generasi yang akan datang. Masa bayi ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007 HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007 Anna Uswatun Qoyyimah ), Astri Wahyuningsih 2), Sintia Winarni 3)

Lebih terperinci

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Heni Hirawati Pranoto *), Sugeng Maryanto **) *) Staf Pengajar Program Studi D-III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TERHADAP PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOMPLEK TNI AL SABANG SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TERHADAP PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOMPLEK TNI AL SABANG SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TERHADAP PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOMPLEK TNI AL SABANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap, 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi membutuhkan tiga hal untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, yaitu asuh (nutrisi & lingkungan), asih (kasih sayang), dan asah (stimulasi). Kebutuhan asuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 6 BULAN. sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu

BAB II KAJIAN TEORI A. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 6 BULAN. sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu 5 BAB II KAJIAN TEORI A. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 6 BULAN Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 keadaan yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian : Lokasi penelitian dilaksanakan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, prodi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Suwaluh Kecamatan Balong bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September Tahun 2013.

Lebih terperinci

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Pembentukan dan Persiapan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan 38 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014 TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 3-12 BULAN TENTANG PIJAT BAYI DI DESA CANDIREJO KLATEN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur Bayi Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Mimatun Nasihah* dan Siti Rodliyatun** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

MODEL MASASE BAYI USIA 3 BULAN SAMPAI 3 TAHUN UNTUK MENGURANGI KELELAHAN

MODEL MASASE BAYI USIA 3 BULAN SAMPAI 3 TAHUN UNTUK MENGURANGI KELELAHAN 121 MODEL MASASE BAYI USIA 3 BULAN SAMPAI 3 TAHUN UNTUK MENGURANGI KELELAHAN Oleh: Asrida Noor Eka Puspitasari dan Suharjana SD Muhammadiyah Karangharjo, Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X SMA N 1 NGLUWAR MAGELANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X SMA N 1 NGLUWAR MAGELANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X SMA N 1 NGLUWAR MAGELANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU Erni Arifa Muniro Yanti, Siti Solikhah Korespondensi: Siti Solikhah, d/a : STiKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama 16-20 jam sehari. Memasuki usia 2 bulan bayi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI DI POLINDES HARAPAN BUNDA SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI DI POLINDES HARAPAN BUNDA SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI DI POLINDES HARAPAN BUNDA SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan RONA

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Lampiran 1. Surakarta, Oktober 2011 Kepada Yth: Responden penelitian Di tempat Dengan hormat Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lestari Gudawati NIM : J 210070044 Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan dari hasil tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan pengideraan pada suatu obyek tertentu dan adanya stimulus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi Pengertian ASI (Air Susu Ibu) ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan

Lebih terperinci

(Pratiwi Nasution) ( )

(Pratiwi Nasution) ( ) Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bernama Pratiwi Nasution (Nim:105102057) adalah mahasiswa DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci