GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1"

Transkripsi

1 GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. MARISA DEWI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2009 i

2 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 2 Februari 2009 Oleh: MARISA DEWI NIM Penguji Sri Sumaryani., Ns.,Mkep.,Sp.Mat (...) Purwanta., S.Kp.,Mkes (...) Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (dr. Erwin Santosa, Sp.A., M. Kes) ii

3 MOTTO Peliharalah Alloh, niscaya Dia akan memeliharamu. Peliharalah Alloh, niscaya engkau akan menjumpai Nya di hadapanmu Kenalilah Alloh saat senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu susah. Apabila kamu meminta, mintalah kepada Alloh dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah kepada Alloh. Ketahuilah bahwa seandainya suatu umat sepakat untuk memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak dapat memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Alloh atas dirimu. Seandainya mereka sepakat menimpakan bahaya kepadamu, mereka tidak dapat menimpakan bahaya kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Alloh atas dirimu. Qalam telah diangkat dan lembaran telah kering. (HR. Tarmidzi) Sesungguhnya Allah tidak akan merubah sesuatu kaum kecuali mereka sendiri merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS Ar-Ra du:11) iii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah Ini Ku Persembahkan Untuk: Allah SWT Pencipta serta yang berhak atas hidup dan matiku Ayahanda H. Ardiansyah dan ibunda Hj. Ingga yang telah senantiasa memberikan kasih sayang seperti langit tampa tepi yang menaungi setiap langkah ku. Terimakasih atas setiap tetes keringatmu, perhatian, dorongan, bimbingan dan doa yang tiada henti serta biaya yang tak terbatas. Akhirnya kuselesaikan salah satu dari beberapa amanah kalian. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik buat ayah dan ibu. Kakak-kakakku dan Adik-adiku Hj. Tina Misnayanti, H. Reno Muliyadi, Herlina, dan Dewi Ayu Anggara, ponakanku yang lucu-lucu Alvina, Aulia dan Azizah. Serta nenek Q yang tersayang. Sahabat-sahabatku yang tercinta Arie, Anie, Endang, Wirna, Yeti dan Nova. Anak-anak kos Rosa 2, mbak v3, mbak Ayi, Dian, Diah dan Nabilah yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 04, sukses buat kalian semua. Trima kasih semoga Allah SWT senantias melindungi kalian semua, Amin. iv

5 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Alhamdulillaahirobil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasian 1. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoeh gelar Sarjana Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. dr. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Uswatun Khasanah, MNS, sebagai Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. 3. Purwanta, S.Kp.,M.Kes, sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan kepada penulis. 4. Sri Sumaryani., Ns.,Mkep.,Sp.Mat, sebagai penguji yang telah bersedia memberikan masukan dan saran. 5. Pengelola dan staf pengajar Program studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas segala bantuannya kepada penulis selama menimba ilmu di kampus tercinta. 6. Kepala Baappeda Bantul yang telah memberikan ijin. 7. Kepala Puskesmas Kasihan 1 yang telah memberikan kesempatan belajar dan memberikan kesempatan penulis melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. v

6 8. Dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 yang telah bersedia menjadi responden. 9. Ibunda dan Ayahanda atas doa, kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. Penulis menyadari akan keterbatasan dan kelemahan, sehingga masukan berbagai pihak sangat penulis harapkan, apabila ada kebaikan hanyalah karena Allah semata dan apabila ada kesalahan atau kekurangan karena keterbatasan diri penulis. Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Yogyakarta, 2 Februari 2009 Marisa Dewi vi

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pijat (massage) Pertumbuhan dan Perkembangan Pijat Bayi Dukun Bayi B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian vii

8 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Lokasi dan Waktu Penelitian D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian G. Cara Pengumpulan Data H. Uji validitas dan Reliabilitas I. Pengolahan dan Analisa Data J. Kesulitan Penelitian K. Etik Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Wilayah Penelitian B. Hasil Penelitian Gambaran Karakteristik Responden Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi Oleh Dukun Bayi C. Pembahasan Karakteristik Responden Gambaran Pelaksanaan Persiapan Pijat Bayi Gambaran pelaksanaan Pijat Bayi Pada Bagian Kaki Bayi Gambaran pelaksanaan Pijat Bayi Pada Bagian Perut Bayi Gambaran pelaksanaan Pijat Bayi Pada Bagian Dada Gambaran pelaksanaan Pijat Bayi Pada Bagian Tangan Bayi Gambaran pelaksanaan Pijat Bayi Pada Bagian Wajah Bayi Gambaran pelaksanaan Pijat Bayi Pada Bagian Punggung Bayi viii

9 9. Gambaran pelaksanaan Pijat Gerakan Peregangan Gambaran pelaksanaan Gerakan Relaksasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran C. Kekuatan dan kelemahan penelitian DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 DAFTAR TABEL Halaman Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dukun, Pendidikan Dukun, Usia Bayi, Keahlian memijat diperoleh, Pernah mendapat pelatihan, dan Lamanya menjadi dukun pijat bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan Gambaran Pelaksanaan Persiapan Pijat Bayi, Pelaksanaan Pemijatan Bagian Kaki Bayi, Perut bayi dan Dada bayi Oleh Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan Gambaran Pelaksanaan Pemijatan Bagian Tangan Bayi, Wajah Bayi, Punggung Bayi, Gerakan Peregangan, dan Gerakan Relaksasi oleh Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan x

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Kerangka Teori Penelitian Gambar 2 : Kerangka Konsep Penelitian xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembaran permohonan menjadi responden Lampiran 2 : Lembaran persetujuan menjadi responden Lampiran 3 : Instrumen penelitian Lampiran 4 : Uji statistic Lampiran 5 : Surat ijin penelitian dari UMY Lampiran 6 : Surat ijin penelitian dari Bappeda Bantul xii

13 Marisa Dewi (2009). Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1, Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pembimbing: Purwanta.,S.Kp.,MKes INTISARI Kondisi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 yang tinggal di pedesaan pada umumnya masih memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan tradisional seperti dukun bayi untuk memijatkan bayinya. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan dukun bayi dalam satu minggu ada tiga sampai empat bayi yang dipijat karena bayi capek, sakit dan bersikap rewel. Usia bayi yang dipijat pada umumnya 0-1 tahun. Berdasarkan survey pendahuluan terdapat 6 dukun di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 dan 2 dukun di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan metode obsevasional bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah dukun bayi yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 6 responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah checklist pijat bayi menurut Roesli 2001 dan kamera hand phone. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu dengan distribusi frekuensi. Hasil dari penelitian gambaran pelaksanaan persiapan pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 adalah baik dengan persentase 50,0%. Pelaksanaan pijat bayi pada bagian kaki bayi adalah kurang baik dengan persentase tertinggi 83,3%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian perut bayi persentase kurang adalah 100%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian dada bayi adalah kurang baik dengan persentase 100%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian tangan adalah kurang baik dengan persentase 66,7%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian wajah bayi adalah kurang dengan persentase 66.7%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian punggung bayi adalah kurang dengan persentase 83,3%, pelaksanaan gerakan relaksasi tidak dilakukan oleh dukun bayi dan pelaksanaan gerakan peregangan adalah kurang denga persentase 100%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gambaran pelaksanaan persiapan pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 adalah baik, pelaksanaan pijat bayi pada bagian kaki bayi, perut bayi, dada bayi, tangan bayi, wajah bayi, punggung bayi dan gerakan relaksasi adalah kurang baik, sedangkan pelaksanaan gerakan peregangan tidak dilakukan oleh dukun bayi. Kata kunci : gambaran, pijat bayi, dukun bayi xiii

14 Marisa Dewi (2009). The Description of Practical ways of Baby Massage by Traditional Midwifery in Public Health Center Area of Kasihan 1.Studen Research Project. School of Nursing. Muhammadiyah University of Yogyakarta. Advisers: Purwanta.,S.Kp.,MKes ABSTRACT The condition of society in Public Health Center Area of Kasihan 1, that live in village, in generally still use traditional health care provider like traditional midwifery to massage the baby. Based on interview with traditional midwifery, in a week there are three until four baby that massage because the baby is tired, ill and carry chip on shoulder. Baby age that massage generally is zero until one years. Based on survey, there are 6 traditional midwifery in public Health Center Area of Kasihan 1 and 2 traditional midwifery in public Health Center Area of Kasihan 2. The purpose of this research is to know the description of practical ways of baby massage by traditional midwifery in public Health Center Area of Kasihan 1. The type of this research is quantitative research with observational method is descriptive. The sample of this research is traditional midwifery that lives in Health Center Area of Kasihan 1. The sampling technique uses the total sampling. The researcher takes 6 peoples. The instrument of this research is checklist and hand phone camera. The data analysis uses unvaried analyses with distribution frequencies. The result of the research show that the description of practical ways of baby massages preparation by traditional midwifery in Public Health Centre Area of Kasihan 1 is good with the percentage 50%. Practical ways of baby massage to baby foot is less criteria with the higher percentage 83,3%, practical ways of baby massage to baby stomach is less criteria with the percentage 100%, practical ways of baby massage to baby chest part is less criteria with the percentage 100%, practical ways of baby massage to baby hand part in less criteria with the percentage 66,7%, practical ways of baby massage to baby face part is less criteria with the percentage 66.7%, practical ways of baby massage to baby back part is less criteria with the percentage 83,3%, practical way of relaxation move did not doing traditional midwifery and the practical way of mercantile move is less criteria with the percentage 100%. The conclusion of this research there is the description of practical ways of preparation baby massage by traditional midwifery in Public Health Center Area of Kasihan 1 is good, practical ways of baby massage to baby foot, baby stomach, baby chest, baby hand, baby face, baby back and relaxation move in less criteria, although the practical way of stretching move did not doing by traditional midwifery. Key words: description, baby massage, traditional midwifery xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai luas lebih kurang 3.185,80 km 2. Penduduk DIY tercatat sebanyak jiwa dengan persentase yang hampir berimbang antara penduduk perempuan dan laki-laki yaitu masing-masing sebesar 50,81% dan 49,19% (BPS, 2004) dan terbagi menjadi lima daerah tingkat 2 yakni Kotamadya Yogyakarta, yang merupakan ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman dengan ibukota Beran, Kabupaten Bantul dengan ibukota Bantul, dan Kabupaten Kulonprogo dengan ibukota Wates (Population Projection by BPS 2000). Kabupaten Bantul yang merupakan salah satu dari lima kabupaten dalam provinsi DIY dengan luas wilayah km dan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1.3% pada tahun 2006 dengan jumlah penduduk pada akhir tahun 2006 sebanyak jiwa (Dinkes Bantul, 2006). Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan Kabupaten Bantul jumlah penduduk laki-laki sebanyak jiwa (49,11%) dan perempuan sebanyak jiwa (50.88%), dengan jumlah kelahiran pada tahun 2006 mencapai jiwa. Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Bantul sejak tahun 1999 sampai tahun 2006 fluktuatif sekali. Tahun 2006 AKB mengalami peningkatan dari pada tahun 2005 angka kematian bayi pada tahun 2006 mencapai jiwa permil. Penyebab kematian bayi tertinggi adalah BBLR 1

16 2 mencapai 45%. Tingginya AKB tidak lepas dari baik buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat (Dinkes Bantul, 2006). UU No. 23 tahun 1992 menyatakan bahwa pengobatan tradisional seperti halnya pemijatan merupakan suatu bentuk peran serta masyarakat yang berdaya guna dan perlu untuk ditingkatkan, dibina dan dibimbing untuk pelayanan kesehatan serta perlu ditingkatkan pengawasan dan penertibannya terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan yang merugikan masyarakat (Depkes RI, 1996). Pijat bayi bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Pijat bayi sebagian besar masih dilakukan oleh pemijat tradisional seperti dukun bayi, namun seiring dengan perkembangan jaman, para peneliti mulai melakukan riset-riset tentang manfaat bayi bayi yaitu dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kosentrasi bayi, membuat bayi tidur lebih lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua & anak, dan meningkatkan produksi ASI (Roesli, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukan bahwa pada 20 bayi premature (berat badan dan gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20%-47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari kontrol (Roesli, 2001).

17 3 Jasa pelayanan kesehatan tradisional seperti dukun bayi dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bantul tahun 2006 di Kabupaten Bantul tercatat bayi dan 233 dukun bayi dengan jenis 208 dukun yang masih aktif dan 25 dukun bayi pasif. Di kecamatan Kasihan 1 terdapat 15 dukun bayi sedangkan di kecamatan Kasihan 2 terdapat 2 dukun bayi. Tahun 2007 ada 6 dukun bayi, 15 Bidan, dan 598 bayi di wilayah kerja Puskesmas kasihan 1 (Puskesmas Kasihan 1, 2007). Kondisi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 yang tinggal di pedesaan pada umumnya masih memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan tradisional seperti dukun bayi untuk memijatkan bayinya ini diketahui berdasarkan dari hasil wawancara dengan dukun bayi. Dukun mengatakan dalam satu minggu ada tiga sampai empat bayi yang dipijat karena bayi capek, sakit dan rewel, usia bayi yang dipijat pada umumnya 0-1 tahun. Berdasarkan dari permasalahan itu maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi.

18 4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah Gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum: Mengetahui gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskemas Kasihan Tujuan khusus: a) Diketahuinya gambaran pelaksanaan persiapan sebelum memijat bayi oleh dukun bayi. b) Diketahuinya gambaran pelaksanaan pemijatan bagian kaki bayi oleh dukun bayi. c) Diketahuinya gambaran pelaksanaan pemijatan pada bagian perut bayi oleh dukun bayi. d) Diketahuinya gambaran pelaksaanaan pemijatan pada bagian dada bayi oleh dukun bayi. e) Diketahuinya gambaran pelaksanaan pemijatan pada bagian tangan bayi oleh dukun bayi. f) Diketahuinya gambaran pelaksanaan pemijataan bagian wajah bayi oleh dukun bayi.

19 5 g) Diketahuinya gambaran pelaksanaan pemijataan bagian punggung bayi oleh dukun bayi. h) Diketahuinya gambaran pelaksanaan gerakan peregangan. i) Diketahuinya gambaran palaksanaan gerakan relaksasi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat ; 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah informasi terutama dalam keperawatan komunitas yang berhubungan dengan pijat bayi. 2. Bagi Ilmu Pendidikan Bahan bacaan dan menambah wawasan tentang gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi bagi pendidikan keperawatan. 3. Bagi Masyarakat Masyarakat akan memperoleh pengetahuan tentang pijat bayi Karena pemijatan yang dilakukan dengan benar dan teratur akan sangat besar manfaatnya bagi tumbuh kembang bayi. 4. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman baru dalam melakukan penelitian khususnya tentang gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1.

20 6 E. Keaslian Penelitian Hasil penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang pijat bayi, akan tetapi belum menjumpai penelitian dengan judul: Gambaran pelaksanaan pijat bayi oleh dukun di wilyah kerja Puskesmas Kasihan 1. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Angrista S. (2004) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Pijat Bayi terhadap pengetehuan dan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi, dengan subyek ibu-ibu yang mempunyai bayi di desa dukuh Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian adalah eksperimen kuasi, bentuk one group pretest post-test. Hasil dari penelitian menunjukkan ada perubahan pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi. Triasih R. (2008), melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Ibu Memijatkan Bayi ke Dukun di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 jenis penelitian menggunakan associative dengan mengunakan design sectional. Penelitian menggunakan random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan spearmen rho dalam SPSS 15. Hasil penelitian ini adalah sebagian ibu memiliki pengetahuan cukup tentang pijat bayi yaitu sebayak 45 oarang (90%) dan mempunyai perilaku yamg baik tentang pijat bayi yaitu sebanyak 26 orang (52%). Setyaningsih, et al (2005) dengan judul Persepsi Mahasiswa Prodi Kebidanan Kelas Khusus Kota Semarang Semester VI. Pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi kebidanan klas

21 7 khusus kota Semarang semester VI dengan latar belakang pendidikan dan sudah praktek mandiri serta mengetahui tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini adalah tidak semua responden menetapkan pijat bayi di tempat praktek karena pengetahuannya masih rendah sehinga sebagian besar berpersepsi negatif dan masih banyak hambatan yang ditemukan dalam menerapkan pijat bayi.

22 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pijat (massage) Massage adalah sebuah keteraturan dan manipulasi jaringan tubuh. Teknik yang digunakan terdiri dari gerakan, mengusap, ketukan, menggoncang, menekan, penggesekkan, meremas dan getaran. Asal kata massage belum jelas (Khun, 1999). Sensasi sentuhan/raba pada indra yang aktif berfungsi di ujungujung saraf yang terdapat pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan selanjutnya mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf yang berada di tulang belakang. Sentuhan juga akan merangsang perederan darah dan akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan ke seluruh tubuh (Roesli, 2001). Sejarah massage dimulai segera setelah penduduk menggosokgosokan luka memar meraka. Tahun 1800 sebelum masehi, banyak tulisan tentang massage di buku Ayu Veda, salah satu buku kedokteran dari India. Hippocrates dan Asclepiades, dokter Yunani yang terkenal juga mempelajari massage. Menurut Asclepiades, efek massage yaitu mengobati dengan memulihkan pergerakan bebas dari cairan nurisi alami. Asclepiades juga menambahkan bahwa dengan gerakan lemah lembut dapat menyebabkan tidur (Rosalina, 2007). 8

23 9 2. Pertumbuhan dan perkembangan Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang membedakan anak dari orang dewasa, jadi anak tidak bisa diidentikan degan dewasa (soetjiningsih, 2002) Menurut Hidayat (2005) anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Ciri tumbuh kembang yang utama adalah bahwa dalam periode tertentu terdapat adanya masa perlambatan serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ tubuh. a. Tahapan tumbuh kembang Menurut Soetjiningsih (2002) bahwa tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan, dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut: 1) Masa preanatal atau masa intra uteri (masa janin dalam kandunan). Masa ini terbagi atas dua dekade: a) Masa embrio adalah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi berdifferensiasi secara cepat, untuk membentuk system organ dalam tubuh.

24 10 b) Masa fetus ialah sejak umur kehamilan 9 minggu sampai kelahiran. Masa fetus ini terbagi menjadi dua periode: masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trimester kedua kehidupan intra uteri, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh mulai berfungsi. Masa fetus lanjut, pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalu plasenta. 2) Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari beberapa priode yaitu masa neonatal (0-28 hari setelah lahir), terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh, dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh lainnya pada masa bayi. Masa bayi dibagi menjadi dua bagian yaitu masa bayi dini (1-12 bulan) pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinyu terutama peningkatan fungsi saraf, perkembangan motorik kasar memiliki kemampuan mengangkat kepala, membalikkan badan, mencoba duduk serta mencoba untuk berdiri dan masa bayi akhir (1-2 tahun) kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik kasar seperti mampu melangkah, berjalan dengan tegak dan berlari-lari kecil.

25 11 3. Pijat bayi Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir ibu (Roesli, 2001). Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan orang tua. Cepatnya mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai berusia 6-7 bulan (Roesli, 2001). Pemijatan dapat dilakukan pada pagi hari saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru. Pemijatan juga dapat dilakukan malam hari, sebelum tidur yang akan membuat bayi tidur nyeyak (Roesli, 2001). Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus. Pakar ini menemukan bahwa jika hubungan taktil (jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya terganggu akan menyebabkan penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase), suatu enzim yang menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan, Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan, Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi

26 12 taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochhemical betaendrorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormon karena menutunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan (Roesli, 2001). Menurut Rosalina, (2007) persiapan sebelum memijat bayi adalah tangan bersih dan hangat; hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi; ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap; bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar; secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu menimum selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan; duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang; baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih; siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi. Selama melakukan pemijatan dianjurkan untuk memandang mata bayi, beryanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang/lembut, awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin, sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat dari daerah kaki. dengan demikian, akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh. Urutan pemijatan bayi dianjurkan dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung, jika bayi menangis, cobalah untuk menenangkannya sebelum

27 13 melakukan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan dan hindarkan mata bayi dari baby oil (Roesli, 2001). Sebelum memijat bayi tidak dianjurkan untuk, memijat bayi langsung setelah makan, membangunkan bayi khusus untuk pemijatan, memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat, memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat dan memaksa posisi pijat tertentu pada bayi (Rosalina, 2007) Menurut Roesli (2001) cara pemijatan sesuai usia bayi adalah bayi berusia 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-sapan halus, sebelum tali pusar bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut, bayi berusia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan dalam waktu yang singkat dan bayi berusia 3 bulan -3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat. Menurut Roesli (2001) urutan pijat bayi : Catatan: setiap gerakan pada tahap pemijatan ini dapat diulang sebanyak enam kali. 1. Kaki a) Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul soft ball. Gerakkan tangan kebawah secara bergantian, seperti memerah susu.

28 14 b) Peras dan putar Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimilai dari pangkal paha kearah mata kaki. c) Telapak kaki Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. d) Tarikan lembut jari Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari. e) Gerakkan peregangan (stretch) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari kearah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit. f) Titik tekanan Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersaman diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari.

29 15 g) Punggung kaki Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian. h) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles) Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi. i) Perahan cara Swedia Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha. j) Gerakan menggulung Pegang pangkal paha dengan kedua tangan Anda. Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki. k) Gerakan akhiran Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki kanan dan kaki kiri, rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara bersaman pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

30 16 2. Perut Catatan: hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk a) Mengayuh sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri. b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki. c) Ibu jari ke samping Letakkan kedua ibu jari disamping kanan kiri pusar perut. Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri. d) Bulan Matahari Buat lingkaran kearah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B)).

31 17 Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). e) Gerakan I love You I Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf I. LOVE Pijatlah perut bayi membentuk huruf L terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. YOU Pijatlah perut bayi membentuk huruf U terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah dan terakhir di perut kiri bawah. f) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara. 3. Dada a) Jantung besar Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi/ulu hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangkang, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

32 18 b) Kupu-kupu Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati. 4. Tangan a) Memijat ketiak (armpits) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan. b) Perahan cara India Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.

33 19 c) Peras dan putar (squeeza and twist) Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. d) Membuka tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari. e) Putar jari-jari Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari. f) Punggung tangan Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangannya ke arah jarijari dengan lembut. g) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle) Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk. h) Perahan cara Swedia Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

34 20 Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak. i) Gerakan menggulung Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan/jari-jari. 5. Wajah Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka. a) Dahi: menyetrika dahi (open book) Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaranlingkaran kecil di daerah pelipis, kemudin gerakkan kedalam melalui daerah pipi di bawah mata. b) Alis: menyetrika alis Letakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

35 21 c) Hidung: senyum I Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan keatas seolah membuat bayi tersenyum. d) Mulut bagian atas : senyum II Letakkan kedua ibu jari anda diatas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah kesamping dan keatas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. e) Mulut bagian bawah : senyum III Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tangan kesamping, kemudian keatas kearah pipi seolah membuat bayi tersenyum. f) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw) Dengan jari kedua tangan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi. g) Belakang telinga Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu dibawah dagu.

36 22 6. Punggung a) Gerakan maju mundur (kursi goyang) Tengkurapkan bayi melintang didepan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher. b) Gerakan menyetrika Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung. c) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi. d) Gerakan melingkar Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

37 23 e) Gerakan menggaruk Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai kepantat bayi. 7. Gerakan peregangan Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, peregangan ini dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pemijatan setiap peregangan ini dilakukan diakhir pemijatan atau di antara pemijatan setiap gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. a) Tangan di silangkan Pegang kedua pegelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping.ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali. b) Membentuk diagonal tanda kaki Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan diatas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke

38 24 posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. c) Menyilangkan kaki Pegang pegelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam setelah itu kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu kembalilah pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. d) Menekuk kaki Pegang pegelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tengkuk lutut kaki perlahan menuju kearah perut. Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. e) Menekuk kaki bergantian Gerakan sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian.

39 25 8. Gerakan Relaksasi Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus, dan lambung-lambungkan secara lembut, pegang kaki bayi, goyangkan dan lambung-lambungkan dengan lembut dan tepuktepuk halus. Sentuhan ini dapat dikerjakan disetiap badan seperti di daerah tangan, pundak dan perut dengan cara yang sama (Roesli, 2001). Pijat bayi akan memberikan manfaat kepada bayi dan juga kepada ibu. Manfaat pijat pada bayi adalah memacu sistem sirkulasi bayi, sistem kekebalan tubuh, meningkatkan oksigenasi tubuh, proses pencernaan makanan akan menjadi lebih baik, membuat bayi lebih tenang, melenturkan otot dan meningkatkan motorik bayi menjadi lebih baik. Manfaat bagi ibu adalah pemijatan pada bayi akan membantu melancarkan ASI sehingga produk ASI semakin bertambah (Rosalina, 2007). Pijat bayi memberikan efek biokimia dan efek fisik/klinis yang positif, efek biokimia dari pijat dapat menurunkan kadar hormon stress (catecholamine) dan meningkatkan kadar serotonin. Efek fisik/klinis dari pijat dapat meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system immunitas, mengubah gelombang otak secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pencernaan, meningkatkan kenaikan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan

40 26 kesiagaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya dan meningkatkan volume air susu ibu (Roesli, 2001). 4. Dukun bayi Dukun bayi adalah profesi seseorang yang dalam aktifitasnya, menolong proses persalinan seseorang, dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan serta perawatan ibu dan anak seperti merawat bayi mulai dari memandikan, menggendong dan memijat bayi. Keterampilan dukun bayi didapat melalui pengalamannya sendiri atau magang dengan dukun bayi lain. Dukun bayi pada umumnya diperlakukan sebagai tokoh masyarakat setempat dengan demikian dukun bayi merupakan potensi sumber daya manusia (Depkes, 1992). Teknik pelaksanaan pijat bayi dilakukan sesuai dengan naluri dan keterampilan yang dimiliki oleh dukun bayi. Dalam memijat dukun bayi masih kurang memperhatikan aspek psikologis, misalnya bila anak menangis bila dipijat itu merupakan hal yang wajar atau biasa dan bila sedang tidur bayi akan dibangunkan untuk dipijat dan sebelum memijat bayi yang dipersiapkan dukun hanya minyak urut. Minyak urut tersebut terbuat dari ramuan tradisional yang telah diolah dengan cara dimasak (Angrista, 2004) Saat mengawali pijatan, dukun melakukan langsung pijatan atau tekanan pada badan bayi dengan urutan pijatan yang dilakukan sama untuk

41 27 semua usia bayi, yang dimulai dari kepala, dada, tangan, perut, punggung dan berakhir dikaki. Dukun bayi juga melakukan teknik relaksasi pada setiap bayi yang dipijat setelah selesai pijatan itu dilakukan (Angrista, 2004). Wijayanti (2005) menyatakan masyarakat indonesia pada umumnya dan jawa pada khususnya masih sangat mementingkan sikap kekeluargaan, gotong royang dan saling menolong. Hal ini mengenai kemasyarakatan, komunikasi massa dan rasa kekeluargaan yang kental sangat kurang didapat dari para bidan desa, berbeda dengan pendekatan dukun bayi kepada masyarakat. Keahlian yang kurang namun pendekatan yang sangat dekat menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap dukun semakin tinggi.

42 28 B. Kerangka Teori Konsep Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemijatan Hal-hal yang dianjurkan selama melakukan pemijatan Pijat bayi 0-3 tahun Hal hal yang tidak dianjurkan sebelum memijat Cara pemijatan sesuai usia bayi Kaki Perut Dada Urutan pijat bayi Tangan Wajah Manfaat pijat bayi Punggung Gerakan pereganggan Gerakan relaksasi Gambar 1 : Kerangka Teori Penelitian

43 29 C. Kerangka Konsep Penelitian Pelaksanaan Pijat bayi Oleh Dukun Persiapan sebelum pemijatan Pemijatan pada bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, punggung, gerakan peregangan dan gerakan relaksasi Gambar 2 : Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Peneliti 1. Bagaimana Persiapan dukun bayi sebelum melakukan pemijatan? 2. Bagaimana pemijatan pada bagian kaki bayi oleh dukun bayi? 3. Bagaimana pemijatan pada bagian perut bayi oleh dukun bayi? 4. Bagaimana pemijatan pada bagian dada bayi oleh dukun bayi? 5. Bagaimana pemijatan pada bagian tangan bayi oleh dukun bayi? 6. Bagaimana pemijatan pada bagian muka bayi oleh dukun bayi? 7. Bagaiman pemijata pada punggung bayi oleh dukun bayi? 8. Apakah dukun bayi melakukan gerakan peregangan? 9. Apakah dukun bayi melakukan gerakan relaksasi?

44 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional bersifat deskriptif yaitu hanya akan melaksanakan pengamatan ataupun pengukuran terhadap variabel subyek penelitian menurut keadaan alamiah, tanpa melakukan manipulasi atau intervensi. Penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan pijat bayi oleh dukun di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 (Sastroasmoro, 2002). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan dari responden penelitian. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 6 orang dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul pada bulan Desember Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode total sampling. Total sampling adalah total dari keseluruhan sampel yang didapat (Notoatmojo, 2002). Jumlah sampel dari penelitian ini adalah 6 orang dukun bayi yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. 30

45 31 Kriteria inklusi klien yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukun bayi yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Kasihan 1 dan bersedia menjadi responden. C. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi. E. Definisi Operasional 1. Pijat bayi adalah salah satu cara untuk memberikan sentuhan dengan cara memijat yang dilakukan oleh dukun kepada bayi yang berusia 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kasihan Bayi adalah anak yang berusia 0-1 tahun yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 yang dipijat oleh dukun.

46 32 3. Dukun adalah orang yang melakukan pijat pada bayi yang berusia 0-1 tahun baik terlatih ataupun tidak terlatih yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan Tahap persiapan adalah yang perlu dipersiapkan sebelum pemijatan seperti alat yang terdiri dari lotion, handuk, pengalas yang lembut dan pakaian yang bersih. Ruangan yang hangat dan tidak pengap. Mencuci tangan, lepaskan perhiasan dan kuku yang harus pendek. Posisi duduk saat memijat. 5. Pemijatan pada kaki bayi oleh dukun bayi yang terdiri dari gerakan perahan cara India, peras dan putar, telapak kaki, tarikan lembut jari, gerakan peregangan, titik tekan, punggung kaki, peras dan putar pegelangan kaki, perahan cara Swedia, gerakan menggulung dan gerakan akhir. 6. Pemijatan pada perut bayi oleh dukun bayi yang terdiri dari gerakan mengayuh sepeda, mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, ibu jari ke samping, bulan-matahari, gerakan I Love You dan gelembung atau jari-jari berjalan. 7. Pemijatan pada dada bayi oleh dukun bayi yang terdiri dari gerakan jantung besar dan gerakan kupu-kupu. 8. Pemijatan pada tangan bayi oleh dukun bayi yang terdiri dari gerakan memijat ketiak, perahan cara India, peras dan putar, membuka tangan, putar jari-jari, punggung tangan, peras dan putar pegelangan tangan, perahan cara Swedia dan gerakan menggulung.

47 33 9. Pemijatan pada wajah bayi oleh dukun bayi yang terdiri dari gerakan: dahi, menyetrika alis, bagian hidung gerakan senyum I, mulut bagian atas senyum II, mulut bagian bewah gerakan senyum III, lingkaran kecil di rahang dan belakang telinga. 10. Pemijatan pada punggung bayi oleh dukun bayi mendapat yang terdiri dari gerakan maju mundur, gerakan menyetrika, gerakan menyetrik dengan kaki diangkat, gerakan melingkar dan gerakan menggaruk. 11. Gerakan relaksasi adalah membuat goyangan-goyangan ringan, tepukantepukan halus, dan lambung-lambungkan secara lembut. 12. Gerakan peregangan adalah gerakan menyilangkan tangan, membuat diagonal tangan-kaki, menyilang kaki, menekuk kaki bersamaan, dan menekuk kaki bergantian F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument observasi mengunakan check list dengan rekaman gambar menggunakan kamera handphone sebagai penyimpanan kejadian untuk penundaan observasi, kemudian peneliti melakukan pengisian check list proses pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi. Jumlah check list penilaian keterampilan pijat bayi sebanyak 86 item terbagi dalam 9 sub kategori. Cara penilaian pada check list, nilai 2 diberikan apabila pemijatan telah dilakukan dengan sepenuhnya tepat, nilai 1 apabila pemijatan dilakukan hanya sebagian, nilai 0 bila pemijatan tidak dikerjakan, kecuali untuk item (nomor

48 ) pemijatan pada bagian perut untuk bayi usia 0-1 bulan diberi nilai 0 apabila dipijat dan diberi nilai 2 apabila tidak dipijat. No Kategori Item Tahap persiapan Pemijatan pada bagian kaki bayi Pemijatan pada bagian perut bayi Pemijatan pada bagian dada bayi Pmijatan pada bagian wajah bayi Pemijatan pada bagian punggung bayi Gerakan peregangan Gerakan relaksasi 4 item untuk nomor item untuk nomor item untuk nomor item untuk nomor item untuk nomor item untuk nomor item untuk nomor item untuk nomor 86 G. Cara Pengumpulan Data 1. Tahap persiapan a. Melakukan studi pendahuluan. b. Pembuatan Check list penilaian keterampilan pijat bayi sebanyak 86 item terbagi dalam 9 sub kategori yang diambil dari buku karya Roesli tahun 2001 yang digunakan sebagai instrument observasi. 2. Tahap pelaksanaan a. Pengumpulan data dilakukan peneliti dan asisten peneliti pada sampel dengan mengunjungi masing-masing rumah dukun bayi yang menjadi sampel penelitian. b. Tahap awal dari pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada dukun bayi, dilanjutkan dengan

49 35 meminta persetujuan untuk menjadi responden, kemudian peneliti membuat janji dimulainya penelitian. c. Peneliti meminta ijin kepada dukun bayi serta orang tua bayi untuk merekam pelaksanaan pijat bayi yang dimulai dari tahap persiapan sampai akhir pemijatan. d. Peneliti mengamati hasil rekaman gambar pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi selanjutnya melakukan pengisian check list. 3. Penulisan laporan Hasil dari pengumpulan data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan dilihat persentasenya kemudian diuraikan dalam hasil penelitian dan penarikan kesimpulan. H. Uji Validitas dan Reliabilitas Lembar observasi (check list) tidak perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas karena check list yang berisi tahap tahap pelaksanaan pijat bayi diambil dari buku karya Pedoman Pijat Bayi edisi revisi, karya Roesli, tahun 2001 yang dilindungi undang-undang hak cipta. I. Pengolahan Data dan Analisa Data Data-data hasil check list diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Memeriksa data, memperjelas, serta melakukan pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan.

50 36 2. Transfering Memindahkan jawaban atau kode dalam master data. 3. Menjumlahkan data yang selanjutnya dimasukkan dalam rumus: P = x n x100% Dimana: P : persentase (%) x : jumlah jawaban yang benar n : jumlah nilai maksimal Kemudian hasilnya dimasukkan kedalam kategori kualitatif. Penilaian kategori kualitatif menurut Arikunto (1998) adalah baik bila persentasenya %, cukup bila persentasenya 56-75%, dan kurang bila persentasenya <55%. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian dan dianalisis untuk mengetahui distribusi dan persentase dari tiap variabel. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Fungsi analisa ini pada data yang bersifat kuantitatif adalah menyederhanakan atau meringkas kumpulan data hasil pengukuran sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang beragam (Arikunto, 2006).

51 37 J. Kesulitan Penelitian 1. Ada gangguan dalam berkomunikasi antara responden dan peneliti karena sebagian besar responden yaitu dukun bayi tidak bisa bahasa Indonesia dan peneliti tidak bisa bahasa jawa. K. Etik Penelitian Penelitian yang berjudul Gambaran Pelaksanan pijat bayi oleh dukun di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. memiliki surat ijin yang sah dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UMY. Data pribadi dari responden akan dijaga kerahasiaannya. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan rekam gambar pelaksanaan pijat bayi sebagai penundaan observasi pengisian check list dengan meminta persetujuan dari responden yang menekankan pada masalah etik, meliputi : 1. Penjelasan tujuan penelitian 2. Penjelasan manfaat penelitian. 3. Persetujuan bahwa peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan studi. 4. Persetujuan bahwa subyek dapat mengundurkan diri kapan saja. 5. Jaminan kerahasiaan.

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Wilayah Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai gambaran pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 yaitu di Kelurah Tamantirto dan Kelurahan Bangunjiwo. Puskesmas Kasihan 1 merupakan salah satu dari 26 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bantul, terletak di kecamatan Kasihan Bantul, kurang lebih 10 km sebelah barat laut kota Kabupaten Bantul. Letak Puskesmas Kasihan 1 dengan ibu kota kecamatan berjarak kurang lebih 5 km, dengan desa Bangunjiwo berjarak 300 meter dan dengan desa Tamantirto berjarak 3 km. Puskesmas Kasihan terletak di desa Bangunjiwo. Batas wilayah kerja Puskesmas Kasihan sebelah utara bersebelahan dengan Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, sebelah selatan bersebelahan dengan Kecamatan Sewon, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sedayu. Lokasi penelitian di kelurahan Bangunjiwo terdapat 2 dukun bayi dan di Kelurahan Tamantirto terdapat 4 dukun bayi, seluruh dukun bayi digunakan sebagai responden penelitian. Peneliti akan mendeskripsikan hasil analisis pada hasil penelitian sesuai dengan pertanyaan penelitian yang disusun. 38

53 39 B. Hasil Penelitian 1. Gambaran Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah 6 dukun bayi yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 dan melakukan pijat pada bayi usia 0-12 bulan. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dukun, Pendidikan dukun, Usia bayi, Keahlian memijat diperoleh, Pernah mendapat pelatihan pijat bayi, dan Lamanya menjadi dukun pijat bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1, Bulan Desember 2008 (n=6). Variabel Frekuensi Persentase (%) 1. Umur (Tahun) , , ,7 2. Pendidikan Tidak Sekolah 3 50 SD 2 33,3 SMP 1 16,7 3. Usia bayi (bulan) , , Keahlian memijat diperoleh Turun temurun Pernah mendapat pelatihan pijat bayi Pernah 2 33,3 Tidak pernah 4 66,6 6. Lamanya menjadi dukun pijat bayi (tahun) ,6

54 40 Hasil penelitian mengenai umur dukun bayi yang memiliki rentang umur paling banyak adalah umur tahun sebanyak 3 responden (50%), pendidikan dukun bayi yang paling banyak adalah tidak sekolah sebanyak 3 responden (50%), sedangkan usia bayi sebagian besar adalah berusia 9-12 bulan sebanyak 3 bayi (50%). Keahlian memijat bayi diperoleh dari turun-temurun sebanyak 6 dukun (100%), lamanya menjadi dukun pijat paling banyak selama 5-10 tahun sebanyak 6 dukun (66,6%), dan tidak pernah mendapat pelatihan pijat bayi sebanyak 4 dukun (66,6%). 2. Gambaran pelaksanaan pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. No. Kategori Tabel 2 Gambaran Pelaksanaan Persiapan Pijat Bayi, Pelaksanaan Pemijatan Bagian Kaki Bayi, Perut Bayi, dan Dada Bayi oleh Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1, Bulan Desember (n=6). Persiapan Pemijatan bagian kaki bayi Pemijatan bagian perut bayi Pemijatan bagian dada bayi F % F % F % F % 1. Baik Cukup 1 33,3 1 16, Kurang 2 16,7 5 83, Total Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa persentase terbesar dari 6 responden pada aspek persiapan sebanyak 50% (3 orang) pada kategori baik dan persentase terkecil dari aspek persiapan dengan kategori kurang sebanyak 16,7 % (2 orang). Persentase terbesar pemijatan bagian kaki

55 41 sebanyak 83,8% (5 orang) pada kategori kurang dan persentase terkecil pemijatan bagian kaki dengan kategori cukup sebanyak 16,7% (1 orang). Persentase pelaksanaan pijat bayi bagian perut sebesar 100% (6 orang) pada kategori kurang. Persentase pelaksanaan pijat bayi pada bagian dada sebesar 100% (6 orang) pada kategori kurang. No. Kategori Tabel 3 Gambaran Pelaksanaan Pemijatan Bagian Tangan Bayi, Wajah Bayi, Punggung Bayi, Gerakan Peregangan, dan Gerakan Relaksasi oleh Dukun Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1, Bulan Desember 2008 (n=6). Pemijatan bagian tangan bayi Pemijatan bagian wajah bayi Pemijatan punggung bayi Gerakan peregangan Gerakan relaksasi F % F % F % F % F % 1. Baik , Cukup 2 33,3 1 16,6 1 16, Kurang 4 66,7 4 66,7 5 83, Total Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa persentase terbesar pemijatan pada bagian tangan pada kategori kurang sebesar 66,7% (4 orang) dan persentase terkecil pemijatan pada bagian kaki pada kategori cukup sebesar 33,3% (2 orang). Persentase terbesar dari 6 responden pada aspek pemijatan pada bagian wajah sebanyak 66,7% (4 orang) pada kategori kurang. Persentase terbesar pemijatan pada bagian punggung pada kategori kurang sebesar 83,3% (5 orang). Gerakan peregangan tidak dilakukan oleh semua responden. Persentase gerakan relaksasi adalah sebanyak 100% (6 orang) pada kategori kurang.

56 42 C. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 1 menunjukkan keterampilan pijat bayi diperoleh dari turun-temurun adalah 100%, dukun bayi memperoleh keterampilan pijat bayi dari orang terdahulu mereka yang juga berpropesi sebagai dukun pijat bayi. Keterampilan pijat bayi yang dimiliki oleh dukun bayi nantinya akan di wariskan kepada anak dan cucunya, itu salah satu sebabnya mengapa dukun pijat bayi masih ada di masyarakat dan mudah ditemui hingga sekarang. Dukun bayi sebagian besar berumur tahun adalah sebanyak 50% dan sudah memijat bayi selama 5-10 tahun sebanyak 66,7%. Hal ini dikarenakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 menganggap dukun yang lebih tua dianggap lebih trampil dan berpengalaman dalam memijat bayi. Ketrampilan pijat bayi membutuhkan fleksibilitas, kasih sayang dan kreativitas sehingga membuat pemijat menjadi lebih akrab dengan bayinya. Ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasai adalah dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir dari teknik pijat bayi yang dapat dilakukan menurut pedoman pelaksanaan pijat bayi (Harley, 2003). Dukun bayi yang pernah mendapat pelatihan tentang ketrampilan pijat bayi sebanyak 33,3% dan yang tidak pernah mendapat pelatihan adalah 66.6%. dukun bayi masih banyak yang belum pernah mendapat

57 43 pelatihan ketrampilan pijat bayi, hal ini dikarenakan Puskesmas Kasihan 1 tidak pernah memberikan pelatihan tentang pijat bayi kepada dukun bayi. Sebagian besar tingkat pendidikan dukun bayi adalah tidak sekolah sebanyak 50%, sedangkan yang lain nya adalah SD 33,3% dan SMP 16.7%. Hal ini dikarenakan pendidikan dianggap tidak penting dan karena tidak adanya biaya untuk sekolah. Kuntjoroningrat (1997) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pendidikan yang kurang atau rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Tinggi rendahnya pendidikan dukun akan mempengaruhi kemampuannya untuk menyerap suatu ilmu, sehingga kemampuan dalam pelaksanaan pijat bayi masih kurang. Rosalina (2007) mengemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi, baik yang mempercepat maupun yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Salah satu faktor adalah kondisi yang optimal pada masa bayi. Kondisi yang optimal pada masa bayi tak lepas dari faktor fisik, psikis dan lingkungan dari si bayi, selain tentunya nutrisi yang baik dan adekuat. Pijat bayi adalah suatu usaha yang positif untuk memperoleh kondisi optimal pada masa bayi tersebut, karena pemijatan yang dilakukan dengan benar dan teratur akan sangat besar manfaatnya bagi tumbuh kembang bayi.

58 44 2. Gambaran pelaksanaan persiapan pijat bayi. Hasil penelitian tentang pelaksanaan persiapan pijat bayi oleh dukun termasuk kategori baik sebanyak 3 orang dukun (50%). Hasil penelitian pada persiapan pijat bayi dapat diartikan bahwa persiapan pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi sudah baik. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari persiapan pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi, ada 3 dari 6 dukun bayi telah melakukan persiapan baik diantaranya persiapan baby oil, pengalas yang lembut, pakaian bersih, ruangan hangat, ruangan tidak pengap, mencuci tangan, posisi duduk saat memijat dan meletakkan pengalas kemudia bayi, ada 2 dari 6 dukun bayi yang melakukan persiapan kurang, hal ini dikarenakan ruangan yang digunakan untuk memijat bayi tidak hangat dan pengap, tidak menggunakan pengalas, dan tidak mencuci tangan. Menurut Vickers (2000) sebelum memijat diperlukan ruangan yang hangat dan tenang, minyak yang digunakan sebagiai pelumas dan musik yang lembut. Menurut Roesli (2001) persiapan sebelum memijat bayi adalah tangan bersih dan hangat; hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi; ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap; bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar; secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan; duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang; baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut dan bersih; siapkan handuk, popok, baju

59 45 ganti dan minyak bayi; mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara. 3. Gambaran pijat bayi pada bagian kaki bayi. Hasil penelitian pijat bayi pada kaki bayi menunjukkan dukun bayi melakukan pijat dengan hasil kurang 83,3%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pijat yang dilakukan oleh dukun bayi pada bagian kaki bayi adalah kurang. Hal tersebut dikarenakan 5 dari 6 dukun bayi tidak melakukan gerakan tarikan lembut jari, gerakan peregangan kaki, gerakan menggulung, dan gerakan akhir kaki. Pijat pada kaki bayi dilakukan oleh 1 dari 6 dukun bayi dengan kategori cukup, hal ini dikarenakan dukun hanya melakukan gerakan perahan cara India dengan memegang kaki bayi pada pangkal paha kemudian menggerakkan tangan kebawah secara bergantian mulai dari pangkal paha ke arah mata kaki, seperti memerah susu (lihat foto 3.1), dan pada telapak kaki dipijat dengan kedua ibu jari secara bergantian dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki (lihat foto 3.2). Punggung kaki dipijat menggunakan ibu jari dari pergelangan kaki ke arah jari-jari (lihat foto 3.3), dan gerakan akhir kaki dengan merapatkan kedua kaki bayi lalu kedua tangan diletakkan secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha selanjutnya kedua kaki bayi diusap dari paha ke arah pergelangan kaki (lihat foto 3.4).

60 46 Foto 3.1 Foto 3.2 Foto 3.3 Foto 3.4 Kaki bayi disatukan kemudian pada pegelangan kaki di pegang selanjutnya kedua kaki diangkat ke atas secara bersamaan, kemudian kaki ditengkuk hingga menyentuh wajah bayi. Gerakan ini sebaiknya tidak dilakukan oleh dukun bayi karena gerakan ini membuat bayi kesakitan dan menangis kencang (lihat foto 3.5a & 3.5b). Foto 3.5a Foto 3.5b Roesli (2001), Mengemukakan bahwa sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki dengan demikian, akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badanya disentuh. Urutan

61 47 pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung. 4. Gambaran pijat bayi pada bagian perut bayi. Hasil penelitian tentang pemijatan pada bagian perut bayi oleh dukun bayi menunjukan kurang dengan persentase 100%. Pemijatan pada bagian perut bayi yang dilakukan oleh dukun bayi, ada 1 dari 6 dukun bayi yang melakukan gerakan dengan menggunakan tangan kiri dan kanan digerakkan secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda dari atas perut ke bawah perut (lihat foto 4.1), kemudian ada 4 dari 6 dukun yang melakukan gerakan ibu jari ke samping yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar setelah itu kedua ibu jari digerakkan ke arah tepi perut kanan dan kiri (lihat foto 4.2), dan 1 dari 6 dukun bayi melakukan gerakan gelembung atau jari-jari berjalan (lihat foto 4.3) dan gerakan I (lihat foto 4.4). Foto 4.1 Foto 4.2 Foto 4.3 ` Foto 4.4

62 48 Menurut Roesli (2001) pijat bayi pada bagian perut bayi dilakukan dengan gerakan mengayuh sepeda, mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, ibu jari ke samping, bulan-matahari, gerakan I love You dan gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers). 5. Gambaran pijat bayi pada bagian dada bayi. Hasil penelitian tentang pijatan pada bagian dada bayi oleh dukun bayi menunjukkan kurang 100%. Pijat yang dilakukan dukun bayi pada dada bayi dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada bayi digerakkan ke samping kanan-kiri dada bayi (lihat foto 5.1a & 5.1b), dukun bayi tidak melakukan gerakan yang menggambarkan jantung besar dengan sempurna dan tidak melakukan gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu. Foto 5.1a Foto 5.1b Dukun bayi melakukan gerakan seolah mengayuh sepeda dengan menggunakan jari-jari tangan pada perut bayi (lihat foto 5.2) dan mengusap dada bayi dari bagian leher bayi sampai bagian atas perut bayi (lihat foto 5.3).

63 49 Foto 5.2 Foto 5.3 Menurut Roesli (2001) pijat bayi pada bagian dada bayi dilakukan dengan gerakan jantung besar: buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada bayi/ulu hati ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangkang, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati. Gerakan kupu-kupu : buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. 6. Gambaran pijat bayi pada bagian tangan bayi. Hasil penelitian tentang pemijatan pada bagian tangan bayi oleh dukun bayi menunjukkan kategori kurang 66,7%. Hal ini dapat diartikan bahwa pijat bayi pada tangan bayi yang dilakukan oleh dukun bayi masih sangat kurang. Hal ini dilihat dari pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi pada tangan bayi, ada 5 dari 6 dukun bayi membuat gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah (lihat foto 6.1), dan ada 4 dari 6 dukun yang melakukan gerakan perahan cara India dengan memegang lengan bayi bagian pundak dengan lengan kanan dan tangan kiri memegang

64 50 pegelangan tangan bayi dukun menggerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan, setelah itu tangan kanan dan kiri digerakkan secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak, dilanjutkan dengan pijat dari pergelangan kiri ke arah pundak, selanjutnya gerakan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan (lihat foto 6.2), punggung tangan bayi dipijat dari pergelangan tangan bayi ke arah jari-jari (lihat foto 6.3). Pijat pada telapak tangan bayi dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dilakukan oleh 3 dari 6 dukun bayi (lihat foto 6.4). Dukun bayi tidak melakukan gerakan menggulung pada tangan bayi dan hanya ada 1 dari 6 dukun yang melakukan gerakan peras dan putar pergelangan tangan. Gerakan putar jarijari tidak dilakukan oleh 5 dari 6 dukun bayi. Foto 6.1 Foto 6.2 Foto 6.3 Foto 6.4 Menurut Roesli (2001) pelaksanaan pijat bayi pada bagian tangan bayi dilakukan dengan gerakan memijat ketiak, perahan cara India, peras

65 51 dan putar, membuka tangan, putar jari-jari, punggung tangan, peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle), perahan cara Swedia, gerakan menggulung. Penelitian yang dilakukan oleh Diego, Field, dkk (2007) menemukan bayi prematur yang mendapatkan perawatan di incubator dipijat selama 15 menit, mengalami kenaikan suhu tubuh, ini disebabkan oleh tangan pemijat yang menyalurkan panas kepada bayi. Pijat dilakukan pada kepala, leher, punggung, kaki dan tangan bayi. 7. Gambaran pijat bayi pada bagian wajah bayi. Hasil penelitian tentang pemijatan pada bagian wajah bayi oleh dukun bayi menunjukkan baik 16,7%, cukup 16,7% dan kurang 66,7%. Hal ini dapat diartikan bahwa pijat bayi pada wajah bayi yang dilakukan oleh dukun bayi adalah kurang. Dukun bayi menggunakan baby oil saat memijat daerah wajah bayi, 5 dari 6 dukun bayi melakukan pemijatan pada dahi bayi: meletakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan jari kemudian jari-jari kedua tangan ditekan dengan lembut mulai dari pertengahan dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi (lihat foto 7.1) dan gerakan senyum III pada mulut bagian bawah bayi yaitu gerakan membuat seolah bayi senyum dengan menggunakan kedua ibu jari (lihat foto 7.2). Pada bagian alis: ibu jari seolah menyetrika alis dari tengah alir ke samping kanan-kiri dilakukan oleh 4 dari 6 dukun bayi (lihat foto 7.3). Bagian hidung gerakan senyum I (lihat foto 7.4) dan pada mulut bagian atas gerakan senyum II (lihat foto 7.5) yaitu dengan menggunakan kedua

66 52 ibu jari digerakkan dari tengah ke arah samping seolah membuat bayi tersenyum dilakukan oleh 2 dari 6 dukun bayi, dengan menggunakan ujung-ujung jari daerah belakang telinga kanan dan kiri dipijat dilakukan oleh 3 dari 6 dukun bayi (lihat foto 7.6). Foto 7.1 Foto 7.2 Foto 7.3 Foto 7.4 Foto 7.5 Foto 7.6 Pijat bayi pada bagian wajah bayi dimulai dari memijat pada dahi: dengan gerakan seolah menyetrika dahi (open book), alis: dengan gerakan seolah menyetrika alis. Pada hidung, mulut bagian atas, mulut bagian dengan gerakan yang sama menggunakan kedua ibu jari membuat seolah bayi senyum, pijat belakang telinga menggunakan ibu jari. Pemijatan pada daerah wajah bayi tidak diperlukan minyak (Roesli, 2001).

67 53 8. Gambaran pijat bayi pada bagian punggung bayi. Hasil penelitian tentang pemijatan pada bagian punggung bayi oleh dukun bayi menunjukkan kategori kurang 83,3%. Pemijatan pada punggung bayi dilakukan dengan bayi ditengkurapkan dengan kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan dukun bayi, dukun memijat sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur (lihat foto 8.1) dan gerakan seolah meyetrika punggung menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher ke arah pantat bayi (lihat foto 8.2) dilakukan oleh 3 dari 6 dukun bayi, gerakan menggaruk punggung bayi (lihat foto 8.3) hanya dilakukan oleh 1 dari 6 dukun bayi dan untuk gerakan melinkar dengan mengunakan jari-jari kedua tangan pada punggung bayi tidak dilakukan oleh dukun bayi. Dukun juga melakukan gerakan ibu jari kesamping pada punggung bayi (lihat foto 8.4). Foto 8.1 Foto 8.2 Foto 8.3 Foto 8.4

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. MODUL PIJAT BAYI Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November 2007 Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2007

Lebih terperinci

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi LAMPIRAN 75 76 Lampiran 1. Catatan Observasi CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... No. Observasi Umur L/P Jumlah jam Tidur dalam 24 jam Berapa Kali terbangun dalam 1 x tidur malam hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Pijat Bayi Pijat bayi adalah pemijatan lembut pada tubuh bayi yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi mtrik pada bayi, mengurangi masalah tidur serta memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian penyuluhan a. Penyuluhan kesehatan adalah usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Berat Badan Bayi 1. Pengertian Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan

Lebih terperinci

LUTFI NANDA PURNAMASARI

LUTFI NANDA PURNAMASARI PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN KADER POSYANDU DAN IBU BALITA DALAM DETEKSI TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA GONDOWANGI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWANGAN II MAGELANG Karya Tulis Ilmiah Disusun Guna Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0 PRODI DIII KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA 2013 MODUL PIJAT BAYI Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0 KETERAMPILAN KLINIK PIJAT BAYI I. DISKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Fungsi Tidur Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU Luluk Nur Fakhidah Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan. kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan. kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pijat Bayi a. Pengertian Pijat Bayi Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pijat Bayi 1. Pengertian Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikan

Lebih terperinci

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar. Pijat bayi sebenarnya tidak hanya bermanfaat untuk fisik si kecil, tetapi juga bisa menjadi sarana dimana Anda dan bayi Anda bisa berduaan dalam suasana rileks dan menyenangkan. Bahkan, bagi para ibu baru

Lebih terperinci

Disusun oleh: ERIEC HENDRIKO

Disusun oleh: ERIEC HENDRIKO FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANJUT USIA DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DI DUSUN GAMPING LOR SLEMAN YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak

Lebih terperinci

: RIZCA AUGUSTIANY NIM

: RIZCA AUGUSTIANY NIM HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA TERHADAP PERAN SERTA KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA DI UNIT RAWAT JALAN RS GRHASIA DIY Karya Tulis Ilmiah Disusun

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Karya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP TINGGINYA KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana sains terapan fisioterapi oleh: NURNARITA

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya.

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. Medicine Massage Therapy: Tehnik dan Cara Pijat Bayi Peregangan Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. Pegang kedua kaki dan lututnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007 HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007 Anna Uswatun Qoyyimah ), Astri Wahyuningsih 2), Sintia Winarni 3)

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 6 BULAN. sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu

BAB II KAJIAN TEORI A. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 6 BULAN. sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu 5 BAB II KAJIAN TEORI A. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 6 BULAN Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 keadaan yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya upaya dalam meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi perlu adanya perawatan yang baik untuk bayi itu sendiri. Salah satunya adalah pijat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang sedang berlangsung sekarang ini pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh manusia untuk menuju masyarakat

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

DIAN KUSUMA DEWI

DIAN KUSUMA DEWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Nia Triswanti 1 ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan sejak zaman dahulu di banyak nengara termasuk Indonesia. Secara

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan sejak zaman dahulu di banyak nengara termasuk Indonesia. Secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di beberapa Negara, pijat dipakaijuga untuk membentuk tubuh dan pijat juga dilakukan pada bayi dengan berbagai keadaan. Seperti kita ketahui pijat bayi telah sering

Lebih terperinci

GAMBARAN KERJA. Yogyakartaa WATAN

GAMBARAN KERJA. Yogyakartaa WATAN GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT BAYI PADA DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta AZMI YUNI RAHMAN

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta AZMI YUNI RAHMAN EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN DESA SIAGA SEHAT JIWA TERHADAP SIKAP MASYARAKAT TENTANG MASALAH KESEHATAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk memenuhi syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU OLEH IBU DAN BALITA DI DESA SIDOMULYO BANJAREJO BLORA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU OLEH IBU DAN BALITA DI DESA SIDOMULYO BANJAREJO BLORA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU OLEH IBU DAN BALITA DI DESA SIDOMULYO BANJAREJO BLORA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama 16-20 jam sehari. Memasuki usia 2 bulan bayi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : DALU BANGUN FRIDEWA

Lebih terperinci

GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program

Lebih terperinci

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Heni Hirawati Pranoto *), Sugeng Maryanto **) *) Staf Pengajar Program Studi D-III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi Pengertian ASI (Air Susu Ibu) ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi yang sehat akan tumbuh menjadi anak yang sehat. Itu tergantung cara merawat dan memperhatikan perkembangan baik secara fisik dan emosional serta perkembangan otaknya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan ANUGERAH FITRI ANGGRAENI R

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan ANUGERAH FITRI ANGGRAENI R PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) TERHADAP MOTIVASI IBU HAMIL MENGIKUTI PROGRAM JAMPERSAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILACAP TENGAH I. KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BABY WRAP TUTORIAL Content:

BABY WRAP TUTORIAL Content: BABY WRAP TUTORIAL Content: Ikatan Dasar (Basic Wrap) Gendongan Bayi Pelukan (Hug Hold) Gendongan Bayi Hadap Depan (Facing Out Position) Gendongan Bayi Baru Lahir (Newborn Hold) Gendongan Bayi Kangguru

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM DESA SIAGA DENGAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DESA KAWU KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN PROGRAM DESA SIAGA DENGAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DESA KAWU KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI HUBUNGAN PROGRAM DESA SIAGA DENGAN SIKAP KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DESA KAWU KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TERHADAP PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOMPLEK TNI AL SABANG SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TERHADAP PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOMPLEK TNI AL SABANG SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TERHADAP PIJAT BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOMPLEK TNI AL SABANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES, TEMAN SEBAYA DAN KEPRIBADIAN DENGAN PENYALAHGUNAAN ALKOHOL PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR DI PURWOKERTO 2016

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES, TEMAN SEBAYA DAN KEPRIBADIAN DENGAN PENYALAHGUNAAN ALKOHOL PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR DI PURWOKERTO 2016 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES, TEMAN SEBAYA DAN KEPRIBADIAN DENGAN PENYALAHGUNAAN ALKOHOL PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR DI PURWOKERTO 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS KOGNITIF LANJUT USIA MENURUT JENIS PEKERJAAN DI WILAYAH PUSKESMAS MASARAN II SKRIPSI

GAMBARAN STATUS KOGNITIF LANJUT USIA MENURUT JENIS PEKERJAAN DI WILAYAH PUSKESMAS MASARAN II SKRIPSI GAMBARAN STATUS KOGNITIF LANJUT USIA MENURUT JENIS PEKERJAAN DI WILAYAH PUSKESMAS MASARAN II SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun oleh : FRAMESTI NURJANAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit. BAHAN AJAR : 1. Tujuan dan manfaat Perawatan Kulit Wajah : a. Mempertahankan kondisi kulit dari keriput dan noda-noda pada kulit b. Meremajakan jaringan otot dan sel-sel kulit c. Menanggulangi kelainan

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati. 007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 006. Prosedur Penelitian. Edisi Keenam. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 010. Prosedur Penelitian.

Lebih terperinci

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Lampiran 1. Surakarta, Oktober 2011 Kepada Yth: Responden penelitian Di tempat Dengan hormat Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lestari Gudawati NIM : J 210070044 Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment) Measurement I DIGIT SPAN (Before Treatment) ( Forward (F) Digit ) Series Trial I Trial II --2-9- ---9-2-- -2---1 ---- -1-9--- -9-2--- -9-1---2- -1--9--- --1-9-2--- --2-9--1-- 9 2-----2--- -1--9--2--- (

Lebih terperinci

MODEL MASASE BAYI USIA 3 BULAN SAMPAI 3 TAHUN UNTUK MENGURANGI KELELAHAN

MODEL MASASE BAYI USIA 3 BULAN SAMPAI 3 TAHUN UNTUK MENGURANGI KELELAHAN 121 MODEL MASASE BAYI USIA 3 BULAN SAMPAI 3 TAHUN UNTUK MENGURANGI KELELAHAN Oleh: Asrida Noor Eka Puspitasari dan Suharjana SD Muhammadiyah Karangharjo, Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

RAHMAT KUSUMAWARDHANI

RAHMAT KUSUMAWARDHANI PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP N 1 SUSUKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

EVALUASI PENATALAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI DI RB AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

EVALUASI PENATALAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI DI RB AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA EVALUASI PENATALAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI DI RB AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI DI POLINDES HARAPAN BUNDA SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI DI POLINDES HARAPAN BUNDA SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI DI POLINDES HARAPAN BUNDA SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan RONA

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEER LEARNING DENGAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTS AL HIDAYAH PURWASABA

PENGARUH METODE PEER LEARNING DENGAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTS AL HIDAYAH PURWASABA PENGARUH METODE PEER LEARNING DENGAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MTS AL HIDAYAH PURWASABA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi gizi kurang merupakan suatu ancaman bagi generasi yang akan datang. Masa bayi ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada masa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: DEWI LESTARI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: DEWI LESTARI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG DIARE, PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI IGD PAVILIUN ABIYASA RSUD PROF. DR

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI IGD PAVILIUN ABIYASA RSUD PROF. DR HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI IGD PAVILIUN ABIYASA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah D III Gizi. Disusun Oleh :

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah D III Gizi. Disusun Oleh : KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Karya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dimana peneliti menggambarkan variabel

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA GAMBARAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKSUKSESAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKSUKSESAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKSUKSESAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS

KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan. dampak pada fisiologis manusia, karena tidur berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan. dampak pada fisiologis manusia, karena tidur berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan penting bagi kehidupan manusia, karena dengan tidur akan meningkatkan stabilitas daya tahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03 Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu

Lebih terperinci

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun oleh: DENY SETIAWAN J

Lebih terperinci

PENGARUH EDUKASI TB PARU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO

PENGARUH EDUKASI TB PARU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EDUKASI TB PARU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci