BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan dari hasil tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan pengideraan pada suatu obyek tertentu dan adanya stimulus. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penciuman, penglihatan, pendengaran, perasaan dan perabaan. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005). Menurut Effendi (1998), Setiap orang mempunyai tipe penerimaan tanggapan yang berbeda-beda, baik tipe visual, audiktif, motorik, taktil atau kombinasi. Penginderaan terhadap obyek dapat diperoleh melalui berbagai cara antara lain : dengan pendidikan formal, pengalaman, kursus atau latihan. Hal ini juga berhubungan dengan kemampuan, mengingat materi yang bersifat teoritis dan praktek yang diberikan. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan untuk merubah pengetahuan, sikap dan perilaku adalah dengan pendidikan dan latihan (Notoatmodjo, 2005). Menurut verner dan Davison yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa usia mempengaruhi proses belajar, karena dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan mulai bergerak makin

2 jauh. Dengan bertambahnya usia, kemampuan menerima suatu / bunyi makin berkurang sehingga pembicaraan orang lain yang terlalu cepat sukar ditangkapnya. Dengan kata lain, makin bertambah usia maka kemampuan menerima stimulus makin berkurang. Sedang menurut Machfoedz (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor manusia diantaranya : usia, kematangan fisik, psikis dan sosial; pengetahuan yang diperoleh sebelumnya; dan motivasi. Pengetahuan merupakan hasil dari suatu prodak pendidikan dan pengalaman yang nantinya akan memberikan suatu tingkat pengetahuan dan keterampilan tertentu (Handoko, 1995). Pengetahuan secara kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan menurut teori Bloom (Notoatmodjo, 2005) yaitu : a. Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tau merupakan tingkat pengetahuan paling rendah, b. Memahami (comprehention) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginteprestasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

3 d. Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi /suatu obyek kedalam komponen-komponen dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (syntesis) Merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.. f. Evaluasi (evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan, umur, pengalaman, status sosial, ekonomi, budaya dan kondisi kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya, semakin bertambah umur seseorang maka pengetahuannya akan semakin bertambah, pengalaman seseorang akan menambah wacana dan meningkatkan pengetahuannya, semakin tingi status sosial, ekonomi, budaya dan kondisi kesehatan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. 2. Pengetahuan tentang Pijat Bayi Dari hasil wawancara pada ibu-ibu post partum yang membawa bayinya untuk dipijat di KIA rumah sakit Roemani Semarang mengatakan bahwa pengetahuannya tentang pijat bayi sudah lama dikenal atau

4 didengar, tetapi pengaruh positif atau manfaat terhadap bayi dan ibunya terutama bila dilakukan sendiri oleh ibu bayi belum banyak yang mengetahui. Pengetahuan tentang pijat bayi meliputi pengaruh positif (manfaat) bagi bayi dan ibunya serta pengetahuan tentang tata cara dan teknik memijat bayi yang baik dan menyehatkan. Pengetahuan tentang pijat bayi dapat ditingkatkan melalui penyuluhan / latihan (Harley, 2003). Pada penelitian ini kedalaman pengetahuan yang ingin digali sampai sebatas memahami. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Pengukuran pengetahuan dapat dilaksanakan dengan wawancara, angket atau pengisian kuesioner yang menanyakan isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden. Dalam hal ini, tujuannya untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang teknik pijat bayi pada kelompok ibu post partum. B. Keterampilan Teknik 1. Definisi Keterampilan Teknik Keterampilan teknik adalah kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan menggunakan anggota badan atau peralatan kerja yang tersedia. Keterampilan teknik lebih banyak menggunakan unsur-unsur anggota badan daripada unsur lain (Shein, 1992 dalam Taylor, 1993).

5 Keterampilan juga merupakan kemampuan mengadakan komunikasi non verbal, yaitu dapat menyampaikan pesan melalui gerakan muka, gerakan tangan, penampilan dan ekspresi kreatif (Nasution, 1999). Azwar (1983) menyatakan bahwa sejauh mana pengetahuan yang diperoleh, sangat berpengaruh terhadap keterampilan seseorang. Faktor yang mempengaruhi keterampilan adalah pengetahuan, pendidikan, pengalaman, lingkungan dan fasilitas, kebiasaan, kebudayaan dan usia (Green, 1984 dalam Notoatmodjo, 2005). Semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan seseorang akan meningkatkan keterampilannya, bertambahnya pengalaman seseorang akan menambah keterampilannya, adanya lingkungan dan fasilitas yang mendukung akan meningkatkan keterampilan, kebiasaan sehari-hari dan budaya setempat akan mempengaruhi keterampilan seseorang, semakin bertambahnya usia seseorang akan bertambah pula keterampilannya. 2. Keterampilan Teknik Pijat Bayi Berdasarkan hasil wawancara pada ibu-ibu yang membawa bayinya ke KIA Rumah Sakit Roemani untuk dipijat, mereka mengatakan tidak berani atau belum mempunyai kemampuan atau keterampilan untuk memijat bayinya sendiri. Menurut (Niki dan Alan dalam Mutiah, 2006) menyatakan bahwa pengetahuan akan mendukung kemampuan atau keterampilan dalam melaksanakan prosedur-prosedur yang dimaksud. Keterampilan

6 teknik pijat bayi membutuhkan fleksibilitas, kasih sayang dan kreativitas sehingga membuat pemijat menjadi lebih akrab dengan bayinya. Keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai adalah dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir dari teknik pijat bayi yang dapat dilakukan menurut pedoman pelaksanaan pijat bayi (Niki dan Alan dalam Mutiah, 2006). C. Penyuluhan Kesehatan 1. Definisi Penyuluhan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan prinsipprinsip mengajar, memberi informasi atau nasehat yang ditujukan kepada individu, kelompok atau masyarakat tentang hidup sehat. (Syahlan, 1996) Penyuluhan berhasil bila terjadi perubahan pengertian, sikap dan perilaku masyarakat. Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Layanan penyuluhan merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan (Sukardi, 1995). Penyuluhan untuk pendidikan secara umum adalah untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi sehat. Perilaku kurang tersebut bukan suatu penyakit, tetapi suatu perilaku yang karena kebiasan atau adat atau karena masalah budaya yang lain (Machfoedz, 2005). Menurut Azwar (2003) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebar pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak

7 sadar, atau dan mengerti, tetapi juga mau serta bisa melakukan suatu tindakan yang ada hubungannya dengan kesehatan. Sasaran penyuluhan menurut (Notoatmodjo, 2005) adalah : Masyarakat umum yang berorientasi pada masyarakat pedesaan, masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja, Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu. Materi atau isi penyuluhan harus dituangkan dalam bahsa yang mudah difahami oleh sasaran dan dapat dilaksanakan oleh sasaran dengan sarana yang mereka miliki atau terjangkau oleh mereka (Machfoedz, 2005). Menurut Rianto (1999), bahwa sesuai dengan konsep belajar, salah satu factor yang mempunyai potensi berpengaruh terhadap proses belajar adalah minat pelajar terhadap materi yang disampaikan. Selain itu, Notoatmodjo (2005) menyampaikan bahwa prestasi belajar berhubungan dengan intensitas perhatian, dan perhatian spontan cenderung lebih lama dan lebih intensif. Metoda atau cara penyuluhan tergantung pada tujuan penyuluhan yang ingin dicapai. Tujuan bisa dikelompokkan menjadi 3 bidang, yaitu bidang pengertian sikap dan keterampilan. Bila tujuan yang ingin dicapai adalah bidang pengertin, pesan cukup disampaikan dengan diucapakan, atau secara tertulis. Bila tujuan untuk mengembangkan sikap positif, sasaran perlu menyaksikan kejadian tersebut, misal melalui film, slides, atau foto-foto biasa. Bila tujuannya untuk mengembangkan keterampilan, sasaran harus diberi kesempatan mencoba sendiri (Machfoedz, 2005).

8 Suatu prinsip belajar sambil bekerja adalah berusaha agar sasaran menghayati materi tidak hanya pada mendengar dan melihat, tetapi juga dengan mengerjakan (Notoatmodjo, 2005). Metode ceramah, demonstrasi dan latihan sangat bermanfaat bagi proses belajar mengajar yang berorientasi pada keterampilan jasmaniah (kecakapan ranah karsa) (Syah, 2000). Peneliti merencanakan metode penyuluhan dengan cara di sampaikan dengan ucapan dan tertulis serta sasaran diberi kesempatan untuk mencoba sendiri, karena tujuan penyuluhan yang ingin dicapai peneliti mencakup 3 bidang di atas. Media penyuluhan (alat-alat bantu untuk mempermudah penyampaian penyuluhan) menurut Machfoedz (2005) dibagi menjadi 3, yaitu: media cetak (leaflet, poster dan lain-lain), media elektronik (slide, televise, radio, VCD) dan media papan (billboard). Media penyuluhan yang peneliti gunakan berupa media cetak (booklet) dan pantum. 2. Pendidikan Kesehatan Secara definisi pendidikan kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama dalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level dan Clark mengatakan adanya 4 tingkatan pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat yakni : Health promotion (peningkatan / promosi kesehatan), specific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi), early diagnosis dan

9 prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera), disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan), rehabilitation (pemulihan). Dalam konteks itu, pendidikan kesehatan peningkatan kesehatan. Sedangkan pengertian yang kedua, pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan, atau menjual kesehatan. Dengan perkataan lain, pendidikan kesehatan adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima, atau membeli (dalam arti menerima perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. 3. Strategi penyuluhan kesehatan. Yaitu teknik atau bagaimana cara untuk mencapai atau mewujutkan visi dan misi penyuluhan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna. Strategi penyuluhan kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu : a. Advokasi (Advocacy) adalah kegiatan untuk menyakinkan ibu-ibu post partum dengan kriteria bayi sehat, agar membantu atau mendukung program penyuluhan teknik pijat bayi. b. Dukungan sosial (social support) adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat, dengan tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat sebagai jembatan

10 antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program kesehatan). Untuk memberikan dukungan tentang penyuluhan teknik pijat bayi pada ibu-ibu yang paling dekat adalah keluarga terutama ayah dan nenek bayi. c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) adalah strategi penyuluhan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung.tujuannya untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk pemberdayakan ibuibu post partum tentang teknik pijat bayi ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain: penyuluhan teknik pijat bayi, pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan skill tentang teknik pijat bayi. 4. Faktor pendukung a. Faktor predisposisi (predisposisi factors) adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada seseorang atau masyarakat. Faktor-faktor yang dapat mendukung tercapainya penyuluhan teknik pijat bayi adalah pengetahuan dan sikap ibu-ibu terhadap teknik pijat bayi. b. Faktor pemungkin (enabling factors) adalah sarana, prasarana yang memfasilitasi terjadinya prilaku seseorang atau masyarakat. Untuk mendukung ibu-ibu dalam melakukan pijat bayi, ibu-ibu difasilitasi panduan teknik pijat seperti leaflet,vcd atau klinik-klinik yang ada panduan pijat bayi.

11 c. Faktor penguat (reinforcing factors) adalah masyarakat sudah tahu tentang kesehatan dan mamfaatnya tapi masyarakat masih banyak yang tidak memperhatikan.untuk memberikan penguat pada ibu-ibu post partum melibatkan keluarga dan pantauan dari KIA yang bersangkutan. D. Bayi 1. Pengertian Bayi adalah anak usia 1 bulan sampai denga usia 12 bulan. Periode infant mengalami peningkatan perkembangan motorik, kognitif dan sosial. melalui kebersamaan dengan orang tua, bayi membuka kepercayaannya dalam dunia atau lingkungannya sebagai dasar untuk hubungan interpersonal mendatang. Bulan pertamakehidupan merupakan masa yang kritis, meskipun periode infant sering berbeda dengan petunjuk yang ada dalam buku, dikarenakan penyesuaian menyeluruh fisik infant ke keadaan diluar uterus dan penyesuaian psikologis orang tua. (Nicki & Alan dalam Mutia, 2006 ). 2. Tumbuh kembang bayi Pijat akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dengan sentuhan atau pijatan anak lebih aktif dan reflek hisap lebih kuat. Bila pijatan dilakukan secara rutin terus menerus menjadikan anak tetap sehat dan cerdas. (Elisabet Hurlock, 2008)

12 Pembagian tahap-tahap perkembangan bayi sesuai usia menurut Ma`ruf Ma`sum (2007) adalah sebagai berikut : a. Usia 1-6 bulan Pada usia bayi 1 bulan aktivitas yang efektif adalah pemberian makan atau susu secara rutin dan perkiraan siklus tidur bayi. Interaksi sosial yang terjadi antara orang tua dan bayi sangat penting bagi perkembangan emosi dan kognitif bayi. 1) Perkembangan fisik Pada minggu pertama usia bayi berat badan bayi berkurang 10% dari awal kelahiran dikarenakan adanya pengeluaran cairan ekstravaskuler yang banyak dan kurangnya asupan cairan atau makanan. Bayi akan memperlihatkan refleks primitive seperti menggenggam, menghisap, memberikan respon terhadap suarasuara mengejutkan. Sekitar usia 2 bulan bayi akan mulai memberi respon senyuman dengan tatapan mata yang lebih terfokus dan merasakan rasa sayang orangtua. Bayi akan mengadakan gerakan jika tengkurap. Bulan-bulan berikutnya perkembangan bayi semakin pesat pada jaringan ubuh dan interaksi dengan orang lain. Pada usia 3-4 bulan bayi mulai mengangkat kepala dari posisi tengkurap, dapat menahan kepala saat duduk, bersuara bila diajak bicara.

13 2) Perkembangan Kognitif Perkembangan yang terlihat adalah aktivitas penglihatan, sensor gerak, penciman dan respon pendengaran. Pada usia 4 bulanan mulai tertarik dengan lingkungan sekitar, tidak hanya terfokus pada ibunya saja. Bayi mulai pecicilan menoleh kekiri kanan dan melihat ke luar. Bayi juga akan memperlihatkan tubuhnya sendiri, melihat dan memegang tangannya, bersuara, meniupkan gelembung udara, Sebelum pijat bayi dilaksanakan, perlu dipersiapkan Kesemuanya merupakan tahap kognitif bayi terhadap keingintahuan. 3) Perkembangan Emosi Kepercayaan merupakan langkah dasar psikologi bayi, kemudian berkembang sesuai bertambahnya usia dan bayi mulai menangis ketakutan bila merasa tidak nyaman. Pada usia mulai masuk 4 bulan emosi bayi akan terlihat dari luar seperti kemarahan, kesenangan, ketertarikan, takut, jijik, terkejut ditunjukkan dengan ekspresi wajahnya. b. Usia 6-12 bulan Pada usia 6-12 bulan terjadi peningkatan pergerakan dan keingintahuan tentang keadaan sekitar, adanya peningkatan pengertian kognitif dan kemampuan komunikasi. Bayi akan berkembang terus

14 secara bertahap dan karakter dari orang tua akan tampak tetapi tetap ada perbedaan. 1) Perkembangan Fisik Pertumbuhan fisiknya meningkat secara lambat, pada usia 7 bulan bayi akan mulai berguling ketika terlentang dan memalingkan kepala pada orang berbicara lalu pada usia 9-10 bulan bayi akan mulai duduk dari posisi berbaring, berpindah dan merangkak, mendorong untuk berdiri, dapat memungut benda diantara jari-jari dan ibu jari tangannya, dapat memegang gelas untuk minum serta mulai berjalan dengan bimbingan. Mengalami pertumnuhan gigi dan tulang secara bertahap. Mulai mengeluarkan ocehan kata-kata seperti da, m. 2) Perkembangan kognitif Pada awalnya benda-benda yang dipegang akan dimasukkan dalam mulut. Bila melihat benda akan diambil, diperhatikan, dipindahkan dari tangan satu ketangan lain, dibuang. Mulai mengenal dan menolak orang asing, kemudian meniru orang dewasa dan berteriak mencari perhatian 3) Perkembangan emosi Terjadi perkembangan respon patuh dengan perubahan sosialnya dan perkembangan bicara. Memperlihatkan berbagai emosi dengan ekspresi wajah dan tingkah lakunya secara lebih nyata. Tertawa dan menangis secara tiba-tiba. Bayi yang biasa

15 tidur sepanjang malam akan bangun dan menangis, hanya karena ingin mengetahui bahwa orang tuanya berada disampingnya. E. Pijat Bayi 1. Pengertian Pijat bayi adalah suatu teknik sentuhan yang dapat memberikan manfaat pengobatan. Praktek pijat ini sudah dikenal sejak zaman dahulu karena manfaatnya.bagi bayi pijat atau sentuhan kasih sayang yang diberikan ibu menambah hubungan ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayinya, lebih dari itu pijat akan memberikan ketentraman yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan bahagia,percaya diri dan aman secara emosional (Alan & Nicki dalam Mutiah, 2006 ) 2. Tujuan Pijat bayi adalah Menolong memperluas pengertian kita tentang efek sentuhan terhadap perilaku bayi serta memberikan informasi berharga tentang efek berbagai tipe sentuhan. 3. Manfaat pijat bagi bayi antara lain Memberikan rasa aman yaitu dengan adanya kontak fisik secara positif antara anak dan orang tua, maka anak merasa bahagia dan dicinta, Meningkatkan kesehatan umum yaitu bayi yang disentuh dengan kasih sayang jarang menangis dan jarang sakit. Memperbaiki sirkulasi dan

16 menambah sistem kekebalan, mengatasi rasa sakit dan gejala penyakit, meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi, meningkatkan kesadaran fisik, kekuatan otot-otot dan membuat persendian lebih lentur, mengajarkan berkomunikasi nonverbal dan memberi kemampuan bersosialisasi sejak dini. 4. Manfaat pijat bayi bagi orang tua Memberikan relaksasi yaitu dimana orang tua dalam memberikan sentuhan fokus pada bayinya, maka orang tua akan merasa rilek dan menyenangkan, Mengembangkan kepekaan yaitu dengan sentuhan atau pijatan yang sering kita lakukan, maka kita akan mudah membaca atau lebih memahami reaksi bayi, Membangun percaya diri yaitu para orang tua akan nyaman dalam menangani bayinya, Menguatkan jalinan antar orang tua dan bayi dengan komunikasi non verbal yang memberi kemampuan bersosialisasi. (Alan & Nicki dalam Mutiah, 2006) Berdasarkan dari hasil penelitian (Herminia Cifra Lopez, 1999 ) ternyata pijat pada bayi mempunyai dampak positif yang dapat mempertahankan kesehatan bayi, yaitu : Dampak biokimia yang positif: Penurunan kadar hormon stress (catecholamine), Peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) terutama IgG, IgA dan IgM, Dampak klinis yang positif : Peningkatan jumlah sel dan daya racun (sitoktositas) dari system imunitas (sel pembunuh alami/natural killer cell). Dampak klinis yang positip tersebut antara lain: mengubah gelombang otak secara

17 positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pernafasan serta pembuangan, meningkatkan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit, meningkatkan hubungan orang tua dan bayi (bonding), mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan produksi ASI (Rusli, 2001) Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah lahir. Jadi dapat di lakukan kapan saja sesuai kegiatan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sampai usia enam sampai tujuh bulan.pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, bisa juga pemijatan dilakukan malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih lelap. Tindakan pijat di kurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Menginjak usia enam bulan pemijatan dua hari sekali sudah memadai (Luize, 2006). 5. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pemijatan antara lain : Tangan bersih dan hangat, ruangan untuk memijat di usahakan hangat dan tidak pengap, bayi sudah selesai makan / minum dan tidak lapar, hindari kuku dan perhiasan tidak menggores pada kulit bayi, menyediakan waktu khusus, minimum 15 menit dan tidak boleh tergesagesa, duduk dengan posisi yang tenang dan nyaman,.baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih, siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/lotion), mintalah ijin pada

18 bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara. 6. Beberapa hal yang dianjurkan selama melakukan pemijatan (Luize, 2006), antara lain : Memandang mata bayi disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung, Bernyanyilah atau putarlah lagu-lagu yang tenang/lembut untuk menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung, Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan, Sebelum melakukan pemijatan, lumurilah kedua telapak tangan pemijat dengan baby oil/lotion yang lembut sesering mungkin, Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki karena umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari badannya Urutan pemijatan bayi dianjurkan mulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri bagian punggung, Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi, bila bayi menangis cobalah menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Bila bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan, mungkin bayi minta digendong, disusui atau sudah mengantuk dan ingin tidur, mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir, agar bayi merasa segar dan bersih setelah dilumuri

19 baby oil/lotion. Lakukan konsultasi pada dokter untuk mendapat keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi,hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan baby oil/lotion. 7. Beberapa hal yang tidak dianjurkan dalam menerapkan pijat bayi (Lueiz, 2006), yaitu : Jangan memijat bayi langsung setelah makan, Jangan membangunkan bayi khusus untuk pemijatan, Jangan memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat, Jangan memijat pada saat bayi tak mau dipijat, Jangan memaksa posisi pijat tertentu pada bayi. 8. Cara memijat berdasarkan usia bayi (Roesli, 2001), yaitu : a. Bayi umur 0-1 bulan Disarankan hanya diberi gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu diingat bahwa sebelum tali pusat lepas, sebaiknya tidak dilakukan peijatan didaerah perut. b. Bayi umur 1-3 bulan Disarankan diberikan gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebuh singkat c. Bayi umur 3 bulan 3 tahun

20 Disarankan agar seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan ringan dalam waktu yang makin meningkat. Menurut Roesli, 2001 teknik pemijatan bayi usia 0-3 bulan yang benar adalah sebagai berikut: 1) Sentuhan relaksasi (Touch Relaxation) Yaitu berupa goyangan ringan, tepuk-tepuk halus, atau ayunanayunan lembut. Sentuhan ini dapat dikerjakan disetiap badan bayi seperti didaerah tangan, pundak dan perut dengan cara yang sama. Untuk bagian pundak misalnya, tepuk-tepuklah dan goyangkan secara halus kedua pundak dengan kedua tangan kita sambil mengajak bicara. Sentuhan ini dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. 2) Gerakan Peregangan Lembut Berupa sentuhan atau pemijatan lanjutan dari pemijatan utama. Setelah pemijatan otot bayi jadi hangat dan rilek, jadi kita dapat melakukan peregangan anggota geraknya dan mobilisasi sendinya dengan aman.peregangan ini dapat dilakukan pada akhir pemijatan atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan sebayak 4-5 kali. a) Menyilang tangan Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Setelah itu, luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi setiap gerakan 4-5 kali.

21 b) Membentuk diagonal tangan-kaki : Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi diatas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula, Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan diatas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. c) Menyilang kaki : Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan keatas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula, Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. d) Menekuk kaki bergantian : Pegang pergelangan kaki kanan bayi dalam posisi lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut, pegang kaki kiri bayi dalam posisi lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut. e) Menekuk kaki bersamaan Gerakan seperti menekuk kaki tetapi dengan menggunakan kaki secara bersamaan.

22 F. Kerangka Teori Pengetahuan secara kognitif dibagi menjadi : 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Penyuluhan Kesehatan : 1. Advokasi 2. Dukungan sosial 3. Pemberdayaan masyarakat Pengetahuan dan Ketrampilan tentang Pijat Bayi Ibu post partum dengan kriteria bayi hidup Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu tentang : 1. Tumbuh kembang bayi 2. Tujuan pijat bayi 3. Manfaat pijat bayi bagi bayi 4. Manfaat pijat bagi ibu Gambar 2.1. Kerangka Teori (Niki & Alan dalam Mutiah, 2006) G. Kerangka Konsep Intervensi penyuluhan teknik pijat bayi Pre test - Pengetahuan - Ketrampilan Post test - Pengetahuan - Ketrampilan Gambar 2.2. Kerangka Konsep

23 H. Hipotesis 1. Ada pengaruh penyuluhan teknik pijat bayi terhadap pengetahuan ibu tentang teknik pijat bayi. 2. Ada pengaruh penyuluhan teknik pijat bayi terhadap keterampilan ibu melakukan pijat bayi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian penyuluhan a. Penyuluhan kesehatan adalah usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi LAMPIRAN 75 76 Lampiran 1. Catatan Observasi CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... No. Observasi Umur L/P Jumlah jam Tidur dalam 24 jam Berapa Kali terbangun dalam 1 x tidur malam hari

Lebih terperinci

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. MODUL PIJAT BAYI Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November 2007 Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2007

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik perkembangan aspek fisik, motorik, intelektual,

Lebih terperinci

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Ikatan kasih sayang antara ibu dan anak sangatlah penting, tidak adanya ikatan kasih sayang antara ibu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Pijat Bayi Pijat bayi adalah pemijatan lembut pada tubuh bayi yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi mtrik pada bayi, mengurangi masalah tidur serta memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak

Lebih terperinci

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 -1 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MASA BAYI

PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar. Pijat bayi sebenarnya tidak hanya bermanfaat untuk fisik si kecil, tetapi juga bisa menjadi sarana dimana Anda dan bayi Anda bisa berduaan dalam suasana rileks dan menyenangkan. Bahkan, bagi para ibu baru

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation/ the best crawl) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Definisi Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008). Inisiasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BOUNDING ATTACHMENT. SITI NUR UMARIYAH F., S.Si.T

BOUNDING ATTACHMENT. SITI NUR UMARIYAH F., S.Si.T BOUNDING ATTACHMENT SITI NUR UMARIYAH F., S.Si.T Pendahuluan Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

Pada akhir bulan pertama, biasanya bayi dapat:

Pada akhir bulan pertama, biasanya bayi dapat: Apakah anda orang tua baru yang sering khawatir dengan perkembangan si kecil? "Kok udah sekian bulan masih belum bisa gini... belum bisa gitu??" "Normal ga sih umur segini belum bisa gini?" Mungkin itu

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun)

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai progresif

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN BAYI NEONATAL CIRI-CIRI BAYI NEONATAL Merupakan periode tersingkat Terjadi penyesuaian radikal Merupakan masa terhentinya perkembangan Merupakan pendahuluan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep

TUMBUH KEMBANG ANAK. By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep TUMBUH KEMBANG ANAK By. Nur Asnah,S.S.Kep.Ns.M.Kep TUMBUH KEMBANG TUMBUH : BERTAMBAHNYA SEL-SEL TUBUH/ UKURAN TUBUH BERTAMBAH BERKAITAN DENGAN HAL FISIK YANG TERLIHAT TINGGI BADAN & BERAT BADAN Pertumbuhan

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, antara lain diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Baby Spa a. Pengertian Baby Spa Spa merupakan ungkapan latin dari salus per aquam yang secara harfiah berarti sehat melalui air. Melalui kegiatan spa, bayi

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana sains terapan fisioterapi oleh: NURNARITA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inisiasi Menyusu Dini 2.1.1 Definisi IMD Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Definisi Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation/ the best crawl) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training Toilet training atau latihan berkemih dan defekasi adalah salah satu tugas perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Mimatun Nasihah* dan Siti Rodliyatun** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prakti prientasi pasien baru 1. Pengertian Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Purwadarminta, 1999). Dalam konteks keperawatan orientasi

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Nia Triswanti 1 ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU Erni Arifa Muniro Yanti, Siti Solikhah Korespondensi: Siti Solikhah, d/a : STiKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kolostrum 2.1.1 Pengertian Kolostrum merupakan air susu yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa,

Lebih terperinci

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) G25.1 NAMA ANAK: NO ART:[ ] [ ] G25.1B G25.2 G25.3 G25.4 G25.5 G25.6 Apakah [ANAK] lahir lebih Berapa minggu [ANAK] lahir lebih awal HITUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar. atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun (Yusuf, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar. atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun (Yusuf, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anak Sekolah Dasar a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar Masa anak usia sekolah dasar merupakan masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Secara relatif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI KOMUNIKASI PADA BAYI DAN BALITA A. PENGERTIAN KOMUNIKASI Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara

Lebih terperinci

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU Anik Lestari, dr. M Kes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS Solo Pokok-pokok bahasan dalam perkuliahan Pengertian promosi kesehatan, pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Imunisasi Dasar Tubuh manusia pada dasarnya mampu melawan zat asing (Bakteri, Virus, Racun dan sebagainya) dengan mengaktifkan sistim kekebalan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Oleh: Prof.Dr. Siti Partini Suardiman Drs. Hiryanto, M.Si

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Oleh: Prof.Dr. Siti Partini Suardiman Drs. Hiryanto, M.Si BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI Oleh: Prof.Dr. Siti Partini Suardiman Drs. Hiryanto, M.Si Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D Dra. Purwandari, M.Si Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Rosita Endang Kusmaryani, M.Si yulia_ayriza@uny.ac.id

Lebih terperinci

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN PELATIHAN TERAPI PIJAT BAYI PADA ORANG TUA DI DESA PESAYANGAN UTARA, MARTAPURA

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012 ISSN PELATIHAN TERAPI PIJAT BAYI PADA ORANG TUA DI DESA PESAYANGAN UTARA, MARTAPURA PELATIHAN TERAPI PIJAT BAYI PADA ORANG TUA DI DESA PESAYANGAN UTARA, MARTAPURA Noor Mariani, Borneo Yuda Pratama, Valentino Beny, Widiantoro Saputro, dan Devi Rahmayanti Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nifas Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinyamelahirkan atau berari masa setelah melahirkan. Masa nifas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTORIK KASAR 2.1.1 Motorik Kasar Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat, memanjat,berlari, berjinjit,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai pengertian perkembangan, pengertian emosi, dan pengertian pendidikan anak usia dini. A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan 175 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Gerak dan irama dalam bentuk lagu dapat digunakan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

Perkembangan Emosi Pada Bayi

Perkembangan Emosi Pada Bayi Perkembangan Emosi Pada Bayi Oleh Sutji Martiningsih Wibowo Sumbangan tulisan untuk Buletin Akhwat Yayasan Islam Paramartha Pilihan topik bahasan kali ini adalah Perkembangan emosi pada bayi yang mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI Siskana Dewi Rosita 1), Gipfel Remedina 2) Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Papahan, Tasikmadu, Karanganyar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. INISIASI MENYUSU DINI 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak 1 TOILET TRAINING A. Pengertian Toilet Training Toilet Training pada anak adalah latihan menanamkan kebiasaan pada anak untuk aktivitas buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya (toilet). B. Tanda-Tanda

Lebih terperinci

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan

Lebih terperinci

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA Inisiasi subjek : Tanggal / waktu penelitian : Intervensi yang dilakukan Petunjuk : Tehnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun

Lebih terperinci