Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran Tanggapan Temuan BPKP"

Transkripsi

1 KMW 9 (JAMBI) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO IND DAN LOAN IBRD NO IND 1. KABUPATEN BENGKALIS 1. Perencanaan kegiatan yang disusun oleh BKM/ KSM belum memadai. Berdasarkan hasil audit ditemukan kondisi sebagai berikut : - Proposal pembangunan saluran air yang diusulkan oleh KSM Mawar dan KSM Bambu Kuning volumenya lebih kecil dari seharusnya berdasarkan PJM Pronangkis/ BAPPUK pada BKM Kurnia Kelurahan Bengkalis Kota. Perubahan tersebut karena kesalahan perencanaan, yaitu tidak jelasnya ukuran saluran air yang direncanakan pada BAPPUK. Selain itu, tidak terealisasinya swadaya masyarakat sebesar Rp ,00 pada KSM Bambu Kuning. - Kegiatan penyemprotan (fogging) pada BKM Damon Sejati Kelurahan Damon tidak diajukan proposalnya karena menurut saran Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, fogging tidak boleh dilaksanakan jika belum ada wabah demam berdarah, kemudian dana tersebut dialihkan untuk menambah kegiatan santunan jompo, fakir miskin, dan yatim piatu - Proposal pelatihan bordir yang diusulkan KSM semangka pada BKM Damon Sejati Kelurahan Damon tidak terealisasi karena tidak ada peserta dari kelompok sasaran yang bersedia menyiapkan dana swadaya sehingga ditunda pelaksanaannya pada tahap berikutnya. - Proposal pembangunan saluran air gang diajukan oleh KSM Berkah sepanjang 800 m dari seharusnya berdasarkan PJM Pronangkis/ BAPPUK pada BKM Mardhotillah Desa Senggoro sepanjang m. Perubahan tersebut karena kesalahan perencanaan, yaitu tidak jelasnya ukuran saluran air yang direncanakan pada BAPPUK. Namun perubahan-perubahan tersebut tidak didukung oleh adanya Berita Acara Pertemuan KSM/ Panitia dan adanya pengesahan dan pembahasan oleh Rapat Anggota BKM. Selain itu, masih terdapat proposal yang belum didukung oleh gambar rencana sebagai dasar perhitungan volume. Seharusnya, - PJM Pronangkis/ BAPPUK merupakan hasil kesepakatan seluruh masyarakat dan didasarkan atas kesiapan, keswadayaan, dan kemandirian masyarakat. - Setiap perubahan PJM Pronangkis/ BAPPUK harus didukung oleh Berita Acara Pertemuan yang dibahas dan disahkan rapat anggota BKM. - Proposal yang diajukan KSM didukung dengan perhitungan yang memadai. Terhadap kondisi tersebut kepada Bupati Bengkalis melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP direkomendasikan untuk menginstruksikan : 1) Koordinator BKM Kurnia Kelurahan Bengkalis Kota agar: - Mengkoordinasikan KSM Mawar dan Bambu Kuning untuk mengadakan pertemuan membahas perubahan volume kegiatan dan disahkan rapat anggota BKM dengan membuat Berita Acara serta diverifikasi oleh KMW - Mengkoordinasikan KSM Bambu Kuning mengupayakan swadaya masyarakat untuk pembangunan saluran air. 2) Koordinator BKM Damon Sejati Kelurahan Damon mengkoordinasikan KSM Semangka untuk mengadakan pertemuan membahas perubahan volume dan disahkan rapat anggota BKM serta diverifikasi oleh KMW. 3) Koordinator BKM Mardotillah Desa Senggoro mengkoordinasikan KSM Berkah untuk mengadakan pertemuan membahas perubahan volume kegiatan saluran air dengan membuat Berita Acara dan disahkan rapat anggota BKM serta diverifikasi oleh KMW. 4) Koordinator BKM dan UP saat menilai kelayakan proposal KSM harus dilengkapi gambar rencana dan perhitungan yang memadai. Tim Fasilitator agar lebih efektif melaksanakan pendampingan kepada BKM dan UP dalam membuat BAPPUK dan menilai kelayakan proposal. Di dalam Tahap Pembelajaran melalui P2KP masyarakat diajak belajar bersama secara bertahap termasuk dalam Proses pembuatan Proposal yang dipandu oleh Faskel, BKM dan UP - UP sampai masyarakat memahami betul proses pembuatan proposal. Kemudian juga Gambar Rencana Kegiatan, pada tahap awal masyarakat diajak belajar bagaimana membuat Gambar Rencana yang dapat dipahami oleh masyarakat itu sendiri. berbeda dengan Gambar rencana di proyek harus menggunakan DED. Untuk meningkatkan kemampuan BKM di Kabupaten Bengkalis agar memahami Substansi dengan benar, memang Tim Korkot - 3 Riau sedang berupaya melakukan kegiatan Coaching ke BKM, UP - UP, Sekkretariat. Hasil penjelasan dari BKM dan KSM Bambu Kuning, bahwa usulan yang terdapat di Proposal adalah sepanjang 40 meter dengan Dana P2KP sebesar ,- Hasil pekerjaan yang diperoleh adalah 42 meter, dengan menghabiskan dana sebesar Rp ,- masih terdapat sisa dana sebesar Rp ,-dan sekarang disimpan direkening BKM, dengan tujuan sisa dana ini akan dibahas kembali oleh BKM Up-UP dan KSM untuk dialokasikan ke Kegiatan Lain. Bukti pendukung dalam tahap pengumpulan data.paling lambat tanggal 30 Nopember 2007 dapat diselesaikan.

2 Pemasalahan ini disebabkan: - BKM belum memahami ketentuan tentang kewajiban membuat Berita Acara pertemuan KSM dan disahkan oleh Rapat Anggota BKM atas setiap perubahan terhadap BAPPUK. - Kurang memadainya pendampingan oleh konsultan (tim fasilitator kabupaten) kepada BKM dalam hal, menyusun PJM Pronangkis/ BAPPUK yang meliputi pembuatan perencanaan pekerjaan, kesediaan swadaya masyarakat, - Penilaian Kelayakan proposal oleh Unit Pelaksana pada BKM belum optimal. Kelemahan tersebut mengakibatkan, PJM Pronangkis belum dapat digunakan secara optimal dalam penanggulangan kemiskinan pada kelurahan/ desa penerima manfaat. 2. Dana APBD yang mendukung Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) belum dapat direalisasikan. PJM Pronangkis yang disusun oleh seluruh BKM di Kecamatan Bengkalis memuat rencana penangulangan kemiskinan tingkat kelurahan/desa untuk tiga tahun ke depan yaitu 2006, 2007, dan Pembiayaan atas rencana tersebut direncanakan bersumber dari swadaya murni masyarakat, dana BLM dari P2KP, APBD Pemda Bengkalis, dan sumberdana lainnya. Namun berdasarkan wawancara dengan pihak BKM dan PJOK, sumber dana dari APBD kemungkinan besar tidak dapat dianggarkan untuk tahun 2008 sebab belum digunakan sebagai salah satu bahan dalam Musrenbang. Seharusnya, sesuai dengan pedoman umum, peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan P2KP tidak hanya terbatas pada peran monitoring, supporting, dan legitimator melainkan juga peran-peran fasilitasi, koordinasi, supervisi dan turut implementasi dalam beberapa kegiatan. Terhadap permasalahan kepada Bupati Bengkalis tersebut kami rekomendasikan agar menginstruksikan: - Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis selaku Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Bengkalis - Melaksanakan konsultasi publik PJM Pronangkis sehingga dapat digunakan sebagai bagian dari strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bengkalis. - Menggunakan PJM Pronangkis sebagai bagian dari strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bengkalis. - KMW agar aktif melaksanakan fasilitasi PJM Pronangkis ke Pemerintah Daerah. Hal ini disebabkan - KMW yang terdiri dari Korkot, Asisten Korkot, dan Tim Faskel belum optimal dalam melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi kepada Pemerintah Daerah. - Dukungan Pemerintah Daerah melalui Tim Koordinasi P2KP/ Komite Penanggulangan Kemiskinan di Daerah (KPK-D) belum optimal, salah satunya konsultasi PJM Pronangkis tingkat kabupaten belum dilaksanakan. Akibatnya, tujuan proyek tidak tercapai dengan optimal untuk meningkatkan akses bagi masyarakat miskin perkotaan dalam mengakses pelayanan sosial, prasarana, dan pendanaan khususnya dari Pemda Bengkalis.

3 2. KABUPATEN SIAK 1. Terdapat Dana untuk Kegiatan Sosial yang belum Disalurkan Berdasarkan hasil audit pada BKM Tuah Negeri Desa Benteng Hilir dan BKM Bersatu Desa Paluh, terdapat dana sosial untuk santunan fakir miskin masingmasing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 yang belum disalurkan sesuai proposal kepada yang berhak. Hal tersebut terjadi karena ketidakcermatan panitia/bkm dalam membuat rencana kegiatan sosial santunan fakir miskin sebagai akibat dari ketidakoptimalan pendampingan yang dilakukan Faskel. fakir miskin di Desa Benteng Hilir terlambat menerima santunan yang menjadi haknya dan BKM Tuah Negeri terancam terlambat menerima BLM tahap II karena pemanfaatan BLM tahap I belum mencapai 95%. 2. Pembukaan Jalan Baru belum Dilaksanakan dengan Baik Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik terhadap pelaksanaan pembukaan jalan baru yang dilaksanakan KSM 1 BKM Tuah Negeri Desa Benteng Hilir, dengan biaya P2KP III sebesar Rp ,00, ditemukan: (1) Jalan yang dibuka tidak sepenuhnya sesuai dengan peta situasi/denah dalam proposal kegiatan (2) Terdapat kekurangan pemasang-an gorong-gorong 1 m (3) Dari m jalan yang dibuka, 274 m di antaranya dikerjakan dengan alat berat. (4) Jalan sepanjang 726 m yang dibuka dengan cara manual, kondisinya masih belum rata dan masih terdapat tunggul pohon yang belum dibersihkan Pertanggungjawaban penggunaan dana sebesar Rp ,00 dilakukan dalam bentuk kuitansi tanpa meterai. Seharusnya pekerjaan pembuatan jalan dilakukan sesuai proposal. Kondisi tersebut disebabkan tidak optimalnya pendampingan yang dilakukan Faskel terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan KSM 1 BKM Tuah Negeri. Akibatnya jalan yang dibuka belum sepenuhnya dapat digunakan oleh masyarakat. 3. KSM belum Membuat Catatan Inventaris yang Dimilikinya Berdasarkan hasil audit, KSM Semangat Muda BKM Sido Maju Desa Benteng Hulu dan KSM Mandiri BKM Barokah Kelurahan Kampung Dalam, terhadap barang inventaris/peralatan yang dibeli belum diberi penomoran, label, dan belum dicatat dalam Buku Inventaris KSM Hal tersebut disebabkan kekurangpahaman KSM sebagai akibat ketidakoptimalan pendampingan yang dilakukan Faskel. Kami rekomendasikan kepada Bupati Siak melalui Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Siak agar memerintahkan Koordinator BKM Tuah Negeri Desa Benteng Hilir dan BKM Bersatu Desa Paluh untuk segera menyalurkan dana sosial melalui panitia/ksm yang mengusulkan sesuai proposal yang diajukan. Kami rekomendasikan kepada kepada Bupati Siak melalui Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Siak agar memerintahkan Ketua KSM 1 BKM Tuah Negeri Desa Benteng Hilir untuk: (1) menyempurnakan pekerjaan pembuka-an jalan baru dengan menambah pemasangan 1 buah goronggorong, membersihkan tunggul pohon yang masih ada, dan meratakan jalan. (2) Melengkapi bukti pembayaran dengan kuitansi bermeterai. Kami rekomendasikan kepada: (1) Bupati Siak melalui Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Siak agar memerintahkan Koordinator BKM Sido Maju dan BKM Barokah untuk menginstruksikan Ketua KSM Semangat Muda dan Ketua KSM Mandiri memberi label/nomor inventaris pada peralatan pelatihan bengkel motor dan peralatan pesta dan mencatatnya dalam buku inventaris KSM. Dana kegiatan Sosial yang belum dicairkan, karena ada kendala Koordinator Lama meninggal Dunia, maka saat ini sedang mempelajari proposal kembali Korkot - 3 Riau sedang melakukan pengembangan Kapasitias kepada Tim Faskel, dengan tujuan Tim Faskel memahami substansi Penyusunan PJM Pronangkis, Penyusunan Proposal, LPJ dan daftar larangan untuk dibangun P2KP Korkot - 3 Riau telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa jika kegiatan Prasarana telah selesai maka diharuskan membentuk Tim Pemelihara, agar kegiatan yang telah dibangun dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak KSM 1 BKM Tuah Negeri telah melengkapi bukti pembayaran diatas satu Juta dengan dilengkapi materai Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam Administrasi, Korkot - 3 Riau telah mensepakati pada hasil KBIK tanggal 25 September 2007, bahwa Asisten Koordinator Kota Bidang Kredit Mikro, untuk melakukan Coaching secara berjenjang dan berkal kepada Faskel Ekonomi, Sekretariat BKM, UPK sampai kepada KSM. sehingga masyarakat memahami

4 Akibatnya, terbuka membuka peluang penyalahgunaan peralatan pelatihan bengkel motor oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 4. Penggunaan Dana Pembersihan Parit tidak Sesuai Pedoman Berdasarkan hasil audit, terdapat penggunaan dana kegiatan pembersihan parit yang tidak sesuai pedoman, yaitu untuk bantuan transportasi bagi Unit Pengelola Lingkungan (UPL) BKM Bina Lestari Kelurahan Kampung Rempak, sebesar Rp ,00. Kondisi tersebut disebabkan ketidakpahaman KSM dan UPL terhadap ketentuan-ketentuan penggunaan dana BLM sebagai akibat dari ketidakoptimalan pendampingan yang dilakukan Faskel, sehingga mengakibatkan kerugian keuangan BKM sebesar Rp , Pelaksanaan Kursus Komputer tidak Sesuai Ketentuan KSM Jaya Fakta BKM Bina Lestari Kelurahan Kampung Rempak mengadakan pelatihan kursus komputer dengan biaya Rp ,00 untuk 10 orang peserta warga miskin. Berdasarkan hasil audit, biaya yang diperlukan untuk pelatihan tersebut hanya Rp ,00 dan hanya 5 orang peserta yang aktif. Kondisi tersebut terjadi disebabkan kesengajaan Ketua KSM dan kurangnya pengawasan Koordinator BKM terhadap pelaksanaan kegiatan kursus komputer, sehingga mengakibatkan kerugian keuangan BKM sebesar Rp ,00. Menurut Koordinator dan Faskel, hal ini terjadi karena BKM masih dalam tahap pembelajaran KABUPATEN TANJUNGPINANG (2) Koordinator Kota 3 KMW SWK IX agar memerintahkan Faskel Desa Benteng Hulu dan Kelurahan Kampung Dalam untuk secara intensif membantu BKM dalam memroses penatabukuan BKM. Kami rekomendasikan kepada: (1) Bupati Siak melalui Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Siak agar memerintahkan UPL BKM Bina Lestari Kelurahan Kampung Rempak untuk menyetor ke Kas BKM sebesar Rp ,00. (2) Koordinator Kota 3 KMW SWK IX agar memberi teguran kepada Faskel Kampung Rempak karena ketidakoptimalannya dalam melaksanakan pendampingan. Kami rekomendasikan kepada Bupati Siak melalui Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Siak agar memerintahkan Ketua KSM Jaya Fakta BKM Bina Lestari Kelurahan Kampung Rempak, agar: (1) Mempertanggungjawbkan selisih biaya pendidikan dengan cara menyetor ke kas BKM sebesar Rp ,00. (2) Memerintahkan 5 peserta pelatihan komputer yang tidak aktif untuk aktif kembali sampai memperoleh ijasah. proses pembukuan yang baik dan benar, mampu menyusun Neraca, Laba Rugi termasuk manajemen inventaris. agar pendampingan optimal maka dalam KBIK setiap Tim telah menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL), sehingga setiap saat kegiatan Faskel dapat dipantau, dan bagi Faskel yang mangkir dikenakan sanksi yaitu dipotong Gaji 4% Perhari, dan bila tidak ada perubahan Korkot - 3 Riau diberi Amanah oleh SNVT untuk memberhentikan Faskel yang tidak memiliki Komitmen tanpa surat peringatan terlebih dahulu ( Kebijakan ini diputuskan pada tanggal 24 September 2007 pada Forum KBIK di SNVT PBL Riau) Bantuan Transportasi dari 4 KSM ( KSM Rempak Lestari, Kawilan, Perumnas Indah dan Expra Baru) kepada UPL sedang dalam pengumpulan data - data pendukung, direncanakan paling lambat tanggal 30 Nopember 2007 bisa diselesaikan. Untuk menangani kekeliruan di KSM Fakta Jaya masih dalam tahap pengumpulan data - data pendukung oleh BKM maupun Faskel, diharapkan paling lambat tanggal 30 Nopember 2007 dapat diselesaikan. Nama peserta pelatihan sedang diminta keterangan, kenapa sampai tidak menjalankan amanah yang diberikan oleh masyarakat miskin kepada lima peserta tersebut. No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN

5 No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN 1. Laporan pelaksanaan P2KP III belum dibuat dan disampaikan oleh Kelurahan dan PJOK sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Umum Berdasarkan konfirmasi kepada pihak Kelurahan dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) di Kecamatan yang wilayahnya menjadi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan ke III (P2KP III), ternyata Lurah maupun PJOK belum membuat dan meyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III secara berkala kepada jenjang yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaannya Badan Kesuadayaan Masyarakat (BKM) telah menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatannya kepada Lurah dan PJOK, namun Lurah belum membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III di wilayahnya secara bulanan kepada Camat. Begitu juga PJOK, belum membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III di wilayah kerjanya kepada Walikota dengan tembusan kepada Camat, Lurah, dan BKM. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2KP III, Tim Koordinasi Kota Tanjungpinang (Bappeda Kota Tanjungpinang selaku ketua tim koordinator) hanya memperoleh data dari Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota) Kota Tanjungpinang. Seharusnya sesuai dengan Pedoman Umum P2KP III, bahwa secara berkala (setiap bulan) Lurah menyampaikan laporan pelaksanaan P2KP III di wilayahnya kepada Camat, dan PJOK membuat laporan pelaksanaan P2KP III dan menyampaikannya kepada Walikota dengan tembusan kepada Camat, Lurah, dan BKM di wilayahnya. Hal tersebut disebabkan koordinasi di tingkat Kota antara Tim Koordinasi Kota, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), PJOK, dan Lurah belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga Walikota maupun Tim Koordinasi Kota tidak memperoleh informasi pelaksanaan P2KP III dari PJOK sebagai bahan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2KP III maupun bahan evaluasi terhadap kinerja Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota dan Fasilitator Kelurahan). 2. Dana kegiatan pelatihan keterampilan Perbengkelan yang telah dilaksanakan pada KSM Roket di BKM Tanjung Unggat Lestari belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp ,00 Berdasarkan audit atas kegiatan pelatihan keterampilan perbengkelan bagi pemuda pengangguran pada Kelompok Kesuadayaan Masyarakat (KSM) Roket di RT 7 RW III dengan jumlah dana kegiatan sebesar Rp ,00 pada BKM Tanjung Unggat Lestari Kelurahan Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, ternyata dana kegiatan tersebut belum seluruhnya dipertanggungjawabkan. Dana yang sudah dipertanggungjawabkan hanya sebesar Rp ,00 yaitu berupa biaya pembelian peralatan pelatihan, sedangkan sisanya sebesar Rp ,00 belum dipertanggungjawabkan dimana peruntukannya adalah untuk biaya honor instruktur pelatihan, sewa listrik, dan pembelian bahan lainnya. Hasil konfirmasi kepada KSM, BKM, dan Fasilitator Kelurahan, menjelaskan bahwa benar telah dilaksanakan kegiatan tersebut, namun honor instruktur dan harga bahan lainnya belum dibayar oleh KSM Roket karena terhadap anggota KSM yang memegang uang tersebut telah terjadi musibah kehilangan dompet dimana uang kegiatan tersebut ada didalamnya, dan sampai dengan saat audit biaya tersebut belum dibayarkan. Pihak BKM telah melakukan pendekatan kepada pihak instruktur agar bersabar atas belum dibayarnya biaya instruktur dan biaya lainnya tersebut. Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar meminta Tim Koordinasi Kota Tanjungpinang untuk menginstruksikan kepada: 1) Lurah yang di wilayah kerjanya merupakan sasaran P2KP III supaya membuat laporan pelaksanaan P2KP III secara tepat waktu dan menyampaikannya kepada Camat. 2) PJOK supaya membuat laporan pelaksanaan P2KP III secara tepat waktu dan menyampaikannya kepada Walikota dengan tembusan kepada Camat, Lurah dan BKM di wilayah kerjanya masing-masing. Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar memerintahkan Koordinator Kota dan pengurus BKM Tanjung Unggat Lestari untuk memonitor pengembalian dana yang hilang dari KSM Roket dan membayarkan kepada pihak terkait dengan pelatihan yang telah dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan koordinasi di tingkat Kota antara Tim Koordinasi Kota, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), PJOK, dan Lurah belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga Walikota maupun Tim Koordinasi Kota belum memperoleh informasi pelaksanaan P2KP III dari PJOK sebagai bahan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2KP III maupun bahan evaluasi terhadap kinerja Konsultan Manajemen Wilayah (Koordinator Kota dan Fasilitator Kelurahan), sesegera mungkin untuk penjadwalan koordinasi secara komprehensif bagi pelaku P2KP di Tanjung Pinang agar masing-masing paham dan mengerti akan tugas dan peran Pelaku. Namun demikian rekomendasi dari BPK sepenuhnya akan dijalankan dan dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan penuh dengan rasa tanggung jawab Untuk kegiatan tersebut, sudah diselesaikan oleh KSM yang bersangkutan dgn BKM tersebut, dibawah pengendalian dan monitor langsung dari PPK dan BKM serta dari Konsultan. Sehingga hasilnya bahwa dana tersebut telah diselesaikan oleh KSM yang bersangkutan. Dan telah dibayarkan kepada instruktur pelatihan tersebut.

6 No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN Seharusnya dana pelatihan keterampilan perbengkelan yang telah selesai dilaksanakan tersebut telah dipertanggungjawabkan setelah selesainya dilaksanakan pelatihan. Hal tersebut disebabkan hilangnya dana sebesar Rp ,00 dari tangan pengurus KSM Roket atas nama Niko Rahmayana pada tanggal 10 April 2007, dimana yang bersangkutan kehilangan dompet pada saat dana tersebut belum dibayarkan untuk Keperluan pelatihan. Atas kehilangan dompet itu, yang bersangkutan telah melaporkan ke pihak BKM, Kelurahan, dan Kepolisian. Yang bersangkutan berjanji akan mengembalikan dana yang hilang tersebut, namun sampai dengan audit berlangsung dana tersebut belum juga dikembalikan yang bersangkutan. Sisa dana sebesar Rp ,00 telah dikembalikan pihak KSM ke BKM dan BKM masih menahan dana tersebut sambil menunggu pengembalian dana yang hilang dari pengurus KSM Roket dan kemudian akan di bayarkan kepada pihak yang terkait untuk keperluan biaya pelatihan yang telah dilaksanakan. Kondisi tersebut mengakibatkan dana P2KP III yang dipergunakan oleh BKM Tanjung Unggat Lestari belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp , Dana P2KP III tahap I untuk Biaya Operasional Program (BOP) pada 7 (tujuh) BKM belum dipertanggungjawakan Berdasarkan pengujian atas dokumen pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Langsung Tunai (BLM) tahap I untuk 7 (tujuh) BKM, ternyata dana P2KP III untuk BOP masing-masing BKM belum ada bukti pertanggungjawabannya. Hasil pemeriksaan atas arus penggunaan dana dan rekening koran masing-masing BKM serta hasil konfirmasi kepada 4 (empat) BKM (Bestari, Fisabilillah, Tanjung Unggat Lestari, dan Sungai Jang Sejahtera), Fasilitator Kelurahan, maupun Koordinator Kota Tanjungpinang menjelaskan bahwa BOP tersebut telah seluruhnya dipergunakan oleh masing-masing BKM untuk biaya operasional BKM dalam rangka pengelolaan dana BLM, berupa biaya rapat BKM, ATK Unit Pengelola dan Kesekretariatan, biaya Insentif sementara Unit Pengelola dan Kesekretariatan, biaya rumah tangga sekretariat seperti listrik dan telepon, dan biaya transport Unit Pengelola dan Kesekretariatan. Namun sampai dengan audit berlangsung, bukti pertanggungjawaban atas penggunaan dana BOP masing-masing BKM belum dipertanggung jawabkan. Besarnya dana BOP yang belum dipertanggungjawabkan oleh 7 (tujuh) BKM seluruhnya adalah sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: No. Nama BKM dan Kelurahan Jumlah dana BOP 1. BKM Bestari Kelurahan Tanjungpinang Kota Rp BKM Fisabilillah Kelurahan Penyengat Rp BKM Tanjung Unggat Lestari Kel. Tanjung Rp Unggat 4. BKM Sungai Jang Sejahtera Kel. Sungai Jang Rp BKM Bina Karya Mandiri Kel. Tanjungpinang Rp Timur 6. BKM Tanjung Ayun Sakti Kel. Tanjung Ayun Rp Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar memerintahkan Koordinator Kota untuk memonitor masingmasing BKM serta meminta setiap supaya mempertanggunjawabkan penggunaan dana BOP. Untuk pelaporan penggunaan dana BOP BKM pada waktu itu belum ada intruksi dari KMW, bahwa BOP BKM harus dilaporkan seperti halnya dana kegiatan untuk Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan yang memang kegiatan tersebut harus dipertanggung jawabkan penggunaan dananya, namun demikian korkot telah memerintahkan dengan mengeluarkan surat bahwa Penggunaan BOP BKM harus dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana penggunaan dana dari BLM itu sendiri. Dan ketika ada, namun perencanaan tersebut sebetulnya telah ada diperencanaan bahwa dana BOP BKM harus dapat dipertanggung jawabkan, sebelum ada rekomendasi dari BPK. Dan pada perkembangan pada saat ini semua BKM ( 7 BKM ) telah membuat Laporan Penggunaana dana BOP BKM dan pertanggungjawabannya atas dana tersebut,.

7 No KONDISI REKOMENDASI TANGGAPAN Sakti 7. BKM Dompak Mandiri Kel. Dompak Rp Jumlah Rp Seharusnya sesuai dengan pedoman umum P2KP III, bahwa dana BOP dipertanggungjawabkan sebagaimana pertanggungjawaban atas dana BLM yang lainnya. Kondisi tersebut disebabkan kelalaian pihak BKM yang belum membuat bukti pertanggungjawaban atas penggunaan dana BOP, sehingga mengakibatkan penggunaan dana BOP untuk keseluruhan BKM sebesar Rp ,00 belum cukup akuntabel. 4 Perencanaan penggunaan/penarikan Kas dari Rekening Bank oleh BKM Fisabilillah Kelurahan Penyengat belum berdasarkan kebutuhan Berdasarkan analisa atas Rekening Koran BKM Fisabilillah Kelurahan Penyengat dengan nomor rekening , diketahui bahwa dana BLM sebesar Rp ,00 telah masuk ke rekening BKM pada tanggal 19 Desember 2006, namun pada tanggal 15 Januari 2007 dana BLM ditarik tunai dari bank secara keseluruhan sebesar Rp ,00. Hasil konfirmasi dengan pihak BKM dan Fasilitator Kelurahan menjelaskan bahwa kas tersebut disimpan di kas BKM dan alasan penarikan uang tunai sekaligus tersebut karena sebahagian besar kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari 2007 seperti santunan sosial dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2007 dan kegiatan ekonomi dilakukan pada tanggal Januari 2007, sedangkan kegiatan lingkungan dilaksanakan pada akhir bulan Januari dan bulan Februari Dengan demikian tampak bahwa tidak seluruh dana yang telah ditarik dari Bank dipergunakan pada pertengahan bulan Januari Seharusnya penarikan dana dari Bank disesuaikan dengan kebutuhan demi keamanan dalam pengelolaan kas. Hal tersebut disebabkan kelalaian pihak BKM dalam merencanakan penggunaan kas sesuai kebutuhan, sehingga mengakibatkan timbulnya potensi risiko tinggi dalam pengelolaan kas yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Kepada Pejabat Pembuat Komitmen direkomendasikan agar memerintahkan Koordinator Kota supaya memonitor pengelolaan Kas BKM sehingga penggunaan/penarikan kas sesuai dengan kebutuhan. Terkait dengan penarikan dana tersebut, pihak BKM tidak punya maksud jahatn namun untuk kelancaran pemberian dana saja, namun argumen tersebut telah dibantah oleh koordinator P2KP, bahwa korkot telah mengeluarkan intruksi rencana penggunaan dana BLM tahap 1.2 dan 3. dan penarikan dana tersebut disesuaikan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. Dengan spesifikasi. 30 %, 60% dan sisanya 20%. agar kegiatan lebih efektip dan penarikan dana lebih terjamin keamananya serta memudahkan kontrol pada setiap kegiatan tersebut.

8 5. KABUPATEN KARIMUN 1. Kegiatan Pelatihan dan Pemanfaatan Peralatan Pelatihan yang Berpotensi Tidak Berlanjut Untuk melaksanakan komponen kegiatan ekonomi dalam penggunaan dana tahap I (20%), di 5 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) telah melaksanakan pelatihan ketrampilan dan pembelian peralatan penunjang dengan hasil sebagai berikut : BKM Meral Kota Bersatu Kelurahan Meral telah membeli 7 set peralatan las senilai Rp ,00. Pelatihan las telah selesai diikuti oleh 4 warga sejak bulan April 2007 dan mereka telah mendapat pekerjaan. Sampai saat audit peralatan las ini tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di ruang sekretariat KSM sebelah bengkel las milik Ketua KSM yang juga pelatih 4 orang warga tersebut. Disamping itu ternyata kegiatan pelatihan las tidak ada lagi dalam rencana penggunaan dana tahap ke II. Salah satu alat yaitu mesin genset kadang-kadang dimanfaatkan untuk warga sekitar sebagai pengganti listrik pada saat listrik padam. BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun telah membeli mesin jahit sebanyak 5 unit senilai Rp ,00. Pelatihan menjahit diikuti oleh 12 orang warga namun karena jangka waktu dan dana pelatihan yang terbatas, peserta yang telah dilatih hasilnya masih dalam taraf pemula sehingga belum berani menerima pesanan. Sejak selesai pelatihan bulan Februari 2007 sampai saat audit mesin jahit tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di Balai Desa lokasi dilaksanakannya pelatihan. Dalam rencana penggunaan dana tahap II pada BKM Sejahtera terdapat kegiatan pelatihan menjahit untuk 12 orang, namun bukan orang sebelumnya. BKM Karya Pratama Kelurahan Teluk Air membeli Mesin Jahit 8 unit dan Mesin Obras 2 unit senilai Rp ,00. Pelatihan diikuti oleh 14 orang warga namun baru menghasilkan taraf pemula. Sejak selesai pelatihan bulan April 2007 sampai saat audit mesin jahit tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di ruang pelatihan lokasi pelatihan. Dalam rencana penggunaan dana tahap II tidak ada lagi pelatihan menjahit pada BKM tersebut. BKM Pamak Mandiri Kelurahan Pamak telah membeli Mesin Jahit 1 unit dan Mesin Obras 1 unit senilai Rp ,00. Pelatihan diikuti oleh 9 orang dan 3 orang diantaranya sudah bisa menerima pesanan dari warga sekitarnya. Sejak selesai pelatihan bulan April 2007 sampai saat audit peralatan tersebut tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di ruang pelatihan lokasi pelatihan. Dalam rencana penggunaan dana tahap II tidak ada lagi pelatihan menjahit pada BKM tersebut. 5) BKM Bina Bersama Kelurahan Parit Mesin Jahit 5 unit dan Mesin Obras 1 unit senilai Rp ,00. Pelatihan diikuti oleh 10 orang namun baru menghasilkan taraf pemula sehingga belum berani menerima pesanan orang lain. Sejak selesai pelatihan bulan April 2007 sampai saat audit peralatan tersebut tidak digunakan lagi untuk pelatihan dan diletakkan di Kantor Kepala Desa Parit. Dalam rencana penggunaan dana tahap II tidak ada lagi pelatihan menjahit. Atas permasalahan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan Penanggungjawab Operasional Kecamatan (PJOK) dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan untuk mengingatkan dan memotivasi masyarakat pada 5 BKM terkait supaya melanjutkan pelatihan menjahit dan las dengan swadaya masayarakat sesuai dengan tujuan program P2KP. Peralatan las di titipkan di sekretariat bkm dimana peralatan bukan milik BKM tetapi milik masyarakat sehingga peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali oleh KSM yang mengusulkan pelatihan sejenis dengan biaya swadaya dan waktu penggunaaannya disesuaikan dengan masa peatihan (training) dengan harapan peserta tadi mampu untuk mengusai dan mengembangkan usaha dari pelatihan tsb. Apabila dari peserta pelatihan mendapat pekerjaan pada saat pelatihan maka hasil dari pendapatanya akan dititip kepada sekretariat BKM sebagai swadaya untuk dipergunakan oleh KSM selanjutnya yang mengusulkan pelatihan sejenis. Mesin Jahit tersebut tetap digunakan oleh KSM yang baru dengan mengikut sertakan peserta yang lama dengan dana swadaya sebagai lanjutan ketahap mahir.karena mereka menganggap bahwa dari pelatihan yang mereka terima kemarin masih kurang sehingga perlu pelatihan lanjutan. Keikut sertaan peserta lama ini berdasarkan kesediaan dan permintaan peserta itu sendiri. Sebagai keberlanjutan karena di tahap ke 3 tidak ada lagi pelatihan menjahit yang di biayai oleh BLM, maka apabila ada KSM yang mengusulkan pelatihan menjahit maka dananya diambil dari swadaya namun mesin yang ada tetap digunakan secara Cuma-Cuma dan secara bertanggung jawab. Mesin Jahit tersebut karena saat ini berada di dua tempat yaitu satu dibukit senang dan satu di Teluk Air, maka sehabis masa pelatihan mesin tersebut akan dititipkan di sekretariat. Mesin tersebut nantinya boleh digunakan kembali oleh KSM lain yang mengusulkan pelatihan sejenis dengan dana swadaya. Mesin jahit dan mesin obras tersebut selama

9 Peralatan tersebut di atas dibeli dalam keadaan bekas pakai kecuali Travo Las. Dari hasil pelatihan menjahit yang baru menghasilkan taraf pemula dan sebagian besar belum bisa mendapatkan penghasilan dari menjahit serta tidak diusulkannya pelatihan menjahit dalam rencana kegiatan tahap ke II seharusnya peralatan menjahit tetap dimanfaatkan untuk pelatihan peserta yang lama dan peserta baru dengan biaya swadaya masyarakat karena sudah merupakan komitmen masyarakat untuk melakukan swadaya berkelanjutan pada saat merencanakan pembelian peralatan menjahit. Demikian juga dengan peralatan las yang seharus dimanfaatkan untuk pelatihan dengan swadaya masyarakat. Masyarakat massih tergantung pada dana bantuan sehingga belum menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan program P2KP III tidak hanya tergantung pada dana bantuan melainkan sangat mengandalkan keikutsertaan dan swadaya masyarakat. Akibatnya peralatan las pada BKM Meral Kota Bersatu Kelurahan Meral dan peralatan menjahit pada BKM Karya Pratama Kelurahan Teluk Air, BKM Pamak Mandiri Kalurahan Pamak dan BKM Bina Bersama Kalurahan Parit dengan nilai keseluruhan sebesar Rp ,00 berpotensi tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuan awalnya dan warga yang telah dilatih belum sepenuhnya dapat mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan kehidupan perekonomiannya. Terhadap permasalahan tersebut PPK dan pihak konsultan P2KP III Kabupaten Karimun menyetujui untuk menindaklanjuti dengan mengarahkan masyarakat untuk memanfaatkan peralatan untuk pelatihan dengan swadaya 2. Terdapat Sisa Uang Pelatihan Ternak Lele di KSM Peternak Ikan Air Tawar Kelurahan Pamak sebesar Rp ,00 Pencairan dana pelaksanaan kegiatan P2KP untuk BKM Pamak Mandiri Kelurahan Pamak Kecamatan Tebing berasal dari SP2D No E/009/110 tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp ,00. Berdasarkan hasil audit pada BKM Pamak Mandiri, masih terdapat sisa uang pelatihan ternak lele di Sekretaris KSM Peternak Ikan Air Tawar sebesar Rp ,00 padahal kegiatan pelatihan sudah berhenti sejak bulan April 2007 dan anggaran yang tersedia untuk kegiatan pelatihan tersebut sebesar Rp ,00 telah dipertanggungjawabkan seluruhnya pada bulan April 2007 dan. Berdasarkan bukti-bukti kwitansi pembayaran, sisa uang sebesar Rp ,00 tersebut merupakan dana untuk: Uang honor pelatih peternakan ikan lele untuk bulan Mei, Juni dan Juli 2007 sebesar Rp yang sudah dipertanggungjawabkan, padahal pelatihan kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan Pamak untuk menindaklanjuti pengembalian uang sebesar Rp ,00 dari Sekretaris KSM Peternak Ikan Air Tawar ke Kas BKM Pamak Mandiri dan memonitor penarikannya jika pelatihan dilanjutkan. masa pelatihan selesai mesin-mesin tersebut akan diletakkan di sekretariat BKM sebagai milik masyarakat pamak yang penggunaannya dimasa datang akan dikelola oleh KSM yang mengusulkan pelatihan sejenis dibawah pengawasan UPS. Meski di tahap 2 ini tidak ada usulan pelatihan menjahit yang dibiayai dari dana BLM namun ada masyarakat RW.01 telah meminta untuk menggunakan mesin tersebut dengan dana swadaya. Penerima manfaat pada pelatihan 1, karena masih ada yang merasa kurang mampu berminat juga untuk melanjutkan pelatihan secara swadaya. Sampai saat ini BKM tetap mensosialisasikan dan menunggu KSM baru yang akan mengusullkan pelatihan menjahit secara swadaya karena BKM menganggap mesin tersebut adalah milik masyarakat, bukan milik BKM atau KSM I. Tanggapan PPK: 1. Untuk Pembelian alat atau peralatan pada tahap 2 akan kami tinjau dalam tiap proposal KSM mengingat pengadaan alat atau peralatan sudah di alokasikan pada tahap I. 2. Dalam pembayaran upah pekerjaan fisik akan kami lengkapi pada setiap KSM dengan daftar pembayaran upah /hari apabila perlu dilengkapi dengan KTP. 3. Mengenai hal-hal atau tanggapan dari audit BPKP akan ditindak lanjuti dengan PJOK Kecamatan, Konsultan, KSM, dan faskel untuk melengkapi kekurangan pada tahap I. Terdapat sisa uang pelatihan sisa uang pelatihan ternak lele di KSM atau ternak ikan air tawar kelurahan pamak sebesar Rp ,- uang sisa tersebut akan dititipkan kepada sekretariat BKM dan akan diambil kembali oleh bendahara KSM secara berkala sesuai dengan penggunaan pelatihan. Honor pelatih belum diserahkan ke pealatih karena saat ini pelatihan di karenakan satu hal. Pelatihan akan dilanjutkan kembali dalam minggu ini, sehingga honor pelatihan akan kembali diserahkan oleh bendahara ke pelatih.

10 sudah berhenti sejak bulan April Pengeluaran biaya cetak sertifikat ternak lele sebesar Rp ,00 untuk 15 orang peserta pelatihan ternak lele padahal kepada yang bersangkutan belum diberikan sertifikat. Biaya operasional KSM untuk 5 orang anggota KSM selama 6 bulan sebesar Rp ,00 yang tidak dicantumkan nama penerima. Biaya konsumsi bulan Mei, Juni dan Juli 2007 sebesar Rp yang sudah dipertanggungjawabkan, padahal pelatihan sudah berhenti sejak bulan April Seharusnya pembayaran-pembayaran dilakukan sesuai dengan realisasi fisik pelaksanan. Atas sisa uang tersebut seharusnya segera dilaporkan dan diserahkan oleh Sekretaris KSM kepada Ketua KSM Peternak Ikan Air Tawar untuk selanjutnya disetorkan kembali ke Kas BKM Pamak Mandiri Hal ini tejadi karena kelalaian Sekretaris dan kurangnya pengawasan penggunaan dana dari Ketua KSM Peternak Ikan Air Tawar. Akibatnya terdapat dana yang tidak dimanfaatkan oleh BKM Pamak Mandiri sebesar Rp ,00. Terhadap permasalahan tersebut PPK dan pihak konsultan P2KP III Kabupaten Karimun memberikan tanggapan bahwa pelatihan ternak lele terhenti karena masalah intern warga di KSM bersangkutan. Uang sisa tersebut akan dititipkan kepada Sekretariat BKM dan akan diambil kembali oleh bendahara KSM secara berkala jika akan digunakan untuk pelatihan. 3. Labur Aspal pada Pekerjaan Semenisasi di BKM Bina Bersama Desa Parit Belum Dilaksanakan Pencairan dana pelaksanaan kegiatan P2KP untuk BKM Bina Bersama Desa Parit Kecamatan Karimun berasal dari SP2D No E/009/110 tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp ,00. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik atas pekerjaan semenisasi jalan desa RT 01/ RW 01 dengan ukuran 128 M x 2 M x 0,08 m yang dilaksanakan oleh KSM Tanjung Menawang, dijumpai pekerjaan labur aspal sebanyak 300 kg atau senilai Rp ,00 yang belum dilaksanakan padahal pekerjaan semenisasi tersebut telah dilaporkan 100%. Hal ini karena aspal yang di pesan dan telah dibayar seluruhnya kepada Toko Yale senilai Rp ,00 sesuai nota No: A83416 tanggal 9 April 2007, ternyata sampai saat audit belum diterima KSM Tanjung Menawang. Toko Yale beralasan aspal dimaksud belum datang. Dalam pembelian seperti ini, seharusnya KSM Tanjung Menawang tidak melakukan pembayaran penuh dan memberikan batas waktu yang tegas kepada Toko Yale untuk menyelesaikan kewajibannya. kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan di Desa Parit meminta KSM Tanjung Menawang memberikan batas waktu paling lambat untuk Toko Yale menyelesaikan kewajibannya dan bila masih tidak dipenuhi uang sebesar Rp ,00 ditarik kembali dan di setorkan ke Kas BKM. Labur Aspal pada pekerjaan semenisasi di BKM Bina Bersama Desa Parit belum dilaksanakan. BKM telah memberikan batas waktu kepada toko Yale hingga batas waktu hari senin tanggal 11 Juni 2007, apabila sampat batas waktu itu toko yale belum juga mengirimkan barang pesanan (aspal), maka uang yang dititipkan tersebut akan ditarik kembali oleh BKM, dan akan dibelikan di toko lain yang tidak membutuhkan waktu pesanan yang lama. Kwitansi pembayaran belum tertib di KSM-KSM.

11 Hal ini terjadi karena pihak KSM Tanjung Menawang khawatir jika menyimpan uang di kas terlalu lama bisa terpakai untuk keperluan lainnya. Akibatnya spesifikasi teknis pekerjaan semenisasi yang diharapkan KSM Tanjung Menawang tidak tercapai dan pembayaran yang telah dilakukan sebesar Rp ,00 tidak bermanfaat. Terhadap permasalahan tersebut PPK dan pihak konsultan P2KP III Kabupaten Karimun menanggapi bahwa BKM telah memberikan batas waktu kepada Toko Yale hingga Senin tanggal 11 Juni 2007 dan bila sampai batas waktu itu toko Yale belum juga mengirimkan Aspal, maka uang akan ditarik kembali oleh BKM untuk dibelikan ke toko lain. 4 Kwitansi Pembayaran Di KSM-KSM Masih Belum Tertib Berdasarkan hasil audit pada 5 kelurahan dan 2 desa yang di sampel, dijumpai bukti pembayaran dari KSM-KSM yang bertanggungjawab melakukan kegiatan belum tertib, yaitu sebagai berikut : 1) Pembayaran kepada pihak ketiga untuk pembelian material untuk pekerjaan fisik dan bahan-bahan untuk pelatihan belum didukung kwitansi yang secara formal mencukupi karena banyak berupa nota dan faktur serta tidak mencantum nama toko dan nama penerima pembayaran secara jelas. Barangbarang yang diterima tidak didukung tanda terima barang. 2) Pembayaran upah kepada warga dan upah tukang hanya 1 buah kwitansi pembayaran secara keseluruhan tanpa didukung daftar tanda terima yang ditandatangani perorang. 3) Kwitansi Pembayaran Honor Pelatih/ Pengajar/ Instruktur yang dibuat KSM satu dan yang lain berbeda-beda seperti : 1 kwitansi untuk pembayaran selama pelatihan dan 1 kwitansi untuk pembayaran beberapa bulan. Kwitansi tersebut tidak menginformasikan mengenai jumlah jasa pelatihan yang diberikan pengajar padahal jadwal hari pelatihan per bulan dari KSM-KSM pelaksana pelatihan berbeda-beda pada setiap BKM/ Kelurahan. Hal ini karena usulan/ perencanaan kegiatan dan biaya kegiatan dari masyarakat juga bersifat total. Sebaiknya dalam pelaksanaan pembelian disediakan kwitansi yang secara jelas mencantumkan pihak yang membayar dan penerima uang serta didukung bukti tanda terima. Kwitansi pembayaran upah sebaiknya dilampirkan daftar tanda terima perorang yang juga memperlihatkan jumlah hari bekerja masing-masing. Dalam pembayaran honor pelatih/ pengajar bulanan sebaiknya diinformasikan jumlah hari atau realisasi yang bersangkutan memberikan jasa pelatihan. Hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya tertib bukti pembayaran. Hal ini berakibat tidak tergambar kinerja dari pembayaran yang telah dilakukan karena tidak terlihat tenaga kerja yang terserap dalam proses pelaksanaan kegiatan, dampak tambahan penghasilan bagi pekerja, jangka waktu pelaksanaan dan frekuensi pelaksanaan kerja per orang. kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan di wilayah kerja masing-masing memberikan pengarahan mengenai pembuatan kwitansi pembayaran yang lengkap dan didukung daftar-daftar yang dibutuhkan. Kwitansi yang tidak ada stempel dan nama toko lebih disebabkan karena tempat pembelian barang yang terkadang melalui perorangan atau toko-toko kecil yang tidak mempunyai stempel toko, kelengkapan pelaporan seperti kwitansi atau nota sedang dicoba ditertibkan melalui pemberian contoh pengisian format yang sebelumnya telah diberikan kepada KSM. Kelengkapan pelaporan seperti kwitansi atau nota sedang dicoba ditertibkan melalui pemberian contoh pengisian format yang sebelumnya telah diberikan kepada KSM. Selain itu kepada KSM khususnya KSM fisik diberikan contoh daftar intensif pekerja sehingga dapat memudahkan pengontrolan pengerjaan perhari.

12 5 Pekerjaan pembuatan parit pada KSM Kenanga BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun kurang senilai Rp ,00 Pencairan dana pelaksanaan kegiatan P2KP III untuk BKM Sejahtera Kelurahan Tanjung Balai Karimun berasal dari SP2D No E/009/110 tanggal 19 Desember 2006 sebesar Rp ,00. Dana tersedia untuk KSM Kenanga pada BKM Sejahtera adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi penggunaan dana untuk pembuatan parit sebesar Rp ,00 dan sebesar Rp ,00 untuk administrasi serta pelaporan. Berdasarkan kwitansi pembayaran, buku kas dan keterangan ketua KSM Kenanga, tidak ada lagi dana yang tersisa. Pekerjaan pembuatan parit sesuai ukuran yang diusulkan yaitu 130 M x 0,40 M x 0,30 M, dengan perhitungan biaya sebesar Rp ,00. Namun dari hasil audit ternyata realisasi fisik pekerjaan parit adalah sebagai berikut: 1) Lokasi I = 33,5 M x 0,30 M x 0,06 M 2) Lokasi II = 12,05 M x 0,25 M x 0,20 M 3) Lokasi III = 27,70 M x 0,25 M x 0,20 M Berdasarkan hasil perhitungan, nilai pekerjaan tersebut sebesar Rp ,00. Dengan demikian terdapat kekurangan fisik senilai Rp ,00 ( Rp ,00 Rp ,00 ). Menurut keterangan Ketua KSM Kenanga, kekurangan fisik tersebut karena: - Pekerjaan parit dilakukan pada jalan aspal yang sudah ada, sehingga jika lebarnya sebesar 0,40 M akan banyak memakan badan jalan aspal yang ada. - Adanya penambahan biaya penggalian parit karena harus mengorek aspal. Seharusnya pekerjaan dilaksanakan sesuai ukuran yang diusulkan masyarakat sesuai komitmen mereka dan kendala-kendala teknis di atas sudah diperhitungkan sebelumnya. Hal ini tidak terdeteksi karena Koordinator BKM Sejahtera tidak melakukan pengukuran fisik sebelum menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan BLM dari KSM Kenanga. Akibatnya terdapat pekerjaan yang masih harus diselesaikan oleh KSM Kenanga senilai Rp ,00. Atas permasalahan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen P2KP Kabupaten Karimun kami rekomendasikan agar melakukan koordinasi dengan PJOK dan pihak konsultan pendamping yaitu Asisten Koordinator Kota Karimun dan Fasilitator Kelurahan untuk : 1) Meminta KSM Kenanga menambah pekerjaan parit pada lokasi yang dianggap membutuhkan atau menambah dengan pekerjaan sarana lingkungan senilai Rp ,00 dengan swadaya masyarakat dan mengawasi pelaksanaan pekerjaannya sebagai pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk menunjang tujuan program P2KP. 2) Meminta seluruh Koordinator BKM termasuk BKM Sejahtera selalu melakukan prosedur pengukuran fisik sebelum menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan BLM dari KSM KSM bersangkutan telah sepakat untuk menyalurkan sisa dana kepada pekerjaan tambahan, yaitu pembuatan tutup parit dengan cor yang pada saat penyusunan proposal memang tidak diusulkan, khususnya untuk parit yang memang berada d sisi jalan utama. KSM sebelumnya sudah memperhitungkan kendala teknis seperti penggalian di jalan aspal namun ditengah pengerjaan muncul usulan lanjutan dari masyarakat untuk tidak mengganggu badan jalan terlalu lebar.

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 9 (JAMBI) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KABUPATEN TANJUNGPINANG No KONDISI

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 7 ( BENGKULU) 1. KABUPATEN BENGKULU UTARA 1. Penyelesaian

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

PE T U N J U K T EKNIS

PE T U N J U K T EKNIS PE T U N J U K T EKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN & PEMANFAATAN DANA BLM BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN Menimbang : BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT Menimbang : a. BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN KEUANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN SWAKELOLA

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2016TENTANG PEDOMAN PELAKSANAANPROGRAM GERAKAN

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 10 (SUMATERA SELATAN) 1. KABUPATEN BANYUASIN 1

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dalam

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 10 (SUMATERA SELATAN) 1. KABUPATEN BANYUASIN 1

Lebih terperinci

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN 5.1. Evaluasi Persiapan (Input) Program Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA REHABILITASI PASAR DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 14. A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN 2013

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012. TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010 BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2017... TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS UNTUK PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

TENTANG TUHAN WALIKOTA BEKASI, (P3BK); petunjuk

TENTANG TUHAN WALIKOTA BEKASI, (P3BK); petunjuk BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15.A 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15.A TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR : 20 TAHUN 2011 TANGGAL : 21 Juli 2011 JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG A. JADWAL BULANAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Bulan Januari

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG I. PENDAHULUAN LAMPIRAN : NOMOR : 38 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 DESEMBER 2011 a. Latar Belakang Salah satu program pembangunan Kabupaten Karawang adalah Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni merupakan Program

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E A BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS TAHUN 2015

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 dan Pasal 99 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan No.611, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Penggunaan Dana Badan Usaha Terlebih Dahulu. Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Bendungan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 Tahun 2011 LAMPIRAN : 1 (satu) berkas TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KEMANDIRIAN KELURAHAN (P2KK) DI KOTA TASIKMALYA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KOTA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 25 2011 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA BANTUAN HIBAH STIMULAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MELALUI BADAN KESWADAYAAN

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA 1 A. PROSES DAN METODOLOGI Proses Koordinasi di lapangan SKPD/ TKPKD FASKEL BKM PROP SNVT PROP BAPEDA RELAWAN KORKOT KMW Proses

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

Halaman Tanggapan dan Langkah-Langkah yang telah diambil oleh Askot CD dan Tim Faskel PNPM P2KP Kab. Biak

Halaman Tanggapan dan Langkah-Langkah yang telah diambil oleh Askot CD dan Tim Faskel PNPM P2KP Kab. Biak Halaman 1-10 1. Pemerintah Kabupaten Biak Numfor tidak optimal dalam melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Biak Numfor Pemerintah Kabupaten Biak Numfor tidak optimal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG 2010 NO: 6 SERI: E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KHUSUS PEMBANGUNAN KANTOR DESA DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

Lebih terperinci

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SE-KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi

Lebih terperinci

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, ============================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DAN KARYA BHAKTI TNI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Februari 2011 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 618 TAHUN 2010 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA INVESTASI DAERAH NON PERMANEN UNTUK

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5...

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5... 1 SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5... PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BANTUAN PROGRAM DAN BANTUAN APARATUR PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANF PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

Lebih terperinci

BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R 3 T A H U N

BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R 3 T A H U N BUPATI B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R 3 T A H U N 2 0 1 6 T E N T A N G TATA CARA PENGALOKASIAN, P E N Y A L U R A N D A N P E D O M A N P

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN BESARAN PENGHASILAN TETAP KEPALA DESA, PERANGKAT DESA, TUNJANGAN KEPALA DESA DAN TUNJANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KOMPENSASI DAMPAK NEGATIF PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010 BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci